Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bimabet
Bab 7 – Menguasai Ilmu sapta tunggal unsur tanah



Disuatu pagi yang mana masih terlihat pagi, dua pasangan sedang menikmati kondisi pagi itu tanpa sehelai benangpun diantara keduanya, hanya kain berwarna gelap yang sama sama menutupi tubuh mereka dengan beralaskan lembut serta empuknya pasir pantai lautan api yang menopang tubuh mereka berdua. Meraka Cita dan Marco.

“..Langkah akhir untuk menyempurnakan ilmu sapta tunggal unsur tanah yaitu setelah menguasai semua ilmu dalam kitab, dimana seluruh tubuh pewaris ilmu ini harus terpendam di dalam pasir laut api dari waktu pagi sebelum matahari terbit sampai tengah hari dimana matahari tepat di titik tertingginya dalam keadaan meditasi. Dan saat itu harus dilakukan sebelum hari ke 100 sejak pewaris ilmu sapta tunggal unsur tanah mempelajari kitab halaman terakhir. Selama memendam diri, pewaris ilmu sapta tunggal unsur tanah harus menyimpan Pedang langit di atas kepalanya. Di hari ke 99 akan muncul sebuah petunjuk rahasia ilmu Pamungkas sapta tunggal unsur tanah .

“..begitulah nimas...” penjelasan marco kepada Cita pagi itu

“...jika begitu harus segera diselesaikan kangmas”... ucap Cita menimpali

Mereka sudah saling setuju dengan sebutannya masing masing, setelah semalaman kembali mereka bergumul melepaskan birahinya dalam suasana lepas, pasir pantai sebagai kasurnya langit diatasnya sebagai atapnya. Pergumulan yang layaknya dua sejoli lama tidak pernah bertemu, dimana pasangan lelakinya tidak ada rasa lelah dan kepuasan yang tidak pernah habis rasanya, sementara sang wanitanya seperti kuwalahan menandinginya, beberapa kali pergumulan itu harus dilengkapi dengan time out guna sang wanita beristirahat, tampak sekali wajah lelah sang wanita menghiasi pagi ini sangat kontras dengan wajah sang lelaki yang seperti tidak kenal lelah.

“..dibelakang sana ada semacam tempat yang cocok seperti yang dimaksudkan, kangmas bisa melakukan meditasi menyempurnakan keilmuan kangmas, mengingat didalam tanahnya ada batuan yang mempunyai dua unsur yaitu panasnya lava gunung berapi dengan bebatuan dingin yang saling mengelilingi. Kangmas bisa menyelesaikan keilmuan kangmas segera, sementara aku akan berjaga jaga didepannya selama kangmas menyelesaikannya...”.. ucap Cita dengan penuh perhatian.

“...baiklah nimas..terima kasih atas informasi dan pengertiannya..” ucap marco

“.. aku akan segera memulainya pagi ini, agar supaya bisa secepatnya menyelesaikannya..” kembali marco berucap kepada pasangannya.

Dan, pagi itu setelah kembali berpamitan walaupun hanya berjarak beberapa puluh meter saja, terlihat lebay memang, cuman yaa begitulah namanya pasangan baru. Marco segera melakukan meditasi 100 harinya guna menyempurnakan Ilmu sapta tunggal unsur tanah.

Tepat pada saat langit diisi oleh bulatan merah, ditengah kondisi langit yang setengah gelap hanya dengan bersinarkan warna merah, marco memulai penyempurnaannya, marco kini tenggelam dalam tanah pasir hitam pantai lautan api.

Disekitar tubuhnya didalam tanah yang terbenam saat ini melingkar bebatuan dengan energi panas dan bebatuan dengan energi dingin, semua mengelilingi dirinya. Selang berapa lama semenjak dia membenamkan diri dan kembali ia melatih ilmu pernafasannya sesuai yang dia baca di buku, muncullah sesosok hologram didepannya, perawakan tubuh dewasa mirip sekali dengan dirinya lengkap dengan berbaju layaknya dewa perang, siluet yang sama seperti yang telah dia lihat didinding tempat komplek mendiang gurunya Okas.

“.... penerusku...”..ujarnya...

“...Karena waktu yang sempit mengingat aku sudah lama menunggu hari ini tiba, sehingga energi yang aku gunakan untuk merekam instruksiku ini semakin menipis, akan ada 4 (empat) buah ilmu yang akan aku ajarkan padamu. Yang pertama ilmu yang disebut 7 (tujuh) pukulan penghancur raga. Ilmu yang membuat pukulan saktimu akan membelah menjadi tujuh buah serangan pada waktu bersamaan. Ilmu Kedua disebut tujuh Tarian pedang penghancur iblis. Untuk melengkapinya kamu coba ambil bagian belakang buku , dan gunakan jempol kamu untuk mengeluarkan fisik pedang milikku. Dengan cepat marco mengeluarkan buku yang dimaksud dan membuka bagian paling belakangnya, ternyata ada semacam lempeng datar kecil selebar penghapus anak SD buat ujian akhirnya, jika ditekan dengan menggunakan ibu jari fisik pedang dengan bahan yang sangat ringan namun terlihat tajam sekali keluar memanjang dengan panjang 80cm lengkap dengan gagangnya yang berupa kobaran api. Inilah pedang langit”..

Lanjuut ...

“...Selama kamu menyelesaikan 100 harimu , letakkan pedang itu selalu diatas kepalamu” ujar hologram itu berbicara kembali.

“..yang ketiga adalah Ilmu Sapta Raga ini nantinya akan membuatmu mampu membagi dirimu menjadi tujuh bayangan dirimu yang sama persis. Baik kekuatan maupun rupa. Ilmu ini akan sangat cocok untuk membuat lawan bingung dan ketakutan hingga kau bisa menyerangnya lebih mudah. Tapi daya tahan ke tujuh ragamu nantinya tergantung pada kekuatan tenaga dalam intimu. Semakin hebat hawa sakti dan tenaga dalam intimu maka akan semakin lama ilmu ini bisa kau gunakan. Dan ilmu yang terakhir adalah Ilmu 7 (tujuh) dewa. Dimana dalam ilmu ini kamu nantinya akan dapat berkomunikasi dengan 7 hal mahkluk yaitu : hewan dilaut, hewan didarat, hewan diudara, Tumbuhan dilaut, Tumbuhan didarat, Tumbuhan diudara, serta bangsa Jin. Tapi ilmu ini baru akan aku ajarkan nanti apabila kau telah mampu menguasai tiga ilmu lainnya. Tapi ilmu ini bukan ilmu sembarangan. Ada beberapa syarat yang harus kau penuhi nantinya”...ujar sang hologram kembali berbicara dengan tegas dan jelas.

“... selama 40 hari kedepan kamu tidak boleh makan makanan selain berasal dari sari pati tanah berwarna putih... selanjutnya hari ke 41 hingga ke 80 kamu akan menerima semua ilmu tenaga dalam intiku .. dihari ke 81 hingga ke 90.. aku akan menurunkan ilmu 7 dewa itu.. disisa 10 harinya kamu harus melengkapinya dengan meditasi guna mengatur kesempuranaan ke 4 (empat) ilmu yang telah nantinya aku berikan kepadamu”... ucap sang hologram memberikan penjelasan kepada Marco saat itu.

“...baik guru akan aku laksanakan semua penjelasan guru tadi”... ucap marco sambil menganggukkan kepalanya tanda persetujuannya.

“..mulailah sekarang...” ucap sang hologram

Beberapa detik kemudian mulailah marco memasuki alam meditasinya. Dia merasakan hawa panas dan hawa dingin yang dikeluarkan oleh bebatuan yang mengelilinga mulai masuk kedalam dirinya, tidak hanya itu semua unsur unsur pendukung tanah tempat dia membenamkan diri seperti terlihat mengirimkan energi inti alamnya kepadanya secara terus menerus.

Beberapa lama hawa panas menyelimuti dada dan menyengat jantungnya. Tapi setelah beberapa waktu kemudian hawa panas itu makin berkurang dan akhirnya berubah menjadi hawa sejuk nyaman. Nafasnya pun kembali lega. Marco mengulang terus hingga sampai tujuh kali. Di akhir Meditasinya Marco menarik hawa saktinya inti alam dan membuka mata. Tubuhnya terasa hangat nyaman dan aliran darahnya terasa lancar. Lebih daripada itu, badannya terasa ringan sekali.

Singkat cerita, begitu matahari mulai tenggelam Marco sudah mengikuti semua arahan sang hologram. Hingga tiba saatnya Tanpa berkata apa-apa lagi Marco segera membuka pakaiannya dan hanya menggunakan kolor pemuda ini melakukan meditasinya lebih dalam tahapannya. Begitu semua titik tubuhnya terkena semua unsur didalam tanah yang mengelilinginya, rasa dingin dan rasa panas langsung menggigit kulit. Tiba tiba tubuhnya merasa seperti didalam sungai, dan sungai itu dalamnya mencapai pertengahan dada dan arusnya tidak begitu deras. Marco lalu berdiri seolah olah dia tengah berdiri ditengah sungai tersebut.

Marco memandang ke sekelilingnya yang kini sudah semakin terlihat gelap. Tidak ada namanya cahaya hanya kelihatan berupa bayangan hitam mengerikan. Tapi Marco tetap berdiri dengan tenang malah kemudian pemuda ini memejamkan mata dan mulai fokus dengan tujuan meditasinya. Waktu terus berjalan secara lambat. Suara binatang didalam tanah terdengar bersahutan membuat suasana makin mencekam. Tapi Marco tidak terpengaruh sedikitpun, tetap dalam keadaan pejamkan mata.

Tapi ketenangan anak muda ini perlahan mulai terganggu. Ketika hari semakin malam dinginnya didalam tanah itu kondisinya layaknya berada didalam air sungai dimalam hari semakin terasa mencucuk kulit hingga Marco mulai menggigil. Anak muda ini segera kerahkan hawa sakti inti alamnya untuk melawan rasa dingin yang menyerang dirinya. Tapi usahanya itu hanya bertahan sebentar saja. Beberapa lama kemudian hawa dingin kembali dirasakannya hingga kembali tubuhnya menggigil. Hawa malam akan terasa lebih dingin pikirnya dalam kesendiriannya. Kakinya sudah kaku dan tidak merasakan apa-apa lagi. Giginya terdengar mengertak satu sama lain keras dan mulutnya terasa kering. Tubuhnya mulai terasa kejang sulit untuk digerakan. Pori-pori kulitnya bagai dicucuk jarum. Tapi Marco tetap tegar walau tubuhnya semakin menggigil hebat. Yang bisa dilakukannya adalah semakin menambah aliran hawa saktinya ke seluruh tubuh untuk tetap bisa bertahan dalam kondisi tersebut.

Tapi semakin lama hawa dingin semakin menghebat. Tubuh Marco mulai limbung dan hampir saja lemas terkulai jatuh rasanya jikalau saja tidak segera dia bisa kuasai dirinya. Dengan segala kekuatan luar dalam yang masih dimilikinya Marco memaksa diri untuk terus berdiri tegak dan mengerahkan semua kekuatan energi alam yang tersisa.

Dalam batas daya tahannya yang hampir membuatnya jatuh pingsan, mendadak Marco merasakan ada hawa hangat yang mengalir dari bagian pusar lalu mengalir dan berputar ke seluruh aliran darah dalam tubuhnya. Entah apa yang terjadi, Marco sendiri tidak tahu. Tapi aliran hangat ini mampu melawan rasa dingin yang tadi menyiksanya. Marco yang seolah bisa berdiri di tengah aliran sungai yang dingin tanpa merasa kedinginan sama sekali. Beberapa lamanya Marco melongo kebingungan. Apa yang sudah terjadi? Sejak dirinya menyelesaikan semua halaman buku yang telah habis dibaca dan dihafalkannya itu otomatis semua tenaga dalam intinya selalu membantu dirinya untuk mengaktifkan kekuatan sakti dalam tubuhnya.. Termasuk ilmu olah pernapasan yang pernah dipelajarinya dari buku itu seperti otomatis memberikan pertahanan diri yang keluar dengan sendirinya.

Rasa dingin yang menyerang dan akan mencelakakannya secara tidak langsung membangkitkan salah satu kekuatan sakti Ilmu sapta tunggal unsur tanah, yaitu ilmu 7 pukulan penghancur raga. Ilmu yang berisikan energi panas yang dapat menghancurnya musuhnya menjadi debu.

“... selamat penerusku...”.. ucap hologram itu kembali muncul didepannya,

“...ilmu pertama sudah kamu kuasai.... “ ujarnya

“... ilmu kedua, akan aku turunkan kepadamu dengan memberikan semua daya ingatan langsung kepadamu, sehingga kamu dengan segala kesadaranmu akan sama sama merefleksikannya langsung nantinya saat kamu memergunakannya...”.. ucapnya kembali

Tak berapa lama, muncullah sinar yang langsung masuk kedalam diri Marco dan mengisi semua memory dikepalanya saat itu, ilmu yang menunjukkan jurus jurus menggunakan pedang yang diberikan kepadanya. Pedang langit yang ada diatas kepalanya berputar hebat dan kembali tenaag saat ilmu dengan nama ilmunya 7 (tujuh) Tarian pedang penghancur iblis itu telah masuk dengan tenang dan nyaman dalam memory otaknya.

“...sekarang lanjutkan kembali meditasimu dan jangan pernah kamu memutuskan energi dalam intimu mulai saat ini, karena selama beberapa puluh hari kedepan kamu akan menerima ilmu ketigaku”...ucapnya kembali kemudian menghilang.

Dan benar saja...

Setelah beberapa saat dirinya duduk bersila masih terpendam didalam tanah sesuai posisi awalnya, Marco merasakan ada bobot layaknya air terjun mencurah semakin berat dan menekan tubuhnya dari atas lebih hebat dari sebelumnya. Semakin lama semakin hebat dan berat saja hingga Marco hampir saja tidak kuasa bertahan lama. Tapi dengan sekuat tenaga Marco bertahan dengan meningkatkan aliran tenaga dalam intinya hingga sekujur tubuhnya bergetar hebat. Saat itulah sebuah aliran hawa sakti tiba-tiba muncul dari arah pusar, yaitu pusat kekuatan hawa saktinya. Marco tidak tahu apa yang terjadi tapi segera marco kembali mengalirkan hawa sakti intinya tersebut ke seluruh tubuh. Marco merasakan hawa hangat mengalir ke sekujur tubuhnya hingga hempasan layaknya air terjun yang menimpa kepala dan bagian belakang tubuhnya dirasakannya mulai berkurang hingga kini Marco bisa duduk rangkapkan tangan dengan tenang. Perlahan namun pasti satu cahaya tipis keputihan keluar dari dalam tanah dan bebatuan serta berbagai unsur pendukung tanah tempatnya bermeditasi melesat ke dalam diri Marco yang masih duduk bersila. Cahaya keputihan ini terkumpul dari semua unsur tanah yang ada disekitar lautan api layaknya menembus tirai dan langsung membungkus sekujur tubuh Marco. Begitu cahaya putih bersentuhan dengan tubuh Marco mendadak tubuh pemuda ini pancarkan cahaya putih tipis keemasan. Marco sendiri tidak menyadari apa yang terjadi. Hanya satu keanehan dirasakan olehnya. Marco merasakan tubuhnya kini terasa enteng. Beban akibat hempasan layaknya air terjun perlahan mulai sirna berganti dengan dirinya bisa dengan tenang dan sangat santai menerima tekanan demi tekanan yang semakin berlipat ganda beratnya. kejadian itu berlangsung selama puluhan hari.

“... bangunlah penerusku..selamat kamu sudah bisa menguasai ilmu ketiga yaitu Ilmu sapta raga.. “...ujar sang hologram berbicara.

“...saatnya aku turunkan ilmu yang keempat, yaitu ilmu 7(tujuh) dewa kepadamu..karena semua syarat dan ketentuan sudah kamu ikuti selama ini” lanjutnya berbicara.

Kemudian dari arah depannya marco, keluar 7 buah sinar berbeda warna yang mana semua sinar itu masuk kedalam kepala marco dan mendiami sisi lain dari sel sel otaknya.

“... lengkapilah meditasimu penerusku dengan sisa hari yang ada, dan ingat, pergunakanlah keilmuan yang telah aku berikan untuk menjaga ASPI yang ada pada dirimu saat ini dengan sebaik baiknya, tebarkanlah kedamaian dan musnahkan yang memang perlu untuk dimusnahkan”. Ucapnya kembali mengingatkan.

“... baik guru.. terima kasih atas segala keilmuan yang telah diturunkan kepadaku, dan akan aku pergunakan sesuai dengan pesan guru”....ucap marco menjawab

“...jika kamu sudah selesai, segeralah kamu menuju kesemua monach unsur yang ada didalam dunia ARKA ini, dan segera wujudkan kembali kedamaian yang memang sudah digariskan untuk memberikan kesamaan tujuan dalam menopang unsur kehidupan seperti yang telah di gariskan sang pencipta”... ucapnya kembali.

Dengan diikuti oleh menghilangnya sang hologram, marco segera melakukan tahap akhir dari meditasinya.

Selang beberapa hari kemudian.

“...........tap.....” suara marco yang kembali muncul kepermukaan setelah menyelesaikan 100 harinya bermeditasi.

Cita yang melihat kekasihnya sudah menyelesaikan tahapan meditasinya terlihat gembira menyambutnya.

Acara yang dimulai dengan mandi bersama, dan tak lupa sesi adegan permesuman didalamnya yang tidak perlu diceritakan dengan rinci menjadi bumbu atas lepas kangennya dua pasang sejoli yang terpisah selama 100 hari itu.

“...kangmas, aku sudah menerima semua informasi terkait dirimu dari Buva..”...ucap Cita disaat tubuh telanjangnya masih berada didekapan Marco.

“... hemmm.. lalu??”.. ucap marco menjawab pembicaraan Cita sambil tangannya tidak berhenti memainkan bagian tengah payudaranya yang menyembul dengan warna cokelat merah muda yang menggoda.

“...aku akan tetap menunggumu disini kang mas, karena... “..sambil mengelus perutnya..

“... kamu hamil nimas??”... setengah terkejut marco memandang kekasihnya

“... sudah 3 minggu kangmas”... ucapnya dengan senyum khas lesung pipi yang menambah kecantikan wanita didepan marco.

“...senangnya”... sambil dilumatnya bibir Cita yang berwarna merah muda nan imut itu, dan tidak lupa tangan yang aktif pencet pencet yang bisa di pencet tentunya melengkapi adegan mesum dua pasangan muda ini.

Untuk beberapa hari berjalan setelah 100 hari meditasi marco tidak ada yang istimewa dalam kesehariannya, rutinitas yang diawali dengan pembuatan bangunan tempat tinggal Cita diatas bongkahan batu karang cadas lautan api, halaman rumah yang menghadap langsung ke lautan, dengan tenaga dalam sang penguasa unsur tanah saat ini tidaklah susah namanya untuk memujudkan bangunan dominan warna putih dindingnya layaknya santorini di yunani sana.

“... aku paham kangmas, dengan keilmuan yang kamu miliki saat ini, dan peningkatan birahimu, pastilah akan banyak wanita disampingmu...” tiba tiba Cita mengucapkan pembicaraan disaat kedua orang ini menikmati semilir angin lautan diatas empuknya bale bale yang terbuat dari batang tumbuhan serabut yang telah dirubah menjadi kasur empuk oleh marco dengan keilmuannya.

“...nimas marah kah?...” lanjut marco menjawab.

“... tidak kangmas, aku harus bisa memahami dan ikhlas menerima asal aku yang pertama”.. ucapnya sambil tersenyum dengan manja sesekali memegangi perutnya yang mulai membesar.

“.. jadi bagaimana rencana kangmas sendiri kedepan?’... ucap Cita bertanya.

‘..dalam meditasiku, aku mendapatkan tugas untuk segera menemui semua monach unsur yang ada dialam dunia ARKA ini nimas.. tugas untuk kembali mewujudkan perdamaian atas keserakahan yang ingin menguasai ASPI batu inti yang saat ini ada padaku”... ucap marco dengan melihat kearah depannya.

Cita yang mengetahui jikalau inilah momen saat dia harus kembali lagi melepas kekasihnya, terlebih marco adalah ayah dari anak yang dikandungnya, segera menguasai keadaan.

“... segeralah kangmas berangkat dan penuhi tugas mulia itu, dan segeralah kembali,...” ucap Cita dengan penuh kasih sayang kepada Marco.

“...sebelum pergi, ada yang ingin aku tunjukkan kepadamu nimas”... ucap marco

“.. apa itu kangmas?’.... ucap Cita penasaran tentunya.

“...zzuuuuu”.... bunyi siulan marco menggema.

Muncullah sesosok bertubuh tegap didepan mereka. Cita yang melihat hal itu spontan terkejut, namun dapat menguasai tubuhnya agar tidak jatuh, meskipun begitu Cita adalah salah satu penguasa unsur tanah diwilayah utara tentunya, bukan hal yang susah untuk menyeimbangkan dirinya walaupun saat ini berbadan dua.

“...hamba tuan”... ucap sosok didepannya.

“... nimas ini adalah POLL, dia adalah penguasa alam jin disekitar sini.. dia akan menjaga nimas selama aku meninggalkan tempat ini”... ujar marco kepada kedua orang didepannya.

“... baik tuan.. hamba akan menerima tugas ini dan akan memastikan keamanan serta kenyamanan pasangan tuan”.. ucap sosok tegap yang dipanggil marco dengan siulannya tadi.

Setelah adegan perpisahan, marco segera melanjutkan perjalanannya menuju Barat. Karena sesuai informasi dari Cita dia harus menuju kearah barat, karena diujung barat bagian bawah ARKA inilah letak batas wilayah dunia arka bagian atas dengan dunia bagian bawah berada.

Satu setengah jam kemudian marco telah menempuh 1800km jauhnya,..

Dengan keilmuannya saat ini langkahnya semakin cepat, jurus langkah kilatnya meningkat dengan pesat. 1 menit 20km bisa dia tempuh saat ini. Suatu prestasi yang sangat luar biasa tentunya.

Tibalah Marco dilokasi yang penuh dengan tumbuhan warna hijau dengan sinar terang dari langit yang menerangi kawasan itu.

Pemuda itu berdiri di tepi sebuah danau yang airnya berwarna biru jernih. Warna biru tersebut sebenarnya pantulan dari warna langit diatasnya saking jernihnya air danau hingga langit yang membentang luas terpantul di permukaan danau. Maka danau ini disebut pantas jika danau itu disebut Danau Langit Biru.

Pemuda yang tiada lain Marco ini memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan pandangan takjub akan keindahan Danau Langit Biru. Puas menikmati keadaan sekelilingnya, segera marco melihat dengan detail pandangannya, pelan dan dengan teliti dicarinya petunjuk dimana dia bisa menemukan pintu menuju dunia atas ARKA.

Tapi setelah sampai beberapa lamanya mencari hingga mengelilingi sekitar danau yang luasnya ratusan kilometer persegi itu tetap saja tidak ditemukan tanda-tanda energi atau pintu yang dimaksudkan. Sampai akhirnya Marco memecah persoalannya dengan bertanya pada batang pohon besar yang berdiri di samping kanannya.

“...wahai pohon, apakah benar danau ini yang dimaksud dengan pintu mengarah dunia atas ARKA ? ...” ucap marco.

“... benar anak muda, kamu benar tidak salah tempat,..” jawab batang pohon besar tadi.

“.. pintu itu terletak tepat ditengah danau biru itu anak muda..”.. jawab kembali pohon itu kepada marco.

“......Bagaimana caraku bisa kesana?...” Ucap Marco seperti tidak percaya ucapan pohon di sebelahnya.

pohon besar itu terlihat seolah tersenyum lebar mendengar ketidak percayaan marco

“...ini.,,,” Sambil mengeluarkan akarnya menunjukkan jalan setapak yang terlihat keluar dari akarnya menuju kearah tengah danau biru itu.

“... eeh.. Benar juga....”Sahut Marco sambil memanggutkan kepalanya tanda dia mengerti ketika melihat jalan setapak itu muncul dihadapannya.

Marco segera berpaling ke arah yang disebutkan pohon besar itu. Akan tetapi baru saja pemuda ini berpaling memperhatikan, dari arah semak semak dibelakang pohon besar tersebut mendadak melompat satu sosok putih harimau dengan tubuh besar luar biasa yang hampir sebesar sapi brahma dengan bobot satu ton lebih mengeluarkan erangan yang sangat keras dengan mata mencorong ganas ke arah Marco dan membuatnya terlonjak kaget dan sama-sama surutkan kaki ke belakang.

“...Harimau putih besar banar benar luar biasa!...”Ucap Marco dengan suara bergetar.

Tangannya sudah siap diangkat menjaga kemungkinan kalau harimau itu menyerang. Marco sendiri sudah mengalirkan hawa sakti ke arah tangannya. Tapi ternyata harimau itu tetap masih diam tidak menyerang walau tubuhnya membungkuk siap melakukan sergapan. Hanya sepasang matanya yang mencorong memperhatikannya itu dengan mengeluarkan erangan yang keras menggetarkan tanah dan muka air danau yang membentuk gelombang air.

“...Tunggu.......” ucap Marco!

Dan seperti mengerti akan ucapan orang didepannya harimau putih besar ini langsung duduk dengan tenang tapi sepasang matanya masih memperhatikan Marco tanpa berkedip.

Marco dan harimau putih itu saling pandang dengan perasaan heran terkejut.

Satu bayangan kuning berkelebat dari dalam pepohonan disekitar danau, dan kini dihadapan Marco telah berdiri seorang perempuan cantik dengan kulit yang putih mulus, serta tonjolan dada yang terlihat berontak ingin keluar dari jubah kuningnya yang terlihat sangat ketat, wanita itu kini telah berdiri di samping kanan harimau putih yang ada didepannya.

Sosok yang layaknya putri dunia anime jepang lebih tepatnya. Dengan tangannya yang halus dia mengelus elus tubuh sang harimau tersebut.

“... siapa kamu anak muda?...” ujarnya bertanya.

“... maaf saya mengganggu, nama saya Marco, saya murid guru Okas dan guru Buva”... ucap marco mengawali pembicaraan.

“... oow jadi kamu murid mendiang Okas, aku mengenalnya dan aku turut prihatin tentang kabar yang menimpanya, semoga rohnya tenang menuju nirwana”...

“.. bagaimana kabar Buva, lama kami tidak berjumpa dan bertegur sapa”... katanya kembali

“...saya juga lama tidak bertemu beliau, karena saya lama di utara menyelesaikan meditasi saya”... ucap marco kembali

“... utara..?? kamu sudah bertemu adiiku Cita ?”... kata lawan bicara marco ini

“.. owh, yaa namaku CLEO, akulah penguasa unsur tanah diwilayah barat, dan Cita adalah adikku”...ucapnya nyerocos tanpa ada rem.

“...Cita adalah pasanganku, dan dia saat ini mengandung anak kami”.. ucap marco kembali.

“...benarkah??...” lanjutnya terkejut dengan berita ini.

“..aku harus segera menemuinya jikalau begitu”....ujarnya dengan penuh bahagia.

“...kemudian apa maksud tujuanmu datang kemari marco?..” tanyanya kembali

“...jadi begini...”.. mulailah marco bercerita panjang lebar tentang siapa dia dan apa tugas yang saat ini di jalankannya itu hingga dia harus mengarah ke barat dan mencari jalan untuk kedunia atas ARKA.

“... baiklah jika begitu, karena kamu harus segera melaksanakan tugasmu, jangan berlama lama, segera berjalanlah ketengah danau itu tunggulah hingga tubuhnya diselimuti oleh embun pelangi yang akan menuntunmu menuju atas bagian dunia ARKA”.. ucap Cleo menjelaskan

“... terima kasih nona cleo”... ucap marco sambil sopan berpamitan.

Dengan sejurus langkah kilatnya dia sudah tiba ditengah tengah danau biru tersebut. Tepat disaat itulah mulai terbentuk sinar sinar dengan pola warna warni layaknya pelangi yang menyelimuti dirinya dan air danau yang terlihat menguap berembun menyelimuti tubuhnya dalam sekejap Marco sudah berpindah kedunia bagian atas ARKA.

“.......blaaarrrr...” bunyi suara yang mengantarkan marco kembali didunia bagian atas ARKA, tempat yang dia ingat tentunya , karena disinilah saat pertama kali bertemu mendiang gurunya Okas dulu.

Dari langkah awalnya waktu itu kemudian dia sedang berjalan mendekati sebuah bukit, saat dia dekat sekali dengan sebuah bukit, tiba-tiba langit menjadi gelap, padahal hari masih siang. Rupanya hujan yang di sertai badai datang menerjang wilayah itu. Angin puting beliung yang mengiringi badai itu pun memporak-porandakan wilayah itu. Banyak pohon-pohon besar yang tumbang, bahkan akarnya pun sampai tercabut dari tanah.

Waktu kejadian, Marco berusaha berlindung dengan cara merebahkan dirinya di atas ilalang di atas tanah. Ketika badai sudah berlalu, dan langitpun sudah kembali cerah, di lihatnya banyak pohon-pohon besar yang tumbang. Hanya pohon bambu dan ilalang saja yang nampak selamat dari serangan badai itu. Kejadian itu pun begitu membekas dalam pikirannya. Dia menatap heran kenapa hanya pohon bambu dan ilalang yang bisa selamat dari badai, padahal pohon-pohon besar yang nampak begitu kokoh justru malah pada bertumbangan. Dia pun terus memikirkannya alasannya, berusaha mencari jawaban atas keheranannya tersebut. Kemudian Marco mencoba memukul ilalang-ilang dan kumpulan pohon bambu muda yang ada di sekitarnya, ilang-ilang dan pohon bambu muda itu pun hanya bergerak mengikuti arah pukulan Marco, dipukul kekanan dia kembali lagi dipukul kekiri dia kembali lagi, begitu seterusnya.

Setelah berkali kali dia melakukan percobaan dengan memukul ilalang dan pohon bambu muda kemudian dia bandingkan dengan memukul pohon kayu yang berukuran cukup besar, hasilnya ternyata tetap dia tidak mampu merobohkan ilalang serta bambu muda dengan pukulannya tapi berhasil merobohkan pohon kayu yang terlihat lebih kuat daripada ilalang dan bambu muda bentuk fisiknya.

Lama dia memikirkannya, sampai akhirnya dia menyimpulkan bahwa ilalang dan bambu muda itu ternyata bersifat lentur dan tidak melawan angin badai dengan kekuatannya, melainkan hanya meneruskan energi badai yang menerpanya tersebut, sedangkan pohon kayu karena dia kokoh dan kaku maka dia mencoba melawan badai tersebut dengan kekuatannya, namun karena kalah kuat maka dia pun tumbang.

Ilalang dan bambu muda dapat beradapatasi ketika menghadapi kekuatan alam yang menerpanya. Kekerasan tidak mesti harus dilawan dengan kekerasan, seringkali kekerasan justru dapat ditaklukan oleh kelembutan. Marco merasa bahagia bisa menemukan ilmu filosofi barunya tersebut. Dia pun mencoba menerapkan pengetahuannya tersebut kedalam ilmu jurus Tangan Malaikat membalik bumi. Maka untuk sementara waktu, dia pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan berkelana karena ingin melatih ilmu jurus yang baru digabungkannya tersebut.

Marco kemudian menetap di bukit itu sambil melatih ilmu kombinasinya sekaligus melanjutkan aktivitas berkebunnya, dunia bercocok tanam yang sejak kecil sudah dilatihnya saat hidup dengan orang tua angkatnya kala itu. Disiang hari dia berlatih ilmu jurusnya di atas pasir atau bebatuan di bawah teriknya cahaya matahari. Panasnya begitu melekat, namun Marco berusaha meresapi energi panas tersebut. Dia berusaha menempa dirinya agar mampu bertahan meskipun dalam kondisi alam yang ekstrim sekalipun.

Berbeda dengan latihannya di masa lalu yang keras dan tak kenal ampun, sekarang dia lebih banyak memfokuskan pada jurus-jurus jurusnya yang halus, dia lebih banyak berlatih olah nafas dan olah konsentrasi pikiran maupun olah rasa. Marco menyatukan dirinya dengan alam semesta yang besar, dalam panas dan dingin, hujan dan kemarau, dalam keharmonisan gerak dan nafasnya. Itulah ilmu jurus halus yang sedang dia latih. Jiwanya pasrah pada sang penciptanya.

Marco sadar bahwa dirinya adalah hanya seperti setitik debu dalam dunia yang sangat luas. Kekuatan yang dia miliki tidak ada apa-apanya di bandingkan kebesaran alam ciptaan sang pencipta seluruh alam semesta.

Alam semesta begitu luas dan besar, yang juga dipenuhi oleh kekuatan-kekuatan yang dahsyat, seperti matahari dan bintang-bintang dilangit. Meskipun Langit dan bumi beserta isinya itu demikian besar dan dahsyatnya, tentu ada yang jauh lebih maha dahsyat dan besar lagi, yaitu yang telah menciptakan semuanya itu, itulah dia sang Maha segalanya.

Begitulah hari-hari yang dilalui oleh Marco di bukit itu selanjutnya, kegiatannya hanya di isi dengan kegiatan berkebun berlatih pendalaman jurus barunya.

Bukan hanya tanaman pangan, atau buah dan sayuran saja yang dia tanam namun juga tanaman-tanaman yang mengandung khasiat sebagai obat-obatan dan kesehatan bagi mahluk hidup marco tanam dan kembangkan. Mengingat kondisinya sebagai penguasa unsur tanah tentunya sangat mudah baginya dalam menumbuhkan tanaman tanaman langka serta mengolahnya menjadi obat obatan yang siap saji. Semua hasilnya dia simpan dalam gelang penyimpannya.

Tiba tiba...

“..........hiaaat....duaarrr...duaarr...”... dari jarak beberapa ratus meter jauhnya dari posisi marco, terdengar suara ledakan akibat dua energi tenaga dalam inti yang saling bertemu.

Dengan langkah cepat jurus kilatnya marco segera menuju lokasi itu, setibanya disana, marco mengamati dari balik pepohonan besar.

Dia melihat pertempuran yang tidak imbang antara 4 orang yang terdiri dari satu orang nenek nenek yang terlihat sakti dan tiga orang berewok sedangkan lawan mereka 1(satu) orang wanita, gadis cantik berselendang biru layaknya bidadari yang turun dari langit lewat pelangi dan mau beraktivitas mandi di bawah air terjun belakang tempatnya.

Dengan langkah kilatnya marco segera melangkah menyelamatkan wanita itu secepatnya.

“.... .kurang ajar...kenapa kamu ikut campur urusanku...? Mau jadi sok jagoan juga sepertinya bocah ini...?...” ucap nenek nenek jawara didepan marco saat marco menggendong wanita yang ditolongnya.

“...Maaf Nek, saya tidak bermaksud untuk ikut campur karena saya tidak tahu masalahnya seperti apa.. Namun nenek sudah melampaui batas, menyiksa gadis ini padahal dia sudah tidak berdaya seperti itu... mohon nenek untuk bisa berbelas kasihan...” Marco dengan tenangnya menjawab ucapan nenek nenek jawara didepannya.

Nenek nenek jawara itu lantas menjadi merah mukanya karena marah mendengar ucapan Marco. Dengan kemarahan yang tak tertahankan, dia berteriak kepada anak buahnya.

“......Hey kalian cepat kasih pelajaran pemuda yang...sok jagoan ini...!....”........

Anak buahnya langsung mengeroyok Marco. Tentu saja mereka bukan tandingan Marco, dengan mudahnya Marco melumpuhkan mereka dengan hanya beberapa gerakan saja. Setelah marco meletakkan tubuh gadis cantik itu ditempat yang dirasa aman dan nyaman. Marco memang sengaja untuk tidak membunuh mereka karena sudah tidak mau lagi melakukan pembunuhan, kecuali kalau kondisi yang sangat terpaksa.

Nenek nenek jawara sakti yang melihat ketiga anak buahnya dengan mudah dikalahkan oleh Marco merasa kaget. Tanpa basa-basi lagi dia langsung menyerang Marco dengan pukulan dan tendangan mautnya. Dia mengerahkan seluruh tenaga dalam intinya karena berniat untuk membunuh Marco. Namun belum sampai serangan nenek sakti itu mengenai tubuh lawannya, Marco secepat kilat mendahului serangan itu, dia mendorong dada nenek sakti itu dengan telapak tangannya. Dorongan tersebut kelihatan pelan, namun Nenek sakti terpental cukup jauh. Dari bibirnya terlihat ada darah segar.

“..... Saya minta maaf nenek...mohon kita hentikan pertarungan ini...saya hanya memohon nenek untuk berbelas kasih pada gadis itu...biarkan saya mengobatinya...”... Marco berkata kepada Nenek sakti itu..

Nenek sakti merasa heran dengan tenaga dalam yang dimiliki Marco. Dia hanya terdiam ketika Marco berkata kepadanya. Marco kemudian berbalik membelakangi Nenek sakti dan berjalan ke arah gadis yang tergeletak didepannya. Ketika dia bermaksud mengangkat gadis itu, Tiba-tiba Nenek sakti melompat ke arah Marco dengan cepatnya sambil mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. Dia bermaksud membunuh Marco dengan cara menyerangnya dari belakang tubuhnya. Untunglah Insting Marco sudah terlatih sedemikian kuatnya, Marco menoleh ke arah Nenek sakti itu. Dengan refleks tangan kirinya menangkis serangan Nenek sakti, dengan spontanitas dan gerakan yang sangat cepat bahkan nenek sakti itu tidak bisa melihatnya, dia menotok ulu hati Nenek sakti.

Nenek sakti kaget mendapatkan pukulan, lebih tepatnya totokan dari Marco, nafasnya tiba-tiba terhenti. Ada darah segar keluar dari mulutnya, rupanya organ di dalam tubuhnya mengalami kerusakan parah. Masih dalam keadaan mata melotot kaget dan tubuh berdiri tegak, Nenek sakti itu telah meregangkan nyawa. Tak lama kemudian tubuhnya roboh ke tanah.

Marco menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berujar menyesali kejadian itu barusan.

Melihat kehebatan Marco yang telah mengalahkan Nenek sakti, anak buahnya langsung ketakutan, mereka tahu seberapa hebatnya nenek sakti itu, namun Marco ternyata mampu mengalahkan nenek sakti hanya dengan satu gerakan saja. Mereka pun segera berlutut di hadapan Marco sambil meminta ampun.

“........Ampun...ampuni kami tuan ...kami berjanji tidak berbuat kejahatan lagi...’... ucapan layaknya janji para pembaca mesum yang saat ketauan bininya ketika review UG FR nya.

“Baik, baik... kali ini saya akan memaafkan kalian semua...mohon jangan berbuat kejahatan lagi...sekarang silahkan pergi dari sini dan tolong kuburkan jenazah nenek ini dengan layak...”... ucap marco dengan penuh berwibawa

Mereka senang Marco tidak membunuh mereka, setelah itu mereka langsung pamit sambil menggotong tubuh nenek sakti yang sudah tidak bernyawa. Setelah anak buah nenek sakti itu pergi, Marco pun segera mengangkat tubuh gadis cantik itu didepannya ya didekapannya dia meletakkan gadis itu.

Marco kemudian membawanya pergi ke bangunannya yang berada di atas bukit untuk segera diobati.

Setibanya dibangunannya, marco kemudian meletakkan gadis itu di tempat tidurnya, terlihat dari bibir gadis itu membiru dan terdengar merintih lemah.

Segera diperiksanya keadaan Gadis itu. Dari keadaan bibir yang membiru serta kuku di jarinya yang juga mulai menghitam, Marco yakin bahwa Gadis itu sudah keracunan dengan racun yang sangat jahat dan keadaannya makin terlihat parah. Sebelum semuanya terlambat Marco segera membopong Gadis diletakkannya di ujung tempat tidurnya, lalu berkelebat keluar kearah sebuah tanah kering berumput di tepi danau belakang bangunannya. Dibawah kerindangan pohon jati yang berdaun rimbun itu Marco mencari tanaman obat langka yang dia tanam sebelumnya, lanjut dia kembali ke posisi kamar tidurnya.

Dengan suara lemah dan terputus-putus, gadis ini menerangkan apa yang terjadi pada dirinya.

“...Aku pasti keracunan angin pukulan nenek itu dan racunnya sempat terhirup ....”

Tubuh Gadis mulai menggigil dan mengeluh. Tentu saja Marco jadi sangat khawatir. Segera ditotoknya beberapa bagian tubuh Gadis itu untuk menghambat peredaran racun di aliran darah. Seandainya saja Marco mengetahui keadaan Gadis itu sebelumnya, mungkin marco akan berusaha menanyakan dimana keluarganya.

Marco segera memutuskan untuk menolong gadis itu terlebih dahulu dengan menggunakan hawa sakti inti alam yang ada dalam tubuhnya. Dia ingat ada satu cara untuk mengobati orang yang keracunan hebat dan sudah menyebar ke seluruh tubuh, yaitu menggunakan hawa sakti panas bersumber dari energi inti alam yang disalurkan melalui seluruh tubuh. Maka segera tangannya bergerak ke arah dada sang Gadis, gadis yang sudah dalam keadaan setengah sadar, kemudian marco membuka dada pakaian gadis itu. Dua buah bukit kembar terlihat membusung putih mulus tumbuh di dada Gadis itu, otomatis membuat nafsu birahinya meledak kembali.

“.. tuan , apa yang sedang kamu lakukan?...” ujar gadis itu pelan setengah merintih kesakitan.

“..Nona, eh.. jangan salah paham dulu! Tadi aku bermaksud memeriksa keadaanmu. Sungguh aku tidak tahu keadaanmu. Aku, aku benar-benar tidak tahu. Sampai mendapatimu ternyata keracunan ilmu hitam.....” Kata Marco dengan suara gugup memandangi Gadis itu yang saat itu menatapnya dengan tajam.

Mendengar jawaban dari Marco tersebut, Gadis itu segera menyadari apa yang telah terjadi. Tangannya segera menutupi dadanya yang terbuka dan menatap Marco. Gadis itu terdiam tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Memang Marco tidak bisa disalahkan karena pemuda itu hanya ingin menyembuhkannya.

Maka dengan suara lemah dan napas kian menyengal Gadis itu berkata kali ini dengan suaranya yang layaknya perempuan yang sedang menahan sakit tapi sambil memalingkan muka yang merah karena malu mengingat auratnya tadi sudah dilihat oleh Marco.

“...Aku mengerti, tuan...“..Suara Gadis itu terputus berganti suara erangan panjang.

Tubuhnya menggeliat dan tanpa sadar bajunya di bagian dada yang sudah tertutup dan dipegangnya erat kembali tersibak lebar memperlihatkan payudaranya yang indah besar layaknya buah melon umur 3 minggu.

Marco jadi bingung entah apa yang harus dilakukannya setelah melihat langsung keadaan Gadis itu saat ini.

Kepalanya berpaling ke arah lain karena tidak kuasa melihat pemandangan yang membuat hati semua laki-laki akan tergetar itu. Tapi ketika Gadis itu masih terus mengerang penuh penderitaan Marco jadi tidak tega dan sangat khawatir.

Maka dengan menguatkan hati walau darah jadi berdesir panas dan terlihat bagian tubuh bawahnya Marco mengeras memanjang,. Marco yang menyadarinya segera menguasai keadaan, segera marco merangkul Gadis itu. Terpaksa Marco kembali harus melihat dada yang membusung putih itu untuk memeriksa keadaannya.

“ Nona, maafkan aku. Bukan bermaksud untuk lancang tapi tiada jalan lain lagi. Aku harus melihat keadaan tubuhmu....” ucap marco dengan sopan mengamati semua bagian tubuh gadis yang telah bertelanjang dada didepannya itu

Gadis itu tidak mampu berkata ataupun menjawab karena saat itu tubuhnya terasa panas dan rasa sesak teramat sangat menyerang dadanya. Jantungnya terasa diremas-remas hingga gadis ini harus menggigit bibirnya keras untuk menahan rasa sakitnya itu. Maka tanpa berkata lagi Marco membuka lagi pakaian gadis itu lebih lebar dan jauh lagi hingga terlihat semua bagian tubuh bagian atas gadis itu tanpa sehelai kainpun menutupinya.

Tubuh putih mulus itu sudah mulai membiru terlebih di bagian dada ke atas. Marco maklum bahwa racun sudah menyebar ke seluruh jaringan tubuh Gadis itu.

Dalam buku milik Okas yang pernah dibacanya suatu cara dengan jalan penyaluran hawa sakti inti alam untuk mengeluarkan racun dari tubuh seseorang. Walau berat dan sedikit aneh tidak ada cara lain. Karena memang hanya itu satu-satunya cara untuk menolong jiwa gadis ini. Tapi ada satu hal yang membuatnya ragu-ragu melakukannya. Hal ini akan membuat Gadis itu salah paham terhadapnya. Tapi demi melihat penderitaan Gadis itu yang semakin parah, segera diusapnya rambut gadis yang sudah mulai kepayahan tapi kelihatan masih tersadar itu.

“..Nona, siapapun namamu sebenarnya, aku bisa menolongmu membersihkan racun. Tapi sebelumnya aku harus meminta izinmu terlebih dahulu.”...tanya marco dengan sopan.

“....Namaku jelita...”.. Jawab Gadis itu pelan. Dengan tangan lemah gemetar gadis ini melepaskan kain tipis dari seluruh tubuhnya agar supaya memudahkan pemuda didepannya untuk mengobatinya.

“ jikalau tuan bisa melakukan sesuatu, segera lakukan tuan. Tubuhku terasa makin panas. Aku sudah tidak tahan...” ujar gadis itu.

Sebentuk tubuh mulus dan elok terpampang di depan mata Marco, terbaring tanpa sehelai benangpun menutupinya. Marco harus mengendalikan semua gejolak hatinya yang tiba-tiba merasuki otak dan pikirannya disebabkan pemandangan menggairahkan tersebut. Dilihatnya gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat dan wajahnya sudah memerah entah akibat racun atau karena malu. Wajar saja memang. Gadis yang belum pernah merasa disentuh oleh laki-laki manapun seumur hidupnya saat ini dengan tubuh telanjang bulat harus disentuh dan dilihat oleh seorang pemuda. Marco pun sadar akan hal itu, dirinya harus bertindak cepat jangan sampai si gadis merasakan rasa malu lebih lama.

“...Maaf, nona jelita Aku harus mendudukanmu. Setelah itu aku akan menyalurkan hawa sakti inti alam melalui punggungmu selama setengah hari...” ucap marco disauti dengan hanya anggukan kepalanya lemah dengan sepasang mata terpejam. Maka Marco mengangkat tubuh telanjang itu dan mendudukkannya dengan posisi membelakanginya dengan punggung menghadap ke arahnya. Kulit bahu itu sangat mulus dan ketika disentuh terasa halus dan lembut, tidak ada noda sedikitpun. Kedua telapak tangan Marco segera ditempelkan pada punggung jelita, setelah itu, pemuda itu lalu mengerahkan tenaga dalam inti alam dan menyalurkannya ke tubuh melalui punggung gadis itu.

Gadis ini merasakan sebuah aliran hawa panas merasuki tubuhnya melalui punggungnya dari tangan Marco. Beberapa waktu lamanya hawa panas itu terus mengalir ke dalam tubuh jelita. Keringat sebesar-besar jagung sudah muncul di kening dan hidung gadis itu malah mulai keluar merembes dari pori-pori seluruh tubuh polosnya tersebut hingga mengeluarkan bau harum khas tubuh seorang gadis yang tentu saja tercium oleh Marco. Tentu saja Marco harus menahan gelora dalam dirinya dan semua pikiran kotor yang tiba-tiba menggoda pikirannya.

Beberapa lama Marco terus menyalurkan hawa sakti inti alamnya ke dalam tubuh Jelita, hingga waktu malam menjelang. Ketika itulah darah hitam pekat terlihat mulai keluar merembes dari sela-sela bibir gadis itu, dan ketika Marco menepukkan kedua telapak tangannya di punggung Jelita untuk memaksa darah kotor beracun keluar, gadis ini terbatuk keras lalu menyemburkan darah hitam dari mulutnya dan tubuh polosnya bergetar sangat hebat. Marco sedikit lega melihat hal itu tapi pertolongannya belum selesai.

“..Saat ini sebagian darah yang mengandung racun sudah keluar, aku harus ganti menyalurkan hawa sakti dari depan tubuhmu supaya semua racun keluar dari tubuhmu...” Sambil berbisik di belakang jelita, Marco berkata.

Jelita sesaat meragu tapi dengan wajah kemerahan sampai merah muda warna telinganya gadis itu, dia akhirnya mengangguk pelan. Tentu saja gadis itu malunya bukan main, karena seluruh auratnya depan belakang akan dilihat dan disentuh oleh Marco. Tapi karena sadar bahwa semua itu demi menyelamatkan nyawanya, gadis ini harus rela.

Maka Marco segera pindah posisi duduk berhadapan dengan Jelita. Tentu saja keadaan seperti ini lebih menjadikan godaan yang bahkan lebih hebat lagi bagi anak muda ini. Tubuh telanjang bagian depan gadis itu terpampang jelas di hadapannya. Tubuh putih mulus dengan sepasang payudaranya yang membusung montok layaknya melon umur 3 mingguan tepat berada dihadapan matanya. Jelita sendiri sudah memejamkan kedua matanya rapat-rapat sejak tadi dengan wajah kian memerah dan jantung berdegup keras dilengkapi dengan suasana hati tidak karuan rasanya.

Ini kali pertama dalam hidupnya tubuhnya yang polos dilihat seorang pemuda dengan jarak begitu dekatnya.

Marcopun segera memejamkan matanya yang bagai terkena silauan tubuh indah sang gadis didepannya, langkah ini sekaligus untuk menghilangkan getaran birahi yang makin menguasai hatinya, walau begitu Marco masih tidak bisa menahan tangannya yang gemetar ketika menyentuh kulit dada gadis itu di bagian pangkal payudaranya. Sesekali dia menyentuh payudara gadis itu untuk melancarkan totokan pembuluh darahnya. Toel toelan lembut yang membuat sang pemilik payudara menggelinjang geli ketika disentuh jemari marco.

Jelita yang saat itu masih memejamkan matanya mulai merasakan sebuah aliran hawa panas lagi, tapi sesaat kemudian berganti menjadi hawa hangat. Hawa hangat ini berganti lagi beberapa lama kemudian menjadi hawa dingin sejuk. Hal ini membuat tubuh yang tidak tertutup pakaian itu jadi menggigil kedinginan. Untung hawa sejuk itu berganti lagi menjadi hawa hangat kembali. Beberapa saat setelah itu dari sela bibir Jelita kembali merembes keluar darah kehitaman yang lama kelamaan berubah warnanya jadi merah normal. Marco yang melihat bahwa darah yang keluar sudah berubah warna menjadi merah normal segera menarik hawa saktinya dan kembali dia duduk bersila untuk mengatur aliran darah dan hawa sakti inti miliknya.

Marco menatap wajah Jelita yang masih malu malu menutup matanya. Keadaan gadis ini sepertinya sudah lebih baik kini karena lepas dari bahaya maut. Wajah gadis itu yang sebelumnya membiru kini sudah kembali normal, putih kemerahan dan terlihat cantik jelita disapu sebagian cahaya rembulan yang tampak sekali terlihat diatas kamar marco. Yang membuat Marco kembali jadi blingsatan serta darahnya memanas adalah keadaan tubuh gadis ini yang polos telanjang.

Tubuh si gadis didepanya begitu putih seperti memancarkan cahaya dibawah sapuan sinar lembut rembulan yang saat itu bersinar penuh bulat layaknya dua buah payudara didepannya, sinar itu menerobos dari sela-sela atap kamarnya.

Walau pemuda ini ingin palingkan muka, tapi matanya tidak kuasa lepas dari keindahan sosok telanjang itu. Dadanya berdebar keras dengan jantung berdegub kencang.

disaat itulah kedua mata Jelita kembali terbuka dan balik memandang ke arah wajah Marco, hingga kedua pasang mata mereka beradu pandang lama. Entah kenapa, tapi gadis ini tidak lagi berusaha menghindar ataupun menutupi keadaan tubuhnya yang polos.

Jelita tetap duduk tidak bergerak. Hanya sepasang mata yang balas memandang sepasang mata Marco dengan sinar mata yang aneh.

Keadaan malam di bangunan bukit tempatnya berdiam diri yang dingin sunyi dengan cahaya rembulan yang penuh menerobos atap dan jendela yang terbuka lebar, dengan keadaan tubuh mereka sama telanjang bulat telah menciptakan satu perasaan aneh bagi sepasang muda mudi ini. Sepasang mata bening Jelita yang bercahaya seperti menyampaikan beribu kata yang tersimpan dalam hatinya. Dan saat itu pula Jelita seperti sengaja tidak berusaha untuk menutupi auratnya yang telanjang polos dan jadi santapan mata Marco yang semakin meliar. Mungkin gadis ini memang sudah tidak memperdulikannya lagi karena sejak awal Marco sudah melihatnya. Entahlah, apa sebenarnya yang ada di dalam pikian gadis muda nan cantik jelita itu, mungkin dia juga sudah terbakar api birahinya karena melihat pemuda didepannya juga bertelanjang dada.

Pemuda ini dapat melihat sorot mata gadis itu yang semakin sayu, disertai diamnya Jelita dalam keadaan tubuh polosnya ditambah sikapnya yang sedikitpun tidak berusaha menutupi auratnya dari tatapan mata liarnya seperti memberikan sinyal gadis itu tidak berkeberatan sama sekali. Seandainya saja Marco pemuda tegap yang ada didepannya ini dengan mudah mengikuti hasrat birahinya saat ini, sepertinya gadis inipun tidak akan menolaknya apabila Marco berbuat lebih jauh kepadanya, begitulah pikirannya saat ini.

Dalam keadaan bertelanjang bulat hanya berduaan, di tengah malam yang sunyi didalam kamar milik pemuda itu, siapa yang akan tahan. Dan gadis itu seperti menunggu.

“...Oh, ..., .....” entah siapa yang memulainya..

Marco semakin mempererat pelukannya pada tubuh Jelita dan Jelitapun balas memeluk Marco tidak kalah eratnya.

Dada telanjang Jelita menekan erat dada Marco. Terasa kekenyalan yang hangat dan empuk. Darah Marco berdesir. Sejak kejadian persetubuhan pertamanya dengan Cita beberapa waktu lalu Marco memang merasakan bahwa nafsu birahinya sulit dikendalikan. Seringkali Marco teringat kemesraannya dengan Cita saat itu dan ingin mengulanginya tapi jiwa kstarianya bisa menahannya. Dan sejak kejadian dengan Cita itu tidak satu kalipun, Marco pernah melakukannya lagi terlebih saat dia melihat keindahan dan kemolekan tubuh cleo saudaranya Cita.

Dan saat ini, saat dimana dia sedang berdua-duaan dengan Jelita yang telanjang di atas pangkuannya, tanggul birahi Marco jebol tak tertahankan, terlebih gadis yang sedang dipeluknya ini sudah sangat menggoda birahinya.

Tangannya mulai bergerak mengusap lembut punggung dan pundak telanjang Jelita. Lalu bibir pemuda ini memagut bibir merah tipis gadis ini penuh nafsu. Jelita hanya melenguh pelan dan kedua matanya terpejam dengan pelukan semakin dipererat pada punggung Marco. Pengalamannya bersama pasangannya terdahulu, terlebih lagi pengalaman bersama dengan Cita beberapa waktu kemarin sudah merupakan satu pengalaman cukup bagi pemuda ini dalam memperlakukan Jelita dengan sangat memuaskan keinginan hasrat birahi gadis itu.

Maka Marcopun berani bertindak lebih jauh. Ciumannya kian panas dan bergelora. Tidak hanya terbatas di bibir saja, tapi leher jenjang Jelita pun sudah mulai dijelajahi oleh bibirnya membuat gadis yang baru dikenalnya ini kian mendesah dengan kepala tengadah membuat dadanya yang telanjang kian membusung di depan wajah marco, seperti menantang kelelakiannya. Sepasang dada yang terlihat membukit indah putih mulus membuat Marco kian bernafsu untuk merekuhnya.

Kepala Marco segera menyusup di celah antara dua buah bukit tersebut. Jelita kembali mengerang dan tubuhnya menggelinjang geli keenakan. Marco tidak berhenti disitu. Bibirnya menelusuri dua bukit membusung kenyal itu secara bergantian, bagaikan bayi kehausan saja Marco menyedot menjelajahi bergantian dua buah dada Jelita. Dan, Jelita yang diperlakukan seperti itu sudah lupa akan segalanya. Matanya terpicing rapat dengan seluas wajah memerah. Kepala tengadah dengan napas makin memburu. Ini merupakan pengalaman pertama baginya. Yang ingin dia rasakan saat ini segala kemesraan bersama Marco tidak akan berakhir. Maka ketika Marco bangkit dari duduknya dengan membopong tubuhnya kemudian membawanya ke alam kenikmatan, Jelita hanya diam saja memeluk Marco seerat mungkin seperti takut untuk melepaskan pelukannya. Dan saat tubuhnya direbahkan diatas tumpukan jerami kering yang sudah dirubah menjadi kasur yang sangat empuk oleh marco, dengan perlahan, gadis ini masih tidak melepaskan pelukannya hingga hal ini membuat Marco mau tidak mau langsung jatuh menindih tubuh telanjangnya.

Sesaat lamanya Marco memandangi tubuh elok telanjang Jelita yang saat ini terbaring telentang di atas pembaringannya, jelita masih memejamkan mata dengan kedua tangan bersilang menutupi kepadatan dan keindahan sepasang payudaranya.

Daan..... bersambung....
Asikkk update.. suwun dhe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd