Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
1. Aku rasa ibu Cintya
2. Kerana geram dia bocor kepada bella...
 
Semoga bener deh ya ni jawabannya hehe
Dr. Nira
Karena dari cara mainnya lu main pertama kali dengan dia karena ada penegasan di suaranya yg kenceng padahal lu terganggu. Kalau Bella, ketemu aja lu ogah. Kalau lisa, udah ada penegasan lu nolak dia dengan kata2 you're out of my league.

Semoga bener deh ahaha
 
A GAME.
yang bisa tebak dr.Kevin ML dengan siapa, Gw kasih ID sosial media seseorang yang minimal bisa lu cium, grepe-grepe dan bisa BJ lu. Tapi dia bukan cewe murahan karena harus ada usaha pendekatan. The Questions :
1. Di bagian akhir part 7, dr.Kevin ML dengan siapa?
2. Analisanya/alasannya apa?

Jawaban harus benar untuk kedua pertanyaan.
Pemenang bisa lebih dari 1 asal semuanya menjawab dengan benar kedua jawaban pertanyaan diatas.

Game ini berakhir begitu Gw update the next part. Kapan update? Rencana hari Jumat siang. Bisa molor kalau tiba-tiba ada pasien urgen. Jadi kalian yang berminat paling tidak punya waktu 24 jam untuk menjawab.
A GAME.
yang bisa tebak dr.Kevin ML dengan siapa, Gw kasih ID sosial media seseorang yang minimal bisa lu cium, grepe-grepe dan bisa BJ lu. Tapi dia bukan cewe murahan karena harus ada usaha pendekatan. The Questions :
1. Di bagian akhir part 7, dr.Kevin ML dengan siapa?
2. Analisanya/alasannya apa?

Jawaban harus benar untuk kedua pertanyaan.
Pemenang bisa lebih dari 1 asal semuanya menjawab dengan benar kedua jawaban pertanyaan diatas.

Game ini berakhir begitu Gw update the next part. Kapan update? Rencana hari Jumat siang. Bisa molor kalau tiba-tiba ada pasien urgen. Jadi kalian yang berminat paling tidak punya waktu 24 jam untuk menjawab.
1. Katrin
2. Gaya bahasa pas fucking session lebih mirip style nya Katrin. Tkp nya sepertinya berbeda dgn hotel tempat dr. Kevin stay, kemungkinan di ruang praktek. Lalu ada tawaran "kerjasama" utk membantu "masalah" Katrin
 
A GAME.
yang bisa tebak dr.Kevin ML dengan siapa, Gw kasih ID sosial media seseorang yang minimal bisa lu cium, grepe-grepe dan bisa BJ lu. Tapi dia bukan cewe murahan karena harus ada usaha pendekatan. The Questions :
1. Di bagian akhir part 7, dr.Kevin ML dengan siapa?
2. Analisanya/alasannya apa?

Jawaban harus benar untuk kedua pertanyaan.
Pemenang bisa lebih dari 1 asal semuanya menjawab dengan benar kedua jawaban pertanyaan diatas.

Game ini berakhir begitu Gw update the next part. Kapan update? Rencana hari Jumat siang. Bisa molor kalau tiba-tiba ada pasien urgen. Jadi kalian yang berminat paling tidak punya waktu 24 jam untuk menjawab.
1. dr. nira
2. yang lg penasaran kan ada 2 dr. nira atau nurse lisa, tp lebih cenderung c dok nyariin dr. nira pas ketemu lanjut lagi yg kmrn tertunda, istilahnya kmrn dah d blowwork, sekrg gantian di kobel2 tuh dr niranya
 
1. ML sm nurse Lisa
2. Walaupun tadinya gak masuk kategory, tp nurse Lisa bisa buat pilihan terakhir. Juga krn ada balasan WA dari dr. Nira yg diluar dugaan shg Dok. Kevin lsg ambil kode nurse Lisa buat bantu packing.
Suara keras nurse Lisa yg semalam gak puas sm pacarnya...dan emang nurse Lisa
Bitchy.....
 
1. Cintya
2. Harusnya sebagai penulis yang baik,gue yakin lu gak bakal matahin prinsip2 lu, kayak cuma ONS, dan Lisa Bukan tipe lu. Dr Nira kayanya ga mungkin deh, Secara masih siang,apalagi sebagai dosen juga (konsulen ya?), jd mungkin masih sibuk. So, yg paling mungkin cintya ngaku2 sebagai Bella, Supaya bisa ML sama lu. Mungkin dulunya Bella cerita ke cintya tentang lu. BTK.
 
Terakhir diubah:
Dr nira

Dari bahasa yg agak binal, karena dia masih belum puas Ama suaminya jadi dia rada binal
 
izin jawab..

itu bella, karena?

1. si dokter ngga bisa nolak buat ketemu karena diserang alasan yang berat (anak).
2. dia pakai english words, bukan lisa.
3. tidak ada panggilan "doc", bukan nira.
4. keliatan liarnya sprti lama ngga jumpa dan tumpah begitu aja.
5. thats it, she is bella :)
 
Well, game yang kemaren Gw adain ditanggapin beragam. Tapi rata-rata pada punya khayalan tingkat tinggi :D, biasa masturbasi ya? Haha.. Analisanya keren-keren, pada berbakat bikin cerita yang thrilling. Terima kasih sudah berpartisipasi ya. Really appreciated.

Karna ini bukan fiksi tapi real, enjoy the story.

<<PART 8>>

“Hmm.. Lis, kamu..” kataku ragu.
“ya Dok?” Tanya Lisa. “beneran mau bantu saya packing?” tanyaku akhirnya.

Lisa menatap mataku lalu tersenyum menggoda. ”katanya ga ada yang perlu di packing dok? Atau ada yang lain yang mau dimasukkan?” matanya tajam menatapku.

”ada Lis. Tapi sepertinya waktunya ga cukup. Next time ya Lis..”

”Dokter ih! Suka ya PHP in saya!” katanya ketus. Wajahnya memerah, mungkin dia malu campur sange dan tersinggung. Gw tersenyum dan meraih tangannya. ”memang waktunya terbatas Lis. Saya kalau packing butuh waktu lama..” jawabku sambil mengelus tangannya pelan. Sorot mata Lisa berubah melunak. Im sorry Lis, i dont care.

”Lis, kemaren waktu ada pasien yang nanya-nanya tentang saya, dia nanya-nanya ke kamu saja atau ke Rini juga?”

”Nanya ke Rini juga Dok, kan kami berdua di depan. Ada apa Dok?”

”hmm itu lho, Saya lupa tanya ke kamu, yang nanya-nanya tentang saya itu pasien yang mana? Apa ibu Cintya? Atau yang lain?”

”Iya Ibu Cintya Dok. Saya ingat soalnya dia cerewet, ibu-ibu gaul hihihi... terkenal sih dia disini.” jawab Lisa. ”Hayooo kenapa Dok? Tanya aja ke Rini Dok, soalnya lebih banyak ngobrol dengan Rini kemaren, waktu saya sibuk kesana kesini.”

”Oh gitu. Rini kemana kok ga kelihatan?”

”Sudah pulang Dok. Dia kan kemaren kerja double shift. Jadi siang ini udah pulang.”

”kalau dr.Nira?”

”ih, yang dicari dr.Nira terus. Mau saya bantu carikan sekarang? Mungkin dia masih di ruang prakteknya Dok.” Nurse Lisa menawarkan bantuan.

”Oh ya, Lis. Apa Ibu Cintya pasien dr.Nira juga? Katamu tadi dia terkenal disini.”

”hihihi kok tau Dok?”

”Oh ya, benar ya?”

”Iya ibu Cintya ini rajin kesini Dok. Dia kenal semua dokter disini. Kalau ada keluhan apapun dia kesini, jadi hampir semua dokter pernah menanganinya.”


**

Di dalam mobil Gw buka WA dan ada beberapa chat dari Bella.

Bella : “Kevin, Im serious. We need to talk.”
Bella : “Kamu dimana Kevin. Aku samperin..”
Bella : ”Kevinnnn...”

Gw menghabiskan beberapa menit untuk merenung, berpikir dan membayangkan apa yang terjadi kalau Gw ketemu Bella. Gw ga terlalu yakin dengan ’anak kita’ yang dibilang Bella.

Gue : ”Bell, alamat rumahmu mana? Gw yang ke rumahmu.”
Bella : ”jangan Kevin. Aku aja yang samperin kamu. Di rumahku ada banyak orang. Aku mau kangen-kangenan denganmu Kevin..”
Gue : “Tapi Gw mau ketemu anak kita.”
Bella : ”Ya nanti, kita ketemu dulu. Kevin jahat ih. Aku kangennn..”
Gue : ”hehe.. masih liar seperti dulu Bell?”
Bella : ”Aku lebih liar Kevin...”. Hmm chat yang aneh. Kamu lebih liar? lalu kamu ini siapa?
Gue : ”oohh.. hehehe... :DMenarik. Mungkin dia memang Bella. Atau yang lain.
Bella : ”kamu dimana?”
Gue : ”Kamar 505.”
Bella : ”Ok aku kesana ya.. 30 menit lagi sampai.”
Gue : ”Ok Cin..” Cintya kah kamu?
Bella : ”Cin?”
Gue : “Cinta.. sayang..” Hmm.. kalau kamu ternyata Ibu Cintya..
Bella : “oh.. bisa gombal juga ya?”
Gue : “Bisa lah. Salah satu DNA cowok berfungsi untuk gombal.”
Bella : “Oh gitu. Penelitian siapa itu? Yang menemukan DNA itu?”

Ok lah, Cuma kamu yang bertanya dengan nada begini.. Gw sudah tahu siapa kamu.

**
Gw baru habis menelan sepotong roti ketika kamar Gw berbunyi belnya. Wajahnya tampak tenang ketika kupersilakan masuk kamar.
”Kok kamu tau Dok, kalau aku yang WA kamu?” tanyanya. ”Hampir saja saya batal kesini begitu baca WA mu, Dok.” sikapnya tenang, tetapi kata-katanya kurang santai.
”apa yang membuatmu tetap kesini? Saya sudah memberimu celah untuk batal kesini.”
”aku kagum padamu Dok. Mungkin ini satu-satunya kesempatan saya berdua dengan dokter disebuah kamar tertutup.” Matanya beberapa kali menghindar tatapan mataku.
”kagum? Kamu kenal banyak dokter di RS itu.. bahkan mungkin di RS yang lain juga.. ”
”Ya, aku kagum dengan beberapa dokter.”
”dan kamu menggoda semua dokter yang kamu kagumi?”

”Tidaklah Dok. Aku kagum dengan beberapa dokter, tapi dokter berbeda.”
”beda apanya?”
”dokter sopan dan bikin penasaran”
”oh..”
”mungkin juga karena saya tidak cantik dan seksi ya Dok?”
”Menurutmu begitu?”
”Aku chubby kan Dok. Tidak pintar make up juga.”

”kamu pemain watak yang baik rupanya. Di chat kamu nakal. Waktu ngobrol kamu tenang dan datar.” kataku sambil berbaring. Gw mulai perhatikannya.
”hahaha.. iya Dok. Saya dingin diluar, dalamnya berapi-api.”

Tanpa Gw minta dia ikut naik ke ranjang. Gw terkejut ketika kakinya bergerak ke arah selangkangan Gw. Ujung jari kakinyanya mulai mencari penis Gw.
”Apa yang kamu mau?” tanyaku. Sentuhan jarinya membuatku mulai merasa enak.
”buka celanamu Dok..”
Gw menurutinya membuka celana lalu melemparkannya kesamping. Jari kakinya kembali menemukan penis Gw dan menggesek-gesekkannya. Perlahan penis Gw mulai menegang.
”Kamu mau aku buka rok ku, atau bajuku?” tanyanya dengan tatapan tenang dan dingin. Gila.. she’s so cool.

”Rok..” jawabku.
”Buka bajumu..” katanya setelah roknya terlepas. Mataku menatap celana dalam biru muda. Perutnya sedikit muncul karena chubby, tapi kulitnya terlihat sangat bersih.
”kamu mau aku buka..”
”Celana dalammu” jawabku cepat memotong kata-katanya.
”oh..” dia sedikit terkejut. Lalu meloloskan celana dalamnya.

”Berdiri!” kataku lembut tapi tegas. Dia menggerakkan kepalanya, seperti mencerna apa yang terjadi. Dia ingin memimpinku, tetapi sekarang Gw yang mengambil alih pimpinan. Dengan perlahan dia berdiri.
”kesini.” kataku. Dia maju. Gw pegang kedua pahanya. Vaginanya tepat berada di depanku.
”Arghh... dok!” dia mendesah ketika Gw mulai menjilat vaginanya.
”Arghh.. arghh... dokkk!” suaranya makin mengeras. Tangan kirinya mencengkeram rambutku dan tangan kanannya di dinding. Baru beberapa jilatan vaginanya sudah sangat basah. Wah, mana enak nih begini basah.

”udahhhh dok.. gantiann..” katanya lalu mendadak melepaskan kaki dan tangannya. Dilepasnya celana dalam Gw dengan kasar lalu melahap penis Gw.
”Erghhh..” penis Gw langsung tegang maksimal diperlakukan agar kasar olehnya. ”Ahhh..” Gw akui tekniknya luar biasa enak. Gw pejamkan mata dan menikmatinya. Bayangan dr.Nira muncul, fuck. Kemana itu dokter. Bisa-bisanya Gw ingat dia padahal lagi mesum gini..

Sepertinya siang ini Gw cukup kuat untuk bertarung. Hisapan dan jilatan enaknya belum kurasakan akan membuatku meledak dalam waktu dekat. Tanganku mulai meraba-raba payudaranya dari luar bajunya. Lumayan besar ternyata.
Kepalanya lalu terangkat, melepas hisapannya. Dia memandangku dengan wajah penuh birahi. Dalam beberapa detik kami sudah saling melumat bibir. Ciumannya panas, kasar dan menggigit beberapa kali. Nafasnya terengah-engah.

Gw mulai ikut kasar meremas payudaranya dari luar, ketika dia sendiri nampaknya ingin kulit tanganku menjamah langsung kulit payudaranya. Dengan sekali gerakan, bajunya terlepas. Payudara itu masih terlindungi bra tanpa kawat.
Tanganku melingkar ke punggungnya dan melepas kait branya, sementara bibir kami tetap saling menghisap.
”Arghh..” erangnya. Matanya menatapku liar.
”Enak Dok?” Tanyanya. Gue menganggukan kepala lalu menuju ke lehernya. Gue jilat dan gigit-gigit disana.
”Argghhh! Yaaahhh yahhh! Disitu!!!” teriaknya. Ohh dia peka di leher. Gw percepat tempo dan desahannya makin kuat. Berkali-kali dia berteriak dan menjambak rambut Gw.
Gw kembali ke bibirnya dan kami kembali berciuman dengan ganas. Air liur kami kemana-mana, ciuman yang sangat basah, kasar dan penuh birahi.

Keringat mulai membasahi tubuh kami. Setelah bibir kami saling melumat dan terlepas, payudara indah itu sekarang menempel di hidungku. Putingnya menegang. “Akhhh..” Desahnya ketika kuhisap cukup kuat.

“Harder please!! Yaaaah, yahhhh!” Erangnya. Berisik sekali. Biasanya Gw tergannggu dengan suara sekeras itu. Tapi entah kenapa kali ini, Gw benar-benar suka!!
“Aaduhh enaknya.. bisa lebih keras lagiii? Aaaargghhh.. iya, terus… teruss… aiiihhh..!!” teriaknya lagi. Oh my, bisa-bisa semua penghuni kamar sebelah menempelkan telinganya ke dinding kamar ini.
“Sst.. jangan berisik ntar kedengaran…” kataku dengan terengah-engah.
“Biariiinnn.. ini enakkk!” katanya sambil tertawa, lalu meremas penisku.

Dia menindihku dan kami rebah. Tubuhnya bergeser-geser menggesek tubuhku. Penisku mulai merasakan lembab di pusat kenikmatannya.
Tanpa bantuan tangan, kami berdua sepakat. Penis Gw berusaha masuk dengan bantuan gerakan pinggulnya. Beberapa kali gagal masuk. Seperti salah sasaran. Gw mencoba menggerakkan pinggung Gw. Akhirnya, Sleb. Masuk. Hangat. Kami berdua bertatapan mata.
”Bentar Dok. Perih..” katanya pelan lalu memejamkan mata.
”Katanya minta dikasarin..” kataku sambil tersenyum.
”Iya, perih tapi enakk..” katanya lalu mulai bergerak. Pinggulnya bergerak naik turun. Gw memejamkan mata dan menikmati sensasi nikmat di penis Gw.
”enak Dok?” tanyanya lagi.
”Iya..” kataku. Gerakannya makin cepat. ”Arghh” desahku. Tubuhnya bergetar dan kembali berteriak.
”Hampir Dok.. aku hampirrr...ahhh enakkkk.... ” mendadak dia berhenti.
”sudah?” tanyaku. Dia menggeleng. Lalu tertawa.
“capek.. sudah lama sekali dok, lebih dari dua tahun yang lalu..” Gw ikut tertawa.
“Mau saya diatas?”
“Engga, saya susah dapat kalau dibawah..” tolaknya lalu kembali bergerak.
Gw pegang pinggulnya lalu membantunya bergerak.
“Arggh arghh...”

Kami berpacu kembali. Keringat bercucuran. Beberapa menit kemudian Gw mulai merasakan denyut di penis gw.
“Gw mau sampai..” kataku.
“Aku juga Dok.. ehh..keluarin diluar ya Dok. Kecuali dokter mau punya anak dari saya. Hahaha” katanya sambil tertawa.
“Arghhh hampirr... yahhhhh yahhh..” teriaknya. Tubuhnya menegang lalu lunglai. Dia rebah diatasku dengan senyum merekah.
“kamu belum ya Dok? Sini..” katanya lalu meraih penisku dan kembali menghisapnya. Hanya beberap detik kemudian Gw muncrat di mulutnya. Ditelannya sperma Gw dan dibersihkannya penis gw dengan lidahnya.

It is a good sex. Bukan karena Gw orgasme, tapi karena dia orgasme. Melihat seorang wanit tergetar-getar, mendesah dan mencapai puncaknya adalah kebanggaan Gw.
“kamu kenal baik dengan Bu Cintya?” tanyaku setelah suasana mereda.
“iya Dok. Dia Cerita tentang dokter dan Bella. Bikin panas hati saja. Dari situ aku makin penasaran denganmu.” jawab Nurse Rini. ”tadi belum jawab lho. Kok bisa tau itu aku?” tanyanya sambil mencubit perutku.
”aduh.. hahha.. saya tanya Lisa ternyata Bu Cintya ada banyak ngobrol denganmu kan? jadi cuma kamu yang paling memungkinkan.”
”Oh.. padahal kupikir dokter akan mengira saya Ibu Cintya.”
”sempat terpikir sih. Tapi tidak mungkin karena dia tidak akan berani menggoda saya. Saya juga tidak akan bercinta dengan saudara kandung Bella.”

”wuih, dokter Kevin punya sisi romantis. Bella berkesan sekali ya Dok?” kata Rini setengah mengejek. Gw tidak menjawabnya.
”untung aku nekad kesini. Jadi enak deh.. hihih” Rini tertawa.
”rahasia kita ya Rin.” kataku.
”pasti Dok. Oh ya saya ada bawa oleh-oleh buat Dokter, tapi masih di motor. Mau saya ambilkan sekarang?” tanya Rini.
”Hmm, sekalian saya turun ya Rin. Mau lunch didepan hotel itu ada depot, katanya enak. Mau ikut Lunch?” tanyaku. Rini menggelengkan kepala.
”jangan basa-basi Dok. Kalau kelihatan orang RS, akan jadi gosip lho Dok. Saya langsung pulang saja.”

Kami berdua keluar dari Lift untuk menuju ke parkiran ketika di Lobby Gw melihat sosok seseorang. Orang itu membalikkan badan dan melihatku dan Nurse Rini.

”Dok, itu ada dr.Nira..” kata Rini dengan suara pelan, terdengar jelas dia sangat tegang. Jantungku berdegup kencang. Dr.Nira melambaikan tangannya kearah kami, lalu berjalan mendekati kami. "kamu tetap disini ya Rin, tapi diam saja"

**
 
Out of my mind, dok. I bet no one here ever think that she is rini. Great story!
 
Well, game yang kemaren Gw adain ditanggapin beragam. Tapi rata-rata pada punya khayalan tingkat tinggi :D, biasa masturbasi ya? Haha.. Analisanya keren-keren, pada berbakat bikin cerita yang thrilling. Terima kasih sudah berpartisipasi ya. Really appreciated.

Karna ini bukan fiksi tapi real, enjoy the story.

<<PART 8>>

“Hmm.. Lis, kamu..” kataku ragu.
“ya Dok?” Tanya Lisa. “beneran mau bantu saya packing?” tanyaku akhirnya.

Lisa menatap mataku lalu tersenyum menggoda. ”katanya ga ada yang perlu di packing dok? Atau ada yang lain yang mau dimasukkan?” matanya tajam menatapku.

”ada Lis. Tapi sepertinya waktunya ga cukup. Next time ya Lis..”

”Dokter ih! Suka ya PHP in saya!” katanya ketus. Wajahnya memerah, mungkin dia malu campur sange dan tersinggung. Gw tersenyum dan meraih tangannya. ”memang waktunya terbatas Lis. Saya kalau packing butuh waktu lama..” jawabku sambil mengelus tangannya pelan. Sorot mata Lisa berubah melunak. Im sorry Lis, i dont care.

”Lis, kemaren waktu ada pasien yang nanya-nanya tentang saya, dia nanya-nanya ke kamu saja atau ke Rini juga?”

”Nanya ke Rini juga Dok, kan kami berdua di depan. Ada apa Dok?”

”hmm itu lho, Saya lupa tanya ke kamu, yang nanya-nanya tentang saya itu pasien yang mana? Apa ibu Cintya? Atau yang lain?”

”Iya Ibu Cintya Dok. Saya ingat soalnya dia cerewet, ibu-ibu gaul hihihi... terkenal sih dia disini.” jawab Lisa. ”Hayooo kenapa Dok? Tanya aja ke Rini Dok, soalnya lebih banyak ngobrol dengan Rini kemaren, waktu saya sibuk kesana kesini.”

”Oh gitu. Rini kemana kok ga kelihatan?”

”Sudah pulang Dok. Dia kan kemaren kerja double shift. Jadi siang ini udah pulang.”

”kalau dr.Nira?”

”ih, yang dicari dr.Nira terus. Mau saya bantu carikan sekarang? Mungkin dia masih di ruang prakteknya Dok.” Nurse Lisa menawarkan bantuan.

”Oh ya, Lis. Apa Ibu Cintya pasien dr.Nira juga? Katamu tadi dia terkenal disini.”

”hihihi kok tau Dok?”

”Oh ya, benar ya?”

”Iya ibu Cintya ini rajin kesini Dok. Dia kenal semua dokter disini. Kalau ada keluhan apapun dia kesini, jadi hampir semua dokter pernah menanganinya.”


**

Di dalam mobil Gw buka WA dan ada beberapa chat dari Bella.

Bella : “Kevin, Im serious. We need to talk.”
Bella : “Kamu dimana Kevin. Aku samperin..”
Bella : ”Kevinnnn...”

Gw menghabiskan beberapa menit untuk merenung, berpikir dan membayangkan apa yang terjadi kalau Gw ketemu Bella. Gw ga terlalu yakin dengan ’anak kita’ yang dibilang Bella.

Gue : ”Bell, alamat rumahmu mana? Gw yang ke rumahmu.”
Bella : ”jangan Kevin. Aku aja yang samperin kamu. Di rumahku ada banyak orang. Aku mau kangen-kangenan denganmu Kevin..”
Gue : “Tapi Gw mau ketemu anak kita.”
Bella : ”Ya nanti, kita ketemu dulu. Kevin jahat ih. Aku kangennn..”
Gue : ”hehe.. masih liar seperti dulu Bell?”
Bella : ”Aku lebih liar Kevin...”. Hmm chat yang aneh. Kamu lebih liar? lalu kamu ini siapa?
Gue : ”oohh.. hehehe... :DMenarik. Mungkin dia memang Bella. Atau yang lain.
Bella : ”kamu dimana?”
Gue : ”Kamar 505.”
Bella : ”Ok aku kesana ya.. 30 menit lagi sampai.”
Gue : ”Ok Cin..” Cintya kah kamu?
Bella : ”Cin?”
Gue : “Cinta.. sayang..” Hmm.. kalau kamu ternyata Ibu Cintya..
Bella : “oh.. bisa gombal juga ya?”
Gue : “Bisa lah. Salah satu DNA cowok berfungsi untuk gombal.”
Bella : “Oh gitu. Penelitian siapa itu? Yang menemukan DNA itu?”

Ok lah, Cuma kamu yang bertanya dengan nada begini.. Gw sudah tahu siapa kamu.

**
Gw baru habis menelan sepotong roti ketika kamar Gw berbunyi belnya. Wajahnya tampak tenang ketika kupersilakan masuk kamar.
”Kok kamu tau Dok, kalau aku yang WA kamu?” tanyanya. ”Hampir saja saya batal kesini begitu baca WA mu, Dok.” sikapnya tenang, tetapi kata-katanya kurang santai.
”apa yang membuatmu tetap kesini? Saya sudah memberimu celah untuk batal kesini.”
”aku kagum padamu Dok. Mungkin ini satu-satunya kesempatan saya berdua dengan dokter disebuah kamar tertutup.” Matanya beberapa kali menghindar tatapan mataku.
”kagum? Kamu kenal banyak dokter di RS itu.. bahkan mungkin di RS yang lain juga.. ”
”Ya, aku kagum dengan beberapa dokter.”
”dan kamu menggoda semua dokter yang kamu kagumi?”

”Tidaklah Dok. Aku kagum dengan beberapa dokter, tapi dokter berbeda.”
”beda apanya?”
”dokter sopan dan bikin penasaran”
”oh..”
”mungkin juga karena saya tidak cantik dan seksi ya Dok?”
”Menurutmu begitu?”
”Aku chubby kan Dok. Tidak pintar make up juga.”

”kamu pemain watak yang baik rupanya. Di chat kamu nakal. Waktu ngobrol kamu tenang dan datar.” kataku sambil berbaring. Gw mulai perhatikannya.
”hahaha.. iya Dok. Saya dingin diluar, dalamnya berapi-api.”

Tanpa Gw minta dia ikut naik ke ranjang. Gw terkejut ketika kakinya bergerak ke arah selangkangan Gw. Ujung jari kakinyanya mulai mencari penis Gw.
”Apa yang kamu mau?” tanyaku. Sentuhan jarinya membuatku mulai merasa enak.
”buka celanamu Dok..”
Gw menurutinya membuka celana lalu melemparkannya kesamping. Jari kakinya kembali menemukan penis Gw dan menggesek-gesekkannya. Perlahan penis Gw mulai menegang.
”Kamu mau aku buka rok ku, atau bajuku?” tanyanya dengan tatapan tenang dan dingin. Gila.. she’s so cool.

”Rok..” jawabku.
”Buka bajumu..” katanya setelah roknya terlepas. Mataku menatap celana dalam biru muda. Perutnya sedikit muncul karena chubby, tapi kulitnya terlihat sangat bersih.
”kamu mau aku buka..”
”Celana dalammu” jawabku cepat memotong kata-katanya.
”oh..” dia sedikit terkejut. Lalu meloloskan celana dalamnya.

”Berdiri!” kataku lembut tapi tegas. Dia menggerakkan kepalanya, seperti mencerna apa yang terjadi. Dia ingin memimpinku, tetapi sekarang Gw yang mengambil alih pimpinan. Dengan perlahan dia berdiri.
”kesini.” kataku. Dia maju. Gw pegang kedua pahanya. Vaginanya tepat berada di depanku.
”Arghh... dok!” dia mendesah ketika Gw mulai menjilat vaginanya.
”Arghh.. arghh... dokkk!” suaranya makin mengeras. Tangan kirinya mencengkeram rambutku dan tangan kanannya di dinding. Baru beberapa jilatan vaginanya sudah sangat basah. Wah, mana enak nih begini basah.

”udahhhh dok.. gantiann..” katanya lalu mendadak melepaskan kaki dan tangannya. Dilepasnya celana dalam Gw dengan kasar lalu melahap penis Gw.
”Erghhh..” penis Gw langsung tegang maksimal diperlakukan agar kasar olehnya. ”Ahhh..” Gw akui tekniknya luar biasa enak. Gw pejamkan mata dan menikmatinya. Bayangan dr.Nira muncul, fuck. Kemana itu dokter. Bisa-bisanya Gw ingat dia padahal lagi mesum gini..

Sepertinya siang ini Gw cukup kuat untuk bertarung. Hisapan dan jilatan enaknya belum kurasakan akan membuatku meledak dalam waktu dekat. Tanganku mulai meraba-raba payudaranya dari luar bajunya. Lumayan besar ternyata.
Kepalanya lalu terangkat, melepas hisapannya. Dia memandangku dengan wajah penuh birahi. Dalam beberapa detik kami sudah saling melumat bibir. Ciumannya panas, kasar dan menggigit beberapa kali. Nafasnya terengah-engah.

Gw mulai ikut kasar meremas payudaranya dari luar, ketika dia sendiri nampaknya ingin kulit tanganku menjamah langsung kulit payudaranya. Dengan sekali gerakan, bajunya terlepas. Payudara itu masih terlindungi bra tanpa kawat.
Tanganku melingkar ke punggungnya dan melepas kait branya, sementara bibir kami tetap saling menghisap.
”Arghh..” erangnya. Matanya menatapku liar.
”Enak Dok?” Tanyanya. Gue menganggukan kepala lalu menuju ke lehernya. Gue jilat dan gigit-gigit disana.
”Argghhh! Yaaahhh yahhh! Disitu!!!” teriaknya. Ohh dia peka di leher. Gw percepat tempo dan desahannya makin kuat. Berkali-kali dia berteriak dan menjambak rambut Gw.
Gw kembali ke bibirnya dan kami kembali berciuman dengan ganas. Air liur kami kemana-mana, ciuman yang sangat basah, kasar dan penuh birahi.

Keringat mulai membasahi tubuh kami. Setelah bibir kami saling melumat dan terlepas, payudara indah itu sekarang menempel di hidungku. Putingnya menegang. “Akhhh..” Desahnya ketika kuhisap cukup kuat.

“Harder please!! Yaaaah, yahhhh!” Erangnya. Berisik sekali. Biasanya Gw tergannggu dengan suara sekeras itu. Tapi entah kenapa kali ini, Gw benar-benar suka!!
“Aaduhh enaknya.. bisa lebih keras lagiii? Aaaargghhh.. iya, terus… teruss… aiiihhh..!!” teriaknya lagi. Oh my, bisa-bisa semua penghuni kamar sebelah menempelkan telinganya ke dinding kamar ini.
“Sst.. jangan berisik ntar kedengaran…” kataku dengan terengah-engah.
“Biariiinnn.. ini enakkk!” katanya sambil tertawa, lalu meremas penisku.

Dia menindihku dan kami rebah. Tubuhnya bergeser-geser menggesek tubuhku. Penisku mulai merasakan lembab di pusat kenikmatannya.
Tanpa bantuan tangan, kami berdua sepakat. Penis Gw berusaha masuk dengan bantuan gerakan pinggulnya. Beberapa kali gagal masuk. Seperti salah sasaran. Gw mencoba menggerakkan pinggung Gw. Akhirnya, Sleb. Masuk. Hangat. Kami berdua bertatapan mata.
”Bentar Dok. Perih..” katanya pelan lalu memejamkan mata.
”Katanya minta dikasarin..” kataku sambil tersenyum.
”Iya, perih tapi enakk..” katanya lalu mulai bergerak. Pinggulnya bergerak naik turun. Gw memejamkan mata dan menikmati sensasi nikmat di penis Gw.
”enak Dok?” tanyanya lagi.
”Iya..” kataku. Gerakannya makin cepat. ”Arghh” desahku. Tubuhnya bergetar dan kembali berteriak.
”Hampir Dok.. aku hampirrr...ahhh enakkkk.... ” mendadak dia berhenti.
”sudah?” tanyaku. Dia menggeleng. Lalu tertawa.
“capek.. sudah lama sekali dok, lebih dari dua tahun yang lalu..” Gw ikut tertawa.
“Mau saya diatas?”
“Engga, saya susah dapat kalau dibawah..” tolaknya lalu kembali bergerak.
Gw pegang pinggulnya lalu membantunya bergerak.
“Arggh arghh...”

Kami berpacu kembali. Keringat bercucuran. Beberapa menit kemudian Gw mulai merasakan denyut di penis gw.
“Gw mau sampai..” kataku.
“Aku juga Dok.. ehh..keluarin diluar ya Dok. Kecuali dokter mau punya anak dari saya. Hahaha” katanya sambil tertawa.
“Arghhh hampirr... yahhhhh yahhh..” teriaknya. Tubuhnya menegang lalu lunglai. Dia rebah diatasku dengan senyum merekah.
“kamu belum ya Dok? Sini..” katanya lalu meraih penisku dan kembali menghisapnya. Hanya beberap detik kemudian Gw muncrat di mulutnya. Ditelannya sperma Gw dan dibersihkannya penis gw dengan lidahnya.

It is a good sex. Bukan karena Gw orgasme, tapi karena dia orgasme. Melihat seorang wanit tergetar-getar, mendesah dan mencapai puncaknya adalah kebanggaan Gw.
“kamu kenal baik dengan Bu Cintya?” tanyaku setelah suasana mereda.
“iya Dok. Dia Cerita tentang dokter dan Bella. Bikin panas hati saja. Dari situ aku makin penasaran denganmu.” jawab Nurse Rini. ”tadi belum jawab lho. Kok bisa tau itu aku?” tanyanya sambil mencubit perutku.
”aduh.. hahha.. saya tanya Lisa ternyata Bu Cintya ada banyak ngobrol denganmu kan? jadi cuma kamu yang paling memungkinkan.”
”Oh.. padahal kupikir dokter akan mengira saya Ibu Cintya.”
”sempat terpikir sih. Tapi tidak mungkin karena dia tidak akan berani menggoda saya. Saya juga tidak akan bercinta dengan saudara kandung Bella.”

”wuih, dokter Kevin punya sisi romantis. Bella berkesan sekali ya Dok?” kata Rini setengah mengejek. Gw tidak menjawabnya.
”untung aku nekad kesini. Jadi enak deh.. hihih” Rini tertawa.
”rahasia kita ya Rin.” kataku.
”pasti Dok. Oh ya saya ada bawa oleh-oleh buat Dokter, tapi masih di motor. Mau saya ambilkan sekarang?” tanya Rini.
”Hmm, sekalian saya turun ya Rin. Mau lunch didepan hotel itu ada depot, katanya enak. Mau ikut Lunch?” tanyaku. Rini menggelengkan kepala.
”jangan basa-basi Dok. Kalau kelihatan orang RS, akan jadi gosip lho Dok. Saya langsung pulang saja.”

Kami berdua keluar dari Lift untuk menuju ke parkiran ketika di Lobby Gw melihat sosok seseorang. Orang itu membalikkan badan dan melihatku dan Nurse Rini.

”Dok, itu ada dr.Nira..” kata Rini dengan suara pelan, terdengar jelas dia sangat tegang. Jantungku berdegup kencang. Dr.Nira melambaikan tangannya kearah kami, lalu berjalan mendekati kami. "kamu tetap disini ya Rin, tapi diam saja"

**
Mantaf surantaf dok.....:tegang:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd