Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rahasia di Dalam Rahasia

wuaaaaa...mantaaappp...
tengkyu suhuu updet ny....sangat mencerahkan....
 
10 Hari setelah Perkawinan Feni. Hari ini Sabtu, Di Bulan Desember ini. Masih menyisakan beberapa kejadian, Meskipun dilanda musibah Notebook Hang, Aku berusaha dan akhirnya On juga.

Sabtu Sore, karena tidak mendapat Jatah Nribun karena sold Out, Aku habiskan waktu menonton TV di warkop. Selesai nonton jam 6 lewat sedikit, mulai chat yang pernah aku antara Aku dan Lilik, yang minggu2 lalu sudah sama sama memberikan Wa. Aku mulai chat.
Aku: "Test?" Beberpa saat di balas.
Lilik: "Iya mas, lagi gak sibuk ya?"
Aku: "Iya, kamu sibuk?"
Lilik: "Enggak mas, mas lama banget ya balas chat ny?"
Aku: "Yang kapan hari itu?"
Lilik: " Iya, "
Aku: "Gak papa lagi gak ada kuota"
Lilik: "Mas jadi kesini? oh ya mas, Aku di perbolehkan sama Sri kita berhubungan, Sri ngijini kok"
Aku: "Lha trus. . . . .?"
Lilik: "Kapan di acarain?"
Aku: "Aku gak ada tempat, kalo mau kamu yang cari?"
Lilik: "Hotel kan banyak mas?"
Aku: "Gak pernah booking e"
Lilik: "Oalah, aku juga gak pernah mas?"
Aku: " trus bagaimana?"
Lilik: "Di rumah sini aja mas, tp Malam ya jam 7 an gitu bagaimana?"
Aku: "Kapan?"
Lilik: "Besok, minggu?"
Aku: "Ok aku usahakan, kamu kasi apa?"
Lilik: "Semua mas, aku pingin ngrasaain, sudah lama ini gak di naikin!!!!!"
Aku: "Ya , iya, aku usahakan, Dadamu mantap loh!!"
Lilik: "Ah mas bisa aja? hanya badan gede tergolong gmuk aja mas, makane keliatan gede"
Aku: "BH gede donk?"
Lilik: "Malu mas,"
Aku: "Kenapa malu, kan sudah direncanain?"
Lilik: "Hanya 40 mas ,"
Aku: "Wah seberapa tuch"
Lilik: "Ya segini aja,"
Aku: "ya wes tunggu besok ya, Aku paling suka BH Hitam loh?"
Lilik: "Ya nanti aku beli mas buat mas, dah dulu ya mas , mau jemput anak, mau isya"


Tanpa membalasnya, kini sepi lagi tak ada chat yang masuk lagi. Kecuali dari Sri yang memang sengaja tidak aku balas. Karena tau sendiri lah resiko sangat sangat rawan. Persahabatan bisa kacau kalo akhirnya ketahuan.

Aku kembali kekost sampai di kost terlihat Yang punya kost sedang mengecek entah apa. Aku nyelonong saja tanpa menghiraukannya. karena sekali lagi sangat beresiko karena jika dia sampai jatuh hati bisa gawat. Sengaja beberapa hari no chat dan komunikasi. Sengaja menghindar, mungkin para pembaca ada yang pro dan kontra antara maju dan tidak, sekali lagi jika para pembaca jadi saya pasti di hindari, resiko jatuh hati pada target sangat besar mengingat yang punya kost tak pernah sekalipun berhubungan serius apa lagi menjurus ke hal berbau SEX.
Mungkin sekitar 30 menit ada chat masuk dari yang punya kost.
Mb Kum: "Kamu hbis dari mana?"

karena memang aku cuekin tadi sehingga dia yang tidak betah. Aku mulai chat dengannya.

Aku: "Habis cari Cewek"
Mb Kum: "Pacar gitu maksud kamu?"
Aku: "Iya"
Mb Kum: "Dapet,?"
Aku: "Iya,tapi bayar alias cewek bookingan"
Mb Kum: "Lah kok seperti itu?"
Aku: "Ya gpp kan dia jual diri"
Mb Kum:" Ini di jual laku gak?"
Sambil kirim Gambar

Aku: "Mang di jual ya?"
Mb Kum: "Hehehehehe, gak ?"
Aku: "Gak apa?"
Mb Kum: "Gak berani"
Aku: "Oh gitu ya? ya udah aku mau beres kamar dulu berantakan"
Mb Kum: "mmmm mau ngapain atau habis ngapain? kamu gak ambil jatah?"


Karena lagi beres beres kamar + lipat baju aku gak respon dia, selesai beres beres aku keluar. Melihat keadaan malam minggu yang amat sepi. "Tuben area sini sepi?" batinku. Dari sudut kost terlihat penghuni kost lain, tepatnya tetangga kost. Hendro namanya, sedang santai.
( Oh ya sampai lupa , sebelum ke tahap lanjut sedikit cerita untuk, kost di tempatku berisi 8 kamar semua penuh ada yang sudah menikah dan ada juga yang jomblo, untuk yang sudah menikah letak kamar berada di sebelah selatan sedangkan yang blm ada di utara, yang sudah menikah ada 3 orang, salah satunya mas hendro)
Karena lagi kosong mas hendro juga sedang santai dengan anak dan istrinya di teras kost. inginnya kesana tapi karena kurang akrab jadi aku tetap santai sambil menikmati asap rokok. Sebenarnya untuk yang sudah keluarga ini orangnya banyak yang tertutup entah sengaja atau memang kurang pergaulan sehingga ketika ketemu atau apapun hanya tersenyum saja, Terlebih Aku juga tertutup pada yang sudah keluarga, karena yang sudah berkeluarga ini sudah terkenal dimana mana, bukan nama atau keahliannya tetapi masalah hutang piutang di toko, Maka dari itulah aku juga tertutup.
Untuk keluarga mas hendro ini aku kurang paham karena dia baru saja menempati kost, mungkin sekitar 6-8 minggu. Mas hendro akhir akhir ini jika aku lihat sering bertemu di warung dengan suami Bu Ratih, entah satu tempat kerja atau teman biasa atau juga teman main nya, Aku kurang paham karena tidak ingin mengikuti urusan mereka. Begitu juga dengan Bu Ratih, aku tidak mau berhubungan karena ujung2 nya pasti hanya masalah ekonomi saja.

Jam menunjukkan 7 lewat 40 menit. Aku masih di teras, membuat kopi sendiri dan masih menikmati asap rokok. Hp berdering nada pesan masuk. Ternyata anak Bu Rohmatin, anak penjual nasi langganan satu wilayah dengan Sri, Feni dan Lilik. Aku lihat pesan berisi "Mas besok kalo tidak repot kata ibu di suruh ke warung, Bantu benahin warung atap bocor sekarang musim ujan gede gedenya" aku hanya membalas "Tak usahakan besok, tapi tidak janji". Hmmm ada ada saja paling juga mau itu. Beberapa saat hujan turun meskipun tidak begitu lebat. Aku masih memaikan Hp melihat beberapa status update terkini. Tiba tiba ada WA masuk dari lilik.

Lilik: "Mas bisa nolong aku, Gawat?" haduh ada apa lagi ini, Kalo sudah chating selalu ada saja yang membuat repot. Aku membalas nya.
Aku: "Ada apa?"
Lilik: "Mas Listrik rumah padam, bisa bantu gak? kasian anak ku mas?"
Aku: "Di situ kan ada orang tetangga atau siapa gitu?"
Lilik: "Nggeh ada mas, tapi Sikring putua mau beli dimana malam malam hujan pula?, Tanya Sri katanya Johan juga gak dirumah, jadi siapa yang bantu?"
Aku: "Haduh repot e, Sini juga Hujan, Suamimu kan bisa!!!"
Lilik: "Lagi gak dirumah sudah, Ayo lah mas plissss, bantu ya nanti aku bayar mas, biaya bensin sama tenaga mas?"

Apes banget hari ini, Sudah malam jelas sampai sana malam. Karena aku kasihan dan gak tega lihat kosndisi seperti ini akhirnya aku ganti celana 3/4 dan kaos, beserta jas hujan bersiap OTW ke toko elektronik membeli Sikring dan kerumah Lilik.
Aku balas.
Aku: "Ya ini mau kesana tunggu ya Sabar, Rumahnya jalan kemarin kan deket sela rumah Feni?"
Lilik: "Aduh mas makasih banyak sebelumnya, iya mas, cat warna Orange, Aku tunggu, ini di teras sama anak ku"


Aku berangkat walau hujan, mungkin para pembaca males kalo kondisi hujan, seperti ini berangkat kesana, selain jauh juga jalanan gelap kurang penerangan. Sampai disana Aku parkir naik ke terasnya, Kondisi memang sangat gelap. baru sampai aku langsung tanya letak Sikringnya, Setelah aku pasang dan aku test nyalakan MCB nya, dan Jreng. . . . nyala seperti semula, Aku lihat anak nya sudah tidur di pangkuan Lilik.
Aku: "Sudah nyala"
Lilik: "Makasih mas merepotkan sekali, aku mau naruh anak dulu di kamar, mas duduk saja, tak buatin teh biar hangat"
beberapa saat dia datang membawa nampan dan sebuah teh hangat. menaruh teh di meja dekat aku duduk. Aku baru tersadar kalo dia sudah berganti daster dada rendah dan mulai otak mesumku nyala. Karena tidak akan buru buru aku alihkan pembicaraan.

Lilik: "Di minum mas teh nya, maaf ada teh saja!!!"
Aku: "Iya gak papa,"
aku meminumnya rasa hangat mulai menjalar karena memang posisi dingin.
Aku: "Di rumah berdua saja kah?"
Lilik: "Iya mas, tiap hari juga gini!"
Aku: "Itu apa?"
Lilik: "Oh itu Rotan mas, buat kerajinan tangan"
Aku: "Buat apa?"
Lilik: "Ya itu pekerjaanku, kerajinan tangan. Nambah penghasilan. nunggu gaji suami juga gak tentu, jarang pulang pula, buat keperluan sehari hari"
Aku: "Oh gitu, mang pengepul di mana?"
Lilik: "Ada di desa seberang , tiap hari diantar"
Aku: "Berapa upah nya? Sampai di antar segala?"
Lilik: "Upah standart saja cukup buat makan aku beserta anakku"
Aku: "Ngomong-ngomong uang suami kemana kok sampai kerja begini?"
Dia terdiam.
Aku: "Maaf kalo aku mencampuri urusanmu"
Lilik: "gak papa kok mas Byasa saja"
Aku: "Yaudah sudah malam aku balik dulu ya?"
Lilik: "Masih ujan lo mas"
Aku: "Ya gak papa besok kan kesini lagi, jadi gak besok?"
Dia tersipu malu. lalu mengangguk kepalanya.
Aku: "Aku juga mau istirahat dulu, kamu juga, oh ya ini sedikit rejeki, buat beli besok ya."
Lilik: "Gak usah mas, aku ada"
Aku: "Gak papa"
Lilik: "Yawes mas makasih ya, besok tak kasi kok hehehehe, aku juga sudah lama"


Aku berdiri dan meninggalkannya, karena kondisi hujan. Dan penerangan sangat minim, aku berjalan pelan menaiki sepeda. Sampai di kost sudah malam sekitar hampir jam 10 malam. Sambil bersih bersih dan berganti pakaian, Aku lantas ke kamar mandi sekalian mencuci baju yang barusaja aku pakai.
Ketika aku mencuci aku melihat Mas hendro keluar dari kamarnya, sepertinya akan berangkat kerja shift malam. Selesai mencuci dan mengeringkan di sudut kamar mandi aku kembali ke kamar dan beristirahat.

Pagi hari Minggu sedikit cerah. Aku bangun terlalu pagi. Masih dengan sedikit malas malasan bangun mandi dan ganti baju. Selesai kegiatan rutin, Aku melihat Mbk Kum keluar menyapa ku melempar senyum. Tanpa kata kata aku melihat sepertinya dia mau rekreasi dengan keluarga besarnya yang letak agak jauh dari rumahnya. Aku melihat ada kendaraan roda 4 parkir depan rumahnya, ya benar saja. Mbak Kum mau pergi entah kemana. Karena hari minggu banyak yang pulang penghuni kost selain aku dan keluarga Mas hendro dan sebelahnya. Aku pagi itu bergegas untuk mandi dan mau menjemur pakaian yang aku cuci semalam, Selesai mandi berniat mau menjemur aku barusaja melihat istri mas hendro menaruh pakaian kotor di bak, sepertinya ingin mencuci baju. Karena aku belum kenal dengan keluarga satu ini, atau kah aku memang aku yang rada cuek sehingga aku tidak mengenal namanya. Karena mungkin aku kurang kerjaan atau sekedar iseng aku melihat sedikit ukuran BH yang mau di cucinya, sedikit toleh kanan toleh kiri aku lihat ukuran nya ternyata 34 "tapi kok lebar ya cup nya" dalam hati. Karena takut ketahuan dan hanya iseng saja segera aku meninggalkan tempat itu dan berganti pakaian bersiap siap OTW ke rumah lilik. Karena sebelumnya sudah janjian hari ini.

Tepat jam 7 Aku berangkat ke Rumah Lilik, Sampai disana aku disambut beserta anaknya. Karena sudah di tunggu kami makan bersama. Selama acara makan bersama mataku tak lepas dari pandangan dadanya 'hmmm dia sepertinya sudah mandi" dalam hati. pakaian daster ala ibu rumah tangga yang siap di telanjangi. Selesai makan lilik menyuruh anaknya bermain, lalu aku dan lilik duduk di ruang tamu yang di dalamnya banyak tumpukan pekerjaannya.
Lilik: "Mas beneran hari ini kita gituan?"
Aku: "Kamunya bagaimana?"
Lilik: "Ya gak papa aku juga sudah mandi mas mumpung sepi, oh ya tadi pagi pas belanja aku juga sudah beli pesanan mas, BH Hitam kesukaan mas,"
Aku: "Makasih ya sudah di turuti, kamu pengertian"
Lilik: "Iya mas aku kasihan sama mas soalnya habis di tinggal sama tetangga depan sana"
Tetangga depan yang di maksud adalah Feni.
Aku: "Gak papa kok, sudah aku hilangkan, semenjak lihat itu" Sambil nunjuk dadanya.
Lilik: "Ah mas ini bisa aja, Mas kalo gitu mas ganti dulu ya, nanti aku kesini lagi mas tunggu"
Dia berdiri dan meninggalkan ku. Kira kira 15 menitan tepat jam 9 pagi dia keluar masih mengenakan Daster tapi beda sepertinya baru, Dia duduk lalu berbicara.
Lilik: "Mas ayo, oh ya jangan kaget mas kalo aku gak pake CD soalnya dah basah" Sambil malu. Tanpa ku jawab aku berdiri dia juga berdiri aku mengikutinya masuk ke dalam kamar yang sedikit kurang penerangan. Awal mula Ciuman bibir ku bertemu dengan bibirnya, walau agak kaku tetap kunikmati sampai ada bunyi " Cup cup cup sruppppp" Sambil tangan mulai meremas Dada nnya yang pernah aku tanyakan 40 size nya.
Lilik: "Mas bajunya di buka semua mas, nanti kusut"
Aku mulai melepas baju dan celana tinggal CD saja tanpa aku duga dia menunduk. Lalu memasukkan Alat kelamin ke dalam mulutnya, sungguh nikmat rasanya sampai ngilu di buatnya.
Lilik: "Mas capek"
Aku: "Ayo berdiri"

Aku kecup kembali bibirnya meremas dadanya. Dia melepas dasternya hingga terlihat BH hitam yang menutupi Dadanya. Aku remas aku ciumi daging empuk dadanya aku gesek dengan kumis dia kelonjotan. Aku raba bagian bawahnya, dan benar dia tanpa CD terasa sekali Rambut lubangnya lebat dan hangat lengkat sekali. Aku pelorotkan tali BH nya lalu aku sedot dada kirinya, "Oh mas . . . .. . . terus" Karena keenakan dia tiduran di atas kasur aku menyusul menaiki nya, ciuman bibir dan pipi aku ulangi lagi. Ku arahkan kecupan ke puting menonjolnya, Tanpa di suruh tangan kirinya mencari Alat kelaminku menggesekkan pada lubangnya, "Hmmm sudah gak kuat dia" batinku. karena lubang sudah sangat basah dan kurasa cukup aku arahkan alat kelamin tepat pada lubangnya, tanpa kompromi aku langsung masukkan sepenuhnya dibarengi remasan kedua dadanya di tambah kecupan bibirku pada bibirnya, dia agak menghindar atau mau ingin bicara karena sudah mentok dan tak ku gerakkan. Hanya suara " mmmmmmm mmmmmm mmmm " yang keluar di sela bibir. Aku lepas kecupan sambil aku tanya
Aku: "Ada apa?"
Lilik: "Ih Mas jahat, langsung masuk saja mentok pula"
Aku: "Lha trus, apa gini"
Sambil memaju mundurkan pelan pelan tapi pasti
Lilik: "Mmmmm oh mas . . . ih nakal. . .. . . Ah. . . . Mengejut dan mencengkram keras sekali seperti mengurut dia ingin melepasnya. Tanpa sela aku masukkan mentok kembali.
Lilik: "Ih. . . . mas aku keluar loh barusan"
Aku: "Cengkraman mu kuat sekali?"
Lilik: "Hmmmmmmm, ayo mas aku capek, aku gampang capek kalo ginian"
Sambil memejamkan mata. Aku ulangi lagi menusuk pelan dan pasti hanya desahan nafas nya entah berapa kali tusukan dia kelonjotan lagi, tanpa aku berhenti aku terus menggenjotnya, karena sudah lama sekali aku tidak bermain dengan Lubang. Aku hanya bertahan kurang dari biasanya posisi di atas. Aku merasakan ada yang mau keluar aku percepat tusukan sampai berbunyi "Plok plok plok plok" serta deritan ranjang.
Aku: "Di luar atau di dalam?"
Lilik: "Oh . . . . mas aku capek sudah keluar banyak, Ampun mas. . . . enak?"
Aku ulangi bertanya
Aku: "Di dalam atau di luar?" Tanpa menjawabnya dia memejamkan mata cengkraman begitu kuat. Aku tak tahan dan "Ah. . . " tusukan terakhir mentok masuk dia memegangi pantatku dan menjepit keras Alat kelamin ku serta desahan " Ah. . . . . . .". beberapa saat aku ingin mencabutnya, dia menahan "Sebentar mas, biar aku rasakan bentar lagi" hingga keluar sendiri. Aku tiduran di samping kirinya sambil masih memegang Dadanya.
Lilik: "Mas makasih ya, maaf hanya sebentar gak bisa lama, maklum sudah beberapa hari/bulan aku lupa mas rasanya"
Aku: "Iya gak papa kok aku juga gak bisa lama, soalnya. . . . ."
Lilik: "Hussst gak papa mas mas sudah termasuk lama di banding suami"
Aku: "Aku boleh foto gak? buat kenangan?"
Lilik: "Jangan mas jangan sekarang kapan kapan saja , kan bisa kita ulangi"
Aku: "Yaudah gak papa"
Lilik: "Mas maaf ya bukannya ngusir tapi aku banyak kerjaan , untung mas pagi kesini jadi bisa ginian"
Aku: "Trus kenapa? mau kerja ta?"
Lilik: "Iya mas barang mau di ambil nanti sore"
Aku melirik jam dinding kamarnya jam 10 lewat 40 menit.
Aku : "Yawes gak papa, aku tak bersih bersih dulu, makasih ya" Sambil cium bibirnya.

Aku berdiri dan membawa handuk dan mandi, selesai mandi aku berpakaian dan melihat Lilik sedang merapikan kamarnya. mengetahui ku sudah selesai dia menghampiri ku.
Lilik: "Sudah selesai mas ya?"
Aku: "Iya! Aku langsung pulang kah ini"
Lilik: "Iya mas keburu ada yang tau dan biasanya anak ku habis ini pulang, nanti bisa bisa di tanyain tetangga repot nanti, Maaf ya mas yang penting udah kan mas"
Aku: "Iya makasih ya, ini buat tambahan"
Aku kasi uang 100 rb.
Lilik: "Loh gak usah mas, nanti kan gajian aku"
Aku: "Gak papa buat tambahan"
Lilik: "Makasih ya mas"
Aku : "Akun pulang dulu ya
Sambil mengecup bibirnya.
Lilik: "Iya mas, hati hati makasih, jangan kapok ya mas"
Aku: "Pastinya kangen hehehehe"


Aku keluar dari rumahnya, lalu mengendarai sepeda ku untuk menuju kost. Di tengah perjalanan Hujan turun dan sialnya tidak membawa Jas Hujan. Terpaksa menembus hujan tanpa jas hujan. Sampai di kost Adzan berkumandang tanda sudah semakin siang, walau hujan turun agak gelap langit. Lalu aku berganti pakaian , lalu tiduran sambil bermain HP entah berapa lama aku tertidur. Karena cuaca memang sangat cocok untuk tidur. Bangun sore sekitar Jam 2 lewat aku duduk santai di teras sambil merokok. Santai dan baru ingat "Oh ya kemarin kan cuci baju, Aku jemur apa gak ya? lupa Aku" dalam hati. Sambil masih merokok aku berjalan ke belakang mencari cari pakaianku yang aku jemur kemarin. Kesana kemari tidak ada "Siapa yang beresin ya? pasti ada sesuatu nich, kalo gak Bu Ratih ya Mbak Kumairo" aku biarkan saja toh nanti juga bakalan ada yang ngasi tau. Karena lagi kebelet Buang hajat lanjut saja ke WC yang bersebelahan dengan kamar mandi. Lagi asyik- Asyiknya Boker, terdengar bisik bisik sepertinya Suara istri Hendro , apa yang sedang di lakukan mungkin mau mandi tapi suaranya agak terkesan habis menagis alias masih sesunggukan. Karena gak ada kepentingan aku biarkan saja dan buru buru aku selesaikan kenikmatan Boker ku.

Ketika aku keluar ternyata Istri hendro sedang mandi di dalam , Tapi kenapa mandi dan ada sesunggukan sepertinya benar menangis, hmmmm karena aku tidak ingin mencampuri urusan orang akhirnya aku putuskan untuk pergi kembali ke kamar. Cuaca masih saja gerimis di minggu ini. Di dalam kamar sedang santai menunggu jam Ashar mau mandi dan berencana mencari makan sore sambil lihat ABG ABG yang bergaya berlalu lalang di jalan Raya.

Sore tiba waktunya mandi, membawa alat mandi serta pakaian ganti. Selesai mandi menuju warung untuk makan walau agak gerimis tancap saja karena lapar. Selesai makan tak kutemui ABG satu pun ( Memang saja karena hujan hehehehe) Ketika mau kembali ke kost tepatnya agak sore menjelang mahrib aku punya filling bungkus 1 nasi, aku lakukan saja untuk bungkus 1 nasi ku bawa ke kost. Dalam perjalanan pulang aku berfikir " Nasi ini buat sapa ya, ngapain juga aku bungkus, kan sudah kenyang?" batinku. Sampai Kamar kost aku letakkan saja di meja, Tanpa memikirkan untuk siapa. Mahrib sudah lewat aku santai di teras sambil merokok. 5 menit kemudian ada sosok wanita yang aku yakini istri hendro sedang menuju ke kamarku bersama anak nya yang kira kira sudah memasuki Taman Kanak-Kanak. Aku baru mengetahui namanya Isty setelah berbincang- bincang.
Aku: "Ada apa Mbak? tumben?"
Isty: "Anu mas mau tanya, yang Jualan nasi murah dimana mas ya, saya sama anak belum makan suami belum tau pulang jam berapa?"
Aku: "Oh di sana tapi ujan, oh ya mbak kalo mau tuch di meja ada 1 bungkus tadi saya bungkus, Mau?"
Isty: Diam saja
Aku: "Gak usah sungkan nich"
Sambil aku berikan
Isty: "Makasih mas merepotkan, saya bawa ya mas, Oh ya nama mas siapa?"
Aku: "Panggil saja Awan"
Isty: "Aku isty, ini anak ku Bagas"
Aku: "Oh ya salam kenal semua"
Isty: "Aku bawa ya mas makasih"
Aku: "Iya sama sama"

Setelah dia meninggalkan ku aku baru tersadar tadi sore dia kan menangis, kenapa aku gak tanya. Hmmmm udah lah kapan kapan saja, toh juga sudah kenal. Menurut penilaian ku tadi sekilas Ok postur lumayan hehehehe. BH jelas 34 sesuai yang aku lihat tadi pagi. Hmmmm Mulai pikiran mesum merasuk. Karena suasana Agak dingin masih hujan aku putuskan saja untuk tidur merilekkan badan karena besok adalah senin. Senin identik dengan pekerjaan yang sangat super sibuk.


Sekian Maaf Lama update
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd