Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

CHAPTER XXXIV: KISAH-KISAH ASMARA ANTARA KAMI

Pagi itu, aku kembali bekerja seperti biasa, kami semua sudah ditempatkan di bagian yang telah diputuskan oleh Kepala Bagian. Tentu saja hal ini membuat kita semua jarang untuk berkumpul lagi seperti awal-awal masuk karena semua orang sudah mulai sibuk dengan tugas dan kerjaan masing-masing.

Aku kebetulan ditempatkan di bagian kerja sama, dimana disitu semua berurusan dengan orang luar. Pada saat pengumuman waktu itu, semua memberiku selamat.

Entah apa yang ada di benak orang-orang. Apakah ini tempat istimewa atau gimana, entahlah.

Sementara Putri ditempatkan di baguan hubungan masyarakat, yang tentu saja erat kaitannya dengan bagianku. hasilnya pun bisa ditebak, kami bisa lebih sering berinteraksi.

Setiap ada acara dengan pihak lain, bagian Putri selalu menemani kami, untuk meliput dan mengambil foto-foto kegiatan.

"Makasih ya kemarin udah mau dengerin curhatanku. Dan aku sekaligus minta maaf" Ucap Putri pagi itu, saat aku menuju ruangan.

"Eh iya, sama-sama. Aku juga minta maaf kalau ada yg salah atas perlakuanku. Kamu ga salah kok." TImpalku ke Putri.

Aku tahu ini pasti soal ciuman mesra kami malam itu. Dia pasti tidak enak hati karena tahu bahwa sebenarnya aku sudah memiliki kekasih. Dan tentu saja rasah bersalahnya merusakku yang seolah-olah anak baik. Mengingat aku adalah anak desa yang merantau ke kota.

"Aku bener-bener ga enak sama kamu." Ucap Putri sambil tersenyum malu.

"Udah gapapa, santai aja sih. dah yok aku masuk dulu yah" balasku.

--------------------------
Dari beberapa orang CPNS baru, aku mulai memperhatikan bahwa semakin hari semakin mengerucut siapa berkelompok dengan siapa.

Aku bersama lima orang dari kampung yang kebetulan satu kos berkelompok. Ada juga kelompok titipan salah satu pejabat, termasuk Putri. Dia menjadi satu kelompok dengan Sari tentu saja. Memang benar kata senior di kantor bahwa lama-kelamaan akan kelihatan siapa orangnya siapa.

Satu hal yang tak bisa dihindari dari semua ini adalah drama-drama perjodohan antara kita. Tentu saja karena sebagian besar dari para CPNS ini masih single. Walaupun ada beberapa yang sudah memiliki kekasih, tetap saja dijodoh-jodohin sama yang lainnya.

Hal ini berlaku juga bagi kakak angaktan dengan adik angakatan. Termasuk di dalamnya adalah Putri yang ternyata ditaksir sama Erik, kakak angkatan yang kebetulan satu komplek dengan Putri.

Bahkan anak Putri pun sudah sangat dekat dengan Erik. Semua mengira mereka akan jadian.
Namun dari mulut Putri sendiri, dia mengaku bahwa Erik bukanlah tipenya, dan dia masih menjalin hubungan dengan pacar yang masih kuliah di Jogja.

Selidik punya selidik, ternyata Erik ini bukan hanya mendekati Putri, namun juga teman seangkatan kita yang bernama Tiwi, anak mantan pegawai kantor juga. Yang rumahnya berada di komplek belakang kantor.

Ada lagi kisah asamara si Sari yang diam-diam dikejar sama teman satu kos si Priyo.

Setiap pulang, di kosan selalu berkumpul membicarakan progres PDKT si Priyo ini.

Aku yang lebih diam diantara teman kos hanya bisa ngangguk-ngangguk dan mencermati dengan seksama bagaimana pergerakan-pergerakan mereka.

dari lima orang yang satu kos, sudah ada dua orang yang menikah, jadi kita biasanya berguru meminta wejangan dari senior yang sudah menikah ini.
Walaupun ya harus sedikit dimaklumi dan sedikit disesuaikan dengan realita masa kini.
Sudah tak musim PDKT ala mereka diterapkan di masa kini.

Sialnya lagi, Sari ini adalah teman dekat Putri, dan otomatis juga akrab denganku. Nah dari sini lah Sari kadang-kadang bercerita soal PDKT si Priyo, tanpa sepengetahuan Priyo sendiri.

Serba salah sih memang, pengen bantuin temen, tapi yang jadi target malah curhatnya ke aku, dan berterus terang bahwa dia tidak ada rasa sama sekali dengan Priyo.

Setiap berangkat kerja, biasanya Priyo menawari Sari untuk dibelikan bubur ayam.

Pernah suatu ketika, si Sari kasih kabar pagi-pagi sebelum subuh malah.

"Nanti nitip beliin bubur ya, gak pakai kacang. Kamu yang beliin ya, jangan Priyo" isi singkat pesannya kepadaku.

Aku pun tentu saja mengiyakan, membelikan bubur, dibungkus, tanpa memberitahu siapa titip bubur.

Sesampainya di kantor, aku langsung menuju ruangan Sari, memberikan titipannya.

"Makasih ya alan, ini duitnya" Ucap Sari.

"Kenapa sih kok ga ke Priyo aja. Hehehe" Godaku kepadanya.

"Masih harus dijelasin nih?" Balasnya sambil menampilkan muka cuteknya,

"Eh tau gak, ternyata dari kemarin aku lihat mas Yoga diam-diam merhatiin aku terus" Bisiknya kepadaku.

"Ooohh, yang mana orangnya?" tanyaku

"Itu yang diujung sana. Gimana mernurutmu?" Tanya sari kepadaku.

"Hmmmm... lumayan... tapi lebih ganteng Priyo sih. hahahahaha"

"tapi sebenernya sih lebih gantengan aku daripada mereka bertua" candaku

"Huuuuuu... maunyaa... yaudah makasih ya. Km ga makan? Kalau mau sini berdua" Lanjut Sari.

"Udah kok tadi, ama babang Priyo. heheheh" Balasku sambil tertawa dan pamit meninggalkan ruangannya.

Satu lagi kisah asmara yang muncul ke permukaan adalah Iwan, yang belakangan deket sama Tiwi.

Memang si Tiwi ini cantik, supel, suka bercanda orangnya. Jadi dekat sama siapa saja.

Iwan ini umurnya cukup tua, kira-kira 5 tahun diatasku. Dia setiap hari, selalu berduaan sama si Tiwi. Di Kantor, kantin, sampai pulang kerja pun mereka bareng.

Di kantor pun sudah menyebar gosip mereka itu pacaran. Bahkan sudah sering aku dengar orang menyebut Tiwi, sebagai Tiwi nya Iwan. Begitu juga sebaliknya.

Sedangkan kisah asmaraku masih saja berjalan datar.
Jalinan kasih ku dengan Dita masih lancar walaupun LDR. Sementara itu aku dijadikan tempat curhatan wanita-wanita terutama si Putri dan Sari ini.

Yang kadang kala pengen banget aku pepetin nih orang dua. Sayangnya mereka berdua sahabatan, kalau satu disakitin, yang satunya pasti membela. Dan keduanya akan lepas dari genggaman.

bersambung...
 
CHAPTER XXXIV: KISAH-KISAH ASMARA ANTARA KAMI

Pagi itu, aku kembali bekerja seperti biasa, kami semua sudah ditempatkan di bagian yang telah diputuskan oleh Kepala Bagian. Tentu saja hal ini membuat kita semua jarang untuk berkumpul lagi seperti awal-awal masuk karena semua orang sudah mulai sibuk dengan tugas dan kerjaan masing-masing.

Aku kebetulan ditempatkan di bagian kerja sama, dimana disitu semua berurusan dengan orang luar. Pada saat pengumuman waktu itu, semua memberiku selamat.

Entah apa yang ada di benak orang-orang. Apakah ini tempat istimewa atau gimana, entahlah.

Sementara Putri ditempatkan di baguan hubungan masyarakat, yang tentu saja erat kaitannya dengan bagianku. hasilnya pun bisa ditebak, kami bisa lebih sering berinteraksi.

Setiap ada acara dengan pihak lain, bagian Putri selalu menemani kami, untuk meliput dan mengambil foto-foto kegiatan.

"Makasih ya kemarin udah mau dengerin curhatanku. Dan aku sekaligus minta maaf" Ucap Putri pagi itu, saat aku menuju ruangan.

"Eh iya, sama-sama. Aku juga minta maaf kalau ada yg salah atas perlakuanku. Kamu ga salah kok." TImpalku ke Putri.

Aku tahu ini pasti soal ciuman mesra kami malam itu. Dia pasti tidak enak hati karena tahu bahwa sebenarnya aku sudah memiliki kekasih. Dan tentu saja rasah bersalahnya merusakku yang seolah-olah anak baik. Mengingat aku adalah anak desa yang merantau ke kota.

"Aku bener-bener ga enak sama kamu." Ucap Putri sambil tersenyum malu.

"Udah gapapa, santai aja sih. dah yok aku masuk dulu yah" balasku.

--------------------------
Dari beberapa orang CPNS baru, aku mulai memperhatikan bahwa semakin hari semakin mengerucut siapa berkelompok dengan siapa.

Aku bersama lima orang dari kampung yang kebetulan satu kos berkelompok. Ada juga kelompok titipan salah satu pejabat, termasuk Putri. Dia menjadi satu kelompok dengan Sari tentu saja. Memang benar kata senior di kantor bahwa lama-kelamaan akan kelihatan siapa orangnya siapa.

Satu hal yang tak bisa dihindari dari semua ini adalah drama-drama perjodohan antara kita. Tentu saja karena sebagian besar dari para CPNS ini masih single. Walaupun ada beberapa yang sudah memiliki kekasih, tetap saja dijodoh-jodohin sama yang lainnya.

Hal ini berlaku juga bagi kakak angaktan dengan adik angakatan. Termasuk di dalamnya adalah Putri yang ternyata ditaksir sama Erik, kakak angkatan yang kebetulan satu komplek dengan Putri.

Bahkan anak Putri pun sudah sangat dekat dengan Erik. Semua mengira mereka akan jadian.
Namun dari mulut Putri sendiri, dia mengaku bahwa Erik bukanlah tipenya, dan dia masih menjalin hubungan dengan pacar yang masih kuliah di Jogja.

Selidik punya selidik, ternyata Erik ini bukan hanya mendekati Putri, namun juga teman seangkatan kita yang bernama Tiwi, anak mantan pegawai kantor juga. Yang rumahnya berada di komplek belakang kantor.

Ada lagi kisah asamara si Sari yang diam-diam dikejar sama teman satu kos si Priyo.

Setiap pulang, di kosan selalu berkumpul membicarakan progres PDKT si Priyo ini.

Aku yang lebih diam diantara teman kos hanya bisa ngangguk-ngangguk dan mencermati dengan seksama bagaimana pergerakan-pergerakan mereka.

dari lima orang yang satu kos, sudah ada dua orang yang menikah, jadi kita biasanya berguru meminta wejangan dari senior yang sudah menikah ini.
Walaupun ya harus sedikit dimaklumi dan sedikit disesuaikan dengan realita masa kini.
Sudah tak musim PDKT ala mereka diterapkan di masa kini.

Sialnya lagi, Sari ini adalah teman dekat Putri, dan otomatis juga akrab denganku. Nah dari sini lah Sari kadang-kadang bercerita soal PDKT si Priyo, tanpa sepengetahuan Priyo sendiri.

Serba salah sih memang, pengen bantuin temen, tapi yang jadi target malah curhatnya ke aku, dan berterus terang bahwa dia tidak ada rasa sama sekali dengan Priyo.

Setiap berangkat kerja, biasanya Priyo menawari Sari untuk dibelikan bubur ayam.

Pernah suatu ketika, si Sari kasih kabar pagi-pagi sebelum subuh malah.

"Nanti nitip beliin bubur ya, gak pakai kacang. Kamu yang beliin ya, jangan Priyo" isi singkat pesannya kepadaku.

Aku pun tentu saja mengiyakan, membelikan bubur, dibungkus, tanpa memberitahu siapa titip bubur.

Sesampainya di kantor, aku langsung menuju ruangan Sari, memberikan titipannya.

"Makasih ya alan, ini duitnya" Ucap Sari.

"Kenapa sih kok ga ke Priyo aja. Hehehe" Godaku kepadanya.

"Masih harus dijelasin nih?" Balasnya sambil menampilkan muka cuteknya,

"Eh tau gak, ternyata dari kemarin aku lihat mas Yoga diam-diam merhatiin aku terus" Bisiknya kepadaku.

"Ooohh, yang mana orangnya?" tanyaku

"Itu yang diujung sana. Gimana mernurutmu?" Tanya sari kepadaku.

"Hmmmm... lumayan... tapi lebih ganteng Priyo sih. hahahahaha"

"tapi sebenernya sih lebih gantengan aku daripada mereka bertua" candaku

"Huuuuuu... maunyaa... yaudah makasih ya. Km ga makan? Kalau mau sini berdua" Lanjut Sari.

"Udah kok tadi, ama babang Priyo. heheheh" Balasku sambil tertawa dan pamit meninggalkan ruangannya.

Satu lagi kisah asmara yang muncul ke permukaan adalah Iwan, yang belakangan deket sama Tiwi.

Memang si Tiwi ini cantik, supel, suka bercanda orangnya. Jadi dekat sama siapa saja.

Iwan ini umurnya cukup tua, kira-kira 5 tahun diatasku. Dia setiap hari, selalu berduaan sama si Tiwi. Di Kantor, kantin, sampai pulang kerja pun mereka bareng.

Di kantor pun sudah menyebar gosip mereka itu pacaran. Bahkan sudah sering aku dengar orang menyebut Tiwi, sebagai Tiwi nya Iwan. Begitu juga sebaliknya.

Sedangkan kisah asmaraku masih saja berjalan datar.
Jalinan kasih ku dengan Dita masih lancar walaupun LDR. Sementara itu aku dijadikan tempat curhatan wanita-wanita terutama si Putri dan Sari ini.

Yang kadang kala pengen banget aku pepetin nih orang dua. Sayangnya mereka berdua sahabatan, kalau satu disakitin, yang satunya pasti membela. Dan keduanya akan lepas dari genggaman.

bersambung...
Ada cerbung nya juga om..makasih updatenya
 
Masih ada yang baca ternyata.

Segera update yaak
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd