Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Seorang Akhwat

Status
Please reply by conversation.
Kemonn dewii pak prammmm
Bikin tontonan buat zizaaaaa lagiiiii
 
Nanti saya update Om, mungkin agak sorean, siang ini lgi banyak kerjaan.
Terimakasih atas respon n semangatnya Om...
 
Pov Aziza



Untuk menghilangkan kejenuhan ku, aku hendak menonton film Korea yang ada di laptop Mbak Dewi. Aku mencari file film miliknya. Setelah cukup lama akhirnya aku menemukannya, tapi sayang, setelah ku cek ternyata filmnya sudah ku tonton semua.

Karena bingung mau ngapain lagi, akhirnya aku iseng membuka folder laptop Mbak Dewi. Satu persatu aku buka, hingga akhirnya aku menemukan sebuah folder yang agak menarik. Karena penasaran aku membukanya.

Ternyata folder itu terkunci, aku sedikit merasa kecewa, tapi karena penasaran, aku iseng mencoba memasukan password asal-asalan.

Mula-mula aku mengetikan tanggal lahir Mbak Dewi, tapi gagal, lalu aku coba mengetikan tanggal pernikahan Mbak Dewi tetap gagal. Berulang kali aku mencoba dan selalu gagal, hingga akhirnya aku iseng memasukan nama dan tanggal lahir ku.

Duaaar...

File itu berhasil aku buka, di sana ada tiga file lagi yang masih terkunci.

Iseng aku membuka file tersebut dengan password yang sama. Saat folder itu terbuka, mataku langsung terbelalak melihat beberapa video film dewasa. Sumpah aku sangat jijik melihatnya.

Aku tidak menyangka kalau Mbak Dewi akan menyimpan video porno di laptopnya. Buru-buru aku menutup layar laptop Mbak Dewi.

Kusandarjan tubuhku di dinding kamarku, dengan mata menerawang ke langit-langit kamarku.

"Ini salah..." Gumamku.

Rasanya sulit sekali bagiku untuk percaya kalau Mbak Dewi dengan sengaja menyimpan video porno di laptopnya, apakah Mbak Dewi tidak sadar kalau perbuatannya tersebut nantinya bisa di lihat oleh orang lain sesama akhwat.

Untung aku yang melihatnya, bagaimana kalau orang lain yang melihat?

Ah... Aku merasa seperti tidak pernah mengenal Mbak Dewi, banyak hal yang tidak aku ketahui dari dirinya, di mulai dari perselingkuhannya dengan Pak Pramono, dan terakhir video yang baru saja kulihat.

Ku pejamkan mataku, mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu ketika aku memergoki Mbak Dewi bersama Pak Pramono. Masih teringat jelas tubuh telanjang Mbak Dewi yang bermandikan keringat tampak bergetar nikmat, ketika penis Pak Pramono mengaduk liang senggamanya.

"Eengk...."

Mereka berciuman sangat mesrah, selayaknya seperti sepasang kekasih, sementara tangan Pak Pramono meremas payudara Mbak Dewi. "Ahkk..." Masih teringat jelas wajah Mbak Dewi saat itu tampak sangat menikmatinya.

Sementara itu penis Pak Pramono tanpa henti mengaduk vagina Mbak Dewi, walau tak begitu jelas, tapi aku yakin saat itu vagina Mbak Dewi sangat basah.

Bahkan terakhir mereka berdua mengerang, melepas kenikmatan tiada tara.

"Apa bersetubuh itu sangat nikmat?" Gumamku.

Walaupun cuman sebentar tapi aku yakin, Mbak Dewi sempat tersenyum setelah Pak Pramono melepas penisnya dari dalam vagina Mbak Dewi.

Kugigit bibirku, sembari membayangkan bagaimana kalau aku yang di setubuhi? Entah kenapa aku jadi penasaran bagaimana rasanya di setubuhi oleh seorang pria, apakah rasanya begitu enak?

Deg...

"Astagfirullah..."

Aku tersadar dari lamunan ku, dan parahnya lagi kudapatkan tangan kananku meremas payudaraku, sementara tangan kiri ku berada di vaginaku, di balik gamis yang kukenakan.

Astaga.. aku bermasturbasi tanpa aku sadari. Ya Tuhan apa yang barusan kulakukan.

Entah kenapa aku merasa malu, wajahku merah padam dan perasaanku tak menentu saat ini, antara malu, terangsang dan perasaan berdosa.

Aku menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan perlahan. Berusaha menenangkan diriku, agar birahiku yang tadi sempat membara, perlahan mulai menurun seiring dengan waktu.

------------

Outhor Pov.



Dewi baru saja selesai berhias, kemudian dengan langkah perlahan ia keluar dari dalam kamarnya, kemudian ia menuju kamar Aziza. "Tok... Tok... Tok..." Mbak Dewi mengetuk pintu kamar Aziza.

Tak lama kemudian Aziza membuka pintu kamarnya, ia terlihat sedikit berantakan dari biasanya.

"Kamu ketiduran?" Tanya Dewi.

Aziza menganggukkan kepalanya. "Iya Mbak, keasyikan nonton jadi ketiduran." Jawab Aziza, sembari membenarkan posisi jilbabnya. "Mbak mau pergi?" Tanya Aziza.

"Iya Za, mungkin malam ini Mbak gak pulang."

Aziza merenyitkan dahinya, pikirannya menerawang jauh. "Mbak mau kemana?" Tanya Aziza keheranan.

"Mas Furqon... dia hari ini datang." Jawab Dewi dengan senyuman yang mengembang.

Aziza tentu saja mengerti. "Pantesan.. salam ya Mbak, sama Mas Furqon." Ujar Aziza, sedikit menggoda seniornya yang tersipu malu.

"Iya nanti Mbak salamin, Mbak pergi ya..." Pamit Dewi.

"Iya Mbak, hati-hati di jalan."

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam."

------------

Pov Aziza.

Sepeninggal Mbak Dewi, aku kembali masuk kedalam kamarku. Aku membuka kembali laptopnya, dan memandangi tampilan depan video yang ada di dalam folder milik Mbak Dewi.

Entah kenapa dadaku berdesir memandangi video tersebut, ada rasa penasaran di dalam diriku.

"Sebentar saja." Gumamku.

Tanganku tampak gemetaran ketika aku mengarahkan cursor ke arah salah satu video, lalu aku mengklik video tersebut. Dan mataku langsung melebar ketika melihat dua anak manusia sedang berpelukan, bibir mereka berdua menyatu.

Nafasku mulai terasa berat ketika pria itu melepas pakaian yang di kenakan oleh sang wanita.

"Astaga...!" Bisikku.

Pria itu menundukan wajahnya, lalu dia menjilati payudara sang wanita. Kulihat wajah wanita itu mengada keatas, seakan ia sangat menikmatinya, mengingatkanku dengan Mbak Dewi.

Wanita itu mendesah keras, sembari memeluk kepala sang pria yang tengah bermain dengan kedua payudara sang wanita.

"Apa senikmat itu?" Gumamku pelan.

Tanpa sadar tanganku menyentuh payudaraku sendiri, lalu aku meremasnya dengan perlahan.

Kugigit bibirku ketika aku merasakan desiran aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku sendiri tidak mengerti apa yang kurasakan saat ini, tapi yang pasti aku menikmatinya dan membuatku kian ketagihan.

Semakin lama aku semakin intens meremas payudaraku, sembari mendesah lirih. "Aahkk... Aduh... Aahkk... kenapa ini... Aahkk..." Aku menggigit bibirku berusaha menghilangkan rasa gatal di payudara dan vagina ku.

Tapi semakin aku menekan vaginaku, rasanya malah semakin gatal, bahkan kurasakan ada yang keluar di dalam vagina ku.

Astagfirullah...
Berhenti Ziza... berhenti... apa yang kamu lakukan? Ini dosa Ziza... dosa...

Kusandarkan tubuhku kebelakang, sementara mataku menatap sayu kearah layar laptop Mbak Dewi, kulihat wanita itu sedang mengangkang, sementara prianya sedang bersujud di hadapan sang wanita, sembari menciumi dan menjilati kemaluannya.

"Ughkk... menjijikan..." Gumamku.

Karena merasa semakin gatal, aku nekat menyingkap gamisku, lalu aku menggaruk vaginaku, hingga lebih kerasa.

Gilaaaa.... Gilaaa....
Kenapa rasanya seperti ini, geli, gatal... dan.... Aahkkk... aku tidak bisa berhenti.

"Ooohkk..." Desahku panjang.

Kurasakan pantatku tersentak sentak naik turun, dan keringat mulai bercucuran.

Oh Tuhan...
Ada apa dengan diriku, kenapa aku merasa ingin sekali pipis, kepalaku mendongak keatas seiring dengan banyaknya cairan cintaku yang keluar dari dalam vagina ku. Sungguh rasanya nikmat sekali ketika cairan itu keluar dari vaginaku. Dengan mata merem melek, aku mengatur nafas ku yang terasa tidak beraturan.

Setelah semenit kemudian kurasakan pipis nikmatku mulai mereda.

"Apa yang barusan kurasakan?" Bisikku pelan.

---------

Pov Outhor

Walaupun siang ini begitu panas, Dewi tampak bersemangat menjemput Suaminya, rasanya ia sangat merindukan suaminya setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan Suaminya.

Tak lama kemudian kereta api yang membawa Suaminya tiba di stasiun.

"Abi..." Dewi melambaikan tangannya.

Furqon tampak mencari sumber suara yang memanggilnya. "Umi... Umi..." Furqon balas melambaikan tangannya, lalu ia segera menghampiri istrinya.

Setelah sekian bulan meredam rindu akhirnya ia bisa bertemu dengan sang Istri tercinta. Rasanya ia sudah tak sabar bermain cinta dengan Istrinya.

Empat bulan waktu yang lama bagi Furqon tidak menyentuh Istrinya.

"Assalamualaikum Umi." Sapa Furqon.

Dewi tersenyum manis. "Waalaikum salam Bi." Jawab Dewi sembari mencium punggung tangan Suaminya, tanda hormat darinya.

"Gimana kabar kamu di sini?" Tanya Furqon.

Dewi tersenyum kecil, entah kenapa hati kecilnya menjerit, ada perasaan bersalah terhadap Suaminya. "Alhamdulillah, kabar Umi di sini baik-baik aja Bi, Abi sendiri gimana kabarnya" Jawab Dewi.

"Abi juga baik-baik saja, ayo Mi, ngobrolnya sambil jalan aja." Ajak Furqon.

"Iya Bi." Jawab Dewi.

--------

Pov Aziza

Cuaca hari ini tampak cerah, dan rencananya sore ini aku mau ke pantai, hanya sekedar ingin mengambil angin pantai dan menikmati keindahan suasana pantai yang sejuk alami. Apa lagi kalau di hari biasa seperti ini suasana pantai tidak begitu ramai.

Setelah mandi, aku kembali ke kamarku hendak berganti pakaian. Ketika aku ingin mengenakan pakaian, aku sempat melirik kearah laptop Mbak Dewi.

Sejenak mukaku memerah, mengingat apa yang telah aku lakukan untuk pertama kalinya di dalam hidupku. Aku berjanji di dalam hati, aku tidak akan pernah mengulangi perbuatan barusan.

Setelah selesai mengenakan pakaian, aku segera bergegas menuju sepeda motorku.

---------

Outhor pov

Selama di perjalanan Furqon tak henti-hentinya menggenggam tangan Dewi, berkali-kali ia melirik kearah Istrinya, yang semakin lama terlihat semakin cantik dimatanya, ingin rasanya ia langsung melepas kerinduannya terhadap Istrinya.

Dewi menghela nafas pelan, ia tau kalau Suaminya sudah sangat menginginkannya.

"Pak, langsung ke hotel melati aja." Pinta Furqon.

"Iya Pak." Jawab sang sopir.

Dewi menoleh kearah Suaminya. "Gak jadi jalan-jalannya Bi?" Tanya Dewi sedikit menggoda Suaminya.

"Besok-besok aja Mi." Jawab Furqon singkat.

Tak lama kemudian taxi yang mereka tumpangi tiba di sebuah hotel melati. Setelah membayar taxi, mereka segera memesan satu kamar kosong untuk tiga hari ke depan.

Setelah mendapatkan kunci kamar, Furqon segera mengajak Istrinya ke kamar.

Kamar mereka memang bukanlah kamar high' kelas, melainkan kamar biasa, bahkan tidak ada ac di dalam kamar mereka, yang ada hanya kipas angin yang menggantung di langit-langit kamar. Ada satu tempat tidur untuk ukuran dua orang, dan satu lemari agak besar dan satu meja rias.

Furqon yang sudah tidak sabar langsung memeluk Istrinya dengan sangat erat. Sembari mengendus aroma tubuh Istrinya yang wangi.



"Abi... nanti aja ya." Tolak Dewi lembut.

"Memangnya kenapa Mi? Abi sudah kangen ni." Bujuk Furqon kepada Istrinya.

Dengan perlahan Dewi melepas pelukan Suaminya, lalu ia tersenyum memandang Suaminya. "Abikan baru nyampe, pasti capekkan?" Ujar Dewi.

"Iya... tapi Abi sangat kepingin Mi."

"Ya sudah, tapi Abi mandi dulu ya!" Bujuk Dewi, akhirnya Fuqon mau mengalah.

"Mandi bareng Mi." Ajak Furqon.

Dewi menggelengkan kepalanya. "Gak... nanti yang ada malah gak mandi." Tolak Dewi, akhirnya setelah bosan membujuk, Furqon segera masuk kedalam kamar mandinya.

Toh... nanti juga ia pasti bisa menikmati tubuh Istrinya yang seksi. Pikir Furqon.

------------

Pov Aziza

"Huaaa...."

Aku merentangkan kedua tanganku, sembari membiarkan angin laut menerpa tubuhku, menerbangkan sebagian jilbab lebarku dan gamis yang kukenakan saat ini. Rasanya sungguh membuatku merasa sangat nyaman, sedikit beban yang kurasakan perlahan melayang di tiup angin.

Dari dulu aku memang suka pantai, bagiku pantai adalah sahabatku. Di saat aku sedang dalam masalah, aku selalu menyendiri di sini.

Setelah puas berteriak, aku duduk di hamparan pasir pantai yang terasa begitu halus. Dengan di topang kedua tanganku, aku memejamkan mataku, melepas semua beban yang ada.



"Hei..."

Deg...
Aku merenyitkan dahiku saat mendengar suara seorang pria di dekatku.

Dengan perlahan kubuka mataku, dan kulihat sosok pemuda yang amat ku kenal sedang berdiri di sampingku. Entah kenapa aku merasa dia seperti jin, yang selalu ada di manapun aku berada.

"Kamu lagi..." Kataku ketus.

Saat ini aku ingin sendiri, tapi siapa sangka aku malah bertemu dengannya. "Kenapa? Gak suka aku di sini, mau teriak lagi kayak kemarin?" Katanya, menyinggung kejadian kemarin.

Oh Tuhan...
Aku merasa sangat bersalah setiap kali mengingat kejadian kemarin.

Kulihat wajahnya datar memandangi riak ombak yang datang dan pergi. Dan pada saat bersamaan, aku merasa ada yang aneh dengan hatiku, aku merasa seakan aku sudah sangat lama mengenal dirinya, membuatku merasa sangat nyaman.

Karena perasaan nyaman ini selalu membuatku terganggu, aku takut, dengan perasaan ini aku menjadi salah langkah dalam mengambil jalan.

"Kamu suka ke sini?" Tanyanya, aku menganggukkan kepalaku. "Kenapa? Kamu lagi ada masalah?" Dia melihat ke arahku. "Biasanya aku kesini kalau aku lagi ada masalah." Katanya lirih, entah kenapa aku dan dia memiliki kecocokan yang sama.

"Masalah apa?" Tanyaku heran.

"Biasa, masalah kuliah..." Jawabnya seraya tersenyum. "Kamu?" Tanyanya balik.

Aku melempar pandanganku ketengah lautan yang terlihat begitu indah. "Masalah teman." Jawabku singkat, aku tidak mungkin mengatakan sepenuhnya.

"Oooo..." Dia bergumam pelan.

Suasana kembali hening, kehadirannya memang sedikit mengganggu waktu bersantai ku, tapi entah kenapa aku merasa sangat senang. Berulang kali tanpa ia ketahui, aku mencuri pandang kearahnya, memandangi wajahnya yang tampan terlihat begitu tenang.

Sejenak aku teringat dengan film yang ku tonton beberapa waktu yang lalu, entah kenapa aku membayangkan diriku berada di dalam pelukannya, dan cumbuannya.

"Astagfirullah..." Aku mendesis.

Kenapa aku bisa berfikiran seperti itu, sadar Ziza... sadar... itu dosa besar.

Tapi... apakah perasaanku saat ini adalah perasaan yang normal, yang di rasakan setiap remaja sepertiku? Kalau di pikir-pikir banyak temanku yang terjebak dengan pergaulan bebas.

"Main air yuk..."

"Eh..." Kagetku.

----------

Pov Outhor

Tak butuh waktu lama, Furqon keluar dari dalam kamar mandi hanya mengenakan kimono, sementara Istrinya sedang sibuk merapikan pakaian Suaminya, karena di hotel ini Suaminya akan tinggal selama beberapa hari ke depan.

Furqon segera menghampiri Istrinya, lalu duduk di dekat Istrinya yang sedang menyusun pakaian Istrinya.

Dewi dapat merasakan pelukan hangat dari Suaminya. "Abi gak capek?" Tanya Dewi lembut, dia melihat kearah Suaminya lalu tersenyum manis.

"Kalau untukmu aku tidak pernah capek."

"Gombal." Ujar Dewi seraya membelai wajah Suaminya, rasanya ia sangat merindukan wajah yang ada di hadapannya saat ini.

Sedetik kemudian bibir mereka bertemu, saling melumat lembut, membuat Dewi mulai terbakar birahi.

Dengan perlahan Furqon menanggalkan pakaian Istrinya, sementara Dewi membuka kimono yang di kenakan Suaminya. Setelah kimono Suaminya terbuka, Dewi membantu Suaminya dengan menanggalkan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat.

"Aku merindukanmu sayang!" Bisik Furqon mesrah.

"Setubuhi aku Bi." Pinta Dewi.

Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, kemudian ia membuka kakinya, membiarkan Suaminya masuk kedalam tubuhnya. Kembali mereka berciuman mesra, sementara itu di bawa sana penis Furqon berusaha memasuki vagina Istrinya yang telah basah.

Berulang kali Furqon mencoba memasuki vagina Dewi, tapi selalu saja gagal.

Bahkan Dewi sampe ikut menuntun penis Suaminya agar bisa masuk kedalam vaginanya, tapi sayang, penis Furqon yang lembek kesulitan menembus vaginanya.

Sebagai seorang wanita tentu saja Dewi merasa kecewa, ia berharap satu kali saja di dalam hidupnya dapat menikmati orgasme bersama Suaminya, tapi semua itu hanya ada di dalam mimpinya saja.

"Aahkk..." Desah Furqon.

Dia mendorong masuk penisnya yang lembek kedalam vagina Istrinya.

Dengan gerakan perlahan ia mulai memompa vagina Istrinya, tapi sayang, Dewi sama sekali tidak merasakan keberadaan penis Suaminya di dalam vaginanya, berbeda dengan penis Pak Pramono yang begitu keras di dalam vaginanya, bahkan sampai orgasme berulang kali.

Entah kenapa di saat seperti ini Dewi merindukan sosok Pramono untuk memuaskannya. Dewi menggigit bibirnya mengingat bagaimana Pak Pramono selalu berhasil membuatnya mengerang.

"Sayang... aku kau keluar!" Erang Furqon.

Dia menganggukan kepalanya. "Keluarkan Bi.. Eehmm... Umi juga mau keluar." Jawab Dewi berbohong.

"Oughk..." Tubuh Furqon bergetar, lalu ia menembakan spermanya kedalam rahim Istrinya. "Nikmat sekali sayang... Aahkk..." Desah Furqon puas.

"Iya Bi, a... a... aku juga puas." Jawab Dewi sedih.

--------

Pov Aziza



Seumur hidupku, baru kali ini aku merasakan kebebasan yang sesungguhnya. Aku berdiri, membiarkan deburan ombak menghantam tubuhku, dan rasanya sangat luar biasa sekali. Tuhaaan... aku sangat bahagia.

Sementara itu, Mas Aldo sedang memperhatikanku dengan jarak aman.

Entah kenapa, semakin lama aku semakin yakin kalau Aldo memang pria baik, terlepas kontroversi tentang dirinya. Karena selama ini ia sekalipun tidak pernah bertindak kurang ajar kepadaku.

Aaaahkk...
Kenapa aku sangat bahagia, apa ini karena ombak yang menerjang ku, atau... karena senyumannya.

-----------

Pov Outhor.

Drrrttt... Drrrrttt... Drrrrttr...
Dewi buru-buru mengambil hpnya ketika hpnya berbunyi, ia sangat kaget saat mengetahui siapa yang menelpon dirinya, tanpa memperdulikan Suaminya yang masih berbaring di atas tempat tidur, Dewi segera masuk kedalam kamar mandi sembari membawa hpnya.

Furqon sempat melihat kelakuan Istrinya yang terlihat sangat panik.

"As... assalamualaikum..."

"Waalaikum salam Nak Dewi, hehehe... lagi di mana sayang, Bapak kangen ni..." Ujar teman ngobrolnya di seberang sana.

"To... tolong jangan sekarang Pak."

"Loh kenapa? Tapi Bapak mau sekarang, kalau kamu gak mau kerumah, biar nanti Bapak yang kerumah kamu."

"Jangan Pak... Jangan, saya tidak ada di rumah."

"Terus kamu di mana...?"

"Tolooong jangan sekarang Pak..."

"Jawab..." Sergahnya.

"Di hotel Pak... tolong Pak... saat ini ada Suami saya Pak." Melas Dewi.

"Hotel mana."

"Hotel melati Pak.... tolong ya Pak, besok saja..."

"Oke, saya akan kesana."

"Pak... Pak..."

Tut.... tut.... tut...

---------
 
Terakhir diubah:
Bro alvin, POV kedua terakhir sebelum POV Author itu POV Aziza atau POV Firda bro ?
 
Asyiiik azizah mulai terbuka sedikit tabir yang menutupi nafsunya.
Apa yang bakal terjadi dgn dewi suhu???
Apa si furqon akan menikmati istrinya di pakai pak pramono?

Jadi penasaran suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd