Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Penjelajah Samudra S4

Episode 34


Aku mengalibrasi mesin Hyperdrive, bersiap untuk melompat langsung ke galaksi Bima sakti. Terpisah jutaan tahun cahaya , dengan hyperdrive perjalanan memakan waktu 40 hari. Aku menyiapkan mesin hyperdrive. Dan saat itu juga sesuatu terdeteksi di radar.



Empat terpedo berdaya ledak tinggi melesat menuju kapalku. Peluncur Chaff diaktifkan dan aku bermanuver menghindari terpedo-terpedo itu. Dua terpedo berhasil dikecoh , satu kutembak dengan meriam plasma sementara yang terakhir berhasil menabrak perisai



“ gelegar!!”



Ledakan dahsyat terjadi. Terpedo itu meledak seperti nuklir taktis. Kali ini perisaiku lebih beruntung karena hanya satu terpedo yang meledak. Perisai turun drasti ke angka 75 persen. Butuh berjam-jam agar perisai kembali normal.



Kapalku terguncang. Beruntung mesin kapal tidak mati dan menyebabkan kerusakan lebih parah. Satu squadron kapal serbu muncul tepat beberapa kilo di bawah kapalku dan mereka menghujani kapal dengan rudal-rudal hypersonik.



Aku mengecoh sebagian besar rudal , sedangkan beberapa berhasil menghantam perisai. Kapal serbu itu masing-masing mengangkut terpedo ringan 400mm , di mana setiap terpedo memiliki energi kinetik yang setara dengan dua rudal tomahawk. Kapalku kembali terguncang dan aku hampir jatuh dari kursi kemudi.



Perisai semakin melemah. Lampu darurat berbunyi dan bunga-bunga api bermunculan. Aku membidik mereka dengan dua meriam plasma di bagian belakang dan melancarkan tembakan balasan. Dua kapal hancur seketika. Mereka bermanuver menghindari tembakanku , dan membalas tembakan dengan empat meriam putar balistik.



Aku mendeteksi dua KCR beberapa ratus kilo dari posisiku. Sebelum mereka melepas terpedo , aku membidik keduanya dengan meriam railgun lalu menembak keduanya. Tembakanku tepat mengenai sasaran , membuat mereka hancur seketika. Selanjutnya aku membidik ke sepuluh kapal serbu yang mengerubungiku , menghujani mereka dengan ke empat meriam plasma.



Enam kapal serbu meledak. Aku berhasil memindai dan mendapatkan data tentang kapal serbu serta pihak yang menyerangku. Mereka perusahaan keamanan yang bertanggung jawab menjaga planet Indahpura. Sepertinya mereka merasa tertantang setelah aku menghancurkan dua KCR mereka , dan membunuh pilot mereka.



Aku menabrak dua kapal serbu , dan menembak kedua sisanya. Mereka menggunakan kapal serbu kelas Harimau Jawa, yang masih berusia sangat muda. Dibekali empat meriam putar balistik yang merupakan r penyempurnaan dari m61 Vulkan yang mereka curi dari bumi. Kapal serbu ini dapat melesat sekencang Mach 20 dan terinspirasi dari kapal serbu F-14 dari bumi. Satu-satu kapal serbu yang pernah menembak jatuh kapal asing. Lebih tepatnya milik Iran. Dibekali dua terpedo ringan 400mm yang mampu mengangkut WMD ( senjata pemusnah masal) ringan setara 1 megaton nuklir, bahkan satu kapal serbu sanggup menghancurkan sebuah negara di bumi. Mengingat teknologi perisai energi belum ditemukan.



Dua KCR dan satu squadron kapal serbu berhasil dihancurkan. Namun sebuah kapal masuk ke dalam radarku. Dari sinyal yang mereka hasilkan , aku mendeteksi kapal itu adalah sebuah kapal berukuran korvet , yang bahkan belum diklasifikasikan.



Aku menembakkan dua meriam railgun sekaligus. Tembakanku tempat mengenai sasaran. Kapal itu menembakkan dua meriam Railgun dan semuanya mengenai tepat ke kapalku. Generator perisai kembali meledak. Kali ini mesin kapal juga mati dan aku harus mereset ulang kapal.



Korvet itu muncul beberapa kilo dari kapalku. Aku dapat melihat jelas kapal asing itu. Bentuknya sangat kuno, seperti kapal perang prabahamut. Desain aerodinamis kembali digemari di masa depan. Kapal itu memiliki dua roket pendorong raksasa dan dua roket pendorong sedang.



Aku menembak dua meriam railgun dan menghujani kapal itu dengan dua meriam plasma. Kapal itu terguncang namun perisai mereka masih bertahan di angka 20%. Aku mendeteksi sepuluh terpedo 1000mm. Dengan daya ledak dua kali tsar bomba. Aku menerjunkan kapal menghindari tembakan meriam railgun mereka. Namun meriam plasma mereka masih menghujani kapalku.



Kondisi kapalku makin memburuk. Aku menembakkan dua meriam railgun , namun hanya satu yang mengenai kapal musuh. Mereka juga melakukan manuver menghindar. Generator perisai kapal itu meledak , dan perisai mereka runtuh . Menembaki kapal itu tanpa memberi ampun. Aku posisikan kapalku sehingga memungkinkan keempat meriam plasma menembak kapal itu .



Diatas kertas aku pasti kalah karena mereka mengunci kapalku dengan terpedo dan kapal mereka memiliki Armour yang lebih tebal. Mereka dapat menghancurkan kapalku dengan sekali railgun saja , namun sebuah terpedo 1000mm akan menghapus keberadaanku dan kapalku hingga menjadi debu di lautan antariksa.



Kapal itu membidikku. Dengan bibir kapal yang menyerupai tombak , kapal musuh dapat mendobrak kapalku dan membelahnya menjadi dua. Namun aku melakukan itu terlebih dahulu. Aku memacu kapalku dengan kecepatan tinggi dan mendobrak bagian tengah kapal musuh.



Guncangan hebat terjadi. Aku terhempas dari kursi kemudi. Kerusakan kapal bertambah krisis. Kapal musuh terguncang sehingga bagian belakang kini menghadap ke kapalku. Aku menembakkan dua railgun dan saat itu juga ledakan terjadi. Kapal musuh sangat kuat di bagian depan, namun sangat lemah di bagian belakang.



Aku menang meskipun aku hampir mati. Aku mematikan lampu darurat , mengembalikan kapal ke mode normal meski kondisi sudah kembali rusak parah. Aku melompat dengan hyperdrive menuju Bumi , dengan keadaan kapal yang sangat rusak parah.



Aku turun dari kursi kemudi , keluar dari anjungan menuju ruang mesin. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri generator perisai kembali hangus. Api masih membara dan aku harus memadamkan ruang mesin secara manual. Aku berusaha memperbaiki mesin kapal dengan perlengkapan seadanya. Ada mesin pencetakan 3D di gudang kapal sehingga aku mungkin akan mencetak ulang beberapa komponen vital.



Aku melakukannya. Aku mencetak beberapa komponen vital lalu memasangkannya di generator yang sudah gosong itu. Aku bahkan melepaskan kasing generator itu dan memasangkan yang baru. Beberapa komponen masih dapat digunakan walaupun sudah setengah rusak. Aku melakukan Reset ulang dan generator kapal hidup kembali.



Generator mulai menghidupkan perisai , meskipun butuh berminggu-minggu untuk kembali ke titik 100 persen. Itu sebabnya dari pada memperbaiki , terkadang lebih cepat mengganti baru seperti yang aku lakukan di stasiun sebelumnya. Generator lama tidak dibuang , tapi didaur ulang dan dijual lagi. Kurasa aku baru saja mendaur ulang meski tidak terlalu sempurna.



Aku istirahat di kamarku , mulai menghabiskan waktu bermain Nintendo 64. Aku bermain super smash bros selama berjam-jam , lalu bermain permainan Zelda , lalu bermain dindong selama berjam-jam lagi dan ketika aku mulai lelah , aku menonton Anime sambil menyantap ransum. Yang tak lain ramen indomie yang diselundupkan dari bumi.



Anime yang paling aku sukai kurasa Dragon ball z. Aku menonton dari episode 1 dan aku menyukainya. Aku jarang menonton acara kartun tapi kurasa aku mulai menyukainya sekarang. Aku menonton sambil belajar bahasa bumi , bahasa Inggris yang menurutku paling mudah , lalu bahasa Indonesia , karena tempat kelahiran Bintang dan pantai di mana kami bertemu adalah di Indonesia, dan bahasa Jepang, bahasa keluarga besar dan cucu-cucu Melati.



Berbeda dengan sebelumnya , dimana aku menjelajah bersama kedua gadis kesayanganku, kali ini aku berlayar sendiri. Tanpa awak , tanpa siapa-siapa , hanya diriku sendiri. Aku mengisi kekosongan dengan bermain permainan , menonton Anime , membaca komik , apa saja kegiatan yang dapat aku lakukan sendiri. Aku membantu diriku sendiri dengan selalu melakukan kegiatan , daripada terus meratapi nasib.



Perjalanan terasa lama karena kali ini aku sendirian. Aku melakukan perjalanan sejauh itu hanya demi nostalgia. Aku ingin mengingat kembali hari di mana kami bertemu , aku ingin melihat seperti apa bumi sekarang, dan jika mungkin aku ingin bertemu keluarga Melati. Jika mereka masih hidup. Selanjutnya aku masih bingung apakah aku akan menetap di bumi , atau melakukan perjalanan pulang. Atau apakah aku akan tinggal di planet yang masuk wilayah Aliansi di galaksi Bima Sakti.



Aku menghabiskan seminggu pertama bersantai bermain , menonton anime dan membaca komik. Di minggu kedua , aku mulai mengisi waktu berlatih kemampuan menembak. Aku tidak terlalu biasa menggunakan senjata balistik jadi aku rasa aku harus membiasakannya. Aku paling suka Trench gun , dan sepertinya senjata ini benar-benar akan menjadi andalanku di pertarungan jarak dekat.



Dan ketika aku tertidur , terkadang aku berharap bisa melihat mereka kembali di alam mimpi. Sayangnya aku tidak mendapat kehormatan itu. Aku tahu itu menyedihkan , namun hanya itu harapanku melihat mereka kembali. Yang menyedihkan adalah aku bahkan tidak menyimpan gambar mereka lagi . Aku takut , aku takut aku akan lupa wajah mereka.



Tapi karena Anime dan Manga , aku akhirnya tergerak untuk menggambar mereka , sesuai ingatanku. Aku menggambar mereka di komunikatorku , dan saat gambar-gambar itu selesai, rasa senang sekaligus sedih bercampur. Tapi setidaknya dengan cara ini , aku tidak akan lupa wajah mereka. Aku memajang gambar mereka di dekat tempat tidurku. Aku melihat wajah mereka sebelum aku tidur dan saat aku terbangun.



Setelah berminggu-minggu , akhirnya aku tiba di orbit bumi. Aku ingat sebelumnya , keberuntunganlah yang membawaku ke sini. Dan kejaran maut dari angkatan Laut. Bumi masih indah dan mempesona seperti dulu. Selama beberapa menit aku tertegun memandangi planet itu , dengan jantung yang berdegup-degup kencang.



Aku mendeteksi ada banyak satelit di orbit planet itu. Berbeda dengan 4000 tahun yang lalu peradaban di bumi benar-benar telah maju. Mereka memasuki zaman Antariksa awal , di mana mereka mulai mengeksplorasi Lautan Antariksa namun masih sangat terbatas.



Ada beberapa stasiun antariksa di planet itu. Namun semuanya sangat kecil dan terbatas. Aku mendeteksi hanya ada 9 orang salah satu stasiun itu. Ada satu lagi stasiun yang lebih kecil yang dioperasikan dua orang, dan ada satu lagi yang dioperasikan tiga orang. Peradaban di bumi telah memiliki perlengkapan yang dapat mendeteksi kapal-kapal asing sehingga aku sangat hati-hati. Ada banyak satelit mengorbit bumi , dan tanpa pikir panjang aku meluncurkan drone micro , untuk meretas satelit-satelit tersebut. Setiap drone dilengkapi kartu hitam , yang dapat memecahkan perlindungan satelit tersebut dalam waktu tertentu.



Sistem perlindungan jaringan di bumi ternyata masih sangat primitif. Hanya butuh waktu tidak sampai semenit untuk meretas setiap satelit. Aku mendapatkan semuanya , dan menyimpan data langsung ke komunikatorku. Semua data dienkripsi namun aku dapat memecahkannya dengan mudah. Dengan semua data itu , aku mempelajari semua tentang kehidupan bumi.



Aku tiba di bumi tahun 2017. Indonesia masih di pimpin oleh partai-partai demokratis , Amerika China dan Korea Utara masih berdamai , katakan saja itu zaman keemasan di masa perdamaian. Walaupun terjadi perang-perang kecil di timur tengah.



Bumi masih dalam keadaan masih sehat. Walaupun sebenarnya bumi sudah mulai tercemar tapi masih bisa dikatakan bumi masih jauh lebih layak dari hampir seluruh planet di Aliansi. Peradaban sudah mulai maju namun orang-orang bodoh masih bertebaran di mana-mana. Nyaris semua manusia bumi percaya mereka sendirian di Jagad raya , bahkan ada sebagian manusia yang percaya jika bumi mereka datar dan Jagad Raya hanyalah dongeng.



Kerusakan-kerusakan di bumi berawal dari satu peristiwa. Revolusi Industri. Revolusi Industri adalah awal dari kemajuan peradaban di Bumi. Sayangnya mereka mengulangi kesalahan yang kami lakukan. Menguras dan terus menguras tanpa dibarengi dengan pembangunan yang seimbang. Dalam taraf seperti ini , aku menilai hanya butuh puluhan tahun hingga bumi menjadi planet sekarat.



Menariknya hanya satu negara yang pernah terlibat pertempuran kecil dengan makhluk asing dari dunia kami. Iran. Iran satu-satunya negara yang berhasil menembak jatuh kapal asing dari dunia kami. Dengan teknologi yang terbatas Iran bisa dikatakan cukup punya nyali karena berhasil menembak jatuh kapal dengan teknologi yang jauh diatas mereka. Kapal serbu yang mereka gunakan F-14 tomcat menjadi primadona di seluruh Aliansi bahkan menjadi inspirasi bagi kapal serbu generasi lanjut. Meriam putar buatan bumi entah bagaimana dapat menembus perisai , mengenai mesin kapal sehingga seketika meledak di udara



Aku memang agak sedikit kecewa dengan keadaan bumi sekarang , bahkan aku geram dengan perusahaan-perusahaan tambang yang menguras bumi demi keuntungan mereka sendiri. Itu mengingatkanku pada dunia lama kami. Tapi aku pikir tidak ada hal berarti yang dapat aku lakukan. Semua tergantung diri mereka sendiri. Aku hanya berharap aku tidak melihat bagaimana bumi sekarat , dan menikmatinya selagi aku bisa.



Aku memasang program pintu belakang sehingga bukan hanya mengunduh , aku juga bisa mengubah data di satelit-satelit tersebut sesuai keinginanku. Dengan data itulah aku mencetak berpuluh-puluh identitas dari berbagai macam negara. Semuanya serba online di masa itu sehingga mudah bagiku mencetak identitas , bahkan mencetak rekening palsu.



Aku melompat ke planet Raksasa gas bernama Uranus , dan bermalam di sana. Jam sudah aku atur sesuai waktu bumi. Aku menggunakan waktu tempat di mana aku bertemu dengan Bintang dan Melati. Rencananya aku akan mendarat di sana pada malam hari. Mungkin esok atau beberapa hari lagi. Setelah aku selesai mempelajari seluruh tentang bumi.



Secara sosial , kehidupan di bumi bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Ada banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sama seperti di dunia kami , yang kaya semakin kaya , miskin terus miskin hingga berpuluh-puluh keturunan. Perbudakan terselubung masih ada , seperti di China , Indonesia , bahkan di Amerika serikat sekalipun. Di mana buruh setengah diperbudak seperti di dunia kami. Upah mini dan jam kerja yang tinggi.



Warga biasa bahkan tidak boleh mempunyai senjata untuk melindungi diri mereka sendiri. Seperti di Indonesia , China , Jepang dan ratusan negara di bumi. Bayangkan terjebak di tengah hutan , jauh dari polisi , dan tanpa senjata. Perampokan dan pemerkosaan pasti tidak terhindarkan. Lucunya banyak yang menyetujui peraturan konyol itu dengan alasan ‘takut disalahgunakan’. Mereka tidak akan mengerti karena mereka babu pemerintah mereka.



Hak Kesehatan bahkan lebih tidak jelas dari dunia kami. Mereka membayar mahal , namun tidak mendapat apa yang seharusnya mereka dapatkan. Aku mendeteksi ada jutaan manusia asing yang menyamar dan menetap di bumi namun bahkan manusia dari dunia lain tidak mampu menyelamatkan kehidupan di bumi. Atau jangan-jangan ikut menguras komoditas dan memperbudak manusia di sana.
 
Episode 35


Kehidupan di bumi memang tidak sempurna. Sama tidak sempurnanya dengan kehidupan di dunia kami. Aku putuskan bukan tugasku untuk memperbaiki keadaan di sana. Aku hanyalah serpihan debu dari masa lalu yang terdampar di masa depan. Aku bukan siapa-siapa. Aku akan berusaha untuk tidak terlalu sok pahlawan.



Aku melompat langsung memasuki atmosfer bumi. Korvet ini dapat melompat langsung memasuki atmosfer , yang mana di masa lalu itu berisiko karena dapat menghantam planet itu sendiri. Dengan cara ini , manusia bumi tidak dapat mendeteksi keberadaan kapal asing ketika memasuki atmosfer bumi. Setidaknya mereka tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang karena kapal tiba-tiba saja akan muncul di atmosfer bumi.



Tidak ada perlawanan. Aku tiba di atmosfer bumi di ketinggian 30 ribu kaki. Aku melihat matahari terbit itu , dan aku teringat pada masa 4000 tahun yang lalu , di mana aku pertama kali terpesona dengan matahari di planet ini. Sama seperti dulu matahari terbit itu masih sangat mempesona.



Aku mendarat dengan aman tepat di mana aku mendarat 4000 tahun yang lalu. Meskipun daerah sekitarnya mulai padat dengan pemukiman penduduk , tempat itu masih sangat alami. Dari berjuta-juta manusia bumi di sana, pada akhirnya aku cuma melihat satu yang menyaksikan langsung pendaratanku , hanya satu. Seorang anak kecil dengan boneka di tangannya.



Aku turun dari kapal. Aku tidak mengenakan seragam , hanya mengenakan kaos dan celana pendek. Dengan pistol di pinggang dan meriam tangan di punggungku. Aku menghampiri anak itu dan menyapanya ramah



“ pagi anak kecil. Di mana Mama papa kamu?”



Anak itu masih melongo tak percaya dengan apa yang ia lihat.



“ apa kau Alien?”



Tanya anak itu. Aku hanya tertawa



“ tidak anak kecil. Sama seperti kamu , aku manusia biasa. “



Aku menjawab dengan bahasa Melayu yang sangat terbatas. Anak itu sepertinya mengerti



“ jadi kau manusia dari planet asing? “



Aku mengangguk



“ lebih tepatnya aku dari galaksi asing. Yang jauh di sana “



Aku menunjukkan bukti berupa berlian asing yang tidak akan ada di bumi.



“ ini buktinya. “



Gadis kecil itu semakin terpesona



“ wah indah sekali “



Aku tersenyum. Anak itu masih sangat kecil. Kurasa sekitar 9 tahun. Aku menggendongnya dan ia tersenyum sangat manis.



“ bagaimana kalau kamu jadi tourguideku seharian ini ?”



Gadis itu tertawa lucu



“ kenapa gak? Ayo “



Aku mengunci kapal agar tidak ada yang mencurinya. Gadis itu memberitahuku jika ada pantai yang sangat indah tidak jauh dari tempat kami mendarat. Aku sudah tahu karena aku tiba di tempat ini 4000 tahun yang lalu. Pohon-pohon ini cukup tinggi , sehingga membuat kapalku tenggelam di antaranya. Kapalku memang tidak terlalu tinggi, mungkin hanya 16 meter. Sedangkan rata tinggi pohon di sekitar kami , kurasa 19 sampai 24 meter.



“ nah , ini pantainya , bagus kan? Sepi , gak rame. “



Kurasa aku mendarat di sebuah hutan lindung. Dan anak ini mungkin melihatku ketika sedang berjalan di pinggir pantai.



“ hei kenapa kau main di hutan sepagi ini? “



Tanyaku



“ Aku bosan. Aku biasa mencari kelinci di sini “



Sungguh anak pemberani. Ia bisa saja dilahap hewan buas di hutan itu. Aku tidak melihat siapa-siapa selain kami di pantai itu.



“ hanya saja belakangan ini pantai kotor dan sepi. Jadi hanya aku yang datang. “



Aku berandai-andai apakah ada yang melihat kapalku selain anak ini. Kurasa aku tidak terlalu peduli tentang itu. Ada satu atau dua sepeda atau pun kendaraan roda empat yang melintas.



“ kamu tinggal di mana?”



Anak itu langsung menunjukkan di mana ia tinggal.



“ 15 menit jalan kaki ke sana. “



Kami berjalan kaki ke rumahnya. Kami berjalan ke luar sebuah gapura yang sudah tua dan usang. Di sana tertulis Taman Wisata , dan sisa hurufnya sudah terlepas seluruhnya. Sepertinya tempat ini sebuah taman yang sudah ditutup. Sungguh anak yang berani karena ia bisa saja diculik di tempat seperti ini.



Kami berjalan di pinggir jalan raya. Aku melihat satu atau dua kendaraan seperti sepeda motor , kereta , dan sebuah Bus. Manusia di bumi sudah menggunakan berbagai macam kendaraan yang hampir sama dengan di dunia kami, hanya saja mereka menggunakan mesin primitif berbahan bakar fosil. Aku melihat tidak ada kendaraan listrik. Aku bahkan dapat menghirup udara polusi dari pembuangan kendaraan itu. Sungguh berbeda dari 4000 tahun yang lalu.



“ ini rumahmu? “



Gadis kecil itu mengangguk. Aku menurunkannya dari gendonganku. Ia peluk bonekanya dan dengan polosnya ia berkata



“ Terima kasih sudah mengantarku pulang “



Aku mengangguk dan menjawab



“ sama-sama adik kecil. “



“ itu senapan asli ya? Nanti tangkap polisi lho”



Ucapnya sambil menunjuk meriam tangan di punggungku. Aku hanya tersenyum



“ mereka gak akan berani “



Anak kecil itu tertawa terbahak-bahak



“ ah yang beneer. Eh sudah mau siang , aku pulang dulu yaaa “



Aku berpisah dengan anak kecil itu. Ia tinggal di sebuah rumah gubuk dengan atap seng dan dinding kayu. Ada beberapa orang di sana dan mereka semua melihatku heran karena aku memegang senjata. Kami mengacuhkan mereka. Rumah Bintang seharusnya tidak jauh dari sini tapi itu 4000 tahun yang lalu.



“ kalau kamu mau kembali ke hutan bisa lewat jalan pintas di sana lho “



Gadis itu menunjukkan jalan pintas menuju kapalku sehingga tidak harus berjalan menyusuri jalan utama.



“ tentu , terima kasih adik kecil “



“ Gina , namaku Gina “



Kami berkenalan dan anak itu berlari ke rumahnya. Aku melambaikan tangan lalu aku berjalan meninggalkan rumah itu. Aku berjalan ke sebuah koordinat di mana seharusnya rumah Bintang berada. Tentu saja rumah itu sudah tidak ada lagi. Aku melihat rumah orang lain di sana. Aku berjalan ke tempat di mana ruang bawah tanahnya berada , dan lagi-lagi tempat itu sudah tidak ada lagi.



Aku diam di sana, berusaha mengingat kembali apa yang terjadi 4000 tahun yang lalu. Aku ingat kembali senyum manisnya , wajah imutnya , dan segala yang telah kami lalui di sana. Aku kembali tersenyum lalu aku berbalik meninggalkan tempat itu.



Aku berjalan kembali ke kapalku. Dari sana aku berjalan lagi menuju rumah Melati. Berbeda dengan rumah Bintang yang sudah menjadi kediaman orang lain , rumah Melati berada di hutan ini dan tidak berpenghuni. Tapi tetap saja tidak ada apa-apa di sana. Tapi aku dapat membayangkan rumahnya di sana.



Aku mengingat kembali momen di mana pertama kali kami bertemu , lalu ia mengajakku ke rumahnya. Rasanya baru kemarin tapi tidak sadar semua itu sudah 4000 tahun yang lalu. Tidak apa-apa di sana sehingga membuatku sadar , aku berada di bumi yang berbeda dan aku tidak seharusnya di sana. Entahlah , aku merasa aku seharusnya tidak datang ke sini. Aku hanya menghabiskan waktuku. Tapi aku senang , aku dapat mengingat kembali momen di mana aku pertama kali bertemu mereka.



Aku berbaring di tempat di mana rumah Melati seharusnya berada, lalu aku pejamkan mataku , dan tertidur. Aku tertidur pulas di sana. Di bawah sinar matahari dengan semilir angin menyejukkan tubuhku. Aku tertidur sangat nyenyak , menenangkan tubuh dan pikiranku.



Rasanya sudah lama sekali aku tidak tertidur di alam bebas. Rasanya nyaman. Ketika aku bangun , tubuh dan pikiran terasa lebih baik lagi. Sudah cukup nostalgia di planet ini. Aku pikir akan lebih baik jika aku memulai hidup baru. Entah bagaimana tiba di sini , membuatku siap merelakan apa yang telah berlalu. Sambil tersenyum aku berjalan kembali ke kapalku.



Hari telah sore , aku melihat anak kecil itu lagi, tapi kali ini wajahnya murung. Aku hampiri dia dan ia pun menoleh . Ia pun bangkit dan langsung memelukku.



“ ada apa Gina?”



“ Mama marah waktu aku tunjukin permata ini. Katanya aku harus kembaliin. Dan aku gak boleh ngobrol sama orang asing lagi. “



Aku tersenyum. Aku peluk dia lalu menjawab



“ itu tandanya Mama kamu sayang kamu. Mama kamu gak mau ada apa-apa sama kamu “



Jawabku



“ ini , aku kembalikan “



Aku mengambilnya kembali , lalu memberikan sesuatu dari kantungku. Aku memberinya komunikator . Benda itu hanya menjadi pajangan di kapalku dan mungkin lebih berguna untuk anak ini



“ ini ambil. Dengan ini kamu bisa nonton youtube , belajar dari wikipedia , nonton TV bahkan main game. Kamu suka game kan?”



Aku mencontohkan anak itu cara menggunakannya. Anak itu seperti cepat mengerti. Aku mengubah pengaturan bahasa ke bahasa Melayu agar ia lebih mengerti lagi. Gadis itu kembali tertawa



“ ini hadiah yang lebih baik lagi. Makasih ya. Kamu teman baik aku “



Aku menggendongnya lalu mengantarnya pulang. Kali ini aku tidak membawa meriam tanganku. Aku menggendongnya melalui jalan pintas , menuju rumahnya yang tidak jauh dari kapalku.



“ nah sekarang kamu pulang ya “



Gadis itu mengangguk. Tidak lama ibunya muncul



“ oh , ini omnya “



Aku berharap aku bertemu kembaran Bintang lagi tapi tentu saja tidak. Tapi aku tetap tertawa terbahak-bahak. Kali ini aku bertemu wanita yang justru sangat mirip dengan Githa. Itu konyol. Aku bertemu dengan ibu gadis itu dan dia masih muda , manis , dengan penampilan seperti wanita bumi pada umumnya. Tapi aku masih melihat ada Githa di wajahnya



“ begitulah , Aku Sakti. Kamu pasti ibunya Gina “



Dengan malu-malu ia mengangguk.



“ benar. Aku Mina. Tadi kau memberi hadiah yang terlalu mahal. Aku jadi agak takut “



Balasnya malu.



“ Gina ayo masuk “



Gina masuk ke rumahnya meninggalkan aku berdua saja dengan ibunya. Ia masih sangat muda untuk menjadi seorang muda. Ia lebih mirip remaja 20 tahunan.



“ah yang bener?”



Kamu berdua tertawa. Ibu itu mengajakku masuk ke rumahnya. Ia menyuruhku duduk di ruang tengahnya , dan membuatkan aku teh. Rumahnya sangat kecil. Ruang tengah itu bahkan menyatu dengan dapur dan ruang tidurnya. Dan aku dapat melihat anaknya berbaring istirahat di kasurnya.



“ ini tehnya. Kamu orang asing ya? “



Aku langsung menghirup teh itu. Ia duduk diseberangkan dan menyuruh anaknya segera mandi. Aku minum teh itu seperempatnya , lalu aku letakkan kembali di atas meja.



“ Begitulah. tehnya segar sekali. Terima kasih“



Ibu itu tersenyum.



“ sama-sama Tuan Sakti “



Kami pun mengobrol. Ia sudah bertahun-tahun menjadi Janda dan menghidupi anaknya sendiri dengan membuka warung dan menjadi tukang urut. Suaminya sudah lama meninggalkannya. Aku tersenyum geli



“ orang bodoh mana yang akan meninggalkan kamu “



“ Suamiku”



Kami berdua tertawa. Gina ke ruang tengah lalu bergabung bersama kami



“ Om sama Mama ngetawain apa sih?”



“ enggak , enggak ada apa-apa kok “



Jawab Ibunya



Ia mengundangku untuk makan malam dan aku menerimanya. Kami makan bertiga , tidak mewah tapi cukup berkesan. Itu makan malam pertama bersama seseorang selama ribuan tahun.



Gina sudah tertidur. Jam telah menunjukkan pukul sembilan lewat lima belas menit. Mina bilang jika Gina benar-benar percaya jika aku makhluk asing. Aku tertawa dalam hati karena ia benar-benar mempercayai jika aku cuma orang asing biasa.



Aku akhirnya menumpang mandi , meski sebenarnya sudah terlalu malam. Mina menawarkan apakah aku ingin dimasakkan air hangat . Aku bilang tidak usah. Ia memberikan aku handuk , dan aku pun berjalan ke kamar mandi.



Kamar mandi itu seadanya. Berdinding seng , dengan ember bekas berukuran besar sebagai tempat penampungan air. Lantai semen dan sebuah kloset jongkok. Namun kamar mandi itu bersih , tidak bau dan sangat wangi . Aku mulai membasuh tubuhku dengan air. Aku ratakan sabun ke seluruh tubuhku lalu membasuhnya kembali dengan air.



Aku mengelap tubuhku dengan handuk. Aku lilitkan handuk itu di kemaluanku lalu ketika aku membuka pintu , Mina terkejut. Ia berdiri di sana dan dengan malu-malu ia berbisik



“ kau sudah selesai?”



Aku terus melihat Githa di wajah wanita ini. Aku menariknya ke kamar mandi. Ia terkejut seakan belum pernah melihat penis sebesar itu. Ia hanya pasrah. Aku mendekatinya dan ia tersenyum genit. Aku dekap tubuhnya lalu aku hisap lehernya seliar-liarnya.



Aku buka dasternya lalu dengan lincah aku tanggalkan bra yang ia kenakan. Ia dongakkan kepalanya lalu jemarinya meremas kepala penisku dan mulai mengocoknya pelan. Aku remas liar buah dadanya sambil memainkan lidahku di lehernya. Ia mulai mendesah menikmati remasan jemari dan permainan bibirku.



Mina lalu berlutut dan dengan nafsunya ia kocok penisku dengan tangan kanannya. Ia genggam penisku dengan kedua tangannya lalu mengocoknya secepat mungkin mengikuti nafsunya yang terbakar liar. Wajahnya sudah sangat nafsu seakan sudah lama tidak mendapat kepuasan sex. Ia buka mulutnya lebar-lebar lalu ia kulum penisku dari kepala hingga ke pangkal penis.



Selama semenit lebih ia mengulum penisku dengan irama yang teratur. Mulai dari irama lambat hingga aku dapat menikmati lidah dan hisapan bibirnya , lalu mulai menyepat hingga kecepatan penuh. Mina memejamkan matanya , menyantap penis terbesar yang pernah ia lahap. Lima menit berlalu dan ia pun melepaskan bibirnya dari batang penisku. Ia berdiri menungging menghadap dinding seng , bersiap untuk permainan yang sebenarnya.
 
Episode 36


Aku pegang pinggangnya , dan selama setengah menit menikmati pemandangan pinggulnya yang sangat memanjakan mataku. Aku gesekkan penisku di belahan pinggulnya. Ia mendesah menyukainya. Aku dekup tubuhnya , lalu menyusupkan jemariku ke lubang memeknya. Sambil terus menggesekkan penisku di belahan pinggul itu , aku mulai mencolok-colok memek beceknya.



Ia mendesah-desah keenakan. Memek itu semakin basah dan tubuhnya mulai menggeliat. Ia goyangkan pinggulnya membalas gesekan penisku. Aku remas buah dadanya dengan tanganku yang satu lagi sambil kulahap kembali lehernya dengan nafsu. Ia mendesah keras , dan akhirnya memohon aku melakukannya sekarang.



Mina sudah tak sabar lagi. Aku lepaskan jemariku dari memeknya. aku pegangi erat pinggulnya lalu aku mulai menusukkan penisku dari belakang. Mina memejamkan matanya , dan ia sempat memekik keras tak kuasa menahan serudukan penis besarku. Penisku terus menyeruduk masuk , menikmati jepitan dinding memeknya yang secara mengejut masih sangat menjepit.



Aku menggenjotnya dengan keras dan tanpa ampun. Selangkanganku menepuk-nepuk pinggulnya dengan cepat. Wajahnya memerah dan keringat bercucuran membasahi wajahnya. Aku percepat genjotanku dan ikut mendesah keras bersamanya.



Aku remas buah dadanya dari belakang dan terus menggenjot kasar memeknya. Ia dongakkan kepalanya dan memekik sekeras-keras yang ia bisa. Raut wajahnya seolah menggambarkan jika ia sangat menikmati setiap detik ketika penisku mengguncang menyeruduk memeknya. Bibirnya terus mendesah



“ yahhh yaahhh oh yess yahhh ahhh ahh yahhh “



Hingga tak lama ia orgasme keras mencapai puncak kenikmatannya. Tubuhnya seketika lemas dan ia semakin pasrah. Aku lepaskan penisku dari memeknya lalu aku gendong ia dengan kedua tanganku.



“ ahh kau perkasa sekali .... aku belum pernah merasakannya seumur hidupku. “



Kami berpindah ke ruang tengah. Aku duduk bersandar di dinding kayu sementara ia berada di pangkuanku. Aku pegang pinggangnya dan kembali menggenjotnya. Mina menggigit bibir bawahnya menahan agar ia tidak mendesah keras membangunkan anaknya. Jemariku naik meremas sepasang buah dada indahnya , dan tanpa ampun aku terus menggenjotnya kasar.



Ia memelukku tubuhku erat. Ia sudah tak kuasa lagi menahan desahannya sehingga ia kembali mendesah liar sekeras-kerasnya. Kedua selangkangan kami bertepuk-kuat dengan kuat , menjadi musik dipermainan imoral kami berdua. Penisku mengguncang keluar masuk dengan kecepatan maksimal dan kami siap untuk puncak dari permainan ini.



Kami keluar bersama-sama. Air maniku memuncrat deras di dalam memeknya , dan ia pun keluar untuk yang kedua kalinya. Nafasnya terengah-engah dan ia sangat terpuaskan. Ia menjatuhkan tubuhnya kepelukanku dan kami pun berpelukan mesra selama beberapa menit. Kami berkelonan di lantai , beralaskan tikar dengan kipas menyejukkan tubuh kami yang penuh keringat.



“ mau lagi?”



Bisiknya menggoda birahiku. Aku tersenyum dan mengangguk. Selama berjam-jam kami bersenggema tanpa henti saling memuaskan nafsu birahi kami berdua. Aku bergurau kalau ia bahkan bisa hamil karena permainan liar kami. Ia hanya tertawa genit. Ketika kami sudah tidak ada tenaga lagi , ia mengenakan kembali pakaiannya dan tidur bersama anaknya. Sedangkan aku tidur di sudut ruangan dekat pintu keluar dan tertidur pulas karena kelelahan.



Pagi hari itu ia menyiapkan makan sarapan untukku. Gina sudah menyambutku dengan senyuman imutnya. Hari ini ia sekolah dan aku rencananya akan mengantarnya ke sekolah. Mina menyajikan nasi dicampur mie dan tahu goreng , dan aku pun langsung menyantapnya.



Aku mengantar Gina ke sekolahnya. Teman-temannya berteriak kegirangan melihat ada Bule nyasar ke kampung mereka. Aku tersenyum karena aku sangat suka anak kecil. Aku menyempatkan diri berkenalan dengan semua temannya. Aku juga berkenalan dengan gurunya dan mengatakan kalau aku memang benar orang asing dari galaksi lain. Mereka tertawa dan mengira kalau aku bercanda.



Aku kembali ke kapalku. Sekarang aku bimbang apakah aku harus pergi kembali ke duniaku , atau menetap di kampung ini. Kurasa tidak ada salahnya aku menetap lebih lama , tapi tetap akan lebih baik jika kami tidak terlalu dekat.



“ kamu baru pulang ? “



Aku kembali ke rumah Mina. Ia bingung kenapa aku agak lama pulang karena aku mampir dan istirahat di kapalku dulu. Aku bilang aku mampir sebentar ke pantai dan istirahat di sana



“ ah gitu. Gak istirahat di sini saja? Dapet jatah lagi sama aku “



Sahutnya genit. Aku hanya tertawa. Karena ia menawari , aku menurunkan celana pendekku dan kami pun melakukan sex sekilas. Ia berbaring di atas tikar , membiarkan aku menahan kedua tangannya dan menggenjot memeknya dari atas. Aku suka saat ia mendesah , aku lebih suka ketika buah dadanya yang besar itu memantul-mantul karena tusukan penisku. Kali ini ia bertahan cukup lama dan aku ejakulasi deras di dalam memeknya.



“ kali ini kamu yang KO “



Bisiknya nakal. Kami berkelonan sebentar. Ia memberi izin kepada kedua tanganku untuk mendarat dan meremas buah dada indahnya.



Mina berbisik kalau ia sangat senang bisa bertemu apalagi sedekat ini denganku. Ia bilang ia suka lelaki yang suka anak kecil , kebapakan , apalagi yang kuat dan tahan lama di atas ranjang. Aku tertawa dan menggodanya kalau saat itu yang aku mau hanyalah mengguncang memeknya seharian. Ia tertawa , dan menjawab kalau ia hanya kuat sekali lagi.



Kami melakukannya sekali lagi. Kali ini ia menungging dan aku mengguncang memeknya dari belakang. Ia mendesah keras , memohon aku menggagahinya sekeras yang aku bisa. Mukanya memerah dan terus mendesah-desah nakal sekuat yang ia bisa. Kami keluar bersama-sama. Ia mengulum dan menelan sisa-sisa spermaku , lalu ia bangkit dan mengenakan pakaiannya kembali karena masih banyak pekerjaan yang menunggunya.



Mina ibu yang baik , manis dan kuat. Bertahun-tahun ia mengurus anaknya sendiri , tanpa bantuan dari suaminya. Sungguh orang yang bodoh , yang menyia-nyiakan wanita seperti Mina. Daripada menikahinya, aku punya hadiah yang lebih bagus agar ia dan anaknya hidup lebih baik lagi. Aku menambahkan rekeningnya, yang semula hanya beberapa ratus ribu , hingga menjadi sepuluh digit.



Aku lalu tertidur. Dan di siang itulah , setelah sebulan lebih aku bertemu lagi dengan Ra. Ia memanggilku lagi ke dunianya. Aku berdiri di tempat yang sama dan dengan nada dingin aku langsung bertanya apa maunya sebenarnya



“ Apa maumu ?”



“ jaga sopan santunmu Sakti. Aku mulai menyukaimu. Aku yang mambantumu keluar dari hukumanmu , dan menuntun sejauh ini. Namun sama seperti mereka , kau mulai sombong. “



Aku tertawa sinis



“ langsung saja ke intinya , Ra “



“ aku senang kau tiba kembali ke bumi , Sakti. Manusia-manusia itu , dahulu mereka adalah budakku. Mereka semua anjing lucu kesayanganku sampai mereka mulai belajar sombong. Aku ingin kau memberikan mereka peringatan. Hancurkan senjata terbaik mereka. Mereka akan paham pesan dariku. Pesan yang aku tulis dengan bahasa yang mereka mengerti. Kekerasan “



Aku terbangun dari tidurku. Sebuah koordinat masuk ke komunikatorku. Koordinat target yang harus aku hancurkan. Aku bangkit dari tidurku , lalu memeluk Mina dari belakang. Saat itu ia tengah membuat makan siang.



“ makanlah dahulu sebelum kau pergi “



Aku menyantap makan siang dari Mina. Lalu kami berpelukan dan aku pamit menjemput Gina. Aku menjemput Gina di sekolahnya. Aku menggandeng tangannya dan kami pun pulang bersama-sama. Kami pulang berbarengan bersama temannya . Kami berpisah di persimpangan dan mereka semua pulang ke rumah mereka masing-masing dengan segera karena mereka harus membuat PR mereka.



Sore itu juga aku berpisah dengan Gina. Kami sempat bermain sebentar namun aku segera meminta izin karena aku punya tugas yang harus aku jalankan. Gina pun sedih



“ apa kamu akan kembali? “



“ esok pagi-pagi sekali aku sudah pulang. “



Kami berpelukan. Aku mengantarnya pulang dan ia tersenyum menahan tangisnya. Aku melambaikan tanganku , lalu kembali ke kapalku. Saat itu juga aku menghidupkan mesin pesawat dan lepas landas menjelang matahari terbenam.



Semua orang melihat kapal Korvet itu lepas landas dari kampung mereka. Beberapa merekam apa yang terjadi. Itu adalah satu dari sedikit kejadian langka di mana manusia bumi melihat langsung kapal asing lepas landas dari planet mereka. Saat tiba di orbit rendah, aku melompat ke orbit di mana target berada.



Aku berada di ketinggian 400 km di atas permukaan planet. Sasaranku ternyata adalah sebuah satelit tempur milik Amerika Serikat , USS George Washington , sebuah Satelit yang dipersenjatai dengan meriam railgun sebagai senjata utama. Bentuknya sangat primitif. Menyerupai ISS di dunia kalian. Dengan panjang 150 meter dan dipersenjatai dengan delapan meriam plasma excalibur , USS George Washington adalah Kapal perang terbesar yang dibuat di Bumi. Kapal perang Antariksa pertama adalah kapal selam intai buatan Nazi Jerman , sebuah piring terbang yang dipersenjatai dengan meriam 88mm dan senapan mesin.



Selain memiliki tugas membom permukaan dari orbit rendah, USS George Washington juga dapat menembak jatuh terpedo (ICBM) yang diluncurkan dari permukaan. Pembuatan USS George Washington tentu saja melanggar perjanjian di mana tidak ada negara di bumi yang boleh mengembangkan senjata Antariksa.



USS George Washington tidak dilengkapi dengan perisai energi sehingga satu tembakan railgun saja cukup untuk menghancurkan kapal itu menjadi kepingan-kepingan kecil. Namun meriam excalibur adalah meriam plasma yang dirancang untuk menghancurkan terpedo hanya dalam sekali tembakan. Meriam itu adalah ancaman terbesar kapalku karena meskipun primitif mereka cukup kuat dan mematikan. Belum lagi railgun yang dirancang menangkis asteroid



Mereka dapat mendeteksi sasaran lewat radiasi yang dihasilkan. Namun kapalku dilengkapi peralatan yang dapat meredam radiasi sehingga membuatnya sulit terlihat di navigasi musuh. Aku membidik satelit itu , namun saat itu juga mesin kapal tiba-tiba mati. Aku terkejut bukan main , tak menyangka musuh telah memiliki generator EMP yang dapat melumpuhkan kapal musuh meski hanya sementara. Saat itu juga mereka menembak kapalku dengan empat meriam sekaligus.



Ledakan terjadi. Kapalku terguncang dan aku kehilangan satu roket pendorong. Aku memulai ulang kapalku , membidik kapal dengan senjata utama. Aku menembakkan meriam railgun dan saat itu juga ledakan terjadi. Satelit itu terbelah dua sebelum sempat melancarkan serangan kedua.



Aku bernafas lega. Kecerobohanku membuat aku nyaris terbunuh. Perisai kembali ke angka 100 persen namun pertarungan sudah selesai. Aku bersiap untuk melompat kembali ke pesisir pantai Bengkulu . Sampai aku mendeteksi kapal induk musuh beberapa ratus kilo di permukaan mendekati posisiku. Aku terkejut kapal itu masuk ke daftar sasaranku.



Kapal induk itu Kapal induk kelas Gerald R ford , yang dikawal beberapa kapal perang lainnya. Sadar jika bukan ICBM yang terdeteksi oleh satelit mereka , mereka melepaskan beberapa terpedo dari permukaan. Aku menembak jatuh terpedo dengan meriam plasma. Aku membidik kapal induk itu dan menembakknya dengan meriam railgun. Tanpa dilindungi perisai , meriam itu berhasil melubangi kapal induk dengan sekali tembakan. Kapal-kapal serbu berhamburan jatuh ke laut dan kapal induk itu perlahan mulai tenggelam



Kapal pengrusakan musuh membidikku. Mereka menembakkan meriam railgun dari permukaan laut dan menghantam perisaiku. Perisai turun menjadi 75%. Aku membombardir satu kapal lagi dan seketika itu juga kapal itu terbelah lalu tenggelam. Pertempuran itu adalah pertempuran pertama antara kapal perang bumi , yang berlayar di permukaan , melawan kapal asing yang membombardir dari antariksa. Aku menenggelamkan sebuah kapal induk , sebuah stasiun antariksa dan sebuah kapal pengrusak musuh, Kapal pengrusak kelas Zumwalt. Meski telah dimodifikasi dengan meriam railgun , kapal pengrusak musuh masih terlalu primitif untuk menghadapi kapal antariksa manusia asing.



Aku melompat kembali ke pesisir kapal Bengkulu. Musuh memiliki kesempatan untuk menenggelamkan kapalku karena kecerobohanku sendiri. Kapal musuh dari permukaan berhasil melakukan perlawanan namun teknologi yang mereka gunakan sangat tertinggal. Aku terkesan mereka dapat meluncurkan terpedo dan menembakkan railgun ke sasaran yang berada ratusan kilo di atas permukaan. Jika bukan karena perisai itu , maka kapalku mungkin sudah terbelah dua



Ra mendapat apa yang ia inginkan. Dengan menghancurkan beberapa senjata andalan manusia bumi , aku pikir ia ingin pemimpin-pemimpin di bumi kembali berada di bawah kekuasaannya. Atau ia ingin melemahkan pertahanan negara di bumi. Aku tidak tahu apa yang ia rencanakan , dan aku tidak peduli. Aku setuju menghancurkan senjata-senjata itu karena mereka membahayakan kehidupan di bumi. USS George Washington memiliki railgun yang dapat menghancurkan kota seukuran Beijing hanya dalam sekali tembakan. Tidak jauh berbeda dengan senjata utama kapalku. Sedangkan hancurnya kapal induk USS Gerald R Ford menghentikan serangan udara di suatu negara untuk sementara.



Aku tidak tahu apa rencana Ra selanjutnya dan aku tidak peduli. Aku harap dia tidak akan menyuruhku untuk menghancurkan setiap negara di bumi karena aku tidak berminat. Aku sebenarnya ingin ia tidak menggangguku lagi namun aku tidak tahu caranya. Aku bahkan ragu bunuh diri akan membantuku.



Aku pejamkan mataku dan tertidur. Aku mendarat sekitar pukul satu pagi dan tidak ada yang melihatku. Aku berbaring di kamarku dan tertidur. Aku terbangun jam setengah enam dan aku segera bangun untuk menjemput Gina. Aku suka memek Ibunya tapi aku lebih suka anak kecil itu. Dia sangat lugu dan menggemaskan. Aku tiba di rumahnya dan dia sudah bangun.



“ om Sakti!”



Dia langsung memelukku. Aku menggendongnya dan membawanya masuk ke rumahnya. Aku dudukkan dia dan ikut sarapan bersama mereka. Gina lalu berdiri dan berlari ke kamar mandi karena ia harus sekolah



“ jadi , kau benar-benar orang asing “



Bisik Mina



“ sudah kubilang begitu “



Ia tertawa kecil. Ia taruh kepalanya dipundakku sambil berbisik



“ aku jadi ingin diculik sama kamu “



Aku tertawa. Di bumi terdapat stereotipe jika Makhluk asing sering menculik manusia bumi untuk diteliti bahkan diperkosa. Itu semua konyol karena kebanyakan manusia asing ke bumi untuk berlibur , bahkan memulai hidup baru. Satu-satunya yang mereka culik adalah benda-beda dari bumi untuk mereka jual di dunia mereka. Menculik manusia asing dari bumi , justru akan mendatangkan masalah besar
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd