Giliran jay saat ini untuk menginap di rumah aji. Jay disambut dengan hangat oleh ayah dan ibu aji yang juga sedang menikmati weekend panjang mereka.
"Wah... Papa tidak berpikir bahwa hari ketika aji membawa temannya kerumah untuk menginap. Sejujurnya... Aji adalah tipikal orang yang egois dan sangat moody yang membuat tante khawatir jika dia bisa berteman atau tidak... Kalau melihatmu berteman dengannya, tante jadi lega." ucap ayah dan ibu aji bergantian didepan jay sambil menjamunya dengan makanan dan minuman ringan tersaji didepan mereka.
"B~benar. Eh, tidak. Tante yang sangat baik padaku..."
"Udah lah ma. Ini tidak seperti aku membawa pacarku untuk diperkenalkan kepada kalian..." ucap aji ketus kepada orangtuanya itu dan membuang wajahnya dari mereka.
"Lihat... Lihat dirimu berbicara seperti itu lagi... Maaf ya, jay. Tolong berteman baik dengannya yah...!" ucap tante aura kepadanya.
"Tidak masalah, tante..." balas jay dengan santainya sambil menatap kearah tante aura yang cukup manis untuk dilihat.
"(Hei, ji... Kenapa papa kamu ada dirumah? Jika seperti ini...)" lanjutnya berbisik kepada aji disela-sela pembicaraan mereka.
"(Jangan khawatir begitu... Papa juga banyak minum, paling sebentar lagi tidur...)"
Satu jam kemudian... Papa dan mama aura tertidur karena mabuk diatas lantai setelah meminum bir kaleng cukup banyak.
"Lihat? Apa kataku...! Ketika orangtuaku seperti itu, mereka tidak akan bangun sampai pagi... Eh!?" ucap aji percaya diri karena sangat mengenal kedua orangtuanya yang gemar minum itu.
"Kamu udah ngaceng aja, huh? Jay si mesum..."
"Gimana lah, gak bisa nahannya liat mama kamu tidur dengan pose seperti itu. Aku sendiri sudah menatapnya ketika pertama melihatnya, mataku tertuju pada payudaranya terus dan bisa menjadikannya obyek masturbasiku setiap hari. Dibandingin mama karina, mama kamu memiliki payudara lebih besar dan montok darinya."
"Sekali mesum, ya tetap mesum aja kali... hahahaha..."
[Flashback ketika perjalanan mereka pulang waktu itu...]
"Kamu boleh saja menginap dirumahku kapanpun kamu mau. Maksudku, mamaku juga menyukaimu... Jadi, sebagai balasannya... Ijinkan aku untuk menginap ditempatmu juga..."
"Tentu, kapanpun terserah saja..."
"Jadi, kamu sebenarnya ingin melakukannya dengan mamaku, bukan?" ucap jay kepada aji.
"!? Bukan! Jangan diambil hati begitu! Guyonan aja tok...!"
"Aku juga ingin melakukannya. Aku ingin nyobain ngelakuinnya sama mama kamu, ji..."
"(Anak ini langsung to the point aja...!) Kamu benar-benar ingin melakukannya dengan wanita sepertinya, jay? Apa yang menarik darinya sih?"
"Sama, aku juga bisa bertanya pertanyaan yang sama kepadamu... tapi kamu sebenarnya mencintai mama kamu, bukan ji? Kamu selalu komplain tentang dia didalam sekolah..." balas jay kepada aji tidak mau kalah.
"S~siapa juga yang menyukai nenek tua seperti dia!? Aku menolak untuk menerimanya sebagai mamaku...!"
"Dalam kata lain, kamu melihatnya sebagai seorang "wanita" kan...?" jay tepat sasaran melihat reaksi aji tentang pertanyaannya itu.
[Kembali ke waktu dimana aji dan jay sudah merencanakan aksi mereka...]
"Terserah lah... Ayo kita mulai...!"
Jay dan aji bersama-sama melucuti rok mama aura dan melepaskan celana dalamnya juga meski disampingnya papa aji juga sedang tertidur pulas.
"Bagus... Lihat, dia mencukur habis bulunya dibawah sini...!" ucap jay membuka pantat mamanya aji yang sedang tidur tengkurap itu. Perlahan jay mulai membuka liang memeknya dengan kedua jempolnya.
"Aaah... Kamu sangat manis, tante...! Aroma vagina tante ini... Pantatnya yang montok... Mmmmm..." jay membenamkan wajahnya diantara belahan pantat mama aji dan berusaha menjilati memeknya itu. Aji hanya terdiam melihat jay memuaskan dirinya dengan menggunakan tubuh ibunya sendiri itu.
"Slrrrppp...Mmphh...Slrrrppp...Slrrrppp..."
"Mmmh...Slrrrppp...Slrrrppp...Slrrrppp...Slrrrppp..."
"Nnnhh... Uuuhhnn..." mama aura mulai bergerak memindahkan tubuhnya tanpa sadar dan berbaring telentang menghadap jay sehingga jay bisa lebih membuka kedua kakinya makin lebar untuk terus dijilatinya. Dibantu oleh aji yang berusaha membuka kancing piyama mamanya itu agar payudaranya mulai terekspos.
Jay dengan menggunakan 4 jari telunjuk dan jari tengahnya membuka lebar liang memek mama aji dan melihat kedalamnya. "Wahhh... Dagingnya disekitar sini bergerak naik turun... Seksi banget, ji... Aku tidak sanggup mengontrol tubuhku lagi...! Aku boleh melakukannya, kan ji?!"
"Lakukan saja semaumu, hahahaha...!"
Jay perlahan mengarahkan kontolnya didepan lubang memek mama aura itu dan bersiap mempenetrasinya. Perlahan kontol jay mulai masuk dan membuat tubuh mama aji bergetar merespon dengan erangan halus keluar dari mulutnya.
"Nnn... Ehhhh?" mata mama aura perlahan terbuka ketika kontol besar jay mulai mengoyak memeknya yang memberikan rangsangan dan membuat geli pada tubuhnya.
"Aaah! S~sayaaaaaang...!? Teman aji sedang... menginap loh... AAAAAAHHH!!" mama aura keliru mengira suaminya sedang mengajaknya bercinta sampai dirinya benar-benar tersadar bahwa siapa yang sedang mempenetrasinya saat ini.
"!? JAAAAAAAAY!? AJIIII...!? APA... YANG KALIAN LAKUKAN...!?"
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
"Aaaaah! Tante bangun juga... Hah... Haa... Haaah... Tentu saja, berhubungan badan... dengan tante...!"
"Mama diam saja... Nanti keadaan jadi memburuk kalau mama berteriak atau mendesah dengan sangat keras...!" ucap aji kepadanya sambil mengarahkan pandangannya pada tubuh papanya yang sedang tidur tepat disampingnya.
"Mmmmm!" mama aura kemudian tersadar dan segera menutup mulutnya ketika melihat dimana dia sedang disetubuhi.
"[Stop... jay! Aji, please... Buat dia berhenti sekarang!! Nghuuuuhh... Nhhhh...!] (Oh tidak...! Aku lemah terhadap alkohol...!)" bisik mama aura kepada mereka berdua untuk menghentikannya sekarang juga. Kemudian mama aura memalingkan wajahnya dan menutupinya dengan bantal agar tidak bersuara terlalu keras.
"Mama sendiri yang selalu bersikap dingin dan acuh, bilang kepadaku untuk selalu belajar atau belajar dari jay... tapi mama berakhir diperkosa oleh jay yang sama yang selalu mama bicarakan disamping papa yang tertidur sekarang..." ucap aji menonton mamanya yang tubuhnya sedang bergoyang mengikuti irama genjotan jay.
"M~mama hanya memikirkan... tentang masa depanmu, aji... Kenapa bisa kamu... melakukan sesuatu yang jahat seperti ini?" balas mama aura mulai menitikkan air matanya perlahan.
Aji kemudian menyumpal mulut mamanya dengan kontolnya sendiri dengan membuatnya melakukan spitroast sementara jay masih terus menggenjot mamanya dengan gaya mot.
"Nmmffooo... Ngguuuuhhh... Aaaah! Mghoooo! Pfuuuu! Phuuuuuu! Mmm! Fuuuhh! Fuuuu! Mmmwooo! Bffuuuuu!" mama aura hanya bisa pasrah ketika anaknya memaksanya untuk memasukkan kontolnya hampir membuatnya merasakan deepthroat karena kepalanya yang terbaring dan aji mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Jay memilin dan menyentil puting mama aura bergantian, dan tubuhnya merespon dengan menggeliat. "(Ahhh! Aaah! Stoooop! Itu... tempat sensitif milikku...! Aku tidak bisa membiarkan ini... membuatku terangsang... Aku tidak akan orgasme... Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi seperti keinginan mereka...) Nmmm! Mmmhh! Ffuuu! Mffuuuu! Mmmm! Mnnnhhh! Nhaaaa!"
"Jiiii... Aku boleh keluarin kan? Uuuuuuhhh!" jay mulai mengerang pertanda spermanya mulai masuk kedalam saluran tembaknya tinggal jay menarik pelatuknya saja dan...
"Uuuuhh! Dasar... Tahan dikit dong, jay...!"
"GUUUUUUUUHHHH!!!" keduanya mengerang bersamaan,jay ejakulasi didalam vagina mama aura dan aji ejakulasi didalam mulut mamanya.
"MWWWWOOOOPPPHHHH...!!!" mama aura merasakan tembakan sperma kedua pemuda itu didalam bagian tubuhnya dan terutama didalam mulutnya yang dia harus berusaha bernafas sambil menelan sperma anaknya sendiri ketika ejakulasi.
"(Aku tidak boleh keluar juga! Aku harus menahannya...!!!) PWWWWAAAAAHHHHNNN! TIDAAAAAAAAAAAKKKKHHHH! HEEEEEGGGGHHHHH...!!!"
Setelah itu, jay tetap meneruskan untuk memperkosa mama aji sendirian. Jay sangat menyukai gaya doggy yang diberikan mama aura dikarenakan tubuhnya yang proporsional sehingga dia tidak akan pernah puas bermain dan menatap tubuh bagian belakang miliknya itu.
"NHAAAAAAAAHHHHH! JAAAAAAYYY, STOOOOOPPPP! UDAAAAAHHH! AUUUH! UUUH! UUUUH! NGHHHH! NNNHHH! NNNNN!!!"
"TANTEEEEE... MMMPHH... MMMHH... NNNHH..." jay menarik wajah mama aji menyamping dan mencumbunya.
"(Jay memang benar-benar penuh energi hari ini...)" aji hanya menatap tubuh mamanya itu diperkosa dengan seenaknya oleh jay untuk melampiaskan nafsunya terhadap mamanya itu.
"AAAHNN! AAH! AAH! JANGAAAAN! AAH! AAAH! JANGAN LAGIII! JANGAAAAAAN!! PLEASEEEEEEE!!!"
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
"UUUUUUUUUUUUUHHHHH...!!!"
CROOOOOOOOTTTTTT... CROOOOOOOOTTTTTT...
CROOOOOOOOTTTTTT... CROOOOOOOOTTTTTT...
Jay kedua kalinya ejakulasi didalam memek mama aji itu, kemudian aji menepuk pundaknya dan berkata. "Gantian... Aku juga pingin...!" jay kemudian mengalah dan minggir sebentar untuk memberi kesempatan untuk aji bermain dengan mamanya saat ini.
Mama aura yang mendengarnya pun kemudian terkejut, "EH!? A~AJI, APA YANG MAU KAMU...? AH! AAH! STOPPPP! KITA INI IBU DAN ANAK, AJI!! PLEASE, GUNAKAN AKALMU, AJI! AAAHNNN! ENGGAK AJI... ENGGAAAAAKKK!!!" mama aura berusaha menolak anak tirinya untuk mempenetrasinya akan tetapi tidak berhasil ketika nafsu aji sudah melewati ambang batas dan berhasil memasukkan kontolnya untuk pertama kalinya kedalam memek ibu tirinya sendiri.
Aji mendorong satu kaki mamanya keatas dan membuatnya merebah kesamping. Ketika mamanya mulai mencoba meronta, aji mulai menggenjot memeknya jauh lebih kencang.
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
"AHNN! AAAAAHN! AAH! (TIDAK, AURA! KAMU TIDAK BOLEH MENIKMATINYA!! SEBERAPA BESAR DAN NIKMAT MILIKNYA ITU, ITU TETAP... PENIS ANAK KAMU SENDIRI...!!)" pikiran mama aura melayang berusaha menolaknya akan tetapi tubuhnya menjerumuskan pikirannya kearah yang lain.
Sementara jay yang menatap aji menyetubuhi ibu tirinya yang seksi itu, mulai mendekatinya dan bertanya kepadanya. "Ji..."
Aji paham maksud kode yang dikirimkan jay kepadanya, aji mengganti posisinya dan mendudukkan mamanya diatas pangkuannya dan membantu membuka kedua pantat montok milik mamanya tersebut dan jay berjalan maju hendak memasukkan kontolnya kedalam lubang anus mama aji yang sudah terekspos baginya.
"AH! AAH! A~APA? APA YANG MAU KAMU LAKUKAN!? APA YANG SEDANG KAMU PIKIRKAN, JAY!?" mama aura paham apa yang hendak dilakukan jay kepadanya dengan menempelkan kepala kontolnya pada lubang anusnya.
"JANGAN! JANGAN! JANGAN DISANAAAA! ARGHHHH! KAMU BISA MEROBEK TUBUH TAN...TEEEEEE... UUUUUHHH!!!" terlambat bagi aura ketika kedua pemuda itu berhasil mempenetrasinya bersamaan dan tubuhnya tidak bisa bergerak leluasa karena himpitan sandwich tubuh kedua pemuda yang sedang dilanda nafsu itu. Kedua kakinya terlihat seperti melayang ditahan oleh jay dari belakang dengan bantuan himpitan tubuh dari aji.
"OHHH! OOH! OOOHHH! (Sayang... B~banguuuun... Tolong aku... tolong akuuuu...) NWOOHH! AHNNN!"
"Ahhh... Aku keluarin deh ya, maaa...!"
"JA~JANGAN JI... JANGAN DIDALAM! AAAHH! AHNNN! KELUARIN DILUAR... AHH!? AAAHHHH! (TOLONGGGGGGGG...!!) JANGAAAAAAAANNNN!!!"
CROOOOOTTTT...CROOOOOTTTT...CROOOOOTTTT...
CROOOOOTTTT...CROOOOOTTTT...CROOOOOTTTT...
CROOOOOTTTT...CROOOOOTTTT...CROOOOOTTTT...
Keduanya mengerang bersamaan dan sukses menanamkan benihnya didalam masing-masing lubang yang dimiliki mama aura, mama aura tidak menyangka bahwa anak tirinya itu berani melakukannya dan bisa saja membuatnya hamil karena tidak memakai pengaman sama sekali disaat dirinya juga tidak sedang meminum kontrasepsi bulanannya karena suaminya juga jarang meminta jatah kepadanya.
Aji menarik keluar kontolnya yang masih berlumuran sperma miliknya kemudian berdiri dan mendekati wajah mama aura dan memasukkannya kedalam mulut mama aura untuk memaksanya membersihkannya.
"Mwwuuuuhhhh...! Mkuuuuuhhh! Mmmnnn! Fuuuuhh!" mama aura terpaksa membersihkan kontol anak tirinya sendiri dan aji terlihat tersenyum ketika berhasil melakukannya.
[Minggu berikutnya pada sore harinya...]
"Ji, kayaknya mama kamu belum pulang kerumah sejak kejadian kemarin?" ucap jay yang kembali menerima aji menginap dirumahnya kembali.
"Yah sepertinya dia memang sedang memaksa fokus bekerja dan tidak ingin pulang. Meskipun tidak terlihat dia sering dirumah juga dari awal. Yah, mungkin dia tidak ingin melihatku sekarang. Tidak mungkin juga dia berbicara kepada suaminya sendiri kan? Cari mati dong..."
"Yah kalau begitu, pasti wajar lah... Sedangkan mamaku sendiri yang terlihat aneh... Justru senang banget begini..." jay dan aji berbincang saling berhadapan ketika mama karina sedang berjongkok mengulum kontol mereka bergantian.
"Hei, jangan bilang begitu sama mama karina... Lihat, ini balasan smsnya. Dia akan datang kemari secepatnya, aku sudah mengirim foto ini sebelumnya dan reaksinya seperti yang aku duga..." ucap aji memperlihatkan layar ponselnya dan isi percakapannya dengan mama aura.
Flashback POV Mama Aura tentang kehidupan pribadinya ketika aji mengirimkan fotonya sedang threesome bersama jay dan juga mama karina.
"(Diusiaku sekarang, aku tidak benar-benar menikmati seks dan kesampingkan bagaimana rupa suamiku, aku beruntung mendapat suami yang tidak bermasalah meski pernah bercerai dan juga puas dengan itu setelah memiliki aji. Jadi aku dibebaskan tidak perlu untuk mengandung dan melahirkan anaknya yang selanjutnya. Aku juga bahagia aku bisa mendedikasikan waktuku untuk bekerja diluar rumah.)"
"(Ah, aku memikirkan kejadian itu lagi! Lupakan sudah hal itu, Aura! Anggap itu sebagai mimpi buruk saja...!)" mama aura tampak pusing ketika memikirkan bagaimana dirinya bisa sampai diperkosa oleh anak tirinya sendiri, apalagi dia membawa temannya juga.
Dari balik punggungnya, sekretaris pribadi aura kemudian menepuk pundaknya dan membuyarkan lamunannya. "B~bu aura!? Ibu tidak apa-apa?"
"M~maaf... Ada apa?"
"Oh, ini bu... Tentang proposal yang ini... Anu... dan juga ibu tidak pulang kerumah akhir-akhir ini. Apa ibu tidak lelah?" ucap sekretarisnya cukup mengkhawatirkan bosnya itu.
"Terima kasih atas perhatianmu... Saya baik-baik saja... Silahkan lanjutkan ini seperti yang kamu kerjakan, dokumennya sudah saya tandatangani juga. Sekarang, saya mau beristirahat sebentar yah..." ucap mama aura setelah menandatangani dokumen ditangannya ketika disaat yang bersamaan tubuhnya merasakan getaran aneh ketika memikirkan anak tirinya itu.
"Ah, baik bu..."
Didalam kamar mandi, mama aura duduk diatas kloset dan menurunkan celana dalamnya untuk buang air kecil. Setelah selesai bersih-bersih, mama aura tidak dapat menahan gejolak dalam dirinya untuk meraba memeknya saat itu ketika melihat telapak tangannya yang berlumuran cairan bening miliknya.
"(Banyak sekali... Entah berapa kali aku membasuhnya, terus saja seperti tidak berhenti... Sejak kejadian itu, tubuhku seperti tidak bisa aku kontrol...) Nhhh...! Mmmphhh...! Mmmhh! Mmph!
Tring... bunyi pesan masuk kedalam ponselnya.
"(Ya Tuhan, itu mengagetkan saja... Pesan dari aji!?)"
Foto yang aji kirim kepadanya ketika mereka berselfie ria dan aji tersenyum sedang mempenetrasi memek mama karina dengan jay sedang menganalnya. Dan juga berisi pesan singkat yang membuatnya terperanjat ketika membacanya, tidak ada pilihan lain selain menurutinya.
[Flashback POV End]
[Sore harinya, didalam rumah jay...]
Ting... Tong... Ting... Tong...
[Bel pintu rumah jay berbunyi...]
Mama aura kemudian masuk seperti yang diperintahkan dalam pesan singkat itu, ketika pintu depan terbuka dan dirinya berjalan masuk kedalam ruang tengah rumah jay, mama aura mendapati anak tirinya dan juga jay sedang memberi mama karina spitroast.
"Mmmph! Fuuu! Fuuuuh! Aaah! Mnnn! Mfuuu! Mbbbuuuu!" suara desahan mama karina yang tertahan ketika dirinya sedang mengulum kontol jay.
"YA TUHAN... APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN, KARINA!?" mama aura melihat mama karina dalam kondisi terjepit oleh kedua pemuda itu.
"Aaaah, aura... Maaf, ini semua salahku...! Aku selalu kesepian belakangan ini, dan kemudian mereka... Ahhh!"
"K~KAMU... GILAAAAA..." balas mama aura tidak percaya bahwa selain dirinya juga mama karina yang merupakan ibu dari jay sedang menyetubuhi mamanya juga seperti yang mereka lakukan kepada dirinya.
"Aku akan menghargainya jika mama tidak bertingkah seperti mama yang satu-satunya terlihat normal disini... Kita punya bukti penting bahwa mama juga sama saja sepertinya..." ucap aji sambil memutar video yang dia rekam ketika dirinya sedang menyetubuhi ibu tirinya sendiri dengan bantuan jay yang merekamnya.
"!?"
"Psssst... Aku gak percaya ketika kamu bilang kalau jika kita mengirimkan foto mamaku kepadanya itu akan membuatnya cemburu dan akan datang kemari, tapi kamu memang benar sekarang..."
"Udah aku bilang kan..."
"A~APA!? S~selain itu, hentikan ini sekarang juga! dan foto itu yang menjadi barang bukti atas perkosaan mama!" sahut mama aura tampak malu harus berbuat apa dan melihat mama karina yang tampak antusias menservis kedua pemuda itu.
"Kenapa? Kalau begitu, mau telepon polisi? Itu mungkin akan semakin menarik jika foto ini kita sebarkan kepada para petugas kepolisian yang mengurus laporan mama, keluarga kita dan juga kantor mama. Aku sungguh berharap penilaian mereka terhadap mama pasti berubah." balas aji menggodanya tanpa ragu.
"K~kamu mencoba mempermainkan mama kamu sendiri!? Dasar anak durhaka...!"
"Yah, aku tidak peduli aku ini anak siapa. Apa yang mama ingin lakukan? Langsung pergi seperti itu?" aji menarik keluar kontolnya dari dalam anus mama karina dan berjalan menuju kearah mama aura.
"Atau mau menghisap milikku ini, mama...?"
"S~setelah... me~mengancam mama seperti itu... (Benar, aku sedang diancam olehnya... Ini bukan berarti aku melakukannya dengan keinginanku sendiri...)" mama aura berjongkok terpaksa dan mulai menggenggam kontol aji dan membuka mulutnya untuk memasukkan kontol anak tirinya itu kedalam mulutnya.
"Mfuuuu... Mmmhh! Mph! Fuuuuh!"
Sementara diatas sofa, jay sedang menindih mama karina dan berbisik kepadanya. "Mah, aku boleh masukin sekarang, kan?"
"Aaah... Jangan, jay... Kamu kan anak baik, jadi... pakai saja... lubang pantat mama, oke!?"
"Tapi, aji benar-benar melakukannya dengan mamanya sendiri loh...!"
"B~benarkah!?"
"Jadi... ayo kita lakukan lagi juga sekarang..." jay menempelkan kepala kontolnya tepat didepan memek mama karina.
"Tapi... tapi... Aaaah!"
Blesssssss...
"Aaah! Aku masukin yah mah!"
"J~jangaaaaaannhhh! Aaah! Aaaahhhh!" desahan mama karina tampak mengeras setiap kali kontol jay membelah memeknya masuk lebih dalam.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Ah! Ah! Haa! Ahhn! Jaaaaaay! Aaaah!"
Suara desahan mama karina terdengar oleh mama aura yang sedang mengulum kontol aji, "(Ini terasa aneh sekali...)" mama aura tiba-tiba berhenti mengulum kontol aji dan membuatnya marah.
"JANGAN BERHENTI DITENGAH-TENGAH SEPERTI INI, MAA!!" aji memaksa menekan kepala mama aura dan berusaha mempenetrasi tenggorokannya dengan kontolnya.
"MWOOOOOOFFFFF! GOOOOOOOFFFF! MBBUUUUUUHHH! NMMMMUUUUHH! FOOOOOOOOHHH!" tubuh mama aura terdorong jatuh diatas lantai dan aji berusaha menduduk wajah mama aura dengan terus menggenjot mulutnya yang penuh dengan batang kontolnya itu.
"AAAAAAH! AAAAAAAAAAAAAAAAHHHH! MAMAAAAAAAAAA!!!" aji mengerang keras dan menembakkan spermanya tepat didalam tenggorokan mama aura, mama aura berusaha memberontak dengan menendang-nendang kakinya agar aji melepaskan mulutnya.
Aji kemudian menarik keluar kontolnya dari dalam mulut mama aura, dan mama aura tampak berusaha meludahkan spermanya keluar dari dalam mulutnya.
"OHOOOOOOOOKKK! OHOOOOOOOOOOKKK! MFUUUUUU!" mama aura terbatuk-batuk dan air liur bercampur sperma aji mulai turun membasahi mulutnya dan jatuh diatas lantai.
Aji yang masih belum puas kemudian menarik turun celana dalam mama aura yang sedang mengenakan rok pendek hari ini. Mama aura yang mencari tissue untuk membasuh mulutnya kemudian menatap aji dengan tajam dan membentaknya.
"AJI...! UDAH CUKUPPP!"
"Oh wow... Ada apa dengan milik mama ini? Basah sekali kelihatannya...!" aji memasukkan jari-jarinya disela-sela memek mama aura dan menariknya dengan cepat karena telapak tangannya dalam sekejap sudah basah oleh cairan orgasmenya.
"Jadi mama memang benar-benar menginginkannya milikku ini untuk segera bersarang didalam sana bukan?" aji mulai semakin mendekatkan kepala kontolnya dan mengusapnya diantara belahan memek mama aura.
"I~ini bukan seperti itu! Ahh! Stop sekarang juga! STOOOOOPP!"
"Lihat mereka... Mereka juga ibu dan anak, dan mereka saling terkait satu sama lain. Dengar desahannya..."
"AH! AH! AAH! AAH!"
"Mama datang kesini dengan pikiran seperti itu juga, bukan!!?" jay mulai membuka kancing kemeja putih mama aura hingga branya terlihat. Aji juga mulai melucuti bra hitam itu dan kedua toket mama aura yang bersembunyi terlihat jelas olehnya.
"AJI, JANGAN...! STOP! JANGAN! AH! AAAAHHH!!" meskipun mama aura berusaha menolaknya, aji tidak mengindahkannya dan terus memasukkan sedikit demi sedikit kontolnya kedalam memek mama aura.
"NGAAAAAAAAAAHHHH! AAAAAAAAHHH! AAAAAAHH!!!"
Aji menggenjot memek mama aura diatas lantai tepat bersebelahan dengan jay yang asyik menggenjot memek mama karina diatas sofa. Desahan mereka mulai saling beradu.
"JANGAN! AAH! AHN! AHNN! AAAH! STOP! HAA! HAA! AAAH! JANGAN, AJI! JANGAAAAAN! PAPA BISA MARAH NANTIII...!" ucap mama aura menggelengkan kepalanya ketika aji mulai menggenjotnya sambil mengulum dan menyedot putingnya.
"Tapi mama tidak pernah melakukan ini dengannya untuk sementara waktu, bukan? Itulah mengapa, mama menungging diruang tengah dengan rok terbuka. Mama tidak menyadarinya ketika aku pulang lebih cepat dari biasanya."
"!? K~kamu melihatnya?" balas mama aura terkejut karena mama aura tidak bisa menyangkal perbuatannya sendiri.
"Sejak hari itu, aku bisa melihat vagina mama yang berwarna cerah, halus tanpa bulu, dan juga becek karena permainan jari mama. Aku tidak bisa melihat mama bukan lagi seorang ibu melainkan seorang wanita. Kalau begitu, TANGGUNG JAWAB KARENA HAL ITU!!" aji dengan kasar menggenjot memek mama aura setelah mengutarakan isi hatinya.
"NGAAAAAAAAHHH! AJIIIIIIIII!"
"Aku memahaminya, ji. Kamu sebenarnya sayang sama mama kamu juga..." sahut jay sedang menyusu juga kepada mama karina.
"A~ADA-ADA SAJA KAMU...!" aji nampak malu mendengar itu keluar dari mulut jay.
"Paling enggak, kamu panggil dia "mama"..."
"OH DIAM LAH, JAY...!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Bunyi tumbukan kulit antara mereka berempat terdengar jelas diseluruh ruangan, hubungan incest orgy itu pemandangan yang jarang bisa dilihat selain dalam film bokep semata.
"Ayo naik sini..." aji bergantian duduk diatas lantai sambil mengocok kontolnya dan menginginkan mama aura mengambil kendali. Mama aura yang terlihat malu-malu perlahan mendekatinya dan menurutinya.
Mama aura mulai duduk diatas pangkuan aji sambil memegang kontol anaknya itu hendak memasukkannya kedalam memeknya. "(Jadi... ini semua salahku... kalau begitu, ini adalah hukuman untukku...!) Aaah... Ha! Haa! Ha! Ha! Aah! Aaah!" mama aura berhasil memasukkan kontol aji dan menggoyangkan pinggulnya berputar sesekali dan naik turun setelahnya ketika dia menyadari dia tidak bisa menolak permintaan anaknya lagi.
"(Diperkosa oleh penis anakku sendiri... Karina juga terlihat seperti dia sangat senang bisa melakukannya dengan penis anaknya sendiri juga. Oh tidak! Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain penis saja...!)"
"EEEEKKKHH! HHHNNN! NNNHHHH! AAH! AAAH! HAA! HAA! HA! HAA! HAAA! AHHH! NHAAAA! AAAAH! HAAA! HA! HA!"
Desahan kedua wanita itu bercampur menjadi satu ketika masing-masing anaknya bersamaan menyusu kepada mereka dan terus menaikkan tempo genjotan kontol mereka.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Haaa! Haaa! Haaa! Haaaa! (Ini semua salah aji. Itu karena miliknya ini jauh lebih besar dari milik papanya sendiri... Aku tidak bisa berhenti berpikir apapun selain penis! Penis! PENIIIIISSS!) Aaah! Aghhh! Aghh!" pikiran mama aura mulai korup ketika tubuhnya menyerah saat aji mulai menguasai tubuhnya. Rangsangan yang diberikan ketika putingnya dijilat-jilat dan memeknya diaduk-aduk oleh aji membuat pikirannya bercampur aduk.
Setengah jam berlalu, mama karina sedang asyik menggoyangkan pinggulnya sambil WOT dan mama aura dihajar MOT oleh anak mereka. Baik aji dan jay kemudian yang sebentar lagi mencapai ejakulasinya berkata, "Aku mau keluar! Aku akan mengeluarkannya didalam tubuhmu, mama! Mah, aku juga ingin keluar didalam mama juga...!"
Respon mama aura dan mama karina juga hampir mirip mendengar anak-anak mereka ingin ejakulasi didalam memek mereka. "GAK BOLEH, AJI! JANGAN DIDALAM!!! BUANG DILUAR, JAY SAYANG! MAMA BISA HAMIL NANTI...!!"
"AH! AH! AH!! AAH! AH! HAA! HAH! AAAAH!! NNNHHH!" aji dan jay menghentakkan kontolnya cukup dalam dan menembakkan sperma mereka kedalam memek mamanya masing-masing.
CROOOOTTTTT...CROOOOTTTTT...CROOOOTTTTT...
CROOOOTTTTT...CROOOOTTTTT...CROOOOTTTTT...
CROOOOTTTTT...CROOOOTTTTT...CROOOOTTTTT...
"JANGAAAAAAAAAAAAAANNNNNHHHH...! KAMU GAK BOLEH MELAKUKAN INIIIIIIIIIIIHHHH!!!" kedua mama itu merespon tindakan anaknya yang baru saja ejakulasi bersamaan.
[Malam itu, kami berdua diperkosa berulang kali dan bergantian satu sama lain oleh anak kami sepanjang malam sama seperti yang mereka lakukan sebelumnya.]
"Sudah menyerah saja, mama. Mama milikku sekarang... Milik kita bersama..." ucap aji disamping telinga mama aura yang terbaring lemas diatas lantai sambil tengkurap dan tanpa sadar pipisnya mengucur deras karena tubuhnya yang kelelahan dan membanjiri lantai juga tubuhnya. Mama aura tersenyum mendengarnya pertanda sesuatu dalam dirinya terpuaskan oleh anaknya sendiri.
[Minggu berikutnya, didalam rumah aji...]
Mama aura sekarang mulai sering berada dirumah, mama aura memasakkan masakan kesukaan aji didalam dapur, akan tetapi dirinya tetap sering mengomel terutama mengenai nilai ujian aji.
"Aji, mama dengar nilai ujian kamu turun lagi. Itu sangat mengecewakan mama. Mama tahu mama terus memberitahumu untuk belajar, tapi mama hanya melakukan itu untuk masa depanmu. Apa kamu mendengar mama?"
Aji yang berada disampingnya hanya bisa menatap tubuh indah, toket montok milik mamanya itu yang sedang mengenakan celemek ketika memasak untuknya.
"Itu tidak masalah selama mama mengurusku sepanjang hidupku, mama."
"Apa yang barusan kamu bilang?"
"Bercanda kok. Aku yang akan mengurus mama sepanjang hidup mama nanti..."
"Aji..." mama aura tersipu mendengar itu keluar dari mulut aji untuk pertama kalinya.
Tanpa disadarinya, aji mulai berjongkok ketika dia lengah. "H~hei... A~aji!? Apa itu yang kamu maksud dengan "mengurus" mama?" mama aura terkejut aji meraba celana dalamnya dan menyingkapnya sedikit dan bermain dengan memeknya tanpa ragu meski mereka berada didalam dapur dan bisa saja terlihat oleh papanya.
Beberapa saat kemudian, benar yang diduga mama aura. Suaminya datang kedalam dapur dan melihat mereka berdua. "Oh! Tidak biasanya melihatmu memasak, sayang! Pemandangan langka ini..."
"Yah, pekerjaan besar kemarin sudah selesai. Jadi aku pikir aku mungkin bisa bersantai dirumah sesekali..." balas aura kepada suaminya tidak mengetahui bahwa jari anaknya sedang bermain dengan memeknya dibalik punggungnya.
"Yah, jangan memaksakan. Aku udah bilang sebelumnya kan, aku menikahimu bukan untuk menyuruhmu seperti pembantu. Kita bisa memesan makanan dari luar kalau mau..."
"B~baiklah... (Ajiiii...!?)" balasnya sambil tangannya berusaha mendorong tangan aji menjauh sementara ketika mengocok memeknya.
"(Aji... jangan lakukan ini disini...! bagaimana jika papa kamu nanti mengetahuinya...!?)" bisik mama aura kepada aji yang terus iseng kepadanya itu.
"(Itu tidak akan menjadi masalah selama mama tetap diam kok...Aku diperkosa anak sendiri... Diberbagai tempat didalam rumah kita dibelakangmu... Anak kita mengetahui tubuhku lebih baik daripada dirimu... Aku tidak tahan lagi, aku ingin keluar sebentar lagi... Aku ingin keluaaar...)" bisik aji membalasnya berusaha memasukkan kontolnya kedalam memek mama aura padahal didepannya ada suaminya sedang duduk menonton tv.
"Ahh! Nhhh... Nnnfuuuu..! (Dia tahu semuanya... Titik lemahku... dan sedang berusaha membuatku mendesah... Aku harus bisa menahannya... Sayang, maafin aku...)" mama aura berusaha menutup mulutnya ketika aji hendak mempenetrasinya dari belakang dengan bermain dengan klitorisnya dan juga meremas sebelah toketnya bersamaan.
Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...
Genjotan pelan tapi pasti mulai dimainkan aji, dirinya juga tentu tidak ingin papanya mengetahui bahwa anaknya sedang bercinta dengan ibunya sendiri bukan...
"(Hnnn... Nhhh! Nhhh! Nhaaahh! Fuuu! Fuuuh! fuuuuh! Aaaah!)"
Tak berapa lama, aji menarik keluar kontolnya pertanda dia akan ejakulasi. Dan mama aura menyadarinya kemudian...
Klontang...
"Ada apa itu didapur, ji?"
"Ah, mama menjatuhkan sendok sayurnya pa... Lantainya jadi kotor kena kuah sayur..."
Karena papa aji sedang minum bir sehingga dia mulai sedikit mabuk dan tidak menyadari bahwa mama aura sedang bersembunyi dibalik meja sambil berjongkok mengulum kontol aji dan aji menembakkan spermanya didalam mulut mama aura.
"Itulah yang dia dapat kalau mengerjakan sesuatu yang tidak terbiasa dia lakukan..." ucap aji membalas perkataan papanya.
"Hei... Mama nanti marah lagi loh kamu bilang gitu, ji..."
"Tenang saja... Mama menjadi baik belakangan ini kok..." aji dengan santainya menjambak rambut mama aura dan mendorong pinggulnya maju mundur agar mama aura menyelesaikan kulumannya hingga kontolnya bersih.
[Setelah makan malam tersaji dan mereka selesai makan malam. Mama aura telah selesai membersihkan meja makan dan menaruh piring-piring ditempat cuci...]
"Oh sayang, kamu akan mengawasi aji belajar lagi hari ini? Kalau kamu terlalu ketat seperti itu, dia akan melihatmu sebagai pengganggu saja..."
"Aku tahu... Aku tahu... Jangan minum terlalu banyak hari ini..." ucap mama aura sambil menaiki tangga menuju kamar aji setelah menyelesaikan pekerjaannya di dapur.
Klek...
Mama aura masuk kedalam kamar aji yang sudah setengah telanjang tanpa celana duduk diatas kursi gaming miliknya. Kontolnya yang masih berdiri tegak terpampang jelas didepan mata mama aura.
"(Ya ampun...)" mama aura tersipu melihat anaknya itu tampak bersemangat ketika bertemu dengannya dan akan melanjutkan kegiatan yang tertunda tadi.
"Yah sekarang, lucuti pakaian mama sendiri..." ucap aji tersenyum kepadanya.
Mama aura melepas daster tipisnya dan memperlihatkan lingerie hitam yang dipakainya. Toketnya yang besar dan bulat dengan pantat yang montok tentu menjadi idaman setiap pria dalam menetapkan kriteria istri idaman mereka.
"Wah... wah... wah... Seksi sekali, ma... Mama benar-benar mesum yah..."
"K~kamu sendiri yang bilang agar mama membeli lingerie ini...! Aaah!" mama aura tidak dapat menahan desahannya ketika aji meraba toketnya dan juga memeknya untuk melihatnya dari dekat.
"Enggak, tetap saja mama yang mesum. Lihat vagina mama ini, sudah becek masih mencoba berbohong saja..."
"I~itu karena tadi mama mau keluar, tapi kamu menghentikannya. Itu harusnya diselesaikan sedari tadi..."
"Maksud mama, mama ingin orgasme dan juga mendesah didepan papa gitu?"
"Itu... Sudah cepat, masukkan kesini ayooo... Masukin penis kamu kedalam vagina mama..." ucap mama aura membuka lebar belahan pantatnya sambil menungging.
"Itu bukan yang seharusnya seorang ibu katakan kepada anaknya..." aji tersenyum sambil menempelkan kontolnya didepan lubang memek mama aura yang dibantu dengan kedua jari tangannya yang membuka lebar lubang memeknya.
"Ayo cepat... Cepaaaaat! Auuuuuuhhh!"
"AH! AH! AAAH! YAAAAHHH! BESARNYAAAAAAHHH!" lanjut mama aura akhirnya merasakan kebebasan ketika kontol aji berhasil mengisi kembali memek aura kali ini mama aura bisa mendesah dengan lega sambil menggoyangkan tubuhnya.
Aji menarik tubuh mama aura untuk diduduk diatas pangkuannya dan duduk dalam satu kursi dengan terus menggenjotnya tanpa henti.
"AH! AH! AHN! AAAH! AAAH! HAAA! HAA! HHAAA!"
"Mama terlalu berisik tahu... Oh iya, papa sedang mabuk sambil menonton tv sih. Paling juga sebentar lagi udah ketiduran... Meskipun istrinya sedang bersetubuh dengan anaknya sendiri..." ucap aji menjilati ketiak mama aura dengan tangannya yang terangkat keatas memberikan ruang bagi kepala aji dan terjepit diantara toket dan lengannya.
"AAAH, JANGAAAN! JANGAN BILANG BEGITU...!"
Aji menarik kedua lengan mama aura kebelakang dan mendorong tubuh mama aura tetap menungging dengan bantuan lengannya sebagai kuncian.
"AAAAH... AH! NAAAH! AAAAAAHHH! NNNH... AAAAHH!!!" mama aura merasakan aji menghentakkan kontolnya keluar dan masuk dalam satu tempo kemudian menerobos memeknya dengan paksa.
PLAK... PLAK... PLAK...
"AH! AAH! MAMA MAU KELUAR...!"
"AKU JUGA MAU KELUAR INI..."
"LEBIH KENCANG! TUSUK LEBIH KENCANG, AJI...! AHH! AAAH! AH! MAMA KELUAR... MAMA KELUAAAARR... VAGINA MAMA AAAAAAAHHH..." mama aura tergeletak diatas lantai ketika aji melepaskan kuncian tangannya dan mama aura menungging lebih tinggi karenanya.
PLOP... aji kembali mempermainkan mama aura dengan menarik keluar kontolnya dan menghentikan orgasmenya yang akan segera sampai.
"AJI! KAMU JAHAT YAH...! MAMA MAU KELUAR... KAMU TARIK LAGI...!"
"Enggak, mama adalah wanitaku... Mama tidak boleh orgasme tanpa persetujuan dariku, mengerti? Kalau mama egois begitu, aku tidak ingin melakukannya lagi dengan mama loh..." balas aji memeluk punggung mama aura dari belakang sambil berbisik kepadanya.
"...! M~maafin mama... Mama akan mencoba menahannya... Haaa! Haaa! jadi, masukin lagi k~kontol kamu...! Tumbuk memek mama... AAAAAAAAAHHH!" lanjut mama aura memancing aji dengan kata lebih jorok agar anaknya mengabulkan permintaannya.
"Kontol? Memek? Wah... Mama mulai nakal yah bahasanya? Kalau begitu, aku tidak bisa komplain lagi..." aji kembali memasukkan kontolnya masuk dan menumbuk memek mama aura dengan menindihnya.
"AAAAH! AAAH! AJI! KONTOL KAMU...! ENAK...! SANGAT NIKMAAAAAT...!" mama aura meremas karpet tempatnya berbaring ketika ditindih aji itu.
"NH! NHH! NH! NHHUUUH! KUUUUH! FFFUUU! FFUUUU! FUUUUH! NHAAAA! HAAA! HAAAA! NMMM! NMAAAAHH!"
Tok... Tok... Tok... Tok...
"!!!"
Sedang asyik-asyiknya mereka berciuman, suami aura mendatangi kamar aji dan mengetuk pintunya...
"Sayang, maaf mengganggu kalian sementara kalian fokus dengan pelajaran anak kita. Tapi apa kamu ingat dimana kamu simpan obat sakit perutnya? Aku terlalu banyak minum ini, kram gitu rasanya barusan..." ucap papa aji sambil memegangi perutnya dari balik pintu kamar aji.
"I~itu seharusnyahh... ada didalammm... laci keduaaaa didalam lemariiiiih... Aaaaah! (Stop dulu, ajiii...!)"
"Gimana pelajarannya aji, sayang? Ada kemajuan?"
"Eh!? I~Iya... Haa, haa, nhhh! Dia sudah belajar dengan giat... Aaah! Dia mempermalukan yang lebih tua... Kamu tahu... dia lebih pintar darimu... Haaaa! Haaa!"
"Hahahaha, tentu saja. Dia bisa melakukannya kalau dia mencobanya..."
"Ahh! Haaa! Haaa! (Aku tidak bisa menahannya lagi! Aku mencapai batasanku...) mmph... Mmmm... Nhaaaaaaaaanhhhh!" mama aura kini aktif mencumbu aji dengan menarik kepalanya dan melumat bibirnya. Tentu saja setelah merasakan itu, aji juga tidak dapat menahan ejakulasinya lagi dan menembakkannya bersamaan ketika mereka saling mencumbu tanpa mempedulikan ada papanya didekat kamarnya.
Croooootttt...Croooootttt...Croooootttt...
"Ya sudah... Papa turun dulu, sayang..."
"I~iyah sayang... Haaa! Haaa! Hah!"
Croooootttt...Croooootttt...Croooootttt...
Sisa sperma aji menembak terbang diatas pantat mama aura meski sebagian besar tertinggal didalam memek mama aura.
[Sebaliknya didalam rumah jay, hal yang sama terulang ketika jay terus menikmati tubuh mama karina untuk dirinya sendiri...]
"Jay, aji jarang kemari akhir-akhir ini... Mereka berdua pasti sama seperti kita sedang berkeringat bersama seperti ini juga." ucap mama karina duduk diatas sofa mengangkang dan membiarkan aji mengaduk-aduk memeknya.
"Kenapa memangnya, mah? Apa mama coba bilang kalau aku sendiri tidaklah cukup untuk mama?" aji mendekatkan wajahnya bertatapan dengan mama karina.
"M~mama tidak bilang seperti itu... Selama mama denganmu..."
"Jangan khawatir, mah! Aji dan aku sudah memikirkan sesuatu..."
Hari berlalu dan mereka menyelesaikan kegiatan terlarangnya masing-masing.
Keesokan harinya, didalam kantor mama aura.
"Jadi ibu aura sedang mengambil cuti libur hari ini? Sepertinya dia menggunakan semua uangnya untuk membayar liburannya. Dia terlihat sangat kelelahan akhir-akhir ini..."
"Yah, kalau orang seperti ibu aura yang hidup dengan pekerjaannya tiba-tiba memutuskan untuk pergi berlibur, pasti ada sesuatu yang terjadi. Tidak tahu apa itu, hahaha..."
[Sementara ditempat mama aura berlibur...]
"MMM! FFUUU! FUUU! NNNHHH! MMNN! NNN! MPHHH! FUUUU!"
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...
Aji dan jay setuju untuk mengadakan orgy party dengan mengundang teman-teman kampusnya dengan bintang utama tentu saja mama aura dan mama karina yang saat ini sedang dikelilingi oleh belasan pemuda dan juga mulut, memek dan anus mereka masing-masing telah dipenuhi oleh batang kontol lain selain milik aji dan jay.
"Ahhh, mama auraaaa..."
"Aku suka memek lembut milikmu, mama karina..."
"Hei, cepatlah dan gantian sama gue...!"
Sementara dibelakang sofa, aji dan jay menghitung uang partisipasi yang dibayarkan oleh pemuda-pemuda itu.
"Bukankah harusnya ini terlalu banyak cowok yang ikut, jay? Mereka yang datang kebanyakan adalah teman kelasku. Aku cukup yakin sebelumnya aku sudah memilih mereka yang bisa menjaga rahasia ini. Sekarang malah terlihat aneh, kita malah bikin gangbang party." ucap aji menatap kedua mama mereka sedang melayani masing-masing 4 orang teman anak-anak mereka didepan matanya.
"Sama sih, aku awalnya berpikir makin banyak orang makin banyak uang ceperan yang kita dapat... Sekarang malah seperti terlalu banyak..."
"AHH! AHH! TANTE, AKU AKAN...!!! KELUAR!!!"
"MN! NFUUU! NMFFFF! FUUU! FFUUUU! MFUUUU! MMMN! MMMM!"
"TANTE KARINA, AKU JUGA MAU KELUAR...!!! AKU HAMILIN TANTE YAH...!!!"
"MMMMM! PFUUUUU! GUUUUUUHHH! MPPHHHHH!"
CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...
CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...
CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...
"OI GANTIAN... GUE SELANJUTNYA...! ENGGAK, GUE DULUAN! IDIOT, GUE LAH...!" para tamu saling berebut giliran mereka untuk mencicipi tubuh mama karina dan mama aura sesuai pilihan mereka setelah melihat temannya sudah ejakulasi didalam mulut, memek dan anus mereka bersamaan.
"Tante suka mereka... Tante suka kontolll... Haaa... Haaa...!" ucap mama aura dengan kedua tangannya menggenggam dua kontol dan mulutnya bergantian mengulum dua kontol yang menunggu giliran disamping pipinya.
"Puwaaaahhh... Aroma penis-penis mereka... Aaaah..." mama karina menjilati satu batang kontol beruntung sedangkan sisanya menunggu giliran.
[Setelah mereka menggilirnya, masih cukup banyak pemuda yang belum mendapat jatah...]
"UUUUHHH, TANTE KARINAAAA!! AKU KELUAAAAARR...!!"
"TANTE, AKU JUGA KELUAR!"
"TELAN ITU SEMUA, TANTE AURA...!!"
[Beberapa jam kemudian...]
"Jay, aku mulai khawatir dengan mama kita. Mereka berdua tampak sangat bahagia menghabiskan waktu bersama kita... Hei, vin! Kesini sebentar...!" aji menarik bahu satu orang teman kelasnya yang sedang mengantri dibelakang.
"I~iya... A~apa yang kamu inginkan? A~aku akan membayar bagianmu besok, tenang saja..." ucapnya takut karena dirinya join party dengan berhutang kepada aji dan jay.
"Oh tenang... Kita bisa bicarakan itu nanti, omong-omong, kita denger kalo mama kamu tuh cakep yah...!" sahut jay membisikkan sesuatu pada telinga temannya itu.
Bersambung...