Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petruk Harja Sentana

Genthong marani siwur


Bercermin diri sendiri agar memahami orang lain. Mengenali diri sendiri adalah jalannya.

Bukan Petruk tak mengamalkan petuah tersebut. Memang Petruk saja yang berbeda dimensi dengan wanita kota yang kini sedang jongkok di depan tungku.

Bagaimana bisa seorang wanita yang belum lama ia kenal sekarang menginap bersamanya? Pikiran itu menyelimuti kepalanya. Petruk tak menyadari bagaimana bisa seorang yg ia baru kenal bahkan sebelumnya belum ia kenal sudah menyodokan kontol ke memek mereka.

****

Aku tak mengerti ada apa dengan Mbak Intan kenapa tiba-tiba mau menginap di sini? Jangan-jangan karena bertengkar dengan Heni lagi? Atau dengan kekasihnya yang melakukan itu dengan Heni? Apa aku tanyakan saja ya?

"Mbak, kok tiba-tiba mau menginap? Apa ada masalah dengan Mbak Heni lagi?" tanya Petruk

"Udah gak usah bahas itu Mas. Nginep ya pengen aja Mas" jawab Intan

Aku pun mati topik

"Mas. Yuk makan. Ini dah mateng"

Slruuurppp akhhh.. mmmhhhmm *Suara Intan menyeruput mie yg masih panas*

Tololl. Makan mie aja bisa bikin kontolku bangun. Duh kok gini. Mana mbak Intan nginap. Masa lakuin lagi. Gimana ngajaknya. Duhh Ibuu cepat pulang, aku kangennn.
Duh gak tahu situasi banget kontolku. Mana mbak Intan pakaiannya kok jadi kebuka gitu. Apa wanita kota memang seperti itu kalau dirumah. Duh dada atasnya berkeringat, boleh gak aku jilat ya?

"Ayo dimakan Mas! Ga mau mie kah?" ucap Intan menyadarkan

"Anu mbak, aku pernah makan kalau Ibu kesiangan. Tapi kurang suka mbak. Tapi ini aku makan kok" jawab Petruk sambil senyum cengengesan

"Yaudah keburu dingin, gak enak Mas. Jangan liatin Intan terus. Nanti lah kalau mau makan Intan" balas Intan yg seperti ulat kegatelan

Masa aku makan Mbak Intan? Gila kali

Kami pun akhirnya menyelesaikan makan malam. Lalu kami bersantai di bangku luar belakang rumah.

*Cahaya temaram pelita dari dalam rumah menyinari sepasang muda mudi yg memiliki bentuk sangat kontras. Bukan kesenjangan tercipta malah jika dilihat mereka seakan tanpa jarak. Keakraban sangat terasa, meski sang lelaki hanya pasif dalam obrolan*

"Udah yuk mas masuk. Diluar dingin"

"Iya mbak" jawab Petruk
Gimana gak dingin? Celana pendek banget. Baju juga terbuka banget. Mau saingan dengan aku yg kulit tebal?

Aku pun mengunci pintu lalu berjalan di ikuti Mbak Intan. Aku duduk di ruang tengah. Saat mulai menyandarkan duduk,

"Ih Mas... Gimana sih. Masa gak paham. Malah duduk. Ayo ke kamarrr" tarik Intan dengan manja

"Eh mbak udah ngantuk? Itu kamar ku mbak pakai saja"

"Ikhhhh ya sama Mas Pet lah. Mas beneran gak paham? Ihh nyebelin" manja Intan malah membuat Petruk bingung

Grep... Tangan Intan mendarat ke gagang cangkul Petruk
"Paham kan Mas?"..

Tanpa ku jawab, kami berjalan ke kamarku.
Ternyata ini maksudnya. Mbak Intan mau tidur bersamaku seperti Ibu. Astaga kenapa tidak terpikirkan??

"Mbak. Memangnya boleh ya? Kan kita bukan siapa-siapa tapi tidur bareng?" Petruk dengan mode bloon nya bertanya

"Kok Mas Pet bilang gitu? Kita loh udah gituan Mas. Masa tidur bareng aja gak boleh??" kali ini Intan benar2 sedikit terpancing emosi. Bagaimana tidak? Udah ngewe tapi cuma tidur bareng malah ngomong gitu??

"Mas aku gak tau kamu ini polos apa bodoh. Sebenernya Mas paham gak sih?" selidik Intan

Petruk hanya bisa menggaruk kepalanya karena kekurangan sumber pengetahuan. Selama ini ia hanya mendapat pengetahuan dari Ki Sentana dan Ni Darwati, itupun belum terlalu lama.

"Gini deh Mas. Intan jelaskan ya sayanggg" intan gemas dengan Petruk yg seperti itu

Mereka pun duduk di pinggiran kasur. Intan memberi asupan pengetahuan mengenai hubungan manusia wajar hingga hubungan dunia perngentotan, termasuk wisata lendirnya. Sedangkan Petruk hanya plonga plongo mendapat pengetahuan baru. Bahkan ia hampir saja keceplosan mengenai kedua orang tuanya.

"Mbak beneran itu Mbak?" desak Petruk

"Iyaaa sayaaaang. Duh kamu ini. Pantesan dari tadi kok aku merasa aneh. Ternyata. Duh Sanghyang Agungggg" keluh Intan

Intan pun meneruskan semua pelajaran mengenai hidup. Bahkan ia tak segan bertanya tentang aslinya apa yg dipikirkan dan apa saja yg Petruk tahu.

"Kita teruskan besok aja ya Mas. Ini dah mau pagi" ucap Intan melihat arloji yg ia ambil dari tas.

"Iya Mbak, besok mau kerja lagi" balas Petruk

*Nginep sama kontol jumbo malah ngajar. Nasib nasib. Dah lah besok aja ngentotnya. Waktu masih panjang* pikir Intan

Pagi pun datang kembali. Petruk yg kesiangan karena begadang menimba ilmu baru saja selesai mandi. Ia memulai aktivitas tanpa pamit pada teman tidurnya.

Kini ia punya banyak pengetahuan dan tahu mengenai hal-hal tabu. Apakah ia akan menolak berhubungan lagi dengan Ni Darwati?

Matahari telah cukup tinggi. Petruk yg sudah merasa lapar mencabut beberapa singkong untuk dibawa pulang. Ia berpikir untuk makan siang pakai singkong agar lebih kenyang, terlebih tadi malam hanya makan mie rebus.

Saat sudah dekat rumah, ia lihat ada asap tipis dari dapur.

"Apa Mbak Intan masak ya?" gumam Petruk

Sebelum masuk rumah, ia sempatkan diri untuk bersih2. Ia tak mau mengotori rumah, kasihan Ibunya yang repot saat nanti mereka pulang.

"Masak apa Mbak?" tanya Petruk padahal baru masuk rumah

Tak ada jawaban sama sekali. Di meja makan sudah ada masakan dan di dapur juga tadi ia melihat piring bekas makan seseorang.

Saat di ruang tengah, ternyata Intan sedang tidur dengan kostum semalam. Iya.. kostum yg sempat membuat Petruk berpikir kotor dan sempat berpikir menginginkan tubuh molek nan sintal milik Intan lagi.

Petruk tak tega membangunkan, ia pun makan dulu. Meski kelaparan, ia makan hanya secukupnya. Ia tahu takaran yg pas karena mampu mengenali diri. Saat sedang mencuci piring bekas mereka, Intan bangun dan mendekati Petruk.

"Sudah makan Mas?" tanya Intan
"Sudah Mbak. Baru selesai. Makasih udah masak Mbak"
"Calon istri idaman gak mas?" tanya Intan seraya memeluk Petruk dari belakang setelah selesai mencuci

Petruk yg sudah tahu berkat kursus kilat, ia membalas pelukan Intan.

"Ehmm.. Mas Pet, tumben paham" ungkap Intan.

"Kamu yg ajarin Mbak"

Mereka pun duduk di ruang tengah sambil mendengarkan radio tua

"Mas. Kalau gini paham gak?" tanya Intan lagi dengan memeluk sambil menyenggol kontol yg masih tersimpan rapih dalam celana. Kali ini ia tak seakan sudah tak sabar.

"Mbak yakin?"

"Mas masih belum paham ya. Kan kita udah lakuin. Ngapain mikirin lagi. Kalau mikir yakin atau gak, udah telat mas" jawab Intan

"Oh gitu cara kerjanya"

Siang itu sepasang kopi susu kembali bercampur dalam gairah masa muda. Gairah dan semangat muda Intan dan Petruk bergema memenuhi seisi rumah.
Intan seakan tak peduli jika suaranya sampai terdengar dari luar. Ia hanya meluapkan kenikmatan yg sudah ia tunggu dari tadi malam.

Pergulatan birahi masih berlangsung. Ruang tengah rumah itu jadi saksi bisu. Pintu samping di ruang tengah yg menghadap sedikit memperlihatkan bayang seseorang yang tak disadari kedua pelaku kegiatan mesum di dalam.

Tak hanya rumah itu yang jadi saksi. Kini ada sepasang mata yg melihat dengan tatapan tak percaya.
"Kontol segede itu kenapa aku baru tahu. Sialan. Mbak Intan beruntung banget. Apa gak jebol memeknya? Andai itu memekku pasti enak di rojok kontol Petruk." batin pemilik mata diluar pintu yg mengarah ke taman kecil samping rumah.

"Akhhh masss.. enak mass.." renyah erangan Intan terdengar jelas menggoda telinga wanita pengintip

"Sialan.. lama banget dari tadi. Udah gede.. kuat lagi. Memekku harus coba!" si pengintip membulatkan tekat.

"Mbak keluar Mbak.. akhh Mbakk" erang Petruk merasa kenikmatan menyemburkan air nikmatnya

"Akhhh..." intan lemas menikmati gempuran Petruk yg penuh tenaga.

Pergumulan di tengah hari yg panas. Membuat si pengintip tak sabar.

Brak!!!!
Pintu samping tiba-tiba terbuka. Pintu yang mereka lupakan untuk dikunci karena nafsu sudah mengalahkan keduanya.

"Bu Kades.." kaget kedua manusia berlain jenis
Petruk yg kaget langsung mundur dan terlepaslah kontol dari liang surga Intan.

*Glupp suara air liur tertelan

Bu Kades yg terpesona dengan benda besar hitam di selangkangan Petruk tersadar lalu buru-buru menutup dan mengunci pintu dibelakangnya.

Intan yg lemas hanya bisa terengah-engah menatap wanita matang yg masih berdiri memandang mereka. Ia tak menutup tubuhnya. Entah apa alasannya. Entah habis tenaga atau karena sudah tahu kalau tamu tak diundang ini menginginkan Petruk juga?

"Kalian ini. Kenapa melakukan hal tak senonoh di desa? Apalagi tengah bolong seperti sekarang?" ujar Bu Kades dengan nada tinggi tapi tidak dengan matanya. Matanya tak tajam seperti orang marah. Matanya masih tertuju pada benda besar hitam mengkilap yang tak kunjung mengkerut setelah memuntahkan air nikmat.

"Maaf Bu" jawab Petruk menunduk
Ia takut. Sangat takut. Takut diusir. Takut dibunuh. Wanita ini istri Kades. Penguasa di desa

"Ibu mau juga?" dengan santai Intan malah berkata demikian

Bu Kades kaget kenapa gadis itu malah tak mendukung karakternya. Apakah gadis itu mendukung kekasihnya melakukan dengan dirinya yang sudah tak muda lagi?

"Gak usah malu Bu. Mas Petruk pasti tak keberatan. Enak loh Bu. Paling enak. Gak ada lain. Kontol bule aja kalah Bu." cecar Intan

*Glupp.. Bu Kades kembali menelan ludah

Tanpa menjawab, ia melepas pakaian mirip dress yg melekat pada tubuhnya yg agak gempal

"Truk. Maaf Ibu juga mau" ungkap Bu Kades mendekati kontol mengkilap karena lendir nikmat kegiatan sebelumnya.

Ia bengong melihat tubuh telanjang yg mirip tubuh Heni, hanya saja ini sedikit kendur. Buah dada besar menggantung menggoda. Petruk ingin memetik buah matang itu, tapi ia ingat -milik pak kades-

"Tapi Bu.." ucap Petruk saat Bu Kades sudah duduk di depan kontolnya.
"Udah gak usah takut. Ibu yg tanggung jawab" jawab Bu Kades tanpa memandang wajah lawan bicaranya. Ia teralihkan dari dunia karena kontol jumbo idaman wanita

"Issshhh ahhh..." desah Petruk yg sudah menikmati kepiawaian Bu Kades.

Jam terbang tak mengkhianati.

Desahan demi desahan Petruk keluarkan akibat stimulus dari Bu Kades

Hati menolak, tapi kontolnya sedang disiapkan untuk pertempuran oleh wanita yang ia tak pernah sangka akan melakukannya.

"Akhh Buu.." tanpa sadar Petruk mendesah saat lubang kencingnya dimainkan lidah Bu Kades

"Jam terbang emang gak pernah bohong ya Bu. Nikmati aja pelan-pelan kontol Mas Pet Bu. Saya gak ganggu kok" ujar Intan menonton aksi Bu Kades

"Petruk, kontolmu gurih banget. Ibu suka. Kalau tau enak gini, dah aku ambil kamu dari kecil Truk." ucap Bu Kades yg gemas dengan kontol hitam kekar Petruk

"Akhhh..." desah Petruk menikmati oral Bu Kades

Bu Kades yg tak sabar menikmati sodokan kontol jumbo akhirnya naik ke pangkuan Petruk. Disodorkannya susu kesayangan Pak Margo yang tak lain adalah suaminya. Bak gaung bersambut, Petruk menyambar puting kaku di gumpalan daging itu dengan mulutnya. Tangannya tak tinggal diam. Diremas dan dikenyotnya susu yg disajikan untuk dia seorang.

"Aduh Mas Pet, maaf ya susuku gak segede Heni apalagi Bu Kades. Jadi kehausan dari tadi" ucap Intan yg sedang bersandar sambil cekikian melihat Petruk nafsu dengan susu jumbo Bu Kades

Petruk yg mendengar itu sadar dan agak malu dengan kelakuannya.

Bu Kades tak peduli, ia sedang kesusahan memasukan kontol Petruk dari tadi. Petruk hanya fokus ke dadanya, tak peduli sama sekali!!!

"Truk, kontolmu gede banget. Susah masukinnya." ujar Bu Kades

Petruk ternyata pun tak sabar melihat Bu Kades hanya menggoyang2 tanpa menuntun kontolnya memakai tangan. Ia menahan nafas lalu menghentakan sekuat tenaga kontolnya ke atas sambil memegang pinggul Bu Kades.
"Aaaaaaaa" jerit Bu Kades sambil menengadahnya wajahnya ke atas. Ia kaget dan kesakitan mendapat serangan mendadak.

"Sakit banget ******!" teriak Bu Kades sambil mencakar lengan dan bahu Petruk.

Petruk pun meringis menahan perih akibat Bu Kades.

"Wuahhahahaaaaa.." tawa Intan karena ulah mereka berdua. Ia ingat benar pertama kali merasakan kontol Petruk, ia juga diperlakukan sama. Sampai malam rasanya terasa mengganjal dan sedikit perih.

"Wahaahaa Mas Pet gemes banget itu Bu. Tanda Ibu bakal puas banget dipakai Mas Pet" ucap Intan yg puas tertawa

"Perih banget Mbak Intan. Serasa sobek memekku." keluh Bu Kades yg masih tersumpal kontol di selangkangannya

"Tenang aja Bu. Nanti juga enak. Tapi sayangnya pake kontol lain dah gak enak Bu. Wahahahaha" ledek Intan sekaligus curhat colongan.

"Maaf Truk. Kamu sih bikin kaget. Tapi enak banget ini, sesak dan ngeganjel sampe rahim" ujar Bu Kades sambil memeluk Petruk

Petruk yg sudah dicekoki racun pengetahuan oleh Intan tak terlalu berpikir macam-macam, seandainya itu dulu maka Petruk akan melepaskan kontolnya dan mungkin langsung bersujud meminta maaf.

Petruk yg sekarang malah nakal, tahu ia tak bisa memainkan susu Bu Kades. Ia malah meremasi pantat bahenol Bu Kades. Itu malah membuat Bu Kades semakin tegang dan membuat kontol Petruk tercekik di dalam sana.

"Enak banget memek Bu Kades, bisa mijit" ucap Petruk

Bu Kades malu, padahal sudah sana sini mencoba kontol. Bahkan pernah digarap 2 orang sekaligus, depan belakang. Tapi baru ini memeknya serasa mau jebol hanya karena 1 kontol. Apalagi sang pemilik kontol memuji memek jalangnya.

*Kentongan emang beda. Bisa gawat kalau orang-orang tahu. Bisa gak kebagian lagi aku* batin Bu Kades yg sedang tersipu malu

"Wah ini sih Mas Pet bakal diambil Bu Kades. Aku gak kebagian lagi nih" ledek Intan pada keduanya

Mereka tak ada merespon, malah Bu Kades sedikit demi sedikit menggoyangkan pinggulnya. Sebagai bentuk terima kasih sudah memuji memek jalang miliknya, ia berniat memberikan Petruk pengalaman berharga. Terlebih jika nanti tak ada kesempatan lagi, ia berharap menanamkan ingatan spesial pada Petruk dengan servicenya.

"Akhhhh.. enak Buu" desah Petruk menikmati.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd