Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Menurut aturan, PNS Pria dibolehkan poligami lho hu. Siapa tau sari dan putri mau
Boleh kalau istri pertama mengizinkan,
ahahahah..

Thanks om sudah menyimak maraton dr awal.

For all: Untuk updatenya mungkin minggu depan ya..

:ampun:
 

CHAPTER 41: PEMANASAN

“Alan gimana semalem tidur nyenyak? Sorry ya, saya ndak bisa nginep di sini. Maklum orang rumahan. Hahahaha” Ucap pak Ardi.

“Iya pak gpp. Untungnya saya gak kesiangan ini. Soalnya jarang-jarang tidur di tempat yang enak” Jawabku sambil cengengesan tersenyum polos.

Pak Ardi ini adalah sosok pemimpin yang baik, dia sangat perhatian terhadap anak buahnya.

Saat pak Ardi menelepon, untung saja aku sudah kebali ke kemar, Meninggalkan Sari yang aku bangunin dari tidur lelapnya. Kami berdua berpisah segera bersiap untuk beraktifitas menyiapkan segala hal.

Untung saja aku dan Sari bisa bangun pagi. Padahal badan sudah lemas sekali.

Sarapan pagi aku bersama Sari, disusul Pak Ardi yang tak lama datang langsung menuju restoran.

Aku menyantap berabagai hidangan yang ada di Hotel itu, maklum anak kos yang tidak biasa makan makanan enak di hotel.

“Tumben banyak banget kamu sarapan” KOmentar pak Ardi kepadaku. Ya jelas beliau komentar, karena di mejaku sudah ada 3 piring dengan jenis makanana yang berbeda-beda.

Sari yang tahu bahwa aku kelaparan karena kehabisan tenaga hanya melirik dan tersenyum. Padahal dirinya juga lumayan banyak makan pagi. Hanya saja piring sudah diangkat sama petugas hotel.

“hehe iya pak, nyiapin tenaga buat kegiatan ini” Jawabku pelan sambil senyum-senyum malu.

Kejadian melam itu hanya aku dan Sari yang tahu dan menikmati. Kami selama sarapan hanya pandang-pangangan, melirik, tersenyum, lalu melanjutkan makan lagi. Begitu terus, hanya sepatah dua patah kata saja dan itu pun seperlunya.

Masih terbayang jelas betapa nikmatnya bercinta dengan Sari. Tubuh mulusnya yang berkeringat masih terbayang jelas di kepalaku. Kadang aku membayangkan sambil melamun.

Seperti orang yang sedang memikirkan banyak hal, padahal sebenarnya hanya karena kelelahan dan kurang tidur karena bercinta semalaman.

Acara dimulai pukul 9 pagi, semua sudah siap termasuk panitia inti yang semalam kurang tidur.

Semuanya berjalan lancer, taka da hambatan yang berarti. Bos besar pun setelah acara menghampiri kami yang duduk di belakang memberikan ucapan terima kasih dan selamat karena pelaksanaan acara berjalan lancer.

Kami pun semuanya lega, Semua Menteri yang diundang bisa hadir dan mengikuti acara sampai selesai. Sungguh diluar dugaan. Padahal sebelumnya hanya berekspketkasi mereka hanya datang di pembukaan saja.

Selesai kegiatan ini, semua berangsur kembali ke kediaman masing-masing. Begitu pula aku kembali ke kos naik taksi.

Selama acara tadi aku dan Sari selalu bersama bahu membahu saling bantu menutupi apa yang kurang satu sama lain. Jika ada yang kelupaan diingatkan dan sebagainya.

Satu yang agak mengganjal adalah sikap Putri, saat acara tadi. Putri yang juga cukup dekat denganku seolah cemburu melihat aku dan Sari bekerja. Dia melihat ada sesuatu yang lain antari kami berdua.

Aku belum sempat ngobrol sama Putri karena kesibukan di acara tadi. Namun aku yakin pasti ada sesuatu yang Putri pikirkan.

Entah itu cemburu karena kedekatanku dengan Sari atau cemburu karena dia tidak diajak menjadi salah satu panitia. Tugasnya hanya meliput saja, karena dia ada di bagian Humas yang kerjaannya meliput dan membuat berita.

Sesampainya di kosan, aku langsung istirahat di kamar, tidur untuk mengembalikan energi yang terkuras dari kemarin.

Sial bagiku adalah saat tidur sore, malam jadi terbangun. Tepat pukul 1 pagi aku terbangun, tidak bisa tertidur lagi karena perut kelaparan. Sementara taka da cemilan apapun di kosan. Hanya tersisa satu sachet energen yang aku segera buat.

Tengah malam itu pun aku jadi berpikir banyak hal, termasuk kehidupan mantan sekarang. Iseng tiba-tiba aku membuka Facebook melihat kebahagiaan Dita yang sekarang sudah berumah tangga. Foto-foto pernikahannya yang dihadiri teman-teman tak luput aku perhatikan.

Banyak orang yang ku kenal hadir di pernikahaannya. Termasuk Dayu yang dulu pernah ada sebuah kisah denganku. Oh sungguh kenangan yang sulit dilupakan.

Aku berpikir dalam hati bahwa gak percaya sampai di titik ini. Seorang lelaki desa yang culun, polos, menjadi lelaki yang nakal, bercinta dengan banyak wanita.
Masih teringat jelas di kepalaku saat pertama bercinta dengan Dita, begitu berdosanya aku melakukan hal itu. Tak kusangka selama ini yang kukira takkan pernah terwujud justru dengan mudahnya aku melakukan hal itu.

------------------------------------------

Kembali ke kantor seperti biasanya setelah ada acara besar, kita disibukkan dengan pertanggungjawaban keuangan, laporan, dan sebagainya. Walaupun tak sesibuk persiapan, tapi peranggungjawaban adalah salah satu yang bikin males kerja semales-malesnya.

Hari itu, sepulang kerja aku langsung kembali ke kos. tepat jam 4 sore. Aku melihat Sari yang sudah mulai naik bus jemputan, melambaikan tangan kepadaku.

Tak berselang lama, Putri muncul menepuk pundakku dari belakang.
"Hoeyy... senyam senyum aja.." Ucapnya mengagetkanku.

"Ahh kaget woey., pelan-pelan napa" Balasku

"hahahaha.. aku mau mampir kosanmu ya, dah lama gak nyebat nih." Putri berucap sambil memasang muka merengek seolah meminta belas kasihan, sambil memegang tanganku.

"Yaudah ayok, " balasku singkat lalu kami berjalan beriringan berdua.

Jarak antara kantor dan kosan memang tak terlalu jauh, kurang lebih 700 meter. Bisa ditempuh dengan jalan kaki menyusuri komplek yang lumayan sepi.

Di perjalanan Putri juga bercerita bahwa dia sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya. Sudah lebih fresh sekarang.

Kami sampai di kosan kurang lebih perjalanan 15 menit. Langsung menuju balkon, disebelah kamarku. Anak-anak kos lainnya yang tau bahwa ada Putri dan Aku berdua di balkon kompak untuk tidak menganggu. Mereka napmaknya sudah paham bahwa kami berdua memang dekat dan berusaha tidak menganggu.

“Aku tahu apa yang kamu lakukan sama Sari di Hotel” Ucap Putri secara tiba-tiba. Seolah menghunjamkan pisau menusuk, tanpa memberi ababa kepadaku bahwa dia akan menyerang. Seperti seoran gpemain catur yang melakukan Langkah skak mat untuk mematikanku di sebuah permainan catur.

Aku hanya bisa bengong, kaget tak bisa berucap apa-apa.

“Udah ngaku aja, kalian ML kan di hotel?” tanya Putri kepadaku sambal menghisap rokoknya yang sudah mau habis sebatang.

Dia membuang asapnya keatas, melepaskan seolah ada sesuatu yang dihempaskan ke udara.

“iiyaaa, kenapa memang?” Aku pun mulai pasrah berterus terang kepada Putri tentang apa yang terjadi di Hotel. Jika sudah begini aku gak bisa berbohong dan selalu berterus terang.

“ya gpp sih.. aku tahu dari Sari langsung kok. Kamu tahu kan kami dekat. Dia adalah sahabat baikku, tentu saja apa aja diceritakan kepadaku.” Ucap Putri seraya mengikat rambutnya yang Panjang. Telinga dan lehernya Nampak terlihat putih bersih. Terlihat lebih sexy menurutku.

Lalu Putri menatapku, menggenggam tanganku dan menatapku tajam.

“Katanya ML sama kamu enak. Aku juga mau.” Putri berucap kalimat yang menggetarkan hatiku, membuatku kaget. Sekonyong-konyong membuat air teh yang sedang ku minum mau keluar.

Bagaimana tidak, yang tadinya aku kira dia akan marah, cemburu, ternyata dia justru pengen sesuatu seperti yang kulakkan dengan Sari.

“Jadi kapan kita mau ML?” Putri menodongku menggenggam tanganku.

Kali ini Putri seperti orang yang sedang tinggi, matanya tajam, berkeringat, gelisah.

Aku pun langsung membawa Putri masuk ke kamarku.

“Kamu tahu kan ini kosan, aku gak ingin tetangga kos tahu, jadi aku servis km saja ya” Aku berbisik ke Putri yang mendekat erat ke tubuhku.

Kamar kemudian ku kunci, aku membuka laptop, memutar video music menyambungkannya ke loudspeaker yang kupsaang sedikit kencang volumnya.

Lalu kami berdia bercumbu, bibir Putri yang tebal menempel ke bibirku. Kami berdua beradu lidah, sangat bergairah.

Tak lama aku pun mendorong Putri untuk tidur di Kasur, dia teletang.

Aku menciumnya, melumat bibirnya, sesekali berpindah ke bagian dadanya. Aku sudah membuka kancing baju seragamnya.

Payudara indah kekuar dibalik baju seragam nya.

Aku mulai menjilati putingnya, sementara tanganku merogoh ke dalam celananya.

Putri menggelinjang, tubuhnya bergerak seperti ulat kepanasan. Saat dia mulai mendesah aku pindah melumat bibirnya, agar suara tak terdengar dari luar.

Sementara jariku tetap memainkan vaginanya. Aku usap klitorisnya, memutar, dengan diiringi bagian pinggulnya yang juga bergerak.

Aku rasakan vaginanya mulai basah, Lalu kupercepat Gerakan tanganku, dambil memainkan lidah.

“ahhh ahh ahhhahh.. mmmppph… ahhhhhmmpphh… enakkk” Desahan Putri membuatku semakin erat mencumbunya.

Aku masukkan jariku ke dalam vaginanya yang sudah basah. Kumainkan jariku ke dalam dinding dalam vaginanya,. Sangat basah.

“ahhhhh Alaaaan keluarr…. Uuuchh mmphhh mppphhh” Putri menggelinjang, berteriak dalam mulut tetap kucumbu..

Kakinya menjepit tanganku keras, air hangat keluar dari vaginanya, membahasi tanganku.

Tak lama dia pun terkulai lemas, memelukku erat.

Klimaks yang sangat cepat.

Aku pun membalas pelukannya, dan berbisik kepada Putri

“Ini baru pemanasan, nanti kita ke hotel ya lain kali”

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd