"Kyaaaaaaaaaaa!!! Kamu keren banget, jay!!!"
"Yeaaaaaahhh, keren bangetttt!! Ayo jay! Ayo jay!"
"JAY... THREE POINT SHOOT! WOOOOOOOOOOO! ANGKA BERTAMBAH UNTUK TIM JAY...!"
Sorak sorai dari teriakan cheerleader kampus jay menggema diseluruh penjuru lapangan basket ketika kampus jay mendapat kesempatan eksibisi melawan tim basket kampus lainnya. Setiap jay memegang bola, para cheerleader bersemangat meneriakkan namanya namun disaat bola lepas dan berada dalam kendali lawan mereka juga sontak mem-boo para pemain lawan...
"WOOOOOOOOOOO!!! WOOOOOOOOOOOOOO!!!"
Para pemain kampus lain yang berusaha melawan jay tampak kesusahan dan mulai letih menjaganya, selain jay mulai membentuk otot badannya juga tinggi jay yang menjadi center sang handal menghadang tembakan jarak dekat maupun dunk yang lawan coba cetak.
"Sialll... Dia lagi... Haah... hahhh... Haaaah..."
"Kita bukan tandingannya bro..! Kita bahkan kesulitan menjaganya ketika mencetak dunk...!"
Kemudian jay mendekati mereka dan bertindak sportif, "Hei... Lu baik-baik aja? Bisa berdiri?" ucap jay kepada seorang pemain lawan yang terlihat terduduk keletihan ketika berusaha menjaganya mendekati ring.
"Th~thanks..."
Di sisi lapangan lain, seorang cheerleader menatap jay yang bertindak sportif itu dan membuatnya penasaran ketika menatapnya... "Wow... Jay sungguh penuh pengertian yah, meski itu tim lawannya sendiri..."
Gadis itu bernama Anggie, satu tingkat dibawah jay. Dirinya mencoba mengisi waktu luang dengan mendaftar menjadi tim cheerleader sesuai dengan passionnya ketika kecil, dirinya teringat akan masa kecilnya waktu itu dan berbincang dengan seorang teman prianya.
[Mereka tuh keren tahu... Dan aku kalau besar nanti ingin menjadi tim penyemangat mereka!]
[K~kalau begitu aku akan lakukan itu. Aku akan menjadi pemain profesional dan kamu harus menyemangatiku...!!]
[Benarkah? Kalau begitu, kalau kamu menjadi pemain profesional nanti, boleh aku menikah denganmu?]
[Tentu saja! Aku akan berusaha keras untuk mewujudkannya!]
Kembali ke dalam permainan... Anggie yang bersemangat bersorak untuk timnya, dari kejauhan terlihat teman sekolahnya yang masuk kampus lawan dan datang untuk menonton pertandingannya dan juga melihat Anggie tentu saja.
Dengan duduk menatap permainan, pria itu merenung sejenak sambil matanya sesekali menatap kearah Anggie yang ceria di pinggir lapangan itu. "(Gak mungkin aku bisa menjadi seorang pemain profesional. Aku bermain basket hanya sewaktu SD-SMP saja, tapi sekarang aku hanya duduk diam disini...)"
"Kenapa bro? Ngelamun aja nih... Itu ada temen lu yang jadi cheerleader tim lawan kan? Hissss... Coba gue punya pacar yah..." ucapnya sambil menatap Anggie yang memakai pakaian cheerleader cukup sexy dan ketat itu membuat bongkahan pantatnya dan payudaranya berguncang dengan indahnya ketika melompat-lompat.
"Lihat bro... Kalo lu terus menatap tubuhnya si Anggie yang hot itu, lu bakalan kehilangan akal dengan cepat, lu tahu kan maksud gue? hehehehe..." lanjut teman pria itu menggodanya.
"Ayolah! Berhenti godainnya...!"
Di sisi lain, disebuah sudut lapangan yang tertutup tembok. Ada sebuah kamera yang merekam tepat didepan Anggie ketika melompat-lompat, pria yang memegang kamera itu merekam bagian-bagian privat milik Anggie. "(Wow... A~Anggie memang... seksi sekali hari ini... Aku sudah banyak mengambil video rekaman hari ini untuk aku edit besok, Hahahahahaha! Lihatlah noda yang tercetak pada celananya ketika dia melompat-lompat dengan indahnya, aku gak percaya bisa merekam ini! Rekaman ini bakalan jadi salah satu video buat channelku, aku yakin bisa mendatangkan lebih dari satu juta view dengan mudahnya. Lumayan kan, tanpa keringat bisa menghasilkan pundi-pundi uang dengan memanfaatkan orang lain...! Selera orang dimana-mana sama kan? Kalau urusan cewek, hehehehe...!)"
Prrrrrriiiiiiiiiiiiitttttt!!! waktu pertandingan telah usai dengan ditiupnya peluit oleh wasit yang memimpin pertandingan mereka.
"(Ohhhh! Aku harus segera pergi dari sini, kalau gak mau ketahuan karena merekam candid seperti ini, buhuhuhuhuuhu!)" pria itu kemudian bergegas pergi dari tempatnya berdiri dan mematikan kameranya.
Jay yang sedang berdiri menyeka keringatnya kemudian merasakan bahunya ditepuk, "Yo, jay...! Good work, man! Gila lu bisa cetak lebih dari 60 poin main solo aja nih, rebound sama assist lu sampe 2 digit... Mantep lu hari ini, lagi seneng kayaknya?!" ujar salah seorang anggota timnya itu.
"Yeah jay... Kita pasti bisa bawa trofi kampus tahun ini, semua berkat lu bro...!"
"Nahh... Bukan gue kok, kita semua kan melakukannya sebagai tim. Jadi ini hasil kerja keras kita semua..."
"A~anu... Hei, jay...! Bisa minta waktunya sebentar?" suara tak asing datang mendekat, yaitu suara Anggie sebagai tim cheerleader mereka.
"Hmm? Hei, nggie...! Ada apa?" jay membalasnya dengan ramah.
"I~ini... Aku tadi buat minuman untukmu dari rumah, jadi... mau minum gak?" Anggie menawarkan botol minuman yang dipegangnya.
"Yeah, gue cukup haus sekarang. Gue hargain usaha lu nggie, makasih ya...!" jay menerima botol minuman itu dan meminumnya tepat didepan Anggie.
"Oh, by the way... kamu tadi keren deh jay! Melihat pertandingannya sungguh seru... Aku jadi bersemangat untuk menari juga... Maukah kamu nanti membantuku setelah kalian akan kembali nanti? Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu..."
"(Hmmmm... Apa gadis ini sedang merencanakan sesuatu? Gadis itu terlihat seperti... kenapa gue jadi pingin "makan" nih cewek ya? Apa gara-gara dia berusaha terlihat menonjol dengan menggoyangkan tubuhnya begitu? Gue rasa gue harus cari tahu...) Yah, gue juga ada sesuatu yang harus gue lakuin setelah ini, jadi apa lu sendiri gak keberatan nungguin gue sebentar?"
"B~benarkah, jay?! Baiklah! Aku akan menunggumu dan sampai ketemu lagi nanti...! Oh, iya... Ini nomer ponsel aku, kamu simpen yah!"
Tatapan mata teman cheerleader Anggie, ketika berkumpul bersama temannya yang lain seperti tidak menyukai ketika Anggie mencoba mendekati jay. Gadis itu bernama Catherine, dia sedang berdiri dengan temannya yang lain juga anak kembar yang menjadi anggota cheerleader mereka, muthe dan nabila.
Beberapa saat berlalu dan didalam kamar ganti stadion tempat berlangsungnya pertandingan hari ini.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Cath... Angkat dikit pinggul lu ini..."
Jay mendorong tubuh mungil Catherine hingga bersandar pada tembok dan memegangi lehernya ketika menyuruh gadis itu menungging. Jay mulai memasukkan kontolnya kedalam memek Catherine dan tubuh Catherine bergetar hebat ketika kontol jay mulai membelah memeknya.
"Wow! Jay... Ahh! Ahh! M~menakjubkan...! K~kontol kamu gedeeeeee...! Hnghhhhhhh! K~kita bahkan melakukannya didalam kamar ganti stadion...! Ahhh! Mmmh! Mmm! Mhnnn!"
"Haah... Haaah... Jay... keluarin... didalam memek akuuuuuh!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Mendengar itu dan jay yang hampir ejakulasi setelah cukup lama menggarapnya dengan posisi doggy itu dan kondisi bisa saja ada orang yang masuk kedalam ruang ganti tempat mereka beradu mekanik itu. Membuat jay mengurungkan niatnya dan menarik keluar kontolnya dari dalam memek Catherine.
"Enggak mungkin, cath!"
"Yaaahhh... Jay...!"
"Sebagai gantinya, biarin gue ngecrot disini cath! (Gak mungkin gue mau mejuhin lu kedalam rahim lu... Gue ogah sebenarnya ngentot sama lu...!)" dengan cepat jay menarik tubuh Catherine berputar dan menyuruhnya berjongkok dan menjambak rambutnya. Jay memaksa Catherine mengulum kontolnya yang berdenyut,
"Mmmmmphh! Mmmmmmm!"
Croooooottttt...Croooooottttt...Croooooottttt...
"Jangan tumpahin peju gue...! Lu bukannya seneng sama rasa peju gue? Hahahaha..." jay menekan dengan keras kontolnya dan membuat Catherine menelan semua spermanya yang tumpah didalam mulutnya.
"Mmm! Mmm! Mmm! Glek...! Slrrrppp...! Nhaaaahh! Slrrrppp! Mmmm!"
"Haaaaa... Kamu... buat aku menelannya lagi, jay! Dan juga, aku akan melakukannya denganmu kapanpun kamu mau, jadi jangan pernah bermain dengan gadis lainnya yah..."
"Gak perlu ngasih tahu gue harus ngapain, cath. Makasih loh sepongannya, cath. Gue balik dulu ya...! (Apaan... nyuruh-nyuruh gue... Dia cuma pembuangan peju doang, palingan gak puas dia ngentot sama cowo lain...)" ucap jay bergegas memakai celananya dan pergi meninggalkan Catherine yang duduk menatapnya.
"Hsssss... Ayolah... Jaaaaaaaay...!!!" Catherine berusaha memanggilnya dengan memelas tapi jay menghiraukannya dan pergi meninggalkannya.
Sore menjelang petang, di dalam rumah teman pria Anggie. Dia sedang berbaring memakan camilan sambil menatap foto Anggie didalam ponsel yang digenggamnya. "Huuuuuff... Anggie tidak membaca sms yang kukirimkan kepadanya hari ini, daritadi centang satu mulu... Aku rasa, dia memang benar-benar ingin menikahi seorang atlit seperti impiannya waktu kecil dulu... Aku tidak bisa mendiamkan ini, aku harus berani bertanya kepadanya dan mengajaknya pergi berlibur besok. Apa... dia masih bergaul dengan pria bule itu ya? Apa yang sedang kamu lakukan sekarang dengannya? Aku penasaran..."
Jay berjalan pulang bersama dengan Anggie, "Ah jay... Katakan, apa kamu mau makan malam dirumahku? Kamu melewatkan jamuan makan di kampus karena aku, bukan? Selain itu, keluargaku sedang tidak berada dirumah saat ini. bagaimana?"
"Oh, boleh juga... Ayo kita kerumah lu, nggie...!" balas jay mengiyakan ajakan Anggie kepadanya itu.
"Sungguh? Kamu mau mampir kerumahku? Asyiiiiiiiikkk!!!" ucap Anggie gembira mendengar balasan jay yang menyetujui idenya itu.
Di dalam rumah Catherine, melihat saudaranya sedang memandangi keluar rumahnya sambil melamun. Ya, saudara Catherine adalah teman masa kecil Anggie yang jatuh hati kepadanya.
"Ahemmmmm!? Ngintipin siapa sih? Ngintip itu kriminal loh, dasar mesum yah...!" Catherine yang berpakaian santai dengan mengenakan tanktop dan celana pendek itu mengagetkan saudaranya.
"Aahhh! Cath...!? Berapa kali aku bilang kalo masuk kamarku harus ketok pintu dulu...!? Oh benar, jam makan malam sekarang. Aku bakal turun sebentar lagi, kamu turun dulu sana...!"
"Hmmm... Hei dengar, kenapa gak aku beberin aja perasaanmu hari ini?" goda Catherine yang mengetahui isi hati dan pikiran saudaranya itu.
"J~jangan bercanda deh...!"
"Dasar, kamu tuh makhluk yang menyedihkan kalau urusan asmara begitu..."
"Diem deh, cath! Keluar sana cepet!"
"Kyahahahahaha!"
Setelah makan malam selesai, pria itu kembali kedalam kamarnya sambil memegangi perutnya. "Hufff... Harusnya tadi aku gak nambah camilan yang dibeli sama Catherine, penuh banget perutku... Aku penasaran apakah Anggie udah pulang apa belum? Aku harus mengirimkan sms lagi kepadanya..."
Di dalam kamar milik Anggie dan kondisi kedua orangtuanya tidak berada didalam rumah. Jay yang melancarkan aksinya karena mengetahui niat terselubung Anggie mengajaknya berkunjung kerumahnya saat itu. Jay mendekap tubuh mungil Anggie dan mencumbunya sambil menyelipkan jarinya dan mengocok memek Anggie tanpa melepas semua pakaiannya.
"Mmmph... mmhhh... Mmmph... mahhhhh..."
Creppp...Creppp...Creppp...Creppp...Creppp...
"(Apa dia sudah sange beneran? Gampang banget naklukin lu, nggie...!?)"
"H~hei... Jay... tun~tungguuuuuuu...!"
"Apa sih, nggie? lagi enak tahu...!" jay terus mencumbu Anggie tanpa mempedulikannya. Jay berusaha mengocok memek Anggie dan membuatnya mabuk kepayang merasakan jarinya bergerak disela-sela memeknya.
"A~anu... Hmmmph! Ini... pertama kalinya... untukku... mmm! Mmm!"
Creppp...Creppp...Creppp...Creppp...Creppp...
"(Oh begitu rupanya, beruntung sekali gue...) jangan khawatir, gue bakalan gentle sama lu, nggie..." jay membuat pengait bra Anggie dan menarik lepas bra tanpa tali itu dan memperlihatkan toket Anggie yang bergelantungan bebas tanpa penghalang didepan matanya.
"Aaah... Jay..."
"Wow... Toket lu bagus juga, nggie..."
"Aduuuuuh... Jangan dilihatin gitu dong, jay... Aku... aku... maluuuuu... Ahnn... jay... Geliiiiii... Jangan dijilatin gituuuuu... aaaahhh!" jay mulai menjilati puting Anggie dan memainkan lidahnya berputar-putar.
"(Boleh juga nih cewek, gue mulai suka sama dia. Gue rasa gue bisa ganti dia jadi "mainan" gue ngegantiin si Catherine... Hahahaha!)" jay perlahan menarik lepas celana dalam Anggie ketika bermain dengan putingnya.
"J~jay... K~kamu jangan... jilatin yang disitu juga...! A~aku belum... mandi loh... Itu kan kotor!" ucap Anggie sambil berusaha mendorong kepala jay agar menghentikan jilatannya pada memeknya. Akan tetapi Anggie dengan cepat mengerti dan membuka lebar kedua kakinya.
"(Aahhh, memeknya juga... Aroma memek ketika sedang sange gini, bikin gue gak tahan deh...)"
"T-tungggguuuu jay...!"
"Eh? Kenapa, nggie?"
"Tapi... itu kotor bukan?"
"Yeah, emang... Campuran cairan yang keluar dari memek lu ini, lu tahu the best kalo menurut cowok...! (Dan juga... kenapa sih cewek-cewek sekarang jarang banget mau cukuran? Ngebuat sulit ngejilatin memeknya aja... Yah biarin dulu deh, lain kali gue kan bisa kesini lagi bawa pisau cukur... Kalo dia emang beneran suka sama gue, dia pasti bakal nurut apa yang gue bilang, ahahahaha!)"
"J~jangan bilang gitu ah, jay...! AAAAAAAH! JANGAAAAN DISITUUUUUHHHH!!!" Anggie berteriak karena jay bermain dengan klitorisnya dan mengocok lubang memeknya bersamaan.
"AAAAAAAAAHHHH! MMMMMMMMMMM!!!" Anggie melenguh sambil menekuk punggungnya dan dalam sekejap tubuh bagian bawahnya bergetar dan cairan orgasmenya muncrat berhamburan hampir mengenai wajah jay kalau terlambat menariknya.
"(Gue gak pernah berpikir cewek kayak dia beneran perawan, dia ngecrot cuma dari dimainin klitorisnya doang...!) Lu keluarnya cepet banget sih! Lu pasti selalu masturbasi, kan?"
"J~jangan... Bi~langggg gituuuuuu! Aahhh!"
"Gue berani bertaruh kalo lu selalu mainin klitoris lu ini, huh?" jay memainkan telunjuknya dan menyentil klitoris Anggie dan membuat tubuhnya makin bergetar.
"Aaaaaahh! Jangaaaaaann! J~jaaaaaay... Aku barusan... keluaaaaaar! I~istirahat dulu dong...!"
"Ah, enggak mau! Gue gak akan berhenti sebelum lu mengakuinya, nggie!"
"Ahn! I~itu benarrrr... A~aku... aku sering bermain dengan... klitorisku! Sekarang hentikan...! Mmmphhh!"
"Hahaha, baiklah kalau gitu! Gue bakal berhenti, gue bakal biarin lu istirahat tapi sebagai gantinya, lu harus nyepongin gue...!" jay membuka pakaiannya dan bugil sepenuhnya dihadapan Anggie dengan kontolnya yang separuh tegang.
"(Astaga... Besarnyaaaaa... Itu bahkan belum... ereksi?)"
"Ada apa, nggie? Ayo cepat lakukan!"
"O~oke... Oke..." Anggie menjulurkan tangannya menggapai batang kontol jay. Anggie tiba-tiba tidak bisa mengontrol tubuhnya dan otomatis membuka mulutnya ketika kepala kontol jay sudah berada dekat dengannya.
"Haah... Haaah... (Apa... milik cowok semua seperti ini...? Apa ini bisa muat didalam vaginaku?)" Anggie perlahan belajar untuk menjilati kontol untuk pertama kalinya meski Anggie sering melihatnya melalui video porno yang sering dia download untuk membantunya masturbasi.
"Nah begitu...! Sepongin terus kayak gitu, bagus... Bagus..." jay memuji Anggie yang merangkak dan menyepongnya saat itu.
"(Aduh... gak muat masuk didalam mulut aku...) B~benarkah?"
"Sekarang, gue mau gesekin kontol gue dibelahan toket lu dong, nggie! Lu paham kan gimana ngasih titjob buat cowok?"
"I~iyah... Mmm... S~seperti ini?" Anggie menjepit kedua toketnya dan memasukkan kontol jay diantaranya.
"Yah bagus... Seperti itu!"
"Sorry, ini pengalamanku pertama kali melakukan ini, jadi jangan kecewa dengan permainanku..."
"Ahh, gak perlu khawatir gitu lah, nggie! Kita bakalan main dan mengasah skill lu, jadi lu bakal meningkat seiring seringnya melakukannya..."
"Baiklah...! (Apa seperti ini...?)" Anggie menjepit kontol panjang jay dan juga menjilati kepala kontol dan lubang kencingnya itu. Jay yang duduk diatas kasur menikmati permainan Anggie itu tampak kagum dengan cepatnya Anggie belajar.
"ooh, nggie. Enak tuh, terusin jilatin begitu...! (Yeah, kita bakalan ngelakuinnya semua yang pingin lu pelajarin mulai hari ini sampai besok-besoknya, hahahaha!)"
Setengah jam berlalu, ini pertama kalinya Anggie memblowjob dan cukup lama baginya untuk bisa membuat jay ejakulasi. Setelah percobaan kerasnya, jay akhirnya ejakulasi didalam mulut Anggie.
"OOOOOOHH!"
Crrrrrrooottt...Crrrrrrooottt...Crrrrrrooottt...
Crrrrrrooottt...Crrrrrrooottt...Crrrrrrooottt...
"(AH!? Pahit rasanya... itu... cukup banyak keluarnya... Aku tidak bisa menelannya semua...) Mmm... slrrrppp... Mmmm... mmm...."
"Sedotin semua dari ujungnya sampe gak bersisa, jangan sampe tumpah keluar juga, nggie...!"
"(... tenggorokanku... lengket sekali rasanya...) Uhuk...! Uhukkk...! Puwaaaaah!"
"Hm? Lu baik-baik aja, nggie?"
"E~enggak apa-apa kok... Itu barusan... salah masuk saluran didalam tenggorokan aja... Maaf yah, aku belum mahir dalam hal ini..."
"Hei, jangan khawatir, lu bakalan ahli sebentar lagi...! Sekarang, ayo buka pakaian lu semua, sama kita pindah keatas kasur...!"
"O~oke..."
Anggie menuruti jay dan melucuti pakaiannya satu per satu kemudian ikut duduk diatas kasur disamping jay. "I~ini... benar-benar pertama kalinya untukku, jadi pelan-pelan ya jay!"
"Tenang aja, nggie... Sekarang buka lebar kaki lu...!"
"S~seperti ini?" Anggie mengangkang lebih lebar lagi dan memeknya yang rapet terlihat tidak mau terbuka karenanya.
"Wow, nggie... Pemandangannya bagus juga, lu emang beneran cantik deh! Beruntungnya gue bisa tahu pertama kali kalo lu belum pernah ngelakuinnya sama sekali... Gue masukin sekarang yah...! (Entah gadis keberapa yang gue perawanin, gue sendiri gak ngitung...!)" jay menempelkan kontolnya pada lubang memek Anggie yang rapet itu bersiap membuatnya lepas dari status perawan dengan kontolnya.
"B~baiklah... Aaaah...!"
"Ayolah, jangan tegang gitu...!" jay terus berusaha membelah memek Anggie.
Prrrrrrttttt... Bleeeeeeeeessssss...
Jay berhasil mengambil perawan Anggie malam itu dan mulai memasukkan kontolnya sedikit demi sedikit dan membiarkan otot-otot memek Anggie menerima kehadiran kontolnya untuk pertama kali. Darah sedikit mengucur dari sela-sela memek Anggie, namun karena anggi mencoba untuk rileks jadi tidak terlalu banyak yang keluar karena jay juga sudah membuat sedikit basah liang memek Anggie sebelumnya.
"Fiiuuuhhh, gue udah masukin setengahnya, nggie! Selamat yah, perawan lu udah gue ambil! (Shit man... Gue baru nyadar memeknya ini rapet bener! Emang perawan tuh paling mantep yah, yah karena kontol gue juga gede makanya Anggie sampe menggelinjang gitu mukanya...)"
"AAAAAAAAHHH! HYAAAAAAAAAHHH!" Anggie berteriak setiap kali kontol jay membelah otot-otot memeknya. Namun ukuran kontol jay yang besar dan panjang, membuatnya hanya bisa masuk setengahnya dan itupun sudah terasa mentok. Apabila jay memaksakannya, mungkin semua kontol jay akan membelah rahim Anggie.
"Huh? Udah mentok? Gue udah gak bisa ngedorong lagi, nggie!"
"T~tentu... saja jaaaaaaaaay...! Kamu bakalan... menekan rahimku...! Ahhh...! Mmmm! (E~enggak mungkin, dia bakalan mencoba mendorongnya masuk lebih dalam? Apa yakin tubuhku bisa?) S~stop, jaay! Aku gak sanggup lagi! Punyamu... T~terlalu besar untukku, jaaaaay!"
"Yah, lu tahu sendiri kan gue punya kontol segini panjangnya..."
"Ah... Mmm... Aaah... Ahhh!"
"Ayo kita coba masukin lebih dalam lagi, nggie!" jay menekan keras pinggulnya dan memberi Anggie mating press ketika kakinya semakin terbuka lebar dan jay menindihnya tanpa ampun.
"Lihat kan, lu perlahan mulai terbiasa menikmati kontol gue, bukan?"
"Ahh... Hyaaaah... A~aaah! O~okeeee!"
"Fiuuuh! Lihat kan, memek lu mulai melebar sekarang, hahahaha! Gue bisa keluarin kalo lu mau, nggie!"
"HYAAAAAAAHHH! P~penis kamuuuuu... masuk... daleeeeemm... Rasanya seperti... berada didalam rahimku! Aaaaaaaahh! A~aaaah! Okeeee!" kaki Anggie yang terangkat keatas mulai bergerak tidak tentu arah ketika jay memaksakan kontolnya masuk makin dalam ketika menggoyangkan pinggulnya.
Plak... Plak... Plak...
Plak... Plak... Plak...
Plak... Plak... Plak...
Pelan dan berjeda, jay memasukkan kontolnya dengan keras. Membiarkan Anggie merasakan nikmatnya rahimnya diobrak-abrik oleh kontol jay seakan ingin membelahnya. Namun jay tetap sadar diri, kemudian setelah merasa ingin ejakulasi jay menarik keluar kontolnya dan mengocok kontolnya sebelum menembakkan spermanya diatas perut Anggie.
Crrrrooottttt...Crrrrooottttt...Crrrrooottttt...
"AAAAAAAHHHH! H~HANGAAAAAAATTT!!"
"Fiiuuuuhhh, itu barusan nikmat kan nggie! Apa lu gak keberatan kalo gue tidur disini malam ini?"
"E~enggak... apa-apa kok... S~silahkan saja!" Anggie mengangguk setuju dengan permintaan jay dan membiarkannya menginap dan tidur bersamanya malam ini.
"Bagus! Kalo gitu, ayo kita ngentot sepanjang malam! Waktu kita masih banyak, santai saja dulu...! Hhehehehe...!" jay tersenyum melihat Anggie yang terkapar dan baru saja diperawaninya itu. Lelehan cairan orgasmenya dan darah perawannya sendiri menetes turun mengenai sprei kasur miliknya.
Tengah malamnya, teman pria Anggie itu terbangun dan mengecek ponselnya... "Huaaaaaaammm... Aku ketiduran... (Hah udah jam segini? Aku rasa dia juga sudah tidur sekarang. Dia bahkan belum membalas smsku sama sekali... Bagaimana caranya aku harus mengajaknya keluar ya? Jika aku bisa memiliki waktu berdua saja... Itu akan lebih mudah jika aku mengajak Catherine sekalian, aku rasa... Huffff, ya sudah lah... Tidur lagi dulu, besok baru dipikirin lagi...!"
Keesokan harinya, di dalam kampus setelah jam mata pelajaran...
"(Pada akhirnya, aku tidak berhasil mengajaknya keluar. Dasar pengecut... Dia sendiri rupanya tidak berniat membalas pesanku, aku rasa...!)"
"Yo, bro!" panggil temannya ketika melihat temannya itu melamun.
"Apa yang kamu cari, bro?" balasnya ketus karena sedang menatap ponselnya.
"Hei... Kenapa dingin banget sih bro? Omong-omong, gimana? Jadi jalan sama Anggie, gak?"
"Nah..." balasnya singkat.
"Ah... Aku tahu... Lu pasti ngeliat videonya di internet kan, huh?" ucap temannya merebut ponsel temannya itu mengetahui bahwa video tentang Anggie yang sedang menari sebagai cheerleader beredar di platform video sharing.
"A~apa!? Seriusan? Bagaimana... kamu bisa tahu itu?"
"Ya jelas tahu lah, orang-orang rame ngomongin topik ini sekarang. Tim cheerleader yang menjadi lawan tanding tim basket kita, terkenal sama cewek-ceweknya yang manis dan seksi kan? Lihat ini, baru diupload kemarin. Hahahaha!"
"C~coba... mana aku lihat?"
"Neh... Lihat sendiri deh...! Buset... udah beneran lewat sejuta view dalam semalem doang loh... Lihat fokus videonya sih, kearah Anggie kebanyakan... Tahu aja orang barang bagus yah... Hahahaha!"
"S~siapa yang membuat ini!? Perasaan kemarin kan gak ada yang tim dokumentasi...? Maksudku, kalau mereka bisa ambil video ini, berarti mereka anggota kampus kita disini, bukan? Dengan kata lain, pasti ada beberapa video tentang gadis-gadis dari kampus lain juga..."
"Tch... ya mana tahu... tapi kenyataannya, peminatnya banyak gini... bayangin aja dapet duitnya berapa tuh...! dan juga lihat tuh komennya..." ucapnya menscroll jarinya mengarah pada komentar-komentar user yang menontonnya.
[Lihat toketnya itu...!]
[Apa dia terlihat sange untuk orang lain juga? Dia memerah gitu mukanya...]
[Judulnya harusnya... Cheerleader bertoket gede...]
Pria yang menyukai Anggie itu kemudian melihat komentar tentang Anggie dengan mata kepalanya sendiri... "Ayolah, berhenti menjadi cowok mesum!"
"Jadi gimana bro? Jadi ikut acara besok gak? Anggie kan datang tuh... Pasti si perekam tersembunyi itu datang lagi juga..."
"A~aku... Aku rasa iya. kalau kita berhasil menangkapnya, dia tidak akan berani mengambil video diam-diam lagi..."
Sementara diatap kampus, sang perekam misterius membuntutin Anggie kemanapun untuk mencari rekaman video dirinya. "Buset... beruntung banget gua! Gua gak nyangka kalo gua mergokin Anggie melakukan ini bahkan didalam kampusnya sendiri! Gua harus merekamnya untuk aku nikmati dimasa tua nanti...!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Anggie menungging sambil bertumpu pada tembok diatas kampusnya yang tersembunyi dari aktivitas mahasiswa lainnya. Tentu sang partner tak lain adalah jay, dimasa sebelum berangkat bertanding Anggie yang memakai pakaian cheerleader sexynya itu dengan jay yang memakai pakaian olahraganya sedang menghabiskan waktu bercinta diatas sana.
Jay meremas perut Anggie dengan kedua telapak tangannya dan menggerakkan pinggul Anggie maju mundur agar kontolnya keluar masuk dengan mudahnya.
"Ayo jaaaaaay! C~cepaaaaat! Orang-orang nanti... akan curiga kalau kita tidak cepat kembali untuk pertandingan! Aaaaah!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Tenang, nggie... Tenang... Omong-omong, lu sepertinya udah bisa nelen kontol gue makin dalam dari sebelumnya. Gimana? Rasanya nikmat, bukan?"
"I~iyaaaah! Itu... benar-benar... nikmaaaaaaaat! AAAAAAAAHHH!"
"Sudah gue duga, nggie! Lu bakal ketagihan sama kontol gue...! Baiklah! seperti mau lu, kita sudahin aja sekarang..." jay menarik keluar kontolnya dan mengocoknya kemudian menembakkan spermanya diatas punggung dan pantat Anggie.
"Yessssssshhh! Itu jauh lebih baik, nggie... Besok kita melakukannya lagi, tapi untuk sekarang ayo kita balik latihan dulu sebelum pertandingan...!"
Dibalik tembok tempat pria itu merekam adegan itu, "(Gua dapet semua rekamannya...! BUWAHAHAHAHAHAHA!)"
Diluar lapangan pertandingan, kedua teman Anggie itu berusaha mencarinya. Mencari pelaku perekaman ilegal dan juga Anggie tentunya.
"Si Anggie apa disini, bro?"
"Aku rasa belum... Menurutmu, dimana dia berada sekarang?"
"Yah, aneh juga sih. Padahal tim cheerleadernya ada disini semua loh..."
Dari belakang punggung mereka, jay berdiri dan memanggil mereka. "Oi, kawan! Jangan ngalangin pintu dong...!"
"Ah, oh sorry bro...! (Woaaaah... Dia tinggi juga buat anak seumuran kita...) Aaah... Anggie!?" pemuda itu terkejut dengan kehadiran Anggie dengan suara nafas tersengal-sengal itu juga muncul bersamaan dengan kedatangan jay menuju pertandingan.
"Ohhh... A~apa yang kamu lakukan disini? Kamu gak nonton pertandingannya?"
"Jangan khawatirkan itu. A~aku... ingin berbicara denganmu sebenarnya... Maka dari itu aku datang kemari..."
"Hah? Soal apa itu?"
"Oh, enggak sih... Aku cuma... aku cuma... nggggg..."
"A~apa kita bisa pulang bersama nanti? Sewaktu kamu selesai disini? Sepertinya disini tempat yang kurang cocok untuk membicarakannya..."
"B~baiklah! Oke nanti kita pulang bareng..."
"Benarkah?! Baiklah, aku akan menunggumu, nggie!"
Paha Anggie terasa ada cairan hangat yang menetes mulai turun dari sela-sela kakinya, "Ah..." Anggie menyadarinya bahwa itu adalah sperma yang jay keluarkan didalam memeknya barusan. Anggie tidak ingin temannya itu mengetahuinya dan cepat-cepat berpaling darinya dengan mencari alasan. "A~aku balik latihan dulu yah! Sampai ketemu lagi nanti!"
"Bro... Lu gak berpikir kalo Anggie makin seksi aja akhir-akhir ini?"
"A~apa? Hei yang bener lah...!" balasnya tersipu malu. Tidak mungkin pesona Anggie bisa ditolak oleh seorang pria termasuk dirinya.
"Yah, lu tahu kan seperti dia akhirnya makin terlihat girly. Udah waktunya gadis seumuran dia keluar dari zona nyamannya dan mulai ngegodain cowok bukan? Oh iya, gua balik duluan yah. Lu good luck aja nanti sama Anggie!"
"Mmm... baiklah... Thank you, bro!"
Sore harinya setelah pertandingan, Anggie dan pria itu pulang berdua bersama. Sepanjang perjalanan mereka berdua mencoba bertukar cerita dan...
"J~jadi, setelah ujian besok... mau gak kamu pergi sama aku, nggie? Kita liburan ke pantai..." pria itu sukses mengutarakan keinginannya tersebut.
"Ah... Apa itu yang ingin kamu katakan tadi?"
"D~dan juga, yah, kamu tahu kan. Si Catherine terus mengoceh ingin kita berlibur bersama seperti waktu dulu..." lanjut pria itu sambil menatap ponselnya ketika berjalan bersama Anggie.
"Hah? Catherine juga? benarkah? Yah, kalau dipikir-pikir cukup lama juga ya sejak terakhir kita berlibur bersama... oh, apa boleh aku mengajak seseorang?"
"S~seorang?" pria itu nampak terkejut dengan balasan Anggie tentang pertanyaannya.
"Yah... Kita baru dekat baru-baru ini, jadi aku ingin mengajak mereka juga kalau begitu... Lagipula, aku ingin menghabiskan waktu bersama teman-teman yang aku kenal semuanya. Mungkin kalian juga bisa berteman nantinya..."
"O~oh! B~boleh saja kok, ajak saja dia kalau kamu mau, nggie!"
Setelah mengantar Anggie pulang kembali kerumahnya, pria itu langsung menuju rumahnya juga setelah berhasil mengutarakan rasa penasarannya. Didalam kamar pria itu, dia mengutak-atik ponselnya mencoba membuka platform video sharing dan berkata...
"Gak ada video lainnya lagi tuh... tapi setidaknya aku sudah bisa mengalahkan rasa penasaranku untuk mengajak Anggie untuk berlibur! Aku berhasil melakukannya! Aku berpikir siapa temannya yang dimaksud itu? Salah satu anggota cheerleader kan? Maksudku, gak masalah jika itu teman wanita. Itu sangat bagus... sangat-sangat bagus... Hehehehe... Oh iya, sebelum lupa aku harus memberitahukan Catherine soal ini..."
Pria itu bergegas beranjak dari kursinya dan menuju kamar Catherine.
"Hafuuuuuuuuuhhh... Hari ini panas banget sih...! Aku juga terlalu berkeringat saat berlatih tadi, fiuuuhh akhirnya aku bisa mengganti pakaian sekarang...!"
Cklek... "Yo... cath, punya waktu enggak?" pria itu tanpa sengaja tidak mengetuk pintu dan membukanya ketika Catherine sedang membuka pakaian dan hampir melepas bra yang dikenakannya.
"KYAAAAAAAAAAHHHH!!! PERGIIIIIII GAAAAAAAAAKKK!! MESUUUUUUUUUMMM!!!" Catherine berusaha menutupi tubuhnya dengan salah satu tangannya dan tangan lainnya mencoba mengambil bantal yang tergeletak diatas kasur dan melemparnya kearah saudaranya yang masuk tanpa ijin itu...
"Aaaahh!! Sorryyyyyy...!"
BLAM... pintu kembali tertutup dan dia menunggu Catherine untuk mengganti pakaiannya sebelum kembali masuk kedalam kamarnya.
Bla...bla...bla...bla...
"Jadi gitu ceritanya..."
"Oh gitu... Aku paham... Jadi kamu make aku sebagai alasan untuk mengajak Anggie liburan denganmu?"
"Tolonglah, cath! Ini demi kakakmu seorang yang meminta kepadamu! Aku mau kamu bisa meluangkan waktu dan berlibur bersama!"
"Baiklah, tapi kamu sangat menyedihkan sebagai seorang saudara... sampai harus melakukan hal ini hanya untuk mengajak seorang cewek liburan...! Aku tahu! Aku sudah memantau beberapa pakaian renang baru akhir-akhir ini..."
"Baiklah! Baiklah! Aku akan beliin yang kamu mau! Aku beli semua yang kamu mau! Kamu akan melakukan ini untukku, kan!?"
"Baiklah, kalau begitu kita pergi bersama denganmu. Tentu kamu udah janji mau beliin aku pakaian baru kan, kalau belum kamu beliin sebelum liburan, terpaksa perjanjian kita batalin...!"
"O~oke, oke... Kita akan belanja besok! Makasih ya cath...!"
Pada hari liburan mereka, catherina dan Anggie berjalan bersama menuju pantai setelah mengganti pakaian mereka dengan bikini yang mereka bawa sebelumnya.
"(Haaaaah... Aku gak percaya ini... rupanya teman yang dia maksud adalah Jay? Aku pikir Anggie akan membawa gadis lain kemari... dan juga... kenapa si Anggie bisa sangat dekat dengan pria ini? Aku mulai sedikit khawatir tentang ini sekarang... ada apa dengan mereka berdua?)" pria itu melamun memikirkan alasan Anggie membawanya ikut berlibur bersama mereka. Namun jay tampak cuek dengannya dan menghabiskan waktu dengan berjemur karena wanita lebih menyukai pria berotot dan juga berkulit kecoklatan untuk jaman sekarang.
"Hei... Maaf ya, lama menunggu! Kalian udah nungguin daritadi?! Hehehehe...!" baik Anggie dan Catherine yang memakai bikini bertali cukup sexy itu melambai kearah mereka. Kalau Anggie tidak berhati-hati, ikatan tali terlepas bisa membuat bagian pribadinya terekspos publik.
"(Woaaaaahh!! Bikininya itu... Anggie cakep bener deh...!)"
"Oi nggie... Itu bikini bagus dan cocok banget sama lu! Pas banget kalo lu yang pake...!" jay mengacungkan jempolnya kepada Anggie dan membuatnya tersipu hanya dengan satu kalimat yang diucapkan oleh jay kepadanya.
"M~makasih... Hehehehe...!"
"(Hei, ada apa dengan mereka berdua? Mereka bertingkah benar-benar sangat akrab satu sama lain. Apa alasannya ya?)" pria itu makin cemburu dan penasaran dengan hubungan Anggie dan jay saat itu.
Jay menatap Catherine dan menscan seluruh tubuhnya yang juga mengenakan bikini sexy itu, (Ya... Ya... Gadis ini juga memiliki tubuh yang bagus juga, mungkin gue juga harus mencicipinya... Kalau cuma blowjob seperti yang biasa dia lakukan dibelakang sekolah sih biasa aja...)"
"Wow! Jay... Tubuh kamu keliatan keren yah, gak ngira bisa lihat otot-otot kamu sekarang yang biasanya tertutup baju basket...! Hei, ayo kita berenang bersama sekarang! Sebelum makin panas cuacanya...! Sangat berbeda dari tubuh saudaraku disana, kamu tahu..." ucap Catherine memuji jay berusaha menarik perhatiannya.
"Wahahahaha!" jay tertawa ketika kedua gadis itu menarik tangannya dan mengajaknya untuk bermain air bersama-sama.
"Oh iya, tolong jagain barang kita sebentar ya? Mau kan? Kita akan bergantian nanti...!"
"B~baiklah... Selamat bersenang-senang...! (Maaf untuk menjadi cowok lemah dan pengecut seperti ini... Sebenarnya, tunggu, kenapa juga aku harus menjaga barang-barang mereka? Ini menyebalkan...)" ucap pria itu tertunduk lesu melihat jay sangat populer dengan gadis dan bahkan saudaranya sendiri, dia sambil duduk diatas pasir menjaga barang pribadi para gadis menunggu mereka kembali.
Dibalik batu karang yang cukup jauh dari keramaian, terdengar suara desahan dan lenguhan Anggie. Anggie mengikuti perintah jay dengan melayaninya untuk melakukan quickie ditempat publik seperti sekarang. "Ah! Ahn! Mmm! Mmm... Mmmph... Jaaaay... K~kita... benar-benar melakukannya disini...? Aaaah! t~tapi... Catherine... sebentar lagi bisa... kembali kapan saja looooh! Aaaaah!" ucap Anggie mengangkat satu kakinya yang ditahan oleh jay dan jay mempenetrasinya dari belakang membuat tubuh Anggie bersandar pada batu karang itu sebagai tumpuan.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Hei... Apa lu gak mau Catherine untuk ngeliat lu lagi ngentot begini?"
"Ayolaaaaah, aku merasa... sangat maluuuuu...! Ahn... Ah! Ahhh! Haaah! Haaaa...!"
"Gue paham, nggie, kalo gitu kita kelarin cepet dan sudahin aja, huh? Gue keluarin sekarang gimana?"
"Aaaaah! Aku jugaaaaaaaaaa!!! Mmmmphhh!..."
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Hm? (Tchhh, gadis itu memergoki kita... Yah, biarkan saja! Hahahaha...)" jay melirik kesebelahnya dan mengetahui bahwa ada bayangan yang menonton mereka, gadis pemilik bayangan itu tidak menyadari bahwa sinar matahari menerangi tubuhnya dan membuat bayangannya terlihat disekitar kaki jay.
"Jaaaaaay! Aku keluaaaaaaar! Hnghhhhh!"
"Baiklah...! Gue juga, nggie... Terima iniiiiihhh...!!!" jay makin mempercepat goyangannya dan satu hentakan berhasil dia sarangkan ketika menembakkan spermanya didalam memek Anggie akan tetapi jay mengingat ketika Catherine mengintip mereka berdua sehingga mengurungkan niatnya dan menarik keluar kontolnya dan membuang spermanya diatas tubuh Anggie.
"(Apa... apa yang harus aku lakukan...? M~mereka... mereka benar-benar bersetubuh, bukan? Aku tidak percaya bahwa mereka berdua sudah sejauh itu dalam berhubungan... Aku tidak boleh... membiarkan saudaraku mengetahuinya...)"
Sementara jay dan Anggie menyelesaikan kegiatan mereka dan saling bertatapan, "Fiuuuuhh, itu tadi benar-benar nikmat, nggie!"
"Y~yeah... aku juga merasakannya... jay... Hmmm, pasti Catherine sedang sibuk... Lama sekali dia kembalinya..."
"Yakin, kalau begitu biarin aja dia, nggie. Dia pasti balik kan bentar lagi...!"
"(A~apa mereka sudah selesai? Haruskan aku keluar dari persembunyianku sekarang...? Harus bertingkah biasa saja...) H~hei... aku kembali... Nih minuman kalian...!" ucap Catherine sambil membawa tasnya yang berisi minuman dingin itu kemudian memberikan pada mereka berdua satu demi satu.
"Ohhh! Makasih ya, cath! Aku juga haus banget nih...!"
Oh iya, ini aku bawakan untukmu juga jay!"
"Makasih, cath...!"
"Ummm... Saudaraku tadi, ummm... Kamu tahu, mulai komplen tentang menjaga tas bawaan kita, jadi aku tadi bergantian menjaga tasnya sebentar. Setelah dia selesai, baru aku kembali kesini...!"
"Oh... Jangan khawatir cath! Aku bakal pergi menjaganya kalau kalian berdua menginginkannya? Itu akan memberikan kalian kesempatan untuk bersenang-senang berdua!" ucap Anggie menawarkan bantuan kepada Catherine untuk menggantikannya.
"Oke... nggie...! makasih ya...!" balas jay menyetujui ide Anggie dan membiarkan Catherine bersamanya karena jay sudah memikirkan apa yang ingin dia lakukan kepada Catherine sebelumnya.
"Huh... Cuma kita berdua?"
"Jangan khawatir, cath! Jay itu pengertian loh orangnya...! dan cuma sebentar kok, sampai nanti saudara kamu ikut kesini juga setelah aku panggil...!"
"Yah, kalau kamu bilang begitu... Aku rasa tidak masalah deh..."
"Ya sudah...! Aku jemput dia dulu yah, tunggu disini saja sebentar...!"
Anggie kemudian meninggalkan jay dan Catherine berdua, Catherine yang melihat apa yang jay lakukan kepada Anggie cukup enggan sebentarnya ditinggal berdua saja dengannya. Terutama karena Catherine juga menaruh hati kepada jay dan selalu memberinya blowjob secara diam-diam disela-sela latihan seperti waktu itu. Dan Catherine juga melihat bahwa jay bermain cinta dengan Anggie juga yang mana saudaranya menyukai Anggie tapi kenyataan berkata lain bahwa Anggie lebih menyerahkan hatinya kepada jay dengan melayaninya berhubungan seks.
"... Oh, iya... Ini minuman kamu, jay...!" Catherine menyodorkan tangannya dan memberikan minuman yang dipegangnya kepada jay.
Namun jay mengulurkan tangannya dan mencengkeram pergelangan tangan Catherine bukan mengambil botol minuman yang diberikan kepadanya. "Cath, lu tadi ngintipin kita, bukan?"
"N~ngintip? ngintip apaan emangnya...!?" jawabnnya dengan terbata-bata karena memang benar Catherine sedari tadi mengintip mereka dan jay mengetahuinya dengan persis.
"Jangan belagak bodoh gitu! Lu ngeliat gue sama Anggie ngelakuin itu, kan?"
"A~anu... itu... D~dengar, aku... tidak akan memberitahukan siapapun, ok?" lanjut Catherine berniat untuk menutup mulutnya tentang apa yang sudah dilakukan jay dan Anggie didepan matanya tadi.
"Oke... Gue paham... Hanya ada satu hal yang bisa lu lakuin buat gue untuk membuktikan bahwa omongan lu bisa dipercaya, cath...!"
"Huh? M~maksudnya?!"
Jay membalik tubuh Catherine dan mulai memeluknya dari belakang, mengelus perutnya yang rata dan mendorong pantatnya sesekali. Jay berusaha menempelkan kontolnya yang mulai keras itu pada belahan pantat dan juga punggung Catherine. Jay mengirimkan sinyal kepadanya tentang apa yang harus Catherine lakukan sekarang ini. Jay juga mulai berusaha melepaskan bikini Catherine hingga payudaranya terlihat dengan jelas ketika dia menarik bikini itu turun kebawah perlahan.
"T~tunggu jay...! A~apa yang mau kamu lakukan!? Hyaaaaahhh...!!!" Catherine mencoba memberontak meski tahu dirinya sedang berusaha dilecehkan oleh jay. Akan tetapi karena Catherine juga pernah memberikannya blowjob, dia juga tidak berdaya dengan rahasianya sendiri.
"Ahn... Mmm... Mmh... Mphh... Ahhh... Jaaaaayy... Mmmmph!"
"Apa masalahnya, cath? Lu sendiri pernah ngebj gue kan, dan juga lu kok becek begini? Baru juga gue elus-elus dikit! Ah gue tahu... Lu horny karena ngeliatin kita ngentot, bukan?"
"Mmmph! A~aku... E~enggak... Aaah!"
"Jangan mencoba untuk enggak mengakuinya, cath...! Tubuh lu ini lebih jujur dari mulut lu...!!!"
Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...
Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...
"Ahhh! Aaah! Aah! Haaah! Haaa! Ahnnn!"
"Oh? Kok bagus juga memek lu? Coba gue liat, wah apa itu berarti lu juga masih perawan, cath?" jay meremas toket Catherine perlahan sambil jarinya mengusap bibir memek Catherine yang cukup beruntung jay tidak mencoloknya masuk karena sayang sekali apabila keperawanan Catherine lepas oleh jari-jari tangannya itu.
"I~iya, jay...! A~aku memang masih perawan! Jika itu menjadi masalah untukmu, kamu... bisa melepaskanku saja, bukan! ...ahhh!"
"Justru karena itu... gue lebih seneng bermain sama perawan! Hehehehe..."
"J~jangan... mainin jarimu... masuk... kesituuuuuhhh! Aaaaaah! AAAAAAAAAAAHHH!!"
Crrrrrrttttt...Crrrrrrttttt...Crrrrrrttttt...
Crrrrrrttttt...Crrrrrrttttt...Crrrrrrttttt...
"Lu orgasme dengan cepat untuk ukuran seorang perawan, cath...! Lihat jari-jari gue sampai becek gini...!"
"Aaah... E~enggak... bukaaaaaan..."
"Tapi apa? Lu becek gini kenyataannya, jangan bilang kalo juga becek ketika lu masturbasi juga!" jay terus menggodanya sampai pada titik yang otaknya bisa kuasai. Sekali dinding itu runtuh, jay akan mendapatkan buruannya dengan mudah.
"E~enggak... Aku be~benar-benar tidak pernah... m~masturbasi...! L~lagipula, bukankah Anggie nanti akan marah kepadamu kalau kamu tidak... menghentikan ini!? Hnnggghhhh!"
"Apa urusannya dengan Anggie? Bukannya lu yang kepingin ngelakuinnya juga? Ayo, ayooo!"
Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...
"Tapi... AAAAAAAAAH!!!"
Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...
Crrrrrrttttt...Crrrrrrttttt...Crrrrrrttttt...
Ditempat saudara Catherine dan Anggie menunggu, mereka berdua akhirnya memiliki waktu luang bersama dan bisa mengobrol untuk beberapa saat.
"Huaaaaaaaahmmmm... Bosennyaaaaaa...!!!"
"Heiiiii... Makasih loh, udah mau dimintain tolong jagain barang kita. Aku boleh nemenin kamu disini, oke?"
"Oh, nggie..." pria itu kemudian terbangun dari tidurnya dan segera duduk bersila didepan Anggie.
"Ah... Kamu pasti bosen, kan? gak mau main sama yang lainnya?" lanjut pria itu kepada Anggie.
"Itu... Kalau kamu gak keberatan, aku akan menemanimu disini...!"
"Eh... benarkah, nggie?"
"Yep... Aku udah bilang bakal gantian sama Catherine buat jagain tas kita... Ayo kita duduk bareng...!"
"(Yah... Ini kesempatanku sekarang! Aku bisa melakukannya!) E~ehm... K~kamu tahu..."
"Hmmm? Apa?"
"A~anu... apa... ah... ada seseorang yang sedang... membuatmu tertarik untuk saat ini, nggie?" pria itu berhasil mengutarakan isi hatinya yang selama ini mengganjal tentang apakah Anggie memiliki seseorang yang dia cintai atau tidak.
"Hah...? Itu pertanyaan aneh... A~apa sih maksudnya? Aku enggak ngerti..."
Kembali ke tempat jay dan Catherine...
Jay yang tiduran diatas pasir dan Catherine menungging diatas kepala jay yang sedang menjilati memeknya. Meski begitu, Catherine tidak menolak dan membiarkan jay melakukannya terhadapnya.
"Ah... J~jangan... jilatin begituuuuh... d~disanaaaaa... Aaaah! Lidah kamuuuu... Nghhhh...!" Catherine yang tidak bisa bergerak karena kedua tangan jay memegani pahanya dan menekan tubuh Catherine makin turun agar jay dengan mudah menjilatinya.
"Mmm... Slrppp... slrrrppp... Mmmh... Mmmphh..."
"(Memang yah, seorang perawan sangat berbeda. Ini benar-benar membuatku horny, sangat hebat juga... Gue jadi pingin mecahin perawannya nih anak sekarang...!) Puwaaaahhh!" jay menyudahi menjilati memek Catherine dan melepaskannya. Catherine yang terlalu lemas kemudian tergeletak diatas pasir, jay yang berdiri dibelakang punggung Catherine sambil mengocok kontolnya bersiap berlutut dan memasukkan kontolnya diantara belahan pantat Catherine dan mencoblos selaput daranya itu.
"Oke... Gue akan masukin punya gue kesini yah, cath... Relaks aja..."
"AAh... WEAAAAAAAAHH!" Catherine merasakan ada sebuah benda tumpul berusaha masuk kedalam memeknya saat ini dan bertahan oleh selaput dara miliknya. Jay perlahan makin menusuk kontolnya masuk makin dalam dan menyobek selaput dara Catherine dengan sukses.
"Selamat, cath! Sekarang lu bukan perawan lagi! Gue masukin lebih dalem lagi yah sekarang..."
"E~enggak mungkin... kamu bisaaaaa! Ahhh... T~tarik... jaaaay!"
"Hmmm? Gue rasa gue cuma bisa masukin setengah kontol gue doang, huh...? Memek lu sempit banget sih, makanya gak bisa meregang dengan sempurna untuk saat ini... Ini aja rasanya udah mentok gitu, kalo gue terusin mungkin yang robek gak cuma selaput dara lu barusan tapi juga rahim lu yang gue sobek... Hahahahaha!"
"AGHHHHHHHHHHH!!!"
Jay berusaha menindih Catherine dengan posisi yang sama dan Catherine dengan sendirinya menumpu pada lututnya dan lebih mengangkat pantatnya ketika jay berusaha mempenetrasinya lebih dalam lagi.
"Yessssshhh... Lu enak banget dan juga sempit, cath! Gue udah memikirkan untuk ngebuat lu jadi milik gue sekarang!"
"Ughhh... Kyaaaaah! A~Apa!? M~miliku...!? Maksudnyaaaaa!? Ahhhn!"
"Gue gak seperti pengecut kayak saudara lu itu, cath. Gue ini pria sejati dan juga gua gak pernah menarik kata-kata gue... Dan juga... Lu mulai becek gini, gue bisa tebak kalo bentar lagi memek lu banjir karena orgasme lu sendiri gara-gara tubuh lu nikmatin kontol gue...!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Ahhh... Ahhh...! Ahhh! Haaah... Aahh... (S~seorang pria sejati...)"
"(Yeah... Gue naklukin satu lagi gadis disini buat gue pake secara gratis! Wahahahaha!) Sekarang, kita rahasiain ini dari Anggie dan saudara lu itu, oke?" jay menggenjot Catherine dengan cukup kencang dan menahan lehernya dengan tangannya agar wajahnya tetap terbenam diatas pasir itu.
"I~iyaaaah..."
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Gue boleh dong... keluar didalam memek lu ini? Sekalian pengalaman pertama memek lu dipejuhin sama sperma cowok!?"
"Aaaaah! J~jangan... didalam! Aaah...!"
"Hehehehe... Gue bercanda kok...! tapi... Sekarang buka lebar kaki lu ini...!" jay kemudian membuat Catherine berdiri dan mengangkat kedua kaki Catherine dan menggendongnya dengan tetap menggenjot kontolnya.
"Kyaaaaaahh! J~jangaaaaaaan! S~seorang... bisa melihat nantiiii...! Hnghhhh! J~angaaaan... Pleaseeeee! Aaaaahhhh! Ah! Ahh! Ahn! Haaah!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Dengan tubuh mungilnya itu, mudah bagi jay untuk mencoba bermain dengan gaya full nelson akan tetapi sangat berbahaya kalau sampai jay mematahkan leher Catherine dengan menggenjotnya kencang. Jay mengurungkan niatnya dan terus menggendongnya saja.
"Baiklah, siap-siap yah...! dan gue bakal keluarin dimuka lu, cath!" Jay menarik tubuh Catherine keatas dan kontolnya terlepas dari jepitan memeknya, kemudian jay menurunkan tubuh Catherine dan menyemprotkan spermanya pada wajah Catherine yang bersimpuh dihadapannya sekarang.
Croooooootttt...Croooooootttt...Croooooootttt...
Croooooootttt...Croooooootttt...Croooooootttt...
"Aaaaaaahhh!! (A~aromanya... kencang sekali... Ini... s~sperma?)"
"Baiklah... Mulai sekarang, lu resmi jadi milik gue...! Mengerti?"
"(D~dia sangat memaksa... Apa yang harus aku lakukan?)"
"Mmmm... Ini akan berbahaya kalau yang lain mengetahuinya, jadi kita akan merahasiakan ini mulai sekarang bukan, cath?"
"...T~tentu..."
"Ayo... Kita sekarang kembali, gue gak pingin mereka menunggu kita dan semakin lama kita menghilang bisa-bisa mereka curiga nanti..."
Setelahnya mereka pun kembali berkumpul bersama...
"Hei, makasih udah nungguin yah! Ini aku beliin minuman buat kamu...!"
"Makasih ya, nggie! Omong-omong Catherine sama jay lama sekali tidak kembali?"
"Ah... Oh iya, mereka lagi ngapain sih? (Maksudku, aku sih gak peduli jika mereka tidak kembali untuk sekarang...)"
"H~hei... Sorry ya, udah buat kalian nunggu lama, nggie..."
"Ah! Kamu pergi lama sekali, jay... Apa sesuatu terjadi disana?"
"Nah, enggak kok. Kita lagi nyantai aja disana..."
"Lihat, cath! Benarkan apa aku bilang? Jay itu orangnya baik loh! Aku juga berharap kalian berdua bisa tetap dekat! Jay tidak memiliki banyak teman disini, kan..."
"Huh? Oh, yeah... Y~yaa... Aku mengerti..."
"Oke deh... Aku akan berenang bareng jay lagi sekarang!" lanjut Anggie setelah menyerahkan minuman yang dibelinya kepada Catherine dan yang lain kemudian mengajak jay berenang sekali lagi.
"Huh? Terus kita?"
"Kamu kan bisa tunggu sama saudaramu itu kan...!"
"T~tapi... itu..."
"Oke... Ayo jay...!" Anggie menarik lengan jay dan kembali berenang bersama.
Suatu hari, setelah latihan... Didalam kamar ganti pemain...
"Mmmm... Hyaaaaahh..."
"Jadi, nggie... Gimana keadaan lu hari ini? Apa gue ngelakuinnya enak buat lu?"
"Ahhh! K~kamu... melakukannya... tetap hebat seperti biasanya... jay! Hngaaaaahhhh!" balas Anggie yang sedang dipaksa mengangkat sebelah kakinya dan jay mempenetrasinya dari arah belakang sambil memeluknya.
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Yeah, lu sendiri udah basah sejak tadi lu latihan kan!"
"I~itu tidak benar... Aaahhh!"
"Jangan bohong! Gue tahu lu mencoba menyembunyikannya... Memek lu yang becek sepanjang harinya...! Hehehehe!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
"Aaaah! I~itu benarrrr... Aku udah... basak sejak aku berlatih tadi... untukmuuuuuuuu! Hyaaahh!!"
"Lihat? Lu emang wanita yang nakal yah, nggie!"
"I~itu... salahmu juga, jay! Kamu... yang membuat aku seperti ini!"
"Fiuuuuh, gue kecapekan setelah latihan! Bagaimana kalo lu yang goyangin gue kali ini, nggie?"
"Aah, yah...! B~baiklah, aku akan melakukannya... Aku akan melakukannya...!"
Jay duduk diatas lantai dan Anggie perlahan menaiki tubuhnya dan memberikan jay WOT. Anggie mulai terbiasa untuk bereksperimen dengan kehidupaan seksnya dengan jay, agar dirinya bisa memuaskan jay seperti jay memuaskan dirinya.
"Oke... Turunin pantat lu sekarang...!"
"Mmmm! Aaaaah! Kamu... dalem bangeeeeeeet!" kontol jay yang besar itu membuat Anggie makin mendesah ketika dirinya mencoba menurunkan pinggulnya dan kontol jay cukup mentok bahkan belum sepenuhnya tenggelam didalam memek Anggie.
"Tenang... Gue bantu goyangin nanti...!"
"B~baiklah!"
"Haah... Haaa... Haah... Ah! Aaah! A~apa... apa ini nikmat, jay?" Anggie menggoyangkan tubuhnya naik turun dan membuat toketnya berguncang bebas didepan pandangan jay.
"Kurang... Gerakin lagi pinggul lu lebih kenceng...!"
"Seperti ini? Ah... Ahhhhh!"
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...
Dibalik pintu kamar ganti itu, terdapat sepasang mata yang menatap kearah mereka berdua yang sedang bercinta. "(Buahahaha! Aku bener-bener gak salah pilih soal Anggie... Aku akan mendapat banyak rekaman baru kali ini, termasuk sekarang ketika mereka sedang melakukannya didalam ruang ganti kampus ini! Buahahhahaha!)"
Pria itu pria yang sama ketika merekam Anggie dan menyebarkannya pada video berbagi untuk keuntungannya sendiri, ditangannya terdapat kamera yang sudah merekam kearah Anggie yang sedang menggoyangkan pinggulnya. (Tapi... apa yang harus aku lakukan dengan video ini? Kalau aku posting diweb, fansnya Anggie pasti bakalan ngamuk besar... Oh, benar! Aku baru kepikiran ide yang bagus! Buahahahahaha!)"
"Nggie... Gue udah siap sekarang, gue bakal keluarin didalam memek lu hari ini...!"
"B~benarkaaaaaah?! Aku... Aku... ingin merasakannyaaaaaaa!!!"
Croooooooootttttt... Croooooooootttttt...
Croooooooootttttt... Croooooooootttttt...
Jay menembakkan spermanya didalam memek Anggie yang sedang menaiki tubuhnya dan pantatnya yang terekspos jelas itu menunjukkan kedutan-kedutan dengan lelehan sperma jay yang tidak tertampung sempurna meleleh turun dari celah memeknya.
"Aaaaaaaahhhh! Kalau kamu... keluar banyak seperti ini, aku bisa-bisa... memiliki seorang bayi denganmu, jay...!"
"Hahahahaha... Coba saja kalau kamu mau, nggie!"
"(Anggie benar-benar melakukannya... dia tidak takut akan hamil dengan pria itu ejakulasi didalam vaginanya sendiri... Buahahahaha, mereka benar-benar menunjukkan kelas pemain bokep kampus! Rekaman ini menjadi sangat bernilai tinggi untukku...)"
Bersambung...