Dari tempat makan, selanjutnya kami ke destinasi lainnya yg sudah kami sepakati, Caca ngajak ane ke bagian lain yang lebih tinggi yang Caca bilang bagus buat memandangi langit malam, jadi kami naik makin ke atas lagi, lalu keluar dari jalan protokol dan ngelewatin perkebunan teh gitu di kanan jalan, dan di kiri jalan sepertinya komplek villa elite atau weekend house yang terlihat sangat sepi, rumahnya besar2 tapi spt tak berpenghuni karna kebanyakan rumah terlihat gelap, dari komplek tersebut kita masih naik lagi ke atas dan jalanan mulai mengecil, lalu sampailah kami berdua di ouncak paling atas yang kanannya berupa kebun teh, dan jika maju lagi ane hanya bisa pohon2 pinus di pinggir jalanan yang menurun, Caca mengarahkan ane untuk belok kiri dan memarkirkan mobil ane di tanah lapang yang agak terhalan gundukan tanah yg membukit yang mungkin tingginya sekitar 3-4 meter yang membuat mobil tidak terlihat langsung dr jalan yang kami lalui karena terhalang gundukan tersebut.
Ane: “tau aja kamu Ca tempat begini, aku sih kalau gak sama kamu gak bakalan mau ke tempat jin buang anak begini, hahahaha”
Caca: “ini hidden gem tau, bagus banget viewnya dari sini, lihat kota ataupun liat langit, gak ada polusi cahaya jadinya bintang sama bulannya jelas dan terang bgt”
Ane lirik2 dr dalam mobil, emang sih langit sama lampu2 di kota yg terlihat kecil jadi keliatan bagus bgt, tapi tetep aja, di kanan gw hutan pinus, di kiri bukit dan jurang dan keliatan komplek villa yang jaraknya mungkin 200-300 meter, terus di belakang atau seberang jalan bukan pemukiman dan cuma kebun teh yang luasnya mungkin hektaran, cocok banget buat dijadiin landasan alien dan parkir Ufo, gak bakalan ketawan, hahahha.
Caca: “matiin aja mesin mobilnya”
Ane turunin kaca mobil setengah dan ternyata udaranya lebih dingin dari AC mobil ane, jadi ane ngikutin CacA untuk matiin mesin mobil.
Caca: “mau turun atau di mobil aja?”
Ane: “cobain turun deh, kalau berangin kita dr dlm mobil aja”
Ane dan Caca turun dr mobil dan berjalan ke arah tepi tebing, agak menyeramkan walaupun tebingnya gak lamgsung ke bawah tapi turunan yg di bawahnya merupakan kebun teh, dan kalau ane berjalan sedikit sptnya ada jalan kecil ke bawah untuk akses ke kebun teh, walaupun gak ada lampu penerangan sama sekali, disini lumayan masih bisa melihat sampai agak jauh dengan bantuan cahaya bulan, memang bener2 suasana yg baru buat ane, Caca merapatkan badan ke ane dan ane langsung merangkul Caca lu kita berdua duduk di gelondongan kayu yang tergeletak disitu,
Ane: “kamu kok tau2an sih ke sini, tau darimana?”
Caca: “tau dong, tapi gak sengaja, waktu itu aku nginep di salah satu villa di komplek itu” sambil Caca menunjuk ke perumahan yg tadi kita lewati
Ane: “ooh pantesan, sama siapa ke sininya?”
Caca: “eh, anu” Caca agak salah tingkah gak langsung ngejawab pertanyaan ane
Ane: “berani2an ke tempat ajaib begini, rame2?”
Caca: “enggak, itu aku dulu pernah sama… kamu tau kan?”
Ane: “sama siapa? Bella gak mungkin berani diajak tempat begini, hehehe” ane pura2 gak tau
Caca: “tapi kamu jangan marah ya?”
Ane: “loh kok marah, emang knp? Kan cuma nanya kamu kesininya sama siapa? Gak akan marah kok”
Caca: “cowok aku” Caca menatap mata ane dan dr wajahnya spt menunggu response ane spt apa
Ane: “mantan kamu kali maksudnya?” Ane menegaskan dan menunjukan raut kurang nyaman
Caca: “iya mantan aku, maaf” jawab Caca dengan nada lebih rendah
Ane: “oh iya, gapapa gak usah minta maaf, aku cuma gak mau aja kamu masih bilang dia cowok kamu, kan sekarang aku cowok kamu?!”
Caca: “Iya sayang, maaf”
Ane: “iya gapapa, btw ini kita mau di dalem mobil aja? Kayaknya enakan di luar, pemandangannya lebih jelas” ane mencoba mencairkan suasana
Caca: “iya, tapi di luar dingin bgt, anginnya kencang” jawab Caca meningatkan
Kita berdua keluar dari mobil dan berjalan ke arah tebing dan kita duduk di sebuah gelondongan kayu sisa pohon yang bekas ditebang. Lumayan romantis, pemandangan dari dataran tinggi dengan gunung sebagai pembatasnya, sejauh mata memandang ada perkebunan dan kerlap kerlip lampu kecil dari rumah warga, berduaan sama wanita cantik mempesona, saling rangkul supaya saling menghangatkan,
Ane: “enak juga liat pemandangan begini, damai”
Caca: “iya kan, bagus?” timpal Caca
Lalu ane menoleh ke wajahnya dan tanpa diatur kami berdua saling bertatapan, dan tanpa ada instruksi bibir kami berdua sudah saling bertemu, “smooch..smooch…smooch” suara kecupan bibir kami saling beradu, angin di atas bukit ini benar2 kencang, kami berpelukan semakin erat dan ane dapat merasakan toket Caca yang kenyal menempel di badan ane, tangan ane merambat ke dada caca dan meremas lembut dadanya dengan satu tangan “ummpph” Caca melengus terstimulasi sentuhan di toket kenyalnya, Caca semangin beringas menciumi bibir, dagu dan leher ane, “smooch.. Smooch..smooch, aahn, ummh” entah kenapa Caca agresif sekali, tangan kanannya sekarang mulai menjalar ke bagian persenling ane yang terletak diantara kedua paha, Caca mengelus2 batang yang sudah menegang ini dari luar celana, ane yang memang sudah tegangan tinggi karena perpagutan ditambah udara dingin ini masih tetap mengedepankan pikiran sehat,
Ane: “Ca, jangan disini, pindah yuk”
Caca: “kenapa?” Caca berhenti dari aktifitas menciumi ane
Ane: “Di outdoor begini apa gak ada orang lewat?” jawab ane khawatir
Caca: “Gak akan ada kok, ini bukan daerah pemukiman”
Ane: “aku malah lebih was-was, hehehe, udah ke mobil aja yuk, lagian dingin banget di luar sini” tanpa menunggu jawaban Caca, ane tekan tombol unlock mobil ane dan mengajak Caca masuk mobil, sebelum masuk mobil ane lihat sekeliling dan memang dari wiliayahnya ini cuma perkebunan teh di atas bukit, dan kalau ada kendaraan mendekat pasti cahayanya terlihat walaupun dari jarak 500 meter.
Ane: “di belakang aja sayang” ane menginstruksikan Caca untuk membuka pintu tengah mobil
Caca menoleh tapi tidak berkomentar apa2 dan membuka pintu mobil, ane masuk menyusul Caca dan wajah ane cuma 2 jengkal dari pantat bulatnya, ane tepok pantat kenyal itu sampai ada bunyi “plokk”, “Auch” sontak Caca kaget, “iih jail, sakit tau” protes Caca, “maaf, abisnya aku gemes banget sama pantat montok kamu”, lalu saat Caca akan mendudukan pantatnya ke jok mobil, dengan sigap ane merangkul pinggangnya dan mendudukan Caca ke pangkuan ane lebih dulu, Caca menoleh ke anelalu belum sempat mengeluarkan kata2 dari mulutnya ane langsung lahap bibir manis Caca calon tunanganku, “mmmh” Caca melenguh karena ane mencengkram kedua toket bulatnya dari belakang, Caca sepertinya memang mengajakku kesini dengan agenda ganda, karena sedari tadi ane ngerasa Caca sedang ‘on fire’, entah memang sedang horny atau karna dinginnya udara di luar serta kondisi sepi yang menyatukan kesemuanya, kami saling berpagutan satu sama lain, Caca sampai melahap mulut, bibir bahkan dagu ane pun gak luput dari lumatan atau jilatannya, shit hot banget dan sangat kentara Caca sedang horny, ane menyelinapkan kedua tangan dari bawah baju dan mengincar kedua toket Caca, ane turunkan cup BHnya dan meremas2 serta sesekali memilin2 putingnya, Caca semakin beringas dan meresponse dengan menggesek2an selangkangannya ke bagian selangkangan ane, ane membalikkan badan Caca agar kami berdua saling berhadapan, tanpa instruksi Caca membuka kancing bajunya,menurunkan bra cupnya dan menjejalkan payudara mulusnya ke mulut wajah ane, dengan sigap ane langsung julurkan lidah ane untuk menyambut toked bulat, kenyal, putih nan mulus serta puting kecil berwarna cerah itu, “sssshhhh aacchhh” Caca meringis mendapatkan sesasi jilatan di daerah sensitifnya, “ammm hmpf, smooch smooch, ammmh” suara ane melahap toket Caca yang entah sudah berapa kali netein laki2 sebelum ane, “aku makan ya sayang?” tanya ane sambil menatap Caca karna ingin melihat ekspresinya “iya baby, please” jawab Caca yang sepertinya sudah tidak bisa mengontrol dirinya, karena saat ini seluruh tubuhnya gelingsangan di pangkuan ane.
Ane: “Kamu horny banget sayang? Kenapa?”
Caca: “iya baby, aku sange sama kamu, kamu Hot banget, bisa nge-treat aku, aku gak sabar dikontolin sama punya kamu yang gede itu” sambil Caca mencoba meraba kontol ane yang sudah sangat ngaceng dari luar retsleting
Ane: “aku juga kepengen banget ngerasain memek kamu, tapi sabar ya, aku akan jadi milik kamu selamanya, kamu boleh masukkin kapanpun kamu mau.”
Caca nggak ngejawab tapi langsung menutup mulut ane dengan bibirnya dan melumati bibir ane, merogoh rongga mulut ane dengan lidahnya bahkan menjilati seluruh wajah ane, ane membalas dengan meremas2 toket Caca sembari sesekali memilin puting kecilnya, Caca menekan2 memeknya ke arah kontol ane yang sebetulnya sudah siap lepas landas namun masih terbungkus dibalut celana denim, sampai akhirnya Caca memeluk ane, menggoyangkan pinggulnya maju mundur dengan tempo semakin sampai mobil pun ikut bergoyang namun kami sudah tidak peduli sampai akhirnya Caca memeluk ane erat2 dan kepalanya berada di pundak ane “aah,aaah, aaah, ach aaach aaach aaacch sssshh mmmmpppffff aaaaaach”
Caca: “baby aku pipis”
Ane: “kamu sange banget ya, gara2 dikentangin aku tadi pagi?”
Caca: “iya, dari kmrn di kosan, aku kaget punya kamu panjang dan gede banget”
Ane: “ah biasa aja segini sih, kan mantan kamu badannya lebih gede dari aku?”
Caca: “tapi punya dia pendek dan lebih kecil baby, makanya aku penasaran”
Ane: “mungkin karena umur aku lebih tua aja kali sayang dari dia, hehehe”
Ane mengecup Caca dan membantunya merapihkan bajunya
Ane: “Sabar ya sayang, aku juga udah gak tahan, tapi aku udah janji sama diri aku sendiri”
Caca: “Yaudah cepetan ya, sah-in aku” jawab Caca dengan suara agak merengek
Ane: “Iyaa, yaudah pulang yuk” sambil ane bantu Caca merapihkan baju dan kerudungnya yang agak kusut karena “bergumul” dengan ane. Lalu kita berdua tanpa ada instruksi pindah ke kursi depan dan ane kembali ke kabin.
Ane: “aku ngerasa jadi laki2 paling beruntung di dunia semenjak ketemu kamu”
Caca: “dia mah gombalin aku melulu” Caca terlihat sumringah tidak bisa menyembunyikan saltingnya.
Ane: “ih beneran gak gombal”
Caca: “emang kenapa semenjak ketemu aku?”
Ane: “aku seneng banget soalnya kayak gak nyangka aja bisa mendapatkan perasaan kamu, bahkan bisa milikin kamu, kamu itu cantik, lucu, sexy, ah pokoknya paket lengkap deh”
Caca: “enggak sih, aku gak sesempurna itu, aku jelek, aku gak baik, justru aku yang beruntung dapetin kamu kak (tumben banget Caca manggil ane kak), kamu laki2 yang baik, dewasa, lucu, pokoknya aku nyaman banget di deket kamu, aku yang beruntung nikah sama kamu baby, nanti kita punya baby yang banyak ya, hehehe”
Ane: “Oh ya jelas, kayaknya making baby will be my hobby with you honey, hahaha”
Caca: “dasar, iya boleeh”
Ane: “Tapi seru juga ya sensasi barusan, make out di outdoor begini, jadi penasaran kalo ML di alam begini kek gimana sensasinya, heheh”
Caca: “Seru tau!” Caca menimpali “eh” lalu Caca seperti keceplosan dan agak salah tingkah
Ane: “Wih, kamu udah pernah ya Ca?” jawab ane pura2 tegar
Caca: “eeh… nggak, gak mau cerita takut bikin kamu marah” Caca menjawab dengan agak memelas
Ane: “It’s okay sayang, itu kan masa lalu, aku gak akan marah” jawab ane menenangkan Caca
Caca: “gak mau ah, takut kamu tersinggung, takut kamu jijik sama aku”
Ane: “Enggak apa-apa cerita aja aku pengen tahu sensasinya kayak apa Aku kan belum pernah, wah seru enggak?”
Caca: “Ya gitu” itu sambil Caca mengalihkan pandangan dariku.
Ane: “ gitu gimana? emang awalnya kamu ngapain?”
Caca: “ya awalnya biasa aja enggak ada niat, lagi liatin Sunset sore2, terus ya gitu, ngalir aja”
Ane: “sampe ML?” Tanya ane penasaran, sambil berusaha menjaga ekspresi agar gak menunjukan rasa marah atau cemburu yang berlebihan
Caca: “i..iya”
Ane gak tahan lagi dan ane langsung melorotin celana ane yang udah ngaceng gak karu2an karna cemburu dan horny sampai rasa2nya saking ngacengnya spt mau roket mau meluncur
Ane: “Oh baby kamu hot banget sih please please isepin punya aku”
Tanpa mengeluarkan jawaban dari mulutnya Caca membungkukkan tubuhnya dan menghampiri selangkangan ane yang berada ada di bawah setir, Caca melahap kontol ane dalam - dalam sampai hampir menyentuh tenggorokannya, Caca menaik turunkan kepalanya sampai terdengar suara “glk glk glk” dari mulut Caca yang tersumpal daging berwarna kecoklatan, Ane mencoba menggapai payudaranya yang sangat kenyal sembari meremasnya, Caca lalu mengeluarkan kontol ane dari mulutnya dan menjilati lubang kencing ane, saking gelinya ane sampai merasa badan merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki, permainan lidah Caca jg sangat luar biasa, kepala kontol ane disapu seluruhnya tanpa tersisa dan sekali-sekali Caca menjilati batang ane mulai dari pangkal bahwa di dekat testis sampai ujung palkon, ane bisa merasakan permainan mulut dan lidahnya benar2 membara, Caca setengah terpejam dengan lidah menjulur2 mengisyaratkan agar ane menjilatinya, tangan ane meremas2 toket Caca dan Caca juga bagaikan kerasukan menciumi dan menjilati mulut dan bibir ane “uuummhh, aaahn” desah Caca, karena sudah distimulasi sedari tadi ane ngerasa ada dorongan dari dalam yang akan menyembur keluar dari lubang pipis ane, ane angkat kepala Caca, mencium bibirnya dengan sangat bernafsu, serta menahan tangan Caca agar tidak melepaskan genggamannya dari kontol ane, Cacapun sepertinya sangat bernafsu mengocok kontol ane dengan genggamannya, “kocokin terus sayang, aku mau keluar, sssshhhhh aaaah” crooot… croot… croot
Ane ejakulasi dengan bantuan kocokan tangan Caca, dan ane gak mikirin itu peju ane muncrat kemana2 karena ane gak mau menginterupsi aktifitas kami berdua yang sedang seru2nya. Caca mengambil beberapa helai tisu dan membersihkan telapak tangannya dari lendir2 milik ane, ane merapihkan celana dan kembali menyalakan mobil ane, setelah itu ane nganterin Caca pulang ke rumahnya.