Final Chapter
(Jul-2020)
satelah beberapa hari update threat yang di id lama.
singkat cerita, ada orang yang mengetahui identitasku termasuk nomor hp ku yang mana aku tidak pernah membagikannya disini.
setelah cerita panjang lebar,
intinya si PK ini mau berhubungan seks denganku, tapi suamiku tidak langsung menyetujuinya lalu mereka mau ketemuan untuk berbicara langsung.
pertemuan itu tidak bisa di tolak karena dia tau alamat rumah kami.
setelah makan siang, suamiku berangkat untuk bertemu dengan si PK.
hp ku berbunyi saat ku buka, suamiku mengirimkan sebuah foto wajah seorang pria yang tidak ku kenal.
S; "ini dia yang mau ngeseks dengan sayang, kenal?".
A; "enggak kenal".
S; "jadi gimama? sayang mau?".
A; "aku takut, karena katanya dia orang sekitar sini".
S; "iya, katanya dia setuju sekali aja dan pakai caps".
A; "dia sendiri aja kan?".
S; "iya sendiri".
A; "yaudah, kapan?".
S; "malam ini?".
A; "dimana?".
karena tidak mungkin untuk kami menyewa hotel dikota ini, takut ada yang mengenal kami, akhirnya terpaksa dilakukan dirumah kami.
jadi malamnya dia beberapa kali ngechat menanyakan apakah sudah boleh datang?.
setelah anakku ngantuk dan aku mentidurkan nya sekitar jam 10, kami pun mengabarinya untuk segera datang.
tak lama kemudian dia benar-benar datang sendirian dengan membawa motornya.
didalam rumah dia lalu menyalami kami berdua.
"aku gak bisa lama-lama, langsung aja ya, udah kemalaman ini". kata si PK itu yang bahkan tidak sempat duduk.
suamiku lalu memintanya untuk mandi lebih dulu karena mencegah covid19, dia kemudian permisi untuk mandi.
A; "dimana buatnya sayang?".
S; "disini (ruang tv) aja".
A; "oh".
S; "oh iya, kasih dia handuk punya sayang yang baru".
aku pun kekamar mengambil handuk ku dalam lemari dan kuserahkan pada PK itu yang sedang mandi.
setelah itu aku kembali keruang tv dengan suamiku.
si PK datang dengan hanya melilitkan handuk di tubuhnya.
S; "ada caps nya kan?".
PK; "ada".
(dia mengeluarkan bungkusan kecil dari kantong celana yang di pegangnya).
PK; "jadi dimana?".
S; "disini aja".
PK; "kau?".
S; "aku disini juga".
PK; "ah, dikamar ajalah kami berdua".
(aku dan suami saling tatap-tatapan.)
S; "yaudah, jangan di kunci".
PK; "aman".
aku lalu bangkit dari duduk ku berjalan menuju kamar kami di ikuti oleh PK itu dari belakang.
didalam kamar, dia langsung menggantungkan pakaiannya di belakang pintu.
saat aku mau mengangkat anakku dari tempat tidur, dia melarangku dan membiarkan anakku tetap tidur diatas tempat tidur.
dia langsung bugil ketika dia melepaskan handuknya dan diserahkannya padaku.
dia lalu menekan bahuku kebawah hingga aku berjongkok di depannya.
burungnya yang sudah tegang langsung disodorkan nya kedalam mulutku.
ukuran nya hampir sama dengan milik suamiku, hanya sedikit lebih pendek.
saat sedang meghisap burungnya, aku dapat menghirup wangi sabun mandiku pada burungnya.
setelah puas, dia memintaku melepaskan pakaianku.
saat aku melepaskan pakaianku, dia terlihat mengeluarkan bungkusan kecil tadi dan menghampiriku.
diserahkannya bungkusan itu padaku.
"pasangkan" katanya yang lalu dia merebahkan tubuhnya atas kasur dengan kaki yang masih memijak lantai.
aku pun mengoyak bungkusan itu dan mengeluarkan caps itu, aku cukup sulit memasangkan nya karena burungnya terlalu pendek.
setelah berhasil, dia memintaku untuk naik keatasnya dan melakukan semuanya sendiri.
aku pun berjongkok diatas burungnya dan kuarahkan pada bibir vaginaku, setelah tepat perlahan aku menurunkan tubuhku yang membuat burungnya telah masuk kedalam vaginaku.
karena terlalu ditepi tempat tidur, aku memajukan tubuhku dan berpegangan diatas dadanya agar aku tidak jatuh kebelakang.
aku merasa dilema saat aku ingin dengan cepat menyelesaikan ini, tapi aku tidak boleh bergoyang dengan cepat karena hentakan nya dapat membangunkan anakku yang tidur ditempat tidur yang sama.
ditengah hubungan seks kami, dia berkata.
PK; "kami kagum dengan keliaran seksmu".
A; "kami?".
PK; "iya, para pembaca diforum".
A; "oh".
PK; "dan aku beruntung bisa menikmatin jepitan memekmu".
(katanya sambil tangan nya meremas payudaraku).
A; "ingat, ini hanya sekali".
PK; "aku ngga yakin".
(katanya sambil mencubit kedua puting payudaraku).
A; "aaaahhh".
aku pun menaikkan tempo gerakan ku setelah cukup lama aku 'menyetubuhi' nya dengan gerakan pelan.
dan benar saja, tak sampai 5 menit kemudian.
"aaahhh". desah nya serentak dengan kurasakan getaran didalam vaginaku menandakan dia telah sampai.
setelah itu dia memakai pakaian nya kembali lalu keluar dari kamar dan pergi.
setelah dia pergi dari rumah ini, aku keluar dari kamar dan membuang caps bekas dia tadi ke tong sampah di dapur.
S; "gimana? lancar?".
A; "iya, tapi gimana kalau dia nanti datang lagi?".
S; "kalau masih ngikuti aturan sih gapapa kan?, kan sayang gak kenal".
A; "iya sih, tapi aku masih takut".
S; "udah gapapa sayang".
kata suami yang lalu kami berpelukan didapur.
besok malam nya saat suamiku sudah berangkat kerja, dan saat itu sedang hujan.
PK itu kembali menghubungi nomorku.
PK; "bukain pintu, aku udah di depan".
A; "eh ngapain?".
PK; "bukain dulu, nanti ngobrolnya didalem, hujan nih".
aku pun keluar dari kamar dan membuka pintunya sedikit, tapi dia mendorong pintu itu dengan motornya hingga motornya masuk kedalam rumah.
PK; "duh, dari tadi di telpon gak ngangkat". (kata PK itu yang sambil membuka jaket nya yang basah).
A; "mau ngapain?".
PK; "mana suamimu?".
A; "kerja".
PK; "jadi tiap malam kau ditinggal sendiri?".
A; "mau ngapain sih?".
PK; "ok. aku mau yang kaya kemaren".
A; "kan perjanjiannya cuma sekali".
PK; "udah, turutin aja, kan kalian menikmatinnya juga, atau mau aku sebar aja ke orang-orang disini".
sesaat aku terdiam, dia lalu berjalan menuju pintu dan menguncinya, malam itu diluar sedang hujan deras.
PK; "gimana?".
A; "yaudah, aku kabarin suamiku dulu".
(dia buru-buru menarik tanganku).
PK; "gak usah, besok aja bilang".
dia langsung memelukku dan hendak mencium bibirku, aku menggerakkan kepalaku menghindar dari ciumannya yang membuatnya jadi menghujani wajahku dengan ciumannya.
"ayolah, gak usah malu, aku tau kalian juga menikmatinya juga". katanya yang lalu dia mendapati bibirku dan mulai memasukan lidahnya kedalam mulutku, dia memelukku dengan erat dan perlahan tubuhnya menimpahi tubuhku diatas sofa.
aku sebenarnya ingin menolaknya, tapi memang inilah yang di inginkan suamiku.
benar kalau suamiku memang ingin aku disetubuhi orang lain.
melihatku yang tidak lagi menghindar dia lalu menarik daster ku keatas hingga aku duduk, aku mengangkat kedua tanganku mempermudahkannya melepas pakaianku.
setelah terbuka dia langsung mendaratkan ciuman pada payudaraku dan menghisapnya bergantian.
aku merasakan dingin saat wajahnya menyentuh kulit dadaku, aku memeluk kepalanya membuat kepalanya semakin tertekan pada payudaraku.
setelah puas dengan payudaraku, dia kemudian berdiri dan melepaskan kemeja yang dipakainya.
"kamu bawa caps gak?". tanyaku.
dia lalu mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya sebuah bungkusan tipis, itu caps.
kemudian dia membuka celananya berserta cdnya dan terlihatlah burungnya yang sudah mulai tegang.
dia lalu menarik kepalaku menuju burungnya dan memasukkannya kedalam mulutku.
"ahh enak kali, hangat". katanya saat dia menekan-nekan kepalaku hingga bibir dan hidungku dapat menyentuh pangkal burungnya.
burungnya memang dapat masuk semua kedalam mulutku karena ukuran nya yang kecil.
setelah puas, dia lalu melepaskan genggaman tangannya pada kepalaku dan mengoyak bungkusan caps yang di pegangnya dari tadi lalu memakainya sendiri, setelah terpasang dia kemudian duduk lalu memintaku naik keatas pangkuannya, aku meraih burungnya dan mengarahkan pada bibir vaginaku, setelah itu aku duduk membuat burungnya masuk kedalam liang vaginaku.
aku berpegangan pada sandaran sofa dibelakangnya, sesekali burungnya terlepas dari vaginaku saat aku bergerak naik turun sehingga aku hanya bisa bergerak maju mundur saja.
lalu tak lama berselang dia mau berganti posisi doggy, masih diatas sofa yang sama dia menekan tengkuk ku kebawah lalu kurasakan tangan nya yang satu lagi sedikit mengangkat pantatku keatas.
dengan sekali dorongan burungnya kembali masuk kedalam vaginaku, dia menarik pelan burungnya hingga keluar lagi dari vaginaku, lalu kembali masuk dengan sekali hentakan. dia melakukan itu sampai beberapa kali hingga kemudian dia menyetubuhiku seperti biasa.
ditengah persetubuhan itu,
PK; "aku lepas aja capsnya ya".
A; "sshh ahh jangan".
PK; "kenapa?".
A; "aah ssshh" (aku tidak menjawabnya).
PK; "takut hamil?".
A; "he eh".
PK; "aman, asal kau mau telan, mau?".
A; "jangan, udah gini aja".
PK; "aku tembak dalam ajalah kalau gitu".
A; "jangan, gak boleh".
aku mencoba mengangkat tubuhku namun dari belakang dia menahan tengkuk ku dengan menekan nya agar tetap dibawah.
PK; "aku udah gak pake caps ini". katanya yang entah sejak kapan dia melepasnya.
PK; "mau telan gak?".
A; "jangan keluar didalam".
PK; "iya makanya telan mau?".
A; "iya".
PK; "iya apa?".
A; "iya mau".
PK; "mau apa?.
A; "iya aku mau telan sperma abang".
tiba-tiba dia menaik kan kecepatan nya dan beberapa detik kemudian dia melepaskan burungnya dati vaginaku lalu membalikkan tubuhku, dia mengkocok burungnya didepan wajahku.
kemudian semburan spermanya mengenai wajahku dan aku langsung melahap kepala burungnya agar semburan nya tidak mengenai wajahku lagi.
setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, aku melepas burungnya dari mulutku.
lalu mengambil baju dasterku untuk membersihkan sperma nya yang di hidung dan keningku.
setelah itu aku langsung beranjak dari sofa menuju kamar melihat keadaan anakku yang masih tertidur.
setelah itu aku kembali duduk disofa disebelah nya.
kami berdua masih bugil.
dia kemudian meraih celananya dan mengeluarkan hpnya.
PK; "udah jam 1 lewat".
A; "yaudah pulanglah sana".
PK; "masih hujan sayang".
A; "emang besok gak kerja?".
PK; "belum".
A; "libur?".
PK; "belum ketemu kerjaan sayang, udah urusan besok biar aja, laper nih, ada makanan gak?".
A; "enggak ada, nasi dan sayur udah habis".
PK; "ind*mie?".
A; "oh entah masih ada atau enggak".
aku memakai dasterku tadi kembali lalu beranjak kedapur menuju lemari, masih ada beberapa bungkus mie instan tapi bukan merk yang disebut nya tadi.
dia memintaku memasakkan untuknya 2 bungkus sedangkan dia menungguku di ruang tv.
setelah selesai memasak dengan lahap dia menghabiskan mie instan itu.
hujan diluar pun terdengar sudah mulai mereda, aku pun memintanya untuk segera pergi agar aku bisa kembali melanjutkan istirahatku, dia pun setuju.
"makasih nur atas pelayanan nya". ucapnya sebelum dia pergi membawa motornya.
paginya saat sedang sarapan dengan suamiku, aku menceritakan padanya kejadian tadi malam, suamiku hanya tersenyum.
setelah sarapan, suamiku memintaku untuk kembali istirahat dikamar.
sedangkan suamiku menemani anak kami bermain di ruang tv.
(skip).
akhirnya aku sampai beberapa kali berhubungan seks dengan si PK itu.
setiap hari PK itu juga rutin mengirim chat ke nomorku, dari yang basa-basi menanyakan makan sampai mengajak vcs dan meminta pap aku, yang tentu saja aku menolaknya.
hingga di awal bulan agustus itu, malamnya dia datang kerumah kami dan dia tidak datang sendiri, dia datang berdua dengan seorang teman nya, mereka berdua mengenakan pakaian seragam loreng berwarna orange yang mana aku mengenali ini adalah pakaian salah satu organisasi masyarakat (ormas). sebenarnya waktu itu aku merasa keberatan saat tau dia membawa seseorang lagi, tapi aku tak bisa mengatakannya saat itu, mereka berdua pun masuk.
lalu aku pun dikenali dengan teman yang dibawanya itu.
(agar mudah sebut aja si PK itu Putra dan teman nya Zul)
wajahnya yang hitam jauh dari kata tampan tapi terlihat tidak asing, mungkin umurnya sekitar 29 atau 32.
aku menawari mereka mau minum apa, mereka menolaknya dan memintaku untuk mengambilkan gelas kosong aja.
Put kemudian meletakkan plastik hitam diatas meja, saat dibuka isi nya adalah air berwarna putih yang di ikat dengan plastik gula putih.
"ini tuak" katanya sambil senyum.
aku pun kedapur mengambil apa yang di mintanya tadi lalu mengantarnya kedepan.
aku duduk di sebelah Putra.
"jangan lama-lama ya" kataku mengingatkan pada mereka agar ingat waktu karena ini sudah larut.
"iya, sampai ini habis aja". kata si Putra sambil meneguk tuak dari gelasnya.
jadi aku hanya duduk mendengarkan obrolan mereka, sesekali aku memainkan hp ku, lalu aku merasa ngantuk setelah 30 menit menjadi pendengar mereka saja.
hingga obrolan mereka sampai ke hal yang berhubungan denganku, atau lebih tepatnya awal mula semua ini.
mereka bercerita awalnya si Putra yang menunjukan cerita threatku yang lama pada si Zul.
waktu itu si Putra tidak tau siapa orang yang dibalik threat itu, dia hanya bilang kalau threat itu bagus ceritanya.
setelah si Zul ikut baca, hasil cocoklogi nya menduga kalau itu adalah aku, tapi dia masih ragu.
si Zul mengenaliku karena dia seumuran dengan abangku, tapi mereka tidak akrab karena si Zul pergaulannya seperti preman sedangkan abangku tidak.
mereka berdua (Putra dan Zul) juga pernah datang keacara pernikahanku, bukan sebagai tamu.
tapi menjadi orang yang mengatur lalu lintas di depan rumah kami agar tidak terjadi kemacetan.
kata si Zul, sebenarnya hanya dia yang disuruh karena dia salah satu anggota SPSI, tapi dia membawa si Putra ikut agar bisa bergantian.
"lalu dapat nomorku dari mana?". tanyaku
"ada deehh". jawab si Zul dan mereka pun tertawa.
lalu si Zul beranjak dari tempat duduknya menghampiriku.
dia duduk berdempetan denganku.
"tapi itu udah gak penting lagi" katanya sambil menarik dasterku dibagian leher dan melihat kedalam payudaraku.
ku lirik kearah Putra yang tertawa melihat ku diperlakukan seperti itu.
"ayolah, aku juga udah tau, aku gak tahan dengar setiap cerita dia yang udah sering ngentot sama mu, jadi aku juga pengen". katanya lalu dia memeluk tubuhku dan menghujani ciuman pada pipiku.
saat ciuman nya mencapai bibirku, lidahnya langsung menekan masuk kedalam mulutku, aku memejamkan mataku, aku dapat merasakan ada aroma tapai dari mulutnya.
saat sedang berciuman, dia perlahan menarik dasterku keatas membuat ciuman kami terlepas, setelah pakaianku terepas dari tubuhku, dia kembali menciumku.
tangan nya terus aktif mengelus dari perutku hingga naik ke payudaraku.
tiba-tiba si Putra juga ikutan duduk disebelahku dan langsung meremas bukit payudaraku.
tangan si Zul lalu turun kearah vaginaku, aku dapat merasakan telapak tangan nya yang kasar itu memaksa masuk kedalam cd ku, lalu jarinya dengan mudah masuk dan mengorek dinding dalam vaginaku yang sudah basah.
si Putra kini sudah mulai menghisap payudaraku membuat tubuhku menggelinjang hingga dapat kurasakan merinding pada sekujur tubuhku.
Z; "kan kau udah sering, malam ini aku yang duluan".
P; "ahh yaudalah". jawab nya pasrah dan beranjak sedikit dari tempat duduknya.
Zul lalu menghisap kedua payudaraku bergantian, setelah cukup lama dia memintaku berdiri untuk melepaskan cd ku hingga aku telah bugil dihadapan dua orang lain diruang tamu rumah kami.
dia kemudian menarik tubuhku duduk dipangkuannya.
memeluk tubuhku dari belakang sambil berciuman dengan bibirku, kedua tangannya menggenggam kedua bukit payudaraku.
mataku sampai terpejam saat Zul terus merangsang seluruh tubuhku.
lalu Zul memposisikan duduk ku diatas tubuhnya hingga aku dapat merasakan adanya tonjolan keras dari balik celananya.
lidah kami masih bersautan didalam mulutku, dia kemudian membuka kedua kakiku melebar, satu tangannya meremas payudaraku dan satunya lagi mengelus bibir vaginaku.
saat Zul melepas ciuman kami, kulihat ada Putra yang sudah duduk di sofa tepat dihadapanku.
melihat tubuh bugilku yang terus dirangsang oleh Zul.
Zul mencium pipi dan rambutku, namun aku tak kuasa menahan desahan saat kurasakan nafasnya tepat berada di telingaku.
Zul kemudian memasukkan salah satu jarinya kedalam vaginaku yang membuatku semakin mendesah.
"enak?" bisiknya aku tak bisa menjawabnya hanya menganggukkan kepalaku.
sesekali aku melirik apa yang sedang Putra lakukan, dia hanya tersenyum-senyum sambil mengusap tonjolan dicelananya.
tiba-tiba terdengar suara anakku menangis, aku pun langsung beranjak dan disaat yang sama Zul menampar pantatku dan mereka tertawa, aku berlari kecil meninggalkan mereka menuju kamar.
anakku baru berhenti menangis setelah aku membuatkannya susu.
saat aku kembali, tatapan mereka yang penuh nafsu terus mengikuti arah jalanku yang semakin mendekati mereka.
Zul kemudian menarik satu tanganku duduk disebelahnya lalu berebahkan kepalaku diatas pahanya.
satu tangannya mengelus-elus rambutku dan tangan yang satunya lagi menahan kedua tanganku diatas payudaraku.
Z; "gimana kalau abangmu tau nur?".
A; "abang mau ngadu?".
Z; "ya enggaklah, cuma gimana ya perasaan abangmu kalau adeknya yang cantik ini abang ekse".
A; "pasti marahlah dia".
Z; "hehe, kamu cantik nur, jadi kamu pantas punya suami lebih dari satu".
A; "maksudnya?".
Z; "suamimu nafkahi kamu lahirnya, kami mau jadi suamimu juga, tapi yang nafkahi batinmu, haha".
A; "enak kalianlah".
Z; "bukan, kita sama-sama enak".
Zul menundukkan kepalanya lalu kami pun berciuman.
tangan kanannya meremas-remas payudaraku, saat kurasakan remasannya semakin kuat, aku menahan tangannya.
mulutku tak bisa bersuara karena tertahan oleh ciumannya.
lalu tanganku digenggam oleh tangan kirinya, hingga membuat tangan kanannya kembali bebas menjelajahi kedua bukit payudaraku.
Zul lalu melepas ciumannya.
Z; "kamu mau gak nambah suami lagi?".
A; "nikah lagi?".
Z; "bukan, engga perlu nikah".
A; "terus?".
Z; "ya mulai sekarang kami juga suamimu, kapan kami mau datang, kamu harus layani apa pun yang kami mau sampai kami puas, bisa?".
aku terdiam, saat wajah jeleknya menatap tajam mataku seolah menghipnotisku hingga aku menganggukkan sedikit kepalaku.
Zul lalu melihat kearah Putra.
"SAH!", teriak si Putra lalu mereka tersenyum puas.
Zul lalu mengangkat kepalaku hingga aku duduk, kemudian dia memelukku dan menciumku.
"ayok kita 69". kata Zul.
dia merebahkan tubuhnya di sofa itu dan aku menaiki tubuhnya.
kurasakan geli saat Zul memainkan lidahnya didalam liang vaginaku.
aku sedikit kesulitan menghisap burungnya karena tubuhnya yang lebih besar dariku.
mungkin karena dia kurang puas, dia pun kemudian menyudahi posisi itu.
Zul merebahkan tubuhku diatas sofa, dia ikut merebah disampingku.
kami kembali berciuman sedangnya jari tangannya sibuk keluar-masuk diliang vaginaku.
"istriku yang cantik, kita mulai acara utamanya".
Zul naik keatas tubuhku, tubuhnya terasa berat sekali menimpahku.
diarahkannya burungnya kevaginaku, karena sudah terlalu basah dengan sekali dorongan kami pun mulai bersetubuh.
vaginaku terasa penuh karena burung nya cukup besar.
"aahhh ahhh aaahhh". desahku tak tertahan, aku membuka mulutku berusaha agar tetap bisa bernafas sambil menahan berat tubuhnya Zul diatasku.
desahku terhenti saat Zul yang melihat mulutku yang terbuka langsung memasukkan lidahnya dan menghisap mulutku, saat seperti itu, aku dan Zul seperti sedang bertukar nafas dari mulut ke mulut.
aku batuk tersedak saat Zul dengan tiba-tiba menekan burungnya lebih dalam diliang vaginaku.
lalu Zul menggigit leherku sebelum dia mulai bangkit dengan kedua tangannya membuatku dapat kembali bernafas dari hidungku.
tanpa melepaskan burungnya dari vaginaku, Zul mengangkat kedua kaki ku keatas dan meletakkannya diaatas bahunya.
dia menarik pelan burungnya lalu menghentakannya secara tiba-tiba kedalam vaginaku.
"awwchh ahhh aww". teriakku kecil saat dia terus menyetubuhiku seperti itu.
dia dapat melihat pemandangan indah dari payudaraku yang ikut bergoyang karena hentakannya, tapi aku merasa perutku sedikit sakit seperti kram.
Zul kemudian memegang pinggangku dan mulai menyetubuhiku dengan goyangan yang konsisten.
melihat payudaraku bergetar naik turun, tangan Zul pun tak tinggal diam, tangan nya meremas kedua payudaraku menahan keduanya agar tidak ikut bergoyang dengan liar, tanganku menahan dada Zul agar tidak terasa berat.
Bersambung...