Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PERSELINGKUHAN

Ini dia... kalo cerita cuma bayu dan mirza aja terasa jenuh. Mungkin kehadiran eva akan membuat cerita ini lebih menarik
 
wuuu wuuu panas dingin . kisahnya hampir 11-12 sama pengalaman ane dgn binor seorang drg . sori curhat malah
 
Wuihh makin seru..dan top habis..ada pemain ketiga sebagai penyeimbang suasana perselingkuhannya
 
BAGIAN 7
MATA LAIN

Makan malam berlangsung cukup santai. Semua peserta menikmati suasana hotel meskipun wajah mereka menunjukkan kelelahan. Perjalanan 3 jam dilanjutkan dengan pelatihan hingga sore hari bukanlah sesuatu yang mengenakkan. Mereka masih bercengkerama meskipun ada beberapa yang pamit istirahat terlebih dahulu. Wajah Bayu terlihat sangat lelah. Meski hanya mendampingi peserta, Ia baru saja melayani nafsu Dokter Mirza. Hanya satu ronde memang, tapi karena pertama kali persetubuhan mereka tak dilakukan dengan buru-buru, rasa lelahnya nampak berkali lipat. Sedangkan Dokter Mirza menampakkan aura berbeda. Ia begitu bungah, meski lelah. Pikirannya melayang-layang, membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam. Nafsunya masih menggebu-gebu. Rasanya seperti perawan yang baru saja menikmati seks.

Di meja lain, ada seseorang yang nampak tidak tenang. Sejak dua minggu lalu, Ia merasa ada yang tidak beres. Ditambah, kondisi yang terjadi saat ini menambah rasa curiganya. Kalau mau dilihat dari konteks kebutuhan, kehadiran mereka berdua rasanya tidak perlu-perlu amat. Bisa saja mereka datang pada hari terakhir, saat peserta akan melakukan studi banding. Apalagi, kamar mereka ternyata bersebelahan. Bagaimana Ia tidak makin curiga. Ia punya kesempatan untuk membuktikan kecurigaannya karena berada satu lantai dengan mereka. Hanya berjarak beberapa kamar. Sebenarnya Ia ingin membuang jauh-jauh kecurigaan tersebut mengingat reputasi Dokter Mirza yang dikenal selama ini. Juga Bayu yang meski baru Ia kenal, selalu menunjukkan kepribadian yang baik serta peduli. Tapi sekali lagi, nalurinya membawa ke arah lain.

Seseorang itu bernama Eva. Ibu rumah tangga yang telah ikut dalam program ini sedari awal. Bahkan sebelum Bayu dan perusahaannya bergabung. Ia sudah terlibat sebagai kader selama 2 tahun. Sebelum itu, Ia juga aktif pada kegiatan sosial lain, terutama di bidang kesehatan, ibu, dan anak. Wanita berusia 30 tahun ini sudah menjadi bagian dari pengurus program sejak 6 bulan lalu. Keuletan dan dedikasinya tak bisa diragukan lagi. Eva sudah menikah dan memiliki dua anak. Suaminya adalah seorang perawat di RS di mana Dokter Mirza memimpin. Maka dari itu Ia begitu paham tentang reputasinya. Ia bertekad akan membuktikan kecurigaan ini sampai benar-benar terbukti bahwa betul-betul benar atau salah.

Eva menyusun rencana untuk keluar dari hotel dan baru akan kembali sedikit lebih larut. Sampai-sampai, Ia mempengaruhi rekannya untuk menemaninya ke salah satu mal dengan dalih jalan-jalan. Rekan yang Ia ajak ada dua orang, keduanya berbeda kamar dengannya. Rekan satu kamarnya sebenarnya diajak juga, tetapi yang bersangkutan beralasan ingin istirahat. Momen yang pas, pikirnya. Setelah menyelesaikan makan malam, Eva dan kedua rekannya berpamitan kepada yang lain, juga Dokter Mirza dan Bayu yang masih terlibat dalam sebuah percakapan dengan Yogi dan beberapa rekan lain.

Eva kembali sekitar pukul 10 malam. Sebenarnya, badannya lelah sekali. Tapi semua harus dilakukan demi memuaskan rasa penasarannya. Ia tahu di hotel ada cctv pada setiap lantai, tapi siapa peduli. Paling akan didatangi satpam, pikirnya. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Nafasnya memburu, juga langkahnya terasa berat. Entah perasaan apa ini. Ditambah, Ia seperti diserang perasaan aneh. Eva memeriksa suhu tubuhnya. Biasa saja tapi rasanya darahnya panas sekali. Ia juga berkeringat. Sekali lagi, timbul perasaan aneh dalam otaknya. Ah, birahinya ikut naik. Padahal, Ia belum sampai di depan kamar mereka berdua. Ia jadi mengingat persetubuhan terakhir dengan suaminya terjadi tiga minggu lalu. Cukup lama karena suaminya harus shift malam lalu datang tamu bulanan. Setelah selesai dua hari lalu, Ia harus berangkat ke sini. Biasanya, beberapa hari setelah mens adalah masa birahi sedang tinggi-tingginya. Sialan, umpatnya dalam hati.

Setelah berjuang keras menahan perasaan aneh tersebut, Eva sampai di depan kamar Dokter Mirza. Nafasnya masih kembang kempis. Deg-degan capur birahi tinggi begini ternyata rasanya. I berhenti sejenak lalu menenangkan diri. Dengan kondisi begini Ia tak akan bisa dengar apapun selain dengus nafas dan detak jantungnya sendiri. Setelah agak tenang, Ia mulai mencari apakah ada suara-suara aneh dari dalam kamar tersebut. Proses itu memakan waktu hampir sepuluh menit tapi tak juga mendapatkan hasil. Tapi Eva masih belum puas. Hipotesa ang dipegang sampai saat ini adalah mereka berdua telah berbuat hal-hal yang tidak wajar. Ia memutuskan kembai esok menjelang atau selepas subuh. Mungkin mereka berdua masih lelah. Begitu alasan yang Ia buat sendiri.

Eva kembali ke kamar dengan perasaan canpur aduk. Ia tidak bisa tidur. Ia hanya bisa berbaring hadap kanan, hadap kiri, telentang, lalu tengkurap. Rekan sekamarnya sudah lelap. Birahinya masih belum turun juga. Ingin rasanya bermasturbasi untuk meredakan tapi Ia takut membuat rekannya bangun dan mengetahui perilakunya. Pasalnya, Ia wanita yang berisik saat melakukan aktivitas seksual. Apalagi kalau sampai orgasme. Akhirnya Eva memutuskan untuk mandi. Setelahnya, entah bagaimana caranya Ia bisa memejamkan mata.

Pukul setengah 4, Eva terbangun. Sepertinya mimpi buruk. Ia sampai berkeringat. Setelah sedikit tenang, Ia ingat kalau punya rencana yang belum dilakukan. Maka, dengan pakaian seadanya dan cuci muka ala kadarnya, Ia ke luar kamar. Jantungnya kembali berdetak cepat, seperti tadi malam. Ia bergegas ke tujuan, menenangkan diri sebentar, lalu memasang telinganya sedekat mungkin.

Sialan, umpatnya. Jantungnya justru makin kencang berdetak. Ia tak habis pikir akan mendengar suara-suara ini. Kencang sekali rasanya, dan Ia kenal betul suara ini. Di lubuk hati terdalam, Ia berharap hipotesanya keliru. Hanya sekadar kecurigaan semua saja. Tapi ternyata semua itu terbukti, begitu kesimpulannya. Ia belum beranjak. Posisinya makin dekat ke pintu. Suara juga makin jelas. Satu hal yang tidak disadari oleh Eva, tangan kanannya kini berada di payudara dan tangan kiri masuk ke dalam celana tidur. Jangan ditanya lagi, nafasnya mulai tidak teratur.


tokoh baru....seru ini
 
Cerita dengan plot yg cukup rapi yg tidak mengutamakan seks nya tp rasa dan pendalaman nya juga oke
Lanjutan gan
 
Mungkin bukan hanya Eva saja yg punya kecurigaan, tp ada mata lain2 yg punya kecurigaan sama namun msh dipendam.
 
Bimabet
Jadi bayu yang (bakal) untung banyak dong hu hekekek

Thx updatenya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd