penyuka abg
Semprot Lover
Pada suatu hari, saat menjelang sore
Fey Chen sedang duduk sambil membaca majalah khusus cewek. Ia baru selesai olahraga jogging. Namun wajahnya saat itu begitu segar dan cantik. Karena ia baru selesai mandi sehabis jogging tadi. Bahkan beberapa ujung rambutnya saat itu masih menempel dan terlihat basah. Saat itu ia memakai baju putih dan celana pendek merah dengan dadanya kelihatan menonjol di balik baju putihnya. Sementara celana merahnya itu cukup pendek sehingga menampakkan sebagian besar pahanya yang putih mulus. Selain pendek juga termasuk ketat sampai-sampai pantatnya terlihat begitu menonjol. Saat ia sedang asyik membaca, tiba-tiba muncul ayahnya yang keluar dari dalam kamar. Segera ia menghampiri dan berbicara ringan dengan putrinya sejenak. Setelah itu ia berkata dengan serius,
Chen, sebaiknya untuk sementara ini kamu jangan memakai baju yang terlalu terbuka atau terlalu pendek. Kamu harus ingat, di dalam rumah kita saat ini ada adik Mboh Minah, yang namanya siapa itu Parjo atau Warto. Kamu harus sadar kalau sekarang kamu sudah besar. Papi nggak mau nanti kamu diliatin sama dia yang akhirnya bikin kamu sendiri nggak nyaman. Kemarin khan Papi juga sudah bilang.
Ah, tapi khan dia selalu di luar, Pi. Sedangkan aku di dalam. Lagian ini khan rumah kita juga, kok sekarang malah aku yang mesti menyesuaikan diri gara-gara kita ada kedatangan seorang kacung. Masa aku mesti ngalah sama kacung.
Ya biar bagaimana pun khan namanya tinggal dalam satu rumah khan pasti suatu saat bisa ketemu. Sementara dia itu khan cowok dan kamu cewek. Kamu harus mengerti tentang masalah ini, kata Papinya, Lagian, Papi nggak mau nanti terjadi apa-apa kalau tiba-tiba dia jadi kurang ajar sama kamu, misalnya.
Ah, Papi terlalu mengada-ada. Lha aku jarang ketemu dia koq. Apalagi disini khan banyak pembantu cewek, ada Mbok Minah, Wati, Suminten, dll ditambah Papi disini. Masa dia berani macam-macam. Apalagi Mbok Minah adalah kakaknya.
Ya tetap saja kemungkinan itu ada, Chen. Kamu ini kalau dinasehati selalu aja membantah. Sudah sebaiknya kamu ikuti nasehat Papi. Kamu jangan pakai celana yang pendek seperti itu kalau keluar kamar. Sebaiknya sekarang kamu ganti dengan yang lebih panjang. Dan ingat, jangan lupa selalu kunci pintu kamarmu!
Saat itu rupanya Parto berada di taman di luar ruang tempat mereka berada. Namun posisinya tak jauh dari situ. Sehingga ia bisa mendengar semua percakapan itu. Dalam hati ia mentertawakan nasehat tuannya itu kepada Fey Chen, anak gadisnya.
Ah, pake nasehat macam-macam. Itu semua nggak guna. Hehehehe. Lha wong anakmu itu sudah kadung aku bikin nggak perawan kok. Hahahahaa. Dan penisnya seketika mengeras saat membayangkan itu. Sekarang aja di depan lu dia sok alim. Nanti malam di belakang lu, heheheheee, bakal abis-abisan dah. Hahahahaa.
Sementara di dalam, Fey Chen yang mendengar nasehat ayahnya, akhirnya bangkit berdiri. Parto, yang mengetahui cewek itu kini berdiri dan posisi ayahnya kini berjalan menjauh dari putrinya, berusaha mengambil kesempatan dalam kesempitan. Paling nggak sore itu ia mencoba mencuri dulu paha ayam muda dari penjagaan ayahnya. Untuk itu ia berdiri di depan pintu dan mengambil posisi yang pas supaya bisa melihat Fey Chen yang sedang berdiri dan membetulkan celananya itu, namun tak terlihat oleh bokapnya yang berdiri tak jauh dari sana.
Suitt, suit, aduuhh sexy-nya, katanya tentu dalam hati.
Dengan mata jelalatan dilahapnya pemandangan indah itu. Dilihatnya pantat menonjol ayam muda Fey Chen yang sexy itu. Juga pahanya yang putih mulus terlihat sampai ke pangkalnya. Karena memang betul perkataan ayah gadis itu, celana pendek merah yang dikenakannya itu sungguh pendek, sampai-sampai pahanya yang putih mulus terlihat sampai ke pangkalnya. Dan juga begitu ketat, sampai-sampai pantat Fey Chen terlihat bulat menonjol. Tentu hal seperti ini sebetulnya memang tak pantas dilihat oleh kacung rendahan seperti dirinya terhadap anak cewek majikannya yang telah berusia dewasa. Namun tentu bagi Parto hal seperti ini termasuk rejeki baginya. Wow! Mangstaff! Parto berdecak kagum dalam hati menyaksikan pemandangan indah itu. Apalagi bentuk figur tubuh Fey Chen memang indah dengan tubuh langsing, tinggi-berat yang proporsional dan payudara yang cukup menonjol di balik kaus putih yang dikenakan gadis itu. Dan wajah gadis itu juga begitu segar dan cantik. Ujung-ujung rambutnya yang masih basah dan menempel, membuat ayam muda itu jadi semakin sexy dan maknyuss sekali. Wajahnya yang cakep dan kinyis-kinyis seperti boneka + tubuh proporsional + rambut indah + paha putih mulus + pantat bulat menonjol + dada membusung = mupengs abisz!
Fei Chen
Fei Chen
Kini ia membayangkan .celana pendek merah itu digesernya supaya penisnya yang telah menegang itu bisa diselipkan ke dalam untuk masuk menembus liang vagina gadis itu dalam-dalam. Lalu penisnya maju mundur mengocok-ngocok vagina gadis berwajah oriental berkulit putih itu hmmmm maknyoeszz-nya!! Selagi Parto berdiri menatap Fey Chen lekat-lekat dan berkonsentrasi penuh ke fantasinya itu, tiba-tiba
HEY! Ngapain kamu berdiri disana!! sergah ayah Fey Chen tiba-tiba yang membuat Parto menjadi terkejut sampai-sampai ia hampir melompat. Wajah pria setengah baya itu merah padam. Nampak jelas kalau ia begitu marah karena melihat Parto kacung rendahan itu ternyata diam-diam sedang memelototi putrinya dengan tampang mupeng abis.
Ayo balik ke belakang!! bentaknya dengan keras sambil berdiri di tengah pintu. Rupanya ia beniat menghalangi pandangan Parto supaya tak bisa melihat putrinya. Jadi kini pandangan Parto jadi sepet karena terhalang tubuh pria setengah baya ini. Apalagi orang ini sedang marah terhadap dirinya.
Ma-maaf Tuan. Iya. Eh, anu, tadi, saya kebetulan lewat, kata Parto kepada tuannya.
Sudah cepat, pergi sana!!teriaknya. Fey Chen, ayo cepat kamu masuk ke dalam! katanya sambil memalingkan kepalanya ke dalam.
Dalam hati Parto mendongkol juga karena pemandangan indahnya tiba-tiba sirna, malah kini ia mendapat hardikan dan makian dari tuannya. Sementara Fey Chen segera langsung menghilang masuk ke dalam kamarnya. Ah, sialan, ngerusak kesenangan orang aja! Batinnya dalam hati. Namun ia tak berani mengucapkannya. Selama ini ia melakukan hubungan terlarang dengan Fey Chen secara diam-diam, karena ia tak ingin diusir dari rumah itu. Ia tak ingin kehilangan sumber uang tetap yang didapatnya dari gadis itu, juga lebih-lebih lagi ia tak mau kehilangan hak istimewanya yaitu bisa menikmati kemulusan tubuh gadis majikannya itu terus berulang-ulang-ulang dan berulang-ulang terus. Sementara itu, insiden tadi tak hanya berhenti disitu saja. Karena beberapa saat setelah ia ke belakang dan masuk ke kamarnya, tiba-tiba terdengar suara kakaknya berteriak memanggilnya. Mula-mula ia tak ingin menjawabnya. Namun semakin lama teriakan itu semakin keras. Bahkan kini kakaknya itu menggedor-gedor pintu kamarnya sambil berteriak memanggilnya.
Parto
Parto
Parto! Ayo keluar kamu! perintah Mbok Minah. Partooo!!! bentak kakaknya itu.
Iya, iya. Sebentar aku keluar, kata Parto akhirnya.
Ada apa sih Mbak, teriak-teriak gitu?
Kamu ini! Dasar muke gile loe ya! Udah Mbak bilang berkali-kali. Disini kamu harus sopan terhadap Tuan dan Non. Ayo keluar! kata Mbok Minah sambil menarik Parto ke depan.
Mau ngapain Mbak?
Kamu harus minta maaf sama Tuan! Ayo cepat ikut aku!
Nah, ini orangnya Tuan, kata Mbok Minah yang terus menarik Parto akhirnya berhenti saat bertemu dengan ayah Fey Chen, Pak Sutanto.
Parto, ayo kamu minta maaf sama Tuan. Cepat!
Eh..
Ayo, cepat!!
Maaf, Tuan. Tadi saya nggak sengaja lewat, kata Parto perlahan sambil menundukkan kepala. Dalam hati ia amat dongkol. Sialan, pikirnya!
Ingat ya! Aku tidak ingin hal seperti ini terulang lagi! kata Pak Sutanto sambil menatap tajam ke arah Parto.
Iya, Tuan, kata Parto sambil menundukkan kepalanya. Namun dalam hatinya awas, rasain, tunggu pembalasanku nanti!
Minah!
Ya Tuan, kata kakaknya sambil membungkuk, yang membuat Parto jadi semakin sebal dengan sikap carmuk kakaknya itu.
Hanya karena mengingat dia adalah adikmu, maka dia nggak langsung aku usir. Tapi ingat, sekali lagi terjadi, dia harus pergi! Mengerti kamu?
Iya, baik Tuan. Terima kasih Tuan.
Dan satu lagi, kamu harus bisa mendidik adikmu ini supaya mengerti sopan santun. Mengerti?
Mengerti Tuan. Sekali lagi maaf Tuan. Dan, tolong sampaikan permintaan maaf saya ke Non juga.
Baiklah, sekarang kamu boleh pergi, kata Pak Sutanto kepada Parto.
Parto! Ayo kamu bilang terima kasih dulu ke Tuan, kata Mbok Minah.
Eh, terima kasih Tuan, kata Parto dengan terpaksa. Huh! Gerutunya dalam hati.
Ayo, sekarang kamu kembali ke belakang, perintah Mbok Minah.
Dasar ular berkepala dua, batin Parto saat berjalan ke belakang. Di depannya membungkuk-bungkuk tapi di belakang ceritanya lain. Sekarang aku disuruh ke belakang, pasti kamu pengin ngentotan sama tuan sialan itu! Gerutunya dalam hati karena hatinya kesal. Bahkan kakakku sendiri bukannya ngebelain adik sendiri malah carmuk dengan orang luar. Abis ini pasti lama deh baliknya.
Sementara itu, begitu Parto meninggalkan mereka
Perbuatan adikmu itu sungguh tak bisa diterima, kata Pak Sutanto yang rupanya masih kesal dengan kejadian tadi. .
Ya, maafkan dia, Tuan. Dia itu memang orang ******, nggak berpendidikan. Jadi maklum kalau tindakannya konyol. Tapi dia nggak akan berani berbuat macam-macam kok, apalagi setelah kumarahi tadi.
Baik, kau harus bisa mendidik adikmu itu.
Baik Tuan. Eh, omong-omong .Tuan cape? Pengin aku pijit nggak? tanya Minah dengan melirik genit.
Gila kamu. Masa sekarang masih sore gini.
Ah, nggak apa-apa Tuan. Apalagi Non Fey Chen khan sudah masuk ke kamarnya. Dan disini sekarang lagi nggak ada orang, kata Minah memegang tangan tuannya sambil mengedipkan matanya. Sekalian untuk menurunkan emosi Tuan yang barusan naik.
Ah, ya, ya, memang pintar sekali kamu dalam urusan ginian. Hehehe, kata tuannya tanpa basa-basi lagi. Bahkan kini tuannya itu tanpa sungkan lagi meraba-raba dagu dan pipinya. Bahkan setelah itu tangannya turun ke bawah memegang-megang dada Minah.
Memang sekarang kamu harus melayaniku dengan baik. Tadi adikmu itu bikin darahku naik. Nah, sebagai obatnya, sekarang Mbak-nya wajib memberikan ongkos gantinya Hehehee , katanya sambil kini kedua tangannya meremas-remas buah dada Minah.
Iiih, Tuan jangan begitu ah! kata Minah pura-pura menolak.
Yuk, masuk ke dalam kamar aja . kata tuan yang telah mata gelap karena nafsu itu sambil memeluk Minah dan membawanya masuk ke dalam kamar ..
@@@@
Sementara di dalam kamar Parto
Huh! Sialan, gerutu Parto.
Ia masih kesal karena harus minta maaf kepada tuannya yang pada dasarnya tak terlalu disukainya. Dan ia makin dongkol karena Mbak-nya juga turut memarahinya di depan tuannya. Dan kini, Mbak-nya tak kunjung datang. Tentu mereka sedang asyik di dalam kamar. Ah, sungguh bangsat bener tuan ini. Anaknya baru diliatin gitu aja sudah sewot setengah mati. Padahal dia sendiri dengan seenaknya mainin cewek. Tiba-tiba dirinya jadi bergairah. Ah, ngapain kesal. Sekarang adalah saat yang bagus. Selagi kau asyik menggarap Mbakku, akan kugarap pula anakmu yang bening itu. Heheheh Apalagi sejak tadi memang anakmu itu telah bikin aku ngaceng. Kini Parto semakin bergairah lagi karena rasa mupengnya kini bertambah dengan keinginan membalas dendam terhadap tuan yang memarahi dirinya itu. Sekalian ini adalah sebagai ganti rugi karena si bangsat itu juga kini sedang menggarap Mbakku, pikirnya. Namun ganti rugi ini adalah ganti rugi plus plus plus yang sangat menguntungkannya, karena Fey Chen jauh lebih muda, lebih cakep, lebih sexy, daya tarik seksualnya jauh lebih tinggi pokoknya kelasnya jauh diatas Mbaknya yang sudah stw. Nah, rasain kau! Batinnya.
Kupelototin anakmu, kau marah.
Kau berani pelototin anakku, kugarap kakakmu!
Kau garap kakakku, kugarap pula anakmu!
Dan, akulah yang akhirnya menang. Hehehehee .
@@@@
Fey Chen sedang duduk di ranjang di dalam kamarnya. Ia masih memakai baju yang sama seperti tadi, yaitu atasan kaus putih dan celana merah yang begitu pendek. Pahanya yang putih mulus sebagian besar terbuka dan terlihat jelas. Namun kali ini di atas pahanya yang putih itu terdapat tangan hitam yang meraba-raba paha mulusnya. Tangan itu adalah tangan Parto, kacungnya! Tanpa sungkan-sungkan lagi terhadap gadis ini, tangan Parto merayap kesana-kemari, menggerayangi seluruh bagian paha Fey Chen yang terekspos dan membuatnya mupeng sejak tadi. Seandainya ada orang luar yang melihat kejadian itu, tentu mereka semua tak habis pikir. Sungguh kejadian yang langka bin ajaib, seorang kacung rendahan yang kere dan sama sekali nggak ada cakep-cakepnya bisa berduaan di dalam kamar dengan anak gadis majikan dari keluarga Chinese elit. Padahal ceweknya sungguh bening dan cakep luar biasa. Malahan dengan sukarela gadis majikan ini menurut saja dirinya digrepe-grepe oleh kacungnya itu. Tentu kacung itu tak menyia-nyiakan daging empuk di depan matanya itu. Sementara tangannya yang satu terus meraba-raba paha mulus Fey Chen, tangannya yang lain memeluk bahu sambil bibirnya asyik menciumi bibir gadis itu. Mmmphhhhhh! Dengan ganas dilumatnya bibir Fey Chen. Parto merasa aman untuk melakukan apa pun yang diinginkan sesuka hatinya terhadap anak majikannya itu saat itu. Karena anjing bulldog yang menjaganya telah dijinakkan oleh Mbak-nya. Sehingga kini ia bisa dengan leluasa memakan anak ayam yang kinyis-kinyis ini. Memang saat itu di kamar yang lain, Pak Sutanto sedang asyik menggrepe-grepe Minah yang meski sudah 40-an tahun tapi tubuhnya masih cukup kenceng. Tentu ia tak sadar kalau pada saat yang sama Parto juga sedang asyik menggrepe-grepe anak gadisnya yang tadi bahkan baru dipelototi aja sudah protes berat. Sekarang malah lebih hancur-hancuran..Saat itu Fey Chen yang pahanya sedang digerayangi sambil bibirnya diciumi Parto sama sekali tak melawan, malah ia memejamkan matanya sepertinya menikmati juga perlakuan kacungnya itu terhadap dirinya. Padahal awalnya tadi ia tak ingin membuka pintu saat Parto mengetuk kamarnya dan dilihatnya melalui kaca kecil di pintu ternyata yang terlihat adalah mulut tonggos Parto. Ia tentu tak ingin perbuatan skandalnya itu ketahuan Papinya. Namun Parto terus mengetuk malah ketukannya makin keras. Tindakan Parto yang baginya sungguh nekat itu kini membuatnya semakin takut. Sehingga mau tak mau akhirnya ia membuka pintu kamarnya sedikit. Maksudnya menyuruh Parto untuk segera pergi dan tidak mengetuk kamarnya lagi. Namun begitu pintu terbuka sedikit, Parto langsung menerobos masuk ke dalam. Belum sempat ia bicara, tiba-tiba kacungnya itu langsung mendekap dan mencium bibirnya!
Mmmpphhhhh. Fey Chen berusaha berontak, namun Parto tidak mau melepaskan bibir nikmat gadis majikannya itu. Ia terus menciumi bibir gadis muda ini dengan penuh nafsu. Setelah tadi kena marah dan dipermalukan oleh ayah gadis ini, kini saatnya ia membalas dendam dengan menguasai dan menggagahi putrinya! Apalagi ia sungguh suka dengan cewek ini karena putih bening, cakep, dan sexy banget. Ditambah lagi wajahnya yang oriental sungguh menggairahkan dirinya! Apalagi selama ini ia jarang bahkan nggak pernah bergaul dengan cewek-cewek keturunan. Kapan lagi ia bisa menikmati cewek Chinese seperti sekarang. Cowok mana yang nggak pengin menikmati barang bagus seperti ini! Ditambah faktor kejadian tak menyenangkan tadi serta bayangan bokap cewek ini yang sedang menggarap kakaknya, membuat nafsunya semakin menggelora bagaikan ombak Laut Selatan yang ditiup angin topan. Sehingga kini mulutnya yang tonggos itu menyapu seluruh bagian bibir gadis Chinese yang berwajah polos ini
tanpa ada satu bagian pun yang terlewat. Fey Chen membiarkan saja perbuatan Parto yang sebetulnya tergolong amat kurang ajar terhadap dirinya itu. Karena ia telah betul-betul masuk ke dalam jerat perangkap pelet yang disusun oleh Mbok Minah sebelumnya (baca: Parto, Orang Desa Yang Cari Rejeki Di Kota, di folder bulan Aug 2009). Jadi kini ia betul-betul jatuh ke tangan (atau tepatnya, penis) Parto secara mutlak. Malah kini ia juga mendambakan belaian kasih Parto terhadap dirinya. Demi Parto, ia rela menyerahkan segalanya termasuk kehormatan dirinya. Terbukti sebelumnya telah ia serahkan keperawanannya untuk direnggut Parto. Ia sama sekali tak peduli dengan kenyataan bahwa Parto adalah kacungnya! Juga ia tak peduli dengan perbedaan diri mereka yang begitu besar dalam hal segalanya, termasuk ras, status sosial, kekayaan, pangkat, warna kulit, latar belakang keluarga, pendidikan, prospek masa depan, dan lain sebagainya. Juga ia tak peduli dengan wajah Parto yang jelek dan penampilannya yang amburadul. Dalam pandangannya, Parto adalah pangeran idamannya. Begitulah hebatnya khasiat ilmu pelet itu!
Kini Fey Chen mulai membalas ciuman Parto. Bibirnya yang lembut bergerak menjelajahi bibir Parto yang hitam tonggos. Keduanya kini saling berciuman dengan hangat. Bahkan di dalamnya, lidah keduanya juga saling bertemu dan beradu. Sambil menciumi Fey Chen, kedua tangan Parto menggerayangi bagian belakang tubuh gadis itu sampai akhirnya keduanya mendarat di celana merah gadis Chinese itu. Dipegang-pegang dan diremas-remasnya pantat Fey Chen yang menonjol di balik celana ketatnya. Sesuatu yang tadinya tak boleh dilihat, sekarang malah bebas untuk digrepe-grepe. Sementara badan Fey Chen menempel di tubuh Parto. Sambil terus menciumi bibir dan menggrepe-grepe pantat Fey Chen, ia merasakan dada empuk gadis itu yang menempel di dadanya. Aaaahhhhh. Begitu nikmatnya hidup ini, gumam Parto dalam hati. Meski gua nggak suka dengan pemilik rumah ini, tapi kalo disuguhi yang kayak gini ya kagak nolak deh. Setelah puas berciuman, Parto menuntun Fey Chen ke ranjang. Setelah gadis itu duduk di ranjang, makin jelas saja pahanya yang putih mulus. Sehingga, tangannya langsung meraba-raba paha gadis itu. Dan kali ini Fey Chen mengambil inisiatif dengan mulai menciumi Parto lagi. Sambil memejamkan mata, bibir indahnya menempel di bibir tonggos Parto, lalu dikecupnya, dan dikecupnya lagi. Kembali bibirnya menempel dan menggamut bibir Parto. Membuat Parto jadi merem melek merasakan nikmatnya dicium gadis Chinese majikannya yang cakep ini. Satu tangannya memeluk bahu Fey Chen, membuat gadis itu merasa disayangi. Namun tangan satunya begitu liarnya menggerayangi paha Fey Chen. Malah tangan itu mulai menyentuh-nyentuh bagian pribadi gadis itu. Membuat Fey Chen semakin on saja dan makin nafsu menciumi Parto. Tangan Parto kemudian lanjut menggerayangi baju putih gadis itu. Sasaran utamanya tentu tak lain adalah dadanya. Tangannya bergerak liar kesana kemari tak
jauh dari sekitar payudara gadis itu. Sambil terus menciumi, Fey Chen mengeluarkan lirihan-lirihan kecil. Apalagi Parto juga ikutan ganas dalam menciuminya. Beberapa saat mereka berciuman dengan asyik. Seolah waktu berhenti berputar .Parto kini sudah tak sabar lagi ingin melihat kemulusan tubuhnya. Apalagi ia masih mengingat tadi saat dibentak bokapnya hanya cuma sekedar melihat gadis ini dari kejauhan. Kini selain bisa melihat dari jarak close-up, juga bisa melihat gadis ini dalam keadaan polos, mulus, tanpa busana sama sekali! Segera ia menghentikan ciumannya. Kedua tangannya memegang ujung baju putih Fey Chen. Segera ditariknya baju itu ke atas. Semakin ditarik ke atas, semakin terekspos kulit tubuh gadis itu yang begitu putih dan halus. Sampai akhirnya Parto berhasil meloloskan baju putih itu dari kepala dan rambut Fey Chen dan kemudian melewati kedua tangan putih Fey Chen.
Dilihatnya gadis itu memakai bra warna putih juga. Nampak belahan dadanya yang sexy di atas branya. Sementara baju Fey Chen yang ada di tangannya langsung dilemparkan ke belakang dan mendarat di lantai. Kini ia tak cukup puas hanya sekedar melihat cleavage Fey Chen. Kedua tangannya langsung mengarah ke punggung Fey Chen. Diraihnya tali bra gadis itu dan dengan sekali gerakan terbukalah kaitan bra itu. Segera tangannya dengan cepat melucuti bra putih itu dari tubuh putih Fey Chen. Dalam waktu singkat bra Fey Chen telah berada di tangannya. Kini terbukalah dada Fey Chen tanpa penutup apa pun di depan mata Parto. Lagi-lagi Parto melemparkan bra itu ke belakang dan tali bra itu menggantung di ujung meja rias Fey Chen. Melihat Fey Chen yang telanjang dada, dalam diri Parto langsung terasa syuurrr! Penisnya semakin menegak kencang. Matanya melotot memandanginya. Mulutnya yang tonggos terbuka karena terpana. Meski telah melihatnya berulang-ulang kali, namun buah dada Fey Chen ini tak pernah gagal membuatnya terangsang abis sampai ke tulang sumsum. Sejenak ia melupakan celana pendek merah yang masih melekat di tubuh gadis itu. Karena kedua tangannya sudah tak sabar ingin merengkuh sepasang gunung kembar indah yang terbuka di depannya ini. Apalagi wajah gadis ini begitu innocent dan kinyis-kinyis. Membuatnya sungguh kontradiktif melihat gadis bertampang baik-baik seperti dia namun dadanya telanjang. Kedua tangan Parto kini memegang masing-masing buah dada Fey Chen. Sungguh pas sekali. Payudara Fey Chen dengan C cup yang cukup menonjol dan padat berisi itu begitu pas berada dalam genggamannya. Dan ia meraba-raba payudara gadis ini yang berukuran 34C itu. Sungguh kontras sekali perbedaan warna kedua tangannya yang hitam dengan tubuh gadis itu. Membuat Parto semakin menggebu nafsunya meraba-rabai dan menggoyang-goyang payudara Fey Chen yang putih mulus itu. Sementara itu Fey Chen sama sekali tak memberontak saat payudaranya digenggam dan diraba-raba oleh kacungnya ini. Malah ia memejamkan matanya seakan begitu menghayati akan nikmatnya dirinya saat diraba-raba dan diremas-remas oleh Parto. Sehingga Parto pun juga makin bernafsu. Kini payudara gadis itu diremas-remasnya sambil kedua putingnya disentuh-sentuhnya dengan kedua telunjuknya. Sambil ia menatap wajah polos Fey Chen. Nampak ekspresi kepuasan tersirat dari wajah cakep gadis itu, membuatnya nampak semakin cantik saja. Membuat nafsu Parto semakin menggelora. Setelah cukup merangsang payudara Fey Chen, kini tangannya mulai menggeser-geser celana merah gadis itu. Fey Chen pun bersikap kooperatif sehingga tak lama kemudian celana merah itu pun juga terlepas dari dirinya. Parto melemparkannya ke belakang dan kali ini mendarat di kursi kecil di depan meja rias.
Saat itu Fey Chen memakai celana dalam warna pink yang berukuran agak mini. Oleh karena ikut tertarik ke bawah saat Parto menurunkan celana pendek Fey Chen tadi, maka bagian atas bulu-bulunya kini terlihat di atas celana dalam itu. Tangan hitam Parto langsung menyusup masuk ke dalam celana dalam gadis itu. Ia meraba-raba bulu-bulu vagina gadis itu. Selanjutnya tangannya itu turun ke bawah lagi di tengah-tengah selangkangan gadis itu, mengobok-obok bagian dalamnya. Entah kenapa, bagi Parto ada kepuasan dan sensasi tersendiri memasukkan tangannya ke balik celana dalam cewek. Dan tangannya langsung mengobok-obok bagian pribadi gadis ini. Rupanya ia telah
cukup berpengalaman dalam hal ini sehingga bahkan gadis berwajah se-innocent Fey Chen pun dibuatnya merem melek dan mendesah-desah, membuat Parto semakin puas hatinya. Sampai akhirnya saat ia mengeluarkan tangannya kembali, tangannya telah menjadi basah. Setelah itu celana dalam pink itu dipelorotkannya ke bawah. Kini seluruh bulu vagina Fey Chen yang begitu rapi dan indah itu nampak jelas terlihat. Sementara liang vaginanya juga sedikit kelihatan karena posisi pahanya yang agak terbuka. Sementara celana dalam pink yang halus itu kini juga dilemparkannya ke belakang. Kali ini celana dalam Fey Chen mendarat di atas meja rias, jatuh menutupi bingkai foto kecil dengan foto Fey Chen lagi berduaan dengan Roger, cowoknya. Setelah berhasil melucuti seluruh pakaian Fey Chen dan kini pakaian gadis itu berserakan di mana-mana, giliran Parto melepas pakaiannya sendiri satu persatu. Sampai akhirnya ia juga sama-sama telanjang bulat. Tubuhnya nampak begitu hitam dan sungguh kontras kalau dibandingkan dengan tubuh Fey Chen. Parto berdiri di depan Fey Chen yang duduk di tepi ranjang. Ia meraih tangan Fey Chen dan menaruhnya di batang penisnya yang berdiri tegak ke atas. Wajah polos Fey Chen menatap Parto sejenak. Setelah itu ia mulai memijit-mijit penis kacungnya itu. Sambil tangan satunya lagi kini memegang buah zakar Parto dan mengelus-elusnya. Ia terus mengocok-ngocok batang penis Parto yang besar hitam dan berurat itu. Sementara wajah kinyis-kinyis Fey Chen tertuju ke penis yang di-massage-nya itu. Ia nampak begitu konsentrasi dengan pekerjaannya itu. Membuat Parto jadi semakin terangsang. Apalagi kini ibu jari dan telunjuk Fey Chen juga meraba-raba dan memencet-mencet kepala penisnya yang membesar dan disunat itu.
Orang-orang yang mengenal Fey Chen semuanya mempunyai kesan kalau ia adalah cewek baik-baik dan alim karena wajahnya yang cakep dan polos seperti boneka. Namun sungguh tak dinyana, dibalik kepolosan wajahnya itu, ternyata ia telah sering bermain-main dengan penis kacungnya. Sementara ia sendiri dijadikan boneka oleh kacungnya itu di atas ranjang. Demikian pula dengan saat itu. Ia nampak begitu mahir dan cekatan dalam urusan memainkan penis cowok. Terbukti kini Parto jadi mengerang-ngerang dan merem melek karena perbuatan gadis berwajah alim ini. Untunglah Parto termasuk cowok yang kuat dan perkasa dalam hal esek-esek sehingga ia bisa terus menikmati rangsangan Fey Chen tanpa mengalami ejakulasi dini. Malah kini dengan tenang ia memberi perintah ke cewek itu untuk menyepong kontolnya.
Yuk, sekarang diemut, Chen, perintahnya tanpa ada rasa hormat dan sopan santun sama sekali ke gadis majikannya ini.
Hebatnya, Fey Chen langsung menanggapi permintaan kacungnya itu. Segera tangannya menghentikan kocokannya. Wajah polosnya menatap Parto sebentar saat kacung itu berkata, Ngemutnya pake lidah ya, sambil ia memegang rambut gadis itu. Sembari menatap Parto, Fey Chen menganggukkan kepalanya. Saat itu wajahnya sungguh polos seperti boneka. Namun perbuatannya sungguh kontradiktif. Karena sesaat kemudian ia menjalankan perintah Parto itu dengan penuh rasa kepatuhan.
Shleebpp shleebbp shleebppp .
Penis Parto yang hitam besar dan perkasa itu kini telah masuk ke dalam mulut Fey Chen. Kepala Fey Chen bergerak naik turun mengangguk-angguk saat menyepong penis Parto. Terdengar suara-suara kecipakan saat mulutnya bergerak naik turun itu. Sementara Parto mengerang-erang menikmati rangsangan mulut Fey Chen terhadap penisnya. Apalagi di dalamnya, lidah gadis itu bergerak-gerak kesana kemari menjelajahi setiap jengkal kepala penisnya yang disunat itu.
Bagi Parto, lidah Fey Chen yang menari-nari di kepala penisnya itu terasa hangat. Dan Fey Chen sepertinya cukup jago juga dalam melakukan ini. Seluruh bagian kepala penis Parto tak ada yang terlewat oleh lidahnya yang hangat. Bahkan leher penisnya juga tak luput dari sapuan lidah cewek itu. Di dalam mulut Fey Chen yang hangat, lidah gadis itu bergerak melingkari leher penisnya sampai 360 derajat. Dan gadis itu melakukannya secara variatif, kadang searah jarum jam, kadang berlawanan, kadang berpindah-pindah
tempat. Membuat Parto jadi berkelojotan karena nikmatnya yang luar biasa. Bagi orang yang tak berpengalaman tentu akan langsung ejakulasi diperlakukan seperti itu. Namun hal itu tak berlaku bagi Parto. Ia bisa terus menikmati sepongan dahsyat Fey Chen untuk waktu yang cukup lama. Bahkan satu tangannya ikut memegang rambut Fey Chen dan menggerak-gerakkan kepalanya. Maksudnya supaya gadis itu tak berhenti melakukan aksinya. Sementara tangannya yang lain berkacak di pinggangnya. Sementara ia terus menatap wajah polos Fey Chen saat melakukan oral service yang hebat itu. Lagak Parto saat itu mirip seperti boss gede saja. Padahal sebenarnya ia hanyalah seorang kacung rendahan biasa sementara justru cewek yang sedang mengoral dirinya ini adalah anak seorang boss gede. Setelah itu tangan Parto mulai menggerayangi tubuh mulus Fey Chen. Sambil terus menikmati sepongan cewek itu di penisnya, kedua tangannya meraba-raba dan memencet-mencet payudaranya terutama kedua putingnya yang dimain-mainin dengan jarinya. Sehingga birahi Fey Chen pun juga jadi semakin tinggi, akibatnya ia makin aktif dalam melakukan sepongannya. Namun tak lama kemudian tiba-tiba Fey Chen justru menghentikan aksinya.
Eeh, kenapa kok berhenti, protes Parto, Ayo terusin lagi.
Ganti posisi donk, kata Fey Chen dengan muka agak memerah. Aku juga pengin..
OK, OK, kata Parto tersenyum-senyum sambil membatin, kalo punya anak majikan kayak gini siapa yang nggak kerasan kerja disini. Apalagi ceweknya cakep lagi. Kapan lagi bisa nyicipin cewek bening kayak gini.
Yuk, kita di ranjang aja, kata Parto. Kamu telentang ya.
Fey Chen tak menjawab karena sebenarnya ia agak malu minta ke Parto. Tapi ya gimana lagi, soalnya dirinya sudah terangsang
Tanpa berkata apa-apa ia tiduran telentang di atas ranjang.
OK, kamu terusin disana, aku main disini, kata Parto sambil menindih tubuh Fey Chen.
Namun dalam posisi terbalik alias 69. Ia menggeser tubuhnya sedikit supaya penisnya tepat di atas mulut Fey Chen sementara mulutnya bisa menyedot-nyedot vagina gadis itu. Sementara payudara Fey Chen terlihat menempel di perut Parto. Nampak kontras sekali perbedaan keduanya terutama warna kulitnya. Putih bening di bawah, hitam butek di atas. Tubuh Fey Chen begitu mulus halus, sementara tubuh Parto kasar. Yang cewek berwajah tipikal chinese oriental, sedangkan cowoknya amat jelas bertampang Jawa. Rambut Parto hitam pendek dan agak keriting, sementara rambut Fey Chen panjang lurus dan disemir kecoklatan. Dan terakhir, kalau Fey Chen begitu cakep dan menarik, wajah Parto sama sekali nggak ada cakep-cakepnya. Meskipun begitu besar perbedaan fisik mereka, namun kini mereka berdua sama-sama merasakan kenikmatan luar biasa. Keduanya sama-sama berkejab-kejab, sama-sama mengerang dan mendesah-desah, sama-sama menggelinjang. Terutama Fey Chen yang sejak tadi haus akan sentuhan-sentuhan, kini nafsu itu begitu menggelora bagaikan luapan air sungai yang siap meledakkan tanggul. Tubuhnya terutama bagian pinggulnya bergoyang-goyang. Karena Parto begitu cekatan merangsang dan menjilati klitorisnya. Sambil terus melakukan sepongannya, gerakan pinggulnya itu semakin liar. Sementara vaginanya kini telah banjir. Membuat ia tak mau kalah dan semakin mengeluarkan kemampuannya dalam mengemut dan menyedot-nyedot penis Parto. Sehingga Parto pun juga merasakan kenikmatan luar biasa. Setelah beberapa saat, mereka ganti posisi. Kali ini Parto yang di bawah sementara Fey Chen berada di atasnya. Posisi ini buat Parto lebih nikmat dan menggairahkan dirinya karena ia bisa melihat dan meraba-raba punggung Fey Chen yang putih halus. Juga payudara Fey Chen jadi lebih terasa menempel di tubuhnya karena pengaruh gravitasi. Apalagi sejak bertukar posisi, sepongan Fey Chen jadi semakin menggila saja. Kini ia merasa ejakulasinya hanya tinggal menunggu waktu saja. Sehingga ia juga semakin bersemangat mengenyot-ngenyot dan menjilati klitoris dan G-spot Fey Chen. Rupanya ia tak ingin kehilangan muka karena kalah keluar duluan dibanding cewek itu. Sebaliknya Fey Chen pun demikian. Ia penasaran ingin membuat cowok itu keluar duluan karena selama ini ia selalu kalah darinya.
Rupanya diam-diam diantara keduanya terdapat persaingan terselubung. Masing-masing pihak berusaha membuat pihak lain mencapai klimaks duluan. Sehingga kini keduanya saling merangsang dan saling dirangsang. Tinggal menunggu saja, siapa yang nggak tahan dulu .
Uuuhhh Ooohhh .
Ooohhhh .aaahhhhh
Shleebb shleebb
Cleebb..clepp .
Dan akhirnya .
Aaaahhhhhh ..aaaaahhhhhhh ..aaaaahhhhhhhhhh ..
Aaaahhhhhhhh .aaaaaahhhhhhh
Terdengar suara desahan-desahan panjang dan keras dengan nada tinggi. Suara Fey Chen! Karena tak tahan lagi digituin terus-terusan oleh Parto, akhirnya bobollah tanggulnya sehingga kini ia mengalami orgasme yang sungguh nikmat sekali. Saat itu ia sama sekali tak ingat lagi dengan keadaan sekitar sehingga ia langsung meracau tak karuan sambil mendesah-desah dengan keras, dengan tubuhnya menggelinjang-gelinjang dengan hebat. Sementara vaginanya mengeluarkan cairan yang cukup banyak. Membuat wajah Parto jadi ikutan basah. Parto dalam hati merasa bangga karena lagi-lagi ia akhirnya berhasil menaklukkan gadis majikannya ini secara mutlak dan telak. Dijilatinya vagina Fey Chen sambil terus merangsang titik-titik sensitif di daerah vaginanya yang telah diketahui rahasianya. Membuat Fey Chen semakin kuyup dan semakin liar gelinjangan tubuhnya. Sehingga skor saat ini Parto vs Fey Chen adalah 1-0 untuk Parto. Sementara itu Parto sendiri saat itu juga sudah hampir nggak tahan lagi. Apalagi mulut Fey Chen terus melakukan jurus sepongan maut-nya secara kontinu. Kini, setiap tarikannya jadi begitu berarti untuk secara drastis memperpendek usia hidup penis Parto. Sampai akhirnya kurang dari lima tarikan .
Crottttt-crotttttttt-crottcrottttcrotttcrott-crottt
Meledaklah gunung berapi yang memuntahkan seluruh lavanya. Penis Parto berejakulasi mengeluarkan sperma dalam volume yang banyak. Dan kejadian itu berlangsung saat penisnya masih di dalam mulut Fey Chen! Sehingga hampir seluruh protein kocok yang dimuntahkan penis Parto itu terminum oleh Fey Chen. Hanya sedikit sisa-sisanya terutama yang keluar belakangan yang kini masih tersisa di penis Parto. Sisanya terminum semuanya oleh gadis itu.
Sementara Parto nampak senyum-senyum cengengesan setelah berejakulasi. Sungguh puas sekali bisa bercinta dengan gadis secakep dan se-aduhai Fey Chen. Apalagi mengingat status sosial gadis itu yang jauh di atasnya. Ditambah lagi kulitnya yang putih bersih dan wajahnya yang oriental. Sungguh amat membanggakan ia bisa bercinta dengan gadis seperti ini. Dan kini, ia berhasil membuat gadis ini menenggak pejunya! Setelah itu Parto tiduran di ranjang dengan kepalanya ditaruh di tumpukan bantal. Lalu ia menyuruh Fey Chen membersihkan sisa-sisa sperma di penisnya itu dengan mulutnya sampai betul-betul bersih. Sampai akhirnya penisnya menjadi mengkilap dan licin kembali. Parto kini tiduran berbaring sebentar karena kecapean, sambil nonton LCD TV layar lebar yang terpasang di dalam kamar Fey Chen. Sementara sambil nonton, tangannya meraba-raba tubuh Fey Chen yang berbaring di sebelahnya. Setelah itu, tiba waktunya untuk massage. Kacung tengil ini kini menyuruh anak majikannya itu untuk me-massage punggung dan dadanya. Namun bukan sekedar massage biasa. Karena pijitan itu sama sekali tidak menggunakan tangan, tapi menggunakan payudara gadis itu. Jadi kini Parto sedang enak-enakan tiduran sambil merasakan sensasi nikmat punggungnya dipijit-pijitin oleh payudara gadis majikannya itu. Tak lama kemudian mereka berdua ke kamar mandi untuk shower. Sementara Fey Chen menyabuni tubuh Parto yang berkulit sawo matang, Parto menyabuni seluruh tubuh putih gadis mulus itu. Saat itu penis Parto telah berdiri dengan tegaknya seperti saat sebelumnya tadi. Akhirnya mereka berdua keluar dari kamar mandi. Fey Chen hanya memakai handuk saja. Sedangkan Parto sama sekali telanjang bulat. Penisnya terlihat masih menegang dengan kuat. Tanpa permisi lagi Parto melepaskan kaitan handuk di depan dada Fey Chen, membuat handuk itu otomatis terlepas dan jatuh dari tubuh gadis itu. Mata Parto menatap ke payudaranya. Lalu ia mencium bibir Fey Chen. Sementara tangannya kini merayap dan mengusap-usap payudara gadis itu. Kemudian kembali mereka melakukan petting sebagai pemanasan untuk menu utamanya. Setelah puas saling merangsang dan, lagi-lagi, membuat basah vagina Fey Chen, Parto berdiri di belakang gadis itu. Ia menyuruh cewek itu menungging sementara tangannya berpegangan di tepi ranjang. Sehingga vagina Fey Chen jadi terbuka. Kemudian dijilat-jilatinya sebentar vagina gadis itu. Sebelum akhirnya didekatkannya penisnya ke vagina Fey Chen, sambil ia memegang kedua pantat gadis itu, dan didorongnya tubuhnya ke depan sampai tubuh gadis itu juga ikut terdorong ke depan. Fey Chen menjerit saat Parto ikut mendorong tubuhnya ke depan. Karena pada saat itu masuklah penisnya ke dalam vagina Fey Chen sampai seluruhnya sampai-sampai tak kelihatan lagi.
Dan, setelah itu,
Aaahhh aahhhhhh .aaahhhhhhh ..
Fey Chen dibikin mendesah-desah saat penis Parto maju mundur di dalam vaginanya. Sementara mulut tonggos Parto ikut bergerak-gerak saat ia konsentrasi penuh memompa gadis itu. Sambil memegang pantat Fey Chen, penisnya terus bergerak maju mundur. Dengan gagah perkasa ia menunggang kuda betina putih yang mulus ini. Penisnya menghunjam-hunjam mengoyak-ngoyak vagina Fey Chen.
Aaaaahhh aahhhhhh .aaaahhhhhhhh ..
Fey Chen semakin keras mendesah-desah. Tubuhnya ikutan bergerak maju mundur seiring dengan irama Parto mengocok penisnya itu. Sementara payudaranya jadi bergoyang-goyang terguncang-guncang dibuatnya. Membuat Parto bernafsu untuk segera menyangganya dengan kedua tangannya, menepuk-nepuk dan meremas-remasnya. Kini sambil terus menggenjot Fey Chen itu, Parto juga sibuk meremas-remas susunya dari belakang. Di-massage-nya payudara gadis itu sambil terus penisnya maju mundur di dalam tubuh gadis itu. Parto melepaskan tangannya. Ia menghentikan kocokannya bahkan mencabut penisnya keluar dari tubuh gadis itu. Ia memegang kedua kaki Fey Chen dan tiba-tiba diangkatnya keduanya. Sehingga kini Fey Chen hanya berpegangan pada tepi ranjang saja. Parto mendekatkan dirinya ke depan. Lalu, sambil menahan kedua paha Fey Chen dengan tangannya, ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Fey Chen kembali. Dan kembali disetubuhinya gadis itu dalam posisi seperti kuli bangunan yang sedang mendorong kereta dorong beroda satu. Mungkin Parto teringat saat ia bekerja sebagai kuli bangunan membawa kereta dorong berisi batu bata di tengah pasar. Namun bedanya kali ini yang ia dorong-dorong bukanlah kereta dorong tapi adalah Fey Chen. Sementara penisnya terus menusuk-nusuk masuk ke vagina Fey Chen. Membuat seluruh tubuh gadis itu lagi-lagi terdorong-dorong ke depan. Rambut Fey Chen yang tadinya tersisir rapi kini jadi berantakan. Dan payudaranya berguncang-guncang tak
beraturan. Membuat Parto jadi bernafsu melihat itu sehingga ia makin kuat menyodok-nyodok vagina Fey Chen. Sehingga kini bahkan ranjang king size besar yang tepinya dipegang Fey Chen itu juga ikut bergoyang-goyang.
Saat itu di dalam kamar itu benar-benar sedang terjadi gempa setempat yang begitu hebat! Untuk beberapa saat lamanya Parto bagaikan seorang cowboy menunggangi kuda putih berambut panjang ini. Ia terus-menerus dengan perkasa menggoyang-goyang tubuh gadis keturunan Chinese ini sambil penisnya terus menyodok-nyodok di dalam vaginanya. Kini Parto menidurkan Fey Chen di ranjang dan dimiringkannya tubuh gadis itu. Lalu diangkatnya satu kakinya ke atas. Dalam posisi agak serong, disetubuhinya gadis itu kembali. Posisi menyerong begini sungguh memberikan sensasi yang berbeda. Dirasakannya penisnya dijepit dengan kuat oleh otot vagina Fey Chen yang memang usianya masih muda dan vaginanya masih seret itu. Dikocoknya gadis itu terus menerus. Satu tangan Parto kini meraba-raba payudara Fey Chen. Sementara Fey Chen rupanya juga suka dengan posisi ini. Terbukti wajah cakepnya itu terus mengeluarkan suara desahan-desahan yang erotis. Bahkan setelah itu Fey Chen memejamkan matanya membiarkan tubuhnya bergerak-gerak disetubuhi Parto. Seolah ia sungguh menikmati dan begitu menghayati saat dirinya disetubuhi seperti itu oleh Parto.
Emmhh mmmhhh mmmhhhh , demikianlah desahan-desahan tertahan Fey Chen yang sungguh erotis saat dirinya disetubuhi Parto sambil ia mengemut jari telunjuknya sendiri. Menyaksikan reaksi gadis yang sedang disetubuhinya itu, Parto terus-menerus mengocok-ngocok penisnya, untuk membombardir vagina gadis itu. Setelah itu posisi mereka berganti lagi. Parto duduk di tepi ranjang, dengan penisnya begitu perkasanya berdiri mengacung tegak ke atas. Dipangkunya Fey Chen yang putih mulus itu. Diraba-rabai kedua pundak gadis itu. Dirasakannya kulit tubuhnya begitu halus dan bersih. Sambil ia menciumi rambut dan leher gadis itu. Diciumnya bau harum menebar dari tubuh gadis itu. Diciuminya rambut lurus gadis itu. Lalu ia mengecup-ngecup leher yang putih halus itu. Membuat Fey Chen kegelian sehingga tubuhnya menggeliat-geliat sambil ia mendesah perlahan dengan mata terpejam. Diciuminya punggung gadis itu yang begitu mulus dan begitu putih. Sambil tangannya meraba-raba paha gadis itu yang sama putih, sama mulusnya, dan sama-sama membangkitkan gairah birahi itu. Lalu Parto kembali menciumi rambut dan leher gadis itu. Dadanya yang hitam menempel di punggung gadis itu, yang makin memperjelas perbedaan warna kulit keduanya dengan begitu kontras. Namun bagi Parto hal itu semakin membangkitkan gairah birahinya karena ia bisa mencium harum aroma tubuh Fey Chen.
Sambil terus menciumi rambut dan leher gadis itu, Parto kini meraba-raba payudara Fey Chen sambil meremas-remasnya. Kedua putingnya dimainkan dengan jari-jarinya. Apalagi puting Fey Chen cukup menonjol sehingga bisa digerak-gerakkan dengan jari tangannya. Tak lama kemudian Parto mengangkat tubuh Fey Chen sedikit, dimundurkannya sedikit dan, bleesshhh!, kini masuklah penisnya ke dalam vagina Fey Chen berbarengan dengan turunnya tubuh gadis itu ke pangkuannya. Kini giliran Fey Chen yang menunggang penis Parto. Digerak-gerakkannya tubuhnya naik turun, mula-mula perlahan tapi makin lama makin cepat iramanya. Sambil ia mendesah-desah. Seluruh tubuhnya bergoyang-goyang, terutama payudaranya yang ikutan bergerak naik turun bahkan sambil berputar-putar saat ia semakin cepat menggoyang tubuhnya mengocok penis Parto.
Aaaaahhh aahhhhhh .aaaahhhhhhhh .., tanpa bisa menahan dirinya lagi Fey Chen mendesah-desah dengan suara cukup keras.
Sementara Parto di belakang juga merem melek menikmati goyangan tubuh gadis majikannya ini karena penisnya jadi dikocok-kocok oleh vaginanya yang terasa begitu sempit menjepit penisnya. Sambil menikmati tunggangan Fey Chen ini, ia menatap wajah polos Fey Chen yang kini sedang terangsang hebat itu melalui pantulan kaca rias. Memang Parto sengaja duduk dengan posisi menghadap meja rias, sehingga selain bisa menikmati mulusnya punggung Fey Chen, juga ia tak kehilangan pemandangan indah tubuh bagian depan Fey Chen dan juga reaksi wajah cakepnya saat sedang disetubuhinya. Sungguh menggairahkan sekali melihat tampang cakep Fey Chen yang kinyis-kinyis itu sedang dalam keadaan high. Apalagi highnya itu disebabkan karena menunggangi penisnya. Dan gadis itu terus menggoyang tubuhnya naik turun. Membuat rambut
gadis itu mengenai wajah dan kepalanya dengan tak beraturan. Sehingga kini Parto membenamkan wajahnya di rambut gadis itu sambil menciumi bau harumnya sambil tangannya terus memainkan payudaranya, menyentuh-nyentuh dan menggerak-gerakkan putingnya, juga melingkar-lingkarkan jarinya di sekeliling putingnya. Sementara Fey Chen semakin cepat dan tak terkendali menggerak-gerakkan tubuhnya naik turun sambil terus mendesah-desah dan berteriak-teriak. Dunia seolah berhenti berputar bagi dua sejoli berlainan jenis yang sedang asyik main roller-coster roller-costeran itu. Setelah itu Fey Chen menghentikan gerakannya. Namun tak lama. Karena ia hanya membalikkan badannya.
Kini ia menghadap Parto sementara tubuh putih mulusnya hampir menempel ke tubuh hitam Parto. Dan lagi-lagi bleeesshh, penis Parto amblas masuk ke dalam vaginanya. Lalu, kembali ia memulai permainan roaler-coster itu lagi. Kini tubuhnya bergerak naik turun mengocok penis Parto sambil mereka saling berciuman bibir dengan hangat. Setelah itu bibir Parto turun ke bawah leher putih gadis itu. Lalu turun lagi untuk menciumi payudara gadis itu bergantian kiri dan kanan. Kedua puting Fey Chen yang menonjol dan berwarna merah segar itu langsung dikenyot-kenyot dan disedot-sedot. Membuat Fey Chen makin liar. Ia terus menaik-turunkan tubuhnya, mengocok vaginanya dengan penis Parto di dalamnya. Sementara Parto terus mengemut-ngemut puting Fey Chen yang segar kemerahan itu. Sambil mengemut, lidahnya juga dijulur-julurkan menyentuh-nyentuh ujung puting yang amat sensitif itu. Sementara Fey Chen terus menggoyang tubuhnya, membiarkan penis Parto terus menyodok-nyodok liang vaginanya sampai akhirnya, Fey Chen mencapai klimaksnya dan mendapatkan orgasmenya yang kedua. Setelah itu ia menghentikan gerakannya dan melepaskan dirinya dari penis Parto. Namun rupanya penis Parto masih berdiri tegak! Sehingga kini skor Parto vs Fey Chen menjadi 2-0. Fey Chen terpana melihat penis Parto masih tegak dengan perkasanya, karena kini ia sadar apa yang mesti dilakukan selanjutnya sebagai balas budi untuk penis Parto. Apalagi Parto saat itu telah memberi instruksi jelas kepadanya, Ayo emut donk! katanya ke gadis majikannya itu sambil menunjuk penisnya. Kini mau tak mau Fey Chen harus melakukannya. Sambil duduk bersimpuh di depan kaki Parto, kini Fey Chen mengemut-ngemut penis kacungnya.
Shleebb shleeebb .shhleebbb . demikian bunyi mulut Fey Chen saat menyepong penis Parto. Kepalanya terus mengangguk-angguk dengan penis hitam milik kacungnya itu bergerak keluar masuk mulutnya. Sementara Parto memejamkan matanya. Mulutnya yang tonggos itu bergerak-gerak seiring dengan irama sepongan Fey Chen yang bersimpuh di kakinya itu. Sungguh ia menikmati sepongan Fey Chen yang begitu nikmat.
Dan akhirnya, Parto menyuruh Fey Chen berhenti dan dikeluarkannya penisnya dari dalam mulut gadis itu. Nampak penisnya telah basah mengkilap karena cairan pre-cum nya bercampur dengan ludah gadis itu. Kini dikocoknya penisnya itu persis di depan wajah Fey Chen. Sampai tak lama kemudian akhirnya,
Crottttttttcrottsscrotttzzcrotttcrottcrott-Muntahlah sperma Parto ke wajah cakep Fey Chen. Sehingga wajah putih cakep dan kinyis-kinyis seperti boneka itu kini jadi belepotan oleh semprotan sperma si kacung tengil ini. Alis Fey Chen, hidungnya, pipinya, dagunya, dan bibirnya, semuanya mendapat bagian kena semprotan sperma Parto. Bahkan ada juga sperma nyasar yang mendarat di rambut Fey Chen. Melihat itu sungguh Parto merasa puas sekali. Hatinya begitu bergelora menyaksikan itu semua. Karena cowok mana yang nggak suka menyemprotkan spermanya ke wajah cakep seorang gadis muda. Apalagi kalau gadis itu adalah anak majikannya! Beberapa saat kemudian
Yuk ah, aku cabut dulu, kata Parto yang berdiri dari duduknya. Saat itu Fey Chen juga telah berdiri dan berjalan untuk mengambil tissue di atas meja rias. Namun Parto langsung menyelanya,
Mau ngapain kamu?
Mau bersihin muka, sebelum nanti meleleh.
Jangan dibersihin, perintah Parto. Nanti saja setelah aku keluar. Sekarang ayo, kamu tiduran di ranjang donk dan berpose dulu yang sexy. Hehehehee , katanya sambil mengenakan celana dalamnya Parto tertawa terkekeh sambil menatap tubuh mulus Fey Chen yang telanjang itu. Ayo buka pahamu lebar-lebar. Cepat!
Hahahaaa. Bagus, bagus, katanya saat melihat Fey Chen menuruti perintahnya dengan patuh dan berpose menantang sambil membentangkan kedua kakinya dengan lebar. Suitt suitt ., mulut usil Parto bersuit-suit sambil ia mengenakan seluruh pakaiannya. Sementara matanya tak lepas menatap liang vagina dan bulu-bulu kemaluan Fey Chen yang terbuka jelas di depan matanya itu.
Terus dadamu asyik juga loh. Segar merangsang, padat berisi dan kenyal. Putingmu yang merah itu cocok bener untuk diisep-isep. Hehehee katanya sambil menatap ke buah dada Fey Chen yang putih dan padat berisi dengan puting kemerahan yang menonjol itu.
Lalu Parto berjalan ke meja rias Fey Chen. Dibukanya tas Lous Vuitton warna hitam yang ada disana. Dikeluarkannya dompet didalamnya yang juga LV merknya dan dibukanya. Ini aku ambil semua ya, katanya sambil menguras habis seluruh duit yang ada disana dan dimasukkan ke kantong celananya.
Hehehee. Liat tuh, wajahmu yang cakep sekarang jadi belepotan gitu, katanya sesaat sebelum pergi. Saat itu memang wajah Fey Chen menjadi basah di beberapa tempat karena spermanya itu telah mencair dan mengalir turun. Bahkan sebagian leher dan dadanya kini juga ikutan basah karena sperma cair yang turun dari dagu dan pipinya. Sementara rambut panjangnya yang terurai nampak awut-awutan. Tapi Parto justru puas menyaksikan Fey Chen dalam keadaan hancur-hancuran saat itu. Juga hatinya puas karena telah merusak gadis majikannya ini untuk kesekian kalinya. Wah kapan-kapan Papimu harus ngeliat keadaanmu seperti ini. Biar shock dianya. Hahahaaaaa ... Lalu keluarlah Parto dari kamar itu meninggalkan Fey Chen yang masih dalam pose yang sama seperti tadi sambil termenung-menung sendirian di dalam
Fey Chen sedang duduk sambil membaca majalah khusus cewek. Ia baru selesai olahraga jogging. Namun wajahnya saat itu begitu segar dan cantik. Karena ia baru selesai mandi sehabis jogging tadi. Bahkan beberapa ujung rambutnya saat itu masih menempel dan terlihat basah. Saat itu ia memakai baju putih dan celana pendek merah dengan dadanya kelihatan menonjol di balik baju putihnya. Sementara celana merahnya itu cukup pendek sehingga menampakkan sebagian besar pahanya yang putih mulus. Selain pendek juga termasuk ketat sampai-sampai pantatnya terlihat begitu menonjol. Saat ia sedang asyik membaca, tiba-tiba muncul ayahnya yang keluar dari dalam kamar. Segera ia menghampiri dan berbicara ringan dengan putrinya sejenak. Setelah itu ia berkata dengan serius,
Chen, sebaiknya untuk sementara ini kamu jangan memakai baju yang terlalu terbuka atau terlalu pendek. Kamu harus ingat, di dalam rumah kita saat ini ada adik Mboh Minah, yang namanya siapa itu Parjo atau Warto. Kamu harus sadar kalau sekarang kamu sudah besar. Papi nggak mau nanti kamu diliatin sama dia yang akhirnya bikin kamu sendiri nggak nyaman. Kemarin khan Papi juga sudah bilang.
Ah, tapi khan dia selalu di luar, Pi. Sedangkan aku di dalam. Lagian ini khan rumah kita juga, kok sekarang malah aku yang mesti menyesuaikan diri gara-gara kita ada kedatangan seorang kacung. Masa aku mesti ngalah sama kacung.
Ya biar bagaimana pun khan namanya tinggal dalam satu rumah khan pasti suatu saat bisa ketemu. Sementara dia itu khan cowok dan kamu cewek. Kamu harus mengerti tentang masalah ini, kata Papinya, Lagian, Papi nggak mau nanti terjadi apa-apa kalau tiba-tiba dia jadi kurang ajar sama kamu, misalnya.
Ah, Papi terlalu mengada-ada. Lha aku jarang ketemu dia koq. Apalagi disini khan banyak pembantu cewek, ada Mbok Minah, Wati, Suminten, dll ditambah Papi disini. Masa dia berani macam-macam. Apalagi Mbok Minah adalah kakaknya.
Ya tetap saja kemungkinan itu ada, Chen. Kamu ini kalau dinasehati selalu aja membantah. Sudah sebaiknya kamu ikuti nasehat Papi. Kamu jangan pakai celana yang pendek seperti itu kalau keluar kamar. Sebaiknya sekarang kamu ganti dengan yang lebih panjang. Dan ingat, jangan lupa selalu kunci pintu kamarmu!
Saat itu rupanya Parto berada di taman di luar ruang tempat mereka berada. Namun posisinya tak jauh dari situ. Sehingga ia bisa mendengar semua percakapan itu. Dalam hati ia mentertawakan nasehat tuannya itu kepada Fey Chen, anak gadisnya.
Ah, pake nasehat macam-macam. Itu semua nggak guna. Hehehehe. Lha wong anakmu itu sudah kadung aku bikin nggak perawan kok. Hahahahaa. Dan penisnya seketika mengeras saat membayangkan itu. Sekarang aja di depan lu dia sok alim. Nanti malam di belakang lu, heheheheee, bakal abis-abisan dah. Hahahahaa.
Sementara di dalam, Fey Chen yang mendengar nasehat ayahnya, akhirnya bangkit berdiri. Parto, yang mengetahui cewek itu kini berdiri dan posisi ayahnya kini berjalan menjauh dari putrinya, berusaha mengambil kesempatan dalam kesempitan. Paling nggak sore itu ia mencoba mencuri dulu paha ayam muda dari penjagaan ayahnya. Untuk itu ia berdiri di depan pintu dan mengambil posisi yang pas supaya bisa melihat Fey Chen yang sedang berdiri dan membetulkan celananya itu, namun tak terlihat oleh bokapnya yang berdiri tak jauh dari sana.
Suitt, suit, aduuhh sexy-nya, katanya tentu dalam hati.
Dengan mata jelalatan dilahapnya pemandangan indah itu. Dilihatnya pantat menonjol ayam muda Fey Chen yang sexy itu. Juga pahanya yang putih mulus terlihat sampai ke pangkalnya. Karena memang betul perkataan ayah gadis itu, celana pendek merah yang dikenakannya itu sungguh pendek, sampai-sampai pahanya yang putih mulus terlihat sampai ke pangkalnya. Dan juga begitu ketat, sampai-sampai pantat Fey Chen terlihat bulat menonjol. Tentu hal seperti ini sebetulnya memang tak pantas dilihat oleh kacung rendahan seperti dirinya terhadap anak cewek majikannya yang telah berusia dewasa. Namun tentu bagi Parto hal seperti ini termasuk rejeki baginya. Wow! Mangstaff! Parto berdecak kagum dalam hati menyaksikan pemandangan indah itu. Apalagi bentuk figur tubuh Fey Chen memang indah dengan tubuh langsing, tinggi-berat yang proporsional dan payudara yang cukup menonjol di balik kaus putih yang dikenakan gadis itu. Dan wajah gadis itu juga begitu segar dan cantik. Ujung-ujung rambutnya yang masih basah dan menempel, membuat ayam muda itu jadi semakin sexy dan maknyuss sekali. Wajahnya yang cakep dan kinyis-kinyis seperti boneka + tubuh proporsional + rambut indah + paha putih mulus + pantat bulat menonjol + dada membusung = mupengs abisz!
Fei Chen
Fei Chen
Kini ia membayangkan .celana pendek merah itu digesernya supaya penisnya yang telah menegang itu bisa diselipkan ke dalam untuk masuk menembus liang vagina gadis itu dalam-dalam. Lalu penisnya maju mundur mengocok-ngocok vagina gadis berwajah oriental berkulit putih itu hmmmm maknyoeszz-nya!! Selagi Parto berdiri menatap Fey Chen lekat-lekat dan berkonsentrasi penuh ke fantasinya itu, tiba-tiba
HEY! Ngapain kamu berdiri disana!! sergah ayah Fey Chen tiba-tiba yang membuat Parto menjadi terkejut sampai-sampai ia hampir melompat. Wajah pria setengah baya itu merah padam. Nampak jelas kalau ia begitu marah karena melihat Parto kacung rendahan itu ternyata diam-diam sedang memelototi putrinya dengan tampang mupeng abis.
Ayo balik ke belakang!! bentaknya dengan keras sambil berdiri di tengah pintu. Rupanya ia beniat menghalangi pandangan Parto supaya tak bisa melihat putrinya. Jadi kini pandangan Parto jadi sepet karena terhalang tubuh pria setengah baya ini. Apalagi orang ini sedang marah terhadap dirinya.
Ma-maaf Tuan. Iya. Eh, anu, tadi, saya kebetulan lewat, kata Parto kepada tuannya.
Sudah cepat, pergi sana!!teriaknya. Fey Chen, ayo cepat kamu masuk ke dalam! katanya sambil memalingkan kepalanya ke dalam.
Dalam hati Parto mendongkol juga karena pemandangan indahnya tiba-tiba sirna, malah kini ia mendapat hardikan dan makian dari tuannya. Sementara Fey Chen segera langsung menghilang masuk ke dalam kamarnya. Ah, sialan, ngerusak kesenangan orang aja! Batinnya dalam hati. Namun ia tak berani mengucapkannya. Selama ini ia melakukan hubungan terlarang dengan Fey Chen secara diam-diam, karena ia tak ingin diusir dari rumah itu. Ia tak ingin kehilangan sumber uang tetap yang didapatnya dari gadis itu, juga lebih-lebih lagi ia tak mau kehilangan hak istimewanya yaitu bisa menikmati kemulusan tubuh gadis majikannya itu terus berulang-ulang-ulang dan berulang-ulang terus. Sementara itu, insiden tadi tak hanya berhenti disitu saja. Karena beberapa saat setelah ia ke belakang dan masuk ke kamarnya, tiba-tiba terdengar suara kakaknya berteriak memanggilnya. Mula-mula ia tak ingin menjawabnya. Namun semakin lama teriakan itu semakin keras. Bahkan kini kakaknya itu menggedor-gedor pintu kamarnya sambil berteriak memanggilnya.
Parto
Parto
Parto! Ayo keluar kamu! perintah Mbok Minah. Partooo!!! bentak kakaknya itu.
Iya, iya. Sebentar aku keluar, kata Parto akhirnya.
Ada apa sih Mbak, teriak-teriak gitu?
Kamu ini! Dasar muke gile loe ya! Udah Mbak bilang berkali-kali. Disini kamu harus sopan terhadap Tuan dan Non. Ayo keluar! kata Mbok Minah sambil menarik Parto ke depan.
Mau ngapain Mbak?
Kamu harus minta maaf sama Tuan! Ayo cepat ikut aku!
Nah, ini orangnya Tuan, kata Mbok Minah yang terus menarik Parto akhirnya berhenti saat bertemu dengan ayah Fey Chen, Pak Sutanto.
Parto, ayo kamu minta maaf sama Tuan. Cepat!
Eh..
Ayo, cepat!!
Maaf, Tuan. Tadi saya nggak sengaja lewat, kata Parto perlahan sambil menundukkan kepala. Dalam hati ia amat dongkol. Sialan, pikirnya!
Ingat ya! Aku tidak ingin hal seperti ini terulang lagi! kata Pak Sutanto sambil menatap tajam ke arah Parto.
Iya, Tuan, kata Parto sambil menundukkan kepalanya. Namun dalam hatinya awas, rasain, tunggu pembalasanku nanti!
Minah!
Ya Tuan, kata kakaknya sambil membungkuk, yang membuat Parto jadi semakin sebal dengan sikap carmuk kakaknya itu.
Hanya karena mengingat dia adalah adikmu, maka dia nggak langsung aku usir. Tapi ingat, sekali lagi terjadi, dia harus pergi! Mengerti kamu?
Iya, baik Tuan. Terima kasih Tuan.
Dan satu lagi, kamu harus bisa mendidik adikmu ini supaya mengerti sopan santun. Mengerti?
Mengerti Tuan. Sekali lagi maaf Tuan. Dan, tolong sampaikan permintaan maaf saya ke Non juga.
Baiklah, sekarang kamu boleh pergi, kata Pak Sutanto kepada Parto.
Parto! Ayo kamu bilang terima kasih dulu ke Tuan, kata Mbok Minah.
Eh, terima kasih Tuan, kata Parto dengan terpaksa. Huh! Gerutunya dalam hati.
Ayo, sekarang kamu kembali ke belakang, perintah Mbok Minah.
Dasar ular berkepala dua, batin Parto saat berjalan ke belakang. Di depannya membungkuk-bungkuk tapi di belakang ceritanya lain. Sekarang aku disuruh ke belakang, pasti kamu pengin ngentotan sama tuan sialan itu! Gerutunya dalam hati karena hatinya kesal. Bahkan kakakku sendiri bukannya ngebelain adik sendiri malah carmuk dengan orang luar. Abis ini pasti lama deh baliknya.
Sementara itu, begitu Parto meninggalkan mereka
Perbuatan adikmu itu sungguh tak bisa diterima, kata Pak Sutanto yang rupanya masih kesal dengan kejadian tadi. .
Ya, maafkan dia, Tuan. Dia itu memang orang ******, nggak berpendidikan. Jadi maklum kalau tindakannya konyol. Tapi dia nggak akan berani berbuat macam-macam kok, apalagi setelah kumarahi tadi.
Baik, kau harus bisa mendidik adikmu itu.
Baik Tuan. Eh, omong-omong .Tuan cape? Pengin aku pijit nggak? tanya Minah dengan melirik genit.
Gila kamu. Masa sekarang masih sore gini.
Ah, nggak apa-apa Tuan. Apalagi Non Fey Chen khan sudah masuk ke kamarnya. Dan disini sekarang lagi nggak ada orang, kata Minah memegang tangan tuannya sambil mengedipkan matanya. Sekalian untuk menurunkan emosi Tuan yang barusan naik.
Ah, ya, ya, memang pintar sekali kamu dalam urusan ginian. Hehehe, kata tuannya tanpa basa-basi lagi. Bahkan kini tuannya itu tanpa sungkan lagi meraba-raba dagu dan pipinya. Bahkan setelah itu tangannya turun ke bawah memegang-megang dada Minah.
Memang sekarang kamu harus melayaniku dengan baik. Tadi adikmu itu bikin darahku naik. Nah, sebagai obatnya, sekarang Mbak-nya wajib memberikan ongkos gantinya Hehehee , katanya sambil kini kedua tangannya meremas-remas buah dada Minah.
Iiih, Tuan jangan begitu ah! kata Minah pura-pura menolak.
Yuk, masuk ke dalam kamar aja . kata tuan yang telah mata gelap karena nafsu itu sambil memeluk Minah dan membawanya masuk ke dalam kamar ..
@@@@
Sementara di dalam kamar Parto
Huh! Sialan, gerutu Parto.
Ia masih kesal karena harus minta maaf kepada tuannya yang pada dasarnya tak terlalu disukainya. Dan ia makin dongkol karena Mbak-nya juga turut memarahinya di depan tuannya. Dan kini, Mbak-nya tak kunjung datang. Tentu mereka sedang asyik di dalam kamar. Ah, sungguh bangsat bener tuan ini. Anaknya baru diliatin gitu aja sudah sewot setengah mati. Padahal dia sendiri dengan seenaknya mainin cewek. Tiba-tiba dirinya jadi bergairah. Ah, ngapain kesal. Sekarang adalah saat yang bagus. Selagi kau asyik menggarap Mbakku, akan kugarap pula anakmu yang bening itu. Heheheh Apalagi sejak tadi memang anakmu itu telah bikin aku ngaceng. Kini Parto semakin bergairah lagi karena rasa mupengnya kini bertambah dengan keinginan membalas dendam terhadap tuan yang memarahi dirinya itu. Sekalian ini adalah sebagai ganti rugi karena si bangsat itu juga kini sedang menggarap Mbakku, pikirnya. Namun ganti rugi ini adalah ganti rugi plus plus plus yang sangat menguntungkannya, karena Fey Chen jauh lebih muda, lebih cakep, lebih sexy, daya tarik seksualnya jauh lebih tinggi pokoknya kelasnya jauh diatas Mbaknya yang sudah stw. Nah, rasain kau! Batinnya.
Kupelototin anakmu, kau marah.
Kau berani pelototin anakku, kugarap kakakmu!
Kau garap kakakku, kugarap pula anakmu!
Dan, akulah yang akhirnya menang. Hehehehee .
@@@@
Fey Chen sedang duduk di ranjang di dalam kamarnya. Ia masih memakai baju yang sama seperti tadi, yaitu atasan kaus putih dan celana merah yang begitu pendek. Pahanya yang putih mulus sebagian besar terbuka dan terlihat jelas. Namun kali ini di atas pahanya yang putih itu terdapat tangan hitam yang meraba-raba paha mulusnya. Tangan itu adalah tangan Parto, kacungnya! Tanpa sungkan-sungkan lagi terhadap gadis ini, tangan Parto merayap kesana-kemari, menggerayangi seluruh bagian paha Fey Chen yang terekspos dan membuatnya mupeng sejak tadi. Seandainya ada orang luar yang melihat kejadian itu, tentu mereka semua tak habis pikir. Sungguh kejadian yang langka bin ajaib, seorang kacung rendahan yang kere dan sama sekali nggak ada cakep-cakepnya bisa berduaan di dalam kamar dengan anak gadis majikan dari keluarga Chinese elit. Padahal ceweknya sungguh bening dan cakep luar biasa. Malahan dengan sukarela gadis majikan ini menurut saja dirinya digrepe-grepe oleh kacungnya itu. Tentu kacung itu tak menyia-nyiakan daging empuk di depan matanya itu. Sementara tangannya yang satu terus meraba-raba paha mulus Fey Chen, tangannya yang lain memeluk bahu sambil bibirnya asyik menciumi bibir gadis itu. Mmmphhhhhh! Dengan ganas dilumatnya bibir Fey Chen. Parto merasa aman untuk melakukan apa pun yang diinginkan sesuka hatinya terhadap anak majikannya itu saat itu. Karena anjing bulldog yang menjaganya telah dijinakkan oleh Mbak-nya. Sehingga kini ia bisa dengan leluasa memakan anak ayam yang kinyis-kinyis ini. Memang saat itu di kamar yang lain, Pak Sutanto sedang asyik menggrepe-grepe Minah yang meski sudah 40-an tahun tapi tubuhnya masih cukup kenceng. Tentu ia tak sadar kalau pada saat yang sama Parto juga sedang asyik menggrepe-grepe anak gadisnya yang tadi bahkan baru dipelototi aja sudah protes berat. Sekarang malah lebih hancur-hancuran..Saat itu Fey Chen yang pahanya sedang digerayangi sambil bibirnya diciumi Parto sama sekali tak melawan, malah ia memejamkan matanya sepertinya menikmati juga perlakuan kacungnya itu terhadap dirinya. Padahal awalnya tadi ia tak ingin membuka pintu saat Parto mengetuk kamarnya dan dilihatnya melalui kaca kecil di pintu ternyata yang terlihat adalah mulut tonggos Parto. Ia tentu tak ingin perbuatan skandalnya itu ketahuan Papinya. Namun Parto terus mengetuk malah ketukannya makin keras. Tindakan Parto yang baginya sungguh nekat itu kini membuatnya semakin takut. Sehingga mau tak mau akhirnya ia membuka pintu kamarnya sedikit. Maksudnya menyuruh Parto untuk segera pergi dan tidak mengetuk kamarnya lagi. Namun begitu pintu terbuka sedikit, Parto langsung menerobos masuk ke dalam. Belum sempat ia bicara, tiba-tiba kacungnya itu langsung mendekap dan mencium bibirnya!
Mmmpphhhhh. Fey Chen berusaha berontak, namun Parto tidak mau melepaskan bibir nikmat gadis majikannya itu. Ia terus menciumi bibir gadis muda ini dengan penuh nafsu. Setelah tadi kena marah dan dipermalukan oleh ayah gadis ini, kini saatnya ia membalas dendam dengan menguasai dan menggagahi putrinya! Apalagi ia sungguh suka dengan cewek ini karena putih bening, cakep, dan sexy banget. Ditambah lagi wajahnya yang oriental sungguh menggairahkan dirinya! Apalagi selama ini ia jarang bahkan nggak pernah bergaul dengan cewek-cewek keturunan. Kapan lagi ia bisa menikmati cewek Chinese seperti sekarang. Cowok mana yang nggak pengin menikmati barang bagus seperti ini! Ditambah faktor kejadian tak menyenangkan tadi serta bayangan bokap cewek ini yang sedang menggarap kakaknya, membuat nafsunya semakin menggelora bagaikan ombak Laut Selatan yang ditiup angin topan. Sehingga kini mulutnya yang tonggos itu menyapu seluruh bagian bibir gadis Chinese yang berwajah polos ini
tanpa ada satu bagian pun yang terlewat. Fey Chen membiarkan saja perbuatan Parto yang sebetulnya tergolong amat kurang ajar terhadap dirinya itu. Karena ia telah betul-betul masuk ke dalam jerat perangkap pelet yang disusun oleh Mbok Minah sebelumnya (baca: Parto, Orang Desa Yang Cari Rejeki Di Kota, di folder bulan Aug 2009). Jadi kini ia betul-betul jatuh ke tangan (atau tepatnya, penis) Parto secara mutlak. Malah kini ia juga mendambakan belaian kasih Parto terhadap dirinya. Demi Parto, ia rela menyerahkan segalanya termasuk kehormatan dirinya. Terbukti sebelumnya telah ia serahkan keperawanannya untuk direnggut Parto. Ia sama sekali tak peduli dengan kenyataan bahwa Parto adalah kacungnya! Juga ia tak peduli dengan perbedaan diri mereka yang begitu besar dalam hal segalanya, termasuk ras, status sosial, kekayaan, pangkat, warna kulit, latar belakang keluarga, pendidikan, prospek masa depan, dan lain sebagainya. Juga ia tak peduli dengan wajah Parto yang jelek dan penampilannya yang amburadul. Dalam pandangannya, Parto adalah pangeran idamannya. Begitulah hebatnya khasiat ilmu pelet itu!
Kini Fey Chen mulai membalas ciuman Parto. Bibirnya yang lembut bergerak menjelajahi bibir Parto yang hitam tonggos. Keduanya kini saling berciuman dengan hangat. Bahkan di dalamnya, lidah keduanya juga saling bertemu dan beradu. Sambil menciumi Fey Chen, kedua tangan Parto menggerayangi bagian belakang tubuh gadis itu sampai akhirnya keduanya mendarat di celana merah gadis Chinese itu. Dipegang-pegang dan diremas-remasnya pantat Fey Chen yang menonjol di balik celana ketatnya. Sesuatu yang tadinya tak boleh dilihat, sekarang malah bebas untuk digrepe-grepe. Sementara badan Fey Chen menempel di tubuh Parto. Sambil terus menciumi bibir dan menggrepe-grepe pantat Fey Chen, ia merasakan dada empuk gadis itu yang menempel di dadanya. Aaaahhhhh. Begitu nikmatnya hidup ini, gumam Parto dalam hati. Meski gua nggak suka dengan pemilik rumah ini, tapi kalo disuguhi yang kayak gini ya kagak nolak deh. Setelah puas berciuman, Parto menuntun Fey Chen ke ranjang. Setelah gadis itu duduk di ranjang, makin jelas saja pahanya yang putih mulus. Sehingga, tangannya langsung meraba-raba paha gadis itu. Dan kali ini Fey Chen mengambil inisiatif dengan mulai menciumi Parto lagi. Sambil memejamkan mata, bibir indahnya menempel di bibir tonggos Parto, lalu dikecupnya, dan dikecupnya lagi. Kembali bibirnya menempel dan menggamut bibir Parto. Membuat Parto jadi merem melek merasakan nikmatnya dicium gadis Chinese majikannya yang cakep ini. Satu tangannya memeluk bahu Fey Chen, membuat gadis itu merasa disayangi. Namun tangan satunya begitu liarnya menggerayangi paha Fey Chen. Malah tangan itu mulai menyentuh-nyentuh bagian pribadi gadis itu. Membuat Fey Chen semakin on saja dan makin nafsu menciumi Parto. Tangan Parto kemudian lanjut menggerayangi baju putih gadis itu. Sasaran utamanya tentu tak lain adalah dadanya. Tangannya bergerak liar kesana kemari tak
jauh dari sekitar payudara gadis itu. Sambil terus menciumi, Fey Chen mengeluarkan lirihan-lirihan kecil. Apalagi Parto juga ikutan ganas dalam menciuminya. Beberapa saat mereka berciuman dengan asyik. Seolah waktu berhenti berputar .Parto kini sudah tak sabar lagi ingin melihat kemulusan tubuhnya. Apalagi ia masih mengingat tadi saat dibentak bokapnya hanya cuma sekedar melihat gadis ini dari kejauhan. Kini selain bisa melihat dari jarak close-up, juga bisa melihat gadis ini dalam keadaan polos, mulus, tanpa busana sama sekali! Segera ia menghentikan ciumannya. Kedua tangannya memegang ujung baju putih Fey Chen. Segera ditariknya baju itu ke atas. Semakin ditarik ke atas, semakin terekspos kulit tubuh gadis itu yang begitu putih dan halus. Sampai akhirnya Parto berhasil meloloskan baju putih itu dari kepala dan rambut Fey Chen dan kemudian melewati kedua tangan putih Fey Chen.
Dilihatnya gadis itu memakai bra warna putih juga. Nampak belahan dadanya yang sexy di atas branya. Sementara baju Fey Chen yang ada di tangannya langsung dilemparkan ke belakang dan mendarat di lantai. Kini ia tak cukup puas hanya sekedar melihat cleavage Fey Chen. Kedua tangannya langsung mengarah ke punggung Fey Chen. Diraihnya tali bra gadis itu dan dengan sekali gerakan terbukalah kaitan bra itu. Segera tangannya dengan cepat melucuti bra putih itu dari tubuh putih Fey Chen. Dalam waktu singkat bra Fey Chen telah berada di tangannya. Kini terbukalah dada Fey Chen tanpa penutup apa pun di depan mata Parto. Lagi-lagi Parto melemparkan bra itu ke belakang dan tali bra itu menggantung di ujung meja rias Fey Chen. Melihat Fey Chen yang telanjang dada, dalam diri Parto langsung terasa syuurrr! Penisnya semakin menegak kencang. Matanya melotot memandanginya. Mulutnya yang tonggos terbuka karena terpana. Meski telah melihatnya berulang-ulang kali, namun buah dada Fey Chen ini tak pernah gagal membuatnya terangsang abis sampai ke tulang sumsum. Sejenak ia melupakan celana pendek merah yang masih melekat di tubuh gadis itu. Karena kedua tangannya sudah tak sabar ingin merengkuh sepasang gunung kembar indah yang terbuka di depannya ini. Apalagi wajah gadis ini begitu innocent dan kinyis-kinyis. Membuatnya sungguh kontradiktif melihat gadis bertampang baik-baik seperti dia namun dadanya telanjang. Kedua tangan Parto kini memegang masing-masing buah dada Fey Chen. Sungguh pas sekali. Payudara Fey Chen dengan C cup yang cukup menonjol dan padat berisi itu begitu pas berada dalam genggamannya. Dan ia meraba-raba payudara gadis ini yang berukuran 34C itu. Sungguh kontras sekali perbedaan warna kedua tangannya yang hitam dengan tubuh gadis itu. Membuat Parto semakin menggebu nafsunya meraba-rabai dan menggoyang-goyang payudara Fey Chen yang putih mulus itu. Sementara itu Fey Chen sama sekali tak memberontak saat payudaranya digenggam dan diraba-raba oleh kacungnya ini. Malah ia memejamkan matanya seakan begitu menghayati akan nikmatnya dirinya saat diraba-raba dan diremas-remas oleh Parto. Sehingga Parto pun juga makin bernafsu. Kini payudara gadis itu diremas-remasnya sambil kedua putingnya disentuh-sentuhnya dengan kedua telunjuknya. Sambil ia menatap wajah polos Fey Chen. Nampak ekspresi kepuasan tersirat dari wajah cakep gadis itu, membuatnya nampak semakin cantik saja. Membuat nafsu Parto semakin menggelora. Setelah cukup merangsang payudara Fey Chen, kini tangannya mulai menggeser-geser celana merah gadis itu. Fey Chen pun bersikap kooperatif sehingga tak lama kemudian celana merah itu pun juga terlepas dari dirinya. Parto melemparkannya ke belakang dan kali ini mendarat di kursi kecil di depan meja rias.
Saat itu Fey Chen memakai celana dalam warna pink yang berukuran agak mini. Oleh karena ikut tertarik ke bawah saat Parto menurunkan celana pendek Fey Chen tadi, maka bagian atas bulu-bulunya kini terlihat di atas celana dalam itu. Tangan hitam Parto langsung menyusup masuk ke dalam celana dalam gadis itu. Ia meraba-raba bulu-bulu vagina gadis itu. Selanjutnya tangannya itu turun ke bawah lagi di tengah-tengah selangkangan gadis itu, mengobok-obok bagian dalamnya. Entah kenapa, bagi Parto ada kepuasan dan sensasi tersendiri memasukkan tangannya ke balik celana dalam cewek. Dan tangannya langsung mengobok-obok bagian pribadi gadis ini. Rupanya ia telah
cukup berpengalaman dalam hal ini sehingga bahkan gadis berwajah se-innocent Fey Chen pun dibuatnya merem melek dan mendesah-desah, membuat Parto semakin puas hatinya. Sampai akhirnya saat ia mengeluarkan tangannya kembali, tangannya telah menjadi basah. Setelah itu celana dalam pink itu dipelorotkannya ke bawah. Kini seluruh bulu vagina Fey Chen yang begitu rapi dan indah itu nampak jelas terlihat. Sementara liang vaginanya juga sedikit kelihatan karena posisi pahanya yang agak terbuka. Sementara celana dalam pink yang halus itu kini juga dilemparkannya ke belakang. Kali ini celana dalam Fey Chen mendarat di atas meja rias, jatuh menutupi bingkai foto kecil dengan foto Fey Chen lagi berduaan dengan Roger, cowoknya. Setelah berhasil melucuti seluruh pakaian Fey Chen dan kini pakaian gadis itu berserakan di mana-mana, giliran Parto melepas pakaiannya sendiri satu persatu. Sampai akhirnya ia juga sama-sama telanjang bulat. Tubuhnya nampak begitu hitam dan sungguh kontras kalau dibandingkan dengan tubuh Fey Chen. Parto berdiri di depan Fey Chen yang duduk di tepi ranjang. Ia meraih tangan Fey Chen dan menaruhnya di batang penisnya yang berdiri tegak ke atas. Wajah polos Fey Chen menatap Parto sejenak. Setelah itu ia mulai memijit-mijit penis kacungnya itu. Sambil tangan satunya lagi kini memegang buah zakar Parto dan mengelus-elusnya. Ia terus mengocok-ngocok batang penis Parto yang besar hitam dan berurat itu. Sementara wajah kinyis-kinyis Fey Chen tertuju ke penis yang di-massage-nya itu. Ia nampak begitu konsentrasi dengan pekerjaannya itu. Membuat Parto jadi semakin terangsang. Apalagi kini ibu jari dan telunjuk Fey Chen juga meraba-raba dan memencet-mencet kepala penisnya yang membesar dan disunat itu.
Orang-orang yang mengenal Fey Chen semuanya mempunyai kesan kalau ia adalah cewek baik-baik dan alim karena wajahnya yang cakep dan polos seperti boneka. Namun sungguh tak dinyana, dibalik kepolosan wajahnya itu, ternyata ia telah sering bermain-main dengan penis kacungnya. Sementara ia sendiri dijadikan boneka oleh kacungnya itu di atas ranjang. Demikian pula dengan saat itu. Ia nampak begitu mahir dan cekatan dalam urusan memainkan penis cowok. Terbukti kini Parto jadi mengerang-ngerang dan merem melek karena perbuatan gadis berwajah alim ini. Untunglah Parto termasuk cowok yang kuat dan perkasa dalam hal esek-esek sehingga ia bisa terus menikmati rangsangan Fey Chen tanpa mengalami ejakulasi dini. Malah kini dengan tenang ia memberi perintah ke cewek itu untuk menyepong kontolnya.
Yuk, sekarang diemut, Chen, perintahnya tanpa ada rasa hormat dan sopan santun sama sekali ke gadis majikannya ini.
Hebatnya, Fey Chen langsung menanggapi permintaan kacungnya itu. Segera tangannya menghentikan kocokannya. Wajah polosnya menatap Parto sebentar saat kacung itu berkata, Ngemutnya pake lidah ya, sambil ia memegang rambut gadis itu. Sembari menatap Parto, Fey Chen menganggukkan kepalanya. Saat itu wajahnya sungguh polos seperti boneka. Namun perbuatannya sungguh kontradiktif. Karena sesaat kemudian ia menjalankan perintah Parto itu dengan penuh rasa kepatuhan.
Shleebpp shleebbp shleebppp .
Penis Parto yang hitam besar dan perkasa itu kini telah masuk ke dalam mulut Fey Chen. Kepala Fey Chen bergerak naik turun mengangguk-angguk saat menyepong penis Parto. Terdengar suara-suara kecipakan saat mulutnya bergerak naik turun itu. Sementara Parto mengerang-erang menikmati rangsangan mulut Fey Chen terhadap penisnya. Apalagi di dalamnya, lidah gadis itu bergerak-gerak kesana kemari menjelajahi setiap jengkal kepala penisnya yang disunat itu.
Bagi Parto, lidah Fey Chen yang menari-nari di kepala penisnya itu terasa hangat. Dan Fey Chen sepertinya cukup jago juga dalam melakukan ini. Seluruh bagian kepala penis Parto tak ada yang terlewat oleh lidahnya yang hangat. Bahkan leher penisnya juga tak luput dari sapuan lidah cewek itu. Di dalam mulut Fey Chen yang hangat, lidah gadis itu bergerak melingkari leher penisnya sampai 360 derajat. Dan gadis itu melakukannya secara variatif, kadang searah jarum jam, kadang berlawanan, kadang berpindah-pindah
tempat. Membuat Parto jadi berkelojotan karena nikmatnya yang luar biasa. Bagi orang yang tak berpengalaman tentu akan langsung ejakulasi diperlakukan seperti itu. Namun hal itu tak berlaku bagi Parto. Ia bisa terus menikmati sepongan dahsyat Fey Chen untuk waktu yang cukup lama. Bahkan satu tangannya ikut memegang rambut Fey Chen dan menggerak-gerakkan kepalanya. Maksudnya supaya gadis itu tak berhenti melakukan aksinya. Sementara tangannya yang lain berkacak di pinggangnya. Sementara ia terus menatap wajah polos Fey Chen saat melakukan oral service yang hebat itu. Lagak Parto saat itu mirip seperti boss gede saja. Padahal sebenarnya ia hanyalah seorang kacung rendahan biasa sementara justru cewek yang sedang mengoral dirinya ini adalah anak seorang boss gede. Setelah itu tangan Parto mulai menggerayangi tubuh mulus Fey Chen. Sambil terus menikmati sepongan cewek itu di penisnya, kedua tangannya meraba-raba dan memencet-mencet payudaranya terutama kedua putingnya yang dimain-mainin dengan jarinya. Sehingga birahi Fey Chen pun juga jadi semakin tinggi, akibatnya ia makin aktif dalam melakukan sepongannya. Namun tak lama kemudian tiba-tiba Fey Chen justru menghentikan aksinya.
Eeh, kenapa kok berhenti, protes Parto, Ayo terusin lagi.
Ganti posisi donk, kata Fey Chen dengan muka agak memerah. Aku juga pengin..
OK, OK, kata Parto tersenyum-senyum sambil membatin, kalo punya anak majikan kayak gini siapa yang nggak kerasan kerja disini. Apalagi ceweknya cakep lagi. Kapan lagi bisa nyicipin cewek bening kayak gini.
Yuk, kita di ranjang aja, kata Parto. Kamu telentang ya.
Fey Chen tak menjawab karena sebenarnya ia agak malu minta ke Parto. Tapi ya gimana lagi, soalnya dirinya sudah terangsang
Tanpa berkata apa-apa ia tiduran telentang di atas ranjang.
OK, kamu terusin disana, aku main disini, kata Parto sambil menindih tubuh Fey Chen.
Namun dalam posisi terbalik alias 69. Ia menggeser tubuhnya sedikit supaya penisnya tepat di atas mulut Fey Chen sementara mulutnya bisa menyedot-nyedot vagina gadis itu. Sementara payudara Fey Chen terlihat menempel di perut Parto. Nampak kontras sekali perbedaan keduanya terutama warna kulitnya. Putih bening di bawah, hitam butek di atas. Tubuh Fey Chen begitu mulus halus, sementara tubuh Parto kasar. Yang cewek berwajah tipikal chinese oriental, sedangkan cowoknya amat jelas bertampang Jawa. Rambut Parto hitam pendek dan agak keriting, sementara rambut Fey Chen panjang lurus dan disemir kecoklatan. Dan terakhir, kalau Fey Chen begitu cakep dan menarik, wajah Parto sama sekali nggak ada cakep-cakepnya. Meskipun begitu besar perbedaan fisik mereka, namun kini mereka berdua sama-sama merasakan kenikmatan luar biasa. Keduanya sama-sama berkejab-kejab, sama-sama mengerang dan mendesah-desah, sama-sama menggelinjang. Terutama Fey Chen yang sejak tadi haus akan sentuhan-sentuhan, kini nafsu itu begitu menggelora bagaikan luapan air sungai yang siap meledakkan tanggul. Tubuhnya terutama bagian pinggulnya bergoyang-goyang. Karena Parto begitu cekatan merangsang dan menjilati klitorisnya. Sambil terus melakukan sepongannya, gerakan pinggulnya itu semakin liar. Sementara vaginanya kini telah banjir. Membuat ia tak mau kalah dan semakin mengeluarkan kemampuannya dalam mengemut dan menyedot-nyedot penis Parto. Sehingga Parto pun juga merasakan kenikmatan luar biasa. Setelah beberapa saat, mereka ganti posisi. Kali ini Parto yang di bawah sementara Fey Chen berada di atasnya. Posisi ini buat Parto lebih nikmat dan menggairahkan dirinya karena ia bisa melihat dan meraba-raba punggung Fey Chen yang putih halus. Juga payudara Fey Chen jadi lebih terasa menempel di tubuhnya karena pengaruh gravitasi. Apalagi sejak bertukar posisi, sepongan Fey Chen jadi semakin menggila saja. Kini ia merasa ejakulasinya hanya tinggal menunggu waktu saja. Sehingga ia juga semakin bersemangat mengenyot-ngenyot dan menjilati klitoris dan G-spot Fey Chen. Rupanya ia tak ingin kehilangan muka karena kalah keluar duluan dibanding cewek itu. Sebaliknya Fey Chen pun demikian. Ia penasaran ingin membuat cowok itu keluar duluan karena selama ini ia selalu kalah darinya.
Rupanya diam-diam diantara keduanya terdapat persaingan terselubung. Masing-masing pihak berusaha membuat pihak lain mencapai klimaks duluan. Sehingga kini keduanya saling merangsang dan saling dirangsang. Tinggal menunggu saja, siapa yang nggak tahan dulu .
Uuuhhh Ooohhh .
Ooohhhh .aaahhhhh
Shleebb shleebb
Cleebb..clepp .
Dan akhirnya .
Aaaahhhhhh ..aaaaahhhhhhh ..aaaaahhhhhhhhhh ..
Aaaahhhhhhhh .aaaaaahhhhhhh
Terdengar suara desahan-desahan panjang dan keras dengan nada tinggi. Suara Fey Chen! Karena tak tahan lagi digituin terus-terusan oleh Parto, akhirnya bobollah tanggulnya sehingga kini ia mengalami orgasme yang sungguh nikmat sekali. Saat itu ia sama sekali tak ingat lagi dengan keadaan sekitar sehingga ia langsung meracau tak karuan sambil mendesah-desah dengan keras, dengan tubuhnya menggelinjang-gelinjang dengan hebat. Sementara vaginanya mengeluarkan cairan yang cukup banyak. Membuat wajah Parto jadi ikutan basah. Parto dalam hati merasa bangga karena lagi-lagi ia akhirnya berhasil menaklukkan gadis majikannya ini secara mutlak dan telak. Dijilatinya vagina Fey Chen sambil terus merangsang titik-titik sensitif di daerah vaginanya yang telah diketahui rahasianya. Membuat Fey Chen semakin kuyup dan semakin liar gelinjangan tubuhnya. Sehingga skor saat ini Parto vs Fey Chen adalah 1-0 untuk Parto. Sementara itu Parto sendiri saat itu juga sudah hampir nggak tahan lagi. Apalagi mulut Fey Chen terus melakukan jurus sepongan maut-nya secara kontinu. Kini, setiap tarikannya jadi begitu berarti untuk secara drastis memperpendek usia hidup penis Parto. Sampai akhirnya kurang dari lima tarikan .
Crottttt-crotttttttt-crottcrottttcrotttcrott-crottt
Meledaklah gunung berapi yang memuntahkan seluruh lavanya. Penis Parto berejakulasi mengeluarkan sperma dalam volume yang banyak. Dan kejadian itu berlangsung saat penisnya masih di dalam mulut Fey Chen! Sehingga hampir seluruh protein kocok yang dimuntahkan penis Parto itu terminum oleh Fey Chen. Hanya sedikit sisa-sisanya terutama yang keluar belakangan yang kini masih tersisa di penis Parto. Sisanya terminum semuanya oleh gadis itu.
Sementara Parto nampak senyum-senyum cengengesan setelah berejakulasi. Sungguh puas sekali bisa bercinta dengan gadis secakep dan se-aduhai Fey Chen. Apalagi mengingat status sosial gadis itu yang jauh di atasnya. Ditambah lagi kulitnya yang putih bersih dan wajahnya yang oriental. Sungguh amat membanggakan ia bisa bercinta dengan gadis seperti ini. Dan kini, ia berhasil membuat gadis ini menenggak pejunya! Setelah itu Parto tiduran di ranjang dengan kepalanya ditaruh di tumpukan bantal. Lalu ia menyuruh Fey Chen membersihkan sisa-sisa sperma di penisnya itu dengan mulutnya sampai betul-betul bersih. Sampai akhirnya penisnya menjadi mengkilap dan licin kembali. Parto kini tiduran berbaring sebentar karena kecapean, sambil nonton LCD TV layar lebar yang terpasang di dalam kamar Fey Chen. Sementara sambil nonton, tangannya meraba-raba tubuh Fey Chen yang berbaring di sebelahnya. Setelah itu, tiba waktunya untuk massage. Kacung tengil ini kini menyuruh anak majikannya itu untuk me-massage punggung dan dadanya. Namun bukan sekedar massage biasa. Karena pijitan itu sama sekali tidak menggunakan tangan, tapi menggunakan payudara gadis itu. Jadi kini Parto sedang enak-enakan tiduran sambil merasakan sensasi nikmat punggungnya dipijit-pijitin oleh payudara gadis majikannya itu. Tak lama kemudian mereka berdua ke kamar mandi untuk shower. Sementara Fey Chen menyabuni tubuh Parto yang berkulit sawo matang, Parto menyabuni seluruh tubuh putih gadis mulus itu. Saat itu penis Parto telah berdiri dengan tegaknya seperti saat sebelumnya tadi. Akhirnya mereka berdua keluar dari kamar mandi. Fey Chen hanya memakai handuk saja. Sedangkan Parto sama sekali telanjang bulat. Penisnya terlihat masih menegang dengan kuat. Tanpa permisi lagi Parto melepaskan kaitan handuk di depan dada Fey Chen, membuat handuk itu otomatis terlepas dan jatuh dari tubuh gadis itu. Mata Parto menatap ke payudaranya. Lalu ia mencium bibir Fey Chen. Sementara tangannya kini merayap dan mengusap-usap payudara gadis itu. Kemudian kembali mereka melakukan petting sebagai pemanasan untuk menu utamanya. Setelah puas saling merangsang dan, lagi-lagi, membuat basah vagina Fey Chen, Parto berdiri di belakang gadis itu. Ia menyuruh cewek itu menungging sementara tangannya berpegangan di tepi ranjang. Sehingga vagina Fey Chen jadi terbuka. Kemudian dijilat-jilatinya sebentar vagina gadis itu. Sebelum akhirnya didekatkannya penisnya ke vagina Fey Chen, sambil ia memegang kedua pantat gadis itu, dan didorongnya tubuhnya ke depan sampai tubuh gadis itu juga ikut terdorong ke depan. Fey Chen menjerit saat Parto ikut mendorong tubuhnya ke depan. Karena pada saat itu masuklah penisnya ke dalam vagina Fey Chen sampai seluruhnya sampai-sampai tak kelihatan lagi.
Dan, setelah itu,
Aaahhh aahhhhhh .aaahhhhhhh ..
Fey Chen dibikin mendesah-desah saat penis Parto maju mundur di dalam vaginanya. Sementara mulut tonggos Parto ikut bergerak-gerak saat ia konsentrasi penuh memompa gadis itu. Sambil memegang pantat Fey Chen, penisnya terus bergerak maju mundur. Dengan gagah perkasa ia menunggang kuda betina putih yang mulus ini. Penisnya menghunjam-hunjam mengoyak-ngoyak vagina Fey Chen.
Aaaaahhh aahhhhhh .aaaahhhhhhhh ..
Fey Chen semakin keras mendesah-desah. Tubuhnya ikutan bergerak maju mundur seiring dengan irama Parto mengocok penisnya itu. Sementara payudaranya jadi bergoyang-goyang terguncang-guncang dibuatnya. Membuat Parto bernafsu untuk segera menyangganya dengan kedua tangannya, menepuk-nepuk dan meremas-remasnya. Kini sambil terus menggenjot Fey Chen itu, Parto juga sibuk meremas-remas susunya dari belakang. Di-massage-nya payudara gadis itu sambil terus penisnya maju mundur di dalam tubuh gadis itu. Parto melepaskan tangannya. Ia menghentikan kocokannya bahkan mencabut penisnya keluar dari tubuh gadis itu. Ia memegang kedua kaki Fey Chen dan tiba-tiba diangkatnya keduanya. Sehingga kini Fey Chen hanya berpegangan pada tepi ranjang saja. Parto mendekatkan dirinya ke depan. Lalu, sambil menahan kedua paha Fey Chen dengan tangannya, ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Fey Chen kembali. Dan kembali disetubuhinya gadis itu dalam posisi seperti kuli bangunan yang sedang mendorong kereta dorong beroda satu. Mungkin Parto teringat saat ia bekerja sebagai kuli bangunan membawa kereta dorong berisi batu bata di tengah pasar. Namun bedanya kali ini yang ia dorong-dorong bukanlah kereta dorong tapi adalah Fey Chen. Sementara penisnya terus menusuk-nusuk masuk ke vagina Fey Chen. Membuat seluruh tubuh gadis itu lagi-lagi terdorong-dorong ke depan. Rambut Fey Chen yang tadinya tersisir rapi kini jadi berantakan. Dan payudaranya berguncang-guncang tak
beraturan. Membuat Parto jadi bernafsu melihat itu sehingga ia makin kuat menyodok-nyodok vagina Fey Chen. Sehingga kini bahkan ranjang king size besar yang tepinya dipegang Fey Chen itu juga ikut bergoyang-goyang.
Saat itu di dalam kamar itu benar-benar sedang terjadi gempa setempat yang begitu hebat! Untuk beberapa saat lamanya Parto bagaikan seorang cowboy menunggangi kuda putih berambut panjang ini. Ia terus-menerus dengan perkasa menggoyang-goyang tubuh gadis keturunan Chinese ini sambil penisnya terus menyodok-nyodok di dalam vaginanya. Kini Parto menidurkan Fey Chen di ranjang dan dimiringkannya tubuh gadis itu. Lalu diangkatnya satu kakinya ke atas. Dalam posisi agak serong, disetubuhinya gadis itu kembali. Posisi menyerong begini sungguh memberikan sensasi yang berbeda. Dirasakannya penisnya dijepit dengan kuat oleh otot vagina Fey Chen yang memang usianya masih muda dan vaginanya masih seret itu. Dikocoknya gadis itu terus menerus. Satu tangan Parto kini meraba-raba payudara Fey Chen. Sementara Fey Chen rupanya juga suka dengan posisi ini. Terbukti wajah cakepnya itu terus mengeluarkan suara desahan-desahan yang erotis. Bahkan setelah itu Fey Chen memejamkan matanya membiarkan tubuhnya bergerak-gerak disetubuhi Parto. Seolah ia sungguh menikmati dan begitu menghayati saat dirinya disetubuhi seperti itu oleh Parto.
Emmhh mmmhhh mmmhhhh , demikianlah desahan-desahan tertahan Fey Chen yang sungguh erotis saat dirinya disetubuhi Parto sambil ia mengemut jari telunjuknya sendiri. Menyaksikan reaksi gadis yang sedang disetubuhinya itu, Parto terus-menerus mengocok-ngocok penisnya, untuk membombardir vagina gadis itu. Setelah itu posisi mereka berganti lagi. Parto duduk di tepi ranjang, dengan penisnya begitu perkasanya berdiri mengacung tegak ke atas. Dipangkunya Fey Chen yang putih mulus itu. Diraba-rabai kedua pundak gadis itu. Dirasakannya kulit tubuhnya begitu halus dan bersih. Sambil ia menciumi rambut dan leher gadis itu. Diciumnya bau harum menebar dari tubuh gadis itu. Diciuminya rambut lurus gadis itu. Lalu ia mengecup-ngecup leher yang putih halus itu. Membuat Fey Chen kegelian sehingga tubuhnya menggeliat-geliat sambil ia mendesah perlahan dengan mata terpejam. Diciuminya punggung gadis itu yang begitu mulus dan begitu putih. Sambil tangannya meraba-raba paha gadis itu yang sama putih, sama mulusnya, dan sama-sama membangkitkan gairah birahi itu. Lalu Parto kembali menciumi rambut dan leher gadis itu. Dadanya yang hitam menempel di punggung gadis itu, yang makin memperjelas perbedaan warna kulit keduanya dengan begitu kontras. Namun bagi Parto hal itu semakin membangkitkan gairah birahinya karena ia bisa mencium harum aroma tubuh Fey Chen.
Sambil terus menciumi rambut dan leher gadis itu, Parto kini meraba-raba payudara Fey Chen sambil meremas-remasnya. Kedua putingnya dimainkan dengan jari-jarinya. Apalagi puting Fey Chen cukup menonjol sehingga bisa digerak-gerakkan dengan jari tangannya. Tak lama kemudian Parto mengangkat tubuh Fey Chen sedikit, dimundurkannya sedikit dan, bleesshhh!, kini masuklah penisnya ke dalam vagina Fey Chen berbarengan dengan turunnya tubuh gadis itu ke pangkuannya. Kini giliran Fey Chen yang menunggang penis Parto. Digerak-gerakkannya tubuhnya naik turun, mula-mula perlahan tapi makin lama makin cepat iramanya. Sambil ia mendesah-desah. Seluruh tubuhnya bergoyang-goyang, terutama payudaranya yang ikutan bergerak naik turun bahkan sambil berputar-putar saat ia semakin cepat menggoyang tubuhnya mengocok penis Parto.
Aaaaahhh aahhhhhh .aaaahhhhhhhh .., tanpa bisa menahan dirinya lagi Fey Chen mendesah-desah dengan suara cukup keras.
Sementara Parto di belakang juga merem melek menikmati goyangan tubuh gadis majikannya ini karena penisnya jadi dikocok-kocok oleh vaginanya yang terasa begitu sempit menjepit penisnya. Sambil menikmati tunggangan Fey Chen ini, ia menatap wajah polos Fey Chen yang kini sedang terangsang hebat itu melalui pantulan kaca rias. Memang Parto sengaja duduk dengan posisi menghadap meja rias, sehingga selain bisa menikmati mulusnya punggung Fey Chen, juga ia tak kehilangan pemandangan indah tubuh bagian depan Fey Chen dan juga reaksi wajah cakepnya saat sedang disetubuhinya. Sungguh menggairahkan sekali melihat tampang cakep Fey Chen yang kinyis-kinyis itu sedang dalam keadaan high. Apalagi highnya itu disebabkan karena menunggangi penisnya. Dan gadis itu terus menggoyang tubuhnya naik turun. Membuat rambut
gadis itu mengenai wajah dan kepalanya dengan tak beraturan. Sehingga kini Parto membenamkan wajahnya di rambut gadis itu sambil menciumi bau harumnya sambil tangannya terus memainkan payudaranya, menyentuh-nyentuh dan menggerak-gerakkan putingnya, juga melingkar-lingkarkan jarinya di sekeliling putingnya. Sementara Fey Chen semakin cepat dan tak terkendali menggerak-gerakkan tubuhnya naik turun sambil terus mendesah-desah dan berteriak-teriak. Dunia seolah berhenti berputar bagi dua sejoli berlainan jenis yang sedang asyik main roller-coster roller-costeran itu. Setelah itu Fey Chen menghentikan gerakannya. Namun tak lama. Karena ia hanya membalikkan badannya.
Kini ia menghadap Parto sementara tubuh putih mulusnya hampir menempel ke tubuh hitam Parto. Dan lagi-lagi bleeesshh, penis Parto amblas masuk ke dalam vaginanya. Lalu, kembali ia memulai permainan roaler-coster itu lagi. Kini tubuhnya bergerak naik turun mengocok penis Parto sambil mereka saling berciuman bibir dengan hangat. Setelah itu bibir Parto turun ke bawah leher putih gadis itu. Lalu turun lagi untuk menciumi payudara gadis itu bergantian kiri dan kanan. Kedua puting Fey Chen yang menonjol dan berwarna merah segar itu langsung dikenyot-kenyot dan disedot-sedot. Membuat Fey Chen makin liar. Ia terus menaik-turunkan tubuhnya, mengocok vaginanya dengan penis Parto di dalamnya. Sementara Parto terus mengemut-ngemut puting Fey Chen yang segar kemerahan itu. Sambil mengemut, lidahnya juga dijulur-julurkan menyentuh-nyentuh ujung puting yang amat sensitif itu. Sementara Fey Chen terus menggoyang tubuhnya, membiarkan penis Parto terus menyodok-nyodok liang vaginanya sampai akhirnya, Fey Chen mencapai klimaksnya dan mendapatkan orgasmenya yang kedua. Setelah itu ia menghentikan gerakannya dan melepaskan dirinya dari penis Parto. Namun rupanya penis Parto masih berdiri tegak! Sehingga kini skor Parto vs Fey Chen menjadi 2-0. Fey Chen terpana melihat penis Parto masih tegak dengan perkasanya, karena kini ia sadar apa yang mesti dilakukan selanjutnya sebagai balas budi untuk penis Parto. Apalagi Parto saat itu telah memberi instruksi jelas kepadanya, Ayo emut donk! katanya ke gadis majikannya itu sambil menunjuk penisnya. Kini mau tak mau Fey Chen harus melakukannya. Sambil duduk bersimpuh di depan kaki Parto, kini Fey Chen mengemut-ngemut penis kacungnya.
Shleebb shleeebb .shhleebbb . demikian bunyi mulut Fey Chen saat menyepong penis Parto. Kepalanya terus mengangguk-angguk dengan penis hitam milik kacungnya itu bergerak keluar masuk mulutnya. Sementara Parto memejamkan matanya. Mulutnya yang tonggos itu bergerak-gerak seiring dengan irama sepongan Fey Chen yang bersimpuh di kakinya itu. Sungguh ia menikmati sepongan Fey Chen yang begitu nikmat.
Dan akhirnya, Parto menyuruh Fey Chen berhenti dan dikeluarkannya penisnya dari dalam mulut gadis itu. Nampak penisnya telah basah mengkilap karena cairan pre-cum nya bercampur dengan ludah gadis itu. Kini dikocoknya penisnya itu persis di depan wajah Fey Chen. Sampai tak lama kemudian akhirnya,
Crottttttttcrottsscrotttzzcrotttcrottcrott-Muntahlah sperma Parto ke wajah cakep Fey Chen. Sehingga wajah putih cakep dan kinyis-kinyis seperti boneka itu kini jadi belepotan oleh semprotan sperma si kacung tengil ini. Alis Fey Chen, hidungnya, pipinya, dagunya, dan bibirnya, semuanya mendapat bagian kena semprotan sperma Parto. Bahkan ada juga sperma nyasar yang mendarat di rambut Fey Chen. Melihat itu sungguh Parto merasa puas sekali. Hatinya begitu bergelora menyaksikan itu semua. Karena cowok mana yang nggak suka menyemprotkan spermanya ke wajah cakep seorang gadis muda. Apalagi kalau gadis itu adalah anak majikannya! Beberapa saat kemudian
Yuk ah, aku cabut dulu, kata Parto yang berdiri dari duduknya. Saat itu Fey Chen juga telah berdiri dan berjalan untuk mengambil tissue di atas meja rias. Namun Parto langsung menyelanya,
Mau ngapain kamu?
Mau bersihin muka, sebelum nanti meleleh.
Jangan dibersihin, perintah Parto. Nanti saja setelah aku keluar. Sekarang ayo, kamu tiduran di ranjang donk dan berpose dulu yang sexy. Hehehehee , katanya sambil mengenakan celana dalamnya Parto tertawa terkekeh sambil menatap tubuh mulus Fey Chen yang telanjang itu. Ayo buka pahamu lebar-lebar. Cepat!
Hahahaaa. Bagus, bagus, katanya saat melihat Fey Chen menuruti perintahnya dengan patuh dan berpose menantang sambil membentangkan kedua kakinya dengan lebar. Suitt suitt ., mulut usil Parto bersuit-suit sambil ia mengenakan seluruh pakaiannya. Sementara matanya tak lepas menatap liang vagina dan bulu-bulu kemaluan Fey Chen yang terbuka jelas di depan matanya itu.
Terus dadamu asyik juga loh. Segar merangsang, padat berisi dan kenyal. Putingmu yang merah itu cocok bener untuk diisep-isep. Hehehee katanya sambil menatap ke buah dada Fey Chen yang putih dan padat berisi dengan puting kemerahan yang menonjol itu.
Lalu Parto berjalan ke meja rias Fey Chen. Dibukanya tas Lous Vuitton warna hitam yang ada disana. Dikeluarkannya dompet didalamnya yang juga LV merknya dan dibukanya. Ini aku ambil semua ya, katanya sambil menguras habis seluruh duit yang ada disana dan dimasukkan ke kantong celananya.
Hehehee. Liat tuh, wajahmu yang cakep sekarang jadi belepotan gitu, katanya sesaat sebelum pergi. Saat itu memang wajah Fey Chen menjadi basah di beberapa tempat karena spermanya itu telah mencair dan mengalir turun. Bahkan sebagian leher dan dadanya kini juga ikutan basah karena sperma cair yang turun dari dagu dan pipinya. Sementara rambut panjangnya yang terurai nampak awut-awutan. Tapi Parto justru puas menyaksikan Fey Chen dalam keadaan hancur-hancuran saat itu. Juga hatinya puas karena telah merusak gadis majikannya ini untuk kesekian kalinya. Wah kapan-kapan Papimu harus ngeliat keadaanmu seperti ini. Biar shock dianya. Hahahaaaaa ... Lalu keluarlah Parto dari kamar itu meninggalkan Fey Chen yang masih dalam pose yang sama seperti tadi sambil termenung-menung sendirian di dalam