Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Nesha

misternobody

Semprot Addict
Daftar
28 Jan 2018
Post
490
Like diterima
2.258
Bimabet
Malam semuanya, mau izin post cerita lagi nih. Mudah-mudahan banyak yg baca dan tidak membosankan.

Update mungkin gak akan tentu kapan nya. Akan mengikuti arus aja ya oke.

Btw sorry banget kalo selama ini gak bisa lanjut update cerita yg udah mengudara, selain karena hilang mood ane juga lagi ada masalah keluarga.

Selamat menikmati cerita terbaru dari saya.
 
Terakhir diubah:
Part 1

Hallo semuanya, perkenalkan nama aku Nesya Ardiani.
Umur aku sekarang baru menginjak 24 tahun dan sedang bekerja disalah satu perusahaan yg menaungi salah satu brand terkenal di Indonesia.
Aku sendiri bekerja di bagian administrasi barang dan penempatan di kota Tasik. Di Tasik sendiri aku ngekost dan ini ceritaku.



Oh, ya sebelumnya aku jelasin dulu nih latar belakang keluarga ku. Aku adalah anak pertama dari dua saudara, adiku masih SMA dan aku sudah bekerja. Rumahku sendiri berada di kota Bandung, aku di Bandung tinggal hanya bersama mamah saja. Karena mamah dan papaku sudah bercerai.

Aku di tasik sendiri sebenarnya baru satu bulanan setelah perusahaan ku membuka cabang di Tasik. Lalu aku dipindahkan kesini. Aku disini belum begitu mengenal kota Tasik. Yg dimana akhirnya aku mencari teman dari akun twit**ter dan aku membuat akun di salah satu datting apps yg banyak digunakan.

Aku sendiri mempunyai pacar. Kami LDR tasik-bandung karena dia memang orang bandung. Namanya Bobby, dia sudah menjadi pacarku kurang lebih setahun kurang ini lah. Dan dia rutin menemui ku di Tasik sekitar satu bulan sekali. Aku sendiri sudah menyerahkan tubuhku kepadanya. Kami rutin melakukan hubungan seks sebulan sekali itu dengan menggunakan pengaman. Aku yg sampai saat ini belum berani untuk bermain tanpa menggunakan pengaman, walaupun sebenarnya Bobby sudah sering memintaku untuk tidak memakainya.

Aku sendiri sudah beberapa kali bertemu dengan pria yg ku temui dari datting apps itu, namun semuanya tidak ada yg begitu membuatku tertarik sampai saat ini.

Dan hari ini aku berencana bertemu dengan salah satu mutualanku dari twit**ter. Berhubung aku tidak mempunyai kendaraan, aku meminta dia untuk menjemputku di tempat kerjaku.

Dan akhirnya malam itu aku bertemu dengan mutualanku bernama Rizal. Orangnya cukup seru, dan kami berkeliling kota Tasik yg mana aku belum terlalu tahu seluk beluk disini.

Kami jalan sampai sekitar jam 11 malam dan akhirnya dia mengantarkan ku ke kostan ku.

Eh kostan ku sendiri adalah kostan campur, kostannya berbentuk gedung dua lantai dan aku berada di lantai dua di bagian tengah. Dan masing-masing lantai ada lima kamar.

Saat aku berjalan melintasi kamar di lantai bawah samar-samar aku mendengar suara dari kamar sebelah tangga. Suara itu adalah suara desahan wanita, yg sedikit membuat ku menguping sebentar.

_ahh.. aa.. terus a.._

Dan beberapa kata-kata yg membuat badanku sedikit panas. Aku berdiri di samping kamar itu cukup lama sampai aku di kagetkan dengan tepukan tangan di pundaku yg membuat aku berteriak namun mulutku di bekap

"Suuttt", kata orang yg mendekap mulutku.

Dia adalah mang Edi, penjaga kostan ku yg sekarang sedang mendekap mulutku.

"Hayo neng noong nya", kata dia lagi

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan dia melepaskan tangannya.

Badanku berkeringat, ada nafsu yg menjalar namun ada juga rasa was-was yg ku rasa.

"Neng mau ngintip gak?", Kata mang edi pelan dan berjalan mengambil kursi plastik dan dia letakkan di depan pintu kamar yg aku tidak tahu siapa.

"Seru loh neng, mang edi sering liat", kata dia lalu naik di kursi dan bisa mengjangkau bagian ventilasi yg lumayan besar.

"Wah neng lagi di doggy ngewe nya", kata mang edi

"Neng mau liat gak?", Kata dia turun

"Nggak mang ah, takut jatuh", kataku

"Mang pegangin neng, aman"

Dan entah kenapa aku hanya menurut saja dan aku naik ke kursi plastik itu. Dan aku bisa sedikit mengintip dari celah ventilasi itu, aku melihat dua orang insan sedang berpacu dengan nafsu yg membuat aku pun ikut bernafsu, yg membuat aku sedikit bergerak.

"Neng sange nya", kata mang edi pelan namun ku dengar

"Kalo memeknya neng di jilat pasti banjir deh neng", kata mang edi lagi yg membuat ku tambah tak karuan

Dan akhirnya aku turun karena tidak kuat, mang edi menatapku dengan tajam, wajahku pun berkeringat karena kegiatan mengintip itu.

"Neng mau di ewe gak?", Kata dia kepadaku.

Dan aku ngefreeze untuk sekali lagi disana, sampai tangan mang edi bergerak ke tanganku dan menuntun ku ke kamar depan yg menjadi kamar jaga mang edi.

"Mang jilat memeknya ya neng, neng pasti keenakan deh", kata dia dan entah kenapa aku menurut saja.


Sampai hampir dekat dengan kamar dia, handphone ku berdering dan itu seakan menyadarkan ku dari apa yg sedang terjadi sekarang.

"Eh mang, aku harus ke kamar", kataku tanpa basa basi dan aku langsung berlari ke lantai dua menuju kamarku.

Sejak kejadian itu, aku sedikit menghindar jika bertemu dengan mang edi. Jujur aku takut, aku takut dia akan macem-macem kepadaku. Karena sejak itu pula, setiap bertemu dengan dia. Dia selalu menatap sekujur tubuhku.

Aku sendiri sekarang lebih sering jalan sama Rizal, dia selalu mengajakku bermain. Dan kali ini Rizal mengajak ku main ke curug pamutuh.

Disana kami bermain air, namun aku dan dia tidak sampai turun ke sungai nya karena kami tidak membawa baju ganti.

Disana kebetulan tidak terlalu banyak orang yg bermain, dan tanpa kuduga tiba-tiba hujan turun deras dan membuat kami basah kuyup.

"Zal hayu neduh, makin deres", ajakku kepada Rizal

"Iya hayu nes, sana kita ke saung", kata dia mengajakku berteduh di salah satu saung.

Disana juga ada satu pasangan yg sedang berteduh juga.
Kondisi badanku sendiri basah kuyup, dan itu membuat badanku terlihat dengan bra yg kontras dengan baju putih yg aku kenakan.

Kami berada di satu saung yg cukup tertutup dan entah dari kapan pasangan yg ada di saung bersama kami sekarang sedang berciuman di depan aku dan Rizal.

"Dingin nes?", Tanya rizal

Aku hanya mengangguk dan tangan Rizal sekarang mendekapku.

"Sini biar gak dingin", kata dia.

Aku hanya menuruti perkataan dia, saat tangan nya berada di pinggangku, dengan posisi kami duduk di dipan saung tersebut. Lalu dia yg memandangiku dan aku menutup mata sampai aku merasakan bibir menempel di bibirku.

Aku terhanyut dalam pangkuan Rizal, tak peduli ada pasangan lain yg berkegiatan sama seperti ku. Sampai aku sendiri yg menuntun tangan Rizal untuk meremas payudara ku.

Baju basah yg kupakai seakan menambah nafsu.

Sampai yg ku ingat hujan reda dan aktivitas kami selesai dan kami melanjutkan perjalanan pulang.

Di perjalanan Rizal bertanya "kemana sekarang nes?"

"Ke kostan aku aja zal", kataku sambil memeluk erat tubuh dia di motor

"Mau ngapain?", Kata dia

"Mau manjain ini", kataku sambil mengelus kemaluan dia dari luar yg sudah tegak juga.

Motor melaju sangat kencang sampai kami melewati tikungan dan motor berpapasan dengan mobil secara mendadak.

Rizal mencoba mengerem motor namun terlambat, kami tergelincir di jalan.

Brakk

Motor kami jatuh, aku terlempar ke aspal sedangkan Rizal tertindih di aspal.

"Aduuhhh", kataku tidak bisa bangkit.

Dan kami pun di tolong beberapa warga, disana kami istirahat dulu di sebuah warung dan diberi minum.

"Gimana dong nes? Kamu gpp?", Kata Rizal sepertinya khawatir denganku yg daritadi bertanya terus.

Aku sendiri tidak terluka berarti, namun kakiku sedikit sulit dan sakit saat berjalan.

"Gapapa zal, itu kamu berdarah gitu. Motor juga itu lumayan rusaknya", kataku.

Dan dengan perundingan akhirnya aku diantarkan pulang ke kostan menggunakan ojeg, sedangkan Rizal diantar juga oleh pemuda disana menuju rumahnya karena dia tidak bisa menggunakan motornya karena sakit.

Sesampainya di kostan, aku turun dengan sedikit kesusahan, ojeg yg mengantarkan ku sebenarnya menawarkan untuk membantuku sampai kamar namun aku tolak, aku tidak mau pemuda yg tak kukenal masuk ke kamarku.
Sesampainya kamar kedua lantai satu, aku melihat mang Edi turun dari tangga.

"Neng nesha kunaon?", (Neng nesha kenapa?)

"Gapapa mang, jatuh aja", kataku.

"Sakit, ya sini mang bantu", kata dia.

"Eh gausah mang gapapa aku bisa", kataku dalam jalan tertatihku.

Namun aku kaget saat dia sudah di dekatku. Seketika dia memangku diriku

"Awww mang", kata ku

"Sini mang pangku neng", kata dia memangku ku.
Wajahku dan wajah dia sangat dekat, karena tanganku melingkar di lehernya takut jatuh

"Jatuh dimana neng?", Kata dia

"Di jl Mangkubumi mang", kataku

Lalu kamar aku pun dibuka sama dia setelah kuncinya aku berikan. Lalu aku pun di tidurkan di kasur ku.



"Yg sakit mana neng?", Kata dia lalu memijit kakiku.

"Aduh mang, iya itu sakit lumayan", kata ku

"Ini mah bengkak neng, masih untung gak terkilir"

"Sakit mang aduh", kataku di tengah pijitannya.

"Mang edi bawa minyak dulu ya neng, biar enakan pijitnya", kata dia.

Aku tidak bisa menolak karena dia langsung beranjak begitu saja. Lalu dia balik lagi membawa minyak di tangan nya.

"Pintunya mang tutup nya neng", kata dia. Aku hanya bisa mengangguk.

"Sok sini mang pijit kakinya biar gak sakit neng", kata dia lalu mencoba melipat celana jeans yg ku pakai, sedikit agak susah karena jeans juga sedikit masih basah.

Lalu mang Edi memijit kakiku, dan aku lumayan merasakan pijatan mang edi yg pelan namun tidak sakit

Selang beberapa menit kemudian mang edi bertanya.

"Mau mang pijit sebadan gak neng? Tapi celana sama bajunya buka aja, susah ini", kata dia ditengah pijatannya.

Jujur, dalam waktu bersamaan aku saat itu merasakan nyaman, nafsu, dan ngantuk sekaligus.

Aku sulit mencerna apa yg di katakan dia dan tanpa sadar aku hanya mengangguk.

Lalu aku merasakan mang edi melepas kancing celanaku dan dengan mudahnya dia menarik celanaku karena aku membantu dengan mengangkat pinggangku.

Pandanganku sedikit remang-remang namun aku bisa merasakan apa yg dilakukan mang edi, dan sekarang dia sedang mengangkat kaos yg ku pakai dan aku pun dengan gerakan tangan ke atas dan sedikit menaikkan badan sekali lagi membantu mang edi melakukan kegiatan nya. Dan sekarang aku hanya menggunakan bra dan cd di hadapan mamang yg tidak terlalu tua namun juga tidak muda.

Dan ada beberapa waktu dia hanya diam mengamati tubuhku yg membuat aku malu.

"Mang, katanya mau mijit aku", aku menyadarkan lamunannya.

"Eh eh iya neng, mang reuwas bagus banget badan neng nesha", katanya lalu mengambil minyak dan mulai memijit kakiku lagi.

Di tengah pijitannya dia menyertai dengan kalimat yg memuji diriku. Pijatannya pelan dan nyaman yg ku rasakan. Aku sendiri hanya memejamkan mata menikmati pijitan dia. Mulai dari kaki lalu menuju paha dan sedikit masuk di cd ku.

"Aaahh mang", desahku saat dia memijat area sana

Aku mendengar dia berkata lagi namun aku tidak fokus dengan apa yg dia katakan.

Lalu pijatannya mulai menuju perutku. Disana lumayan cukup lama dan selalu menyenggol bagian bawah dadaku yg masih terbungkus bra.

Lalu mang Edi memijat pundaku dan aku merasakan tali bra yg ku pakai dia tarik kebawah dan dengan sekali gerakan aku merasakan braku sudah di perut yg membuat dadaku dengan indah tak terbungkus di hadapan mang Edi.

"Mang pijit juga ya neng", kata dia lalu aku merasakan tangannya mulai berada di area dadaku. Pijatannya berputar dari bawah dan meremas namun tidak menyentuh putingku. Dan disaat itu pula putingku gatal seperti ingin di jamah

"Aahh mang", desahku lumayan kencang.

"Sakit neng?", Kata dia bertanya dengan pijatan di dadaku, pijatan dan remasan di sekitar area putingku namun dia tidak menjamahnya sama sekali.

Aku menggelengkan kepala dan berkata "putingnya mang ahh", pintaku

"Ininya neng", kata dia yg sekarang memilin putingku.

"Ahh iya mang ituh", desahku lagi.

Aku sudah lupa dengan kondisiku saat itu sampai aku berkata "pakai bibir mang", kataku

Dan tanpa menunggu lagi mang edi langsung menghisap dan menjilat putingku.

Aku memejamkan mataku merasakan kenikmatan itu.

Ckkk... Muachh... Ackkkhhh..

Suara desahanku bercampur dengan suara mulut mang edi yg basah di putingku. Dan sekali lagi aku merasakan tangan mang edi menarik cd ku kebawah. Akupun dengan refleks membantu mengangkat pinggangku dan sedikit membuka pahaku.

Dan sekarang tangan mang Edi mengelus area kewanitaan ku

"Beuh banjir gini neng", kata dia.

Tangannya bergerak berputar di bawah sana.
Dari bagian atas yg sensitif dengan sentuhan sampai aku merasakan jarinya masuk ke lubangnya.

Mang edi sibuk dengan kegiatan nya dan mulutnya terus menerus menghisap puting ku.
Aku hanya bisa membalas dengan desahan nikmat dan sudah lupa dengan siapa aku melakukan kegiatan itu.

Beberapa saat posisi seperti itu berlangsung sampai aku merasakan mang Edi berpindah dan sekarang berada di pahaku yg dia buka lebar.

"Aduh mang kaki ku sakit", kataku sedikit mengerang karena dia lumayan kasar membuka kaki ku yg bengkak di bagian mata kaki nya.

"Aduh punten neng", kata dia dan aku membuka mata.

Aku tidak tahu kapan dia melepas semua pakaian nya dan sekarang aku melihat dia juga sudang telanjang di hadapanku. Di hadapan aku yg sudah mengangkang.

Dengan kemaluan yg lumayan besar dan berbulu dia mulai kembali mendekati ku. Dan

Cup

Bibir kami menyatu, lidah kami saling mencari sampai aku merasakan kemaluan nya menggesek kemaluanku.

Aku mendesah namun tidak terdengar karena tertutup mulut dia. Sampai beberapa saat kemudian aku merasakan kewanitaan ku perlahan terbuka dan ada benda yg masuk dicelah itu.

Perlahan namun pasti, aku merasakan daging yg menyeruak ke bagian perutku sampai mentok.

Aku tidak mendesah karena tertahan bibir mang edu, namun respon tubuhku seperti mendongak merespon daging yg sudah masuk ke dalam kelaminku.

Dan inilah kemaluan kedua setelah Bobby yg bisa masuk kedalam kewanitaan ku. Bahkan ini lebih special, karena aku dengan bobby selalu memakai pengaman jika bermain.

Dan mang Edi terus memompa badannya ke badanku.

"Aduh neng memeknya sempit pisan", kata dia sekarang yg bangun dan sudah tidak menciumku.

"Ahh iya mang", kataku

"Ahh enak banget ahh neng asli.. udah lama mang gak eweaann", kata dia ditengah pompaannya

"Emang kemana istri mang edi?", Tanyaku sekarang dan kami berpegangan tangan di posisi seperti itu.

"Saya mah duda neng", kata dia lagi

"Ahhh ouhhh duda mang ahh, enakahnn manaa ah aku sama mantan istri mang", kataku yg sudah lupa

"Enakan neng kemana-mana ahh sempurna kaya bidadari", kata dia mempercepat genjotannya.

Semakin lama, genjotannya semakin cepat dan aku semakin cepat pula mendesah.

Sampai dia kembali mencium bibirku dan mencari lidahku. Aku hanya pasrah dan aku sudah mulai merasakan ada seperti yg ingin keluar dari kewanitaan ku seperti pipis.

Selaras dengan genjotannya mang edi aku ingin berteriak. Kenikmatan yg ku rasakan bertubi disana karena ditengah rasa nikmat dan otot dibawah sana semakin mencengkram daging yg masuk itu, mang Edi juga semakin tinggi memompa tubuhku dengan tempo yg sudah tak karuan.

Sampai satu titik dimana mang edi mendengus dan menekan penuh tubuh dia di tubuhku.

Aku merasakan kehangatan di dalam bagian tubuh bawahku. Ada cairan hangat menyemprot bagian dalam tubuhku.
Mang edi ambruk di tubuhku, dia mengecup bibirku.

"Makasih ya neng", kata dia

Aku tersipu malu karena dia menatapku terus.

"Apaan ah mang", kataku.

"Neng nesha cantik banget deh", kata dia

Lalu plopp

Kemaluan dia lepas dari kemaluanku. Dan disaat itu pula aku merasakan ada cairan yg mengalir dari dalam sana

"Ahh mang kok di dalem sih", kataku.

"Abisnya gak tahan neng, liat deh mani mang banyak banget di memek neng", kata dia

"Sini mang" kataku memberi isyarat untuk memelukku.

Dan setelah kegiatan itu, yg aku ingat hanya aku memeluk mang edi dan terlelap.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd