Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LOUNGE OOT - Curhat yuk - HtH

Udah 500 pages mau lanjut, ganti TS, apa ditutup?

  • Lanjut

    Votes: 25 78,1%
  • Ganti TS

    Votes: 4 12,5%
  • Tutup Trit

    Votes: 3 9,4%

  • Total voters
    32
  • Poll closed .
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
β€œit’s our first step”

GIVE AWAY FOR THE MOST INSPIRING STORY 2022
Persyaratan
1. Minimal 1000 char
2. Tema kisah inspiratif. Baik kisah cinta dan perjuangan hidup.
3. Kisah seotentik mungkin, bisa kisah yg dialami sendiri atau kisah yg dialami orang lain. Tidak boleh kutipan. Tidak boleh karangan.

Deadline pengumpulan cerita inspiratif Tanggal 11 Februari 2022, Pengumuman 14 Februari 2022.

Hadiah
Juara 1: Berupa E-Money dengan saldo 500k
Juara 2: Berupa E-Money dengan saldo 300k
Juara 3: Berupa E-Money dengan saldo 200k
Juara favorit: berupa tag d0natur 3 bulan.

Desain:

Desained by @ottonk

Desained by @perutbulet

Desained by @perutbulet

Juri: @XocoatlDag @rosie @superfly

Proporsional penilaian,
1. 80% substansi cerita,
2. 20% cara penulisan.

URGENT!! Tambahan penjelasan, rule dan FAQ silahkan klik ini ya

DETAIL FAQ
Informasi umum ini yaa...
Halo, Haloo... selamat pagi.... hehe,, maaf yak. baru bisa posting dini hari. ini rangkuman FAQ sebagai tambahan rule ya...
  1. Juri boleh diprotes?
    Nope, Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat
  2. Bagaimana formatnya, jumlah postingan dan lain sebagainya?
    Format sih bebas aja tp ada beberapa hal yg harus diperhatikan. Setiap ID hanya bisa setor 1 cerita, panjang cerita minimal 1000 char, maksimal 1 postingan, so, pilih kisah terbaiknya ya... serta wajib:
  3. Kalau sudah posting, boleh diedit ga?
    Boleh, Postingan isi cerita, tanda baca maupun mulustrasi bisa diedit sampai batas terakhir pengumpulan deadline GA.
  4. Udah ga sabar nih, boleh skrg kuposting ga?
    Nope, silahkan mulai post cerita mulai 26 Januari 2022 pukul 00.00. Batas pengumpulan/posting adalah 11 Februari 2022 pukul 23.59. Selain di rentang waktu itu, kita anggep sebagai cerita biasa ya...
  5. Gw ragu cerita kisah sendiri, toh ga ada bedanya cerita tentang orang lain, kan?
    Nope, Beda koq. Cerita yg dialami sendiri, mempunyai nilai tambah tersendiri. Kami hargai keberanian dan niat baik anda. Cerita orang lain/orang tua/keluarga yang dianggap memiliki nilai, silahkan saja, namun tentu penilaian akan berbeda dengan kisah yang dialami sendiri. Dan sekali lagi bukan karangan atau copas ya....
  6. Postingan peserta boleh dikomentari ga?
    Boleh, namun usahakan vibe komentarnya tetap positif ya... karena setiap pengalaman dan kisah hidup seseorang sangat berharga. Belum tentu ketika anda dalam posisinya, bisa bertahan, dan bersikap seperti yang telah dia lakukan.
  7. Pemilihan cerita favorit gimana?
    Pemilihan cerita favorit ditentukan dengan vote ketika penutupan GA, pemenang hanya 1 ID dengan suara vote terbanyak
  8. Panitia boleh ikutan?
    Boleh, namun akan ada reduksi poin nilai. Kecuali jika benar-benar berniat menang dan mendapatkan hadiah. Silahkan posting dgn ID lain. Dengan tanpa memberitahukan siapa Prime ID anda kepada orang lain, terlebih lagi juri. jika juri tau, maka reduksi nilai tetap berlaku.
  9. Bagaimana dengan juri? boleh ikutan?
    Nggak deh, kalo memang ingin berkontribusi cerita, silahkan, namun tidak sebagai bagian yang akan dinilai, sekedar berbagi ya.
  10. Kalau ditulis dalam bahasa inggris semua boleh ga?
    Nggak, namun jika ingin menambahkan sebagian untuk menambah vibe, mempertajam makna dan rasa, silahkan saja.
  11. Boleh ga menyertakan foto, puisi dan lagu?
    Boleh, Silahkan menyertakan foto, lagu, sebagai ilustrasi, untuk menambah vibe nya. Foto riil pun boleh asal jangan disturbing pictures (jgn lupa diWM dan stiker jika pic dirasa terlalu pribadi)
Detailnya ini ya...


2 jam 27 menit sebelum waktu posting dimulai...
 
Kepada Yth,
TS Om @volnut
dan para juri Om @XocoatlDag , Kak @rosie , Mas @superfly

#GAHtH

Dengan adanya cerita ini aku mengajak kawan-kawan HtH untuk masuk ke kenyataan hidupku di masa sekolah sampai menikah. Enjoy β˜•

=====

KELUH KESAH KISAH KASIH

"Neng, neng, berhenti dulu! Ini uangnya buat bekel sekolah." ucap mama sambil mengejar aku yang berjalan semakin cepat tanpa menoleh ke belakang sambil menangis. Dilemparnyalah uang sepuluh ribu rupiah "candak tah artosna (ambil itu uangnya)". Akupun berhenti mengambil itu dan memberikan ke mama, "Udah ma, buat adik-adik dirumah pada makan aja." Setelah itu aku pamit cium tangan lalu bergegas naik angkutan kota. Berawal dari bangkrutnya Warung Makan orang tua dan ditipu orang untuk bekerja sama membuka counter HP aku sudah terbiasa tanpa bekal jajan saat jam istirahat, ada ongkos untuk pulang pergi sekolahpun sudah sangat bersyukur.

Lulus dari SMP Bandung aku pindah ke SMA Banten mengikuti papa yang pindah tugas kerja kesana. Rasanya agak lega membuka lembaran baru di kota baru dengan harapan bisa memperbaiki kondisi Elit alias ekonomi sulit. Kami membuka rental PS dirumah, menitipkan cemilan kue basah ke warung-warung komplek dan di kantin sekolahku. Senang semuanya berjalan lancar, dimudahkan semua urusan rumah.

Ketika dipertengahan semester kelas 10 papa harus pindah tugas lagi ke Jakarta, tapi saat itu aku sudah punya pacar tidak sanggup jika harus LDR atau putus, aku juga merasa sudah dewasa bisa mandiri tidak mau ikut pindah karena lelah harus adaptasi lagi dengan teman dan lingkungan baru. Khawatir meninggalkan aku sendiri, jadi hanya papa yang pindah. Kami berempat, aku, mama, dan adik-adikku tinggal bersama di Banten.

Semua terasa baik-baik saja, dua minggu sekali papa pulang ke rumah memberi mama uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari semua cukup terpenuhi. Entah kurangnya apa ternyata tanpa sepengetahuan papa, mama terlilit hutang rentenir yg bunganya membengkak dan tidak sanggup untuk membayar. Setiap hari dirundung ketakutan untuk menghadapi para rentenir, menghindarinya kami pura-pura tidak ada di rumah, aku bersembunyi dibawah wastafel, dibawah kasur, diam dalam lemari, apapun itu sebisa mungkin tidak ketahuan. Aku sempat trauma dengan suara ketukan pintu, takut dengan ancaman para rentenir. Semua benda-benda berharga habis terjual, bayaran sekolah sering terlambat sampai saat sebelum ulangan harus antri mengambil kartu ulangan sementara, dan kami juga tutup usaha rental PSnya. Itu semua bahkan belum bisa melunasinya karena tutup lubang gali lubang. Miris ada salah satu rentenir minta menikahi aku jika ingin hutangnya lunas, tapi aku menolak, menangis sejadi-jadinya dan kabur pergi tanpa arah tujuan.

Karena terlilit hutang dan sudah tidak sanggup untuk membayar kontrakan, mama dan adik-adikku memutuskan pindah ke Jakarta dan aku tetap tinggal di Banten, aku menyadari jika ikut pindah ke Jakarta pasti akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Aku dititipkan di rumah paman yang kebetulan membuka warung kelontongan, jadi setelah pulang sekolah aku membantu berjualan sampai malam dengan bayaran tempat tinggal dan makanku. Beruntung punya pacar baik, aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk sekolah, pulang pergi aku selalu dijemputnya. Orang tua pacar sudah setuju kami berpacaran sampai pernah meminta aku setelah lulus untuk menikah dengan anaknya dan melanjutkan usaha kayu milik mereka. Aku hanya merespon dengan tersenyum malu-malu "Ah, masih terlalu dini untuk memikirkan pernikahan. Fokusku sekarang hanya belajar dan bertahan hidup. Kalau berjodoh pasti kami akan bersatu", ucapku dalam hati. Memang saat pacaran aku berpikir semua akhir dari hubungan ini adalah menikah dengan dia.

Suatu ketika aku harus membeli buku LKS (Lembar Kerja Siswa), tapi aku tidak sanggup jika harus meminta ke orang tua, takut menjadi beban. Akhirnya aku memutuskan akan menjual HP Nokia seri 3230 untuk diganti dengan HP poliponik yang lebih murah agar lebihnya bisa dibelikan buku. Sebelumnya aku menghubungi pacarku, barangkali dia mencariku. Lewat pesan singkat "Aa, mf dd gk bs sms dl, hp mo dijual" (dulu biaya SMS masih dihitung perkarakter, jadi harus singkat supaya irit pulsa). Tidak lama Aa langsung menelpon.
Aa : Kenapa HP dd mau dijual? Terus nanti kalo Aa kangen pengen nelpon gimana?

Sebenarnya malu, tapi Aa harus tau apapun yang sebenarnya terjadi.
Dd : Buat beli buku LKS, A. HP ini mau dd ganti ke yang biasa, nanti kita tetep bisa kontekan. Harus jual ke pasar, jadi dd kabarin Aa dulu takut nyariin.

Aa : Udah atuh ngk usah dijual, nanti Aa minta uang ke mamah bilang buat beliin buku buat Dd. Ngk boleh nolak, pokoknya nanti sore Aa anterin uangnya ke warung.
Tut tut tutttt telpon putus.

Diterimalah uang dan salam dari mamah Aa, besoknya langsung aku belikan buku LKS. Tak lupa berterima kasih untuk kebaikan mamahnya.

Hubungan kami memang tak seperti orang lain berpacaran yang pergi menonton, makan malam, atau hanya sekedar jalan-jalan. Apalagi semenjak aku harus membantu berjualan kami jadi jarang bertemu, hanya disekolah atau saat diminta mamah Aa untuk mampir makan siang pulang sekolah. Ternyata lama kelamaan Aa tidak tahan juga, dia masih ingin bersenang-senang seperti orang pacaran sewajarnya. Kami sering bertengkar hingga harus mengakhiri kisah kasih di SMA, Aa jadi jarang masuk sekolah, main ke tempat billiard, gonta ganti pacar, dan ikut tawuran. Lalu Aa dipindahkan ke pondok pesantren oleh orang tuanya. Pastinya aku merasa bersalah, kehilangan, tapi mau apa dikata. Ternyata dia bukan takdirku.

Semenjak putus setiap Sabtu-Minggu pasti aku pergi ke Jakarta, supaya bisa move on melupakan sang mantan. Ketika aku sedang pulang, kakak pemilik kontrakan rumahku di Jakarta mau mengadakan hajatan sunatan, aku diminta menjadi pagar ayu. Malamnya aku membantu memotong sayuran untuk hidangan besok. Saat sedang mengiris kentang, datanglah lelaki dewasa sambil mendorong kopernya. Yang memasak riuh ramai menyambut kedatangan orang itu. "Wah bos udah pulang!!" sorak ibu-ibu dari dapur. Batinku sambil melihatnya "ih apasi ni om om dihebohin emak-emak kayak anak kecil." Dia juga menatapku kebingungan. Ternyata oh ternyata dia adalah salah satu anak dari pemilik kontrakan dan baru pulang tugas luar kota.
Selama menjadi pagar ayu ada seorang fotografer yang diam-diam mencuri pandang, dialah yang semalam baru datang. Dia duduk di kursi sampingku sambil menyodorkan es krim yang disajikan di meja prasmanan. Kami berkenalan dan berbincang seadanya. Aku tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi lebih memerhatikan gerak gerik orang apalagi dengan orang yang baru bertemu, lain dengannya yang pandai mencairkan suasana. Aku memanggilnya Mas. Kesan pertama aku bisa menilai dia orang baik yang pintar, melihat dari mana caranya berbicara serta berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya yang hadir.

Semenjak pertemuan pertama, bertukar nomor HP aku dan Mas jadi lebih akrab. Hampir setahun kami jadi TTM (Teman tapi mesra) Mas sering mengunjungiku, dan pergi bermain. Seperti saat liburan akhir tahun, Mas mengajak aku dan adik-adikku ke pantai Anyer. Kami bersenang-senang. Aku merasa sudah cocok dan nyaman tapi Mas tidak pernah mengutarakan perasaannya. Butuh kejelasaan, akhirnya saat makan siang aku memberanikan diri untuk bertanya "Mas, sebenarnya hubungan kita ini apa?" Jawaban yang aku dapat kurang memuaskan "Jalani saja dulu" hmmm.

Keluarganya pun mengetahui hubungan kami, orang tuanya merestui dan sangat senang karena akhirnya si bontot lelaki satu-satunya mempunyai pacar juga. Sebab selama ini Mas belum pernah pacaran. Lain dengan kakaknya yang tidak senang dengan hubungan kami, karena aku bukan dari keluarga terpandang yang penuh catatan hutang. Aku tidak tahan sampai menyerah, memilih untuk mundur saja. Mas meyakinkanku dengan alasan yang penting dirinya dan orang tuanya menerima ku apa adanya bukan ada apanya. Baiklah aku coba. Semester akhir Mas datang ke rumah meminta ijin kepada orang tuaku untuk bertunangan denganku, bukan langsung menentukan kapan tanggal nikah tapi hanya mengikat bahwa kami saling memiliki. Selama masa kami berpacaran Mas banyak membantu dalam melunasi hutang dan keperluan hidup keluargaku.

Setelah lulus SMA aku pindah ke Jakarta. Papa pensiun kerja, gonjang ganjing mulai terasa lagi. Membayangkan lanjut kuliah saja aku tidak mampu karena sebagai anak pertama merasa harus membantu keluarga juga, sambil berusaha mencari kerja aku berpikir bagaimana supaya otak ini terus digunakan, takutnya jika terlalu lama menganggur nanti jadi malas. Akhirnya diambilah kursus, selang setengah tahun aku mendapatkan pekerjaan. Sudah keenakan bekerja tidak kepikiran lagi untuk kuliah. Malam mingguan Mas mengajak kencan, pergi menonton "MERRY RIANA : Mimpi Sejuta Dollar" di bioskop. Aku sangat menikmati peran Kak Chelsea Islan, beberapa kali dibuat kagum sampai menangis terharu. Jujur setelah menonton film itu jadi termotivasi, tergugah lagi hatiku "Oke fix harus lanjutin kuliah, walau tidak sesuai harapan minimal ilmunya bisa digunakan untuk mengajarkan anak-anak kelak." Aku putuskan mengambil kelas malam, jadi aku bisa tetap bekerja.

Suatu hari Mas ijin pergi mendaki gunung bersama teman-teman kantornya, aku mengijinkan. Muncul notif WA dari Mas mengirimkan foto dirinya dengan pemandangan yang penuh bunga Edelweiss (konon katanya bunga bentuk cinta dan keabadian) sambil memegang kertas HVS bertuliskan "CEPET LULUS, KITA NIKAH" Aduh meleleh hati ini, dengan kilat aku jawab "IYA :*"

Rencana setelah lulus buyar, karena sudah tidak tahan lagi membawa kasih ke pernikahan jadi dipercepat. Seiring berjalannya waktu kakak Mas mau menerimaku. Kini kami dikaruniai dua putri cantik. Kehidupan orang tua dan adik-adikku sudah lebih bahagia, walaupun kisah papa mama berpisah demi kebaikan bersama.​

Seberat apapun masalahmu bersabarlah,
Sesulit apapun ujianmu hadapilah.
Masalah dan ujian adalah teman terbaikmu, karena merekalah yang meningkatkan kualitasmu.
Bersyukur, bersabar, dan berprasangka baik.
Akan dipertemukan dengan yang terbaik.
TUHAN itu baik.



Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang


Sekian~
Terima kasih...
 
Terakhir diubah:
Yth, TS Om @volnut dan para juri Om @XocoatlDag , Kak @rosie , Mas @superfly

#GAHtH

Dengan adanya cerita ini aku mengajak kawan-kawan HtH untuk masuk ke kenyataan hidupku di masa sekolah sampai menikah. Enjoy β˜•

=====

KISAH KASIH KELUH KESAH

"Neng, neng, berhenti dulu! Ini uangnya buat bekel sekolah." ucap mama sambil mengejar aku yang berjalan semakin cepat tanpa menoleh ke belakang sambil menangis. Dilemparnyalah uang sepuluh ribu rupiah "candak tah artosna (ambil itu uangnya)". Akupun berhenti mengambil itu dan memberikan ke mama, "Udah ma, buat adik-adik dirumah pada makan aja." Setelah itu aku pamit cium tangan lalu bergegas naik angkutan kota. Berawal dari bangkrutnya Warung Makan orang tua dan ditipu orang untuk bekerja sama membuka counter HP aku sudah terbiasa tanpa bekal jajan saat jam istirahat, ada ongkos untuk pulang pergi sekolahpun sudah sangat bersyukur.

Lulus dari SMP Bandung aku pindah ke SMA Banten mengikuti papa yang pindah tugas kerja kesana. Rasanya agak lega membuka lembaran baru di kota baru dengan harapan bisa memperbaiki kondisi Elit alias ekonomi sulit. Kami membuka rental PS dirumah, menitipkan cemilan kue basah ke warung-warung komplek dan di kantin sekolahku. Senang semuanya berjalan lancar, dimudahkan semua urusan rumah.

Ketika dipertengahan semester kelas 10 papa harus pindah tugas lagi ke Jakarta, tapi saat itu aku sudah punya pacar tidak sanggup jika harus LDR atau putus, aku juga merasa sudah dewasa bisa mandiri tidak mau ikut pindah karena lelah harus adaptasi lagi dengan teman dan lingkungan baru. Khawatir meninggalkan aku sendiri, jadi hanya papa yang pindah. Kami berempat, aku, mama, dan adik-adikku tinggal bersama di Banten.

Semua terasa baik-baik saja, dua minggu sekali papa pulang ke rumah memberi mama uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari semua cukup terpenuhi. Entah kurangnya apa ternyata tanpa sepengetahuan papa, mama terlilit hutang rentenir yg bunganya membengkak dan tidak sanggup untuk membayar. Setiap hari dirundung ketakutan untuk menghadapi para rentenir, menghindarinya kami pura-pura tidak ada di rumah, aku bersembunyi dibawah wastafel, dibawah kasur, diam dalam lemari, apapun itu sebisa mungkin tidak ketahuan. Aku sempat trauma dengan suara ketukan pintu, takut dengan ancaman para rentenir. Semua benda-benda berharga habis terjual, bayaran sekolah sering terlambat sampai saat sebelum ulangan harus antri mengambil kartu ulangan sementara, dan kami juga tutup usaha rental PSnya. Itu semua bahkan belum bisa melunasinya karena tutup lubang gali lubang. Miris ada salah satu rentenir minta menikahi aku jika ingin hutangnya lunas, tapi aku menolak, menangis sejadi-jadinya dan kabur pergi tanpa arah tujuan.

Karena terlilit hutang dan sudah tidak sanggup untuk membayar kontrakan, mama dan adik-adikku memutuskan pindah ke Jakarta dan aku tetap tinggal di Banten, aku menyadari jika ikut pindah ke Jakarta pasti akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Aku dititipkan di rumah paman yang kebetulan membuka warung kelontongan, jadi setelah pulang sekolah aku membantu berjualan sampai malam dengan bayaran tempat tinggal dan makanku. Beruntung punya pacar baik, aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk sekolah, pulang pergi aku selalu dijemputnya. Orang tua pacar sudah setuju kami berpacaran sampai pernah meminta aku setelah lulus untuk menikah dengan anaknya dan melanjutkan usaha kayu milik mereka. Aku hanya merespon dengan tersenyum malu-malu "Ah, masih terlalu dini untuk memikirkan pernikahan. Fokusku sekarang hanya belajar dan bertahan hidup. Kalau berjodoh pasti kami akan bersatu", ucapku dalam hati. Memang saat pacaran aku berpikir semua akhir dari hubungan ini adalah menikah dengan dia.

Suatu ketika aku harus membeli buku LKS (Lembar Kerja Siswa), tapi aku tidak sanggup jika harus meminta ke orang tua, takut menjadi beban. Akhirnya aku memutuskan akan menjual HP Nokia seri 3230 untuk diganti dengan HP poliponik yang lebih murah agar lebihnya bisa dibelikan buku. Sebelumnya aku menghubungi pacarku, barangkali dia mencariku. Lewat pesan singkat "Aa, mf dd gk bs sms dl, hp mo dijual" (dulu biaya SMS masih dihitung perkarakter, jadi harus singkat supaya irit pulsa). Tidak lama Aa langsung menelpon.
Aa : Kenapa HP dd mau dijual? Terus nanti kalo Aa kangen pengen nelpon gimana?

Sebenarnya malu, tapi Aa harus tau apapun yang sebenarnya terjadi.
Dd : Buat beli buku LKS, A. HP ini mau dd ganti ke yang biasa, nanti kita tetep bisa kontekan. Harus jual ke pasar, jadi dd kabarin Aa dulu takut nyariin.

Aa : Udah atuh ngk usah dijual, nanti Aa minta uang ke mamah bilang buat beliin buku buat Dd. Ngk boleh nolak, pokoknya nanti sore Aa anterin uangnya ke warung.
Tut tut tutttt telpon putus.

Diterimalah uang dan salam dari mamah Aa, besoknya langsung aku belikan buku LKS. Tak lupa berterima kasih untuk kebaikan mamahnya.

Hubungan kami memang tak seperti orang lain berpacaran yang pergi menonton, makan malam, atau hanya sekedar jalan-jalan. Apalagi semenjak aku harus membantu berjualan kami jadi jarang bertemu, hanya disekolah atau saat diminta mamah Aa untuk mampir makan siang pulang sekolah. Ternyata lama kelamaan Aa tidak tahan juga, dia masih ingin bersenang-senang seperti orang pacaran sewajarnya. Kami sering bertengkar hingga harus mengakhiri kisah kasih di SMA, Aa jadi jarang masuk sekolah, main ke tempat billiard, gonta ganti pacar, dan ikut tawuran. Lalu Aa dipindahkan ke pondok pesantren oleh orang tuanya. Pastinya aku merasa bersalah, kehilangan, tapi mau apa dikata. Ternyata dia bukan takdirku.

Semenjak putus setiap Sabtu-Minggu pasti aku pergi ke Jakarta, supaya bisa move on melupakan sang mantan. Ketika aku sedang pulang, kakak yang punya kontrakan rumahku di Jakarta mau mengadakan hajatan sunatan, aku diminta menjadi pagar ayu. Malamnya aku membantu memotong sayuran untuk hidangan besok. Saat sedang mengiris kentang, datanglah lelaki dewasa sambil mendorong kopernya. Yang memasak riuh ramai menyambut kedatangan orang itu. "Wah bos udah pulang!!" sorak ibu-ibu dari dapur. Batinku sambil melihatnya "ih apasi ni om om dihebohin emak-emak kayak anak kecil." Dia juga menatapku kebingungan. Ternyata oh ternyata dia adalah salah satu anak dari yang punya kontrakan dan baru pulang tugas luar kota.
Selama menjadi pagar ayu ada seorang fotografer yang diam-diam mencuri pandang, dia adalah yang semalam baru datang. Dia duduk di kursi sampingku sambil menyodorkan es krim yang disajikan di meja prasmanan. Kami berkenalan dan berbincang seadanya. Aku tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi lebih memerhatikan gerak gerik orang apalagi dengan orang yang baru bertemu, lain dengannya yang pandai mencairkan suasana. Aku memanggilnya Mas. Kesan pertama aku bisa menilai dia orang baik yang pintar, melihat dari mana caranya berbicara serta berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya yang hadir.

Semenjak pertemuan pertama, bertukar nomor HP aku dan Mas jadi lebih akrab. Hampir setahun kami jadi TTM (Teman tapi mesra) Mas sering mengunjungiku, dan pergi bermain. Seperti saat liburan akhir tahun, Mas mengajak aku dan adik-adikku ke pantai Anyer. Kami bersenang-senang. Aku merasa sudah cocok dan nyaman tapi Mas tidak pernah mengutarakan perasaannya. Butuh kejelasaan, akhirnya saat makan siang aku memberanikan diri untuk bertanya "Mas, sebenarnya hubungan kita ini apa?" Jawaban yang aku dapat kurang memuaskan "Jalani saja dulu" hmmm.

Keluarganya pun mengetahui hubungan kami, orang tuanya merestui dan sangat senang karena akhirnya si bontot lelaki satu-satunya mempunyai pacar juga. Sebab selama ini Mas belum pernah pacaran. Lain dengan kakaknya yang tidak senang dengan hubungan kami, karena aku bukan dari keluarga terpandang yang penuh catatan hutang. Aku tidak tahan sampai menyerah, memilih untuk mundur saja. Mas meyakinkanku dengan alasan yang penting dirinya dan orang tuanya menerima ku apa adanya bukan ada apanya. Baiklah aku coba. Semester akhir Mas datang ke rumah meminta ijin kepada orang tuaku untuk bertunangan denganku, bukan langsung untuk menentukan kapan tanggal nikah tapi hanya untuk mengikat bahwa kami saling memiliki. Selama masa kami berpacaran Mas banyak membantu dalam melunasi hutang dan keperluan hidup keluargaku.

Setelah lulus SMA aku pindah ke Jakarta. Papa pensiun kerja, gonjang ganjing mulai terasa lagi. Membayangkan lanjut kuliah saja aku tidak mampu karena sebagai anak pertama merasa harus membantu keluarga juga, sambil berusaha mencari kerja aku berpikir bagaimana supaya otak ini terus digunakan, takutnya jika terlalu lama menganggur nanti jadi malas. Akhirnya diambilah kursus, selang setengah tahun aku mendapatkan pekerjaan. Sudah keenakan bekerja tidak kepikiran lagi untuk kuliah. Malam mingguan Mas mengajak kencan, pergi menonton "MERRY RIANA : Mimpi Sejuta Dollar" di bioskop. Aku sangat menikmati peran Kak Chelsea Islan, beberapa kali dibuat kagum sampai menangis terharu. Jujur setelah menonton film itu jadi termotivasi, tergugah lagi hatiku "Oke fix harus lanjutin kuliah, walau tidak sesuai harapan minimal ilmunya bisa digunakan untuk mengajarkan anak-anak kelak." Aku putuskan mengambil kelas malam, jadi aku bisa tetap bekerja.

Suatu hari Mas ijin pergi mendaki gunung bersama teman-teman kantornya, aku mengijinkan. Muncul notif WA dari Mas mengirimkan foto dirinya dengan pemandangan yang penuh bunga Edelweiss (konon katanya bunga bentuk cinta dan keabadian) sambil memegang kertas HVS bertuliskan "CEPET LULUS, KITA NIKAH" Aduh meleleh hati ini, dengan kilat aku jawab "IYA :*".
Rencana menikah setelah lulus buyar, karena sudah tidak tahan lagi jadi dipercepat. Seiring berjalannya waktu kakak Mas mau menerimaku. Kini kami dikaruniai dua putri cantik. Kehidupan orang tua dan adik-adikku sudah lebih bahagia, walaupun papa mama sudah berpisah demi kebaikan bersama.​

Seberat apapun masalahmu bersabarlah, Sesulit apapun ujianmu hadapilah.
Masalah dan ujian adalah teman terbaikmu, karena merekalah yang meningkatkan kualitasmu.
Bersyukur, bersabar, dan berprasangka baik. TUHAN itu baik.


Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang


Sekian~
Terima kasih...
Terima kasih mbk srii
Ceritanya mengingatkan akan pilunya masalalu. Namun didalam kisah pilu ada kisah hoki yg selalu mengiringi..
Mengingatkan agar tak lupa bersyukur karena mampu bertahan sampai saat ini
 
Cerita @Sriii mengingatkan kepada sms bayar satu rupiah per karakter:bata:

Boleh ga dikomen? pasti ga boleh dong ya...:lol:
Itu pacar/pasangan nya baik baik bener, yang kubaca nih walopun bisa dapet bantuan gitu tetep konsisten dengan dasar semangat buat sendirinya itu.
Kayaknya perlu belajar seperti itu saya.
 
Terakhir diubah:
Selamat pagi.... :kopi:

Terima kasih untuk jeng @Sriii sudah mau dan berani memulai event ini dengan kisahnya yang.... Hmmpphh.. Menguras hati...

Semoga bisa membuat pembaca lebih kuat dan tegar menghadapi cobaan hidup ya.

Salam untuk suami nya... :beer:

Yuk calon peserta yang lain. Ikutan sharing ya... Semua cerita dan kisah memiliki keunikan sendiri. Semangat...

Oiya.. Rules dan index kisah para peserta udah dibuatkan di halaman pertama ya
 
Terakhir diubah:
Yo, yo, satu dari sekian kemungkinan
Kau jatuh (jatuh) tanpa ada harapan
Saat itu raga kupersembahkan (yo)
Bersama jiwa, cita, cinta, dan harapan

Kita sambung satu per satu sebab-akibat
Tapi tenanglah, mata hati kita 'kan lihat
Menuntun ke arah mata angin bahagia (oh)
Kau dan aku tahu (yeah) jalan selalu ada

Juga ku tahu lagi problema 'kan terus menerjang
Bagai deras ombak yang menabrak karang
Namun ku tahu, ku tahu kau mampu 'tuk tetap tenang
Hadapi ini bersamaku hingga ajal datang


pagi-pagi dapat guyuran semangat dari cerita jeng @Sriii, lagu di atas dipersembahkan buat anda dan suami..

Enjoy... :beer:
 
Kepada Yth,
TS Om @volnut
dan para juri Om @XocoatlDag , Kak @rosie , Mas @superfly

#GAHtH

Dengan adanya cerita ini aku mengajak kawan-kawan HtH untuk masuk ke kenyataan hidupku di masa sekolah sampai menikah. Enjoy β˜•

=====

KELUH KESAH KISAH KASIH

"Neng, neng, berhenti dulu! Ini uangnya buat bekel sekolah." ucap mama sambil mengejar aku yang berjalan semakin cepat tanpa menoleh ke belakang sambil menangis. Dilemparnyalah uang sepuluh ribu rupiah "candak tah artosna (ambil itu uangnya)". Akupun berhenti mengambil itu dan memberikan ke mama, "Udah ma, buat adik-adik dirumah pada makan aja." Setelah itu aku pamit cium tangan lalu bergegas naik angkutan kota. Berawal dari bangkrutnya Warung Makan orang tua dan ditipu orang untuk bekerja sama membuka counter HP aku sudah terbiasa tanpa bekal jajan saat jam istirahat, ada ongkos untuk pulang pergi sekolahpun sudah sangat bersyukur.

Lulus dari SMP Bandung aku pindah ke SMA Banten mengikuti papa yang pindah tugas kerja kesana. Rasanya agak lega membuka lembaran baru di kota baru dengan harapan bisa memperbaiki kondisi Elit alias ekonomi sulit. Kami membuka rental PS dirumah, menitipkan cemilan kue basah ke warung-warung komplek dan di kantin sekolahku. Senang semuanya berjalan lancar, dimudahkan semua urusan rumah.

Ketika dipertengahan semester kelas 10 papa harus pindah tugas lagi ke Jakarta, tapi saat itu aku sudah punya pacar tidak sanggup jika harus LDR atau putus, aku juga merasa sudah dewasa bisa mandiri tidak mau ikut pindah karena lelah harus adaptasi lagi dengan teman dan lingkungan baru. Khawatir meninggalkan aku sendiri, jadi hanya papa yang pindah. Kami berempat, aku, mama, dan adik-adikku tinggal bersama di Banten.

Semua terasa baik-baik saja, dua minggu sekali papa pulang ke rumah memberi mama uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari semua cukup terpenuhi. Entah kurangnya apa ternyata tanpa sepengetahuan papa, mama terlilit hutang rentenir yg bunganya membengkak dan tidak sanggup untuk membayar. Setiap hari dirundung ketakutan untuk menghadapi para rentenir, menghindarinya kami pura-pura tidak ada di rumah, aku bersembunyi dibawah wastafel, dibawah kasur, diam dalam lemari, apapun itu sebisa mungkin tidak ketahuan. Aku sempat trauma dengan suara ketukan pintu, takut dengan ancaman para rentenir. Semua benda-benda berharga habis terjual, bayaran sekolah sering terlambat sampai saat sebelum ulangan harus antri mengambil kartu ulangan sementara, dan kami juga tutup usaha rental PSnya. Itu semua bahkan belum bisa melunasinya karena tutup lubang gali lubang. Miris ada salah satu rentenir minta menikahi aku jika ingin hutangnya lunas, tapi aku menolak, menangis sejadi-jadinya dan kabur pergi tanpa arah tujuan.

Karena terlilit hutang dan sudah tidak sanggup untuk membayar kontrakan, mama dan adik-adikku memutuskan pindah ke Jakarta dan aku tetap tinggal di Banten, aku menyadari jika ikut pindah ke Jakarta pasti akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Aku dititipkan di rumah paman yang kebetulan membuka warung kelontongan, jadi setelah pulang sekolah aku membantu berjualan sampai malam dengan bayaran tempat tinggal dan makanku. Beruntung punya pacar baik, aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk sekolah, pulang pergi aku selalu dijemputnya. Orang tua pacar sudah setuju kami berpacaran sampai pernah meminta aku setelah lulus untuk menikah dengan anaknya dan melanjutkan usaha kayu milik mereka. Aku hanya merespon dengan tersenyum malu-malu "Ah, masih terlalu dini untuk memikirkan pernikahan. Fokusku sekarang hanya belajar dan bertahan hidup. Kalau berjodoh pasti kami akan bersatu", ucapku dalam hati. Memang saat pacaran aku berpikir semua akhir dari hubungan ini adalah menikah dengan dia.

Suatu ketika aku harus membeli buku LKS (Lembar Kerja Siswa), tapi aku tidak sanggup jika harus meminta ke orang tua, takut menjadi beban. Akhirnya aku memutuskan akan menjual HP Nokia seri 3230 untuk diganti dengan HP poliponik yang lebih murah agar lebihnya bisa dibelikan buku. Sebelumnya aku menghubungi pacarku, barangkali dia mencariku. Lewat pesan singkat "Aa, mf dd gk bs sms dl, hp mo dijual" (dulu biaya SMS masih dihitung perkarakter, jadi harus singkat supaya irit pulsa). Tidak lama Aa langsung menelpon.
Aa : Kenapa HP dd mau dijual? Terus nanti kalo Aa kangen pengen nelpon gimana?

Sebenarnya malu, tapi Aa harus tau apapun yang sebenarnya terjadi.
Dd : Buat beli buku LKS, A. HP ini mau dd ganti ke yang biasa, nanti kita tetep bisa kontekan. Harus jual ke pasar, jadi dd kabarin Aa dulu takut nyariin.

Aa : Udah atuh ngk usah dijual, nanti Aa minta uang ke mamah bilang buat beliin buku buat Dd. Ngk boleh nolak, pokoknya nanti sore Aa anterin uangnya ke warung.
Tut tut tutttt telpon putus.

Diterimalah uang dan salam dari mamah Aa, besoknya langsung aku belikan buku LKS. Tak lupa berterima kasih untuk kebaikan mamahnya.

Hubungan kami memang tak seperti orang lain berpacaran yang pergi menonton, makan malam, atau hanya sekedar jalan-jalan. Apalagi semenjak aku harus membantu berjualan kami jadi jarang bertemu, hanya disekolah atau saat diminta mamah Aa untuk mampir makan siang pulang sekolah. Ternyata lama kelamaan Aa tidak tahan juga, dia masih ingin bersenang-senang seperti orang pacaran sewajarnya. Kami sering bertengkar hingga harus mengakhiri kisah kasih di SMA, Aa jadi jarang masuk sekolah, main ke tempat billiard, gonta ganti pacar, dan ikut tawuran. Lalu Aa dipindahkan ke pondok pesantren oleh orang tuanya. Pastinya aku merasa bersalah, kehilangan, tapi mau apa dikata. Ternyata dia bukan takdirku.

Semenjak putus setiap Sabtu-Minggu pasti aku pergi ke Jakarta, supaya bisa move on melupakan sang mantan. Ketika aku sedang pulang, kakak pemilik kontrakan rumahku di Jakarta mau mengadakan hajatan sunatan, aku diminta menjadi pagar ayu. Malamnya aku membantu memotong sayuran untuk hidangan besok. Saat sedang mengiris kentang, datanglah lelaki dewasa sambil mendorong kopernya. Yang memasak riuh ramai menyambut kedatangan orang itu. "Wah bos udah pulang!!" sorak ibu-ibu dari dapur. Batinku sambil melihatnya "ih apasi ni om om dihebohin emak-emak kayak anak kecil." Dia juga menatapku kebingungan. Ternyata oh ternyata dia adalah salah satu anak dari pemilik kontrakan dan baru pulang tugas luar kota.
Selama menjadi pagar ayu ada seorang fotografer yang diam-diam mencuri pandang, dialah yang semalam baru datang. Dia duduk di kursi sampingku sambil menyodorkan es krim yang disajikan di meja prasmanan. Kami berkenalan dan berbincang seadanya. Aku tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi lebih memerhatikan gerak gerik orang apalagi dengan orang yang baru bertemu, lain dengannya yang pandai mencairkan suasana. Aku memanggilnya Mas. Kesan pertama aku bisa menilai dia orang baik yang pintar, melihat dari mana caranya berbicara serta berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya yang hadir.

Semenjak pertemuan pertama, bertukar nomor HP aku dan Mas jadi lebih akrab. Hampir setahun kami jadi TTM (Teman tapi mesra) Mas sering mengunjungiku, dan pergi bermain. Seperti saat liburan akhir tahun, Mas mengajak aku dan adik-adikku ke pantai Anyer. Kami bersenang-senang. Aku merasa sudah cocok dan nyaman tapi Mas tidak pernah mengutarakan perasaannya. Butuh kejelasaan, akhirnya saat makan siang aku memberanikan diri untuk bertanya "Mas, sebenarnya hubungan kita ini apa?" Jawaban yang aku dapat kurang memuaskan "Jalani saja dulu" hmmm.

Keluarganya pun mengetahui hubungan kami, orang tuanya merestui dan sangat senang karena akhirnya si bontot lelaki satu-satunya mempunyai pacar juga. Sebab selama ini Mas belum pernah pacaran. Lain dengan kakaknya yang tidak senang dengan hubungan kami, karena aku bukan dari keluarga terpandang yang penuh catatan hutang. Aku tidak tahan sampai menyerah, memilih untuk mundur saja. Mas meyakinkanku dengan alasan yang penting dirinya dan orang tuanya menerima ku apa adanya bukan ada apanya. Baiklah aku coba. Semester akhir Mas datang ke rumah meminta ijin kepada orang tuaku untuk bertunangan denganku, bukan langsung menentukan kapan tanggal nikah tapi hanya mengikat bahwa kami saling memiliki. Selama masa kami berpacaran Mas banyak membantu dalam melunasi hutang dan keperluan hidup keluargaku.

Setelah lulus SMA aku pindah ke Jakarta. Papa pensiun kerja, gonjang ganjing mulai terasa lagi. Membayangkan lanjut kuliah saja aku tidak mampu karena sebagai anak pertama merasa harus membantu keluarga juga, sambil berusaha mencari kerja aku berpikir bagaimana supaya otak ini terus digunakan, takutnya jika terlalu lama menganggur nanti jadi malas. Akhirnya diambilah kursus, selang setengah tahun aku mendapatkan pekerjaan. Sudah keenakan bekerja tidak kepikiran lagi untuk kuliah. Malam mingguan Mas mengajak kencan, pergi menonton "MERRY RIANA : Mimpi Sejuta Dollar" di bioskop. Aku sangat menikmati peran Kak Chelsea Islan, beberapa kali dibuat kagum sampai menangis terharu. Jujur setelah menonton film itu jadi termotivasi, tergugah lagi hatiku "Oke fix harus lanjutin kuliah, walau tidak sesuai harapan minimal ilmunya bisa digunakan untuk mengajarkan anak-anak kelak." Aku putuskan mengambil kelas malam, jadi aku bisa tetap bekerja.

Suatu hari Mas ijin pergi mendaki gunung bersama teman-teman kantornya, aku mengijinkan. Muncul notif WA dari Mas mengirimkan foto dirinya dengan pemandangan yang penuh bunga Edelweiss (konon katanya bunga bentuk cinta dan keabadian) sambil memegang kertas HVS bertuliskan "CEPET LULUS, KITA NIKAH" Aduh meleleh hati ini, dengan kilat aku jawab "IYA :*"

Rencana setelah lulus buyar, karena sudah tidak tahan lagi membawa kasih ke pernikahan jadi dipercepat. Seiring berjalannya waktu kakak Mas mau menerimaku. Kini kami dikaruniai dua putri cantik. Kehidupan orang tua dan adik-adikku sudah lebih bahagia, walaupun kisah papa mama berpisah demi kebaikan bersama.​

Seberat apapun masalahmu bersabarlah,
Sesulit apapun ujianmu hadapilah.
Masalah dan ujian adalah teman terbaikmu, karena merekalah yang meningkatkan kualitasmu.
Bersyukur, bersabar, dan berprasangka baik.
Akan dipertemukan dengan yang terbaik.
TUHAN itu baik.



Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang


Sekian~
Terima kasih...
wow luar biasa...kamsia buat sharingnya...

mbak sri memang perempuan kuat, yakinlah ini bakal banyak menginspirasi kita semua...

Respek dan salut :jempol:
 
Kepada Yth,
TS Om @volnut
dan para juri Om @XocoatlDag , Kak @rosie , Mas @superfly

#GAHtH

Dengan adanya cerita ini aku mengajak kawan-kawan HtH untuk masuk ke kenyataan hidupku di masa sekolah sampai menikah. Enjoy β˜•

=====

KELUH KESAH KISAH KASIH

"Neng, neng, berhenti dulu! Ini uangnya buat bekel sekolah." ucap mama sambil mengejar aku yang berjalan semakin cepat tanpa menoleh ke belakang sambil menangis. Dilemparnyalah uang sepuluh ribu rupiah "candak tah artosna (ambil itu uangnya)". Akupun berhenti mengambil itu dan memberikan ke mama, "Udah ma, buat adik-adik dirumah pada makan aja." Setelah itu aku pamit cium tangan lalu bergegas naik angkutan kota. Berawal dari bangkrutnya Warung Makan orang tua dan ditipu orang untuk bekerja sama membuka counter HP aku sudah terbiasa tanpa bekal jajan saat jam istirahat, ada ongkos untuk pulang pergi sekolahpun sudah sangat bersyukur.

Lulus dari SMP Bandung aku pindah ke SMA Banten mengikuti papa yang pindah tugas kerja kesana. Rasanya agak lega membuka lembaran baru di kota baru dengan harapan bisa memperbaiki kondisi Elit alias ekonomi sulit. Kami membuka rental PS dirumah, menitipkan cemilan kue basah ke warung-warung komplek dan di kantin sekolahku. Senang semuanya berjalan lancar, dimudahkan semua urusan rumah.

Ketika dipertengahan semester kelas 10 papa harus pindah tugas lagi ke Jakarta, tapi saat itu aku sudah punya pacar tidak sanggup jika harus LDR atau putus, aku juga merasa sudah dewasa bisa mandiri tidak mau ikut pindah karena lelah harus adaptasi lagi dengan teman dan lingkungan baru. Khawatir meninggalkan aku sendiri, jadi hanya papa yang pindah. Kami berempat, aku, mama, dan adik-adikku tinggal bersama di Banten.

Semua terasa baik-baik saja, dua minggu sekali papa pulang ke rumah memberi mama uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari semua cukup terpenuhi. Entah kurangnya apa ternyata tanpa sepengetahuan papa, mama terlilit hutang rentenir yg bunganya membengkak dan tidak sanggup untuk membayar. Setiap hari dirundung ketakutan untuk menghadapi para rentenir, menghindarinya kami pura-pura tidak ada di rumah, aku bersembunyi dibawah wastafel, dibawah kasur, diam dalam lemari, apapun itu sebisa mungkin tidak ketahuan. Aku sempat trauma dengan suara ketukan pintu, takut dengan ancaman para rentenir. Semua benda-benda berharga habis terjual, bayaran sekolah sering terlambat sampai saat sebelum ulangan harus antri mengambil kartu ulangan sementara, dan kami juga tutup usaha rental PSnya. Itu semua bahkan belum bisa melunasinya karena tutup lubang gali lubang. Miris ada salah satu rentenir minta menikahi aku jika ingin hutangnya lunas, tapi aku menolak, menangis sejadi-jadinya dan kabur pergi tanpa arah tujuan.

Karena terlilit hutang dan sudah tidak sanggup untuk membayar kontrakan, mama dan adik-adikku memutuskan pindah ke Jakarta dan aku tetap tinggal di Banten, aku menyadari jika ikut pindah ke Jakarta pasti akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Aku dititipkan di rumah paman yang kebetulan membuka warung kelontongan, jadi setelah pulang sekolah aku membantu berjualan sampai malam dengan bayaran tempat tinggal dan makanku. Beruntung punya pacar baik, aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk sekolah, pulang pergi aku selalu dijemputnya. Orang tua pacar sudah setuju kami berpacaran sampai pernah meminta aku setelah lulus untuk menikah dengan anaknya dan melanjutkan usaha kayu milik mereka. Aku hanya merespon dengan tersenyum malu-malu "Ah, masih terlalu dini untuk memikirkan pernikahan. Fokusku sekarang hanya belajar dan bertahan hidup. Kalau berjodoh pasti kami akan bersatu", ucapku dalam hati. Memang saat pacaran aku berpikir semua akhir dari hubungan ini adalah menikah dengan dia.

Suatu ketika aku harus membeli buku LKS (Lembar Kerja Siswa), tapi aku tidak sanggup jika harus meminta ke orang tua, takut menjadi beban. Akhirnya aku memutuskan akan menjual HP Nokia seri 3230 untuk diganti dengan HP poliponik yang lebih murah agar lebihnya bisa dibelikan buku. Sebelumnya aku menghubungi pacarku, barangkali dia mencariku. Lewat pesan singkat "Aa, mf dd gk bs sms dl, hp mo dijual" (dulu biaya SMS masih dihitung perkarakter, jadi harus singkat supaya irit pulsa). Tidak lama Aa langsung menelpon.
Aa : Kenapa HP dd mau dijual? Terus nanti kalo Aa kangen pengen nelpon gimana?

Sebenarnya malu, tapi Aa harus tau apapun yang sebenarnya terjadi.
Dd : Buat beli buku LKS, A. HP ini mau dd ganti ke yang biasa, nanti kita tetep bisa kontekan. Harus jual ke pasar, jadi dd kabarin Aa dulu takut nyariin.

Aa : Udah atuh ngk usah dijual, nanti Aa minta uang ke mamah bilang buat beliin buku buat Dd. Ngk boleh nolak, pokoknya nanti sore Aa anterin uangnya ke warung.
Tut tut tutttt telpon putus.

Diterimalah uang dan salam dari mamah Aa, besoknya langsung aku belikan buku LKS. Tak lupa berterima kasih untuk kebaikan mamahnya.

Hubungan kami memang tak seperti orang lain berpacaran yang pergi menonton, makan malam, atau hanya sekedar jalan-jalan. Apalagi semenjak aku harus membantu berjualan kami jadi jarang bertemu, hanya disekolah atau saat diminta mamah Aa untuk mampir makan siang pulang sekolah. Ternyata lama kelamaan Aa tidak tahan juga, dia masih ingin bersenang-senang seperti orang pacaran sewajarnya. Kami sering bertengkar hingga harus mengakhiri kisah kasih di SMA, Aa jadi jarang masuk sekolah, main ke tempat billiard, gonta ganti pacar, dan ikut tawuran. Lalu Aa dipindahkan ke pondok pesantren oleh orang tuanya. Pastinya aku merasa bersalah, kehilangan, tapi mau apa dikata. Ternyata dia bukan takdirku.

Semenjak putus setiap Sabtu-Minggu pasti aku pergi ke Jakarta, supaya bisa move on melupakan sang mantan. Ketika aku sedang pulang, kakak pemilik kontrakan rumahku di Jakarta mau mengadakan hajatan sunatan, aku diminta menjadi pagar ayu. Malamnya aku membantu memotong sayuran untuk hidangan besok. Saat sedang mengiris kentang, datanglah lelaki dewasa sambil mendorong kopernya. Yang memasak riuh ramai menyambut kedatangan orang itu. "Wah bos udah pulang!!" sorak ibu-ibu dari dapur. Batinku sambil melihatnya "ih apasi ni om om dihebohin emak-emak kayak anak kecil." Dia juga menatapku kebingungan. Ternyata oh ternyata dia adalah salah satu anak dari pemilik kontrakan dan baru pulang tugas luar kota.
Selama menjadi pagar ayu ada seorang fotografer yang diam-diam mencuri pandang, dialah yang semalam baru datang. Dia duduk di kursi sampingku sambil menyodorkan es krim yang disajikan di meja prasmanan. Kami berkenalan dan berbincang seadanya. Aku tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi lebih memerhatikan gerak gerik orang apalagi dengan orang yang baru bertemu, lain dengannya yang pandai mencairkan suasana. Aku memanggilnya Mas. Kesan pertama aku bisa menilai dia orang baik yang pintar, melihat dari mana caranya berbicara serta berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya yang hadir.

Semenjak pertemuan pertama, bertukar nomor HP aku dan Mas jadi lebih akrab. Hampir setahun kami jadi TTM (Teman tapi mesra) Mas sering mengunjungiku, dan pergi bermain. Seperti saat liburan akhir tahun, Mas mengajak aku dan adik-adikku ke pantai Anyer. Kami bersenang-senang. Aku merasa sudah cocok dan nyaman tapi Mas tidak pernah mengutarakan perasaannya. Butuh kejelasaan, akhirnya saat makan siang aku memberanikan diri untuk bertanya "Mas, sebenarnya hubungan kita ini apa?" Jawaban yang aku dapat kurang memuaskan "Jalani saja dulu" hmmm.

Keluarganya pun mengetahui hubungan kami, orang tuanya merestui dan sangat senang karena akhirnya si bontot lelaki satu-satunya mempunyai pacar juga. Sebab selama ini Mas belum pernah pacaran. Lain dengan kakaknya yang tidak senang dengan hubungan kami, karena aku bukan dari keluarga terpandang yang penuh catatan hutang. Aku tidak tahan sampai menyerah, memilih untuk mundur saja. Mas meyakinkanku dengan alasan yang penting dirinya dan orang tuanya menerima ku apa adanya bukan ada apanya. Baiklah aku coba. Semester akhir Mas datang ke rumah meminta ijin kepada orang tuaku untuk bertunangan denganku, bukan langsung menentukan kapan tanggal nikah tapi hanya mengikat bahwa kami saling memiliki. Selama masa kami berpacaran Mas banyak membantu dalam melunasi hutang dan keperluan hidup keluargaku.

Setelah lulus SMA aku pindah ke Jakarta. Papa pensiun kerja, gonjang ganjing mulai terasa lagi. Membayangkan lanjut kuliah saja aku tidak mampu karena sebagai anak pertama merasa harus membantu keluarga juga, sambil berusaha mencari kerja aku berpikir bagaimana supaya otak ini terus digunakan, takutnya jika terlalu lama menganggur nanti jadi malas. Akhirnya diambilah kursus, selang setengah tahun aku mendapatkan pekerjaan. Sudah keenakan bekerja tidak kepikiran lagi untuk kuliah. Malam mingguan Mas mengajak kencan, pergi menonton "MERRY RIANA : Mimpi Sejuta Dollar" di bioskop. Aku sangat menikmati peran Kak Chelsea Islan, beberapa kali dibuat kagum sampai menangis terharu. Jujur setelah menonton film itu jadi termotivasi, tergugah lagi hatiku "Oke fix harus lanjutin kuliah, walau tidak sesuai harapan minimal ilmunya bisa digunakan untuk mengajarkan anak-anak kelak." Aku putuskan mengambil kelas malam, jadi aku bisa tetap bekerja.

Suatu hari Mas ijin pergi mendaki gunung bersama teman-teman kantornya, aku mengijinkan. Muncul notif WA dari Mas mengirimkan foto dirinya dengan pemandangan yang penuh bunga Edelweiss (konon katanya bunga bentuk cinta dan keabadian) sambil memegang kertas HVS bertuliskan "CEPET LULUS, KITA NIKAH" Aduh meleleh hati ini, dengan kilat aku jawab "IYA :*"

Rencana setelah lulus buyar, karena sudah tidak tahan lagi membawa kasih ke pernikahan jadi dipercepat. Seiring berjalannya waktu kakak Mas mau menerimaku. Kini kami dikaruniai dua putri cantik. Kehidupan orang tua dan adik-adikku sudah lebih bahagia, walaupun kisah papa mama berpisah demi kebaikan bersama.​

Seberat apapun masalahmu bersabarlah,
Sesulit apapun ujianmu hadapilah.
Masalah dan ujian adalah teman terbaikmu, karena merekalah yang meningkatkan kualitasmu.
Bersyukur, bersabar, dan berprasangka baik.
Akan dipertemukan dengan yang terbaik.
TUHAN itu baik.



Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja

Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang


Sekian~
Terima kasih...
Wihh mantap kak sri ternyata wanita yg tangguh :matabelo:
Salut banget sama perjuangannya yg bisa ngelewatin itu semua
 
Duh @Sriii
Ceritamu mengandung brambang Abang....

Congrats....
Menang gak menang jaminan tag d0nat...

Posisi kondisi RT hampir mirip, lebih miris aku sitik...

Dadi pengen nulis, tapi gak iso nulis
Brambang Pamungkas gt? πŸ˜„

Yok nulis yok...
cepet banget bacanya semenit🀣
Emberan cyinnn, kebiasaan komen dl baru like n subscribe 🀣
@Sriii kirain mau mengangkat kisah Sri minggat, yang pamit beli terasi tapi ga balik balik
:Peace:
Hahahaha milih nyeritain Aa aja ☺ hayooo dah mulai ngetik belum?
Terima kasih mbk srii
Ceritanya mengingatkan akan pilunya masalalu. Namun didalam kisah pilu ada kisah hoki yg selalu mengiringi..
Mengingatkan agar tak lupa bersyukur karena mampu bertahan sampai saat ini
Bersyukur dipertemukan dengan orang" baik. Makasih ea om, udh baca keluh kesah sri 😊
Dear Mba yuuu @Sriii terimakasih atas cerita dan pengalaman hidupnya.. kamu perempuan hebat!! ❀️
Masama kaaa... ditunggu cerita hebat versi kak rara yaa β™₯ πŸ’– πŸ’• πŸ’“ 😘
Cerita @Sriii mengingatkan kepada sms bayar satu rupiah per karakter:bata:

Boleh ga dikomen? pasti ga boleh dong ya...:lol:
Itu pacar/pasangan nya baik baik bener, yang kubaca nih walopun bisa dapet bantuan gitu tetep konsisten dengan dasar semangat buat sendirinya itu.
Kayaknya perlu belajar seperti itu saya.
Iya om, jadi inget jg ngecas Hp pake Desktop semalaman habisnya sejam πŸ˜…

Komen atuh biar greget hehehehe

Cobaannya di ekonomi, rejekinya lewat pacar 🀭
Selamat pagi.... :kopi:

Terima kasih untuk jeng @Sriii sudah mau dan berani memulai event ini dengan kisahnya yang.... Hmmpphh.. Menguras hati...

Semoga bisa membuat pembaca lebih kuat dan tegar menghadapi cobaan hidup ya.

Salam untuk suami nya... :beer:

Yuk calon peserta yang lain. Ikutan sharing ya... Semua cerita dan kisah memiliki keunikan sendiri. Semangat...

Oiya.. Rules dan index kisah para peserta udah dibuatkan di halaman pertama ya
Sepanjang ngetik agak perih sih bak mengorek luka lama, tapi pas mau ending wow amazed jg ternyata bisa ya bertahan.

Nice Om, adanya GA ini jadi bisa lebih bersyukur dan menghargai sm yg ku mpunya sekarang.

Thankuy Om 🍻
mbak sri memang perempuan kuat, yakinlah ini bakal banyak menginspirasi kita semua...

Respek dan salut :jempol:
Sebenernya akupun bingung om sm ceritaku yg rumit itu 😣
Wihh mantap kak sri ternyata wanita yg tangguh :matabelo:
Salut banget sama perjuangannya yg bisa ngelewatin itu semua
Tepatnya dipaksa dewasa oleh keadaan...

Mau baca cerita om jg dong 😊
 
Terakhir diubah:
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd