Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Seorang Akhwat

Status
Please reply by conversation.
Koq saya malah lebih demen ama dewi nya ya hahaha..

Sangat suka dgn karakter dewi walau binal dan liar ketika ngentot tapi setelahnya tetap merasa bersalah,menyesal tapi tetap berperilaku seperti biasa di depan orang lain. Karena sejatinya seperti itulah akhwat sebenarnya
 
Selamat menikmati

"MAMAAAAAAA..."

Tubuh Aldo tersentak, ia membuka matanya yang tampak memerah, sisa-sisa tangisnya semalam mengalir di pipinya, ia sendiri tidak mengerti arti dari mimpinya yang selalu hadir di dalam tidurnya.

Hoosst... Hoosst... Hoost...

"Lagi-lagi mimpi itu." Gumamnya.

Rasanya sudah lama sekali Aldo tidak bertemu dengan Ibu kandungnya, saat ia masih kecil Mamanya pergi meninggalkan dirinya, tak lama kemudian Papanya membawa seorang wanita baru masuk kedalam rumahnya.

Saat itu Aldo tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Hingga akhirnya Aldo sadar, kalau Umi Aisya telah merebut Papanya dari Mamanya.

Semenjak saat itu, Aldo sangat membenci Ibu tirinya, sanking bencinya ia sampe-sampe membenci orang-orang yang mirip dengan Ibunya, yang selalu mengenakan pakaian syar'i.

Baginya wanita yang mengenakan pakaian syar'i adalah wanita munafik. Sudah tidak terhitung seberapa banyak wanita berpakaian syar'i yang telah ia nodai. Semakin alim wanita itu, Aldo akan semakin bersemangat untuk mendapatkannya dan mempermainkannya.

Dan puncak dari kebenciannya, ia dengan tega menodai Ibu tirinya yang sangat baik terhadapnya.

"Mereka memang pantas di permainkan." Sinis Aldo.

Dia menegakan tubuhnya, lalu duduk di tepian tempat tidurnya. Dia menggapai hp miliknya yang berada di atas meja di samping tempat tidurnya.

Tangannya bergerak lincah mencari nama temannya, setelah itu ia segera menelpon temannya.

"Halo Ran..."

"Iya halo Al! Ada apa Al, tumben pagi-pagi nelpon, kangen ya? Hihihi...." Goda Rani, gadis cantik yang selalu terlihat sangat ceria.

"Anggap saja begitu." Jawab Aldo singkat.

"Huh..." Dengus Rani.

"Hari ini Ziza mau kemana Ran?" Tanya Aldo tak memperdulikan kekesalan Rani.

Ada rasa cemburu di hati Rani ketika Aldo menanyakan sahabatnya. Dari dulu awal mulai pertemuannya dengan Aldo, Rani sudah jatuh hati kepada Aldo, tapi sayang, Aldo selalu mengabaikan dirinya, hingga akhirnya dua bulan yang lalu, untuk pertama kalinya Aldo mencari dirinya.

Tentu saja Rani sangat senang, tapi sayang, ternyata Aldo mendekati dirinya agar bisa mendekati sahabat Aziza. Awalnya Rani ragu membantu Aldo mendapatkan Aziza.

Tapi suatu hari Rani merasa tersinggung dengan ucapan Aziza yang menasehati dirinya. Ia merasa Aziza adalah wanita munafik. Karena sebab itulah, ia setuju membantu Aldo untuk mendapatkan Aziza.

Rasanya ia sudah tidak sabar melihat sahabatnya itu menelan ucapannya sendiri.

"Hmmm... katanya dia mau ke pantai sore hari ini, terus habis isya dia mau ikut pengajian Mbak Dewi." Jelas Rani, mengingat-ingat obrolannya semalam.

"Terimakasih ya Ran..."

"Udah cuman itu doang." Ujar Rani.

Aldo tersenyum tipis. "Terus kamu mau apa lagi Rani?" Tanya Aldo.

"Aku mau ngentot."

"Ingat Fadli...." Tembak Aldo.

"Ayolah Al... anggap saja ini adalah bayaran yang setimpal, gimana?" Pinta Rani.

Tut... Tut... Tut...

Tanpa menjawab permintaan Rani, Aldo segera mematikan HP-nya. Dia menatap layar hpnya, di sana ada seorang gadis berhijab yang terlihat begitu cantik.

"Aku pasti bisa mendapatkan kamu." Gumam Aldo.

----------

Pov Aziza

Aku mencoba memejamkan mataku, membuang perasaan aneh yang menjalar di tubuhku. Kugigit pelan bibirku, mengingat kejadian kemarin, ketika untuk pertama kalinya aku di peluk oleh seorang pria dan parahnya aku tidak bisa melupakan sentuhannya.

Kuputar tubuhku kesamping sembari memeluk bantal guling ku.

Kemarin Aldo nyaris saja di masa oleh warga sekitar karena kesalahanku yang berfikiran negatif tentang dirinya. Padahal kemarin niatnya adalah membantuku.

Tok... tok... tok...

"Za... Mbak boleh masuk." Panggil Mbak Dewi.

Aku segera menegakan tubuhku, duduk di pinggiran tempat tidurku. "Boleh Mbak, masuk aja." Suruhku, tak lama kemudian Mbak Dewi masuk kedalam kamarku.

"Kamu kenapa Ziza, kok Mbak perhatiin akhir-akhir ini lebih banyak diam, lagi ada masalah?" Tanyanya, aku menggelengkan kepalaku. "Za... kita ini satu rumah, samasama anak rantau... kalau kamu ada masalah, insya Allah sebisa mungkin Mbak akan membantu kamu." Jelas Mbak Dewi kepadaku.

"Terimakasih Mbak... tapi bener kok Mbak, aku lagi gak ada masalah, hanya saja...." Aku menggantung kalimatku, karena aku tidak menemukan kalimat yang cocok untuk aku sampaikan saat ini.

Mbak Dewi mengangkat alisnya. "Hanya saja... kamu bingung dengan perasaan kamu saat ini, karena cowok kemarin kan?" Deg... aku menatapnya penuh penyesalan.

"Iya Mbak." Aku ku.

"Ziza, Mbak pernah berada di posisiku saat ini, jadi Mbak tau apa yang kamu rasakan saat ini." Katanya, membuatku terhunyu. "Percaya sama Mbak, apa yang kamu rasakan saat ini, hanya ego semata, ego karena ingin memiliki seorang pengagum." Lanjut Mbak Dewi.

"Iya Mbak." Kataku menurut.

"Percaya sama Mbak, dia buka pria yang baik." Lanjut Mbak Dewi. "Pria yang baik, adalah pria yang datang kepada orang tuamu untuk melamar kamu." Katanya menasehatiku.

Aku kembali menatapnya, jujur apa yang di katakan Mbak Dewi salah...

Aldo dia pemuda yang baik, dia selalu ada setiap kali aku dalam masalah. Sudah tidak terhitung sudah berapa kali ia menolong ku.

"Terimakasih ya Mbak sudah mengingatkan Aziza."

Mbak Dewi kembali tersenyum. "Sudah sewajarnya kalau sesama saudara untuk saling mengingatkan." Katanya, seraya tersenyum kepadaku.

"Mbak tinggal nyuci dulu ya."

"Oh iya Mbak... Hmm... aku boleh pinjam laptopnya gak?" Tanyaku.

"Boleh... ambil aja di kamar."

"Terimakasih Mbak." Kataku.

--------------

Pov Outhor.

Sehabis mandi Aldo keluar dari dalam kamarnya, saat ia hendak kedapur, ia melihat Ibu tirinya sedang mengantar Papanya di depan rumah. Mereka berdua terlihat begitu mesra, membuat Aldo merasa geram. Ia tidak terima Papanya di rebut oleh Aisya.

Setelah Suaminya, pergi Aisya bermaksud kembali ke kamarnya, tapi tanpa di sengaja ia bertemu dengan anaknya Aldo.

"Kamu mau makan Al?" Sapa Aisya sembari tersenyum.

Senyuman itu terlihat begitu tulus, bukan sebuah senyuman yang di buat-buat, membuat Aldo terkadang tidak mengerti tentang Ibu tirinya, padahal selama ini ia telah begitu jahat terhadap Ibu tirinya, tapi Aisya sama sekali tidak pernah menunjukan kemarahannya kepada dirinya.

Aldo tersenyum sinis kepada Aisya, tapi Aisya dapat memaklumi kemarahan anaknya.

"Pelakor murahan." Hina Aldo.

Aisya menundukkan wajahnya, hatinya sakit mendapat umpatan anaknya. "Maafin Umi Nak... suatu hari nanti kamu akan mengerti." Batin Aisya.

Tiba-tiba Aldo menarik tangan Aisya, lalu memeluk tubuh Aisya yang indah.

Aisya sudah terbiasa dengan pelecehan yang di lakukan Aldo, tapi walaupun begitu ia selalu tetap berusaha untuk menghindarinya. Ia berusaha melepaskan dirinya sembari mengingatkan Aldo.

"Jangan Nak..." Pinta Aisya lembut.

Aldo membelai pipi Aisya. "Kenapa Mi... bukankah Umi menginginkan kontol yang besar." Hina Aldo, dia meraih bibir Aisya, lalu melumatnya.

Aisya berusaha menghindarinya, tapi usahanya sisa-sia saja, ia tak bisa menolak lumatan Aldo di bibirnya.

Sembari melumat bibir Aisya, Aldo meremas pantat Aisya yang berisi, Aldo memang sangat suka dengan bentuk pantat Aisya yang membulat kencang, dan sangat menggemaskan.

"Umi... Seksi sekali." Gumam Aldo tak jelas.

Aisya berusaha mendorong Aldo, tapi dengan cepat Aldo menggendong Ibunya. Dia membawa Ibunya masuk kedalam kamar orang tuanya.

"Lepasin Umi Nak... jangan." Ujar Aisya mengingatkan Aldo.

Aldo membanting Ibunya di atas kasur, lalu dia mulai membuka pakaiannya satu persatu hingga telanjang bulat. Walaupun Aisya sudah sering melihat penis anaknya, tapi tetap saja ia selalu ngeri melihatnya.

Penis Aldo memang sangat besar, ukurannya tidak tanggung-tanggung, panjangnya bisa sampe 20cm, dengan diameter lima, dan tampak di sekitaran penisnya ada urat-urat yang menonjol.

Aldo tersenyum sembari mengocok penisnya. "Kenapa Mi? Suka?" Goda Aldo.

Aisya segera sadar akan kekhilafannya, sehingga ia buru-buru memalingkan wajahnya. "Sudah Nak... Umi gak mau lagi, kita tidak boleh seperti ini terus menerus." Mohon Aisya, tapi Aldo sama sekali tidak perduli.

"Sudahlah... wanita pelakor seperti Umi pasti suka kontol." Umpat Aldo. "Hisap kontolku lonte." Suruhnya.

"Jangan Nak... aku Ibumu."

"Ibu? Ha-ha-ha... kamu bukan Ibuku, kamu hanya pelacur murahan di mataku." Ujar Aldo, dia menarik jilbab Umi Aisya, dan mendekatkan wajah Umi Aisya ke penisnya yang telah berdiri tegak.

Aisya menggelengkan kepalanya. "Jangan Nak... Ini sungguh dosa besar Nak." Melas Aisya.

Aldo meraih penisnya, lalu ia menggesekkan batang kemaluannya di bibir merah Aisya. Menggoda Aisya agar membuka mulutnya.

Sebagai wanita normal, tentu saja Aisya terangsang, bahkan kewanitaannya kini mulai basah.

Walaupun jauh di dalam hati Aisya menolak perlakuan anaknya, tapi tubuhnya tak lagi bisa bertahan. Ia menyerah dengan membuka sedikit demi sedikit mulutnya, hingga penis besar itu bersarang di dalam mulutnya.

"Uhhmmpp...." Desah Aisya.

"Enak Mi... Ohk... mulut Umi enak sekali." Ceracau Aldo. "Wajar saja kalau kalau Papa lebih memilih wanita berhijab sepertimu Umi." Lanjut Aldo.

Mendengar ucapan Aldo, memang membuat hati Aisya terluka, tapi walaupun begitu Aisya tetap menuruti apapun yang di inginkan Aldo, sebagai penebus kesalahannya, yang belum tentu benar-benar salah.

Aisya memegang Batang penias Aldo, sementara kepalanya maju mundur, menghisap kuat penis Aldo, sesekali ia melakukan gerakan memutar, membuat Aldo kewalahan, tapi ia sangat menikmati hisapan mulut Ibu tirinya.

Kuluman Aisya nyaris membuat Aldo menyerah, tapi untunglah Aldo dengan cepat melepas penisnya dari dalam mulut Ibunya.

"Sekarang giliran ku Umi." Bisik Aldo.

Dia merebahkan tubuh Aisya, lalu menindih tubuh mungil Aisya. "Jangan Al... aku Ibu mu." Ujar Aisya mengingatkan Anaknya agar berhenti.

"Umi cantik sekali..." Goda Aldo. "Aku tidak pernah bosan menikmatimu." Aldo tersenyum, lalu menundukkan wajahnya dan mengecup lembut kening Ibunya.

Ciumannya perlahan turun menuju mata indah Aisya yang terpejam, lalu hidungnya, kedua pipinya yang merah, dan terakhir bibirnya yang menggoda. Aldo menghisap bibir Aisya, mengulum bibirnya, membuat Aisya dengan perlahayut kedalam larutan birahi.

Dengan perlahan Aldo mulai membuka kancing gamis yang di kenakan Ibunya, melepas gamis tersebut hingga tampak payudara Aisya yang di balut bra berwarna cream berenda hitam.

Telapak tangan Aldo meraih payudara Aisya dan meremasnya. "Ooghkk..." Erang Aisya, tubuhnya menegang merasakan sentuhan tangan anaknya.

Aldo semakin bersemangat mencumbuh Ibunya, dia menyingkap bra Aisya hingga kedua payudara Aisya melompat keluar, memamerkan daging empuk beserta putingnya yang telah mengeras.

Kembali Aldo menjamah payudara Ibunya, ia membelainya dengan lembut. "Indah sekali Mi... putingnya sudah sekeras ini, apa Umi sudah pengen?" Goda Aldo, dia memilin lembut putting Aisya.

Kemudian Aldo menundukkan wajahnya dan mulai menciumi payudara Aisya.

Lidahnya menari-nari, mengelilingi aurola Umi Aisya, membuat tubuhnya menggelinjang nikmat. Dan rasa nikmat itu semakin bertambah ketika Aldo mencucup putting Aisya, dia menggigit lembut putting Ibunya, membuat Ibunya benar-benar terangsang.

Kedua tangan Umi Aisya berusaha menarik kepala anaknya dari payudaranya, tapi dengan cekatan Aldo kedua tangan Aisya, dan meletakkannya diatas kepala Aisya.

"Jangan Nak..." Mohon Aisya.

"Sruppss... Sruuuppss... Sruuupps...."

"Aahkk... Sayang, Oughk... puting Umi jangan di hisap Nak... Aahkk... Nak... Aahkk..." Rintihan Umi Aisya, kepalanya terbanting ke kiri dan ke kanan.

Sembari bermain dengan kedua payudara Aisya, Aldo menirukan sisa gamis yang di kenakan Ibunya, hingga terlepas dari tubuh indahnya. Kemudian Aldo membelai gundukan vagina Aisya yang tertutup celana dalamnya yang telah basah.

Wajah Aisya memerah, ia merasa sangat malu dengan keadaannya saat ini. "Ja... jangan Nak..." Pinta Aisya.

"Celananya sudah basah Mi... biar Aldo jilatin ya." Goda Aldo.

"Tidak..." Pekik Aisya parau, tapi ia mengangkat pinggulnya ketika tangan Aldo membuka celana dalamnya yang telah basah. "Jangan di lihat anakku." Pinta Aisya kepada Aldo.

Dengan satu tangan, Aldo membuka kedua kaki Umi Aisya hingga vaginanya terkuak. "Indah sekali." Bisik Aldo.

Aisya menatap sayu keanaknya yang sedang tersenyum, ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Di sisi lain ia sangat menginginkan anaknya, tapi di sisi lainnya, ia merasa gagal menjadi orang tua untuk Aldo.

Tubuh Aisya tersengat, ketika tiba-tiba ia rasakan belaian lembut lidah Aldo di bibir vaginanya. Rasanya begitu hangat dan nyaman.

"Aahkk..." Erang Aisya.

Aldo menjilati vagina Aisya dengan perlahan dan lembut, tidak seperti semalam yang terlihat terburu-buru, tapi kali ini ia melakukannya dengan lembut.

Dengan menggunakan ujung lidahnya, Aldo menusuk lobang kemaluan Aisya, ia mengorek bagian dalam vagina Aisya hingga semakin membanjir, sementara kedua tangannya menggapai payudara Ibunya, meremasnya dengan lembut.

"Oughk... Nak..." Pantat Aisya sampai terangkat sangking nikmat. "Aahkk... Anakku, Ougk... Nak... Cukup, Umi gak kuat Nak... Aahkk.... Aahkkk...." Erang Aisya.

Slupss... Sluuuppss... Sluuuppss... Sluuuppss...

Aldo menghisap clitoris Ibunya, sementara jarinya menusuk lembut vagina Ibunya. Dengan gerakan perlahan ia mengocok vagina Ibunya.

Kedua kaki Aisya menegang, dia menjepit kepala Aldo, dan sedetik kemudian. "Aaahkk... Umi dapat Nak..." Pekik Aisya seiring dengan orgasmenya.

Crreeettss... Creeetrss...

"Hosst... Hoss...Hoss..."

Nafas Aisya memburu, dadanya sampe turun naik sanking merangsangnya ia.

Aldo tiduran di samping Ibunya, lalu dia mengarahkan Ibunya untuk naik keatas tubuhnya. Aisya menggelengkan kepalanya, tapi ia tetap naik keatas pangkuan Aldo. Dia menduduki penis Aldo.

"Jangan Nak..." Pinta Aisya.

Aldo membelai paha mulus Umi Aisya. "Masukan Mi... rasakan kontol Anakmu di dalam memekmu." Pinta Aldo kepada Aisya.

"Ta... tapi Nak..." Aisya menggenggam penis Aldo.

Aisya memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya. Dengan perlahan ia memposisikan penis anaknya, lalu ia menurunkan pinggulnya, membiarkan penis anaknya menerobos vaginanya.

Inci demi inci penis Aldo masuk kedalam vagina Umi Aisya. "Aahkk... anakku..." Erang Aisya.

"Nikmat sekali memekmu Mi." Erang Aldo.

Dengan gerakan perlahan, Aisya menggerakkan pinggulnya naik turun di atas penis anaknya. Sesekali ia memutar pinggulnya, seakan mengaduk-aduk penis anaknya.

Entah kenapa Aldo sangat suka melihat raut wajah Ibunya yang sedang bergairah.

"Terus Mi... nikmati kontol Anakmu." Ujar Aldo.

Dia meremas-remas pantar Ibunya yang sedang bergerak liar di atas pangkuannya.

Setelah lima menit berlalu, Aldo merebahkan kembali tubuh Uminya sehingga terlentang. Lalu Aldo berjongkok di depan vagina Uminya.

Perlahan Aldo kembali memasukan penisnya kedalam vagina Aisya. "Bless..." dengan satu sentakan penis Aldo bersemayam di dalam vagina Ibunya.

"Aahkk... Aahkkk..."

Ploookkss... Ploookkss... Ploookks...

Aldo semakin cepat memompa vagina Ibunya, penisnya bergerak cepat keluar masuk di dalam vagina Ibunya.

"Nak... Umi... mau keluaaar..." Erang Aisya.

Sreettss... Creeetrss... Creeeetrss....
Tanpa bisa di tahan, ia akhirnya mencapai puncaknya, sungguh rasanya nikmat sekali sehingga cairan cintanya keluar begitu banyak.

Tanpa memberi jeda waktu istirahat bagi Ibunya, Aldo terus memompa vagina Aisya.

Ia menyilankang Kaki Aisya hingga penisnya terasa semakin menjepit. Dan beberapa menit kemudian giliran Aldo yang memuntahkan lahar panasnya kedalam rahim Ibu tirinya.

-------------
 
duar . cerita yang luar biasa suhu, munculkan karakter protagonis hu buat saingan aldo deketin ziza. biar ziza galau pilih aldo atau karakter baik yang sungguh sungguh ingin menjadikannya istri
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ceritanya makin mantab..... apakah akan ada 3s antara dewi, ziza, dan pram..... hmmmmm.... bikin deg"an hu.... saluuuuttttt
 
Jangan2 aisyah memang ibu kandung aldo yang sempat berpisah dgn aldo dan ayahnya???? #cumaprediksi
 
Alternative alur, saran sih...
Aldo ngincar aziza uda mulai dpat blum exe, ktemu ibuny n nyadar klo lebih parah dr pada mama tiri. N juga tau btapa syangny mama tiri padany (aldo). Pramono cari maksa dwi mbantu jebak ziza diselamatin aldo yg uda "tobat". Tp aldo tetap ngincar korban2 lain minus ziza. Anggp aja jd pnya alter ego...
 
Malang bener ziza dikelilingi orang bejat sekelas Aldo Dan Rani .... Pliis jangan sampe Aldo jebol Ziza ... #saveZiza

Btw kalo yg jebolnya si srigala tua, ane dukung dah hahaha
 
Kayaknya emang bener perlu karakter protagonist baru untuk ziza #saveziza
Dan ternyata umi aisya ibu kandung aldo
 
Lebih bagus yg jebol ziza bukan Aldo dan Pramono melainkan organisasi lain yg lebih jelek dari Aldo dan dia bukanlah seorang yg mempunyai jabatan seperti pak Pramono. Tapi bisa orang yg kumuh dan libido juga tinggi
 
Sorry suhu... ane akui ente pintar merangkai cerita, sekarang ane udah gak tertatik lagi dengan ziza. Ane penasaran alasan umi yang selalu bilang "suatu saat kamu akan tau"

Ane jadi ngaceng penasaran bukan ngaceng nasfu

Hahahha
 
Waduh ternyata konfliknya jadi dalem gini ya, awalnya cuma konflik yg ena2 aja padahal :kretek:
Ditunggu kejutan2 selanjutnya suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd