Hari berganti mendekati pergantian tahun, para gadis yang tinggal bersama jay sudah merencanakan end year party dengan mempersiapkan barang belanja kebutuhan konsumsi selama malam pergantian tahun. Jay sudah menyelesaikan semua tugas yang mendekati deadline dan tinggal mengirimkan beberapa softcopy kepada clientnya.
"Trrrrr... Trrrr..." ponsel jay bergetar yang kemudian dirinya segera mengangkatnya setelah melihat kontak yang menelponnya yang ternyata om broto.
"Ya halo bro... Gimana? Udah liat email? Projectnya semua udah gua kirim ya tadi, ada yang perlu dikerjain lagi?"
"Ah gak perlu buru-buru, kalem aja gitu loh bro lu kalo soal kerjaan prioritas banget. Hahahaha... Gimana kabar disana? Gua denger lu banyak nampung cewek di villa?"
"Ya gitu lah bro. Mereka kan pada jadi talent kita, daripada gua kerja sendiri kan bagus banyak yang bantuin. Kondisi villa jauh lebih rame sekarang, gak perlu sepi kayak kuburan lagi. Beberapa talent emang cerewet, kadang berantem gak jelas. Lu disana sehat bro? Masih sama si monic?" lanjut jay
"Dasar lu bro... Semut liat gula ya ngerubung lah, masa berlaku cuma cewek aja, cowok juga bisa dong... Hahahaha... Dia cuma bentar disini, gak betah kalo ngikut kerjaan. Oh iya btw, gua belum bisa balik ke indo dulu sementara waktu sekalian gua mau minta tolong lu bro. Gua minta lu luangin waktu antara bulan februari atau maret buat lu terbang ke tempat gua disini buat urusan project selanjutnya. Akomodasi semua udah gua siapin, lu tinggal berangkat aja..."
"Dubai? Kenapa gak lu kirim draftnya aja kesini bro?" tanya jay bingung
"Kagak bisa bro... Projectnya emang butuh lu tandatanganin langsung depan notaris... Detailnya nanti gua kasih tahu, gua harap lu gak bakal nolak dateng kesini dan satu lagi, jangan lupa hati-hati sama cewek. Jangan sembarangan pilih talent, bukan sekedar potensi buat marketing produk aja tapi potensi buat ngembangin perusahaan juga. Cari-cari yang bisa punya management skill kali-kali lu nanti butuh orang buat handle hal diluar yang kita kerjain sekarang. Ah udah dulu bro, ntar kita sambung lagi pas lu disini. Gua titip kantor ya bro, bonus buat lu bagi ke talent juga udah gua transfer barusan. Oke?"
"Siap bro... Tenang aja, lu tau bener kan sifat gua soal kerjaan... Ntar butuh apa-apa lu telpon aja bro, gua lagi free seminggu kedepan..." balas jay kemudian menutup telponnya.
Malam harinya...
"Emmmm... Semua kumpul dong!!!" jay memanggil semua gadis agar mendekat kepadanya.
"Ehhh dipanggil jay tuh... Berenti bentar yuk, ntar lanjut lagi masaknya..." anin secara aktif mengkomando pasukan wanita di villa jay.
Beberapa talent seperti anin,kartika,jena,fera dan terakhir clara yang secara khusus memiliki ikatan diam-diam dengan jay juga sedang berada disana kemudian menghampiri jay.
"Thank you ya semua buat kerja kerasnya sampe akhir tahun ini... Tahun depan kita bakal dapet tantangan lebih besar lagi terutama semenjak ekspansi usaha mulai banyak yang suka sama produk kita. Gua secara pribadi berterima kasih mewakili nama om broto selaku founder, gua juga menyampaikan apa yang beliau katakan kalo kalian semua berhak mendapat bonus akhir taun."
"Wiiii... Asyikkkkk... Bonussss...!!!" para gadis senang mendapat kabar baik itu yang tentu saja membuat mereka berpikir untuk membeli apa yang ingin mereka beli. Tipikal dasar cewek kalo gak belanja ya perawatan...
"Belum lagi ada tambahan... Gua gak bisa bilang ini good news atau apa, yang pasti dalam waktu 2 bulan kedepan secara khusus om broto meminta gua untuk pergi ke dubai. Gua belum tahu berapa lamanya jadi gua mau mastiin semua bisa dihandle meski gua gak ada di kantor. Bakal ada fotografer pengganti sementara, dan untuk urusan PR gua secara khusus mempercayakan sama kartika yang punya koneksi diluar yang bagus. Untuk talent management gua percayain sama anin ya, untuk yang agak simple kaya product management bisa diisi sama fera nanti dibantu sama jena atau clara pas lagi maen disini karena mereka berdua temporary disini nanti balik ke tempat suaminya masing-masing."
"Ada tambahan lagi... Cla sini deh..." jay mengayunkan tangannya mengajak clara mendekat dan berdiri disampingnya.
Clara perlahan maju mendekati jay dan berdiri didepan para gadis yang lain.
"Eh kamu yakin jay? Nanti tanggapan anak-anak gimana?" bisik clara yang membalikkan badan agar mulutnya tidak terbaca oleh gadis lainnya.
"Justru karena gua gak pengen terutama kehamilan lu kenapa-kenapa nanti selama disini, mending gua kasih tau sekarang aja meski gua juga kaget sewaktu lu ngabarin lu udah cepet isi. Kandungan lu masih muda jadi perlu ekstra dijaga, lu percaya aja sama gua cla."
Para gadis melihat jay dan clara begitu akrab sehingga sedikit menimbulkan tanda tanya ketika menatapnya.
"Gini... Gua mau jujur sama kalian ya, apa yang mau gua omongin ini adalah sebuah rahasia. Semua orang memiliki rahasianya sendiri, gua terbuka sama kalian sekarang karena gua mengambil resiko mempercayai kalian setelah mempertimbangkannya dengan matang."
"...???" Para gadis dengan sabar menunggu apa yang ingin dikatakan oleh jay.
Dengan memeluk pinggul clara, jay mulai membuka apa yang disembunyikannya.
"Gua secara resmi ngumumin kalo clara sedang hamil meski baru saja menikah bulan ini."
"Terus?"
"Dia hamil dengan bantuan gua...!!!"
"..." bak petir menyambar di siang bolong, para gadis terutama yang menaruh hati kepada jay tentu dalam kondisi yang shock akan pernyataan jay barusan.
"Seriusan jay?" sambung jena yang juga penasaran akan keputusan jay tapi tidak menaruh hati sebanyak gadis yang lain.
Sedangkan anin dan kartika yang sering bertengkar satu sama lain karena memperebutkan perhatian jay, pandangan matanya kosong seakan pikirannya menghilang setelah mendengar berita mengejutkan itu.
"Oke kalian mungkin bingung... Tapi jangan salah paham dulu, dengerin dua versi cerita dari gua maupun clara sebelum mengambil kesimpulan."
"Gua mulai dengan versi gua yah, sebenarnya anak yang dikandung clara bukanlah anak pertama gua melainkan anak kedua gua. Clara sendiri tahu siapa yang seharusnya menjadi istri gua, terus kenapa keputusan ini gua ambil? Clara orang pertama yang tahu satu-satunya rahasia gua yang gua sembunyiin selama ini. Wanita yang mengandung anak pertama gua sekarang adalah calon istri gua dalam periode 10 bulan yang lalu jauh sebelum kalian bekerja disini. Gua dan dia sendiri batal menikah karena alasan restu, dan gua baru tahu setelah dia pindah dia juga pergi bersama anak pertama gua yang dia kandung. Clara tahu sumber kesedihan gua sewaktu anak gua lahir jauh dari gua, disaat yang bersamaan dia juga mengetahui fakta bahwa calon suaminya selingkuh dengan adik kandungnya sendiri."
"Mungkin bagi kalian ini kaya nonsense, tapi gua jamin ini cuma kebetulan semata. Gua sendiri mengambil keputusan untuk membantu clara dengan balas dendamnya dan sepenuhnya tanggung jawab dia yang pegang gak nuntut gua harus nikahin dia atau lainnya. Alasan dia sendiri mau karena dia tahu gua dijauhin paksa dengan anak pertama gua, makanya dia nawarin kalo anak kedua gua biar dia yang ambil. Setiap perkembangannya bisa gua pantau langsung, kalo kalian masih perlu bukti silahkan liat foto yang ada di hp gua beserta chatnya. Kalian bakal liat sendiri siapa ibu dari anak gua dan bagaimana wajah anak gua." tutup jay setelah menceritakan rahasia miliknya.
Kemudian clara berganti menceritakan seluruh cerita miliknya dan keputusan yang diambilnya sekarang sampai selesai.
"Keputusan yang diambil mendadak ini sebenarnya mau aku sembunyiin aja sampai nanti waktunya dibuka, tapi aku juga pingin ngasih tahu kalian kalo jay tipikal orang yang care terutama sama cewek. Jay gak pingin ada apa-apa dengan kehamilan aku ini, mulai dari jangan salah makan, kecapekan, dan lain-lain yang mungkin gak sengaja terjadi selama aku berkunjung disini. Kalo kalian tahu dari awal, bisa sedikit lebih aware sama yang sedang hamil. Aku secara pribadi gak minta kalian ngerawat aku kok karena aku udah komitmen nanggung konsekuensinya sendiri. Kalian mohon ngerti dengan konflik batin yang aku maupun jay alami, meskipun jawaban yang aku kasih mungkin belum bisa kalian terima untuk saat ini." clara menyudahi ceritanya.
"Kalian kalo mau marah boleh ke gua, gua gak bakal ambil hati tapi jangan ke clara." lanjut jay menambahkan.
Tatapan anin sulit ditebak setelah mendengar pernyataan dari jay dan clara. Dirinya terus berpikir harus memposisikan diri bagaimana merespon kejadian ini. Perlahan langkah kakinya maju mendekati jay dan satu tangannya diangkat kemudian menampar keras sebelah pipi jay.
Plakkkk!!!
Tak berapa lama, anin kemudian memeluk jay kemudian meneteskan air matanya dalam pelukannya.
"Maaf ya jay... Aku udah mikir jelek sama kamu tadi... Aku harusnya sadar coba nempatin diposisi kamu, ada banyak yang kamu korbanin tapi kamu tetep mencoba bersikap biasa aja tiap harinya. Tapi aku marah karena aku juga gak suka main rahasia-rahasiaan begini, kamu percaya orang secara penuh tapi orang lain gak boleh ngelakuin hal yang sama. Kalo dari awal kamu bilang kan, aku gak bakal kaget kaya sekarang. Kita ini satu tim, satu keluarga, masalah bukan cuma harus kamu yang cari jalan keluar nyelesaiin juga kan..." ucap anin yang menerima kenyataan setelah lama bergumul dengan hatinya, dirinya harus menerima keduanya bukan memilih salah satu kemudian bermusuhan dengan yang lain karena berawal dari ketidaksukaannya dengan keputusan yang diambil oleh jay.
"Kamu juga selamat ya cla... Jaga dedek bayinya baik-baik, rahasia kamu aman kok..." anin juga memeluk clara dan menerimanya sebagai talent dan juga keluarganya sendiri dengan begitu dia tidak perlu membuat jay kecewa karena akan terlihat kekanak-kanakan apabila melihat fakta bahwa anin sendiri juga bukan siapa-siapa jay. Semua berada di posisi yang sama, tidak ada yang istimewa didepan jay.
Jena dan yang lainnya juga ikut menghampiri mereka berdua, terutama clara yang paling diperhatikan penuh dan banyak semua bergantian memeluknya.
Kemudian malam mendekati pergantian hari, mereka menghabiskan waktu dengan BBQ dan bersenang-senang bersama sambil menunggu detik-detik pergantian tahun. Jay sedang berada di halaman mempersiapkan berbagai kembang api untuk dia nyalakan bersamaan.
"10..."
"9..."
"8..."
"7..."
"6..."
"5..."
"4..."
"3..."
"2..."
"1..."
"Happy New Yearrrrrrrrrr!!!"
Jay menyalakan kembang api yang sudah disiapkan dan pemandangan indah tercipta diatas langit villa mereka. Kembang api yang sudah dia persiapkan cukup banyak untuk dinyalakan dan mempunyai durasi hampir 10 menit untuk menyalakannya semua.
Para gadis bersenang-senang sambil mengeluarkan ponselnya masing-masing dan membuat video kenangan melalui caranya sendiri. Jay hanya duduk didekat controller kembang apinya dan ikut menikmatinya dari samping halaman meski malam itu cukup banyak nyamuk disekitar villanya.
Setelah kembang api terakhir berhenti menyala, jay kemudian berjalan menuju para gadis dan memberikan pengumuman.
"Ummm... Semua makasih banyak ya kerja samanya selama taun ini, makasih juga udah jadi tim yang solid dan makasih juga sudah jadi bagian memory gua pribadi. Hari ini gua seneng bisa kenal kalian semua... Well buat yang masih mau party silahkan, gua naik keatas dulu... Goodnight ya semua..."
Jay berlalu dari pandangan mereka menuju tangga.
"Pssttt... Jadi gimana nih? Kita jadi ngasih kejutan buat jay?" ucap anin yang secara diam-diam sudah berdiskusi dengan gadis lainnya.
Mereka semua kembali kedalam dan menuju kamar jay.
"(Aku berpikir kalo jay sekarang udah tidur...)" pikir anin supaya surprise nya berhasil sambil mengendap-endap melewati pintu kamar jay.
"Stttt... Tumben kamarnya terbuka, coba intip gih. Apa aku aja yang maju duluan?" ucap jena yang berada paling depan barisan, sementara yang lain bersembunyi dibelakang punggung jena.
Clara yang tepat berada dibelakang jena memberi isyarat dengan menepuk pundaknya agar maju hajar saja. Dengan perlahan jena membuka pintu lebih lebar dan masuk dengan perlahan disusul para gadis yang berada dibelakangnya.
Seketika lampu kamar jay menyala karena dilengkapi motion sensor yang disebabkan oleh pergerakan para gadis yang terdeteksi sensor didekat tembok.
"Eh... Siapa yang paling belakang nyalain lampu? Loh jay kok gak ada?" jena berbisik karena rencana mereka berantakan tanpa mengetahui bahwa mereka sendiri yang berbuat kesalahan.
Sesosok bayangan berdiri dibelakang pintu kamar berengsel pivot yang terbilang cukup besar itu sehingga dengan mudah menyembunyikan tubuhnya. Sosok itu kemudian melompat dan menerkam gadis yang berada paling belakang barisan.
"Whaaaaaaaaaaaa!!!" sosok menggunakan topeng scream itu kemudian meremas payudara anin yang berada paling belakang melewati celah ketiaknya.
"KYAAAAAAAAAAAAA!!!" Tentu para gadis terkaget ketakutan bahkan ada yang terjatuh karena berniat mengejutkan jay ternyata jay sudah memberikan kejutan tersendiri.
"Iiiihhhhh apaan sih jay!!! Kaget tauuuu..." ucap anin yang kaget tapi kemudian merona karena mengetahui bahwa tangan yang bermain di payudaranya itu merupakan tangan yang dia kenal bentuknya yaitu milik jay.
"Iya nih... Ngapain pake topeng segala! Kasian clara tuh kaget!!!" balas jena yang tersadar karena clara termasuk member yang terjatuh karena ulah jay kemudian membantunya bangun.
"Maaf deh... Aslinya mau ngagetin kalian pas di halaman tadi, cuma pas banyak nyamuk makanya gua naik pake lotion anti nyamuk dulu eh kalian keburu naik... Emang ada apa nih?" jay membalas dengan tetap bermain dengan payudara anin.
"Ya tapi gak usah genit gitu ah... Gak liat apa banyak cewek disini, maen remes tetek aja. Liat anin begitu kan yang lain bisa kepingin... Ehhh!!!" ucap kartika yang keceplosan karena situasi awkward itu...
"Aku emang mau kasih kamu kado. Eh kamu minum ya? Bau wine ihhh... Ini malam emang larut tapi gak pada ngantuk, sekarang kita habisin malem berenam gimana?" ucap anin menarik sweaternya dan juga telapak tangan jay dan mengarahkannya menyusup kedalam celana dalamnya.
Jay paham maksud anin yang memang hampir beberapa waktu memang dianggurin olehnya. Jay perlahan menggesekkan jari tengahnya diantara belahan memeknya yang masih terbalut celana dalam itu dengan disaksikan oleh gadis lainnya termasuk fera yang belum terbiasa melihat kakaknya bertingkah binal seperti itu.
"Oh? Mau diginiin kan nin? Sekarang pilih, mau mulai darimana?" tanya jay kepada anin yang mulai mendesah kecil.
"Ssssssshhhh... (Yes, akhirnya jay menjamah aku lagi setelah sekian lama...)" anin tersipu dan mulai memerah mukanya karena rangsangan jemari jay.
"Kok gak dijawab sih nin? Apa ini coba? Basah gini jari gua..." jay mengeluarkan jarinya yang basah akibat sesekali menggelitik klitoris milik anin.
Jay yang masih memeluk anin dari belakang, menarik tubuh anin menuju kasurnya dan jatuh berbaring bersamaan.
"Kalian mau ngasih surprise ginian? Kalo mau dapet jatah, kesini juga dong masak ngeliatin doang..." ujar jay memanggil semua gadis untuk mendekat dan menonton permainan awal jay dengan tubuh anin sebagai pembuka.
"You poor little girl... Udah lama gak diginiin ya kan?" jay menggoda anin dengan terus menggesekkan jarinya dibagian paling sensitif miliknya.
"Kalian kalo mau juga, tau kan harus apa? Tangan gua cuma 2 loh..." perintah jay kepada kelima gadis yang menontonnya itu.
Para gadis yang ingin memberikan kejutan kepada jay akhirnya berdiri melingkar disekitar kasur kemudian membuka pakaian mereka masing-masing menunjukkan pakaian dalam yang mereka kenakan. Tidak bagi fera yang memilih duduk didekat pintu kamar dan membuang mukanya karena hanya dirinya sendiri yang satu-satunya masih perawan diantara mereka.
"Yesssshhhhh... Jayyyyy... Aku kangen kamu kontolinnnn!!" anin berbisik terus meracau akibat rangsangan kedua tangan jay pada payudara dan juga vaginanya. Tangannya berinisiatif mencari kontol jay yang masih tersembunyi dibalik celana pendeknya itu.
Kartika dan clara mendekati anin, sedangkan jena mendekati jay berusaha untuk menciumnya. Posisi kanan-kiri jay terhimpit oleh 4 gadis yang nyaris telanjang sepenuhnya. Sebuah kondisi yang sering dikatakan orang sebagai "King of Harem", sesuai julukannya jay memang sudah menaklukkan keempat gadis itu hanya fera saja yang tidak masuk radarnya.
"Nin... Gak perlu nahan suara lu dengan bisik-bisik gitu... Cewek-cewek yang lain juga sekamar sama kita, jadi pada denger apa yang lu omongin... Ahh nakal juga lu ya jen, udah gerayangan aja tangan lu..." jay bersiap menindih tubuh anin sedangkan jena terus meraba dan melakukan back hug dibelakang jay.
Celana pendek jay mulai terlepas berkat bantuan jena dan mengocok kontol jay dari belakang. Bagi keempat gadis yang pernah merasakan kejantanan jay, melihat salah satu dari mereka mulai berinisiatif melakukan foreplay cukup membuat cemburu. Terutama jay yang sedang bersiap mempenetrasi anin, seperti kalah satu langkah.
"Jay... Masih gila aja ya nih kontol... Belum tegang aja dah gede banget, gak sabar deh nanti setelah anin... Hihihihi... Ciee tuh berdua pada iri kan?" ucap jena yang terus membantu memberikan rangsangan pada kontol jay dan menggoda kartika juga clara yang hanya menonton permainan mereka.
"Masih awal kali... Ntar kalo yang satu udah kelar, jay harus dipaksa ngelayanin semua cewek malam ini... Ya gak cla?" kartika ketus dengan candaan jena.
"Hahahaha... Kamu kok marah sih kar? Jay mah pasti kuat aja, kemarin terakhir main sama dia aja aku dihajar semaleman penuh. Nih hasilnya, sementara harus puasa dulu!!!" clara ikut mengerjai kartika dengan mengelus perutnya yang sudah resmi mengandung janin milik jay sehingga dirinya kemungkinan tidak mengambil kesempatan bercinta sambil menunggu kehamilannya stabil.
Tanpa dikomando, clara mendekati kartika dan berusaha memberikan rangsangan yang sama seperti yang jena lakukan kepada jay. Tangannya berusaha menyusup mencari belahan memek kartika dan menggesekkannya.
"Shhhhhhh..." kartika mendesah menerima perlakuan clara terhadap dirinya, meski mereka baru-baru ini saling mengenal tapi bagi para wanita saling menyentuh satu sama lain merupakan hal biasa. Hanya saja benar-benar nyaman melakukannya seperti seorang lesbian membuatnya belum terbiasa.
"Kita mulai ya nin... Lu udah lama kan gak gua entotin? Kalo mau sedikit bergairah lagi, lu minum juga dong sesekali!!!" jay mencoba untuk memberikan anin wine yang dibawanya. Tentu saja wine yang biasa dia berikan pasti mengandung sesuatu. Kali ini memang secara khusus dirinya ingin mencoba khasiat obat terbarunya dengan dosis yang lebih sedikit tapi jauh lebih powerful efeknya.
"Ayoo jay yang minta loh nin... Gak boleh nolak!!!" Jena melihat wine itu kemudian mencoba mengambilnya dari tangan jay dan meminumnya sedikit. Setelahnya dirinya mendekati anin yang terlentang itu dan menyodorkan botolnya dan memaksanya minum juga.
"Hmmmmm..." jena memegang rahang anin dan membuka mulutnya kemudian dia menumpahkan sedikit wine yang belum ditelannya kedalam mulut anin seperti bertukar ludah.
"Wah... Wah... Lu emang binal deh jen... Gak salah pilih emang si Edwin, hehehehe..."
"Kalo gak dicekokin bokep sama edwin mah aku bakal kaya batang pisang mungkin jay, diem kaya patung waktu ngentotnya... Hahahahaha..." balas jena menatap jay sambil meneruskan aksinya dengan mengigit daun telinga anin.
Jena yang memang perlahan menjadi lebih slutty dan menghabiskan waktunya menonton video porno sembari menunggu sang kekasih kembali dari perjalanan bisnisnya. Sesekali dirinya melampiaskan dengan bermasturbasi dengan dildo yang diberikan kekasihnya atau ketika ada kesempatan kosong dia juga menemui jay dikamarnya untuk memuaskannya.
Jay yang sudah menempelkan kepala kontolnya perlahan menusukkannya meski liang memek anin belum terlumasi sempurna alias masih sedikit kesat.
"Nggggghhhhh... Jayyyy... Pelaninnnnnnn..." anin merasakan sedikit perih akibat penetrasi jay sedangkan dirinya belum sepenuhnya terangsang.
"Uuuuuuhhhhhh shitttt... Rasanya beda banget ya nin, terakhir kali kita ngentot gak seperet ini memek lu! Apa lagi kita ngentot sekarang diliatin banyak orang!!" lenguh jay yang kontolnya diremas-remas oleh dinding vagina anin.
"...." wajah anin terlihat semakin memerah.
"Kok gak dijawab? Bener ya kan nin?" jay tersenyum menunggu jawaban keluar dari bibir sexy anin dan menghujamkan kontolnya lebih dalam lagi sampai menabrak dinding pertahanan terakhir yang dimiliki anin.
"Duhhhhhh, nih love bird dua udah gak sabaran aja... Ya gak kar?" clara menggoda anin dan jay bersamaan dengan dirinya meletakkan dagunya pada bahu kartika sembari merangkulnya.
"Liat aja si anin, sok-sokan gak ngejawab tuh liat aja kakinya ngunci si jay. Badannya gak ngebolehin kontol jay lepas dari memeknya! Hahahaha... " ujar jena yang membantu jay mendorong pinggulnya.
"Bukannnn... Ahhhhhhhh..." lenguh anin setiap jay menghentakkan kontolnya mengaduk memeknya.
"Oh... Jadi lu pengen banget dicrotin abis ini?" tanya jay menggodanya.
"Heemmmm... Mauuuuuuu... Di... Dalemmmmmmm..." balas anin melingkarkan lengannya pada leher jay dan membiarkan jay mendominasi dirinya.
"Udah puasa berapa lama sih nin?" lanjut jay
"Hmmmmmppphhh... Tiga... Mingguannnnn... Aaaaahhhh... Kok dilepasssssss??? Masukinnnnnnn..." anin kecewa ketika dirinya memberikan jawaban, jay mengerjainya dengan menarik keluar kontolnya.
"Fine then, take it!" jay kembali menghujamkan kontolnya dengan keras dan bersamaan menyumpal bibir anin dengan ciumannya.
Tak sampai 10 menit, jay mengerang keras pertanda dirinya mencapai ejakulasinya dengan meremas kuat pantat anin.
"Nin... Terima nih peju gua!!!"
Crrrrrooooooooootttttt...
Crrrrrooooooooootttttt...
Kepala anin mendongak keatas mendapati liang memeknya kembali disirami cairan cinta milik jay setelah sekian lama dirinya berpuasa.
"Nhaaaaahhhhhhhhh... Angeeetttttttttttttttt... Hahhh... Hahhh...!!!" racau anin dengan tubuh terlentang bergetar sambil mengatur nafas merasakan sensasi yang sudah lama dinantikannya.
"Itu barusan asyik kan nin! Nanti lagi oke? Jen, bersihin dong!!!" jay meminta jena yang berada disebelahnya untuk menjilati kontolnya yang masih terdapat sisa sperma diatasnya.
"Dasarrr... Giliran aku nanti juga minta loh ya, buang disini!!!" ujar jena menunjuk perut bagian bawahnya.
"Abis ini siapa? Jena apa aku?" kartika mulai aktif mencari perhatian jay.
"Gak perlu berebut kan... Malam ini kita bisa gantian dapetin kontolnya jay... Aku yang terakhir gak masalah kok, selama jay masih bisa ereksi. Hihihihihi!!!" jena melanjutkan kulumannya.
Mendengar itu, kartika bersemangat membuka bra dan panty yang dikenakannya yang sudah basah oleh keringat dan cairan memeknya sendiri akibat ulah clara terhadapnya.
"Hmmmm... Hmmmm... Sluurpppp..."
"Bagus jen... Permainan lidah lu oke juga sekarang... Gua foto boleh ya?" jay mengambil ponselnya dan mendekatkannya ke wajah jena yang sedang memblowjobnya itu.
"Kalo lu bisa muasin gua dengan mulut doang, gua nanti kasih memek lu genjotan spesial deh..." lanjut jay yang menikmati kuluman jena.
Mendengar itu, jena kembali mempercepat kulumannya dan mengubah gaya menjadi deepthroat. Dirinya mencoba memasukkan kontol jay jauh lebih dalam hingga 3/4 batangnya habis tertelan.
"Yeahhhhh... Gitu jennnnn... Soooo... Good... Baru nyadar kalo gua kaya lagi ngentotin mulut lu jen!!"
Kartika dengan masih memegang kamera ditangannya, merekam tubuh jay kembali bergetar akibat kuluman spesial jena dan tidak dapat menahan untuk kembali ejakulasi kali ini didalam mulut jena.
"Jennnnnnn..."
"Crrrrrrrrrttttttt"
Senyum jena mengembang saat dirinya mendapati jay kembali ejakulasi untuk kedua kalinya. Tidak sebanyak saat jay menyemprot memek anin, tapi masih terlihat cukup kental saat jena sedikit membuka lebar mulutnya sebelum menelan semua sperma jay.
"Kamu emang top deh jay... Baru juga ngecrotin anin masih aja kuat sama aku. Nanti aku juga mau yah..." ucap jena sambil menjulurkan lidahnya keluar tanda dia sudah menelan habis sperma jay yang berada di dalam mulutnya.
Setelahnya jena membaringkan dirinya menghadap pinggul anin dan mulai menyapu memek anin dengan lidahnya untuk mencari sisa sperma jay yang lain yang sudah ditumpahkannya sebelumnya.
"Ssssshhhh... Jennnnnn... Terusssssss..." desah anin yang membiarkan jena menjilati klitoris dan lubang memeknya yang masih sedikit menumpahkan sperma jay keluar dari dalamnya.
Dari kejauhan sang adik fera melihat kakaknya sudah bukan seperti kakak yang dia kenal sebelumnya. Anin yang sekarang sudah jauh sangat berbeda, anin bahkan terang-terangan menyukai hubungan yang melibatkan free sex seperti ini.
Anin melihat adiknya memalingkan wajahnya, sadar akan keadaan yang terlihat aneh bagi sang adik. Tapi di satu sisi anin paham bahwa adiknya masih perawan, belum memahami kenikmatan bercinta seperti yang dia rasakan saat ini. Anin memberikan kode mengayunkan tangannya kepada kartika dan clara untuk menarik adiknya mendekat.
Kedua gadis itu paham maksud anin, kemudian menghentikan foreplay mereka dan beranjak dari kasur menuju ke tempat fera duduk. Disaat yang bersamaan anin menarik jay mendekat dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Jay... Sebenernya aku gak mau minta ini... Tapi... Minta tolong... Kamu ambil perawan fera bisa? Aku lebih merasa lega kalo adik aku kamu yang perawanin daripada pacarnya yang sekarang, aku ngerasa pacarnya bukan orang baik semenjak insiden hilangnya dress kemarin. Itu aja diturutin, gimana nanti minta yang lain?" bisik anin dengan matanya fokus menatap mata jay.
"Tapi... Lu yakin nin? Itu adek lu sendiri loh!"
"Iya aku tahu jay... Daripada ambil resiko dia "main" diluar, secara aku juga gak terlalu tahu si andy orangnya gimana, temannya gimana..."
Ya bagi anin, fera adalah kekuatannya karena bersama-sama mau menemaninya membantu orangtua mereka mencari uang untuk melunasi hutang-hutang keluarga mereka. Meski kehidupan mereka berat bahkan sampai lulus kuliah pun, sang adik tidak pernah membuatnya kecewa atau mempunyai permintaan aneh-aneh. Baru setelah anin mengetahui hubungan istimewa sang adik dan kekasihnya, dalam dirinya timbul rasa ingin melindungi sang adik lebih dari biasanya. Dirinya lebih tidak rela sang adik salah memilih pendamping dan hidup berpisah darinya tapi tidak dalam kondisi yang bahagia.
Kenangan akan masa lalunya menghampiri, ketika anin memutuskan memberikan perawannya kepada sang mantan kekasih bertahun-tahun yang lalu. Kemudian dia ditinggalkan begitu saja setelah memberikan apa yang menjadi mahkota baginya, dirinya merasa bodoh melakukan itu untuk laki-laki yang meninggalkannya hanya untuk dipamerkan kepada teman-temannya untuk mencari jati diri semata dan kemudian beralih mencari korban baru lainnya. Beruntung pada masa itu anin menolak untuk merekam aksinya, sehingga tidak ada bukti yang bisa disebarluaskan. Berbeda dengan jaman sekarang teknologi sangat maju, yang mana banyak pria melakukan tindak pelecehan dengan mudah dan menakuti korbannya dengan rekaman dengan menggunakan kamera kecil tersembunyi tapi rekamannya super jernih. Akan memalukan bagi keluarganya apabila salah satu anaknya berada dalam rekaman video seperti itu, apalagi bagi fera yang kesehariannya sering terlihat alim dan berhijab saat diluar rumah.
"Jay denger yah... Semenjak kenal kamu, pandangan aku soal cowok mulai berubah. Bayangan mantan aku perlahan menghilang, juga kamu tahu aku sedikit nakal tapi kamu gak pernah manfaatin keadaan untuk ngambil keuntungan dari cewek. Meski terkadang baik aku atau kamu yang mulai mesum duluan, tapi hal-hal seperti itu menjadikan menarik untuk dilakukan. Kamu bener-bener buat aku masuk kedalam dunia kamu berkat karisma yang kamu punya." lanjut anin meyakinkannya.
Setelah beberapa saat menatap dalam kearah mata anin, jay mengangguk memberikan keputusan setuju akan rencana anin. "Oke karena lu yang minta, gua mau apalagi dia adik lu sendiri nin."
"Tolong yah jay... Be gentle with her..." anin tersenyum mendengar pernyataan jay barusan.
Clara dan kartika sudah berada disebelah fera. Mereka berdua saling tersenyum satu sama lain melihat fera yang menundukkan kepalanya melihat sang kakak baru saja selesai melakukan aktivitas seksual bersama jay. Dengan satu kode persetujuan, mereka berdua menarik lengan fera agar berdiri dari tempat duduknya dan mendorongnya menuju kasur tempat sang kakak berbaring.
Fera yang kaget dan tubuhnya terdorong jatuh kemudian terbaring bersebelahan dengan kakaknya yang bugil itu. Anin sontak memegang satu lengan fera agar tidak memberontak dan menyumpal mulutnya dengan tangan nya yang lain. "Dek... Kakak sayang sama kamu... Relain perawan kamu diambil sama jay yah? Kakak yang minta, kalo kamu mau marah sama kakak gak apa-apa tapi semua ini buat kamu. Kakak gak mau kamu salah bergaul nantinya, apalagi si andy belum jelas orangnya gimana. Kamu emang pacaran sama dia belum lama, tapi dia berani minta kamu pake baju sexy aja udah indikasi kalo kalian berduaan bisa-bisa perawan kamu yang diminta."
"Hmmmmmpppphhh..." fera terkejut dengan pernyataan kakaknya itu dan pikirannya sudah berpikir aneh-aneh sedangkan dirinya tidak bisa membalasnya karena sumpalan telapak tangan yang diberikan anin cukup kuat.
Disaat yang bersamaan, clara dan kartika mencoba melepas pakaian fera. Jay yang berada disebelah anin kemudian mencoba menahan kedua kaki fera yang mulai memberontak dan menendang ke segala arah.
Setelah puas melucuti pakaian bagian atas fera, clara memberikan sentuhan berupa ciuman di titik rangsangan bagian leher fera. Tak ketinggalan kartika memilin-milin puting fera yang disambut dengan getaran hebat tubuh fera. Sensasi pertama kalinya tubuhnya dijamah selain dirinya sendiri, ditambah jena mulai menurunkan jemarinya di bagian pribadi milik fera. Fera merasa ketakutan dengan perlakuan ketiga wanita yang bisa disebutnya sebagai saudara perempuannya dalam pekerjaan.
"Jay... Mulai sekarang gih! Dek... Kamu tahan sebentar yah, gak lama kok sakitnya..." ucap anin yang masih terus menahan tubuh fera dengan kekuatan lengannya.
"Maaf ya fer... Malam ini perawan lu jadi milik gua yah..." ucap jay sambil mendekatkan mulutnya diantara belahan memek fera yang masih tertutup celana dalam yang dikenakannya, kemudian menyingkapnya kesamping agar terbuka jelas. Terlihat memiliki bentuk khas gadis muda yang belum terjamah kontol sama sekali. Sementara fera makin berontak dengan berusaha menendang jay tapi tenaga jay yang jauh lebih besar sehingga tidak ada artinya. Jay perlahan mulai menyapu belahan memek fera sambil memperhatikan bentuk hymen nya yang tentu tiap gadis berbeda-beda satu sama lain.
"Keliatan jay? Liat dong?" ucap jena yang penasaran dengan perawan milik fera itu sambil memegang kamera ponselnya.
Jay memberikan ruang kepada jena dengan membuka lebar labia majora milik fera itu menggunakan kedua jempolnya, sembari menunggu dirinya mengocok kontolnya agar terus terstimulasi.
Ckrek... Ckrek... Ckrek... jena mengambil foto keperawanan fera sebelum sebentar lagi diambil oleh jay dan fera akan menjadi wanita dewasa setelahnya sama seperti anin,clara,kartika,maupun jena. Setelah puas memfotonya, jena memperlihatkannya kepada anin dan mempersilahkan jay kembali ke posisinya.
Kontol jay tetap berada dalam kondisi siap tempur meski sudah ejakulasi 2 kali dan bersiap menerobos dinding perawan milik fera itu. Jay perlahan mendekatkan kepala kontol miliknya itu untuk berkenalan dengan memek fera. Jay paham dirinya harus sabar karena saat tegang seperti ini fera tentu saja akan membuat ototnya stres, dirinya perlahan menggesek-gesekkan kepala kontolnya diatas klitoris milik fera agar rangsangan yang diberikan bisa membuat otot tubuh bagian bawah fera berkontraksi dengan santai.
"Fer... Bentar lagi gua masukin lu ya... Biar lu tahu rasanya ditandain sama kontol cowok..." jay bersiap-siap setelah sebelumnya melumasi permukaan memek fera dengan ludahnya.
Fera yang tak berdaya dipegangi oleh kakaknya dan juga gadis yang lain hanya bisa meronta-ronta hendak melepaskan dirinya. Kepalanya menggeleng dirinya tidak siap untuk melepas keperawanannya malam itu terutama ketika melihat bagaimana jay memainkan kontol besarnya kepada dua gadis sebelumnya.
"Nngggghhhhhh... Nngggghhhhhh..." fera terus berusaha berteriak dengan mulutnya yang disumpal oleh tangan kakaknya itu.
"Gua mulai ya fer..." jay sudah menempatkan posisi kepala kontolnya tepat didepan selaput dara milik fera dan mendorongnya perlahan masuk kedalam.
Matanya membuka lebar dan hanya lenguhan yang terdengar dari mulut fera saat itu.
"Slrrrrrrrrttttt... Blessssssssss..." kepala kontol jay berhasil mengoyak mahkota milik fera itu dan dirinya berusaha tidak menyakiti fera sesuai janjinya kepada anin.
"Yeyyyyyy... Congratulationnnnnnnn!!!" sambutan yang diberikan oleh kartika dan clara melihat akhirnya satu-satunya gadis yang masih perawan dalam kelompok mereka sudah menjadi wanita dewasa saat ini. Sedangkan jena terlihat membuka konfeti sisa pesta tepat setelahnya sehingga semburan kertas konfeti didalamnya berhamburan diatas kepala jay dan tubuh fera. Anin tak kalah menyelamati adiknya itu dengan menciumi tengkuknya dan membisikkan kata selamat dengan desahan pelan tepat di telinga fera.
Fera terlihat meneteskan air matanya bukan karena kesakitan akibat perawannya sudah hilang akan tetapi tidak percaya momen kehilangan mahkotanya itu didapatnya justru karena ulah kakaknya sendiri dan mulai pasrah dengan kondisinya sekarang. Jay belum sama sekali menggerakkan kontolnya lagi sembari menunggu otot-otot yang berada dalam liang memek fera menjadi lebih rileks karena jay tahu apabila dia memaksanya akan lebih menyakitkan setiap hujaman kontolnya yang dirasakan fera.
Melihat adiknya seperti itu, anin berusaha untuk terus menenangkannya. "Dek, sakitnya cuma bentar kok. Abis ini pasti rasanya beda kayak yang diawal, sensasi yang bakal kamu inget dan rindukan terus nantinya..." tutup anin menatap mata adiknya itu sambil memegang tangannya.
"Gua lanjutin ya nin? Udah gak sabar buat ngelanjutin sebelum lemes lagi kontol gua..." jay mencoba memastikan kepada anin apakah sang adik mulai santai dengan kondisinya.
"Dek... Kita lanjutin yah? Tanggung tuh, jay juga bakal ngasih kamu banyak kasih sayang abis ini!" ucap anin yang tidak dibalas oleh fera.
"Hngggghhhh..." suara desahan fera perlahan keluar disaat jay mulai mendorong kontolnya masuk.
"Kak... Udah... Stopppppp... Aaaahhhh!"
Pertama kalinya fera mendesah dengan muka memerah merespon saat kontol jay mulai bergerak mengaduk liang memeknya.
"Nggakk!! Nggaaaaaakkkk!!! Udah kak!!! Cukupppp...!!! Udah dongggg...!!! fera terus meracau menolak bersatunya kontol jay dan memek miliknya itu.
"Plok... Plok... Plok..."
Bunyi hentakan antar kulit mereka mulai terdengar dengan jeda pelan, para gadis yang menonton berdecak kagum dengan jay yang tidak ingin memaksakan seperti yang biasa dia lakukan kepada mereka.
"Jay pindah dibawah fera dong! Biar ngerekam penetrasi sama ekspresinya fera dapet semua!" ucap jena yang bertanggung jawab memegang kamera saat ini.
Jay yang setuju tanpa mengeluarkan kontolnya kemudian memutar tubuhnya dengan mengangkat tubuh mungil fera sedikit keatas membuka ruang. Setelah posisinya pas dirinya tak lupa memberikan rangsangan tambahan menggesekkan salah satu jarinya tepat diatas klitoris fera.
"Nah gitu... Sip nih semuanya jelas... Pelan-pelan nanti kamu bakal nikmatin setiap sodokannya kok fer! Hihihihi..!!!" jena iseng menggoda mereka.
Fera mulai berekspresi aneh ketika berusaha menahan rangsangan jay yang datang bertubi-tubi. Mulutnya mulai terbuka dan lidahnya terjulur keluar.
"Tuh kan... Apa kakak bilang? Kamu mulai nikmatin kan dek? Pengalaman berhubungan badan gini perlu buat kamu, kalo kamu ngelakuinnya sama orang lain bisa-bisa kamu dimainin doang terus dibuang gimana?" tanya anin mendalam
"Uhmm... Iya tuh nin... Mulai keenakan si fera kena kontolnya jay... Kita aja ketagihan apalagi dia... Hahahaha!!" balas clara menyambut pertanyaan anin.
"T~tung... guuuuuuu.. Aaaaahhnn!!" fera kembali bersuara.
"Gimana rasanya fer?" tanya kartika mulai melirik apakah sebentar lagi dirinya mendapat giliran.
"Eeeengg..." tanpa melanjutkan jawabannya, fera kembali mendesah karena hujaman kontol jay masuk perlahan tapi dalam.
Dengan atasan yang dilepas melewati payudaranya, payudara berukuran sedang nan bulat itu berguncang seirama dengan hentakan pinggul jay. Hal itu tak disia-siakan anin untuk meremas dan menghisapnya, pun sama dengan kartika yang tidak memiliki tugas ikut memberikan rangsangan kepada payudara fera yang lain. Kedua payudara fera dimainkan oleh dua orang kakaknya silih berganti.
Selama 15 menit dengan posisi yang sama, akhirnya jay memutuskan untuk menyudahinya tanpa menodai fera dengan berejakulasi sesuai janjinya kepada anin. Kemudian mengeluarkan kontolnya tanpa memindahkan tubuh fera dari atas tubuhnya.
"Kar... Lu gak mau? Jilatin gih..." perintah jay dengan menoleh kearah kartika.
Dengan celah ruang yang tersisa diantara paha fera dan jay yang berhimpitan itu, kartika memajukan kepalanya untuk melahap kontol jay yang setengah tegang itu disamping tangannya bergerak aktif mengocok batang kontol jay agar tetap berdiri prima.
"Mmmmmmpphhh... Mmmmmmpphhh... Mmmmmmpphhh..." kartika terus bergerak naik turun menjilati batang kontol jay, perlahan mencapai skrotum miliknya yang membuat jay sedikit bergetar. Lidah kartika mulai menyapu bagian pangkal bawah dekat lubang anus jay.
Hidung kartika mendarat tepat di "bola emas" milik jay, sensasi bau khas laki-laki yang dia rindukan sambil lidahnya menyapu tepat di lubang anus jay dan mencoba menusukkan lidahnya masuk. Kartika mempelajari hal itu ketika menonton western porn milik anin.
"Aauhhhhhh... Mantaaaapppp karrrrrrrrrr!!!" ucap jay yang masih meremas dan memilin puting payudara fera diatasnya.
"Aku juga ikutan dong!!" anin yang tenaganya perlahan kembali mulai berdempetan dengan kartika dan sama-sama menjulurkan lidahnya ke satu titik. Kartika berada didekat lubang anus jay sementara anin mendapat bagian batang kontol jay. Jay menarik dan melebarkan pahanya keatas agar kedua gadis itu bisa mendapati apa yang mereka inginkan.
Tak berapa lama anin melepaskan kocokannya dari kontol jay dan menyuruh kartika untuk mengambil kesempatan. "Kar... Udah tegang lagi nih... Gak mau nyolok apa?"
Mendapat kode seperti itu, kartika menarik lepas rok beserta celana dalam miliknya kemudian menungging membelakangi jay. Dirinya separuh telanjang tanpa dikomando menggenggam kontol dan menuntun kontol jay mendekati lubang memeknya. Dirinya tidak peduli meski belum terlumasi sempurna, satu hal yang dia inginkan selagi ada kesempatan saat ini agar kontol jay bersatu dengan pasangannya.
"Ngggggggaaaaaahhhhhhhh... Yesssssssssss..." kartika mendesah saat dirinya berhasil menuntun kontol jay kembali berjumpa dengan memeknya dan mengambil alih permainan mengingat jay sudah satu jam lebih mengerjai 3 gadis sebelumnya.
Tangan kartika bertumpu ke bahu clara yang tepat berada didepannya. Dengan reflek clara juga membalas memegang bahu kartika kemudian mendekatkan bibirnya. Kedua bibir gadis itu saling terkait dan berciuman mesra, mereka tak lagi canggung beradegan seperti sepasang pasangan lesbian dengan salah satu gadis sibuk melayani pejantannya secara bersamaan.
Sungguh sensasi yang menakjubkan bagi mereka selama malam pergantian tahun itu. Jay pun tersenyum melihat para gadis "simpanan" nya mulai tidak canggung satu sama lain, dirinya tidak perlu lagi membuang-buang resource berupa obat-obatan cair racikan om broto hanya untuk membuat mereka saling terangsang.
Sekitar 20 menit berlalu tanpa merubah posisi bersenggama mereka, jay hampir mendapati ejakulasinya kembali berkat rangsangan yang diberikan anin dan jena kepadanya. Kedua gadis itu membantu mendorong pinggul jay, sesekali menciumi titik sensitif area dada miliknya.
"Uhhhhhh... Gua bakal ngecrot lagi nih... Gua buang dalem ya kar?" ucap jay sambil memegang erat pinggul kartika dengan terus menghujamkan kontolnya makin cepat.
Plok... Plok... Plok...
Plok... Plok... Plok...
Tanpa aba-aba lagi, jay dengan sat hentakan keras menyemprotkan semua spermanya dalam memek kartika.
Crrrrreeeeeeeeettttttttttt...
Jay mendiamkannya beberapa saat sebelum mencabutnya dan kartika mencoba mengintip kebawah kearah selangkangannya. Terlihat cairan putih mulai jatuh dari antara celah memeknya, menempel pada sprei tempat mereka beradu.
Clara,jena dan anin tidak luput berebut untuk menyeruput sisa-sisa sperma jay yang masih menempel pada batang dan kepala kontolnya.
"Please... Buat akuuuuu..." clara yang memang tidak mendapat jatah malam itu berusaha mengambil kesempatan untuk menikmati sebentar momen itu.
"Ihhhhh apaan sih? Aku juga donggggg..." jena juga membalasnya.
"Sabar dong ah... Masih juga jam segini, istirahat bentar napa..." jay melerai para gadis itu dan memilih merebahkan dirinya di sofa.
Melihat jay begitu, para gadis mulai self service dirinya masing-masing. Mereka berjajar di kasur menghadap jay dan membuka memeknya kemudian mulai menggesekkan jarinya masing-masing termasuk clara yang sedang hamil muda sedangkan fera tertidur mungkin terlalu banyak energi yang terbuang karena menangis.
Clok... Clok... Clok...
Clok... Clok... Clok...
Clok... Clok... Clok...
Perlahan memek mereka mulai terlihat banjir akan cairan milik masing-masing. Jay melihat mereka mulai kembali bergairah dan mendekati mereka.
"Boleh gua bantu gak?" jay tersenyum melihat mata mereka yang memelas seperti kehilangan sesuatu.
Jay perlahan mendekati jena yang sudah dia janjikan dan membantu jena dengan mengocok memeknya dengan 3 jarinya.
"Aaaaaaahhhh... Jayyyyyy... Terusssssshhhh..." jena menggeliat mendapati rangsangan pada memeknya.
Jay kemudian dengan cepat meremas payudara jena yang tergantung bebas itu dan melahap putingnya seperti seorang bayi.
"Hmmmmmmmmm... Hmmmmmmmmmm... Jayyy... Jangan ditarikkkkk... Gituuuuuhhhh..." desah jena mendapati puting payudaranya digigit dan ditarik-tarik oleh jay secara berirama.
"Mau gua berhenti?" jay memainkan mind games dengan jena dengan mendadak menghentikan seluruh kegiatannya.
Jena otomatis merasa seperti ada yang hilang sesaat ketika jay menarik jarinya. "Aku mau... Jay... Pleaseeee!!! Aku gak puas kalo cuma ngelakuin sendiri... Hhmmmppphhhhh!!!" balas jena
"Berarti kalo lu mohon begitu, bisa apa gua buat nolaknya? Jangan lupa tanda terima kasihnya nanti, oke?" jay melanjutkan dengan menyedot puting jena yang tegang itu.
"Yessshhh!!! Enaaaaaaaaaakkkk!!!" desah jena dan jarinya sendiri aktif mengocok memeknya sendiri.
"Lagiiiii... Berantakin akuuuuuuhhhh... Ugggghhhhhhhhhh...!!!"
Crrrrrrrrtttttt...
Tanpa disengaja jena melepaskan orgasmenya dengan perlakuan jay barusan.
"Eitttss... Udah ngecrot aja!! Udah bener-bener nahan yah daritadi jen? Gua berani taruhan lu udah gak tahan sama kontol gua kan?" jay mengocok kontolnya yang berdiri sempurna tepat dihadapan jena.
Melihat itu jena merespon, "Yeshh! Yess, cepet jay..!!!"
Jay menarik pinggang jena mendekat dan mengangkat sebelah kakinya untuk memberi ruang.
"Liat jen, ini kan yang lu mau? Kontol pejantan yang sebentar lagi masuk kedalam memek lu..." jay mendekatkan kepala kontolnya tepat dibelahan memek jena.
"Ahhhhhh... Yessss... Kontolllllll...!!! Ayo jay! Sodokin kontol perkasamu itu sekarang!!!" mata jena berbinar melihat kontol milik jay.
Blessss... tanpa perlu diberitahu lagi, jay mendorong kontolnya membelah memek jena yang lama menanti itu.
Satu hentakan jay mencoba memasukkan hampir seluruh batang kontolnya sampai tenggelam tak terlihat, dengan bantuan cengkeraman tangannya pada dua bongkahan pantat jena.
"Aiiihhhhhhh... Shhhhhhhhhhh..." jena mendesah ketika kontol jay menumbuk bagian terdalam miliknya dengan mudah.
"Yesssshhh!! Ini yang udah aku tungguuuuuuuu...!!!" jena meracau menatap kearah bawah dengan posisi doggy style itu.
"Liat? Kontol gua enak kan? Lu bener-bener kaya lonte penampungan sperma doang deh jen!!!" balas jay bersemangat.
"Yaaahhhhh... Enaakkkkkk... Pake... Bangettttttttt...!!!"
Jay menarik tubuh jena untuk duduk diatasnya, posisi reverse cowgirl emang yang terlihat menarik ketika gerakan kontol jay menyundul-nyundul dan membekas di area sekitar perut jena.
"Gua jadi penasaran sekarang... Lu kok belum bunting aja sih jen? Padahal kemaren udah dikerjain banyak cowok, diem-diem kalo malem minta jatah ke kamar gua. Si edwin apa gak sedih?"
"Hmmmppphhhh... gak tau juga jay? Masa sih aku gak subur?" balas jena bingung.
"Well, whatever. Gua juga berniat ngebantu temen gua juga elu jen, kita lakuin sampe lu bener-bener hamil yah? Gak minder liat clara seminggu doang langsung isi tuh? Hahahaha!!!" jay tertawa sambil menghentakkan kontolnya kencang.
"Aaaaahhh!! Yessshhh!! Tolong yahhh... Hamilin aku kaya claraaaaa... Ssssshhhh!!!" jena menutup mata menikmati hujaman demi hujaman kontol jay.
"Good. Tunggu yah, bentar lagi gua isi lagi rahim lu dengan sperma sehat milik gua biar cepet bunting kaya clara." jay perlahan merasakan sengatan kembali pada kepala kontolnya ketika menabrak mulut rahim jena.
"Yeshh! Yeshh! Pleaaaassseee!!! Penuhin memek aku jayyyy... Aku mau benih bayi punya kamuuuuhhhh... Ughhhhhh..."
Tak lama berselang, jay pun mengejan tanda dia ejakulasi.
"Uuuuuuhhh!!! Fuck, biji gua serasa kayak mau meledak! Terima nih jen!!!" jay menghujamkan kontolnya sampai membentur mulut rahim jena sekali lagi, kemudian disusul dengan ejakulasinya tepat ketika kepala kontol dan mulut rahim jena berciuman didalam sana.
"Nggggggghhhhhh... Crrrrrrrooooooooootttttttttt..!!!"
Jena dengan mulut terbuka dan tubuhnya bergetar menikmati setiap semburan sperma yang dilepaskan jay.
"Get!!! Fucking! Pregnant! Bear my brat, jen!!!" lenguh jay sambil mengatainya dengan bahasa provokatif.
"Yesss!!! I will jay..!! I'll get pregnant with your baby seed..! Aaahhh!!
"Duh jadi kepingin hamil juga deh..." celetuk anin terpesona ketika melihat aksi jay barusan.
"Gua jadi bapak berapa anak taun depan kalo ngehamilin kalian semua sekarang? Tapi gua gak mau nikahin loh ya? Mau? Hahahahaha..." goda jay kepada anin.
"Tapi besok lu janji yah jen? Bakal ngijinin gua ngentotin lu lagi sewaktu perut lu gedean? Bayangin lu lagi hamil gede gua entotin kayanya seru! Apalagi kalo payudara lu udah keluar asinya, gua jadi pengen nyedotin..!! Gyahahaha!! lanjut jay kepada jena.
"Yesss... Trust me... It'll be okay. After all, I'm your bitch.. and will always be your sextoy, jay..!!!" balas jena tak kalah ofensifnya.
"Wohooo... That was so cute jen!!!" jay mencabut kontolnya dan melihat benih miliknya sedikit keluar perlahan.
"Eh arahin kesini kameranya kar... Ayo bilang ke kamera jen, buat kenang-kenangan kita bareng-bareng..." jay menempatkan posisi memek jena tepat didepan kamera sambil memperlihatkan lelehan spermanya.
"Oookaaayyy!!! Jena bakal terus jadi lonte milik jay selain jadi istrinya edwin. Kalo jay mau ngentot kapan aja, aku bakal gak nolak. Feel free to use this bitch pussy as your cum dumpster!!" ucap jena sambil mengeluarkan gaya khasnya dengan victory posenya kearah kamera.
Para gadis yang lain ikut masuk kedalam frame dan memeluk/mencium jay sambil memberikan pose yang sama seperti jena kearah kamera. Setelahnya mereka berbaring dalam satu tempat tidur dan tertidur sampai keesokan paginya tanpa sempat memakai pakaian sama sekali.
Bersambung...