Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seks Mengelola Kosan Sahabat

Mau tau nih, suhu semua tim siapa?

  • Nisya

    Votes: 190 17,8%
  • Tita

    Votes: 186 17,4%
  • Lola

    Votes: 119 11,1%
  • Rachel

    Votes: 210 19,6%
  • Mia

    Votes: 62 5,8%
  • Tante Dian

    Votes: 281 26,3%
  • Fitri (Newcomer)

    Votes: 22 2,1%

  • Total voters
    1.070
ISTRI ORANG YANG SELALU LEBIH NIKMAT

“Ah bisa aja kamu Ndre,” senyumnya ke arah gw sebelum kemudian wajah Tante berubah sedikit serius. “Ngomong-ngomong tadi kamu sempet bilang Tante lebih enak daripada seluruh wanita di kost ini ya? Emang kamu entotin itu wanita-wanita di sini Ndre?” gw pun kaget mendengar pernyataan itu. Seperti maling ketangkap basah pun gw akhirnya mengaku.

“Ga juga sih Tante, beberapa.”

“Tita juga?” wajahnya kini semakin serius.

“Errmmm, anu Tante,” jawabku sambil kebingungan melihat tubuh seksi Tante Dian dari belakang.



“Ndre, kamu jujur aja sama Tante gapapa kok.”

“Ermm sejujurnya saya bingung Tante, dari sekian wanita di kos ini hanya Tita yang memikat perhatian lebih saya, tapi Titanya nampak susah banget dideketin.”

“Jadi begitu, kalau boleh tante cerita dikit, Tita semenjak semester akhir kuliah ga terlihat lagi pernah pacaran atau cerita punya pacar. Setahu tante ya pacar terakhirnya itu si Jimmy.”

“Oh gitu Tante? Tita ga cerita gimana?”

“Ga pernah, Tita jadi sedikit tertutup sejak putus dengan Jimmy. Malah Tante pengen kamu bisa deket sama Tita, temenin Tita. Kalaupun mau pacaran sama Tita, Tante acc banget.”

“Ah yang bener Tante?”

“Iyaaa, Tita sedikit terbuka lagi semenjak ngekos di sini dan ketemu kamu Ndre. Selain itu kan kalau kamu pacaran sama Tita, Tante bisa sering ketemu dan ngewein kamu,” jawabnya sambil merangkak ke atas tubuhku.

“Duh, kalau gini mah saya bisa bingung Tante. Mau pilih mama atau anaknya,” candaku terkekeh.

“Dih, kamu bisa aja Ndre. Dijewer nih Ander junior,” benar saja Andre jr dicubitnya keras sebelum dikocok pelan.

“Eh udahan dulu Tante, itu nanti tehnya keburu dingin.”

“Iya juga ya, btw itu anak buahmu ga curiga kita menghilang dari ruang sebelah?”

“Ah pasti ga kaget sih Tante, udah yuk balik ke ruangan meeting,” kami pun beranjak dari tempat tidur dan memakai pakaian masing-masing. Di ruangan meeting sudah tersedia 2 gelas teh. Kami pun sedikit banyak ngobrolin tentang rencana mengungkap peran Yudhi. Selang sejam kemudian, Tante Dian pun pamit katanya mau ngajak Yudhi keluar jalan. Rencana yang tersusun matang dalam waktu singkat harus langsung dilaksanakan. Segera aku kontak Hesty untuk melakukan rencana kami begitu Tante Dian dan Yudhi keluar. Ternyata untuk menemukan hp kedua Yudhi tidaklah sulit, Mbak Hesty langsung menyerahkan hp itu kepadaku. Akupun menyiapkan hp nganggur di kantor buat ngecloning hp kedua milik Yudha itu. Lumayan butuh waktu seharian sampai akhirnya hp nya benar-benar ke cloning. Tepat di pukul 5 hari itupun, HP milik Yudha sudah dikembalikan ke tempat sebelumnya, sementara Tante Dian masih belum pulang.

Akupun kembali mengurusi pembuatan aplikasi buat Tante Dian. Saat itu Bagas dan Fitri masih di kantor. Mereka langsung lemburan di hari pertama buat mengerjakan deck konsep aplikasi milik Tante Dian. Tak terasa waktu berlalu cepat, kulihat Tante Dian sudah pulang bersama Yudhi. Tante sempat melirik ke arahku, lalu keberikan tanda oke. Tante Dian pun tersenyum membalas kode ku. Kira-kira pukul 10 malam Bagas pulang, sementara Fitri masih stay di mejanya.



“Fit, ga pulang?”

“Bentar lagi mas, lagi tanggung nih.”

“Udah besok lagi aja Fit, masih bakalan lemburan terus kamu kerjain ini.”

“Duh tanggung banget mas, 5 menit lagi ya.”

“Oke, maksimal 5 menit ya.”

“Sip! Btw rumahmu kan di daerah Depok ya. Jauh juga kalau pulang jam segini.”

“Ga juga sih Mas, lumayan rame kok jalanannya.”

“Mau aku bukain kamar aja ga buat sebulan ini?”

“Aduh ga deh Mas, saya ga enak.”

“Udah tenang aja, biar kamu kalau lagi semangat lemburan ga perlu khawatir pulangnya. How? Sebelum berubah pikiran nih.”

“Yaudah boleh deh Mas, kebetulan juga pacarku lagi keluar kota. Jadi ga bisa jemput tiap saat.”

“Oh terus ini pulangnya naik apa?”

“Naik gr*b paling mas,”

“Mau aku anterin?”

“Ga usah deh mas, ga enak.”

“Bener ya??” Fitri hanya mengangguk membalas pertanyaanku sambli membereskan laptop dan barang bawaan dia. “Yaudah, nanti masukin ke reimbursement aja ya. Mulai besok kamu udah bisa pindah ke sini selama lemburan ini.” Fitri pun menunggu Gr*b di depan gerbang, sementara aku mengamatinya di depan kantor sambil menyalakan sebatang rokok. Tak lama berselang terlihat sorot lampu dari jauh, mobil jemputan Fitri sudah datang, di belakangnya disusul sorotan lampu lainnya. Ternyata Rachel yang keluar dari mobil itu. Dia baru saja pulang dari lokasi syuting katanya dan merasa lelah sekali.

“Gimana Chel syutingnya?”

“Duh capek Mas, tapi sampe kamar nanti ga ada yang nungguin,” senyumnya sedikit terkekeh melihatku yang sedang menghisap rokok.

“Telfonan sama Didit lah,”

“Yah dia mah mana mau telfonan, jam segini juga biasanya lagi kerjain lemburan atau malah dah ngorok,”

“Yaudah, mau telfonannya sama aku aja ga?”

“Lah, ngapain telfonan? Kan lu bisa langsung ke kamar ku,”

“Ga ah, ga diundang.” godaku kepadanya.

“Yaudah nih, aku undang. Yuk Mas Andre main ke kamar Rachel, puas?”

“Yuk ah!” Rachel pun berjalan di depan, sementara aku izin buat mandi terlebih dulu. Selesai mandi kucek hp ku ada chat dari Rachel, “pintu kamar ga aku kunci ya, aku lagi mandi.” Yaudah deh cus aku naik ke atas dan benar saja pintunya ga terkunci. Ku duduk di kursi yang menghadap ke TV yang lagi nayangin serial drama romansa di Netflix. Tak berapa lama aku duduk di sana, terbukalah pintu kamar mandi. Wangi semerbak menerobos dari kamar mandi, diikuti Rachel yang jalan keluar mengenakan dress hitam tanpa dalaman terlihat dari njiplaknya puting susu miliknya.



“Eh Mas Andre dah di sini aja. Jadi enak nih,” sapanya sambil terkekeh manis.

“Enak apanya, orang juga baru duduk.”

“Emang pengennya ngapain?”

“Ya lu ngundang gw ke sini buat apa?” tanpa dijawab, Rachel sudah mendekatiku. Kini dia berdiri di hadapanku dengan tubuh seksi dan muka manisnya. Perlahan tangannya memegang kedua tanganku lalu mengangkatnya menyentuh kedua toket bulatnya. “Wah, langsung hidangan utama nih,”

“Iyalah, kan makanan pembukanya udah kemarin,”

“Yaudah, gantian gw ya,” gw pun berdiri mendorongnya perlahan ke tempat tidur. Kami pun berciuman mesra, sementara kedua tanganku meremas toketnya bergantian. Perlahan tangan kananku pun turun menyibakkan dress hitamnya ke atas perut Rachel. Terasa bulu halus menghiasi vagina miliknya. Benar-benar perhatian banget nih Rachel ke memeknya. Sementara bibir kami masih beradu lidah, tangan kananku sudah bermain di permukaan memeknya dengan satu jari. Perlahan kucari klistorisnya lalu kumainkan dengan tempo pelan.

Rachel mulai menggeliat dan ciumannya semakin ganas, tangan kiriku pun ga kalah ganas meremas toketnya bergantian. AC yang menyala 21 derajat tak lagi terasa dingin. Kami beradu dalam keringat dan nafsu, sementara kedua jari tangan kananku sudah berhasil menyodok masuk ke memeknya. Selang 10 menit dengan posisi ini, aku melepas ciuman kami. Aku bergerak ke bawah menciumi leher jenjang nya, kedua pundaknya, lalu ke toket dan perutnya, berakhir di atas memeknya. Ku perlahan ciumi klistorisnya, diikuti dengan permainan lidah di lubang kenikmatan berwarna kemerahan ini.

“Ahhhhh Masssss, aaaah enak banget,” teriak Rachel sambil menggelinjang ke kanan kiri, sementara kakinya menjepit kepalaku.

“Ndreee, terruuuus. Mas Didit ga pernah mau aku minta jilatin memek aku ahhhhhh,” duh kasihan banget Rachel dalam pikirku. Ku teruskan permainan lidahku di memeknya yang semakin basah.

“Ssssshhhh aaahhhh, Ndreeee nikmat banget Ndreee,” 10 menit kumainkan memeknya dengan lidahku, Rachel pun semakin keras menjepit kepalaku sebelum akhirnya crooooo croooott, keluarlah cairan kenikmatan milik Rachel hingga squirt di mukaku. Gila juga nih Rachel dalam hatiku. Ku lepaskan kepalaku, sambil mengusap bekas cairan kenikmatan milik Rachel dengan dress hitamnya. Masih terkulai lemas, aku yang belum merengkuh kenikmatan langsung menindihnya. Kulepas semua pakaianku, dan kini kontolku sudah tepat berada di permukaan memek milik Rachel.

Rachel yang masih lemas merespon dengan mengangkangkan kedua kakinya. Blessss Kontolku berhasil masuk ke memek yang super basah itu. Pada hentakan pertama kurasakan memek milik Rachel sangat sempit, gila ya ini wanita udah abis melahirkan, masih aja sempit. Didit bisa banget nganggurin wanita secantik Rachel gini.

Aku langsung bermain dengan tempo cepat, sementara tanganku menggenggam kedua toketnya bergantian.

“shhhhhhh shhhhhh,” lenguh Rachel yang kelelahan bercampur aduk dengan kenikmatan yang baru saja dia rengkuh dengan lidahku.

“Cheeeel aaahhhhh, nikmat banget memekmuuu ahhhhhhh,”

Tempo kuperlambat sebelum kulepas kontolku. Tubuh Rachel kubalikan dan kuseret kakinya sampai turun ke lantai. Entah apa yang kupikirkan saat itu, tetapi lubang pantatnya terlihat menarik untuk ku entot. Ku melihat sekeliling sejenak dan kutemukan cairan pelumas dan kondom di mejanya. Kuoleskan sedikit ke lobang pantatnya, lalu kupakai kondom tipis 0,01 mm itu. Ya gimanapun tetep aku mikirin kesehatan bray.

Blesh, kontolku masuk ke lubang pantatnya diikuti teriakan Rachel.

“Ahhhhh Ndre!!! Gila lu ndre!” Rachel hanya bisa teriak tak mampu menolak. Ku perlahan menggerakan maju mundur kontolku di dalam lubang pantat sempit miliknya. Begitu mulai terbiasa, aku pompa dengan tempo sedang sebelum akhirnya setelah yakin, aku pompa dengan tempo cepat.

“AAAAHHHH AAHHHHH AMPUUUUUN NDREE,” Rachel hanya mampu teriak sambil tangannya menjulur ke depan.

“Gila ya Chel enak banget aaaaaahhhhh, Didit bego banget aslik!”

“IYAAAA AHHHHHHH AKU MAU JADI ISTRIMU AJA NDRE, BODO AMAT DENGAN DIDIT AAAAAHHHH,”

“AAAAH CHEL, IYA KAMU JADI ISTRIKU AJA SELAMA DI SINI,”

“AHHHHH IYAA AHHH NDREEEE,” Kontolku pun beradu dengan lubang pantatnya selama 20 menit, sebelum akhirnya aku merasa ingin keluar. Kubalikkan tubuh Rachel dan langsung aku beranjak di atas tubuhnya. Ku arahkan kontolku ke mulutnya dan kulepas kondom yang terpasang. Tanpa arahan, Rachel pun memasukan kontolku ke mulutnya. Pohhh pooooh poooohh.

CROOOOT CROOOOT CROOOOT. Lagi-lagi aku crot di mulutnya. Rachel lalu tersenyum manis ke arahku.

“Makasih sayang,” ujarku sambil membelai rambut panjangnya.

“Iya sayang, ga pernah aku dapet kenikmatan gini setelah menikah, makasih yaa.” Kulihat Rachel langsung memejamkan mata. Sepertinya memang kelelahan setelah syuting seharian tadi. Kubopong tubuhnya ke atas tempat tidur. Ku periksa sprei yang basah karena semprotan Rachel tadi, ternyata tidak basah, hanya selimutnya saja. Ku angkat kakinya, kulepas selimut milik Rachel.

“Chel, cheel, punya selimut lebih ga?” Dia menjawab dengan menunjuk ke arah lemari. Ku beranjak lalu mengambil selimut yang ada di lemari dan kututupkan ke tubuh bugil indah milik Rachel. Begitu aku ingin beranjak dari tempat tidur, tangan kirinya memegangiku, baiklah malam ini aku akan tidur bersama Rachel. Aku pun menyusul tidur di sebelahnya sambil memeluk Rachel di dalam selimut.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd