axelovers
Guru Semprot
Part 5
Naomi langsung mengiyakan ajakanku untuk ke kamar tempat aku menginap. Setelah masuk kedalam kamar, Naomi langsung mengunci pintu kamar dan aku menutup korden jendela kamar. Dia pun langsung mendorongku ke kasur dan langsung mencium bibirku dengan liarnya.
“Pelan – pelan, Kak Naomi...” kataku disaat berciuman
Aku pun tidak tinggal diam dan kedua tanganku mulai meremas kedua payudaranya Naomi yang terhalang oleh pakaian yang dipakainya.
“Mmmmhhhh...... Rinooooooooooo.......... Aaaahhhhhhhhh.....”
“Terusssssss........”
Suara desahan Naomi yang keluar dari mulutnya itu semakin terdengar hingga aku langsung melepaskan seluruh pakaian yang dipakainya dan dia pun juga mulai melepaskan pakaian yang ku pakai setelah aku mennghentikan remasan tanganku ke kedua payudara Naomi.
“Rinooo...”
“Kesini yuk...” katanya yang menarik tanganku
Naomi menarik tanganku dan kami berdua menuju kamar mandi. Setibanya di kamar mandi, Naomi menyuruhku untuk tiduran dibathub.
“Kamu relaks aja ya...” katanya yang tersenyum nakal
Aku cukup kagum dengan lekukan tubuhnya yang begitu indah dan terlihat bentuk pantat yang bagiku cukup sempurna. Naomi mulai memegang penisku dan mulai memasukan kedalam mulutnya. Bunyi dari kulumannya cukup terdengar di kamar mandi.
“Ssssslllrrrrppppp....”
“Punya kamuuuu......... Besar jugaaaaaa....... Ssssslllrrrrppppp...”
Terus – menerus dia mengulum penisku cukup lama dan aku sangat menikmati yang sedang dia perbuat ke penisku. Disaat aku terus menikmati kulumannya itu, tiba – tiba dia menghentikannya.
“Giliran kamu dong, Rino...” katanya yang menunjuk vaginanya yang sudah basah
Setelah aku dan Naomi mengubah posisi, aku mulai menghadapkan mukaku ke vaginanya. Perlahan aku mulai menjilati vaginanya yang sudah basah daritadi. Suara desahan yang berasal dari mulutnya, langsung terdengar disaat aku mulai menjilati klitorisnya.
“AAAAHHHHHHHHHH.... RINOOOOOOOO...... OOOOHHHHHHH.... YEEEESSSSSS.....”
“TERUSSSSSSS....... RINOOOOO...... TERUSSSSSS.....”
Suara desahannya yang membuat aku semakin bersemangat dan tangan kiriku mulai mengelus – elus vaginanya. Aku pun mencium bibirnya agar suara desahannya tidak terlalu terdengar hingga luar kamar hotel.
“Kak, pelan – pelan suaranya...” kataku disaat ciuman
“Rino, aku mau langsung.....”
Setelah Naomi berbicara begitu, dia langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan kepala penisku masuk kedalam vaginanya.
“Rinooooooo...”
Goyangan pinggulnya yang membuat penisku semakin tegak berdiri didalam vaginanya. Kedua tanganku mulai meremas kedua payudaranya dan mencubit kedua puting payudaranya.
“Remassss...... AAAAHHHHHHHHHH...... REMAAASSSSS..... RINOOOOOO...”
“Iya, Kak Naomi”
Karena permintaannya, aku tetap meremas kedua payudaranya itu dan aku mulai menjilati payudara kanannya. Entah berapa lama aku sudah menjilati payudara kanannya yang membuat puting payudara kanannya sedikit mengeras dan sisi kirinya juga.
“Kak, giliran aku ya...”
“Kak Naomi pasti capek”
Naomi pun tersenyum kearahku dan kami berdua bertukar posisi. Kedua tanganku mulai mengangkat kakinya dan aku pun mulai mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan aku memasukannya lagi kedalam vaginanya dan sedikit mempercepat tempo gerak pinggulku agar Naomi dapat lebih merasakan penisku di vaginanya.
“Mmmmhhhhh..... Ennaaakkkkkk... Disituuuuu.... OOOOhhhhhhhhhhhhhh...”
“Rinooooooooooooo........”
Mukanya langsung mendekat kearahku dan aku langsung mencium bibirnya disaat aku masih menggerakan pinggulku. Suara kecupan cukup terdengar disaat aku masih menggerakan pinggulku dan disaat aku masih menggerakan pinggulku, tubuh dari Naomi bergetar.
“Rinooooooo....”
“Aku keluarrrrrr..... AAAAAAHHHHHHHHHHHHH.......”
“Aku belum keluar, Kak Naomi”
Naomi pun orgasm disaat aku masih menggerakan pinggulku. Aku langsung memeluk erat tubuhnya agar tubuhnya tidak bergetar lagi.
“Rino, pelan – pelan ya...” katanya yang langsung mencium bibirku
“Iya, Kak Naomi...”
“Panggil Naomi aja, Rino...” katanya yang mencium bibirku lagi
Perlahan aku mulai melambatkan tempo gerak pinggulku agar Naomi tidak orgasm duluan. Bunyi selangkangan yang bertabrakan terdengar di kamar mandi dan kedua tanganku mulai meremas lagi kedua payudaranya itu agar Naomi bisa lebih merasakan sensasi yang aku berikan.
“Rinoooo.... Aaaaahhhhhhh.... Enaaaakkkkkkkkkk....”
“Akuuuuu.... Sukaaaaa.........”
Terus – menerus aku melakukannya dan aku mulai merasakan sensasi gatal diujung penisku.
“Naomi, aku pengen keluarrr.....”
“Aku juga, Rinooooo...”
Disaat aku ingin mengeluarkan penisku dari vaginanya, tiba – tiba kedua kakinya menahan punggungku dan...
“RINOOOOOOOOOOO........ AAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHH....”
“NAOMIIIIIIIIIIII........”
Aku pun mengeluarkan sperma didalam vagina Naomi. Entah tiga hingga enam kali aku mengeluarkan spermaku didalam vaginanya.
“Rino...”
“Makasih ya udah mau puasin aku” katanya yang mencium bibirku perlahan
“Aku takut kalo kamu..” kataku yang tiba – tiba mulutku ditahan oleh jari telunjuknya
“Tenang aja...”
“Aku selalu pake pil kb kok” katanya yang tersenyum
Setelah itu pun, kami berdua membersihkan diri dan disaat aku membersihkan diri, Naomi mengulum penisku beberapa saat hingga aku mengeluarkan spermaku didalam mulutnya. Setelah kami berdua membersihkan diri, ku lihat jam dinding sudah menunjukan pukul tiga sore.
“Aku pamit ya, Rino”
“Iya, Naomi...”
Naomi pun kembali ke tempat tim K3 menginap dan aku memakan sate yang tadi siang aku beli.
-----XXX-----
Malam hari pukul tujuh. Aku sedang memandang langit dari depan kamar ku yang ditemani oleh secangkir kopi hitam dan jagung bakar yang aku beli didekat kamar. Setelah menghabiskan jagung bakar yang aku beli tadi, aku pun masih merasa lapar dan menuju luar Puncak Pass Resort untuk mencari makan. Disaat menunggu makanan yang aku pesan, aku bertemu dengan Rona, temannya Sinka.
“Kamu bukannya junior kampusnya Sinka?”
“Iya, kak”
“Kakak namanya siapa ya?”
“Maaf aku lupa nama kakak”
“Rona”
“Panggil nama aja”
“Enggak usah pake kak”
“Ok, Rona...”
Selama menunggu makanan yang aku pesan, kami berdua pun berbicara cukup lama dan membahas soal kehidupan masing – masing.
“Aku kadang – kadang main game juga, pas ada waktu kosong”
“Samaan kalo gitu, Rona”
“Ngomong – ngomong kamu sering diomongin sama Sinka loh”
“Diomongin apaan maksudnya, Rona?”
Aku cukup kaget karena terkadang menjadi pembicaraan oleh Sinka disaat dia sedang berbicara ke Rona. Cukup lama aku berbicara dengan Rona hingga makanan yang aku pesan sudah jadi.
“Lima belas ribu, mas”
“Ini, pak... Kembaliannya ambil aja” kataku
“Makasih, mas”
Sebelum pamit ke Rona untuk kembali, aku meminta kontak line untuk dapat dihubungi.
“Rona, boleh minta id line?”
“Boleh kok”
Aku pun memberikan smartphoneku ke Rona dan setelah dia memberikan id linenya, aku kembali menuju kamar penginapan. Disaat makan pun, aku masih kepikiran dengan pembicaraan dengan Rona tadi. Setelah makan dan disaat aku menonton tv, tiba – tiba Sinka bertanya ke aku melalui chat line dan aku mengatakan bahwa aku berada di kamar dan aku memberitaukan ke Sinka, kamar yang aku tempati. Tidak menunggu lama, Sinka datang ke kamar aku dengan membawa sedikit makanan sisa dari tempat tim K3 menginap.
“Maaf ya cuman bawa makanan segini aja” kata Sinka yang masuk ke kamar
“Enggak apa – apa kok, Sinka” kataku yang menutup pintu kamar
Setelah menutup pintu kamar, aku dan Sinka berbicara cukup lama.
“Tadi ngapain aja, Sinka?” tanyaku
“Cuman ngadain mini games”
“Abis itu mau ada sesi sharing sih”
“Bagus itu ada sesi sharing”
“Biar tim K3 makin solid dan tau satu sama yang lainnya”
“Ya begitulah”
“Ngomong – ngomong kamu dikuliah nanti yang bener ya, Rino”
Entah kenapa aku sangat menyukai perasaan ini disaat aku selalu berbicara dengannya dan aku bertanya ke Sinka tentang suatu hal.
“Sinka?”
“Iya?”
“Kamu punya.......”
Disaat aku ingin bertanya, tiba – tiba Sinka ditelepon oleh Naomi untuk kembali karena sesi sharing mau dimulai dan Sinka pun pamit ke aku.
“Aku duluan ya” katanya yang tiba – tiba mencium bibirku
“Nanti berkabar ya kalau udah selesai”
Sebelum Sinka menutup pintu kamarku, dia mengatakan suatu kalimat yang mungkin adalah jawaban darinya.
“Enggak...” katanya yang tersenyum lalu menutup pintu kamar
Mungkin Sinka tau maksud yang ingin aku tanyakan ke dia sebelum Naomi menelponnya. Karena aku masih lapar, aku memakan makanan yang diberikan oleh Sinka dan mencoba menyalakan laptop yang aku bawa untuk menonton Ultraman Ace dengan ditemani oleh secangkir kopi hitam hingga pukul tiga pagi. Tiba – tiba smartphoneku berbunyi dan aku melihat kiriman foto dari Rona.
“Kenapa dia kirim foto ke aku?” tanyaku dalam pikiran
Bersambung...
Naomi langsung mengiyakan ajakanku untuk ke kamar tempat aku menginap. Setelah masuk kedalam kamar, Naomi langsung mengunci pintu kamar dan aku menutup korden jendela kamar. Dia pun langsung mendorongku ke kasur dan langsung mencium bibirku dengan liarnya.
“Pelan – pelan, Kak Naomi...” kataku disaat berciuman
Aku pun tidak tinggal diam dan kedua tanganku mulai meremas kedua payudaranya Naomi yang terhalang oleh pakaian yang dipakainya.
“Mmmmhhhh...... Rinooooooooooo.......... Aaaahhhhhhhhh.....”
“Terusssssss........”
Suara desahan Naomi yang keluar dari mulutnya itu semakin terdengar hingga aku langsung melepaskan seluruh pakaian yang dipakainya dan dia pun juga mulai melepaskan pakaian yang ku pakai setelah aku mennghentikan remasan tanganku ke kedua payudara Naomi.
“Rinooo...”
“Kesini yuk...” katanya yang menarik tanganku
Naomi menarik tanganku dan kami berdua menuju kamar mandi. Setibanya di kamar mandi, Naomi menyuruhku untuk tiduran dibathub.
“Kamu relaks aja ya...” katanya yang tersenyum nakal
Aku cukup kagum dengan lekukan tubuhnya yang begitu indah dan terlihat bentuk pantat yang bagiku cukup sempurna. Naomi mulai memegang penisku dan mulai memasukan kedalam mulutnya. Bunyi dari kulumannya cukup terdengar di kamar mandi.
“Ssssslllrrrrppppp....”
“Punya kamuuuu......... Besar jugaaaaaa....... Ssssslllrrrrppppp...”
Terus – menerus dia mengulum penisku cukup lama dan aku sangat menikmati yang sedang dia perbuat ke penisku. Disaat aku terus menikmati kulumannya itu, tiba – tiba dia menghentikannya.
“Giliran kamu dong, Rino...” katanya yang menunjuk vaginanya yang sudah basah
Setelah aku dan Naomi mengubah posisi, aku mulai menghadapkan mukaku ke vaginanya. Perlahan aku mulai menjilati vaginanya yang sudah basah daritadi. Suara desahan yang berasal dari mulutnya, langsung terdengar disaat aku mulai menjilati klitorisnya.
“AAAAHHHHHHHHHH.... RINOOOOOOOO...... OOOOHHHHHHH.... YEEEESSSSSS.....”
“TERUSSSSSSS....... RINOOOOO...... TERUSSSSSS.....”
Suara desahannya yang membuat aku semakin bersemangat dan tangan kiriku mulai mengelus – elus vaginanya. Aku pun mencium bibirnya agar suara desahannya tidak terlalu terdengar hingga luar kamar hotel.
“Kak, pelan – pelan suaranya...” kataku disaat ciuman
“Rino, aku mau langsung.....”
Setelah Naomi berbicara begitu, dia langsung mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan kepala penisku masuk kedalam vaginanya.
“Rinooooooo...”
Goyangan pinggulnya yang membuat penisku semakin tegak berdiri didalam vaginanya. Kedua tanganku mulai meremas kedua payudaranya dan mencubit kedua puting payudaranya.
“Remassss...... AAAAHHHHHHHHHH...... REMAAASSSSS..... RINOOOOOO...”
“Iya, Kak Naomi”
Karena permintaannya, aku tetap meremas kedua payudaranya itu dan aku mulai menjilati payudara kanannya. Entah berapa lama aku sudah menjilati payudara kanannya yang membuat puting payudara kanannya sedikit mengeras dan sisi kirinya juga.
“Kak, giliran aku ya...”
“Kak Naomi pasti capek”
Naomi pun tersenyum kearahku dan kami berdua bertukar posisi. Kedua tanganku mulai mengangkat kakinya dan aku pun mulai mengarahkan penisku ke vaginanya. Perlahan aku memasukannya lagi kedalam vaginanya dan sedikit mempercepat tempo gerak pinggulku agar Naomi dapat lebih merasakan penisku di vaginanya.
“Mmmmhhhhh..... Ennaaakkkkkk... Disituuuuu.... OOOOhhhhhhhhhhhhhh...”
“Rinooooooooooooo........”
Mukanya langsung mendekat kearahku dan aku langsung mencium bibirnya disaat aku masih menggerakan pinggulku. Suara kecupan cukup terdengar disaat aku masih menggerakan pinggulku dan disaat aku masih menggerakan pinggulku, tubuh dari Naomi bergetar.
“Rinooooooo....”
“Aku keluarrrrrr..... AAAAAAHHHHHHHHHHHHH.......”
“Aku belum keluar, Kak Naomi”
Naomi pun orgasm disaat aku masih menggerakan pinggulku. Aku langsung memeluk erat tubuhnya agar tubuhnya tidak bergetar lagi.
“Rino, pelan – pelan ya...” katanya yang langsung mencium bibirku
“Iya, Kak Naomi...”
“Panggil Naomi aja, Rino...” katanya yang mencium bibirku lagi
Perlahan aku mulai melambatkan tempo gerak pinggulku agar Naomi tidak orgasm duluan. Bunyi selangkangan yang bertabrakan terdengar di kamar mandi dan kedua tanganku mulai meremas lagi kedua payudaranya itu agar Naomi bisa lebih merasakan sensasi yang aku berikan.
“Rinoooo.... Aaaaahhhhhhh.... Enaaaakkkkkkkkkk....”
“Akuuuuu.... Sukaaaaa.........”
Terus – menerus aku melakukannya dan aku mulai merasakan sensasi gatal diujung penisku.
“Naomi, aku pengen keluarrr.....”
“Aku juga, Rinooooo...”
Disaat aku ingin mengeluarkan penisku dari vaginanya, tiba – tiba kedua kakinya menahan punggungku dan...
“RINOOOOOOOOOOO........ AAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHH....”
“NAOMIIIIIIIIIIII........”
Aku pun mengeluarkan sperma didalam vagina Naomi. Entah tiga hingga enam kali aku mengeluarkan spermaku didalam vaginanya.
“Rino...”
“Makasih ya udah mau puasin aku” katanya yang mencium bibirku perlahan
“Aku takut kalo kamu..” kataku yang tiba – tiba mulutku ditahan oleh jari telunjuknya
“Tenang aja...”
“Aku selalu pake pil kb kok” katanya yang tersenyum
Setelah itu pun, kami berdua membersihkan diri dan disaat aku membersihkan diri, Naomi mengulum penisku beberapa saat hingga aku mengeluarkan spermaku didalam mulutnya. Setelah kami berdua membersihkan diri, ku lihat jam dinding sudah menunjukan pukul tiga sore.
“Aku pamit ya, Rino”
“Iya, Naomi...”
Naomi pun kembali ke tempat tim K3 menginap dan aku memakan sate yang tadi siang aku beli.
-----XXX-----
Malam hari pukul tujuh. Aku sedang memandang langit dari depan kamar ku yang ditemani oleh secangkir kopi hitam dan jagung bakar yang aku beli didekat kamar. Setelah menghabiskan jagung bakar yang aku beli tadi, aku pun masih merasa lapar dan menuju luar Puncak Pass Resort untuk mencari makan. Disaat menunggu makanan yang aku pesan, aku bertemu dengan Rona, temannya Sinka.
“Kamu bukannya junior kampusnya Sinka?”
“Iya, kak”
“Kakak namanya siapa ya?”
“Maaf aku lupa nama kakak”
“Rona”
“Panggil nama aja”
“Enggak usah pake kak”
“Ok, Rona...”
Selama menunggu makanan yang aku pesan, kami berdua pun berbicara cukup lama dan membahas soal kehidupan masing – masing.
“Aku kadang – kadang main game juga, pas ada waktu kosong”
“Samaan kalo gitu, Rona”
“Ngomong – ngomong kamu sering diomongin sama Sinka loh”
“Diomongin apaan maksudnya, Rona?”
Aku cukup kaget karena terkadang menjadi pembicaraan oleh Sinka disaat dia sedang berbicara ke Rona. Cukup lama aku berbicara dengan Rona hingga makanan yang aku pesan sudah jadi.
“Lima belas ribu, mas”
“Ini, pak... Kembaliannya ambil aja” kataku
“Makasih, mas”
Sebelum pamit ke Rona untuk kembali, aku meminta kontak line untuk dapat dihubungi.
“Rona, boleh minta id line?”
“Boleh kok”
Aku pun memberikan smartphoneku ke Rona dan setelah dia memberikan id linenya, aku kembali menuju kamar penginapan. Disaat makan pun, aku masih kepikiran dengan pembicaraan dengan Rona tadi. Setelah makan dan disaat aku menonton tv, tiba – tiba Sinka bertanya ke aku melalui chat line dan aku mengatakan bahwa aku berada di kamar dan aku memberitaukan ke Sinka, kamar yang aku tempati. Tidak menunggu lama, Sinka datang ke kamar aku dengan membawa sedikit makanan sisa dari tempat tim K3 menginap.
“Maaf ya cuman bawa makanan segini aja” kata Sinka yang masuk ke kamar
“Enggak apa – apa kok, Sinka” kataku yang menutup pintu kamar
Setelah menutup pintu kamar, aku dan Sinka berbicara cukup lama.
“Tadi ngapain aja, Sinka?” tanyaku
“Cuman ngadain mini games”
“Abis itu mau ada sesi sharing sih”
“Bagus itu ada sesi sharing”
“Biar tim K3 makin solid dan tau satu sama yang lainnya”
“Ya begitulah”
“Ngomong – ngomong kamu dikuliah nanti yang bener ya, Rino”
Entah kenapa aku sangat menyukai perasaan ini disaat aku selalu berbicara dengannya dan aku bertanya ke Sinka tentang suatu hal.
“Sinka?”
“Iya?”
“Kamu punya.......”
Disaat aku ingin bertanya, tiba – tiba Sinka ditelepon oleh Naomi untuk kembali karena sesi sharing mau dimulai dan Sinka pun pamit ke aku.
“Aku duluan ya” katanya yang tiba – tiba mencium bibirku
“Nanti berkabar ya kalau udah selesai”
Sebelum Sinka menutup pintu kamarku, dia mengatakan suatu kalimat yang mungkin adalah jawaban darinya.
“Enggak...” katanya yang tersenyum lalu menutup pintu kamar
Mungkin Sinka tau maksud yang ingin aku tanyakan ke dia sebelum Naomi menelponnya. Karena aku masih lapar, aku memakan makanan yang diberikan oleh Sinka dan mencoba menyalakan laptop yang aku bawa untuk menonton Ultraman Ace dengan ditemani oleh secangkir kopi hitam hingga pukul tiga pagi. Tiba – tiba smartphoneku berbunyi dan aku melihat kiriman foto dari Rona.
“Kenapa dia kirim foto ke aku?” tanyaku dalam pikiran
Bersambung...