Salam Semprot adik, kakak, agan, suhu terkasih di forum ini. Aku mempersembahkan mahakarya terbaik dari kategori cerita pemaksaan. Semua posting an ceritaku ini saling berkaitan, karena ada beberapa tokoh yang sama muncul di setiap ceritaku, hanya berbeda judul saja. Jadi kalian perlu simak baik-baik semua kisah spektakuler ku
Oke.. Mari kita mulai kisahku yang kotor ini.. Sekotor pikiran kalian para readers.
Prolog
Namaku Jimmy Lustego. Aku baru bekerja di kantor ini sebagai manajer marketing. Disamping itu aku juga bandar narkoba. Steven adalah anak buahku. Aku sering mengajak dia pesta seks dan sabu2. Dia pernah bercerita tentang kisahnya memperkosa Sabrina, manajer sales yang angkuh itu.
Dia menunjukkan foto-foto dan video rekaman waktu di 'ewek' bergantian di ruang meeting.
Aku jadi bernafsu ingin mencicipi Sabrina setelah mendengar cerita Steven. Tapi nanti tunggu waktu yang tepat pikirku. Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini, semua pasti terwujud selama ada nekat dan nafsu.
Oke.. Kisah dimulai dari Ratna sang resepsionis.
Sore itu, aku sedang duduk sendirian di pantry, melihat foto-foto Sabrina di HPku yang dikirim Steven. Tiba-tiba Ratna datang menghampiri.. Dia basa basi ngobrol denganku. Ujung2nya ternyata mau pinjem duit. Ini sudah ke 3x nya dia meminjam duit padaku. Bagiku tidak besar, hanya 500rb. Padahal hutangnya kemarin belum dikembalikan padaku sebesar 2jt.
Tapi tidak masalah. Karena uangku toh banyak sekali. Kebanyakan uang haram sih..
Kali ini aku meminta sesuatu padanya..
"nanti malem tungguin gue ya, sekarang lagi gak pegang duit" kataku berpura pura. Wajahnya sumringah... Memegang tanganku
"makasih yaa mas Jimmy.. Ganteng deh" katanya sambil tersenyum. Lalu dia pergi ke mejanya. Gayanya selalu centil kalau ada maunya.
Ratna memakai baju kemeja warna ungu dilapis cardigan putih. Bagian bawahnya mengenakan rok panjang warna abu2 selutut dengan belahan di sampingnya setinggi setengah pahanya. Badannya lumayan oke sepertinya. Payudaranya cukup besar, tadi sempet lihat belahannya. Trus pantatnya sedang, perutnya berlemak, agak lebih gemuk sedikit dari Camelia. Dia sudah berkeluarga, anaknya 2 sudah masuk sekolah dasar. Suaminya kerja sebagai supir bus luar kota kalau ga salah. Pulang hanya seminggu sekali.
Bagi beberapa orang di kantor sosok Ratna seperti pecun tingkahnya. Kalau mau pinjem duit terutama sama cowo, tangannya gatel, sering membelai atau mengelus. Bahkan kadang menggesekkan badannya ke korban. Mungkin pikirnya sebagai imbalan..
Tapi buatku ini adalah kesempatan manis.... Semanis gula di dalam vagina.. Eh, sori di dalam kopi.
Lalu jam 7 malam sesuai rencanaku.. Kantor sudah sepi. Aku sempet menyapa Camelia saat pulang kantor. Dia membalas sapaku tanpa ekspresi. Mungkin masih merasa bersalah..
Terakhir aku lihat Arman di pantry.
"udah aman?" tanyaku
"udah bos" jawabnya sambil melingkarkan jari tanda OK.
Dia sudah tau maksud pertanyaanku. Memastikan kondisi kantor. Dan biasanya dia selalu penasaran dengan rencanaku. Di pantry aku berbisik menceritakan soal Ratna. Wajahnya mulai tersenyum dengan mesum. Arman juga sering dipinjami duitnya oleh Ratna. Jumlahnya sebesar 350rb. Kecil sih.. Tapi bagi office boy seperti Arman jumlah itu besar.
Intinya aku menjelaskan pada Arman. Harap sabar menunggu waktu. Nanti pada waktunya akan ada seks gratis.
Arman menurut saja. Patuh kepadaku. Lalu ia pulang meninggalkan aku berdua dengan Ratna. Sebelumnya ia memberikan kunci kantor cadangan padaku.
Seperti dugaanku.. Ratna datang ke meja ku.
"halo mas Jimmy.." sapanya.. Dia berdiri di samping meja ku. Senyum2 badannya bergoyang ke kanan kiri manja.
Dia bermaksud menagih janjiku..
Posisiku duduk di kursi sambil mengajak dia ngobrol. Dia mendekat berdiri disampingku. Pinggulnya menyenggol lenganku dengan manja seperti kucing, memberi kode mau ngulang duit. Lalu aku merangkul pinggangnya.. Dia terlihat cuek. Sambil tetap berusaha ajak dia ngobrol, lama2 tanganku turun meraba pantatnya.
"eeh.. Nakal ya tangannya" katanya sambil menjauhkan badannya dariku. Namun aku sempat menangkap tangannya.
Kutarik pelan mendekatku..
"sini pangku dulu" kataku pelan..
Ratna mulai risih, berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku.
"ihh.. Apaan sih mas.." katanya tersenyum. Badannya berhasil kutarik mendekat. Lalu kupeluk lagi pinggangnya.
Mungkin dia merasa ga enak juga mau minjem duit jadi dia merelakan pinggangnya kuraba-raba. Karena kantor sudah sepi, dia mencoba duduk dipangkuanku.
Alamak.. Pantatnya kenyal. Kontan aja otongku langsung membesar. Ratna duduk sambil menggoyangkan pelan pantatnya sebentar tangannya seolah menari..
"tarik mang..." katanya sambil tertawa
Setelah itu dia berusaha bangun dari pangkuanku, tapi aku menahannya memeluk perutnya. Aku meremas lemak perut Ratna, rasanya agak lembek.
"gue mau liat toket lu dong" kataku berbisik.
Tanganku langsung memegang payudaranya yang bulat pas dengan ukuran telapak tanganku. Aku merasakan cup BH nya melindungi payudara lembut itu.
"iihh... Mas ngapain sih" katanya sambil memegang tanganku menahan supaya tidak meremas payudaranya.
Birahiku mulai terbakar..
"Enak aja ngasih gue setengah tanggung" batinku.
Kedua tanganku nekat memaksa meremas kedua payudaranya. Ia memegang tanganku, berusaha menarik tanganku dari dadanya, punggungnya menempel dadaku. Semakin kupeluk, telinganya kucium dari belakang. Rambutnya wangi..
"mas.. Nakal iih..." bisiknya keras.
"gue sange Na.." bisikku sambil mencium pipinya..
"ah.. Gila loe ah..." kata Ratna menggeliat berusaha melepaskan dari pelukanku.
Badannya terus meronta, gerakan pantatnya malah membuat si otong makin keras. Lalu kucium lagi lehernya sampai pipinya. Kursiku sampai bergeser kesana kemari.
"aah... Mas jangan.." katanya mendesah.
"ssst... Diam" bisikku.
Aku terus mencium lehernya sambil meremas...
"aah. nakal nih.." katanya sambil tetap berusaha meronta. Tapi tenagaku yang sudah penuh nafsu sudah sangat kuat.
Aku yakin ia merasakan gundukan penisku yang sudah sangat padat ini.
Sekitar 3 menitan bergumul di kursiku ini, kami mulai kepanasan karena AC kantor sudah mati sejak jam pulang kantor.
"mas, loe gila ah.. Jangan nekat gini ah.. " kata Ratna cemas..
Nafsu birahiku sudah memuncak. Kedua tanganku menarik cardigannya lepas sampai sebahunya. Seketika itu Ratna berdiri dari pangkuanku, saat merapihkan cardigannya langsung saja dari belakang kudorong dia ke meja ku sampai badannya terjatuh di atas meja, kedua tangannya menabrak barang2ku di atas meja. Posisinya seperti menunduk dengan kedua kakinya masih tegap berdiri di atas lantai.
Pantatnya aku tampar dengan kencang...
'pakk..!'
"aaww..!" dia menjerit. Pantatnya bergetar...
Tanganku sangat gesit membuka resleting roknya, dan langsung kupeloroti...
"mass... Jangan!" ia setengah teriak karena nadanya tidak pas jadi terdengar serak..
Celana dalamnya berwarna merah marun berenda. Aku cium pinggul belakangnya, terus meremas pantatnya.. Gemes.
"ah.. Mas.." Ratna merasa risih tapi terangsang.
Kemudian aku menempelkan si otong di pantatnya.. Celana dalamnya mulai basah kena cairan dari mulut penisku.
Ratna terdiam sesaat menikmati.
"buka baju loe say.." bisikku sambil memeluknya dari belakang.
Ratna menggelengkan kepala.
Nafsu birahi sudah meledak.. Aku jongkok membuka celana dalamnya.. Kedua tangannya kaget berusaha menangkap, tapi sudah terlambat.. Celana dalamnya sudah turun sampai betis.
Aku langsung berdiri lagi menempelkan penisku di belahan pantatnya.. Duh... Empuk enak banget otongku dijepit bongkahan pantat ini.
Kugesekkan terus penisku di belahan pantatnya.. Dari belakang, tanganku membuka kancing baju di dada Ratna
"mas.. Jangan gila ach.." teriaknya. Wajahnya mulai serius.
"tenang.. Udah gak ada orang lain di kantor" kataku.
"mas.. Jangan dong. Aku sudah bersuami" katanya
Tangannya menahan tanganku.
"suami loe bisa kasih apa? Gue bisa kasih loe duit tiap bulan kalau mau" bisikku di deket kupingnya.
Tanganku terus bergerilya membuka semua kancing baju.
Ratna terdiam, mungkin merenungkan maksud kata2 ku.
Sekarang kondisiku sudah di atas angin. Kemejanya sudah terbuka, aku melihat gundukan payudaranya dari posisi belakang Ratna, dari arah samping telinganya. Aku melihat buah dada yang ranum.. Hmmm... Aku meremas payudara Ratna yang empuk menggoda.
"toket loe gede juga ya Na" bisikku.
Ratna hanya terdiam. Tangannya memegang tanganku yang lagi meremas-remas buah dadanya.
"sssh.." sesekali Ratna mendesah merasakan remasan tanganku di payudaranya.
"udah dong mas.. Loe parah ah" katanya..
"tenang, gak gue apa2in. Tapi bantuin gue keluar dong" bisikku. Sambil meremas terus payudaranya.. Assoyy..
"bantuin gimana..?" katanya..
"buka BH lu dong Na.. Tenang gak macem2 deh" kataku..
"ck.." Ratna berdecak merasa keberatan.
Dengan terpaksa kedua tangannya kebelakang punggungnya membuka kait BH nya.
Aku menatap terus dari belakang kupingnya... Lalu bungkusan payudara itu terlepas, dan terlihat putingnya berwarna hitam sedang, aerolanya cukup besar.
"cepet ya tuntasin mas.." katanya dengan nada agak ketus.
Kedua tanganku memegang masing2 buah dadanya. Seperti memegang mangkok, aku menimbang-nimbang merasakan beratnya payudara Ratna.
"beratnya berapa ons nih? " tanyaku meledek.
"ck.. Cepetan deh mas.." kata Ratna resah..
Penisku nyelip disela-sela pantatnya sudah basah menggesek-gesek sampai kepala penisku mencium lubang pantatnya.
"beneran nih..?" kataku menggoda..
"eh.. Jangan dimasukin yah.. Awas" perintah Ratna tegas.
"tenang.. Enggak kok" bisikku..
"jangan masukin pantat juga" tegasnya.
"iye.. Iye... Bawel" kataku.
Penisku tegak lurus masuk di bawah pantat Ratna, aku menggesek-nggesekan masuk di selangkangannya, Kepala penisku menyentuh bulu2 halus kemaluannya, menempel di bibir vagina.
"mmhh..." Ratna merasakan sensasi gesekan penisku di selangkangannya. Pantatnya digoyangkan maju mundur supaya mempercepat klimaksku.
Sambil meremas payudaranya, trus aku memuntir putingnya pelan..
"mmhh.. Sshh" Ratna mendesah kenikmatan.
Penisku menggesek sampai membelah bibir vaginanya, rasanya kepala penisku seperti mau masuk kedalamnya. Hangat, licin dan basah.. Aku merasakan nikmat yang sangat tanggung. Pengen rasanya menembus ke dalam.
"mmhh.. Jangan sampe masuk mas.." katanya berbisik.
Ia takut kalau aku khilaf.
Akhirnya aku menyuruh Ratna membungkuk.. Payudaranya menggantung kupegang sambil meremas-remas. Seperti doggy style. Aku terus menggesekkan penis di bibir vaginanya... Lalu dengan nekat penisku kumasukkan kendalam bibir vaginanya... Slebb...
"ahhh... Shh..." Ratna mendesah kaget
Rasanya hangat sekali liang vaginanya.. Nikmat banget.
"ah.. mas.. Mas.. Kok masuk sih" kata Ratna setengah teriak. Tangannya kebelakang mencoba meraih tanganku. Tapi Ratna merasakan kenikmatan, karena vaginanya sudah terlanjur kusodok keluar masuk..
"ehhhh.. Sshh.. Mas.." Ratna semakin meracau.
'aahh.. Ini baru nikmat. 'Batinku.
Pinggangnya kupegang dengan kedua tangan dan semakin kugenjot dengan mantap..
Plokk.. Plokk.. Plok.... Plokk.. Suara pantatnya beradu dengan pangkal penisku.
Pinggangnya berlemak.. Tapi yang penting penisku sudah membobol liang rahimnya. Enak banget. Pantatnya bergetar setiap sodokan.. Kaya puding. Ughhh.. Gemes.
"aahh.. Mass.. Aahh.. Ahh" Ratna mau mencegah perzinahan ini tapi apa daya, dia merasakan kenikmatan yang amat sangat.
"heghh.. Heghh.." nafasku kencang, menggenjot berpacu dengan nafsu.
"aah.. Aduh enak banget.. Aahh.. "desah Ratna.
Rambutnya kujambak dari belakang, kaya narik tali kekang kuda, seolah aku sedang menunggang kuda.
Pinggulku maju mundur. Menyodok-nyodok vaginanya.
Ratna semakin tenggelam dalam nafsu birahi..
"aahh.. Sshh.. Yang cepet mas.." desahnya.
Aku senang mendengarnya, semakin kupercepat genjotanku sesuai permintaannya.
Splokss.. Plokss.. Plokss... Suara tepukan di pantatnya semakin terdengar becek.
"aahh.. Aahh.. Terus mas.. Aku mau keluar.." katanya.
Makin cepat makin cepat aku menggenjot.
Punggungnya melengkung, seketika aku merasakan vaginanya basah banget dan mengeluarkan air mengalir keluar dari bibir vaginanya.. Ia sepertinya kencing.
Suara air jatuh menetes di lantai.
"oouh h... Sshh..." Ratna mendesah nadanya tinggi.
"enak nggak?" kataku dengan nafas ngos2an.
"hhmmff.. Enak mas.. Hhssss.." ia mendesah nikmat.
Genjotanku mulai pelan. Sambil mengatur nafas kembali, aku membungkuk memeluk badannya, keremas lagi payudaranya.. Oohh sedaapp..
Lalu penisku kucabut keluar dari vaginanya. Aku meminta Ratna balik badan, duduk di atas meja ku. Lalu kedua pahanya menjepit pinggangku.
Dan kulanjutkan penisku mencoblos vaginanya lagi. Sebelumnya aku meludah di kepala penis supaya makin basah..
Slebb... Penisku masuk bibir vaginanya..
"aahh.... Sshh.." Ratna mendesah panjang. Kedua tangannya memegang pundakku. Kakinya melingkar erat di pinggangku, pinggulnya digoyang maju mundur.
"lagi mas.. Ayo cepet.." kata Ratna meracau, matanya sayu seperti orang teler.
Aku memegang pahanya dan menggenjot lebih ganas lagi.
Plokss.. Plokss. Plokss.
"heghh.. Hegh..." suara desahan nafasnya ngos2an menikmati penisku.
Aku melumat bibirnya, lidah kami saling berpagutan. Bermain diantara gigi kami masing2.
"mmhh.. Mmghhff.." desahan kami sama2 terbungkam dengan ciuman nafsu.
Sesaat aku melepaskan ciuman..
"memek loe enak juga Na.. Masih sempit" bisikku.
"aah.. Ahh.. Iya mas.. Aku juga suka kontolmu" balas Ratna yang sedang mabuk birahi.
Lalu aku mulai menggenjot lagi dengan cepat dan lebih kencang..
"plokss..! Plokss..! Plokkks! Tepukan selangkangan becek terdengar keras.
" ooh.. Sshh oohhh... " desahan Ratna juga semakin cepat
Wajahnya meringis menahan kenikmatan yang amat dahsyat. Tangannya mencengkeram pundakku dengan kuat.
Plokss.! Plokss!.. Plokss..! Pinggulnya bergoyang cepat mengimbangi genjotanku.
"ohh..sshh...." desahannya semakin tidak beraturan.
"keluarin dalem boleh nggak.." bisikku bertanya.
"ohh.. Sshh. Jangan mas.." jawabnya dengan ngos2an.
Payudaranya terasa terjepit diantara dada kami. Kenyal banget.
"ohh.. Sshh.. aku belum dapet.. Sshh." lanjutnya.
Peluh keringat membasahi badan kami berdua.
"mau keluar nih... Sshh.." aku mendesah cepat.
"ya udah.. Keluarin cepet.. Jangan di dalem" katanya.
"aah.. Aahh.." aku menggenjot makin cepat.
....
...
..
Akhirnya sesaat sebelum meledak.. Aku mencabut penisku dan kuarahkan ke atas, menyemprot deras tidak beraturan, menembak ke payudaranya, perutnya, malah ada yang sampe ke lehernya....
"aargghhhh..." aku mendesah klimaks... Sambil terus mengocok penisku...
Ratna menunduk melihat arah penisku yang menyemprot sperma di tubuhnya. Ia sambil mengatur nafas terus memandangi penisku.. Kedua kakinya lemas menggantung di atas lantai. Tangannya masih pegangan dipundakku.
Lalu aku mencium bibirnya...
"thanks ya Na" bisikku.
Kemudian setelah itu aku mengeluarkan kokain, mengajari dia menghisap. Awalnya menolak. Tapi setelah kurayu akhirnya dia mencoba sedikit.
Sambil duduk santai. Kami berdua menghirup kokain.
Sejak saat itu Ratna mulai kecanduan.
(bersambung)
Oke.. Mari kita mulai kisahku yang kotor ini.. Sekotor pikiran kalian para readers.
Prolog
Namaku Jimmy Lustego. Aku baru bekerja di kantor ini sebagai manajer marketing. Disamping itu aku juga bandar narkoba. Steven adalah anak buahku. Aku sering mengajak dia pesta seks dan sabu2. Dia pernah bercerita tentang kisahnya memperkosa Sabrina, manajer sales yang angkuh itu.
Dia menunjukkan foto-foto dan video rekaman waktu di 'ewek' bergantian di ruang meeting.
Aku jadi bernafsu ingin mencicipi Sabrina setelah mendengar cerita Steven. Tapi nanti tunggu waktu yang tepat pikirku. Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini, semua pasti terwujud selama ada nekat dan nafsu.
Oke.. Kisah dimulai dari Ratna sang resepsionis.
Tapi tidak masalah. Karena uangku toh banyak sekali. Kebanyakan uang haram sih..
Kali ini aku meminta sesuatu padanya..
"nanti malem tungguin gue ya, sekarang lagi gak pegang duit" kataku berpura pura. Wajahnya sumringah... Memegang tanganku
"makasih yaa mas Jimmy.. Ganteng deh" katanya sambil tersenyum. Lalu dia pergi ke mejanya. Gayanya selalu centil kalau ada maunya.
Ratna memakai baju kemeja warna ungu dilapis cardigan putih. Bagian bawahnya mengenakan rok panjang warna abu2 selutut dengan belahan di sampingnya setinggi setengah pahanya. Badannya lumayan oke sepertinya. Payudaranya cukup besar, tadi sempet lihat belahannya. Trus pantatnya sedang, perutnya berlemak, agak lebih gemuk sedikit dari Camelia. Dia sudah berkeluarga, anaknya 2 sudah masuk sekolah dasar. Suaminya kerja sebagai supir bus luar kota kalau ga salah. Pulang hanya seminggu sekali.
Bagi beberapa orang di kantor sosok Ratna seperti pecun tingkahnya. Kalau mau pinjem duit terutama sama cowo, tangannya gatel, sering membelai atau mengelus. Bahkan kadang menggesekkan badannya ke korban. Mungkin pikirnya sebagai imbalan..
Tapi buatku ini adalah kesempatan manis.... Semanis gula di dalam vagina.. Eh, sori di dalam kopi.
Lalu jam 7 malam sesuai rencanaku.. Kantor sudah sepi. Aku sempet menyapa Camelia saat pulang kantor. Dia membalas sapaku tanpa ekspresi. Mungkin masih merasa bersalah..
Terakhir aku lihat Arman di pantry.
"udah aman?" tanyaku
"udah bos" jawabnya sambil melingkarkan jari tanda OK.
Dia sudah tau maksud pertanyaanku. Memastikan kondisi kantor. Dan biasanya dia selalu penasaran dengan rencanaku. Di pantry aku berbisik menceritakan soal Ratna. Wajahnya mulai tersenyum dengan mesum. Arman juga sering dipinjami duitnya oleh Ratna. Jumlahnya sebesar 350rb. Kecil sih.. Tapi bagi office boy seperti Arman jumlah itu besar.
Intinya aku menjelaskan pada Arman. Harap sabar menunggu waktu. Nanti pada waktunya akan ada seks gratis.
Arman menurut saja. Patuh kepadaku. Lalu ia pulang meninggalkan aku berdua dengan Ratna. Sebelumnya ia memberikan kunci kantor cadangan padaku.
Seperti dugaanku.. Ratna datang ke meja ku.
"halo mas Jimmy.." sapanya.. Dia berdiri di samping meja ku. Senyum2 badannya bergoyang ke kanan kiri manja.
Dia bermaksud menagih janjiku..
Posisiku duduk di kursi sambil mengajak dia ngobrol. Dia mendekat berdiri disampingku. Pinggulnya menyenggol lenganku dengan manja seperti kucing, memberi kode mau ngulang duit. Lalu aku merangkul pinggangnya.. Dia terlihat cuek. Sambil tetap berusaha ajak dia ngobrol, lama2 tanganku turun meraba pantatnya.
"eeh.. Nakal ya tangannya" katanya sambil menjauhkan badannya dariku. Namun aku sempat menangkap tangannya.
Kutarik pelan mendekatku..
"sini pangku dulu" kataku pelan..
Ratna mulai risih, berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku.
"ihh.. Apaan sih mas.." katanya tersenyum. Badannya berhasil kutarik mendekat. Lalu kupeluk lagi pinggangnya.
Mungkin dia merasa ga enak juga mau minjem duit jadi dia merelakan pinggangnya kuraba-raba. Karena kantor sudah sepi, dia mencoba duduk dipangkuanku.
Alamak.. Pantatnya kenyal. Kontan aja otongku langsung membesar. Ratna duduk sambil menggoyangkan pelan pantatnya sebentar tangannya seolah menari..
"tarik mang..." katanya sambil tertawa
Setelah itu dia berusaha bangun dari pangkuanku, tapi aku menahannya memeluk perutnya. Aku meremas lemak perut Ratna, rasanya agak lembek.
"gue mau liat toket lu dong" kataku berbisik.
Tanganku langsung memegang payudaranya yang bulat pas dengan ukuran telapak tanganku. Aku merasakan cup BH nya melindungi payudara lembut itu.
"iihh... Mas ngapain sih" katanya sambil memegang tanganku menahan supaya tidak meremas payudaranya.
Birahiku mulai terbakar..
"Enak aja ngasih gue setengah tanggung" batinku.
Kedua tanganku nekat memaksa meremas kedua payudaranya. Ia memegang tanganku, berusaha menarik tanganku dari dadanya, punggungnya menempel dadaku. Semakin kupeluk, telinganya kucium dari belakang. Rambutnya wangi..
"mas.. Nakal iih..." bisiknya keras.
"gue sange Na.." bisikku sambil mencium pipinya..
"ah.. Gila loe ah..." kata Ratna menggeliat berusaha melepaskan dari pelukanku.
Badannya terus meronta, gerakan pantatnya malah membuat si otong makin keras. Lalu kucium lagi lehernya sampai pipinya. Kursiku sampai bergeser kesana kemari.
"aah... Mas jangan.." katanya mendesah.
"ssst... Diam" bisikku.
Aku terus mencium lehernya sambil meremas...
"aah. nakal nih.." katanya sambil tetap berusaha meronta. Tapi tenagaku yang sudah penuh nafsu sudah sangat kuat.
Aku yakin ia merasakan gundukan penisku yang sudah sangat padat ini.
Sekitar 3 menitan bergumul di kursiku ini, kami mulai kepanasan karena AC kantor sudah mati sejak jam pulang kantor.
"mas, loe gila ah.. Jangan nekat gini ah.. " kata Ratna cemas..
Nafsu birahiku sudah memuncak. Kedua tanganku menarik cardigannya lepas sampai sebahunya. Seketika itu Ratna berdiri dari pangkuanku, saat merapihkan cardigannya langsung saja dari belakang kudorong dia ke meja ku sampai badannya terjatuh di atas meja, kedua tangannya menabrak barang2ku di atas meja. Posisinya seperti menunduk dengan kedua kakinya masih tegap berdiri di atas lantai.
Pantatnya aku tampar dengan kencang...
'pakk..!'
"aaww..!" dia menjerit. Pantatnya bergetar...
Tanganku sangat gesit membuka resleting roknya, dan langsung kupeloroti...
"mass... Jangan!" ia setengah teriak karena nadanya tidak pas jadi terdengar serak..
Celana dalamnya berwarna merah marun berenda. Aku cium pinggul belakangnya, terus meremas pantatnya.. Gemes.
"ah.. Mas.." Ratna merasa risih tapi terangsang.
Kemudian aku menempelkan si otong di pantatnya.. Celana dalamnya mulai basah kena cairan dari mulut penisku.
Ratna terdiam sesaat menikmati.
"buka baju loe say.." bisikku sambil memeluknya dari belakang.
Ratna menggelengkan kepala.
Nafsu birahi sudah meledak.. Aku jongkok membuka celana dalamnya.. Kedua tangannya kaget berusaha menangkap, tapi sudah terlambat.. Celana dalamnya sudah turun sampai betis.
Aku langsung berdiri lagi menempelkan penisku di belahan pantatnya.. Duh... Empuk enak banget otongku dijepit bongkahan pantat ini.
Kugesekkan terus penisku di belahan pantatnya.. Dari belakang, tanganku membuka kancing baju di dada Ratna
"mas.. Jangan gila ach.." teriaknya. Wajahnya mulai serius.
"tenang.. Udah gak ada orang lain di kantor" kataku.
"mas.. Jangan dong. Aku sudah bersuami" katanya
Tangannya menahan tanganku.
"suami loe bisa kasih apa? Gue bisa kasih loe duit tiap bulan kalau mau" bisikku di deket kupingnya.
Tanganku terus bergerilya membuka semua kancing baju.
Ratna terdiam, mungkin merenungkan maksud kata2 ku.
Sekarang kondisiku sudah di atas angin. Kemejanya sudah terbuka, aku melihat gundukan payudaranya dari posisi belakang Ratna, dari arah samping telinganya. Aku melihat buah dada yang ranum.. Hmmm... Aku meremas payudara Ratna yang empuk menggoda.
"toket loe gede juga ya Na" bisikku.
Ratna hanya terdiam. Tangannya memegang tanganku yang lagi meremas-remas buah dadanya.
"sssh.." sesekali Ratna mendesah merasakan remasan tanganku di payudaranya.
"udah dong mas.. Loe parah ah" katanya..
"tenang, gak gue apa2in. Tapi bantuin gue keluar dong" bisikku. Sambil meremas terus payudaranya.. Assoyy..
"bantuin gimana..?" katanya..
"buka BH lu dong Na.. Tenang gak macem2 deh" kataku..
"ck.." Ratna berdecak merasa keberatan.
Dengan terpaksa kedua tangannya kebelakang punggungnya membuka kait BH nya.
Aku menatap terus dari belakang kupingnya... Lalu bungkusan payudara itu terlepas, dan terlihat putingnya berwarna hitam sedang, aerolanya cukup besar.
"cepet ya tuntasin mas.." katanya dengan nada agak ketus.
Kedua tanganku memegang masing2 buah dadanya. Seperti memegang mangkok, aku menimbang-nimbang merasakan beratnya payudara Ratna.
"beratnya berapa ons nih? " tanyaku meledek.
"ck.. Cepetan deh mas.." kata Ratna resah..
Penisku nyelip disela-sela pantatnya sudah basah menggesek-gesek sampai kepala penisku mencium lubang pantatnya.
"beneran nih..?" kataku menggoda..
"eh.. Jangan dimasukin yah.. Awas" perintah Ratna tegas.
"tenang.. Enggak kok" bisikku..
"jangan masukin pantat juga" tegasnya.
"iye.. Iye... Bawel" kataku.
Penisku tegak lurus masuk di bawah pantat Ratna, aku menggesek-nggesekan masuk di selangkangannya, Kepala penisku menyentuh bulu2 halus kemaluannya, menempel di bibir vagina.
"mmhh..." Ratna merasakan sensasi gesekan penisku di selangkangannya. Pantatnya digoyangkan maju mundur supaya mempercepat klimaksku.
Sambil meremas payudaranya, trus aku memuntir putingnya pelan..
"mmhh.. Sshh" Ratna mendesah kenikmatan.
Penisku menggesek sampai membelah bibir vaginanya, rasanya kepala penisku seperti mau masuk kedalamnya. Hangat, licin dan basah.. Aku merasakan nikmat yang sangat tanggung. Pengen rasanya menembus ke dalam.
"mmhh.. Jangan sampe masuk mas.." katanya berbisik.
Ia takut kalau aku khilaf.
Akhirnya aku menyuruh Ratna membungkuk.. Payudaranya menggantung kupegang sambil meremas-remas. Seperti doggy style. Aku terus menggesekkan penis di bibir vaginanya... Lalu dengan nekat penisku kumasukkan kendalam bibir vaginanya... Slebb...
"ahhh... Shh..." Ratna mendesah kaget
Rasanya hangat sekali liang vaginanya.. Nikmat banget.
"ah.. mas.. Mas.. Kok masuk sih" kata Ratna setengah teriak. Tangannya kebelakang mencoba meraih tanganku. Tapi Ratna merasakan kenikmatan, karena vaginanya sudah terlanjur kusodok keluar masuk..
"ehhhh.. Sshh.. Mas.." Ratna semakin meracau.
'aahh.. Ini baru nikmat. 'Batinku.
Pinggangnya kupegang dengan kedua tangan dan semakin kugenjot dengan mantap..
Plokk.. Plokk.. Plok.... Plokk.. Suara pantatnya beradu dengan pangkal penisku.
Pinggangnya berlemak.. Tapi yang penting penisku sudah membobol liang rahimnya. Enak banget. Pantatnya bergetar setiap sodokan.. Kaya puding. Ughhh.. Gemes.
"aahh.. Mass.. Aahh.. Ahh" Ratna mau mencegah perzinahan ini tapi apa daya, dia merasakan kenikmatan yang amat sangat.
"heghh.. Heghh.." nafasku kencang, menggenjot berpacu dengan nafsu.
"aah.. Aduh enak banget.. Aahh.. "desah Ratna.
Rambutnya kujambak dari belakang, kaya narik tali kekang kuda, seolah aku sedang menunggang kuda.
Pinggulku maju mundur. Menyodok-nyodok vaginanya.
Ratna semakin tenggelam dalam nafsu birahi..
"aahh.. Sshh.. Yang cepet mas.." desahnya.
Aku senang mendengarnya, semakin kupercepat genjotanku sesuai permintaannya.
Splokss.. Plokss.. Plokss... Suara tepukan di pantatnya semakin terdengar becek.
"aahh.. Aahh.. Terus mas.. Aku mau keluar.." katanya.
Makin cepat makin cepat aku menggenjot.
Punggungnya melengkung, seketika aku merasakan vaginanya basah banget dan mengeluarkan air mengalir keluar dari bibir vaginanya.. Ia sepertinya kencing.
Suara air jatuh menetes di lantai.
"oouh h... Sshh..." Ratna mendesah nadanya tinggi.
"enak nggak?" kataku dengan nafas ngos2an.
"hhmmff.. Enak mas.. Hhssss.." ia mendesah nikmat.
Genjotanku mulai pelan. Sambil mengatur nafas kembali, aku membungkuk memeluk badannya, keremas lagi payudaranya.. Oohh sedaapp..
Lalu penisku kucabut keluar dari vaginanya. Aku meminta Ratna balik badan, duduk di atas meja ku. Lalu kedua pahanya menjepit pinggangku.
Dan kulanjutkan penisku mencoblos vaginanya lagi. Sebelumnya aku meludah di kepala penis supaya makin basah..
Slebb... Penisku masuk bibir vaginanya..
"aahh.... Sshh.." Ratna mendesah panjang. Kedua tangannya memegang pundakku. Kakinya melingkar erat di pinggangku, pinggulnya digoyang maju mundur.
"lagi mas.. Ayo cepet.." kata Ratna meracau, matanya sayu seperti orang teler.
Aku memegang pahanya dan menggenjot lebih ganas lagi.
Plokss.. Plokss. Plokss.
"heghh.. Hegh..." suara desahan nafasnya ngos2an menikmati penisku.
Aku melumat bibirnya, lidah kami saling berpagutan. Bermain diantara gigi kami masing2.
"mmhh.. Mmghhff.." desahan kami sama2 terbungkam dengan ciuman nafsu.
Sesaat aku melepaskan ciuman..
"memek loe enak juga Na.. Masih sempit" bisikku.
"aah.. Ahh.. Iya mas.. Aku juga suka kontolmu" balas Ratna yang sedang mabuk birahi.
Lalu aku mulai menggenjot lagi dengan cepat dan lebih kencang..
"plokss..! Plokss..! Plokkks! Tepukan selangkangan becek terdengar keras.
" ooh.. Sshh oohhh... " desahan Ratna juga semakin cepat
Wajahnya meringis menahan kenikmatan yang amat dahsyat. Tangannya mencengkeram pundakku dengan kuat.
Plokss.! Plokss!.. Plokss..! Pinggulnya bergoyang cepat mengimbangi genjotanku.
"ohh..sshh...." desahannya semakin tidak beraturan.
"keluarin dalem boleh nggak.." bisikku bertanya.
"ohh.. Sshh. Jangan mas.." jawabnya dengan ngos2an.
Payudaranya terasa terjepit diantara dada kami. Kenyal banget.
"ohh.. Sshh.. aku belum dapet.. Sshh." lanjutnya.
Peluh keringat membasahi badan kami berdua.
"mau keluar nih... Sshh.." aku mendesah cepat.
"ya udah.. Keluarin cepet.. Jangan di dalem" katanya.
"aah.. Aahh.." aku menggenjot makin cepat.
....
...
..
Akhirnya sesaat sebelum meledak.. Aku mencabut penisku dan kuarahkan ke atas, menyemprot deras tidak beraturan, menembak ke payudaranya, perutnya, malah ada yang sampe ke lehernya....
"aargghhhh..." aku mendesah klimaks... Sambil terus mengocok penisku...
Ratna menunduk melihat arah penisku yang menyemprot sperma di tubuhnya. Ia sambil mengatur nafas terus memandangi penisku.. Kedua kakinya lemas menggantung di atas lantai. Tangannya masih pegangan dipundakku.
Lalu aku mencium bibirnya...
"thanks ya Na" bisikku.
Kemudian setelah itu aku mengeluarkan kokain, mengajari dia menghisap. Awalnya menolak. Tapi setelah kurayu akhirnya dia mencoba sedikit.
Sambil duduk santai. Kami berdua menghirup kokain.
Sejak saat itu Ratna mulai kecanduan.
(bersambung)
Terakhir diubah: