Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
Ijin pasang patok di sini suhu...
Seperti nya menarik dan bikin seeerrrr...seeerrr-an nih cerita.
Semoga update nya ngga lama dan bisa sampai tamat.
 
Yah masih sibuk nih.....
 
plot ngga ada masalah

pemakaian bahasa inggrisnya masih banyak yang off, details di grammarnya kurang pas. monggo dikoreksi
 
awal yg seru buat cerita baru

keep post jgn sampai berhenti di tengah jalan
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kelihatannya bakalan rame dan mengalir enak nih cerita.
Sang dokter penakluk wanita.
 
90% real story...? Wow looks good
Jadi edisi pertama Vita, suster Lisa, Cintya, dokter Nira, atau suster Ratih atau malah back to Bela nih...
Gelar tiker sambil ngupi dulu deh...
 
Bimabet
>> PART 2<<

”Dok.. ini Hpnya ketinggalan” kata Lisa. ”ups.. terima kasih ya.” kataku menerima HP ku dari tangan Lisa. ”Lagi buru-buru ya Dok?” Lisa tersenyum dengan raut wajah becanda. ”iya sih, ada janji.” jawabku sambil ikut tersenyum.

”oh gitu, ok Dok. Selamat menikmati” aku menangkap ekspresi Lisa yang sepertinya ragu-ragu hendak mengucapkan sesuatu.
”pasti..” jawabku lalu menutup pintu. Maaf Lisa, i have no time for u.

Sambil berjalan gw buka WA dan beberapa chat dari Vita menarik perhatianku.
Vita : Hows your day, doct? Sampai kapan di kota ini? Ada acara apa malam ini? Kalau engga sibuk ketemuan yuk?
Gw balas cepat, “a good one. Besok lusa kalau tidak ada perubahan. Sudah hampir semua pasien yang appointment untuk dua hari ini ternyata datang hari ini. Malam ini di hotel, ketemuan boleh, kamu ke hotel saya bisa?”

Gw melangkahkan kaki dengan cepat, sampai nyaris bersenggolan dengan dr.Nira yang sedang berbicara dengan beberapa nurse.
”Maaf Dok..” kataku.
”oh gapapa Dok.. Sudah mau pulang ya? Kebetulan ketemu, dari tadi saya menunggumu” jawab dr.Nira. Gw menghentikan langkah.
”Saya mau ajak kamu dinner sambil ngobrol” kata dr.Nira.
”kalau Dokter bisa.” sambungnya. Aku reflek melirik jam tanganku.
”bisa kalau sekarang.” jawabku sambil menatap matanya yang cantik. Aku tidak menunggunya. Kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar.
Beberapa saat kemudian kudengar langkah kakinya mendekatiku.
”apa kamu selalu secepat ini dan tanpa basa basi?” tanya dr.Nira ketika sudah berjalan disampingku. Nafasnya sedikit memburu.
”tergantung konteks.” jawabku.
”kamu suka dikejar wanita?” tanya dr.Nira lagi. Hmm..
”kamu merasa inferior karena barusan saya meninggalkanmu Dok?” Gw balik bertanya. Suddenly this is getting deep.
”kamu menghindari menjawab dan balik bertanya. Ini berlawanan dengan ciri khasmu yang tidak suka basa basi. Sedang berusaha menutupi kepribadianmu?”
”Kepribadian tidak bisa ditutupi Dok.” jawabku.
”itu tesismu?” nadanya santai.
”Socrates akan setuju denganku” oh tentu saja gw juga bisa bermain santai.
”hahaha.. okay. Mau makan apa?” dr.Nira tertawa lepas. A plus point. Dia tidak terganggu dengan style gw.
”apapun yang menurutmu enak. Saya ikut.” jawabku.

Kubuka WA, ada balasan dari Vita.
”bisa, jam berapa? Ketemu di lobby ya?”
“langsung ke kamar saya aja bisa? Tapi nanti saya kabari kalau sudah balik hotel.”
”mau dibawain makanan apa?” balas Vita.
”oh tidak perlu. Ini saja lagi dijalan mau dinner.”

”kesini, Dok!” kata dr.Nira memanggilku karena gw salah belok.
”Sori sori, hehehe..” kataku sambil tersenyum.
”Naik mobilku saja ya. Nanti kuantar deh kamu balik hotelnya” kata dr.Nira.

**
”apa yang membuatmu mau ke kota ini, dok?” tanya dr.Nira. Kami duduk berhadap-hadapan disebuah rumah makan dengan banyak kolam ikan.
”seorang wanita, 25 tahun. Besok kami akan bertemu lagi.” jawabku.
”apakah dia akan membuatmu lebih cerdas? Atau kamu memang ingin menyembuhkannya?” pertanyaan dr.Nira selalu membuatku terkesan.
“Saya merasa sedang diteliti oleh seorang dokter spesialis yang sangat hebat, sekaligus seorang dosen yang mengagumkan. Seorang istri dari seorang pria yang tidak kalah hebat, punya 2 orang putera yang juga sangat berprestasi.” kataku sambil mencari sudut pandang matanya. Mata kami bertemu. Senyumnya merekah, mencoba menutupi keterkejutannya.
Well.. aku tersanjung, dok. Seorang dokter yang masih berusia muda tetapi disertasinya memberikan sumbangsih signifikan, dia sekarang duduk didepan saya dan dia tahu tentang suami dan kedua anak saya. Again, apakah kamu memang selalu secepat ini?”
”google selalu cepat, dok. Tidak sulit mencari info tentangmu.” jawabku. Apalagi kamu cantik, dokter Nira. Algoritma google sangat beauty friendly.

”hahaha, jadi pertanyaan yang ini pun kamu tidak akan menjawabnya?”
”bagaimana jika aku tidak memilih keduanya? Aku tidak berusaha menjadi lebih cerdas dan ini juga bukan tentang keinginanku menyembuhkanya”
”Oh ya?” matanya terlihat terkejut. ”Lalu kenapa?” kejarnya.
”Atau, bagaimana jika saya melakukannya untuk keduanya? Agar saya lebih cerdas sekaligus saya memang ingin menyembuhkannya?”
”yang manapun tidak masalah, tapi menginginkan keduanya sekaligus terdengar sebagai sebuah kebohongan, karena..”
”karena dua pilihan jawaban yang kamu sediakan telah kamu desain sebagai sebuah dikotomi.” Gue memotong perkataanya. Kulihat dr.Nira menelan ludahnya.

exactly. Aku bertaruh kamu cukup kreatif untuk menemukan jawabanmu sendiri, asal tidak mengikuti pilihan jawabanku.” kata dr.Nira tegas, dalam, dengan nada berat. Tetapi sorot matanya tidak berubah. Tetap tenang dan memukau.
”terdengar sinis, hehee” aku terkekeh. Perkataanku barusan pun tidak menggoyahkannya. Matanya tetap bercahaya dengan sama terang seperti sebelumnya.

”aku ke kota ini karena memenuhi janjiku pada seseorang. Untuk menolong gadis itu.” kataku sambil meraih jari tangannya.
Dr.Nira tidak menolak sentuhanku. Tangannya halus dan merespon tanganku yang meremas jemarinya. Kami saling mengusapkan jari beberapa saat dalam keheningan, dengan mata saling memandang.

Dr.Nira dengan perlahan menggenggam jari telunjukku. Gw dengan perlahan menggesekkan jari telunjuk, keluar masuk ke dalam genggaman tangannya. Penisku bergerak mengeras. Jariku seperti bersenggama dengan genggaman tangannya, grave tempo dan dengusan nafas kami yang mendadak bisa kudengarkan.
Tiba-tiba genggamannya menjepit jari telunjukku. Gw menarik nafas berat. ”Silakan makan dan minum” katanya pelan. Pesanan kami sudah tiba. Kudengar bunyi HP berbunyi. Dr.Nara menjawabnya.

”hai sayang.. iya nih mama lagi makan. Sayang udah makan? Ajak adik makan juga ya. Hm.. ooohh.. papa mungkin lagi di seminar. Nanti coba kakak telpon papa lagi deh ya. Idih, yang baru ditinggal papa dua hari aja sudah kangen yaaa... hahaha. Iya sayang, nanti mama pulang agak malam ya. Mungkin juga besok pagi baru pulang... hahaha tuh kan, langsung pikirannya main PS 4. Iya boleh kok main. Ok sayang, mama lanjut makan ya...” Kata dr.Nara menutup telpon sambil menatap mataku.

Mungkin juga besok pagi baru pulang.. Gw menggelengkan kepala.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd