Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bab 6 Menguasai Unsur Tanah


Keesokannya.............

“......Marco, bangunlah....” Buva di mencoba membangunkan Marco yang masih tertidur.

“........Uh~aku masih mengantuk.......” Marco mencoba untuk tidur kembali dengan nyaman. Namun, Buva di segera membangunkannya diangkatnya dengan tenaga intinya tanpa menyentuh tubuhnnya keluar dari kamar dan menletakkannya di batu besar depan halaman. Wajah Marco masih mengantuk, selain itu, ia masih sangat enggan untuk bangun tidur. “..Marco, bangunlah........” Buva kembali mencoba membangunkan Marco.

Marcopun dengan enggan bangun dan mencuci mukanya dengan kolam air di halaman ini.

”.......Air yang dingin dan menyegarkan...” gumam Marco, air yang membuat Marco tersadar dalam sekejap mata. Setelah sepenuhnya sadar, Marco duduk di atas batu kembali.

“....Baguslah, kamu sudah sadar, ayo kita mulai berlatih. Aku akan melatihmu....” Buva begitu bersemangat ketika mengetahui tentang apa yang akan dilakukan Marco kedepan setelah semalam dia bermimpi didatangi oleh mendiang saudaranya menceritakan semua hal terkait diri Marco lebih detail dan jelas, serta bahaya apa saja yang kemungkinan bisa mengikutinya kedepan. Marco adalah reinkarnasi penguasa absolute yang memang sudah ditakdirkan kembali hidup setelah 3000 tahun lamanya sejak kematiannya karena kehendak sang pencipta.

“....Guru, kita akan berlatih apa pagi ini...”Marco bertanya.

“..coba kamu tunjukkan dulu bagaimana tingkat tenaga dalam intimu saja, aku akan melihatnya dahulu......” Buva di pun melihat ke arah anak didiknya dengan seksama.

Marco mengangguk dan mulai berkonsentrasi. Cahaya keemasan yang tipis dan samar menyelimuti seluruh tubuh Marco. Tenaga dalam inti dalam tubuhnya berputar dengan cepat, putaran tenaga dalam intinya dua kali lebih cepat dari orang normal, ini membuat Buva dibuat terkejut. Cahaya kekuningan memancar dari tubuh Marco. Buva terkejut bukan main, energi inti ini 2-tidak, 10 hingga 100 kali lebih cepat dari orang lain.

Setelah menyetabilkan kekuatannya, Marco membuka mata dan bertanya, kepada gurunya yang masih termenung memperhatikannya

“......bagaimana dengan tenaga dalam intiku guru?.....” tanya Marco

“......Luar biasa, kamu luar biasa, dengan adanya kamu, kedamaian itu akan segera bisa diwujudkan, memang sang pencipta sangatlah tepat menunjuk dirimu, dengan usiamu masih yang masih sangat muda, potensimu luar biasa”... ucap Buva sang gurunya dengan ekpresi senang.

“.. sudah sampai mana kamu mempelajari buku itu?”... ucap Buva kembali

“.. sampai halaman 40 guru, mungkin ada ratusan lembar, karena buku itu sangatlah aneh, saat aku merasa berada diujung akhir, lembaran demi lembaran kembali keluar, sungguh aneh”..ucap Marco.

“... buku itu hanya diperuntukkan untukmu anak muda, pelajarilah hingga halaman terakhir dan tidak ada lagi penambahan halamannya”...ucap Buva dengan meyakinkan.

“......Sekarang, Guru akan mengajarimu sebuah jurus tingkat tinggi. Ini adalah jurus pergerakan yang akan berguna untukmu. Namanya adalah langkah kilat”... Buva memberikan informasi guna menjelaskan aktivitasnya pagi ini.

Marco menjadi bersemangat, keduanya mulai melatih jurus langkah kilat itu.

Awalnya Marco sangat kesulitan mengikuti langkah Gurunya yang cepat, namun seiring berjalan dengan waktu, langkah Marco menjadi lebih cepat dan lebih cepat lagi.

Meskipun Marco belum.sepenuhnya menguasai langkah kilat dengan baik, ia bisa merasakan kecepatannya meningkat seiring waktu berlatihnya pagi ini, entah karena tenaga dalam intinya yang sudah mulai berlipat dari sebelumnya, atau karena memang sudah menjadi bakat alamnya dia dengan mudah menguasai keilmuan barunya itu.

Jurus ini begitu hebat, Marco menjadi bahagia ketika menyadari jurus ini akan berguna baginya kedepan. Keduanya terus berlatih selama beberapa jam, penguasaan Marco semakin baik dan semakin baik dalam melakukan jurusnya.

Buva dibuat terkejut, ia tidak menyangka Marco dapat melakukan gerakan dasar hanya dalam beberapa jam. Dirinya sendiri yang di sebut sebut sebagai jenius, membutuhkan 6 hari untuk mencapai tahap dasar ini. Sungguh, anak muridnya ini lebih berbakat dari dirinya, Buva berharap ia akan menjadi lebih dan lebih kuat lagi sehingga ASPI dapat benar benar dijaga dari tangan tangan serakah yang akan memanfatkannya kelak dikemudian hari.

“...Kamu bisa menguasainya secepat ini......”tanya Buva didalam dirinya pelan namun suara itu bisa didengarkan oleh Marco..

Matanya terbuka dengan lebar, ia sungguh terkejut dengan apa yang terjadi di hadapannya kali ini

“......Ya Guru, aku berhasil mengusainya...” Marco pun menjawabnya.......

Marco sangat senang dengan jurus baru yang di ajarkan Gurunya ini. Ini adalah jurus pergerakan tingkat tinggi yang pertama Marco pelajari. Meskipun ini jurus tingkat tinggi yang pertama Marco bisa kuasai, namun ini adalah jurus pergerakan yang berguna bagi seorang petarung dalam memenuhi kemampuan bertarungnya, terutama dalam hal bergerak cepat.

Selain itu, jurus ini masih bisa berkembang dan menjadi lebih kuat lebih hebat dan lebih cepat tentunya nanti. Tidak ada batasan seberapa kuat jurus ini, hanya seberapa serius sang pemilik kemampuan akan melatih dan mengembangkan jurusnya.

Dalam jurus ini, kita merasa tanah tempat kita pijak layaknya matras lembut yang saling mendorong tubuh kita agar bisa melangkah tanpa ada gesekan permukaan sama sekali, ada berbagai macam titik dibawah permukaan yang seolah olah membantu kita melangkah dengan cepat dengan menggunakan energi momentumnya untuk melontarkan kaki kaki sebagai pijakan menuju kepada titik yang lebih jauh lagi.

“......Bagus, kamu memang hebat. Sekarang, tunjukkan kepadaku....” Buva dibuat menjadi antusias.

Mendengar gurunya menyuruh untuk memperlihatkan, Marco segera mengambil ancang ancang langkahnya.

Dalam beberapa langkah, langkah kilat tahap dasar telah ia gunakan. Kecepatan gerakan kakinya cukup cepat. itu baru tahap dasarnya saja. Ini membuat Buva sangat takjub. Anak ini terlalu berbakat, jika musuh musuh dunia bawah mengetahuinya, ia akan di buru dan dibunuh. Buva dibuat mengerutkan dahinya, terlalu banyak klan dan kelompok yang ingin seorang Buva menghilang dari dunia bawah ARKA.

“......Ini akan gawat jika mereka tahu anak ini terlalu berbakat. Ia bisa terbunuh oleh orang orang yang serakah itu”..... Buva di sekarang menatap anak didiknya yang sedang bergerak dengan cepat itu.

“.......anak muda, kesini sebentar...” Buva memangil Marco untuk berhenti sebentar.

Mendengar Gurunya memanggil, Marco segera berhenti dan menghadap ke arah Gurunya itu.

“...Guru, ada apa sehingga Guru menghentikanku?....”Marco pun kebingungan dengan sikap Gurunya itu. Buva kemudian melihat ke arah Marco dan berbicara,

“....kamu sudah menguasai langkah kilat dengan sangat cepat, sementara dulu Guru membutuhkan waktu 6 hari penuh untuk menguasainya....Dan lebih lagi, umur Guru saat itu 22 tahun, lebih tua empat tahun darimu saat ini. Kamu memang berbakat....”...ujar Buva

“.......Sekarang, waktunya kamu belajar jurus baru dari Guru. Jurus ini bernama tarian pedang cahaya...”...ucapnya

“...ambillah pedang milik raja neraka yang kamu simpan kemarin...”... ucap Buva kepada Marco.

“.....Dengan menggunakan keterampilan ini, keterampilan bertarungmu akan bertambah. Salah satu hal yang istimewa dari jurus ini adalah jurus ini dapat dilatih semua orang. Warna cahaya dan kekuatan cahaya dari setiap orang akan berbeda tentunya....” ucap buva kembali.

“.....Dan kamu harus segera berlatih untuk menguasai keterampilan ini, ingat sesegera mungkin....” ucap Buva bersungguh sungguh meyakinkan Marco.

Marco kebingungan dengan sikap Gurunya ini. Dalam beberapa saat, sikap gurunya berubah begitu banyak. Dan saai ini, ia meminta Marco mempelajari tarian pedang cahaya.

“...Guru, mengapa Guru menyuruhku berlatih tarian pedang cahaya? Dan juga mengapa Guru menyuruhku menguasai keterampilan ini secepat yang bisa?...”Marcopun bertanya,.......

Buva dibuat berhenti dan diam sejenak, ia memikirkan jawaban yang sesuai untuk anak didiknya ini.

Setelah berpikir lama, Buva di kemudian berbicara,...

“....anak muda, kamu pasti mengetahui jika ASPI adalah benda yang dicari oleh banyak kalangan di dunia ARKA ini, ASPI juga menjadi penentu duniamu dipermukaan sana, jika aku tidak ada umur layaknya saudaraku, kamulah yang akan berdiri sendiri mempertahankan ASPI agar tidak sampai jatuh ketangan orang orang serakah yang akan mengubah kondisi dunia ini tentunya berdampak diduniamu nantinya”...ucap buva menjelaskan kembali.

“...baiklah guru, aku juga telah mendengarnya dari penjelasan mendiang Guru Okas,.....” Marco memberikan respon kepada Buva gurunya.

“........Itulah mengapa Guru menyuruhmu untuk menguasai tarian pedang cahaya secepat yang kamu bisa., semakin cepat semakin baik bagi dirimu, karena tidak selamanya kamu akan bertarung dengan tangan kosong dan tenaga dalam intimu, kamu lihat sendiri kelicikan musuh musuh yang mengalahkan mendiang gurumu..”...ucap buva kembali mengingatkan peristiwa mendiang gurunya Okas kepadanya.

Marco mendengarkan dengan seksama setiap ucapan Gurunya. Setelah Gurunya berhenti berbicara, ia menyadari satu hal penting dari ucapan Gurunya. Kekuatan dan bakat memang sangat di puja di dunia ini. namun, bakat dan kekuatan yang terlalu cepat berkembang juga memiliki bahayanya tersendiri.

Dan, yang Marco sadari adalah, dirinya saat ini masih sangatlah lemah. Banyak musuh dari luar yang mempunyai kemampuan yang luar biasa tingginya sehingga dengan mudah mereka bisa mengalahkannya jika dia tidak segera memperdalam keilmuan beladirinya saat ini.

Hal inilah yang membuat Gurunya begitu mengkhawatirkan keselamatan Marco. Marcopun mengangguk dan patuh setelah mengetahui maksud baik gurunya.

Keduanya mulai berlatih. Di mulai dengan Buva di memberikan penjelasan mengenai keterampilan tarian pedang cahaya.Tarian pedang cahaya merupakan kemampuan beladiri tingkat tinggi yang kuat. Sebuah kemampuan pedang yang berguna bagi pendekar baik lelaki maupun wanita.

Setiap orang akan memiliki cahaya dan pancaran yang berbeda. Contohnya, Gurunya Marco, Buva di. Karena dirinya adalah seorang petarung dengan kebanyakan jurus pertarungan berunsur tanah, cahayanya berwarna kebiruan cerah. Layaknya warna sulfur dipegunungan ijen ujung timur pulau jawa.

Sementara untuk Marco, kemungkinan akan berwarna putih keemasan. Ini karena bakat alam yang ada pada dirinya secara pemberian sang pencipta.

Tarian pedang cahaya memiliki 300 jurus tebasan. Setiap seseorang yang sedang melatihnya, secara bertahap tingkat penguasaan tarian pedang cahaya akan meningkat, dan tidak mungkin dalam perjalanannya ke tiga ratus jurus tadi akan menjadi lebih singkat dikarenakan kecepatan langkah dan ayunan sang pemilik tenaga dalam inti yang berbeda beda tingkatannya. Tarian pedang cahaya juga menggunakan energi dalam inti tubuhnya sebagai bagian terkuat namun tak terlihat.

Saat mencapai tebasan ke delapan puluh, Tarian pedang cahaya tidak lagi mengkonsumsi menggunakan tenaga dalam inti pribadi sang penarinya, namun menggunakan serapan energi inti alam dan stamina tubuh sebagai bahannya dalam bergerak, sehingga orang yang sudah menguasai ketigaratus jurus tarian pedang cahaya akan menjadi lebih bugar dan stamina yang tidak pernah habis.

Setelah penjelasan itu, Marcopun mengerti garis besar dari keterampilan ini. Garis besarnya adalah keterampilan ini memiliki potensi untuk menjadi keterampilan yang kuat dan tidak mudah lelah nantinya.

Setelah penjelasannya selesai, Buva segera menunjukkan setiap gerakan dari tarian pedang cahaya. Gerakannya lambat dan dinamis. Ini mirip seperti gerakan tarian pedang

Namun, ketika dalam pertempuran, kekuatan serangan pedang cahaya ini besar, selain itu gerakannya juga menjadi cepat dan mematikan. ditambah lagi pedang yang saat ini dipegang oleh Marco adalah salah satu pedang terkuat di dunia ARKA. Inilah salah satu alasan mengapa Buva memilih jurus tarian pedang cahaya untuk di turunkan kepada Marco. Selain untuk melemahkan musuh, secara bertahap Marco akan menjadi lebih dan lebih kuat lagi dalam setiap pertarungannya nanti.

Setelah mencontohkan gerakannya, Buva di pun melakukan gerakan tarian pedang cahaya kembali. Kali ini, Marco mengikutinya dengan serius.

Gerakannya begitu lambat, halus dan indah. Marco mengira gerakan ini adalah sebuah gerakan tarian pedang biasa.

“...Guru, mengapa kita berlatih gerakan tarian pedang?....” tanya Marco.

Buva di menghela nafasnya, ia sudah memperkiraan pertanyaan dari Marco tentang gerakan ini.

“...anak muda ini bukanlah gerakan tarian pedang biasa. Ini memang gerakan tarian pedang cahaya lihatlah ini.....”.. ucap buva diiringi langkah dia menebaskan pedangnya di udara. Membentuk sebuah bentuk ornamen cahaya di udara. Lebih dari lima puluh tebasan tercipta kurang dari 10 detik, kecepatan yang mengerikan. Marco hanya bisa terpukau melihat kemampuan Gurunya itu.

Sekarang, Marco tahu jika tarian pedang cahaya bukan sekedar keterampilan tingkat tinggi yang tidak berguna. Sebaliknya, ini setara dengan jurus andalannya nantinya.

Marco segera meminta Gurunya untuk mengajarinya kembali. Dan, sekarang keduanya berlatih bersama.

Keduanya berlatih selama berjam-jam, keterampilan ini lebih sulit di kuasai dari keterampilan lainnya. Marco merasa jika ia menguasainya, ini akan bermanfaat di masa depan.

Sudah dua pekan lamanya berselang........

Marco dengan serius mempelajari jurus tarian pedang cahayanya, tanpa dia sadari setiap dia menggerakkan langkah jurusnya ada energi dari dalam tanah yang terlihat masuk kedalam dirinya dan membuat dirinya menjadi semakin kuat dan tidak kenal lelah. Warna putih keemasan yang menjadi ciri energi dalam intinya semakin berlipat ganda besar dan membesar layaknya perisai dirinya, Buva yang melihat perubahan demi perubahan Marco dibuat takjub dan senang sekali, mengingat apa yang telah dibicarakan mendiang saudaranya Okas adalah benar adanya.

Saat ini Marco sudah bisa mengeluarkan 50 jurus dalam 3 detik. Suatu langkah yang sangat hebat diusianya yang masih 18 tahun.

“.. Marco kesinilah”... ucap Buva sang gurunya.

“... baik guru”... jawabnya dengan cepat dan segera menemui sang gurunya.

“... bagaimana dengan perkembangan buku yang kamu pelajari??....” tanya gurunya

“... sudah sampai halaman terakhir guru...”... ucap Marco...

“... apa yang dituangkan dalam tulisan di halaman terakhirnya itu?...” tanya buva kembali..

“..Langkah akhir untuk menyempurnakan ilmu sapta tunggal unsur tanah yaitu setelah menguasai semua ilmu dalam kitab, dimana seluruh tubuh pewaris ilmu ini harus terpendam di dalam pasir laut api dari waktu pagi sebelum matahari terbit sampai tengah hari dimana matahari tepat di titik tertingginya dalam keadaan meditasi. Dan saat itu harus dilakukan sebelum hari ke 100 sejak pewaris ilmu sapta tunggal unsur tanah mempelajari kitab halaman terakhir. Selama memendam diri, pewaris ilmu sapta tunggal unsur tanah harus menyimpan Pedang langit di atas kepalanya. Di hari ke 99 akan muncul sebuah petunjuk rahasia ilmu Pamungkas sapta tunggal unsur tanah .

“... segera, segera lakukanlah.. anak muda”... ucap buva

“... ada satu hal yang harus aku ungkapkan,.. keilmuan itu nantinya bisa menjadikanmu pribadi yang memiliki nafsu birahi yang tinggi, karena setiap kamu menggunakan keilmuan tenaga inti dari sapta tunggal unsur tanah semua untuk tanah, sari pati tanah secara langsung teruus menerus alam ini mengisi tubuhmu, coba kamu perhatikan kondisi tubuhmu saat ini,...”ucap buva berhenti

Seketika Marco melihat dirinya merasa sangat berbeda, dia bisa melihat kondisi bawah tanah tempat dia dipijak dengan jelas layaknya melihat air laut yang jernih dimana ada ikan ikan berenang dan ikan yang sedang bercinta dibalik terumbu karang tidak luput dari penglihatannya.

“... hawa kemurnian tanah itulah yang menunjukkan jikalau kamu saat ini sudah menjadi penguasa unsur tanah anak muda..” ucap buva kembali berbicara dengan tenang.

“... segera kami lakukan dan jangan kamu tunda waktumu, segeralah kamu berjalan kearah utara, ingat jika kamu bertemu wanita sakti dengan perawakan masih muda, sebenarnya umurnya sudah lebih dari 300 tahun lamanya, baik baiklah kamu kepadanya.. karena dialah penguasa lautan api bagian utara dunia bawah ARKA ini, namanya CITA”... ucapnya kembali.

“,,, baik guru akan aku ingat semua penjelasan guru ini, dan aku pamit sekarang”... ucap Marco dengan hormat.

1 jam berlalu...

Dalam perjalannya Marco menuju lautan pasir api sesuai petunjuk gurunya, saat ini dia melangkah tidak dengan berjalan pelan, jarak 10kilometer dia tempuh dalam hitungan 5 menit saja..

Sehingga saat ini dia hampir mencapai tujuannya yang jauhnya kisaran 150 kilometer.

Marco menurunkan tenaganya, dia berniat untuk berjalan sedikit santai mengingat suasana sekitarnya sangatlah indah.. sangat kontras ternyata dibandingkan dengan bagian timur dan selatan dunia bawah ini.

Disekitar perjalannya Marco melihat tebiing curam berwarna merah hitam, sementara dibawahnya kontras air berwarna biru jernih berada ditengahnya. Ditambah kondisi cuaca yang memang sangat ceraah meskipun bukan cahaya layaknya di permukaan bumi, namun kondisi perjalanannya kali ini layaknya menikmati sunset di ujung timur pulau jawa tempat ibukota negara berada.

Tiba tiba dari jarak beberapa puluh meter Marco menangkap adanya energi pertempuran. Dengan kecepatannya dia segera mendekati pertempuran itu.

Dari balik batu cadas karang yang menjulang tinggi menancap ke tanah Marco melihat, seorang wanita sedang melawan 4 orang laki laki berilmu tinggi.

“...iblis Cakar Neraka! Apakah aku perlu meringkusnya untukmu?.....”Tiba-tiba laki-laki berpakaian gelap yang tidak lain bagian dari 4 Iblis Mesum mengeluarkan ucapan. Laki-laki ini sejak tadi terus memperhatikan si gadis dengan mata bersinar aneh penuh hasrat. Setan Cakar Neraka sambil tertawa gelengkan kepala dan buru-buru berkata menolak.

“...Tidak usah, sahabat Iblis Mesum. Aku bisa menangkapnya sendiri karena memang ini tugasku untuk menangkapnya. ketua menginginkan gadis ini untuk dibawah ke markas. Selain itu karena gadis ini juga si penguasa unsur tanah wilayah utara, tentunya energi dalam intinya sangatlah berguna bagi peningkatan ilmu hitam kita...” ucapnya

Selesai berucap demikian, iblis Cakar Neraka maju ke hadapan Cita yang saat itu sudah bersiap dengan pedangnya. Sedangkan sebelah kiri tangannya sudah berada dalam saku baju dimana tersimpan puluhan jarum beracunnya. Cita sadar bahwa dirinya tidak akan sanggup menghadapi mereka apalagi setelah mengetahui siapa laki-laki yang disebut Iblis Mesum yang diketahui berilmu tinggi ini. Maka satu-satunya jalan adalah menggunakan senjata rahasianya dan kemudian berusaha untuk meninggalkan empat orang ini secepatnya.

Tapi Cita yang berwatak keras ini tentu saja tidak mau kabur begitu saja. Paling tidak salah tiga dari empat orang ini harus terluka dengan senjata rahasianya. Dan Cita memilih iblis Cakar Neraka yang pernah berbuat kurang ajar padanya dahulu saat sedang meditasi. Peristiwa yang kembali berulang setelah 50 tahun lebih lamanya.

Begitu melihat si Cakar Neraka maju mendekatinya, tanpa menunggu lama Cita segera bergerak. Pedang ditangannya segera ditebaskan ke arah Si Iblis Cakar Neraka. Geraknya ini hanya gerak tipuan, karena begitu lawan menghindar maka Cita segera menyusulnya dengan jurus lebih ampuh. Iblis Cakar Neraka melompat ke samping begitu Cita menyerangnya. Tapi alangkah terkejutnya laki-laki ini karena ternyata serangan gadis itu pancingan belaka. Begitu tubuhnya melompat menghindar, Cita segera memutar tubuh dengan cepat dan pedang ditangan kembali menebas secara kilat ke arah samping.

Angin sabetan pedang bersiuran dan terasa dingin. Hal ini menandakkan bahwa Cita menggunakan tenaga dalamnya penuh dalam serangannya kali ini.

“.....***dis setan....” Umpat iblis Cakar Neraka dan segera melentingkan tubuhnya ke belakang. Tapi Cita tidak memberi kesempatan pada lawannya untuk menarik napas. Begitu lawan bersalto ke belakang, Cita mengejarnya dengan satu sabetan rendah pedangnya yang mengarah kaki Setan Cakar Neraka yang saat itu belum menapak tanah.

Jago utama 4 iblis mesum ini dibuat geram. Dengan hentakan kaki yang keras iblis Cakar Neraka memukulkan tangan kanannya ke arah pedang lawan. Satu sambaran angin keras membuat pedang Cita bergoyang dan melenceng. Cita mengeluarkan pekikan terkejut. Tapi kemudian dengan satu teriakan keras melengking pula gadis ini melompat ke atas, lalu pedang ditangannya kembali menebas secara menyilang pada ke si iblis Cakar Neraka. Laki-laki ini mendengus keras, tubuhnya berkelebat dan dengan mudah menghindar. Berbarengan dengan serangnnya itu tangan kiri Cita ikut bergerak. Tujuh buah jarum beracun dilemparkan ke arah Iblis Mesum yang berdiri menonton.

“.......***dis bodoh, kau kira bisa melukaiku dengan serangan murahan ini....” Gertak Iblis mesum lainnya tanpa kelihatan terkejut. Kedua tangannya segera bergerak. Tangan kanan melepaskan pukulan jarak jauh mengeluarkan sinar merah gelap, sedangkan tangan kiri mengibas ke arah tujuh buah jarum yang melesat ke arahnya.

Kibasan telapak tangan kanan anggota 4 iblis mesum itu langsung saja menyambar ke arah Cita. Gadis ini berseru kaget tidak menyangka Iblis Mesum yang hanya menonton saja itu tidak lengah dengan serangan senjata rahasianya. Gadis ini buru-buru jatuhkan diri ke atas tanah lalu berguling menjauh. Untung saja pukulan itu masih sempat dihindari olehnya walaupun sedikit telat.

“.......Dasar gadis bodoh! Melawanku saja kau tidak akan mampu, malah cari sengketa dengan Iblis Mesum lainnya.....”..ucap iblis cakar neraka sewot.

“......Sepertinya dia lebih memilih diringkus olehku, Cakar Neraka,....”Ucap kawannya sambil tergelak ditempatnya berdiri.

“.....Lebih baik kamu serahkan saja gadis cantik bahenol ini padaku.......”..ucapnya membakar emosinya layaknya orator orator demo istana negara ini.

“.....Enak saja kau ngomong!..........” Maki si iblis Cakar Neraka.

Muak sekali Cita mendengar ucapan Iblis Mesum tersebut. Maka dengan teriakan lantang Cita kembali menyerbu ke arah iblis Cakar Neraka. Sengaja dia mengeluarkan jurus-jurus andalannya karena ingin segera membuat lawannya terdesak, setelah itu dia akan kabur. Sepuluh jurus berlalu dan kelihatannya si iblis Cakar Neraka seperti terdesak. Serangan Cita bagaikan curahan hujan. Sinar pedangnya berkelebatan mengarah ke bagian-bagian tubuh mematikan. Tapi memasuki jurus ke tiga puluh mulailah kelihatan perbedaan kepandaian dua orang ini.

Cita ternyata tidak mampu mendaratkan satupun serangan pedangnya. Si iblis Cakar Neraka mulai melakukan serangan-serangan balasan yang cepat dan berbahaya. Hingga memasuki jurus ke empat puluh, Si iblis Cakar Neraka berhasil memukul jatuh pedang dalam genggaman gadis ini dengan satu gerak tipuan.

Saat itu, Cita tertegun disertai kaget lalu segera mengambil langkah mundur, si iblis Cakar Neraka sudah kembali melompat. Tangan kirinya bergerak cepat ke arah depannya. Karena mengira lawan akan memukul kepalanya Cita segera menggerakkan tubuh ke belakang. Tapi mendadak dari arah belakang datang angin deras menahan gerak salto tubuhnya hingga Cita sempoyongan. Dilihatnya Iblis Mesum menyeringai ke arahnya.

Dan bersamaan dengan itu iblis Cakar Neraka sudah menyergapnya. Cita berusaha berkelit tapi gerakannya lambat. Satu sodokan mengenai perutnya hingga si gadis mengeluarkan jeritan kesakitan dan tubuhnya terhempas. Iblis Cakar Neraka tidak mau memberi kesempatan. Tubuhnya kembali berkelebat cepat menuju arah tubuh cita. Lima cakarnya terpampang siap melakukan totokan melumpuhkan tubuh sang lawannya.

“...iblis Cakar Neraka, apa yang kau lakukan?.......” Teriak Iblis Mesum lainnya yang menduga si Cakar Neraka hendak mencelakai gadis itu. Iblis Mesum yang lain tidak menginginkan gadis yang telah membangkitkan gairahnya ini terluka, kemudian bertindak dengan cepat.

“.........Dukk!........” Dua lengan beradu saat Iblis Mesum menangkis lengan si Cakar Neraka.

“......Iblis Mesum apa yang kau lakukan? ......”Bentak si iblis Cakar Neraka marah tapi tubuhnya sudah terjajar satu langkah.

“......Bukankah gadis ini tidak boleh terluka?....”Kata Iblis Mesum lainnya itu melotot.

“......Memang.......... aku hanya akan menotoknya. Tapi kau malah menghalangiku....” Si Iblis Cakar Neraka balas melotot jengkel pada kawannya itu.

Iblsi Mesum kawannya itu lalu menggaruk kepalanya,....

“.......Aku sudah terlanjur turun tangan. Biar sekalian ku selesaikan tanpa harus melukai gadis montok ini......” ucapnya sambil cengar cengir layaknya pasukan mesum menunggu adegan mesum dimulai.

Mendadak tubuhnya berbalik ke arah Cita. Dan sebelum gadis ini menyadari apa yang hendak dilakukan iblis ini dari kepalan tangan Iblis Mesum menyambar asap putih berbau harum ke arah wajah Cita. Karena tidak menduga akan hal itu, Cita tidak bisa mengelakkan sambaran asap putih ke wajahnya yang ternyata berupa bubuk halus berwarna putih. Satu bau harum langsung tercium olehnya, dan Cita merasakan hidung dan matanya perih. Dengan gerakan cepat Cita segera melompat ke belakang dan mengusap wajah serta matanya. Di depannya semua keempat iblis mesum itu tertawa mengekeh.

“......***dis cantik, kau tidak akan bisa lari lagi. Saat ini kau telah terkena bubuk racun perangsangku. Sebentar lagi kau akan merasakan tubuhmu panas dan gatal. Tapi jangan khawatir, racunku ini tidak akan membunuhmu. Kau hanya akan merasa pusing sebentar. Setelah itu kau akan menemaniku bersenang-senang dengan perasaan bahagia...” ucapnya

“...dasar Iblis mesum! Apa yang kau lakukan padaku?...’ Bentak Cita dengan hawa amarah yang memuncak tapi juga rasa takut dan khawatir teramat sangat. Saat itu Cita merasakan tubuhnya mulai panas. Kepalanya pusing dan ada rasa gatal yang mulai menghinggapi dan menjalar ke sekujur tubuhnya, terlebih tubuh bagian bawahnya, organ intimnya itu mulai berkedut kedut layaknya ingin dipuaskan. Tapi gadis ini bertahan untuk tidak memperdulikan semua itu. Dengan gerakan secepat kilat gadis ini menubruk ke arah iblis mesum yang ada didepannya. Tangan kanannya melesat melakukan tamparan, tapi dengan mudah anggota iblis mesum itu menghindarinya dan tiba-tiba tangan Cita sudah kena dekapannya. Cita langsung memberontak tapi pegangan Iblis Mesum ini makin erat mencengkram pergelangannya.

“.......Keparat, lepaskan tanganku......” Pekik Cita dengan perasaan panik sesaat merasakan kepalanya pusing bukan main. Tubuh gadis ini tiba-tiba sempoyongan. Iblis Mesum lainnya tertawa dan segera memeluk pinggang ramping dengan pantatnya yang terlihat sangat sexy. Cita yang saat itu sudah tidak berdaya merasakan semua tenaganya seperti lenyap. Si Cakar Neraka tentu saja terkejut dan siap bergerak hendak menghalangi. Bagaimanapun gadis itu dialah yang pertama mengincarnya semenjak 50 tahun yang lalu. Tapi kemudian pikiran melintasi kepalanya bahwasanya ketuanya membutuhkan gadis perawan itu untuk memperkuat ilmu unsurnya, si Cakar Neraka pun mengurungkan niatnya dan kemudian hanya diam memperhatikan.

“....Haha, gadisku yang molek. Kini kau telah jatuh ke tanganku. Kau tidak mungkin menolak lagi. Marilah kita mulai bersenang-senang....” Berkata begitu Iblis Mesum langsung membopong tubuh Cita yang sudah hilang daya dan hanya bisa memaki dan mengoceh tak beraturan lengkap dengan segala sumpah serapahnya, ketika tubuhnya di bawa ke bawah sebuah pohon dibalik batu karang cadas tebing lautan api. Si Cakar Neraka tiba-tiba berkata ke arah anggota iblis mesum lainnya.

“....Sahabatku, kau boleh dapat giliran pertama. Tapi ingat, setelah puas kau harus menyerahkannya padaku setelah ketua mengambil keperawanannya”... ucapnya

“.......Tentu saja, Cakar Neraka. Bagaimanapun juga kau yang paling banyak keluarkan tenaga. Tapi akulah yang melumpuhkannya terakhir....”Iblis Mesum tertawa bergelak.

Pada saat itu makian Cita sudah tidak terdengar lagi, berganti dengan lenguhan dan rintihan aneh. Gadis ini mulai dalam keadaan sadar dan tidak sadar, hanya terdengar merintih. Iblis Mesum membaringkan Cita di atas tanah rerumputan. Gadis ini benar-benar sudah mulai tidak sadarkan diri dan hanya diam ketika cakar naga yang sudah dirasuki nafsu birahi mulai menggerayangi sekujur tubuhnya.

Cita yang dalam keadaan tidak sadar akibat bubuk perangsang yang ditabur anggota iblis mesum tadi, tiba-tiba merasakan satu rangsangan birahi hebat yang membuatnya memperdengarkan suara keluhan-keluhan pendek serta erangan ketika adanya rangsangan yang mulai menciumi leher dan wajahnya. Cita pun mulai menggeliat-geliat saking tidak kuatnya menahan perasaan gelora birahi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Hampir saja Iblis Mesum melaksanakan perbuatan terkutuknya, tiba-tiba satu bayangan tubuh berkelebat dari arah kiri dan kanannya disertai dua bentakan keras menggelegar.

“.....Iblis Mesum, dasar manusia bejad! kau harus mati di tanganku....” ucap pemuda bertubuh gagah didepannya.

Berbarengan dengan suara bentakan terpancar dua pukulan jarak jauh dari kiri kanan yang langsung melabrak ke arah dirinya. Satu cahaya emas gelap yang menyerang dari arah kanan, dan diikuti satu pancaran sinar putih.

Cakar neraka tentu saja terperanjat kaget dan buru-buru melompat gulingkan diri untuk menghindari sambaran dua sinar tadi, tangannya memukul ke arah datangnya dua sinar itu dengan pengerahan tenaga dalam tinggi.

“........Blaarrrr......Bumm”.... suara letusan tumbukan energi tenaga dalam inti.

Kabut layaknya debu pasir pantai yang memenuhi tempat pertemuan dua energi yang tinggi menjadikan kondisi terlihat mencekam.

Cakar neraka berdiri terhuyung-huyung akibat bentrokan tadi. Dan ketika memandangnya ke arah depan, hatinya benar-benar dibuat terkejut setengah mati.

Satu sosok angker berdiri tegak dengan sinar mata sangat tajam merah menyala tertuju ke arahnya. Sosok seorang pemuda mengenakan satu jubah zirah panjang. Tapi yang membuat penampilannya angker adalah karena sepasang bola matanya yang berwarna emas menyala bagaikan api lava pijar yang menyala-nyala. Dan ketika menyeringai, giginyapun runcing tajam berwarna putih hingga membuat hati semua orang yang melihatnya akan tergetar.

“..siapa kamu pemuda sombong”... ucap Iblis Mesum yang lain bergumam menyebut sosok didepannya itu dengan suara bergetar.

Dan Si iblis Cakar Nerakapun ikut terkejut, bukan saja kemunculan sosok pemuda yang berdiri tidak jauh dari dirinya. Melainkan tingkat energi yang diluar nalarnya saat ini, dia harus segera menjauh jika tidak ingin mati konyol tentunya.

“......Kaupemuda bau kencur, apakah berani menentangku, huh?.......”

Marco yang tadi melihat bahwa Cita hampir saja digagahi oleh Iblis Mesum segera mengerang penuh amarah. Tanpa banyak bicara lagi, pemuda ini berkelebat menyerang ke arah si Iblis Cakar Neraka dengan ilmu pukulan Tangan Malaikat membalik bumi. Sebuah angin pukulan deras datang menyambar ke arah si Cakar Neraka. Tapi dengan sikap pongah penuh percaya diri, Setan Cakar Neraka hanya kibaskan satu tangan kanannya. Satu angin pukulan menghalangi energi angin pukulan Marco.

“blarrr...bugh........Dessh!! ....” Si iblis Cakar Neraka dibuat terkejut ketika merasakan tangannya kesemutan akibat bentrokan tenaga dalam dengan Marco. Tadi dirinya memang hanya mengeluarkan seperempat tenaga dalamnya saja. Begitu mengetahui bahwa pemuda ini tidak bisa dibuat enteng, maka dengan bentakan keras laki-laki ini mendahului menyerang.

Lima buah jarinya kanannya yang berkuku tajam mengandung racun jahat serta memancarkan sinar redup kehitaman itu berkelebat sangat cepat membeset ke arah wajah Marco. Tapi dengan menggunakan jurus langkah kilatnya Marco berhasil mengelak dari serangan itu dan kemudian pemuda ini membalasnya dengan melakukan serangan andalannya. Tangan kanannya balas berkelebat menebas ke arah sikut si Cakar Neraka hingga terpaksa Si Cakar Neraka menarik tangan kanannya dan mengganti serangan dengan sebuah cakaran tangan kirinya ke arah lambung. Tapi ternyata Marco tidak berusaha menghindari cakaran maut itu. tangan kanannya yang tadi hendak menebas kini berkelebat ke bawah sengaja mengadu tenaga kasar melawan kasar.

“......Duaaar!!. buughhh.......” Dua pergelangan tangan beradu. Si Cakar Neraka merasakan bahwa tangan pemuda itu bagaikan pentungan arca dari bongkahan batu yang keras sekali dan tangannya sedikit bergetar.

Penasaranlah laki-laki ini jadinya.

Maka setelah mundur dua tindak ke belakang, segera kedua kaki dipantekkan ke tanah dengan kokoh dan diisi tenaga dalam inti yang besar untuk segera dialirkan. Tidak tanggung-tanggung lagi, Si Cakar Neraka mengeluarkan hampir setengah dari tenaga dalamnya dengan tujuan untuk mengakhiri pertempuran secepatnya dengan cara membunuh lawannya itu. Ketika tangannya diangkat dan kemudian menusuk ke depan dengan kelima jari terpentang dibarengi satu hentakan keras, lima cahaya hijau angker melesat dari kelima jari kanannya. Inilah ilmu andalan keduanya yang disebut Sinar iblis perenggut Nyawa.

Marco yang sudah menduganya bahwa lawan akan segera mengeluarkan ilmu andalannya sejak lawannya itu memasang kuda-kuda kokoh segera bertindak pula. Telapak tangan kanan dibuka dan dikibas. Marco langsung mengeluarkan ilmu Tangan Malaikat membalik bumi ilmu pamungkas dari mendiang gurunya okas yang dia telah sempurnakan gerakannya. Satu sinar putih kebiruan gelap memancar dari telapak tangannya dan menyongsong lima sinar hijau dari cakar neraka itu.

“..........Blaaaaaaaaaaarr!!........buuummmm...” Suara ledakan keras memekakkan telinga terdengar ketika dua sinar pukulan sakti bertemu. Sinar hijau serangan si Cakar Neraka hancur tercabik-cabik dan lelaki ini terdorong tiga langkah. Dengan perasaan hampir tidak percaya, si iblis Cakar Neraka memandang pemuda di hadapannya. Tadinya dirinya menganggap bahwa lawannya yang hanya seorang pemuda belia ini bukanlah lawan yang berat baginya, tapi ternyata apa yang diduganya itu keliru sama sekali. Ketiga kawannya yang melihat hal itu segera melarikan diri dengan gerak cepat.

Ketika Setan Cakar Neraka sedang bengong karena tidak pernah mengira lawan sehebat ini, Marco sudah kembali melakukan serangan. Tangan kirinya yang memang sudah disiapkan sejak tadi untuk melakukan serangan susulan langsung dipukulkan ke depan. Kali ini Marco langsung menggunakan ilmu pukulan Tapak langit, salah satu ilmu langka dari ilmu sapta tunggal unsur tanah.

Iblis Cakar Neraka terkejut bukan main ketika merasakan angin serangan lawannya itu bagaikan gelombang angin topan prahara yang menyeret tubuhnya. Dalam rasa kagetnya cepat-cepat Setan Cakar Neraka melompat tinggi ke udara, lalu kedua tangan yang berkuku panjang hitam itu memukul secara bersamaan mengeluarkan ilmu pamungkas yang sangat diandalkannya yaitu jurus pemutus roh.

Dari setiap kuku-kuku tersebut melesat lima sinar hitam disertai suara desiran panjang dan langsung menghantam gelombang angin pukulan Marco.

“........Blaaaaaaaarr!!...........bummm”... Suara keras menggelegar disertai percikan api dan kepulan asap hitam saat dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi beradu.

Marco merasakan dadanya mendenyut sakit dan aliran darahnya menjadi kacau. Tapi segera pemuda ini atur pernapasan dan alirkan hawa sakti inti alamnya untuk melindungi tubuhnya bagian dalam. Di depannya, si Setan Cakar Neraka berdiri limbung sempoyongan tidak beraturan. Tubuh dan kedua kakinya gemetar dan laki-laki ini roboh ditanah. Sungguh hampir tidak diperacaya olehnya bahwa pemuda yang menjadi lawannya itu memiliki kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi, bahkan diatas tenaga dalamnya sendiri.

Marco yang memang sudah marah sejak awal tidak menunggu lebih lama lagi. Begitu rasa sesak dalam dadanya sirna, pemuda ini langsung kembali menggebrak ke arah si iblis Cakar Neraka. Tidak tanggung-tanggung, kedua tangannya bergerak memukul berbarengan dan kembali menggunakan ilmu pukulan tapak langit.

Dua gelombang angin sedahsyat topan prahara menggebu ke arah si Cakar Neraka. Anggota iblis mesum ini sudah merasakan kedahsyatan pukulan lawannya tadi maka dia tidak berani lagi melakukan bentrokan secara langsung. Setan Cakar Neraka segera menghindar dengan melompat ke samping. Tapi angin pukulan Marco tiba-tiba berubah membelok dan mengejarnya dengan kecepatan tinggi membuat si Setan Cakar Neraka terkejut bukan main. Dengan gerakan tergesa-gesa karena rasa kagetnya si Cakar Neraka buru-buru jatuhkan tubuhnya sama rata dengan tanah. Dia berhasil menyelamatkan diri dari hantaman angin pukulan tadi, tapi punggungnya masih sempat terserempet walaupun tidak begitu telak. Laki-laki ini menggigit bibirnya menahan sakit. Punggungnya bagaikan disayat ratusan pisau tajam, perihnya bukan main. Belum juga dia sempat berkelebat untuk menghindar, angin energi tenaga inti tadi sudah kembali menghantamnya dari atas, layaknya sinar yang turun dari langit..

“...Jahanam. Bajingan cilik ini rupanya tidak bisa dianggap remeh. Kesaktiannya benar-benar luar biasa. Naga-naganya aku terpaksa harus menyingkir lebih dahulu untuk menyelamatkan diri...”

Cakar neraka berpikir demikian dalam kesakitannya, sambil masih tengkurap Cakar Neraka yang mulai dirayapi rasa ketakutan terhadap Marco segera merogoh saku bajunya. Tangannya tiba-tiba melemparkan dua buah benda bulat hitam ke tanah. Dua ledakan yang mengeluarkan asap hitam tebal segera menyungkup sekitar tempat itu. Setelah beberapa menit lamanya asap itu menghilang, tubuh cakar neraka pun menghilang melarikan diri.

Marco jadi menggeram jengkel, penasaran bukan main. Dan selain si iblis Cakar neraka, ternyata ketiga kawannya iblis mesum yang tadi masih menonton pertarungan pun tidak lagi kelihatan. Marco celingukan mencari disekelilingnya akan tetapi tidak ada tanda-tanda orang-orang itu.

Begitu teringat pada Cita, Marco segera berkelebat ke arah batu cadas dimana tadi dirinya membaringkan gadis itu. Begitu tiba ditempat itu Marco melihat Cita tergeletak, Marco terkejut bukan main. Di sana, dibalik batu cadas dengan beralaskan pasir pantai lautan api Cita sudah dalam keadaan mengenaskan dengan pakaian robek tidak karuan disana sini. Tubuhnya yang molek mempertontonkan payudara montok yang indah, kulitnya yang putih mulus halus layaknya kapas pengisi spring bed merek terkenal itu sudah tidak lagi ditutupi selembar kainnya.

Tangan gadis ini mencakari tanah disekitarnya, dan ternyata cakarannya itu pula yang telah membuat pakaiannya robek-robek hingga semua bagian tubuhnya terbuka terpampang kemana-mana. Dengan rasa penuh khawatir Marco segera berlutut di samping gadis itu. Begitu melihat Marco, sepasang matanya bercahaya terang. Cita keluarkan desahan halus dan mulutnya berucap tersendat-sendat.

“.....Anak muda, aku.. aku tidak tahan lagi. badanku panas.. sekali, geli dan... gatal. Peluklah aku anak muda, peluk aku dengan erat!...”....

Dan tanpa diduga, gadis ini bangkit lalu memeluk tubuh Marco dengan sangat erat disertai dengan tubuhnya yang bergetar hebat. Yang membuat Marco tersentak dan panas dingin adalah ketika Cita dengan desah napas yang panas kemudian menjilati telinga kirinya, dan menciumi lehernya dengan penuh nafsu. Dada yang montok padat terasa kenyal di dadanya itu sudah hampir tidak terlindungi lagi akibat pakaian gadis itu sudah robek-robek. Tubuh Marco seperti disengat aliran listrik.

Tapi segera sadar, dan dengan gerakan cepat Marco menotok tubuh Cita di beberapa bagian. Seketika Cita terkulai dengan lemas dipangkuan Marco tapi sepasang mata gadis itu masih terlihat liar dengan desahan napasnya tetap memburu untuk menuntaskan hasrat birahinya.

Dengan sangat hati-hati sekali dan berusaha menghindari menatap bagian-bagian tubuh Cita yang terbuka, Marco segera berkelebat membawa Cita ke dalam gua dekat dengan batu cadas karang lautan api didepannya. Di dekatnya terdapat sebuah batu cadas besar dibawahnya ada sebuah pohon rindang, Marco membaringkan tubuh gadis ini.

Sambil berlutut Marco membelai rambut gadis itu dan menatap sedih wajah cantik pucat itu. kemudian Marco berkata dengan suara terharu.

“...nona, aku terpaksa harus menotokmu. Aku akan berusaha menyembuhkanmu. Mudah-mudahan usahaku berhasil!.......” ucapnya dengan tegas, meskipun anggota badannya bagian bawah sudah mulai tidak bisa diajak kompromi, tegang dan keras layaknya pentungan hansip pos ronda.

Setelah berkata demikian Marco mendudukkan tubuh Cita yang lemas dan dirinya segera duduk pula bersila. Kedua telapak tangannya menempel di punggung Cita yang sudah terbuka karena pakaiannya yang robek. Dengan mengerahkan hawa inti alam murninya lalu mengalirkannya ke dalam tubuh Cita, Marco berusaha mengeluarkan segala macam racun yang mengendap dalam pembuluh darah gadis ini.

Beberapa lamanya Marco terus menyalurkan hawa sakti ke dalam tubuh Cita. Gadis cantik yang masih dalam pengaruh racun Iblis Mesum ini merasakan adanya hawa hangat menjalari sekujur tubuhnya hingga gadis ini merasakan tubuhnya sedikit demi sedikit merasa nyaman. Hawa panas yang dirasakannya akibat racun perangsang pun sedikit berkurang. Kemudian hawa hangat berganti dengan hawa sejuk. Hawa sejuk ini tidak hanya mengalir ke seluruh tubuh tapi juga terasa meresap ke bagian kepalanya. Kini perasaan geli dan gatal pada bagian tubuh tertentunya juga perlahan menghilang.

Hampir selama dua jam Marco menyalurkan tenaga dalam inti alamnya sampai merasakan bahwa tubuh Cita tidak lagi terasa panas dan napas gadis itu juga kembali teratur. Marco segera melepaskan telapak tangan dari punggung Cita. Begitu tangan Marco terlepas, totokan yang tadi membuat tubuh Cita lemaspun buyar. Gadis ini segera mengatur napas dan aliran darahnya. Gadis ini merasakan tubuhnya sudah lebih enteng dan ringan, walaupun jantungnya masih terada berdebar dan dada masih sedikit sesak mengingat ini adalah momen pertama kali dirinya telanjang dibilang karena bajunya sudah tidak berwujud lagi. Dan dia telanjang didepan seorang pemuda yang tidak dia kenal. Selama 300 tahun dia menjaga kesucian dirinya dan hari ini pemuda itu sudah melihat apa yang dia jaga selama ini, ingin rasanya dia membunuh pemuda didepannya itu, namun teringat dialah yang telah membantunya, Cita mengurungkan niatannya.

Cita kemudian duduk terdiam tanpa menoleh ke belakangnya dimana Marco berada. Gadis ini merasa malu sekali atas tingkah lakunya tadi yang seperti seorang jalang mencoba merayu Marco. Dan tiba-tiba teringat pula kejadian sebelumnya saat dirinya hampir saja dalam keadaan tidak sadar melayani nafsu birahi si Iblis Mesum. Untung saja sebelum dirinya ternoda Marco keburu datang menyelamatkannya.

Pemuda didepannya ini, adalah pemuda yang diam-diam dicintainya, yaa cinta pada pandangan pertama keliatannya. Sangat berlebihan kiranya apabila dirinya kemudian merasakan debar cinta pada pemuda ini sejak awal perjumpaan mereka.

Tiba-tiba satu tangan menyentuh pundaknya dengan lembut. Sentuhan yang terasa hangat tapi yang membuat hatinya makin terasa disayat sembilu. Sepasang tangan kokoh itu membalikkan tubuhnya perlahan hingga kini Cita dapat melihat wajah tampan itu. Wajah pemuda yang telah mengisi relung hatinya dan menumbuh cintanya. Wajah yang selalu tersenyum dan memberikan getar-getar bunga cinta dalam hatinya.

Saat itupun wajah itu tersenyum dengan begitu lembut dan tulus. Cita tidak bisa menahan perasaannya lagi. Pertahanannya jebol.

Tubuhnya menubruk Marco dan gadis ini kemudian menangis terisak di dada bidang itu seperti menumpahkan semua perasaannya. Dengan lembut Marco balas memeluk tubuh Cita yang menyusupkan kepalanya di dadanya dan mengelus malah tanpa sadar Marco mencium kepala dan rambut gadis itu. Usapan lembut penuh kasih sayang dan ciuman itu mendatangkan rasa tenteram dan sejuta bahagia dalam hati Cita. Hal ini membuat Cita makin mempererat pelukannya dan kepalanya makin menyusup di dada bidang pemuda ini dengan suara isak tangis yang makin sedih.

Marco hanya membiarkan saja gadis ini menangis untuk menumpahkan semua perasaannya. Pemuda ini malah kemudian balas memeluk Cita dengan erat pula, berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya. Marco yang semakin sadar dan melihat kenyataan bahwa gadis ini sebenarnya sedang jatuh cinta pada pandangan pertamanya. pemuda ini mempererat pelukan pada tubuh Cita ketika merasakan tubuh gadis itu mulai menggigil hebat seperti kedinginan.

Saat itulah isak tangis Cita berhenti. Gadis ini menengadah menatap Marco. Mata Cita terlihat masih basah dan bibirnya bergetar seperti hendak menyampaikan sesuatu. Marco balas menatap wajah cantik tapi pucat itu. Terlihat satu wajah cantik mempesona dengan sepasang alis hitam melengkung memayungi sepasang mata bening sedikit merah sembab. Kedua pipi yang halus memerah bekas menangis tadi dan bibir tipis merah menantang itu bergetar lembut ketika membisikan satu kata indah di telinga Marco diantara sisa isak tangisnya.

“...sudahlah, kamu aman sekarang..”... bisikan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi Cita saat itu.

Tubuh sintal padat dan hangat serta penuh kelembutan itu menempel erat. Marco merasakan semua sensasi kehalusan tubuh Cita. Dadanya berdebar, dan bingung harus bagaimana. Cita mencium Marco bukan hanya lengannya kini bibirnya mulai melumat dan menjepit erat bibir pemuda ini. Darah kelelakian Marco mulai bergejolak, tubuhnya jadi bergetar mendapat perlakuan mesra tersebut tapi sekuat tenaga pemuda ini berusaha bertahan mengendalikan gelora birahinya.

“.....Nona, kita tidak boleh....” ucap Marco menghalanginya

Ucapan Marco terputus karena kembali Cita menutup bibirnya dengan lumatan penuh nafsu. Terasa lembut dan manis lumatan bibir gadis ini. Sepertinya Cita tidak mau mendengar kata-kata dan alasan apapun saat ini. Yang diinginkannya hanyalah bisa berduaan dengan pemuda yang dicintainya saat ini supaya kesedihan dan kepiluan hatinya akibat ingatan akan perlakuan tadi bisa dilupakannya walau sementara. Walau hanya sesaat tapi Cita ingin merasakan bahwa pemuda ini harus menjadi miliknya. Untuk saat ini Cita tidak mau berpikir hal yang lain. Kesempatan seperti ini tidak mungkin akan terulang lagi. Apapun yang terjadi biarlah terjadi bagaimana nanti. Terlebih tanpa Cita sadari rupanya racun perangsang dalam tubuhnya belum hilang secara keseluruhan. Maka gadis ini semakin tenggelam dalam hasratnya sendiri menyerang sang pemuda pujaan hatinya itu dengan ciuman-ciuman panas.

Cita menatap Marco dengan pandangan sayu. Wajahnya memerah dan nafasnya naik turun dengan cepat tapi tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya. Marco dapat melihat dengan jelas Cita sedang dilanda nafsu birahi hebat. Dengan pakaian yang sudah tidak karuan robek lebar disana-sini, payudara yang menggelantung dengan ukuran yang menggoda birahi laki laki, besar padat putih kenyal dengan warna pemanis cokelat ditengahnya begitu indah bergerak bergelantungan layaknya agar agar diatas meja sedang bergetar karena goncangan. Dan ternyata baju di bagian bawah penutup organ intim Citapun sudah tersingkap lebar hingga terlihat menyembul putih mulus merah muda menantang.

Marco segera memejamkan matanya berusaha untuk meredakan semua gejolak dalam dadanya yang makin memanas. Tapi apa mau dikata. Saat pemuda ini sedang berusaha sekuat tenaga untuk melawan dorongan nafsu birahinya, tiba-tiba dirasakannya satu hembusan hangat napas berbau harum tercium. Satu ciuman hangat dan lidah basah kembali menyapu bibirnya. Darah pemuda ini bagai hendak muncrat dari ubun-ubunnya!..

Marco bukanlah seorang suci seperti Dewa, dia seorang laki-laki muda yang masih berdarah panas. Apalagi seperti penjelasan Buva gurunya, sejak mewarisi ilmu sapta tunggal unsur tanah, dalam darahnya telah mengalir satu hawa sakti yang selain telah membuatnya jadi pemuda bertenaga dalam inti tinggi juga telah menjadikannya seorang laki-laki bernafsu birahi besar. Seperti api disiram minyak, gelora birahi yang hampir bisa dikendalikannya itu kontan berkobar malah lebih besar dari sebelumnya.

Wajah cantik itu begitu dekat dengan wajahnya. Mata bening bagus bercahaya itu menatapnya penuh gairah dan cinta, juga bibir merah tipis membasah itu bergetar lembut menantang. Tubuh elok menggairahkan dengan keadaan payudara yang indah itu terbuka lebar itu menempel ketat pada tubuhnya sangat besar dan bulat, hangat dan terasa lembut. Dada Marco bergetar hebat. Tubuh menegang dan darahnya mengalir cepat dan panas. Tanpa dapat mengendalikan diri lagi, Marco menubruk tubuh gadis ini hingga rebah telentang di atas pasir lautan api.

Cita sendiri yang sudah sejak tadi terbawa arus birahi sendiri langsung pejamkan mata seketika keluarkan desah halus mengerang tatkala tangan Marco mulai menggerayang kesana kemari. Meremas dan mengelus. Marcopun mencium, melumat dan menjilat tubuh hangat halus lunak tersebut. Cita pasrahkan.

Dan dalam kesadaran penuhnya, bukan semata karena rangsangan sisa racun birahi yang masih tersisa, gadis ini sudah memutuskan untuk menyerahkan diri seutuhnya pada Marco pemuda yang memang dicintainya, walaupun itu cinta pada pandangan pertama, demi apapun yang akan terjadi nanti terjadilah. Gadis ini sadar akan akibatnya, tapi Cita tidak perduli lagi. Biarlah Marco memutuskan nantinya akan seperti apa, tapi untuk saat ini Cita ingin menikmati kebersamaannya dengan Marco dan merasa memiliki si pemuda walau hanya sesaat saja. Maka ketika Marco yang benar-benar sudah dilanda nafsu birahi itu mulai melepaskan semua sisa pakaiannya yang memang sudah tidak karuan itu, gadis ini hanya diam pasrah malah kemudian membalas semua ciuman si pemuda tidak kalah panasnya.

Pun ketika Marco sambil tetap menggumuli tubuh telanjangnya membisikan sesuatu di telinganya meminta dengan suara bergetar, walau dengan wajah memerah gadis ini perlahan kemudian membuka kedua pahanya lebih lebar sebagai jawaban. Dalam lamunan birahi Marco mulai bertindak sebagai laki-laki jantan pada umumnya. Pinggulnya secara perlahan mulai dirapatkan diantara kedua paha Cita yang putih mulus. Dan saat pinggul pemuda itu menekan lebih ke bawah dengan tubuh bergetar, Cita mengatupkan rahangnya rapat-rapat dengan gigi bergetar akibat rasa perih di bagian bawah tubuhnya.

Marco terdengar mendesah panjang saat dirinya berhasil menembus suatu penghalang tipis pada bagian bawah tubuh Cita itu. Gadis ini tahu bahwa dia sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dari dirinya sebagai seorang gadis perawan suci. Tapi Cita tidak menyesalinya, walaupun ada setitik air mata menetes membasahi pipinya tapi tidak terdengar pekik kesakitan sedikitpun dari bibir merahnya. Air matanya itu jelas bukan air mata penyesalan. Tapi lebih didasari tangis bahagia karena sudah menyerahkan diri pada satu-satunya pemuda yang dicintainya, walaupun dia baru mengenalnya. Hingga kemudian, setelah beberapa lama bergerak diatas tubuh halus telanjang gadis ini, Marco akhirnya mengeluarkan satu lenguhan panjang kenikmatan. Tubuhnya ambruk menindih tubuh telanjang Cita yang dengan lembut penuh perasaan cinta memeluk dan menciumi selebar wajah si pemuda didepannya.

Untuk beberapa saat lamanya kedua insan yang sudah melakukan persetubuhan untuk pertama kalinya bagi mereka ini, hanya terdiam masih dalam posisi telanjang dan saling berpelukan.

“...nona, maafkan aku tidak bisa mengendalikan diri hingga memperlakukanmu begini. Aku telah mendodaimu!.....” Marco berbisik ditelinga Cita setelah berdiam beberapa lama. Gadis itu mengangkat kepalanya sedikit hingga dia dapat melihat wajah pemuda itu. Dilihatnya sepasang mata pemuda didepannya ini yang diliputi rasa bersalah. Gadis ini terdiam, tapi kemudian dengan tersenyum manis tanpa terlihat sedikitpun penyesalan Cita berkata.

“...Kau tidak perlu minta maaf, .....” Gadis ini mengelus rambut gondrong Marco,

“...Aku tahu bahwa tadi kau berusaha menahan diri supaya jangan sampai menyentuhku tadi”..

“...Lalu mengapa kau malah memancingku?......” Tanya Marco heran. Kepalanya diangkat dan memandangi lekat-lekat wajah cantik yang begitu dekat dengan dengan wajahnya itu.
“...Apakah kau tidak akan menyesal nona?...” ucap Marco bertanya kembali

Untuk beberapa lamanya gadis itu terdiam, hanya mata beningnya yang terus menatap Marco. Kemudian gadis ini menggeleng dan berkata dengan pelan tapi sangat jelas ditelinga Marco.

“....Aku menyerahkan diriku padamu bukan karena untuk membalas semua pertolongan yang telah kau lakukan padaku. Hal ini ku lakukan karena aku...aku mencintaimu. Semata-mata hanya karena mencintaimu. Apapaun yang telah terjadi diantara kita hari ini tidak akan aku sesali karena aku mencintaimu dan untuk membuktikan cintaku maka aku rela menyerahkan kesucianku padamu...” Dan sambil cita menyususupkan kepala di dada Marco Cita sambung ucapannya dalam hati,

“...Dan kau adalah laki-laki pertama yang telah melihat tubuhku yang telah lama aku jag, saat kau tadi menolongku mengeluarkan racun......”

Walau sudah menduga hal ini tapi Marco benar-benar tercengang dan terharu mendengar semua pengakuan gadis itu. Maka dengan perasaan sayang yang tiba-tiba memenuhi dadanya, diciuminya wajah Cita dan dibelainya rambut hitam panjang gadis itu lalu berkata lirih.

“...Kau memang bodoh, nona. Bagaiamanapun juga kau gadis bodoh, kita baru juga bertemu bahkan kamu belum tahu namaku nona”...ucap Marco sedikit menggodanya.

“...huft...namaku Cita”... ucap gadis itu

“.. saya Marco nona cantik maniis geuliis”...ucap Marco menjawab sambil menoel dagu wanita yang masih telanjang didepannya itu. Butiran pasir yang layaknya kasur empuk bagi mereka bergumul ditambah desiran suara ombak lautan api yang mengiringi pergumulan mereka kala itu menambah keromantisan suasana.

Saat mereka berbicara, sekilas Marco melihat lesung pipi Cita tercetak saat dia tertawa atas candaan yang Marco lontarkan.

Melihat lesung pipi itu Marco jadi gemas. Kedua pipi Cita dikecup di bagian lesung pipinya, tapi bibir gadis itupun tidak dibiarkannya menganggur, segera dilumatnya penuh nafsu oleh Marco. Cita memejamkan matanya karena kembali merasakan kemesraan yang memabukkan dirinya. Tangannya melingkar di leher si pemuda. Dan entah siapa yang memulai duluan, bibir keduanya sudah saling pagut dengan penuh nafsu. Dan ciuman itu kembali mengobarkan birahi Marco. Dan Cita ternyata gadis yang penuh nafsu gairah pula, segera menanggapi cumbuan Marco tidak kalah panasnya.

Maka dengan tanpa melepaskan ciumannya Marco kembali menindih tubuh Cita. Gadis ini tahu apa yang ada dalam pikiran Marco dan tahu pula apa yang dimaui si pemuda. Walaupun masih merasakan perih pada anggota tubuh bagian bawahnya akibat percintaan pertama mereka tadi, Cita tidak menolaknya. Maka pakaian yang baru saja dikenakannya itu harus bertanggalan lagi dan kembali Marco menggumuli tubuh putih mulus telanjang itu di tepi pantai lautan api dengan beralaskan pasir pasir hitam yang lembut layaknya kasur dari merek spring bed ternama dunia.

Kini sudah tidak ada lagi perasaan takut atau khawatir dalam hati keduanya. Malah pergumulan badaniah dua insan ini kini lebih panas dan liar dibandingkan kejadian sebelumnya. Cita dengan napas terengah-engah mulai merasakan kenikmatan itu. Bibirnya bergetar menyebut nama Marco berkali-kali di dekat telinga sang kekasih. Badan keduanya kembali bermandikan keringat padahal udara malam sangat dingin. Dan kegiatan mereka baru berakhir ketika hari menjelang tengah malam. Sambil tetap saling berpelukan dan senyum penuh kebahagiaan Marco dan Cita tertidur diatas hamparan pasir disaksikan cahaya merah kekuningan layaknya bulan purnama di permukaan bumi.

Keduanya baru terbangun ketika cahaya terang mengenai tubuh telanjang mereka. Sambil buru-buru mengenakan pakaiannya Cita berkata mengomeli Marco.

“...Kau seperti kuda jantan liar, tidak ada puas-puasnya......” ucap cita mendengus genit. Marco tergelak mendengar ucapan gadis itu. Waktu berkata begitu wajah Cita memerah, tapi bibir senyum terkulum manis. Sambil memeluk Cita dari belakang, Marco berbisik nakal.

“...Kau belum tahu apa-apa tentang diriku. Tadi itu hanya permulaan saja. Selanjutnya aku akan lebih sering mengajakmu melakukan pendakian birahi layaknya semalam”.. ucap Marco dengan nada nakalnya kepada Cita.

Cita jadi memerah jengah wajahnya mendengar ucapan Marco tersebut. Kemudian mencubit perut pemuda yang sudah merenggut kesuciannya itu penuh gemas.

“...Kau memang tidak tahu malu....” Lalu gadis itu melepaskan diri dari pelukan Marco dan segera berlari dengan wajah makin merah. Marco terpekik karena perutnya dicubit cukup keras. Tapi kemudian tawanya tergelak dan segera berkelebat menyusul ke arah Cita yang berlari menjauh.

Keduanya terus berlarian saling mengejar dengan tawa mereka yang terdengar bahagia hingga keduanya sampai di sebuah sungai besar berair jernih. Cita berhenti dengan nafas terengah karena tertawa terus. Begitu melihat sungai berair jernih itu, Cita ingat bahwa belum mandi dan timbul niatnya untuk membersihkan diri. Marco yang tiba menyusulnya langsung memeluknya dari belakang hingga gadis ini terpekik manja.

“......Setiap aku memandang tubuhmu, aku selalu bernapsu. Dan setiap aku menghirup keharuman badanmu, aku seperti gila, Cita. Kau benar-benar membuatku gila...” Bisik Marco di telinga Cita sambil kemudian menciumi tengkuk gadis itu. Cita tentu saja menggelinjang kegelian, dan gadis ini lalu berbalik. Tapi begitu berhadapan, bibirnya langsung disambar ciuman Marco. Cita jadi melenguh panjang dan kedua tangannya mendekap punggung Marco erat. Ciuman Marco membuat dadanya berdebar dan darahnya berdesiran. Ketika tangan pemuda itu mulai merayap kemana-mana, dengan suara parau Cita berucap mencegah.

“......Marco, sudah ah. Aku mau mandi. Tubuhku terasa gerah dan lengket.......”Suara Cita terdengar lirih diantara jepitan bibir Marco dan gadis ini mendorong dada Marco yang saat itu sudah mulai mendekap rapat tubuhnya. Marco melepaskan ciumannya kemudian tersenyum.

“.......Kalau begitu kita mandi bersama....” speak speak iblis Marco dengan jahil.

“...Kau tidak tahu malu. Kalau ada orang melihat kita bagaimana?....” Ucap Cita dengan wajah memerah. Gadis itu segera berlari menjauh ke arah sungai.

Marco tertawa lebar dan memandangi kepergian gadis itu yang melangkah ke arah tepi sungai lalu menghilang di balik lindungan serumpunan batu cadas.

Marco menunggu hingga beberapa saat. Setelah merasa cukup waktu, maka dengan sekali lompatan saja pemuda ini sudah berada di belakang batu cadas di seberang kali. Dilihatnya Cita saat itu sudah merendam tubuh telanjangnya di air sungai. Bahu putihnya terlihat jelas bercahaya tertimpa cahaya matahari dunia bawah ini. Terkadang bukit kembar putih mulus yang tumbuh di dadanya terlihat tatkala Cita mengangkat tubuhnya sedikit. Birahi si pemuda kembali bangkit. Marco sambil menyeringai nakal terus mengawasi gadis itu mandi menggosok tubuhnya. Karena tidak tahan lagi, maka sambil berteriak yang membuat Cita terkejut dan terpekik kaget, Marco melompat menceburkan diri ke sungai dimana Cita sedang berendam mandi.

“...Kau benar-benar pemuda tidak tahu malu, mengintip gadis yang sedang mandi....”Kata Cita dengan wajah memerah jengah lalu menyurukkan tubuhnya makin rendah kedalam air sungai hingga hanya kepalanya saja yang kelihatan.

Marco tertawa lalu dengan gerakan ringan tubuhnya menyelam masuk ke dalam air dan tiba-tiba muncul tepat di hadapan Cita. Tentu saja gadis ini terpekik dan secepat itu pula mencipratkan air ke muka Marco dan gadis ini sudah bergerak hendak menjauh, tapi tiba-tiba pinggangnya sudah ditangkap pemuda ini kemudian ditariknya hingga kembali tubuh Cita merapat ke tubuh Marco.

Marco dapat merasakan kehalusan dan kelembutan kulit tubuh basah Cita yang merapat dekat dengannya. Gadis itu tundukkan wajahnya yang memerah jengah tapi tidak berkata apa-apa lagi. Lalu dengan penuh perasaan Marco mencium Cita tepat di bibirnya. Ciumannya terus turun merayap ke leher membuat tubuh gadis ini bergetar dan menggigil. Bukan karena dinginnya air sungai, tapi karena baru pertama kali inilah dia merasakan hal seperti ini, diciumi lehernya yang jenjang itu dengan penuh kelembutan.

Kepala Cita menengadah dengan napas yang mulai memburu terlebih saat Cita merasakan sesuatu dari tubuh bagian bawah Marco yang mulai mengeras dan kini menusuki pangkal pahanya. Benda itu terasa panas keras bergetar membuat Cita menggigil blingsatan. Tidak sampai disitu saja, ternyata sambil terus menciumi leher dan bahu Cita yang putih telanjang, tangan kanan Marco mulai merayap ke arah dada kiri si gadis. Jari jemari Marco melakukan remasan - remasan lembut membuat Cita melenguh dan mengejang. Cita yang seumur hidupnya belum pernah disentuh sedemikian rupa oleh laki-laki lain dan diperlakukan seperti ini selain oleh Marco hanya bisa memeluk tubuh Marco seerat mungkin seperti mau membenamkan tubuh pemuda itu ke dalam tubuhnya.

Tidak perlu diceritakan lagi dengan rinci apa yang selanjutnya terjadi di sungai itu. Yang jelas, setelah selesai mereguk nikmatnya percintaaan mereka yang ketiga kalinya, Cita tidak lagi menolak untuk diajak mandi bersama. Tidak ada lagi rasa malu dalam hati Cita ketika harus berdua-duaan dengan Marco dalam keadaan telanjang bulat. Malah kebahagiaan dalam hatinya terasa kian membuncah. Hati gadis ini kian berbunga-bunga. Tatapan matanya kian memancarkan kemesraan dan rasa cintanya.

...........bersambung
 
Bab 6 Menguasai Unsur Tanah


Keesokannya.............

“......Marco, bangunlah....” Buva di mencoba membangunkan Marco yang masih tertidur.

“........Uh~aku masih mengantuk.......” Marco mencoba untuk tidur kembali dengan nyaman. Namun, Buva di segera membangunkannya diangkatnya dengan tenaga intinya tanpa menyentuh tubuhnnya keluar dari kamar dan menletakkannya di batu besar depan halaman. Wajah Marco masih mengantuk, selain itu, ia masih sangat enggan untuk bangun tidur. “..Marco, bangunlah........” Buva kembali mencoba membangunkan Marco.

Marcopun dengan enggan bangun dan mencuci mukanya dengan kolam air di halaman ini.

”.......Air yang dingin dan menyegarkan...” gumam Marco, air yang membuat Marco tersadar dalam sekejap mata. Setelah sepenuhnya sadar, Marco duduk di atas batu kembali.

“....Baguslah, kamu sudah sadar, ayo kita mulai berlatih. Aku akan melatihmu....” Buva begitu bersemangat ketika mengetahui tentang apa yang akan dilakukan Marco kedepan setelah semalam dia bermimpi didatangi oleh mendiang saudaranya menceritakan semua hal terkait diri Marco lebih detail dan jelas, serta bahaya apa saja yang kemungkinan bisa mengikutinya kedepan. Marco adalah reinkarnasi penguasa absolute yang memang sudah ditakdirkan kembali hidup setelah 3000 tahun lamanya sejak kematiannya karena kehendak sang pencipta.

“....Guru, kita akan berlatih apa pagi ini...”Marco bertanya.

“..coba kamu tunjukkan dulu bagaimana tingkat tenaga dalam intimu saja, aku akan melihatnya dahulu......” Buva di pun melihat ke arah anak didiknya dengan seksama.

Marco mengangguk dan mulai berkonsentrasi. Cahaya keemasan yang tipis dan samar menyelimuti seluruh tubuh Marco. Tenaga dalam inti dalam tubuhnya berputar dengan cepat, putaran tenaga dalam intinya dua kali lebih cepat dari orang normal, ini membuat Buva dibuat terkejut. Cahaya kekuningan memancar dari tubuh Marco. Buva terkejut bukan main, energi inti ini 2-tidak, 10 hingga 100 kali lebih cepat dari orang lain.

Setelah menyetabilkan kekuatannya, Marco membuka mata dan bertanya, kepada gurunya yang masih termenung memperhatikannya

“......bagaimana dengan tenaga dalam intiku guru?.....” tanya Marco

“......Luar biasa, kamu luar biasa, dengan adanya kamu, kedamaian itu akan segera bisa diwujudkan, memang sang pencipta sangatlah tepat menunjuk dirimu, dengan usiamu masih yang masih sangat muda, potensimu luar biasa”... ucap Buva sang gurunya dengan ekpresi senang.

“.. sudah sampai mana kamu mempelajari buku itu?”... ucap Buva kembali

“.. sampai halaman 40 guru, mungkin ada ratusan lembar, karena buku itu sangatlah aneh, saat aku merasa berada diujung akhir, lembaran demi lembaran kembali keluar, sungguh aneh”..ucap Marco.

“... buku itu hanya diperuntukkan untukmu anak muda, pelajarilah hingga halaman terakhir dan tidak ada lagi penambahan halamannya”...ucap Buva dengan meyakinkan.

“......Sekarang, Guru akan mengajarimu sebuah jurus tingkat tinggi. Ini adalah jurus pergerakan yang akan berguna untukmu. Namanya adalah langkah kilat”... Buva memberikan informasi guna menjelaskan aktivitasnya pagi ini.

Marco menjadi bersemangat, keduanya mulai melatih jurus langkah kilat itu.

Awalnya Marco sangat kesulitan mengikuti langkah Gurunya yang cepat, namun seiring berjalan dengan waktu, langkah Marco menjadi lebih cepat dan lebih cepat lagi.

Meskipun Marco belum.sepenuhnya menguasai langkah kilat dengan baik, ia bisa merasakan kecepatannya meningkat seiring waktu berlatihnya pagi ini, entah karena tenaga dalam intinya yang sudah mulai berlipat dari sebelumnya, atau karena memang sudah menjadi bakat alamnya dia dengan mudah menguasai keilmuan barunya itu.

Jurus ini begitu hebat, Marco menjadi bahagia ketika menyadari jurus ini akan berguna baginya kedepan. Keduanya terus berlatih selama beberapa jam, penguasaan Marco semakin baik dan semakin baik dalam melakukan jurusnya.

Buva dibuat terkejut, ia tidak menyangka Marco dapat melakukan gerakan dasar hanya dalam beberapa jam. Dirinya sendiri yang di sebut sebut sebagai jenius, membutuhkan 6 hari untuk mencapai tahap dasar ini. Sungguh, anak muridnya ini lebih berbakat dari dirinya, Buva berharap ia akan menjadi lebih dan lebih kuat lagi sehingga ASPI dapat benar benar dijaga dari tangan tangan serakah yang akan memanfatkannya kelak dikemudian hari.

“...Kamu bisa menguasainya secepat ini......”tanya Buva didalam dirinya pelan namun suara itu bisa didengarkan oleh Marco..

Matanya terbuka dengan lebar, ia sungguh terkejut dengan apa yang terjadi di hadapannya kali ini

“......Ya Guru, aku berhasil mengusainya...” Marco pun menjawabnya.......

Marco sangat senang dengan jurus baru yang di ajarkan Gurunya ini. Ini adalah jurus pergerakan tingkat tinggi yang pertama Marco pelajari. Meskipun ini jurus tingkat tinggi yang pertama Marco bisa kuasai, namun ini adalah jurus pergerakan yang berguna bagi seorang petarung dalam memenuhi kemampuan bertarungnya, terutama dalam hal bergerak cepat.

Selain itu, jurus ini masih bisa berkembang dan menjadi lebih kuat lebih hebat dan lebih cepat tentunya nanti. Tidak ada batasan seberapa kuat jurus ini, hanya seberapa serius sang pemilik kemampuan akan melatih dan mengembangkan jurusnya.

Dalam jurus ini, kita merasa tanah tempat kita pijak layaknya matras lembut yang saling mendorong tubuh kita agar bisa melangkah tanpa ada gesekan permukaan sama sekali, ada berbagai macam titik dibawah permukaan yang seolah olah membantu kita melangkah dengan cepat dengan menggunakan energi momentumnya untuk melontarkan kaki kaki sebagai pijakan menuju kepada titik yang lebih jauh lagi.

“......Bagus, kamu memang hebat. Sekarang, tunjukkan kepadaku....” Buva dibuat menjadi antusias.

Mendengar gurunya menyuruh untuk memperlihatkan, Marco segera mengambil ancang ancang langkahnya.

Dalam beberapa langkah, langkah kilat tahap dasar telah ia gunakan. Kecepatan gerakan kakinya cukup cepat. itu baru tahap dasarnya saja. Ini membuat Buva sangat takjub. Anak ini terlalu berbakat, jika musuh musuh dunia bawah mengetahuinya, ia akan di buru dan dibunuh. Buva dibuat mengerutkan dahinya, terlalu banyak klan dan kelompok yang ingin seorang Buva menghilang dari dunia bawah ARKA.

“......Ini akan gawat jika mereka tahu anak ini terlalu berbakat. Ia bisa terbunuh oleh orang orang yang serakah itu”..... Buva di sekarang menatap anak didiknya yang sedang bergerak dengan cepat itu.

“.......anak muda, kesini sebentar...” Buva memangil Marco untuk berhenti sebentar.

Mendengar Gurunya memanggil, Marco segera berhenti dan menghadap ke arah Gurunya itu.

“...Guru, ada apa sehingga Guru menghentikanku?....”Marco pun kebingungan dengan sikap Gurunya itu. Buva kemudian melihat ke arah Marco dan berbicara,

“....kamu sudah menguasai langkah kilat dengan sangat cepat, sementara dulu Guru membutuhkan waktu 6 hari penuh untuk menguasainya....Dan lebih lagi, umur Guru saat itu 22 tahun, lebih tua empat tahun darimu saat ini. Kamu memang berbakat....”...ujar Buva

“.......Sekarang, waktunya kamu belajar jurus baru dari Guru. Jurus ini bernama tarian pedang cahaya...”...ucapnya

“...ambillah pedang milik raja neraka yang kamu simpan kemarin...”... ucap Buva kepada Marco.

“.....Dengan menggunakan keterampilan ini, keterampilan bertarungmu akan bertambah. Salah satu hal yang istimewa dari jurus ini adalah jurus ini dapat dilatih semua orang. Warna cahaya dan kekuatan cahaya dari setiap orang akan berbeda tentunya....” ucap buva kembali.

“.....Dan kamu harus segera berlatih untuk menguasai keterampilan ini, ingat sesegera mungkin....” ucap Buva bersungguh sungguh meyakinkan Marco.

Marco kebingungan dengan sikap Gurunya ini. Dalam beberapa saat, sikap gurunya berubah begitu banyak. Dan saai ini, ia meminta Marco mempelajari tarian pedang cahaya.

“...Guru, mengapa Guru menyuruhku berlatih tarian pedang cahaya? Dan juga mengapa Guru menyuruhku menguasai keterampilan ini secepat yang bisa?...”Marcopun bertanya,.......

Buva dibuat berhenti dan diam sejenak, ia memikirkan jawaban yang sesuai untuk anak didiknya ini.

Setelah berpikir lama, Buva di kemudian berbicara,...

“....anak muda, kamu pasti mengetahui jika ASPI adalah benda yang dicari oleh banyak kalangan di dunia ARKA ini, ASPI juga menjadi penentu duniamu dipermukaan sana, jika aku tidak ada umur layaknya saudaraku, kamulah yang akan berdiri sendiri mempertahankan ASPI agar tidak sampai jatuh ketangan orang orang serakah yang akan mengubah kondisi dunia ini tentunya berdampak diduniamu nantinya”...ucap buva menjelaskan kembali.

“...baiklah guru, aku juga telah mendengarnya dari penjelasan mendiang Guru Okas,.....” Marco memberikan respon kepada Buva gurunya.

“........Itulah mengapa Guru menyuruhmu untuk menguasai tarian pedang cahaya secepat yang kamu bisa., semakin cepat semakin baik bagi dirimu, karena tidak selamanya kamu akan bertarung dengan tangan kosong dan tenaga dalam intimu, kamu lihat sendiri kelicikan musuh musuh yang mengalahkan mendiang gurumu..”...ucap buva kembali mengingatkan peristiwa mendiang gurunya Okas kepadanya.

Marco mendengarkan dengan seksama setiap ucapan Gurunya. Setelah Gurunya berhenti berbicara, ia menyadari satu hal penting dari ucapan Gurunya. Kekuatan dan bakat memang sangat di puja di dunia ini. namun, bakat dan kekuatan yang terlalu cepat berkembang juga memiliki bahayanya tersendiri.

Dan, yang Marco sadari adalah, dirinya saat ini masih sangatlah lemah. Banyak musuh dari luar yang mempunyai kemampuan yang luar biasa tingginya sehingga dengan mudah mereka bisa mengalahkannya jika dia tidak segera memperdalam keilmuan beladirinya saat ini.

Hal inilah yang membuat Gurunya begitu mengkhawatirkan keselamatan Marco. Marcopun mengangguk dan patuh setelah mengetahui maksud baik gurunya.

Keduanya mulai berlatih. Di mulai dengan Buva di memberikan penjelasan mengenai keterampilan tarian pedang cahaya.Tarian pedang cahaya merupakan kemampuan beladiri tingkat tinggi yang kuat. Sebuah kemampuan pedang yang berguna bagi pendekar baik lelaki maupun wanita.

Setiap orang akan memiliki cahaya dan pancaran yang berbeda. Contohnya, Gurunya Marco, Buva di. Karena dirinya adalah seorang petarung dengan kebanyakan jurus pertarungan berunsur tanah, cahayanya berwarna kebiruan cerah. Layaknya warna sulfur dipegunungan ijen ujung timur pulau jawa.

Sementara untuk Marco, kemungkinan akan berwarna putih keemasan. Ini karena bakat alam yang ada pada dirinya secara pemberian sang pencipta.

Tarian pedang cahaya memiliki 300 jurus tebasan. Setiap seseorang yang sedang melatihnya, secara bertahap tingkat penguasaan tarian pedang cahaya akan meningkat, dan tidak mungkin dalam perjalanannya ke tiga ratus jurus tadi akan menjadi lebih singkat dikarenakan kecepatan langkah dan ayunan sang pemilik tenaga dalam inti yang berbeda beda tingkatannya. Tarian pedang cahaya juga menggunakan energi dalam inti tubuhnya sebagai bagian terkuat namun tak terlihat.

Saat mencapai tebasan ke delapan puluh, Tarian pedang cahaya tidak lagi mengkonsumsi menggunakan tenaga dalam inti pribadi sang penarinya, namun menggunakan serapan energi inti alam dan stamina tubuh sebagai bahannya dalam bergerak, sehingga orang yang sudah menguasai ketigaratus jurus tarian pedang cahaya akan menjadi lebih bugar dan stamina yang tidak pernah habis.

Setelah penjelasan itu, Marcopun mengerti garis besar dari keterampilan ini. Garis besarnya adalah keterampilan ini memiliki potensi untuk menjadi keterampilan yang kuat dan tidak mudah lelah nantinya.

Setelah penjelasannya selesai, Buva segera menunjukkan setiap gerakan dari tarian pedang cahaya. Gerakannya lambat dan dinamis. Ini mirip seperti gerakan tarian pedang

Namun, ketika dalam pertempuran, kekuatan serangan pedang cahaya ini besar, selain itu gerakannya juga menjadi cepat dan mematikan. ditambah lagi pedang yang saat ini dipegang oleh Marco adalah salah satu pedang terkuat di dunia ARKA. Inilah salah satu alasan mengapa Buva memilih jurus tarian pedang cahaya untuk di turunkan kepada Marco. Selain untuk melemahkan musuh, secara bertahap Marco akan menjadi lebih dan lebih kuat lagi dalam setiap pertarungannya nanti.

Setelah mencontohkan gerakannya, Buva di pun melakukan gerakan tarian pedang cahaya kembali. Kali ini, Marco mengikutinya dengan serius.

Gerakannya begitu lambat, halus dan indah. Marco mengira gerakan ini adalah sebuah gerakan tarian pedang biasa.

“...Guru, mengapa kita berlatih gerakan tarian pedang?....” tanya Marco.

Buva di menghela nafasnya, ia sudah memperkiraan pertanyaan dari Marco tentang gerakan ini.

“...anak muda ini bukanlah gerakan tarian pedang biasa. Ini memang gerakan tarian pedang cahaya lihatlah ini.....”.. ucap buva diiringi langkah dia menebaskan pedangnya di udara. Membentuk sebuah bentuk ornamen cahaya di udara. Lebih dari lima puluh tebasan tercipta kurang dari 10 detik, kecepatan yang mengerikan. Marco hanya bisa terpukau melihat kemampuan Gurunya itu.

Sekarang, Marco tahu jika tarian pedang cahaya bukan sekedar keterampilan tingkat tinggi yang tidak berguna. Sebaliknya, ini setara dengan jurus andalannya nantinya.

Marco segera meminta Gurunya untuk mengajarinya kembali. Dan, sekarang keduanya berlatih bersama.

Keduanya berlatih selama berjam-jam, keterampilan ini lebih sulit di kuasai dari keterampilan lainnya. Marco merasa jika ia menguasainya, ini akan bermanfaat di masa depan.

Sudah dua pekan lamanya berselang........

Marco dengan serius mempelajari jurus tarian pedang cahayanya, tanpa dia sadari setiap dia menggerakkan langkah jurusnya ada energi dari dalam tanah yang terlihat masuk kedalam dirinya dan membuat dirinya menjadi semakin kuat dan tidak kenal lelah. Warna putih keemasan yang menjadi ciri energi dalam intinya semakin berlipat ganda besar dan membesar layaknya perisai dirinya, Buva yang melihat perubahan demi perubahan Marco dibuat takjub dan senang sekali, mengingat apa yang telah dibicarakan mendiang saudaranya Okas adalah benar adanya.

Saat ini Marco sudah bisa mengeluarkan 50 jurus dalam 3 detik. Suatu langkah yang sangat hebat diusianya yang masih 18 tahun.

“.. Marco kesinilah”... ucap Buva sang gurunya.

“... baik guru”... jawabnya dengan cepat dan segera menemui sang gurunya.

“... bagaimana dengan perkembangan buku yang kamu pelajari??....” tanya gurunya

“... sudah sampai halaman terakhir guru...”... ucap Marco...

“... apa yang dituangkan dalam tulisan di halaman terakhirnya itu?...” tanya buva kembali..

“..Langkah akhir untuk menyempurnakan ilmu sapta tunggal unsur tanah yaitu setelah menguasai semua ilmu dalam kitab, dimana seluruh tubuh pewaris ilmu ini harus terpendam di dalam pasir laut api dari waktu pagi sebelum matahari terbit sampai tengah hari dimana matahari tepat di titik tertingginya dalam keadaan meditasi. Dan saat itu harus dilakukan sebelum hari ke 100 sejak pewaris ilmu sapta tunggal unsur tanah mempelajari kitab halaman terakhir. Selama memendam diri, pewaris ilmu sapta tunggal unsur tanah harus menyimpan Pedang langit di atas kepalanya. Di hari ke 99 akan muncul sebuah petunjuk rahasia ilmu Pamungkas sapta tunggal unsur tanah .

“... segera, segera lakukanlah.. anak muda”... ucap buva

“... ada satu hal yang harus aku ungkapkan,.. keilmuan itu nantinya bisa menjadikanmu pribadi yang memiliki nafsu birahi yang tinggi, karena setiap kamu menggunakan keilmuan tenaga inti dari sapta tunggal unsur tanah semua untuk tanah, sari pati tanah secara langsung teruus menerus alam ini mengisi tubuhmu, coba kamu perhatikan kondisi tubuhmu saat ini,...”ucap buva berhenti

Seketika Marco melihat dirinya merasa sangat berbeda, dia bisa melihat kondisi bawah tanah tempat dia dipijak dengan jelas layaknya melihat air laut yang jernih dimana ada ikan ikan berenang dan ikan yang sedang bercinta dibalik terumbu karang tidak luput dari penglihatannya.

“... hawa kemurnian tanah itulah yang menunjukkan jikalau kamu saat ini sudah menjadi penguasa unsur tanah anak muda..” ucap buva kembali berbicara dengan tenang.

“... segera kami lakukan dan jangan kamu tunda waktumu, segeralah kamu berjalan kearah utara, ingat jika kamu bertemu wanita sakti dengan perawakan masih muda, sebenarnya umurnya sudah lebih dari 300 tahun lamanya, baik baiklah kamu kepadanya.. karena dialah penguasa lautan api bagian utara dunia bawah ARKA ini, namanya CITA”... ucapnya kembali.

“,,, baik guru akan aku ingat semua penjelasan guru ini, dan aku pamit sekarang”... ucap Marco dengan hormat.

1 jam berlalu...

Dalam perjalannya Marco menuju lautan pasir api sesuai petunjuk gurunya, saat ini dia melangkah tidak dengan berjalan pelan, jarak 10kilometer dia tempuh dalam hitungan 5 menit saja..

Sehingga saat ini dia hampir mencapai tujuannya yang jauhnya kisaran 150 kilometer.

Marco menurunkan tenaganya, dia berniat untuk berjalan sedikit santai mengingat suasana sekitarnya sangatlah indah.. sangat kontras ternyata dibandingkan dengan bagian timur dan selatan dunia bawah ini.

Disekitar perjalannya Marco melihat tebiing curam berwarna merah hitam, sementara dibawahnya kontras air berwarna biru jernih berada ditengahnya. Ditambah kondisi cuaca yang memang sangat ceraah meskipun bukan cahaya layaknya di permukaan bumi, namun kondisi perjalanannya kali ini layaknya menikmati sunset di ujung timur pulau jawa tempat ibukota negara berada.

Tiba tiba dari jarak beberapa puluh meter Marco menangkap adanya energi pertempuran. Dengan kecepatannya dia segera mendekati pertempuran itu.

Dari balik batu cadas karang yang menjulang tinggi menancap ke tanah Marco melihat, seorang wanita sedang melawan 4 orang laki laki berilmu tinggi.

“...iblis Cakar Neraka! Apakah aku perlu meringkusnya untukmu?.....”Tiba-tiba laki-laki berpakaian gelap yang tidak lain bagian dari 4 Iblis Mesum mengeluarkan ucapan. Laki-laki ini sejak tadi terus memperhatikan si gadis dengan mata bersinar aneh penuh hasrat. Setan Cakar Neraka sambil tertawa gelengkan kepala dan buru-buru berkata menolak.

“...Tidak usah, sahabat Iblis Mesum. Aku bisa menangkapnya sendiri karena memang ini tugasku untuk menangkapnya. ketua menginginkan gadis ini untuk dibawah ke markas. Selain itu karena gadis ini juga si penguasa unsur tanah wilayah utara, tentunya energi dalam intinya sangatlah berguna bagi peningkatan ilmu hitam kita...” ucapnya

Selesai berucap demikian, iblis Cakar Neraka maju ke hadapan Cita yang saat itu sudah bersiap dengan pedangnya. Sedangkan sebelah kiri tangannya sudah berada dalam saku baju dimana tersimpan puluhan jarum beracunnya. Cita sadar bahwa dirinya tidak akan sanggup menghadapi mereka apalagi setelah mengetahui siapa laki-laki yang disebut Iblis Mesum yang diketahui berilmu tinggi ini. Maka satu-satunya jalan adalah menggunakan senjata rahasianya dan kemudian berusaha untuk meninggalkan empat orang ini secepatnya.

Tapi Cita yang berwatak keras ini tentu saja tidak mau kabur begitu saja. Paling tidak salah tiga dari empat orang ini harus terluka dengan senjata rahasianya. Dan Cita memilih iblis Cakar Neraka yang pernah berbuat kurang ajar padanya dahulu saat sedang meditasi. Peristiwa yang kembali berulang setelah 50 tahun lebih lamanya.

Begitu melihat si Cakar Neraka maju mendekatinya, tanpa menunggu lama Cita segera bergerak. Pedang ditangannya segera ditebaskan ke arah Si Iblis Cakar Neraka. Geraknya ini hanya gerak tipuan, karena begitu lawan menghindar maka Cita segera menyusulnya dengan jurus lebih ampuh. Iblis Cakar Neraka melompat ke samping begitu Cita menyerangnya. Tapi alangkah terkejutnya laki-laki ini karena ternyata serangan gadis itu pancingan belaka. Begitu tubuhnya melompat menghindar, Cita segera memutar tubuh dengan cepat dan pedang ditangan kembali menebas secara kilat ke arah samping.

Angin sabetan pedang bersiuran dan terasa dingin. Hal ini menandakkan bahwa Cita menggunakan tenaga dalamnya penuh dalam serangannya kali ini.

“.....***dis setan....” Umpat iblis Cakar Neraka dan segera melentingkan tubuhnya ke belakang. Tapi Cita tidak memberi kesempatan pada lawannya untuk menarik napas. Begitu lawan bersalto ke belakang, Cita mengejarnya dengan satu sabetan rendah pedangnya yang mengarah kaki Setan Cakar Neraka yang saat itu belum menapak tanah.

Jago utama 4 iblis mesum ini dibuat geram. Dengan hentakan kaki yang keras iblis Cakar Neraka memukulkan tangan kanannya ke arah pedang lawan. Satu sambaran angin keras membuat pedang Cita bergoyang dan melenceng. Cita mengeluarkan pekikan terkejut. Tapi kemudian dengan satu teriakan keras melengking pula gadis ini melompat ke atas, lalu pedang ditangannya kembali menebas secara menyilang pada ke si iblis Cakar Neraka. Laki-laki ini mendengus keras, tubuhnya berkelebat dan dengan mudah menghindar. Berbarengan dengan serangnnya itu tangan kiri Cita ikut bergerak. Tujuh buah jarum beracun dilemparkan ke arah Iblis Mesum yang berdiri menonton.

“.......***dis bodoh, kau kira bisa melukaiku dengan serangan murahan ini....” Gertak Iblis mesum lainnya tanpa kelihatan terkejut. Kedua tangannya segera bergerak. Tangan kanan melepaskan pukulan jarak jauh mengeluarkan sinar merah gelap, sedangkan tangan kiri mengibas ke arah tujuh buah jarum yang melesat ke arahnya.

Kibasan telapak tangan kanan anggota 4 iblis mesum itu langsung saja menyambar ke arah Cita. Gadis ini berseru kaget tidak menyangka Iblis Mesum yang hanya menonton saja itu tidak lengah dengan serangan senjata rahasianya. Gadis ini buru-buru jatuhkan diri ke atas tanah lalu berguling menjauh. Untung saja pukulan itu masih sempat dihindari olehnya walaupun sedikit telat.

“.......Dasar gadis bodoh! Melawanku saja kau tidak akan mampu, malah cari sengketa dengan Iblis Mesum lainnya.....”..ucap iblis cakar neraka sewot.

“......Sepertinya dia lebih memilih diringkus olehku, Cakar Neraka,....”Ucap kawannya sambil tergelak ditempatnya berdiri.

“.....Lebih baik kamu serahkan saja gadis cantik bahenol ini padaku.......”..ucapnya membakar emosinya layaknya orator orator demo istana negara ini.

“.....Enak saja kau ngomong!..........” Maki si iblis Cakar Neraka.

Muak sekali Cita mendengar ucapan Iblis Mesum tersebut. Maka dengan teriakan lantang Cita kembali menyerbu ke arah iblis Cakar Neraka. Sengaja dia mengeluarkan jurus-jurus andalannya karena ingin segera membuat lawannya terdesak, setelah itu dia akan kabur. Sepuluh jurus berlalu dan kelihatannya si iblis Cakar Neraka seperti terdesak. Serangan Cita bagaikan curahan hujan. Sinar pedangnya berkelebatan mengarah ke bagian-bagian tubuh mematikan. Tapi memasuki jurus ke tiga puluh mulailah kelihatan perbedaan kepandaian dua orang ini.

Cita ternyata tidak mampu mendaratkan satupun serangan pedangnya. Si iblis Cakar Neraka mulai melakukan serangan-serangan balasan yang cepat dan berbahaya. Hingga memasuki jurus ke empat puluh, Si iblis Cakar Neraka berhasil memukul jatuh pedang dalam genggaman gadis ini dengan satu gerak tipuan.

Saat itu, Cita tertegun disertai kaget lalu segera mengambil langkah mundur, si iblis Cakar Neraka sudah kembali melompat. Tangan kirinya bergerak cepat ke arah depannya. Karena mengira lawan akan memukul kepalanya Cita segera menggerakkan tubuh ke belakang. Tapi mendadak dari arah belakang datang angin deras menahan gerak salto tubuhnya hingga Cita sempoyongan. Dilihatnya Iblis Mesum menyeringai ke arahnya.

Dan bersamaan dengan itu iblis Cakar Neraka sudah menyergapnya. Cita berusaha berkelit tapi gerakannya lambat. Satu sodokan mengenai perutnya hingga si gadis mengeluarkan jeritan kesakitan dan tubuhnya terhempas. Iblis Cakar Neraka tidak mau memberi kesempatan. Tubuhnya kembali berkelebat cepat menuju arah tubuh cita. Lima cakarnya terpampang siap melakukan totokan melumpuhkan tubuh sang lawannya.

“...iblis Cakar Neraka, apa yang kau lakukan?.......” Teriak Iblis Mesum lainnya yang menduga si Cakar Neraka hendak mencelakai gadis itu. Iblis Mesum yang lain tidak menginginkan gadis yang telah membangkitkan gairahnya ini terluka, kemudian bertindak dengan cepat.

“.........Dukk!........” Dua lengan beradu saat Iblis Mesum menangkis lengan si Cakar Neraka.

“......Iblis Mesum apa yang kau lakukan? ......”Bentak si iblis Cakar Neraka marah tapi tubuhnya sudah terjajar satu langkah.

“......Bukankah gadis ini tidak boleh terluka?....”Kata Iblis Mesum lainnya itu melotot.

“......Memang.......... aku hanya akan menotoknya. Tapi kau malah menghalangiku....” Si Iblis Cakar Neraka balas melotot jengkel pada kawannya itu.

Iblsi Mesum kawannya itu lalu menggaruk kepalanya,....

“.......Aku sudah terlanjur turun tangan. Biar sekalian ku selesaikan tanpa harus melukai gadis montok ini......” ucapnya sambil cengar cengir layaknya pasukan mesum menunggu adegan mesum dimulai.

Mendadak tubuhnya berbalik ke arah Cita. Dan sebelum gadis ini menyadari apa yang hendak dilakukan iblis ini dari kepalan tangan Iblis Mesum menyambar asap putih berbau harum ke arah wajah Cita. Karena tidak menduga akan hal itu, Cita tidak bisa mengelakkan sambaran asap putih ke wajahnya yang ternyata berupa bubuk halus berwarna putih. Satu bau harum langsung tercium olehnya, dan Cita merasakan hidung dan matanya perih. Dengan gerakan cepat Cita segera melompat ke belakang dan mengusap wajah serta matanya. Di depannya semua keempat iblis mesum itu tertawa mengekeh.

“......***dis cantik, kau tidak akan bisa lari lagi. Saat ini kau telah terkena bubuk racun perangsangku. Sebentar lagi kau akan merasakan tubuhmu panas dan gatal. Tapi jangan khawatir, racunku ini tidak akan membunuhmu. Kau hanya akan merasa pusing sebentar. Setelah itu kau akan menemaniku bersenang-senang dengan perasaan bahagia...” ucapnya

“...dasar Iblis mesum! Apa yang kau lakukan padaku?...’ Bentak Cita dengan hawa amarah yang memuncak tapi juga rasa takut dan khawatir teramat sangat. Saat itu Cita merasakan tubuhnya mulai panas. Kepalanya pusing dan ada rasa gatal yang mulai menghinggapi dan menjalar ke sekujur tubuhnya, terlebih tubuh bagian bawahnya, organ intimnya itu mulai berkedut kedut layaknya ingin dipuaskan. Tapi gadis ini bertahan untuk tidak memperdulikan semua itu. Dengan gerakan secepat kilat gadis ini menubruk ke arah iblis mesum yang ada didepannya. Tangan kanannya melesat melakukan tamparan, tapi dengan mudah anggota iblis mesum itu menghindarinya dan tiba-tiba tangan Cita sudah kena dekapannya. Cita langsung memberontak tapi pegangan Iblis Mesum ini makin erat mencengkram pergelangannya.

“.......Keparat, lepaskan tanganku......” Pekik Cita dengan perasaan panik sesaat merasakan kepalanya pusing bukan main. Tubuh gadis ini tiba-tiba sempoyongan. Iblis Mesum lainnya tertawa dan segera memeluk pinggang ramping dengan pantatnya yang terlihat sangat sexy. Cita yang saat itu sudah tidak berdaya merasakan semua tenaganya seperti lenyap. Si Cakar Neraka tentu saja terkejut dan siap bergerak hendak menghalangi. Bagaimanapun gadis itu dialah yang pertama mengincarnya semenjak 50 tahun yang lalu. Tapi kemudian pikiran melintasi kepalanya bahwasanya ketuanya membutuhkan gadis perawan itu untuk memperkuat ilmu unsurnya, si Cakar Neraka pun mengurungkan niatnya dan kemudian hanya diam memperhatikan.

“....Haha, gadisku yang molek. Kini kau telah jatuh ke tanganku. Kau tidak mungkin menolak lagi. Marilah kita mulai bersenang-senang....” Berkata begitu Iblis Mesum langsung membopong tubuh Cita yang sudah hilang daya dan hanya bisa memaki dan mengoceh tak beraturan lengkap dengan segala sumpah serapahnya, ketika tubuhnya di bawa ke bawah sebuah pohon dibalik batu karang cadas tebing lautan api. Si Cakar Neraka tiba-tiba berkata ke arah anggota iblis mesum lainnya.

“....Sahabatku, kau boleh dapat giliran pertama. Tapi ingat, setelah puas kau harus menyerahkannya padaku setelah ketua mengambil keperawanannya”... ucapnya

“.......Tentu saja, Cakar Neraka. Bagaimanapun juga kau yang paling banyak keluarkan tenaga. Tapi akulah yang melumpuhkannya terakhir....”Iblis Mesum tertawa bergelak.

Pada saat itu makian Cita sudah tidak terdengar lagi, berganti dengan lenguhan dan rintihan aneh. Gadis ini mulai dalam keadaan sadar dan tidak sadar, hanya terdengar merintih. Iblis Mesum membaringkan Cita di atas tanah rerumputan. Gadis ini benar-benar sudah mulai tidak sadarkan diri dan hanya diam ketika cakar naga yang sudah dirasuki nafsu birahi mulai menggerayangi sekujur tubuhnya.

Cita yang dalam keadaan tidak sadar akibat bubuk perangsang yang ditabur anggota iblis mesum tadi, tiba-tiba merasakan satu rangsangan birahi hebat yang membuatnya memperdengarkan suara keluhan-keluhan pendek serta erangan ketika adanya rangsangan yang mulai menciumi leher dan wajahnya. Cita pun mulai menggeliat-geliat saking tidak kuatnya menahan perasaan gelora birahi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Hampir saja Iblis Mesum melaksanakan perbuatan terkutuknya, tiba-tiba satu bayangan tubuh berkelebat dari arah kiri dan kanannya disertai dua bentakan keras menggelegar.

“.....Iblis Mesum, dasar manusia bejad! kau harus mati di tanganku....” ucap pemuda bertubuh gagah didepannya.

Berbarengan dengan suara bentakan terpancar dua pukulan jarak jauh dari kiri kanan yang langsung melabrak ke arah dirinya. Satu cahaya emas gelap yang menyerang dari arah kanan, dan diikuti satu pancaran sinar putih.

Cakar neraka tentu saja terperanjat kaget dan buru-buru melompat gulingkan diri untuk menghindari sambaran dua sinar tadi, tangannya memukul ke arah datangnya dua sinar itu dengan pengerahan tenaga dalam tinggi.

“........Blaarrrr......Bumm”.... suara letusan tumbukan energi tenaga dalam inti.

Kabut layaknya debu pasir pantai yang memenuhi tempat pertemuan dua energi yang tinggi menjadikan kondisi terlihat mencekam.

Cakar neraka berdiri terhuyung-huyung akibat bentrokan tadi. Dan ketika memandangnya ke arah depan, hatinya benar-benar dibuat terkejut setengah mati.

Satu sosok angker berdiri tegak dengan sinar mata sangat tajam merah menyala tertuju ke arahnya. Sosok seorang pemuda mengenakan satu jubah zirah panjang. Tapi yang membuat penampilannya angker adalah karena sepasang bola matanya yang berwarna emas menyala bagaikan api lava pijar yang menyala-nyala. Dan ketika menyeringai, giginyapun runcing tajam berwarna putih hingga membuat hati semua orang yang melihatnya akan tergetar.

“..siapa kamu pemuda sombong”... ucap Iblis Mesum yang lain bergumam menyebut sosok didepannya itu dengan suara bergetar.

Dan Si iblis Cakar Nerakapun ikut terkejut, bukan saja kemunculan sosok pemuda yang berdiri tidak jauh dari dirinya. Melainkan tingkat energi yang diluar nalarnya saat ini, dia harus segera menjauh jika tidak ingin mati konyol tentunya.

“......Kaupemuda bau kencur, apakah berani menentangku, huh?.......”

Marco yang tadi melihat bahwa Cita hampir saja digagahi oleh Iblis Mesum segera mengerang penuh amarah. Tanpa banyak bicara lagi, pemuda ini berkelebat menyerang ke arah si Iblis Cakar Neraka dengan ilmu pukulan Tangan Malaikat membalik bumi. Sebuah angin pukulan deras datang menyambar ke arah si Cakar Neraka. Tapi dengan sikap pongah penuh percaya diri, Setan Cakar Neraka hanya kibaskan satu tangan kanannya. Satu angin pukulan menghalangi energi angin pukulan Marco.

“blarrr...bugh........Dessh!! ....” Si iblis Cakar Neraka dibuat terkejut ketika merasakan tangannya kesemutan akibat bentrokan tenaga dalam dengan Marco. Tadi dirinya memang hanya mengeluarkan seperempat tenaga dalamnya saja. Begitu mengetahui bahwa pemuda ini tidak bisa dibuat enteng, maka dengan bentakan keras laki-laki ini mendahului menyerang.

Lima buah jarinya kanannya yang berkuku tajam mengandung racun jahat serta memancarkan sinar redup kehitaman itu berkelebat sangat cepat membeset ke arah wajah Marco. Tapi dengan menggunakan jurus langkah kilatnya Marco berhasil mengelak dari serangan itu dan kemudian pemuda ini membalasnya dengan melakukan serangan andalannya. Tangan kanannya balas berkelebat menebas ke arah sikut si Cakar Neraka hingga terpaksa Si Cakar Neraka menarik tangan kanannya dan mengganti serangan dengan sebuah cakaran tangan kirinya ke arah lambung. Tapi ternyata Marco tidak berusaha menghindari cakaran maut itu. tangan kanannya yang tadi hendak menebas kini berkelebat ke bawah sengaja mengadu tenaga kasar melawan kasar.

“......Duaaar!!. buughhh.......” Dua pergelangan tangan beradu. Si Cakar Neraka merasakan bahwa tangan pemuda itu bagaikan pentungan arca dari bongkahan batu yang keras sekali dan tangannya sedikit bergetar.

Penasaranlah laki-laki ini jadinya.

Maka setelah mundur dua tindak ke belakang, segera kedua kaki dipantekkan ke tanah dengan kokoh dan diisi tenaga dalam inti yang besar untuk segera dialirkan. Tidak tanggung-tanggung lagi, Si Cakar Neraka mengeluarkan hampir setengah dari tenaga dalamnya dengan tujuan untuk mengakhiri pertempuran secepatnya dengan cara membunuh lawannya itu. Ketika tangannya diangkat dan kemudian menusuk ke depan dengan kelima jari terpentang dibarengi satu hentakan keras, lima cahaya hijau angker melesat dari kelima jari kanannya. Inilah ilmu andalan keduanya yang disebut Sinar iblis perenggut Nyawa.

Marco yang sudah menduganya bahwa lawan akan segera mengeluarkan ilmu andalannya sejak lawannya itu memasang kuda-kuda kokoh segera bertindak pula. Telapak tangan kanan dibuka dan dikibas. Marco langsung mengeluarkan ilmu Tangan Malaikat membalik bumi ilmu pamungkas dari mendiang gurunya okas yang dia telah sempurnakan gerakannya. Satu sinar putih kebiruan gelap memancar dari telapak tangannya dan menyongsong lima sinar hijau dari cakar neraka itu.

“..........Blaaaaaaaaaaarr!!........buuummmm...” Suara ledakan keras memekakkan telinga terdengar ketika dua sinar pukulan sakti bertemu. Sinar hijau serangan si Cakar Neraka hancur tercabik-cabik dan lelaki ini terdorong tiga langkah. Dengan perasaan hampir tidak percaya, si iblis Cakar Neraka memandang pemuda di hadapannya. Tadinya dirinya menganggap bahwa lawannya yang hanya seorang pemuda belia ini bukanlah lawan yang berat baginya, tapi ternyata apa yang diduganya itu keliru sama sekali. Ketiga kawannya yang melihat hal itu segera melarikan diri dengan gerak cepat.

Ketika Setan Cakar Neraka sedang bengong karena tidak pernah mengira lawan sehebat ini, Marco sudah kembali melakukan serangan. Tangan kirinya yang memang sudah disiapkan sejak tadi untuk melakukan serangan susulan langsung dipukulkan ke depan. Kali ini Marco langsung menggunakan ilmu pukulan Tapak langit, salah satu ilmu langka dari ilmu sapta tunggal unsur tanah.

Iblis Cakar Neraka terkejut bukan main ketika merasakan angin serangan lawannya itu bagaikan gelombang angin topan prahara yang menyeret tubuhnya. Dalam rasa kagetnya cepat-cepat Setan Cakar Neraka melompat tinggi ke udara, lalu kedua tangan yang berkuku panjang hitam itu memukul secara bersamaan mengeluarkan ilmu pamungkas yang sangat diandalkannya yaitu jurus pemutus roh.

Dari setiap kuku-kuku tersebut melesat lima sinar hitam disertai suara desiran panjang dan langsung menghantam gelombang angin pukulan Marco.

“........Blaaaaaaaarr!!...........bummm”... Suara keras menggelegar disertai percikan api dan kepulan asap hitam saat dua pukulan mengandung tenaga dalam tinggi beradu.

Marco merasakan dadanya mendenyut sakit dan aliran darahnya menjadi kacau. Tapi segera pemuda ini atur pernapasan dan alirkan hawa sakti inti alamnya untuk melindungi tubuhnya bagian dalam. Di depannya, si Setan Cakar Neraka berdiri limbung sempoyongan tidak beraturan. Tubuh dan kedua kakinya gemetar dan laki-laki ini roboh ditanah. Sungguh hampir tidak diperacaya olehnya bahwa pemuda yang menjadi lawannya itu memiliki kekuatan tenaga dalam yang sangat tinggi, bahkan diatas tenaga dalamnya sendiri.

Marco yang memang sudah marah sejak awal tidak menunggu lebih lama lagi. Begitu rasa sesak dalam dadanya sirna, pemuda ini langsung kembali menggebrak ke arah si iblis Cakar Neraka. Tidak tanggung-tanggung, kedua tangannya bergerak memukul berbarengan dan kembali menggunakan ilmu pukulan tapak langit.

Dua gelombang angin sedahsyat topan prahara menggebu ke arah si Cakar Neraka. Anggota iblis mesum ini sudah merasakan kedahsyatan pukulan lawannya tadi maka dia tidak berani lagi melakukan bentrokan secara langsung. Setan Cakar Neraka segera menghindar dengan melompat ke samping. Tapi angin pukulan Marco tiba-tiba berubah membelok dan mengejarnya dengan kecepatan tinggi membuat si Setan Cakar Neraka terkejut bukan main. Dengan gerakan tergesa-gesa karena rasa kagetnya si Cakar Neraka buru-buru jatuhkan tubuhnya sama rata dengan tanah. Dia berhasil menyelamatkan diri dari hantaman angin pukulan tadi, tapi punggungnya masih sempat terserempet walaupun tidak begitu telak. Laki-laki ini menggigit bibirnya menahan sakit. Punggungnya bagaikan disayat ratusan pisau tajam, perihnya bukan main. Belum juga dia sempat berkelebat untuk menghindar, angin energi tenaga inti tadi sudah kembali menghantamnya dari atas, layaknya sinar yang turun dari langit..

“...Jahanam. Bajingan cilik ini rupanya tidak bisa dianggap remeh. Kesaktiannya benar-benar luar biasa. Naga-naganya aku terpaksa harus menyingkir lebih dahulu untuk menyelamatkan diri...”

Cakar neraka berpikir demikian dalam kesakitannya, sambil masih tengkurap Cakar Neraka yang mulai dirayapi rasa ketakutan terhadap Marco segera merogoh saku bajunya. Tangannya tiba-tiba melemparkan dua buah benda bulat hitam ke tanah. Dua ledakan yang mengeluarkan asap hitam tebal segera menyungkup sekitar tempat itu. Setelah beberapa menit lamanya asap itu menghilang, tubuh cakar neraka pun menghilang melarikan diri.

Marco jadi menggeram jengkel, penasaran bukan main. Dan selain si iblis Cakar neraka, ternyata ketiga kawannya iblis mesum yang tadi masih menonton pertarungan pun tidak lagi kelihatan. Marco celingukan mencari disekelilingnya akan tetapi tidak ada tanda-tanda orang-orang itu.

Begitu teringat pada Cita, Marco segera berkelebat ke arah batu cadas dimana tadi dirinya membaringkan gadis itu. Begitu tiba ditempat itu Marco melihat Cita tergeletak, Marco terkejut bukan main. Di sana, dibalik batu cadas dengan beralaskan pasir pantai lautan api Cita sudah dalam keadaan mengenaskan dengan pakaian robek tidak karuan disana sini. Tubuhnya yang molek mempertontonkan payudara montok yang indah, kulitnya yang putih mulus halus layaknya kapas pengisi spring bed merek terkenal itu sudah tidak lagi ditutupi selembar kainnya.

Tangan gadis ini mencakari tanah disekitarnya, dan ternyata cakarannya itu pula yang telah membuat pakaiannya robek-robek hingga semua bagian tubuhnya terbuka terpampang kemana-mana. Dengan rasa penuh khawatir Marco segera berlutut di samping gadis itu. Begitu melihat Marco, sepasang matanya bercahaya terang. Cita keluarkan desahan halus dan mulutnya berucap tersendat-sendat.

“.....Anak muda, aku.. aku tidak tahan lagi. badanku panas.. sekali, geli dan... gatal. Peluklah aku anak muda, peluk aku dengan erat!...”....

Dan tanpa diduga, gadis ini bangkit lalu memeluk tubuh Marco dengan sangat erat disertai dengan tubuhnya yang bergetar hebat. Yang membuat Marco tersentak dan panas dingin adalah ketika Cita dengan desah napas yang panas kemudian menjilati telinga kirinya, dan menciumi lehernya dengan penuh nafsu. Dada yang montok padat terasa kenyal di dadanya itu sudah hampir tidak terlindungi lagi akibat pakaian gadis itu sudah robek-robek. Tubuh Marco seperti disengat aliran listrik.

Tapi segera sadar, dan dengan gerakan cepat Marco menotok tubuh Cita di beberapa bagian. Seketika Cita terkulai dengan lemas dipangkuan Marco tapi sepasang mata gadis itu masih terlihat liar dengan desahan napasnya tetap memburu untuk menuntaskan hasrat birahinya.

Dengan sangat hati-hati sekali dan berusaha menghindari menatap bagian-bagian tubuh Cita yang terbuka, Marco segera berkelebat membawa Cita ke dalam gua dekat dengan batu cadas karang lautan api didepannya. Di dekatnya terdapat sebuah batu cadas besar dibawahnya ada sebuah pohon rindang, Marco membaringkan tubuh gadis ini.

Sambil berlutut Marco membelai rambut gadis itu dan menatap sedih wajah cantik pucat itu. kemudian Marco berkata dengan suara terharu.

“...nona, aku terpaksa harus menotokmu. Aku akan berusaha menyembuhkanmu. Mudah-mudahan usahaku berhasil!.......” ucapnya dengan tegas, meskipun anggota badannya bagian bawah sudah mulai tidak bisa diajak kompromi, tegang dan keras layaknya pentungan hansip pos ronda.

Setelah berkata demikian Marco mendudukkan tubuh Cita yang lemas dan dirinya segera duduk pula bersila. Kedua telapak tangannya menempel di punggung Cita yang sudah terbuka karena pakaiannya yang robek. Dengan mengerahkan hawa inti alam murninya lalu mengalirkannya ke dalam tubuh Cita, Marco berusaha mengeluarkan segala macam racun yang mengendap dalam pembuluh darah gadis ini.

Beberapa lamanya Marco terus menyalurkan hawa sakti ke dalam tubuh Cita. Gadis cantik yang masih dalam pengaruh racun Iblis Mesum ini merasakan adanya hawa hangat menjalari sekujur tubuhnya hingga gadis ini merasakan tubuhnya sedikit demi sedikit merasa nyaman. Hawa panas yang dirasakannya akibat racun perangsang pun sedikit berkurang. Kemudian hawa hangat berganti dengan hawa sejuk. Hawa sejuk ini tidak hanya mengalir ke seluruh tubuh tapi juga terasa meresap ke bagian kepalanya. Kini perasaan geli dan gatal pada bagian tubuh tertentunya juga perlahan menghilang.

Hampir selama dua jam Marco menyalurkan tenaga dalam inti alamnya sampai merasakan bahwa tubuh Cita tidak lagi terasa panas dan napas gadis itu juga kembali teratur. Marco segera melepaskan telapak tangan dari punggung Cita. Begitu tangan Marco terlepas, totokan yang tadi membuat tubuh Cita lemaspun buyar. Gadis ini segera mengatur napas dan aliran darahnya. Gadis ini merasakan tubuhnya sudah lebih enteng dan ringan, walaupun jantungnya masih terada berdebar dan dada masih sedikit sesak mengingat ini adalah momen pertama kali dirinya telanjang dibilang karena bajunya sudah tidak berwujud lagi. Dan dia telanjang didepan seorang pemuda yang tidak dia kenal. Selama 300 tahun dia menjaga kesucian dirinya dan hari ini pemuda itu sudah melihat apa yang dia jaga selama ini, ingin rasanya dia membunuh pemuda didepannya itu, namun teringat dialah yang telah membantunya, Cita mengurungkan niatannya.

Cita kemudian duduk terdiam tanpa menoleh ke belakangnya dimana Marco berada. Gadis ini merasa malu sekali atas tingkah lakunya tadi yang seperti seorang jalang mencoba merayu Marco. Dan tiba-tiba teringat pula kejadian sebelumnya saat dirinya hampir saja dalam keadaan tidak sadar melayani nafsu birahi si Iblis Mesum. Untung saja sebelum dirinya ternoda Marco keburu datang menyelamatkannya.

Pemuda didepannya ini, adalah pemuda yang diam-diam dicintainya, yaa cinta pada pandangan pertama keliatannya. Sangat berlebihan kiranya apabila dirinya kemudian merasakan debar cinta pada pemuda ini sejak awal perjumpaan mereka.

Tiba-tiba satu tangan menyentuh pundaknya dengan lembut. Sentuhan yang terasa hangat tapi yang membuat hatinya makin terasa disayat sembilu. Sepasang tangan kokoh itu membalikkan tubuhnya perlahan hingga kini Cita dapat melihat wajah tampan itu. Wajah pemuda yang telah mengisi relung hatinya dan menumbuh cintanya. Wajah yang selalu tersenyum dan memberikan getar-getar bunga cinta dalam hatinya.

Saat itupun wajah itu tersenyum dengan begitu lembut dan tulus. Cita tidak bisa menahan perasaannya lagi. Pertahanannya jebol.

Tubuhnya menubruk Marco dan gadis ini kemudian menangis terisak di dada bidang itu seperti menumpahkan semua perasaannya. Dengan lembut Marco balas memeluk tubuh Cita yang menyusupkan kepalanya di dadanya dan mengelus malah tanpa sadar Marco mencium kepala dan rambut gadis itu. Usapan lembut penuh kasih sayang dan ciuman itu mendatangkan rasa tenteram dan sejuta bahagia dalam hati Cita. Hal ini membuat Cita makin mempererat pelukannya dan kepalanya makin menyusup di dada bidang pemuda ini dengan suara isak tangis yang makin sedih.

Marco hanya membiarkan saja gadis ini menangis untuk menumpahkan semua perasaannya. Pemuda ini malah kemudian balas memeluk Cita dengan erat pula, berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya. Marco yang semakin sadar dan melihat kenyataan bahwa gadis ini sebenarnya sedang jatuh cinta pada pandangan pertamanya. pemuda ini mempererat pelukan pada tubuh Cita ketika merasakan tubuh gadis itu mulai menggigil hebat seperti kedinginan.

Saat itulah isak tangis Cita berhenti. Gadis ini menengadah menatap Marco. Mata Cita terlihat masih basah dan bibirnya bergetar seperti hendak menyampaikan sesuatu. Marco balas menatap wajah cantik tapi pucat itu. Terlihat satu wajah cantik mempesona dengan sepasang alis hitam melengkung memayungi sepasang mata bening sedikit merah sembab. Kedua pipi yang halus memerah bekas menangis tadi dan bibir tipis merah menantang itu bergetar lembut ketika membisikan satu kata indah di telinga Marco diantara sisa isak tangisnya.

“...sudahlah, kamu aman sekarang..”... bisikan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi Cita saat itu.

Tubuh sintal padat dan hangat serta penuh kelembutan itu menempel erat. Marco merasakan semua sensasi kehalusan tubuh Cita. Dadanya berdebar, dan bingung harus bagaimana. Cita mencium Marco bukan hanya lengannya kini bibirnya mulai melumat dan menjepit erat bibir pemuda ini. Darah kelelakian Marco mulai bergejolak, tubuhnya jadi bergetar mendapat perlakuan mesra tersebut tapi sekuat tenaga pemuda ini berusaha bertahan mengendalikan gelora birahinya.

“.....Nona, kita tidak boleh....” ucap Marco menghalanginya

Ucapan Marco terputus karena kembali Cita menutup bibirnya dengan lumatan penuh nafsu. Terasa lembut dan manis lumatan bibir gadis ini. Sepertinya Cita tidak mau mendengar kata-kata dan alasan apapun saat ini. Yang diinginkannya hanyalah bisa berduaan dengan pemuda yang dicintainya saat ini supaya kesedihan dan kepiluan hatinya akibat ingatan akan perlakuan tadi bisa dilupakannya walau sementara. Walau hanya sesaat tapi Cita ingin merasakan bahwa pemuda ini harus menjadi miliknya. Untuk saat ini Cita tidak mau berpikir hal yang lain. Kesempatan seperti ini tidak mungkin akan terulang lagi. Apapun yang terjadi biarlah terjadi bagaimana nanti. Terlebih tanpa Cita sadari rupanya racun perangsang dalam tubuhnya belum hilang secara keseluruhan. Maka gadis ini semakin tenggelam dalam hasratnya sendiri menyerang sang pemuda pujaan hatinya itu dengan ciuman-ciuman panas.

Cita menatap Marco dengan pandangan sayu. Wajahnya memerah dan nafasnya naik turun dengan cepat tapi tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya. Marco dapat melihat dengan jelas Cita sedang dilanda nafsu birahi hebat. Dengan pakaian yang sudah tidak karuan robek lebar disana-sini, payudara yang menggelantung dengan ukuran yang menggoda birahi laki laki, besar padat putih kenyal dengan warna pemanis cokelat ditengahnya begitu indah bergerak bergelantungan layaknya agar agar diatas meja sedang bergetar karena goncangan. Dan ternyata baju di bagian bawah penutup organ intim Citapun sudah tersingkap lebar hingga terlihat menyembul putih mulus merah muda menantang.

Marco segera memejamkan matanya berusaha untuk meredakan semua gejolak dalam dadanya yang makin memanas. Tapi apa mau dikata. Saat pemuda ini sedang berusaha sekuat tenaga untuk melawan dorongan nafsu birahinya, tiba-tiba dirasakannya satu hembusan hangat napas berbau harum tercium. Satu ciuman hangat dan lidah basah kembali menyapu bibirnya. Darah pemuda ini bagai hendak muncrat dari ubun-ubunnya!..

Marco bukanlah seorang suci seperti Dewa, dia seorang laki-laki muda yang masih berdarah panas. Apalagi seperti penjelasan Buva gurunya, sejak mewarisi ilmu sapta tunggal unsur tanah, dalam darahnya telah mengalir satu hawa sakti yang selain telah membuatnya jadi pemuda bertenaga dalam inti tinggi juga telah menjadikannya seorang laki-laki bernafsu birahi besar. Seperti api disiram minyak, gelora birahi yang hampir bisa dikendalikannya itu kontan berkobar malah lebih besar dari sebelumnya.

Wajah cantik itu begitu dekat dengan wajahnya. Mata bening bagus bercahaya itu menatapnya penuh gairah dan cinta, juga bibir merah tipis membasah itu bergetar lembut menantang. Tubuh elok menggairahkan dengan keadaan payudara yang indah itu terbuka lebar itu menempel ketat pada tubuhnya sangat besar dan bulat, hangat dan terasa lembut. Dada Marco bergetar hebat. Tubuh menegang dan darahnya mengalir cepat dan panas. Tanpa dapat mengendalikan diri lagi, Marco menubruk tubuh gadis ini hingga rebah telentang di atas pasir lautan api.

Cita sendiri yang sudah sejak tadi terbawa arus birahi sendiri langsung pejamkan mata seketika keluarkan desah halus mengerang tatkala tangan Marco mulai menggerayang kesana kemari. Meremas dan mengelus. Marcopun mencium, melumat dan menjilat tubuh hangat halus lunak tersebut. Cita pasrahkan.

Dan dalam kesadaran penuhnya, bukan semata karena rangsangan sisa racun birahi yang masih tersisa, gadis ini sudah memutuskan untuk menyerahkan diri seutuhnya pada Marco pemuda yang memang dicintainya, walaupun itu cinta pada pandangan pertama, demi apapun yang akan terjadi nanti terjadilah. Gadis ini sadar akan akibatnya, tapi Cita tidak perduli lagi. Biarlah Marco memutuskan nantinya akan seperti apa, tapi untuk saat ini Cita ingin menikmati kebersamaannya dengan Marco dan merasa memiliki si pemuda walau hanya sesaat saja. Maka ketika Marco yang benar-benar sudah dilanda nafsu birahi itu mulai melepaskan semua sisa pakaiannya yang memang sudah tidak karuan itu, gadis ini hanya diam pasrah malah kemudian membalas semua ciuman si pemuda tidak kalah panasnya.

Pun ketika Marco sambil tetap menggumuli tubuh telanjangnya membisikan sesuatu di telinganya meminta dengan suara bergetar, walau dengan wajah memerah gadis ini perlahan kemudian membuka kedua pahanya lebih lebar sebagai jawaban. Dalam lamunan birahi Marco mulai bertindak sebagai laki-laki jantan pada umumnya. Pinggulnya secara perlahan mulai dirapatkan diantara kedua paha Cita yang putih mulus. Dan saat pinggul pemuda itu menekan lebih ke bawah dengan tubuh bergetar, Cita mengatupkan rahangnya rapat-rapat dengan gigi bergetar akibat rasa perih di bagian bawah tubuhnya.

Marco terdengar mendesah panjang saat dirinya berhasil menembus suatu penghalang tipis pada bagian bawah tubuh Cita itu. Gadis ini tahu bahwa dia sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dari dirinya sebagai seorang gadis perawan suci. Tapi Cita tidak menyesalinya, walaupun ada setitik air mata menetes membasahi pipinya tapi tidak terdengar pekik kesakitan sedikitpun dari bibir merahnya. Air matanya itu jelas bukan air mata penyesalan. Tapi lebih didasari tangis bahagia karena sudah menyerahkan diri pada satu-satunya pemuda yang dicintainya, walaupun dia baru mengenalnya. Hingga kemudian, setelah beberapa lama bergerak diatas tubuh halus telanjang gadis ini, Marco akhirnya mengeluarkan satu lenguhan panjang kenikmatan. Tubuhnya ambruk menindih tubuh telanjang Cita yang dengan lembut penuh perasaan cinta memeluk dan menciumi selebar wajah si pemuda didepannya.

Untuk beberapa saat lamanya kedua insan yang sudah melakukan persetubuhan untuk pertama kalinya bagi mereka ini, hanya terdiam masih dalam posisi telanjang dan saling berpelukan.

“...nona, maafkan aku tidak bisa mengendalikan diri hingga memperlakukanmu begini. Aku telah mendodaimu!.....” Marco berbisik ditelinga Cita setelah berdiam beberapa lama. Gadis itu mengangkat kepalanya sedikit hingga dia dapat melihat wajah pemuda itu. Dilihatnya sepasang mata pemuda didepannya ini yang diliputi rasa bersalah. Gadis ini terdiam, tapi kemudian dengan tersenyum manis tanpa terlihat sedikitpun penyesalan Cita berkata.

“...Kau tidak perlu minta maaf, .....” Gadis ini mengelus rambut gondrong Marco,

“...Aku tahu bahwa tadi kau berusaha menahan diri supaya jangan sampai menyentuhku tadi”..

“...Lalu mengapa kau malah memancingku?......” Tanya Marco heran. Kepalanya diangkat dan memandangi lekat-lekat wajah cantik yang begitu dekat dengan dengan wajahnya itu.
“...Apakah kau tidak akan menyesal nona?...” ucap Marco bertanya kembali

Untuk beberapa lamanya gadis itu terdiam, hanya mata beningnya yang terus menatap Marco. Kemudian gadis ini menggeleng dan berkata dengan pelan tapi sangat jelas ditelinga Marco.

“....Aku menyerahkan diriku padamu bukan karena untuk membalas semua pertolongan yang telah kau lakukan padaku. Hal ini ku lakukan karena aku...aku mencintaimu. Semata-mata hanya karena mencintaimu. Apapaun yang telah terjadi diantara kita hari ini tidak akan aku sesali karena aku mencintaimu dan untuk membuktikan cintaku maka aku rela menyerahkan kesucianku padamu...” Dan sambil cita menyususupkan kepala di dada Marco Cita sambung ucapannya dalam hati,

“...Dan kau adalah laki-laki pertama yang telah melihat tubuhku yang telah lama aku jag, saat kau tadi menolongku mengeluarkan racun......”

Walau sudah menduga hal ini tapi Marco benar-benar tercengang dan terharu mendengar semua pengakuan gadis itu. Maka dengan perasaan sayang yang tiba-tiba memenuhi dadanya, diciuminya wajah Cita dan dibelainya rambut hitam panjang gadis itu lalu berkata lirih.

“...Kau memang bodoh, nona. Bagaiamanapun juga kau gadis bodoh, kita baru juga bertemu bahkan kamu belum tahu namaku nona”...ucap Marco sedikit menggodanya.

“...huft...namaku Cita”... ucap gadis itu

“.. saya Marco nona cantik maniis geuliis”...ucap Marco menjawab sambil menoel dagu wanita yang masih telanjang didepannya itu. Butiran pasir yang layaknya kasur empuk bagi mereka bergumul ditambah desiran suara ombak lautan api yang mengiringi pergumulan mereka kala itu menambah keromantisan suasana.

Saat mereka berbicara, sekilas Marco melihat lesung pipi Cita tercetak saat dia tertawa atas candaan yang Marco lontarkan.

Melihat lesung pipi itu Marco jadi gemas. Kedua pipi Cita dikecup di bagian lesung pipinya, tapi bibir gadis itupun tidak dibiarkannya menganggur, segera dilumatnya penuh nafsu oleh Marco. Cita memejamkan matanya karena kembali merasakan kemesraan yang memabukkan dirinya. Tangannya melingkar di leher si pemuda. Dan entah siapa yang memulai duluan, bibir keduanya sudah saling pagut dengan penuh nafsu. Dan ciuman itu kembali mengobarkan birahi Marco. Dan Cita ternyata gadis yang penuh nafsu gairah pula, segera menanggapi cumbuan Marco tidak kalah panasnya.

Maka dengan tanpa melepaskan ciumannya Marco kembali menindih tubuh Cita. Gadis ini tahu apa yang ada dalam pikiran Marco dan tahu pula apa yang dimaui si pemuda. Walaupun masih merasakan perih pada anggota tubuh bagian bawahnya akibat percintaan pertama mereka tadi, Cita tidak menolaknya. Maka pakaian yang baru saja dikenakannya itu harus bertanggalan lagi dan kembali Marco menggumuli tubuh putih mulus telanjang itu di tepi pantai lautan api dengan beralaskan pasir pasir hitam yang lembut layaknya kasur dari merek spring bed ternama dunia.

Kini sudah tidak ada lagi perasaan takut atau khawatir dalam hati keduanya. Malah pergumulan badaniah dua insan ini kini lebih panas dan liar dibandingkan kejadian sebelumnya. Cita dengan napas terengah-engah mulai merasakan kenikmatan itu. Bibirnya bergetar menyebut nama Marco berkali-kali di dekat telinga sang kekasih. Badan keduanya kembali bermandikan keringat padahal udara malam sangat dingin. Dan kegiatan mereka baru berakhir ketika hari menjelang tengah malam. Sambil tetap saling berpelukan dan senyum penuh kebahagiaan Marco dan Cita tertidur diatas hamparan pasir disaksikan cahaya merah kekuningan layaknya bulan purnama di permukaan bumi.

Keduanya baru terbangun ketika cahaya terang mengenai tubuh telanjang mereka. Sambil buru-buru mengenakan pakaiannya Cita berkata mengomeli Marco.

“...Kau seperti kuda jantan liar, tidak ada puas-puasnya......” ucap cita mendengus genit. Marco tergelak mendengar ucapan gadis itu. Waktu berkata begitu wajah Cita memerah, tapi bibir senyum terkulum manis. Sambil memeluk Cita dari belakang, Marco berbisik nakal.

“...Kau belum tahu apa-apa tentang diriku. Tadi itu hanya permulaan saja. Selanjutnya aku akan lebih sering mengajakmu melakukan pendakian birahi layaknya semalam”.. ucap Marco dengan nada nakalnya kepada Cita.

Cita jadi memerah jengah wajahnya mendengar ucapan Marco tersebut. Kemudian mencubit perut pemuda yang sudah merenggut kesuciannya itu penuh gemas.

“...Kau memang tidak tahu malu....” Lalu gadis itu melepaskan diri dari pelukan Marco dan segera berlari dengan wajah makin merah. Marco terpekik karena perutnya dicubit cukup keras. Tapi kemudian tawanya tergelak dan segera berkelebat menyusul ke arah Cita yang berlari menjauh.

Keduanya terus berlarian saling mengejar dengan tawa mereka yang terdengar bahagia hingga keduanya sampai di sebuah sungai besar berair jernih. Cita berhenti dengan nafas terengah karena tertawa terus. Begitu melihat sungai berair jernih itu, Cita ingat bahwa belum mandi dan timbul niatnya untuk membersihkan diri. Marco yang tiba menyusulnya langsung memeluknya dari belakang hingga gadis ini terpekik manja.

“......Setiap aku memandang tubuhmu, aku selalu bernapsu. Dan setiap aku menghirup keharuman badanmu, aku seperti gila, Cita. Kau benar-benar membuatku gila...” Bisik Marco di telinga Cita sambil kemudian menciumi tengkuk gadis itu. Cita tentu saja menggelinjang kegelian, dan gadis ini lalu berbalik. Tapi begitu berhadapan, bibirnya langsung disambar ciuman Marco. Cita jadi melenguh panjang dan kedua tangannya mendekap punggung Marco erat. Ciuman Marco membuat dadanya berdebar dan darahnya berdesiran. Ketika tangan pemuda itu mulai merayap kemana-mana, dengan suara parau Cita berucap mencegah.

“......Marco, sudah ah. Aku mau mandi. Tubuhku terasa gerah dan lengket.......”Suara Cita terdengar lirih diantara jepitan bibir Marco dan gadis ini mendorong dada Marco yang saat itu sudah mulai mendekap rapat tubuhnya. Marco melepaskan ciumannya kemudian tersenyum.

“.......Kalau begitu kita mandi bersama....” speak speak iblis Marco dengan jahil.

“...Kau tidak tahu malu. Kalau ada orang melihat kita bagaimana?....” Ucap Cita dengan wajah memerah. Gadis itu segera berlari menjauh ke arah sungai.

Marco tertawa lebar dan memandangi kepergian gadis itu yang melangkah ke arah tepi sungai lalu menghilang di balik lindungan serumpunan batu cadas.

Marco menunggu hingga beberapa saat. Setelah merasa cukup waktu, maka dengan sekali lompatan saja pemuda ini sudah berada di belakang batu cadas di seberang kali. Dilihatnya Cita saat itu sudah merendam tubuh telanjangnya di air sungai. Bahu putihnya terlihat jelas bercahaya tertimpa cahaya matahari dunia bawah ini. Terkadang bukit kembar putih mulus yang tumbuh di dadanya terlihat tatkala Cita mengangkat tubuhnya sedikit. Birahi si pemuda kembali bangkit. Marco sambil menyeringai nakal terus mengawasi gadis itu mandi menggosok tubuhnya. Karena tidak tahan lagi, maka sambil berteriak yang membuat Cita terkejut dan terpekik kaget, Marco melompat menceburkan diri ke sungai dimana Cita sedang berendam mandi.

“...Kau benar-benar pemuda tidak tahu malu, mengintip gadis yang sedang mandi....”Kata Cita dengan wajah memerah jengah lalu menyurukkan tubuhnya makin rendah kedalam air sungai hingga hanya kepalanya saja yang kelihatan.

Marco tertawa lalu dengan gerakan ringan tubuhnya menyelam masuk ke dalam air dan tiba-tiba muncul tepat di hadapan Cita. Tentu saja gadis ini terpekik dan secepat itu pula mencipratkan air ke muka Marco dan gadis ini sudah bergerak hendak menjauh, tapi tiba-tiba pinggangnya sudah ditangkap pemuda ini kemudian ditariknya hingga kembali tubuh Cita merapat ke tubuh Marco.

Marco dapat merasakan kehalusan dan kelembutan kulit tubuh basah Cita yang merapat dekat dengannya. Gadis itu tundukkan wajahnya yang memerah jengah tapi tidak berkata apa-apa lagi. Lalu dengan penuh perasaan Marco mencium Cita tepat di bibirnya. Ciumannya terus turun merayap ke leher membuat tubuh gadis ini bergetar dan menggigil. Bukan karena dinginnya air sungai, tapi karena baru pertama kali inilah dia merasakan hal seperti ini, diciumi lehernya yang jenjang itu dengan penuh kelembutan.

Kepala Cita menengadah dengan napas yang mulai memburu terlebih saat Cita merasakan sesuatu dari tubuh bagian bawah Marco yang mulai mengeras dan kini menusuki pangkal pahanya. Benda itu terasa panas keras bergetar membuat Cita menggigil blingsatan. Tidak sampai disitu saja, ternyata sambil terus menciumi leher dan bahu Cita yang putih telanjang, tangan kanan Marco mulai merayap ke arah dada kiri si gadis. Jari jemari Marco melakukan remasan - remasan lembut membuat Cita melenguh dan mengejang. Cita yang seumur hidupnya belum pernah disentuh sedemikian rupa oleh laki-laki lain dan diperlakukan seperti ini selain oleh Marco hanya bisa memeluk tubuh Marco seerat mungkin seperti mau membenamkan tubuh pemuda itu ke dalam tubuhnya.

Tidak perlu diceritakan lagi dengan rinci apa yang selanjutnya terjadi di sungai itu. Yang jelas, setelah selesai mereguk nikmatnya percintaaan mereka yang ketiga kalinya, Cita tidak lagi menolak untuk diajak mandi bersama. Tidak ada lagi rasa malu dalam hati Cita ketika harus berdua-duaan dengan Marco dalam keadaan telanjang bulat. Malah kebahagiaan dalam hatinya terasa kian membuncah. Hati gadis ini kian berbunga-bunga. Tatapan matanya kian memancarkan kemesraan dan rasa cintanya.

...........bersambung
mksh suhu updatenya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd