Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

hadeh... berat ini mah :sedih: ini Arthur maksudnya apa ya jadi penasaran :ngeteh:
makasih suhu dah update :kk:
 
Baru :baca: sampai kelar... :kentang:nya emang :mantap: suhu :jempol: dah buat suhu ryu... Tar malam kelarin :kentang:nya suhu... Hehehehhe makin :semangat: nech nunggu update tar malam... Apa yg akan terjadi sama satria, bisakah satria menghadapi 2pimpinan ossr itu... Tunggu jawabanya nanti malam... Chiaooooooo...
 
========
QUEST#09
========​

Aku merasakan sakit yang luar biasa pada rahang kananku. Sakitnya sampai menjalar ke seluruh tubuh dan rasa sakit itulah yang membuatku tersadar dari pingsanku.
“… dia… dah… sadar…” samar-samar kudengar suara seseorang. Lalu kurasakan seseorang mencekal tanganku yang tak mampu kugerakkan. Kepalaku terasa sangat berat, seolah ada beban berat yang sedang menghimpit. Rahangku semakin sakit.
Perutku diangkat… Seseorang tengah berusaha membuatku segera bangun dari posisi telungkup ini. Kepalaku semakin berat. Tangan-tangan dingin berusaha membuat kakiku tegak.
Kepala dan kedua tanganku tidak bisa digerakkan. Tertimpa beban yang sangat berat.
Tiba-tiba aku merasa sangat dingin. Dari perut hingga ke bagian kaki. Dingin sekali walau tak ada angin atau air yang bisa menyebabkan rasa dingin ini.
Entah dimana kesadaran yang selama ini kumiliki. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Seperti sebuah mimpi saja. Sebuah mimpi yang sangat buruk…
--------​
“Ada sesuatu di dalam tubuhnya yang membuat SOUL ABSORB-ku tidak berfungsi!” seru Cyrus gusar sekali. Ia mondar mandir ke sana kemari di kegelapan ruangan yang asing ini. Ia sama sekali tidak memakai celana hingga penisnya yang setengah ereksi menjuntai-juntai mengikuti pergerakannya. Ada sejumlah cairan kental seperti darah dan sperma di ujungnya.
“Apa itu? Aku tidak pernah dengar ada yang kebal pada SOUL ABSORB kita?” seru Güthberg juga.
Perlahan-lahan kesadaranku mulai pulih. Rasa sakit di rahang kanan, anus dan seluruh tubuhku membuat seluruh sistem tubuhku bereaksi untuk kembali normal.
Kepalaku dan kedua tanganku masih dibebani massa yang berat sehingga aku tidak bisa bergerak. Ternyata Güthberg menduduki bahu kanan dan leherku, sementara lengan kiriku ditelikung ke punggung dan diinjak dengan salah satu kakinya. Tangan kananku ditekuk ke sisi dalam tubuh hingga juga tidak bisa bergerak karena dibatasi persendian.
“Dia mulai sadar lagi, Cyrus…” kata Güthberg pada pimpinannya.
“Angkat lagi pantatnya… Aku mau mencoba lagi…” seru Cyrus mendengus kesal.
Güthberg menarik kasar perutku dengan kedua tangannya yang kuat hingga kedua lututku bisa bertopang pada permukaan. Permukaan apapun yang berwarna gelap ini. Güthberg tetap menahan agar perutku tidak merosot jatuh.
Cyrus mendekat dan melebarkan belahan pantatku yang sakit bukan kepalang. Terasa sangat panas dan perih.
Kepala penisnya terasa digesek-gesekkannya ke lubang anusku. Sisa sperma dan darah yang tersisa semakin bercampur menjadi pelumas.
Aku tidak bisa bergerak atau melawan. Aku hanya bisa menahan nafas!
Penis berukuran besar itu melesak masuk ke dalam anusku tanpa ampun. Terasa gerinjal-gerinjal kasar otot dan urat di permukaan penis Cyrus menggesek dinding usus besarku.
“AKKKHHH!” aku menjerit sekuatnya. Badanku menegang.
“Ooohh…” keluh Cyrus. Penisnya sudah masuk seluruhnya. Pangkal penisnya terjepit di mulut anusku dengan kuat.
“Wah… Jadi enak begini… Güthberg… pukul punggungnya… Pantatnya mencengkram dengan kuat kalau dia kesakitan…” seru Cyrus merasakan kenikmatan di cengkraman anusku.
Saat ia menarik penisnya dari anusku, Güthberg memukul punggungku sekali. Bugh! Sakit sekali…
“Ooh…” keluh Cyrus saat setengah batang penisnya masih bercokol di dalam anusku. “Terus pukuli dia!” serunya keenakan.
Jadilah punggungku jadi sasaran pukul Güthberg yang bertangan kuat itu memukuli punggungku dengan tangan kanannya. Sedang tangan kirinya menahan perutku agar tidak merosot ke permukaan ruangan
Cyrus memompakan penisnya ke dalam anusku dengan kejam. Hanya ingin merasakan kenikmatannya sendiri. Sementara yang kurasakan hanyalah rasa sakit…
--------​
Inilah yang dimaksud Arthur dengan SOUL ABSORB yang digunakan Cyrus untuk mengambil kemampuan-kemampuan khusus orang lain lewat seks. Bila pemiliknya adalah perempuan, dia tentunya akan melakukannya lewat seks normal, penis versus vagina. Tetapi bila pemiliknya adalah pria, tidak masalah baginya kalau harus penis versus anus!
Lain lagi dengan Güthberg yang mengambil kemampuan khusus orang lain dengan cara yang lebih biadab. Dengan cara memakan jantung pemilik kemampuan tersebut. Lelaki atau perempuan bukan masalah!
Berbeda lagi dengan Arthur yang menggunakan sebuah pistol khusus beserta pelurunya untuk mengambil kemampuan khusus seseorang. Ia harus menembak seseorang itu dan kemampuan khususnya akan berpindah pada Arthur.
--------​
Walau bagaimanapun aku menjerit kesakitan dan menahan pedih dan penderitaan yang amat sangat, Cyrus sama sekali tidak mengurangi rojokan penisnya pada liang anusku. Ia semakin menggila dan memompa pinggangnya semakin cepat.
Jari-jari tangannya mencengkram bongkahan pantatku dengan erat. Kukunya yang dipotong pendekpun terasa sangat menyakitkan dan terbenam berdarah di kulit bokongku.
‘PUKUL TERUS GÜTHBERG!” seru Cyrus meradang. Sepertinya ia akan mencapai puncaknya. Tubuhku terguncang-guncang hebat dari pukulan bertubi-tubi Güthberg di punggungku dan genjotan Cyrus di pantatku.
“AAAAAAAAAAaaaaaa…..”
Lalu akhirnya tubuh Cyrus berkelojotan di atas punggungku. Pinggangnya ditekannya sekuat-kuatnya ke pantatku. Sperma kentalnya menyembur kencang ke dalam ususku.
Cyrus terlemas dan terduduk di permukaan gelap itu. Penis besarnya terkulai setengah lemas, merah dan berlumuran sperma. Nafasnya tersengal-sengal. Mukanya juga merah penuh peluh. Begitu juga sekujur tubuhnya. Baju kemeja putihnya juga bermandikan keringat.
“Lepaskan dia… Coba periksa, Güthberg…” perintahnya dengan suara tertahan dan pelan.
Lelaki besar itu lalu melepaskan kepala dan tanganku yang ditindih dengan berdiri. Melepaskan tekanan badannya yang berat.
“Anak ini masih hidup…” cetus Güthberg setelah meletakkan ujung jarinya pada leherku. Merasakan denyut nadiku yang lemah.
“Apa? Harus berapa kali kusodomi sampai aku bisa mendapatkannya?” geram Cyrus. Ia menggapai pantatku yang tidak lagi mengacung ke udara. Dikuaknya belahan pantatku dengan kasar dan mengintip ke dalam lubang anusku yang melebar dan berlumuran darah dan sperma.
“Seharusnya dia sudah mati dan aku mendapatkan semua kekuatannya!” berang Cyrus dan menendang iga kiriku. Aku hanya bisa mengerang tanpa suara. Mereka harus membunuhku untuk berhasil?
Güthberg hanya bisa diam saja dan berpikir di tempatnya. “Ini baru pertama kalinya terjadi… Kenapa dengan anak ini harus berbeda?’ bingung Güthberg juga. Keduanya tidak habis pikir.
Cyrus membalik tubuhku hingga aku menelentang tak berdaya dengan kakinya. Kedua pria petinggi OSSR ini memperhatikan tubuh telanjangku untuk beberapa saat.
“Kalau kumakan jantungnya… apakah akan sama juga hasilnya?” pikir Güthberg.
“Itu bukan langkah yang bagus, Güthberg… Bagaimana kalau kau keracunan zat yang sama yang telah menghalangi SOUL ABSORB-ku… Itu mungkin zat yang sangat berbahaya…” kata Cyrus.
“Lalu apa yang kita lakukan pada anak ini sekarang?” tanya Güthberg.
“Anak ini sangat berbahaya… Hanya DARK VOID milikmu ini yang mampu menetralisir kekuatannya… Tidak ada kemampuan khusus apapun yang berfungsi tanpa sepengetahuanmu… Sebaiknya kau tetap mengurungnya di dalam dimensi ini sampai kita menemukan jalan keluarnya…” kata Cyrus memutuskan.
“Benar…” kata Güthberg.
--------​
Lalu semuanya jadi sunyi senyap. Bahkan sangat damai sekali kurasakan. Tidak ada apa-apa kecuali kesunyian. Mungkin seperti ini rasanya kematian.
Saat sadar kembali, tempat ini tetap seperti ini. Gelap dan sunyi. Aku hanya bisa berbaring saja, menelentang. Menatap kegelapan yang mungkin merupakan langit-langit struktur dimensi gelap ini.
Tubuhku masih terasa perih dan ngilu di semua sendi. Bahkan kepalaku berat dan mataku sakit untuk dibuka. Aku hanya bisa memejamkan mata—lagipula tidak ada yang bisa dilihat di tempat ini.
Anusku sangat perih. Cyrus mungkin sudah merobek beberapa bagian anusku karena geram dan marah saat mensodomiku beberapa waktu lalu.
Ukuran penis besar miliknya tidak pernah terbayang akan pernah memasuki tubuhku. Bahkan memikirkan kalau aku akan mengalami hal ini saja tidak pernah.
Apa yang akan terjadi padaku sekarang? Aku berada di dalam dimensi asing yang sanggup menetralisir semua kemampuan super yang kumiliki.
Tak ada satupun kekuatan yang kupunya yang bisa dimanfaatkan di dimensi bernama DARK VOID milik Güthberg ini. Hanya Güthberg yang bisa mengendalikannya dan mengizinkan kemampuan khusus apa yang bisa digunakan di dalam dimensi ini.
Semua kekuatan yang kuandalkan selama ini jadi tidak berguna di dalam gelapnya dimensi DARK VOID. Berarti ini adalah salah satu kemampuan khusus Güthberg diantara tiga kemampuan khusus utamanya. Dan entah kekuatan apalagi yang dimilikinya.
Lalu kenapa Arthur tidak pernah memikirkan skenario ini? Apa mungkin dia tidak mengetahui kekuatan milik Güthberg ini? Itu tidak mungkin! Arthur adalah bagian dari DARK TRINITY. Tentunya dia tahu seluk beluk dua rekannya. Atau dia tak memahami semuanya?
Aku jadi semakin cemas dan yakin kalau aku sudah masuk dalam perangkap mematikan yang paling berbahaya dalam hidupku. Kematian sudah membayang di depan mataku.
Menyesalinya bukanlah hal yang bermanfaat. Tidak ada gunanya…
“Ukkhhh…” keluhku mencoba untuk bangkit. Untuk duduk sangat menyakitkan. Bokongku seperti sudah tidak bisa dipakai lagi bila ditilik dari rasa sakitnya.
Aku berguling ke samping agar tidak menekan bagian pantatku secara berlebihan. Itu tidak terlalu menolong karena sekujur tubuhku sakit luar biasa. Pukulan bertubi-tubi Güthberg pada punggungku membuat memar mengerikan pada bagian belakang badanku. Bengkak membiru dan juga berdarah.
Kedua orang itu bekerja sama untuk menyiksaku sedemikian rupa hingga aku babak belur begini….
Kalau saja aku punya kesempatan untuk membalas semua ini… aku tidak akan memberi ampun mereka! Aku bersumpah akan melakukannya.
Persetan dengan prinsipku untuk tidak mau membunuh!
--------​
Darah mengucur menitik di permukaan gelap dan menghilang tak terlihat. Mengalir dari luka di anus dan punggungku.
Akhirnya setelah berapa lama berusaha, aku berhasil berdiri di kedua kakiku dengan tegak. Dengan kaki gontai dan gemetar. Kepalaku terasa sangat berat dan perutku mual.
Diantara rasa sakit yang paling kurasakan di bokongku, akhirnya aku bisa mengkontraksikan otot rectum-ku. Sumpah… Itu sakit sekali. Tapi setidaknya aku yakin kalau aku masih bisa pulih. Sedikit saja mengkedutkannya. Aku tidak berani menyentuh anusku sendiri saat ini. Itu akan menambah trauma saja.
Punggungku yang bengkak juga tak berani kusentuh. Setidaknya Güthberg sudah merusak kedua ginjaku dengan pukulan brutalnya.
Tubuh normalku walau hanya dengan pukulan biasa saja tentu saja akan sangat menyakitkan. Apalagi pukulan dari pria besar sekaliber Güthberg.
Kakiku semakin gemetar dan gontai.
BRUK!
Aku kembali ambruk…
Pandanganku kembali berkunang-kunang. Lebih baik begini saja dulu…

Saat sadar kembali, keadaanku sedikit lebih baik. Tetapi aku tidak berusaha menggerakkan bagian tubuhku. Aku mau berpikir dulu.
--------​
SOUL ABSORB Cyrus gagal digunakan padaku? Kalau itu berhasil, pasti aku sudah mati sekarang. Apa yang mencegah SOUL ABSORB-nya tidak bekerja padaku?
Lamat-lamat mereka pernah membicarakan tentang satu zat di dalam tubuhku yang mencegah kemampuan khusus para DARK TRINITY ini…
Virus itu, ya?
…​
Virus yang sama yang telah menentralisir virus Mother-Cell+. Virus digital yang sangat berbahaya bila menyebar di dunia maya.
Virus yang sama yang telah kutularkan pada setiap wanita yang tidak menjadi gila saat diperkosa para iblis bawahan LUCIFER.
Virus yang sama yang telah menyebabkan para saudara sepupuku mendapatkan bentuk VIOLENCE mereka.
Virus ini lagi…
Apakah virus ini juga yang mencetuskan VIOLENCE pertamaku saat aku disiksa dan diperkosa Vita dan adiknya di villa tepi pantai itu?
Sebenarnya virus apa yang ada di dalam tubuhku ini? Apakah ini juga yang menyebabkan aku tidak bisa menghamili semua wanita-wanita itu. Penyebab kemandulanku…?
Apakah virus-virus ini memakan semua calon anak-anakku di dalam sperma dan malah memasuki wanita-wanita itu?
Virus yang menyebalkan di satu sisi dan menguntungkan di sisi yang lainnya.
OK… Virus ini mencegah SOUL ABSORB mengambil semua kemampuan khususku. Lalu apa yang bisa kulakukan untuk melewati semua tragedi ini?
Duh… Pantatku sakit sekali. Begini rupanya rasanya diperkosa di anus… Apa karena aku tidak menikmatinya, ya? Gila aja menikmatinya… Kalau aku ketagihan… bisa-bisa aku jadi maho. Masih lebih enakan main sama cewek.
Tapi… Kalau ada pemilik CORE istimewa yang sangat kuperlukan itu adalah laki-laki? Mau tidak mau aku harus menyodominya, kan?
Kembali ke masalah dasar dulu. Yang terpenting aku harus keluar dari dimensi DARK VOID ini! Ini yang terpenting saat ini!
Kesimpulan akhirku adalah virus misterius di tubuhku. Titik!
Satu-satunya jalan yang kutahu untuk mengeluarkan virus itu adalah lewat spermaku. Saat aku berhubungan seks dan ejakulasi, aku mentransfer virus itu pada setiap wanita.
Spontan tanganku menyentuh penisku yang sedang kecil lemas bergantung di tempatnya.
Aku harus onani di saat seperti ini? Apa mau kontol sialan ini bangun di saat begini?
Kuelus-elus kemaluanku ini agar menggeliat bangun. Setelah sekian lama dan tanpa fantasi, dia tak kunjung bergeming. Siapa yang bisa mengkhayalkan bodi-bodi yahud dalam kondisi ini? Gila aja!
Yang paling dekat yang bisa kuingat adalah Angel…
Tuing!
Kontan kontol sialan ini bangun mendapat elusanku.
Dengan meringis-ringis menahan perih dan sakit di sekujur tubuhku, aku mengocok penisku untuk mengeluarkan spermaku.
Sialnya, aku tidak pernah bisa cepat nembak kalau onani dengan tangan sendiri. Kalau dikocok cewek bertangan halus dan berpengalaman lain lagi ceritanya. Karena pasti akan menambah rangsangan dan sensasinya. Plus jilatan dan kuluman mulut yang hangat, lidah yang menari-nari…
Tanganku sampai pegal…
“Hei! Apa yang kau lakukan?!” seru seseorang. Dari suaranya aku mengenalinya sebagai Güthberg. Derap langkahnya berlari berat tetapi cepat.
Di depanku tiba-tiba memberkas secercah cahaya terang. Belum pernah aku sesenang ini melihat cahaya yang mungkin adalah hal yang biasa saja di siang hari. Tetapi selama di dalam kegelapan, cahaya terang adalah yang kurindukan.
Cahaya itu memberkas dari bekas beberapa titik hujan…
Semakin melebar dan melebar… Sampai merusak permukaan ruangan gelap DARK VOID ini. Mempengaruhi tempat aku berbaring saat ini.
Terasa angin yang kencang berhembus. Rambutku berkibaran searah angin. Aku jatuh mengikuti gravitasi.
Aku pasrah saja jatuh akan menubruk permukaan lantai keras entah di mana. Tubuhku melayang dengan bebas.
Tetapi tidak, sesuatu menahan tubuhku.
Saat kucoba untuk melihat siapa dia… Ternyata dua sosok tubuh. CORE lebih tepatnya. XOXAM dan VOXA.
“Maaf… kami tidak banyak membantu kala kau dalam masalah, Satria…” kata XOXAM.
“Kita harus segera pergi dari tempat ini…” kata VOXA.
Benar kata CORE putih-ku itu. Güthberg mengejarku dengan tangan terkepal.
Berikutnya adalah bayangan-bayangan kabur lagi. Kelebatan-kelebatan sinar yang beradu dan ledakan cahaya yang menyilaukan.

========
QUEST#09
========​

Saat terbangun, aku dalam posisi menelungkup. Tubuhku terasa lebih baik dari sebelumnya. Terasa ada dua tangan halus sedang mengurut-urut punggungku. Punggungku yang luka parah?
Tidak terasa bengkak dan sakit lagi?
“Kau sudah bangun, Satria?” terdengar suara orang yang sedang mengurut punggungku menyadari aku sudah terjaga.
“Mbak Susan?” kenalku pada wanita itu.

Susan
“Ya, Satria… Aku merawatmu lagi sekarang… Kau cukup parah terluka kali ini…” katanya terus mengurut punggungku dengan tangannya yang terampil.
Sepertinya aku kembali masuk ruang perawatan rumah sakit kalau dilihat dari bentuk ruangan ini. Serba putih dan ada peralatan rumah sakit seperti gantungan infus yang tidak terpakai dan ranjang rumah sakit yang bersih.
“Siapa yang membawaku kemari?” tanyaku lalu membenamkan mukaku pada bantal empuk rumah sakit ini lagi.
“Tidak tahu, Satria… Kau ditemukan di depan pintu rumah sakit dalam keadaan pingsan… Para perawat lalu memasukkanmu ke ruang UGD… Itu dua hari yang lalu… Tapi kau tidak usah khawatir… Kau sudah hampir pulih…” jelas mbak Susan dengan suaranya yang lembut.
“Aku mengalami penyiksaan lagi, mbak Susan… Aku disodomi sangat brutal… Sakit sekali…” kataku.
“Ya… Saya sudah melihatnya… Saya juga sudah melakukan perawatan untuk menyembuhkan anusmu… Bahkan ini adalah perawatan terakhirnya…” kata mbak Susan.
Ia lalu naik ke ranjang perawatanku. Ranjang rumah sakit ini bergoyang-goyang tetapi tidak berderit ketika ia memposisikan dirinya di antara kakiku yang dilebarkannya. Memang tidak terasa perih seperti saat itu tetapi masih ada sedikit rasa sakit kala mengkontraksikan otot rectum-ku.
Mbak Susan menyingkap gaun perawatan yang kukenakan ini dan menyibak belahan pantatku lebar-lebar dengan perlahan dan lembut.
Terasa nafasnya yang hangat menerpa bongkah pantatku dan lidahnya yang basah lagi hangat menyentuh lubang anusku…
“Hmm…” keluhku geli.
Mbak Susan pernah melakukan perawatan erotis begini padaku. Entah metode apa yang dilakukannya untuk penyembuhanku ini. Tapi caranya memang terbukti ampuh dan manjur untuk menyembuhkanku.
Lidahnya menjilat-jilat lubang pantatku yang berkedut-kedut kegelian. Sruput-sruputan suara mulut mbak Susan yang menjilati pantatku ditambah juga remasan-remasan lembut pada kedua pantatku membuat penisku yang terjepit perutku juga menggeliat bangun.
Maklum dengan itu, mbak Susan membalik tubuhku hingga aku tidur menelentang. Penisku menjulang tegang. Wanita itu hanya tersenyum dan mengangkat kedua kakiku hingga rapat ke badanku. Kembali dijilatinya lubang duburku dengan telatennya. Pantatku sudah basah kuyup dan lengket dengan liurnya.
Lalu menyusul ke atas pada segaris pembatas antara anus dan kantung pelirku yang menegang berkerut. Ia menjalankan ujung lidahnya bolak-balik pelir-anusku. Rasanya sangat enak.
Lalu jilatan menjalar ke batang penisku yang menegang mengacung tinggi. Woohh… Rasanya memang sangat enak. Mbak Susan menyentil-nyentil dengan lidahnya tiap senti panjang batangku.
Tidak banyak yang pernah memakai teknik ini padaku, bahkan wanita sekelas Angel-pun masih kalah dari mbak Susan.
Apalagi saat seluruh batang penisku dikulumnya ke dalam mulut. Mentok sampai menyentuh batang tenggorokannya. Pasti dia harus menahan nafasnya. Suara berdecak-decak mengisi ruangan ini dari hisapannya yang kuat.
Lalu ia menggesekkan ujung penisku pada bagian dalam pipinya untuk dapat menyamai keadaan dalam vagina saat senggama sebenarnya. Trik ini juga sangat memabukkan.
Kemudian mbak Susan menyeberangi kedua kakiku yang tidak ditekuknya lagi, kini ia duduk di selangkanganku. Batang penisku dibimbingnya memasuki liang vaginanya! Ia pasti tidak pakai celana dalam.
Wuoohh! Enak sekali. Terasa hangat dan menggigit. Batang kemaluanku seperti diremas-remas di dalam liang ini. Mbak Susan menggoyang badannya perlahan.
Sambil menggerakkan pinggangnya, dibukanya satu persatu kancing bajunya. Matanya terpaku sayu menatapku. Saat semua kancing bagian atasnya terlepas semua, payudaranya yang besar melompat keluar dan bergantungan dengan indahnya.
Disodorkannya sepasang dada besar itu ke mulutku. Aku lalu dengan rakus mengemoti dadanya yang sebelah kanan dan meremas yang kiri.
Mbak Susan melenguh-lenguh pelan. Pinggulnya berputar ritmis. Aku merojokkan penisku kuat-kuat ke dalam vaginanya. Air susu dari payudaranya yang selalu diberikannya padaku kureguk sepuas-puasnya. Berkurang yang satu pindah ke sebelahnya.
Genjotanku pada liang vaginanya makin kencang. Sebelah tangan mbak Susan menahan agar rojokan penisku tidak meleset atau lepas dari cengkraman vaginanya.
Lalu saat aku masih asyik menyusu dan menggenjot, mbak Susan melepaskan penisku dari vaginanya yang becek. Diurut-urutnya sebentar lalu diarahkannya untuk masuk lagi. Tetapi kali ini memasuki liang yang lain.
Liang ini juga hangat dan berkedut-kedut kuat. Meremas-remas batangku dengan enak sekali.
Mbak Susan tak membiarkanku bicara atau protes. Ia terus menjejalkan dadanya yang super besar ke mulut untuk dihisap. Aku menghisap dadanya dan susu itu mengalir dengan rasanya yang manis dan menyegarkan.
Tanganku mendekap erat punggungnya, mulutku penuh dan pinggangku bergoyang cepat. Mbak Susan menyambut gempuranku dengan menggoyangkan pinggulnya berputar-putar. Memilin batang kemaluanku di dalam liang duburnya.
“AAaaaahhhhh…” seruku dan menyemburkan spermaku ke dalam liang anusnya yang panas.
Mbak Susan meremas-remas pangkal penisku, seolah menguras semua isi spermaku agar keluar masuk ke dalam pantatnya.
Akhirnya ia mengangkat tubuhnya. Dadanya yang memerah dan basah karena kebanyakan kusedot. Saat melepas penisku dari anusnya, ia tetap menjepit kuat sehingga spermaku semakin terperas. Ia menampung spermaku dengan telapak tangannya agar tidak berceceran di sprei ranjang rumah sakit ini. Dan ia turun dengan elegannya dari ranjang. Dikancingnya semua kancing bagian atas seragam perawatnya setelah memasukkan kedua dadanya yang menggunung besar. Payudaranya menekan seragamnya itu dengan ketat. Untungnya pada bagian depan seragam itu ada dua buah saku hingga putingnya yang besar tidak menonjol di bahan pakaian itu.
“Perawatanmu sudah selesai… Tubuhmu sudah kembali normal… Tapi kalau kau mau lebih fit lagi… sebaiknya kau lebih sering-sering menggunakan CORE putihmu itu… VOXA… Dengannya kau akan lebih mendapatkan manfaat yang lebih baik daripada perawatanku tadi…” jelas mbak Susan.
“Dengan VOXA, ya?” ingatku. Memang aku punya dua CORE pribadi. XOXAM dan VOXA. Kalau kuingat aku hanya sekali pernah menggunakan VOXA untuk memulihkan staminaku dan itu adalah kemunculannya yang pertama kali, Kalau saudara-saudara perempuanku lebih sering memakai CORE-CORE pribadi mereka. CORE mereka berwujud lelaki yang sangat mudah mereka pakai.
Sedang aku lebih sering memakai XOXAM kala bertarung tetapi kala berhubungan intim atau memulihkan stamina, sangat tidak mungkin menggunakannya. Dia kan laki-laki juga! Benar juga… Kenapa aku tidak pernah memakai VOXA, ya?
“Mengenai luka-lukaku… Bagaimana, suster?” tanyaku pada perawat yang misterius ini.
“Luka fisik bisa disembuhkan… Tetapi luka mental yang sulit disembuhkan… Itulah kenapa aku membiarkanmu memasukkan kemaluanmu ke duburku… Agar kau paham kalau lukamu itu adalah hal biasa saja… Tidak ada yang harus ditakutkan…” jawabnya.
“Kalau itu terjadi lagi padamu… katakanlah dalam situasi yang berbeda… terima saja dan nikmati… Tidak ada salahnya, kan?” lanjutnya.
“Benar, suster… Aku bisa menikmati memasukkan kemaluanku ke dalam anus perempuan… lalu kenapa aku tidak bisa membiarkan ada yang masuk ke anusku… Terima kasih, suster…” kataku sadar.
“Nah… Itu yang saya maksud… Kalau begitu… saya permisi…” katanya lalu melangkah menuju pintu keluar. Dan menghilang di balik pintu.
Tak sempat aku merenungi kejadian barusan, pintu kembali terbuka dan aku tahu pasti kalau itu bukan mbak Susan yang kembali.
“Satria… Kau harus segera keluar dari rumah sakit ini… Kau harus tahan walau bagaimanapun lukamu… Ini demi keselamatanmu sendiri…” seru Angel buru-buru. Ia melemparkan pakaian untukku segera mengganti pakaian perawatanku dengan baju kasual. Ia lalu berjaga di pintu.
Dengan cepat aku segera berganti pakaian dan menepuk pundaknya menandakan kalau aku sudah siap.
“Kau sudah sehat?” herannya dengan suara tertahan.
“Sudah…” jawabku singkat.
“Kau orang yang aneh… Bahkan kemampuan regenerasiku tidak secepat itu untuk memulihkan diri…” kata Angel dari balik kacamata hitamnya.
“Kita harus segera menjauh dari kota ini… OSSR sedang mencari-cari kau…” kata Angel.
“Ya… Aku tau… Apa kau membawa barang-barangku?” tanyaku.
“Nih… Ada di dalam sini…” katanya menyerahkan sebuah tas kecil berbentuk dompet. Dari dalamnya aku mengeluarkan HP Coremeter, kacamata dan gelang naga-ular bersama plastik hijau milik Carrie.
Setelah aku memakai kembali gelang itu, kami berdua keluar dari kamar perawatan rumah sakit ini. Aku mengikuti kemana saja Angel melangkah. Instingnya sebagai seorang pembunuh bayaran yang profesional sangat akurat dan terpercaya.
Tapi aku juga tidak mau mati konyol dan menggunakan Coremeter untuk memeriksa orang-orang yang ada di sekitarku. Kaca mata yang kupakai menampilkan bacaan panjang gelombang tiap-tiap orang yang berada di rumah sakit ini.
Aku harus waspada pada orang-orang yang memiliki panjang gelombang mendekati kriteria istimewa: 1400 Hz.
--------​
“Angel? Dimana kita sekarang ini? Kota apa?” heranku setelah tersadar kalau lingkunganku sangat asing. Kebanyakan orang yang kulihat adalah dari ras Kaukasia, Negroid dan Mongoloid. Ini bukan salah satu kota di Indonesia!
“Kita ada di Toronto—Kanada…” jawabnya pendek.
“Toronto?” kagetku. Aku sampai berhenti kalau tidak ditarik Angel untuk tetap bergerak mengikutinya.
Waktu itu aku dibawa Arthur ke sebuah hutan di Laos lalu dibawa semakin dalam ke belantara itu hingga terperangkap di dalam DARK VOID milik Güthberg. Apa orang bertubuh besar itu bisa membawa-bawa dimensi buatannya itu sesukanya kemanapun?
Tak lama kami bisa keluar dari rumah sakit tanpa ada insiden apapun dan aku tidak menemukan ancaman yang berarti. Beberapa kali aku menemukan orang-orang dengan CORE yang panjang gelombangnya cukup tinggi dan termasuk istimewa. Tetapi tidak dalam posisi mengejar atau mengikuti kami. Berarti orang-orang itu bukanlah agen OSSR.
Angel membawaku ke sebuah lapangan yang ramai sekali orang berlalu lalang. Dibelinya dua buah es krim dan diberikannya padaku.
“Kalau ada apa-apa yang terjadi… agen OSSR akan sulit melakukannya di tempat yang ramai seperti ini…” kata Angel dengan nada sedikit kuat agar bisa terdengar. Ini salah satu teknik melepaskan diri dari pengejaran yang sudah lazim digunakan setiap agen. Kalaupun ada sniper, akan sulit membidik di keramaian dan sudut tembakan yang tidak menguntungkan.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Arthur mengkhianatiku?” tanyaku pada Angel mendekat ke telinganya.
Angel menggeleng. “Tidak… Arthur tidak tau kalau Güthberg punya kemampuan baru bernama DARK VOID itu… Ini memang skenario yang tidak disangka-sangka… Arthur bahkan tidak bisa merasakan keberadaanmu di dalam dimensi itu… Apa yang telah terjadi padamu ini sungguh keajaiban… Kami kira… kami telah kehilanganmu…” kata Angel sedikit berteriak.
“Aku sangat terkejut kalau semua kekuatanku jadi tidak berfungsi di dalam dimensi gelap itu…” kataku.
“Lalu bagaimana kau bisa keluar dari sana? Semua kemampuanmu tidak ada yang bisa dipakai, kan?” tanya Angel lagi mendekat ke telingaku juga.
“Rahasia… Ini kartu terakhirku kalau-kalau ini terjadi lagi… Aku tidak boleh terlalu percaya pada orang lain pada masa begini… Apalagi apa yang dilakukan kedua orang itu padaku… Mereka akan mendapat ganjarannya…” kataku tegas.
Angel tidak mau bertanya lagi demi melihat mukaku yang ketat.
“Satria…” terdengar suara yang datang tiba-tiba dan menyentuh lenganku dan bahu Angel. Arthur…
Sebentar saja kami sudah berada di rumah wisata pegunungan ini lagi. Dan ada seseorang yang sedang menunggu kami di sana. Dia Ana.
Ia duduk terpaku tidak bisa bergerak…
“Ana?” heranku.
“Dia tidak bisa bergerak sejak kau suntikkan VENOM biusmu itu…” kata Arthur.
“Heh? Sejak itu belum terlepas?” kagetku. Waktu Ana dibawa Arthur dalam keadaan lumpuh akibat racun bius yang kusuntikkan padanya agar ia tidak bisa bergerak.
“Sudah lima hari ia begitu saja…” kata Angel.
“Lima hari? Jadi aku benar-benar tidak sadarkan diri selama dua hari…” ingatku lagi. Mbak Susan sudah memberitahu ini tetapi aku tidak berpikir jauh saat itu.
“Kau mengkhawatirkan keluargamu, kan?” tebak Angel.
“Papamu dan saudara kembarnya tidak berhenti mengacak-acak semua fasilitas OSSR… Saudara-saudaramu juga tidak tinggal diam… Kali ini OSSR memang mendapat lawan yang sangat berat… Sekitar lebih dari 80% properti OSSR sudah rata dengan tanah… Yang selamat hanyalah fasilitas rahasia seperti yang ada di hutan Laos itu…” jelas Arthur.
“Papaku dan Oom Ron pasti marah sekali…” pikirku membayangkan apa yang telah mereka lakukan selama aku menghilang dua hari.
“Kenapa kalian tidak berusaha memberitahu mereka tentang kabarku?” kataku.
“Itu sama saja mengantar nyawa… Apalagi mungkin OSSR akan menyadap hubungan yang coba kami lakukan…” jelas Angel.
“Kalian semua yang ada di sini… MATI!” tiba-tiba terdengar suara yang sangat menakutkan. Itu suara papaku. Papa Buana.
Benar saja!
Arthur yang berusaha menghilang dengan kemampuan teleportasinya dicengkram pada bagian leher oleh papa. Hanya blitz-blitz kecil yang terjadi membuatnya tidak bisa berpindah tempat. Angel tidak berani bergerak karena lehernya dikalungi sebilah pedang Oom Ron yang berwarna agak kekuningan.

Ron & Buana
“Jangan, pa! Jangan Oom… Jangan bunuh mereka!” seruku kaget sekali. Tapi keduanya tidak melepaskan ancaman mereka.
“Kau baik-baik saja, Satria?” tanya papaku. Matanya sedikit merah dan berkaca-kaca.
“Aku baik-baik saja, pa…” jawabku.
“Kau yakin?” tanya Oom Ron. “Mamamu di rumah tidak berhenti menangis menunggumu pulang…” lanjut katanya.
“Yakin, Oom… Tolong lepaskan mereka…” pintaku.
“Mereka ini agen-agen OSSR… Kenapa kau bersama mereka?” kata Oom Ron. Tidak dilepas juga.
“Kami… kami yang membantu Satria melarikan diri dari OSSR…” kata Angel membela diri. Sedang Arthur diam saja dengan wajah pucat. Tak pernah disangkanya kalau ia bisa masuk dalam kondisi seperti ini. Semua kemampuannya seperti tidak ada gunanya.
“Siapa yang menangkapmu, Satria? Katakan pada Papa… Akan kuburu dia sampai kemanapun!” seru papa. Suaranya bagai auman singa yang terluka. Nyali semua orang ciut mendengarnya.
“Cyrus dan Güthberg…” kataku pelan.
“Sudah kuduga kedua orang itu… Tapi kucari dimanapun… keduanya tidak bisa kutemukan…” kata papa. Mata Arthur tak lepas melirik pedang berpamor biru milik Papa. Sekali sabet kalau ia salah bicara pasti nyawanya melayang.
“OSSR masih punya beberapa fasilitas rahasia lainnya… Mungkin agen-agen ini tau beberapa tempat itu…” usul Oom Ron masih belum mau melepas pedangnya dari leher Angel.
“Mereka bersembunyi di dalam DARK VOID… Kemampuan itu membuat mereka tidak bisa terdeteksi, Oom…” jelasku.
“DARK VOID? Apa kau juga dikurung di dalamnya juga?” tanya papa.
“Iya, pa… Tapi.. tolong lepaskan mereka dulu…” mintaku sekali lagi. Mereka berdua sangat mengerikan saat ini. Aku sendiri gak akan berani macam-macam dengan kekuatan dengan level segitu.
Kedua pria kembar identik itu berpandangan sebentar lalu melepaskan ancaman mereka berdua pada Arthur dan Angel. Keduanya mengusap-usap leher mereka tanda sakit yang amat sangat. Sangat mengerikan melihat kemarahan kedua orang ini. Mereka bisa membunuh tanpa ampun kalau perlu.
--------​
Angel dan Ana duduk berdampingan dan tak berani berkata-kata. Ana sudah kubebaskan dari pengaruh VENOM-ku. Rupanya hanya aku yang bisa menetralisir racunku sendiri karena keunikan racun yang kusuntikkan. Arthur duduk di sofa yang sama tetapi lebih ke pinggir. Ia duduk dengan kaki rapat dan tegang. Ng?
Mereka semua mendengarkanku yang sedang berbicara dengan mamaku lewat Video Call. Wajah mama sangat suram dan kacau. Mata dan pipinya basah oleh air mata. Ia berkali-kali mencium layar HP-nya untuk menciumiku. Di belakang mama ada Putri dan Dewi yang menenangkannya.
Mama memintaku agar segera pulang tak perduli apapun yang sedang kukerjakan sekarang. Ia membuatku berjanji bahkan bersumpah kalau aku akan segera pulang.
--------​
“Hentikan semua pencarian GOD MAESTER CORE itu…” kata papa.
“Tidak bisa, pa…” jawabku pelan.
“Hentikan semua pencarian GOD MAESTER CORE itu!” kini ia berseru kuat. “Apa kau tidak liat… bagaimana mamamu menangis seperti itu? Selama menikah dengannya… belum pernah ia menangis seperti itu… Waktu kakek dan nenekmu dulu meninggal… orang tuanya sendiri meninggal… tidak seperti itu dia menangis… Kau lihat betapa sedih mamamu…” kata papa.
Benar juga. Waktu kakek dan nenekku meninggal dulu, waktuku masih kecil, aku juga melihat mamaku menangis. Tetapi melihat rengekan ketiga anak kembarnya yang masih kecil-kecil, ia bisa menghibur kami dengan senyumannya yang indah.
Aku hanya bisa diam.

========
QUEST#09
========​

Tanggal 01 Desember adalah hari sangat damai sekaligus menyiksaku. Hari yang penuh dilema. Hari yang begitu mengambang. Semuanya berjalan dengan sangat pelan. Aku seperti berada di kecepatan MARVELOCITY. Aku bergerak dengan sangat cepat dan semua melambat.
Aku bisa melihat kepakan sayap seekor lalat yang melintasiku. Titik air hujan kala gerimis turun siang ini. Putaran velg sepeda motor yang ngebut di jalan raya untuk menghindari hujan.
Hanya memandangi ramainya siswa SMU-ku yang keluar dari kelas karena waktunya pulang. Kupandangi dari jendela dimana mejaku berada. Canda beberapa teman-teman yang membicarakan rencana mereka sepulang sekolah. Langkah lambat seorang kutu buku yang membaca buku tebal yang tidak ada di dalam kurikulum. Lalu suara-suara mencari perhatian beberapa siswi cantik yang menggosipkan berita infotainment.
“Woi!” sergah Putri yang menyenggol lenganku. Dia duduk di samping bangkuku yang kosong. Dewi duduk di atas meja sambil bergoyang kaki.
“Ah… Kalian… Gak bisa nolongin aku…” kesalku pada kedua saudari kembarku ini.
“Gimana kami bisa nolong kalau keadaannya seperti ini, Satria sayang… Mama nangis aja sudah kaya kau sudah jadi bangke… Aku baru tau kalau kau anak kesayangan mama…” kata Putri baru tersadar.
“Iya… Mama nangis terus… Dari pagi sampai malam… tengah malam sampai pagi lagi… Kami ini yang repot, Sat… Kami mengubek-ubek semua fasilitas OSSR… Sampai yang ada di tengah hutan juga kami samperin… Gimana kami gak jadi khawatir?” kata Dewi.
“Tinggal empat ZODIAC CORE lagi, loh?” kataku dengan mengacungkan empat jariku.
Keduanya hanya bisa mendesah. Lalu menggerutu.
“Eh… Ngomong-ngomong… masih sakit, gak?” tanya Putri menyandarkan sikunya di bahuku. Wajahnya mendekat, agar aku menjawabnya dengan jujur.
“Pantatku? Gak!” jawabku ketus.
“Itu, kan resikomu sendiri… Kau kan tau sendiri resikonya…” kata Dewi terus menggoyangkan kakinya.
“Itu dia!” kataku. Muncul lagi si lampu ide itu.
“Apa? Apa itu?” kata Putri penasaran. Aku keluar dari meja dan kursi belajarku melewati Putri begitu saja. Tas sekolahku kutarik begitu saja juga hingga membentur Dewi yang duduk di meja. Keduanya mengeluh sakit.
 
Baru :baca: sampai kelar... :kentang:nya emang :mantap: suhu :jempol: dah buat suhu ryu... Tar malam kelarin :kentang:nya suhu... Hehehehhe makin :semangat: nech nunggu update tar malam... Apa yg akan terjadi sama satria, bisakah satria menghadapi 2pimpinan ossr itu... Tunggu jawabanya nanti malam... Chiaooooooo...

setelah :baca: update kali ini pasti mengerti.
 
Ron+Buana aja yg fight sama Cyrus+Guithberg
 
Kentang suhu, mendingan dilanjut aja jangan biarkan kaum tanpa pasangan makin tertindas :stress:
 
Bimabet
Ahhh saya curiga nih kalo si suster cantik susan adalah core istimewa satria yang ke 3.... :bingung:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd