Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Seru niy ceritanya.....
Semoga dituntadkan sampai akhir Om Suhu....
 
Syedihhhhh hiksss
Thanks hu atas update nya
Selalu dinanti si cerita selanjutnyaa
 
CHAPTER 39: SATU LANTAI

Suasana kantor sedang tidak kondusif, segalanya menjadi serba sibuk. Setiap orang yang ada di ruangan semakin sensitif. Ini adalah efek akhir tahun dimana kita harus mengejar target penyelesaian semua yang telah dianggarkan. Kalau tidak terlaksana, ancaman pengurangan jatah dana akan diberikan di tahun berikutnya.

Begitu juga denganku yang sedang ruwet-ruwetnya menggarap acara besar, melibatkan lima meneteri sekaligus untuk berbicara dihadapan 200 orang. Begitu sibuknya aku hingga tak terasa pernikahan Dita sudah lewat, foto-foto pernikahan bertebaran di laman facebooknya. Tentu saja, dengan pose sumringah penuh kebahagiaan berfoto bersama sanak keluarga dan teman. Aku melihat wajah yang bahagia di foto itu.

Entah apa yang kurasakan, bukan sebuah kesedihan tapi sebuah kelegaan, legowo, hati gembira melihat orang yang disayang juga bahagia. Mungkin ini yang namanya keikhlasan. Semalam juga Widya memberitahuku bahwa kado yang kutitipkan kepadanya sudah disampaikan. Dia juga menyampaikan permintaan maafku karena tidak dapat menghadiri secara langsung.

Memang benar kata orang, jika ingin melupakan sesuatu, carilah kesibukan lainnya. Mungkin ya karena sibuk bekerja ini aku jadi lupa semuanya. Meskipun penuh tekanan namun aku menikmatinya.

Hal itu tentunya tidak luput dari keterlibatan Sari di acara yang aku garap. Dia diminta menjadi salah satu panitia dalam acara tersebut. Kami saling support dan saling dukung, melengkapi satu sama lain. Pernah suatu ketika aku bingung mencari kontak undangan, dia dengan sukarela membantuku mencari lewat temennya yang ada di instansi lain. Padahal tugas dia hanya urusan keuangan, bukan soal pekerjaan lapangan.

Acara bertajuk Seminar Nasional ini memang menguras energi tapi juga memberikan sebua energi positif dalam hidupku. Serunya mempersiapkan segala macam dari mulai undangan, nyariin vendor, EO, pembuatan desain, iklan dan sebagainya memang seru.

Aku sebagai orang baru di kantor selalu dilibatkan dalam berbagai acara. Dan acara ini adalah acara paling besar yang aku garap.

Tak terasa besok sudah mulai acara. Mau tak mau hari ini harus semua siap.
Semua panitia diminta untuk standby dari malam untuk persiapan dan gladi bersih. Semuanya disediakan penginaan di Hotel tempat acara akan diadakan. Hotel Kempinski namanya. Hotel yang sangat besar dan mewah di jantung kota Jakarta. AKu pun takjub dengan bangunan itu, yang dari luar biasa saja, namun di dalamnya sangat mewah.

Aku berangkat dari kantor langsung ke Hotel tentu saja bareng Sari juga. Sampai di Hotel kami pun semua langsung menuju Ballroom tempat dimana besok acara mau dimulai. EO dan vendor sudah ada di lokasi. memasang panggung, backdrop dan segala macam persiapan acara, termasuk tari-tarian dan home band yang sedang gladi bersih.

Sambil menunggu protokoler menteri datang, kamu duduk sambil menikmati lagu-lagu yang dimainkan home band.

"kayanya sampe malem nih, jam segini belum dateng orang protokolnya" Ujar Pak Ardi, bosku yang super baik.

Meskipun seorang bos, dia rela berbagi kamar denganku. Maklum anggaran buat staf kaya aku gini gak bakalan cukup untuk dipakai menginap di Kempinski.

"Iya pak, saya sudah menghubungi protokol, mereka info jam 8 malam baru datang" jawabku kepada Pak Ardi.

"yasudah lah kita masuk kamar dulu saja." Ajak pak Ardi

"Siap pak" aku jawab mengikuti arahannya untuk masuk ke kamar.

Begitu pula dengan Sari dan panitia lainnya. Si Sari ini akan berabgi kamar dengan teman seruanganku. Karena mencari yang sama-sama wanita.

"Jadi nanti kamu koordinasi ya sama orang mentri sana, kita ngikut apa kata mereka saja. Gak maru ribet saya." Pak Ardi bicara sambil membuka-buka handphone nya yang dari tadi berdering namun tak diangkatnya.
Dia berkaca pada acara sebelumnya dimana semua kacau karena antara panitia dan protokol tidak cocok. Berselisih paham, dan berujung pada disemprotnya Pak Ardi sama Sekretaris Menteri. Jadi lebih baik kali ini kita mengikuti apa kata mereka saja.

"Baik pak" jawabku.

"Oiya lan, Bapak nanti gak jadi nginep ya, kamu saja sendiri di sini. Soalnya istri bapak dari tadi gelisah, anak lagi sakit. Saya gak bisa lama-lama di sini juga, paling nanti setelah protokol datang. Gladi dimulai, Bapak pulang" Ucap Pak Ardi

"Baik pak, siap.." Aku menjawab dengan sedikit gugup. Berpikir gimana nanti kalau ditinggal sendirian tanpa bos. Menghadapi para manusia kaku di dunia ini.

Aku tak bisa sedikitpun istirahat rebahan, hanya bisa memandangi ke luar jendela. Pemandangan bundaran Indonesia yang begitu indah dipandang. Terlihat kesibukan kota Jakarta di sore hari menjelang maghriib. Sungguh indah.

Waktu sudah menunjukkan jam 9 malam, para protokol menteri baru datang. Kami semua berkumpul di Ballroom untuk melaksanakan gladi bersih.

Tak lama setelah mulai, Pak Ardi pun menghilang, dia pamit pulang. Mau tak mau aku yang harus handle semuanya.

Gladi pun berjalan, semua mengikuti arahan protokol. Kami tak mau berdebat apapun. Biar semua lancar di esok hari. Gladi pun berjalan lancar tak ada halangan yang berarti. Semua permintaan dapat aku penuhi termasuk mengubah agenda urutan sambutan menteri satu dan yang lainnya.

Selesai semuanya jam 12 malam, para panitia satu persatu sudah kembali ke kamar. Aku masih di ballroom menyaksikan para tenaga dari EO mengerjakan audio testing, sedangkan yang lainnya menggarap setting layout biar enak dipandang.

Melamun sendirian, sambil melihat memperhatikan para pekerja itu. Aku berkata dalam hati bahwa aku sangat bersyukur berada di tahap ini.

Lamunanku pun tergoyahkan saat tepukan seseorang menyadarkanku dari belakang.

"Wooyy.. ayo balik ke kamar besok harus bangun pagi sekali" Sari berucap.

Ternyata Sari masih ada juga di Ballroom itu menghampiriku yang duduk sendirian.

"Lho kok belum istirahat? Darimana tadi? anak-anak yang lain udah pada balik ke kamar lho. Udah sana kamu istirahat tidur ke kamar. " Ujarku kepada Sari.

"AKu habis dari lobby lan, nganterin Bu Dini naik taxi. Dia ternyata gak jadi nginep di sini. Katanya anaknya rewel minta ibunya pulang" Jawab Sari.

"lhhoo kok sama kaya pak Ardi, jangan-jangan mereka janjian yak? hahahahha" Ucapku sambil tertawa.

Memang masalah utama di kantorku saat begini adalh urusan keluarga. Kalau keluarga sudah ada panggilan, pasti pulang. Semua yang diutamakan adalah keluarga dulu, baru kerjaan.

"Yadudah lah yok balik ke kamar aja, aku juga dah ngantuk" Aku membujuk saru untuk kembali ke kamarnya. Kasihan panitia sampai malam begini masih melek.

Kami pun berjalan berdua beriringan sambil ngobrol asik. Masuk ke dalam lift, dan ternyata kami ada di lantai yang sama. AKu 1201, dia 1206. hanya bersebrangan.

"Laaah kamu di sini juga toh? kirain kita beda lantai" Ujarku

"iyaa bener, aku pikir juga aku cuman sendirian di sini. Yang lain katanya di lantai atas lagi" Jawab Sari.

"Alan, kita kan berdua aja disini, gimana kalau kita tidur sekamar aja." Sari berkata sambil menatapku tajam.

tangannya menggenggam tanganku. Lalu dibuka pintu kamarnya. Aku hanya bisa terdiam, terkejut.

"Ayok sini" Sari semakin kencang menggenggam tanganku. Lalu menariknya masuk ke dalam kamar...

Tubuhku yang kelelahan pun tak kuasa menahannya. Aku mengikuti kemauannya untuk ikut masuk ke kamarnya. Lalu dengan cepat dia mengunci pintu kamrnya.

Setelah ditarkitnya aku ke kamar sari. Otomatis Aku dan Sari berada di sebuah kamar berdua, lalu aku pun bercumbu mesra. Entah apa yang ada dibenak Sari itu. Dia seorang yang ku kenal sebagai teman baik menjadi seperti nafsu sekali. Apakah ada setan yang merasukinnya atau apa entah.

"mmphhhhhccchh..."

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd