Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
<<PART 10>>

Gw masuk di PI Lounge, CGK. Menunggu pesawat ke Singapore. Gw suka dengan lounge ini karena ada kamar mandinya. The foods also good. Gw sangat memperhatikan kebersihan dan tentu saja shower facility in a lounge, catch me. Tapi kali ini tidak ada cukup waktu untuk mandi disini, walaupun Gw belum sempat mandi.

“Halo, ke Singapore ya?” tanyaku pada seorang gadis cantik berpenampilan casual yang sedang berusaha mengambil segelas guava juice. Dia mengangguk tanpa senyum. “Iya nih.” Katanya datar. Setidaknya dia menjawab pertanyaanku dengan ramah. Dia menatapku sebentar lalu berlalu begitu saja sambil membawa gelas minumannya.
Gw melirik tubuhnya yang membelakangiku. Sexy. Pinggulnya bergoyang seakan menggodaku. Kuperhatikan beberapa saat, dia duduk sendiri. Perfect. Gw ambil minuman dan makanan, duduk diujung ruangan tetapi tetap bisa melihatnya.

Gadis itu menikmati minumannya sambil membuka HPnya. Tingginya mungkin 165 an, terlihat makin tinggi karena rambutnya yang panjang dan pilihan fashionnya. Kaos dan celana pendek. Tubuhnya sedang saja. Tipikal pekerja kantoran. Mungkin tugas kantor yang membawanya ke Singapore.
Makanan Gw habis dan masih ada waktu untuk mencoba mendapatkan nomor Hpnya.

“Sudah sering ke Singapore?” tanyaku, tanpa permisi duduk disebelahnya.
“beberapa kali.” Jawabnya lalu kembali asik memainkan Hpnya. Hmm, dia sopan tetapi waspada. Menarik.
“Boleh kenal? Saya Kevin.” kataku sambil mengulurkan tangan.
”Mita.”
”Ini liburan?”
”Iya. Kamu?” akhirnya Mita bertanya. Progres yang bagus. Logat suaranya bukan dari Jakarta. Seperti jawa tengah atau jawa timur.
”Ada kerjaan.” jawabku. Berharap dia tanya kerjaan Gw, Supaya obrolan mengalir. Padahal Gw ke Singapore karena ada undangan pernikahan sahabat Gw.

”oh ok.” kata Mita lalu kembali memainkan Hpnya. Dia bahkan tidak menanyakan apa pekerjaanku. This is not good. Mungkin dia memang lagi ingin sendiri.
”Save trip and enjoy your holiday, Mita..” Gw memilih berdiri dan meninggalkan Mita. Gw belum punya bahan untuk ngobrol jadi lebih baik Gw menikmati makanan lain lounge ini.
”okay..” jawab Mita sambil menganggukkan kepalanya.

**
Di pesawat Gw cukup beruntung bisa terlelap sampai kemudian terbangun ketika dorongan untuk buang air kecil memaksa Gw ke toilet. Tanpa sengaja Gw melihat Mita sedang asik di kursinya menikmati film. Keluar dari toilet Gw melihatnya dan kali ini Mita melihat Gw. Langsung Gw lambaikan tangan dan dia membalas lambaian tanganku. Kursi disebelahnya kosong. Kesempatan yang terbuka.

”Nonton apa?” tanyaku pelan. Jarak antar seat di business class tidak serapat economy, jadi Gw harus sedikit mencondongkan badan.
Random sih, ga benar-benar konsen.” jawabnya.
”udah mau sampai juga.” Kataku.
“iya.”
“Gw lumayan bisa tidur tadi.”
”Ya Aku sih malah ga pernah tidur kalau di pesawat.” katanya.
”Oh ya?”
”Iya, rugi bayarnya kalau di business class dipakai tidur. Hihihi..” Mita tertawa. Kaget juga sih, ga nyangka dia sudah sesantai ini ngobrolnya.

”hahaha, iya sih, Tiap orang beda yah. Kalau buat Gw bisa tidur itu kemewahan.” kataku. Mita menatapku sekilas.
”insom?” tanyanya. Gw menggelengkan kepala.
”ya kerjaan Gw membuat jam tidur Gw agak berantakan.”
”Kerja apa, Kev?” Akhirnya.
”dokter”
”Oh.. dokter apa?” Pertanyaan yang sama, kesekian ratus. Every single time, when i told someone that i am a doct.

”Dokter (skip, censored). ” jawabku. ”kamu kerja apa Mit?” Gw balas nanya.
”Pramugari.” jawabnya. Kali ini dia tersenyum melihat ekspresi kaget Gw. Dia tahu Gw ga nyangka sama sekali.
”Wah, pramugari maskapai apa?”
”maskapai (skip, censored).” jawabnya.
”Bukannya ada free seat ya buat pramugari?”
”Ada, economy.” jawabnya. ”Sekali-kali memanjakan diri.” lanjutnya.

”baguslah Mit. Kamu kerja di pesawat kan lebih banyak berdiri. Business Class sangat cocok untukmu.”
“ya kalau lagi ada duit lebih sih, Dok.” katanya.
”Jangan panggil Dok lah. Panggil nama saja.”
”Ih situ kan udah tua, masa maunya dipanggil nama. Hihi..” minta disuntik ni bocah. Padahal umur ga beda jauh.
”hahaha. Stay dimana Mit?”
”Marina Bay. Kamu?” katanya. Wow, ni pramugari keren. Naik business class dan tidur di Marina Bay.
”Gw ada flat di Singapore.” Jawabku.
“Serius? Enak banget.”
“Sederhana kok. Jauh kalau dibandingkan MBS.” kataku.
”Iya nih. Lagi pengen senang-senang.”
”Senang-senangnya fancy ya?” kataku, lalu mengeluarkan HP.

”Boleh minta no Hpmu?” kataku sambil menyodorkan Hpku.
”ihh engga juga. Jarangggg bangettt deh fancy gini.” kata Mita sambil mengetikkan nomor Hpnya di Hpku.
”Sendirian di Sing?” tanyaku. Beberapa saat kemudian kami mendengar pengumuman, pesawat sudah hampir landing.
”Ada teman-teman sudah berangkat duluan dari kemaren. Gw baru dapat ijin off hari ini sih. Nyebelin.” Katanya. Target mendapatkan nomor HP dan sedikit narasi tentang hidupnya terpenuhi. Mita. One more girl.

**
Jeff and Kartika’s Solemnization at Nosh Restaurant, Rochester Park.
Gw diundang kesini oleh Kartika. One of my best friend yang sudah lebih dari sepuluh tahun stay di Singapore. Pernikahan yang sederhana, Cuma sekitar 30 orang.

“Kevinnnnn.. terima kasih ya nyempetin datang! Senang sekali akuuu..” kata Kartika sambil memeluk dan mencium pipiku.
Congrat ya kus.. Cantik sekali. Eh, Gede banget laki mu. Muat tuh?” candaku. Gw panggil dia bukan Tika, tapi Tikus. Kecil, imut, hitam, suka makan keju. Jodohnya juga bule penghasil keju dari Belanda, Jeff. Tika tertawa dan mencubitku sampai berteriak sakit.

”take care my sister, Jeff. If you hurt her, I will kill you” Kataku sambil tersenyum lalu memeluk Jeff yang lantas tertawa terbahak-bahak.
“I will. She’s my life.” Kata Jeff. “hows your flight?” tanya Jeff. “that was really good, Jeff.” Jawabku. Kartika langsung tertawa.
“If Kevin said such thing, it mean, he met a beautiful girl.” Kata Kartika.
“In the plane? You got her number?” tanya Jeff sambil nyengir.
“Yes.” Kataku lalu tertawa.

“Padahal…” Kartika meraih tanganku, lalu menarikku ke kerumunan gadis-gadis cantik yang sedang asik ngobrol.
“Aku mau kenalin kamu ke mereka. Semuanya available.” kata Kartika.

”Girls.. This is Kevin. He’s a single, a doctor from Indonesia, and a player.” Kata Kartika lalu tertawa. Damn. Dasar tikus. Gadis-gadis itu langsung tertawa dan menyodorkan tangannya.

“Marina. Iam From Italy. So what kind of player are you?” Berkacamata, sedikit gemuk. Wajahnya ceria. Penampilannya seksi dengan belahan dada mengintip. Score sekilas 7/10

“Helen. Indonesia.” Rambut panjang, agak gemuk mirip Marina. Wajahnya melankolis, terlihat serius. Biasanya wajah begini nafsunya besar. Score sekilas 7/10

”Laura. Indonesia.” Tubuhnya sedang. Lebih cantik dari semuanya. Selera fashionnya sangat keren. Score sekilas 8/10.

“Jannice. Iam from Singapore. How are you?” sapanya. Kurus tinggi, putih sekali. A Chinese atau Korea mungkin. Score sekilas 7.5/10.

“Hahaha.. Tika is my best friend. She’s the real player. So many men got heart attack because of her!” kataku sambil merangkul bahu Kartika.

“And you were Tika’s student?” tanya Jannice sambil tersenyum.
“No way. Im a music player.” kataku terkekeh. Kampret bener si Tikus.
”Dont Worry, Kevin. I like a playboy. If you’re a bad boy, I would like to explore you..” Goda Marina disambut tawa yang lain.
“Show us then, if you really a musician.” Tantang Jannice. Gw melihat ke ujung, ada piano dan gitar disana. Gw menggelengkan kepala.
“No, Sorry. I used to get paid if i play music” tolak Gw.
“A liar.. you cant play music don’t you?” ejek Helen. Sekalinya ngomong ketus amat si buntut kuda.
“nice excuse.. I’ll pay you.” Kata Laura. Matanya menatap mataku dengan aura bercanda. Cantik sangat sih kalau Laura ini. Gw mulai berpikir mau memenuhi tantangan Laura.

“jangan deh, Kevin.” Kata kartikus. Gw memandang Kartika tak paham maksudnya.
“Gw tahu lu udah nafsu aja pengen bikin mereka klepek-klepek. jangan sekarang.” Bisik Kartika sambil menarik tanganku pergi dari mereka.

“Sorry Girls!” kata Kartika. Dia membawaku ke gerombolan pria-pria yang juga sedang asik ngobrol. “Ini sebagian keluarganya Jeff. Sebagian teman-teman kami.” Kata Kartika.

“Hey Guys. This is Kevin, my best friend.” Kata Kartika.
“hi bro. I heard about you. Steph.” Kata pria gemuk botak berwajah mirip Steven Seagal. Ganteng, cuma buncit.
”Dokter Kevin. Masih ingat Gw?” Sapa Rusdy. Tentu saja Gw ingat.

”Ingat dong. Architect hebat lulusan Australi. Ga ajak bini lu?” tanyaku.
”Ada, Cuma masih jalan-jalan tadi. Ntar lagi nyampe.”

”Hey, Kevin. My name Michael. Nice to meet you.” Kata Michael yang berwajah mirip Jeff.
“Are you Jeff’s brother?” kataku. Dia mengganggukkan kepala.

“Yes, Iam the youngest brother.”
Gw udah malas aja basa-basi dengan cowok-cowok ini. Buang-buang waktu.

“Ok, have a good time everyone. Need back to the girls. Iam single so..” kataku sambil tertawa. Mereka tertawa mengerti maksudku.
“You know the Indonesian Girl, Laura? She’s hot..” kata Michael.
“Yes, we have plan for tonight date. Mike..” jawabku.
“Really? I thought you just met her. So we’re competing now to get Laura?” canda Michael. Bawel sekali ini bule. Ga brenti-brenti ntar kalau Gw tanggapin obrolannya.

**
Gw buang air kecil dengan Penis tegang karena membayangkan Laura, Jannice, Marina dan Helen. Semuanya available, kata Tika. Tapi Gw jelas ga akan punya waktu untuk mengenali mereka semua. Gw harus pilih, dan Gw harus adu cepat dengan pria-pria lain yang berpikiran sama denganku.

Marina, sepertinya enak nih makan pizza. Payudaranya nyembul menantang.
Helen, pedas. Muka nafsuin, tapi juteknya itu.
Laura, cantik, seksi dan keren. Pilihan utama deh.
Jannice. Kalah dikitlah dari Laura, cuma terlalu kurus.

Gw keluar dari rest room dan kembali ke venue ketika hampir semuanya sudah duduk. Michael sial. Dia duduk didepan Laura. Salah satu kursi kosong ada didepan Helen, si jutek. Kursi kosong lainnya berada di depan para pria dan ada juga kursi kosong yang benar-benar sendirian, tidak akan ada teman ngobrol.

Gw mulai bimbang, pilih kursi di depan Helen yang duduk diapit Jannice dan Marina, atau duduk sendirian. Tampaknya acara segera dimulai. Gw melihat Laura dari kejauhan dan sekilas Laura memandang Gw. Mungkin dia sadar Gw perhatikan.
Ok, Michael, silakan dapatkan Laura.

Gw akhirnya pilih duduk di depan Helen. Wajah dan body sih dia kalah dari Laura. Tapi siapa tahu otaknya menang jauh.
”Gue duduk sini ya Helen..” kataku. Marina dan Jannice sedang ngobrol dengan pria di depannya masing-masing.

”Ya silakan..” kata Helen. Wajahnya sendu. Duduk didepannya baru tercium harum parfum yang dipakainya.

”Kamu benar player seperti kata Tika?” tanya Helen. Pertanyaan yang sungguh diluar ekspektasi. Apa-apaan ini. Baru saja duduk. Matanya menatapku tajam. Suaranya sangat pelan dan nyaris berbisik..
”Berapa wanita sudah kamu tiduri?” Gw merasa kakiku disentuh. Kakinya Helen?
 
Terakhir diubah:
Enggak dpt pertamax hiks

Nunggu lanjutan nya
 
Wuihhh....semakin mantap nih petualangnya suhu...ditunggu ama pramugari mita aja nih.
 
Suhu nya demen ngasih kentang bakar nieh... Kwkwkwkwkwwk... Bikin penasaraaannnn
 
berapa wanita yang kamu tiduri?

1.jika aku bilang ratusan, apakah kamu akan menempelkan bagian tubuhmu yang lain di tubuhku helen?

2. aku bukan speeti itu helen, aku hanya sulit cocok dengan banyak wanita walupun pernah dekat, karna itu aku disebut player

3. kenapa tidak kau cari tau di flatku saja helen?

wah kira2 alur mana nih kedepannya, ayo pak dokter cabul, diupdate lagi yooo
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd