Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
@winterlight cheating ya berarti, aka mild NTR.

Kalau tag cuma cheating, berarti Arini masih tetep setia sama Aldi, sex hanya sebagai pelampiasan, Arini masih tetap bisa mengendalikan diri. Am I correct?

Anyway, semoga lancar semuanya, wish you all the best.
go with the flow aja mungkin saya suhu, hehehe. makasih doanya yaa... either way moga masih enjoy. 🙏
:ngeteh:
 

CHAPTER IV

(EVERYTHING I DO) I DO IT FOR YOU



September 2016

Pagi hari setelah pertengkarannya dengan suaminya, Arina terbangun mendengar adanya gerakan seseorang. Arina membuka matanya dan mendapati suaminya selesai bersiap-siap memakai pakaian yang biasa ia gunakan ke kantor. Sambil memperhatikan suaminya, ia meregangkan tubuhnya dan menguap.

“Mas Aldi, mau kemana? Ini kan Sabtu kok udah pake baju rapi,” tanya sang istri terdengar masih mengantuk ke suaminya.

“Semalam tiba-tiba diinfo sama pak Roni kalau ada yang belum beres di kantor jadi di suruh lembur nih hari ini,” kata sang suami.

“Oh… Asal ada gaji lemburannya ya Mas, hehehe,” kelakar Arina sambil tersenyum.

“Tenang aja. Yaudah aku berangkat dulu ya, Rin. Nanti aku sarapan di kantor aja,” kata suami pengertian pada istrinya yang baru saja bangun.

“Hati-hati di jalan ya, Mas.”

Sepeninggal Aldi dari kamar, Arina sendiri di atas ranjang empuknya pelan-pelan mengumpulkan tenaga untuk memulai akhir pekannya. Beberapa saat kemudian sayup-sayup Arina dapat mendengarkan suara mobil yang menjauh menandakan Aldi telah berangkat. Arina akhirnya bangun dari tempat tidurnya dan mencari smartphone rahasianya. Terdapat beberapa pesan yang muncul di layar ponsel tersebut yang menunjukkan estimasi waktu ia akan dijemput. Arina agak terkejut karena ajakan pertemuan yang menurutnya cukup mendadak itu. Bukannya ga ada rencana apa-apa ya? Tapi yaudah deh, lagi suntuk gini, tanya Arina dalam hati. Seusai membalas pesan tersebut agar si pengirim mengetahui bahwa ia telah menerima pesan dan menyanggupi ajakannya, Arina segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.





Dari sebuah jendela lebar sebuah 3BR corner unit apartemen di lantai 33 milik pria bernama Agam Julius Belo itu, tampak terik matahari membakar tengah kota. Namun tak hanya kota yang terbakar siang itu, tampak enam insan manusia juga tengah terbakar panasnya birahi seksual di salah satu kamar apartemen itu.

“Unngghhhh…” tampak seorang wanita melenguh bergetar di bawah himpitan seorang pria berbadan besar dan berkulit coklat kehitaman. Orgasme yang entah ketiga atau keempatnya di siang itu serasa melolosi seluruh sendi tubuhnya. Namun tampak pria yang mengantarkan wanita tersebut ke kenikmatan dunia tersebut tidak mengendurkan gempurannya, malah semakin menjadi-jadi karena ia sendiri sudah di ambang puncaknya.

“Nggghhhh…” tak lama pinggang pria tersebut menghentak dengan beberapa tusukan panjang sebelum tubuhnya berhenti mengejan dan memeluk tubuh wanitanya, pertanda bahwa pertahanan pria tersebut telah luluh dan mencapai puncak kenikmatannya. Pria tersebut memang telah berhasil mempecundangi si wanita sebanyak dengan tiga orgasme, namun akhirnya kontraksi otot-otot memek milik si betina sukses membuat kontol si pejantan memuntahkan benih-benih suburnya ke dalam rahim si betina. Apabila tidak karena sebuah alat kontrasepsi yang tertanam di bawah lengannya, sebuah janin pasti tumbuh dalam rahim wanita tersebut.

“Bang Agam lama banget sih nyampenya... Mana banyak keluarnya,” kata Arina merajuk manja. Setelah beberapa saat, sang pria melepas dekapannya dari tubuh wanitanya hingga kontolnya tercabut dan seketika melelehlah cairan kental putih dari memek si wanita.

“Tapi enak kan lu jadinya bisa pipis enak berkali-kali. Dahsyat lu punya memek ngempot terus,” balas si pria yang diiringi tawa yang lainnya. Tampak keenam tubuh telanjang tergeletak di ruangan cukup luas dengan dua ranjang king size yang terletak bersebelahan.

Sesi orgy di hari itu merupakan acara dadakan yang diprakarsai Agam. Arina yang masih sedikit bad mood dan penat setelah pertengkarannya dengan suaminya kemarin kaget dengan acara dadakan yang diadakan ini. Namun karena kebetulan suaminya dipanggil lembur oleh kantornya, Arina dengan senang hati mengiyakan ajakan rekan-rekannya untuk menghibur dirinya sendiri dan partner-partner selingkuhnya tidak pernah mengecewakan dalam urusan ranjang.

“Dadakan banget sih hari ini. Untung kebetulan banget mas Aldi dipanggil ke kantor karena ada lemburan dadakan,” protes Arina.

“Mana ada kebetulan. Gue suruh si Roni yang emang lagi ada urusan kerjaan sekalian manggil suami kamu untuk lembur, Rin. Masa dari tadi ga nyadar kalau Roni juga absen,” jawab Gio diiringi tawa rekan-rekannya.

“Si teteh mah gitu, pak Gio. Sukanya lupa daratan kalau lagi ngentot,” canda Cynthia pelan yang saat itu sedang bersandar di dada bidang Bima yang kekar dengan kaki melintang di badan gempal berlemak Dimas, sambil kedua pria tersebut iseng meremas kedua payudara wanita itu.

“Ih, kayak yang lu kagak aja, amoy!” balas Arina melotot ke Cynthia dengan tersipu. “Ya habisnya bang Agam juga gasabaran banget tadi baru datang langsung digarap, ga dikasih kesempatan napas dulu.”

“Hehehe… Tapi iya ih, mana bang Agam monopoli teh Arin, jadinya aku yang harus ngelayanin lain sendiri,” rajuk Cynthia.

“Tapi lo langsung on juga kan tadi, Rin. Berisiknya tadi teriak ‘Aduh bang Agam enak banget!’ Lo juga gitu Cyn, dapat tiga kontol makin binal” ledek Bima yang ikut menggoda Arina dan Cynthia.

“Ah biarin! Lagi frustrasi emang butuh pelampiasan. Stres akutu dirumah!” sahut Arina.

“Emang kenapa, Yang? Masalah suami?” tanya Gio memancing Arina.

Sempat termenung sesaat, akhirnya Arina memutuskan untuk menceritakan pertengkarannya kemarin pagi dengan suaminya masalah keinginan suaminya untuk segera memiliki momongan. Sebenarnya hal ini bukanlah pertama kalinya diceritakan Arina kepada para partner-nya. Sejak tahun lalu saat memasuki usia pernikahan satu tahun, Aldi yang mulai gusar karena Arina tidak kunjung memberinya buah hati mulai menyarankan mereka untuk periksa untuk mengetahui sebabnya. Sebagai wanita pencari kenikmatan, bahkan yang ketidaksetiaannya sudah terjadi sebelum pernikahannya, tentu saja ajakan suaminya itu membuatnya gusar. Bagaimana tidak, aktivitas seksual luar pernikahan dengan kelompok mesum yang dipelopori Gio itu membuat Arina mau tidak mau memasang alat kontrasepsi jenis susuk yang dipasang di bawah kulit lengan kirinya selama tiga tahun terakhir, bahkan sejak sebelum pernikahannya dengan Aldi. Arina melakukannya tidak lain karena Gio menyuruhnya. Alasannya simpel, pertemuannya dengan Arina membuatnya ingin membuat sebuah perkumpulan sekawanan pemuja kenikmatan. Dan sejatinya, Gio menghendaki kenikmatan persetubuhan yang mereka lalukan selalu mereka lalukan tanpa penghalang kondom. Namun untuk mencegah kehamilan diluar pernikahan, Gio meminta para wanitanya untuk menemui dokter kandungan yang ia percaya, yang bernama Satria, untuk memberikan Arina dan Cynthia kontrasepsi. Cynthia yang belum memiliki rencana untuk menikah memilih mengkonsumsi pil KB. Sedangkan Arina yang merencakan menikah dan tidak ingin ketahuan oleh suaminya jika ia mengonsumsi pil, memilih metode implan atau susuk.

Ketika Aldi membuka omongan masalah ingin memiliki momongan, dalam hati Arina sedikit kasihan karena ia sendirilah alasan mengapa ia tidak kunjung hamil. Namun kenikmatan yang dia dapat bersama Gio dan kawan-kawannya membutakannya sehingga ia tidak kunjung melepas alat kontrasepsi di lengannya. Aldi yang semakin gigih untuk mengajak Arina periksa ke dokter lama kelamaan membuatnya takut akan ketahuan telah memasang alat kontrasepsi tanpa sepengetahuan suaminya. Ia takut perselingkuhan yang telah ia rahasiakan dengan baik akan terbongkar.

“Udah ga usah galau gitu dong,” kata Gio lembut menenangkan Arina, perempuan yang selama ini menarik perhatiannya sejak pertemuan mereka tiga tahun lalu.

“Gimana ga galau kalau. Kalau diajak mas Aldi ke dokter trus nanti ketahuan pasang susuk gimana. Aku nggak mau diceraiin,” rajuk Arina.

“Yaudah gapapa. Tinggal kamu yang minta periksa aja ke Satria, Rin. Kan dia temen baik gue juga. Dia kan yang masangin susuk kamu dulu itu. Gue jamin dia bisa dipercaya kok. Bilang aja kamu dapat rekomendasi dari teman kerja. Nanti ngelepas susuk dulu sama dia sebelum kamu sama suami barengan buat janji ketemu. Gue yakin sih ga ada apa-apa sama kamu. Ga mungkin suami kamu curiga lah,” jelas Gio menenangkan Arina. Sebuah rencana di kepalanya yang lama terpendam kini muncul kembali. “Malah kayaknya meskipun kamu udah ga pake susuk, gue punya feeling suami kamu malah yang ga bisa kasih kamu momongan, hahaha,” lanjut Gio berkelakar yang disambut tawa penuh arti tersembunyi dari rekan-rekan prianya.

“Makanya kitong bilang juga apa. Sejak lu menikah sama lu punya suami, lebih baik kau buang kontrasepsi itu. Biar hamil dari kita! Kalau hamil sejak dulu kan suami juga tak akan buat lu susah seperti sekarang. Dan biar be saja yang kasih kau anak, hahaha,” kelakar Agam dengan semangat.

“Kalau sama lo keliatan banget selingkuhnya, bang!” protes Bima.

“Lalu mau sama lu? Sama saja lah! Lu punya kulit juga coklat!” tangkis Agam.

“Ya sama aja bang Gio juga!” kata Bima tak mau kalah, sambil menunjuk ke arah Gio. Akan tetapi Gio tampak tak menghiraukan. Dalam benaknya diam-diam sudah menyusun rencana yang membuat kehidupan kelompok perselingkuhan yang ia buat itu semakin rumit, namun berwarna dan tetap menggairahkan.



///



Desember 2016

Benar saja, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa tidak ada masalah dalam kesuburan Arina. Akan tetapi kesuburan Aldi lah yang ternyata bermasalah sehingga membuatnya kesulitan untuk membuat Arina hamil. Dalam lebih dari dua bulan terakhir sejak pemeriksaan, Arina dan Aldi menjalankan terapi kehamilan dan melakukan seluruh saran sesuai yang dianjurkan dokter. Namun hasil kehamilan tidak kunjung didapatkan Arina dan Aldi pun terkadang tampak gusar. Sebagai istri yang pengertian, Arina selalu menyemangati dan memberikan dorongan positif agar Aldi tetap bersabar, bahwa semua usaha harus dilakukan secara optimal agar mendapatkan hasil yang terbaik. Meskipun begitu, Arina pun sedikit gusar dan tidak sampai hati kepada suaminya. Ia mulai meyakini bahwa kondisi yang dialami Aldi membuat mereka tidak akan pernah mendapatkan keturunan sama sekali.

Arina yang menyampaikan situasi yang dialaminya tersebut ke Gio dan seluruh partner perselingkuhannya bagaikan mendapatkan dilema baru. Akan tetapi tidak lama Gio segera memberikan solusi; sebuah rencana yang sudah lama ia pendam karena menghargai Arina yang tidak ingin mengkhianati suaminya lebih jauh. Gio menyarankan agar Arina yang sedang menjalani terapi kehamilan dengan Aldi selama hampir tiga bulan terakhir juga segera melakukan “terapi kehamilan” bersama Gio. Tentu saja yang dimaksud adalah sumbangan sperma rutin dari Gio untuk rahim Arina agar Arina segera mendapatkan buah hati. Gio merasa sudah saatnya melakukan tindakan solutif untuk menyelasaikan dilema kekasih gelapnya tersebut mengingat dalam tiga bulan terakhir suami kekasihnya tidak kunjung berhasil menanamkan benihnya dalam rahim Arina. Tentu saja ide tersebut tidak begitu saja diterima oleh banyak pihak.

Terpilihnya Gio sebagai penyumbang benih pun merupakan hasil dari perdebatan panjang di antara mereka. Selama ini masing-masing pria telah dengan bijak menyepakati dan menghargai untuk tidak menghamili partner wanita mereka. Namun situasi Arina saat ini mengubah segalanya. Secara otomatis, seluruh pria, kecuali Roni, keempat menawarkan diri sebagai ayah dari calon jabang bayi di rahim Arina. Dimas yang walaupun cenderung pasif sempat mengutarakan kalau ia tidak menolak jika perlu menghamili Arina. Secara pribadi, dia yang lajang tidak keberatan asalkan si anak akan dibesarkan dan dibiayai oleh suami Arina. Namun sebagai seseorang yang tahu diri, jelas ia tidak akan melangkahi Gio dan Bima yang telah memberinya banyak kemudahan dalam pekerjaan, finansial, dan akses pada kenikmataan selama ini. Untuk Roni, sebagai kuasa hukum perusahaan Gio yang diajak masuk paling akhir dalam kelompok laknat yang dibentuk Gio ini berlandaskan suatu kesepakatan tak tertulis untuk kelancaran bisnis keduanya dan juga sudah memiliki istri dan anak, sejak awal tidak berkeinginan untuk meneruskan keturunan melalui wanita lain. Hanya mendapat kenikmatan lubangnya juga tidak masalah untuk pria pecinta anal seks yang ingin selingan dari seks dengan istrinya saja.

Beda halnya dengan ketiga pria lain. Agam, Bima, dan Gio yang ketiganya merasa sebagai alpha tersebut bersitegang dan tidak saling mengalah dari awal. Agam yang memiliki batang kejantanan terbesar dan stamina seks di atas rekan-rekannya, berargumen bahwa wanita secantik Arina hanya pantas dihamili oleh pria perkasa. Namun alasan yang terlalu sederhana itu tidak diterima oleh Bima, Gio, dan juga Arina, karena darah Melanesia-nya akan jelas menurun ke jabang bayi Arina yang masih ingin merahasiakan sisi gelap hidupnya dari suaminya. Bima sendiri memiliki alasan kuat sebagai pacar selingkuhan Arina sejak sebelum terbentuknya kelompok rahasia mereka ini untuk ‘menuntut’ menjadi ayah dari anak pertama Arina. Tanpa dia menawarkan Arina untuk memuaskan Gio, mereka tidak akan berada pada situasi mereka saat ini. Darahnya sebagai keturunan pulau Dewata membuatnya tidak akan terlalu mencurigakan mengingat Aldi juga merupakan orang Jawa yang juga serumpun ras Austronesia. Namun segala argumennya akhirnya terkalahkan dengan apa yang ditawarkan dan direncanakan Gio. Gio menggunakan kekuasaannya sebagai atasan mereka dalam pekerjaan dan sebagai seseorang yang menanggung segala kebutuhan finansial kegiatan yang mereka jalani selama tiga tahun terakhir. Gio juga menyanggupi untuk menanggung segala biaya kehamilan, persalinan, pengobatan, tabungan masa depan, bahkan seluruh kebutuhan si anak kelak, tentunya melalui tabungan rahasia yang hanya akan diketahui Gio dan Arina. Walaupun bermula iseng, Gio tidak menyangkal bahwa Arina telah memikatnya hingga derajat tertentu, dalam kebersamaan mereka mereguk kenikmatan duniawi selama ini. Situasi yang dialami Arina saat ini membuatnya mengambil keputusan bulat untuk membuat keturunan bersama kekasih gelapnya meskipun ia sadar telah dikaruniai dua anak perempuan bersama istri sahnya. Gio sedikit berharap untuk memiliki seorang buah hati laki-laki melalui rahim Arina.

Tidak hanya para pria yang saling bertentangan. Rencana yang diajukan ini awalnya juga mendapatkan penentangan dari Arina. Arina yang telah berselingkuh di belakang suaminya bertahun-tahun merasa dilema untuk mengkhianati suaminya lebih jauh. Sebelum keadaan ini, tidak pernah terpikiri sebelumnya oleh Arina untuk hamil dari lelaki lain, terlepas dari Gio dan rekan-rekannya yang sering sekali menggodanya agar mau melepas implan dan hamil dari mereka. Meskipun suka mencari kenikmatan di luar pernikahannya, Arina tetap masih mengakui dan menyayangi Aldi sebagai suami sahnya. Namun harapan Aldi yang sangat besar untuk mendapatkan buah hati menggoyahkan pendiriannya. Apa aku egois jika menyelamatkan pernikahanku dengan cara ini? Apa aku salah jika hatiku dapat menyayangi dan disayangi lebih dari seorang pria saja? sejuta pertanyaan berkecamuk dalam benak Arina. Suami kamu itu jelas mandul. Percaya deh dia gak akan tau. Emang lo mau cerai, Rin? Katanya cinta sama suami. Trus habis cerai? Toh suami lo juga ga bakal bisa punya anak sama wanita lain. You’re protecting him from that bitter fact. In fact, you’re doing him a favor. Lo bakal bikin suami lo bahagia, mertua lo bahagia, keluarga lo bahagia. You’re trying your best being a good wife, pada suatu titik seluruh suara-suara imoral itu bercampur bagaikan memanipulasi pikiran Arina; sudah tak dapat dibedakan entah mana dari benaknya sendiri dan mana akibat mendengarkan bujuk rayu Gio. Dan seiring berjalannya waktu, pendiriannya runtuh.

Dengan segala janji yang disanggupi Gio untuk tidak menelantarkan anak mereka kelak apapun yang terjadi, akhirnya Arina memutuskan siap memiliki momongan dari seorang pria yang bukan pasangan sahnya. Dan berdasarkan jadwal masa suburnya yang kebetulan terjadi di penutup tahun, diputuskanlah bahwa sesi pembuahan oleh Gio akan dilakukan pada malam pergantian tahun dan sesuai rencana, Aldi diberi tugas keluar pulau oleh atasannya yang tidak lain adalah Roni agar tidak ada gangguan sama sekali selama rahim Arina ‘disemai’ dengan benih Gio. Demi cintanya pada suami dan keberlangsungan rumah tangga mereka, Arina membulatkan tekadnya.


———

End of Chapter 4.
 

CHAPTER V

HOT STUFF



Januari 2017

Dering suara panggilan ponsel membangunkan Arina dari tidurnya. Tampak nama suami terpampang di layar. Dengan lemah ia mengangkat panggilan tersebut dan menyapa suaminya dengan suara mengantuk.

“Pagi mas Aldi…,” sapa Arina yang mengagetkannya sendiri karena suaranya terdengar parau.

“Halo, sore, sayang. Di sini udah jam 3 lewat lho, di sana pasti udah jam 2 lewat, udah nggak pagi lagi. Dari tadi pagi mas telpon kok nggak angkat-angkat kemana aja? Mas khawatir tau. Mana suaranya kayak baru bangun tidur gitu,” tanya Aldi. Arina melirik jam di meja yang memang benar menunjukkan pukul 14.25.

“Eh, iya sore mas Aldi. Arina emang baru bangun tidur, hehehe…” jawab Arina.

“Aduh istri mas ditinggal kok jadi males-malesan yaa… Semalam tidur jam berapa emangnya? Mentang-mentang nggak harus nyiapin sarapan buat mas ya,” timpal Aldi bergurau.

“Hehehe, iya nih mas. Semalam tidurnya kemaleman banget habis ngerayain ultah kecil-kecilan Arin sama Cynthia. Jadi agak lupa waktu,” jelas Arin yang suaranya diiringi dengkur dari seorang pria yang masih nyenyak tidur disebelahnya.

“Hati-hati jangan kebablasan ya. Mas tau Cynthia sahabat kamu tapi jangan sering begadang gitu juga. Kan nggak baik buat kesehatanmu yang lagi terapi hamil juga. Suaramu jadi agak serak gitu juga kedengarannya. Jangan sampe sakit. Cynthia juga itu juga ingetin, masih gadis kok suka begadang. Trus kamu lagi ada dimana? Itu Itu suara ngorok siapa itu sampe kedengar dari sini?” bombardir Adi di telinga Arina.

“Iya, iya mas. Arin tau. Makasih udah diingetin. Kan Arin juga udah bilang sebelum mas berangkat kalau mau ke tempat Cynthia untuk ngerayain ultah. Ya itu jelas Cynthia lah,” jawab Arina agak kesal dan tiba-tiba gugup karena harus berkilah ke suaminya. Pemilik dengkur yang sebenarnya tidak lain adalah Gio, kekasih gelapnya yang semalaman mempecundangi tubuhnya berkali-kali hingga ia kelelahan, yang saat ini masih tertidus pulas tanpa busana di sebelah Arina. Tidak cukup ia mengerjainya di ruang tengah villa tersebut, semalam Gio menggendongnya pindah ke kamar tidur utama untuk melanjutkan kegiatan penanaman benih tanpa adanya gangguan.

“Lagian mas Aldi juga sih lama banget dinas luarnya. Arina kan kesepian. Jadinya cari teman yang bisa nemenin Arin,” lanjut Arina mengalihkan topik pembicaraan.

“Kurang tiga hari lagi kan mas udah balik. Lagian juga kliennya ini ternyata anak perusahaan baru dari perusahaan tempat kamu kerja dulu. Mereka kan mau melebarkan sayap ke luar pulau gitu ceritanya,” jelas Aldi, yang merupakan kuasa hukum junior yang bekerja di firma yang dipimpin oleh Roni yang memberikan bantuan konsultasi legal untuk seluruh operasional perusahaan milik Gio, tempat dulu Arina bekerja sebelum Aldi memintanya untuk berhenti sesaat setelah mereka menikah.

“Yaudah deh. Pokoknya Arin bawain oleh-oleh ya nanti. Jangan lupa,” balas Arin.

“Iya tenang aja. Yaudah sana mandi dulu. Istri mas bau banget sampe sini jam segini belum mandi,” canda Aldi mesra ke istrinya.

“Hehe… okedeh mas Aldi. Arin tutup dulu ya… Mau mandi biar wangi lagi. Arin tunggu pulangnya biar bisa lanjut bikin adik bayi nanti. Muah,” timpal Arin manja lalu mengakhiri telpon suaminya. Walaupun hanya gurauan, memang benar kata suaminya bahwa Arina mencium bau bermacam-macam dari tubuh telanjangnya itu, mulai dari sperma, cairan cinta, dan campuran keringat miliknya, Gio, dan Bima yang juga sempat menjamahnya semalam.

Dengan langkah gontai ia turun dari tempat peraduan kenikmatannya dengan Gio semalam untuk menuju kamar mandi. Dalam langkahnya menuju kamar mandi sayup terdengar suara manja lenguhan wanita dari kejauhan. Arina mendekati jendela luas kamar tersebut yang tirainya tidak tertutup semalaman dan benar saja, di sebelah kolam renang villa tersebut, ia melihat seorang wanita muda sedang dalam gendongan seorang pria kekar khas etnis ketimuran, yang jelas area intim mereka saling menyatu dan menumbuk satu sama lain. Arina menggelengkan kepalanya dan membatin, Sinting juga tuh anak udah main lagi aja, padahal semalem udah dikeroyok lima cowok gitu, sambil melenggang masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.





Sekitar 30 menit sebelum obralan Arina di telpon dengan suaminya, Cynthia tidurnya terusik dan merasa mimpi beralari karena tiba-tiba napasnya terengah dan jantungnya berdebar. Seketika mata Cynthia terbuka melihat sesosok besar tubuh kekar dengan kulit berwarna gelap sedang menindihnya dengan kontol yang sudah bersemayam di dalam memeknya yang jelas kaget karena tiba-tiba diregangkan kejantanan berukuran besar. “Sialan gue diperkosa!” pikir Cynthia panik. Kaget Cynthia hampir berteriak namun dengan sigap dibungkam dengan lumatan pada bibir tipisnya oleh bibir tebal pria itu. Keduanya merasakan napas beraroma alkohol yang mereka konsumsi semalam di sela kesibukan mereka ngentot, berbaur di mulut mereka. Dengan kesadaran yang perlahan terkumpul, Cynthia menyadari bahwa yang menindih dan mencumbunya adalah Agam, ketegangan di tubuhnya mulai rileks dan menerima perlakuan pria tersebut.

“Mmm… Hah… Hah… Bang Agam apaan sih kok Cynthia lagi enak-enak tidur langsung digenjot giniiih…” protes Cynthia lemah melepas cumbuan Agam, sebal telah dibangunkan dengan cara yang mengagetkan, tapi dengan pasti gairahnya dipaksa naik karena tampak kontol Agam mulai berkilau pertanda memeknya mengeluarkan pelumasnya. Tubuh si betina benar-benar tidak bisa berbohong ketika pejantan memasukinya.

“Heheheh… Bangun tidur langsung ada bidadari cantik di depan mata. Jadi bagai di surga abang. Lagipula belum puas abang semalam tapi Cytnhia sudah diembat si Bima,” timpal Agam santai.

“Ya habisnya… Teh Arina dibawa masuk kamar sama pak Gio, jadinya Cynthia harus muasin kalian semuah… Jadinya kan Cynthia capek banget bang…,” balas Cynthia merajuk.

“Ya sudah bang Agam cabut saja kalau begitu,” kata Agam pura-pura kecewa dan tiba-tiba mencabut kontol jumbonya dari memek tembem Cynthia dengan sekali tarik. Merasa kekosongan yang tiba-tiba, Cynthia pun agak terperanjat.

“Eh ya engga gitu jugaaa… Kalau mau dilanjutin juga gapapa jugaa…,” rengek Cynthia.

“Tadi Cynthia kata capek! Jadi yang benar yang mana? Mau dikontolin atau tidak?” goda Agam yang mulai beranjak berdiri.

“Mauuu…” balas Cynthia.

“Mau apa, nona manis?”

“Dikontoliiin…” jawab Cynthia manja menatap kejantanan tak bersunat milik yang hitam agak bengkong kiri terhunus tegak perkasa di hadapannya.

“Hahaha… Kalau begitu sini berdiri,” kekeh Agam, sambil menuntun lengan Cynthia untuk segera berdiri dari sofa tempat ia tidur. Tampak dua pria lain dalam keadaan sama telanjangnya tidur di karpet sekitar sofa di ruangan tersebut. Mereka adalah Bima dan Dimas. Roni yang tak tampak batang hidungnya mungkin pindah tidur di salah satu kamar, batin Cynthia, yang lamunannya tiba-tiba dibuyarkan oleh Agam.

“Kau pegangan leher abang,” perintah Agam dihadapannya yang tiba-tiba mengangkat kaki kiri Cynthia. Takut jatuh, segera tangan Cynthia mencengkeram leher Agam yang posisinya berada di atas kepalanya karena tubuh pria itu yang tinggi. Dengan paha kiri Cynthia yang ia angkat dengan tangan kanan, terekahlah memek Cynthia, memberikan kesempatan untuk Agam membimbing kontolnya menuju lubang surgawi si gadis.

“Aaah… Bang Agaaam… Ssshhh…” desah Cynthia yang setengah berjinjit dengan kaki kanannya, merasakan memeknya dipenuhi kembali kontol Agam. Tak lama setelah dirasa kontolnya sudah bersemayam di relung Cynthia, dengan tangan kirinya ia mengangkat paha kanan si gadis, dan hup! Dengan sigap pria tersebut menangkap kedua bongkahan pantat Cynthia dan menopang tubuh sintal gadis keturunan Tionghoa tersebut dengan mudahnya. Dalam posisi tersebut semakin dalamlah kontol Agam bersemayam hingga kepala kontolnya dirasa oleh Cynthia membentur mulut rahimnya.

“Bang Agaaam… Kok langsung dimasukin lagiii… Sebenernya Cynthia mau pipis dulu…” rengek Cynthia manja dalam gendongan Agam, yang sedikit ngilu di perut bawahnya tapi tetap nikmat terasa.

“Terlalu lama lah kalau tunggu lu kencing dulu, tak ngentot-ngentot nantinya,” timpal Agam yang cuek sambil berjalan keluar dari ruang tengah tersebut menuju taman di sebelah kolam yang bersebelahan dengan teras villa tersebut.

“Iiih… Tapi penuh nih rasanya… Nanti Cynthia ngga kuat nahan…” kata Cynthia yang mengiba. Namun semua itu tak dihiraukan oleh Agam yang mulai memompa kontol perkasanya di memek si gadis.

Tak lama terdengar sahut lenguhan kedua insan berbeda jenis kelamin, generasi, dan etnis saling meresapi pertautan kelamin di sebuah taman villa area pegunungan tersebut. Lenguhan-lenguhan tersebut semakin kencang menggaung di area sekitarnya. Meskipun villa tersebut memiliki jarak yang cukup jauh dengan bangunan terdekat lain, tidak menutup kemungkinan suara perpaduan birahi mereka terderngar sampai ke sekitar area tersebut. Namun tentu saja hal tersebut tidak dipedulikan oleh mereka yang memang sudah beberapa kali melakukan hubungan gelap di villa tersebut. Selama ini tak pernah ada yang mencoba mengganggu atau ikut campur dengan segala urusan yang terjadi di villa mewah tersebut. Di bawah indahnya langit sore hari pertama tahun itu dan dilindungi rindang pepohonan taman villa tersebut, peraduan birahi pasangan yang usianya terpaut 12 tahun tersebut berjalan harmonis tanpa gangguan hingga keduanya mencapai puncak masing-masing nanti.

Tidak perlu waktu lama berada dalam gendongan Agam, Cynthia sudah tampak sangat gelisah, pertanda orgasme pertamanya akan didapatkannya. Namun kegelisahannya kali ini agak sedikit ekstra karena suatu hal: kandung kemihnya yang tak sanggup ia bendung lebih lama. Selama beberapa menit terakhir, pompaan kontol Agam telah membuat pipisnya merembes keluar tetes demi tetes dari sumpalan kontol Agam. Cynthia khawatir kalau ia tidak akan bisa menahan kemihnya sama sekali ketika mencapai orgasmenya nanti.

“Baaang Agaaaam… Biarin Cynthia pipis duluuu…” engah si gadis.

“Memangnya Cynthia mau abang berhenti genjot? Sudah tampak hampir ngecrit begitu! Tak bisa bohong lah ini lu punya tubuh,” timpal Agam yang keringatnya mulai bercucuran namun tidak tampak kelelahan sama sekali memompa memek Cynthia. Sebagai pria berusia 33 tahun yang bersama temannya Gio berpetualang memuaskan banyak wanita semenjak mereka kuliah, ia dengan mudah mengenali bahasa tubuh si gadis berusia 21 tahun yang ia sedang pecundangi tubuhnya.

“Gamau berhentii… Tapiii… Mau gimana lagiiih… Pipis Cynthia nanti bocor banyaakkk…” iba si gadis.

“Kayak yang tak pernah ngecritin bang Agam saja nona manis ini. Cynthia kira tadi abang gendong sampai taman ini untuk apa? Sudah nikmatin saja lah kontol abang ini. Lepas saja semuanya,” timpal Agam santai tak mengendur. Apa yang dikatakan Agam membuat Cynthia tersadar bahwa Agam sengaja membawanya bercinta di taman luar sebelah kolam agar apabila Cynthia squirt, pipisnya akan jatuh ke rumput taman dan tidak akan mengotori ruangan manapun. Setelah diyakinkan seperti itu, si gadis lebih rileks dan tersipu karena pejantannya yang ternyata sudah perhatian dengan keadaannya.

Dan benar saja, tak lama kemudian Cynthia menggapai orgasme pertamanya yang cukup meluluh lantakkan badannya. Dengan dilolosi seluruh saraf dan otot tubuhnya oleh orgasmenya, terbukalah otot penahan saluran kencingnya yang selama ini mencoba menahan urin si gadis. Dari sebuah lubang yang terletak di antara kelentitnya dan memeknya yang sedang tersumpal kontol jumbo Agam, menghamburlah cairan bening kekuningan mengucur membasahi jembut ikal Agam dan terasa panas mengalir deras melintasi zakar, paha, kaki Agam, hingga membasahi rumput taman. Hal tersebut diikuti lolongan panjang si gadis pertanda kepuasannya yang hakiki: puas orgasmenya tercapai dan puas bahwa pipis yang ditahannya telah keluar seluruhnya.

Melihat betinanya dalam keadaan lemas, sebagai pejantan Agam menghentikan sementara pompaannya pada memek Cynthia. Ia pandangi wajah renyah Cynthia yang bercucuran keringat, menengadah menggapai orgasmenya yang pertama di tahun itu dengan dahsyatnya hingga ia rela badan kekarnya dikencingi oleh si gadis imut keturunan Tionghoa yang tidak pernah bosan untuk ia pecundangi berkali-kali dalam dua tahun terakhir. Tak tahan dengan ekspresi si gadis yang ia antarkan ke puncak kenikmatan, kejantanan Agam terusik dan segera memagut mesra bibir gadis dalam gendongannya tersebut, yang disambut mesra pula oleh si gadis.

“Tak mau kah stop saja lu punya pil KB? Biar abang sekalian buat bunting, bareng si Arina,” tanya Agam lembut.

“Bang Agam, jangan dong. Cynthia kan belum nikah, bang. Baru aja lulus kuliah. Nanti apa kata orang,” jawab Cynthia tersipu.

“Kalau begitu cepatlah menikah sama lu punya pacar. Nanti abang yang beri anak buat Cynthia,” timpal Agam menyeringai.

“Ih, bang Agam nakal. Pacar Cynthia kan Chinese, bang. Nanti ketahuan banget Cynthia main serong kalau abang yang hamilin Cynthia,” balas Cynthia tersipu sambil memukul manja dada bidang pria yang menggodanya itu.

“Ya sudah kalau begitu apa Cynthia mau bang Agam yang nikahi?” tanya Agam setengah bercanda namun juga setengah serius. Memang pria itu pada dasarnya dikenal sebagai seorang yang bebas, selalu melajang hingga saat ini, menikmati wanita tanpa pusing memikirkan urusan rumah tangga. Bahkan ketika Gio sahabatnya menikah 8 tahun lalu di usia mereka yang ke 25, Agam tidak pernah merasa tertinggal. Namun momen intim kedua insan berbeda generasi saat itu membuat Agam sebagai pria yang sangat menikmati kelajangannya hingga saat ini bahkan mempertimbangkan untuk melepas kelajangannya demi wanita muda cantik yang sedang ia dekap mesra saat itu.

“Ih, bang Agam udah ah becandanya,” balas Cynthia menghindari agar tidak mengiyakan, namun tidak juga menolak pertanyaan tersebut.

Walaupun bermula tanpa cinta, persetubuhan yang dilakukan secara kerelaan masing-masing pihak yang terlibat jelas dapat memunculkan sebuah rasa ketertarikan atau chemistry yang tidak bisa dijelaskan. Entah itu hanya murni karena feromon atau nafsu hewaniah yang berbicara, atau memang perasaan dua insan manusia yang lebih dalam yaitu cinta, tidak ada yang dapat menjelaskannya. Pertautan kelamin jantan dan betina tidak pernah memandang usia, warna kulit, status sosial, etnis, agama, dll. Yang ada hanya insting alamiah untuk berkembang biak. Dan itu yang dilakukan Agam pada Cynthia di hari pertama tahun itu. Persetubuhan itu pun berlanjut hingga Agam mengeluarkan benihnya di rahim gadis itu seperti yang sudah sering ia lakukan. Namun sayang karena pil KB yang dikonsumsi Cynthia, pembuahan tidak terjadi saat itu. Akan tetapi, situasi tersebut tidak akan bertahan lama, tak lama di kemudian hari kisah Cynthia akan berubah.


———


End of Chapter 5.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd