Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Paket Komplit" Sinka, Si Senior Kampus (Remake) (Part 6)

Bimabet
Part 5

Naomi langsung mengiyakan ajakanku untuk ke kamar tempat aku menginap. Setelah masuk kedalam kamar, Naomi langsung mengunci pintu kamar dan aku menutup korden jendela kamar. Dia pun langsung mendorongku ke kasur dan langsung mencium bibirku dengan liarnya.

“Pelan – pelan, Kak Naomi...” kataku disaat berciuman

Aku pun tidak tinggal diam dan kedua tanganku mulai meremas kedua payudaranya Naomi yang terhalang oleh pakaian yang dipakainya.

“Mmmmhhhh...... Rinooooooooooo.......... Aaaahhhhhhhhh.....”
“Terusssssss........”

Suara desahan Naomi yang keluar dari mulutnya itu semakin terdengar hingga aku langsung melepaskan seluruh pakaian yang dipakainya dan dia pun juga mulai melepaskan pakaian yang ku pakai setelah aku mennghentikan remasan tanganku ke kedua payudara Naomi.

“Rinooo...”
“Kesini yuk...” katanya yang menarik tanganku

6zhq3qsR_o.jpg


Naomi menarik tanganku dan kami berdua menuju kamar mandi. Setibanya di kamar mandi, Naomi menyuruhku untuk tiduran dibathub.

“Kamu relaks aja ya...” katanya yang tersenyum nakal

3F7rslnt_o.jpg


Aku cukup kagum dengan lekukan tubuhnya yang begitu indah dan terlihat bentuk pantat yang bagiku cukup sempurna. Naomi mulai memegang penisku dan mulai memasukan kedalam mulutnya. Bunyi dari kulumannya cukup terdengar di kamar mandi.

“Ssssslllrrrrppppp....”
“Punya kamuuuu......... Besar jugaaaaaa....... Ssssslllrrrrppppp...”

Terus – menerus dia mengulum penisku cukup lama dan aku sangat menikmati yang sedang dia perbuat ke penisku. Disaat aku terus menikmati kulumannya itu, tiba – tiba dia menghentikannya.

“Giliran kamu dong, Rino...” katanya yang menunjuk vaginanya yang sudah basah

Setelah aku dan Naomi mengubah posisi, aku mulai menghadapkan mukaku ke vaginanya. Perlahan aku mulai menjilati vaginanya yang sudah basah daritadi. Suara desahan yang berasal dari mulutnya, langsung terdengar disaat aku mulai menjilati klitorisnya.

“AAAAHHHHHHHHHH.... RINOOOOOOOO...... OOOOHHHHHHH.... YEEEESSSSSS.....”
“TERUSSSSSSS....... RINOOOOO...... TERUSSSSSS.....”

Suara desahannya yang membuat aku semakin bersemangat dan tangan kiriku mulai mengelus – elus vaginanya. Aku pun mencium bibirnya agar suara desahannya tidak terlalu terdengar hingga luar kamar hotel.

“Kak, pelan – pelan suaranya...” kataku disaat ciuman

“Rino, aku mau langsung.....”

Setelah Naomi berbicara begitu, dia langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan kepala penisku masuk kedalam vaginanya.

“Rinooooooo...”

Goyangan pinggulnya yang membuat penisku semakin tegak berdiri didalam vaginanya. Kedua tanganku mulai meremas kedua payudaranya dan mencubit kedua puting payudaranya.

“Remassss...... AAAAHHHHHHHHHH...... REMAAASSSSS..... RINOOOOOO...”

“Iya, Kak Naomi”

Karena permintaannya, aku tetap meremas kedua payudaranya itu dan aku mulai menjilati payudara kanannya. Entah berapa lama aku sudah menjilati payudara kanannya yang membuat puting payudara kanannya sedikit mengeras dan sisi kirinya juga.

“Kak, giliran aku ya...”
“Kak Naomi pasti capek”

Naomi pun tersenyum kearahku dan kami berdua bertukar posisi. Kedua tanganku mulai mengangkat kakinya dan aku pun mulai mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan aku memasukannya lagi kedalam vaginanya dan sedikit mempercepat tempo gerak pinggulku agar Naomi dapat lebih merasakan penisku di vaginanya.

“Mmmmhhhhh..... Ennaaakkkkkk... Disituuuuu.... OOOOhhhhhhhhhhhhhh...”
“Rinooooooooooooo........”

Mukanya langsung mendekat kearahku dan aku langsung mencium bibirnya disaat aku masih menggerakan pinggulku. Suara kecupan cukup terdengar disaat aku masih menggerakan pinggulku dan disaat aku masih menggerakan pinggulku, tubuh dari Naomi bergetar.

“Rinooooooo....”
“Aku keluarrrrrr..... AAAAAAHHHHHHHHHHHHH.......”

“Aku belum keluar, Kak Naomi”

Naomi pun orgasm disaat aku masih menggerakan pinggulku. Aku langsung memeluk erat tubuhnya agar tubuhnya tidak bergetar lagi.

“Rino, pelan – pelan ya...” katanya yang langsung mencium bibirku

“Iya, Kak Naomi...”

“Panggil Naomi aja, Rino...” katanya yang mencium bibirku lagi

Perlahan aku mulai melambatkan tempo gerak pinggulku agar Naomi tidak orgasm duluan. Bunyi selangkangan yang bertabrakan terdengar di kamar mandi dan kedua tanganku mulai meremas lagi kedua payudaranya itu agar Naomi bisa lebih merasakan sensasi yang aku berikan.

“Rinoooo.... Aaaaahhhhhhh.... Enaaaakkkkkkkkkk....”
“Akuuuuu.... Sukaaaaa.........”

Terus – menerus aku melakukannya dan aku mulai merasakan sensasi gatal diujung penisku.

“Naomi, aku pengen keluarrr.....”

“Aku juga, Rinooooo...”

Disaat aku ingin mengeluarkan penisku dari vaginanya, tiba – tiba kedua kakinya menahan punggungku dan...

“RINOOOOOOOOOOO........ AAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHH....”

“NAOMIIIIIIIIIIII........”

Aku pun mengeluarkan sperma didalam vagina Naomi. Entah tiga hingga enam kali aku mengeluarkan spermaku didalam vaginanya.

“Rino...”
“Makasih ya udah mau puasin aku” katanya yang mencium bibirku perlahan

“Aku takut kalo kamu..” kataku yang tiba – tiba mulutku ditahan oleh jari telunjuknya

“Tenang aja...”
“Aku selalu pake pil kb kok” katanya yang tersenyum

Setelah itu pun, kami berdua membersihkan diri dan disaat aku membersihkan diri, Naomi mengulum penisku beberapa saat hingga aku mengeluarkan spermaku didalam mulutnya. Setelah kami berdua membersihkan diri, ku lihat jam dinding sudah menunjukan pukul tiga sore.

“Aku pamit ya, Rino”

“Iya, Naomi...”

Naomi pun kembali ke tempat tim K3 menginap dan aku memakan sate yang tadi siang aku beli.

-----XXX-----

GIiLHjyV_o.jpg


Malam hari pukul tujuh. Aku sedang memandang langit dari depan kamar ku yang ditemani oleh secangkir kopi hitam dan jagung bakar yang aku beli didekat kamar. Setelah menghabiskan jagung bakar yang aku beli tadi, aku pun masih merasa lapar dan menuju luar Puncak Pass Resort untuk mencari makan. Disaat menunggu makanan yang aku pesan, aku bertemu dengan Rona, temannya Sinka.

UnwrWpAN_o.png


“Kamu bukannya junior kampusnya Sinka?”

“Iya, kak”
“Kakak namanya siapa ya?”
“Maaf aku lupa nama kakak”

“Rona”
“Panggil nama aja”
“Enggak usah pake kak”

“Ok, Rona...”

Selama menunggu makanan yang aku pesan, kami berdua pun berbicara cukup lama dan membahas soal kehidupan masing – masing.

“Aku kadang – kadang main game juga, pas ada waktu kosong”

“Samaan kalo gitu, Rona”

“Ngomong – ngomong kamu sering diomongin sama Sinka loh”

“Diomongin apaan maksudnya, Rona?”

Aku cukup kaget karena terkadang menjadi pembicaraan oleh Sinka disaat dia sedang berbicara ke Rona. Cukup lama aku berbicara dengan Rona hingga makanan yang aku pesan sudah jadi.

“Lima belas ribu, mas”

“Ini, pak... Kembaliannya ambil aja” kataku

“Makasih, mas”

Sebelum pamit ke Rona untuk kembali, aku meminta kontak line untuk dapat dihubungi.

“Rona, boleh minta id line?”

“Boleh kok”

Aku pun memberikan smartphoneku ke Rona dan setelah dia memberikan id linenya, aku kembali menuju kamar penginapan. Disaat makan pun, aku masih kepikiran dengan pembicaraan dengan Rona tadi. Setelah makan dan disaat aku menonton tv, tiba – tiba Sinka bertanya ke aku melalui chat line dan aku mengatakan bahwa aku berada di kamar dan aku memberitaukan ke Sinka, kamar yang aku tempati. Tidak menunggu lama, Sinka datang ke kamar aku dengan membawa sedikit makanan sisa dari tempat tim K3 menginap.

“Maaf ya cuman bawa makanan segini aja” kata Sinka yang masuk ke kamar

“Enggak apa – apa kok, Sinka” kataku yang menutup pintu kamar

Setelah menutup pintu kamar, aku dan Sinka berbicara cukup lama.

“Tadi ngapain aja, Sinka?” tanyaku

“Cuman ngadain mini games”
“Abis itu mau ada sesi sharing sih”

“Bagus itu ada sesi sharing”
“Biar tim K3 makin solid dan tau satu sama yang lainnya”

“Ya begitulah”
“Ngomong – ngomong kamu dikuliah nanti yang bener ya, Rino”

Entah kenapa aku sangat menyukai perasaan ini disaat aku selalu berbicara dengannya dan aku bertanya ke Sinka tentang suatu hal.

“Sinka?”

“Iya?”

“Kamu punya.......”

Disaat aku ingin bertanya, tiba – tiba Sinka ditelepon oleh Naomi untuk kembali karena sesi sharing mau dimulai dan Sinka pun pamit ke aku.

“Aku duluan ya” katanya yang tiba – tiba mencium bibirku

“Nanti berkabar ya kalau udah selesai”

Sebelum Sinka menutup pintu kamarku, dia mengatakan suatu kalimat yang mungkin adalah jawaban darinya.

“Enggak...” katanya yang tersenyum lalu menutup pintu kamar

Mungkin Sinka tau maksud yang ingin aku tanyakan ke dia sebelum Naomi menelponnya. Karena aku masih lapar, aku memakan makanan yang diberikan oleh Sinka dan mencoba menyalakan laptop yang aku bawa untuk menonton Ultraman Ace dengan ditemani oleh secangkir kopi hitam hingga pukul tiga pagi. Tiba – tiba smartphoneku berbunyi dan aku melihat kiriman foto dari Rona.

rnRU4pak_o.jpg


“Kenapa dia kirim foto ke aku?” tanyaku dalam pikiran




Bersambung...
 
Part 6

Aku terbangun dari tidur karena mendengar suara ketukan pintu dan ku lihat di jam dinding menunjukan pukul tujuh pagi. Aku pun segera membuka pintu kamar dan ku lihat Rona yang menggunakan sweater orange dengan membawakan makanan.

mxm1l0S6_o.jpg


“Hai, Rino...”
“Ini aku bawain makanan buat sarapan nanti” katanya yang menyerahkan sekotak makanan

“Makasih ya, Rona” kataku yang menguap dan mengusap mulut

“Maaf ya kalo ganggu kamu tidur...”

“Enggak apa – apa kok”

“Aku balik dulu ya, Rino” katanya yang tersenyum

Setelah itupun, aku kembali ke kasur untuk tidur. Disaat ingin memejamkan mata untuk tidur, suara ketukan pintu kamar kembali terdengar.

“Haduhhhhh...”
“Baru pengen tidur lagi padahal” kataku dalam pikiran

Aku pun menuju pintu kamar dan ku buka pintu yang menutup dalam ruangan kamar. Ku lihat Sinka yang membawakan sekotak makanan.

“Rino, aku bawain kamu makanan buat sarapan...” katanya yang yang menyerahkan sekotak makanan

“Maaf ya ngerepotin kamu jadinya, Sinka...”

“Aku boleh masuk, Rino?”

“Masuk aja”

Setelah Sinka masuk ke kamar, aku menutup pintu dan meletakan sekotak makanan.

“Itu kotak makanan darisiapa?”

“Kan itu dari kamu kemarin, Sinka”

“Ngomong – ngomong kemarin kamu pengen ngomong apa, Rino?”

Seketika aku berdiam diri tidak bisa berbicara sama sekali setelah mendengar Sinka berbicara seperti itu. Seakan gugup ingin berbicara yang ingin aku tanya kemarin ke dia.

“Rino???”

“Ehhh...”
“Kenapa, Sinka?”

“Kemarin kamu pengen ngomong apa?”

“Sebelumnya maaf banget kalo nanti aku tanya hal yang enggak sopan ke kamu”

Setelah menarik nafas, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang ingin aku tanya kemarin ke Sinka.

“Kamu punya teman yang cukup spesial?”

“Enggak”
“Maksud kamu, pacar ya Rino?”

Kembali terdiam diri karena Sinka berbicara seperti itu dan aku benar – benar gugup untuk menjawabnya. Keringat dingin pun mulai menetes dari wajahku karena aku masih gugup tidak bisa menjawab pertanyaan dari Sinka.

“Rino???”

Perlahan Sinka mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencium bibirku dengan halus.

“Santai aja, Rino...”
“Kalau mau ungkapin, ungkapin aja”
“Aku juga suka kok sama kamu” katanya setelah mencium bibirku

Aku pun mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa yang ada dihati ini.

“Aku sebenarnya suka sama kamu dari awal aku ngelihat kamu, Sinka”
“Sebenarnya kemarin malam aku pengen ungkapin, tapi takut kalau kamu udah ada yang punya”

“Aku belum ada yang punya kok, Rino”

“Jadi?”

“Kamu maunya gimana, Rino?”

Aku mulai membalas ciumannya dengan mencium bibirnya perlahan. Ku lihat dia mulai memejamkan kedua matanya.

“Kita jadian” kataku yang berbisik ditelinganya

“Aku mau” balasnya yang berbisik ke telingaku

Aku pun melanjutkan ciumanku ke bibirnya secara perlahan. Tangan kananku mengelus pipi kanannya disaat kami berdua berciuman dan tangan kiriku mengelus – elus rambutnya yang terurai. Aku sangat menikmati ini, entah kenapa. Aku benar – benar menikmatinya dan ku lihat Sinka juga menikmatinya. Perlahan aku mulai melepaskan seluruh pakaian yang dipakainya dan Sinka juga melepaskan seluruh pakaianku setelah kami berdua bercumbu.

“Terserah kamu mau apain aku” katanya yang tersenyum

jPMELPZE_o.jpg


“Serius, Sinka?”

“Iya”

Aku mulai mendekatkan wajahku ke wajahnya dan mulai mencium lagi bibirnya disaat aku melihat Sinka yang memejamkan kedua matanya. Kedua tanganku mengelus – eluskan pipinya dan rambutnya yang terurai. Aku terus melakukannya hingga mulai meremas pantatnya dan langsung menggendongnya hingga Sinka kaget.

“Ihhhhh...”
“Pelan – pelan dong, Rino”

“Maaf ya”

Disaat aku menggendongnya, dia pun tetap mencium bibirku hingga ku jatuhkan dikasur. Aku pun tergoda dengan vaginanya dan mulai mengubah posisiku menjadi jongkok dihadapan vaginanya. Aku mulai mengeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya dan memainkan klitorisnya itu yang membuat suara desahan berasal dari mulutnya itu muncul cukup kencang.

“AAAAHHHHHHH... RINOOOOOO....... ENAAKKKKKKK....”
“MMMHHHHHHH..... OOOOHHHHHHH.......”

Suara desahannya itu yang membuat aku makin bersemangat dan mulai lanjut kebagian payudaranya. Tangan kiriku mulai meremas payudaranya dan lidahku mulai menjilati payudara kanannya dan putingnya yang berwarna coklat tua. Terus – menerus aku menjilati puting payudara kanannya dan tangan kiriku mencubit halus puting payudara kirinya yang membuat Sinka semakin mendesah cukup keras.

“RINOOOOOO... AAAAHHHHHHH...... GELIIIIIIIII......”

“Biar kamu suka, Sinka...”

Terus aku melakukannya hingga Sinka mulai merasakan ada yang ingin keluar dari vaginanya.

“RINOOOOOOOOOOOOOOOO...”

“Rileks aja, Sinka”

Sinka orgasm untuk pertama kalinya karena permainanku. Tubuhnya bergetar cukup kencang karena Sinka tidak kuat menahan rasa orgasmnya itu. Dengan kedua tanganku, aku memeluknya agar menahan getaran akibat orgasmnya itu.

“Gimana rasanya, Sinka?”

“Gimana ya???”
“Aku enggak tau mau bilang apa, Rino”
“Tapi enak yang aku rasain”

Tiba – tiba dia melihat penisku yang on fire dan menyentuh dengan tangan kanannya. Perlahan dia mulai mengocok penisku dan memasukan penisku kedalam mulutnya.

rcwF7DUd_o.jpg


“Kok dia bisa tau ini ya?” kataku dalam pikiran

Suara kulumannya begitu terdegar seisi ruangan kamar. Terus – menerus dia lebih lama mengulum penisku setelah mengocoknya dan ku lihat Sinka mulai menikmati permainannya sendiri.

“Ssslllrrrpppppp.... Punyaaaa.... Kamuuuuu.... Panjangggggg.....”

Cukup lama dia mengulum penisku dan tiba – tiba dia menghentikannya. Ku lihat Sinka mulai mengubah posisinya menjadi tiduran.

“Rino...” katanya yang menunjukan vaginanya

Seakan tau dari maksudnya, aku mulai mengarahkan penisku ke vaginanya.

“Aku coba pelan – pelan ya, Sinka”

“Iya...”

Perlahan aku mulai memasukan penisku ke vaginanya. Sinka berteriak cukup kencang karena selaput daranya robek akibat ku masukan penisku ke vaginanya hingga meneteskan air mata.

“Rinoooooooooooooooo........”

Aku pun langsung mencium bibirnya agar dia tidak berteriak. Perlahan aku mulai menggerakkan pinggulku dengan tempo pelan. Perlahan tapi pasti, suara desahan yang berasal dari mulutnya mulai terdengar.

“Mmmmhhhhhhh..... Ooooohhhhhhhh..... Aaaaahhhhhhhhhh....”
“Enakkkkkkkk...... Ooooohhhhhh....... Yeeessssssssssssss.....”

“Rileks aja, Sinka”

Agar mendapatkan klimaks lebih, kedua tanganku meremas payudaranya berlawanan arah jarum jam yang membuat Sinka semakin mendesah cukup kencang.

“AAAAHHHHHH.... Rinooooooo..... Oooooohhhhhh.....”
“Pelannnnnnn......... Nikmattttttttt.......... “

“Kamu rileks aja, Sinka”
“Rasain aja...”

Ref7z0uL_o.jpg


“Ooooohhhhhh..... Mmmmhhhhh...... Iyaaaaaaaaaa.......”

Entah berapa lama aku terus menggerakan pinggulku dan aku mulai merasakan spermaku yang ingin keluar.

“Sinka...”
“Aku pengen keluar....”

“Aku jugaaaa......”

Disaat aku ingin menarik penisku dari vaginanya, tiba – tiba Sinka menahan punggungku dengan kedua kakinya.

“SINKAAAAAAA................”

“RINOOOOOO..... AAAHHHHHHHHHHHHH......”

Dua hingga enam kali aku meledakan spermaku didalam vaginanya dan tubuhku terjatuh diatas tubuhnya setelah aku meledakan spermaku didalam vaginanya.

“Sinka...”
“Kamu gimana?”

“Enggak tau, aku takut kenapa – kenapa nih...”

“Tapi tadi gimana?”

“Enak, Rino” katanya yang tersenyum

“Semoga aja enggak apa – apa ya kamu”

“Kapan – kapan lagi ya, Rino”

Setelah itu pun ku lihat jam delapan dan kami berdua pun membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, Sinka pamit kembali ketempatnya dan aku pun memakan nasi kotak yang diberikan oleh Sinka dan Rona tadi.

-----XXX-----

Satu minggu setelah kejadian aku bersetubuh dengan Sinka dan aku masih sedikit mengkhawatirkan keadaannya.

“Semoga aja enggak kenapa – napa, Sinka” kataku dalam pikiran

Tiba – tiba Dicky membuat aku kaget disaat aku terus memikirkan keadaan Sinka.

“Woi, Rino...”
“Bengong aja lu...”

“Ngagetin aja lu, Ky”

“Lagian lu bengong gitu hahahahaha”
“Ngomong – ngomong lu jadian sama Sinka, senior kita ya?”

“Kata siapa?”

“Gw denger omongan senior – senior yang lain”
“Santai aja lah”

“Namanya juga suka, Ky”
“Suka sama suka lebih tepatnya”

Setelah berbicara dengan Dicky, sebagian mahasiswa yang lain mulai masuk kedalam ruangan dan seorang dosen juga masuk kedalam ruangan kampus.

“Selamat pagi anak – anak semua”

“Pagi, pak”

“Dihari sabtu yang cerah ini, bapak ingin memperkenalkan ke kalian semua”
“Mahasiswi pertukaran pelajar yang berasal dari Jepang...”

“Menurut lu gimana, No?” tanya Dicky yang berbisik kearahku

“Gw enggak tau” kataku yang berbisik

Dosen diruangan kelasku mulai mempersilakan mahasiswi tersebut masuk kedalam ruangan dan aku cukup kaget dengan pesonanya.

maDlEVdV_o.jpg


“Inilah mahasiswi yang berasal dari Jepang itu”
“Jiko shōkai shite kudasai (Mohon perkenalkan diri Anda)” kata dosen yang berbisik ke mahasiswi itu

“Minasan ohayōgozaimasu (Selamat pagi semuanya)” kata mahasiswi itu

Aku cukup terpesona dengan wajahnya yang cukup manis seperti Sinka dan menunggu menyebut namanya.

“Watashinonamaeha Nanadesu. Watashi wa Tōkyō kara kimashita (Nama saya Nana. Saya berasal dari Tokyo)”

Beberapa mahasiswa dan mahasiswi pun menyambut Nana dan dosen menyuruh Nana untuk mencari tempat duduk. Kebetulan sekali tempat duduk sebelah kananku kosong dan Nana duduk disebelah kananku.

“Ohayōgozaimasu, Nana (Selamat pagi, Nana)”

“Ohayōgozaimasu (Selamat pagi)”

“Watashinonamaeha Rinodesu (Nama aku Rino)”
“Go aisatsu (Salam kenal)”

“Aisatsu mo (Salam kenal juga)”




Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd