Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seks Mengelola Kosan Sahabat

Mau tau nih, suhu semua tim siapa?

  • Nisya

    Votes: 190 17,8%
  • Tita

    Votes: 186 17,4%
  • Lola

    Votes: 119 11,1%
  • Rachel

    Votes: 210 19,6%
  • Mia

    Votes: 62 5,8%
  • Tante Dian

    Votes: 281 26,3%
  • Fitri (Newcomer)

    Votes: 22 2,1%

  • Total voters
    1.070
Mumpung hari ini bisa WFH, dan agak selo dengan tangan kiri pegel setelah vaksin kemarin, ane persembahkan chapter selanjutnya.


Kenikmatan di Tengah Kebingungan


*Mulustrasi: pakaian Tita, ketika bertabrakan di tangga.

BRAAAK. Tita terpental ke tembok, gw reflek memegang kedua tangannya agar tak terjatuh ke lantai. “Ta, lu gapapa?” tanya gw pelan. Dia hanya mengangguk, kami pun diliputi suasana hening mematung saling memandang dalam kebingungan. Dia masih bersandar di tembok, sedangkan gw yang setengah sadar efek minum tadi, reflek jalan mendekat. Tangan gw sudah pindah ke pundaknya. Gw dekatkan kepala ke wajahnya, Tita memejamkan mata. Sepersekian sentimeter bibir kami bertemu, Tita dengan kedua tangannya mendorong dadaku.

“Sorry Ndre, gw ga bisa.” Jawabnya lirih, mengambil totebagnya yang terjatuh, lalu berpaling menaiki tangga. Aku hanya bisa diam mematung menghadap tembok kosong. Pandangan gw kosong, menerawang jauh ke balik tembok. Sedangkan Tita sudah sampai di ujung tangga, dia nengok balik ke arahku dengan tatapan sayunya. Begitu menyadarinya, gw tengok ke arahnya. Sepersekian detik, mata kami saling bertemu dalam kebingungan. Tita pun berlalu.

Gw reflek membenturkan kepala gw ke tembok. Memaki diri sendiri, bangsaat dalam hati. Seharusnya gw ga memanfaatkan situasi. Dia lah wanita satu-satunya akhir-akhir ini yang bisa nyambung gw ajak ngobrol, membuat gw tetep waras di antara kesibukan kantor gw. Ga seharusnya gw memaksakan sesuatu sedini ini. Gw ingin hubungan kami tetap seperti biasanya saja, teman nongkrong, berbagi cerita, berbagi pendapat. Rasanya hampa sekali, membayangkan besok sikap Tita pasti akan berubah. Ah fak lah. Gw berjalan kembali ke kantor gw dengan langkah gontai. Setengah mabuk, setengah dihancurkan oleh perasaan.

Sesampainya di kantor, gw langsung buka 1 botol whiskey lagi. Gw tengguk hampir setengahnya sekaligus. Suasana gw kalut sekali. Kantor berasa seperti ruangan luas yang hampa, sedangkan gw di sana sendiri meratapi kebodohan yang gw lakukan. Hingga akhirnya gw ga sadarkan diri, tertidur di meja rapat.




“Bang, bang. Bangun Bang!! Kenapa lu bang tidur di mari? Abis mabuk lu ya?” suara Bagas terdengar sayup-sayup membangunkan gw keesokan paginya. Perlahan gw membuka mata, terasa muka gw basah, ternyata Bagas membangunkan gw dengan segelas air.

“Ah, Bagas. Sorry Gas. Ngerepotin lu.”

“Iye, repot banget bang bangunin lu. Gw bangunin dari setengah jam yang lalu ga bangun-bangun lu nya,” jawabnya terkekeh puas.

“Ah bangke lu Gas. Jam berapa ini?”

“Jam 9 Bang, untung yang lain pada belum dating. Dah sono mandi dulu lu bang.”

“Iye iye, thank you ya,” jawab gw sambil berjalan ke arah kamar.

“Jalan aja ga bener gitu lu Bang! Abis diputusin cewek lu ya?!” ejeknya sambil tertawa. Gw hanya bisa mengacung jari tengah tanpa menengok ke arahnya.

Gw pun mandi dengan air panas, pikiran gw hampa. Efek mabuk dan tindakan bodoh semalam kali ya. Gw berusaha memikirkannya tetapi ga bisa dapet kesimpulan apa-apa. Gw hanya bisa menyelesaikan mandi gw secepatnya. Beres mandi, gw ambil hp, ngecek WA seperti biasa di pagi hari. Ternayta ada chat dari cewek gw di London. Gw makin kebingungan, dia minta putus dari gw. Merasa ga worth it berpacaran jarak jauh, sedangkan di sana dia bisa ketemu laki-laki baru. Ah sudahlah gw pikir, memang ini risiko open relationship. Lagian gw dengan cewek gw ga ada niatan serius dari awalnya. Pun begitu, gw merasa sedih. Segini cepatnya hidup gw dibolak-balik. Dua bulan merintis kantor sendiri, mengelola kosan, mengelola hati. Bangsat lah. Batin gw memaki diri sendiri.

Hari ini berlalu seperti biasanya. Pekerjaan memang lagi padet, gw pun ga begitu banyak tektoktan sama klien, karena yah load kantor gw lagi penuh banget. Diantara kesuntukan sore itu, gw liat Tita berjalan ke arah parkiran motor. Gw sambil menyalakan rokok, menyapanya basa-basi dari jauh. “Ta, mau kemana?” Dia hanyak menengok sekilas lalu belanjut ke arah motor. Gw ga mau diam saja, gw samperin Tita. Begitu dia menaiki motornya, gw pegang stang motornya. “Ta, sorry semalam ta. Gw ga ada maksud apa-apa. Please, bisa ga kita seperti kemarinan lagi?”
“Ndre, please kasih gw waktu. Gw ga bisa Ndre, please kasih gw ruang. Oke?”

“Ta, tapi please….”

“Ndre, please pahami gw. Jangan maksa sesuatu yang di luar kontrol lu. Bisa kan Ndre?” potonganya, sambil merebut setang motornya dari tangan gw. Dia berlalu begitu saja.




Hari-hari berlalu dengan kebimbangan gw. Untungnya ga sampai pekerjaan gw berantakan, hubungan dengan klien tetep gw jaga sebaik mungkin. Ga terasa waktu sudah berlalu 2 minggu semenjak kejadian bodoh itu. Selama 2 minggu itu pun, untuk meredekan kekalutan gw, sesekali gw ngentotin Nisya ketika dia WFH. Gw bahkan sampai bilang ke dia untuk izinin gw pegang kendali dulu beberapa waktu itu, tanpa bertanya lebih jauh, Nisya pun mengizinkan. Gw ngentotin dia seperti orang kesekatan, diikat di Kasur lah, di meja, gw tampar sampai bekas merah pantat dan payudaranya lah. Untungnya Nisya menyukainya, dan menerimanya. Selama kami ngentot pun, ga ada perasaan apa-apa. Nisya juga ga menampakan rasa apapun kepadaku.

Kekalutan hati gw mulai mereda sampai di hari sabtu pagi, gw mendapatkan WA dari Lola.

“Kak Andre, hari ini ada acara keluar ga?”

“Ga ada sih La, kenapa emangnya?”

“Temenin Lola ke expo manga dan anime gitu di Blok M mau ga kak?”

“Oh boleh deh, suntuk juga nih di kantor ga ada orang.”

“Yaudah, aku siap-siap dulu ya.” Gw pun segera bersiap dengan celana pendek dan jaket denim, tak lupa memakai sepatu converse. Selang 15 menit kemudian, Lola sudah turun dari lantai 2. Segera gw mematikan rokok, dan menghampirinya.


*Mulustrasi: seifuku yang dia pakai.

“Yuk kak,” sapanya ramah. Lola berbaju seifuku, membuatku sedikit kaget ternyata manis juga Lola pakai baju seperti ini.

“Wah La, baru sekali ini gw liat lu pake baju seifuku gini. Lucuk juga kamu ya.”

“Ah biasa aja Kak, makasih. Mantanku aja ga pernah muji aku seperti itu. Dia ga suka aku pake baju seifuku atau cosplay-cosplay gitu.”

“Ah beny? Laki bodoh dia mah, ga melihat bidadari cantik seperti ini. Eh tapi gapapa nih, gw pake baju casual gini aja?”

“Gapapa kak,”

“Yaudah yuk!” Kami pun berjalan ke arah mobil CX3 gw. Kami langsung menuju ke acara yang disebutkan Lola. Selama perjalanan, kami lebih banyak ngobrol tentang kondisi dia pasca kejadian ribut-ribut dengan mantannya. Gw perhatiin, dia sudah ga begitu memikirkannya lagi. Sesampainya di tempat, Lola langsung menuju ke salah satu booth. Ah see, ternyata dia salah satu anggota di booth itu. Gw pun menemani dia seharian. Gw perhatikan Lola ini anaknya periang, mudah akrab dengan orang, walaupun gw tau dia sebenernya punya sisi malu yang dia usaha tutupin.

Acara berlalu, tak terasa sudah pukul 7 malam. Kami langsung pulang, katanya dia ada mau masakin aku makan malam. Sebagai ganti ucapan terima kasih sudah nyelametin dia dari mantannya. Kami sampai kira-kira pukul 8 malam, dengan perut yang kerocongan langsung saja kami berjalan ke kamar Lola.

“Gapapa nih la gw masuk?”

“Gapapa Kak, lagian kan ini kosan kakak,” jawabnya sambil tertawa manis. Gila, kamarnya rapi banget. Gw perhatiin banyak barang-barang ottaku, kamarnya pun begitu wangi. Gw dipersilakan duduk di kursi gaming yang dia punya. Ya, dia punya kursi geming dan pc, katanya pengen ngerintis streaming iseng-isengan aja gitu katanya di antara kesibukannya kuliah di jurusan bisnis. Lola pun berlalu ke kamar mandi, berganti ke pakaian santai, dengan celana super pendek. “Kak, tunggu sebentar ya. Aku masakin ramen dulu.”

“Oke la,”

“Pc nya pake aja gapapa kak”

“Siap la, thank you.” Gw membuka pcnya cuma buat nonton yutub.

Selang 20 menit kemudian, dia pun masuk dengan membawa 2 mangkuk isi ramen dengan harum yang begitu memikat rasa lapar. Penampilan ramennya pun tempting sekali, rasa-rasanya ini bukan ramen instan. “La, ini kamu bikin dari ramen instan?”

“Ga lah Kak, aku ada stock mie ramen dan bumbu yang aku buat sendiri di kulkas. Jadi tinggal ngangetin dan kasih toping aja.”

“Wah gila sih ini La, sekelas restoran kalau aku boleh bilang.”

“Ah kakak biasa aja, silakan Kak dimakan.” Lala memempersilkann gw makan sambil menyodorkan sepasang sumpit kayu. Kami makan di atas karpet bulu warna abunya. “Itadakimasu,” ucapkan sambil menangkupkan kedua tangannya dan memejamkan mata. Gw pun mengikutinya.

“Itadakimasu!” Kami pun menyantap ramen. Suapan pertama, gw berhenti sejenak, dengan mata berbinar, gw menatap Lola. “La, kamu bisa bilang aku bohong. Tapi ini beneran ramen terenak yang pernah aku makan!”

“Makasih Kak, syukurlah kakak suka. Beny, ga pernah memuji masakanku soalnya,” jawabnya dengan ekspresi begitu ceria di mukanya.

“La, kamu janji ya dari sekarang. Kamu tu punya banyak bakat, kamu harus mulai apresiasi diri kamu sendiri,” gw mengehentikan makan, menenangkan Lola sambil memegang bahu kirinya.

“Makasih kak, udah kak dihabiskan dulu makannya.”

Di sela-sela makan, kami saling melemparkan candaan. Kami pun tertawa, perlahan patah hati gw pulih, tergantikan kecereiaan Lola. Tak terasa 10 menit berselang, ramen kami sudah sama-sama habis. “Makasih ya La, makan malam nya.”

“Iya kak. Lola yang makasih sudah bantuin lala 2 minggu lalu, terus mau Lola ajakin keluar seharian.”

“Anytime La.”

“Anuu, sebenernya masih mau minta tolong sekali lagi sih Kak.”

“Apa tuh La?”

“Kakak ada baca manga atau nonton anime gitu ga kak?”

“Ada beberapa manga lama sih La, macem dulu Naruto, kalau sekarang mah paling cuma ngikutin One Piece aja la.”

“Kebetulan banget kak. Jadi Lola tu kemarin bikin baju sakura, tapi masih malu. Takut jelek kalau Lola pakai.”

“Coba dulu lah, kasih lihat ke aku sini.”

“Oke makasih ya Kak,” dia pun segera membereskan makanan kami, lalu beranjak ke lemari baju di belakangnya. Dengan langkah kecilnya, dia berjalan ke kamar mandi. Gw Cuma bisa membayangkan Lola akan semanis apa memakai baju cosplay Sakura.


*Mulustrasi: Lola cosplay karakter Sakura

“Sudah nih kak, Kakak pejamin mata dulu ya. Malu nih,” ucapnya dari dalam kamar mandi. Gw pun pejamkan mata. “Kak, buka matanya kak.” Baaaah!!! Manis banget Lola pakai baju cosplay sakura. Baju berwarna merah itu fit sekali di badannya, ditambah rambutnya yang pendek memang sesuai banget dengan karakter yang dia peranan. Ditambah dia memakai kacamata yang imut sekali. Dengan berdiri malu-malu di depanku, dia menanyakan pendapatku.

“Kamu manis banget La! Dengan baju itu,” jawabku sambil berdiri mendekati Lola. Ku pegang kedua bahunya. “La, kamu harus yakin sama diri kamu sendiri. Kamu ga boleh bohongin diri kamu sendiri, kamu ya kamu apa adanya. Jangan sampai orang lain kontrol kamu.”

“Iya kak,” jawabnya lirih menatapku sambil tersenyum. Kami saling bertatapan, dan entah siapa yang memulai duluan, wajah kami kini hanya berjalan 5 sentimeter. Bibirnya yang merah muda perlahan mendekati bibirku. Kami berciuman sebentar, sebelah gw lepaskan.

“La, yakin ini yang kamu mau?”

“Iya kak. Sebelumnya sama Beny, aku males banget kasih dia ML karena dia selalu grasak-grusuk, kasar, ga pernah kasih aku pake baju begini. Padahal aku pengen kalau ngerasain sensasi ML pake baju cosplay gini kak. Makanya tiap dia maksain ML, aku ga pernah nikmatinnya kak. Please kak.”

Say no more, gw langsung mencumbunya. Gw cium bibirnya dengan lembut, bibirnya bertekstur lembut sekali. Kami pun bericuman cukup lama sambil berdiri, sedangkan kedua tangan gw, sudah berpindah ke pinggulnya lalu perlahan turun ke pantatnya yang tak begitu besar tetapi bulat itu. “Laaa……. Mmmmhhh,”

“Iayyyyahmmmmm… Kak,” Aku melepaskan ciuman nya. Dia reflek melepas kaos dan celana gw hinga sekolor-kolornya. Dia lalu turun ke arah kontolku yang sudah dipegangnya. “Kak, boleh ya?” aku hanya menjawabnya dengan anggukan. Tanpa aba-aba lebih lanjut, dia langsung menciumi ujung kontolku. Mengecupnya lembut, lalu perlahan memasukannya ke bibirnya. Aku hanya bisa mengelus-elus rambut pendeknya. Kepalanya bergerak maju mundur, menikmati kontolku. Selang berapa lama, dia melepaskan kulumannya lalu berdiri. Kami berciuman sejenak, sebelum dia membuka resleting bajunya dari atas.

Terpampanglah dua payudara bulat, bajunya memang ga dilepas seutuhnya. Gw pun ga berniat melepaskannya, karena sensasi ini yang dia mau, gw cium kembali Lola sambil tanganku meremasnya. Sambil posisi berpelukan, gw bopong lola ke kasur. Bajunya sedikit gw naikan, terlihat dia sudah ga memakai celana dalam. Langsung saja gw ciumin paha dalamnya, bergerak perlahan ke arah memeknya. Gw kecup perlahan, sebelum gw mainkan klistorisnya dengan lidahku.

“AHHHHHHHH Kaaaaakkkk ooooh enak sekali aaaahhh kaa,” gw ga merespon lenguhannya. Tangan lola pun membantu kepalaku menyelam lebih dalam, sedangkan gw lihat tangan kanannya sedang meraba kedua payudara bulatnya.

“Kaaaaak aaahhhh, aku ga tahan. Aahhhhh kak, aku sampai,” erangnya dengan badan yang menegang ke atas. Keluarlah cairan kenikmatan nya. “Kak Andre jago sekali sih kak. Aku bahkan ga pernah orgasme sama Beny.” Aduh kasihan banget sih kamu La, batinku. Aku pun melepaskan permainan di memeknya.

“La, apakah kamu mau lanjut?”

“Iya Kak, masukin kontol kakak. Aku pengen ngerasain nikmatnya ML sebenernya.”

Dengan gw kasih sedikit ludah, gw perlahan memasukkan kontol gw. Memeknya sempit sekali. Memang nikmat sekali memek mahasiswi ini. Gw bermain dengan tempo rendah, berbeda ketika bermain dengan Nisya. Perlahan gw pompa kontol gw maju mundur. Lola terlihat begitu menikmatinya.

“Ahhhhhh Kaaaakk mmmmhhh ooooooh,” desahnya sambil mencengkeram bantal di bawah kepalanya. “Ahhhhh aaaaaahhh mmmmmhhh.” Sensasinya memang beda ngentotin wanita dengan baju cosplay seperti ini. Dia seperti sedang berperan seperti karakter itu, dan begitu menikmatinya. Selang 10 menit di posisi itu, badannya gw angkat lalu gw arahkan dia untuk membelakangiku. Dengan bertumpu di kedua lutut kami, gw entot Lola dari belakang.

“Ahhhhhh ahhhh KKaaaakkk mmhhhhhh,” desahnya sambil menyandarkan badannya ke belakang. Payudaranya bulat membusung tak gw diamkan. Gw remas dengan tempo pelan, agar tetap membuatnya nyaman.

“Ahhhh Laaa, memekmu nikmattt mmmmh Laaa,”

“Ahhhhh ooooooh kaak, kontol kakak juga kerasa gede mmmmmmmhhhh banget kaakk ahhhhh,” gw naikan entotan ke tempo sedang. Gw arahkan cumbuan gw ke arah lehernya, dia pun hanya bisa mendesah keenakan, merebahkan kepalanya ke pundakku. Benar-benar perentotan yang begitu sensual. Selang 10 menit, “AHHHHHHH KAAAK, aku mau keluar lagi ahahhhhhhhhh,” dia pun menegang mencapai orgasme nya yang kedua. Lemas, di dalam pelukanku.

Tak berapa lama memejamkan mata menikmati orgasme keduanya, dia pun melepaskan pelukanku. Lalu memintaku untuk berbaring rebahan. Kini dia sudah duduk di antara kontolku. Dia lepas bajunya perlahan. “Kak, makasih sudah bikin Lola orgasme 2x. Sekarang gentian kakak. Kakak pengen lihat badanku seutuhnya kan?” Gw pun hanya mengangguk. Bah! Terpampang jelas akhirnya bidadari ini. Dia pun mulai menggerakan maju mundur pinggulnya, mejepit kontolku di dalam memek sempitnya.

“Ohhhhh Laa, aaahhhhh. Nikmat banget laaaa ahhhh, terusin begitu lah,” erangan gw memintanya mempercepat tempo. Dia yang menampilkan kedua payudara bulatnya di depanku, memompa kontolku semakin cepat. Keringat kami beradu, desahan kami beradu. Benar-benar nikmat sekali. Hingga selang berapa lama, gw merasa ingin keluar. “Laaa, gw mau sampai La.”

“Tahan bentar kak, ahhhhhh Lola sampai duluan ooooooh.” Dia pun mencapai orgasme ketiga dan seketika itu juga langsung melepaskan memeknya, menggantikannya dengan kuluman bibir lembutnya.

“Ahhhhh Laaa, AHHHHHH”

CROOOOT CROOOT CROOOT CROOOT. Gw pun orgasme di dalam mulutnya. Saking banyaknya spermaku, sampai mulutnya tidak muat menampungnya. Lola bangkit, memperlihatkan bibir penuh sperma. Lalu menelannya, beberapa yang tersisa di bibirnya, dilap dengan jari lentiknya.

“La, makasih yaaa.” Ucapkanku sambil tersenyum kepadanya.

“Lola yang makasih Kak, maaf ya ga bisa keluar di dalem. Lola lagi masa subur soalnya Kak.” Jelasnya kenapa dia memilih CIM. Dia pun medekatiku, lalu merebahkan diri di atas pundakku.

“Iya gapapa La.” Kami pun istirahat sejenak. Setengah jam kemudian, aku bangkit dari kasur. Kulihatnya sudah setengah tertidur. “La, maaf ya ga bisa nemenin tidur kamu malam ini. Aku baru ingat, ada sedikit kerjaan yang mesti aku urus malam ini.”

“Iya gapapa kak, makasih ya.” Jawabnya lirih setengah sadar. Aku pun bangkit, lalu menyelimutinya. Berpakaian, lalu memastikan cctv melalui hpku bahwa lorong sedang sepi. Begitu sepi, gw keluar kamar. Ku tengok ke arah Lola. “La, aku balik dulu ya,” dia masih sempat membuka matanya sejenak, lalu tersenyum kepadaku. Gw buka pintu, lalu turun ke bawah. Oh ya pintu di kost ini sudah memakai kartu akses. Jadi begitu gw keluar, ga perlu gw kunci lagi. Sesampainya di bawah gw menyalakan rokok, lalu duduk di bangku di depan kantorku. Tak terasa sudah jam 11 malam. Gw melamun sambil menghabiskan rokokku, sampai akhirnya dikagetkan suara khas vespa milik Tita. Dia berlalu begitu saja, memakirkan motornya. Lalu berjalan begitu cepat ke atas seperti orang marah tanpa menghiraukan gw. Kenapa dia?

Bersambung >> Page 21
 
Terakhir diubah:
weiuhhh
bahaya lubang berjalan
 
Mumpung hari ini bisa WFH, dan agak selo dengan tangan kiri pegel setelah vaksin kemarin, ane persembahkan chapter selanjutnya.


Kenikmatan di Tengah Kebingungan


*Mulustrasi: pakaian Tita, ketika bertabrakan di tangga.

BRAAAK. Tita terpental ke tembok, gw reflek memegang kedua tangannya agar tak terjatuh ke lantai. “Ta, lu gapapa?” tanya gw pelan. Dia hanya mengangguk, kami pun diliputi suasana hening mematung saling memandang dalam kebingungan. Dia masih bersandar di tembok, sedangkan gw yang setengah sadar efek minum tadi, reflek jalan mendekat. Tangan gw sudah pindah ke pundaknya. Gw dekatkan kepala ke wajahnya, Tita memejamkan mata. Sepersekian sentimeter bibir kami bertemu, Tita dengan kedua tangannya mendorong dadaku.

“Sorry Ndre, gw ga bisa.” Jawabnya lirih, mengambil totebagnya yang terjatuh, lalu berpaling menaiki tangga. Aku hanya bisa diam mematung menghadap tembok kosong. Pandangan gw kosong, menerawang jauh ke balik tembok. Sedangkan Tita sudah sampai di ujung tangga, dia nengok balik ke arahku dengan tatapan sayunya. Begitu menyadarinya, gw tengok ke arahnya. Sepersekian detik, mata kami saling bertemu dalam kebingungan. Tita pun berlalu.

Gw reflek membenturkan kepala gw ke tembok. Memaki diri sendiri, bangsaat dalam hati. Seharusnya gw ga memanfaatkan situasi. Dia lah wanita satu-satunya akhir-akhir ini yang bisa nyambung gw ajak ngobrol, membuat gw tetep waras di antara kesibukan kantor gw. Ga seharusnya gw memaksakan sesuatu sedini ini. Gw ingin hubungan kami tetap seperti biasanya saja, teman nongkrong, berbagi cerita, berbagi pendapat. Rasanya hampa sekali, membayangkan besok sikap Tita pasti akan berubah. Ah fak lah. Gw berjalan kembali ke kantor gw dengan langkah gontai. Setengah mabuk, setengah dihancurkan oleh perasaan.

Sesampainya di kantor, gw langsung buka 1 botol whiskey lagi. Gw tengguk hampir setengahnya sekaligus. Suasana gw kalut sekali. Kantor berasa seperti ruangan luas yang hampa, sedangkan gw di sana sendiri meratapi kebodohan yang gw lakukan. Hingga akhirnya gw ga sadarkan diri, tertidur di meja rapat.




“Bang, bang. Bangun Bang!! Kenapa lu bang tidur di mari? Abis mabuk lu ya?” suara Bagas terdengar sayup-sayup membangunkan gw keesokan paginya. Perlahan gw membuka mata, terasa muka gw basah, ternyata Bagas membangunkan gw dengan segelas air.

“Ah, Bagas. Sorry Gas. Ngerepotin lu.”

“Iye, repot banget bang bangunin lu. Gw bangunin dari setengah jam yang lalu ga bangun-bangun lu nya,” jawabnya terkekeh puas.

“Ah bangke lu Gas. Jam berapa ini?”

“Jam 9 Bang, untung yang lain pada belum dating. Dah sono mandi dulu lu bang.”

“Iye iye, thank you ya,” jawab gw sambil berjalan ke arah kamar.

“Jalan aja ga bener gitu lu Bang! Abis diputusin cewek lu ya?!” ejeknya sambil tertawa. Gw hanya bisa mengacung jari tengah tanpa menengok ke arahnya.

Gw pun mandi dengan air panas, pikiran gw hampa. Efek mabuk dan tindakan bodoh semalam kali ya. Gw berusaha memikirkannya tetapi ga bisa dapet kesimpulan apa-apa. Gw hanya bisa menyelesaikan mandi gw secepatnya. Beres mandi, gw ambil hp, ngecek WA seperti biasa di pagi hari. Ternayta ada chat dari cewek gw di London. Gw makin kebingungan, dia minta putus dari gw. Merasa ga worth it berpacaran jarak jauh, sedangkan di sana dia bisa ketemu laki-laki baru. Ah sudahlah gw pikir, memang ini risiko open relationship. Lagian gw dengan cewek gw ga ada niatan serius dari awalnya. Pun begitu, gw merasa sedih. Segini cepatnya hidup gw dibolak-balik. Dua bulan merintis kantor sendiri, mengelola kosan, mengelola hati. Bangsat lah. Batin gw memaki diri sendiri.

Hari ini berlalu seperti biasanya. Pekerjaan memang lagi padet, gw pun ga begitu banyak tektoktan sama klien, karena yah load kantor gw lagi penuh banget. Diantara kesuntukan sore itu, gw liat Tita berjalan ke arah parkiran motor. Gw sambil menyalakan rokok, menyapanya basa-basi dari jauh. “Ta, mau kemana?” Dia hanyak menengok sekilas lalu belanjut ke arah motor. Gw ga mau diam saja, gw samperin Tita. Begitu dia menaiki motornya, gw pegang stang motornya. “Ta, sorry semalam ta. Gw ga ada maksud apa-apa. Please, bisa ga kita seperti kemarinan lagi?”
“Ndre, please kasih gw waktu. Gw ga bisa Ndre, please kasih gw ruang. Oke?”

“Ta, tapi please….”

“Ndre, please pahami gw. Jangan maksa sesuatu yang di luar kontrol lu. Bisa kan Ndre?” potonganya, sambil merebut setang motornya dari tangan gw. Dia berlalu begitu saja.




Hari-hari berlalu dengan kebimbangan gw. Untungnya ga sampai pekerjaan gw berantakan, hubungan dengan klien tetep gw jaga sebaik mungkin. Ga terasa waktu sudah berlalu 2 minggu semenjak kejadian bodoh itu. Selama 2 minggu itu pun, untuk meredekan kekalutan gw, sesekali gw ngentotin Nisya ketika dia WFH. Gw bahkan sampai bilang ke dia untuk izinin gw pegang kendali dulu beberapa waktu itu, tanpa bertanya lebih jauh, Nisya pun mengizinkan. Gw ngentotin dia seperti orang kesekatan, diikat di Kasur lah, di meja, gw tampar sampai bekas merah pantat dan payudaranya lah. Untungnya Nisya menyukainya, dan menerimanya. Selama kami ngentot pun, ga ada perasaan apa-apa. Nisya juga ga menampakan rasa apapun kepadaku.

Kekalutan hati gw mulai mereda sampai di hari sabtu pagi, gw mendapatkan WA dari Lola.

“Kak Andre, hari ini ada acara keluar ga?”

“Ga ada sih La, kenapa emangnya?”

“Temenin Lola ke expo manga dan anime gitu di Blok M mau ga kak?”

“Oh boleh deh, suntuk juga nih di kantor ga ada orang.”

“Yaudah, aku siap-siap dulu ya.” Gw pun segera bersiap dengan celana pendek dan jaket denim, tak lupa memakai sepatu converse. Selang 15 menit kemudian, Lola sudah turun dari lantai 2. Segera gw mematikan rokok, dan menghampirinya.


*Mulustrasi: seifuku yang dia pakai.

“Yuk kak,” sapanya ramah. Lola berbaju seifuku, membuatku sedikit kaget ternyata manis juga Lola pakai baju seperti ini.

“Wah La, baru sekali ini gw liat lu pake baju seifuku gini. Lucuk juga kamu ya.”

“Ah biasa aja Kak, makasih. Mantanku aja ga pernah muji aku seperti itu. Dia ga suka aku pake baju seifuku atau cosplay-cosplay gitu.”

“Ah beny? Laki bodoh dia mah, ga melihat bidadari cantik seperti ini. Eh tapi gapapa nih, gw pake baju casual gini aja?”

“Gapapa kak,”

“Yaudah yuk!” Kami pun berjalan ke arah mobil CX3 gw. Kami langsung menuju ke acara yang disebutkan Lola. Selama perjalanan, kami lebih banyak ngobrol tentang kondisi dia pasca kejadian ribut-ribut dengan mantannya. Gw perhatiin, dia sudah ga begitu memikirkannya lagi. Sesampainya di tempat, Lola langsung menuju ke salah satu booth. Ah see, ternyata dia salah satu anggota di booth itu. Gw pun menemani dia seharian. Gw perhatikan Lola ini anaknya periang, mudah akrab dengan orang, walaupun gw tau dia sebenernya punya sisi malu yang dia usaha tutupin.

Acara berlalu, tak terasa sudah pukul 7 malam. Kami langsung pulang, katanya dia ada mau masakin aku makan malam. Sebagai ganti ucapan terima kasih sudah nyelametin dia dari mantannya. Kami sampai kira-kira pukul 8 malam, dengan perut yang kerocongan langsung saja kami berjalan ke kamar Lola.

“Gapapa nih la gw masuk?”

“Gapapa Kak, lagian kan ini kosan kakak,” jawabnya sambil tertawa manis. Gila, kamarnya rapi banget. Gw perhatiin banyak barang-barang ottaku, kamarnya pun begitu wangi. Gw dipersilakan duduk di kursi gaming yang dia punya. Ya, dia punya kursi geming dan pc, katanya pengen ngerintis streaming iseng-isengan aja gitu katanya di antara kesibukannya kuliah di jurusan bisnis. Lola pun berlalu ke kamar mandi, berganti ke pakaian santai, dengan celana super pendek. “Kak, tunggu sebentar ya. Aku masakin ramen dulu.”

“Oke la,”

“Pc nya pake aja gapapa kak”

“Siap la, thank you.” Gw membuka pcnya cuma buat nonton yutub.

Selang 20 menit kemudian, dia pun masuk dengan membawa 2 mangkuk isi ramen dengan harum yang begitu memikat rasa lapar. Penampilan ramennya pun tempting sekali, rasa-rasanya ini bukan ramen instan. “La, ini kamu bikin dari ramen instan?”

“Ga lah Kak, aku ada stock mie ramen dan bumbu yang aku buat sendiri di kulkas. Jadi tinggal ngangetin dan kasih toping aja.”

“Wah gila sih ini La, sekelas restoran kalau aku boleh bilang.”

“Ah kakak biasa aja, silakan Kak dimakan.” Lala memempersilkann gw makan sambil menyodorkan sepasang sumpit kayu. Kami makan di atas karpet bulu warna abunya. “Itadakimasu,” ucapkan sambil menangkupkan kedua tangannya dan memejamkan mata. Gw pun mengikutinya.

“Itadakimasu!” Kami pun menyantap ramen. Suapan pertama, gw berhenti sejenak, dengan mata berbinar, gw menatap Lola. “La, kamu bisa bilang aku bohong. Tapi ini beneran ramen terenak yang pernah aku makan!”

“Makasih Kak, syukurlah kakak suka. Beny, ga pernah memuji masakanku soalnya,” jawabnya dengan ekspresi begitu ceria di mukanya.

“La, kamu janji ya dari sekarang. Kamu tu punya banyak bakat, kamu harus mulai apresiasi diri kamu sendiri,” gw mengehentikan makan, menenangkan Lola sambil memegang bahu kirinya.

“Makasih kak, udah kak dihabiskan dulu makannya.”

Di sela-sela makan, kami saling melemparkan candaan. Kami pun tertawa, perlahan patah hati gw pulih, tergantikan kecereiaan Lola. Tak terasa 10 menit berselang, ramen kami sudah sama-sama habis. “Makasih ya La, makan malam nya.”

“Iya kak. Lola yang makasih sudah bantuin lala 2 minggu lalu, terus mau Lola ajakin keluar seharian.”

“Anytime La.”

“Anuu, sebenernya masih mau minta tolong sekali lagi sih Kak.”

“Apa tuh La?”

“Kakak ada baca manga atau nonton anime gitu ga kak?”

“Ada beberapa manga lama sih La, macem dulu Naruto, kalau sekarang mah paling cuma ngikutin One Piece aja la.”

“Kebetulan banget kak. Jadi Lola tu kemarin bikin baju sakura, tapi masih malu. Takut jelek kalau Lola pakai.”

“Coba dulu lah, kasih lihat ke aku sini.”

“Oke makasih ya Kak,” dia pun segera membereskan makanan kami, lalu beranjak ke lemari baju di belakangnya. Dengan langkah kecilnya, dia berjalan ke kamar mandi. Gw Cuma bisa membayangkan Lola akan semanis apa memakai baju cosplay Sakura.


*Mulustrasi: Lola cosplay karakter Sakura

“Sudah nih kak, Kakak pejamin mata dulu ya. Malu nih,” ucapnya dari dalam kamar mandi. Gw pun pejamkan mata. “Kak, buka matanya kak.” Baaaah!!! Manis banget Lola pakai baju cosplay sakura. Baju berwarna merah itu fit sekali di badannya, ditambah rambutnya yang pendek memang sesuai banget dengan karakter yang dia peranan. Ditambah dia memakai kacamata yang imut sekali. Dengan berdiri malu-malu di depanku, dia menanyakan pendapatku.

“Kamu manis banget La! Dengan baju itu,” jawabku sambil berdiri mendekati Lola. Ku pegang kedua bahunya. “La, kamu harus yakin sama diri kamu sendiri. Kamu ga boleh bohongin diri kamu sendiri, kamu ya kamu apa adanya. Jangan sampai orang lain kontrol kamu.”

“Iya kak,” jawabnya lirih menatapku sambil tersenyum. Kami saling bertatapan, dan entah siapa yang memulai duluan, wajah kami kini hanya berjalan 5 sentimeter. Bibirnya yang merah muda perlahan mendekati bibirku. Kami berciuman sebentar, sebelah gw lepaskan.

“La, yakin ini yang kamu mau?”

“Iya kak. Sebelumnya sama Beny, aku males banget kasih dia ML karena dia selalu grasak-grusuk, kasar, ga pernah kasih aku pake baju begini. Padahal aku pengen kalau ngerasain sensasi ML pake baju cosplay gini kak. Makanya tiap dia maksain ML, aku ga pernah nikmatinnya kak. Please kak.”

Say no more, gw langsung mencumbunya. Gw cium bibirnya dengan lembut, bibirnya bertekstur lembut sekali. Kami pun bericuman cukup lama sambil berdiri, sedangkan kedua tangan gw, sudah berpindah ke pinggulnya lalu perlahan turun ke pantatnya yang tak begitu besar tetapi bulat itu. “Laaa……. Mmmmhhh,”

“Iayyyyahmmmmm… Kak,” Aku melepaskan ciuman nya. Dia reflek melepas kaos dan celana gw hinga sekolor-kolornya. Dia lalu turun ke arah kontolku yang sudah dipegangnya. “Kak, boleh ya?” aku hanya menjawabnya dengan anggukan. Tanpa aba-aba lebih lanjut, dia langsung menciumi ujung kontolku. Mengecupnya lembut, lalu perlahan memasukannya ke bibirnya. Aku hanya bisa mengelus-elus rambut pendeknya. Kepalanya bergerak maju mundur, menikmati kontolku. Selang berapa lama, dia melepaskan kulumannya lalu berdiri. Kami berciuman sejenak, sebelum dia membuka resleting bajunya dari atas.

Terpampanglah dua payudara bulat, bajunya memang ga dilepas seutuhnya. Gw pun ga berniat melepaskannya, karena sensasi ini yang dia mau, gw cium kembali Lola sambil tanganku meremasnya. Sambil posisi berpelukan, gw bopong lola ke kasur. Bajunya sedikit gw naikan, terlihat dia sudah ga memakai celana dalam. Langsung saja gw ciumin paha dalamnya, bergerak perlahan ke arah memeknya. Gw kecup perlahan, sebelum gw mainkan klistorisnya dengan lidahku.

“AHHHHHHHH Kaaaaakkkk ooooh enak sekali aaaahhh kaa,” gw ga merespon lenguhannya. Tangan lola pun membantu kepalaku menyelam lebih dalam, sedangkan gw lihat tangan kanannya sedang meraba kedua payudara bulatnya.

“Kaaaaak aaahhhh, aku ga tahan. Aahhhhh kak, aku sampai,” erangnya dengan badan yang menegang ke atas. Keluarlah cairan kenikmatan nya. “Kak Andre jago sekali sih kak. Aku bahkan ga pernah orgasme sama Beny.” Aduh kasihan banget sih kamu La, batinku. Aku pun melepaskan permainan di memeknya.

“La, apakah kamu mau lanjut?”

“Iya Kak, masukin kontol kakak. Aku pengen ngerasain nikmatnya ML sebenernya.”

Dengan gw kasih sedikit ludah, gw perlahan memasukkan kontol gw. Memeknya sempit sekali. Memang nikmat sekali memek mahasiswi ini. Gw bermain dengan tempo rendah, berbeda ketika bermain dengan Nisya. Perlahan gw pompa kontol gw maju mundur. Lola terlihat begitu menikmatinya.

“Ahhhhhh Kaaaakk mmmmhhh ooooooh,” desahnya sambil mencengkeram bantal di bawah kepalanya. “Ahhhhh aaaaaahhh mmmmmhhh.” Sensasinya memang beda ngentotin wanita dengan baju cosplay seperti ini. Dia seperti sedang berperan seperti karakter itu, dan begitu menikmatinya. Selang 10 menit di posisi itu, badannya gw angkat lalu gw arahkan dia untuk membelakangiku. Dengan bertumpu di kedua lutut kami, gw entot Lola dari belakang.

“Ahhhhhh ahhhh KKaaaakkk mmhhhhhh,” desahnya sambil menyandarkan badannya ke belakang. Payudaranya bulat membusung tak gw diamkan. Gw remas dengan tempo pelan, agar tetap membuatnya nyaman.

“Ahhhh Laaa, memekmu nikmattt mmmmh Laaa,”

“Ahhhhh ooooooh kaak, kontol kakak juga kerasa gede mmmmmmmhhhh banget kaakk ahhhhh,” gw naikan entotan ke tempo sedang. Gw arahkan cumbuan gw ke arah lehernya, dia pun hanya bisa mendesah keenakan, merebahkan kepalanya ke pundakku. Benar-benar perentotan yang begitu sensual. Selang 10 menit, “AHHHHHHH KAAAK, aku mau keluar lagi ahahhhhhhhhh,” dia pun menegang mencapai orgasme nya yang kedua. Lemas, di dalam pelukanku.

Tak berapa lama memejamkan mata menikmati orgasme keduanya, dia pun melepaskan pelukanku. Lalu memintaku untuk berbaring rebahan. Kini dia sudah duduk di antara kontolku. Dia lepas bajunya perlahan. “Kak, makasih sudah bikin Lola orgasme 2x. Sekarang gentian kakak. Kakak pengen lihat badanku seutuhnya kan?” Gw pun hanya mengangguk. Bah! Terpampang jelas akhirnya bidadari ini. Dia pun mulai menggerakan maju mundur pinggulnya, mejepit kontolku di dalam memek sempitnya.

“Ohhhhh Laa, aaahhhhh. Nikmat banget laaaa ahhhh, terusin begitu lah,” erangan gw memintanya mempercepat tempo. Dia yang menampilkan kedua payudara bulatnya di depanku, memompa kontolku semakin cepat. Keringat kami beradu, desahan kami beradu. Benar-benar nikmat sekali. Hingga selang berapa lama, gw merasa ingin keluar. “Laaa, gw mau sampai La.”

“Tahan bentar kak, ahhhhhh Lola sampai duluan ooooooh.” Dia pun mencapai orgasme ketiga dan seketika itu juga langsung melepaskan memeknya, menggantikannya dengan kuluman bibir lembutnya.

“Ahhhhh Laaa, AHHHHHH”

CROOOOT CROOOT CROOOT CROOOT. Gw pun orgasme di dalam mulutnya. Saking banyaknya spermaku, sampai mulutnya tidak muat menampungnya. Lola bangkit, memperlihatkan bibir penuh sperma. Lalu menelannya, beberapa yang tersisa di bibirnya, dilap dengan jari lentiknya.

“La, makasih yaaa.” Ucapkanku sambil tersenyum kepadanya.

“Lola yang makasih Kak, maaf ya ga bisa keluar di dalem. Lola lagi masa subur soalnya Kak.” Jelasnya kenapa dia memilih CIM. Dia pun medekatiku, lalu merebahkan diri di atas pundakku.

“Iya gapapa La.” Kami pun istirahat sejenak. Setengah jam kemudian, aku bangkit dari kasur. Kulihatnya sudah setengah tertidur. “La, maaf ya ga bisa nemenin tidur kamu malam ini. Aku baru ingat, ada sedikit kerjaan yang mesti aku urus malam ini.”

“Iya gapapa kak, makasih ya.” Jawabnya lirih setengah sadar. Aku pun bangkit, lalu menyelimutinya. Berpakaian, lalu memastikan cctv melalui hpku bahwa lorong sedang sepi. Begitu sepi, gw keluar kamar. Ku tengok ke arah Lola. “La, aku balik dulu ya,” dia masih sempat membuka matanya sejenak, lalu tersenyum kepadaku. Gw buka pintu, lalu turun ke bawah. Oh ya pintu di kost ini sudah memakai kartu akses. Jadi begitu gw keluar, ga perlu gw kunci lagi. Sesampainya di bawah gw menyalakan rokok, lalu duduk di bangku di depan kantorku. Tak terasa sudah jam 11 malam. Gw melamun sambil menghabiskan rokokku, sampai akhirnya dikagetkan suara khas vespa milik Tita. Dia berlalu begitu saja, memakirkan motornya. Lalu berjalan begitu cepat ke atas seperti orang marah tanpa menghiraukan gw. Kenapa dia?

Bersambung
Makasih updatenya.
Sungguh menghibur
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd