Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pemuja Nafsu

Asmodan

Semprot Baru
Daftar
3 May 2019
Post
43
Like diterima
194
Lokasi
PIK
Bimabet
Salam Semprot adik, kakak, agan, suhu terkasih di forum ini. Aku mempersembahkan mahakarya terbaik dari kategori cerita pemaksaan. Semua posting an ceritaku ini saling berkaitan, karena ada beberapa tokoh yang sama muncul di setiap ceritaku, hanya berbeda judul saja. Jadi kalian perlu simak baik-baik semua kisah spektakuler ku


Oke.. Mari kita mulai kisahku yang kotor ini.. Sekotor pikiran kalian para readers.


Prolog

Namaku Jimmy Lustego. Aku baru bekerja di kantor ini sebagai manajer marketing. Disamping itu aku juga bandar narkoba. Steven adalah anak buahku. Aku sering mengajak dia pesta seks dan sabu2. Dia pernah bercerita tentang kisahnya memperkosa Sabrina, manajer sales yang angkuh itu.

Dia menunjukkan foto-foto dan video rekaman waktu di 'ewek' bergantian di ruang meeting.

Aku jadi bernafsu ingin mencicipi Sabrina setelah mendengar cerita Steven. Tapi nanti tunggu waktu yang tepat pikirku. Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini, semua pasti terwujud selama ada nekat dan nafsu.


Oke.. Kisah dimulai dari Ratna sang resepsionis.

xBWTDq7.jpg
Sore itu, aku sedang duduk sendirian di pantry, melihat foto-foto Sabrina di HPku yang dikirim Steven. Tiba-tiba Ratna datang menghampiri.. Dia basa basi ngobrol denganku. Ujung2nya ternyata mau pinjem duit. Ini sudah ke 3x nya dia meminjam duit padaku. Bagiku tidak besar, hanya 500rb. Padahal hutangnya kemarin belum dikembalikan padaku sebesar 2jt.

Tapi tidak masalah. Karena uangku toh banyak sekali. Kebanyakan uang haram sih..

Kali ini aku meminta sesuatu padanya..

"nanti malem tungguin gue ya, sekarang lagi gak pegang duit" kataku berpura pura. Wajahnya sumringah... Memegang tanganku

"makasih yaa mas Jimmy.. Ganteng deh" katanya sambil tersenyum. Lalu dia pergi ke mejanya. Gayanya selalu centil kalau ada maunya.

Ratna memakai baju kemeja warna ungu dilapis cardigan putih. Bagian bawahnya mengenakan rok panjang warna abu2 selutut dengan belahan di sampingnya setinggi setengah pahanya. Badannya lumayan oke sepertinya. Payudaranya cukup besar, tadi sempet lihat belahannya. Trus pantatnya sedang, perutnya berlemak, agak lebih gemuk sedikit dari Camelia. Dia sudah berkeluarga, anaknya 2 sudah masuk sekolah dasar. Suaminya kerja sebagai supir bus luar kota kalau ga salah. Pulang hanya seminggu sekali.

Bagi beberapa orang di kantor sosok Ratna seperti pecun tingkahnya. Kalau mau pinjem duit terutama sama cowo, tangannya gatel, sering membelai atau mengelus. Bahkan kadang menggesekkan badannya ke korban. Mungkin pikirnya sebagai imbalan..

Tapi buatku ini adalah kesempatan manis.... Semanis gula di dalam vagina.. Eh, sori di dalam kopi.

Lalu jam 7 malam sesuai rencanaku.. Kantor sudah sepi. Aku sempet menyapa Camelia saat pulang kantor. Dia membalas sapaku tanpa ekspresi. Mungkin masih merasa bersalah..

Terakhir aku lihat Arman di pantry.

"udah aman?" tanyaku

"udah bos" jawabnya sambil melingkarkan jari tanda OK.

Dia sudah tau maksud pertanyaanku. Memastikan kondisi kantor. Dan biasanya dia selalu penasaran dengan rencanaku. Di pantry aku berbisik menceritakan soal Ratna. Wajahnya mulai tersenyum dengan mesum. Arman juga sering dipinjami duitnya oleh Ratna. Jumlahnya sebesar 350rb. Kecil sih.. Tapi bagi office boy seperti Arman jumlah itu besar.

Intinya aku menjelaskan pada Arman. Harap sabar menunggu waktu. Nanti pada waktunya akan ada seks gratis.

Arman menurut saja. Patuh kepadaku. Lalu ia pulang meninggalkan aku berdua dengan Ratna. Sebelumnya ia memberikan kunci kantor cadangan padaku.

Seperti dugaanku.. Ratna datang ke meja ku.

"halo mas Jimmy.." sapanya.. Dia berdiri di samping meja ku. Senyum2 badannya bergoyang ke kanan kiri manja.

Dia bermaksud menagih janjiku..

Posisiku duduk di kursi sambil mengajak dia ngobrol. Dia mendekat berdiri disampingku. Pinggulnya menyenggol lenganku dengan manja seperti kucing, memberi kode mau ngulang duit. Lalu aku merangkul pinggangnya.. Dia terlihat cuek. Sambil tetap berusaha ajak dia ngobrol, lama2 tanganku turun meraba pantatnya.

"eeh.. Nakal ya tangannya" katanya sambil menjauhkan badannya dariku. Namun aku sempat menangkap tangannya.

Kutarik pelan mendekatku..

"sini pangku dulu" kataku pelan..

Ratna mulai risih, berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku.

"ihh.. Apaan sih mas.." katanya tersenyum. Badannya berhasil kutarik mendekat. Lalu kupeluk lagi pinggangnya.

Mungkin dia merasa ga enak juga mau minjem duit jadi dia merelakan pinggangnya kuraba-raba. Karena kantor sudah sepi, dia mencoba duduk dipangkuanku.

Alamak.. Pantatnya kenyal. Kontan aja otongku langsung membesar. Ratna duduk sambil menggoyangkan pelan pantatnya sebentar tangannya seolah menari..

"tarik mang..." katanya sambil tertawa

Setelah itu dia berusaha bangun dari pangkuanku, tapi aku menahannya memeluk perutnya. Aku meremas lemak perut Ratna, rasanya agak lembek.

"gue mau liat toket lu dong" kataku berbisik.

Tanganku langsung memegang payudaranya yang bulat pas dengan ukuran telapak tanganku. Aku merasakan cup BH nya melindungi payudara lembut itu.

"iihh... Mas ngapain sih" katanya sambil memegang tanganku menahan supaya tidak meremas payudaranya.

Birahiku mulai terbakar..

"Enak aja ngasih gue setengah tanggung" batinku.

Kedua tanganku nekat memaksa meremas kedua payudaranya. Ia memegang tanganku, berusaha menarik tanganku dari dadanya, punggungnya menempel dadaku. Semakin kupeluk, telinganya kucium dari belakang. Rambutnya wangi..

"mas.. Nakal iih..." bisiknya keras.

"gue sange Na.." bisikku sambil mencium pipinya..

"ah.. Gila loe ah..." kata Ratna menggeliat berusaha melepaskan dari pelukanku.

Badannya terus meronta, gerakan pantatnya malah membuat si otong makin keras. Lalu kucium lagi lehernya sampai pipinya. Kursiku sampai bergeser kesana kemari.

"aah... Mas jangan.." katanya mendesah.

"ssst... Diam" bisikku.

Aku terus mencium lehernya sambil meremas...

"aah. nakal nih.." katanya sambil tetap berusaha meronta. Tapi tenagaku yang sudah penuh nafsu sudah sangat kuat.

Aku yakin ia merasakan gundukan penisku yang sudah sangat padat ini.

Sekitar 3 menitan bergumul di kursiku ini, kami mulai kepanasan karena AC kantor sudah mati sejak jam pulang kantor.

"mas, loe gila ah.. Jangan nekat gini ah.. " kata Ratna cemas..

Nafsu birahiku sudah memuncak. Kedua tanganku menarik cardigannya lepas sampai sebahunya. Seketika itu Ratna berdiri dari pangkuanku, saat merapihkan cardigannya langsung saja dari belakang kudorong dia ke meja ku sampai badannya terjatuh di atas meja, kedua tangannya menabrak barang2ku di atas meja. Posisinya seperti menunduk dengan kedua kakinya masih tegap berdiri di atas lantai.

Pantatnya aku tampar dengan kencang...

'pakk..!'

"aaww..!" dia menjerit. Pantatnya bergetar...

Tanganku sangat gesit membuka resleting roknya, dan langsung kupeloroti...

"mass... Jangan!" ia setengah teriak karena nadanya tidak pas jadi terdengar serak..

Celana dalamnya berwarna merah marun berenda. Aku cium pinggul belakangnya, terus meremas pantatnya.. Gemes.

"ah.. Mas.." Ratna merasa risih tapi terangsang.

Kemudian aku menempelkan si otong di pantatnya.. Celana dalamnya mulai basah kena cairan dari mulut penisku.

Ratna terdiam sesaat menikmati.

"buka baju loe say.." bisikku sambil memeluknya dari belakang.

Ratna menggelengkan kepala.

Nafsu birahi sudah meledak.. Aku jongkok membuka celana dalamnya.. Kedua tangannya kaget berusaha menangkap, tapi sudah terlambat.. Celana dalamnya sudah turun sampai betis.

Aku langsung berdiri lagi menempelkan penisku di belahan pantatnya.. Duh... Empuk enak banget otongku dijepit bongkahan pantat ini.

Kugesekkan terus penisku di belahan pantatnya.. Dari belakang, tanganku membuka kancing baju di dada Ratna

"mas.. Jangan gila ach.." teriaknya. Wajahnya mulai serius.

"tenang.. Udah gak ada orang lain di kantor" kataku.

"mas.. Jangan dong. Aku sudah bersuami" katanya

Tangannya menahan tanganku.

"suami loe bisa kasih apa? Gue bisa kasih loe duit tiap bulan kalau mau" bisikku di deket kupingnya.

Tanganku terus bergerilya membuka semua kancing baju.

Ratna terdiam, mungkin merenungkan maksud kata2 ku.

Sekarang kondisiku sudah di atas angin. Kemejanya sudah terbuka, aku melihat gundukan payudaranya dari posisi belakang Ratna, dari arah samping telinganya. Aku melihat buah dada yang ranum.. Hmmm... Aku meremas payudara Ratna yang empuk menggoda.

"toket loe gede juga ya Na" bisikku.

Ratna hanya terdiam. Tangannya memegang tanganku yang lagi meremas-remas buah dadanya.

"sssh.." sesekali Ratna mendesah merasakan remasan tanganku di payudaranya.

"udah dong mas.. Loe parah ah" katanya..

"tenang, gak gue apa2in. Tapi bantuin gue keluar dong" bisikku. Sambil meremas terus payudaranya.. Assoyy..

"bantuin gimana..?" katanya..

"buka BH lu dong Na.. Tenang gak macem2 deh" kataku..

"ck.." Ratna berdecak merasa keberatan.

Dengan terpaksa kedua tangannya kebelakang punggungnya membuka kait BH nya.

Aku menatap terus dari belakang kupingnya... Lalu bungkusan payudara itu terlepas, dan terlihat putingnya berwarna hitam sedang, aerolanya cukup besar.

"cepet ya tuntasin mas.." katanya dengan nada agak ketus.

Kedua tanganku memegang masing2 buah dadanya. Seperti memegang mangkok, aku menimbang-nimbang merasakan beratnya payudara Ratna.

"beratnya berapa ons nih? " tanyaku meledek.

"ck.. Cepetan deh mas.." kata Ratna resah..

Penisku nyelip disela-sela pantatnya sudah basah menggesek-gesek sampai kepala penisku mencium lubang pantatnya.

"beneran nih..?" kataku menggoda..

"eh.. Jangan dimasukin yah.. Awas" perintah Ratna tegas.

"tenang.. Enggak kok" bisikku..

"jangan masukin pantat juga" tegasnya.

"iye.. Iye... Bawel" kataku.

Penisku tegak lurus masuk di bawah pantat Ratna, aku menggesek-nggesekan masuk di selangkangannya, Kepala penisku menyentuh bulu2 halus kemaluannya, menempel di bibir vagina.

"mmhh..." Ratna merasakan sensasi gesekan penisku di selangkangannya. Pantatnya digoyangkan maju mundur supaya mempercepat klimaksku.

Sambil meremas payudaranya, trus aku memuntir putingnya pelan..

"mmhh.. Sshh" Ratna mendesah kenikmatan.

Penisku menggesek sampai membelah bibir vaginanya, rasanya kepala penisku seperti mau masuk kedalamnya. Hangat, licin dan basah.. Aku merasakan nikmat yang sangat tanggung. Pengen rasanya menembus ke dalam.

"mmhh.. Jangan sampe masuk mas.." katanya berbisik.

Ia takut kalau aku khilaf.

Akhirnya aku menyuruh Ratna membungkuk.. Payudaranya menggantung kupegang sambil meremas-remas. Seperti doggy style. Aku terus menggesekkan penis di bibir vaginanya... Lalu dengan nekat penisku kumasukkan kendalam bibir vaginanya... Slebb...

"ahhh... Shh..." Ratna mendesah kaget

Rasanya hangat sekali liang vaginanya.. Nikmat banget.

"ah.. mas.. Mas.. Kok masuk sih" kata Ratna setengah teriak. Tangannya kebelakang mencoba meraih tanganku. Tapi Ratna merasakan kenikmatan, karena vaginanya sudah terlanjur kusodok keluar masuk..

"ehhhh.. Sshh.. Mas.." Ratna semakin meracau.

'aahh.. Ini baru nikmat. 'Batinku.

Pinggangnya kupegang dengan kedua tangan dan semakin kugenjot dengan mantap..

Plokk.. Plokk.. Plok.... Plokk.. Suara pantatnya beradu dengan pangkal penisku.

Pinggangnya berlemak.. Tapi yang penting penisku sudah membobol liang rahimnya. Enak banget. Pantatnya bergetar setiap sodokan.. Kaya puding. Ughhh.. Gemes.

"aahh.. Mass.. Aahh.. Ahh" Ratna mau mencegah perzinahan ini tapi apa daya, dia merasakan kenikmatan yang amat sangat.

"heghh.. Heghh.." nafasku kencang, menggenjot berpacu dengan nafsu.

"aah.. Aduh enak banget.. Aahh.. "desah Ratna.

Rambutnya kujambak dari belakang, kaya narik tali kekang kuda, seolah aku sedang menunggang kuda.

Pinggulku maju mundur. Menyodok-nyodok vaginanya.

Ratna semakin tenggelam dalam nafsu birahi..

"aahh.. Sshh.. Yang cepet mas.." desahnya.

Aku senang mendengarnya, semakin kupercepat genjotanku sesuai permintaannya.

Splokss.. Plokss.. Plokss... Suara tepukan di pantatnya semakin terdengar becek.

"aahh.. Aahh.. Terus mas.. Aku mau keluar.." katanya.

Makin cepat makin cepat aku menggenjot.

Punggungnya melengkung, seketika aku merasakan vaginanya basah banget dan mengeluarkan air mengalir keluar dari bibir vaginanya.. Ia sepertinya kencing.

Suara air jatuh menetes di lantai.

"oouh h... Sshh..." Ratna mendesah nadanya tinggi.

"enak nggak?" kataku dengan nafas ngos2an.

"hhmmff.. Enak mas.. Hhssss.." ia mendesah nikmat.

Genjotanku mulai pelan. Sambil mengatur nafas kembali, aku membungkuk memeluk badannya, keremas lagi payudaranya.. Oohh sedaapp..

Lalu penisku kucabut keluar dari vaginanya. Aku meminta Ratna balik badan, duduk di atas meja ku. Lalu kedua pahanya menjepit pinggangku.

Dan kulanjutkan penisku mencoblos vaginanya lagi. Sebelumnya aku meludah di kepala penis supaya makin basah..

Slebb... Penisku masuk bibir vaginanya..

"aahh.... Sshh.." Ratna mendesah panjang. Kedua tangannya memegang pundakku. Kakinya melingkar erat di pinggangku, pinggulnya digoyang maju mundur.

"lagi mas.. Ayo cepet.." kata Ratna meracau, matanya sayu seperti orang teler.

Aku memegang pahanya dan menggenjot lebih ganas lagi.

Plokss.. Plokss. Plokss.

"heghh.. Hegh..." suara desahan nafasnya ngos2an menikmati penisku.

Aku melumat bibirnya, lidah kami saling berpagutan. Bermain diantara gigi kami masing2.

"mmhh.. Mmghhff.." desahan kami sama2 terbungkam dengan ciuman nafsu.

Sesaat aku melepaskan ciuman..

"memek loe enak juga Na.. Masih sempit" bisikku.

"aah.. Ahh.. Iya mas.. Aku juga suka kontolmu" balas Ratna yang sedang mabuk birahi.

Lalu aku mulai menggenjot lagi dengan cepat dan lebih kencang..

"plokss..! Plokss..! Plokkks! Tepukan selangkangan becek terdengar keras.

" ooh.. Sshh oohhh... " desahan Ratna juga semakin cepat

Wajahnya meringis menahan kenikmatan yang amat dahsyat. Tangannya mencengkeram pundakku dengan kuat.

Plokss.! Plokss!.. Plokss..! Pinggulnya bergoyang cepat mengimbangi genjotanku.

"ohh..sshh...." desahannya semakin tidak beraturan.

"keluarin dalem boleh nggak.." bisikku bertanya.

"ohh.. Sshh. Jangan mas.." jawabnya dengan ngos2an.

Payudaranya terasa terjepit diantara dada kami. Kenyal banget.

"ohh.. Sshh.. aku belum dapet.. Sshh." lanjutnya.

Peluh keringat membasahi badan kami berdua.

"mau keluar nih... Sshh.." aku mendesah cepat.

"ya udah.. Keluarin cepet.. Jangan di dalem" katanya.

"aah.. Aahh.." aku menggenjot makin cepat.

....

...

..

Akhirnya sesaat sebelum meledak.. Aku mencabut penisku dan kuarahkan ke atas, menyemprot deras tidak beraturan, menembak ke payudaranya, perutnya, malah ada yang sampe ke lehernya....

"aargghhhh..." aku mendesah klimaks... Sambil terus mengocok penisku...

Ratna menunduk melihat arah penisku yang menyemprot sperma di tubuhnya. Ia sambil mengatur nafas terus memandangi penisku.. Kedua kakinya lemas menggantung di atas lantai. Tangannya masih pegangan dipundakku.

Lalu aku mencium bibirnya...

"thanks ya Na" bisikku.

Kemudian setelah itu aku mengeluarkan kokain, mengajari dia menghisap. Awalnya menolak. Tapi setelah kurayu akhirnya dia mencoba sedikit.

Sambil duduk santai. Kami berdua menghirup kokain.

Sejak saat itu Ratna mulai kecanduan.



(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Coba Salah satu lonte nya di suruh pake tindik d puting dn memek nya dn d tatto sekalian .... pasti mantapp
 
(sambungan)

Setelah seminggu sejak kejadian menyetubuhi Ratna. Beberapa kali aku memberikan narkoba gratis sebanyak 5 gram kepadanya. Sengaja supaya dia ketagihan.

Suatu saat pada hari minggu siang, aku sedang tidur2an di apartemenku. Tiba2 Steven menelepon.

"bang lagi dimana? Masih ada barang ST?" tanyanya. Aku memberlakukan kode setiap narkoba yang kujual.

Steven adalah pelannggan terbaiku. Dia selalu memesan dalam jumlah besar. Sayang di kantor kami beda divisi. Walaupun sama2 bidang Marketing, tapi aku di bagian konstruksi arsitektur, sedangkan dia di bagian retail dan design dibawah komando Sabrina, wanita paling seksi di kantor.

Kemudian tidak lama. Ratna menelponku.

"halo.. mas Jim.. Lagi sibuk?" tanya dia.

"oh Ratna. Enggak kok. Lagi santai. Ada apa?" tanyaku balik.

Kami basa basi ngobrol. Seperti rencanaku, ternyata Ratna membutuhkan barang. Dia mulai sakau. Akhirnya aku menyuruh dia main ke apartemenku kalau mau barang gratisan lagi.

Setelah itu aku menelepon Arman untuk datang ke apartemenku juga. Hari ini akan seru, pikirku.

Singkat cerita, Arman sudah sampai di apartemenku, di daerah Depok. Karena tempat tinggalnya tidak jauh denganku. Dia dari Margonda. Kami ngobrol2, dia menceritakan tentang Sabrina, katanya dia sangat kecewa tidak ada di tempat, tidak sempet nyicipin tubuh wanita berkelas itu. Dia menceritakan semuanya yang dia dengar dari Beben. Aku tertawa mendengarnya.

"tenang Man. Nanti akan terwujud kok." aku menghiburnya.

"wah.. Beneran nih bos" katanya dengan penuh harapan.

"iyeee.." jawabku.

Aku membuka minuman tequila, dan wine.. Aku menyuruh Arman memilih sendiri minuman yang sesuai keinginannya.

"kalau mau bir, ada di kulkas. Ambil aja sendiri mana yang loe mau dah" kataku sambil berjalan ke kamar mengambil remote.

"siaaapp boss.." jawabnya.

Banyak yang senang main di apartemenku, karena bebas, merokok, minum, ngebokep, dll.

Saat dia main playstation di sofa ku. Tiba2 bel pintu berbunyi. Lalu aku membuka pintu.

Ternyata Ratna sudah berdiri didepan. Dia menggunakan kaos tipis warna hitam dengan belahan yang lebar di bahu, memperlihatkan tali BH nya yang berwarna merah. Kaosnya cukup ketat, memperlihatkan lemak perutnya, pinggangnya. Bagian bawahnya menggunakan celana jeans biru tua yang ketat, membentuk lekukan kakinya.

Aku menyuruhnya masuk. Untuk santai. Padahal maksudku tentu saja untuk melayaniku dulu. Sebenernya dia sudah tau maksudku. Mau minta sesuatu gratisan harus merelakan tubuhnya untuk dinikmati.

"loh.. Arman, ngapain loe disini?" tanya Ratna.

" eh.. Neng Ratna. Tumben" kata Arman membalas.

Ratna sempat risih karena tidak tau harus bilang apa dia datang ke apartemenku. Lalu aku menjelaskan Arman di depan Ratna.

Arman tentunya sudah tau reputasiku. Dia cuek saja tidak bertanya tujuan Ratna. Dia kembali main playstation.

Aku dan Ratna ngobrol di meja makan. Aku memberinya wine. Dia menceritakan kondisinya, suaminya dipindah ke Sumatra untuk beberapa minggu. Kiriman uang untuk kebutuhannya juga seret. Dia kesulitan membayar uang sekolah anaknya. Cukup panjang dia curhat..

Sampai setengah jam, kami masih minum sambil ngobrol tertawa. Beberapa menit kemudian sikapnya menunjukkan kalau dia sudah sakau. Menggaruk-garuk tangan, leher. Lalu celingukan melihat isi apartemenku.

Aku berdiri menyetel lagu house music dari sound systemku yang mahal. Dentuman bas mengisi ruangan apartemenku. Kebetulan lantai apartemenku banyak yang kosong, hanya 2 penghuni di lantai ini. Mereka tidak pernah keberatan dengan suara musikku.

Lalu aku ke kamar mengambil barang untuknya..

Saat aku keluar kamar. Aku berdiri menatap Ratna..

"ni hadiah untukmu.." sambil melambai meminta dia mendekat. Lalu Ratna bangkit berdiri dari kursi menghampiriku. Sesaat dia mau meraih bungkusan cokelat dari tanganku, aku menarik bungkusan ke belakang badanku.

"eitt.. Nanti dulu" kataku menggoda.

Ratna sudah tau maksudku. Tapi dia menengok ke arah Arman dengan cemas.

Lalu tanganku merayap di dadanya, meremas gunung kembar itu. Sambil mencium bibirnya sesaat.

"mmhh.. Jangan mas, ada Arman" bisik dia risih.

"buka baju loe, gue pengen liat toket loe" bisikku sambil meremas pantatnya.

"ah yang bener mas.. Aku gak mau disini" dia menolak.

Lalu aku menunjukkan bungkusan cokelat di wajahnya.. Mengisyaratkan dia harus menuruti perintahku.

Dengan terpaksa dia mengangkat bagian depan kaosnya sampai leher, payudaranya menyembul keluar masih dibalut BH merah itu. Kepalanya menoleh ke belakang arah sofa, takut kalau terlihat oleh Arman.

"Arman!" teriakku. Ratna terkejut langsung menurunkan kaosnya lagi. Arman menoleh padaku.

"gue minta loe sepong dia" kataku pada Ratna.

Arman terkejut mendengarnya. Ratna melotot padaku.

"Gila loe mas" katanya, gusar.

"loe mau atau enggak?" tanyaku sedikit mengancam.

Ratna terdiam beberapa saat.. Ia memegang kepalanya mulai sedikit pusing. Reaksi alkohol dari wine bercampur dengan darahnya yang meninggi akibat emosi.

Tanpa menyia-nyiakan momen ini, aku langsung memeluk dia menciumi lehernya, pantatnya kuremas, seluruh tubuhnya aku remas. Ratna meringis menahan pusing, tangannya menahan dadaku, badannya lemas.

Aku memberi kode pada Arman untuk membantuku. Langsung saja Arman melemparkan stik playstation berdiri menghampiri Ratna dari belakang.

Gantian Arman memegang kendali, ia memeluk Ratna dari belakang sementara aku melepaskannya. Lalu aku mengambil kotak kaleng kecil di rak dinding dekat sofa.

Arman menciumi leher Ratna, tangannya meremas payudaranya dari belakang. Kulihat dia menekuk kakinya supaya posisi penisnya pas di pantat Ratna, lalu di gesek2 naik turun.

Ratna mendesah sambil meronta..

"Arman lepasin Man... Anjing loe.." teriak Ratna berusaha berontak tapi badannya lemas.

Arman semakin bernafsu.. Payudaranya diremas-remas dan penisnya digoyang terus naik turun di pantat Ratna seirama dengan hentakkan alunan lagu. Arman menjilat telinga Ratna sampai membuatnya mendesah.. Badannya menggeliat berusaha berontak.

"lepasin!!! Tolong..!" Ratna teriak dan berjuang berusaha melepaskan dirinya dari nafsu Arman.

Aku tertawa melihat mereka, sambil menata bubuk putih di atas meja. Suara teriakan Ratna tidak berhenti, sampai kadang suaranya serak. Aku menutup jendela dengan korden yang transparan dengan remote, mematikan lampu dengan remote, menyisakan cahaya matahari remang2 menembus korden. Serta membesarkan volume lagu juga dengan remote. Semua fasilitas di apartemenku memang canggih.

Suara teriakan Ratna tenggelam dalam riuh hentakkan lagu house music. Arman semakin kesetanan, dia menarik baju Ratna keatas dengan paksa. Payudaranya menyembul bergoyang. Ratna hanya menggelengkan kepala dan teriak, tapi suaranya tidak terdengar. Hanya dentuman bas.

Badannya lemas... Ratna terjatuh ke lantai.. Arman langsung menarik cup BH nya sampai puting payudara Ratna kelihatan. Lalu dia nyosor mengemut payudara Ratna. Putingnya dijilat-jilat memutar aerola nya.

Ratna merem melek, menggelengkan kepalanya. Tangannya memegang kepala Arman, bermaksud mendorong kepalanya dari payudaranya, tapi tangannya terlalu lemah. Mungkin karena sudah mulai terangsang. Mereka seperti sedang bergulat di lantai.

Lalu aku memanggil mereka, menyuruh menyantap hidangan bubuk putih yang kuhidangkan di atas meja kaca.

Mereka berdua melihat dan merangkak, terutama Ratna yang tidak sabar, buru2 menghisapnya..

Aku melihat mereka seperti memberi makan pada anjing. Hehehehe.. Hidung mereka putih2. Mereka sudah pada mabuk kayanya..

Dentuman lagu semakin asik...

Ratna sudah seperti kerasukan setan, ia lupa akan dirinya yang tadi membela kehormatannya, sekarang mulai seperti lonte. Ia membiarkan Arman mengemut payudaranya...

Ratna memejamkan mata sambil menggoyangkan badannya menikmati lagu dengan mabuk sambil duduk di lantai.

Mata Arman sudah beler terlihat sayu, nafsunya semakin ganas, dia mengemut dan mencium payudara Ratna tanpa henti.

Lalu aku memberi isyarat tangan pada Ratna sesaat ia melihat.. Langsung menurut... Ia membungkuk mendorong badan Arman, membuka celananya...

Arman wajahnya sudah teler, melihat Ratna dengan nafsu. Ia rebahan dengan kedua sikutnya ke belakang badannya menopang di atas lantai. Sementara Ratna sudah membuka resleting celana Arman, membuka sebisanya sampai batas paha, lalu membuka celana dalam Arman yang keliatan dekil itu.

Penis Arman mencuat tegap, panjangnya sekitar 14cm, diameternya kecil, terlihat kurus.

Ratna mulai mengulum penis Arman, kepalanya naik turun. Arman kepalanya mengadah ke langit2 merasakan sensasi kenikmatan.

Suasana apartemenku seperti di dalam diskotik. Hanya saja lebih bercahaya karena matahari masih terang menyinari ruangan...

Aku baru sadar melihat hp ku menyala di atas meja. Ada beberapa panggilan tak terjawab. Setelah kulihat ternyata ada chat dari Steven yang memberi tahu bahwa ia sudah datang. Dia menunggu di depan pintu apartemenku ternyata.

Aku segera membuka pintu dan menyuruhnya masuk.

Steven terpukau berdiri, ia melihat Ratna yang sedang mengepong Arman. Steven belum pernah melihat kegilaan ini sebelumnya. Karena pesta seks yang pernah dia rasakan waktu di klub malam. Tapi ini....

Ia melihat 2 teman kantornya sudah larut dalam dosa kenikmatan.

Steven lalu menatapku dengan terbengong.

Aku tertawa, memberikan isyarat tangan untuk bergabung dalam pesta.

Singkat cerita..

Aku dan Arman berdiri berjajar dengan tanpa celana sama sekali, Ratna sudah telanjang bulat, berlutut didepan, menyepong bergantian... Sebentar ke penisku, sebentar ke penis Arman sambil terus bergoyang menikmati irama lagu. Payudaranya menggantung bebas bergoyang.

Sementara Steven segera meminum whiskey dan lainnya supaya meningkatkan rasa mabuknya.. Sambil melihat Ratna yang terlihat nafsu dan menggoda berlutut di lantai bergoyang. Kedua tangannya masing2 memegang penisku dan penis Arman.

Dentuman lagu house music tanpa putus menghentak terus dengan sangat asik.

Wajah Ratna sangat beler.. Matanya sayu kadang merem kadang melek sambil terus menyepong penisku, tangannya satunya mencolok di vaginanya sendiri. Lalu ia mengulum penis Arman..

Aku pergi ke lemari dekat tv. Mengambil sekotak kondom, memperlihatkan pada mereka semua, supaya mereka tahu kalau membutuhkannya nanti, kutaruh di atas meja makan.

Steven menghampiri meja kaca dekat sofa, ia menoleh padaku. Langsung saja tanganku memberi isyarat padanya untuk tidak usah sungkan, nikmati saja semuanya..

Dengan ahli dia menghirup semua bubuk putih itu dengan rapih. Lalu dia inisiatif mengambil dari kotak kaleng di samping itu, menyusun lagi berbaris rapih untuk dihilangkan kepada teman lainnya.

Steven menghampiri Arman mereka saling menepuk tangan dengan menggenggam. Lalu Steven mengusap kepala Ratna yang sedang sibuk mengemut penis Arman.

Gairah nafsu Steven mulai naik, ia membuka celananya menyodorkan penisnya di mulut Ratna...

Ratna mungkin tidak menyadari Steven, karena sedang mabuk. Dengan cuek langsung mengulum penis Steven. Sementara Arman mengalah memberikan giliran pada Steven, dengan teler berjoget menikmati lagu sambil meremas payudara Ratna, lalu ia menungging mencium pantat Ratna. Tingkahnya sudah mulai konyol.

Libidoku sedang tidak terlalu bernafsu. Tapi aku sangat menikmati melihat teman2ku 'Happy'

Aku tersenyum sambil merokok, bergoyang menikmati lagu dari meja makan. Menonton mereka saja udah seru.

Berapa saat kemudian mereka semua sudah telanjang bulat, hanyut dalam birahi dan mabuk narkoba. Arman duduk di sofa memangku Ratna sambil meremas payudara. Pantat Ratna bergoyang diatasnya, penisnya terlihat diselangkangannya belum masuk.

Lalu Steven berdiri dihadapan Ratna yang sedang menggeleng-gelengkan kepala menikmati musik. Lalu Steven memegang kepala Ratna menyuruh untuk menyepong. Arman sudah sangat teler, dia terlihat seperti tertidur, tangannya memeluk perut Ratna yang berlemak itu. Penisnya terlihat ditindih bokong Ratna.

Aku melihat Ratna sudah semakin seperti pemain film porno. Dia menjilati batang penis Steven seolah seperti es lolipop, tangannya menggenggam buah zakar Steven dan mengusapnya.

Ratna sudah sangat terangsang, ia mengangkat kedua kakinya ke atas membentuk huruf V...

Memberi isyarat untuk siap disetubuhi.

Lalu Steven sedikit jongkok memposisikan penisnya persis di depan bibir vagina itu. Sesaat kepala penisnya digesekkan di belahan bibir kemaluan Ratna yang sudah basah.

Slebb..... Penisnya masuk dengan mudah.

"ouhh.... Sssh h" Ratna mendesah bibirnya melipat kedalam. Kedua tangannya memegang pinggang Steven.

Sementara Arman sambil teler berusaha memasukkan penisnya ke lubang yang masih tersedia... Ya... Duburnya

Penis Arman masuk ke dalam lubang dubur Ratna..

Kedua penis itu masuk berdampingan di bawah selangkangan Ratna... Luarr biasa! Aku tertawa puas menontonnya.

Wajah Ratna basah penuh peluh, badan mereka terlihat mengkilap karena keringat. Penis itu menyodok berirama seperti gerak piston mobil.

Arman yang dibelakang memangku Ratna, tertindih tubuh binor itu, hanya sebagian wajahnya yang nampak, terlihat di samping leher Ratna. Sedang mencium leher dan tengkuknya.

Aaah... Oohh... Aahh..

Uuff.. Sssh h uffhh....

Ssshh mmhhh Ssshh mmhhh...

Suara desahan mereka riuh terdengar samar oleh dentuman lagi house music.

Badan Ratna terus berguncang bergoyang diapit oleh Steven dan Arman.

Payudaranya diremas terus bergiliran..

"kondom.. Kondom jangan lupa kalau mau ngecrot dalem" teriakku sambil tertawa.

Beberapa saat kemudian Steven mencabut penisnya, menghampiriku. Aku melempar beberapa sachet kondom ke arahnya.

Karena mabuk Steven tidak bisa menangkap. Kondom itu jatuh di lantai.

Lalu Steven meminta sedikit minuman padaku. Dia meminum separuh gelas vodka ku. Duduk sejenak di seberangku sambil menoleh pada Arman dan Ratna, mengatur nafas.

Kemudian Arman berteriak...

"aahh.... Aahh..." mengejang, pahanya terlihat bertenaga. Kedua tangannya memegang pinggang Ratna dan meremasnya.

Ratna merem melek tangannya kesamping menopang di sofa. Ia merasakan semprotan air mani Arman di dalam liang duburnya..

Steven menaruh gelas didepanku kemudian bergerak ke arah sofa , siap mengambil alih Ratna.

Sesaat Steven mengenakan kondom di hadapan Ratna

Sementara Arman terdiam merasakan penisnya terus menyemprot di dalam dubur itu... Ratna berusaha bangkit tapi tampak kesulitan

Steven memegang kedua tangan Ratna, membantunya berdiri.

Penis Arman seketika tercabut dari lubang dubur itu, diikuti air maninya yang tumpah keluar dari dalam lubang dubur.

Steven membalik tubuh binor itu, posisi Ratna berdiri membelakangi Steven lalu menunduk ke arah Arman, kedua tangannya disamping kanan kiri kepala Arman menopang pada sandaran sofa.

Steven mengusap pantat Ratna, dan menamparnya...

'pokkk..!'

"aah! Sshh.." Ratna mendesah kaget.

Pantatnya tampak bergetar..

Arman yang masih terduduk di sofa melihat payudara Ratna menggantung tepat di depan wajahnya.. Menggantung bebas. Arman yang sudah teler dan klimaks hanya memandanginya dengan lemas. Matanya sayu.

"mmhh.. Cepet udah masukin" teriak Ratna setengah berbisik.

Steven sedikit menekuk kakinya supaya posisi penisnya pas di lubang vagina Ratna..

Slebb....

"aahh... Sshh.. Pelan say..." Ratna mendesah agak kesakitan.

Steven menggenjot dengan lembut kemudian..

Arman yang sudah beler banget.. Menatap terus payudara Ratna yang bergoyang-goyang. Tubuh Ratna terus digenjot oleh Steven, sesekali payudaranya menyentuh wajah Arman.

"ooh.. Ohh. Ohh.." Ratna terdengar sangat menikmati dosa ini. Segala permasalahan hidupnya seolah terlepas.

Steven menggenjot sambil memegang pinggang Ratna dengan mantap. Dia menarik pantat Ratna berlawanan dengan sodokan penisnya..

'plokss plokkks plokks' suara tepukan pantat Ratna nyaring di sela2 alunan house music.

Aku baru sadar ditengah kemabukan kami semua sampai lupa waktu. Tidak terasa sudah menunjukkan pukul 4 sore..


Genjotan Steven semakin lama semakin cepat.

'ploks.. Ploks.... Ploks... Ploks...'

"heghh... Heghh... Heghh..." Ratna meringis kenikmatan... Payudaranya diremas dari belakang oleh Steven. Sesekali tangan Steven meremas pantat Ratna. Genjotannya kembali pelan sambil mengatur nafas.

"hhmmff... Sshh" Ratna meringis tidak kuasa menahan klimaks.. Tubuhnya melengkung ke depan turun menempel wajah Arman. Air dari vaginanya keluar menetes di lantai.

Arman sudah tampak tertidur lelap lemas di sofa. Penisnya loyo sudah mengecil. Sementara payudara Ratna terus bergoyang di wajahnya menempel bibirnya, hidungnya..

Steven menunduk memeluk perut Ratna, membalik badannya berhadapan, penisnya tercabut dari kemaluan Ratna. Sesaat Steven melepas kondomnya. Kemudian mereka berpelukan sambil berdiri, sebelah paha Ratna diangkat, lalu Steven memasukkan lagi penisnya.

Slebb...

"Uuff... Sshh" Ratna mendesah sambil merem, kedua tangannya melingkar di leher Steven.

Steven menggenjot Ratna sambil berdiri.

"hhegh.. Hheegh" desahan nafas Steven kencang.

Karena posisinya melelahkan, Steven menggendong Ratna dengan penis yang masih tenggelam di dalam kemaluan Ratna. Ia membaringkan di depanku persis! di atas meja makan.

"wwoohoo.... Gila loe Stev.. Haha" kataku terkejut sambil mengangkat gelasku takut kesenggol.

Aku mundur sedikit masih duduk di kursi. Melipat tangan sambil minum, menonton mereka di depanku persis.

Seru..

Ratna terlentang di atas meja.. Matanya sudah melotot nafsu ke Steven.. Kedua tangannya menarik lengan Steven dengan kuat.. Kedua kakinya melebar mengangkang.

"ayo cepet masukin lagi.." katanya...

Steven dengan posisi berdiri meludah di penisnya, lalu meludah di bibir vagina Ratna..

Sesaat kemudian dia memasukkan lagi penisnya ke dalam vagina Ratna..

Slebb...

"Aauhh... Ssshh.." Ratna memejamkan mata, tangannya mencengkeram kuat lengan Steven.

Steven menggenjot Ratna dengan ganas.. Kedua tangannya meremas payudara Ratna. Tangan Ratna berpegangan pada lengan Steven yang meremas buah dadanya.

"ahh.. Ahh... Ahh... Aahh.." Ratna mendesah keras. Matanya memejam, tenggelam dalam kenikmatan tiada tara.

Sodokan itu berlangsung cukup lama. Meja makan sampai bergeser akibat genjotan Steven.

'pokk.. Pokk. Pokkss. Pokksss' suara tepukannya keras dan semakin cepat Steven menggenjot..

"aahh.. Sssh... Ahh ahh... Ahh" desahan Ratna cepat dengan nafas ngos2an.

Steven merasakan vaginanya sangat becek sekali.. Cairan bening keluar dari vaginanya menetes di pinggir meja, ada yang menetes di lantai. Ia terus menyodok dengan cepat sekali...

Ratna melotot bola matanya berputar ke atas merasakan klimaks yang dahsyat.

Aaah.. Ahh.. Shit. " desah Ratna.

Tidak lama kemudian, Steven mencabut penisnya.. Menarik lengan Ratna supaya bangkit berdiri..

"jongkok. Loe jongkok" desah Steven dengan cepat.

Seketika Ratna bangkit berdiri dari meja, ia jongkok. Wajahnya tepat di depan penis Steven... Mulutnya menganga dengan menjulurkan lidah keluar...

"ohh...ohhh..sshh fuck" Steven meracau sambil mengocok penisnya ke arah wajah Ratna. Tangan satunya menjambak rambut Ratna.

Air maninya menyemprot tepat di mulutnya. Beberapa semprotannya mengenai hidungnya.

Ratna terus membuka mulutnya, ia merem takut semprotannya kena matanya.

"hha... Oh..." Steven terus mendesah merasakan klimaks.

Ia masih terus mengocok penisnya. Mulai pelan.. Air maninya sudah terkuras.

Sisa2 air mani masih menetes.

....

...

Steven pergi duduk di sofa.. Mengatur nafas. Ketiduran.

Ratna bangkit berdiri, telanjang bulat berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku melihat dari belakang pantatnya naik turun. Badannya penuh keringat.

Sekarang giliranku mulai sange...

Aku berjalan ke arah kamar mandi... Mengikuti Ratna.


(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Ini baru Ratna....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd