Suara aneh semakin mendekat saat aku memasuki hutan lebih dalam. Instingku menelisik, mata batinku menyala nyala. Satu...dua...tiga...empat...puluhan siluman kera brengsek semua ku ketahui keberadaanya tanpa menoleh tanpa mencari. Aku sendiri terkagum kagum dengan kemampuan yang satu persatu muncul pada diriku. Betapa hebatnya arya samodra pada era nya (batinku).
" turun atau aku bantai kalian semua..."
BRUKKK!!!!
Kini tiga siluman monyet berbadan besar menghadang di depanku. Mereka berputar mengelilingiku, mengendus membaui bungkusan kain yang aku selempangkan. Satu dari mereka berteriak layaknya monyet pada umumnya sebelum suara besarnya keluar.
"siapa kamu dan apa tujuanmu masuk hutan larangan ini..."
" maafkan saya, saya hanya kebetulan saja lewat di hutan ini..tujuan saya adalah ke lingsir gayatri "
" hmmm...menarik...tidak banyak orang tahu akan lingsir gayatri...tapi sepertinya kau tak akan sampai kesana....kami bisa mencium apa yang kau bawa....ambil emas dan tangkap bocah ini.."
Dua dari siluman monyet kekar mencoba merampas emas dalam kain yang kubawa. Cakaran kera mengenai lenganku saat memberi perlawanan pada mereka. Sedikit gerakan jurusku mampu menghempaskan ketiga siluman itu.
BRUGG!!...BRUGG!!!...BRUGGG!!!
Kini puluhan siluman kera lainya turun dari atas pohon beramai mengepungku. Kanuragan dan beberapa jurus yang entah dari mana kumiliki mampu mematahkan tulang mereka, bahkan tidak sedikit yang tewas.
Sampai pada akhir nya seekor kera siluman dengan tubuh kekar dengan gelang emas di kedua pangkal lengan nya turun. Kini ratusan siluman kera ikut turun di belakangnya.
" kamu sudah membuat kesalahan besar anak manusia...kami akan menyeretmu dan menempatkan di ruang penyiksaan di alingga.."
Otakku segera berfikir mendengar kata alingga. Berpura pura kalah untuk sampai di kerajaan para kera adalah cara mudah untuk sampai di sana
Ku ladeni pukulan dan tendangan para siluman itu. Tiba saatnya untuk sedikit mengalah, tapi yang terjadi aku malah menjadi bulan bulanan mereka. Beberapa kali terkena pukulan dan tendangan dari mereka membuat kepala dan badanku mengeluarkan darah.
Kedua tanganku diikat ke belakang. Kucoba menghafal jalan menuju kerajaan alingga kala mereka benar benar menyeretku.
Nampaknya alingga memang benar benar berada di alam berbeda. Seperti menembus tabir tak terlihat, dua pohon yang sangat besar menjadi pintu gerbang dunia lain. Dari kegelapan malam sekarang berubah menjadi terpaan hangat matahari pagi.
Mataku takjub melihat sekeliling. Pohon unik dan indah yang tak pernah ku jumpai di narayana maupun dunia nyata . Dari kejauhan terlihat bangunan yang sangat megah berkilau emas di sana sini. Ku taksir itu adalah kerajaan mereka. Tiba tiba pukulan keras menghantam belakang kepalaku dan semuanya gelap...aku tak bisa merasakan apa apa lagi.
Kilasan kejadian lampau berputar dalam kepalaku..............................
" jika raja berkenan mari kita bergabung dan saling memakmurkan rakyat kita".
" cih...bilang saja kau ingin merebut kerajaan ini samodra!"
" bukan seperti itu raja sawung, tujuanku kemari sungguh sungguh ingin mensejahterakan rakyat dan dengan hormat meminta anda melepaskan para tumbal itu raja sawung.."
" bwahahahaha.....kalian dengar mulut raja muda ini....hahahaha..
" dengar raja samodra...alingga tidak akan pernah bergabung dam tunduk kepada chakravatin apapun alasanya....juga jangan pernah mengusik kegemaran kami dengan tubuh para tumbal yang selalu bisa memuaskan nafsu kami....
" dan aku sawung jagal, raja para siluman kera..tidak akan pernah tunduk padamu...
" cam kan itu!".
" pengawal !! tangkap dan bunuh raja chakravatin ini !"
Dalam kilasan itu aku melihat, diriku yang terdahulu bertarung dengan sengit melawan panglima panglima siluman kera milik sawung jagal dan ratusan prajurit kera lainya.
Hanya sedikit prajurit yang di bawa raja arya saat itu. Dalam pertarungan yang beda jumlah itu, pasukan raja samodra banyak yang terbunuh. Hanya tersisa beberapa saja.
Hingga kini yang ku lihat dalam bayangan di kepalaku ke dua raja itu saling berhadapan.
" jika sambutanmu seperti ini, maka jangan salah kan aku kalau semua pasukan mu yang ada dalam ruangan ini akan aku bunuh..."
" jangan sombong arya samodra! Coba kalau kau bisa melakukan nya..!"
" baiklah....jika kau yang meminta.."
Letupan energi berlebih mengalir di setiap nadi ku. Dengan sedikit hentakkan, semua sekelilingku melambat dan terdiam. Ku ambil pedang tergeletak milik pasukanku yang telah mati. Aku bergerak sangat sangat cepat. Tanpa ragu ku tebas leher semua siluman kera yang ada. Semua sudut yang ada dalam kerajaan.
Kini aku kembali ke posisiku semula, dengan hentakkan, kecepatan ini berjalan normal kembali.
Dalam detik yang sama, semua leher anak buah sawung jagal mengucurkan darah yang banyak. Kepala kepala mereka terpisah dari tubuh nya dan berjatuhan di lantai kerajaan miliknya. Sangat kaget sawung jagal melihat semua prajuritnya tewas hanya dalam satu detik setelah mulut raja chakravatin itu menutup menyelesaikan kalimatnya.
" bangsat!! sekarang kau akan mati samodra!!!"
Tubuh kekar sawung jagal mengeluarkan asap putih pekat. Tangan siluman itu seperti menggapai sesuatu. Hingga sebuah gada besar kini dalam genggamanya.
Dengan amarah dia mengayunkan gada menyerang arya samodra. Namun kekuatan raja chakravatin bisa mengimbanginya. Dalam beberapa kesempatan senjata sawung jagal mengenai tubuh arya hingga terpental jauh dan jatuh ke tanah. Luka yang di terima arya cukup lumayan hingga dia terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Pertarungan berlangsung sengit.
Sampai dimana raja chakravatin seperti menghilang tak terlihat. Dan tiba tiba tubuh sawung jaga menerima serangan tak terlihat bertubi tubi menghajarnya. Sawung jagal terpental, terseret. Darah menghiasi badan kekarnya. Sampai dia berteriak keras sambil memegangi mata kanannya yang tiba tiba seperti tersayat . Benar saja...itu adalah kekuatan kecepatan raja arya samodra yang menghajar nya.
" aaarrhhh...ampun...ampun..."
Raja siluman kera berguling di lantai dengan tetap memegangi mata kanan nya dan memohon ampun.
" pergi....dan biarkan alingga bersatu dengan chakravatin !!!"
Ampunan arya samodra menuntun sawung jagal pergi terseok dengan jutaan dendam dalam diri nya.
...............................................
" BANGUN PEMUDA SIALAN!!!!!"
Bentakan siluman kera perlahan membuka mataku.
Sekarang baru kusadari, kenapa sawung jagal benar benar menaruh dendam padaku dan menyampaikanya lewat satu orang yang masih hidup dan kembali ke amoksa waktu itu.
Kesadaranku mulai pulih, kedua kaki dan tanganku terpentang di ikat pada dua batang besi yang tinggi menggunakan rantai. Hawa dingin meraba kulit tubuhku, beberapa luka menjadi perih karena nya. Lelehan darah dari luka kini memadat menghentikan tetesan nya. Kudapati tubuhku telanjang tanpa sehelai benangpun.
Beberapa orang diperlakukan sama denganku di sebelah kanan dan kiri ku. Aku berasumsi bahwa mereka juga pernah melawan prajurit alingga.
Dan yang paling mencengangkan lagi, di depan mataku terdapat banyak sekali manusia manusia telanjang yang dipaksa bekerja. Hampir dari mereka semua adalah kaum wanita. Dari mengangkat batu, memasak hingga dipaksa bersetubuh dengan siluman kera. mereka lakukan semua pekerjaan itu dengan siluman kera besar yang siap mencambuk mereka jika menolak perintah atau lamban bekerja.
GILA......
Tempat penyiksaan macam apa ini. Dan lagi kenapa kebanyakan dari mereka wanita....lebih tepat nya berusia paruh baya atau ibu ibu.
"nikmatilah waktumu selagi kau bisa. Sebentar lagi kau akan bergabung dengan mereka semua...hahahahaha"
Tiba tiba seekor kera besar berbicara di sebelahku.
Tidak begitu lama, dua prajurit siluman datang dan melepaskan ku dari ikatan. Aku yang masih lemas diseret dan dilempar di tengah tanah lapang. Tak satupun para tawanan itu mau menolongku, melihatpun mereka tak berani. Hanya satu orang yang memperhatikanku dari kejauhan. Mata nya menatapku dengan iba bercampur rasa nikmat. Tubuhnya bergoyang goyang seiring tumbukan kelamin besar siluman kera menghantam pantatnya dari belakang.
Iya.......dia sedang disetubuhi siluman kera besar di alam terbuka. Buah dada besar nya menggantung berayun ayun. Mulutnya menganga mengeluarkan erangan erotis. Pemandangan itu tak cuma satu yang kudapati. Di sana sini juga banyak para wanita yang dipaksa melayani nafsu bejat para siluman itu.
CPLASSS !!!
Aku mengaduh kesakitan. Punggungku terkena cambukkan.
" cepat jalan dan angkut batu batu dari atas bukit itu bersama mereka!!".
Dalam ketelanjanganku aku melangkah menaiki bukit berkerikil tajam itu. Tubuh tubuh telanjang wanita wanita ini kesusahan mengangkat batu untuk dibawa kebawah dan dijadikan bahan baku bangunan kerajaan. Hanya beberapa kaum lelaki yang dapat ku jumpai dan itupun sudah tua.
"sudah jangan melihat kemana mana, angkut saja batu nya dari pada kamu dicambuk lagi nak.."
Suara salah satu dari ibu ibu yang berjalan beriringan memperingatkan diriku. Sedikit gemuk, usia nya mungkin sepantaran dengan ibuku. Kulit putih mulusnya kini sedikit usang terkena debu dan tanah. Pantatnya besar menonjol kebelakang dan mempunyai sepasang payudara yang besar pula.
Terlalu lama memperhatikanya membuat kemaluan jumboku berdiri menantang kokoh. Ulasan senyum tipis dapat ku lihat di wajahnya meski hanya sebentar.
Aku malu sendiri dengan tingkahku dan serba salah.
" sudah jangan ditutup tutupin kontolnya...di sini sudah biasa seperti itu pada setiap tawanan lelaki yang baru masuk......sekarang angkat batunya, sebentar lagi waktunya diberi makan...ikut denganku dan akan aku ceritakan semuanya".
Pungkasnya.
Kuangkat batu batu itu menuju ke bawah bersama dengan yang lain.
Hingga waktu makan tiba........
Semua tawanan berduyun mengantri mengambil makanan. Ibu yang tadi menyapaku kini menuntunku ikut mengajak antri. Tak cuma puluhan tapi ratusan wanita wanita dalam penyiksaan ini. Karena terlalu banyaknya yang mengambil antrian, tubuh tubuh telanjang kami saling berdesakkan. Kini punggungku ditekan payudara wanita di belakangku. Sedangkan kontolku yang masih keras menempel erat pada belahan bokong ibu yang membimbingku tadi. Ini adalah kenikmatan dalam kesengsaraan. Oh tuhan tolonglah hamba.
Para tawanan yang sudah mendapat makanan segera berpencar mencari tempat duduk masing masing. Beberapa bergerombol di dekat tumpukan batu. Ada juga yang berkelompok di samping tenda siluman kera. Juga tak sedikit yang naik di atas bukit. Tangan kiriku digenggamnya dan dituntun naik ke atas bukit. Kami duduk di balik pohon besar dan mulai makan.
Sambil mengunyah dia membuka kebisuan kami
"oh maaf...sampai lupa, namaku ratna sari.....
"dan kenapa anak muda sepertimu sampai ditempat ini...?"
Perutku tidak begitu lapar, hanya mataku saja yang sangat lapar menikmati tubuh ibu ini yang bohai telanjang dengan kedua susu menggantung nya di depanku.
"saya arya bu...dari amoksa"
Dia mengernyitkan dahi..
" dari amoksa...?"
" ibu kira kamu berasal dari dunia ibu di sana, dunia nyata seperti semua budak di sini".
Dalam hati aku juga terhenyak kaget. Kenapa manusia dari dunia nyata bisa sampai di sini dan sebanyak ini. Dan tentu saja aku menyembunyikan asalku dari dunia sama tempat asal mereka.
" tentu kamu akan bertanya kenapa dari dunia nyata bisa sampai di sini bukan"
Nampak nya ibu ratna ini tahu kemana arah kebingunganku.
" semua tawanan di sini adalah pelaku pesugihan dari alam nyata.....
" kami bersekutu dan mengikat janji dengan makhluk seperti mereka...
" kekayaan di dunia telah kami dapatkan dari mereka...dan kini kami harus mengganti harga mahal itu menjadi pengabdi atau budak untuk para siluman ini.....
" kebanyakan dari kami adalah wanita, karena jenis pesugihan yang kami lakukan memang seperti itu. Seperti memelihara tuyul, babi ngepet, menyusui jin dan lain sebagainya....
" tidak sedikit dari kami di alam nyata masih hidup...hanya saja seperti orang koma atau gila bertahun tahun dan inilah jiwa kami sekarang. Dapat kau lihat, bisa kau sentuh, makan minum seperti orang biasa...bahkan juga tetap mempunyai nafsu.....
Aku tercekat dan hanya bengong mendengarkan semua penjelasan bu ratna.
" dan apa yang terjadi jika kalian semua bebas bu...?".
" jika kami bebas, yang terjadi adalah kami yang masih hidup di dunia sana akan kembali pada masing masing tubuh kami...sedangkan yang sudah mati maka jiwa jiwa mereka akan terbang menuju ke alam selanjutnya "
Kurang ajar...iblis laknat kau sawung jagal....!
"Ayo cepat makan, nanti kita akan meneruskan pekerjaan hingga sore hari....jika kamu belum punya tempat, mulai nanti kamu boleh bertempat bersama kami. Tenang saja, hampir sembilan puluh sembilan persen dari kami adalah wanita..kamu akan betah di sana..hehe"
Tawa nya lembut seiring perkataanya yang membuat penis ini semakin keras semakin besar hanya dengan membayangkanya saja.
Ku lirik mata bu ratna terkunci pada benda kerasku. Perlahan akhirnya makanan kami habis.
" kita masih punya sisa waktu sepuluh menit nak.."
Dengan itu beliau menarikku berdiri dan mendorongku hingga menempel di batang pohon besar tempat kami berteduh.
Perempuan seumuran ibuku ini dengan cepat memasukkan alat kelaminku kedalam mulutnya. Aku tersentak juga nikmat. Dengan lahap bu ratna mengulum batang kontolku. Lidah lembutnya berputar menyapu kepala penisku dan tangan lembutya mengocok mengocok batangku. Sorot mata ibu paruh baya ini memandangku dari bawah dengan nafsu. Mulut beliau penuh sesak terjejali alat kelaminku yang besar juga panjang.
Aku merem melek mendapat serangan mendadak dari nya.
"ssiurrllpp..geghh...hagg.***gghhh..eghh...ahhhh...ssshh.....
" sedari tadi ibu sangat menginginkan ini..."
Ucap beliau sambil mengocok cepat penisku dan melihat ku dari bawah.
"ibu tahu dari tadi kamu sudah sangat terangsang pada ibu dan juga ibu ibu lainya di sini....
Kini tidak hanya dikocok, batang kerasku dia usap usapkan ke pipi nya, hidungnya...kepala penisku mengenai mata cantiknya yang tertutup. Semua wajahnya dia usapi dengan batang kontolku.
"Semua perempuan di sini sudah sangat ingin menikmati penismu sayang....ijinkan ibu jadi yang pertama menikmati kontol raksasa milikmu ini"
Di akhir kalimatnya lidah bu ratna menjulur menjilati bagian bawah kontolku. Aku merinding nikmat dibuatnya. Kembali dengan gesit ia memasukkan nya kembali ke dalam mulut dan mengulum penisku.
Setelah dirasa cukup, gantian beliau berdiri dengan satu kaki mengangkan lebar bertumpu pada batang pohon. Memeknya merekah merah dihiasi bulu jembut yang cukup banyak. Mengerti akan maksudnya, segera ku jilat lobang nikmat miliknya. Tanpa sungkan ia mendesah, mengerang menikmati lidahku yang sedang mengobok obok vagina nya. Kini ia menjerit saat klitorisnya kujilat dan kuhisap kuat.
"aaww...sss....hhh...iiiihhh....hisap itil ibu nak...uuuuuuuhh...iyahhh...jilat terus memek ibu...mmm...enak sayang...vagina ibu terasa nikmat...jilat lebih dalam lagiiiiiihhh.."
Tubuh montoknya semakin melengkung ke belakang..kedua tangannya menekan kuat kepalaku di vagina nya..ibu bohai ini terhuyung bergetar hebat dan aku tahu kalau dia menemui puncak nya.
"ahh..hahh..hahh..hahh...emmhh...waktu kita tinggal sedikit lagi nak..."
Tubuhnya membungkuk, batang pohon besar menjadi penopang kedua tanganya. Bokong sintal dan bulat miliknya sekarang bergerak naik turun menggesek batang kejantananku.
" cepat nak...masukan..waktu kita hampir habis.."
Ku arahkan kelaminku mencari belahan vagina beliau. Setelah kurasa tepat, dengan kasar ku hentakkan masuk ke dalam memek basah bu ratna. Kontan saja beliau berteriak sangat keras. Entah itu teriakan kesakitan atau teriakan kenikmatan.
"aaaaaaaaaarrgghh.....uuuuuuuhhh....nikmat sayaaaaang....entot yang keras nak...sodok memek ibu dengan cepat..mmmmmhhhh...."
" jangan keras keras bu...nanti ada yang tahu..."
"emmmhhssshhh...tidak apa apa sayang...semua sudah biasa di sini..kamu bisa ngentoti perempuan siapa saja di sini...ahh...sekarang cepat sodok memek ibu sayang..."
Tanpa ragu ku genjot dengan tenaga penuh dengan kecepatan penuh. Payudara besar bu ratna yang menggatung bebas kini berguncang karena sodokan ku yang kuat. Punggungnya semakin melengkung ke bawah, kepala nya mendongak ke atas. Bokong besar yang sedikit kotor terkena tanah itu berguncang guncang menambah nafsuku semakin tinggi.
"ihh..iiihh..ihhh...ihhh...ougghh...ahh..ahh...ahh..sshhh...emmmhhh"
Mulutnya terus meracau seiring tusukkan kontolku pada memeknya.
Mengingat sedikit waktu yang tersisa, maka ku percepat mengentoti bu ratna. Entah berapa menit, tapi sensasi nya sungguh dahsyat. Beliau semakin berteriak ke enakkan aku pun sebentar lagi akan klimaks...dan hujaman terakhir yang sangat kuat melesak ke dalam rahimnya...
"uuuuuuuuuuuuuhhhhh naaak...ibuhh keluaaar.....ssssssshhhh...nikmat sayangggghhhh..."
Selang beberapa detik, ku muncratkan pejuhku memenuhi liang vagina beliau.
Kini tubuhku memeluknya dari belakang dengan alat kelamin kami yang masih menyatu. Tubuh beliau menempel di batang pohon akibat sodokan kuatku tadi.
Dengan terengah engah kami menikmati kepuasan.
" hahh..hahh..hahh...eemmmhhh jantan sekali kamu nak...siapa nama kamu sayang..?"
" arya bu...arya samodra "
Aku pun juga terengah menjawab pertanyaan beliau.
" nak arya pejuhmu banyak sekali....masih kerasa meleeh jatuh di selangkangan ibu....
" nanti malam vagina ibu akan kembali memeras kontolmu...simpan baik baik tenagamu sayang...karena tidak hanya satu atau dua tapi puluhan bahkan semua wanita di sini akan minta disetubuhi olehmu......jika kau menolak...
" mereka akan beramai ramai memperkosamu hehehehe...."
"Sekarang cabut penismu, kita teruskan pekerjaan kita...ayo..."
Kusadari, ternyata sawung jagal ada guna nya juga....tapi.....aku akan tetap menuntut balas atas apa yang pernah dia perbuat pada selirku dulu..akan ku bebaskan wanita wanita yang masih haus kepuasan seks ini segera...ini janjiku.
Hari beranjak sore..para tawanan di suruh berhenti untuk istirahat. Sungai besar nan jernih di balik bukit menjadi tujuan para tawanan untuk mandi dan membersihkan diri sebelum kembali ke pondok kayu yang sangat besar sebagai tempat mereka tidur.
Entah kemana para tahanan pria yang kata nya ada dengan jumlah yang sedikit itu. Yang ada kini malah puluhan bahkan ratusan wanita telanjang berjalan menuju sungai.
Bu ratna mengapit lenganku seperti tak ingin diriku menjadi rebutan wanita wanita lainya.
Berbagai wanita dengan bentuk tubuh berbeda ku jumpai..mulai dari yang tinggi langsing hingga gemuk, semua ada. Dari yang sangat belia hingga yang uzur pun ada di sana. Pertanyaanku adalah...pesugihan macam apa yang dilakukan wanita se belia itu di dunia hingga ia terseret ke sini. Apa mungkin ia menjadi tumbal orang lain yang melakukan pesugihan?. Entahlah..sekarang mata ini sibuk mengamati berbagai bentuk vagina para wanita tahanan. Beberapa tembem bersih tanpa bulu, yang lain ada yang sedang dan ada yang rimbun. Pun juga dengan bentuk dan besar payudara mereka yang menjadi kegemaranku.
Di atas batu batu besar hitam di sepanjang pinggiran sungai, kami semua mulai membersihkan diri. Bu ratna menuntunku duduk menuju di salah satu batu tersebut. Banyak mata wanita memperhatikan kami. Lebih tepatnya memperhatikan batang penisku yang tak kunjung layu karena di suguhi pemandangan erotis ini. Beberapa dari mereka melihatku dengan senyuman genit. Juga menatapku dengan mengigit bibir bagian bawah nya sendiri. Tak sedikit yang mendekatiku dengan memegang payudara montoknya dan di sodorkan padaku. Tapi semua itu di tepis oleh bu ratna yang kini sedang mandi di hadapanku. Semua kotoran di tubuhnya hilang. Tubuh bohai dengan sedikit lipatan lemak itu nampak berkilau terbasuh segarnya air sungai. Rambut hitam nan panjang beliau basah menyamping. Setelah cipratan air bening membasuh muka nya, perlahan bu ratna keluar dari rendaman air sungai , gunung besar kembarnya berayun saat berjalan mendekatiku. Senyumnya genit padaku.
Sekarang vagina berbulu hitam miliknya tepat berada di depan wajahku. Aku yang selonjoran dengan penis tegak ke atas mulai di dudukinya. Perlahan dengan mengangkang tubuhnya semakin kebawah. Tangan beliau menggenggam kontolku yang ngaceng. Kini bibir vagina nya di gesek gesekkan dengan kepala penisku. Bibirnya mendesah. Dengan sangat perlahan vagina hangat hangatnya mulai melumat seluruh batang penisku.
"aaaahhhhhh...."
Suara beliau bergetar saat kelamin kami dengan sempurna menyatu. Tubuh basahnya dingin mengenaiku. Matanya menutup menikmati kerasnya batang kontolku.
Kini saat ia mulai menaik turunkan tubuhnya, wanita langsing di sebelah kiriku dengan cepat mencium bibirku. Lumatan mulutnya membuatku kewalahan. Pentil susunya diusap usapkan di lenganku. Sebelah kiri ku rasakan telapak tanganku memegang benda empuk dan kenyal. Ku coba melihat, ternyata wanita yang masih muda sedang menggiring tanganku meremasi susu besarnya.
Kini suara bu ratna keras berteriak nikmat menduduki kelaminku dengan vagina nya. Riuh nikmat suara para wanita bergantian menancapkan vagina mereka pada kontolku.
Acara mandi sore itu berubah menjadi mandi birahi. Aku memakluminya, karena betapa tersiksa jiwa jiwa mereka di sini dan tentu saja merindukan kontol bersarang di dalam liang vagina mereka.
Tak terasa dua hari sudah berjalan dalam tempat penyiksaan siluman kera ini. Dan tentu saja dalam sakit terkena cambuk dan lelah aku masih bisa memuaskan wanita wanita yang ada di sini...biar sekuat apapun diriku. Tapi stamina ini ada batasnya.
Malam ke tiga di dalam pondok kayu yang besar, aroma sperma milikku menyengat kuat. Suasana birahi begitu kental di dalam ruangan itu. Silih berganti aku menyetubuhi wanita wanita ini. Setelah wanita belia yang cantik ku buat berkejang klimaks, kini perempuan paruh baya yang wajahnya masih enak dipandang sedang ku buka lebar selangkanganya. Ku setubuhi wanita ayu ini dengan kasar dan cepat.
BRUAAKKKK!!!!
Aktifitas ngentot kami terhenti, semua dikagetkan oleh pintu kayu yang didobrak paksa prajurit kera besar.
" kamu..! Ikut kami..!!"
Salah satu dari mereka melempar pakaian ke arahku. Setelah mengenakanya , tanganku ditarik dan di bawa paksa menuju istana kerajaan. Mataku disekap saat memasuki pintu istana.