Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Jilbablonthe

Adik Semprot
Daftar
8 Feb 2018
Post
137
Like diterima
193
Bimabet


Surakarta, 21 November 2021

22.05 WIB

Kalut hatinya tak kunjung reda. Suaminya kedapatan selingkuh dan tak dapat dihubungi 2 hari ini. Pratiwi mencari-cari tempat dimana suaminya mungkin berada. Mulai dari kantor, cafe, sampai tempat suaminya biasa nongkrong. Sampailah dia di kos Faiz, teman akrab suaminya. Hari ini adalah kedua kalinya Pratiwi terjaga di depan kos cowok milik Faiz. Biasanya jika berkunjung ke tempat itu, ia bersama suaminya. Hubunganya dengan Faiz sendiri cukup baik karena sering bekerja sama membuat konten dengan suaminya. Namun dengan suasana hati yang sedemikian buruknya, saat ini ia merasa ragu untuk masuk. Yang dilakukanya hanya menunggu di luar kos-kosan, sambil mengintip kamar Faiz. Hanya untuk mengecek, apakah suaminya ada di sana.

“Tiwik? Ngapain kamu di situ? Mas Priyo di mana?”
Suara Faiz mengagetkan lamunanya. Ternyata cowok itu sudah ada di pintu depan kos, menjulurukan kepalanya dari dalam.

“Hehe Ngga papa mas. Ini malahan aku lagi nyariin dia. Kira-kira dia kesini nggak ya mas dua hari terakhir?”

“Waduh enggak tuh Wik. Malah udah sebulanan lebih aku nggak ketemu dia.”

Pratiwi menghembuskan nafasnya kesal. Sudah benar pengamatanya dua hari belakangan bahwa suaminya tak pergi ke kosan Faiz.

“Memangnya ada pa to? Sini masuk dulu”

“Eh, enggak usah mas. Udah malem juga takut ganggu sampean.”

“Halah wes to. Masuk dulu. Kasian kamu malem-malem di luar, mana udah gerimis lagi.”

Memang langit malam mulai mendung dan rintik hujan terasa menjatuhi wajah Pratiwi. Jaket dan celananya sendiri juga sudah basah akibat menunggu di luar sejak tadi. Terbersit pikiranya untuk berteduh di kos-kosan teman ceweknya, karena meski masih kuliah ia tidak punya kos dan sudah pindah mengikuti suaminya. Namun ia mengurungkan rencana itu lantaran takut gosip soal perselingkuhan suaminya menyebar di kalangan kampus. Memang kabar-kabar soal percintaan cepat sekali tersampaikan dari mulut ke mulut. Akhirnya Pratiwi pun memutuskan untuk berteduh di kosan Faiz. Toh ia sudah sangat mengenal Faiz dan lingkungan kos ini. Faiz membukakan gerbang, dan Pratiwi menuntun motornya masuk untuk diparkirkan di tempat paling ujung.

Pratiwi masuk ke kamar Faiz yang standar cowok kuliahan. Di kamar itu mereka sering ngobrol-ngobrol dan nyanyi bareng bertiga atau berempat. Namun kini di kamar hanya berdua dengan Faiz. Pratiwi bukanya sungkan. Ia cukup mengenal Faiz. Menurutnya cowok ini cukup simpel, cerdas, namun tertutup. Banyak cerita tentang kehidupan pribadinya tak diketahui kalangan kampus. Soal percintaan juga nyaris tak terdengar. Bahkan pernah terdengar isu bahwa Faiz adalah seorang gay lantaran tak pernah dekat dengan cewek siapapun yang ada di kalangan kampus. Pratiwi sendiri tak ambil pusing. Yang penting Faiz cukup baik dan dapat diandalkan untuk berkarya. Soal bekarya, terkadang Faiz tampak lebih menonjol dibandingkan teman-teman cowoknya, bahkan, suaminya sendiri. Memang Pratiwi punya ketertarikan dengan tipe cowok seperti Faiz. Sosok cerdas yang tidak neko-neko.

“Ini Wik, tehnya diminum dulu.”

Faiz tiba-tiba sudah menyajikan segelas teh hangat yang mengepul di hadapan Pratiwi. Mereka pun menyeruputnya dengan hikmat seolah meresapi betul hujan gerimis di luar kamar. Pratiwi mulai ditanyai basa-basi oleh Faiz. Lama ngalor ngidul pembicaraan pun semakin akrab. Pratiwi sering ngobrol bareng Faiz¸ tapi tak sedekat ini, karena ada batas terkait kehadiran suaminya tentu saja. Kali ini tanpa suaminya, Pratiwi lebih dapat mendalami cara berpikir Faiz. Ia merasa dapat lebih lepas mengutarakan gagasanya karena tahu Faiz akan mampu meresponya dengan jawaban menarik. Pratiwi pun berpikir untuk mulai terbuka dan jujur saja kepada Faiz terkait masalah perselingkuhan suaminya. Sepertinya Faiz adalah orang yang tepat untuk ia bebani keluh kesah.



“Mas, aku mau jujur sama sampean.”

“Soal apaan Wik?”

“Dua hari ini aku keliling nyariin suamiku. Termasuk nongkrong di depan kosanmu kayak orang bengong. Padahal aku tahu, dia sedang main ke Tawangmangu sama selingkuhanya. Cuman akunya aja yang denial.”

“Hah! Yang bener Wik? Astaga gak nyangka bakal kejadian kayak gini. Sampe nunggu diluar loh kamu. Kok nggak chat aku aja, kan kasian kamunya kesana kemari.”

“Yah abis gimana mas, rasanya bingung harus ngapain. Padahal dada rasanya sesak pengen nangis, pengen marah.”

“Duh yang sabar ya Wik. Memang cobaan berumah tangga bisa terasa berat. Tapi kalo cobaan ini bisa kamu atasi, itu artinya kamu wanita kuat Wik.”

Perkataan Faiz tampak netral. Tidak memojokkan suaminya, namun tetap mengutuk perselingkuhan serta memberikan dorongan positif. Pratiwi yang ditelan sedih atas perkataanya sendiri pun tenggelam untuk terus bercerita. Wajah Faiz tampak serius setiap melayangkan perhatianya, dan ia pandangi lekat-lekat dengan sedikit rasa ketertarikan pada cowok teman suaminya ini. Pratiwi merasa setiap jawaban-jawaban Faiz terasa mencerahkan. Termasuk soal mengatasi masalah ini dengan caranya sendiri, tak perlu bergantung pada siapapun termasuk suaminya. Pratiwi mulai berpikir, cara apa yang bisa ia lakukan untuk mengatasi masalah ini? Apakah ia harus mengajukan gugatan perpisahan, atau, melakukan hal yang diluar nalarnya? Sambil melihat peluh di wajah Faiz, ia mulai terpikirkan sesuatu.

"Mas..."

"Apa Wik? "

"Menurut mas, aku harus gimana? Udah habis caraku buat kasih pelajaran ke mas Priyo. Apa aku harus balas dia mas? "

"Ba, bales gimana Wik?" Faiz menjawabnya dengan canggung.

"Ya dia kan main serong. Dikira aku ga bisa apa?"

Kamu mau bales main serong juga? Tapi sama siapa?"

"Siapa ya mas? " Pratiwi mengatakan itu sambil melirik tajam ke arah Faiz.

"Hmm entahlah Wik, mungkin bukan ide yg bagus"

"Mas, emang menurutmu aku ini istri yg gimana? Aku kurang cantik, kurang pengertian atau gimana?"
Pratiwi menanyakan itu dgn wajah sendu dan semakin mendekat. Faiz sampe dapat merasakan hembusan nafas istri sahabatnya itu.

Faiz tidak dapat langsung menjawabnya. Otaknya merespon sinyal lain dari arah pembicaraan yg sesungguhnya. Bibir tipis Pratiwi tampak merona, dengan liur yg membasahi tipis-tipis. Aroma nafas wanita itu hangat dan menggairahkan. Saat perasaan keduanya semakin membuncah, Pratiwi kemudian membuyarkan pikiranya sendiri. Ia tiba-tiba teringat statusnya sebagai istri orang. Martabatnya atas pernikahan sehidup semati yg selama ini tidak pernah ia langgar. Pratiwi menarik wajahnya dan berpura-pura pamit ke WC yg juga berada di dalam kamar Faiz. Bukan hendak kencing, tapi untuk meredakan hasrat dan menyadarkan diri. Ditinggalkanya Faiz yang masih merasa naik.

Di dalam WC, Pratiwi merasakan nafasnya masih memburu, hasratnya tak kunjung mereda. Rasanya ingin bercumbu namun tidak kesampaian membuat badanya terasa gatel. Ia merasa berubah jadi istri yang binal karena bisa sange dengan mudahnya. Mulai ia remas perlahan kedua toketnya, ia putar-putar pentilnya dan mulai melenguh diam-diam agar tak ketahuan Faiz. Ia mulai duduk di atas toilet. Ia kangkangkan kakinya sedikit sambil mengobok-obok selangkanganya dari luar. Celana jeansnya terasa mengganggu, maka serta merta ia turunkan. Begitu pun kaos dan BH nya sudah tertanggal. Kini Pratiwi leluasa memainkan semua bagian tubuhnya tanpa penghalang apapun. Saat ia semakin kencang mengocok memeknya, tiba-tiba pintu WC terbuka. Pratiwi lupa mengunci pintu. Faiz langsung masuk dan menghampirinya dengan kontol terbuka sedang diurut-urut.

"Ehm, mas, mau ngapain?"

"Nurutin keinginanmu Wik"

"Jangan mas, kita ga boleh ngelakuin ini."

"Lupakan suamimu Wik, los aja"

"Tapi mas, aku istri sahabatmu"

"Sahabat harus saling berbagi Wik, Muachh!!”

Faiz serta merta mencium dan mencaplok bibir yang ia idam-idamkan sedari tadi. Ia menjilati seluruh rongga mulut Pratiwi selengket-lengketnya. Dihisap-hisapnya bibir berliur itu dengan buas. Pratiwi hanya bisa pasrah meladeninya. Pratiwi merasakan belitan lidah Faiz menjadi sangat intim. Ia pun merespon dengan lumatan lidah yang memelintir lembut. Pria yang sedang dicipoknya itu kini menjilati seluruh permukaan wajah Pratiwi. Pipi, hidung, mata, dahi, telinga, penuh dgn liur Faiz. Ia seperti hendak memakan Pratiwi.

"Sluurp, ahh Wik. Kamu tuh cantik, cute banget. Ahh tak makan kamu"

"Ooh, Mas. Jangan dijilatin, aku kotor belom mandi ouuh"

"Sekalian tak bersihin Wik, tak jilatin sampe kinclong. Wajahmu tuh bikin gemes tau. Andai aku kenal kamu lebih dulu"

"Kenapa? Mau nikung? Mau kamu nikahin? "

"Enggak lah, mau kujadikan sex slave sluurp"

"Ahh edan kamu mas, sakit kamu!"

"Kamu yang sakit, sakit hati dibayar ngewe yaa sluurp"

"Ouuh mas iyaa, kita ngewe yaa pliss, demi akuh"

"Demi bales suami kamu kan? "

"Enggak, demi aku aja, pengen ngerasain diewe kamu mas ahhh"

Faiz terus menerus mencaplok wajah Pratiwi dengan gemasnya sambil kedua tanganya bergerilya. Masing-masing di memek dan toket Pratiwi. Tangan Pratiwi yang telah digantikan Faiz berpindah ke punggung cowok itu. Ia memeluk pria bukan suaminya untuk pertama kali dengan mesranya seakan jatuh cinta lagi. Faiz kemudian semakin turun menjilati tubuh Pratiwi. Leher dan dadanya kini dilumat basah-basah. Pratiwi melenguh keras, lupa kalo ini di lingkungan kos cowok. Ia tak dapat menahan nikmat jilatan Faiz terhadap dua pentilnya yg sudah tegak mengacung dari tadi. Desahan-desahan Pratiwi menggema di WC itu dengan hebohnya. Pratiwi pun membalas lumatan Faiz dengan mencengkeram lembut kontol yang setengah tegang. Ia kocok-kocok perlahan sesuai irama lumatan Faiz pada toketnya. Cowok itu tampak melenguh keenakan dihandjob tangan halus Pratiwi. Kontolnya seketika menegang maksimal tanda siap tempur.

"Ouuh, enak ya mas? Udah licin nih"

"Uuh, kamu binal banget udah main pegang kontol. Dasar istri setia, tapi bohong ahh."

"Hihi, aku setia sama kontol mas."

"Berarti setiap kontol punya siapapun bakal kamu giniin?"

"Malam ini buat kamu aja mas, aku sayang kamu" Pratiwi pun mencipoknya ganas.

"Hmmh uaah. Kalo begitu sekalian nih biar tambah licin"
Faiz melepas pelukan Pratiwi. Ia arahkan kontolnya naik tepat ke wajah Pratiwi.

"Ehm, engga mas, jijik, belum pernah"

"Wajah imut kamu tuh cocok banget kalo kesumpelan kontol, nih aku peperin, buka mulut Wik, aaaaa"



Pratiwi yang dipeperin kontol pun terpaksa menelan batang besar itu sampe mentok ke tenggorokanya. Faiz menekan kontolnya dalam-dalam sambil menghentakkan kepala Pratiwi yang masih duduk di atas toilet. Dengan tubuh yang terhimpit, Pratiwi tampak seprti boneka yang sedang digenjot kepalanya.

Sluirp, sluurp, sluirp, sluurp.

Kontol itu menghujam mulut Pratiwi dengan telak. Ia tak dapat mengelak. Faiz yang tadinya ia kira polos, ternyata maniak facefuck. Dipeganginya wajah Pratiwi sambil dikenthu mulutnya dengan mantap.

"Ouuh ini hukuman buat istri main serong uhh, makan kontol biar kapok. Kamu suka masak kan Wik? Tapi belom pernah ngerasain daging kontol uuuh"

Faiz beberapa kali menghentak dan menekan kontolnya utk deepthroat, kemudian melepasnya. Pratiwi terengah-engah mengambil napas.

"Haah haah, enak ternyata daging kontol mas"

"Mau lagi Wik? "

"Yes please, slurp"

Faiz yang mendengar Pratiwi berbahasa Inggris jadi teringat kalo cewe itu sering tampil pentas di luar negeri. Suka banget dia cewek berprestasi model begitu. Jadi sebenernya mereka berdua sama-sama suka tipe pintar. Ia genjot lagi mulut Pratiwi sambil diputar-putar di dalam mulutnya.

"Ahh mulut apa ini enak bener, ohh mulut istri teman. Maaf bro, istri lu gw entotin mulutnya, biar lu entar nyipok bekas kontol gue"

Sluur sluurp sluurp

Pratiwi terbakar nafsunya mendengar kata-kata leceh dari Faiz. Ia ingin membayangkan suaminya ada di sini dan melihatnya difacefuck pria lain. Faizpun tiba-tiba mencabut kontol dari mulut Pratiwi setelah dideepthroat cukup lama. Mulut Pratiwi ternganga dengan liur dan cairan kontol menetes deras. Ia hanya bisa menghela napas.

"Udah ah. Sayang banget muka imut begini entar bau kontol kalo kelamaan. Aku masih mau nyipokin kamu Wik."

Faiz memposisikan tubuh Pratiwi agar stabil di atas toilet. Ia angkat dua kakinya yang mengangkang lebar dgn memek basah. Kontolnya udah siap meluncur di lubang nikmatnya sambil digesek-gesekkan.

"Apaan sih mas, udh cepetan"

"Yakin nih? Selamat, resmi jd istri tak setia ahh"

Jlebbb!!! Mantab!!!

Kontol Faiz menghujam masuk dalam jepitan memek Pratiwi yang begitu legit.

"Uhh memek apaan nih? Sempit gila. Kamu diapain aja setahun nikah Wik? Jarang diewe ya?"



"IIIHhhs sakit mas, kontolmu kegedean njiir"

"Wah ga beres nih istri ga pernah dikontolin. Tak kasih pelajaran Wik"

Jleeb jleeb jleeb.

Genjotan perlahan mulai memenuhi rongga rahim Pratiwi. Dirasakanya kontol besar asing yang bukan milik suaminya itu menghentak perlahan menembus himpitan daging sampe tembus. Benar-benar penuh dan terasa perih. Rasanya seperti diperawani kembali. Ia meresapinya dalam-dalam.

"Ouuh Tiwik, sumpah nikmat banget. Tau gini udah dari kemaren tak entot Wik"

"Ahh ahh, iya mas. Maaf kemaren dateng diam-diam"

"Sekarang diam-diam ngentot yah Wik ouhh"

Mereka berdua ngentot dengan cukup cerewet, seiring dengan tempo genjotan yang semakin memanas, intens dan intim. Memek Pratiwi sudah beradaptasi dengan kontol besar itu, tapi jepitanya tetap menggigit. Faiz merasakan kenikmatan tiada tara mengentot wanita seperti Pratiwi. Fisik Pratiwi yang ringan flexibel sekali untuk dientot dengan tempo seenaknya. Tapi Faiz memilih perentotan yang romantis. Pratiwi terbuai juga sangat menikmati entotan Faiz in romantic ways. Ia sudah tidak bisa mengingat dan membandingkan, enakan mana ngentot dgn suaminya, atau dengan Faiz. Yang ada di kepala Pratiwi saat ini hanya tempo genjotan Faiz yang begitu gentle membuatnya ingin memiliki pria itu

"Uhh uhh mantep tenan memek enak, istri enak, ngentot enak istri lontee aah"

"Iyaah lonte, aku lonte mas, anjing mas, entotin memek aku istri lonte"

"Gimana kalo suamimu tau istrinya selonte ini haah? "

"Ouuh biar maas, biar dia liat sendiri kalo aku suka dientot mas Faiz uuh"

"Dasar lonte memek sempit, inih tak longgarin biar bebas diewe kontol uhh"

"Iyaah mas longgarin memekku, mentokin yang dalem kontol jahat uuh, Sayang kamu mas"

Pratiwi pun merangsang maju untuk mencipok dan memeluk Faiz. Pria itu meyongsong cipokan dengan terus semangat mengentot. Dalam posisi Itu, Faiz lalu sekalian mengangkat tubuh Pratiwi. Sekarang mereka ngentot sambil berdiri. Dengan terus menggenjot, Faiz membawa tubuh Pratiwi keluar dari WC agar lebih leluasa ngewe sambil berdiri. Pratiwi juga ikut menaik turunkan pantatnya sehingga kontol makin terbenam.

"Uoooh, edan kamu Mas!. Kamu pikir aku mainan apa diewe begini? Ahh ahh"

"Gimana? Enak kan Wik? Uhh"

"Uenaak mas sayaang uuh, extrim bgt. Awas keseleo mas aah"

"Wes yakin aja, kamu mutiaraku yang berharga, ga bakal tak biarin keseleo Wik"

"Uuh so sweet sayangku, ayo nikah aja mas"

"Ahh kalo keluarga nggak terima gimana?"

"Kita pergi yang jauh mass ahh. Biar bisa ngentot sepuasnyaah"

"Uaah Tiwik lonte, istri binal maunya cuma dientot melulu"

"Heeh aku binal mas, entotin terus, don't stop. Im your bitch mass"

"Emang kamu bitch murahan Wik, tapi aku sayang slurrp"




Omongan ngaco mereka semakin ngalor ngidul pertanda Pratiwi semakin memuncak. Ia menggenjot naik turun lebih intens, memeluk lebih kenceng, dan mencipok lebih ganas. Ia bener-bener mulai baper ngentotin pria yang bukan suaminya ini. Pratiwi merasa pria ini harus jadi miliknya seorang. Diputar-putarnya pantat ramping miliknya, meresapi sensasi remasan kontol yang masih menghukum memeknya dengan hujaman jahanam.

"Mas Faiz sayangkuuh, selingkuhankuuh"

"Ahh Tiwik istri temankuuh"

"Kamu sayang aku maas? "

"Iyaah aku sayang"

"Sayang cepet"

"Ini cepet Wik"

"Ooh sayaang ooh ohh"

Crooooot

Pratiwi orgasme hebat. Lebih hebat dari perentotanya dengan suami selama ini. Ia merasakan kepuasan berlebih, plus adrenalin dientot pria bukan suaminya. Tubuhnya mengejang beberapa detik dan memuncratkan cairan berliter-liter. Tak pernah ia sepuas ini sebelumnya. Sampai ia terjatuh dan terkulai lemas. Pratiwi terduduk lesu di lantai sambil merenungi. Kebodohanya memata-matai kamar Faiz selama 2 hari secara diam-diam. Padahal kalo dia terus terang, ia bisa mendapatkan kontol Faiz sejak hari pertama. Ia menatapi cairan memeknya yg meluber di lantai membasahi karpet. Banyak sekali. Dilihatnya Faiz istirahat terduduk di kasur dengan kontol masih ngaceng maksimal. Nanggung banget sih belom jadi croot. Ia pun menghampiri selangkangan Faiz. Dalam sekejap kontol yang masih basah itu terlahap dalam mulut mungil Pratiwi.



Sluurrrrp

"Ouuh manis bgt wajamu kalo lagi nyepong Wik"

Kali ini Pratiwi yang mengambil inisiatif sepongan. Walaupun ini pertama kalinya ia nyepong, tapi ia berusaha maksimal untuk memuaskan selingkuhanya. Faiz tetap saja terkesan walaupun sepongan Pratiwi tidak terlalu pro. Ia terlanjur jatuh cinta pada karakter dan pribadi Pratiwi. Sembari menikmati kuluman Pratiwi, ia menjepit kepala istri temanya dengan dua pahanya. Wajah Pratiwi nampak tenggelam dalam jembut-jembut tebal di bawah kontol Faiz. Kepalanya sekali lagi ditekantekan untuk deepthroat. Ia sudah terbiasa, justru makin ganas nyepongnya. Gairahnya naik lagi. Ketika kontol terlepas dari mulutnya, wajah Pratiwi ditampar oleh kontol. Seolah wajahnya adalah toilet tempat pembuangan kontol. Tapi sekali lagi Faiz terlalu sayang dgn wajah Pratiwi, ia menyudahinya dan menyuruh Pratiwi menungging. Doggy style sama Pratiwi pasti akan super enak.

"Ayoo masukin dong mas, nunggu apa?"

"Kamu mau jadi lonte, atau jadi anjing?"

"Ihh apaan deh, anjing deh boleh, wleee" kata Pratiwi sambil melet_melet.

"Haha bagus anjingku, goyangin dong ekornya, iyaak pinter. Ini tak kasih tulang enak. Ahhh"

Jleeeb jleb jlebb.

Pratiwi dientot lagi dengan brutal. Kali ini Faiz langsung tancap gas. Tubuh ramping Pratiwi tersendal-sendal heboh demi genjotan doggy yang kasar. Pratiwi sampai menjerit dan mengagetkan para tetangga kos. Faiz sampe harus menutup mulut selingkuhanya itu. Tapi ia juga kurang ajar. Rambut Pratiwi yang panjang ditarik ke belakang. Pratiwi kini lebih mirip kuda yang dikendarai dan dipacu untuk berlari kencang. Tubuhnya melengkung kencang setiap digenjot terlalu dalam. Ia meresapinya sambil menggigit bantal, takut ia menjerit lagi. Tapi Faiz justru memperparah genjotanya dengan putaran ngebor yang bikin memek kedut-kedut. Faiz menghajar tubuh Pratiwi dengan mantap. Ia sudah ingin melakukan ini sejak pertama bertemu Pratiwi. Baru kesampaian sekarang makanya dilimpahkan dgn menggebu-gebu. Meskipun sudah jadi istri temanya, tapi perasaan Faiz tak bisa dibohongi ia masih berharap dapat memiliki Pratiwi seutuhnya.

Saking hebatnya perentotan mereka, kasur spring bed Faiz sampe berdecit kencang seperti ada gempa. Sprei penuh dengan kubangan keringat. Tubuh Pratiwi yang mengkilap karena keringat menambah daya genjot Faiz utk membuahi wanita yang disukainya. Faiz pun menjilati leher dan punggungnya dengan lahap. Selain rambutnya, Faiz juga menarik kedua tangan Pratiwi sebagai tali kekang agar kontolnya merasuk lebih dalam. Pratiwi tentu saja pontang panting dan tak dapat lagi mengimbangi genjotan iblis itu. Ia benar-benar pasrah jadi anjing betina tukang entot yang bisa diewe seenak jidat.

"Uuh uuh uhh entotin anjingmu mass"

"Hooh anjing, memek anjing Tiwik guk guk aaah"

"Uuh iyaah mas iyaa teruus genjotin anjingmuu aah iyaaah aku mau keluaaar"

Faiz langsung mencabut kontolnya tiba-tiba. Ia tidak membiarkan Pratiwi orgasme lagi begitu saja. Tubuh Pratiwi terpental lemas

"Aduuh jahat kamu Mas! Anjingmu biar keluar please!"

"Enak aja njing! Kamu kan dancer internasional. Pengen tau goyanganmu kayak apa"

Pratiwi pun langsung paham dan menerkam tubuh Faiz hingga terbaring. Dicipok dan dijilatinya wajah dan dada yang penuh keringat dengan intim dan mesra. Istri binal itu kemudian mengangkangi kontol Faiz. Dihujamkanya kontol itu perlahan hingga terbenam seluruhnya. Ia meringis dan merem melek merasakan kontol itu begitu dalam mentok di rahimnya. Hangat rasanya seperti ingin dibuahi. Ia pun mulai menggenjot Faiz dengan goyangan tempo sedang. Tubuhnya dengan ringan naik turun cukup cepat. Pantatnya digetar-getarkan sesekali sambil diputar-putar. Kalo kontol terlalu mentok akan di maju mundurkan. Segala jenis arah empotan bikin kontol Faiz kelonjotan. Belum lagi badan Pratiwi yang tampak meliuk-liuk lihai sambil meremas-remas toketnya.

"Uaaah ini baru dancer jempolan! Tiwik, kamu emang teope begete! Uuh"

"Ahh iyaah dong, anjingya siapa dulu, guk guk"

"Uluuh uluh anjing pinter, ayo goyang yang mantep yaa nduuk, ahh iyaah diputer-puter gitu ngilu aku Wik!"

"Enak to maas, aaah ini kontol penuh banget di memek"

"Emang memek kamu enak"

Faiz yang tak tahan lagi pun memeluk tubuh Pratiwi. Dikulumnya mulut mungil wanita istimewanya. Diresapinya genjotan demi genjotan.

"Uhh mas Faizz, sayaang"

"Aku sayang kamu Wiik, mau anak cewek apa cowok?"

"Cowo mas biar bisa ngewein ibunya."

"Ini terima Wiik, ahh ahhhh!!”

Croooot

Kedua insan non muhrim itu saling membuahi dan berbagi kenikmatan tiada tara yang diluar nalar mereka. Sperma dan sel telur mereka tercampur sempurna dan terciptalah kehidupan. Dari perentotan yang nikmat, lahirlah produk entot yg berkualitas. Pratiwi dan Faiz saling memeluk mesra. Mereka tertidur sambil cuddling mesra seperti pengantin baru. Di esok harinya Pratiwi terbangun karna benda tumpul di wajahnya. Ternyata dia disuruh sarapan kontol Faiz. Mereka pun lanjut entot mengentot sampai crot di pagi hari. Saat beristirahat, mereka dikagetkan sesuatu. Suara motor yang tak asing bagi Pratiwi datang di luar kos Faiz. Itu adalah motor suaminya. Faiz yang menyadari itu pun panik dan menyuruh Pratiwi yang masih telanjang bersembunyi di kamar sebelah yang masih kosong. Faiz pun menerima kedatangan Priyo, suami Pratiwi.

"Waduh apa kabar bro? Lemes bgt keringetan, abis ngapain hayo? Hahaha"

"Hehe, biasa pagi-pagi abis olahraga bang."

"Olahraga enak pasti hahaha. Tumben banget. Terakhir kali gue lihaat lu bawa cewek tuh 3 tahun yang lalu"

"Yaa sekali-sekali lah bang, hehe, lagi pengen"

"Wah coba masih di sini cewe nya?"

Deg!!! Faiz tertegun mendengar omongan Priyo. Bahwa cewe yang dimaksud adalah istrinya sendiri.

"Hehe, kalo di sini mau diapain bang?"

"Bagi-bagi dong, gangbang, lu biasanya pake barang fwban kan."

"Ya iyasih tapi ga rame-rame juga, kasian fwb nya mah, hahaha"

"Hahaha kagak-kagak, ogah mah gue rebutan sama lu. Semaleman juga gue udah dapet memek tokcer kok"

"Yeee gitu ngatain orang, padahal dia sendiri yg ga bagi-bagi"

Mereka pun tertawa berbasa basi. Faiz masih mengkhawatirkan Pratiwi di kamar sebelah. Ia sangat berhati-hati, jangan sampe Priyo ke kamar itu. Untuk menghapus jejak ia pun menanyakan soal Pratiwi kepada Priyo, seolah-olah ia tidak tahu keberadaanya sama sekali.

"Wah justru itu bro, gue lagi nyariin bini gw. Katanya sih lagi di kota ini nyusulin gue. Makanya gue ke sini. Siapa tau doi kemari nanyain elu"

Gila sih! pikir Faiz

"Hmm gitu ya. Gue sih nggak tau bang. Emangnya ada masalah apa sih sama bini lu"

"Yaa biasa lah suami istri. Besok lu juga ngalamin kok hahaha"

Faiz merasa lega sementara bisa mengalihkan alibi.

"Oh iya, btw, si Haris udah pindahan ya?"

Deg!! Haris adalah teman kos yang kamarnya dulu di sebelah.

"Oh iya bang udah lama sejak dua minggu yg lalu kayanya"

"Wah kalo gitu kamarnya kosong dong. Nggak ada barangnya sama sekali"

"Iya dong bang, palingan kasur sama bantal." ujar Faiz berusaha menghindar.

"Kebetulan dah. Gue mau cari kos buat transit kalo gue punya gawe di kota ini"

"Hmm gitu ya bang. Ya barangkali besok bisa hubungi pak kos nya"

"Lihat dulu sekarang bisa kan? "

"Bisa sih bang, tapi... "

"Tapi apa?"

"Masih kotor berantakan, bau juga. Entahlah si Haris nggak diberesin tempatnya"

"Halah gapapa kan barangnya cuma dikit, nggak berantakan banget lah"

Faiz tak bisa lagi membendung Priyo untuk mendatangi eks kamar Haris. Ia hanya berharap Pratiwi cukup pintar bersembunyi di kamar mandi atau di lemari. Priyo pun memasuki kamar itu. Ketika pintu kamar dibuka, Faiz lega tapi heran. Di mana Pratiwi berada?


===== POV Pratiwi =====


Pratiwi mengendap-endap di balik pintu kamar kosong yang berdebu. Ia ingin mendengar percakapan suaminya & Faiz, tapi tidak ingin ketahuan. Ia kecewa berat ketika ia mendengar suaminya telah bermalam dengan wanita lain. Hatinya hancur dan merasa jadi istri tak berguna. Tiba-tiba saja sepasang tangan pria menarik tubuhnya keluar dari kamar. Ia memperkirakan, pria itu adalah rekan satu kos nya si Faiz. Pria itu menarik paksa Pratiwi sambil disumpal mulutnya dengan kain pel kumuh bekas oli yg membuatnya agak pusing. Tubuh Pratiwi digotong ke lantai dua.

"Wiih dapet cewe darimana nih gaes?"

"Ini nih yang berisik semaleman, ngentot ga kira-kira"

"Kurang ajar emang mengganggu ketertiban umum. Sebaiknya kita kasih pelajaran aja gaes!"

"Setuju, biar kapok dia ga ngelonte di kos kita lagi!"

Pratiwi ingin berteriak, tapi ingat suaminya ada di bawah. Akhirnya dia terpaksa menuruti keinginan bejat para penghuni kos. Pratiwi berada dalam dilema berat. Tapi ia memilih dientot orang tak dikenal, daripada ketahuan selingkuh oleh suaminya. Tubuh Pratiwi mulai ditunggingkan menghadap balkon. Tanganya berpegangan pada teralis besi.

"Wuaah memeknya bekas pejuh nih bosque!"

"Hahaha pasti habis dientot juga nih tadi pagi"

"Udahlah barang bekas langsung genjot aja. Lontee mampus lu!! Ahh"

Jleeb jleeb jlebb.

Memek Pratiwi digenjot doggy sekali lagi oleh pria gempal berbau badan menyengat. Pratiwi mati-matian menahan suara desahanya. Tubuh Pratiwi kembali terpontang panting dientot kasar seakan hendak terjerembab ke bawah balkon. Pemandangan yang sangt mengagetkan di pagi hari. Seorang wanita ramping dan putih dientot kasar oleh pria gendut di atas balkon. Beberapa tetangga kos berhenti untuk melihat aksi porno itu.

"Heh itu lonte ato ayam kampus ya? Pagi-pagi gini dah main aja"

"Kayanya cewe biasa deh, passif gitu kek diperkosa"

"Laah asik juga ikut ngewein cewe begitu, mulus enak"

"Gue ogah dah, entar jadi tersangka kasus pemerkosaan bisa berabe"

"Disumpel pake video ga bakal buka mulut dah tuh lonte"

Begitulah beberapa orang saling bergunjing sambil melihat ke balkon lantai dua kos putra itu. Priyo dan Faiz yang melihat keluar dari dalam kamar agak keheranan.

"Pada ngapain tuh bro rame-rame? “

"Ah nggak tau bang, biasanya sih kerja bakti minggu-minggu begini"

"Oalah kok nunjuk-nunjuk ke atas ya? "

"Mungkin mau benerin genteng atau saluran air. Sering macet soalnya"

Sementara Pratiwi benar-benar hanya bisa geleng-geleng sambil mingkem sekuat tenaga supaya tidak bersuara.

"Ini lonte ko diem aja ya? Perasaan semalem berisik banget"

"Tampar aja bang biar jerit kayak lonte belakang terminal"

Plaak!!!
Emnmhhh!!!

Berkali-kali ditampar, tapi Pratiwi tetap bergeming. Akhirnya kedua priya itu mensandwichnya. Anal dan memeknya sama-sama ditusuk. Anusnya diperawani paksa. Ia menjerit sedikit saja sudah membuat Priyo melengos. Benar-benar neraka bagi istri yang tak setia seperti Pratiwi. Ia dipaksa bergoyang dengan pantat tak leluasa akibat terganjal kontol. First anal yang sangat menyiksa bagi Pratiwi. Ia bertahan sekuat mungkin. Tapi lama kelamaan ia rubuh juga tubuhnya mengencang dan menjerit keras tanda orgasme. Beruntung saat itu Faiz dan Priyo sedang mendengarkan musik karya terbaru mereka menggunakan earphone. Pratiwi pun kehilangan kesadaran. Entah kedua pria itu ngecrot di mana saja. Entah warga di bawah juga ikut mengentotnya atau tidak. Bangun-bangun ia sudah dikamar Faiz. Dilihatnya teman suaminya itu sedang membersihkan tubuh Pratiwi perlahan-lahan dengan air sabun dan handuk.

"Suamimu sudah pergi, ke tempat simpananya" kata Faiz sambil membersihlan wajah Pratiwi dengan lembut.

Itu kenyataan yang sangat pahit bagi Pratiwi. Sudah diperkosa habis-habisan, eh suaminya malah mendua lagi. Nasib apes yang amat berat hingga ia meneteskan air matanya. Faiz menciumi air mata itu hingga tidak jadi menetes. Ia menatap mata sembab Pratiwi dalam-dalam dan tidak mengatakan apapun. Pratiwi paham, Faiz memang orang yang simpel tapi simpatik. Ia tau pria itu ingin peduli padanya, tapi Faiz juga tak ingin mengganggu perasaanya yg sedang hancur. Setelah beristirahat seharian penuh, Pratiwi pun memanaskan motornya. Ia baru ingat suaminya bisa saja melihat motornya, untung saja diparkir ke ujung agak kedalam. Faiz mencium kening Pratiwi sembari menggenggam tanganya erat-erat. Pratiwi pun pulang ke rumah orang tua nya di kota sebelah.

Beberapa bulan setelah itu, Pratiwi dan suaminya rukun kmbali. Gara-gara bayi yang diharapkan keluarga besar telah lahir. Padahal entah itu anak siapa. Tapi Faiz selalu mengirim kebutuhan anak itu diam-diam. Tentu dia juga bertanggung jawab pada ibu dari anak itu, dengan memberi jatah entot tiga kali dalam sebulan. Pratiwi memang rukun dengan suaminya, tapi hati dan tubuhnya ia pasrahkan seutuhnya pada selingkuhanya, Faiz. Sungguh keluarga yang terlaknat. Suami selingkuh, istri balas selingkuh. Tamat.
 
Terakhir diubah:
DISCLAIMER: Ini adalah salah satu cerita dari akun tw*tt*r ane yang udah ilang kesuspend. Beberapa bagian awal hilang, jadi ane tambal sekadarnya. Maafkan bahasa dan alurnya kalo terasa tergesa-gesa. Maklum di medsos burung biru emang yang penting jadi bacolan crat crot aja hehehe. Menurut kalian, perlu ane upload semua gak cerita ane yang di burung biru? Ada sekitar 30an cerita sih. Males ane kalo kudu buat cerbung lagi. Yang Kampus Untold Story sudah dikunci soalnya.
 
Terakhir diubah:
selingkuh dibalas selingkuh...bikin sekuelnya aja bos atau disambung juga gpp...mantap
 


Surakarta, 21 November 2021

22.05 WIB

Kalut hatinya tak kunjung reda. Suaminya kedapatan selingkuh dan tak dapat dihubungi 2 hari ini. Pratiwi mencari-cari tempat dimana suaminya mungkin berada. Mulai dari kantor, cafe, sampai tempat suaminya biasa nongkrong. Sampailah dia di kos Faiz, teman akrab suaminya. Hari ini adalah kedua kalinya Pratiwi terjaga di depan kos cowok milik Faiz. Biasanya jika berkunjung ke tempat itu, ia bersama suaminya. Hubunganya dengan Faiz sendiri cukup baik karena sering bekerja sama membuat konten dengan suaminya. Namun dengan suasana hati yang sedemikian buruknya, saat ini ia merasa ragu untuk masuk. Yang dilakukanya hanya menunggu di luar kos-kosan, sambil mengintip kamar Faiz. Hanya untuk mengecek, apakah suaminya ada di sana.

“Tiwik? Ngapain kamu di situ? Mas Priyo di mana?”
Suara Faiz mengagetkan lamunanya. Ternyata cowok itu sudah ada di pintu depan kos, menjulurukan kepalanya dari dalam.

“Hehe Ngga papa mas. Ini malahan aku lagi nyariin dia. Kira-kira dia kesini nggak ya mas dua hari terakhir?”

“Waduh enggak tuh Wik. Malah udah sebulanan lebih aku nggak ketemu dia.”

Pratiwi menghembuskan nafasnya kesal. Sudah benar pengamatanya dua hari belakangan bahwa suaminya tak pergi ke kosan Faiz.

“Memangnya ada pa to? Sini masuk dulu”

“Eh, enggak usah mas. Udah malem juga takut ganggu sampean.”

“Halah wes to. Masuk dulu. Kasian kamu malem-malem di luar, mana udah gerimis lagi.”

Memang langit malam mulai mendung dan rintik hujan terasa menjatuhi wajah Pratiwi. Jaket dan celananya sendiri juga sudah basah akibat menunggu di luar sejak tadi. Terbersit pikiranya untuk berteduh di kos-kosan teman ceweknya, karena meski masih kuliah ia tidak punya kos dan sudah pindah mengikuti suaminya. Namun ia mengurungkan rencana itu lantaran takut gosip soal perselingkuhan suaminya menyebar di kalangan kampus. Memang kabar-kabar soal percintaan cepat sekali tersampaikan dari mulut ke mulut. Akhirnya Pratiwi pun memutuskan untuk berteduh di kosan Faiz. Toh ia sudah sangat mengenal Faiz dan lingkungan kos ini. Faiz membukakan gerbang, dan Pratiwi menuntun motornya masuk untuk diparkirkan di tempat paling ujung.

Pratiwi masuk ke kamar Faiz yang standar cowok kuliahan. Di kamar itu mereka sering ngobrol-ngobrol dan nyanyi bareng bertiga atau berempat. Namun kini di kamar hanya berdua dengan Faiz. Pratiwi bukanya sungkan. Ia cukup mengenal Faiz. Menurutnya cowok ini cukup simpel, cerdas, namun tertutup. Banyak cerita tentang kehidupan pribadinya tak diketahui kalangan kampus. Soal percintaan juga nyaris tak terdengar. Bahkan pernah terdengar isu bahwa Faiz adalah seorang gay lantaran tak pernah dekat dengan cewek siapapun yang ada di kalangan kampus. Pratiwi sendiri tak ambil pusing. Yang penting Faiz cukup baik dan dapat diandalkan untuk berkarya. Soal bekarya, terkadang Faiz tampak lebih menonjol dibandingkan teman-teman cowoknya, bahkan, suaminya sendiri. Memang Pratiwi punya ketertarikan dengan tipe cowok seperti Faiz. Sosok cerdas yang tidak neko-neko.

“Ini Wik, tehnya diminum dulu.”

Faiz tiba-tiba sudah menyajikan segelas teh hangat yang mengepul di hadapan Pratiwi. Mereka pun menyeruputnya dengan hikmat seolah meresapi betul hujan gerimis di luar kamar. Pratiwi mulai ditanyai basa-basi oleh Faiz. Lama ngalor ngidul pembicaraan pun semakin akrab. Pratiwi sering ngobrol bareng Faiz¸ tapi tak sedekat ini, karena ada batas terkait kehadiran suaminya tentu saja. Kali ini tanpa suaminya, Pratiwi lebih dapat mendalami cara berpikir Faiz. Ia merasa dapat lebih lepas mengutarakan gagasanya karena tahu Faiz akan mampu meresponya dengan jawaban menarik. Pratiwi pun berpikir untuk mulai terbuka dan jujur saja kepada Faiz terkait masalah perselingkuhan suaminya. Sepertinya Faiz adalah orang yang tepat untuk ia bebani keluh kesah.



“Mas, aku mau jujur sama sampean.”

“Soal apaan Wik?”

“Dua hari ini aku keliling nyariin suamiku. Termasuk nongkrong di depan kosanmu kayak orang bengong. Padahal aku tahu, dia sedang main ke Tawangmangu sama selingkuhanya. Cuman akunya aja yang denial.”

“Hah! Yang bener Wik? Astaga gak nyangka bakal kejadian kayak gini. Sampe nunggu diluar loh kamu. Kok nggak chat aku aja, kan kasian kamunya kesana kemari.”

“Yah abis gimana mas, rasanya bingung harus ngapain. Padahal dada rasanya sesak pengen nangis, pengen marah.”

“Duh yang sabar ya Wik. Memang cobaan berumah tangga bisa terasa berat. Tapi kalo cobaan ini bisa kamu atasi, itu artinya kamu wanita kuat Wik.”

Perkataan Faiz tampak netral. Tidak memojokkan suaminya, namun tetap mengutuk perselingkuhan serta memberikan dorongan positif. Pratiwi yang ditelan sedih atas perkataanya sendiri pun tenggelam untuk terus bercerita. Wajah Faiz tampak serius setiap melayangkan perhatianya, dan ia pandangi lekat-lekat dengan sedikit rasa ketertarikan pada cowok teman suaminya ini. Pratiwi merasa setiap jawaban-jawaban Faiz terasa mencerahkan. Termasuk soal mengatasi masalah ini dengan caranya sendiri, tak perlu bergantung pada siapapun termasuk suaminya. Pratiwi mulai berpikir, cara apa yang bisa ia lakukan untuk mengatasi masalah ini? Apakah ia harus mengajukan gugatan perpisahan, atau, melakukan hal yang diluar nalarnya? Sambil melihat peluh di wajah Faiz, ia mulai terpikirkan sesuatu.

"Mas..."

"Apa Wik? "

"Menurut mas, aku harus gimana? Udah habis caraku buat kasih pelajaran ke mas Priyo. Apa aku harus balas dia mas? "

"Ba, bales gimana Wik?" Faiz menjawabnya dengan canggung.

"Ya dia kan main serong. Dikira aku ga bisa apa?"

Kamu mau bales main serong juga? Tapi sama siapa?"

"Siapa ya mas? " Pratiwi mengatakan itu sambil melirik tajam ke arah Faiz.

"Hmm entahlah Wik, mungkin bukan ide yg bagus"

"Mas, emang menurutmu aku ini istri yg gimana? Aku kurang cantik, kurang pengertian atau gimana?"
Pratiwi menanyakan itu dgn wajah sendu dan semakin mendekat. Faiz sampe dapat merasakan hembusan nafas istri sahabatnya itu.

Faiz tidak dapat langsung menjawabnya. Otaknya merespon sinyal lain dari arah pembicaraan yg sesungguhnya. Bibir tipis Pratiwi tampak merona, dengan liur yg membasahi tipis-tipis. Aroma nafas wanita itu hangat dan menggairahkan. Saat perasaan keduanya semakin membuncah, Pratiwi kemudian membuyarkan pikiranya sendiri. Ia tiba-tiba teringat statusnya sebagai istri orang. Martabatnya atas pernikahan sehidup semati yg selama ini tidak pernah ia langgar. Pratiwi menarik wajahnya dan berpura-pura pamit ke WC yg juga berada di dalam kamar Faiz. Bukan hendak kencing, tapi untuk meredakan hasrat dan menyadarkan diri. Ditinggalkanya Faiz yang masih merasa naik.

Di dalam WC, Pratiwi merasakan nafasnya masih memburu, hasratnya tak kunjung mereda. Rasanya ingin bercumbu namun tidak kesampaian membuat badanya terasa gatel. Ia merasa berubah jadi istri yang binal karena bisa sange dengan mudahnya. Mulai ia remas perlahan kedua toketnya, ia putar-putar pentilnya dan mulai melenguh diam-diam agar tak ketahuan Faiz. Ia mulai duduk di atas toilet. Ia kangkangkan kakinya sedikit sambil mengobok-obok selangkanganya dari luar. Celana jeansnya terasa mengganggu, maka serta merta ia turunkan. Begitu pun kaos dan BH nya sudah tertanggal. Kini Pratiwi leluasa memainkan semua bagian tubuhnya tanpa penghalang apapun. Saat ia semakin kencang mengocok memeknya, tiba-tiba pintu WC terbuka. Pratiwi lupa mengunci pintu. Faiz langsung masuk dan menghampirinya dengan kontol terbuka sedang diurut-urut.

"Ehm, mas, mau ngapain?"

"Nurutin keinginanmu Wik"

"Jangan mas, kita ga boleh ngelakuin ini."

"Lupakan suamimu Wik, los aja"

"Tapi mas, aku istri sahabatmu"

"Sahabat harus saling berbagi Wik, Muachh!!”

Faiz serta merta mencium dan mencaplok bibir yang ia idam-idamkan sedari tadi. Ia menjilati seluruh rongga mulut Pratiwi selengket-lengketnya. Dihisap-hisapnya bibir berliur itu dengan buas. Pratiwi hanya bisa pasrah meladeninya. Pratiwi merasakan belitan lidah Faiz menjadi sangat intim. Ia pun merespon dengan lumatan lidah yang memelintir lembut. Pria yang sedang dicipoknya itu kini menjilati seluruh permukaan wajah Pratiwi. Pipi, hidung, mata, dahi, telinga, penuh dgn liur Faiz. Ia seperti hendak memakan Pratiwi.

"Sluurp, ahh Wik. Kamu tuh cantik, cute banget. Ahh tak makan kamu"

"Ooh, Mas. Jangan dijilatin, aku kotor belom mandi ouuh"

"Sekalian tak bersihin Wik, tak jilatin sampe kinclong. Wajahmu tuh bikin gemes tau. Andai aku kenal kamu lebih dulu"

"Kenapa? Mau nikung? Mau kamu nikahin? "

"Enggak lah, mau kujadikan sex slave sluurp"

"Ahh edan kamu mas, sakit kamu!"

"Kamu yang sakit, sakit hati dibayar ngewe yaa sluurp"

"Ouuh mas iyaa, kita ngewe yaa pliss, demi akuh"

"Demi bales suami kamu kan? "

"Enggak, demi aku aja, pengen ngerasain diewe kamu mas ahhh"

Faiz terus menerus mencaplok wajah Pratiwi dengan gemasnya sambil kedua tanganya bergerilya. Masing-masing di memek dan toket Pratiwi. Tangan Pratiwi yang telah digantikan Faiz berpindah ke punggung cowok itu. Ia memeluk pria bukan suaminya untuk pertama kali dengan mesranya seakan jatuh cinta lagi. Faiz kemudian semakin turun menjilati tubuh Pratiwi. Leher dan dadanya kini dilumat basah-basah. Pratiwi melenguh keras, lupa kalo ini di lingkungan kos cowok. Ia tak dapat menahan nikmat jilatan Faiz terhadap dua pentilnya yg sudah tegak mengacung dari tadi. Desahan-desahan Pratiwi menggema di WC itu dengan hebohnya. Pratiwi pun membalas lumatan Faiz dengan mencengkeram lembut kontol yang setengah tegang. Ia kocok-kocok perlahan sesuai irama lumatan Faiz pada toketnya. Cowok itu tampak melenguh keenakan dihandjob tangan halus Pratiwi. Kontolnya seketika menegang maksimal tanda siap tempur.

"Ouuh, enak ya mas? Udah licin nih"

"Uuh, kamu binal banget udah main pegang kontol. Dasar istri setia, tapi bohong ahh."

"Hihi, aku setia sama kontol mas."

"Berarti setiap kontol punya siapapun bakal kamu giniin?"

"Malam ini buat kamu aja mas, aku sayang kamu" Pratiwi pun mencipoknya ganas.

"Hmmh uaah. Kalo begitu sekalian nih biar tambah licin"
Faiz melepas pelukan Pratiwi. Ia arahkan kontolnya naik tepat ke wajah Pratiwi.

"Ehm, engga mas, jijik, belum pernah"

"Wajah imut kamu tuh cocok banget kalo kesumpelan kontol, nih aku peperin, buka mulut Wik, aaaaa"



Pratiwi yang dipeperin kontol pun terpaksa menelan batang besar itu sampe mentok ke tenggorokanya. Faiz menekan kontolnya dalam-dalam sambil menghentakkan kepala Pratiwi yang masih duduk di atas toilet. Dengan tubuh yang terhimpit, Pratiwi tampak seprti boneka yang sedang digenjot kepalanya.

Sluirp, sluurp, sluirp, sluurp.

Kontol itu menghujam mulut Pratiwi dengan telak. Ia tak dapat mengelak. Faiz yang tadinya ia kira polos, ternyata maniak facefuck. Dipeganginya wajah Pratiwi sambil dikenthu mulutnya dengan mantap.

"Ouuh ini hukuman buat istri main serong uhh, makan kontol biar kapok. Kamu suka masak kan Wik? Tapi belom pernah ngerasain daging kontol uuuh"

Faiz beberapa kali menghentak dan menekan kontolnya utk deepthroat, kemudian melepasnya. Pratiwi terengah-engah mengambil napas.

"Haah haah, enak ternyata daging kontol mas"

"Mau lagi Wik? "

"Yes please, slurp"

Faiz yang mendengar Pratiwi berbahasa Inggris jadi teringat kalo cewe itu sering tampil pentas di luar negeri. Suka banget dia cewek berprestasi model begitu. Jadi sebenernya mereka berdua sama-sama suka tipe pintar. Ia genjot lagi mulut Pratiwi sambil diputar-putar di dalam mulutnya.

"Ahh mulut apa ini enak bener, ohh mulut istri teman. Maaf bro, istri lu gw entotin mulutnya, biar lu entar nyipok bekas kontol gue"

Sluur sluurp sluurp

Pratiwi terbakar nafsunya mendengar kata-kata leceh dari Faiz. Ia ingin membayangkan suaminya ada di sini dan melihatnya difacefuck pria lain. Faizpun tiba-tiba mencabut kontol dari mulut Pratiwi setelah dideepthroat cukup lama. Mulut Pratiwi ternganga dengan liur dan cairan kontol menetes deras. Ia hanya bisa menghela napas.

"Udah ah. Sayang banget muka imut begini entar bau kontol kalo kelamaan. Aku masih mau nyipokin kamu Wik."

Faiz memposisikan tubuh Pratiwi agar stabil di atas toilet. Ia angkat dua kakinya yang mengangkang lebar dgn memek basah. Kontolnya udah siap meluncur di lubang nikmatnya sambil digesek-gesekkan.

"Apaan sih mas, udh cepetan"

"Yakin nih? Selamat, resmi jd istri tak setia ahh"

Jlebbb!!! Mantab!!!

Kontol Faiz menghujam masuk dalam jepitan memek Pratiwi yang begitu legit.

"Uhh memek apaan nih? Sempit gila. Kamu diapain aja setahun nikah Wik? Jarang diewe ya?"



"IIIHhhs sakit mas, kontolmu kegedean njiir"

"Wah ga beres nih istri ga pernah dikontolin. Tak kasih pelajaran Wik"

Jleeb jleeb jleeb.

Genjotan perlahan mulai memenuhi rongga rahim Pratiwi. Dirasakanya kontol besar asing yang bukan milik suaminya itu menghentak perlahan menembus himpitan daging sampe tembus. Benar-benar penuh dan terasa perih. Rasanya seperti diperawani kembali. Ia meresapinya dalam-dalam.

"Ouuh Tiwik, sumpah nikmat banget. Tau gini udah dari kemaren tak entot Wik"

"Ahh ahh, iya mas. Maaf kemaren dateng diam-diam"

"Sekarang diam-diam ngentot yah Wik ouhh"

Mereka berdua ngentot dengan cukup cerewet, seiring dengan tempo genjotan yang semakin memanas, intens dan intim. Memek Pratiwi sudah beradaptasi dengan kontol besar itu, tapi jepitanya tetap menggigit. Faiz merasakan kenikmatan tiada tara mengentot wanita seperti Pratiwi. Fisik Pratiwi yang ringan flexibel sekali untuk dientot dengan tempo seenaknya. Tapi Faiz memilih perentotan yang romantis. Pratiwi terbuai juga sangat menikmati entotan Faiz in romantic ways. Ia sudah tidak bisa mengingat dan membandingkan, enakan mana ngentot dgn suaminya, atau dengan Faiz. Yang ada di kepala Pratiwi saat ini hanya tempo genjotan Faiz yang begitu gentle membuatnya ingin memiliki pria itu

"Uhh uhh mantep tenan memek enak, istri enak, ngentot enak istri lontee aah"

"Iyaah lonte, aku lonte mas, anjing mas, entotin memek aku istri lonte"

"Gimana kalo suamimu tau istrinya selonte ini haah? "

"Ouuh biar maas, biar dia liat sendiri kalo aku suka dientot mas Faiz uuh"

"Dasar lonte memek sempit, inih tak longgarin biar bebas diewe kontol uhh"

"Iyaah mas longgarin memekku, mentokin yang dalem kontol jahat uuh, Sayang kamu mas"

Pratiwi pun merangsang maju untuk mencipok dan memeluk Faiz. Pria itu meyongsong cipokan dengan terus semangat mengentot. Dalam posisi Itu, Faiz lalu sekalian mengangkat tubuh Pratiwi. Sekarang mereka ngentot sambil berdiri. Dengan terus menggenjot, Faiz membawa tubuh Pratiwi keluar dari WC agar lebih leluasa ngewe sambil berdiri. Pratiwi juga ikut menaik turunkan pantatnya sehingga kontol makin terbenam.

"Uoooh, edan kamu Mas!. Kamu pikir aku mainan apa diewe begini? Ahh ahh"

"Gimana? Enak kan Wik? Uhh"

"Uenaak mas sayaang uuh, extrim bgt. Awas keseleo mas aah"

"Wes yakin aja, kamu mutiaraku yang berharga, ga bakal tak biarin keseleo Wik"

"Uuh so sweet sayangku, ayo nikah aja mas"

"Ahh kalo keluarga nggak terima gimana?"

"Kita pergi yang jauh mass ahh. Biar bisa ngentot sepuasnyaah"

"Uaah Tiwik lonte, istri binal maunya cuma dientot melulu"

"Heeh aku binal mas, entotin terus, don't stop. Im your bitch mass"

"Emang kamu bitch murahan Wik, tapi aku sayang slurrp"




Omongan ngaco mereka semakin ngalor ngidul pertanda Pratiwi semakin memuncak. Ia menggenjot naik turun lebih intens, memeluk lebih kenceng, dan mencipok lebih ganas. Ia bener-bener mulai baper ngentotin pria yang bukan suaminya ini. Pratiwi merasa pria ini harus jadi miliknya seorang. Diputar-putarnya pantat ramping miliknya, meresapi sensasi remasan kontol yang masih menghukum memeknya dengan hujaman jahanam.

"Mas Faiz sayangkuuh, selingkuhankuuh"

"Ahh Tiwik istri temankuuh"

"Kamu sayang aku maas? "

"Iyaah aku sayang"

"Sayang cepet"

"Ini cepet Wik"

"Ooh sayaang ooh ohh"

Crooooot

Pratiwi orgasme hebat. Lebih hebat dari perentotanya dengan suami selama ini. Ia merasakan kepuasan berlebih, plus adrenalin dientot pria bukan suaminya. Tubuhnya mengejang beberapa detik dan memuncratkan cairan berliter-liter. Tak pernah ia sepuas ini sebelumnya. Sampai ia terjatuh dan terkulai lemas. Pratiwi terduduk lesu di lantai sambil merenungi. Kebodohanya memata-matai kamar Faiz selama 2 hari secara diam-diam. Padahal kalo dia terus terang, ia bisa mendapatkan kontol Faiz sejak hari pertama. Ia menatapi cairan memeknya yg meluber di lantai membasahi karpet. Banyak sekali. Dilihatnya Faiz istirahat terduduk di kasur dengan kontol masih ngaceng maksimal. Nanggung banget sih belom jadi croot. Ia pun menghampiri selangkangan Faiz. Dalam sekejap kontol yang masih basah itu terlahap dalam mulut mungil Pratiwi.



Sluurrrrp

"Ouuh manis bgt wajamu kalo lagi nyepong Wik"

Kali ini Pratiwi yang mengambil inisiatif sepongan. Walaupun ini pertama kalinya ia nyepong, tapi ia berusaha maksimal untuk memuaskan selingkuhanya. Faiz tetap saja terkesan walaupun sepongan Pratiwi tidak terlalu pro. Ia terlanjur jatuh cinta pada karakter dan pribadi Pratiwi. Sembari menikmati kuluman Pratiwi, ia menjepit kepala istri temanya dengan dua pahanya. Wajah Pratiwi nampak tenggelam dalam jembut-jembut tebal di bawah kontol Faiz. Kepalanya sekali lagi ditekantekan untuk deepthroat. Ia sudah terbiasa, justru makin ganas nyepongnya. Gairahnya naik lagi. Ketika kontol terlepas dari mulutnya, wajah Pratiwi ditampar oleh kontol. Seolah wajahnya adalah toilet tempat pembuangan kontol. Tapi sekali lagi Faiz terlalu sayang dgn wajah Pratiwi, ia menyudahinya dan menyuruh Pratiwi menungging. Doggy style sama Pratiwi pasti akan super enak.

"Ayoo masukin dong mas, nunggu apa?"

"Kamu mau jadi lonte, atau jadi anjing?"

"Ihh apaan deh, anjing deh boleh, wleee" kata Pratiwi sambil melet_melet.

"Haha bagus anjingku, goyangin dong ekornya, iyaak pinter. Ini tak kasih tulang enak. Ahhh"

Jleeeb jleb jlebb.

Pratiwi dientot lagi dengan brutal. Kali ini Faiz langsung tancap gas. Tubuh ramping Pratiwi tersendal-sendal heboh demi genjotan doggy yang kasar. Pratiwi sampai menjerit dan mengagetkan para tetangga kos. Faiz sampe harus menutup mulut selingkuhanya itu. Tapi ia juga kurang ajar. Rambut Pratiwi yang panjang ditarik ke belakang. Pratiwi kini lebih mirip kuda yang dikendarai dan dipacu untuk berlari kencang. Tubuhnya melengkung kencang setiap digenjot terlalu dalam. Ia meresapinya sambil menggigit bantal, takut ia menjerit lagi. Tapi Faiz justru memperparah genjotanya dengan putaran ngebor yang bikin memek kedut-kedut. Faiz menghajar tubuh Pratiwi dengan mantap. Ia sudah ingin melakukan ini sejak pertama bertemu Pratiwi. Baru kesampaian sekarang makanya dilimpahkan dgn menggebu-gebu. Meskipun sudah jadi istri temanya, tapi perasaan Faiz tak bisa dibohongi ia masih berharap dapat memiliki Pratiwi seutuhnya.

Saking hebatnya perentotan mereka, kasur spring bed Faiz sampe berdecit kencang seperti ada gempa. Sprei penuh dengan kubangan keringat. Tubuh Pratiwi yang mengkilap karena keringat menambah daya genjot Faiz utk membuahi wanita yang disukainya. Faiz pun menjilati leher dan punggungnya dengan lahap. Selain rambutnya, Faiz juga menarik kedua tangan Pratiwi sebagai tali kekang agar kontolnya merasuk lebih dalam. Pratiwi tentu saja pontang panting dan tak dapat lagi mengimbangi genjotan iblis itu. Ia benar-benar pasrah jadi anjing betina tukang entot yang bisa diewe seenak jidat.

"Uuh uuh uhh entotin anjingmu mass"

"Hooh anjing, memek anjing Tiwik guk guk aaah"

"Uuh iyaah mas iyaa teruus genjotin anjingmuu aah iyaaah aku mau keluaaar"

Faiz langsung mencabut kontolnya tiba-tiba. Ia tidak membiarkan Pratiwi orgasme lagi begitu saja. Tubuh Pratiwi terpental lemas

"Aduuh jahat kamu Mas! Anjingmu biar keluar please!"

"Enak aja njing! Kamu kan dancer internasional. Pengen tau goyanganmu kayak apa"

Pratiwi pun langsung paham dan menerkam tubuh Faiz hingga terbaring. Dicipok dan dijilatinya wajah dan dada yang penuh keringat dengan intim dan mesra. Istri binal itu kemudian mengangkangi kontol Faiz. Dihujamkanya kontol itu perlahan hingga terbenam seluruhnya. Ia meringis dan merem melek merasakan kontol itu begitu dalam mentok di rahimnya. Hangat rasanya seperti ingin dibuahi. Ia pun mulai menggenjot Faiz dengan goyangan tempo sedang. Tubuhnya dengan ringan naik turun cukup cepat. Pantatnya digetar-getarkan sesekali sambil diputar-putar. Kalo kontol terlalu mentok akan di maju mundurkan. Segala jenis arah empotan bikin kontol Faiz kelonjotan. Belum lagi badan Pratiwi yang tampak meliuk-liuk lihai sambil meremas-remas toketnya.

"Uaaah ini baru dancer jempolan! Tiwik, kamu emang teope begete! Uuh"

"Ahh iyaah dong, anjingya siapa dulu, guk guk"

"Uluuh uluh anjing pinter, ayo goyang yang mantep yaa nduuk, ahh iyaah diputer-puter gitu ngilu aku Wik!"

"Enak to maas, aaah ini kontol penuh banget di memek"

"Emang memek kamu enak"

Faiz yang tak tahan lagi pun memeluk tubuh Pratiwi. Dikulumnya mulut mungil wanita istimewanya. Diresapinya genjotan demi genjotan.

"Uhh mas Faizz, sayaang"

"Aku sayang kamu Wiik, mau anak cewek apa cowok?"

"Cowo mas biar bisa ngewein ibunya."

"Ini terima Wiik, ahh ahhhh!!”

Croooot

Kedua insan non muhrim itu saling membuahi dan berbagi kenikmatan tiada tara yang diluar nalar mereka. Sperma dan sel telur mereka tercampur sempurna dan terciptalah kehidupan. Dari perentotan yang nikmat, lahirlah produk entot yg berkualitas. Pratiwi dan Faiz saling memeluk mesra. Mereka tertidur sambil cuddling mesra seperti pengantin baru. Di esok harinya Pratiwi terbangun karna benda tumpul di wajahnya. Ternyata dia disuruh sarapan kontol Faiz. Mereka pun lanjut entot mengentot sampai crot di pagi hari. Saat beristirahat, mereka dikagetkan sesuatu. Suara motor yang tak asing bagi Pratiwi datang di luar kos Faiz. Itu adalah motor suaminya. Faiz yang menyadari itu pun panik dan menyuruh Pratiwi yang masih telanjang bersembunyi di kamar sebelah yang masih kosong. Faiz pun menerima kedatangan Priyo, suami Pratiwi.

"Waduh apa kabar bro? Lemes bgt keringetan, abis ngapain hayo? Hahaha"

"Hehe, biasa pagi-pagi abis olahraga bang."

"Olahraga enak pasti hahaha. Tumben banget. Terakhir kali gue lihaat lu bawa cewek tuh 3 tahun yang lalu"

"Yaa sekali-sekali lah bang, hehe, lagi pengen"

"Wah coba masih di sini cewe nya?"

Deg!!! Faiz tertegun mendengar omongan Priyo. Bahwa cewe yang dimaksud adalah istrinya sendiri.

"Hehe, kalo di sini mau diapain bang?"

"Bagi-bagi dong, gangbang, lu biasanya pake barang fwban kan."

"Ya iyasih tapi ga rame-rame juga, kasian fwb nya mah, hahaha"

"Hahaha kagak-kagak, ogah mah gue rebutan sama lu. Semaleman juga gue udah dapet memek tokcer kok"

"Yeee gitu ngatain orang, padahal dia sendiri yg ga bagi-bagi"

Mereka pun tertawa berbasa basi. Faiz masih mengkhawatirkan Pratiwi di kamar sebelah. Ia sangat berhati-hati, jangan sampe Priyo ke kamar itu. Untuk menghapus jejak ia pun menanyakan soal Pratiwi kepada Priyo, seolah-olah ia tidak tahu keberadaanya sama sekali.

"Wah justru itu bro, gue lagi nyariin bini gw. Katanya sih lagi di kota ini nyusulin gue. Makanya gue ke sini. Siapa tau doi kemari nanyain elu"

Gila sih! pikir Faiz

"Hmm gitu ya. Gue sih nggak tau bang. Emangnya ada masalah apa sih sama bini lu"

"Yaa biasa lah suami istri. Besok lu juga ngalamin kok hahaha"

Faiz merasa lega sementara bisa mengalihkan alibi.

"Oh iya, btw, si Haris udah pindahan ya?"

Deg!! Haris adalah teman kos yang kamarnya dulu di sebelah.

"Oh iya bang udah lama sejak dua minggu yg lalu kayanya"

"Wah kalo gitu kamarnya kosong dong. Nggak ada barangnya sama sekali"

"Iya dong bang, palingan kasur sama bantal." ujar Faiz berusaha menghindar.

"Kebetulan dah. Gue mau cari kos buat transit kalo gue punya gawe di kota ini"

"Hmm gitu ya bang. Ya barangkali besok bisa hubungi pak kos nya"

"Lihat dulu sekarang bisa kan? "

"Bisa sih bang, tapi... "

"Tapi apa?"

"Masih kotor berantakan, bau juga. Entahlah si Haris nggak diberesin tempatnya"

"Halah gapapa kan barangnya cuma dikit, nggak berantakan banget lah"

Faiz tak bisa lagi membendung Priyo untuk mendatangi eks kamar Haris. Ia hanya berharap Pratiwi cukup pintar bersembunyi di kamar mandi atau di lemari. Priyo pun memasuki kamar itu. Ketika pintu kamar dibuka, Faiz lega tapi heran. Di mana Pratiwi berada?


===== POV Pratiwi =====


Pratiwi mengendap-endap di balik pintu kamar kosong yang berdebu. Ia ingin mendengar percakapan suaminya & Faiz, tapi tidak ingin ketahuan. Ia kecewa berat ketika ia mendengar suaminya telah bermalam dengan wanita lain. Hatinya hancur dan merasa jadi istri tak berguna. Tiba-tiba saja sepasang tangan pria menarik tubuhnya keluar dari kamar. Ia memperkirakan, pria itu adalah rekan satu kos nya si Faiz. Pria itu menarik paksa Pratiwi sambil disumpal mulutnya dengan kain pel kumuh bekas oli yg membuatnya agak pusing. Tubuh Pratiwi digotong ke lantai dua.

"Wiih dapet cewe darimana nih gaes?"

"Ini nih yang berisik semaleman, ngentot ga kira-kira"

"Kurang ajar emang mengganggu ketertiban umum. Sebaiknya kita kasih pelajaran aja gaes!"

"Setuju, biar kapok dia ga ngelonte di kos kita lagi!"

Pratiwi ingin berteriak, tapi ingat suaminya ada di bawah. Akhirnya dia terpaksa menuruti keinginan bejat para penghuni kos. Pratiwi berada dalam dilema berat. Tapi ia memilih dientot orang tak dikenal, daripada ketahuan selingkuh oleh suaminya. Tubuh Pratiwi mulai ditunggingkan menghadap balkon. Tanganya berpegangan pada teralis besi.

"Wuaah memeknya bekas pejuh nih bosque!"

"Hahaha pasti habis dientot juga nih tadi pagi"

"Udahlah barang bekas langsung genjot aja. Lontee mampus lu!! Ahh"

Jleeb jleeb jlebb.

Memek Pratiwi digenjot doggy sekali lagi oleh pria gempal berbau badan menyengat. Pratiwi mati-matian menahan suara desahanya. Tubuh Pratiwi kembali terpontang panting dientot kasar seakan hendak terjerembab ke bawah balkon. Pemandangan yang sangt mengagetkan di pagi hari. Seorang wanita ramping dan putih dientot kasar oleh pria gendut di atas balkon. Beberapa tetangga kos berhenti untuk melihat aksi porno itu.

"Heh itu lonte ato ayam kampus ya? Pagi-pagi gini dah main aja"

"Kayanya cewe biasa deh, passif gitu kek diperkosa"

"Laah asik juga ikut ngewein cewe begitu, mulus enak"

"Gue ogah dah, entar jadi tersangka kasus pemerkosaan bisa berabe"

"Disumpel pake video ga bakal buka mulut dah tuh lonte"

Begitulah beberapa orang saling bergunjing sambil melihat ke balkon lantai dua kos putra itu. Priyo dan Faiz yang melihat keluar dari dalam kamar agak keheranan.

"Pada ngapain tuh bro rame-rame? “

"Ah nggak tau bang, biasanya sih kerja bakti minggu-minggu begini"

"Oalah kok nunjuk-nunjuk ke atas ya? "

"Mungkin mau benerin genteng atau saluran air. Sering macet soalnya"

Sementara Pratiwi benar-benar hanya bisa geleng-geleng sambil mingkem sekuat tenaga supaya tidak bersuara.

"Ini lonte ko diem aja ya? Perasaan semalem berisik banget"

"Tampar aja bang biar jerit kayak lonte belakang terminal"

Plaak!!!
Emnmhhh!!!

Berkali-kali ditampar, tapi Pratiwi tetap bergeming. Akhirnya kedua priya itu mensandwichnya. Anal dan memeknya sama-sama ditusuk. Anusnya diperawani paksa. Ia menjerit sedikit saja sudah membuat Priyo melengos. Benar-benar neraka bagi istri yang tak setia seperti Pratiwi. Ia dipaksa bergoyang dengan pantat tak leluasa akibat terganjal kontol. First anal yang sangat menyiksa bagi Pratiwi. Ia bertahan sekuat mungkin. Tapi lama kelamaan ia rubuh juga tubuhnya mengencang dan menjerit keras tanda orgasme. Beruntung saat itu Faiz dan Priyo sedang mendengarkan musik karya terbaru mereka menggunakan earphone. Pratiwi pun kehilangan kesadaran. Entah kedua pria itu ngecrot di mana saja. Entah warga di bawah juga ikut mengentotnya atau tidak. Bangun-bangun ia sudah dikamar Faiz. Dilihatnya teman suaminya itu sedang membersihkan tubuh Pratiwi perlahan-lahan dengan air sabun dan handuk.

"Suamimu sudah pergi, ke tempat simpananya" kata Faiz sambil membersihlan wajah Pratiwi dengan lembut.

Itu kenyataan yang sangat pahit bagi Pratiwi. Sudah diperkosa habis-habisan, eh suaminya malah mendua lagi. Nasib apes yang amat berat hingga ia meneteskan air matanya. Faiz menciumi air mata itu hingga tidak jadi menetes. Ia menatap mata sembab Pratiwi dalam-dalam dan tidak mengatakan apapun. Pratiwi paham, Faiz memang orang yang simpel tapi simpatik. Ia tau pria itu ingin peduli padanya, tapi Faiz juga tak ingin mengganggu perasaanya yg sedang hancur. Setelah beristirahat seharian penuh, Pratiwi pun memanaskan motornya. Ia baru ingat suaminya bisa saja melihat motornya, untung saja diparkir ke ujung agak kedalam. Faiz mencium kening Pratiwi sembari menggenggam tanganya erat-erat. Pratiwi pun pulang ke rumah orang tua nya di kota sebelah.

Beberapa bulan setelah itu, Pratiwi dan suaminya rukun kmbali. Gara-gara bayi yang diharapkan keluarga besar telah lahir. Padahal entah itu anak siapa. Tapi Faiz selalu mengirim kebutuhan anak itu diam-diam. Tentu dia juga bertanggung jawab pada ibu dari anak itu, dengan memberi jatah entot tiga kali dalam sebulan. Pratiwi memang rukun dengan suaminya, tapi hati dan tubuhnya ia pasrahkan seutuhnya pada selingkuhanya, Faiz. Sungguh keluarga yang terlaknat. Suami selingkuh, istri balas selingkuh. Tamat.
Nyimak aja dulu
 
Setelah melihat lagi bangkai akun burung biru ane, ternyata banyak cerita yg tidak komplit alias sebagian teks hilang. Parahnya kalo ceritanya singkat, yg hilang sepertiga nya, sama aja bikin cerita baru wkwkw. Ntar ane post beberapa aja yg layak buat khalayak semprot. Stay tune
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd