Part 7: Bohong
Udah lebih dari lima belas menit setelah Alya kebangun dari mimpinya. Namun belom Alya belom keliatan sadar sehingga mukanya masih keliatan sange. Apalagi ditambah degnan penampilan Alya yang seperti baru saja habis diperkosa. Setengah kancing baju seragamnya sudah terbuka memperlihatkan sosok puting berwarna pink dengan sebelah toked kecil diantara sela-sela BH yang melorot. Bahkan rok pendeknya yang berwarna cokelat sudah sedikit robek dan terangkat naik sehingga memperlihatkan sedikit pubis dan pahanya yang putih bersih.
Namun Alya keliatan masih belum sadar juga. Bahkan ketika dia memutuskan bangun. Alya keliatan enggak berniat merapikan bajunya sama sekali. Seperti seorang cewek murahan, Alya tahu-tahu sudah membuka kunci mobil patrolinya dan tanpa rasa bersalah berjalan keluar dari mobilnya tanpa sempat merapikan apa-apa lagi. Bongkahan pantantnya kelihatan dan juga sedikit bentuk memek yang chubby pun menjadi tontonan bapak-bapak yang dari tadi mengelilingi mobil Alya selama Alya tidur.
Kaki Alya sudah melangkah keluar saat sebelah belahan tokednya tiba-tiba berayun karena tidak tertutup apa-apa lagi. Mangga kecil berwarna putih dengan puting berwarna pink sontak mengalihkan perhatian semua orang yang melihatnya. Mendadak semua kontol pun kaget dan ngaceng, membuat para pemiliknya secara relflek menunduk karena merasakan sakitnya kontol yang kejepit.
begitu melihat kelakuan para bapak-bapak itu Alya cuma geleng-geleng. Alya berpikir kalau semua bapak-bapak disini pasti keseringan jajan sehingga tidak bisa mengontrol kontolnya. Dasar laki-laki, ga puas dengan satu istri selalu mencari wanita lain. Ga cukup satu memek masih mencari anus juga mulut cewek lain sekedar buat nyepongin sehingga bisa numpahin sperma yang udah kebanyakan.
Untungnya Alya membawa pistol di pinggangnya. Bahkan pentungan untuk jaga-jaga. Kalau saja para bapak-bapak ini terlalu berani, lihat saja Alya akan memotong semua kontol mereka untuk dimasak bersama jengkol untuk dibuat semur. Hmm yummy semur kontol saus peju.
“Eh? “
“kok aku jadi sadis begini..”
Alya mendaka heran. Kenapa dia yang sebelumnya terkenal kalem mendadak kepikiran buat menyunat semua kontol bapak-bapak itu? Meski Alya tidak merasa itu aneh, tapi kok baru kepikiran ya? Apa ini ada hubungannya dengan mimpinya barusan? Mendadak muncul berbagai pertanyaan dalam benak Alya. Alya pun termenung sambil menggaruk memeknya yang gatel. Sisa-sisa peju kering kena AC, minta dikorek supaya enggak gatel lagi.
Baru setengah bekas peju dimekenya dikorek, Alya tiba-tiba merasa malu. Ngapain dia garuk-garuk memek di depan umum? Kaya lote murahan aja. Mendingan Alya datengin aja rumah si petrus sekalian nyari bukti buat nagkep si pelaku. Baru nanti Alya bisa santai menyunat semua kontol buat dijadiin semur. Alya tersenyum manis dan mulai melangkah menuju rumah petrus sambil menyapa seorang cowok yang cuma bengong ngeliatin Alya yang dari tadi garuk-garuk memeknya kaya udah ga punya urat malu.
“selamat pagi bapak petrus”
Cowok yang tadinya bengong mendadak kaget, Dia tidak menyangka sebongkah toked berwana pink tiba-tiba menyapanya dengan suara ramah. Biarpun nama yang dipanggilnya salah, cowok yang tadinya ngerasa lagi bermimpi indah melihat toked secara langsung,
“i.. iya selamat pagi toked cantik..”
Cowok dalam balutan kaos dan celana pendek itu pun menjawab sapaan toked manis itu dengan senyum lebar dan lobang idung yang mesum. Mukanya yang sebenernya biasa aja semakin keliatan jelek membuat suasana semakin mesum.
“Syuut”
Tiba-tiba aja celana pemuda yang dipanggil oleh petrus menggembung. Gerakannya yang pelan tentu aja ga lepas dari pengawasan Alya yang membuatnya melompat karena kaget. Tanpa sadar tangannya menyentuh peju yang emang bececeran di sepanjang pager yang cukup gede itu.
“Uuuh”
Alya melengguh kesal karena merasakan cairan lengket ditangannya. Meski udah beberapa kali megang peju bahkan menelannya, peju bapak-bapak yang ada ditangannya entah kenapa membuat Alya jijik. Palagi dengan kemesuman mereka yang sepertinya penuh dengan penyakit membuat Alya pengen cepet-cepet membersihkan tangannya. Sayangnya ga ada benda yang bisa dipake buat ngelap cairan itu dari tangannya yang putih mulus.
“uuuh.. peju sialan, iihh musti aku lap kemana nih? ”
Alya pun melirik beberapa celana yang tergantung dipager. Meski beberapa bapak-bapak sudah memakai celana panjang entah kenapa ada satu yang masih nyangkut dipager tergantung lengkap dengan ikat pinggangnya.
“punya siapa nih..”
Alya tanpa sadar memgang teralis rumah inez yang keliatan kering. sambil bergidik ngeri melihat ceceran-ceceran peju yang juga memenuhi celana yang tergantung membuat Alya ngerasa ilfill. Alya pun menggigit bibirnya. Diam-diam karena kelamaan ngeliat peju, memek Alya tersa anget. Alya sepertinya terangsang dan pengen memuaskan birahinya. tanpa sadar tangannya mengelpa teralis dengan gerakan naik turun, seakan-akan pager rumah inez itu kontol ngaceng dalem film-film bokep.
“Glek”
Cowok dalam kaos dan celana pendek menelan ludah. Meski Cuma sebentar gerakan Alya menggaruk memeknya masih berputar di otaknya. Namun film pendek itu sekarang harus kepotong karena cewek yang tadinya berperan seperti pemeran utama sedang membuat adegan lain yang ga kalah nakal dengan sebelumnya. Seperti cewek murahan yang minta dientot tangannya bergerak mengocok teralis naik turun dengan gerakan menggoda.
“shhh.. ”
Cowok dengan celana pendek itu mulai mendesis pelan sambil menggesek kontol dari luar celananya. Mukanya keliatan sange menarik perhatian bapak-bapak yang tadinya udah mau kabur sebelum kejaring oleh ulah polisi itu.
“pak liat pak!”
“lah mbak polisi ngocok dewek depan rumah?”
“liat ucok juga lagi ngocokin mbak polwan, liat”
Mendadak para bapak-bapak yang tadinya udah mulai mencar mendadak ngumpul lagi. Mata mereka yang udah rabun mendadak ngiri ngeliat sepasang dua sejoli saling memuaskan diri sendiri sambil berhadap-hadapan. Cowok dengan kaus dan celana pendek yang kini sudah ga pake celana lagi. Sementara cewek dalam balutan seragam juga lagi mengocok pager sambil ngangkang memamerkan gundukan memeknya kepada cowok yang lagi ngocok itu. Suara-suara desis pun mulai terdengar meramaikan komplek yang mulai kedengeran sepi.
“Selamat pagi bapak petrus, maaf kami dari kepolisian yang menerima laporan bapak.”
“Ah i.. iya, te.. terima kasih sudah mau datang” jawab pria dari dalem pager terbata-bata.
“maaf bapak saya sedikit ga enak badan “ ucap Alya maish sibuk menggaruk memeknya yang gatal.
“Sa. saya minta maaf juga kontol saya jadi ngaceng begini..”
“sshh.. ga apa-apa pak.. shhh.. nanti kalo udah keluar .. sshh jadi lemes sendiri shhh aaaahh”
“ssh.. i.. iya..”
Sementara itu di dalem rumah, Inez sekarang berada di lantai dua sibuk mengubek-ubek kamarnya mencari kunci kamar mandi dan lemari di kamarnya. Entah kenapa benda itu menghilang sejak ia bangun tadi pagi. Apa mungkin semua karena terbawa suaminya? Sambil berusaha mengingat-ingat duplikat kunci untuk lemarinya. Inez mulai berpikir untuk menentukan baju yang akan dipakainya ke sekolah.
Inez melirik keranjang cuciannya. Sayang sekali semuanya kosong karena semuanya baru saja dicuci dan di setrika sejak kemarin malam. Hanya ada sebuah daster dan lingerie kotor yang tercecer di tempat tidurnya yang sudah penuh peju dan keringat karena permainan liarnya sejak kemaren malem.
“Aduh, aku pake apa ini buat kesekolah.. mana udah telat lagi..”
“buat mandi bisalah pake kamar mandi di bawah, tapi aku pasti mesti pake baju apa..”
“Aduh mas, kalo sampe kunci semuanya kebawa sama kamu.. Awas! inez cubit nanti kontolnya sampe bengkak.”
inez pun menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang belepotan peju dan keringat.
baru sempet update. Dari update sebelumnya ts mendadak ga semangat. Susah banget buat nulis ide-ide ts ke dalam cerita. Sekali lagi