BAB XXV
LOVE IS ALL AROUND
“Bu, Kinan pamit yah…”
Kinan menyapa Bu Titik yang barus selesai sholat dhuha.
Siang ini jam 1 siang Kinan harus terbang ke Bandung lagi, menjemput anaknya lalu besok minggu kembali ke Jakarta, makanya hari Sabtu siang dia memilih segera terbang kembali ke Bandung agar tidak kelelahan di perjalanan.
Titik menggeser badannya yang masih duduk di atas sajadah, Kinan mengulurkan tangannya lalu mencium tangan Titik. Kinan duduk bersimpuh, dan kini mereka saling berhadapan meski posisi duduk Titik agak menyamping, dan diam seribu bahasa.
Kinan lalu tersenyum….
“Bu, makasih atas semua keramahan, dan sudah menerima Kinan selama Kinan disini, Kinan hanya bisa berdoa agar Ibu, Bapak, Mbak Pungki dan juga Mas Deny selalu Allah lindungi, jika Kinan banyak salah, mohon dimaafkan, atau jika ada kata-kata dan tindakan Kinan yang meninggung atau keterlaluan sama Ibu dan bapak disini, Kinan juga minta maaf’
Ibu Titik hanya mengangggukan kepalanya, lalu kembali terdiam sambil menatap sajadahnya
“Kinan boleh ngomong sebentar dengan Ibu…” pinta Kinan dengan lembut dan hati-hati.
“iya, boleh…” Titik menjawab pelan
Dengan sedikit terbata, lalu Kinan melanjutkan
“ Kinan mengerti perasaan Ibu, sama juga Kinan adalah seorang Ibu, pasti berat menerima jika ada sosok lain yang hadir dalam diri anak laki-laki yang kita sayang….”
Diam sejenak….
“Buat Kinan, kehadiran Mas Deny adalah suatu anugerah yang Allah berikan…. Kinan mengerti, pasti akan sulit buat Ibu dan keluarga menerima Kinan yang hadir dengan dua anak Kinan… “
“Tapi itulah kenyataan yang Kinan yang ngga bisa rubah, sama seperti cinta dan sayang Kinan ke Mas Deny, ngga akan pernah berubah…”
“seandainya bisa membalikan waktu, Kinan juga akan sangat senang bisa hadir sebagai gadis single ke hadapan Mas Deny dan keluarga, tapi inilah diri Kinan…. “
Ibu Titik masih menundukkan kepalanya….Kinan matanya kini berkaca kaca….
“Tidak ada Ibu yang tidak ingin yang terbaik untuk anaknya, itu Kinan yakini…. Tapi seperti Ibu sayang dan ingin Mas Deny berhasil dalam semua hal… Kinan pun demikian Bu… yg Kinan punya hanya cinta, sayang dan semua yg ada di diri Kinan, agar bisa bantu Mas Deny jadi lebih baik lagi….”
Keduanya kini sama-sama menyimpan airmata di pelupuk matanya masing-masing
“jika Ibu minta Kinan pergi, saya pasti tidak mampu membayangkan hidup tanpa adanya Mas Deny, tapi jika Ibu berkenan menerima dan memberi Kinan waktu, semuanya akan Kinan berikan untuk Mas Deny….”
Isak tangis mulai terdengar….
“rasa sayang saya ke Mas Deny, mungkin hanya diri Kinan yang tahu, tapi Kinan yakin, kita berdua sama-sama sebagai wanita punya tujuan yang sama, tidak ingin membuat orang yang kita cintai jatuh….”
Kinan lalu mengambil tangan Titik sekali lagi….
“Kinan mohon maaf, Kinan juga pamit, Ibu dan Bapak sehat-sehat disini, saya akan rindu dengan suasana disini……”
Kinan mencium tangan Titik, lalu bersimpuh dan memeluk lututnya, sambil menangis…..
Tangan Titik lalu bergerak….
Dia membelai kepala Kinan yang ditutupi hijab itu……
Lalu dia mengangkat bahu Kinan….menatapnya dengan tatapan penuh kasih, tatapan yang baru pertama Kinan lihat selama dia datang dan hadir di keluarga ini….
Titik dengan erat memeluk Kinan…..mereka saling bertangisan berdua…..sambil berpelukan…
“janji satu hal sama Ibu….jangan pernah kecewakan anak ibu…..” bisiknya ke telinga Kinan….
Kinan tidak mempu berkata kata lagi, dia hanya bisa memeluk erat mertuanya ini, sambil menganggukan kepalanya, airmata membasahi mukena yang masih dipakai Titik, dia merasa sangat bahagia yang tidak bisa terlukiskan dihatinya
Sedangkan diluar kamar, Pungki yang mendengar dan melihat pelukan dua wanita itu, ikut meneteskan airmata bahagia….