Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )

Haduh diadukin lagi deh emosinya.. duh duh duh jan suhu @123paijo ki pinter mengaduk perasaan.. penulis naskah sineron kah hu? Wkwkwk
 
Bagian VII


Tiga hari ini Raka bolak balik rumah sakit untuk mengantar jemputku. Tiga hari ini pula aku izin untuk tidak bersekolah pada wali kelasku. Sore tadi ibu telah pindah dari ICU ke ruang perawatan, alhamdulilah.

Pukul delapan malam, aku bergegas ke lobby rumah sakit ini. Duduk di kursi panjang menunggu Raka datang.

" Mita ya.... "

Aku menoleh ke arah suara itu, sesosok pria dewasa tersenyum padaku.

" Lupa sama saya ? "

Lagi lagi ia tersenyum padaku. Aku mencoba mengingatnya, sepertinya aku memang pernah bertemu dengannya, tapi dimana aku lupa.

" Bali....Kuta....Cafe, ingat... "

Ia memberikan petunjuk sambil tersenyum.

" Boleh saya duduk.. "

"Oh.. silahkan pak.. "

Aku bergeser menjauh ke ujung kursi. Sempat kuperhatikan wajahnya. Ya Tuhan bukankah dia gank nya dr. Raffi. Ah ternyata kerudung ini tak mampu menyembunyikan diriku.

" Jangan panggil pak dong, kan saya seumuran dengan dr. Raffi "

" E... Iya om "

Aku mencoba bersikap tenang, walau perasaanku gamang. Ada satu lagi orang di kota ini yang mengenali rahasiaku.

Raka please cepat datang.

" Lagi bezuk atau lagi menunggu pasien "

" Ee.... menunggu om.. ibu saya dirawat disini "

" Oh begitu, kok saya nggak tahu ya.. "

Aneh banget, memang ada kewajiban saya memberi tahu anda.

" Sudah berapa lama dirawat disini "

Aku diam, malas menanggapi lelaki dewasa ini
.
" Lama sepertinya ya ... "

Lagi lagi aku memilih diam.

Lama, sebentar urusan anda apa, emang anda mau bayari biayanya.

" Eh maaf Mita saya pergi dulu, jemputan saya sudah datang. Hubungi saya kalau kamu butuh bantuan, nggak usah sungkan sungkan "

Ia kemudian beranjak menuju Pajero hitam yang baru datang, usai menyodorkan sebuah kartu nama padaku.

dr. Arman Maulana, MMRS, Direktur Utama RS Ultra Medika.

Pimpinan tertinggi rumah sakit ini.

Diam lama mempertimbangkan, akhirnya ku simpan saja kartu namanya, siapa tahu, di suatu waktu, aku membutuhkan bantuannya.



..........



" Udah lama menunggu "

Tanya Raka kepadaku. Diatas ninja hijau, kini kita berdua melaju.

" Enggak ah, baru juga lima menit "

Saat ini jam telah menunjuk pukul sembilan malam.

" Tadi usai latihan ada briefing dari manager, akibatnya kamu jadi menunggu lama, maaf ya "

" Santai aja Raka, selesaikan dulu urusanmu, lagian siapa juga yang menunggu lama "

Raka the most wanted cowok sekolahku. Ganteng, tinggi, tajir pemain basket lagi, paket lengkap dambaan kaum hawa sekolahku. Semuanya rela melakukan apa saja untuk sekedar mendapat perhatian darinya.

Aku yakin mereka semua, cewek cewek sekolahku pasti iri kepadaku, di bonceng Raka membelah kota, melaju berdua diatas motor ninjanya.

Ah.... beruntungnya diriku...

Apalagi sahabatku Sherly, ia bisa pingsan berdiri jika melihat kami berdua berboncengan seperti ini, hihihi.
Sherly, apakah setelah kejadian kemarin persahabatan kita akan tetap terjalin.

Sherly ampuni aku, telah membuat kemelut keluargamu.



............


" Loh kok kesini Ka "

Dengan santainya ia membelokan motornya ke perumahan yang berbatasan dengan gang menuju rumahku.

" Ke rumahku dulu "

" Serius, rumahmu disini "

" Iya lah "

" E.alah... nggak tahunya kita tetanggaan ya, kok dari kemarin kamu nggak ngomong sih, hihihi "


Cluster harmony ini terlihat nyaman dan asri. Tak heran jika semua unit rumah disini berpenghuni.

Di balik tembok pagar tinggi cluster ini, terdapat juga rumah rumah yang sesak berdempetan yang juga penuh berpenghuni. Bukan karena nyaman dan asri tapi karena tak ada lagi tempat murah yang bisa kami tinggali.

" Kok gelap dan sepi Ka, ortumu lagi pergi "

" Nggak, aku tinggal sendiri"

Tinggal sendiri,...... lalu ngapain dia ajak aku kesini, malam malam lagi. Mau nagih hutang, dengan apa, dengan tubuhku ini.

Degh......

Prasangka buruk itu langsung menyergapku.

Ceklek.. tek...

Pintu terbuka, lampu depan dan ruang tamu rumah berdesain minimalis ini kemudian menyala.

" Masuk Mit.."

Raka masuk rumahnya, menyalakan lampu lampu ruang yang lainnya.

Aku masih diam, ragu di depan pintu.

" Masuk Mit, ngapain masih di luar "

Prasangka yang menyelimuti membuatku enggan memasuki rumah ini.

Pasrah, apa yang terjadi terjadilah.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam, eh bentar aku ke kamar mandi, kalau pengin minum ambil sendiri "

.................


Rumah berharga 500jutaan, yang seharusnya nyaman, terlihat berantakan.

Bukan furniturenya melainkan baju, celana, sepatu, buku, kertas, tas dan entah benda apa lagi. Semuanya berserakan tak karuan.

Risih aku melihatnya.

" Serius Ka, ini rumah apa kapal pecah sih "

Teriak ku padanya.

" Apa, nggak dengar aku... "

Teriak Raka dari kamar mandi.

Kupunguti, ku pilah pilah kertas dan buku kuletakan di meja tamu kemudian beralih ke sepatu. Tidak lama, sebentar saja, kertas, buku, sepatu, semuanya sudah tersusun rapi.

" Woi ngapain kamu, taruh taruh .... besok bakal rapi sendiri itu "

" Rapi sendiri, emang kamu pesulap bisa membuat rumahmu rapi sendiri "

" Jangan Mita, besok pagi jadwal si mbak bersih bersih "

Kini aku bergerak memunguti baju, celana kaos kaki yang berserak di lantai. Sial ada sempak kotor lagi, ambil.. tidak ... ambil... tidak, akhirnya kulewati saja item itu, hihihi.

Aku telah bersiap dengan sapu ketika Raka kembali menghalangi.

" Udah Mit, kamu itu tamuku bukan inemku "

" Inem .. inem.. inem pelayan sexy maksudmu, ngeres juga otakmu ya Ka "

" Hehehe, bukan begitu Mit, kalau ini kamu kerjakan kan rugi aku membayar si mbak yang bersih bersih "

" Seminggu sekali ya mbaknya bersih bersih rumah ini "

" Iya, biar irit, hehehe "

" Raka .. Raka.. kamu itu ternyata, cowok yang jorok, mesum dan pelit. Nggak malu apa sama gantengmu itu, minggir sana aku mau nyapu "

" Terserah deh, kamu ngatain aku apa, pokoknya please balikin sapu itu pada tempatnya, hehehe "

Aku mulai gemas padanya.

" Kamu bisa diem trus duduk di luar sana nggak sih !! eh... nggak ding, pungut dulu tuh... sempak kotor mu, lalu masukin ke mesin cuci, hihihi "

Tiba tiba aku ingat sempak kotor yang terselip di dekat nakas TV.

Panik, cepat cepat ia pungut celana dalamnya dan akhirnya sambil tertawa geli kuteruskan acara bersih bersih tanpa ada penghambat lagi.


............


Prasangka buruk yang tadi sempat menyergapku tidak terbukti, setidaknya sampai pukul sebelas malam ini.

Tidak ada tanda tanda Raka mencoba berbuat tidak senonoh padaku.


" Kamu bisa naik motor kan "

" Bisalah emang kenapa "

" Sepertinya aku besok nggak bisa antar jemput kamu "

" Trus hubungannya apa, aku kan bisa naik angkot, biasanya juga begitu "

" Jangan, malam malam naik angkot bahaya buat kamu "

" Bahaya apa, aku sudah biasa Raka "

" Nggak usah bantah, pokoknya jangan. Kamu pakai aja motor matic ku untuk wara wiri mu "

Dia beranjak berdiri, lalu kembali membawa STNK dan kunci kemudian meletakan itu didepanku. Aku terharu.


" Nah ini sekalian, bensin dan uang makanmu, kurasa segini cukup untuk satu minggu "

" Nggak nggak aku nggak mau yang itu "

Kugeser beberapa lembar uang merah itu kembali ke depannya.

" Sudah lah terima saja, apa sih susahnya menerima, selagi aku ada "

" Aku nggak mau, kamu kira aku nggak punya uang sendiri apa "​

Walau kecil, aku memang mempunyai penghasilan sendiri.

" Aku tahu Mita, kamu ngajar les pelajaran dan ngaji anak anak SD sekitar rumahmu, tapi bisa nggak sekarang kamu fokus dulu sama ibumu. Nanti kalau ibumu sudah sembuh silahkan aja kamu lanjutkan "

Aku terdiam, dari mana Raka tahu tentang kegiatanku.

Lebih dari itu, sebenarnya aku bingung, kalau uang ini kuterima, hutangku akan semakin banyak padanya..

Tapi nyatanya aku memang membutuhkannya.

" Udah lah Mita, intinya fokus dulu dengan ibumu dengan sekolahmu. Urusan anak anak tetanggamu itu di tunda dulu "

" Aku paham Ka, nggak usah kau ajari yang mana yang harus ku dahulukan "

Aku menunduk, pelan pelan mendung kesedihan menggelayuti diriku, lama lama semakin tebal semakin menghitam, berkumpul di pelupuk mataku.

" Terus apa Mita, masalahmu apa "

" Hutangku padamu sudah terlalu banyak Raka....... Aku nggak tahu cara bayarnya gimana ..."

Lirih, perih aku menjawabnya.

Tes.... tes....

Ku usap air mataku dengan ujung kerudung yang menyelimuti kepalaku. Please berhenti, mengapa air mata ini tidak mau berhenti.

" Ah..capek aku ngadepin cewek nangisan kayak kamu, tegar gitu lo, fight ngadepi semua masalah ini "

Mudah banget kamu ngomong seperti itu. Aku bukan kamu Raka, aku bukan anak orang kaya seperti kamu. Aku hanya anak pembantu.

" Udah udah nggak usah nangis, aku tahu kamu tidak mau merepotkan orang "

" Ok Jika kamu anggap uang dariku ini utang, kalau ada silahkan kamu bayar, kalau belum ada nggak usah dipikirkan, kalaupun kamu bayar nanti setelah kamu jadi dokter pun bukan masalah bagiku, clear "

Ia menggeser kembali lembaran uang merah itu ke depanku, lalu berdiri, beranjak pergi meninggalkanku.

Aku menangis, sendirian menangis tersedu, lama meratapi ke tidak mampuan ku.

Sampai kemudian kehangatan itu datang, kehangatan itu erat memeluk tubuhku.

" Mita kamu nggak sendirian, ada aku temanmu, aku janji selalu setia mendampingimu "

Semakin berderai airmataku mendengar ucapnya itu.



............

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd