- Daftar
- 24 Aug 2017
- Post
- 2.461
- Like diterima
- 3.656
kamsia sdh mau sharing....Story of Lila
Halo..nubie ikutan cerita boleh ya?
Selama ini aku SR setianya OOT HTH.. Baru kali ini memberanikan diri bercerita disini. Sebut saja namaku Lila. Pekerjaanku adalah pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata oleh orang-orang. Aku tidak peduli omongan orang-orang, tapi aku bertahan dengan pekerjaanku. Aku ingin berbagi kisah cintaku dengan salah satu pelangganku. Kita sebut saja inisialnya M.
Dia itu pelanggan pertamaku. Walaupun sudah lama aku tidak bertemu dengannya, tapi komunikasi kami tetap terjalin. Entah apa yang membuat ia tetap bertahan mendampingiku dari jauh. Terkadang akupun sebal sama dia. Untuk apa sih masih ingin tahu perkembangan kabarku. Berkali-kali aku jatuh dan sakit, ia tidak bergeming dari posisinya yang tetap menemaniku.
Setelah M, aku bertemu dengan banyak pelanggan yang punya berbagai karakter. Misalkan dengan si O. Ia terkesan sekali dengan pelayananku. Oia aku terkenal dengan pelayananku yang dari hati. Inilah yang terkadang membuat pelangganku RO. O berkali-kali RO. Katanya seperti merasa ada ikatan denganku. Tapi aku selalu meyakinkan jangan baper ya. Akhirnya O pun hilang perlahan. Karena pelayananku yang dari hati membuatku juga sulit melupakan pelangganku yang perlahan hilang. Akhirnya aku sedih dan M hadir menenangkanku. Berusaha menghiburku. Tapi aku risih sekali rasanya. Aku jaga jarak lagi dengannya
Ada lagi pelangganku yang berinisial S. Ia puas sekali dengan pelayananku yang memberikan berbagai variasi dan mengikuti apapun perintahnya. Seperti seorang dom dan sub. Walaupun terkadang menyakitkan apa yang diinginkannya saat kulayani tapi entah kenapa dengan S ini aku baper sekali. Ia juga sering RO. Aku bahagia sekali klo dia sudah membutuhkan lagi padahal ketika selesai waktu intim kami, tak jarang badanku dipenuhi dengan lebam-lebam hasil interaksi kami. Lagi-lagi aku profesional dengan pelayananku.
Tapi M kembali hadir meyakinkanku untuk hentikan melayani S. Karena membawa dampak buruk untuk diriku. Seharusnya aku tidak menyiksa diriku seperti itu demi terlena dengan kenyamananku dengan S. Mendengar M membuatku jengah lama-lama. Aku memintanya jaga jarak dariku. Tapi M malah bilang iya aku jaga jarak. Tapi aku akan tetap mengawasimu.
Lama sekali aku tetap melayani RO dari S. Hingga akhirnya ada kejadian dimana aku hampir kehilangan nyawaku akibat interaksiku dengan S. Hal inilah yang membuatku membuka mata untuk tidak lagi melayani S. M pun marah padaku karena ia hampir kehilanganku hanya karena seseorang yang tidak layak ditukar dengan nyawaku.
Setelah S, aku terjatuh dengan interaksiku bersama R. Saat itu aku merasa R dapat memberikan yang selama ini aku cari. Apalagi setelah aku hampir mati dengan S. Pelukan R terasa hangat sekali. Saat itu aku bisa melupakan M. Dan M pun juga sepertinya menjauh karena mendengar ceritaku yang tenang bersama R. Tapi akhirnya aku tertampar dengan kenyataan bahwa aku hanya pelayannya. Akhirnya R pamit untuk pulang tanpa kembali lagi. Hancur sekali rasanya hatiku saat itu. Aku tahu pekerjaanku hanyalah sebuah pekerjaan. Tapi aku juga manusia yang membutuhkan kehangatan yang nyata. Sepulangnya R, aku menenggelamkan diriku dalam air mata. Berhari-hari aku hanya termenung kehilangannya. Melihatku yang berantakan membuat M kembali hadir memberikan bahunya. Menenangkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Suatu saat pasti ada seseorang yang bisa memberikanku pelukan hangat yang nyata yang tidak bisa ditukar dengan uang.
Akhirnya aku perlahan bangun dan memulai aktivitasku seperti biasa dan kembali melayani pelanggan. Karena kebutuhanku tidak dapat dibayar dengan air mata. Kemudian aku bertemu dengan N. Seseorang yang membuat wanita manapun melihatnya pasti akan menoleh. Malam-malam kami indah. Sepertinya dia tahu apa yang sedang kubutuhkan. Mungkin karena aku melayaninya dengan hati,ia pun menganggapku tidak hanya sebagai pemuas kebutuhannya. Tapi seperti partner yang imbang saling melengkapi. Khawatir sakit lagi, aku mulai belajar profesional dalam melayani. Aku kurangi potensi baperku. Tapi seperti pelanggan lainnya, N pun perlahan pergi. Kali ini aku tidak jatuh seperti sebelumnya. Karena aku sudah mendengar dari temanku yang lain yang seprofesi bahwa N memang seperti itu dengan yang lain. Sedih rasanya, karena perlakuannya padaku sama dengan perlakuannya dengan yang lain. Tapi aku sadari bahwa aku hanyalah pemuas kebutuhan yang bisa ditukar dengan nilai.
Setelah hampir terbuai dengan semunya N, aku dihubungi oleh B. Seorang laki-laki yang katanya sudah mendengar banyak testimoni pelayananku yang dari hati itu. Berkali-kali B mencoba menghubungiku untuk meminta spesial treatment. Awalnya aku tidak menggubrisnya. Dia bilang hanya butuh teman. Lah buat apa bayar mahal hanya untuk seorang teman? Aku pikir ia hanya main-main. Tapi usahanya gigih untuk bisa menemuiku. Akhirnya aku coba melayani permintaannya. Walaupun aku sangat berhati-hati sekali. Karena aku takut terjebak dengan kenyamanan yang ia tawarkan. Aku takut ia bisa mengisi yang aku butuhkan lalu pergi. Aku paham betul posisiku ini yang tidak layak menerima sebuah ketulusan. Walaupun aku selalu melayani pelangganku dengan ketulusan. Akhirnya B kini bukan menjadi pelangganku. Tapi menjadi teman dalam berbagi cerita dan kebaikan. M tahu ceritaku ini dan akhirnya menjauhiku. Jika tahu keadaanku baik-baik saja, M pasti akan menjauhiku. Dasar aneh.
Berbagai pelanggan hadir yang kulayani dengan profesional dan berbagai cerita yang kudapat dari para pelangganku itu. Dan sering kali M tetap menanyakan kabarku dan selalu mengingatkanku kalau aku tidak sendiri. Karena M bilang ga akan pernah meninggalkanku. Berkali-kali aku baper dengan beberapa pelangganku dan berujung dengan aku yang jatuh tersungkur karena sakit ditinggalkan para pelangganku. Tapi M tetap dengan sabar menemaniku mengobati setiap lukaku. Lama-lama aku benci dengan M. Aku selalu memperlakukanku dia dengan buruk, tapi dia tetap hadir kapanpun aku butuh. Dia selalu meyakinkanku kalau sejauh manapun aku berlari dan mencari ketenangan dari para pelangganku, M akan tetap ada disaat aku butuhkan. Semakin M berusaha menenangkanku, semakin benci aku dengan M.
M is myself.
Pernahkah kalian benci dengan diri kalian sendiri? Itulah yang aku alami. Aku berusaha mendengarkan apapun yang orang lain bicarakan walaupun itu buruk atau baik untukku. Tapi apapun yang dibisikkan diri sendiri rasanya selalu salah. Pernahkah kalian menganggap penting penilaian orang lain? Tapi tidak menggubris apapun penghargaan dari diri sendiri atas apapun pencapaian diri sendiri?
Seberapa besar perjuangan kalian dalam mencintai pasangan? Seberapa sering diri sendiri dikorbankan demi kebahagiaan semu sang pasangan? Diri sendiri itu seperti bayangan yang akan mengikuti kemanapun kalian pergi. Tak sedikit kisah orang-orang yang menyakiti diri sendiri secara konyol demi orang lain yang bahkan tidak peduli dengan pengorbanannya. Inilah perjuanganku. Berjuang mencintai diri sendiri yang ternyata bukanlah hal yang mudah, karena sering terlena dengan kebahagiaan semu yang ditawarkan orang lain.
Itulah sekelumit kisah pencarian kebahagiaanku dengan berbagai lika likunya namun ternyata berujung bahwa diri sendiri adalah teman sejati yang tidak akan pernah meninggalkanku kapanpun dan dimanapun. Seseorang yang kubenci namun selalu hadir menguatkanku.
CC :TS @volnut
Juri: @XocoatlDag @rosie dan @superfly
#GAHtH
setelah membaca semua penuturan peserta GA kok rasanya wa jadi merasa kecil hati ya...ternyata apa yg wa lalui selama ini belum seberapa
kalian semua begitu kuatnya dan pantang menyerah
ujian hidup kelen bener2 luar biasa dan memang kelen semua manusia pilihan
#SalutdanRespect
----
siang OOTers dan ts gantenk @volnut
moga saat libur ini semuanya selalu diberikan kesehatan dan diberkati....