Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

Bimabet
scane satria sama carrie ko feelnya g dapet banget y
Kaya PK yg modusin cewe biar dapet lobang apa gara2 di gangguin sama nicole trs y jdi feelnya kaya gitu

ya gan uda dibahas kemarin di review yg sangat mencerahkan. tujuan aslinya agar Satria ttp ingat dgn tujuan awalnya. malah ngelantur kemana-mana dia. thx
 
Maaf untuk mas ryu ada sedikit kritik dari saya... untuk penggunaan bahasa inggrisnya klo menurut saya lebih enak klo pake bahasa simple english aja... krna ada beberapa "ekspresi" yg dipaksakan. Apalagi anda banyak menggunakan slang khas amerika yg jarang atau tidak pernah digunakan dikawasan asia yg notabene pakai british english. Maaf klo ane sok tau,

kalo si Satria-nya slalu pake gaya Amerika sperti kebanyakan kita yg terpengaruh dgn gaya bahasa tontonan Holywood. tp bahasa char yg lain sebisanya disesuaikan dgn asalnya. tp kdg kelewatan juga. ane yg dhoif. susah euy pake dua bahasa gitu. kadung ditulis terpaksa harus ditranslate juga.
 
Wow orgy....perlu perhatian khusus nih
 
Wah satria berubah charm secara g sadar trs langsung triggence tanpa harus inget cerrie
Hidup harrem world
 
Perfecto... gracias muchas...
Eceile.... wkkwwkkw...
Ni baru enak dibaca mas ryu... :beer:
 
Wah satria berubah charm secara g sadar trs langsung triggence tanpa harus inget cerrie
Hidup harrem world

Kalo pemahaman ane sie satria sadar buat triggence buat ambil core istimewa dan cpt selesai sbb mau lanjut ngobrol sama sang barista
 
Kalo pemahaman ane sie satria sadar buat triggence buat ambil core istimewa dan cpt selesai sbb mau lanjut ngobrol sama sang barista

Ya semua orang bebas berpendapat
Tpi ttp aja yg membuat keputusan TS
Hahaha
Anemah lebih demen
#harremWorld
 
Kalo pemahaman ane sie satria sadar buat triggence buat ambil core istimewa dan cpt selesai sbb mau lanjut ngobrol sama sang barista

"Aku berubah menjadi CHARM dan langsung segera melakukan TRIGGENCE dan mengambil CORE istimewa milik wanita ini. "

Pendapat suhu mark7hd yang benar jika melihat kalimat diatas. "Langsung segera melakukan" merupakan kalimat yg menunjukkan subjek secara sadar bertindak dengan tujuan tertentu. Sejauh ini aspek TRIGGENCE slalu muncul karena berpola ingatan akan kenangan dengan Carrie.

Dan kt juga melihat n membaca sebelumnya, Satria oleh penulis dibuat teringat akan tujuan utama questnya..

Gitu aj sih. Ini suhu Ryu..sedang berfokus pada penyelesaian quest setelah capricorn. Dan edit di sana-sini utk quest capricorn agar sesuai dan kompatibel dengan alur quest sebelum dan sesudah capricorn...

Sepertinya untuk mengurangi plot holes. Perjuangan yang berat dari seorang writer yang memodifikasi cerita asli..Salut saya...:jempol:
 
WOW
yakin deh Suhu ryu ini cerita bener2 gokil. sampe kadang2 gw skip ss nya. karena cm pengen ngikutin ceritanya.

Lanjutjan kumendan.
 
“So… Who is it this time? Another random chick out there… Choose your prize…” (Jadi siapa kali ini? Cewek acak lagi di sana. Pilih hadiahmu) katanya memberikan hadiah yang berhak kuambil.
“Velinda Shaw…” kataku tegas dan menunjuk bintang ternama Fireday Productions di Asia Pacific itu.
“Velinda Shaw! Come ‘ere!” (Velinda Shaw! Datang kemari!) seru Hunter dan Anne bersamaan memanggil hadiah yang sudah kupilih.
Perempuan target ZODIAC CORE CAPRICORN-ku sedang ditindih pria kulit hitam itu dan ia melepaskan dirinya dengan mudah dan berdiri lalu memakai kembali kostumnya yang terlepas. Berjalan dengan anggun menuju panggung. Dengan tatapan banyak pasang mata pria yang ingin menerkamnya saat itu juga.
“Right choice this time, mate…” (Pilihan yang tepat kali, bung) bisik Hunter saat Velinda menaiki tangga dan mendekati kami semua. Para peserta kompetisi lainnya sudah turun dari panggung.
“Now… The winner has claim his victory… Let the party move o-oon!” (Sekarang karena pemenang telah mendapatkan hadiahnya. Lanjutkan pestanyaaaa!) seru Hunter Floyd menarik Anne Bass ke balik tirai dan melanjutkan urusan mereka yang tertunda tadi.
“Bawa aku pergi dari tempat ini…” bisik Velinda begitu ia kugandeng turun dari panggung. “Aku tau kau bisa melakukannya…”
“Aku paham… Kita mojok di sudut yang gelap di sana…” kataku mengarahkannya ke satu sudut di ruang serba guna ini. Melewati banyak daging mentah penuh peluh dan cairan kemaluan. Bercampur aduk menjadi satu.
Kupepet tubuh sintalnya ke dinding agar tidak ada yang memperhatikan kami. Sudut ini jauh dari jangkauan spotlight dan cukup aman untuk berduaan saja.
Dan…
Syuuuuutt…
Kami berdua sudah berada di dek lantai 3. Tempat acara pesta itu ada di lantai 4. Kulepaskan dekapanku padanya. Ia agak merinding merasakan tubuhnya menembus lantai dan mendarat dengan mudah di sini. Semuanya berkat SHADOW GEIST LEO.

========
QUEST#10
========​

“Wuuh… Tadi seru sekali… Menembus lantai begitu…” katanya semangat sekali.
“Ya… Itu salah satu kekuatan dengan CORE koleksiku…” jelasku tentang kemampuan SHADOW GEIST untuk membuat tubuhku mampu menembus benda padat.
“Pasti kau sering menggunakannya untuk mengintip kamar mandi cewek, kan?” katanya sambil cekikikan. Ia menarik tanganku melewati lorong-lorong kapal pesiar St. Luccia ini. Ia lebih banyak tahu lika-liku tempat ini dan tiba-tiba kami sudah berada di depan kamar yang biasa ditempati Velinda.
“Tidak bisa dibuka?” kesal Velinda karena ternyata pintu kamar ini dan kamar-kamar lainnya dikunci otomatis dari pusat kontrol kapal di ruang kapten agar para pengunjung pesta tidak bisa kemana-kemana kecuali berada di tempat acara berlangsung.
“Itu gampang…” kataku menarik tangan Velinda untuk menembus pintu itu dan masuk ke dalam kamar dengan bantuan SHADOW GEIST lagi.
“Wah… Rasanya masih tetap aneh bisa menembus pintu gitu…” komentarnya setelah kami telah berada di dalam kamar. Memang agak ganjil merasakan tubuhmu bisa melewati materi padat seperti pintu atau dinding seperti melewati tirai air yang transparan saja layaknya.
“Jadi… kenapa aku dibawa ke kamar ini?” tanyaku saat ia mulai bergerak. Sepertinya ia akan ke kamar mandi.
“Sek… sek… Tunggu… Satria tak tinggal mandi dulu, yah? Awakku lengket kabeh, nih…. Tunggu, ya?” katanya minta izin untuk membersihkan diri. Bisa dimaklumi mengingat reputasi dirinya sebagai bintang porno top Fireday Production. Terbayang sudah berapa orang pria yang menyalurkan syahwat mereka pada dirinya. Walaupun seberapa lamapun ia berkecimpung di dunia ini, ia pernah menyatakan kalau kadang ia merasa jijik dengan dirinya sendiri.
Aku duduk di ranjang sebelah kanan dan mencoba menyalakan TV dan mengunyah sebuah apel hijau dari kulkas. Terdengar suara shower dari dalam kamar mandi yang pintunya tidak ditutup rapat.
“Kamu ngapain, toh, Sat?” tanya Velinda dari dalam kamar mandi dengan berteriak.
“Lagi nonton TV…” jawabku lalu menggigit apel lagi dengan gigitan besar. Lumayan untuk mengganjal perut. Ngapain dia nanya-nanya? Apa takut kutinggal dan terkurung di kamar ini?
“Awas, yo kalau ngintip! Tak kemplang ‘ndhas kuwe kalau wani…” ancamnya dari sana.
“Ya… Kalau nggak mau diintip… pintunya ditutup rapat, dong… trus dikunci ‘napa?” kataku masih menonton TV. Aku tak tahu ini acara apa karena aku tidak konsentrasi menontonnya.
“Aku wedi kalau mandi sendirian… Mangkanya pintunya ora tak kunci…” jelasnya.
“Kutemani mandi, mau?” kelakarku.
“Wuih… Tak kemplang tenan kuwi…” jawabnya. “Wis… aku sing mandi menyat wae… Wis resik…” katanya dan suara gemericik air shower yang memancar berhenti total.
“Eh… Kowe masih di situ, kan?” kepalanya menyembul dari balik pintu. Rambutnya basah kuyup. Mukanya juga masih lembab.
“Iya… aku dari tadi di sini terus, kok…” jawabku pura-pura tidak melihatnya.
“Aku wedi mandi malam-malam begini… Tapi karuan awakku lengket kabeh karo pejuh… Risih lan sumuk…” katanya mengeringkan badannya di balik pintu kamar mandi itu.
“Velinda takut ditinggalin sendirian, kan? Makanya mandi cepat-cepat sambil ngomong terus?” kataku. “Aku kan gak akan kemana-mana… Aku mo nunggu penjelasanmu apa maksudnya membawaku kemari…”
“Kowe iso membaca pikiranku tadi, kan?” ujarnya keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya. Handuk itu tidak terlalu lebar hanya menutup dada sampai setengah pahanya. Rambutnya juga dibalut handuk melintir.
“Iya… Menang dan bawa aku dari pesta itu… Begitu isi pikiran Velinda… Kau memfokuskan pikiranmu padaku supaya bisa kuterima dengan jelas…” jelasku. Tubuh harum sabun mandi segar Velinda terasa enak di hidungku. Ia mendekatiku dan duduk di ranjang ini juga masih memakai handuk. Tepat di hadapanku sehingga aku tidak bisa melihat TV lagi. Sebelah kakinya disilangkan sehingga selangkangannya tertutup.
“Aku ada satu penawaran padamu… Ini menguntungkan kita berdua… Kowe mau dengar?” tawarnya dengan mimik serius.
“Penawaran? Kalau saling menguntungkan… kenapa tidak… Coba kudengar dulu…” jawabku.
“Satria memerlukan CAPRICORN ini dariku…” mulainya dan menunjuk perutnya. “… untuk menyembuhkan cewekmu itu… Itu sangat penting bagimu… Dan yang sangat penting bagiku adalah segera keluar dari Fireday Productions ini… Kowe mengerti, kan?” jelasnya masih dengan serius.
“Masalahnya adalah Pablo… Kalau aku tetap pada rencana awalku… yaitu menyodorkan memo untuk ditanda tanganinya waktu dia teler… ada satu hal yang kulupa… Boss Scott Geoffrey… Dia tidak pernah mabuk sebanyak apapun minumnya… Dia pasti akan ada di sekitar Pablo saat aku memberinya memo itu… Rencana ini pasti gagal total… Gatot!” jelasnya.
“Trus? Apa Velinda punya rencana baru?” tanyaku. Pasti ia sudah memikirkannya dan akan menyampaikannya padaku dan tentunya melibatkanku.
“Aku tidak jadi membuat memo untuk ditanda tangani Pablo… dan tanggal 28 Desember… aku tidak akan menanda tangani perpanjangan kontrak…” jelasnya.
“Dan mistis Pablo itu?” tanyaku.
“Kau ambil kemampuan mistisnya itu pada pesta ulang tahunnya nanti pada tanggal 20 Desember…” katanya mengejutkan.
Mengambil kemampuan khusus Pablo?
“Maksudmu? Aku belum paham…” otakku tiba-tiba kusut.
“Kau bilang padaku kau akan mengambil CORE istimewa ini hanya pada hari ulang tahunku… tanggal 28 Desember ini… Kau sudah melakukannya pada sembilan perempuan sebelumnya… Aku sangat yakin kalau kemampuanmu untuk mengambil CORE istimewa ini tidak terbatas hanya pada perempuan saja… Pada laki-laki juga pasti bisa, toh?… Jadi… kau ambil kemampuan mistis Pablo pada hari ulang tahunnya… supaya… ia tidak bisa memaksaku menanda tangani perpanjangan kontrak itu selamanya… Kau paham?” jelas Velinda panjang lebar.
“Aku…? Mengambil CORE istimewa milik Pablo?” aku pasti melongo bloon saat ini. “Aku belum pernah melakukannya pada laki-laki sebelumnya, Vel…” tolakku.
“Kalau kau bisa melakukannya… aku akan menyerahkan ZODIAC CORE CAPRICORN ini dengan suka rela… Ini pertukaran yang adil, kan? Di atas tadi… aku melihatmu melakukannya pada gadis yang sedang berulang tahun itu… Kau mengambil CORE istimewanya, kan?” jelas Velinda. Ia ternyata melihatku melakukan TRIGGENCE itu…
“Jadi aku harus menyodomi si Pablo itu?” aku masih belum percaya dengan syarat yang diberikan Velinda ini.
“Selalu ada saat yang pertama, kan? Apa kau sudah lupa rasanya saat pertama ngewe?” tanya Velinda.
“Aku masih laki-laki normal… Aku hanya bisa… bisa ngewe sama perempuan yang normal juga…” kataku.
“Dengar… Sekarang katakan dengan jujur… apakah kau pernah maen belakang sama perempuan? Dari brutu-ne maksudku… Pernah tidak?” tanya Velinda lagi.
“Pernah…” jawabku terbayang beberapa kesempatan aku pernah menyodomi beberapa wanita. Tidak banyak, sih… Pernah sama kak Sheila beberapa kali… Terus sama Synvani waktu kusiksa dulu…
“Nah… Tidak ada bedanya, kan? Kutanya lagi dan kowe jawab dengan jujur juga… Enak, enggak?” tanya Velinda lagi terus mendesakku.
“Enak…” jawabku kembali teringat kejadian beberapa kali itu. Lalu tiba-tiba aku teringat kejadian dengan Cyrus…
“Kenapa? Mukamu tiba-tiba jadi pucat gitu?” tanya Velinda melihat perubahan raut mukaku.
“Aku… aku pernah… Sudahlah!… Lupakan!” tepisku membuang jauh-jauh kenangan buruk itu. Itu bagai mimpi buruk saja. Kuanggap sebagai sebuah mimpi buruk saja yang sudah lewat dan tak berarti.
“Kau pernah mengalami sesuatu yang sangat buruk… Sesuatu yang tidak bisa kau cegah… bahkan dengan semua kekuatan ajaibmu itu…” tebak Velinda berusaha mengorek informasi dari dari raut mukaku. Perasaanku jadi sangat kacau.
“Hng?”
“Tenang saja… Semua itu sudah lewat… Kau baik-baik saja… Tidak ada yang bisa mengganggumu sekarang… Satria aman bersamaku…” dekapnya erat dan hangat. Seperti seorang kekasih sejati yang sedang menghibur kegalauan hati pujaan hatinya yang sedih. Damai dan aman…
Perlahan-lahan dekapan kami semakin erat dan rapat. Elusan-elusan lembutnya di rambutku membuatku terbuai dalam lamunan seperti sedang berjalan-jalan di sebuah padang rumput luas di pagi hari yang sejuk. Langit cerah dan matahari bersinar lembut dan hangat.
Ciumannya lembut melenakan jiwaku hingga aku pasrah saja apapun yang dilakukannya. Hembusan nafasnya lembut menerpa pori-pori kulitku, memberi kehangatan seperti sang surya pemberi kehidupan siang.
Sentuhan hangatnya memberikan semangat baru. Semangat yang selama ini selalu kucari dengan berbagai cara. Keresahan dan kegundahan hati terasa menguap berganti dengan kenyamanan dan kegembiraan menyambut hari yang baru.
--------​
“Hmm… Velinda… Tadi enak sekali… Aku belum pernah merasakan yang seperti tadi sebelumnya…” kataku sambil masih berbaring di ranjang single bed ini bersamanya. Ia rebahan menyandarkan kepalanya di dadaku.
“Enak, ya?” katanya tersenyum manis. “Kau juga tidak pernah merasakannya waktu karo pacarmu itu?” tanyanya balik.
“Sedikit mirip pernah… tapi tidak pernah seperti tadi… Tadi itu… indah sekali… Lembut dan juga menenangkan…” jawabku.
“Itu karena aku melakukannya karo tresno… Apapun yang kau lakukan berdasarkan cinta… akan menghasilkan sesuatu yang sangat berbeda… Kau lihat perbedaan perspektif pandangmu sekarang, kan? Apa kau bisa berpikir jernih sekarang?” jelasnya.
“Ya… Ada banyak kemungkinan dan jalan yang kini terbuka di depanku… Sebelumnya… ini tidak ada terlintas sedikitpun… Ini hebat sekali… Dengan cinta katamu?” tanyaku.
“Hm-em…” jawabnya.
“Jadi… Velinda mencapai semua ini dengan cara ini… Bahkan saat ngewe dengan orang tak dikenalpun… kau memakai cinta di dalamnya…” pahamku.
“Hush… Ojo banter-banter ngomongne… Nanti rahasiaku terbongkar…” katanya meletakkan jarinya di bibirku. Ia tertawa pelan cekikikan.
“Pantesan…”
--------​
“Aku mau jujur sama Velinda… Karena Velinda juga mau jujur mau memberitau rahasia dengan cinta tadi…” kataku masih dengan Velinda rebah di dadaku. Ia bangkit dan menumpukan dagunya di dadaku.
“Aku pernah disodomi seorang pria baru-baru ini… Ia memperkosaku dengan sangat brutal sampai aku nyaris mati… setelah mereka mengunci semua kekuatanku…” kisahku tentang kejadian bulan lalu saat bersama Ana atau Fantina sekarang.
“Diperkosa? Itu sangat mengerikan…” kagetnya.
“Ya… Untung saja aku berhasil melepaskan diri… Itupun sudah cukup ajaib aku bisa lepas… Aku sampai sekarang belum begitu paham kenapa aku bisa selamat…” jelasku.
“Trus… Apa kau ngelapor polisi?” tanyanya.
“Melapor polisi bukan solusinya…” jawabku.
“Dengan kekuatanmu?” paham Velinda.
“Kejadian itu waktu aku sedang dalam pencarian ZODIAC CORE kesembilan… SAGITTARIUS… Sekitar sebulan lalu tepatnya…” jelasku lagi. “Yang penting aku sudah berhasil mendapatkannya dan sekarang sedang berusaha mendapatkan yang ke sepuluh… milik seseorang dengan nama alias Velinda Shaw…”
“Orang yang memperkosamu itu? Apakah kowe lepas begitu saja?” tanya Velinda rupanya belum puas dengan jawabanku tadi.
“Dia sudah mendapatkan balasannya…” jawabku retoris.
“Wes kowe pateni!” simpul Velinda sendiri. “Dia memang pantas mendapatkannya… Semua pemerkosa memang harus dilenyapkan…” katanya berapi-api.
“Semangat sekali… Apa Velinda juga pernah diperkosa sebelumnya? Setidaknya perlakuan buruk semacam pelecehan…?” tanyaku balik.
“Ora pernah, sih… Amit-amit… amit-amit…” jawabnya sambil mengetuk-ketuk jidatnya. Mungkin membayangkan apa yang akan terjadi kalau itu terjadi padanya.
--------​
“Jadi… apakah kita sudah deal?” tanya Velinda menanyakan kembali tentang kesepakatan kami tentang Pablo dan ZODIAC CORE miliknya.
“Yah… Velinda… Nanya gitu jangan sambil megang titit-ku, dong? Susah aku mikirnya kalau dipegang begitu…” kataku berusaha menghindar.
“Kalau kau nolak… Silahkan kau cari perempuan lain dengan ZODIAC CORE CAPRICORN seperti punyaku ini…” ancamnya tapi terus mengocok penisku perlahan.
“Ngancamnya jangan pake acara coli terus, dong?” kataku geli. Penisku sudah menggeliat bangun lagi karenanya.
“Gak boleh? Kalau gitu… disepong aja!” katanya malah turun ke bawah tubuhku dan mengulum penisku yang belum menegang penuh.
“Vel… Vel… Yah, Velinda…” kataku keenakan merasakan permainan mulutnya yang dahsyat. Ia paham betul cara mempermainkan kemaluan lelaki hingga mendapat kenikmatan yang maksimal.
“Aku mau nunjukin sama kowe cara yang benar kalau mau ngewe dari belakang… Si Pablo itu biseks… Dia biasa ngewe sama wedhoan atau karo lanangan…” jelasnya. Itu aku sudah tau. Esteban mungkin salah satu contohnya.
“Jadi Velinda mau ngasih les privat, nih ceritanya…?” tanyaku menggodanya.
“Yah… terpaksa… Tapi ini kan ada untungnya buatku juga…” katanya melepas penisku yang sudah cukup tegang. “Aku mbrangkang di sini… trus Satria mlebu dari belakang… ke brutu-ku loh… Ojo ke tempikku wae…” instruksinya. Ia lalu menungging dan mengangkat pantatnya yang berbentuk sempurna indah itu tinggi.
“Wis… Masukin… Alon-alon… Rada seret…” katanya begitu aku memposisikan diri di belakangnya. Enakan masuk ke vaginanya yang lebih menggoda dan dijamin pasti enak.
“Tekan-tekan alon sisen…” instruksinya begitu kepala penisku menempel di lubang duburnya yang hanya sedikit membuka.
“Seret, Vel… Gak basah…” kataku yang susah memasukkan penisku ke anusnya.
“Yo, wis… Jilatin mene… ben lancar lebok’e…” instruksinya lagi. Untungnya aku sudah pernah bergaul dan menetap relatif lama di lingkungan masyarakat etnis Jawa sehingga aku sedikit-sedikit paham arti kata-kata daerahnya.
Aku mulai menjulurkan lidahku ke duburnya ditambah dengan melebarkan sebelah bongkah pantatnya yang padat. Lidahku menari-nari, menjilat-jilat dan menusuk-nusuk masuk. Tanganku yang sebelah tak mau diam dan mengincar yang lain. Kukutik-kutik klitorisnya…
Dari liang vagina melembab karena mulai terangsang dan mengeluarkan cairan pelumas. Kucelupkan jariku ke liang itu dan kuulaskan ke liang anusnya bercampur dengan ludahku.
Pantat Velinda sudah berkilat-kilat setelah kujilati sekian lama. Ia sudah mulai mendesah-desah keenakan dan geli. Aku tahu persis bagaimana rasanya karena saat Carrie dan Nicole mengerjaiku dua hari berturut-turut, mereka senang sekali melakukan ini dan membuatku mendapatkan multiple orgasme.
“Wis… wis, Satria! Masukin sekarang…” katanya tidak tahan. Ia menyadarkan tubuhnya pada bagian leher sementara pantatnya tetap menjulang tinggi.
Kembali kuarahkan kepala penisku ke lubang pantatnya yang sudah lebih longgar. Velinda membantu dengan melebarkan bukaan anusnya menggunakan dua tangannya. Memang benar, sekarang lubang itu kini semakin melebar hingga aku bisa melihat sedikit bagian dalam rectumnya yang mempunyai tekstur bergerinjal,
Benar saja, kepala penisku berhasil menelusup masuk dengan lancar dan langsung terkatup erat. Velinda melepaskan bantuan tangannya dan bertumpu menopang tubuhnya sekarang.
Sudah terasa kedutan-kedutan meremas otot anus Velinda yang rupanya sudah sangat terlatih.
“Mlebu’in alon-alon… Rada sakit… mmpphh…” katanya lagi sambil membenamkan mukanya pada kasur springbed ini. Ia menahan rasa sakit untuk mengajariku teknik sodomi yang benar.
Ia berusaha merelakskan otot anusnya agar tidak terlalu mencengkram benda tumpul yang memasukinya. Sebenarnya saat ini adalah yang ternikmat karena katupan erat akan sangat menggigit penisku tetapi akan sakit baginya karena anus secara biologis tidak memiliki pelumas seperti halnya vagina yang memang diperuntukkan untuk urusan seks normal.
Pantat dan liang anusnya memerah menandakan kalau ia mengalami rasa sakit itu sekarang. Ia rela merasakan ini untuk mengajariku.
“Velinda…? Sakit, ya? Aku keluarin, ya?” kataku.
“Ojo… ojo metu…” katanya meraih pinggangku dan mencegahku mengeluarkan penisku dari pantatnya.
“Aku cuma mo nunjukin… kalo ini yang kowe alami saat diperkosa itu… Kowe menolak dan menahan pantat kowe jadi rasanya sakit banget… Pantat ini seyogyanya memang bukan untuk ngewe… Hanya untuk ngeseng… buang air besar saja… Tetapi iso diakali dengan pikiran… Liat dan rasakan ini…” katanya memberi contoh lansung.
Terasa katupan erat dan ketat itu melunak hingga kepala penisku tidak terasa terjepit lagi. Ia bisa dengan mudah mengendalikan lubang pantatnya.
“Masukin lebih dalam sekarang…” instruksinya lagi.
Kudorong pinggulku kedepan lebih maju. Penisku meluncur lancar dan terasa gesekan kulit penisku di dinding usus besar Velinda hingga terasa sangat enak. Kudorong-dorong sampai mentok menyentuh ujung rectumnya.
“Enak, kan?” katanya masih bertumpu dengan tangannya.
“Iya… Enak… Bagaimana kau melakukannya?” tanyaku.
“Hanya perlu rileks dan tenang… Jangan tegang dan santaikan otot-otot bawah tubuhmu… Terutama otot perut bawah dan jangan coba-coba untuk menahannya…” jelasnya.
“Nikmati saja… Coba terus goyang…” instruksinya lagi.
Aku kembali menggoyang pinggulku maju mundur. Sesekali terasa cengkraman berkedut-kedut ritmis di liang anus Velinda ini. Terasa seperti diremas-remas layaknya mulut atau vaginanya saja.
“Kau merasakannya?” tanya Velinda.
“Ya… ada empot-empot ayamnya…” kataku dengan istilah itu. Ini sering dipakai untuk menggambarkan kedutan yang diumpamakan dengan kedutan kontraksi dubur ayam sebelum dan setelah buang air.
“Secara konstan tekan dan lemaskan otot perut bawahmu… Teknik ini adalah Gerakan Senam Kegel… Latihannya harus dilakukan sesering mungkin… Baik untuk pria ataupun wanita… Latihannya tidak sulit… Kapanpun bisa dilakukan… Saat sedang duduk… berdiri… sedang makan… Yang perlu dilakukan adalah dengan mengkontraksikan otot perut bawah atau lebih mudahnya mengetatkan lubang brutumu berulang-ulang… Semakin sering semakin bagus… Dengan cara ini kau bisa meningkatkan daya tahanmu waktu ngewe dengan menahan ngecrot selama mungkin… Paham?” katanya.
”Paham, Vel…” jawabku. Ternyata tidak sulit. Hanya perlu melakukan latihan yang tidak sulit itu rupanya. Yang penting rutin dan otot panggul dan perut bawah menjadi kuat.
“Yo, wis… Sekarang… teken titit kowe ke bawah brutuku… Gesek ke bagian bawah… Nah… begitu…” instruksi Velinda lagi. Kalau menggesek ke bagian bawah, aku terpaksa berdiri dan menekuk lututku agar posisiku masih bisa masuk.
“Ahhh… ahh… ahh…” begitu desahnya saat aku menekan penisku ke bagian bawah. Menekan kearah perutnya dan searah dengan jalur senggamanya. Ini sama seperti yang dilakukan Carrie dan Nicole waktu itu sampai aku orgasme berkali-kali. Mereka fokus hanya mengutik-utik bagian ini saja…
“EEeehhhh…” seru Velinda kemudian ambruk dan rebah di ranjang dengan orgasme barusan. Nafasnya tersengal-sengal. Aku berdiri di atasnya masih dengan penis mengacung tegang.
Setelah pulih ia membalik tubuhnya dan tersenyum manis sekali. “Kau liat tadi… walau ngewe dari belakang… bisa ngedapet enak juga… Itu karena tadi kau menggesek prostatku… Rasa enak itu karena prostat adalah pemberi enzim yang melancarkan kita kalau lagi ngoyo… kencing… Ada rasa lega dan nyaman saat kita lagi pipis, kan? Itulah tugas prostat ini…” jelasnya.
“Jadi prostat ini posisinya di situ?” tanyaku.
“Benar… Paling mudah dijangkau kalau diraba dari brutu… Ada yang bilang… kalau para gay jarang mendapat kanker prostat karena prostat mereka sering distimulasi… waktu ngewe dari belakang… Ada untungnya, kan?” jelas Velinda. (Teori yang masih belum terbukti. Hoax malah)
“Oo…” pahamku.
“Eh… Kowe berdiri begitu terus… titimu ngaceng gitu? Apa gak ngerasa nganggur?” tanyanya. Benar juga. Padahal dia berbaring mengangkang di bawahku dengan pasrah.
“Yo, wis… Gantian…” katanya cepat paham dengan niatku dan dipatahkannya. Ia bangkit dan berdiri juga. “Kowe sekarang kuewein…” katanya.
“Maksudnya?” tanyaku bloon.
“Kowe mbrangkang sekarang… Cepetan!” serunya menekan punggungku agar aku menungging gantian di ranjang ini.
“Velinda mo ngewein aku?” tanyaku masih bloon. Pake apa dia? Apa pake dildo? Aku menuruti perintahnya dan menungging seperti kemauannya. Velinda turun dari ranjang dan membuka lemari di dinding. Mencari-cari sesuatu sebentar… Benar! Dildo!
“Tenang aja… Dildo ini kecil… Jadi gak bakalan sakit tenan…” jelasnya berusaha menenangkanku setelah melihat kekhawatiran di raut wajahku.
“Kowe lanang harus wani… Mosok cuman wani ngewein wedho wae… Gelem bool… tapi ndak wani diboolin…” katanya memanas-manasiku supaya berani.
“Aku tu trauma, loh, Vel…” alasanku.
“A-lah… Rileks wae-lah!” katanya mencegahku bangkit dan tidak menungging lagi. Ditekannya punggungku untuk tetap begitu di atas ranjang.
“Aku punya baby oil, nih… buat ngelumasin brutu-mu… Rileks wae, yo?” katanya menuangkan minyak lembut itu di tangannya dan di duburku. Pantatku pasti berkilauan terkena minyak yang sejatinya untuk meminyaki kulit bayi.
Jari-jari terampil Velinda meratakan baby oil itu di sekitar lubang anusku dan sesekali memasukkan jari tengahnya ke duburku. Semakin lama-semakin lancar.
Lagipula apa yang seharusnya kutakutkan? Aku sudah bertekad apapun akan kulakukan demi mendapatkan setiap ZODIAC CORE yang kucari. Ini adalah bagian dari tekad dan janjiku itu. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan melakukan apapun demi GOD MAESTER CORE.
Termasuk kalau harus disodomi…
Membuang rasa trauma yang tak berguna!

“Satria… tak lebok’in, yo?” katanya mulai memasukkan dildo kecil itu perlahan-lahan ke anusku. Walau Velinda sudah merilekskan bukaan anusku dengan baby oil dan akumulasi dua jarinya, rasanya masih sangat aneh merasakan benda asing ini perlahan-lahan masuk menembus anusku.
Kembali terbayang lagi trauma saat disodomi Cyrus waktu itu. Kenangan buruk itu kembali menghantui… Rasa sakit yang mengerikan…
“Uhh… Enak, kan? Tenangkan dirimu… Relakskan otot-otot perutmu… Jangan ditahan, Satria… Nikmati saja… Mmm… Nikmat… Enak… Ini enak sekali…” desah Velinda mencoba membangkitkan rasa dan fantasi nikmat saat ia mulai menarik dan tekan kembali dildo kecil berwarna merah itu ke anusku perlahan.
Ia juga menambah rasa nikmat itu dengan menggenggam penisku dengan tangannya yang lain. Diurut-urutnya penisku sampai semakin menegang. Terasa licin karena baby oil di tangannya.
Dildo karet kecil itu semakin lancar keluar masuk anusku. Aku semakin lama semakin terbiasa merasakan ukurannya merojoki anusku. Velinda terus merangsangku dengan suara dan rabaannya. Ia tetap menjaga tempo kocokan dildo itu konstan agar latihan yang diberikannya tidak memberi luka baru pada traumaku.
Aku mulai merasakan nikmatnya. Nikmat bukan hanya berasal dari enaknya genggaman tangan Velinda di penisku atau suara desahan seksinya, tetapi juga dari gesekan dildo kecil itu di dinding anusku. Bantuan dari baby oil itu sangat luar biasa melancarkan latihanku ini.
“Aku tak gerus prostat-mu wae, yo?” kata Velinda mulai maju pada tahap berikutnya. Ia mengarahkan dildo kecil itu ke bawah. Ke arah dimana kelenjar prostatku berada.
“Mmm… mm… hmm…” desahku begitu dildo itu menekan bagian bawah perutku itu. Rasanya seperti sesak buang air kecil padahal tidak ada air seni yang hendak dikeluarkan.
“Enak, toh, Sat?” tanya Velinda terus menekan ke bawah.
“Enak… Enak, Vel… Mmm…” keluhku.
“Yo, wis… Ojo ditahan kalo mo ngecret… Dikecretin wae…” nasehatnya. Ia tahu kalau aku menahannya.
“Iya…” kataku lalu mengurangi pengendalian diriku. Pasti akan enak sekali kalau aku bisa nembak di sodomi normal pertamaku ini.
Velinda semakin kuat menekan dildo itu ke perutku. Ia menggerus-gerus prostatku dengan mantap dan konstan.
“Egghh… Vel… Aku keluarrrr….” Seruku mencengkram seprai single bed ini. Penisku yang masih digenggam Velinda mengembang keras dan berkedut-kedut.
“Hnnggg… eehhmm…” keluhku. Rasanya enak sekali.
“Loh? Ra eneng pejuh’e?” bingung Velinda yang ternyata menampung spermaku dengan kedua telapak tangannya di depan ujung penisku yang menegang keras.
“Kenapa, Vel?” tanyaku yang berbaring di punggung setelah berguling. Dildo kecil merah itu masih bercokol di anusku. Aku berbaring mengangkang.
“Ra eneng pejuhnya, Sat?” katanya menunjukkan kedua tangannya yang dibentuk mangkok penampung.
“Wah… Multiple orgasme lagi kalau gitu, Vel…” sadarku.
“Multiple orgasme? Kowe bisa gitu?” tanyanya. Ia memperhatikan penisku yang bergerak-gerak naik turun.
“Aku juga baru tau teknik ini… Lebih sering kalau brutu-ku yang diobok-obok…” jelasku.
“Tapi katanya kowe trauma dibool? Kok tau kalau bisa multiple orgasme kalau diobok-obok…?” kesal Velinda.
“Cuma pake jari, kok… Gak pernah pake dildo gitu…” alasanku mengelak.
“Sama siapa?” tanyanya memainkan jarinya di kantung pelirku yang mengkerut.
“Sama pacarku… juga adiknya…” jawabku jujur.
“Sama pacarmu? Adiknya? Katamu tadi pacarmu itu tidak ingat padamu? Lupa ingatan?” katanya agak bingung.
“Dia memang lupa semua tentangku… Tentang hubungan kami di masa lalu… Tapi dia masih tetap menyukaiku… Jadi perasaannya sekarang padaku dimulainya lagi dari awal…” jelasku.
“Oke… Aku bisa paham itu… Tapi kenapa ada adiknya juga? Kowe ngewein adiknya juga?” katanya.
“He… he… he… Iya… Kami sering maen bertiga…” kataku cengengesan.
“Ngewe teluan? Nakal kowe, ya?” gemas Velinda dan menekan dildo merah berukuran kecil itu ke anusku dengan kuat. Aku sampai mengaduh kaget. Kemudian Velinda menelan penisku dan menghisapnya kuat-kuat sambil terus merojokkan penis palsu itu ke anusku. Kami ngeseks atau bahasa daerah Velinda ngewe lagi sampai beberapa kali di kamar yang terkunci itu.
Pesta kecil kami ini menandingi pesta yang masih berlangsung di dek lantai paling atas sana. Sesudah bergumul beberapa jam sampai jam 3 pagi, kami hanya ngobrol-ngobrol saja sambil tetap berpelukan.
Sekitar jam 3:45 Velinda sudah tidak tahan lagi dan ia permisi untuk tidur. Dia menyarankanku untuk tidur juga. Tapi aku sudah kebanyakan minum bir dan jadi susah tidur. Kuputuskan untuk naik kembali ke pesta itu.
 
Bimabet
SIDE QUEST FILE #05
Tuesday, 15 December
Case File : Annabelle Silver



Annabelle Silver

Ini adalah percakapanku yang kurasa cukup menarik dengan bartender di atas St. Luccia malam itu. Bartender yang kumenangkan sebagai hadiah lomba Masturba-thon yang nyeleneh itu. Lomba lama-lamaan ngaceng atau ereksi waktu onani.
Wanita berambut pirang, bermata hijau dan wajah manis ini bernama Annabelle Silver. Ia juga mempunyai CORE istimewa di dalam tubuhnya. Panjang gelombangnya 2795 Hz. Cukup tinggi diatas rata-rata.

A: Annabelle
S: Satria

S: Apa rasanya kerja di tempat seperti ini?
A: Awalnya seram sekali. Tetapi lama-lama jadi terbiasa. Yah begitulah.
S: Apa ada yang pernah melecehkanmu atau setidaknya merayumu untuk begituan? Seperti keadaan ini? (Tunjukku pada sekeliling kami)
A: Pernah juga. Tapi yang bekerja sebagai pelayan juga ada batas-batas tertentu... Yang paling kuingat adalah sewaktu dalam pelayaran ke Afrika Selatan. St. Luccia sedang labuh jangkar 500 mil laut dari pantai terdekat. Sebuah pesta sedang diadakan oleh Fireday Productions cabang Afrika. Saat pesta berlangsung seorang wanita cantik yang kesepian mengajakku bercinta. Ia sudah sangat mabuk dan teringat pada mantan pacarnya yang mirip denganku.
S: Pirang. Bermata amethyst dan manis sepertimu...
A: Ah... Kamu membuatku jadi malu.
S: Pasti wanita cantik itu tergila-gila padamu sampai mengajakmu begitu. Apa kau meladeninya?
A: Aku sedang bekerja. Bagaimana mungkin aku meladeninya.
S: Tapi apa Annabelle mau?
A: Aku perempuan normal. Aku hanya mau melakukannya dengan lelaki. Tapi juga tidak dengan semua lelaki. Hanya yang kusuka saja. Dan tidak di situasi seperti ini juga.
S: Kenapa situasi ini? Tidak romantis, ya? Kalau kubilang ini lebih mirip seperti tempat penjagalan... Kau bisa melihat daging mentah di mana-mana. Annabelle setuju?
A: Ya... Tapi tolong jangan panggil aku Annabelle terus... Kau seperti guruku di SD dulu... Teman dan keluargaku memanggilku Annie.
S: Sori Annie... Trus gimana kelanjutan dengan wanita cantik lesbi itu?
A: Ah iya... Sebagai penawarnya, kuberikan minuman dengan campuran terkeras yang kupunya di bar... Dia pusing tujuh keliling... Malahan dia mulai di-gang bang beberapa pria kulit hitam berpenis besar panjang... Dia meraung-raung minta berhenti...
S: Wah. Annie jahat.
A: Hei. Jangan bilang aku jahat. Aku tidak mencampur apa-apa di minumanmu, kan?
S: Aku cuma minum bir. Aku belum pernah nyoba minuman lain. Susah gak sih jadi bartender?
A: Susah-susah gampang. Yang penting adalah mencampur beberapa jenis bahan minuman untuk menghasilkan minuman dengan rasa, tekstur dan aroma yang baru. Persentase kekeringan, keasaman, manisnya... kandungan alkohol. Wah banyak juga, ya?
S: Susah, dong kalau begitu?
A: Ya belajar. Makanya sebenarnya tidak mudah juga terjun di bidang ini kalau tidak ada kemauan. Tapi passion-ku sebenarnya di bidang masak-memasak.
S: Annie sudah bilang tadi... kalau Annie sedang menabung untuk kuliah di bidang kuliner.
A: Ya. Bartender hanya keahlian sampingan yang kudapat ketika magang di sebuah bar kecil di Adelaide saat mengambil diploma kuliner pertama dulu. Pemiliknya sangat baik mau mengajariku saat bar sedang sepi.
S: Apa Annie punya minuman andalan? Biasanya tiap chef atau barista akan punya makanan-minuman andalan tersendiri?
A: Ada. Tentu ada. Satria harusnya mencoba Star-Shoot-ku. Campurannya adalah jus belimbing, perasan jeruk lemon, jeruk nipis, bubuk cengkeh, gin tonik, ginger ale dan air es. Rasanya sangat segar dan hangat walau pakai es.
S: Banyak yang memesan itu?
A: Sayangnya kalau dalam keadaan ini tidak ada. Kebanyakan lebih banyak memesan minuman yang keras dan langsung membuat mabuk agar tidak malu berpesta.
S: Kalau aku, sayang kalau mabuk. Tidak bisa cuci mata seperti ini. Tidak setiap hari kau bisa melihat ratusan manusia tumpah ruah seperti ini.
A: Ngeseks massal maksudmu?
S: Yah. Fantasi orang kadang berbeda-beda. Tapi setelah melihat ini semua, aku malah enggan untuk bergabung dengan ini. Padahal kalau mau aku tinggal masuk saja ke mana yang sedang kosong. Tapi aku tidak mengenal siapa yang kumasuki. Itu seperti masuk ke sebuah rumah kosong yang tak kutahu siapa pemilknya.
A: Jadi kalau Satria sudah sedikit banyak tahu orangnya, kepribadiannya, cara pikirnya, baru bisa melanjutkan?
S: Kurang lebih seperti itu. Bagaimana kita bisa mendapatkan kenikmatan seks itu kalau pasangan kita tidak menikmatinya? Dari perbincangan seperti ini, setidaknya sedikit kita bisa mengenal siapa pasangan kita, pandangan hidupnya, cara berfikirnya, tujuan hidupnya.
A: Apa dari perbincangan seperti ini, Satria sudah bisa mengetahui sebanyak itu?
S: Ya, cuma sedikit, sih. Misalnya, Nama panjangmu Annabelle Silver, panggilan Annie, berasal dari Adelaide yang artinya orang Australia asli yang bekerja di kapal ini untuk tabungan pendidikannya di bidang kuliner nanti. Secantik dan semanis ini, rambut pirang, mata hijau amethyst tetapi tidak terlalu percaya diri untuk menyebut dirinya spesial di mata lelaki–karena percaya atau tidak, lelaki kaukasia di luar sana sangat tergila-gila dengan wanita berambut pirang.
A: Aku sudah tahu itu. Aku tidak semenarik itu, Satria. Memang rambutku pirang tapi masih banyak kekuranganku. Jauh dari kata cantik–kalau menarik mungkin masih relatif, ya.
S: Kuteruskan, ya? Annie punya semangat juang dan tujuan hidup yang jelas. Mandiri dan juga pantang menyerah. Itu poin yang sangat bagus untuk bisa bertahan hidup di dunia yang keras ini.
A: Makasih, Satria.
S: Semua orang bisa jadi spesial dengan cara yang berbeda, kan? Annie spesial di dalam hal ini. Teruslah berjuang Annie. Perjuangan itu yang membuat kita terus bisa hidup.
A: Sama juga denganmu, Satria.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd