Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PERJALANAN MENGGAPAI CITA DAN CINTA 1

sebenarnya cerita ini menarik,penuh misteri,penuh teka-teki perjalanan dari pemeran dari cerita ini bahkan penghuni kos pondok merah karena menurut saya ini semua saling berhubungan baik dari para pendiri kos pondok merah sampai generasi penerus kos pondok merah karena ga mungkin para penghuni generasi penerus kos pondok merah langsung masuk di kos itu. alangkah baiknya kisanak87 dan kuning kelabu membuat side story tentang pendiri kos pondok merah hingga generasi penerus kos pondok merah
 
Matur sembah nuwun kisanak atas update nya yg luar biasa ni...

Smoga bs segera update kembali setelah ni
 
Siap2 nunggu kehadiran cewe misterius alias mba Mery yg akan muncul tiba2 nih... yg akan membuat Sandi makin binggung dan penasaran kgk ada abis2nya...
ditunggu kelanjutannya suhuu...
Pesta udah usai... tinggal tunggu Jago berperan lagi dlm cerita ini... semangatt...
Sehat dan lancar selalu yak...
Thanks updatenya
🙏🙏🙏
 
Udah bisa di bikin pilem ini bah. Paten kali, mantab kali, paling paten. :tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
 
M
BAGIAN 47

PESTA YANG PANJANG DAN MELELAHKAN



POP Alan

DOORRR..

Suasana di gudang ini langsung hening seketika… semua orang yang membawa senjata mengacungkan kedepan kearah lawan – lawannya termasuk anggota cak gito dan cak ji’i yang baru datang..

Mas adam dan mas bendu berlari ke arah luar gudang sambil membopong mas rendi yang sudah tidak sadarkan diri..

Semua penghuni kos pondok merah emosi dengan air mata yang tumpah.. bung toni mengeratkan giginya dengan nafas yang memburu.. tangannya terkepal seperti ingin meluapkan semua kemarahan.. begitu juga penghuni yang lain… ini adalah kemarahan yang begitu besar dari sekumpulan keluarga yang melihat salah satu keluarganya terkapar dan berdarah..

Dan dikelompok desa utara.. cak bagong juga menangisi anaknya puput yang roboh tidak bernyawa.. bajingann.. ini akan menjadi pesta yang menggila..

“herman.. kurang ajar sekali kamu.. menghadapi anak – anak kuliahan aja kamu sampai menurunkan kekuatanmu yang penuh.. dan sampai harus pakai tembakan segala.. assuu..” ucap cak gito yang baru datang dan masuk ke gudang ini dengan emosi kepada cak herman..

Cak gito tadi datang dan masuk kegudang langsung merobohkan empat orang anggota aliansi selatan dengan ganasnya dengan beberapa kali serangan.. bajingan’og..

“resiko di dunia hitam ya seperti ini gito.. ga usah munafiklah kamu..” kata cak herman sambil berdiri dan diikuti oleh semua koordinator aliansi selatan yang berjumlah tujuh orang..

“semua yang terlibat atau melibatkan diri.. harus siap dengan segala resiko yang ada.. termasuk kematian..”

“oh iya.. sepertinya malam ini akan menjadi penentuan kelompok mana yang bisa menguasai dunia hitam diprovinsi ini..”

“dan kami juga ga perlu susah payah dengan penyerangan kemarkas kalian.. cukup disini aja..” kata cak herman sambil menghisap rokoknya..

“ga usah terlalu angkuh kamu man.. kamu kubiarkan selama ini, bukan berarti aku takut.. aku cuma ga mau buat ribut sama tikus – tikus seperti kamu dan kelompokmu..” ucap cak gito..

“tikus – tikus disini bukan tikus rumahan yang takut sama kucing to’.. disini semua tikus jalanan yang justru ditakuti oleh kucing..”

“jadi mari kita buktikan malam ini kekuatan kita tanpa senjata ala jati.. gimana..?” kata cak herman dengan santainya..

Asssuuu.. memang kalau sudah antar bos bajingan itu bicara, pasti menusuk kata – katanya..

“bangsat kamu.. ga usah banyak bicara..” kata sandi tiba – tiba bersuara dan menunjuk cak herman dengan lantangnya..

Dan dia berbicara dengan emosi yang sangat luar biasa sambil menginjak kepala togel yang sudah tidak bernyawa.. asssuuu.. ini bukan adindaku sandi lagi yang berbicara.. tapi ini iblisnya.. bajingannnn…

Tangan kanan cak herman si panglima langsung berlari kearah sandi dan

BUUUMMM…





POP Sandi

BUUUMMMM…

Sebuah pukulan togel mendarat dirahangku dan membuat aku roboh kebelakang dan tertelungkup..

“SERRRAAANNGGG..” ucap togel ke anak buahnya.. dan puluhan orang itu berlari kearah kami..

Asssuu.. kuat sekali togel ini.. dia aku pukul dengan sekuat tenagaku aja ga roboh.. bajingannn.. dan pukulannya itu loh rasa sakitnya luar biasa.. aku sampai terguling – guling menahan rasa sakitnya..

Togel lalu melangkah mendekati aku dan menginjakkan kakinya diperutku dengan kuat..

BUUHHHGGG..

“huuuppp.. “ aku langsung terduduk dengan nafas yang tertahan.. togel lalu mengarahkan tendangannya ke arah wajahku..

BUUGGHHH…

Aku membloknya dengan kedua tanganku sampai aku tertidur dengan kepala belakangku terhantam lantai dengan keras… assuu…

Kepalaku langsung terputar – putar dan rasanya kepalaku seperti dipukul memakai palu.. bajingannn…

Togel lalu mengangkat kerah kaosku sampai aku berdiri.. dan kepalaku masih terasa sangat pusing.. tiba – tiba..

BUUGGHHH…

BUUGGHHH…

BUUGGHHH…

Dia memukul lagi wajahku terus menerus sampai darah menutupi mataku yang sudah bengkak dari tadi.. assuuu..

aku ga boleh kalah.. aku ga boleh nyerah.. aku mengumpulkan sisa – sisa kekuatanku..

Aku tarik kepala belakang togel dan aku adu dengan kepalaku dengan kuat..

BUMMMMM..

Togel langsung melepas pegangannya dikerah kaosku.. dan tadi rupanya aku mengadu keningku dengan hidung togel dan dia langsung menunduk memegang hidungnya yang berdarah..

Aku lalu mundur beberapa langkah dan dan aku mengusap darah yang terus mengalir membasahi kedua mataku.. dan aku menekan kedua mataku supaya penglihatanku tidak kabur lagi akibat pukulan bertubi – tubi barusan..

Penglihatanku perlahan mulai menerang walapun sedikit berbayang.. togel mengangkat wajahnya dan menatapku tajam dengan darah yang mengalir dari hidungnya.. dia bersiap untuk menyerangku.. dan ketika dia melangkah dan akan melayangkan pukulan..

Aku mengarahkan tendangan kearah dadanya menggunakan tumitku..

BUHHGGG..

Dia termundur sedikit lalu menarik nafasnya.. dan aku menyerangnya dengan sebuah pukulan lurus kearah bawah keningnya dengan kuat..

BUHHGGG..

Kepalanya terdonga keatas.. lalu aku memegang kepala sebelah kanannya dengan tangan kiriku lalu aku hantamkan ketiang penyangga beton disebelah kananku..

BUUMMMM..

Darah lalu keluar dari kepala bagian samping kiri togel dengan deras.. dan dia tetap berdiri dengan tegap.. assuuu.. kuat sekali fisiknya.. ga percuma dia jadi orang terkuat di desa utara setelah cak bagong… bajingan..

Dia lalu menendang dadaku dengan keras menggunakan telapak kakinya ..

BUHHGGG..

Aku termundur kebelakang.. dan dia menyerangku lagi dengan kepalan tangan kanan dan tangan kirinya secara beruntun… dan aku memblok dua serangannya dengan tangan kanan dan tangan kiri.. tapi setelah itu tiga serangannya masuk kewajahku.. pelipis, hidung dan mulutku terkena pukulan yang telak.. aku lalu memundurkan wajahku sambil mengarahkan tinjuku tepat di ulu hatinya…

BUHHGGG..

Dia termundur kebelakang dengan nafas yang sesak dan aku menyambutnya dengan pukulan kearah mulutnya dengan keras..

BUUMMMM..

togel langsung roboh kebelakang.. asssuu.. akhirnya roboh juga kamu.. bajingan..

dan tenagaku sekarang terkuras habis.. aku mengumpulkan kekuatanku lagi sebelum aku menutup serangan ke togel.. aku menundukkan kepalaku dan membukukkan tubuhku, dengan bertumpu pada kedua lututku dan aku menarik nafas dalam – dalam.. darah menetes kelantai dari hidung dan pelipisku.. assuuu.. aku bener – bener bonyok.. dan ketika kulihat lurus kedepan, togel bersusah payah untuk berdiri.. aku lalu berdiri menegakkan tubuhku kembali dan kuberi kesempatan togel untuk berdiri tegak juga.. aku ingin menyerangnya dengan posisi tegak sehingga dia akan jatuh dengan sempurna.. dia berdiri dengan sempoyongan dan ketika aku akan menyerangnya..

BUHHGGG..

Aku terjatuh kesamping.. cuukkk..

DOORRRR..

Asssuuu.. siapa yang menembak dan siapa yang tertembak.. aku lalu menoleh kesamping.. kulihat mas rendi sudah tergeletak dengan memegang dadanya..

“MAS RENDIIII..” teriakku..

BAJINGAAAANN.. mas rendi tertembak dan dia mendorong tubuhku untuk menyelamatkanku dari tembakan.. asssuu.. aku lalu merangkak dengan cepat ke mas rendi..

DOOORRRR..

Suara tembakan terdengar sekali lagi…

“PUPUUUTTTT..” terdengar suara cak bagong berteriak.. tapi aku ga memperdulikan itu..

aku merangkak lalu meraih kepala mas rendi dan menyandarkannya dipahaku.. cukkkk.. kenapa kamu mas…? Kenapa kamu mengorbankan dirimu untuk aku mas.. assuuu.. kulihat bibir mas rendi bergetar dan ingin mengatakan sesuatu kepadaku..

“san.. kamu tuntas kan pertarungan malam ini.. HUEEEKKK..” ucap mas rendi dengan terbatah – batah dan dia langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya.. darah itu langsung membasahi kedua tanganku.. dan air mataku langsung tumpah detik itu juga..

“mas jangan banyak bicara.. aku pasti bantai mereka.. aku janji..” ucapku dengan bergetar dan air mata yang mengalir dengan deras.. dan aku langsung memeluk kepala mas rendi..

“adamm.. cepat bawa bule kerumah sakit…” ucap mas pandu ke mas adam yang ada disebelahku..

“siap mas..” ucap mas adam dengan mata berkaca – kaca..

Dia lalu mengangkat tubuh mas rendi yang sudah pingsan dipangkuanku.. dan dia menggotongnya dibantu mas bendu.. sementara aku masih duduk dan terpaku dengan darah mas rendi yang membasahi kedua telapak tanganku.. sementara air mata terus mengalir di pipiku.. tangan serta tubuhku bergetar hebat.. aku menggigil.. pandanganku tiba – tiba gelap.. dan aku tidak bisa melihat siapa aja yang ada disisiku.. tiba – tiba ada suara berbisik ditelingaku..

“Ketika darah dari saudaramu telah tertumpah.. ambilah dan basuh diwajahmu.. dan seketika itu kamu akan merasakan nikmatnya kemarahan itu seperti apa.. bangkit dan bantai mereka..”

Aku lalu mengangkat kedua tanganku dan kubasuhkan darah segar dari mas rendi yang ada di kedua telapak tanganku ke wajahku.. aku hirup darah mas rendi itu.. aromanya langsung merasuk lewat rongga – rongga hidungku dan mengirimnya keotak dan menyebar keseluruh tubuhku.. aku merasa seperti ada kekuatan yang masuk kedalam tubuhku.. ntah siapa dan kenapa.. yang jelas aku ingin darah malam ini.. lalu aku membuka kedua mataku dan aku berdiri dengan tumpuan dua kepalan tanganku..

“bangssatttt.. kamu semua harus membayar setiap tetes darah mas rendi yang tumpah malam ini..” ucapku dengan pelan dan bergetar..

Aku menegakkan tubuhku dan kutatap togel didepanku yang kaget melihat ekspresi wajahku.. dia berlari dan memukul wajahku..

BUHHGGG….

Aku memalingkan wajahku akibat pukulannya dan itu ga berasa sama sekali.. aku menatap wajah togel.. lalu..

BUUMMMM..

sebuah pukulanku menghantam wajah togel dengan keras sampai dia terdonga keatas lalu roboh kebelakang..

aku berjalan santai mendekati tubuh tobel yang terlentang.. lalu aku injak dadanya dengan kuat..

BUUHGGG..

Togel sampai terduduk akibat injakanku didadanya.. lalu aku injak wajahnya dengan telapak sepatuku..

BUUMMMM..

Dia terhempas kebelakang dengan kepala belakang membentur lantai dengan keras.. darah langsung keluar dari hidung dan mulut togel dan membanjiri rambut belakangnya.. nafasnya mengorok dan tubuhnya mengejang..

Aku lalu mendekati lagi dan kurahkan injakan kakiku kebatang lehernya…

BUUHGGG..

“HOOGGGG..” nafasnya langsung terhenti dan tubuhnya bergetar hebat.. aku lalu menginjak kepalanya sampai menoleh kesamping dan aku tekan dengan kuat…

Lalu aku memandang lurus kedepan sambil tetap menginjak kepala togel.. ternyata tidak ada pertarungan diruangan ini.. semua menatap pertarunganku dengan togel dan setelah itu aku mendengar samar – samar lek gito dan cak herman berbicara.. aku tidak terlalu focus dengan apa yang mereka biarakan.. yang ada dikepalaku isinya cuma bangkit dan bantai.. dan kata – kata terakhir cak herman mulai terdengar setelah aku focus menatapnya..

“tikus – tikus disini bukan tikus rumahan yang takut sama kucing to’.. disini semua tikus jalanan yang justru ditakuti oleh kucing..”

“jadi mari kita buktikan malam ini kekuatan kita tanpa senjata ala jati.. gimana..?” kata cak herman dengan santainya..

Assuuu sombong sekali kamu bajingan…

“bangsat kamu.. ga usah banyak bicara..” ucapku sambil menunjuk wajah cak herman dengan penuh emosi..

Dan kulihat panglima dibelakang cak herman berlari kearahku sambil mengarahkan sebuah pukulan ke wajahku..

BUUHHHHGGG..

kepalaku oleng kebelakang.. tapi tubuhku tetap berdiri dan kakiku tetap menginjak kepala togel.. lalu aku tatap wajah panglima yang kaget karena efek pukulannya ga menjatuhkan aku dan itu ga membuat rasa sakit sedikitpun.. aku menatapnya dengan tajam dan kuangkat kakiku dari kepala togel.. aku mendekati panglima.. dan dia menyerangku dengan tendangan didadaku…

BUUHHHHGGG..

Aku termundur kebelakang.. dan kutahan tubuhku dengan bertumpu pada kaki kananku kebelakang dan kaki kiriku didepan selangkah.. lalu kutegakkan tubuhku kembali dan kumiringkan kepalaku kekiri sambil menatap panglima..

dan dia begitu emosi melihat dua serangannya kepadaku tidak membuatku roboh.. lalu dia menyerangku kembali.. kali ini dia melancarkan pukulan dari arah samping kanan dan kiri dengan sasaran pelipis dan rahangku..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

Dia terus memukulku dan aku tidak menangkis atau memblok semua pukulannya.. semua pukulannya masuk dengan telak ke pelipis dan rahangku.. dia membabi buta memukulku sambil melangkah kedepan.. dan aku menerima pukulannya sambil melangkah mundur.. darah mengalir lagi dari pelipis dan mulutku.. dan darahku yang keluar menyatu dengan darah mas rendi.. aku begitu menikmati setiap pukulan yang disarangkan oleh panglima diwajahku.. dan sekali lagi aku tidak merasakan sakit sedikitpun..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

Dia terus memukulku sampai pukulannya melemah..

Aku lalu memegang kepala belakang panglima.. setelah itu ku adu keningku dengan keningnya sekuat tenagaku..

JEEDDUUUGGG..

Benturan antara kening kami begitu keras.. sampai panglima terlihat sempoyongan.. dia lalu menggoyangkan kepala kekanan dan kekiri..

Aku meraba darah yang mengalir diwajahku dengan jemariku.. setelah itu aku jilat darah yang menempel pada jari – jariku..

Heemm.. rasa darah ini begitu nikmat dan menggairahkan..

Tanganku langsung terkepal..

lalu aku arahkan kepan tanganku lurus kedepan tepat ditulang yang ada diantara kedua mata panglima dengan sekuat tenagaku..

BUUHHHHGGG..

Kepalanya terdonga keatas.. lalu aku menyambutnya dengan hook kanan dan hook kiri secara beruntun kewajah panglima..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

Aku terus menghajarnya sambil melangkah kedepan dan dia mundur kebelakang sampai tersandar didinding..

Aku tidak memberi kesempatan panglima untuk bernafas.. aku menyerangnya terus dengan kepalan kedua tanganku.. dan dia menerimanya dengan pasrah sambil tersandar didinding..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

BUUHHHHGGG..

Darah dari wajah panglima begitu banyak yang keluar.. lalu aku menghentikan pukulanku.. seluruh wajahnya lebam sampai kedua matanya tidak terlihat.. dan ketika dia mau roboh kedepan.. aku menyambutnya dengan injakan didadanya..

BUUHHHHGGG..

Dia tersandar didinding lagi..

Lalu aku pegang kerah bajunya dan kuputar dia seratus delapan puluh derajat.. dan sekarang aku yang bersandar didinding..

lalu aku mengarahkan pukulanku dengan keras kearah dadanya tanpa melihat wajah panglima..

BUUHHHHGGG..

Tubuhnya langsung melayang kebelakang dan kepalanya condong kedepan dengan nafas yang sesak.. lalu aku hantam lagi wajahnya dengan kepalan tangan kananku..

BUUMMMM…

Panglima langsung roboh kebelakang.. aku mendatanginya yang jatuh terlentang lalu injak dagunya dari arah bawah..

KRAKKKK…

Kepalanya terdongak keatas dan aku injak lehernya..

BUHHGGG..

“HOOGGGG..” nafasnya tertahan.. lalu aku injak dari kepalanya sebelah kanan ke sebelah kiri dengan kuat..

KRAKKKK…

Lehernya patah dan mengejang lalu tidak bergerak lagi..

Aku menarik nafasku dalam – dalam lalu mengeluarkan perlahan… hiuuffttttt.. nikmat sekali pertarungan ini.. belum pernah aku merasakan nikmat yang seperti ini dalam pertarungan – pertarunganku sebelumnya…

Dan kulihat pertempuran lagi – lagi belum dimulai.. semua mata masih tertuju kepadaku.. dan kulihat cak herman juga kaget melihat tangan kanannya si panglima tergeletak tak bernyawa akibat perbuatanku..

Aku lalu berjalan kearah cak herman.. dan ketika sudah dekat aku melayangkan sebuah pukulan kearah wajahnya dengan kuat..

BUHHGGG..

Dia oleng kebelakang tapi tidak roboh dan dia langsung menginjak dadaku dengan keras.. sehingga aku terpental dan roboh kebelakang.. semua koordinator aliansi selatan yang ada disebelahnya langsung berlari kearahku dan menginjak beramai – ramai tubuhku yang tengkurap dilantai..

“BANNGGSAAATTT..” teriak cak gito.. dan ketika akan mendatangi aku tiba – tiba dari arah pintu gudang ada suara yang mengagetkan kami semua..

“gito.. tahan de..” ucap seseorang yang datang.. aku lalu mengadahkan kepalaku dan tetap tengkurap dilantai.. aku melihat kearah pintu gudang.. pandanganku kabur karena darah menutupi mataku..

“herman itu jatahku..” kata seseorang.. aku kenal betul suara ini, walaupun tanpa melihatnya sekalipun.. ini suara ayahku.. irawan jati.. suara ini terdengar santai dengan penekanan kata yang tegas.. dan seketika semua injakan ditubuhku terhenti.. mereka kaget dengan suara itu.. cak herman sampai melotot mendengar suara ayahku..

Dan semua isi diruangan ini juga kaget.. ketika ayahku masuk bersama empat orang.. aku melihat mereka berlima masuk.. dengan penglihatan yang samar – samar aku terus memperhatikan kelima orang itu.. aku lalu membersihkan kedua mataku dari darah yang menutupinya.. lalu aku lihat lagi kelima orang itu.. dan semakin lama semakin jelas wajah orang yang masuk itu.. wajah ayahku terlihat santai sambil menghisap rokok gudang garam suryanya.. disebelahnya pak tomo dengan rokok dji sam soe nya.. tapi siapa ketiga orang lainnya..? aku ga kenal sama sekali mereka.. assuuu.. apa ini yang diceritakan mas pandu tentang lima bajingan kos pondok merah..? bajingaannn…

Ayahku terus berjalan dan diikuti oleh empat temannya.. beliau melewati lek gito dan lek ji’i yang tertunduk dan semua anak buah merekapun tertunduk didepan ayahku..

Ayahku berhenti dan berdiri didekatku lalu membuang rokoknya.. setelah itu jongkok dan mengulurkan tangannya kearahku.. aku lalu menyambutnya, dan beliau menarikku sampai aku berdiri.. lalu ayahku mengelus pelan rambutku tanpa berkata apa – apa.. setelah itu beliau berbalik dan melepaskan jaketnya lalu meletakkannya didekat meja tempat aliansi selatan rapat tadi..

“jadi tunggu apa ini..?” kata ayahku sambil berjalan santai..

“SEERRRAAANGGG…” teriak cak gito..

PAAAKKKK..

BUUHHGGG..

PAAAKKKK..

BUUHHGGG..

Suara perkelahian ditengah gudang meletus lagi.. aku melihat teman – teman kos pondok merah berkelahi dengan bringasnya.. padahal mereka tadi sangat lelah dan sudah tampak akan kalah.. tapi sekarang mereka menggila.. dipikiran mereka mungkin sama dengan aku.. bangkit dan bantai.. mereka ingin balas dendam setelah melihat mas rendi roboh dengan peluru bersarang didadanya..

Bung toni menggila dengan pukulannya dan tendangannya.. wajahnya terlihat sangat marah sekali.. setiap musuh yang dilihatnya dipukul dan diinjak sampai tidak bernyawa.. satu persatu anggota aliansi selatan terkapar dilantai dengan kondisi yang mengenaskan..

Begitu pula mas pandu, mas arief, mas bendu, mas wawan, mas akbar, mas raimond, mas danis, mas bobby, mas rudi, kakanda alan, surya, aldo, yuda dan satria.. mereka mengamuk sejadi – jadinya.. mereka menghajar, menyeret, menginjak dan mematahkan tubuh – tubuh anggota aliansi selatan dengan ganasnya..

ilham dengan parang kembarnya menebas setiap lawan yang dihadapinya.. potongan tangan, kaki, kepala dan bagian tubuh lainnya berserakan dilantai dan tempat ini seolah banjir darah..

suara pukulan seperti irama musik yang mematikan dan memekakan telinga.. suara jerit kesakitan dari musuh kami, seakan berbunyi merdu seperti paduan suara dan mereka sangat menikmati pertarungan ini..

bangsattt.. pemandangan seperti ini membuat bulu kuduk berdiri dan tubuh bergetar..

cak maji dengan kekuatannya akhirnya bisa menumbangkan cak bagong dan langsung menggorok lehernya dengan clurit.. cak bagong mengorok dan mengejang sambil memegang samurai.. pertarungan senjata tajam yang sangat luar biasa..

dan sekarang dihadapanku cak herman berdiri dan bersiap duel dengan ayahku.. sementara tujuh koordinator aliansi selatan bersiap duel juga dengan aku, lek ji’i, lek gito, pak tomo dan ketiga temannya tadi..

dihadapanku berdiri seorang koordinator aliansi selatan dengan wajah yang seram, berbadan besar dan berkumis tebal.. rambut depan pendek dan rambut belakang panjang.. assuu.. aku ga gentar sedikitpun.. darahku masih mendidih dan emosiku masih ada dipuncak tertinggi..

aku menatap matanya lalu aku berlari kearahnya sambil mengarahkan tendangan kearah wajahnya..

BUUMMMM..

Dia menghindar kesamping dan kakiku hanya mengenai ruang kosong dan menginjak lantai dengan keras.. tubuhku sempat limbung tapi aku menahan dengan kaki kiri supaya tidak terjatuh.. dan..

BUUHHGGG..

Sebuah pukulannya mengenai rahangku dan aku sempat oleng tapi tidak jatuh.. lagi – lagi tidak ada rasa sakit yang kurasa.. justru emosiku semakin terpacu..

Diarahkan tendangan kearah dadaku.. aku mundur sedikit.. dan setelah kakinya menyentuh lantai aku memajukan tubuhku sambil mengarahkan pukulanku kewajahnya…

BUUHHGGG..

Dia termundur tapi tidak jatuh.. lalu aku menyerangnya lagi dengan kombinasi kepalan tangan kiri dan tangan kanan.. di memblok semua pukulanku dengan kedua tangannya.. lalu aku mengarahkan pukulanku dari arah samping kedalam kearah telinganya..

BUUUHHGG..

Kepala samping bagian telinga kirinya terkena kepalan tangan kananku dan dia oleng kekanan dan disambut kepalan tangan kiriku dikepala samping bagian telinga kanannya..

BUUUHHGG..

blok perlindungan diwajahnya tidak ada karena kedua tangan orang itu memegangi telinganya yang mengeluarkan darah.. dan itu membut aku semakin mudah menyerangnya..

aku melayangkan pukulan kearah tulang rawan hidungnya dengan pukulan terkepal, lurus dan keras…

BUUUHHGG..

Wajahnya langsung terdonga keatas dengan darah yang langsung muncrat dari hidungnya dan tulang hidungnya patah kedalam…dan aku langsung menusuk tengah lehernya tepat dijakunnya dengan jariku yang tertekuk..

“ARRGGHHHHH..” nafasnya tertahan dan dia langsung memegang lehernya..

Aku lalu mengarahkan injakan telapak sepatuku didadanya..

BUUUHHGG..

Dia roboh kebelakang dengan keras..

BUMMMM..

Dan kepalanya membentur lantai.. aku langsung loncat dan mengarahkan tumit sepatuku dimulutnya..

BUHHGGG…

KRRAAAAKKK..

Orang itu menggelepar dilantai.. dan aku tutup dengan tendangan disamping kepalanya dengan keras..

BUHHGGG…

KRRAAAAKKK..

Lehernya patah kekiri dan dia tidak bergerak lagi..

“JIIIANNCCOOKKKK..” aku berteriak untuk meluapkan sisa emosi yang ada dikepalaku..

Aku lalu menunduk sambil memegang lututku.. nafasku kencang dan memburu.. aku lalu menarik nafasku dalam – dalam lalu mengeluarkannya.. hiiiuuufffftthhhhhh..

Lalu aku berdiri dan melihat pemandangan didepanku.. pemandangan pertempuran antara ayahku dan cak herman..

Ayahku terus memukul cak herman secara beruntun.. wajah, dada, perut, tulang iga, tulang rusuk dan semua tubuh cak herman tidak luput dari kepalan tangan ayahku.. dan ayahku terus menyerang tanpa memberi celah cak herman untuk memblok semua serangan ayahku.. semua pukulannya masuk dengan telak.. darah yang keluar dari mulut, telinga, pelipis dan hidung cak herman sangat banyak sekali..

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

Cak herman bagai sansak hidup dibuat oleh ayahku.. tubuhnya tersandar didinding dan terkulai..

Lalu..

BUUUHHGG..

Sebuah pukulan diulu hati cak herman membuat matanya melotot dan tidak bernafas.. ayahku lalu memegang kepala bagian belakang cak herman dan membantingnya kebawah dengan wajah menghadap kelantai..

BUUMMM….

Darah lalu mengalir disekitar wajah cak herman dan..

BUUUHHGG..

Sebuah injakan diubun – ubun menutup serangan ayahku kepada cak herman..

Cak herman sudah tidak bergerak lagi… dan ayahku pun berdiri dengan tegak sambil memutarkan kepalanya.. lalu berjalan kearah meja mengambil jaketnya.. tidak ada luka sedikitpun diwajah beliau.. gila.. ayahku memang luar biasa..

Ayahku lalu mengambil rokok dikantongnya lalu menyalakan korek zippo nya..

CLINGG…

Dibakar rokoknya lalu dihisapnya perlahan..

CLINGG…

Ditutupnya korek zipponya…

Cuuukkkk.. aku memperhatikan setiap gerak - gerik ayahku dengan kekaguman yang luar biasa..

Lalu aku lihat disebelahnya pak tomo juga tidak kalah menggila.. dia mematahkan kedua tangan dan kaki coordinator selatan.. lalu mematahkan lehernya.. dan ditutup dengan bantingan yang sangat keras.. assuuu.. sadis juga dosenku ini.. bajingan..

Lek gito tidak kalah sadis.. dia mengangkat musuhnya tinggi – tinggi lalu mengarahkan punggung orang itu ke ujung tiang beton lalu melemparkannya

BUHHGG..

KRRAAKK..

Terdengar tulang punggung orang itu patah dan dia sudah tidak bernyawa lagi.. assuu..

Sedangkan lek ji’i.. dia menarik rambut belakang musuhnya yang sudah tidak berdaya.. dan dia menghantamkan jidat musuhnya keujung tembok..

BUHHGG..

KRRAAKK..

Garis lurus dari jidat sampai hidung dan mulut langsung terlihat.. dan diulangi lagi sampai beberapa kali.. setelah itu dia banting dengan kepala bagian belakang menghantam lantai dan ditutup dengan injakan dimuka.. assuuu..

Satu orang teman ayahku membantai musuhnya.. kalau kuperhatikan wajahnya ganteng seperti orang bule dan sekilas mirip mas rendi.. cuuukkk.. apa dia ayahnya mas rendi.. cara dia berjalan, memukul, menendang dan menginjak musuhnya sama seperti gerakan mas rendi..

Dia memegang kerah musuhnya yang jongkok didepannya lalu dia menghantamnya dengan keras berkali – kali..

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

Lalu diinjaknya wajah musuhnya dengan sekuat tenaga..

BUUUHHGG..

Musuhnya roboh kebelakang dengan kaki yang terlipat kebelakang..

Sadisss cuukkk..

Satu lagi teman ayahku.. dia membantai lawannya dengan santai tetapi dengan pukulan yang keras dan tepat.. dan wajahnya selalu terlihat tersenyum ketika dia memukul.. cuukkk..

Disandarkan tubuh musuhnya didinding lalu dia menarik nafasnya dalam – dalam.. setelah itu dipukulnya sekitaran dada dan perut dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa..

BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG.. BUGG…

Bangsaattt.. gila.. cepat sekali pukulannya.. ada ya manusia kaya gitu.. assuu..

Musuhnya sampai tidak bisa bernafas dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.. matanya melotot dan wajahnya langsung tertunduk..

Setelah itu ditutupnya serangan dengan pukulan dari arah bawah kewajah musuhnya yang tertunduk…

BUUUHHGG..

JEDUUKKKK..

Wajahnya memuncratkan darah yang segar dan kepala belakangnya terhantam dinding.. lalu teman ayahku mundur dan mengambik rokoknya.. sementara musuhnya perlahan namun pasti roboh kesamping dan tidak bergerak lagi..

Bajingan..

Tinggal satu teman ayahku yang berduel.. tubuhnya agak pendek dan gempal.. gaya bertarungnya seperti petinju..

Tangannya terkepal kedepan dan tubuhnya bergerak kekanan dan kekiri.. kepalanya pun mengikuti irama tubuhnya..

Dia melancarkan jab kanan dan kiri kearah wajah musuhnya dengan beruntun..

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

Lalu dia memukul perut dan tulang rusuk musuhnya

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

Lalu ditarik musuhnya dan disandarkan didinding juga.. lalu diarahkan hooknya ke rahang musuhnya berkali – kali..

BUUUHHGG..

BUUUHHGG..

Musuhnya sudah tidak berdaya dan hanya tersandar didinding dengan wajah yang berdarah – darah..

Lalu ditutupnya dengan pukulan straight.. pukulan yang mengarah lurus ke wajah musuhnya dengan kuat..

BUUUMMM..

JEDUUGGG..

Dan musuhnya langsung tumbang seketika..

Bajingannn.. ternyata memang ganas lima bajingan pondok merah.. assuuu..

Kulihat ditengah gudang teman – teman kosku dan anggota kelompok yang lain juga sudah selesai dengan pertempuran masing – masing.. musuh bergelimpangan dimana – mana dan darah juga membanjiri gudang ini…

Setelah itu kami berkumpul didepan pintu gudang..

“dimana rendi..?” tanya seorang teman ayahku yang ganteng tadi..

Kami semua langsung bertatapan dan menunduk.. hanya mas pandu yang menegakkan kepalanya..

“maaf om.. om ini siapanya rendi ya..?” tanya mas pandu..

“saya agus.. saya ayah rendi..” kata orang itu dengan santainya..

Cuuukkk.. kami semua langsung terkejut mendengar jawaban orang itu.. bajingan.. ternyata benar dugaanku dia memang ayahnya mas rendi..

“maaf om.. rendi tertembak om..” kata mas pandu sambil berkaca – kaca..

“dibawa kemana dia..?” tanya om agus sambil menatap mas pandu..

“sebentar om saya telpon teman saya dulu..” kata mas pandu sambil mengeluarkan hpnya..

“haloo dam.. gimana kondisi rendi..?” tanya mas pandu dengan tegangnya..

“………”

“apaaa…?”

“………”

“ini ada ayahnya rendi disini.. kamu langsung ngomong aja sama beliau..” kata mas pandu..

“maaf om ini adam teman saya.. dia sekarang ada dirumah sakit dan dia butuh berbicara dengan om…” kata mas pandu sambil menyerahkan hpnya ke om agus..

“halo adam.. gimana kondisi rendi..” tanya om agus dengan rasa kuwatirnya

“………”

“oke.. saya setuju.. langsung aja bawa kerumah sakit ibukota propinsi.. saya sekarang kesana.. terimakasih ya dam..” kata om agus lalu menutup hpnya dan menyerahkan hpnya ke mas pandu..

“gimana keadaan rendi kanda..?” tanya ayahku ke om agus..

“rendi kritis dinda.. dan dia sekarang dirujuk ke rumah sakit ibu kota propinsi untuk operasi disana.. aku mau kota dulu menyusul adam untuk mengurus administrasi rumah sakit lalu aku akan kerumah sakit ibu kota propinsi..” ucap om agus..

Cuukkk.. mas rendi kritis.. bajingann..

“kami ikut om..” kata mas pandu..

“jangan de.. kondisi kalian ga memungkinkan untuk kesana.. kalian balik aja kekos.. bersihkan dulu tubuh kalian.. kalau kondisi kalian seperti ini.. orang – orang kan curiga..” kata om agus sambil memandang kami semua..

“ya.. lebih baik kita kekosmu.. bersih – bersih dulu..” kata ayahku

“tapi mas..” kata mas pandu terhenti ketika ayahku langsung menatap mas pandu..

“jangan berdebat disini.. sebentar lagi tito bersama anggotanya akan kemari.. sekarang kita bubar..” kata ayahku dengan tegas.. dan membuat mas pandu dan kami semua mengangguk..

“aku pergi dulu ya dinda..” ucap om agus..

“sebentar kanda.. bawa ini dan olesakan seperti biasa ke tubuh rendi..” kata ayahku lalu mengambil sebuah botol kecil dikantongnya dan diserahkan ke om agus..

“terimakasih dinda.. ramuan ini pasti berguna untuk anakku..” kata om agus.. lalu berbalik dan berjalan meninggalkan kami..

“wan.. aku, nawi sama totok pamit ya.. kita mau ke rumahku dulu.. kabarin kalau ada apa-apa..” kata pak tomo ke ayahku lalu bersalaman dan memeluk ayahku.. dan mereka menyalami kami satu persatu lalu pergi kearah mobil mereka..

“sat.. kamu ke kos pondok merah aja dulu.. nanti aku pamitkan sama ibumu..” kata pak tomo ke satria lalu berbalik dan pergi menyusul teman - temannya yang sudah berjalan duluan..

Dan kami pun menuju mobil masing – masing.. dan meninggalkan gudang yang berbau amis darah ini..

setelah beberapa ratus meter iringan mobil kami berjalan.. kami berpapasan dengan puluhan mobil polisi yang berjalan menuju kearah gudang.. dan beberapa saat kemudian..

BOOMMMMM…BOOMMMM.. BOOMMMM..

Terdengar tiga ledakan yang sangat keras dari arah gudang yang membuat kami semua menoleh kebelakang.. asap pekat dan kobaran api terlihat membumbung tinggi di ketiga gudang tempat pembantaian… saking besarnya api itu.. membuat langit yang gelap menjadi terang dimalam menjelang subuh ini..

Cuuukkk.. gila.. ini gila.. assuuu..

Dan kamipun melanjutkan perjalanan kami.. mobil cak ji’i dan cak gito bersama anggota T3 langsung mengarah ke ibukota propinsi.. sedangkan iringan mobil cak maji kearah desa mereka.. sedangkan iringan mobil kami berjumlah tiga mobil mengarah kekos pondok merah..mobil ilham di isi tim mas adam yang tadi ditinggal mas adam kerumah sakit.. mobil mas arief dan mobil yang dikendarai ayahku..

Pukul 04.00

Iringan mobil kami telah sampai didepan gang dan kami parkir dipinggir jalan.. kami lalu kearah gang dan masuk kekos pondok merah.. Ayahku pun ikut juga masuk kedalam kos dan ilham tampak menenteng tas yang besar dipundaknya..

Cuukkk.. akhirnya malam panjang ini berakhir dengan kemenangan dari kelompok kami.. dan kemenangan ini dibayar mahal dengan keringat dan darah kami yang bercucuran.. dan juga harus dibayar juga dengan kondisi kritisnya mas rendi..

Kami semua sudah duduk melingkar di meja ruang tengah.. wajah – wajah lelah dan tegang menyelimuti susasana kos yang hening ini.. luka dan darah begitu nampak diwajah – wajah kami..

“aku kekamar mandi dulu..” kata ayahku.. kami semua diam dan tidak ada yang bersuara.. kami masih bingung dan menunggu kabar mas rendi yang kritis.. tiba – tiba pintu kos kami terbuka…

Mas adam dan mas bendu masuk dengan wajah yang kusut..

“kalian sudah balik..? gimana rendi..” tanya mas pandu langsung berdiri dan kami semua mengikutinya berdiri sambil menatap mas adam dan mas bendu..

“rendi kritis mas.. dia dirujuk kerumah sakit ibu kota propinsi untuk operasi pengangkatan sisa proyektil didadanya..” kata mas adam dengan wajah sedihnya..

“kami disuruh balik sama om agus.. katanya disini aja dulu.. nanti kalau sudah agak tenang baru kita bisa jenguk bule di ibukota propinsi..” kata mas bendu..

“kenapa kita ga boleh jenguki mas rendi ya..?” tanyaku

“aku itu yang suruh..” tiba – tiba ayahku bersuara dan berdiri didepan pintu kamar mandi..

“tapi kenapa yah..?” tanyaku lagi..

“sudahlah ga usah tanya dulu nak.. nanti kalian akan tau sendiri.. sekarang kalian semua buka baju dan celana.. terus satu persatu masuk kamar mandi..” kata ayahku dengan tegas..

Kami semua saling berpandangan dan bingung maksud dari ayahku ini.. cuman mas pandu aja yang langsung membuka pakaiannya dan menyisakan cd nya aja yang masih menempel.. lalu mas pandu berjalan kearah kamar mandi dan berjongkok didepan ayahku.. ayahku lalu mengguyur kepala mas pandu dan mengusap kepala mas pandu dan mengusap wajah mas pandu.. terlihat air yang jatuh bercampur dengan dedaunan.. cuukkk.. ini ritual apa lagi..?

Setelah selesai mas pandu berdiri dan berjalan kearah kami.. bajingan.. wajah mas pandu langsung terlihat segar.. memar diwajahnya hanya terlihat samar – samar.. tapi luka – lukanya tetap terlihat tapi tidak menganga seperti tadi.. dasyaattt cuukkk..

“ini ritual ala desa kita san.. setiap habis bertempur pasti pulangnya dimandikan sama orang tua masing – masing dengan ramuan yang dicampur daun – daun yang berkhasiat.. dan ini juga bisa meredamkan emosi yang masih tertinggal dikepala..” kata mas pandu langsung tersenyum..

Bajingan.. kenapa ayahku ga pernah melakukan itu sama aku ya.. ayahku hanya mengoleskan ramuan aja diluka –lukaku ketika aku habis berkelahi… ga pernah memandikan seperti yang dilalkukan sekarang ini..

“ayoo siapa lagi..” kata ayahku.. dan kami satu persatu membuka pakaian kami dan masuk untuk dimandikan ayahku.. dan ketika giliranku.. aku langsung jongkok didepan ayahku.. ketika pertama kali airnya terkena luka – luka diwajahku langsung terasa perih dan sakit luar biasa.. lalu ayahku mengelus rambutku dan mengusap wajahku.. dan sakitnya langsung berkurang.. lalu ayahku mengguyur lagi kepalaku dan seluruh tubuhku.. setelah selesai aku bangkit dan berjalan ketengah ruangan.. segarnya langsung terasa dikepala dan luka – lukaku juga ga terasa sakit seperti waktu pertama datang tadi..

“cuuukkk aku ga bawa kampes..(sempak) gimana ini..? baju sama celanaku juga kotor banyak darahnya..” kata surya..

“sudah kamu gitu aja bagus kok..” kata mas wawan..

“cuuukkk..” kata surya mendumel..

“pake sempakku aja sur..” kata ku..

“asssuuu.. nggilani cuukkk..” kata surya lagi..

“masih baru cuukkk.. masih dibungkus plastik.. itu ada lima didalam aku baru beli kemarin” kataku..

“siap..” kata surya..

“untuk celana.. pinjam aja sama yang lain.. kalau pake celanaku bisa habis stoknya..” kataku..

“kaosnya pake kaos T3 aja..” kata ilham sambil mengeluarkan tumpukan kaos baru dari tasnya yang besar dan membaginya satu persatu..

Setelah berganti pakaian kamipun duduk bersama diruang tengah sambil menikmati teh hangat buatanku.. tidak ada TM di meja.. hanya gelas – gelas berisi teh hangat.. dan teko yang biasa berisi TM juga aku isi dengan teh hangat..

Terlihat wajah – wajah yang segar dari temanku.. walaupun masih terlihat memar dan luka tapi tidak sebesar dan sebanyak tadi waktu datang..

“jadi kalian tau maksudnya disuruh kembali kekos dulu kan..?” tanya ayahku membuka pembicaraan sambil menghisap rokoknya..

Kami semua mengangguk bersama..

“kapan kita ke ibu kota propinsi yah..?” tanyaku langsung

“nanti setelah sarapan..” jawab ayahku..

“ga bisa sekarangkah yah..?” tanyaku lagi..

“kalian mengkhawatirkan rendi ya..? rendi akan baik – baik aja.. percaya sama saya..” kata ayahku

dan tiba – tiba pintu kos kami terbuka.. dan disana berdiri seorang dengan berjaket kulit dan bertopi hitam serta bercelana levis hitam juga..

“malam mas irawan..” kata orang itu.. cuukkk pak tito.. ngapain dia kesini..

“malam.. masuk dek..” kata ayahku ke pak tito.. kami semua berdiri..dan beliau menyalami kami satu persatu lalu duduk disebelah ayahku..

Dan kami duduk kembali..

“gimana de disana..?” tanya ayahku..

“beres mas.. sengaja kami ledakkan gudangnya untuk menghilangkan jejak pertempuran kalian..” kata pak tito dengan tenangnya..

Cuuukkk… sadis banget ya..

“bajingan seperti mereka itu memang menyusahkan saja.. dan selalu membikin resah masyarakat..” kata pak tito lagi..

Aku lalu berdiri dan mengambil gelas lalu menuangkan teh dan kuserahkan ke pak tito..

“diminum pak..” kataku dengan sopan..

“makasih san..” kata pak tito lalu menyeruput teh buatanku..

“tapi tujuanmu kesini bukan untuk menyampaikan informasi itu kan..?” tanya ayahku ke pak tito

“iya mas..” jawab pak tito dengan tegas..

“terus..?” tanya ayahu dengan santainya..

“saya kesini cuman ingin menyampaikan ke semua penghuni kos pondok merah.. saya tau disini ada bandar narkoba dan bandar ***** yang menguasai kota ini.. saya punya bukti – buktinya semua..” kata pak tito dengan tegas..

Mas adam dan mas wawan langsung saling memandang.. setelah itu mereka menunduk..

“saya cuman tegaskan.. hentikan semua itu.. atau aku sendiri yang akan menyeret kalian semua kepenjara..” kata pak tito sambil menatap kami satu persatu..

“saya masih toleransi kalau cuman masalah mabuk dan berkelahi.. karena saya percaya kalian kalau mabuk tidak mungkin buat onar.. dan kalau kalian berkelahi biasanya ada sesuatu masalah yang besar dan tidak sembarangan kalian akan berkelahi.. saya salut itu..”

“tapi untuk urusan narkoba.. saya tidak toleransi.. ingat kelompok mbah jati tidak pernah bermain dan menyentuh namanya narkoba, apa lagi mengedarkannya.. jadi aku harap kalian bisa mencontoh mbah jati..” kata pak tito dan disambut anggukan oleh ayahku..

“maaf loh mas kalau aku sampai berbicara begini didepan sampean..” kata pak tito ke ayahku..

“santai aja dek.. aku juga sebenarnya mau bicara seperti itu tadi.. tapi keduluan sampean..” kata ayahku sambil menghisap rokoknya..

“ingat.. saya dan keempat teman saya membangun keluarga kos pondok merah bukan untuk menjadi sarang narkoba.. atau untuk menjadi jagoan diluar sana.. tapi tujuan kita untuk mengendalikan bajingan – bajingan kampus supaya tidak berulah dan saling merebut kekuasan dikampus teknik kita tercinta.. selain itu tujuan kita untuk menjadi penyeimbang di kehidupan kampus yang keras.. supaya semua bisa kuliah dengan aman dan nyaman.. aku harap kalian paham itu..” kata ayahku dengan serius kepada kami dan menatap satu persatu kami yang terdiam..

“dan aku harap setelah ini.. kos ini bersih dari narkoba.. ini juga untuk kebaikan kalian..” kata ayahku lagi..

Kami semua terdiam dan tidak menjawab perkataan ayahku barusan..

“oke mas.. kalau gitu aku mau pamit dulu..” kata pak tito lalu berdiri dan menyalami ayahku.. ayahku lalu berdiri dan memeluknya..

“buru – buru aja dek..” kata ayahku sambil menepuk punggung pak tito..

“masih banyak tugas yang harus saya selesaikan terkait masalah malam ini mas..” kata pak tito..

“baiklah de.. terimakasih ya sudah membantu malam ini..” kata ayahku dan memeluk pak tito kedua kalinya..

“ah.. sampean ngomong apasih mas.. aku pamit dulu ya..” kata pak tito lalu menyalami kami satu persatu..

“hati – hati ya dek.. dan selamat bertugas..” kata ayahku

“siap mas..” ucap pak tito lalu berbalik dan meninggalkan ruangan ini..

“adam sama wawan ikut saya..” kata ayahku lalu mengajak mas adam dan mas wawan kelantai dua.. kami semua terdiam dan saling memandang.. mau di apakan mereka sama ayahku ya..

Kami didalam ruang tengah ini banyak diam.. kami hanya menyandarkan tubuh masing – masing disandaran kursi.. terus terang kami letih karena pertempuran tadi.. tapi kami juga ga bisa istirahat.. kami semua memikirkan mas rendi yang belum kami lihat sendiri keadaannya.. hiuufftttt.. pagi ini terasa lama bagi kami..

Tak berapa lama ayahku turun dari lantai dua dan diikuti mas adam dan mas wawan.. kedua mata mereka terlihat memerah seperti habis menangis.. cuukkk.. kelihatannya mereka habis kena ceramah dari ayahku..

“san.. cari sarapan ya.. baru setelah sarapan kita semua berangkat ke ibukota propinsi..” perintah ayahku sambil mengeluarkan dompet dan menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu kepadaku..

Dan setelah sarapan kamipun semua berangkat ke ibukota propinsi dengan menggunakan empat mobil..









#cuuukk.. ini pesta yang panjang dan melelahkan.. bajingan…
Mantap bossku
 
BAGIAN 48

ORANG LAMA YANG HADIR KEMBALI



271386221a73dd95c89ab015ca430f86ded95b19.jpg

Emery Naila Unna


27138621430c8cd05e19450ab05f4fed2b81b0df.jpg

Gaby Adrien Ananta



Kami sekarang dalam perjalanan ke rumah sakit ibu kota propinsi.. didalam mobil aku, ayahku, mas pandu, satria dan kakanda alan.. sedangkan anggota yang lain naik di mobil mas adam, mas arief dan mobil ilham..

Komposisi didalam mobil kami.. mas pandu yang pegang setir.. sementara ayahku disampingnya.. aku dan kakanda alan duduk ditengah.. sementara satria baja hitam lagi berbaring dikursi belakang.. bajingan.. mulutnya menganga lagi tidurnya…

Ayahku mengambil HPnya dan menelpon seseorang..

“halo kakanda.. gimana kondisi ananda rendi..?” tanya ayahku

“……..”

“syukurlah kanda.. semoga cepat pulih..”

“……..”

“ini saya dalam perjalanan kesana dengan anak – anak kos pondok merah..”

“……..”

“mereka baik – baik saja.. ga ada yang terlalu serius lukanya.. justru mereka memikirkan ananda rendi disana..”

“……..”

“siap kanda..”

“sampai ketemu disana ya kanda..”

Dan ayahku menutup HPnya..

“gimana mas rendi yah..?” tanyaku dengan khawatir..

“operasinya lancar.. jadi waktu datang langsung ditangani.. sisa proyektilnya juga sudah diangkat.. sekarang tinggal menunggu rendi sadar aja..” kata ayahku..

“syukurlah mas.. semoga dia cepat sadar dan pulih..” kata mas pandu.. akhirnya kabar baik ini membuat kami semua agak tenang..

Ayahkupun langsung menyandarkan kepalanya dikursi..

“yah.. nama ayahnya mas rendi bener om agus..?” tanyaku kepada ayah yang lagi bersandar dikursi depan..

“hem.. emang kenapa..?” jawab ayahku pelan..

“serius mas.. nama ayahnya rendi itu om agus..?” mas pandu ikut bertanya

“hem..” jawab ayahku singkat dan tetap menyandarkan kepalanya di kursi..

“masa nama orang belanda agus om..?” sekarang giliran kakanda alan yang bertaya..

“hem..” lagi – lagi jawabannya singkat padat dan nggateli.. cuukkk.. untung ayahku.. coba orang lain sudah kusuruh push up dari tadi..

Aku lalu memajukan tubuhku dan melihat wajah ayahku.. woooo.. lagi molor to..

“yah.. ditanyain kok malah tidur..” ucapku setengah berteriak..

“berisik loh kalian ini..” kata ayahku lalu menegakkan duduknya..

Setelah itu ayahku membuka kaca mobil dan mematikan ac mobil.. lalu mengambil rokoknya dan membakarnya..

“kenapa sih kok kalian pengen tau banget..?” tanya ayahku sambil mengisap rokoknya..

Crutt.. ternyata kebiasaanku ditanya malah bertanya itu turunan toh..

“yah.. kalau ditanya itu jawab, jangan malah nanya..?” ucapku jengkel..

“hahaha.. kok bicaramu sama seperti ibumu nak..?” tanya ayahku lagi..

Bedebah.. malah tanya lagi..

wait.. kok ibu dibawa – bawa..? emang ayah sering juga ditanya ibu, bukannya menjawab tapi malah bertanya berbalik..? ya ampuunnn.. ribet amat ya keluarga kita.. ga bisa gitu langsung to the point jawab pertanyaan dengan jawaban..

“yah..” ucapku sekali lagi..

“iya.. iya.. ayah jawab.. nama ayah rendi itu Egidius Van Gerrit..” jawab ayahku..

“wihh keren betul namanya om..? tapi kok ga nyambung sama panggilannya..” kata kakanda alan

“hahahahaha…” kami semua tertawa dan sebelum aku bertanya, satria langsung bertanya..

“hahahaha… kok ga nyambung om.. namanya siapa tadi..? kok bisanya dipanggil agus..” tanya satria langsung duduk dan tertawa…

“nah itu alasannya kenapa dipanggil agus.. kamu aja ga bisa menyebutnya kan sat..?” ucap ayahku..

“hehehe.. iya om..” kata satria sambil menggaruk – garuk kepalanya..

“jadi teman – temannya seangkatan itu ribet kalau manggil namanya.. dan karena kakanda agus logatnya itu kental betul dengan pulau ini.. makanya langsung dipanggil agus.. agus..” jawab ayahku sambil tersenyum..

“terus kenapa ayah manggilnya kakanda..?” tanyaku lagi..

“karena kakanda agus lebih senior dua tahun diatas ayah.. dan ayah paling dekat sama beliau..” jawab ayahku dengan penuh hormat ketika menyebut om agus dengan kata beliau..

“kakanda agus itu orangnya santai dan ga banyak bicara kalau sama orang lain.. dan kakanda itu juga seorang penasehat yang mumpuni bagi ayah..” kata ayahku lagi..

“persis sama bule mas..” kata mas pandu..

“iya mas pandu.. diam dan mematikan..” lanjut kakanda alan..

“orang diam itu malah berbahaya lan.. kakanda agus itu dulu pernah nyeret anak kampus teknik kuru yang coba – coba nyerang kampus teknik kita.. kakanda agus menyeret pentolan kuru dari perempatan jalan besar sampai kepagar kampus kita dengan kondisi anak itu tengkurap.. jadi sebelum dideret anak itu dihajar sampai pingsan terus kakinya dipegang dan diseret gitu.. terus di ikat dipagar kampus.. habis itu ditinggal sampai tentara datang mengambil..”

“cuuukkk.. sadis betul mas.. ga mati anak itu..? terus pa ga berdarah – darah wajah anak itu..?” kata mas pandu sambil berkidik.. dan kami pun merinding mendengarnya..

“mati sih ngga.. cuman sekarat.. terus mukanya itu penuh darah dan luka - luka.. bayangin aja.. mukanya terseret diaspal.. mana diseretnya pas panas – panas lagi..” kata ayahku dengan santainya sambil mengisap rokoknya..

“ngeri sekali ya om..” kata satria..

“ga ngeri lagi sat.. tapi sadis..” ucapku yang ikut merinding..

“aku baru tau loh mas kalau om agus itu ayahnya rendi dan aku ga nyangka.. sampean ga pernah cerita soalnya.. cuman pak tomo aja yang sampean ceritain.. lagian juga karena nama panggilannya ga kayak orang bule gitu.. jadi siapa yang menyangka..” ucap mas pandu

“terus yang dua lagi teman ayah..?” tanyaku lagi dengan penasaran

“yang suka tersenyum itu nawi.. dia itu bajingan yang sudah tobat.. setelah belasan tahun akhirnya tadi malam dia jadi pembantai berdarah dingin lagi..” jawab ayahku..

“berarti sejak cak nawi setelah lulus, langsung tobat gitu mas..?” gantian mas pandu yang bertanya..

“ngga.. justru setelah dia lulus dia makin menggila dan dia sempat jadi pembunuh bayaran..” kata ayahku dengan santainya..

“dan nawi itu terkenal dengan kecepatan pukulan tangannya yang luar biasa.. dan dia selalu tersenyum pada saat membantai semua musuh - musuhnya..”

Cuukkk.. ngeri kali teman – teman ayahku ini.. gila..

“lah terus sejak kapan cak nawi itu tobat om..?” kakanda alan bertanya..

“semenjak punya anak perempuan.. dan dia langsung berhenti total dari dunia hitam..” jawab ayahku..

“emang kuliah dimana anak om nawi yah..” tanyaku

“anak perempuannya baru selesai kuliah jurusan hukum.. namanya gaby kalau ga salah.. seperti nama temanmu ya mas.. yang waktu kamu dirumah sakit kemarin.. aku curiga itu anaknya nawi.. soalnya kalau gaby tersenyum mirip nawi.. hehehe..” kata ayahku dengan tersenyum..

“ga mungkinlah mas.. cak nawi loh kulitnya gelap.. beda sama gaby temannya sandi yang putih..” kata mas pandu

“iya nawi kulitnya memang gelap.. tapi istrinya putih bersih ndu.. kalau anaknya nurun ibunya gimana..?” ucap ayahku sambil tersenyum..

“serius yah..?” tanyaku yang kaget.. bajingan.. masa gaby anaknya om nawi..? bisa dikulitin hidup - hidup aku kalau tau anaknya yang tersayang sudah kubobol beberapa kali.. assuuu.. semoga bukan gaby itu yang diceritain..

“kenapa kamu kaget nak..? kamu naksir sama gaby ya..?” tanya ayahku sambil melihatku lagi.. mas pandu dan kakanda alan langsung tersenyum.. assuu.. senang kau kalau aku disidang dengan pertanyaan ini sama ayahku.. bajingan’og..

“ngga lah yah.. gaby itu teman curhat terbaikku..” ucapku berbohong..

“teman curhat atau teman curhat..” tanya ayahku dengan pandangan yang aneh keaku..

“apasih ayah ini.. lanjut lagi lah ceritanya..” ucapku mengalihkan pembicaraan..

“hahahaha.. ya ga mungkin juga kalau kamu sama gaby mas.. dia itu mau dijodohkan nawi sama salah satu anak kakanda agus.. katanya untuk memeperbaiki keturunan gitu loh..” kata ayahku sambil tersenyum..

Cuukk.. gaby mau dijodohkan sama salah satu anak om agus..? mas rendi maksudnya..? kan sudah ada mba mery.. atau mungkin sama saudaranya mas rendi yang lain kali ya.. lagian iya kalau gaby yang diceritakan itu gaby yang kukenal…

“terus satu lagi teman ayah..?” tanyaku lagi

“yang pendek gempal itu..? namanya totok.. dia itu petarung jalanan.. jadi dulu kalau totok kehabisan uang, dia langsung turun mencari lawan di arena judi.. bukan bermain judi kartu, tapi bertarung dengan musuh, dan siapa yang menang akan mendapatkan uang yang lumayan banyak dari para petaruhnya...”

Assuuu.. mengerikan sekali cuukk..

“totok itu sudah membantai preman – preman dikota ini sama kota – kota sebelah.. sigila itu memang special kok.. dia ga pernah mau menerima bantuan kami kalau uangnya habis.. dia selalu bilang ‘selagi tanganku masih bisa terkepal, aku masih bisa mencari duit sendiri..’”

“huu.. ngeri om.. ngeri..” kata kakanda alan sambil geleng – geleng..

“terus anaknya om totok dimana yah..? jangan – jangan dia salah satu penghuni kos pondok merah lagi..” tanyaku dan disambut senyum oleh mas pandu..

“totok itu yang menikah duluan dari pada kami semua.. dan dia telah berhasil duluan dalam mendidik anaknya.. anak pertamanya laki – laki, dan menjadi seorang dokter bedah termuda dinegeri ini dan berdinas di ibukota propinsi.. anak keduanya wanita.. dia menjadi salah satu staff dikementrian pekerjaan umum di ibu kota negara..”

“aku salut dengan cara totok mendidik putra dan putrinya..” kata ayahku

“dan semoga anakku juga setelah lulus bisa membuat aku bangga.. ga perlu jadi orang besar.. yang penting menjadi anak yang baik aja..” kata ayahku sambil menghisap rokoknya dan menatap lurus kedepan..

Hiuuufftttt.. cuuukkk.. aku akan membuktikannya yah.. aku akan membuat ayah bangga.. aku janji itu..

“kalau pak tomo gimana om..?” tanya kakanda alan..

“tomo sikutu buku..? hem.. dia kalau lagi serius belajar.. teman – teman ga ada yang berani mengganggu..”

“pernah ada bajingan kampus teknik kita yang sok jagoan ribut diperpustakaan.. kebetulan sikutu buku itu lagi belajar.. ga banyak bicara.. ujung buku yang covernya keras itu dihantamkan kejidat bajingan itu berkali – kali sampai berdarah – darah.. terus anak itu diseret dan dilempar dari lantai dua perpustakaan lewat jendela..” ucap ayahku sambil tersenyum mengingat kejadian bertahun – tahun yang lalu itu..

“wihhh.. ngeri juga sekalinya ayahku ya om…” kata satria..

“itulah kami sat.. lima bajingan dari kos pondok merah.. kami garang kalau diluar.. tapi kalau sudah dikos, hilang semua kegarangan kami.. yang ada cuman canda dan tawa.. dan satu lagi.. ga ada yang namanya yang paling terkuat kalau didalam kos.. semua sama.. karena semua adalah saudara..” kata ayahku…

Kami pun mengangguk bersama.. mendengar kisah pendiri – pendiri kos pondok merah yang sangat luar biasa..



KRINGG..KRING..KRING..

HP ayahku berbunyi.. dan ayah langsung mengangkat HPnya..

“halo bu..” jawab ayahku..

“…….”

“lagi perjalanan ke ibukota propinsi.. ini sama sandi, pandu, alan terus satria anaknya tomo..” jawab ayahku..

“…….”

“kalau dapat tiket ya malam ini langsung balik..”

“…….”

“iya..”

“…….”

“oh ya..? ntar ayah tanyain anaknya..”

“…….”

“iya sayang..”

“…….”

“oke.. hati – hati juga dirumah.. salam buat putri – putri cantik kita dirumah..” dan ayahku langsung menutup HPnya..

“nak.. kenapa HPmu gak aktif..?” tanya ayahku sambil berbalik dan melihat wajahku..

“baterainya habis yah.. hehehehehe..” ucapku berbohong.. padagal HPku sengaja kumatikan.. karena aku ribut sedikit dengan mba merry dan ayu semalam.. dan sampai sekarang aku lupa menyalakan lagi..

“kalau ada masalah, jangan malah dimatikan HPnya.. hadapi dan selesaikan.. ayah itu ga pernah ngajarin mas lari dari masalah loh..” ucap ayahku sambil menatap mataku..

Aku langsung menunduk.. cuukkk.. tau aja ayah ini kalau aku ada masalah..

“nyalakan hpnya sekarang…” kata ayahku lagi..

“iya yah..” ucapku sambil menunduk..

Aku lalu mengambil HP dikantong dan menyalakannya..

TIT..TIT..TIT..TIT..

TIT..TIT..TIT..TIT..

TIT..TIT..TIT..TIT..

TIT..TIT..TIT..TIT..

Asssuuu.. banyak banget sms masuk ke hpku.. dan ketika sudah 15 sms masuk, tidak ada lagi bunyi diHPku.. tapi masih ada sms pending yang menunggu giliran masuk, menunggu sms lama dihapus baru yang kepending bisa masuk.. bajingan.. ada ga ya HP yang bisa memuat banyak sms..? mau kupensiunkan ini c35 ku..

“wuu.. banyak juga bunyi sms nya ya.. pasti wanita – wanita semua itu..” kata ayahku..

“banyak pake banget mas… sandi itukan arjunanya dikampus.. “ mas pandu yang menjawab pertanyaan ayahku..

“iya kah..?” tanya ayahku..

“iya om.. tapi ga ada yang jadi pacarnya.. hahaha..” kakanda alan ikut menyahut dan membullyku..

“bukan ga ada lan.. tapi dia bingung milih yang mana..” kata ayahku lalu berbalik dan menghadap kedepan lalu mengisap rokoknya lagu..

“loh.. kok malah bahas wanita sih..? tadi kan kita bahas masalah om agus..?” ucapku jengkel..

“kalau jomblo itu sensitive banget ya..” kata satria di belakang ikut membullyku..

“diam kau satria baja hitam.. mau kubakar kah belalang tempurmu..?” ucapku kesatria tanpa menoleh kebelakang..

“jangan ngambek mas.. biasa aja.. kalau jomblo terima kenyataan.. hehehe..” kata ayahku dengan santainya dan ikut membullyku..

Cruttt.. kenapa ayah ikut – ikutan manusia biadab ini membullyku..

“tidur lagi ah.. ntar ketularan jomblo aku..” kata satria lalu merebahkan lagi tubuhnya kesamping..

Assuu.. kalau ga ada ayahku didepan sudah kukeluarkan kata – kata mutiaraku yang indah kepadamu satria.. bajingan’og..

Aku lalu membuka satu persatu pesan yang masuk

*ayu
Maafin ayu juga ya mas.. harusnya ayu ga berkata gitu sama mas..

*ayu
Semoga mas kedepannya menjadi lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan..

*ayu
Mas.. masih belum tidur ya..? jangan banyak minum ya..

*ayu
Mas.. kok perasaan ayu ga enak ya..? mas ga pa – pa kan..?

*ayu
Mas.. kok HPnya mati..?

*ayu
Mas.. marah ya sama ayu..

*ayu
Mas.. lagi dimana..? kata mba lia cerita, katanya mba mery semua HP anak kos pondok merah pada mati..

*ayu
Mas.. tawuran bareng sama anak kos pondok merah..?

*ayu
Mas.. plisss.. hubungi ayu kalau hpnya sudah aktif..

*ayu
Mas.. ada apa sama mas rendi..? katanya tertembak ya..? mas lagi ribut sama siapa..? mas lagi ada masalah apa..?

*ayu
Mas.. jangan buat ayu kepikiran gini dong..

*ayu
Mas.. ayu, mba lia sama mba amel mau ke ibu kota propinsi.. mau lihat mas rendi..


Cuukkk.. dari mana mba mery tau kalau mas rendi tertembak.. bajingann.. aku lalu membalas sms ayu.. sengaja aku ga menelpon.. ga enak sama ayahku

*aku
Maaf yu.. aku ga pa - pa kok.. ini lagi dalam perjalanan ke ibukota propinsi

*ayu
Syukurlah kalau mas ga pa-pa.. ini kami juga mau berangkat kesana..

*aku
Naik apa yu..?

*ayu
Naik mobilnya mba lia.. mba lia yang nyetir..

*aku
Ga usah pergi yu.. ntar aku sms lia.. gila aja kalian mau berangkat kesini wanita semua.. terus lia lagi yang nyetir..

*ayu
Ga pa – pa mas ini juga sudah dalam mobil..


Cuukkk.. aku langsung menelpon ayu..

“halo yu..”

“iya mas..”

“jangan pergi.. mana lia.. kasih hpnya ke lia..”

“mba.. mas sandi mau ngomong..”

“HALO SANDI.. KAMU DARI MANA SIH..? DARI SEMALAM DITELPON GA AKTIF.. TERUS DAPAT KABAR DARI MBA MERRY KATANYA MAS RENDI TERTEMBAK.. KALIAN BERKELAHI DENGAN SIAPA SIH..? KALIAN INI MEMANG SUDAH GILA KOK.. AKU TELPON YUDA, ALDO SAMA SURYA JUGA MATI HPNYA.. MEREKA LAGI SAMA KAMU..? SENANG BETUL KALIAN INI BIKIN MASALAH TERUS BIKIN KAMI KHAWATIR.. SEKARANG DIMANA KALIAN..?”


Assuuu.. belum juga aku mengucapkan sepatah dua patah kata, lia sudah ngomel – ngomel.. itu bibirnya seakan keluar dari HPku terus teriak di telingaku.. baajingannn..

“sabar ya.. kok ngomel – ngomel itu loh..”

“bagaimana ga ngomel kalau ga ada kabar dari kamu semalaman.. KURANG AJAR..”

Cuukkk.. aku sampai menjauhkan HPku mendengar lia berteriak..

“sabar ya.. maaff.. HPku semalaman ga aktif..”

“maaf.. maaf aja.. sekarang kamu dimana..?”

“ini aku lagi di mobil sama ayahku mau ke ibu kota propinsi jenguk mas rendi.. kamu jangan nyusul ya... nanti aku kabarin..”

“sama ayah..? serius..?”

“iya ya’.. kamu jangan pergi ya..? kalau ada apa apa dijalan nanti gimana..? kalian loh wanita semua..”

“kami mau lihat mas rendi sama ketemu kak merry disana.. kami berangkat aja ya..”

“awas memang kalau kamu berangkat.. besok – besok aja sama kami.. jangan sekarang..” ucapku dengan penekanan kata - kata yang keras dan tegas..

loh kok malah kamu yang marah pur..?” kata lia langsung menurunkan nada suaranya..

“maaf ya’ bukannya aku marah.. aku malah kepikiran kalau kalian berangkat kesini.. suadahlah kalian dikos aja ya.. nanti aku cerita semua kok.. ya ya’ ya.. pliss jangan berangkat..” kali ini aku memelas ke lia..

“iya udah.. tapi janji kabarin kami kalau sudah disana dan samapaikan salam buat mba merry..” kata lia melunak..

“iya ya’ ntar kukabarin dan kusampaikan salammu sama mba merry..”

“iya udah.. ini kekasihmu mau ngomong..” kata lia..

“ntar dek aku mau ngomong sama sandi..”


tiba –tiba suara mba amel terdengar dan merebut hpnya.. assuuu.. dobel – dobel ini aku kena omelnya..

“sandi.. kamu itu ya.. ga bosan – bosannya bikin kami khawatir.. dasar bajingan kamu..” kata mba amel pelan tapi menusuk..

Asssuuu.. dia ini pedas pake banget kalau ngomong..

“maaf mba.. maaf..” ucapku memelas..

“kamu sama alan disitu..” kata mba amel..

“iya mba.. ada disebelahku ini orangnya..”

“kasih telponnya kedia..” perintah mba amel..

Dan kuserah terimakan HPku ini ke kakanda alan.. selamat menikmati hidangan pagi menjelang siang ya kanda..

“kanda.. mba amel mau ngomong..” ucapku ke kanda alan..

wajahnya kakanda alan langsung memucat.. hemmm.. masih mau kamu.. nih.. rasakan auman singa betina dari barbara.. hahahahaha.. dan kakanda alan langsung mengambil HPku dan berbicara dengan mba amel..

“halo mel..” ucap kakanda alan dengan suara yang pelan..

Hahahahaha.. tampangmu mas.. preman kok takut sama wanita.. assuuu.. emang aku berani..? bajingan…

“……..”

“iya maaf yang.. maaf..”

“……..”

“iya yang..”

“……..”

“iya..”

“……..”

“iya maaf..”

“……..”

“iya.. ntar kunyalain HPku..”

“……..”

“iya maaf..”

“……..”

“iya.. ntar kukabarin..”

“……..”

“ini sandinya..” kata kakanda alan menyerahkan HPnya kepadaku dengan wajah yang masih pucat..

Dan kulihat mas pandu menahan tawa.. sementara satria dibelakang cekikikan aja.. assuuu mereka berdua ini.. belum pernah sih kena amuan singa betina dari kos barbara.. bajingan kok…

“halo mba..”

“awas ya.. kalau kalian berdua ga kasih kabar..” kata mba amel yang masih marah..

“iya mba.. iya..”

“nih.. ayu mau ngomong..”

“hallo mas..” suara lembut ayu langsung terdengar..


“kamu ga ikut ngomel kan yu..” kataku..

“ayu.. ayu.. enak betul kalau manggil..” tiba – tiba ayu mengomel..

Cuukkk.. salah panggil aku.. assuuu.. ngeri sekali betina betina kos barbara ini..

“maaf de.. maaf..” ucapku langsung memanggilnya de.. dan kulihat kakanda alan, mas pandu dan satria langsung cekikikan.. assuuu.. bajingan laknat kalian semua..

“mas sama ayahkah disitu..?” tanya ayu..

“iya kenapa mau ngomongkah..?” tanyaku ke ayu

“ngga mas.. ngawur aja mas ini..” kata ayu ketakutan

“yahh.. ayu mau ngomong ini..” kataku..

“mas.. jangan mas..” kata ayu memelas..

“mana HPnya..” kata ayahku langsung meyahut..

“mas itu beneran suara ayah loh” kata ayu dengan gugupnya..

“ini yah..” lalu kuserahkan HPku ke ayahku..

“………”

“jangan kenapa nak..? kok takut bicara sama calon mertua..?” kata ayahku menjawab omongan ayu.. mungkin ayu kira aku masih bicara sama dia..

“………”

“baik.. gimana kabar ayu..?”

“………”

“jangan gugup gitu dong nak..”

“………”

“iya udah ini HPnya ayah kasih ke sandi lagi ya.. kelihatannya ayu kangen sama anak ayah itu..”

“………”

“hahaha.. iya udah.. hati – hati ya kuliahnya.. ayah titip sandi ya nak..”

“………”

“oke..”

“nak.. ini wanitamu masih kangen sama kamu..” kata ayahku sambil menyerahkan hpnya kepadaku..

“hallo de..”

“kamu mas ya.. bikin jantung ayu mau copot aja..” ucap ayu yang masih gugup

TUT..TUT..TUT..

“waduh.. pulsaku mau habis de.. nanti aku isi pulsa baru kutelpon lagi ya..” kataku dan telpon langsung terputus..

“hahahahaha..” mas pandu, kakanda alan dan satria langsung tertawa mengejekku..

“kamu ngapain ikut tertawa lan.. kamu itu sama kayak sandi.. garang kalau berkelahi.. tapi kalau sama wanita langsung menciut.. itu pantat kalian berdua pasti kedut – kedut kayak pantat ayam kalau mau dipotong.. hahahahahaha..” ucap mas pandu sambil tertawa..

“asssuu..” ucap kakanda alan dan langsung terdiam dan tidak tertawa lagi..

Dan ayahku cuman geleng – geleng.. aku lalu menghapus sms ayu.. dan sms lain menyusul masuk dari lia dan mba amel.. isinya kurang lebih sama.. mereka berdua menghawatirkan aku dan penghuni kos pondok merah yang lain.. termasuk menanyakan tentang mas rendi.. dan kembali aku hapus sms mereka berdua dan masuk lagi sms selanjutnya..

*wanita misterus
Sandi.. kamu dimana..? kenapa hpmu mati.. kebiasaan kamu ya.. kalau sudah ada masalah HP langsung dimatikan..

*wanita misterus
Sandi.. kenapa hp mas rendi juga mati..? ada apa sama kalian..?

*wanita misterus
Loh.. kok semua hp penghuni kos pondok merah mati..? kalian ada apa..? kalian tawuran malam ini..?


Waduh.. mba mery kelihatannya khawatir banget ini..

*wanita misterus
Sandi.. perasaanku kali ini bener – bener ga enak loh ya..

*wanita misterus
Plisss.. kalau aktif hubungi aku..

*wanita misterus
Sandi.. kenapa mas rendi..? kenapa dia..?

*wanita misterus
Sandi papah egi baru telpon aku.. katanya mas rendi dirumah sakit.. kenapa mas rendi san..?


Papah egi..? siapa dia..? kok tau mas rendi dirumah sakit..? apa papah egi ini apa ayahnya mba merry..? atau ayahnya mas rendi..? kalau ayahnya mas rendi kelihatannya bukan.. namanya kan ada dius dius nya gitu…

*wanita misterus
Sandi.. kalian habis berkelahi dengan siapa san..? kenapa mas rendi bisa tertembak..?


cuuukk.. akhirnya mba merry tau kalau mas rendi tertembak.. asuuu.. assuu..

*wanita misterus
Sandi.. kamu dimana sayang..?


Cuukkk.. kenapa lagi manggil aku sayang mba ini..? khawatir sih khawatir tapi jangan gini juga kali..

*wanita misterus
Sandi.. mas rendi kritis.. hiks..hiks..hiks.. kamu dimana..? kamu ga pa-pa kan..?

*wanita misterus
Sudah pagi ini sandi.. HPmu masih mati.. dan mas rendi mau dioperasi..

*wanita misterus
kamu dimana..? kamu ga pa-pa kan..?

*wanita misterus
No mu sudah aktif tapi kamu ga menghubungi aku.. dan HPmu sibuk terus dari tadi.. emang aku ga penting ya buat kamu..?


assuu.. pulsaku habis mba.. bajingan..


KRING..KRING..KRING..

Mba mery telpon..

“hallo mba..” ucapku pelan..

“kamu dari mana sih..?? sudah semalaman hp ga aktif.. giliran aktif sibuk terus.. orang aja yang dikabarin.. aku ga dihiraukan sama sekali.. kurang ajar kamu..”

Assuu.. ini orang kedua yang bilangin aku kurang ajar dan orang ketiga yang memakiku.. bajingan..

“kenapa diam..? ga suka kalau kutelpon..”

TUUTTT..

telpon terputus.. assuuu..

marah dia sodara-sodara.. selesai riwayatku hari ini.. semua wanita marah sama aku.. sakitnya jadi dobel – dobel yang kurasakan.. bangsatt.. lebih baik aku bertarung lagi sama bajingan – bajingan diluar sana, dari pada harus dimarahi oleh para wanita yang aku sayangi.. jiancoookk..

“yah pinjam telpon sebentar dong.. pulsa sandi habis nih..” ucapku ke ayah..

“nih..” kata ayahku menyerahkan HPnya

“selesaikan masalahmu dengan kepala dingin nak.. jangan pernah berkata yang keras dan kasar sama mahluk yang bernama wanita.. mengalah lah nak.. karena mengalah bukan berarti kalah.. kita merendah sambil kita sentuh hatinya.. kenapa hatinya di sentuh..? wanita itu mahluk yang paling lembut.. dan letak kelembutannya itu ada dihatinya.. kalau kamu sudah berhasil menyentuhnya.. kamu akan merasakan nikmatnya yang namanya kasih sayang seutuhnya dari seorang wanita..” ucap ayahku..

Wihhhh.. sadis kau yah.. bagaimana ga meleleh hati ibuku..

“iya yah…” ucapku sambil menerima HP ayahku dan memasukkan nomer HP mba mery lalu aku tekan tombol telpon dan tertulis disana memey.. memey..? kok tersimpan nomer HP nya mba mery di HP ayahku dan namanya itu memey.. kok seperti nama..

“halo yah..” jawab mba mery disana dan langsung mengenali nomor yang menelponnya.. cuuukkk ..mba mery juga menyimpan nomer HP ayahku.. ada apa lagi ini..? dan dia seperti akrab menjawab telpon dari nomor ayahku.. dan dia memanggil ayahku dengan sebutan ayah juga..?

“yah.. kok diam..?” tanya mba merry lagi..


“ha.. halo.. ini sandi mba..” ucapku gugup dan masih bingung dengan pertanyaan dikepalaku..

“sa.. sandi..? kamu sama om irawan..?” tanya mba merry yang kaget dan gugup juga.. loh kok sekarang manggil nama ayah dengan sebutan om..? asssuuu.. ada sesuatu yang disembunyikan ini…

“iya mba.. aku sama ayah..” kataku

“maaf.. bukannya aku ga mau ngabarin mba.. tapi pulsaku habis.. dan tadi yang telpon ayu, lia dan mba amel.. mereka tadi pengen nyusul ke ibu kota propinsi mba..” kataku dengan lembut menjelaskan ke mba merry

“oh iya.. maaf kalau aku emosi tadi.. aku bingung soalnya mas rendi kritis dan kamu ga ada kabar sama sekali.. maaf ya anak baru..” kata mba merry dengan suara yang lembut juga..

Cuuukk.. sentuh hatinya maka kau akan merasakan kasih sayangnya.. bajingan.. terus dikemanain mas rendi..?

“oh iya mba ga pa - pa..” jawabku pelan

“sekarang dimana ini..?” tanya mba merry

“di tol mba.. ini dalam perjalanan ke sana..”

“ya udah hati – hati.. aku tunggu disini ya..”

“iya mba.. gimana kondisi mas rendi..?” tanyaku..

“sudah selesai operasinya dan kondisinya tambah membaik.. ini masih belum sadar.. mungkin pengaruh obat bius waktu operasi tadi..”

“syukurlah.. semoga cepat membaik mas rendinya..”

“aminnn.. iya udah ya.. aku tunggu disini ya anak baru..”

“iya mba..”

“dah tutup telponnya..”

“mba aja yang tutup..”

“kamulah.. kamu yang telpon..”

“iya udah.. aku tutup ya..”

“iya.. hati – hati ya.. anak baru..”

“iya.. mba..” aku diam beberapa saat..

“loh kok ga ditutup..”

“oh iya.. mba..”

“woyyy.. ngomong seperlunya aja.. kalau sudah selesai langsung tutup.. habis pulsa ayah..” kata ayahku menyahut dari kursi depan.. dan disambut tawa oleh semua orang yang ada didalam mobil… asssuuuu..

“tuhh.. dah ditegur sama om irawan.. hihihihi..” kata mba merry sambil tertawa manja.. assuuu.. kugigit ga lama bibirmu mba..

“ya udah mba ya..” aku langsung memutus telponnya.. dan menyerahkah HPnya ke ayah..

“mau nutup telpon aja susah betul.. pake acara dulu duluan suruh nutup..” kata ayahku mengejek..

“hahahahahaha.. kurang ajar keponakanku ini mas..” kata mas pandu dan disambut tawa sama yang lain.. bajingan…

Dan ga terasa akhirnya kami sampai di rumah sakit.. kami lalu memarkirkan mobil.. dan disusul mobil dari mas adam, mas arief dan ilham..

Dan kami pun berjalan beriringan menuju ruang rawat mas rendi.. dan rombongan kamu bertemu dengan pak tomo, om totok dan om nawi.. dan ada satu wanita disebelah om nawi yang aku kenal dan membuat aku serta yang lain terkejut.. siapa lagi kalau bukan Gaby Adrien Ananta..

“loh ini siapa wi..” tanya ayah menunjuk gaby dan bertanya kepada om nawi..

“dia anak perempuanku lah.. cantikkan..?” kata om nawi dengan senyumannya yang khas… dan itu membuat semua teman – teman ku makin terkejut.. kecuali satria baja hitam.. dia kan ga kenal geby dan baru bertemu pertama kali ini..

Assuuu.. mati aku.. jangan sampai om nawi tau kalau anaknya sudah kutiduri.. bisa dimutilasi jago..


“bangsaatt kamu bang.. asal ngentup aja..” ucap jago yang menciut dibalik sempak..

“diam kamu go.. aku grogi ini..”

“emang aku ngga… assuuu..”



“jadi gaby ini anakmu..” kata ayahku kaget.. dan membuat gaby terkejut juga melihat ayahnya dan ayahku akrab banget..

“loh kamu kenal sama gaby wan..?” tanya om nawi ke ayahku yang kaget juga..

“dia ini kan temannya sandi wi..” kata ayahku yang masih kaget..

“memang persaudaraan kita ini kuat sekali ya.. dan akhirnya dilanjutkan sama anak – anak kita..” kata pak tomo..

Assuu.. persaudaraan model apa kalau sudah saling meniduri.. dan kulihat mas wawan melihat aku yang tertunduk dan dia tersenyum senang.. bangsatt.. senang banget kamu mas ngelihat aku seperti ini..

“ayo keatas yo..” ajak om totok..

Dan kami pun berjalan kearah dalam rumah sakit.. gaby lalu berjalan mendekati aku dan tersenyum..

“kenapa pucat say..?” kata gaby berbisik..

“gimana ga pucat.. aku sudah nidurin anak sahabat ayahku sendiri..” ucapku pelan..

“sudahlah.. ga usah dibahas.. biar itu jadi rahasia kita berdua..” kata gaby dengan santainya..

“gue dengar loh..” kata mas wawan menyahut sambil tersenyum.. dan kami berdua langsung melotot kearahnya dan mas wawan lalu membuang muka sambil tersenyum licik.. bajingan kau.. mau dibuat nangis lagi sama ayahku..? assuuu…

“kamu habis berkelahi dengan siapa sih..? kok sampai mas rendi tertembak..?” tanya gaby kepadaku..

“ceritanya panjang gab.. nanti aja aku cerita..” ucapku..

“boleh.. dihotel ya.. kebetulan aku besok ada seminar lagi dihotel dolly..” kata gaby..

“ngga mau.. ntar kita ke enakan lagi disana..” ucapku sambil menggelengkan kepala..

“itu mah pikiranmu aja say.. masa setelah tau semua ini, kamu masih nafsu main sama aku..?” kata gaby dan lagi – lagi dia berbisik..

“kalau kamu sudah telanjang ga ada urusan tau..” kataku..

“dasar mesum..” kata gaby sambil mendorong pelan kepalaku..

Dan kami pun sudah sampai di depan ruang perawatan mas rendi.. disana sudah ada om agus dan mba merry yang menyambut kami..

Kamipun saling bersalaman dan para orang tua melanjutkan dengan mengobrol ringan.. aku dan teman- teman langsung berdiri didepan pintu kamar mas rendi yang terbuka sedikit.. terlihat mas rendi lagi tertidur dengan infus ditangan dan perban didada.. wajahnya pun kelihatan sudah lumayan bersih dan segar, tapi masih terlihat sedikit lebam dan luka.. mungkin habis dibersihkan oleh om agus dengan ramuan yang diberi ayahku..

tiba – tiba tanganku ada yang menyentuh dan menarik pelan..

“hey anak baru.. aku mau ngomong sebentar..” kata mba merry..

“disini aja ya mba..” ucapku..

“ngga.. ayo keluar..” dengan juteknya.. assuuu.. lagi – lagi dia kembali kewujud aslinya.. wajah dan tatapan misterius dan ucapan yang ketus.. beda waktu di telpon tadi.. dia manja dan lemah lembut.. bajingan..

“iya.. iya..” ucapku pasrah…

“pah.. aku keluar dulu ya sama sandi mau beli sarapan dibawah..” kata mba merry ke om agus.. kok pah sih..? oh iya dia kan pacarnya mas rendi.. wajarlah dia manggil pah.. mungkin mas rendi juga manggil om agus dengan sebutan papah..

“iya mer.. hati – hati ya..” kata om agus..

“yah aku kebawah dulu..” pamitku ke ayah dan disambut anggukan oleh ayahku..

“permisi om..” aku juga pamit kepada om – om yang ada disitu.. lalu berjalan mengikuti mba merry

“delpiero..” panggil pak tomo..

“iya pak.. bapak manggil saya..” tanyaku..

“ya iyalah.. masa aku manggil merry.. ga sopan kamu ini..” kata pak tomo dan yang lain tersenyum mendengar pak tomo berbicara barusan..

“ada apa pak...?” tanyaku mendekat ke pak tomo..

“aku titip air mineral ya..” ucap pak tomo..

“siap.. itu aja.. ada yang lain pak..?” tanyaku lagi..

“anu.. kalau ada perawat yang cantik bungkusin ya..” kata pak tomo sambil tersenyum..

“aku dengar yah..” kata satria..

“bercanda itu nak.. hehehehehe..” kata pak tomo sambil tertawa..

“memang kutu buku ini.. kalau sudah sama yang namanya perempuan langsung melotot matanya.. hahahahaha..” ledek om nawi ke pak tomo..

“bercanda aja itu wi.. kamu malah manas manasin anakku lagi.. assuuu..” kata pak tomo.. bajingan.. mereka juga bisa memaki toh.. hahahahaha..

“kasih tau sat.. kasih tau ibumu.. hahahahahaha..” kata om totok sambil tertawa lebar..

“he.. ini rumah sakit loh.. dikira warung kopi apa..” kata ayahku..

“hehehehehe..” merekapun mengecilkan suaranya..

“ya udah aku kebawah dulu ya pak..” kataku..

Dan aku pun berjalan bersama mba merry..

“kemana kita mba..?” tanyaku..

“kekantin aja ya..” ucap mba merry..

“oke..”

Dan kami pun menuju kantin yang ada dilantai dibawah.. aku lalu menuju kasir dan mengambil teh kotak dua lalu mencari meja kosong..

“kamu sudah sarapan anak baru..?’ tanya mba merry dan kali ini suaranya lembut lagi.. cuukkk.. gampang bener berubah moodnya..

“sudah tadi pagi mba..” ucapku..

“ohh.. ya udah.. kamu temanin aku sarapan aja ya.. mas nasi pecel sama lauknya perkedel jagung sama tempe aja..” kata mba merry ke aku lalu kepelayan yang baru datang..

“ya iyalah mba.. masa mau kutinggal mba disini sendirian.. bisa dihajar bolak – balik aku sama om – om yang ada diatas..” ucapku

“jadi kamu temanin aku, karena takut sama om – om yang ada diatas..?” kata mba merry sambil melotot kearahku..

Assuuu.. salah ya aku ngomongnya.. hiuuffttt..

“ngga – ngga mba..aku juga pengen rokokan kok disini..” jawabku

“jadi kamu kesini cuman pengen rokokkan..?” tanya mba merry lagi dengan ketusnya..

Bajingaaaannn… salah lagikah jawabanku barusan..? assuu’og.. ingin aku melepas seluruh pakaian ku sekarang, dan menari striptis disini sampai menggila.. supaya ottakku ini ga keruh lagi.. jiaanncookk

“ngga mba.. aku disini mau ngantar ibu negara yang cantik jelita ini untuk sarapan..” ucapku yang kubuat semanis mungkin..

“kamu itu ya..” kata mba merry sambil melirikku..

Mba merry lalu mengambil salah satu teh kotak yang ada didekatku lalu mebuka sedotannya dan menusuknya ke kotak lalu diserahkan ke aku.. cuuukkk.. jadi meleleh hatiku mba..

“terimakasih mba cantik..” kataku lalu meminum teh kotak yang luar biasa ini dengan perlahan, sambil menikmati setiap tegukan yang masuk ditenggorokanku..

Dan mba merry cuek aja waktu aku menyebutnya mba cantik..

Aku lalu mengeluarkan rokok dan membakarnya lalu menghisapnya..(jaman itu masih boleh mengisap rokok dilingkungan rumah sakit.. yang penting ga didalam kamar perawatan aja.. bisa disuntik mati kau sama dokternya..)

“jadi apa yang mau diomongin waktu diatas tadi mba..?” tanyaku..

“wajahmu lebam lagi san.. dan luka – luka lagi.. kamu ga bosan berkelahi terus..?” tanya mba merry sambil menatapku..

“jadi mba mau nanya itu aja ke aku..? tanyaku..

“kamu itu ya.. kalau ditanya itu jawab.. jangan malah tanya balik..” kata mba merry sambil mencubit pipiku..

“aduuhh.. duhh.. sakit tau mba..” ucapku ke mba meryy.. dia cubit pas dipipi yang agak bengkak sedikit akibat perkelahianku semalam..

“biar.. biar aja.. siapa suruh berkelahi terus..” kata mba merry dan kali ini dia sedikit meraju tapi manja.. assuuu kan… bisa berubah – rubah moodnya secepat kilat.. hemmm..

Makanan mba merry pun datang.. lalu mba merry mengmbil satu suapan memakai sendok dan diarahkan kemulutku..

“a..” katanya singkat..

Cuuukk…lagi – lagi aku disuapin.. assuuu..

“aku sudah sarapan mba..” kataku..

“ya udah kalau kamu ga mau aku suap.. aku ga makan..” katanya sambil meletakkan sendoknya kepiring lagi..

Assuuu.. assuuu..

“iya sudah aku makan..” kataku.. dan mba merry pun tersenyum dengan manis lalu mengarahkan sendoknya lagi kemulutku.. (sabar ya om.. bagi siapa aja pemuja merry jangan marah.. aku cuman menjalankan peranku sesuai ketikan @Kisanak87.. jadi jangan marah sama aku, apalagi sama jago.. ga nyambung itu.. hehehehehe..)

Aku lalu membuka mulut dan menerima suapan dari mba merry.. setelah aku memakannya.. mba merry pun memakan nasi pecel yang ada didepannya dan sesekali menyuapi aku lagi dengan lembut dan manjanya.. (nikmatnya waktu disuapin itu luar biasa om.. enak – enak gimana gitu..)

Dan makananpun habis.. kami lalu mengobrol dan bercanda ringan.. sampai pada saat mba merry mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.. sebuah kertas usang dan dipegang erat - erat.. mba merry seperti mengumpulkan semua keberaniannya untuk berbicara lagi kepadaku.. lalu

“ka.. kamu ingat ini san..” kata mba merry sambil menyerahkan kertas usang itu sambil bergetar..

“kertas apa ini mba..?” tanyaku heran sambil menerima kertas itu…

“buka aja..” jawabnya dan kali ini dia sudah kelihatan agak santai..

Aku lalu membuka pelan – pelan lipatan kertas usang itu.. aku melihat dan membacanya isinya

JIAANNNCOOOKKK..

Tiba – tiba air mataku meleleh dan menetes dipipi tanpa seijinku.. dan tanganku pun bergetar.. ini adalah kertas brosur tentang kolam renang yang melegenda dikota ini.. dan aku dulu menyerahkan kertas ini pada seorang wanita cantik dan imut dengan rambut berkepang dua..

“kamu sudah ingat wang..?” tanya nya dengan bergetar..

dan panggilan itu hanya satu orang yang pernah memanggilku seperti itu.. wawang.. dan dia adalah memey.. seorang wanita yang mengajarkan aku tentang cinta pandangan pertama dan rindu yang pertama.. walau waktu itu kami masih anak – anak.. orang menyebutnya cinta monyet.. tapi bagiku bukan sekedar cinta monyet.. ntahlah apa namanya.. yang jelas wanita yang ada didepan ini dia yang mengajarkanku tentang cinta dan rindu.. tapi dia juga yang mengajarkan aku tentang menunggu, kecewa dan sakit hati.. sampai aku harus memendamnya dan menguburkannya dihatiku yang terdalam..

dan hari ini dia datang dan memaksa aku untuk menggali lagi dan mengingat semua itu… aku lalu mengangkat wajahku dan memandang wajahnya yang meneteskan air mata..

“kamu memey…” tanyaku dengan bergetar dan meneteskan air mata.. ntah air mata bahagia, senang, rindu, benci, sakit, kecewa atau apapun itu.. yang jelas semua menyatu di air yang keluar dari mataku ini..

Dia tidak menjawab.. hanya menganggukan kepala sambil terus menangis.. asssuuu..

Emosiku betul - betul menggelora.. aku seperti ingin menumpahkan nya disini.. kalau seandainya ada seorang laki - laki yang berani mencari masalah denganku saat ini.. pasti aku akan mengirimnya ke ruang jenazah rumah sakit ini tanpa ampun.. siapapun itu orangnya.. bajingan…

“wooo.. disini to rupanya kalian berdua.. dicariin dari tadi..” ucap ayahku yang datang tiba – tiba dari arah samping kami.. lalu kami berdua dengan reflek memandang ke arah lain yang membelakangi ayahku lalu membersihkan air mata kami masing – masing..

“iya yah.. sandi nemanin mba merry sarapan..” ucapku dengan gugup sambil melihat ayahku.. mba mery pun menatap ayahku dengan mata yang sembab..

“ohh.. ayah mau balik sore ini ke pulau seberang.. tapi kita harus kedesa dulu.. ayah kangen sama mbah jati nak..” kata ayahku dan sepertinya beliau tau apa yang terjadi disini antara aku dan memey.. (ya iyalah tau.. matamu sama mata mba merry sembab cuukk) beliau lalu melihat kearah lain.. untuk memberi kesempatan kepada kami untuk membersihkan sisa air mata yang ada di pipi..

“jadi sekarang kita berangkatnya yah..?” tanyaku..

“iya.. nanti kalau kelamaan disini dan didesa bisa ketinggalan pesawat ayah.. dan kalau ketinggalan pesawat.. kamu tau kan ibumu gimana..? bisa – bisa berubah menjadi super saiya apa ga ngeri.. ayah takut loh sama ibumu..” kata ayahku

Aku dan mba merry pun tersenyum melihat ekspresi ayahku ketika menyebut ibuku akan berubah menjadi super saiya.. cukkk.. senyuman yang dipaksakan.. bajingan..

“ayo sudah yahh..” kata ku langsung berdiri…

“antar memey ke atas dulu.. ayah tunggu di mobil..” kata ayahku sambil menatapku dengan ekspresi yang berubah.. kali ini tatapan beliau agak tajam menatapku..

“ga pa – pa yah.. mey bisa naik sendiri..” kata memey.. cruutt.. ayahku sudah memanggil dia memey dan bukan merry lagi.. dan memey pun sudah berani menyebut ayahku dengan ayah secara tegas.. tidak segugup waktu ditelpon tadi..

“bukan karakter seorang keturanan jati kalau meninggalkan seorang wanita sendiri, apalagi wanita itu lagi menangis..” kata ayahku dengan tegas..

“ayah tinggal dulu ya mey.. nak ayah tunggu di mobil…” kata ayahku lalu berbalik dan menuju parkiran..

“ayo ke atas..” kata singkat ke memey.. lalu berjalan mendahului memey.. dan memey pun mengikuti aku dari belakang.. lalu dia menyusul berjalan disampingku.. kami diam tanpa bersuara selama berjalan..

Langkah demi langkah kami lewati.. tapi kenapa serasa lama sekali sampainya.. bajingann..

Dan ketika sampai dilantai dua dan didekat kamar mandi.. memey memegang tanganku dan menariknya.. lalu dia memelukku dengan erat sambil menangis didadaku.. assuuu.. kenapa bisa seperti ini ya..? aku tetap diam dan tidak membalas pelukannya.. lalu dia bersuara..

“maafin memey wang.. maaff..”katanya sambil menangis tersedu – sedu.. aku lalu mengangkat kedua tanganku dan membalas pelukannya dengan pelukan yang sangat erat.. cuukkk.. aku merasakan pelukan ini hangat, nikmat dan nyaman..

Bajingaaannn.. aku baru sadar, kenapa aku bisa menikmati pelukan mba mery selama ini.. ternyata dia memeyku yang telah lama menghilang.. assuuuu…

“sudah lah mey.. jangan sedih lagi.. toh semua sudah lewat kok..” ucapku sambil membelainya..

“wawang masih marah sama memey..?” katanya sambil mengangkat wajahnya dari dadaku dan menatap mataku tanpa melepaskan pelukannya.. dan kali ini tatapannya berubah tidak misteri lagi.. tapi tatapan penuh cinta.. tatapan memey kecil dulu waktu kami berpisah terakhir kali di masa itu..

“hem..” aku cuman tersenyum kecil tanpa menjawab pertanyaannya..

“mey jelaskan semua sekarang juga wang..” kata memey dengan tegas dan melepaskan pelukannya..

“sudahlah mer.. ga usah dibahas.. ini bukan waktu yang tepat.. lihat mas rendi disana.. dia lagi sekarat dan kamu pelukan sama aku..? lihat kekasihmu disana.. orang itu yang memberi aku kesempatan untuk hidup saat ini.. dan dia sudah kuanggap sebagai kakak kandungku sendiri.. apa aku mau merebut kekasihnya..?” kataku dengan tegas dan membuat air matanya tambah deras mengalir.. dan aku sengaja menyebutnya mer bukan mey lagi..

“cukup sudah ya.. ga ada yang perlu dibicarakan tentang kita lagi.. cinta kita telah gugur di taman bunga selecta bersama bunga – bunga yang sudah layu pada saat aku menunggumu waktu itu.. jadi aku mohon jangan diungkit lagi..” kataku dengan tegas..

“tapi mas rendi itu..” kata memey terputus ketika aku mengarahkan jari telunjukku dibibirku.. aku memberinya kode supaya diam..

“ga ada yang perlu dijelaskan saat ini Emery Naila Unna.. jadi mulai saat ini tolong mengerti batasan antara kamu dan aku.. aku mau pergi.. ayahku sudah menunggu..” kataku langsung berbalik dan meninggalkannya yang menangis tersedu – sedu..

Maafin aku mey.. maafin.. aku melakukan ini supaya kau ingat dengan mas rendi.. kamu harus terus bersama dia.. dia kekasihmu saat ini dan selamanya.. aku terus melangkahkan kakiku dengan air mata yang mengalir dengan bangsatnya dipipiku..









#cuuukk.. orang lama yang hadir kembali disaat seperti ini.. membuat pikiranku menjadi kacau.. bajingannnnn…
 
update di saat fajar menampaknya cahaya nya..
pagi om dan tante..
update kali ini dipagi yang cerah ini..
semoga berkenan ya..
update selanjutnya mungkin setelah lebaran..
mohon maaf sekali lagi..
jangan lupa berbahagia..

jangan rusuh om dan tante..
ntar om @kuningkelabu yang marah loh ya..

oh iya.. satu lagi jangan lupa saran dan masukannya om dan tante..
:ampun::ampun::ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd