Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

CHAPTER XXI: PENGANGGURAN

Aku dan Dita menjalani hari-hari seperti biasanya. Selepas wisuda aku sudah baikan dengannya. Aku meminta maaf atas apa yang tak sengaja aku lakukan saat itu. Bukan maksudku untuk mengacuhkannya. Namun memang saat itu aku hanya fokus sama keluargaku yang datang.

Pagi itu aku, datang ke kosan Dita, masuk ke kamarnya yang masih gelap, ternyata tidak dikunci dari malam. Dita masih tertidur, aku pandangi wajah nya, mukanya sayu dengan kostum tanktop berwarna cokelat, dia memeluk guling. AKu usap rambutnya lalu kukecup keningnya pelan.

Entah apa yang ada di dalam hatiku, namun aku dan Dita merasa kami adalah pasangan yang harus terus berjuang untuk mewujudkan keluarga kecil dan bahagia.

Walaupun sering ada masalah diantara kita berdua, kami selalu saling dukung. Dita melanjutkan kuliah S2 sambil bekerja, sedangkan selepas wisuda kemarin, aku sibuk dengan melamar berbagai lowongan yang ada. Termasuk dengan melamar menjadi pegawai negeri, sesuai yang diinginkan orang tuaku.

Memang masa ni masa yang sulit bagi seorang pengangguran seperti aku ini. Bangga seusai wisuda hanya bertahan selama seminggu. Setelahnya masa yang suram, ga segera mendapat kerjaan.

Aku nyalakan lampu kamarnya, seketika dia terbangun dan kaget, ada aku yang sudah di dalam kamar.

“ihh km ngagetin aja, kok bisa masuk sih?” tanyanya

“ya bisa orang ga dikunci kamarnya. Ntar kalau ada orang asing masuk kan bahaya.” Jawabku.

Aku langsung memeluk Dita yang masih rebahan di ranjang. Kami pun berpelukan berdua di ranjang.

Pagi yang dingin membuatku untuk terus memeluknya, sambil menciuminya. Sungguh sebuah kenikmatan yang tiada tara.

Tak terasa perlahan tapi pasti, penisku pun tegang, aku menjadi horny. Dita yang daritadi sudah melek, senyum-senyum melihat ekspresiku yang lagi terangasang. Dia pun merogoh penisku dan memainkannya.

Aku yang tak kalah sigap pun memainkan payudara Dita yang makin lama semakin tegang, dan mengeras. Dia pun menggelinjang keenakan. Desahannya yang lirih membuatku semakin horny. Aku pun mulai melepas emua pakaian yang dikenakannya. Begitupun juga pakaianku. Kami pun bertelanjang berdua.

Suara volume TV pun aku keraskan, untuk meredam suara desahan Dita agar tak terdengar dari luar.

Kami berdua selanjutnya hanyut dalam bara percintaan yang membakar pagi dingin itu. Kami berdua puas dengan apa yang terjadi setiap pagi.

Kami sudah benar-benar panas, kulumat bibirnya, menjelajahi bagian lainnya, terutama payudaranya, kemudian vaginanya yang sudah mulai basah.

Penisku yang sudah mengeras pun tak tahan untuk segera masuk ke vagina Dita. Kami bercinta beberapa menit sebelum akhirnya aku mencapai klimaks. Ku keluarkan sperma di perut Dita.

Seusai bercinta, kami pun beranjak ke kamar mandi. Kami mandi berdua, sambil saling memainkan bagian intim. AKu mengusap2 payudaranya, dan menggosok vaginanya. Ddiapun memainkan penisku yang kembali tegang. Air shower yang menghujani tubuh kami menjadi saksi kenikmatan bercinta di kamar mandi yang kami lakukan.

Tak terasa ternyata Dita mencapai klimaks, diikuti aku yang mencapai klimaks kedua.

Usai mandi, kami berdua ngobrol, sambil melihat serial kartun Spongebob yang tayang di TV. Teh hangat manis menemani obrolan kami berdua.

“Alan, km kan sudah wisuda, dan dalam proses mencari pekerjaan, yang semangat ya sayang. Aku selalu mendukungmu.” Ucap Dita sambil memegangi lenganku.

“Nanti kalau kamu sudah mendapat kerjaan, aku ajak kamu ke rumah orang tuaku.” Dita berucar sambil menatap tajam mataku. Matanya menyiratkan harapan yang besar dan indah akan masa depan kita berdua.

“Iya sayang, doakan aku ya. Semoga lekas dapat kerjaan. Aku juga ga berani kemana-mana. Takut ditanyain orang soal kesibukanku.”

“Kalau dulu sih bisa jawab, ‘masih kuliah’. Lah kalau sekarang mau jawab apa bingung, karena ya memang lagi jadi pengangguran” Balasku sambil tertawa.

Tak lama kemudian, Dita ganti baju, memakai pakaian kerja. Proses memakai baju pun aku pandangi seksama. Ternyata tubuh Dita sangatlah indah. Beruntung aku mendapatkannya.

Seperti biasanya, aku mengantarkan Dita ke tempat kerja nya. Tapi sebelumnya mampir dulu di warung makan untuk sarapan.

Sesampainya di kampus tempat dia bekerja, aku berbalik langsung ke warnet untuk mencari lowongan online. Jaman semakin berubah, sudah tak ada lowongan manual, semua serba online.

Satu jam aku menghabiskan waktu, dan selalu buntu, mau kemana setelah ini. Jadi pengangguran memang ga enak sama sekali.

AKu pun memutuskan untuk kembali ke kosan Dita, istirahat, tidur lah disana. Lumayan bisa merem. Kebetulan juga tadi Dita menitipkan kunci ke aku.

Sesampainya di kosan, ternyata sepi banget. Semua pd ke kampus, sebagian juga kerja. Hanya motorku yang terparkir disana.

Tak lama kemudian ada SMS masuk, dari Ali, dia ngajak ketemuan di kampus. Aku paham maksudnya, aku diminta nemenin dia yang sedang sibuk urus skripsi. Sebagai mahasiswa yang terbilang tua, tentunya ga ingin dong keliatan sendirian di kampus.

Yasudah aku langsung keluar dari kosan, menuju kampus. Banyak juga ternyata mahasiswa yang masuk, mahasiswa tua malah. Tak seperti yang kuduga sebelumnya. Sedikit bangga juga sudah lulus, namun juga agak mider soal ditanya sibuk apa. Memang sebuah dilema.

Ali sudah menunggu di pendopo, tempat biasanya anak-anak cowo nongkrong, melihat yang bening-bening, terutama mahasiswi seni tari yang sedang latihan. Tubuh mereka indah meliuk-liuk mengikuti irama gending jawa.

Kami berdua pun berbincang kesana kemari membicarakan apa saja yang ada. Si Ali ternyata juga punya problem yang mirip denganku. Pacarnya sudah lulus duluan, dan restu orang tua tak kunjung tiba.

Tak terasa sudh mulai sore, waktunya menjemput Dita.

AKu berpamitan sama Ali yang masih menunnggu Pak Johan, si dosen pembimbingnya tiba ke kampus..

Suasana sore kota Jogja mengiringi perjalananku menjemput sang tambatan hati.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd