Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Remake] Naughty Wife Sarah

Salut ama ts berani meremake beberapa cerita hot trs d gabungin, uda bisa ente bikin film panas bersequel wkwkw
 
PART ENDING
(bagian 1)



(ilustrasi Tante Sarah)​










“Kenapa bisa sampai begini.”
“Nyesel banget huhuhu...”


“Gak nyangka Luki akan makin gila kayak gini!”
“Semenjak gak ada Tejo, hampir tiap hari Luki kesini dan...”

“Ahhh kenapa jadi terlena terus sih.”



“Sampe gak nyangka bakalan ngajak temen-temennya.”
“Udah 5 hari hampir kayak gini setiap hari.”



“Mana suamiku lagi lagi dinas.”





“Dan ini temannya yang namanya Pandu...”
“Hampir sama gilanya kayak Luki..”


“Gak tahan...”

“Kenapa tubuhku gak bisa nolak..”
“Kenapa rasanya enak banget dipake mereka bareng-bareng...”



“Tejo please tolong tante..”
“Sebelum makin terlambat....”









Slrupp...

Slrupppp.....

Gogghh...

Goghhh....







Meskipun saat ini dirinya sedang bersimpuh dihadapan Pandu, dan kepalanya digenggam olehnya,
saat ini ada hati nurani Sarah yang sedang berkecamuk dalam sebuah emosi. Dirinya sangat menyesal
sudah terlalu terjerumus seperti ini.



Dia pun berharap jika ada kesempatan untuk tak lagi menjadi budak sebuah nafsu,
Sarah akan berusaha sekuat mungkin memilih jalan itu. Namun saat ini dia pun masih
dalam kebimbangan.

Akankah dia selamat dan melihat hari esok dengan perasaan yang manis, ataukah terus
menjadi bulan-bulanan kenikmatan terlarang yang terus menstimulasi dirinya, bahwa apa
yang dia terima saat ini adalah kenikmatan tertinggi yang harus terus menerus dia dapatkan.

Pandu melihat sekeliling, terlihat teman-teman seperjuangannya sudah menunjukan
wajah lelah. Baru beberapa menit setelah dia kembali tadi, satu persatu dari mereka
sudah memejamkan mata.





“Hehe pada kelelahan ya lo pada?”
ucapnya sambil tersenyum.


“Lonte ini juga makin lama sepongannya makin berasa pake perasaan.”
“Lo udah makin pasrah ya?”

Tante Sarah hanya bisa mengangguk sambil tetap mengulum penis Pandu.



“Hehehe.. tapi gak asik kalau make lo tanpa ada penonton..”





Plop...





Pandu menarik kontolnya dari mulut Tante Sarah secara tiba-tiba.
Terlihat uraian air liur yang menjuntai dari kepala penisnya hingga mulut Tante Sarah.
Dia pun melangkah kearah sofa dan membuka kantong plastik yang ada disana.
Diambilnya suatu benda yang ada didalam kantong itu.





“Sini ikut gua.”
perintah Pandu kepada Tante Sarah



Sarah pun mengikuti Pandu, dia membawa Sarah ke ruang makan.




“Duduk sini.”
Tanpa banyak berkomentar Tante Sarah pun mengikuti perintah Pandu

“Mau apalagi nih?”
pikir Sarah.



Setelah Sarah duduk dibangku yang ditarik oleh Pandu, diapun berjalan membelakangi Tante Sarah.



“Kesiniin tangannya..”
perintahnya lagi.



“Ehh?”
“Ngghh kamu mau apa?”


“Hehehe.. nanti juga akan tahu..”






Krekk Krekkk





“Sekarang kakinya.”





Krekkk Kreekkkk





“Hehehe..sempurna...”
“Tinggal satu lagi biar lengkap..”





Tante Sarah sudah benar-benar pasrah sama apa akan yang dilakukan Pandu.



Tidak nyaman dan penasaran yang sedang dia rasakan saat ini. Sejak kemarin apa yang mereka lakukan
kepada dirinya, membuat Tante Sarah tak ingin banyak bertanya tentang apalagi yang akan mereka lakukan
selanjutnya. Justru hal itu membuat Tante Sarah berdebar-debar dan itulah yang membuat hati dan pikiran
Tante Sarah tunduk. Dan ya, semua ini karna kejutan-kejutan oleh temannya Luki ini, Pandu.



Entah darimana mereka bisa menjadi teman, yang jelas jika Tante Sarah terlalu lama berserah diri kepada Luki dan Pandu,
bisa-bisa....




“Membayangkannya saja sudah membuat yang dibawah cenat-cenut.”
“Dasar gila!”

“Ya mereka berdua sama gilanya!!”



“Huhu.. tolongin please”

ucap Tante Sarah dalam hati.



Tak lama Pandu kembali dan apa yang ada ditangannya membuat Tante Sarah
melotot dan jantugnya semakin berdetak kencang..




“Kk...kamu mau apa Ndu?”

“Hehe..sstt sudah diam lonte..”






Brrtttttt....







“Ssssshhhhh...”
“Aaahhh....”



“Hehehe..”





“Gg..gelii nduuuuuu...”


“Hehehe..."
"Nikmatin..”






Brrtttttt








***









Tut..tut..tut







“Perasaan gua gak enak banget asli..”
ucapnya.



“Hmm tapi kenapa bisa ada Tejo ya?”
“Gua harus cepat sampai sana!”






“Pandu!”
“Abis lo nanti!”



Dedi pun semakin mempercepat laju kuda besinya.







***







Tak kuasa ekspresi kaget pun hadir pada wajah Eliza..




“Tejo kok masuk ke rumah itu??”
“Apa Tejo kenal Pandu?”





Tubuh Eliza pun mendadak merinding, pikirannya dipenuhi oleh hal-hal yang tak ingin
lagi terjadi kepada dirinya. Membayangkan jika Tejo adalah temannya Pandu saja sudah
membuat jantungnya berdetak tak karuan.





“Apa Tejo tahu soal aku dan Pandu ya?”
“Apa Tejo bakalan ngasih tahu soal aku ke Pandu ya?”



“Aaaahhh!”
“Dedi cepet dateng please!”








***









“Gua harus hati-hati.”
“Gua harus bisa mastiin timing yang pas”



“Gua percaya Kak Dira pasti bisa juga ngasih pertolongan ke gua.”

ucapnya sambil mengendap-ngendap.




“Kalau emang pada akhirnya cuma gua sendiri..”
“Gua udah pasrah mati demi Tante Sarah..”






Tejo pun mengendap-endap melangkah menuju kedalam rumahnya. Tentu karna sudah cukup
lama tinggal di rumah ini, Tejo hafal sekali seluk beluk rumah ini. Tejo tahu dia harus masuk rumah
ini darimana dengan cara yang aman, tanpa seorang pun yang tahu. Sesampainya kebelakang rumah,
Tejo mengangkat sebuah karpet. Dibawah karpet kumuh yang yang terletak diantara barang-barang
yang tak terpakai itu, terdapat kunci cadangan yang dapat membuka pintu belakang rumah. Dari situ
Tejo bisa masuk ke sebuah lorong yang menghubungkan dapur bagian belakang dan juga kamarnya.



Kunci itu memang sengaja diletakan disana, dan memang tanpa sepengetahuan Tante Sarah.
Hanya suaminya lah yang tahu. Oom nya itu memang meminta Tejo untuk menyimpang kunci
cadangan disana, jika sewaktu-waktu Tejo pulang dan tak ada orang di rumah ataupun kuncinya
hilang, Tejo masih bisa masuk ke rumah, tentu saja dia harus memanjat pagar terlebih dahulu.





Klek





Dengan hati-hati dan pelan-pelan Tejo membuka pintu itu. Langkah demi langkah membuat jantung Tejo semakin berdebar kencang. Baginya, saat ini dia sedang melakukan sebuah misi penyelamatan yang cukup menegangkan. Dirinya hanya seorang diri akan berhadapan dengan Luki dan dengan ada kemungkinan bahwa Luki tak hanya seorang diri. Terlihat dari sepatu yang berserakan di depan pintu utama rumah Tante Sarah.





Sayu-sayup mulai terdengar suara, Tejo pun mulai semakin waspada. Ia mengambil
sikap berjongkok dan berjalan berjinjit. Suara yang dia dengar sedikit lebih jelas.




DEG




“Kayak suara Tante Sarah..”
ucapnya dalam hati.



Tejo makin memfokuskan pendengarnya untuk mencari asal suara itu. Semakin ia
berjalan berjinjit perlahan, semakin mulai sedikit lebih jelas suara yang dia dengar.





“Dari ruangan itu...”
ucap Tejo sambil mencoba mendekati ruang dapur.





Tejo berdiri perlahan dan mencoba mengintip untuk melihat situasi. Dari sekat berlubang
yang menjadi khiasan interior dapur itu, Tejo mencoba mencari keberadaan Tante Sarah.



Sedikit demi sedikit sambil menggeserkan tubuhnya untuk mencari keberadaan Tante Sarah,
dan akhirnya Tejo menemukan sudut yang tepat. Terlihat Tante Sarah berada didekat meja makan
disebrang ruang dapur itu.






“Bbb...bbangsatt!!”
ucap Tejo pelan sambil bergetar.


“Apa yang mereka lakukan ke Tante Sarah????!!!”




Tejo cukup terkejut dengan pemandangan yang dia lihat. Tante Sarah dalam posisi duduk,
sedang terikat pada bagian kaki, tangan, juga badannya. Mulut Tante Sarah seperti disumpal oleh kain.

Tubuh Tante Sarah bergetar-getar, terutama pada bagian pahanya. Dari posisi Tejo, terlihat Tante Sarah
seperti sedang digetilik. Entah apa yang sedang terjadi dengan Tante Sarah, yang jelas kondisi Tante Sarah
saat ini sedang tidak jelas.





Tak lama ada seseorang yang menghampiri Tante Sarah. Ia kemudian menarik sumpalan kain
pada mulut Tante Sarah. Selepas kain itu dilepas, terlihat ekspresi Tante Sarah meledak...







“AAAGHHHH.!!!”



"Aaaahh....Aaahhhhhh"
"Enakk...aahhh gila enakkk bangetttt...."

"Gaghh kuat!!"

ucap Tante Sarah

"Mau terus dilanjutin Tan?"
Sarah hanya bisa mengangguk.


"Dijawab dong.."
ucap Pria itu lagi.


"Lagihhh... Tante mau lagihhhh...."



“Kencengin!!”
“KENCENGIN VIBRATORNYA!!!”






Creszzztt




Tante Sarah pun squirt.






“Tante apa yang terjadi sama kamu?”
ucap Tejo.








#Bersambung
Suhu 1 ini emang pinter bikin kentang, lanjut hu... Ga pake lama
 
PART ENDING
(bagian 2)





(ilustrasi Dira saat ini)​










“Dira tenang Dira.”
“Tejo pasti baik-baik aja..”

ucap Dira dalam hatinya.



Saat ini Dira sudah berada dijalan menuju alamat yang diberikan oleh Tejo bersama bodyguardnya, Pak Diga.
Pak Diga ini adalah orang kepercayaan Ayahnya. Dira meminta izin kepada Ayahnya untuk meminjam Pak Diga
sebentar untuk keperluannya apartmentnya. Setelah Pak Dira datang, barulah Dira menyampaikan keinginannya mengapa ia perlu bantuan Pak Diga saat ini.

Tentu saja, sebagai orang yang loyal kepada majikannya, Pak Diga siap untuk membantu nona majikannya itu.



Selama diperjalan Dira terus gelisah dan memikirkan keadaan Tejo.
Menyadari hal itu dari kaca spionnya, Pak Diga mencoba untuk membuka obrolan.





“Non kenapa?”
“Mukanya cemas gitu?”

ucap Pak Diga


"Iya nih Pak, saya kepikiran teman saya itu."
ucap Dira.


“Hmm”
“Temen atau pacar nih non?”
“Khawatir banget kayaknya.”



“...”

Dira tak menjawab



Melihat nona majikannya tak merespon membuat Pak Diga kembali fokus kejalan.



“Si non sampe kepikiran gitu.”
“Pasti ada apa-apanya ini.”

batin Pak Diga.



“Non..”
“Nanti non jangan ikut turun ya.”

“Kalau emang sampai saya disuruh masuk dan nolongin temen non gini.”
“Saya takut nanti non kenapa-kenapa..”

“Bisa repot saya nanti gimana ngomongnya ke Bapak.”
“Katanya anaknya minta tolong bantu beresin apartment..”
“Kok malah kondisinya jadi buruk..”

jelas Pak Diga panjang.


“Iya Pak..”


“Pokoknya non jangan sampai turun ya..”
“Sebelum saya balik sama temen non, kunci aja pintu mobilnya..”

lanjutnya.


“Iya Pak Diga..”
“Makasih ya Pak..”





Dengan rasa penuh khawatir, Dira kembali melihat kejendala.




“Semoga belum terlambat.”
ucap Pak Diga dalam hatinya.









***









(ilustrasi Tante Sarah)​











“Gw harus cari celah buat nolongin Tante Sarah.”
ucap Tejo.



Pelan-pelan dan dengan hati-hati Tejo membuka pintu dapur. Pelan-pelan dia mencoba masuk
ruangan itu tanpa menimbulkan kecurigaan.



“Luki belum kelihatan..”
“Dia ini siapa?”

“Temannya kah?”






Aaaaasshhhh... Nghhhhh...
Suara desahan Tante Sarah makin terdengar jelas.



Glek!!




“Kenapa gua ikutan sange anjir...”
“Gua harus nyelametin Tante Sarah oi!”

batinnya.





Tak dapat dipungkuri oleh Tejo bahwa desahan Tante Sarah memanglah sangat menggoda iman.
Tak hanya keindahan tubuhnya, suara desahan Tante Sarah ketika dia sedang berada dipuncak kenikmatan,
sangatlah memabukan. Tejo pun pernah berusaha merekam suara desahan Tante Sarah, namun berhasi
dicegah oleh Tantenya.


Sedikit demi sedikit Tejo semakin mendekat posisi Tante Sarah. Dia pun pelan-pelan menegakan
badannya untuk memukul pria yang sedang meremas-remas payudara Tante Sarah.







PAKK!!





“Aaauhhhh!”
jerit Tejo.





Ia tak menyangka bahwa Pria itu tiba-tiba melakukan tendangan..
Saat ini tubuhnya tergeletak dibelakang sambil memegang dadanya.
Pria itu pun mendekati Tejo yang terlihat terkejut dengan serangannya barusan.


“Gua ngerasain ada yang ngendap-ngendap dibelakang gua..”

“Siapa lo anjing?!”

tanya Pandu sambil mencengkram baju Tejo





“Ttt..teejo?”
ucap Tante Sarah pelan.




“Jawab anjing!”



BUK BUKK





“Ughh”
Desis Tejo mencoba menangkis pukulan Pandu.





BUK BUK BUKKK
BUK BUK BUKKK
BUK BUK BUKKK




Pandu bertubi-tubi memberikan pukulan keras kepada Tejo.





“Wah wah wah..”
“Gak nyangka jagoan kita muncul..”
ucap Luki tiba-tiba muncul.





“Udah ndu, curut ini urusan gua.”



“Ni anak temen lo?”
tanya Pandu..





“Hehehe..”
“Lebih dari itu bro...”

“Kalau gak ada anak ini..”
“Kita gak akan bisa nikmatin Tante cantik kita..”




Mendengar ucapan Luki, entah darimana, tiba-tiba Tejo merasakan luapan emosi amarah yang cukup besar.




“KITA???”
“TANTE SARAH BUKAN MILIK LO LUK!!”

Teriak Tejo.





“Wuih.. galak nih curut!”
ucap Pandu sambil kembali memukul wajah Tejo.







“Hehehe.. emang iya Jo..”
“Tante Sarah emang bukan milik gua..”

“Tapi milik gua dan teman-teman gua!”

ucap Luki.



“Ndu stop ndu!”
“Mending kita kasih lihat ini anak...”

Luki mendekati Tante Sarah..





“Hehehe..”
“Jo lihat nih Tante lo...”





“Apa lo pikir lo bisa balikin Tante lo untuk hidup normal?”

ucap Luki.


Tejo menatap tajam kearah Luki.
Luki berdiri dibelakang Tante Sarah dan mulai meremas gundukan payudara indah Tante Sarah perlahan.



“Ssshhh...Lukk...”



“Hehehe...”

“Apa lo mau Tan?”
“Hidup normal?”




Dari posisi Luki, dia menurun kan tangannya kearah selangkangan Tante Sarah.
Dia meraih vibrator yang masih tertancam di vaginanya, dan mengocoknya ringan.



“Ssssshhhh...”





Tante Sarah yang memang masih dalam keadaan birahi tinggi tentu saja tak bisa menolak
kembali rangsangan yang mulai datang lagi kepada tubuhnya. Meskipun dia sedikit ada
tekanan batin bahwa saat ini dihadapannya ada Tejo, namun kuasa birahi masih lebih
menguasai akal sehatnya.





“Coba kasih tahu kita..”
ucap Luki..





Ngghhh... Nghhhh...
Nghhhhh... Nghhhh...
Sssshhh... Aaaahhhh...






Tante Sarah hanya bisa menggeliat lemah, saat ini dia sadar kalau situasi dia sudah tak lagi
menguntungkan untuk dirinya.





“Gak mau dijawab?”
Sarah pun menggelengkan kepalanya.



“Hehehe..”
“Harus dikasih pelajaran lagi..”




Luki pun menyumpal mulut Tante Sarah dengan kedua jarinya tangan kanannya dan kemudian
mempercepat kocokan vibrator di vagina Tante Sarah dengan tangan kirinya.



NGHMMMMPPHHHH....
MMMPPPHHHH...



Lonjakan birahi mulai mengisi seluruh tubuh Tante Sarah..







“Lo menikmati tapi lo munafik..”
bisik Luki di telinga Tante Sarah.

“Karna ada Tejo kan?”



Tubuh Tante Sarah makin bergetar hebat..



“Nah coba Tante kasih tahu Tejo..”
“Apa yang Tante mau?”






Ngghhhh... Ngghhhhh...
Aanngghh... Nghhhh....





“Ah please...”
“Kenapa situasinya jadi gini..”

batin Tante Sarah.



“Maafin Tante Jo...”
“Tante ingin banget kamu selametin Tante..”

“Tante gak nyangka kamu beneran dateng..”



“Tapi.....”






Sarah menantap Luki....


“Kenapa Tante ku sayang?”


Tante Sarah dengan sangat pasrah dan tak tertahankan pun mulai menganggukan kepala...




“Apasih Tante..”
“Luki gak ngerti?”

ucap Luki dengan nada dilembut-lembutkan ke Tante Sarah.



“Luki cabut ya jari Luki....”
“Supaya Tante bisa ngomong..”






Puahh...





“Ayo Tante Sarah mau ngomong apa?”



“Hahh... hahh...”

Serasa mendapatkan angin segar, Tante Sarah mencoba menghirup oksigen disekitarnya perlahan.



“Tante...”
ucap Tante Sarah..


“Tante mau ngelindungin kamu...”
batin Tante Sarah.


“Semua ini gara-gara dia..”
ucap Tante Sarah dalam hati.





“Tante mau keluar...”
“Please kalian tolongin Tante untuk keluar...”



“Hehehe...”
“Keluar gimana Tante?”

lanjut Luki.



“Entot Tante Luk...”
ucap Tante Sarah pelan



“HAHAHAHAHA”
Luki dan Pandu tertawa lepas.





“Lo denger itu kan Jo?”





“BANGSAT LO LUK!!!”

teriak Tejo dengan penuh amarah.











BRRRUAKKKKK









“OI PANDU!!!”










#BERSAMBUNG.....
 
Sarah dalam keadaan kek gitu aja masih ah uh, minta tolong kok malah nagih, ckckckck
 
Bimabet
Aduh kapan lanjutannya suhuu... sange parah bacanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd