Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LOUNGE OOT - Curhat yuk - HtH

Udah 500 pages mau lanjut, ganti TS, apa ditutup?

  • Lanjut

    Votes: 25 78,1%
  • Ganti TS

    Votes: 4 12,5%
  • Tutup Trit

    Votes: 3 9,4%

  • Total voters
    32
  • Poll closed .
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Met malem HtH ☕..

Keren² euy beneran ceritanya, duh jadi minder aku kalo mau post. Bagus², penyampaiannya juga runut, pada enak dibaca. Top 🥂!
Semangat brot, yg penting bisa berbagi dan berarti, siapa tau pengalaman masbrot menjadi inspirasi atau bahkan solusi buat yg lain
 
Hasikkk setoran ceritanya banyak 😍😍😍

Kak @Raaaa turut berduka, rest in love Jimbon ❤️ memang kadang malah justru mereka yang paling ngerti perasaan kita .. cuma dengan diem dengerin kita curhat², ngusel², bisa bikin hari kita jauh lebih baik

Om @Dilan1990an dan kak @adindaputri69 makasih sharing inspirasinya, cerita kak dinda entah itu real atau metafora .. tapi yess setuju, bukan egois, tapi justru kita bisa melakukan sesuatu ke orang lain, kalo kita sendiri kuat ..
Kita bisa mencintai org lain, kalo kita mencintai diri kita sendiri .. kita bisa memaafkan org lain, kalo kita bisa memaafkan diri kita sendiri lebih dulu 🤗
Semoga menang GA,
Kalaupun tidak ya ndak apa-apa,
semoga memenangkan hatinya....

hiyaaaa hiyaaa hiyaaaa....

:malu::malu::malu::malu::malu:
You had me at hello :o

Gak gak pawwww 🤣🤣🤣 kidding akooh wakakaka ..
Yaaiii rilis juga akhernyaa 😍 bahagia selalu sama keluarga, perjuanganmu di cinta maupun karir ga sia², semoga bisa selamanya menjaga amanah Gusti yaaa ..
 
cuma mau nulis

Gapapa kalo mau baca sambil nyanyi
Haduhh beneran sambil nyanyi dong hahagaha
Ikutan nulis ya buat #GAHtH
Kali aja kisahnya menginspirasi. Kalaupun tidak, ya paling nggak bisa sharing dengan yang lain..
Mohon izin ya om @volnut sebagai TS
dan @rosie @superfly dan @XocoatlDag sebagai dewan juri.

Semoga menang GA,
Kalaupun tidak ya ndak apa-apa,
semoga memenangkan hatinya....

hiyaaaa hiyaaa hiyaaaa....

:malu::malu::malu::malu::malu:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Rule of Three
Entah ini kisah inspiratif atau kisah pilu, yang pasti pengalaman ini cukup membuatku kuat dan paling tidak untuk bertahan sampai sekarang.

Kurang lebih tahun 2010, aku lulus kuliah, bersyukur langsung diterima di kerjaan yang sekarang. Memiliki pacar satu jurusan yang terlebih dulu lulus dan lebih mapan.

Impian kami sangat sederhana, yaitu lulus kuliah, bekerja, menikah dan tinggal berdua dengan mengontrak atau mencicil rumah kecil di pinggiran Jogja.

Namun kendala mulai ada saat aku harus bekerja di Jakarta yang artinya kami harus menjalani hubungan jarak jauh atau LDR. Kami selalu intens berkomunikasi, lancar tak ada halangan. Prinsip saling percaya lah yang kami pegang meskipun aku disini banyak godaan.

Setahun kemudian, tepat beberapa minggu setelah aku diresmikan menjadi pegawai tetap, ada kabar yang tak sedap datang menghampiri.

Pacarku tiba-tiba meminta putus, dengan alasan yang kurasa memang sangat logis, bahwa dia ingin membahagiakan Ayahnya yang sudah sakit-sakitan. Sedangkan aku, yang baru saja memiliki pekerjaan tetap, tentu belum siap untuk menikah, dan masih punya tanggung jawb untuk membahagiakan orang tua terlebih dahulu, mengingat aku berasal dari keluarga yang tak mampu secara finansial.

Sedikit cerita soal keluargaku. Bapak adalah seorang PNS, sedangkan Ibu adalah seorang ibu rumah tangga. Kami semua sejak kecil tinggal di rumah nenek, karena memang belum bisa membeli rumah sendiri.

Gaji Bapak habis dipotong hutang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan Bapak bisa dalam setahun memiliki slip gaji yang angkanya minus. Pinjaman disana-sini. Gali lubang tutup lubang. Jatah beras pun sering dijual atau dititipkan ke koprasi untuk membayar hutang. Pernah tiap hari dalam seminggu kami didatangi tetangga untuk menagih hutang yang dipinjam Bapak. Saking takutnya, Bapak rela menginap di kantor dengan alasan mendapat jatah piket agar bisa menghindar dari tetangga tersebut.

Tanah warisan yang seharusnya bisa kami bangun rumah pun nyatanya juga dijual untuk biaya kuliah anak-anaknya. Sebab prinsip orangtuaku, pendidikan adalah nomor satu.

Beruntung, kami 3 bersaudara akhirnya menamatkan kuliah yang penuh perjuangan. Bahkan kami semua menempuh jarak 45 km tiap hari demi kuliah, karena tidak kuat bila harus membayar uang kos. Kadang saya pulang kuliah berboncengan bareng Bapak memakai motor Astrea Prima dengan satu karung penuh berisi sayuran yang esok paginya akan dijual oleh Ibu di pasar.

Tahun 2011 itu adalah tahun dimana Bapak pensiun menjadi pegawai, otomatis penghasilan dengan hanya gaji pokok yang masih dipotong hutang pun harus dikelola dengan seksama.

Aku dan kakak lelakiku bertekad untuk membelikan tanah dan membangun rumah untuk orang tua kami. Sedangkan kakak perempuan ku akan tinggal bersama kedua orang tua kami, merawat dan mendampingi hingga senja nanti.

Itulah kenapa untuk urusan percintaan, kami sepakat untuk menunda. Orang tua lah yang utama. Lalu kami akan melunasi semua hutang yang berjuta-juta itu agar Bapak bisa menerima gaji pensiunan utuh, lalu memberi Ibu uang bulanan selayaknya kodrat suami menafkahi istri.

Egois memang kalau dilihat dari perspektif seorang wanita, yang selalu membutuhkan kepastian.

“Kalau tidak ada kepastian mendingan sudahan,” begitulah kata-kata pacarku waktu itu.

Keputusan pun diambil. Kami resmi putus dengan baik-baik saja. Tentu saja tangisan pecah diantara kami saat itu.

Prinsip bahwa seorang lelaki pantang menguraikan air mata karena cinta hancur seketika. Tidak mudah memang mengingat kami sudah 3 tahun menjalin hubungan.

Sebenarnya, aku masih menaruh harap dia mau menungguku paling tidak 1 tahun lagi. Harapan itu masih ada karena aku juga masih terus berhubungan baik.

Namun, berita yang lebih mengejutkan lainnya pun datang. Selang dua minggu setelah kita putus, dia dilamar oleh seorang lelaki yang tak bukan adalah mantan pacarnya waktu SMA. Rasa pedih seakaan menghunjam tiada henti.

Ingin rasanya, hadir sebelum detik-detik lamaran, membubarkan rombongan, menghentikan prosesi lamaran, lalu berteriak bahwa aku yang akan melamarnya.

Tapi aku tahu itu hanya ada di cerita fiksi atau sinetron semata. Tak mungkin ku lakukan. Karena memang aku yang tak punya nyali.

Sulit memang berkata ikhlas, aku pun sadar bahwa tak semua usaha berakhir bahagia. Ada kalanya kita putus asa, sedih, dan kecewa yang menjadi satu paket bernama ''cinta'' itu sendiri.

Merasa dikhianati itu pasti, karena secara logika, selama LDR kami, mustahil baginya tak berhubungan dengan si mantan itu. Dan aku pun akhirnya tahu dari teman dekat bahwa selama LDR dia kerap bertemu dangan lelaki itu. Pikiranku pun berkecamuk, entah apa yang mereka lakukan selama beberapa kali pertemuan itu.

Remuk benar hati ini, rasa percaya runtuh seketika. Tapi apa daya. Dibandingkan denganku, si mantan ini lebih berduit, lebih pula mapan, apalagi dia bekerja di instansi sultan.

Ini adalah kali kedua aku merasa dikhianati oleh orang yang tercinta. Waktu semester 4, aku pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita satu kampus namun berbeda fakultas, dia juga kebetulan adek kelas waktu SMA.

Tak sampai sebulan, dia minta putus, hanya karena aku yang terlalu sibuk dengan kuliah. Lalu selang berapa hari kemudian dia jadian dengan teman satu fakultasnya.

Pedih memang, tapi yang kurasakan kali ini terasa lebih sakit, karena impian yang di depan mata, pupus seketika.

Sebulan kemudian aku dengar dia akan menikah, aku juga diundang tapi aku bertahan untuk tak datang guna menghindari kericuhan. Lalu hanya sebuah buku berjudul La Tahzan yang ku kirimkan sebagai kado pernikahan.




Ya, seperti ungkapan diatas, I’m fine, I'm just not happy. Harus berusaha untuk menerima apa pun yang dihadapi dan menganggap semuanya baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak.

Ditinggal menikah memang menjadikan kita sebgai orang yang paling tersakiti, namun bisa jadi memang kita yang tidak atau belum pantas dijadikan pasangan hidup.

Seiring waktu berjalan, aku pun sadar buat apa berlama-lama meratapi patah hati. Toh takkan mengubah semuanya. Aku paham, bahwa memang manusia hanya bisa berencana. Dan bahwa selain Tuhan, ada faktor kemapanan juga yang menentukan.

Beberapa orang butuh orang lain mengisi hatinya untuk move on. Tapi bagiku, waktu lah yang akan meredakan semuanya. Karena aku juga khawatir, aku hanya akan mencari pelarian semata. Seperti kata Pablo Neruda yang mengatakan bahwa "Love is so short, forgetting is so long" atau seperti lagunya Didi Kempot yang berjudul Ketaman Asmoro “Wis tak lali-lali. Malah sansoyo kelingan”. Ya memang time is the cure.

Kurang lebih satu tahun baru bisa benar-benar move on. Tak perlu lagi meratapi yang lalu. Yang perlu dilakukan hanyalah fokus pada diri sendiri. Kerja bener dapat rezeki, nanti juga bakalan ketemu lagi tambatan hati.

Yang paling membuatku bangkit tentunya nasehat orang tua terutama Ibu yang selalu membesarkan hati anak lelakinya. Dan yang selalu kuingat sampai sekarang adalah saat beliau bilang:

"wis le, tenangno pikirmu, kowe kudu legowo... wong lanang kui ombo jangkahe, wong lanang kui yo duwe gadha, percoyo karo ibu"

Yang kurang lebih berarti bahwa aku harus tenang dan legowo. Sebagai lelaki, harus punya pandangan ke depan dan langkah yang lebar. Kalau diumpamakan langkahku ini semacam bayi yang baru belajar berjalan. Masih banyak yang harus diraih.

Teman-teman terdekat juga selalu menguatkan, membuat ku sebisa mungkin untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Gak perlu lagi update status galau di facebook. Itu hanya akan membuat orang lain khususnya wanita menjadi ilfil. Mereka selalu bilang kalau masih banyak pilihan yang bisa kita coba. Di dunia ini ada plan A sampai dengan Z, bahkan jika masih kurang, masih bisa ditambahin Plan AA, AB, AC dan seterusnya.

Lambat-laun sedikit demi sedikit aku mengerti apa yang dikatakan Ibu. Secara logika, wanita tak mungkin mau dengan lelaki yang hanya mengandalkan kata ‘cinta’. Maka dari itu aku hanya fokus untuk bekerja dan mencari rezeki. Ketika sudah siap dan mapan, siapapun wanita yang dekat, kepastian pasti akan aku berikan. Mungkin ini lah yang dimaksud dengan gadha oleh ibu.

Benar saja, tepat 2 tahun setelah putus, setelah mencari-cari kesana kemari akhirnya aku pun menemukan tambatan hati. Tak perlu waktu lama untuk berpacaran, setahun kemudian aku menikahinya.

Hidup memang penuh pilihan, ketika sudah menentukan pilihan itu, tugas kita selanjutnya adalah menjalani dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi pilihan kita.

Setelah dua kali kegagalan, akhirnya keberhasilan menghampiriku di putaran yang ketiga. Ternyata rule of three itu berlaku di juga di bidang asmara. Sekarang berbahagia dengan wanita yang jauh lebih baik dari segi apapun dan dikaruniai dua buah hati yang lucu.

Dari sini aku belajar bahwa jika kita jatuh cinta, kita harus siap untuk merasakan jatuh, lalu kita akan belajar bagaimana caranya untuk berdiri kembali bahkan menjadi lebih kuat lalu memantaskan diri.

Pengalaman bahwa aku pernah jatuh, kecewa, sedih dan sebagainya membuatku lebih kuat dari sebelumnya.

Tak perlu risau kalau kita lagi jatuh, jalani saja dan percaya Tuhan akan memberi hal yang lebih indah. Memang Tuhan tak selalu mengabulkan apa yang kita inginkan, tapi yakinlah Dia akan selalu memberi apa yang kita butuhkan.

Sebagai penutup, mungkin lagu dari So7 ini bisa menjadi penyemangat.

Sekian...


~~End~~
Baru baca. Kenapa ngk muncul di notifku ya? Hmm. Bagus pap, sri ikut hanyut di dalam ceritanya 👍👏👏
 
You had me at hello :o

Gak gak pawwww 🤣🤣🤣 kidding akooh wakakaka ..
Yaaiii rilis juga akhernyaa 😍 bahagia selalu sama keluarga, perjuanganmu di cinta maupun karir ga sia², semoga bisa selamanya menjaga amanah Gusti yaaa ..
Amiiiinn...

You had me at nasi pincuk bu ida..

:lol:

Haduhh beneran sambil nyanyi dong hahagaha

Baru baca. Kenapa ngk muncul di notifku ya? Hmm. Bagus pap, sri ikut hanyut di dalam ceritanya 👍👏👏

di Notifmu cuma ada postnya @Bali_Omah soale.

Wkakaka
 
Terakhir diubah:
Ludo apaan nih om?
Semacam game penyiksaan batin..wkwkwkwk...
nggak kak, semacam mainan anak anak tapi bisa online dan barengan.
coba kalo bisa PM bisa kirim link nya sih.
ga berani terang2an kak, takut di gampar om TS @volnut ah...

PM aja yah..
 
Ayo ayo buruan yang udah nulis cerita atau kisah inspiratif buruan diposting, menurut kabar dari burung, Batas penilaian event #GAHtH dimajukan menjadi tanggal 2 Februari 2022.
lama bener, om? hahahaha
Biasanya jagoan muncul belakangan yaa 😅
Kk udh nulis blm?
Hayukkk di share.....
Semangat yg mau ikut GA HtH 🔥
Haha,, nakar saingan kali sis... hehe
Ada mba yuu, udah nulis macem cerpen..cuma ku nulisnya di word.. belom sempet di pindahin krn belom selesai msh sibuk ngejar hidup.. ahahaha
Hidup jangan dikejar sis,,, jalanin aja dl,,, eh
Mau join GA dan udah selesai tulisannya, tapi pas dibaca lagi kok nggak enak...

harus diedit lagi dulu :pandatakut:
Jangan kelamaan di edit kaka... nanti malah ga jadi rilis, hehehe rilis dl aja...
Baca cerita suhu2 disini bikin aku merenung dan introspeksi..semangat terus semuanya, semoga selalu dikuatkan hatinya dalam menghadapi berbagai cobaan hidup ❤❤❤
Banyak cerita terpendam yang bisa mengajarkan kita tentang makna hidup ya sis.. hehe
duh bingung mau cerita apa om paps, kayanya ga ada yang inspiring huhu
memandang Ava mu saja sudah menginspirasi banyak orang koq sis...:bata:
 
Ikutan nulis ya buat #GAHtH
Kali aja kisahnya menginspirasi. Kalaupun tidak, ya paling nggak bisa sharing dengan yang lain..
Mohon izin ya om @volnut sebagai TS
dan @rosie @superfly dan @XocoatlDag sebagai dewan juri.

Semoga menang GA,
Kalaupun tidak ya ndak apa-apa,
semoga memenangkan hatinya....

hiyaaaa hiyaaa hiyaaaa....

:malu::malu::malu::malu::malu:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Rule of Three
Entah ini kisah inspiratif atau kisah pilu, yang pasti pengalaman ini cukup membuatku kuat dan paling tidak untuk bertahan sampai sekarang.

Kurang lebih tahun 2010, aku lulus kuliah, bersyukur langsung diterima di kerjaan yang sekarang. Memiliki pacar satu jurusan yang terlebih dulu lulus dan lebih mapan.

Impian kami sangat sederhana, yaitu lulus kuliah, bekerja, menikah dan tinggal berdua dengan mengontrak atau mencicil rumah kecil di pinggiran Jogja.

Namun kendala mulai ada saat aku harus bekerja di Jakarta yang artinya kami harus menjalani hubungan jarak jauh atau LDR. Kami selalu intens berkomunikasi, lancar tak ada halangan. Prinsip saling percaya lah yang kami pegang meskipun aku disini banyak godaan.

Setahun kemudian, tepat beberapa minggu setelah aku diresmikan menjadi pegawai tetap, ada kabar yang tak sedap datang menghampiri.

Pacarku tiba-tiba meminta putus, dengan alasan yang kurasa memang sangat logis, bahwa dia ingin membahagiakan Ayahnya yang sudah sakit-sakitan. Sedangkan aku, yang baru saja memiliki pekerjaan tetap, tentu belum siap untuk menikah, dan masih punya tanggung jawb untuk membahagiakan orang tua terlebih dahulu, mengingat aku berasal dari keluarga yang tak mampu secara finansial.

Sedikit cerita soal keluargaku. Bapak adalah seorang PNS, sedangkan Ibu adalah seorang ibu rumah tangga. Kami semua sejak kecil tinggal di rumah nenek, karena memang belum bisa membeli rumah sendiri.

Gaji Bapak habis dipotong hutang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan Bapak bisa dalam setahun memiliki slip gaji yang angkanya minus. Pinjaman disana-sini. Gali lubang tutup lubang. Jatah beras pun sering dijual atau dititipkan ke koprasi untuk membayar hutang. Pernah tiap hari dalam seminggu kami didatangi tetangga untuk menagih hutang yang dipinjam Bapak. Saking takutnya, Bapak rela menginap di kantor dengan alasan mendapat jatah piket agar bisa menghindar dari tetangga tersebut.

Tanah warisan yang seharusnya bisa kami bangun rumah pun nyatanya juga dijual untuk biaya kuliah anak-anaknya. Sebab prinsip orangtuaku, pendidikan adalah nomor satu.

Beruntung, kami 3 bersaudara akhirnya menamatkan kuliah yang penuh perjuangan. Bahkan kami semua menempuh jarak 45 km tiap hari demi kuliah, karena tidak kuat bila harus membayar uang kos. Kadang saya pulang kuliah berboncengan bareng Bapak memakai motor Astrea Prima dengan satu karung penuh berisi sayuran yang esok paginya akan dijual oleh Ibu di pasar.

Tahun 2011 itu adalah tahun dimana Bapak pensiun menjadi pegawai, otomatis penghasilan dengan hanya gaji pokok yang masih dipotong hutang pun harus dikelola dengan seksama.

Aku dan kakak lelakiku bertekad untuk membelikan tanah dan membangun rumah untuk orang tua kami. Sedangkan kakak perempuan ku akan tinggal bersama kedua orang tua kami, merawat dan mendampingi hingga senja nanti.

Itulah kenapa untuk urusan percintaan, kami sepakat untuk menunda. Orang tua lah yang utama. Lalu kami akan melunasi semua hutang yang berjuta-juta itu agar Bapak bisa menerima gaji pensiunan utuh, lalu memberi Ibu uang bulanan selayaknya kodrat suami menafkahi istri.

Egois memang kalau dilihat dari perspektif seorang wanita, yang selalu membutuhkan kepastian.

“Kalau tidak ada kepastian mendingan sudahan,” begitulah kata-kata pacarku waktu itu.

Keputusan pun diambil. Kami resmi putus dengan baik-baik saja. Tentu saja tangisan pecah diantara kami saat itu.

Prinsip bahwa seorang lelaki pantang menguraikan air mata karena cinta hancur seketika. Tidak mudah memang mengingat kami sudah 3 tahun menjalin hubungan.

Sebenarnya, aku masih menaruh harap dia mau menungguku paling tidak 1 tahun lagi. Harapan itu masih ada karena aku juga masih terus berhubungan baik.

Namun, berita yang lebih mengejutkan lainnya pun datang. Selang dua minggu setelah kita putus, dia dilamar oleh seorang lelaki yang tak bukan adalah mantan pacarnya waktu SMA. Rasa pedih seakaan menghunjam tiada henti.

Ingin rasanya, hadir sebelum detik-detik lamaran, membubarkan rombongan, menghentikan prosesi lamaran, lalu berteriak bahwa aku yang akan melamarnya.

Tapi aku tahu itu hanya ada di cerita fiksi atau sinetron semata. Tak mungkin ku lakukan. Karena memang aku yang tak punya nyali.

Sulit memang berkata ikhlas, aku pun sadar bahwa tak semua usaha berakhir bahagia. Ada kalanya kita putus asa, sedih, dan kecewa yang menjadi satu paket bernama ''cinta'' itu sendiri.

Merasa dikhianati itu pasti, karena secara logika, selama LDR kami, mustahil baginya tak berhubungan dengan si mantan itu. Dan aku pun akhirnya tahu dari teman dekat bahwa selama LDR dia kerap bertemu dangan lelaki itu. Pikiranku pun berkecamuk, entah apa yang mereka lakukan selama beberapa kali pertemuan itu.

Remuk benar hati ini, rasa percaya runtuh seketika. Tapi apa daya. Dibandingkan denganku, si mantan ini lebih berduit, lebih pula mapan, apalagi dia bekerja di instansi sultan.

Ini adalah kali kedua aku merasa dikhianati oleh orang yang tercinta. Waktu semester 4, aku pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita satu kampus namun berbeda fakultas, dia juga kebetulan adek kelas waktu SMA.

Tak sampai sebulan, dia minta putus, hanya karena aku yang terlalu sibuk dengan kuliah. Lalu selang berapa hari kemudian dia jadian dengan teman satu fakultasnya.

Pedih memang, tapi yang kurasakan kali ini terasa lebih sakit, karena impian yang di depan mata, pupus seketika.

Sebulan kemudian aku dengar dia akan menikah, aku juga diundang tapi aku bertahan untuk tak datang guna menghindari kericuhan. Lalu hanya sebuah buku berjudul La Tahzan yang ku kirimkan sebagai kado pernikahan.




Ya, seperti ungkapan diatas, I’m fine, I'm just not happy. Harus berusaha untuk menerima apa pun yang dihadapi dan menganggap semuanya baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak.

Ditinggal menikah memang menjadikan kita sebgai orang yang paling tersakiti, namun bisa jadi memang kita yang tidak atau belum pantas dijadikan pasangan hidup.

Seiring waktu berjalan, aku pun sadar buat apa berlama-lama meratapi patah hati. Toh takkan mengubah semuanya. Aku paham, bahwa memang manusia hanya bisa berencana. Dan bahwa selain Tuhan, ada faktor kemapanan juga yang menentukan.

Beberapa orang butuh orang lain mengisi hatinya untuk move on. Tapi bagiku, waktu lah yang akan meredakan semuanya. Karena aku juga khawatir, aku hanya akan mencari pelarian semata. Seperti kata Pablo Neruda yang mengatakan bahwa "Love is so short, forgetting is so long" atau seperti lagunya Didi Kempot yang berjudul Ketaman Asmoro “Wis tak lali-lali. Malah sansoyo kelingan”. Ya memang time is the cure.

Kurang lebih satu tahun baru bisa benar-benar move on. Tak perlu lagi meratapi yang lalu. Yang perlu dilakukan hanyalah fokus pada diri sendiri. Kerja bener dapat rezeki, nanti juga bakalan ketemu lagi tambatan hati.

Yang paling membuatku bangkit tentunya nasehat orang tua terutama Ibu yang selalu membesarkan hati anak lelakinya. Dan yang selalu kuingat sampai sekarang adalah saat beliau bilang:

"wis le, tenangno pikirmu, kowe kudu legowo... wong lanang kui ombo jangkahe, wong lanang kui yo duwe gadha, percoyo karo ibu"

Yang kurang lebih berarti bahwa aku harus tenang dan legowo. Sebagai lelaki, harus punya pandangan ke depan dan langkah yang lebar. Kalau diumpamakan langkahku ini semacam bayi yang baru belajar berjalan. Masih banyak yang harus diraih.

Teman-teman terdekat juga selalu menguatkan, membuat ku sebisa mungkin untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Gak perlu lagi update status galau di facebook. Itu hanya akan membuat orang lain khususnya wanita menjadi ilfil. Mereka selalu bilang kalau masih banyak pilihan yang bisa kita coba. Di dunia ini ada plan A sampai dengan Z, bahkan jika masih kurang, masih bisa ditambahin Plan AA, AB, AC dan seterusnya.

Lambat-laun sedikit demi sedikit aku mengerti apa yang dikatakan Ibu. Secara logika, wanita tak mungkin mau dengan lelaki yang hanya mengandalkan kata ‘cinta’. Maka dari itu aku hanya fokus untuk bekerja dan mencari rezeki. Ketika sudah siap dan mapan, siapapun wanita yang dekat, kepastian pasti akan aku berikan. Mungkin ini lah yang dimaksud dengan gadha oleh ibu.

Benar saja, tepat 2 tahun setelah putus, setelah mencari-cari kesana kemari akhirnya aku pun menemukan tambatan hati. Tak perlu waktu lama untuk berpacaran, setahun kemudian aku menikahinya.

Hidup memang penuh pilihan, ketika sudah menentukan pilihan itu, tugas kita selanjutnya adalah menjalani dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi pilihan kita.

Setelah dua kali kegagalan, akhirnya keberhasilan menghampiriku di putaran yang ketiga. Ternyata rule of three itu berlaku di juga di bidang asmara. Sekarang berbahagia dengan wanita yang jauh lebih baik dari segi apapun dan dikaruniai dua buah hati yang lucu.

Dari sini aku belajar bahwa jika kita jatuh cinta, kita harus siap untuk merasakan jatuh, lalu kita akan belajar bagaimana caranya untuk berdiri kembali bahkan menjadi lebih kuat lalu memantaskan diri.

Pengalaman bahwa aku pernah jatuh, kecewa, sedih dan sebagainya membuatku lebih kuat dari sebelumnya.

Tak perlu risau kalau kita lagi jatuh, jalani saja dan percaya Tuhan akan memberi hal yang lebih indah. Memang Tuhan tak selalu mengabulkan apa yang kita inginkan, tapi yakinlah Dia akan selalu memberi apa yang kita butuhkan.

Sebagai penutup, mungkin lagu dari So7 ini bisa menjadi penyemangat.

Sekian...


~~End~~
Banyak yang bisa diambil dari kisah ini ya gaes,,,

Tentang pengabdian seorang anak, perjuangan hidup seorang dalam memperoleh mimpinya, perjuangan cinta seorang yang dipandang sebelah mata.

@papaweekend semoga menjadi semangat bagi pembaca yang sedang mengalami perjuangan yang sama ya...
 
Kisah kisah suhu disini sangat inspiratif. Ane jadi malu selama ini banyak ngeluh :(
Niceee... terkadang ane sendiri menganggap bahwa diri ini adalah orang paling malang di dunia, namun dengan cerita orang-orang di sini, jadi bisa melihat kembali bahwa kita harus banyak bersyukur dengan apa yag telah kita punya
Oya, sekuat apapun pria, pasti akan meneteskan air mata bila matanya kecolok :colok:
:gubrak:
Met malem HtH ☕..

Keren² euy beneran ceritanya, duh jadi minder aku kalo mau post. Bagus², penyampaiannya juga runut, pada enak dibaca. Top 🥂!
keren-keren ya, peserta kali ini

Ijin mampir om @volnut .Baru bacain beberapa kisah hidup yang ditulis. Nulisnya pada bagus-bagus. Ceritanya bikin jadi introspeksi.
Silahkan sis,,, welkam, semoga tidak hanya menikmati, namun bisa juga berkontribusi...
Hasikkk setoran ceritanya banyak 😍😍😍

Kak @Raaaa turut berduka, rest in love Jimbon ❤️ memang kadang malah justru mereka yang paling ngerti perasaan kita .. cuma dengan diem dengerin kita curhat², ngusel², bisa bikin hari kita jauh lebih baik

Om @Dilan1990an dan kak @adindaputri69 makasih sharing inspirasinya, cerita kak dinda entah itu real atau metafora .. tapi yess setuju, bukan egois, tapi justru kita bisa melakukan sesuatu ke orang lain, kalo kita sendiri kuat ..
Kita bisa mencintai org lain, kalo kita mencintai diri kita sendiri .. kita bisa memaafkan org lain, kalo kita bisa memaafkan diri kita sendiri lebih dulu 🤗

You had me at hello :o

Gak gak pawwww 🤣🤣🤣 kidding akooh wakakaka ..
Yaaiii rilis juga akhernyaa 😍 bahagia selalu sama keluarga, perjuanganmu di cinta maupun karir ga sia², semoga bisa selamanya menjaga amanah Gusti yaaa ..
bacanya rapelan.... :eek:

pantes jarang nimbrung ternyata nunggu banyak dulu... hahahha
Baru baca. Kenapa ngk muncul di notifku ya? Hmm. Bagus pap, sri ikut hanyut di dalam ceritanya 👍👏👏
sudah mulai terhanyut yaaa... papaweekend juga jago ngerayu lhoo,,, nanti ikutan hanyut dalam rayuannya,,, wkwkwkwkw
Semacam game penyiksaan batin..wkwkwkwk...
nggak kak, semacam mainan anak anak tapi bisa online dan barengan.
coba kalo bisa PM bisa kirim link nya sih.
ga berani terang2an kak, takut di gampar om TS @volnut ah...

PM aja yah..
Ehhh... :colok:
Dapat mention dari @bellatrix_38k tentang hikayat inspirasi, apakah awam ini boleh ikut serta @volnut?
Silahkan om... selamat datang,,, dan boleh juga koq ikutan kontribusi... :beer:
 
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd