Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petruk Harja Sentana

Suasana remang dan musik yang keras kembali terdengar setelah usai pertandingan hiburan sekaligus debut bagi petarung baru.

Para pecinta spekulasi makin bergairah karena punya banyak pilihan yang menantang adrenalin.

Tempat itu sangat fair, tidak ada pengaturan untuk siapa yang akan menang. Itulah yang membuatnya ramai. Para petaruh baru memasang taruhan setelah petarung memasuki arena, meski jadi agak lama tapi demi sportifitas semua diatur sedemikian rupa.

Petruk yang sukses dengan debutnya kini sedang bersama Dewi dan Pak Hen untuk membicarakan kontrak. Tentu saja semua yang urus Dewi, apa yang kalian harapkan dari orang yang tak pernah mengenyam pendidikan formal?

"Cocok gak Wi? Kalau ada yang mau ditanya bisa chat aja" ucap Pak Hen dengan penuh senyum

"Halah Pak. Gak usah basa basi, kayak sama siapa. Lagian kan bapak sering datang ke kontrakan" balas Dewi yang tak malu dengan adanya Petruk

Pak Hen malah kaget karena mengira Petruk adalah kekasih baru Dewi. Ia malah sudah berpikir untuk cari penggantinya jika dugaannya benar.

"Loh dia bukan cowokmu?" tanya Pak Hen

"Bukan"

"Oalah.. jadi bisa dong nanti pulang ke kontrakanmu. Biasa mau nitip uang jajan buat anakmu di kampung" ucap Pak Hen

"Kayak biasa ya Pak.. bisa lah" balas Dewi

*Kasih uang jajan anak kenapa gak sekarang ya?* batin Petruk

Akhirnya kontrak sebagai petarung pun jadi, Petruk sudah menjadi aset bagi tempat itu. Fasilitas akan diberikan setelah pertandingan pertama. Tempat tinggal, peralatan gym, bayaran, bonus kemenangan, tunjangan gizi bahkan keamanan semua dijamin oleh pihak penyelenggara. Hanya saja fasilitas akan diambil jika kalah dalam pertandingan 3kali berturut-turut dan jika sampai 5kali kontrak dibatalkan.

Sebagai manajer dadakan, Dewi tentu saja senang. Ia yang sekarang mengontrak dan berharap bosnya berkunjung barang sebentar ke kontrakan.

Pak Hen pun pergi untuk melaporkan kontraknya sudah berhasil. Sementara Dewi dan Petruk mengobrol karena dengan ia jadi manajer fighter maka ia auto tak peduli dengan tugasnya jadi waiters.

"Selamat elu sekarang dah jadi petarung resmi. Elu bisa pulang sekarang. Besok kita ketemu disini" ucap Dewi

"Anu mbak.. hmm.."

"Apaan yg jelas!"

"Saya gak punya tempat tinggal"

Dewi yang mendengar itu menyerngitkan dahinya

"Selama ini lu dimana?"

"Ikut Bang Johan, mbak"

"Pantes!!"

"Yaudah malam ini elu nginepntempat gue, tapi gak usah mikir mau macem-macem! Elu denger sendiri nanti si Bos datang. Pokoknya lu gak usah komen apa-apa. Jangan bilang siapa-siapa juga!"

"I iyya Mbak" jawab Petruk grogi karena di depannya terhidang paha mulus Dewi

Dewi yang mengenakan seragam waiters memang mengundang birahi, rok mininya sangat ketat membungkus bongkahan pantatnya.

"Tapi besok gue ikut lu pindah ya. Lumayan itung-itung ngirit. Lagian elu gak ada temen kan?"

"Iya mbak. saya sendiri"

"Nah.. ngomong-ngomong gue kerja bentar, sekalian mau pamit sama yang lain"

-

Malam pun makin larut. Saat pesanan di bar mulai sepi, Dewi berpamitan untuk pulang karena besok harus pindahan karena ia sudah jadi manajer dari seorang petarung. Teman-teman yang lain malah meledek Dewi yang janda akan selalu dekat dengan petarung dan katanya malam ini pasti ada pertarungan lagi.

*Ahh..gila aja masa gue masa orang itu. Gak ada cakep-cakepnya sama sekali. Masa dari Johan dapat dia? Mending gue jadi selingkuhan Pak Hen aja dah!* runtuk hati Dewi saat mendengar gurauan kawan-kawannya

"Ayo pulang.. lu depan" ucap Dewi memberikan kunci motor matic nya

Petruk tak berucap apapun untuk membalas karena Dewi langsung berlalu. Petruk mengekor saja.

"Mbak saya gak bisa" ucap Petruk menyerahkan kunci

"Hah? Lu orang goa?" ucap Dewi keheranan

"Yaudah gue yg boncengin" lanjutnya

Mereka pun meluncur menuju kontrakan.

"Kamar cuma satu satunya jadi dapur. Lu tidur di tiker. Tar kalau ada Pak Hen suruh ke kamar" ucap Dewi berlalu

"Iya mbak"

Tak seberapa lama, kontrakan mereka diketuk orang. Petruk yang membukakan pintu lalu mempersilahkan tamu untuk langsung ke kamar.

"Malam begini mau bercinta kali ya?" gumam Petruk saat Pak Hen memasuki kamar Dewi

Petruk yang sangat lelah pun akhirnya terlelap tanpa selimut, hanya celana gombrang ala warok/pesilat.

Suara lenguhan dan erangan sepasang manusia dari dalam kamar tak membangunkan Petruk, ia benar-benar kelelahan.

"Sayang aku pulang ya. Ini nitip buat jajan anak kamu" ucap Pak Hen sambil memeluk Dewi yang telah menerima siramannya

"Makasih loh Pak" jawab Dewi menerima uang dari tangan Pak Hen

Entah kenapa Ahen yang seorang chinese sangat menyukai produk lokal, bahkan kerja juga ikut bos lokal. Ia merasa lebih nyaman jika berada di tengah ras pribumi. Istrinya saja sangat jarang dia "tengok" karena mereka memang awalnya dijodohkan. Sebelum bercinta dengan istri, ia akan mabuk dulu agar nafsunya tidak pilih-pilih.

Dewi yg hanya berdaster tipis mengantar Ahen pulang sampai pintu.

"Ini anak polos apa bego sih. Beneran nurut disuruh tidur sini" gumam Dewi melihat tidur Petruk di karpet berbantal baju yang digulung.

*Itu kontol? Gila gede bener*
Glupp *suara Dewi menelan ludah

Dewi tak sengaja melihat lekukan menonjol yang aneh di selangkangan Petruk.

*Dah lah tidur aja* Dewi pun masuk kamar karena tak mau terjebak dalam imajinasi

+

Menjelang siang, Petruk sudah mandi dan sedang duduk menunggu Dewi bangun. Hanya ditemani air botol yang ia dapatkan dari kulkas sebagai pelepas dahaga di cuaca yang panas.

Terlihat Dewi yang juga kepanasan baru keluar kamar. Ia masih dengan daster tipis tanpa dalaman yang ia pakai setelah melayani tamunya.

"Buset air dingin abis.. hadeeh lupa ngisi!!" pekik Dewi di depan kulkas

Ia yang belum sadar jika sekarang tidak sendiri malah menelanjangi dirinya di depan kulkas

"Berasa pake AC. Segerrrrr"

Petruk yang melihat adegan itu terbengong. Sebenarnya ia tak hiraukan Dewi tapi karena mau kasih tahu kalau air dinginnya masih dan mau menawarkan pada Dewi ia hendak memanggilnya. Ternyata malah tontonan segar yang ia dapat.

*Mulus banget mantan istri Bang Johan* batin Petruk yang merasakan respon senjata diselangkangannya

"Mbak ada aku loh, kok telanjang?"

"Ehhh" reflek Dewi menoleh sambil memeluk dasternya

"Gobloknya gue" gumamnya setelah memastikan Petruk tak melihatnya lalu mengenakan dasternya lagi

"Bikin kaget aja lo Truk. Gue lupa kalau ada elu. Dah mandi lu? Abis ini kita pindah ke apartemen. Lu bantuin gue pindahan ya" ujar Dewi berlalu ke kamar mandi

Setelah mandi Dewi kembali memakai daster sebelumnya, hanya saja sekarang ia sudah memakai celana dalam!

"Udah mandi masih panas aja. Kipas angin sampe gak berasa" ucap Dewi yang ikut duduk di karpet

"Eh gue dah bilang ke temen, barang-barang gue mau dia ambil. Tar lu bantu angkatin. Abis itu baru kita ke bar ambil konci sama kopian kontrak elu. Baru ke tempat baru" jelas Dewi

Petruk mengangguk-angguk seakan paham

"Eh lu homo ya?" tanya Dewi tiba-tiba

"Homo apa mbak?" tanya Petruk

"Gak doyan memek!"

"Doyan lah mbak. Masa gak doyan"

"Pernah emang? Ah hidup sama Johan sih pasti pernah. Bego banget nanya" ujar Dewi

"Kok lo biasa aja liat gue telanjang?"

"Emang harusnya gimana mbak?" tanya Petruk

"Ya normalnya sih gue kena perkosa"

"Emang mbak mau diperkosa?" tanya Petruk lagi

"Udah deh. Gak usah bahas. Lu emang bukan homo cuma bego" ungkap Dewi

Petruk menggaruk kepalanya sebagai tanda kebingungan

"Gue beli sarapan dulu, lu mau nitip apaan?"

"Apa aja boleh mbak"

"Mana duitnya" kata Dewi sambil mengulurkan tangan

"Gak punya mbak. Lupa gak saya ambil. Kemarin saya titipkan sama Bang Johan"

"Tolol!!"

Petruk bingung karena dibilang tolol

"Elu nitipin duit ke Johan, udah pasti gak bakal balik!" ujar Dewi sambil berdiri

Dewi pun masuk kamar berganti baju

Kemudian pergi untuk membeli makan untuk mereka berdua

++
Tak berselang lama
"Permisiii" suara dari balik pintu

Petruk pun bergegas membukakan pintu

"Cari siapa mbak?"

Wanita seksi yang ada didepannya kaget melihat tubuh dan bentukan Petruk

"A a anu Mas, cari kak Dewi. Saya udah janjian"

"Silahkan masuk"

Wanita seksi yang membawa pickup sendiri untuk mengambil barang-barang Dewi merupakan pekerja di club yang sama. Ia tak menyangka ukuran tubuh dan bentukan Petruk dari dekat begitu besar, ia sedikit ngeri dengan itu.

*Gila kak Dewi, petarung aja udah bikin lemes. Ini badannya gede banget, sanggup pula kak Dewi* batin Wanita itu

"Mbak Dewi lagi cari makan Mbak. Tunggu aja sebentar Mbak" ungkap Petruk

"Ohh iya Mas, kirain masih tidur karena semalam. Hehe" ucap Wanita itu sambil senyum dan menutup bibirnya

"Emang ada apa semalam Mbak?" tanya Petruk polos

Wanita itu berekspresi heran

"Masa sih gak ngentot mas?"

Bahasa vulgar tersebut cukup membuat kaget Petruk, pasalnya keluar dari wanita yg berwajah lembut

"Maaf Mbak. Tapi emang kami gak gituan" ujar Petruk yang hampir keceplosan menceritakan siapa yang semalam ngewe

"Ah payah.. atau Mas homo kali yah?"

"Bukan juga mbak. Saya doyan cewek kok" jawab Petruk segera sebelum wanita itu menyimpulkan

"Ya sudah lah.. kita tunggu Kak Dewi aja. Oiya namaku Tika. Maaf tadi lupa kenalan"

"Saya Petruk mbak"

"Asli? Aku kira pembawa acara ngasal kasih nama. Haha"

"Ya Mbak Asli. Tapi lengkapnya Petruk Harja Sentana bukan Petruk Kanthong Bolong"

"Pembawa acara emang suka ngasal sih kalau bukan pertangan Resmi Mas" ujar Tika yang mencuri-curi pandang ke arah selangkangan Petruk

"Eh dah dari tadi lu?" tanya Dewi yang tiba-tiba datang

"Baru kak" jawab Tika salah tingkah karena fantasinya terganggu

"Kita makan dulu Tik, abis itu Petruk yg bantuin. Lagian elu sewa pickup ga sama sopirnya. Siapa yang bakal angkat?" keluh Dewi

"Hehe ngirit kak. Lagian ada Mas Petruk jadi pasti beres" ujar Tika

Dewi dan Petruk pun makan, sedangkan Tika berbenah barang yang akan ia angkut. Sesekali mereka ngobrol tentang kerjaan, tentu saja dengan suara cukup keras karena Tika sambil beberes.

"Sip. Selesai tinggal angkut" ucap Tika yg mendekati kami

"Gue jalan dulu mau ambil dokumen sama konci apart, Petruk lu anterin ke apart. Ntar gue kasih tau unitnya kalau dah sampe"

"Buset. Kagak ada ide buat bantuin kak??"

"Enggak!!!" balas Dewi sambil membawa 2 tas besar

Petruk yang berada disana hanya geleng-geleng menyaksikan kedekatan kedua wanita itu.

"Lu bantuin Tika. Kalau capek minta pijitin dia aja. Salah sendiri gak mau bayar orang buat angkut" ujar Dewi sambil berlalu

"Enak aja mijitin.. kalau plus nya sih mau" sahut Tika cengengesan

"******!" balas Dewi yang sudah diatas motornya

Dewi pun pergi meninggalkan kedua manusia di kontrakannya. Ia bergegas karena sudah tak sabar tinggal di tempat yang lebih nyaman.

"Mas ayuk bantuin. Naikin ke bak ya"

"Iya mbak" jawab Petruk yang bangkit dari duduk santainya

Mereka berdua pun mengangkut barang yang sudah disiapkan. Tentu saja Petruk yang seorang pemakai otot tak merasa diberatkan karena permintaan itu. Ia senang bisa membantu.

Sementara Tika malah sering terbengong saat melihat otot Petruk yang mengencang saat mengangkat barang-barang yg cukup berat. Ia kepikiran perkataannya sendiri soal "plus". Membayangkan dirinya digenjot oleh pria hitam berbadan besar seperti video yang sering ia tonton.

"Nah beres, tinggal angkut ke rumah. Haha maklum mas anak rantau, kontrkan masih kosong cuma ada kasur. Baru juga tembus ajuin KPR. Hee" ucap Tika berlalu menuju pickup menjinjing bawaan kecil

"Ayo mas" ajak Tika sambil masuk ke ruang kemudi

Petruk yang pernah naik mobil ya tentu saja tahu lah cara buka pintunya.

"Mas emang asli mana sih? Satu kampung sama Kak Dewi?"

Petruk pun menceritakan sepenggal kisahnya kepada Tika yang sedang menyetir.
Tika juga sama, ia tak mau kalah. Ia juga menceritakan kisahnya yang merantau akibat diusir orang tuanya karena dulu hamil. Tapi sayang kandungannya tak sehat dan keguguran saat sampai di ibukota. Ia tak mencari kekasihnya untuk tanggung jawab karena kekasihnya adalah suami orang.

"Ya gini lah hidup Mas, kita gak tahu apa yang akan terjadi. Kita nikmati aja"

"Betul Mbak. Saya juga begitu" balas Petruk

Mereka pun sampai ke perumahan yang masih belum terlalu banyak penghuninya.

"Nah sampai Mas. Ini rumahku. Kak Dewi belum tahu sih, dia taunya aku masih ngontrak. Padahal mau aku ajakin gabung kalau kontrakannya abis" ujar Tika

Mereka pun membongkar muatan pickup. Dengan kadang bercanda, Tika yang periang membuat suasana canggung hilang.

"Nah selesai. Capek banget!!" ucap Tika yg terbaring di lantai ruang tengah.

Petruk yang membawa tabung gas melirik dada kecil Tika yang kembang kempis. Keringat, wajah lelah dan nafas tak teratur membuat Petruk membayangkan adegan sex. Wajar saja begitu, terakhir saja ia lampiaskan saat memperkosa wanita cantik yang mereka rampok. Artinya sudah lebih dari sebulan Petruk tak dimanjakan sempitnya memek. Terlebih bayangan suara Dewi dan Pak Hen pada malam sebelumnya membuat tak tenang.

"Ihh kenapa sih Mas, liatnya gitu banget. Hati2 loh itu gas nya nanti jatuh" ucap Tika yang merasa diperhatikan Petruk

"Eh maaf Mbak"

Tika yang sudah banyak berfantasi akan tubuh hitam dan kekar itu menggaulinya tak menyianyiakan kesempatan. Ia bangkit lalu pergi mengunci pintu.

Setelah mengunci pintu, rasa di dadanya makin tak sabar. Ia putuskan untuk nekat. Karena ia berpikir pasti Petruk tak akan menyentuhnya jika ia sendiri tak nekat. Pikiran Tika menyimpulkan karena malam sebelumnya tak ada perngentotan antara Dewi dan Petruk padahal mereka satu atap.

Tika yang sudah ingin sekali merasakan dirinya digauli oleh seorang petarung langsung melepas celana dan kaosnya dibelakang pintu.

*Nekat dah.. kalau gak diewe brati dia homo!* batin Tika yang nekat

Tika pun mendekati Petruk yang sedang menata barang di ruang tengah. Posisi Petruk yang membelakangi semakin membuat dada Tika berdebar.

"Massss" panggil Tika

Tika yang menyandar di pintu kamarnya terlihat sangat menggoda. Wanita mulus dan manis hanya berbalut pakaian dalam!

Petruk yang melihat Tika menjadi tercengang akan kemolekan wanita yang menggoda.

"Cobain kasur baru yuk!" ujar Tika sambil meremas satu dadanya yg tak terlalu besar

*Glukpp

Petruk menelan ludahnya sendiri melihat pesona Tika. Ia yang merasa itu bukan mimpi tak mau melepas kesempatan!

Bagaimana pun Petruk adalah seorang lelaki sejati bahkan sekarang pikirannya sudah tak sejernih dulu. Akibat insiden beberapa bulan sebelumnya dan bimbingan sesat Johan seakan merubah sosok Petruk yang lain.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd