Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[REPOST] Pasar Malam

orb20000

Semprot Baru
Daftar
1 May 2011
Post
36
Like diterima
46
Bimabet
Setelah bertahun tahun jadi SR di site ini maka ane memberanikan diri untuk mengepost cerita RE-POST (AKA COPY PASTE) yang ane dapatkan dari Website lain yang munculnya lebih dulu dari website kesayangan kita dan website tersebut sudah lama tiada. Dan ini adalah cerita Pemaksaan pertama yang ane baca.
Dan Ane lihat judul ini gak ada di dalam website ini jadi ane post untuk melestarikannya .

Semoga pembaca lainnya menikmatinya

Pasar Malam 1

Namaku Vyonne, usia ku saat ini 22 tahun, seorang keturunan, kulitku putih mulus, dan aku dianugrahi wajah yang kata teman temanku cantik, memang aku peraih ratu kecantikan pada saat SMU dulu, tetapi justru sekarang aku bingung apakah aku harus bersyukur atas kecantikanku atau malah menyesalinya? Saat ini aku bekerja di perusahaan papaku, sebagai orang kepercayaan papaku ( mungkin karena anaknya sendiri ). Kuliahku sendiri sudah tamat S1 di universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta.

Hari itu, aku mendapat telepon dari sahabat lamaku di SMU (sampai kuliah juga masih sih), "hallo Vyonne nya ada?"suara dari telepon seberang sana, "siapa nih?"tanyaku, "Vy yah? Ini Shanty, bego!!! Hhahaha gimana kabar lu?", "oh Shanty? Sialan luh! Gua baik baik aja, ngapain luh telpon gua pagi pagi buta gini?" tanyaku, "jee jadi ga bole nih telpon ratu kecantikan kita pagi pagi gini?" ledeknya.
Semenjak aku dinobatkan sebagai ratu kecantikan memang sering sekali teman temanku suka mengungkit ungkit gelar tersebut.

"Jee, bukan begitu, abis tumben aja telpon gua, gua kira lu udah lupa ama gua"kataku, "Eh neng, yang lupa siapa? Ente kali yang lupa sapa gue"celetuknya, "Udah kerja mah jadi udah ga pernah ngumpul lagi, uda ga inget lagi ama temen, taunya kerja mulu, dulu kuliah masih ngumpul ngumpul"lanjutnya yang membuatku tertawa terus. "Eh ya aduh gua belum lulus lulus nih, sialan dosen pembimbing gua, orangnya genit maunya ketemuan terus, sialan mau dilamporin ke polda juga kali hahaha"katanya lagi

"Eh kok bisa sih skripsi lu dapet A? bagus banget tuh padahal di UNT** mana mungkin sih dapet A, kampus 2 lagi, jago juga luh, ga sia – sia di SMU dulu dapet ranking atu mulu."pujinya kemudian.
"Makanya belajar yang rajin, nak hhahaha…. Loh emang dosen pembimbing luh siapa?"tanyaku heran. "Si itu, pak P***, gelo tu33333h dosen, bentar bentar ganti tema, sengaja biar bisa sering ketemuan gua yang cakep ini kali hahaha pd banget gua yah?"candanya diikuti tawa kami berdua, temanku yang satu ini memang agak pede dengan penampilan dirinya yang memang cantik

"Tau gitu, dulu gua konsentrasi ambil SDM aja, gila pemasaran mah jadinya sales, eh tar kalau gua udah lulus, kerja tempat papa lu bole ga nih? Itung itung bantu teman, kan perusahaan papa lu gede juga, jadi kalau abis dari sana pengalaman kerja uda ada, jadi lebih enak"rujuknya.
"Loh emang papalu? Lu bukannya punya juga perusahaan? Ama papa luh aja lagi."kataku. "Hm nggak ah gua ga mau masuk ke perusahaan papa gua, gua lebih senang kerja ama yang lain biar ga disangka KKN n yang paling penting ga Jeruk makan Jeruk, sama aja kan gajinya dari situ situ juga"sindirnya kepadaku yang bekerja pada papaku. "Wuih luh ngomong kaya gua ga disini aja! Gua kan kerja ama bokap gua juga, gimana luh? Tar ga gua terima luh, hahaha, ya uda yang penting lulus dulu, sayang tinggal selangkah lagi"kataku, "Sebenarnya sih lulus gampang, dosennya ini sialan…"katanya lagi,yang kemudian hening sesaat.
"Eh ya ini gua telpon luh mau bilang temen temen mau reunian tuh, mau ke dufan, ikut ga?"katanya, "Hah? Dufan? Waduh males juga sih ke dufan, takut kena panas"aku memelas”. "Yah ilah neng yah pasti panas lah ga apa jadi item dikit, luh udah keputihan banget kali, udalah yuk, orang bule aja berlomba lomba berjemur masa luh kecoreng dikit nggak mau, udah ah yuk, dulu waktu SD bukannya jagoan lu? Gua denger denger sih"rayunya, "SD mah udah lama banget, emang luh ga denger iklan Mariana itu, selagi muda kita harus coba semua tantangan, makanya waktu SD dulu gua naikin semua yang ada di dufan, sekarang sih da tua!!! Waktu SD kan gua udah tinggi juga, yang pasti waktu itu halilintar gua diijinin masuk aja. Sekarang sih 168 cm sih udah mentok ga bias tinggi lagi kali yah? Eh rame ga? Siapa aja? Di Dufannya sendiri padat ga?"tanyaku.
"Yang pegi yah teman teman kita dulu, kalau soal dufan rame apa kagasih gua kaga tau, emang gua dewa apa, jadi ikut ya, sekarang nih buruan gua jemput deh""Yah uda deh bole, gua siap siap dulu, tau aja yah luh kalau gua off hari ini. Yah gua ajak Billy juga bole ga?"kataku kemudian, memang aku kerja seminggu ada 3 kali tidak masuk kerja, tetapi biasanya aku tetap masuk dan tidak mengambil kesempatan tersebut buat berlibur, mungkin aku tipe workalkoholic kali.
"Billy? Cowo luh itu, jangan atuh namanya juga reunion sahabat gitu,udah deh pokoknya Cuma kita berenam aja, si Amel saudara lu, si Cindy, Sisca, lu, gue ama si kecebong banci temen kita si Randy hehehehe"
"Jahat lu si Randy lu katain kecebong, hahahaaha banci banci gitu baik banget lagi orangnya" kataku membela temanku yang banci
itu. "Ya udah jadi berenam aja yah? Ok deh gua siap siap dulu mau pake lotion anti matahari dulu deh bye, thanks ya"timpalku, "Ok bye jangan lama lama yah, gua sampe luh da musti siap yah ok deh byeee"kata Shanty mengakhiri pembicaraannya.
Shanty juga adalah seorang keturunan, orangnya pintar, ia adalah peraih peringkat 2 di kelasku sewaktu SMU dulu dan aku rank1 saat itu, ia memiliki body yang sexy, proposional, ukuran branya lebih besar dari kepunyaanku, dia mengenakan bra 34c, sedangkan aku 34b, wajahnya juga sangat cantik, dengan tinggi badan 164cm dan berat 48 kg, tetapi kalau bicara soal ukuran payudara maka saudaraku yang juga sahabatku Amel memilikki ukuran yang paling besar, 36 c. tubuhnya montok tapi tidak terlihat gemuk, wajahnya cantik, kulitnya tidak seputih kami walaupun seorang keturunan pula, mungkin karena sering berenang, rambutnya sebahu, dan dicat pirang, ia mengambil kuliah di Singapore. Di SMU dulu ia adalah wanita yang memiliki wajah imut dan dada yang besar sehingga terasa kebesaran untuk tubuhnya, dan banyak pria pria yang mengejarnya, Amel memiliki tinggi badan 157 cm dengan berat 50kg, memang kelima temanku merupakan keturunan semua.
Cindy temanku merupakan yang paling berduit di antara teman – temanku, ayahnya memiliki 3 buah kapal yatch, Cindy juga merupakan salah satu idola kaum pria hanya saja otaknya kadang agak lemot, ( sorry loh Cin kalau lu baca cerita gua, tapi emang bener kan? )Cindy memiliki kulit yang paling putih di antara kami, dan herannya kulitnya itu sepertinya susah hitam, bila ia berjemur maka hanya terlihat terbakar kemerahan, hanya kurun waktu 2 hari kulitnya sudah putih kinclong seperti semula. Cindy memiliki tinggi 165 cm dengan ukuran bra 36a dan berat badan sekitar 49kg.

Sedangkan Sisca adalah teman kami yang paling rusak, dialah kepala preman di SMU kami dulu, orangnya tomboy, tapi cantik dengan rambut agak panjang kira kira sejengkal di atas pinggang. Rambutnya sangat lurus, anaknya suka dugem, merokok, dan easy going, tetapi setahu kami ia bukan pemakai obat obatan, mungkin karena ia lebih cepat bergaul dengan kami, jadi tidak sempat tersesat ke alam yang kelam. Merokok pun sudah banyak berkurang, tingginya sekitar 158cm dengan berat badan 46kg, tapi cukup berisi, dengan ukuran bra sama denganku 34b, sedangkan aku memiliki tinggi 168cm dengan berat 48kg. memang akulah memiliki tinggi yang paling tinggi di antara teman teman yang cewe.

Sedangkan Randy temanku sebenarnya memiliki wajah yang cukup tampan, tetapi bukanlah gantengnya cowo, tapi terlebih terlihat seperti wanita, dengan tinggi 178cm dengan berat 68kg, memang sangat bongsor, bahkan ia mengikuti latihan kebugaran fitness sehingga badannya cukup kekar, tetapi juga mengikuti latihan aerobic hahaha, dia juga pemain basket, orangnya baik, selalu membantu kami, dan kurang lebih sebagai tempat curhat kami berlima juga sekaligus bodyguard yang bisa diandalkan, dan mungkin karena sifat bancinya yang menambah kekuatannya ( memang banyak yang bilang seorang banci memiliki tenaga lebih besar mungkin 2 kali lipat dari pria dengan postur tubuh yang sama ), tetapi belum pernah kami mendengar ia suka pada seorang gadis maupun pria. Ia lebih sibuk dengan kegiatan desingnernya.

Setelah aku bersiap siap dengan dandanan t-shirt ketat sepusar warna biru laut dengan motif air laut, dengan rok mini warna coklat berbulu dan juga jaket bertopi lengan panjang karena takut matahari yang terik, tidak lupa wajah, leher, lengan, paha sampai ke ujung jari kaki kelingking kuoleskan sunblock yang cukup bagus rekomendasi dari dokter kulit langgananku di RS Pluit, agar tidak hitam.

Kudengar tidak lama suara bell berbunyi, "Mbok, ada yang dating, tolong donk bukain pintu dulu" teriakku memanggil pembantuku, ternyata yang dating adalah Shanty dan Sisca mereka satu mobil memang Shanty dan Sisca daerah rumahnya lebih berdekatan, tetapi Shanty dari perumahan yang lebih elite dan Sisca tidak terlalu, karena ia tinggal di Jakarta bersama neneknya karena orang tuanya sudah pisah ranjang dan masing masing mengurusi bisnisnya, mungkin karena ini pula Sisca jadi tidak begitu diperhatikan dan jadi suka merokok dan clubbing.

Setelah dipersilahkan masuk oleh pembantuku, akupun turun menyapa mereka "Eh hi waw dah lama ga ketemu? berdua aja datengnya? Yang lain mana?" tanyaku, sambil memeluk mereka dan sun pipi kiri dan kanan.
Shanty terlihat sangat cantik dengan setelan tangtop putih dan rok mini jeansnya, tampaknya ia membawa jaket kulit hitamnya, sedangkan Sisca dengan kaus t-shirt ketat sepusar warna kuning dengan rok selutut warna merah.


"Oh si Cindy bawa sopir, dia bareng sopirnya ama Amel ama Rendy, jadi 2 grup ntar kita ketemuan di sana janjiannya sih tempat kuda kuda itu loh, tapi tar hp in aja" kata Sisca. "Oooh, eh mau minum ga nih?" tawarku, "Udahlah ga usa ntar dia orang kalau sampe duluan ga enak juga kita telat, kan daerah lu mau ke Dufan jauh juga Vy, makasih, kita berangkat sekarang aja deh," kata Shanty, "Eh ya Vy tar gua ga bisa malem malem loh, soalnya gua musti nyelesaiin skripsi gua, jadi jam sebelasan lah gua udah musti ampe rumah okey?" tambah Shanty.
"Jam sebelas ga malem gila luh, malemnya luh jam brapa emang?" candaku, dan kami pun tertawa. Akhirnya kita berangkat ke Dufan, di mobil kita bercerita banyak, karena sudah lama tidak bertemu semenjak aku kerja dengan papaku memang kegiatan agak sibuk, tapi aku menikmati pekerjaanku, aku juga sudah tau lika liku perusahaanku, aku memiliki seorang kakak laki laki tapi bukan saudara kandung, ia diangkat anak oleh papaku karena ayahnya meninggal, sebetulnya masi saudara sepupu dengan aku dan Amel, dia juga menjalankan usaha papaku. Kami sudah begitu dekat layaknya saudara kandung karena saat dia di masukan ke keluarga kami usianya baru 3 tahun, dan aku belum lahir baru setelah 2 tahun kemudian aku lahir, ia juga menganggap ayahku seperti ayahnya sendiri, orangnya baik dengan wajah tampan dan seorang pria yang didamkan banyak wanita, termasuk teman temanku. Tapi sayang untuk kedepannya bukan dia yang mendapat keberuntungan menikmati tubuh putriputri cantik seperti kami, melainkan…….

Akhirnya setelah menempuh waktu sekitar 1 ½ jam sampai juga kami ke daerah yang di tuju, setelah membayar tiket masuk mobil, aku pun menelepon Amel "Eh Mel, di mana? Udah sampe belum? Kita uda bayar tiket masuk mobil nih"kataku.
"Eh si cakep, kita kita di sini juga baru aja masuk untung tadi di rumah Amel, gua suruh main game dulu, soalnya kan rumah mel udah deket kalau mau ke Dufan, pas banget donk yah…. Hmm… eh lu pada naek BMW nya Shanty yah? Yang putih? Yang seri 7 itu? Kayaknya kamu orang yang di depan mobil kita sekitar 2 mobil deh, kita naek mobil Land cruisernya Cindy, liat ga?"kata Amel, memang Amel orangnya agak agak manja kalau berbicara, Akupun menolehkan kepala ke belakang mencari cari dan setelah melihat mobil yang diindentifikasikan, "Oh iya iya yang platnya B**MW itu yah? Iya gua udah liat tuh, wah barengan nih"kataku penuh dengan canda ria, aku sudah tak sabar ingin bertemu sahabat-sahabat lamaku.

Maka akhirnya kita pun sampai ke tempat tujuan, Cindy memakai rok selutut warna biru dengan jaket berbulu dan tank top merah dengan belahan rendah terlihat sangat cantik yang pasti membuat para pria berpikiran ingin menyetubuhinya, Amel dengan celana jeans dan kaus t-shirt warna merah yang ketat sehingga terasa bajunya tidak mau menampung payudaranya yang besar tersebut, dan Rendy dengan kaus bermotif perak ngejreng, seperti penyanyi dangdut.

Suasana begitu meriah ketika kita bertemu kembali setelah kurun waktu beberapa lama tidak bertemu, mungkin sekitar setahun lamanya (mungkin bagi beberapa orang itu adalah waktu yang singkat tapi bagi kami serasa 10tahun kali, karena sudah terbiasa bersama sama) semenjak reunion tahun lalu.

Kita berfoto ria dengan memakai kamera digitalku, si Cindy juga mebawa kamera digitalnya, lalu aku membawa handycamku merekam kejadian kejadian lucu dan indah yang pantas dikenang. Aku takkan pernah lupa masa masa bahagia ini, karena semenjak kita berteman tidak pernah berkumpul di Dufan jadi ini untuk pertama kalinya ngumpul bareng di Dufan, serasa masih kecil saat dulu, kita naik halilintar dan macam macam lainnya lagi sampai akhirnya naik arung jeram yang membuat tubuh kami basah semua, tak pernah aku merasa sebahagia ini semenjak aku sudah mulai kerja.

"Wah basah semua nih gimana nih? Mau kering-in dimana nih? Apa mau langsung cabut aja nih?"tanyaku, "Hah? Kering-in? ini mana bisa kering malem malem gini, yang ada malah masuk angin, emang ga bawa baju ganti apa? Kita kita sih bawa"kata Cindy.
"Hah? Lu orang ada baju ganti semua?"kata Shanty.
"Wah berarti rombongan kita doank nih yang ga bawa"sambung Sisca,
"Makanya sedia payung sebelum ujan, tadi sebelum jemput gua, gua udah ingetin ke Cindy ama Rendy bawa baju ganti soalnya rencana mau main yang basah basah malem aja biar lebih seru, gua kira luh pada udah pada tau bisa bawa baju ganti, kan yang terpinter diantara ada 2 biji dalam satu mobil, bisa bisanya pada ga nyadar" kata Amel sambil memeras ujung bajunya, sambil mengeleng-geleng kepalanya, tidak menyangka kami akan sebodoh itu.
Akhirnya tinggal kami bertiga yang berbasahan tapi tidak punya baju ganti, untunglah tadi aku memakai jaket jadi bagian dalam bajuku tidak terlalu basah, karena jaketku termasuk tebal walau bahan sweeter gitu, tapi celana dalamku terasa sangat tidak nyaman karena sangat basah, "Eh Shan, gimana nih cd gua basah banget nih, ga nyaman banget nih"bisikku pada Shanty, "Iya gua punya juga, udah lepasin aja ga ada yang tau ini, ga enak banget" sarannya sambil meringgis kepadaku, "Ya uda gua temenin juga deh"kata Sisca yang juga lupa membawa baju ganti, akhirnya kita bertiga memutuskan untuk ke toilet dan melepaskan celana dalam kami dan kami selipkan di tas kami tentu saja setelah diperas dan dimasukan ke dalam plastic putih.

"Yuk udah yuk pulang uda malem banget nih, gua mau ngerjain scripsi gua nih"rujuk Shanty, yang akhirnya disetujui semua pihak. Akhirnya setelah makan Mcd kita pun berpelukan sambil mencium pipi kiri dan kanan dan berpisah, sesuai dengan mobil yang pertama kita tumpangi masing masing.

Akhirnya sampai juga di komplek perumahanku, mereka tentu mengantarkanku terlebih dahulu, karena rumah mereka lebih berdekatan, sesampainya di depan rumahku, aku pun turun.
"Wah thank you banget yah, wah gua senang banget loh hari ini, eh semoga skripsi luh bisa kelsr ya Shan, tar deh kita contact – contact lagi"kataku. Dan cukup lama aku berdiri di depan rumahku sambil bercanda dan tertawa riang, tanpa menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikanku, seharusnya dia dmelihatku dengan jelas, karena depan rumahku cukup terang untuk menerangi jalanan di depan rumah, setelah berbasa basi selesai maka mobil Shanty pun melaju pergi, dan mimpi burukku dimulai.
Saat hendak masuk rumah kudengar suara rintihan seseorang, tadinya aku berniat untuk mengacuhkan saja suara tersebut, pikirku bukan urusanku, tapi kemudian naluri kemanusiaanku berkata lain.Setelah membuka gembok rumah, akhirnya kukunci kembali, kudekati orang tersebut, orang itu memakai jubah yang menutupi wajahnya dan membunkuk kesakitan.
"Ada apa pak?" tiba tiba pada saat aku berada pada jarak yang sangat dekat orang tersebut berdiri.
"Hei kalau ga mau mampus ikut gua"kata orang itu sambil menodongkanpisau goloknya yang besar, aku tersentak kaget dan shock.
"Apa apain ini?"mukaku mulai pucat pasi.
"KALAU LUH GA MAU MAMPUS DI SINI IKUT GUA SEKARANG!!!!"orang itu mengulangi.
Aku hendak berteriak dan berlari ke rumahku yang hanya berjarak beberapa meter, aku sangat menyesal mengikuti naluri bodohku, tapikemudian ku piker rasanya tidak sempat dan kakiku sangat lemas sekali, "Tolong pak jangan bunuh saya, saya akan kasih uang ke bapak kalau bapak membutuhkannya"kataku.
"Hm ya bagus kalo luh ngerti, tapi gua ga mau lu kasi di sini luh musti ikut gua!!!"bentak orang itu. Perawakkannya besar sekali mungkin tingginya sekitar 180an dengan kulit hitam dan perut buncit, di lengannya kulihat banyak tato menandakan bekas preman, belum lagi bekas bekas luka jahitan di tubuhnya, wajahnya tidak terlalu jelas karena dalam suasana gelap, "Yah ba…baik pak, saya ikut bapak"kataku ketakutan menuruti perintahnya.
Kemudian aku mengikutinya, kulihat diujung jalan ada sebuah mobil nongkrong dan ada sekitar 3 orang yang aku yakin pemilik mobil tersebut. Kemudian otakku berpikir keras bagaimana supaya lolos dan meminta tolong pada 3 orang tersebut,
"Pak, saya mau dibawa kemana?" kataku mengulur waktu sambil membuatnya tidak sadar akan adanya orang di depan.
"Udah lu diem ntar juga luh tau!!"katanya.
Kulihat ia tampaknya menurunkan pisaunya takut terlihat 3 orang tersebut karena ia mulai menyadari bahayanya sendiri.
Nah, ini dia kesempatanku, aku spontan berlari ke arah mobil tersebut "Pak tolong pak, saya mau ditodong pak"teriakku tersendat - sendat sambil berlari kea rah mobil tersebut, kurasakan orang yang menodongku tidak mengejarku, "Hah? Mau ditodong siapa neng?"kata orang tersebut, "Itu pak, itu orang yang besar itu yang sedang menuju sini pak, hati hati pak dia bawa golok, tolong pak"kataku.
"Hati hati? Justru yang harus hati hati tuh kamu hahhaha"katanya dan diikuti tawa teman temannya, "Saya ga becanda pak orang itu mau todong saya"kataku memelas dan mulai kesal karena tidak dipercaya. "Yang bilang ga percaya itu sapa neng, lu liat gua siapa dulu!!"kata salah seorang tersebut, kemudian aku merasa pernah kenal dengannya si Prambo, salah seorang mahasiswa di kampusku, tetapi ia mengambil jurusan hukum, dan kami hanya pernah sekelas pada saat pelajaran MKU saja.

"Oh prambo ya? Iya mas tolong saya saya mau ditodong mas"kataku. "Ya uda masuk mobil sana, pak Suryo jaga dia baik baik, kirno juga jaga yang bener" kemudian aku naik keatas mobilnya di bagian tengah, mobil kijang Krista terbaru karena Prambo termasuk anak yang lumayan dari keuangannya, ayahnya adalah salah seorang pejabat di pemerintahan orde baru, tetapi sampai sekarang juga masi dipakai karena tidak terbukti KKN, dan menurutku memang ayahnya seorang yang bersih dari hukum dan tindak KKN, Prambo adalah seorang pribumi wajahnya tidak bisa dibilang jelek tapi juga tidak tampan, biasa-biasa saja tetapi salah seorang murid yang cerdas.

Akhirnya aku bisa bernafas lega, aku duduk di tengah diapit pak Suryo yang kelihatannya seorang haji tetapi aku merasa ia bukan seorang haji yang benar, dan Kirno dengan tubuh kurus ceking dengan gigi tongos yang sangat buruk rupa, dan bahkan kelihatan seperti orang idiot, karena cengegesan sejak tadi. Kemudian Prambo masuk ke mobil dan menyalakan mesin, dan orang bertubuh sangat besar tersebut sudah sangat dekat, "Bo jalan donk, bo ada apa? Kenapa ga jalan dia uda makin deket, lu ga berniat lawan

dia kan? Dia bukan lawan luh badannya aja gede banget," tiba-tiba buk kaca jendela dipukul dan orang tersebut melihat melalui kaca, mengintipku dari kaca yang gelap, baru bisa kulihat dengan jelas ternyata wajahnya menyeramkan dan ia menyeringai kepadaku, dan aku rasanya sudah tidak tahan lagi dengan suara cengengesan si Kirno, ingin rasanya menyuruhnya diam.

"Udah jalan bo, ke kantor polisi aja"kataku, tapi mereka semua diam saja, dan benar saja orang bertubuh bongsor dan buncit itu masuk ke dalam ke samping sopir tempat duduk, "ASTAGA"pekikku dalam hati, matilah kita semua.
"Mas prabawa, wuih si mas berhasil bikin temen gua takut" kata Prambo. HAHAHAHAHA tawa riuh di dalam mobil tersebut, langsung kusadari aku sudah masuk ke sarang buaya, ternyata mereka satu komplotan, langsung lemas badanku, dan mobilpun melaju.

Kemudian Prambo menjelaskan kalau Kirno emang otaknya ga beres, rada rada tolol dan gila, kalau pak Suryo adalah seorang guru ngaji yang sudah pension dari kotanya di daerah pesisiran pinggiran Bandung dan dibuang oleh warga sana karena mencabuli bocah bocah di bawah umur selain itu ia juga merangkap sebagai dukun cabul dan pak Suryo adalah paman jauhnya, paman dari ibunya, bisa dibilang adik ipar ibunya, usianya sekitar 50an, dan karena pak Suryo sering merawat dan mendidik Prambo, maka menjadi dekat sehingga sewaktu pak Suryo ditangkap maka keluarga Prambo dengan kuasa ayahnya dan kemampuan hukum yang dipelajarinya pak Suryo dapat bebas dengan mudah dan menjadi sahabat karib Prambo.

Kirno usianya sekitar 18 tahun dengan otak dungunya cocok dengan wajahnya yang sangat jelek adalah temannya sejak Prambo di bangku SMP, saat itu Kirno masi SD, tapi mereka satu tempat les sehingga akrab satu sama lain, Prambo juga sering mengatasi kesulitan belajarnya Kirno.
Dan pak Prabawa adalah mantan militer yang sudah dipecat, dan salah satu aktivis pemerkosa yang terjadi bulan mei98 lalu, dan sekarang menjadi bodyguard Prambo, menurut Prambo, pak Prabawa sangat rasialisme, ia sangat membenci ras lain.

Sedangkan Prambo semenjak satu ruang denganku saat pelajaran mku, ia sering menyatakan cintanya kepadaku,dan kutolak, karena aku sudah memiliki pacar dan aku sama sekali tidak memiliki hati dengannya. Bukan karena rasnya, karena papaku mengajarkan kalau semua orang itu sederajat, hanya orang orang yang mau berusaha dan tidak memiliki pikiran picik, niscaya ia akan sukses.

Selama di mobil, aku terus digerayangi, dadaku diremas remas dengan agak kasar "AAHH…… jangan tolong sakit sekali, jangan"kataku memelas, "Udah diem nikmatin aja"kata pak Suryo, tasku di ambil oleh pak Prabawa, diperiksanya kartu indententitasku, sim ku, dan barang barang berharga lainnya termasuk handycam dan kamera digital yang aku miliki, ia lihat satu persatu hasil fotoku, "Wah gila bos emang sip kalau milih cewe, gua udah terangsang banget nih hieahahahaha,
liat nih bos foto teman temannya, cuantik cuantik bos, wuih gila,
sayang ini ada foto siapa nih? Raja minyak nih? Tapi kok kaya bencong gitu sih gayanya? Jijik gua jadi ngeliatinnya, dasar cina geblek!!!"entah apa saja yang di dumelin oleh pak Prabawa, tetapi lama kelamaan kupingku panas juga mendengar ejekan demi ejekan yang dilontarkan, ingin rasanya membuat mereka mati, tapi apa daya aku tidak mampu, bahkan bisa bisa aku yang dibuat mati.

Bagian pahaku kini di geranyangi monster jadi jadian si Kirno,tangan nya yang dingin mengelus dan memaksa masuk ke dalam rokku dan kutahan karena aku takut ia mengetahui aku tidak memakai celana dalam lagi, ia terus memaksa dan aku menekan rokku dengan sekuat tenaga, kemudian pak Suryo mengangkat kedua tanganku sehingga tangan

si kirno langsung menyusup ke dalam rok miniku, "Aaaahh… engghh"desahku ketika tangan dinginnya menyentuh bagian kemaluanku.

"Wuih gila ini cewe ga pake cd bok, emang udah nunggu kita kita kali yah? Tau aja luh mau di entotin!" ujar si kirno,
"No, no kalau disuruh ngapain luh paling geblek tapi yang ginian otak luh lancer, hebat juga luh hahaha"Prambo memuji sambil mengeleng gelengkan kepalanya. "Wuih bo, jembutnya alus banget nih ga tralu lebat tapi lembut"ujar Kirno.

Aku berusaha memberontak tapi pak Suryo menekanku sehingga aku tidak mampu bergerak, aku heran kenapa pak Suryo bisa menekanku dengan mudah, mungkin kekuatan dukun yang dimiliki pak Suryo, mampu membuat tubuhku tak bergerak dengan sentuhan ringannya, akhirnya setelah Kirno puas meremas remas dadaku dan mengelus elus kemaluanku, kita sampai disebuah tempat yang gelap.

"Ayoh turun!!"perintah prabawa, aku pun turun, dan langsung saja bau busuk yang menyengat terasa mengganggu pernafasanku, setelah kuamati ternyata ini adalah sebuah pasar, tetapi kelihataannya sepi dan tidak ada seorangpun yang disini,rupanya ini adalah pasar gelap, dimana segala hasil rampasan dijual bebas disiini termasuk hewan hewan ternak hasil curian.

Kemudian aku ditarik sampai ditempat yang paling bau, yaitu sekitar bak sampah yang menggunung, dan sangat bau pesing mungkin banyak yang buang air kecil disini sehinnga lantai pun agak sedikit becek.

"Buka baju luh semua kalau lu ga mau baju luh basah!!"perintah Prambo, "Waduh bo, kok luh gini sih? Mau luh tuh apa sih? Jangan gini donk bo, sadar lu tuh anak kuliahan, gua tuh masi temen luh, wah gua ga nyangka lu bakal gini"ujarku sambil memelas minta ampun.

"HEI BANGSAT CEPET BUKA BAJU LUH GUA JEJELIN SAMPAH JUGA NIH MULUT LUH!!!
"tiba tiba prabawa membentak, membuat nyaliku ciut dan jantungku hamper copot, biasanya aku adalah orang yang tidak takut mati, entah kenapa hari ini aku begitu takut, takut sekali akhirnya kulepaskan bajuku satu persatu mulai dari jaketku yang lagsung di pegang Kirno, dan Prambo pun menyuruh pak Suryo mulai merekam.

"Ulangin apa yang gua omong atau gua bunuh luh" kata Prambo,
"Aku Vyonne, inilah kisah cintaku, kisah indah yang paling kutunggu- tunggu, ayo cepat ulangi"perintah Prambo, aku sudah mulai bias menduga apa yang akan terjadi selanjutnya, air mataku pun mengalir,
" aku… ak… u.vy…vyonne… ini…kisas… kisas…kisahhh… cinntaku… yang pal…ing…"
"LUH LAGI NGOMONG APA LAGI NGENTOT?
"bentak Prambo "ULANGI LAGI!!!!!"kata Prambo,
akupun menguatkan diriku dan sebisa mungkin tidak terbata bata lagi, karena aku ingin ini semua cepat berakhir
"Aku vyonne…. Inilah… kisahku kisah cintaku…kisah indah yang paling kutunggu tunggu." Akhirnya aku sanggup menyelesaikan kalimat menjijikan ini, "Bagus bagus banget, ini dia yang kuharap harapkan,"ujarnya, "Ya udah lanjut buka baju luh sono!"perintahnya.

Aku pun menuruti apa katanya karena bagiku sudah kepalang tanggung
dan entah harus lari kemana lagi, akhirnya aku berhasil melepas bajuku semua,

"Wuih busyet dah putih mulus banget nih, gila ngeclingbanget, wah gila beruntung banget nih kita nemenin Prambo di sini, ga sia sia gua ga nonton KDI buat yang ginian"kata kirno mengomentari, "Sekarang gua mau nanya luh, kenapa luh ga pake color?

Eh sori ga pake cangcut?"ujar Prambo, huh bener bener memalukan sekali pikirku, bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan konyol gitu, "Hei gua Tanya lu musti jawab!!! Ngapain luh ga pake cangcut? Luh ini eksibionis ya?"ejek Prambo dengan mata menatap curiga, "Bu….kan.. begitu… tadi vy main arung jeram basah semua, jadi karena ga nyaman maka saya lepas cd itu,"kataku "Hahaha guoblok

luh guoblok dasar tolol, oke oke, jadi luh ga nyaman yah, gua perintahkan mulai saat ini luh ga bole pake yang namanya kolor, termasuk waktu luh lagi dating bulan"katanya, mulai saat ini? Pikirku, apakah ini tidak akan berakhir pada saat ini saja? "Ta,, tapi pram.."aku hendak menanyakan kalau ini berakhir sampai sini
saja, "Kenapa? Luh takut waktu lagi mens keluar terus, tenang aja gua uda pikirin hal itu, lh ga usa kuatir, asal luh nurut, hari ini luh bebas dari yang namanya mati, dan bukan Cuma luh yang mati, tapi bokap nyokap dan cowo luh beserta koko luh juga gua bantai, dan gua bisa sembunyikan mereka dan buat mereka seolah mati kecelakaan, luh mau kaya gitu?" ancam Prambo.

"Nggg….. nggak jangan Pram luh bole apain gua aja hari ini gua milik lu, tapi jangan melibatkan yang lain lagi."aku memohon, aku benar benar tidak dapat kehilangan keluarga yang sudah sangat
menyayangiku.



"Okey okey sekarang lu merangkak ketempat gua dan mohon ke gua untuk
buka celana gua buat luh oralin… CEPATTTT CEPATTTT CEPATTTTT"Prambo
tampak tidak sabar lagi melihat kepasrahanku.

Akupun merangkak, tanganku menyentuh dinginnya lantai yang agak becek, dan berbau tidak sedap, aku bergidik sesaat dan tubuhku merinding karena udara malam yang dingin mulai menusuk tubuhku, lututku juga menyentuh lantai becek dekat bak sampah tersebut, sementara Pram mengambil kursi lipat yang sudah agak lusuh tetapi masih dapat dipakai, ia duduk disana, walaupun jarakku dan Pram tidaklah jauh hanya tinggal beberapa puluh centimeter saja, tapi
terasa bermil – mil jauhnya,

"Pram…. Aku… mau…. (terasa sangat berat untuk mengucapkan hal ini) oralin kamu"
"Hah? Apa? Gua ga denger… coba ulangin sekali lagi tapi yang lebih
manis"kata Pram
"Pram, aku mau oralin kamu"kataku
"Ooh okey, jadi luh mau dibayar berapa buat oralin gua?"
aku bingung harus menjawab apa, kemudian aku melihat pak Suryo mengucapkan sesuatu kepadaku dengan gerakan bibir sangat perlahan dan tidak bersuara "Gratis".
"Uhm.. Gratis Pram"kataku
"Ohh jadi luh rela yah, bukan paksaan yah?"kata Pram
"Bukan"kataku sambil memalingkan wajahku dari handycam yang disorot
kea rah wajahku seolah di close up.
"Okey kalau gitu silahkan mulai"kata Pram.
Akupun mulai membuka resleting celananya, kancing celananya dan
kulepaskan, ia membantu mengangkat pantatnya agar aku dengan mudah
meloloskan celananya, kulihat cetakan besar dibalik celana dalam
biru lautnya, kemudian aku lepaskan juga, Dan terlihat sebuah benda yang mengacung dengan kerasnya dan sedikit berbau asin, aku cukup terkejut dengan ukuran penisnya, walaupun tidak sebesar milik pacarku, tetapi terasa sangat kokoh, dan terlebih lagi hitam kelam, kemudian aku mulai menyentuh penisnya, kudekatkan mulutku, dan mulai menjilati ujung penisnya, terasa asin, dan terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian aku menutup mataku dan langsung kumasukan saja kedalam mulutku, aku hisap, dan aku kulum, kukocok kocok dengan tanganku juga, lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan penisnya aku mulai dapat menyesuaikan diri, aku jilat samping sampingnya hingga ke buah pelirnya, aku mainkan ludahku sedikit dipenisnya, kemudian aku ratakan dan kuhisap dan kujilat kembali, tampaknya aku jadi menikmati penisnya, terasa
sesuatu sensasi yang lain dari pada bermain dengan pacarku.

"Wuih gila man sepongannya enak tenan… ga kaya perek perek pinggir jalan euy, asyik tenan, mirip artis artis bokep jepang atau bule"kata Pram mengomentari.

Memang kalau aku paling jago dalam hal oral, bahkan seringkali pacarku sampai tidak tahan langsung mengeluarkan spermannya, tetapi tidak pernah aku menelan spermanya, memang pernah rasanya ingin mencoba tetapi baru terasa di mulut rasanya tidak biasa, pernah suatu kali aku mencoba untuk menelan sedikit saja tetapi kemudian aku malah mual dan terasa penuh, rasanya tidak menyenangkan sekali.

"Waduh bos jangan lama lama yah, udah ga sabar nih"ujar Kirno.

"Ya udah ya udah sekarang giliran Kirno tuh, daripada gua kluar sekarang, trus satu satu musti luh jajal penisnya, dan jangan lupa untuk memohon"kata Pram.


Maka akupun mulai memohon satu persatu, si Kirno memiliki penis yang biasa saja, penisnya terasa dingin, dan Kirno belum disunat,

"Bole saya hisap penis kamu?"kataku,
"Oh hik hi hik bole neng boleh cik vyonne, kalau mau silahkan, langsung aja ga usa malu malu kalau memang kepengen ogut punya ya"kata Kirno cengengesan,

Maka akupun mulai menghisap sampai ia kegelian, kemudian "Giliran gua giliran gua"kata pak Suryo seperti anak kecil minta permen, sedangkan pak Suryo memiliki penis yang terbesar diantara mereka, "Mbah, boleh saya hisap penis mbah?"kataku dengan wajah sudah seperti udang rebus yang kontras dengan kulit putihku, menahan rasa malu yang amat sangat, "silahkan dik, nanti setelah cobaiin
kontol abang dijamin kontol lain uda beda rasanya uda ga bakalan mau"kata pak Suryo.

Saat aku menghisap penisnya ternyata ada sesuatu di ujung penisnya, sesuatu yang bergrinjal-grinjal, seperti batu atau sesuatu yang tidak kuketahui, aku cuek saja, sambil terus menghisap, menjilati, memberi air liur dan kuhisap lagi, memang terasa enak penis pak Suryo, ada sesuatu yang lain daripada yang lain, sesuatu yang asyik, membuat perasaan jadi tenang dan ingin terus melumatnya sampai
habis,

"Okey okey, jangan keenakan gitu non, sekarang si badan baja mau coba mulut luh juga niih, mau cobain kehebatan mulut atas luh, nanti kita kita juga bakal cobain mulut bawah luh mau tau luh pantes jadi budaknya kita pa nggak, gih jajal temen gua, sori juri satu lagi maksud gua"kata pak Suryo sambil ngakak sendiri sambil dengan nada mengejek.

"Ayoh cepet gua uda ga sabar mau diisep ama perek, pecun kaya luh, mau cobain mulut anak orang kaya jadi pecunnya kita, pasti asyik betul kan hahahahaha"ejek Prabawa, kupingku terasa panas, tetapi menghadapi ejekan demi ejekan justru membuatku makin bergairah terhadap orang orang yang kelasnya dibawahku semua ini.Sedangkan Prabawa ternyata dengan tubuh besarnya memiliki penis
terkecil diantara mereka tetapi memili diameter yang terbesar, pada saat aku menghisap penis Prabawa, si Kirno sudah tidak tahan, ia memasukkan jari jarinya ke dalam vaginaku dengan agak kasar, vaginaku memang sudah basah, karena aku merasa sangat terangsang sekali dengan keadaan ini, aku tahu posisiku sedang diancam, tetapi batinku mengatakan kalaupun aku tidak dalam keadaan diancam mungkin aku juga akan melakukan dengan sukarela, entah apa yang menyebabkan
aku punya pikiran seperti ini, apakah mungkin Pak Suryo yang seorang dukun cabul? Aku tidak tahu yang kutahu aku sangat menikmati perlakuan mereka.
Penis mereka satu persatu kukulum tetapi mereka tidak mau sampai mengeluarkan, katanya masih panjang perjalanan ini.

"Wuih ilah basah betul nih cewe kita, ci emang enak ya ngisepin kontol? Asyik ya? Kita juga merasa mulutnya nci jago sih, belajar dimana sih? Udah biasa yah ama hansip hansip rumah? Ato satpam satpam? Ko keliatannya jago amat yah?"kata Kirno mengomentari. "Hmmmm…….. harum lagi…"kata Kirno lagi, sambil menghenduskan hidungnya ke vaginaku, ia sekarang mempermainkan clitorisku, ia
gosok gosokkan,

"Ah… jangan… jangan… ahhh…"aku sangat terangsang tetapi aku tidak ingin mereka tahu, aku berusaha merapatkan kedua pahaku, agar tidak dikerjai Kirno lebih dalam lagi.Tetapi yang terjadi selanjutnya malah aku yang membuka kedua pahaku sementara kamera terus memfokuskan kemaluanku, badanku dan wajahku,
"AAAHHHHHHH…..AHHH"akhirnya aku tidak tahan lagi, aku memuncratkan
cairan kewanitaanku, memang tidak banyak wanita yang dapat memuncratkan kewanitaannya, jarang sekali, tetapi aku salah satu dari sekian banyak gadis.

"Wuih gila mannnnn…. Muncrat…. Aje gile…. Emang cewe Chinese semua
gitu ya Pram?"ujar Kirno penasaran dan agak norak.

"Nggak tau deh gua, ntar luh cobain aja temen temennya"kata Prambo langsung tersentak aku terkejut, teman temanku? Apa mereka juga mau mencicipi teman temanku? Tapi aku sudah terlalu capai untuk mengomentari hal itu, aku biarkan saja hal itu seolah olah aku tidak pernah mendengarnya.

"Nah sekarang giliran gua ya"kata Pram sambil mendekati diriku, ia mengarahkan penisnya kearah kemaluanku, sementara aku masih dalam keadaan membukuk terlungkup, aku merasakan ujung penisnya menyentuh ujung vaginaku, ia putar putarkan vaginanya, tiba tiba ia menjulurkan tangannya ke arah wajahku,

"Ludahin,"perintahnya. Akupun menurutinya kuludahi telapak tangannya.
"Tambah lagi lebih banyak"katanya lagi, maka aku meludah lebih banyak, Air liurku kemudian dihirup sebentar olehnya, "uhh gila wangi yah"komentarnya yang kemudian dioleskan ke penisnya.

Kemudian dengan cairan kewanitaanku dan air liurku ia mulai memasukkan penisnya, "Ini cewe yang minta loh, buktinya kontol gua bisa masuk berkat memeknya yang basah dan ludahnya sendiri, jadi memek bawah ama memek atas kasi pelicin hahahaahah"ejeknya yang diikuti tawa ketiga teman – temannya.

perkataannya sangatlah kasar, mulut indahku ini dikatakan maaf memek, sangatnya tidak etis, tapi aku terlalu larut dalam kenikmatan permainan mereka, aku telah
menjadi budak seks mereka. Akhirnya aku merasakan penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ia mulai mengenjotku dengan posisi doggie style "OOugh… ough… gila…enak… waduh… cowo luh ga pernah ewe in luh yah? Kok masi sempit sih luh punya? Tapi uda ga perawan, Kok bisa? Luh suka masturbasi yah?
Luh ilangin sendiri yah perawannya luh?"ujar Pram sambil terus mengenjot vaginaku, tangannya meremas remas payudaraku, dari arah belakang. Aku merasakan nyeri pada vaginaku, aku sering merawat kemaluanku itu, memang aku sudah pernah melakukannya sekali bersama cowoku, tapi itu sudah lama dan karena kami sama sama khilaf, tapi kemudian tidak pernah melakukannya lagi, hanya sekedar jilat jilat badan dan oral seks saja.

Kamera terus diarahkan ke arah di mana penisnya memasuki area kemaluanku, keluar – masuk – keluar – masuk. Begitu seterusnya, sampai akhirnya aku mencapai puncakku yang kedua kalinya sementara Pram belum menujukan tanda tanda akan keluar, ia juga mengambil kamera digitalku untuk memotret moment tersebut, sambil film terus dilanjutkan, mungkin ini sudah dvd yang kedua, aku tidak tahu, yang pasti aku memang selalu membawa cadangan dvd kosong, di tasku ada sekitar 5 dvd lagi yang masih kosong.
Kemudian Pram memutar mutarkan penisnya kedalam vaginaku, aku merasakan batang penisnya menyentuh seluruh rongga vaginaku, terasa berputar putar, terasa sangat penuh, sampai akhirnya aku rasakan penisnya berdenyut denyut di dalam rongga vaginaku dan aku sendiripun sudah akan mencapai klimaksku yang ketiga kalinya

"Uoooooohhhhh….."teriakknya diikuti semburan spermanya di dalam
rongga rahimku.

Ada perasaan takut hamil juga, tapi saat itu untung bukan masa suburku, Kemudian Pram belum juga melepaskan penisnya memutar tubuhku hingga aku berhadap hadapan dengannya, dengan penis masih menancap di vaginaku dia mulai mencumbuku dengan ganasnya, akhirnya aku pasrah saja ketika lidahnya mulai bermain main di mulutku, aku juga ikut membalas cumbuannya, aku kait kaitkan lidahku dengan lidahnya, air liur kami sudah menetes netes di pinggir bibir kami, akhirnya ia melepaskan panggutannya sehingga aku dapat menghirup udara sesaat. Kemudian ia melepaskan penisnya dari rahimku, disusul dengan lelehan spermanya yang lengket dan legit itu.

Giliran Kirno yang maju menyerangku, ia langsung menciumi telingaku leherku sehingga aku kegelian, kemudian ia menjilati wajahku sehingga basah dan bau air liurnya, ternyata si Kirno mempunyai masalah dengan bau mulutnya, aku sebenarnya sudah mau muntah juga, tetapi akhirnya aku dapat beradaptasi dengan mulutnya dan tubuhnya yang dingin, setelah puas menciumi wajahku kini giliran payudaraku yang mendapat cupangan cupangan, kulit putih mulus payudaraku jadi penuh dengan cupangan cupangan merah dan air liurnya, kemudian barulah ia melepas bajunya semua hingga bugil dan kembali menciumku, bahkan ia menciumi dan menjilati vaginaku, ia menjilati clitorisku sampai aku mengerang keenakan, sementara si Prabawa dan Pak Suryo masing masing sudah telanjang sambil mengocok kemaluannya sendiri, handycam sekarang di pegang pak Suryo, dan kamera digital pada Prabawa, sedangkan Prambo entah menghilang kemana.
Mereka tertawa cencengesan melihat ulah Kirno yang asyik dengan Vaginaku, aku sendiri pun sudah tak tahan dan akhirnya aku mencapai klimaks kembali, tetapi tidak muncrat seperti yang pertama kali.

Tiba – tiba Kirno bangkit dan membuka sebuah bungkusan kecil seperti bungkusan permen, yang lain juga kebingungan pada apa yang dilakukan Kirno, si Prabawa berusaha mendongkakan kepalannya melihat ulah Kirno, begitu ia tau langsung ia mendekati Kirno dan tiba – tiba, PLAKKK, kepala Kirno di geplaknya "Guoblok luh, gua kira ngapain,pake kondom segala luh!!! Tolol bener sih luh jadi orang? Ada juga si non ini yang takut ketularan penyakit dari kita bukannya elu yang takut kena penyakit dari nih cewe!! Bego banget sih luh? Buang tuh
kondom!!!"bentak Prabawa pada Kirno,Tenyata si Kirno ingin memasang kondom pada penisnya, aku sendiri pun merasa geli dan rasanya mau tertawa tapi kutahan, melihat kebodohan Kirno ini.

"Iya iya uwis tak buang aja! Huh gitu aja marah"ujar Kirno mendumel
dengan logat jawanya.

Kemudian kepala penis Kirno mulai memasuki liang vaginaku, liang vagina ku terkuak bersamaan masuknya batang penis Kirno, vaginaku tidak terlalu sakit lagi karena ada bekas cairan sperma Prambo, tubuhku diseret kearah lantai yang agak becek, aku rasakan rambutku dan bagian kepalaku basah oleh air kotor yang ada di lantai ini.

Badan Kirno yang kurus ceking tersebut, saat bersentuhan kulit denganku terasa dingin, tubuhnya seperti cicak yang dingin, kemudian dia menempelkan telapak tangannya pada lantai yang basah kemudian meremas dadaku, sehingga dadaku terkena cairan kotor yang ada di lantai, "Uuuhhh…"keluhku sambil mengerutkan dahiku karena berasa jijik, "Kenapa? Nikmatin aja ya ci, heheehe"ujar Kirno sambil cengengesan sambil terus memompa penisnya keluar masuk liang senggamaku, kali ini jarinya bergerak kearah lubang anusku, ia mainkan jarinya di sekitar lubang anusku, sambil sesekali mencocolkan air dari lantai, membuat lubang duburku, kembang kempis menahan rasa geli yang diperbuatnya, dan kemudian jarinya mulai memasuki lubang anusku, aku tidak tahu dengan jari apa ia memasukkan ke anusku, tapi aku membuka lebih lebar liangku agar tidak terlalu
sakit, karena dari beberapa artikel yang kubaca, agar wanita tidak merasakan
sakit saat anal seks maka ia harus merelakan dimasukan, dan tidak boleh ditahan.

Lama kelamaan aku menikmati perlakuan kotornya ini, aku rasakan saat ia mengeluarkan jarinya maka mulut anusku akan terlihat monyong dan sewaktu dimasukan akan melesak kempot ke dalam. Pahaku tak terasa membuka sendiri dengan lebar, berharap Kirno melakukan lebih jauh lagi.

"Ahh ahhhh, ahhhh"desahku.

aku merasa tidak dapat membendung lagi hasratku rasanya begitu nikmat, aku merasa melayang layang "AAAAA HHHHH aaa"akhirnya aku mencapai puncak
kenikmatanku untuk yang kesekian kalinya,

"He hehe enak ya non? Padahal biasanya pada jijik loh kalau mau main ama saya, hehehe ternyata non doyan juga ya ama saya? jadi pacar aku aja mau?"tawa Kirno.
Aku hanya diam, tidak memperdulikannya, aku hanya memejamkan mataku merasakan masa masa kenikmatanku, begitu nikmatnya sampai badanku bergetar getar.

Keringat mengucur di seluruh tubuhku, aku sangat kelelahan, aku sempat bernafas kira kira 2 menit lamanya, sampai akhirnya giliran pak Suryo yang seorang dukun ini mengarapku.

"Hehehe non, tenang aja yah, nyantai aja, ntar kalau uda nyobain kontol mbah, dijamin non pasti mutusin cowo non, kontol mbah ini sekali dicoba topcer ampe nyess nyess… hehehehe"ujak pak Suryo yang membuatku bergidik mendengarnya.

Tiba – tiba ponselku berbunyi, rupanya orangtuaku menghubungiku, ingin rasanya aku berteriak minta tolong, tetapi "Hei, awas kalau macam – macam, Prambo sedang berada di depan rumahmu ingin membakar rumahmu, bila kau macam macam, kami tinggal menghubunginya, bagaimana?"kata Prabawa. "Bajingan kalian ini semua!!!"umpatku dalam hati, "Baik, aku akan menuruti kalian"kataku.

"Halo ma, sorry yah ma ga hubungin mama, aku lagi di rumah Shinta, bantuin skripsinya, mama ga usa khawatir ya…"kataku. Setelah mamaku menyarankan agar tidak tidur terlalu larut, dan berbasa basi sebentar, akhirnya aku mengucapkan selamat malam.

"Hm… untuk jaga jaga supaya mamamu saat menghubungi Shinta dan kamu ternyata tidak ada di sana, sebaiknya kamu telpon temanmu itu"kata pak Suryo.
Maka akupun menuruti kehendaknya, dengan cerita yang dikarang bahwa aku berada di rumah pacarku saat ini dan aku juga mengatakan apabila mamaku saat menelepon ke rumahnya, minta ia beralasan saya sedang ke wc atau sedang tidur atau apapun juga supaya mamaku tidak mengetahui aku menginap di rumah pacarku, bahwa aku menginap di rumah Shinta.

Kemudian tidak lupa juga aku menelepon pacarku bahwa aku sedang berada di rumah Shinta dan memintanya untuk tidak menghubungi rumah Shinta karena takut mengganggu orang orang di rumah Shinta, dan ia pun mau mengerti, tapi yang membuat saya kesal adalah saat aku sedang menelepon pacarku pak Suryo terus menggeranyangi tubuh mulusku.


Kemudian akhirnya telepon pun diakhiri bersamaan menghujamnya penis pak Suryo ke kemaluanku bleessss… "Ahhhh…"rintihku sakit.

Tapi kemudian tubuhku tiba-tiba merinding bulu bulu romaku berdiri semua, menambah kesexian di mata pak Suryo, tiba – tiba saja aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat, padahal pak Suryo belum lagi menyodok-yodok barangnya di dalam kemaluanku.

"Ahhh… Uhhh E e enakkk"desahku tak karuan, aku merasa cuek saja toh aku juga sudah disetubuhi dari tadi, tidak masalah apabila kali ini aku ingin menikmati senikmat nikmatnya.

Pak Suryo mulai memaju mundurkan pinggulnya pertama tama pelan makin lama makin kencang keluar – masuk – keluar – masuk – keluar – masuk. Disertai bunyi kecipak kecipak, sambil tangannya terus memainkan putting susuku, diplintir kesana kemari layaknya mencari gelombang Sonora untuk radio. Aku tidak tahan lagi dengan perlakuan pak Suryo yang entah jago bermain sex atau memang ada jampi jampinya, aku tidak peduli yang penting sekarang aku merasakan diriku berada di awang awang.

"Aaaaahhh aahhh terus pak terus enak banget sih, ahhhh ahhh ahhh…"teriakku, "Enak kan non? Enak mana ama punya pacarnya non? Mbah bikin kamu ketagihan yah?"ledeknya. "Iya mbah enak banget"ujarku yang sudah tidak peduli lagi bahwa saat ini kamera sedang mengarah padaku.

Setengah jam lamanya pak Suryo memainkan penisnya diputar di keluar masukan baik lembut nian, maupun kasar, tapi aku suka sekali, rasanya aku tidak ingin melepaskan penis pak Suryo dari kemaluanku.

"Ah ah ah bapak mau keluar!!! Di dalam apa di mulut non? Mau di mulut bawah apa di mulut atas non? Ayoh cepat jawab sebelum waktunya habis"ujarnya yang membuatku jadi panik bingung dan merasa bahwa aku sedang berada dalam kuis sebuah acara, mungkin ia sedang menghipnotisku.

"Di dalam saja pak!"teriakku akhirnya Crettt crett ia menumpahkan spermanya di dalam rahimku lalu "Ah di mulut atas pak"tiba – tiba aku berteriak begitu, yang langsung dijawabnya dengan menarik penisnya dari liang vaginaku menuju mulutku Crooot croot croot.


Mulutku dipenuhi oleh spermanya, kemudian aku ingin mengeluarkannya, tapi tiba tiba tangannya membekap mulutku dan menutup hidungku yang membuatku sulit bernafas, sehingga akhirnya aku menelan spermanya tersebut.

Kemudian sekarang giliran pak Prabawa yang mantan mariner dengan tubuh kekar tampang seram ( kira kira mirip dengan bang Napi yang ada di salah satu stasiun tivi yang suka mempringatkan Waspada Waspadalah ), dan pembenci ras lain ini.

"Cuiihh!!!"tiba tiba ia meludahi mukaku, yang membuatku tersadar dari segala kenikmatan yang kurasakan, "Bajingan nih orang!"teriakku dalam hati, aku tidak berani melawannya hanya menundukkan wajahku saja.

"Dasar Cina, gua paling sebel ama etnis etnis campuran macam kalian ini!!"tegasnya, "Sialan, benci benci mau perkosa gua, emang dasar doyan aja luh sialan!"makiku dalam hati. Kemudian di tariknya pinggulku di balikkannnya tubuhku sehingga sekarang aku berada dalam posisi nunging dengan pantat mengarah ke wajahnya, karena ia menarik pinggulku ke atas, diamatinya dengan
seksama daerah sekitar kemaluanku, aku merasakan nafasnya berada di kulit pantatku, hangat namun keras, seperti orang sedang marah atau nafsunya sudah di ubun ubun.

"Cuiiihhhhhh!!!"ludahnya sekali lagi, kali ini di lubang anusku, langsung membuatku tersadar sesuatu yang buruk akan terjadi, apabila yang menyodomiku ada ketiga rekannya sebelumnya bagiku tidak masalah asal bukan monster pembenci ras ini.

Aku merangkak dengan kedua tanganku berusaha menjauhinya, tapi ia menahan pinggulku dengan kedua tangannya, sehingga hanya bagian depanku yang dapat bergerak sedikit demi sedikit di lantai yang basah ini, tetapi sebenarnya aku tidaklah dapat bergerak sama sekali, hanya sugesti dariku saja.

Kemudian jarinya mulai menekan nekan disekitar anusku, "Ahhh tolong pak jangan di situ pak!"rintihku memohon padanya, tetapi ia tidak mengubrisku, dijilatnya lubang anusku yang menimbulkan sensasi geli dan jijik pada diriku.

"Udah luh juga nikmatin aja kali… yah? Ok non? Ok?"kata pak Suryo, saat menatap wajahnya aku hanya dapat menganggukan kepalaku perlahan dengan mata sayu yang pasrah pada keadaan, padahal sesungguhnya batinku menolak hal tersebut.

"Ahhh Ahhh pak jangan pak"aku memohon padanya saat ia mulai menyodok- nyodokkan tangannya pada anusku sehingga menimbulkan sensasi yang menakjubkan. Ia ludahi lagi kali ini ke dalam lubang anusku setelah ia membuka celah lubang anusku dengan kedua jempol jari tangannya.Cukup banyak ia meludahinya.

Kemudian tangannya mulai masuk dan keluar mempermainkan anus tersebut, kemudian ia mulai memasukkan penisnya, sakit sekali, berbeda dengan yang ketiga temannya yang membuatku melayang laying saat pertama kali memasuki, ini awalnya saja membuatku kesakitan. Kemudian ia meremas kedua payudaraku dengan gemas pula, serasa ingin menghancurkannya saja, "AHHHHH sakittt pak, pelan pelan pak!!!!"teriakku tidak tahan.

"Tenang aja, justru luh sekali kali musti diajarin enak gaya permainan BDSM, hahahah"ujarnya, aku semula bingung tapi kemudian aku baru mengetahui bahwa itu adalah singkatan dari Bondage Sado Masochisme ( untuk yang Sado Masochisme aku tak yakin ejaannya benar ), yaitu Bondage adalah kegiatan ikat mengikat dengan tali temali, sedangkan Sado Masochisme adalah kegiatan seks yang suka menyiksa ataupun di siksa, apabila Sado maka ia cenderung untuk
memakai kekerasan sedangkan Masochisme adalah kegiatan seks cenderung menikmati apabila ia disiksa oleh lawan mainnya.

Dan jelas sekali bahwa aku bukan penganut aliran yang ga lazim begitu, tetapi ternyata lama kelamaan aku mulai dapat mengikuti iramanya saat penisnya sudah mencoblos lubang anusku, ternyata nikmat juga, walaupun terasa ngilu dan sakit.

Ia terus mengenjotku tak peduli aku berteriak teriak kesakitan, justru itu hanyamenambah semangatnya, sampai akhirnya ia tidak tahan dan berejakulasi di dalam lubang anusku. Tiba tiba aku merasa lelah sekali, tubuhku ambruk di tanah tersebut. Rambutku basah oleh air kotor tersebut.

Tiba – tiba kurasakan air hangat menerpa wajahku, aku membuka mataku sedikit demi sedikit untuk melihat ulah siapa ini, disamping aku sudah sangat lelah, ternyata "AAAAAAJHH Bajingan kamu ahhh glek glek"Teriakku karena pak Prabawa mengencingi diriku, dan omelanku malah membuat air tersebut beberapa masuk ke dalam mulutku.

"Hoeekkksss"muntahku berusaha mengeluarkan cairan seni tersebut. Ia dan teman – temannya malah menertawaiku, kemudian aku lihat Prambo sudah ada lagi di sini sambil membawa sesuatu keranjang, ternyata isinya adalah ikan segar yang sudah mati, ikan untuk memasak, sejenis ikan bawal putih yang agak besar.

"Nih gesekin nih ikan di kemaluan luh sekarang cepat!!"perintahnya, dan akupun menurutinya berharap semua ini cepat berlalu, ternyata kegiatan menggesek tersebut enak juga karena ada rasa rasa licin pada punggung ikannya dan rasanya yang geli geli nikmat itu membuatku orgasme yang disertai tawa mereka.

Kemudian setelah puas mempermainkanku, mereka mengajakku ke kamar mandi umum sekitar sana, disana tubuhku disemprot dengan air dari selang, dimandikannya tubuhku disuruhnya aku untuk membuka lebar pahaku sehingga mereka menyemprotkan selang tersebut pada vaginaku, yang membuatku sekali lagi orgasme, akhirnya aku merasa ingin sekali buang air kecil.

Tetapi rupanya mereka sudah tau bahwa aku akan buang air kecil, maka mereka menyuruhku menahannya, tetapi aku tidak tahan lagi sehingga tubuhku menggigil, akhirnya mereka mengijinkanku pipis, asal mau menjilati anus mereka satu per satu, akhirnya akupun menjilatinya dan setelah itu aku pun pipis.

Setelah itu mereka mungkin gairahnya timbul lagi dan memperkosaku secara bersamaan di ruang wc yang sempit tersebut, Prambo menyodomiku dibawahku sedangan aku diatasnya dengan punggungku menempel di dadanya dan Prabawa memaskukan penisnya ke vaginaku, pak Suryo di mulutku dan Kirno pada ditengah buah dadaku, dimana aku yang harus menekan dadaku sehingga menjepit penis kirno, akhinya setelah mereka mau keluar, mereka menampungnya pada sebuah gayung disana, dan menyuruhku meminumnya. Dan dengan perasaan jijik aku pun melakukannya, setelah itu mereka menyuruhku membersihkan penis mereka satu persatu dengan mulutku.

Setelah itu barulah mereka membiarkanku istirahat, dan merencanakan kepadaku, agar aku memasukan ketiga temanku ini jadi orang orang disekitarku. Pak Suryo jadi salah satu karyawan di perusahaanku, pak Prabawa jadi satpam rumahku, Kirno jadi adik angkatku dan tinggal di rumahku, sedangkan Prambo menjadi seseorang yang bebas memerintahkanku untuk melakukan tugas tugas selanjutnya.

Ia juga memerintahkanku untuk tidak boleh memakai celana dalam, memakai rok mini, agar aku memarkirkan mobilnya di rumah pak Suryo, dan berangkat bersama pak Suryo ke kantoku dengan bus kota umum.


Ia juga memperlihatkan hasil rekamannya padaku beberapa minggu kemudian, surat surat yang harus kutanda – tangani mengenai perbudakan, dan lain sebagainya.

Nantikan kisahku dimana mereka ingin menyetubuhi temanku satu
persatu, ingin kami bermain dengan para gelandangan pilihan mereka,
dan lain lain.
 
Ceritanya ada tiga bagian . Sayang tidak ada mulustrasinya karena dulu mungkin internet masih mahal dan websitenya tidak bisa menampilkan gambar besar

Ini adalah Part 2 nya

Pasar Malam 2
sebulan telah berlalu semenjak kejadian di pasar malam itu, saat ini pak Prabawa sudah menjadi satpam di rumahku, demikian pula pak Suryo menjadi salah satu karyawan di tempat papaku bekerja, sedangkan Kirno menjadi adik angkatku, dengan cerita yang kubuat buat aku bilang pada papaku bahwa Kirno telah menyelematkanku dari sebuah perampokan, dan Kirno adalah salah seorang temanku yang telah kuanggap sebagai adikku, jadi untuk mengukuhkannya aku minta papaku untuk mengurus surat – surat resmi sebagaimana saat ia mengadopsi kakakku yang tampan.
Saat ini kedua orang tuaku sedang pergi ke luar negri dan mereka mengatakan akan kembali agak lama, mungkin sekitar 3 bulanan, dan kakakku menemani mereka, sedangkan aku sesuai perintah Prambo aku tidak boleh ikut, maka aku beralasan akan mengurus masalah perusahaan papaku disini, dan agar tak kesepian maka aku minta papa mengijinkan Kirno juga tinggal dirumah, walaupun semua ini adalah sekenario Prambo.
Selama dirumahku saat masih ada kedua orangtuaku dan kakakku mereka tidak berbuat macam macam terhadapku, mungkin agar tidak dicurigai keluargaku, tapi apapun itu aku sangat bersyukur karena setidaknya aku ada waktu istirahat setelah kejadian tersebut.
Sekitar tiga minggu yang lalu, atau seminggu setelah kejadian tersebut Prambo memintaku untuk membeli beberapa perangkat perfilman, seperti handycam kualitas terbaik, kamera untuk syuting, perangkat computer lengkap dengan software untuk industri perfilman, serta seperangkat alat cetak, ada yang sengaja harus memesannya dari luar negri. Dan biaya yang tidak sedikit itu keluar dari tabunganku
sendiri, atas nama diriku dan tanda tanganku.

Pagi ini aku bangun agak pagian karena aku berencana untuk luluran dan merawat tubuhku yang lain, karena toilet dikamarku sedang diperbaiki, maka setelah aku mencuci muka dan menyikat gigiku, aku menuju kamar mandi di ruang tamu, ternyata Kirno ada disana dan sedang buang air kecil saat aku membuka pintunya.
"Hallo kakaku yang manis, hehehe wah beruntung banget loh aku bias disini hihihi, toiletnya bagus banget yah… aku blum pernah bilang yah? Gila toilet duduknya ada kain – kainnya bagus banget nih, hihihi" ujar Kirno mengomentari toilet ruang tamu tersebut, yang langsung kujawab dengan menutup pintu dan bergegas pergi dari sana.
"Oi oi, jangan pergi dulu, sini ada yang mau aku tunjukin, bentarrrr aja…. Please…."katanya sambil melonggokkan kepalanya dari balik pintu toilet, aku jadi penasaran, akhirnya aku ke bawah lagi menuju
toilet ruang tamuku itu.
"Napa? Ada apaan sih?" tanyaku penasaran, "Nih cuma mau kasi liat burungku, yang waktu itu nacep di itu tuh" katanya sambil menunjuk kemaluanku yang masih berpakaian lengkap, "Sialan luh!!! Bikin gua susah aja!!! Uda ah pokoknya sekarang luh orang udah dapet kana pa yang lu orang mau?! Kapan luh orang mau pergi dari kehidupan gua!!!" ujarku yang mulai kesal. "Hehe jangan marah dulu donk ci, ciciku yang cantik, hehehe, marah aja cantik apalagi senyum, hmm mau lagi ga ama burungku ini?" ejeknya
lagi yang membuat telingaku mulai panas, langsung saja aku bergegas balik lagi ke atas, tapi aku benar benar terkejut ketika ada seseorang di belakangku., "Uups hehe sori non, tadinya abang ga percaya ama si "koh"- Kirno ini, tapi sekarang percaya deh hehehe"ujar seorang abang – abang yang biasa membetulkan perabotan di rumahku.
"Pak, tolong jangan dengerin dia deh" kataku menatapnya kesal, "Hehe dia kan anggota keluarga ini sekarang jadi yah abang musti nurut ama dia sekarang, lagian katanya kalau papa mama dan engko kamu ga ada kan non ini budaknya dia, hehehe"katanya, "Jadi boleh donk abang nyobain juga udah lama nih pengen ama amoy hehehe" seringainya.
Nama tukang ini adalah Toit, biasa bila ada saluran mampet, wastafel dan lain sebagainya pasti dia yang dipanggil papaku untuk mengerjakannya, karena selain pekerjaannya rapih juga orangnya selama ini ramah, baik dan sopan. Baru kali ini taringnya dikeluarkan, umurnya sekitar 40 an, biasa ditemani oleh kacungnya yang lebih muda, Toit sendiri memiliki perangai yang buruk rupa, selain perutnya yang besar buncit, mungkin beratnya ada sekitar 90 kg, dengan tinggi badan sekitar 167an membuat tubuhnya terlihat gempal dan tidak berleher, dengan mulutnya yang sangat tebal sekali dan kulit yang dekil, kotor serta terlihat hitam kemerah merahan mungkin akibat terlalu sering terbakar matahari, karena profesinya yang lain adalah "joki" => ( orang yang menawarkan jasa kepada pengendara mobil yang ingin melewati daerah three in one di Jakarta apabila penumpangnya kurang dari 3 orang ), membuatku bergidik
memikirkan apabila ia akan menyetubuhiku.
Kemudian kacungnya bernama Mansur memiliki postur tubuh yang pendek, bukan pendek tapi cebol, dengan jari jarinya yang kecil, lengan yang pendek, dengan perut sedikit buncit, rambut yang di "cepak" mirip tentara, kira kira perawakannya mirip dengan salah satu cebol yang mengiklankan produk cat Avian lah, tetapi yang paling tidak mengenakan untuk di lihat adalah bagian hidung dan sekitar pipinya
melesak masuk ke dalam,dengan susunan gigi yang sangat berantakan.
"Apa – apaan nih pak? Bapak jangan kurang ajar ya, nanti saya laporin ke papa baru tau rasa ya!!!" bentakku, "Loh jangan marah donk non, hehehe ntar malah videonya kesebar lagi hahaha" ledeknya lagi, yang kemudian aku menyadari berarti Kirno telah menceritakan semuanya, lalu aku memalingkan kepalaku ke tempat Kirno berdiri, ternyata ia sudah tidak ada di sana. Kali ini aku pasrah, aku menjadi lemas, mengingat kejadian tersebut, "Nah gitu donk non, nyantai aja, kan abang ganteng juga, daripada ntar ga ada yang mau sama non, mending ama abang aja kali yee?" ujar si Toit ini. "Dasar ga tahu malu" dalam hatiku mengumpat, ingin rasanya mengatakan "Dasar tua bangka gembrot uda jelek sok
ganteng lagi!!!".
Lalu kemudian Kirno dan Prabawa masuk sambil menenteng handy cam studio yang aku beli, mungkin ini sudah direncanakan sebelumnya, "Yuk langsung ke atas aja deh, kita mulai filmnya."ujar Kirno.
Kemudian dengan sedikit ditarik paksa oleh Toit ke arah kamarku, akupun mengikuti langkah kakinya yang tidak sabaran lagi ingin melumat tubuh putih mulusku ini, "Pak, sabar pak, pelan – pelan"kataku yang mulai sakit oleh genggaman tangannya di lenganku. Sampailah sudah dikamarku ini, aku langsung didorongnya ke kasur, suara bip pada handycam telah terdengar, "Ayo non buka bajunya, hehehe" perintah si Toit yang menunjukan gigi – giginya yang berwarna kuning kehitam – hitaman itu. Maka dengan amat terpaksa aku membuka pakaian tidurku, yang langsung menunjukan buah dadaku, karena memang pada saat tidur aku selalu melepas braku, dan saat celanaku kuturunkan mereka langsung dapat melihat bulu bulu halus yang menutupi kemaluanku, sesuai perintah Prambo, aku dilarang mengenakan celana dalam.
"Astaganaga, gila bodynya mantap banget nih, wah beruntung banget nih kita kita"kata Toit, "Gila bos nanti aku juga mau di bagi yah…."kata Mansur si cebol, yang langsung membuat bulu kudukku
berdiri karena memikirkan harus bermain dengan orang cebol, si tambul ini ini saja sudah cukup membuatku bergidik memikirkannya. Tiba – tiba tanpa ba bi bu lagi tubuhku langsung
diterkamnya, "Aduh!!! Sakit pak, jangan kasar begitu!!!"teriakku, karena badannya yang besar itu langsung menubrukku sehingga menimpaku, "Hmmphhh ungghhh pak… hmmph"aku sangat sesak sekali, karena selain tubuhnya yang super gendut itu, nafas dan bau badannya ini sangat menggangguku, badannya ini seperti orang habis berjualan daging babi atau sapi di pasar.

Mulutku langsung dijilatnya tanpa menghiraukan diruku yang sesak oleh perlakuannya, aku berusaha menahan laju kepalanya dengan kedua tanganku, tapi tidak mampu, wajahnya sangat berminyak dan penuh dengan keringat sehingga agak licin, lidahnya mulai berhasil menembus kerongkongan mulutku, sedang aku berusaha mengeluarkan lidahnya dari mulutku, yang malah membuatnya tambah bernafsu untuk terus melumat bibirku. Tiba – tiba langsung rambutku dijambaknya, "AAhhh sakit pak" teriakku, langsung lidahnya kembali melumat bibirku, air liurnya menetes ke dalam mulutku, sepertinya ia sengaja mengumpulkan ludahnya dalam mulutnya untuk di jejalkan ke mulutku, aku berusaha mengeluarkannya tapi akibatnya hanya sedikit saja yang keluar menetes di sela sela bibirku, sedangkan sebagian besarnya malah tertelan olehku, ludah seorang kacung pembersih, pembetul ruangan toiletku yang gemuk, bau, dan bertampang buruk rupa ini.
Kemudian ia mulai membuka seluruh pakaian yang di kenakannya, ia mulai meremas remas dadaku, ia mainkan putting susuku seperti orang ingin mencari gelombang radio Sonora, ia jilat jilati putting susuku, ia mainkan terus, sehingga putting susuku mengacung dengan indahnya, aku mulai terbawa permainan beauty and the beast ini, aku hanya mampu mengerang, "Ahh.. pak hmphh enngghhh" erangku. Kali ini ia memintaku berada di atasnya, dengan posisi 69, ia mulai jilati klitorisku sampai mengeluarkan sedikit cairan kewanitaanku, ia hisap hisap klitorisku, kadang dipermainkan dengan jarinya, sementara kamera terus menyoroti kami berdua, aku melirik ke arah Kirno yang memegang handy cam dan Mansur yang keduanya sudah bertelanjang bulat sambil mengocok kemaluannya sendiri, aku perhatikan penis Mansur ternyata orang cebol memiliki penis yang dua kali lebih besar daripada orang normal, penisnya itu cukup panjang dan besar, mungkin apabila lebih panjang lagi beberapa centi meter akan menjadi tongkat yang menopang tubuhnya.
"Isep punya abang non, cepetan non, abang kamu yang ganteng ini sudah ga sabar lagi" ujar si Toit, kemudian aku mendekatkan wajahku ke arah penisnya, busyet hawa panas langsung menerpa wajahku, aroma bau busuk itu langsung menghantam hidungku, "Ayohh cepattttt!!!!" ulanginya lagi sambil menghisap kemaluanku lebih keras, "Uuhhh…"erangku menahan nikmat dan menahan nafasku, kubuka kulup dari penisnya di sela sela kulitnya terlihat seperti jamur jamur, belakangan aku ketahui itu adalah kotoran penis. Tanpa pikir panjang lagi langsung saja penis itu kumasukan seluruhnya ke dalam mulutku, lalu aku berhenti sebentar, karena perutku terasa mual ingin muntah, aku merasa tidak dapat melanjutkan aktifitas ini, tapi dengan berhentinya aku, dan penis di mulutku, membuatku harus bernafas dalam untuk mengatur nafasku, otomatis aroma tak sedap kembali melanda diriku ini, sehingga membuat perutku makin mual saja, lama lama aku akhirnya dapat menyesuaikan diriku dengan aroma tersebut.

Aku kembali dengan aktifitasku aku naik turunkan kepalaku seperti sedang melahap buah durian, aku hisap, aku bersihkan jamur jamur tersebut dengan lidahku, terasa asin sekali, tapi aku sudah tidak
peduli lagi, aku nikmati saja aktifitasku ini, "Hehehe gitu donk, Aaauucchhh enak banget non, iya iya oohhh enak banget nihh….. hohhhhh hohhh aduh enak non"erang si Toit. Kemudian aku merasa kemaluanku dimasuki oleh jarinya yang gempal itu, ia mulai memainkan jarinya di dalam kemaluanku, ia tusuk-tusukan, sehingga membuatku sangat kenikmatan dan ku ladeni dengan menservis penisnya sebaik baiknya, kemudian kedua jarinya mulai memasuki kemaluanku, kemudian dikeluarkannya, "Non liat deh jari abang, coba liat kukunya deh"katanya kepadaku, aku menghentikan menhisap penisnya dan dengan mata sayu, berharap ia melanjutkan memainkan kemaluanku, tapi aku juga penasaran dengan apa yang ia ingin tunjukan, aku lirik ke jarinya, ke kukunya, sesaat tidak ada yang aneh, tapi kemudian aku liat lebih jelas, ya ampun kukunya itu kotor sekali, hitam sekali, seperti penuh debu, dan baru saja
memasuki liang vaginaku ini.
"Hehe kotor yah non? Tapi ga apa kan? Yang penting orangnya ganteng hohoho, ya udah isep lagi sono, hehehe" katanya lagi, aku tak dapat berkata apa – apa, kemudaian aku berusaha menghilangkan pikiranku tentang itu semua dan melanjutkan hisapanku di penisnya, "Wuih nafsu amat, udah sebulan ga kita garap jadi nafsu banget yah kamu" ejek si Kirno, "Tapi bagus – bagus si Prambo pasti suka banget nih ama episode keduanya kamu hehehe"lanjut Kirno lagi, yang diikuti gelak tawa si Mansur dan Toit.

Aku mengacuhkannya dengan terus menghisap penis ini, kemudian jari jari tersebut kembali berusaha memasuki liang vaginaku, aku berusaha menahannya karena kukunya yang kotor, membuatku takut terinfeksi, atau semacamnya,tapi kemudian tanganku di pegang oleh Mansur, disuruhnya aku mengocok penisnya, sementara jari jari Toit berhasil memasuki liang vaginaku, aku mengoyang goyangkan pinggulku agar ia mau menghentikan aktifitasnya, tapi malah membuatnya makin bernafsu, disertai kenikmatan yang kurasakan sendiri, aku tidak peduli lagi dengan kuman kuman di jarinya itu, ia masukan ketiga jarinya, ia putar putarkan ke sekeliling dinding rahimku, terasa sesak dan sedikit sakit, karena jari jarinya yang gempal itu memasuki liang vaginaku.
Aku mempercepat kocokanku pada penis Mansur, dan hisapanku pada penis Toit, sementara Toit juga mempercepat gerakan jarinya, "AAAAAahhhhhh" erangku melepaskan kulumanku pada penis Toit
terdengar bunyi plop, aku keluar, aku tak tahan dengan gesekan yang dibuatnya, tubuhku lemas sekali. Kali ini, ia menngarahkanku menduduki penisnya, aku masuki penisnya dengan vaginaku yang sudah sangat basah dan sangat sensitive sekali, tidak terlalu sulit memasukkannya, karena penisnya yang memang tidak besar, hanya saja kotor dan bau saja, tetapi hal itu sudah kubersihkan dengan mulutku, dan sekarang giliran mulut bawahku yang akan menghisap penis si gembul ini. Aku mulai menaik turunkan tubuhku aku, aku lakukan gerakan memutar, sehingga penisnya mengaduk liang rahimku, untuk mengorek cairan kewanitaanku, Toit mulai memainkan buah dadaku, sambil aku naik turun di atas penisnya, tangannya yang penuh keringat dan cairan kewanitaanku menempel di dadaku. Kemudian Mansur berdiri mengangkangi Toit, karena tubuhnya yang cebol, membuatku harus menunduk menhampiri penisnya untuk kuhisap, sementara Toit memaikan putting susuku dan aku terus mengocok
kemaluannya dengan vaginaku dan tubuh membungkuk ke arah Mansur untuk menghisap penisnya yang besar.

Aku lakukan gerakan memutar, naik turun perlahan lahan, kemudian makin lama makin cepat, dan kupercepat juga hisapanku pada penis Mansur, "AAAhhh yah yah terus non abang dah mau keluar, aaahhh!!!! Ahhhhh!!!! terus non, terus…. Yah yah….. enak banget…enak uuuuhhhh uuunngghhh
terus pelacurrrrrrr terussss ahhhh aaaaaahhhhh….. anjingggggg…. Enakkkk bangaettttt…….."teriak Toit, akupun kembali dilanda orgasmeku, dan kemudian "AHHHHH ….huh huh huh"erang Toit berejakulasi di rahimku, spermanya cukup deras juga.
Aku mencabut penisnya dari liang rahimku, kemudian aku diperintahkan Mansur untuk bergaya Doggy style, Toit tampaknya langsung tertidur di kasur spring bedku yang besar, dengan tubuh besarnya, springbedku yang untuk ukuran empat orang dibuat jadi hanya untuk dua orang saja. Mansur kemudian memainkan jari jari kecilnya di vaginaku, ia mulai menusuk-nusukan jarinya tersebut, lalu tiba – tiba, ia memasukan penisnya yang besar itu ke lubang rahimku, mengaduk – aduk isinya, memompa sekuat-kuatnya.

"Aah enak enak non, heh heh heh"teriaknya sambil mengenjotku serta menarik rambutku seperti tali sadel kuda, "Aahh hmmphh iya enak…"Akupun tak kuasa menahan gejolak birahiku yang sudah di ubun – ubun, "AAAhhhh"erangku menikmati rasanya diperlakukan tidak senonoh oleh seorang cebol kerdil ini, aku keluar. Lalu Mansur mencabut penisnya, memang ia belum keluar, penisnya ia arahkan ke mulutku, rupanya ia hanya ingin sperma Toit menempel seluruhnya ke batang penisnya itu beserta cairan cintaku, terasa sangat mengkilat disertai warna warna putih kental khas sperma.

"Tolong dihisap, biar kamu jadi pinter, hehehehe, biar mulut bawahnya bersihan dikit gitu, ntar nih dijilat semua ya, hmm trus ditelen, tar baru gue coblos lagi, ya"perintahnya layaknya memerintah seorang pembantu, padahal aku pemilik rumah ini, orang yang membayar bosnya untuk membetulkan toilet rumahku, kacung dari pesuruh yang memerintahku, "Sialan, enak banget nih orang dapet durian runtuh kali nih cebol!!!" umpatku dalam hati. Aku mulai menjilati dan menghisap penisnya tersebut, bau dan rasa sperma sangat menyengat, lebih baik aku menghisap cairan sperma yang langsung keluar dari lubang penis seseorang daripada menghisap batang penis yang dilumuri sperma yang sebelumnya bersemayam di lubang kewanitaanku, penisnya ini memang luar biasa besar, sehingga aku agak kesulitan untuk memasukkannya ke dalam mulutku ini. Aku maju mundurkan kepalaku, melakukan gerakan memutar di kulup kepalanya, menjilati pangkal penis sampai ujung lubang kencingnya, aku hisap samping kiri kanan batang penisnya, berusaha menghisap sebanyak mungkin sperma yang bertengger di batang penisnya tersebut.
Kirno mendekatiku, ia menyuruhku membuka mulutku, ia ingin melihat sperma Toit yang kukumpulkan dari batang penis Mansur itu, ia arahkan kamera ke arah mulutku itu, ia zoom beberapa saat, memberikan sentuhan close up, lalu mereka menyuruhku menelannya, setelah kutelan kembali aku harus menunjukan ke kamera dengan membuka mulutku, setelah itu tersenyum nakal pada kamera tersebut.

"Yak, yak bagus banget, oke sur lanjut"kata Kirno, "Ok, sip bos"kata si Mansur. Maka dimulailah kembali, Mansur kembali memasukkan penisnya tersebut ke dalam kemaluanku ini, tangan-tangannya berusaha menggapai buah dadaku, tapi tidak sampai, karena terlalu pendek, dalam gaya doggie style ini saja aku harus lebih melebarkan kedua kakiku agar pas untuknya berdiri di belakangku. Ia memutar-mutarkan penisnya, tepatnya mengaduk-aduk penisku, berusaha mengeluarkan cairan cintaku lebih lebih dan lebih banyak lagi, ia pompa tubuhku sampai ada suara seperti sedang memompa bola basket, bes bes bes, clap clap clap, cairan kewanitaanku terasa sedang dia duk oleh penisnya yang besar tersebut, berkali kali aku harus memejamkan mataku kuat kuat atau membelalakan mataku, ketika penis tersebut mengaduk aduk asset berhargaku itu.
"AAAAhhh non mau keluar nih, aaaahhhhh… bos kamu mau keluar nih….."erangnya, "Aaahh hmmmmphhhhh"aku juga merasakan sebentar lagi aku mengeluarkan cairan orgasmeku, "AAAAuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh enakkkkk banget non" teriaknya diikuti beberapa semprotan pada liang kemaluanku, begitupula denganku. Aku terlungkup merasakan lelah yang amat sangat, memikirkan akankah aku masih sanggup melayani 2 bandot yang lain? Tapi aku pejamkan mataku untuk tidak memikirkan itu, aku hanya ingin memikirkan kenikmatan yang baru saja kudapat, yang membuat liang vaginaku gatal ingin merasakan kontol – kontol yang lain. Kembali jari-jari kecil tersebut merayap di bibir vaginaku, membuka lubang vaginaku, kemudian memain-mainkannya, tapi kali ini bukan penis yang masuk, melainkan kelima jarinya, "Aduuuuhhh sakit banget!!! Mau diapain sih?" kesakitan yang melandaku, membuatku marah, "Heehe tenang aja non, rasain bagaimana kalau nanti
melahirkan, cuma bantu untuk mengimajinasikan kok hehehe" katanya sambil mengaduk aduk kewanitaanku dengan jari maksudku dengan tangannya, karena sekarang buka jari lagi tapi dari ujung jari sampai pergelangan tangannya, untung saja agak kecil tangannya itu.
Ia kocok-kocokkan tanganya disana, aku yang tadi merasa sakit mulai merasakan kenikmatan, aku menggerakkan pinggulku sendiri, "Tuh kan enak, makanya tenang aja non, hehehe"ejeknya sekarang mengolok-olok diriku ini, memang rasanya agak nikmat, apalagi ketika ia membuka jari jarinya kemudian menutup, membuka dan menutup begitu seterusnya, berusaha menangkap sesuatu dari liang kemaluanku ini, tapi makin lama sodokan tangannya makin keras dan makin cepat, mengikuti irama erangaku yang makin cepat dan makin keras pula, "AAAAhhhhhh….." aku kembali mengalami orgasmeku.

Tangannya ia keluarkan perlahan seolah tidak ingin cairan spermanya dan cairanku dari genggamannya, plop, bunyi ketika ia mengeluarkan seluruh tangannya itu, kemudian aku kembali disuruh membuka mulutku, aku mengedagahkan kepalaku menghadap langit langit kamarku sambil membuka lebar lebar mulutku, dan dari jarak beberapa centi di atas mulutku ia membuka genggamannya sehinnga cairan yang ada di sana meleleh langsung kedalam mulutku, senhingga pengambilan kamera pun sangat bagus sekali, ketika cairan tersebut beralih dari tangannya ke dalam mulutku ini. Kulihat jam sudah menunjukan pukul satu siang, aku bangun ingin mandi, ditemani oleh Mansur, kami mandi bareng, tapi aku dilarang buang air kecil, setelah melakukan pergumulan sekali lagi dengan Mansur di toilet, dan benar benar membersihkan seluruh tubuhku sehingga menjadi wangi menyegarkan, "Kir kapan nih aku bole pipis?
Uda kebelet nih" renggekku, "Hmmm oke oke boleh pipis kok sekarang, tapi tunggu aku sampai di luar pekarangan rumah kamu dulu ya, kamu panjat jendela kamu, jongkok di jendela kamu, trus pipis ke arah pekarangan rumah kamu, tar aku shoot dari bawah sini"komentarnya.
Gila kalau dalam hal beginian otaknya itu bener bener bisa kepikiran sejauh itu, maka ia pun turun kebawah, dari arah mendekati tembok pembatas rumahku, ia mulai mengarahkan kamera ke jendela kamarku, di sana barulah kulihat ternyata pak Prabawa menjaga rumahku dari tadi, pantas saja dari tadi tidak terlihat, mungkin ia ingin berjaga – jaga agar tidak ada orang mencurigakan yang masuk atau bagaimanalah. Aku tidak tahan lagi, aku sudah sangat ingin buang air kecil, maka kupanjat jendela kamarku yang kecil, yang biasa untuk menaruh pot pot bunga yang kecil, aku berjongkok, sambil kedua tanganku memegang tembok dalam kamarku untuk menjaga keseimbanganku, lalu aku terkejut bukan main ketika kulihat ada serombongan anak SMU sedang berjalan menuju blok rumahku ini, biasanya jarang sekali ada anak anak SMU, mungkin mereka ingin bermain di warnet komplek rumahku, untuk kearah warnet tersebut, memang harus melewati depan rumahku, "Aduh sial amat" umpatku dalam hati.

Ada sekitar 10 lebih, yang akhirnya kutahu ada 18 orang anak SMU yang menuju blok rumahku dimana aku sedang tidak berbusana satu helaipun, dan sedang berjongkok di jendelaku siap untuk mengeluarkan air seniku yang kutahan, sehingga apabila air seniku keluar pasti membutuhkan waktu yang lama untuk menghentikannya. Akhirnya sampailah mereka tepat pada pagar depan rumahku, melihat ke atas karena mereka melihat ulah Kirno yang hendak mengambil gambarku dengan handycam jadi tentu saja mereka curiga sehingga melihat ke atas.

"Wouw gila man… ada orang gila!!! Hahahaha" ujar salah seorang dari mereka, yang otomatis semua teman – temannya melihat dan tertawa gembira meyaksikan pertunjukan tersebut, "Gini, begini, kalau cewe yang di atas itu itu pipis sekarang saya akan ijinkan kalian untuk masuk ke sana, gimana setuju?" ujar pak Prabawa yang sekarang selaku satpam di rumahku itu, "SETUJUUUUUUU" mereka menjawab serentak.

Tentu saja hal itu menjadikan dilemma untukku, dimana aku sudah sangat tidak tahan untuk mengeluarkan air seniku, tetapi harus memilih antara mengeluarkan air seniku dan mereka akan masuk atau malah menahan air seniku tetapi mereka tidak masuk.


Akhirnya kuputuskan untuk mengambil pilihan kedua, aku akan berusaha menahan air seniku, sementara mereka berteriak "Pipis pipis pipis…. Ayo pipis", tentu saja ini menjadi hal yang sangat lucu bagi pak
Prabawa dan Kirno.
Sementara aku rasakan punggungku dibelai dengan tongkat kayu yang dilumuri cairan, setelah kutengok ke belakang ternyata Mansur menggunakan gagang sapu yang dilumuri body lotion yang sering
kugunakan untuk mengelus punggungku, membuatku semakin ingin mengeluarkan air seniku, ia terus lakukan hal tersebut dari tengkuk belakang leherku sampai tulang ekorku sedikit di sodok – sodok, kemudian di sekitar lubang anusku ia tekan tekankan, "Ayo donk, mereka uda mau kamu pipis, kamu juga udah mau kan? Daripada nanti mereka teriak – teriak malah makin banyak yang datang, mendingan suruh mereka masuk aja kan?" kata si Mansur.
Masuk akal pikirku, lagipula aku sudah tak mampu menahan pipisku lagi dan sodokan sodokan yang semakin merangsangku ini, aku sudah tidak tahan lagi, "Aaaannh….."erangku bersamaan keluarnya air seniku dengan deras ke bawah, disambut dengan meriah oleh mereka semua, "Cihuyyyyy dapat ceweee cakeppppp" teriak mereka.
Tiba – tiba sebuah tangan menyusup dari bawah pahaku ke atas meremas dadaku lalu menggendongku lebih luar, seolah ingin menunjukan kepada mereka lebih jelas bahwa inilah gadis yang sedang buang air kecil, sementara pahaku terlipat di samping dadaku, dan tubuhku tertahan oleh otot orang ini di mana aku tidak berpijak pada apapun lagi, hanya memegang erat – erat lengan orang yang sedang meremas buah dadaku, yang pasti si Toit yang melakukan, sehingga air seniku semakin deras saja, mungkin karena aku jadi takut ia melakukan kesalahan sehingga aku akan jatuh dari lantai 2 ke pekarangan
rumahku ini.
Maka pintu pagarpun dibuka, mereka langsung bersorak kegirangan, kali ini aku harus melayani 20 orang termasuk pak Prabawa dan Kirno, mereka langsung menyusul naik ke atas kamarku. Setelah aku melap kemaluanku dengan tissue yang sudah kubasahi, mereka masuk ke dalam kamarku, satu persatu langsung menanggalkan baju mereka, sesaat saat mereka masuk langsung tercium aroma tak sedap, bau matahari dan keringat masa-masa SMU, mereka langsung menyantapku.
"Wahh mantep nihhh asyik coyyyy"kata salah seorang dari mereka, "Kalian bole pake cewe ini, bole menggunakan alat alat di rumah ini, tapi awas jangan ada yang mencuri di rumah ini!!!
Ngerti?!" tegas pak Prabawa, tentu saja mereka akan menuruti orang yang berbadan tegap mantan militer ini, mungkin Prabawa tidak ingin rencananya menjaga rumah ini menjadi runyam ataupun macam – macam lainnya.
"Okey tenang aja, udah ga tahan nihhhhh…."kata salah seorang dari mereka yang langsung meremas dadaku, "Uuuhhh…." erangku, "Montok bener nih dadanya, brapa sih ukurannya?" Tanya orang yang sedang meremasku yang akhirnya kuketahui namanya adalah Anton, aku mengacuhkan pertanyaan yang memang tidak seharusnya kujawab, "Eh di Tanya loh, brapa nih ukuran tete kamu? Dada ga ngerti ya? Mau nya tete ya?"ulanginya lagi dengan kata-kata yang lebih pedas sehingga membuat telingaku panas, tapi akhirnya kujawab juga "34 B" jawabku singkat, "Wuiihhh hahahaha 34 B segini toh, putihnya itu loh ga tahan…. Beda banget yah ama kita kita yang item begini? Hehehe dan satu lagi dia emang ga ngerti dada ngertinya tetek hehehehe, pokoknya kalau yang halus halus kagak ngerti nih cewe!!! Hweheheeehe" ejeknya kemudian yang disusul gelak tawa teman – temannya.



Anton ini memiliki tubuh yang sedikit atletis, dengan wajahnya yang boleh dilihat lah, mungkin diantara para pria kulit hitam ini dialah yang paling tampan, dengan hidungnya yang mancung, dan wajah yang
mendukung, tapi tetap saja karena kulitnya yang hitam itu bukanlah tipeku untuk kujadikan pacar, tapi mungkin untuk sex masih kupikirkan.
Kulihat saat ini 9 orang sedang mengelilingiku, rupanya yang namanya Anton itu adalah orang yang di anggap pemimpin oleh mereka, makanya dia yang maju lebih dulu, lalu si Anton ini tangannya mulai merambah bagian kemaluanku, di elus elus dengan lembutnya, tiba tiba dengan kasar sekali dia mengobok obok kemaluanku, "AAAhhh sakit… sakit… pelannnnn pelaannn donggg" kataku merintih, "Hehehehe okey okey sori sori lagi nafsu banget sih"katanya, "GA PAPA, yang kasar juga ga pa-pa dia ini budak kita semua, terserah lu orang mau perlakuin dia kaya gimana, dia ini Cuma ayam betina kita, binatang kan ga perlu dipikirkan banget, apalagi dia kedudukannya lebih rendah dari binatang, lanjut aja!!!" bentak pak Prabawa yang memang rasialis ini.
"Hah? Bener nih pak? Oke d kalau gitu nurut bapak aja deh, kan bapak yang kasi kesempatan kita masuk semua… hehehe, sori non eh cung hehehe sekarang luh kacung kita semua, tapi bedanya kacung kita yang ini cina putih bisa dipake lagi hahaha…." ejeknya lagi, aku diam saja
ketika tangannya mulai lagi kasar mengobok obok vaginaku, teman –
temannya mulai meremas remas dadaku, samar samar kudengar ada yang
menyalakan kompor, mungkin 9 orang lainnya sedang memasak sesuatu,
aku tidak peduli, aku harus siap menahan segala penderitaanku ini.

Lalu salah seorang yang berada di luar masuk, jadi anak SMU yang
disini ada 10 orang dan ada si Toit, Kirno dan pak Prabawa, sedangkan 8 orang lainnya dan si Mansur berada di luar kamarku, salah seorang yang masuk itu membawa tali tambang, yang kemudian tanganku diikat menjadi satu dan ditarik ke atas kepalaku sehingga mereka dapat melihat ketiakku yang putih mulus ini, kemudian mereka menyambungkan tali yang mengikat tanganku ke kepala ranjang sehingga aku tidak dapat menurunkan tanganku dan badanku bisa dengan leluasa mereka putar ke kiri atau ke kanan 360 derajat, lalu kedua kakiku dilipat menjadi posisi jongkok, hanya saja posisiku tiduran, dan diikat keseluruh tubuhku, sehingga posisi buah dadaku menjadi semakin mengacung keatas.
Posisiku kini sudah tidak dapat menggerakan badanku lagi, hanya dapat bergeser sedikit demi sedikit, dimana seperti ayam betina yang putih bersih siap di santap sekumpulan orang pedalaman dengan kulit kulitnya yang hitam semua, kemudian Anton mulai memasukan penisnya ke dalam vaginaku, terasa sakit sekali, karena selain mereka belum begitu berpengalaman ditambah belum ada setetespun cairan pelumas yang ada di vaginaku.
Anton terus mengenjotku, aku sungguh sangat kewalahan, aku bahkan sulit bernafas karena ruang untukku bernafas dikepung 10 orang anak SMU berbau keringat yang terus memeras dadaku seperti memeras susu sapi ini, lama kelamaan cairan pelumasku sendiri juga muncul, mungkin karena aku menikmati perlakuan kasar mereka, dimana aku sangat tidak berdaya menghadapi mereka, dimana aku menyerahkan ketotalan kepasrahan diriku untuk mereka apakan saja tubuhku ini, untuk di garap habis - habisan. Tapi aku berpikir jika saja pemimpin utama mereka ada disini yaitu Prambo, mungkin aku tidak harus menerima ini semua, mungkin ia tidak akan mengijinkan sekumpulan anak SMU untuk mengarapku habis – habisan. Anton semakin keras saja mengenjotku, ia memompa aku habis habisan
sampai aku merasakan ada busa busa disekitar vaginaku, "Argggghhhh emmhhh oohhh yeahhhh yeahhhhhh yahhhh.... gua mau kluar... enak banget nih.... oooiiiii ahhhh... ahhh ahhhhhh...."teriak Anton disertai semburan spermanya di vaginaku, aku merasa sangat pusing sekali, mataku berkunang –kunang.
Kini orang kedua mulai datang, "Hmmm wangi banget yah... harum banget loh..." katanya yang akhirnya kuketahui bernama Syaiful, orangnya kurus ceking seperti pemadat saja, "Ludahin tangan saya donk, yang banyak yah..." katanya memelas, aku yang tak tahu harus mengatakan atau berpikir apa, aku turuti saja permintaannya tersebut, aku mulai meludahi tangannya sebanyak – banyaknya, sehingga tangannya pun penuh oleh ludahku.
"Hmm wangi... aku suka banget deh ludah orang cakep kaya kamu, bener bener merangsang aku banget loh, hehehe"katanya setelah menghirup dalam dalam ludahku yang ada di telapak tangannya, tampaknya ia menjilat sedikit ludahku itu, aku bergidik melihatnya, kemudian ia menuangkan seluruh ludahku di kedua payudaraku, ia ratakan cairan tersebut ke arah buah dadaku itu, teman – temannya sendiri juga tampaknya jijik dengan apa yang ia lakukan. Aku merasakan payudaraku menjadi dingin oleh cairan ludahku sendiri, kemudian ia menghirup dalam dalam aroma ketiakku, "Hmmm gila wangiii banget.... aku aja udah mau keluar dengan menghirup aroma kamu loh, kok bisa sih kamu secakep ini, mau lagi di entotin kita rame – rame hehehe, kamu suka banget yah ama sex?"katanya dengan tatapan matanya
yang cekung itu.
"Udah cepetan temen – temen lu yang lain belum kebagian tau!!!"omel pak Prabawa, ia kemudian menatap pak Prabawa agak lama dan kemudian "Yah baik pak, maaf terlalu lama" katanya lagi dingin dengan tanpa ekspresi, ia terlihat seperti psycopat saja menurutku, kemudian ia menghisap – hisap payudaraku yang dipenuhi ludahku ini, ia putar – putarkan dan tekan – tekan ujung lidahnya di sekitar puting susuku, dengan lidahnya ia mencungkil puting susuku kemudian ia hisap perlahan seakan sangat menikmatinya.

Aku juga sangat merasa tersajung atas perlakuan lembut di sekujur kulit tubuhku, tampaknya orang ini, benar – benar ingin aku menikmati kenikmatan di segala pori pori tubuhku ini, ia tampaknya tahu betul cara memuaskan wanita sebenarnya, "Ah....hm....mmmhhhh....enak....enghhh...auch....oh..."desahku yang sebentar lagi akan mengalami orgasme, bahkan mungkin tidak cuma orgasme tapi ejakulasi, ia main – mainkan seluruh tubuhku ini, dari leherku, ujung telingaku ia mainkan dengan lidahnya, ia sangat pandai memainkannya, bahkan telingaku tidak becek oleh ludahnya, hanya basah yang wajar saja., ia belai rambutku dengan penuh kasih sayang, ia tekan leherku seakan ingin mencekikku tapi dilakukan dengan sangat lembut sehingga terasa nyaman untukku.
Aku tidak tahan lagi oleh perlakuannya aku orgasme bahkan langsung berkali – kali, mungkin inilah yang dinamakan multi orgasme, bahkan sebelum ia menyentuh vaginaku, kemudian ia berikan pijatan pijatan ringan pada pahaku, menuju selangkanganku, ia lakukan dengan penuh romantisme, begitu menyentuh perasaan terdalam seorang gadis sepertiku, seorang gadis yang biasanya diperlakukan kasar oleh sang pemerkosanya, kira – kira kenikmatan ini sebanding seperti pak Suryo yang mengunakan susuk pada penisnya tersebutt, yang membuatku sangat ketagihan itu, dan kali ini kurang lebih sama, tetapi karena tak ada alat magis yang ia pergunakan maka ia mendapat nilai plus yang
diatas pak Suryo setingkat.
Syaiful kemudian menekan ibu jarinya di anusku, entah bagaimana ia lakukan hal tersebut, tapi ujung ujung urat syarafku menerima respon tersebut dengan amat baik dan amat merangsangku sekali, bahkan aku rasanya ingin menjerit, menyuruhnya memasukan penisnya ke kemaluanku atau bahkan ke anusku, aku tidak peduli, aku benar – benar dilanda perasaan yang mengebu – gebu, perasaan ingin meledak - ledak, "AAAhhhh...."teriakku menandakan sekali lagi aku mengalami orgasme yang sangat hebat, aku tak pernah merasakan oragasme seperti ini, cairanku muncrat keluar seperti air kencing, menyemprotkan
cairannya berkali kali. Syaiful tersenyum kepadaku, kemudian ia meludahi penisnya sendiri, cukup banyak, kemudian ia kocok – kocokan untuk lebih meratakannya, air liur pada penisnya ada beberapa yang menetes netes pada perutku, kemudian ia mendekati wajahku, rupanya ia ingin aku menghisap penisnya yang penuh ludah itu, aku tidak jijik lagi padanya, bahkan aku merasa berkewajiban untuk membalas perbuatannya itu, aku ingin memuaskannya.
Aku hisap penisnya, walau terasa ada bau menyengat, bau ludahnya itu, tapi aku tidak peduli, aku rasakan penisnya pada mulutku yang mungil ini, aku tampung benda panjang hitam tersebut, benda yang mengkilap oleh ludah pemiliknya, aku rasakan ludah yang menetes itu pada lidahku ini, seperti sedang memakan ice cream potong yang berbentuk silinder, ice cream yang agak meleleh, ice cream potong
rasa ketan hitam, aku hisap hisap, sampai pemiliknya mengerang – ngerang, tapi lagi – lagi aku yang keluar lagi. Lalu ia sudahi acara oral tersebut, penisnya sekarang diarahkan pada kemaluanku, ia kocok – kocokan vaginaku, ia cari titik G – Spotku, ia berusaha memuaskanku, ia balikkan badanku, aku yang sudah pegal juga dengan posisi tersebut akhirnya lega saat ia balikkan tubuhku, rasanya mengurangi nyeri pada pahaku ini.kemudian dengan gaya doggie style dimana pahaku yang masih terbelit tali tambang ini menopang tubuhku, ia terus memompa penisnya, kemudian tidak lama ia arahkan
penisnya ke anusku, ia ludahi sedikit lubang anusku, ia masukkan secara perlahan – lahan dan penuh perasaan, sedikit demi sedikit penis tersebut memasuki lubang anusku itu, "AAAhhh uhhh
sakiittt" rintihku, tapi tidak ditanggapi apapun olehnya, teman – temannya terbengong – bengong melihatnya, tidak melakukan apapun padaku, hanya mengocok penisnya masing – masing.
Ia mulai menghujam – hujam kan penisnya ke dalam duburku yang sempit ini, ia pompa – pompakan, kemudian saat aku akan mengalami orgasmeku lagi, ia mencabut penisnya itu, ia masukan kembali ke dalam vaginaku, ia pompa terus menerus semakin lama semakin cepat, "AAhhhh aku keluar...." kataku, aku benar – benar menikmati percintaan ini, aku tak mampu membendung cairan cintaku sendiri, keluar begitu banyaknya, dari penis yang telah menghujam duburku dan kembali masuk ke vaginaku ini, aku benar benar dibuat melayang layang. Kemudian ia cabut lagi penisnya itu, dan kembali dihujamkan ke lubang anusku, ia sangat berpengalaman untuk ukuran anak SMU, aku benar – benar kewalahan sekali, duburku kini lebih siap menerima penisnya tersebut, ia mulai lagi mengocok – kocok penisnya tersebut, batang penisnya itu sangat terasa sekali kulitnya itu menyentuh seluruh rongga kulit anusku, seluruh urat syarafku benar – benar meresponnya, begitu nikmat sekali, tapi mungkin aku tidak sanggup untuk keluar lebih banyak lagi, aku hanya menunggu ia mengeluarkan saja. Tidak lama kemudian tampaknya ada yang mulai berdenyut di anusku, ia akan keluar sebentar lagi, tiba – tiba ia cabut penisnya tersebut, kali ini ia arahkan ke mulutku, "Tolong dihisap sampai bersih donk, di telan ya..." katanya yang kuturuti, "Hmm penis ini abis dari lubang pantatmu loh, langsung sekarang ada di mulutmu yang manis
hehehehe... oooohhh ahhhh hmmm yahhh enak banget...terus ... isep yang kenceng... diurut... jelajahi dengan lidahmu itu... rasakan setiap jengkal kulit penis yang menghujam anusmu ini... terus ayohhh ahhhhhhhh..... aku keluar..... telaannnnn telannnn ummm uhmmmm... enakk..." erangnya diikuti beberapa semprotan deras pada mulut yang langsung menembus kerongkonganku ini, begitu nikmat dan gurih serta sedikit rasa asin melanda lidahku dan terngorokanku, beberapa diantaranya menetes di sela sela mulutku ini.
Begitu acara dengan Syaiful selesai, tiba tiba teman – temannya tidak tahan lagi, mereka membuka ikatan di seluruh tubuhku, dan kemudian langsung mengerubuti dengan keroyokan, ada yang langsung memasukan ke duburku, vaginaku, mulutku bahkan kedua tanganku ikut mengocok penis yang dilumuri ludah mereka dan ludahku, ada yang mengunakan rambutku, di belahan dadaku, aku tak mampu berteriak, hanya saja aku merasa aku ingin pingsan, tapi kutahan terus, aku berusaha mengimbangi mereka, menahan rasa perih, panas dan nikmat. Mereka menyemprotnya asal saja, ke vaginaku, ke mulutku, rambutku, tubuhku, dadaku, lubang anusku, di sekitar pantatku, di permukaan vaginaku sampai seperti susu yang dituankan saja di sela sela vaginaku, sperma mereka menetes netes melalui sela sela vaginaku ke ranjangku, di wajahku sudah penuh sekali dengan sperma. Itu belum seberapa, datang lagi rombongan 8 orang yang tadi menanti di luar, kembali aku digarap habis – habisan secara gangbang juga, tapi mereka mengeluarkannya di sebuah gelas tidak satupun ditubuhku, kemudian setelah mereka semua puas, tinggal Kirno dan pak Prabawa yang masih belum merasakan tubuhku.

Aku kembali disuruh mereka mandi, kemudian setelah makan yang cukup, mereka kembali membawaku ke aula rumahku, salah seorang dari mereka yang bernama Rudy datang membawa segelas sperma, corong untuk minyak dan sekotak yang tidak kuketahui isinya. Kemudian aku disuruh menungging menghadap mereka, lalu corong tersebut di tancapkan ke vaginaku, dan sepertiga dari isi gelas tersebut dimasukan ke dalam vaginaku, sepertiganya lagi di masukan ke dalam duburku dan sisanya aku yang meminumnya langsung, semua itu direkam dalam kamera.
"Hehehe nah ini yang terakhir, ini aku dapat ide ini dari nonton hentai nih, hehehe baiknya di coba langsung kali ya, hm kamu kan betina kami, jadi kamu itu pantasnya bertelur buat kami, bukan
beranak hahahahaha" kata Rudy sambil membuka kotak plastik berbentuk segi empat tersebut.

"Hah? Mau diapain itu? Gila yah lu orang"pekikku kaget melihat beberapa butir telur ayam di dalam kotak tersebut, "Hehe, ini telur setengah mateng yang tadi dimasak di sini loh, tapi tenang aja, udah di dinginin di kulkas kok, hehehe, ayo nunging lagi, kamu harus nurut ya...." katanya lagi, baru sehari saja ia mengenjotku tapi tampaknya tau betul bagaimana menjadi seorang majikan dan budak, budak kelas atas yang diperbudak orang kalangan menengah ke bawah. Rupanya sewaktu di perkosa di dalam kamarku tadi saat aku mendengar ada orang yang memasak sesuatu, rupanya yang di rebus adalah telur
telur kampung ini.
"Mau diapain itu...?"kataku mulai gemeteran, "Tenang aja deh serahin aja ama kita – kita, nyantai aja lagi, biar filmnya makin mantep, liat udah 3 ampe 4 keping DVD loh kepake buat film ini
hehehehe" katanya lagi, "Wuih mau lu apain nih cewe? Disuruh bertelor gitu?" tanya pak Prabawa, "Yup bener banget!" seringai si Rudy.
"Udah ayo cepet tunggingin pantat sapi lu yang putih ini!!!" kata Rudy, mungkin kalau Syaiful lebih ke arah pak Suryo, kalau Rudy mungkin ke arah pak Prabawa, dilihat dari bagaimana cara ia mempermalukan dan memperlakukan aku, akhirnya kuturuti, aku menungging menghadapnya. Lalu mulailah ia memasukan sebutir demi sebutir telur, terasa sangat menggelikan sekali, karena selain dingin oleh air-air nya yang berada dalam kotak tersebut, telur itu sendiri juga sangat dingin, akhirnya 4 butir telur berhasil masuk ke dalam vaginaku.
"Nah sekarang saatnya pertunjukan, ayoh keluarkan lagi telur telur tersebut dengan kekuatan memek kamu" katanya memerintahku, ia posisikan aku jongkok di atas sebuah batu datar yang dilapisi kasur di taman belakang rumahku, "Emhhhh emhhhh..." aku mengeden sekuat tenaga berusaha mengeluarkan telur-telur tersebut.
Akhirnya sebutir telur berhasil kukeluarkan, disambut sorak meriah oleh mereka, "WOOOOOOO ayo keluarin lagi ayo ayo ayo"teriak mereka, kemudian telur kedua juga berhasil kukeluarkan dan disambut sorak lagi yang meriah, "Hahahaha emang cocok jadi ayam nih cewe hahahaha" teriak salah seorang dari mereka, kemudian aku berusaha mengeluarkan telur ketiga, tapi tak berhasil, rasanya sulit sekali,
biar bagaimanapun usahaku, aku tidak mampu mengeluarkan telur tersebut.
"Hehehe, gimana, keluarin donk, kita dah nungguin nih, emang lu mau tuh telur di dalam situ terus?" tanya si Rudy menekan posisiku, "Tolong aku mau keluarin, bantu aku please..." aku memohon
padanya, aku tau pasti ia memang menginginkanku memohon padanya, "Hehehe bagus bagus ngerti juga luh, okey deh ini memang sesuai skenarioku, hmm sebagai hadiah dan hukumannya kedua telur
yang kamu keluarin ini musti dimasukan ke dalam pantat kamu oke? Nanti baru kita keluarkan" katanya, "Hah? Di... di... di masuk.. kan lagi?" aku tidak dapat berkata apa – apa lagi, aku hanya memejamkan
mataku, ketika ia mulai memasukan kembali kedua telur tersebut ke dalam duburku yang sudah penuh cairan sperma sehingga mudah masuk.
"Okey sekarang bos bos kita yang punya tugas ngeluarin deh, bos Kirno silahakan entotin vaginanya dan pak Prabawa pantatnya kali yah?" katanya, "Hehehe, bisaan aja luh, oke deh sikat deh nih pegang handy - cam gua juga udah bosen nonton terus daritadi"kata Kirno yangdisambut positif juga ama pak Prabawa.
Jadilah aku digarap mereka berdua, gelinjang telur telur yang beradu di dalam vagina dan dan di anusku, serta kedua penis tersebut memberikan sensasi takut, nikmat dan segalanya bagiku, sodokan sodokan yang begitu keras kuat dan nikmat tersebut melanda diriku, peluh keringat membasahi tubuhku, tiba – tiba mulutku disodorkan penis si cebol Mansur bergantian dengan Toit, dadaku diremas remas oleh Anton dan Rudy, rambutku dijambak beberapa orang disana, disela penderitaan ini aku merasakan sensasi luar biasa, aku mengeluarkan cairanku kembali.
"Ahhhhh uhhhhh...."teriak mereka, mereka memuncratkan spermanya kedalam vagina dubur dan mulutku sekali lagi, kemudian satu persatu ada yang mengocok penis mereka dengan tangan dan menuangkannya di atas punggungku, rambutku, ada yang memasukan ke dalam vaginaku, duburku mulutku sampai seperti mandi sperma, kemudian tiba tiba aku ingin mengeluarkan cairan sperma cairanku sendiri, tapi akibatnya telur tersebut pecah dalam vagina ku sehingga cairan telur tersebut
keluar dari vaginaku beserta cangkang kulit telur tersebut, dan begitu pula yang terjadi di duburku, tapi yang terparah adalah di duburku karena aku merasakan kotoranku ikut keluar, dan mereka
tertawa terbahak bahak melihatku.
Aku merasakan seluruh harga diriku terbuang, tidak ada lagi yang melekat pada diriku, aku benar – benar merasakan bagaimana diperlakukan tidak senonoh, aku malu sekali, mungkin mereka berpikir
bahwa sewajarnyalah "seekor" manusia sepertiku ini buang air besar di depan umum, seakan itu adalah hal yang biasa, walau ada perasaan lega dan nikmat saat mengeluarkannya, tapi tak terasa aku menitikkan air mataku.
Setelah membersihkan tubuhku kembali, mereka memberikanku susu yang ditaruh dalam mangkuk dan aku harus meminumnya layaknya anjing di rumahku sendiri, dan mereka menyantap dengan lahap di meja makanku yang besar, dan aku bersimpuh di lantai menikmati susuku tanpa berbusana.

Selama tiga hari anak anak SMU tersebut menginap di rumahku yang besar, selama tiga hari aku digarap habis habisan, setelah membayar uang tutup mulut kepada mereka dan segala hal yang berhubungan
dengan ini dianggap tidak pernah terjadi kecuali bila ada panggilan, semua itu di atur oleh Prambo yang baru pulang dari Canada, selama aku tidak masuk kantor, segala keperluan dan kepentingan kantor di
atur oleh pak Suryo.
 
Ini adalah part 3 part terakhir.... seperti yang ane ketik diatas ,
maksud ane adalah melestarikan cerita cerita JADUL yang hilang karena banyaknya website website yang tiba tiba hilang dari peredaran .

Semoga cerita ini bisa menginspirasi pembuat pembuat cerita sehingga jadi suhu suhu besar di sini

the end of pasar malam but the new begining of master...

Waktu pun bergulir, setelah pergumulanku yang mempermalukan dan merendahkanku beberapa saat yang lalu, membuat para anak anak berandalan itu semakin ketagihan melakukan eksperimen – eksperimen yang aneh kepadaku, tentu saja setelah mereka minta persetujuan dari si Prambo untuk "meminjam aku", aku disuruh oleh mereka untuk membawa sebuah tas yang berisi air seni mereka yang masing – masing di bungkus plastik, totalnya ada lebih dari 20 bungkus plastik bening, karena ada yang membawa 2 bungkus air seninya, air seni dalam plastik tersebut dibungkus agak gembung, dan dimasukan semua ke dalam sebuah tas, dan aku harus selalu memapahnya, tas ini menyerupai ransel, tetapi terbuat hanya dari kain yang memiliki tali pada kedua sisinya yang berguna untuk menutup tas dan di papah, yang biasa sering digunakan anak SMU untuk mengisi tas pelajaran mereka.

Bahkan pada saat aku tidur pun mereka menyuruhku tetap memapah tas ransel tersebut, sehingga beberapa bungkus sempat bocor dan membasahi ranjang tidur dan tubuhku, aku menjadi terjaga setiap malam, sempat aku berpikir untuk tidak memapah tas ransel tersebut, tetapi kamera di kamar tidurku membuatku menjadi terintimidasi setiap harinya selama 24 jam non stop. Semua akses ke arah dimana aku melakukan aktivitas terdapat kamera, seperti kamar mandi, kamar fitness, kolam renang dan mobilku, layaknya reality show, hanya saja ini mengumbar privasiku sekali.

Kemudian pada saat aku sedang menstruasi, aku diharuskan menemui Prambo untuk memohon pembalut, tetapi apa yang ia berikan jauh dari dugaanku, ia memberikanku sebuah roti, yah roti makanan, roti yang berbentuk lonjong seperti hotdog yang kemudian dimasukan ke dalam vaginaku, untuk menahan laju darah yang keluar, jadi aku harus berusaha menahan agar vaginaku tak terlalu mengeluarkan darah yang banyak, tapi tentu saja hal itu tidak mungkin dilakukan, aku hanya dapat berdoa berharap darah mensku tak terlalu banyak.

Dan hari ini, Prambo akan mengajakku ke suatu tempat yang belum kuketahui, aku hanya diberitahu agar aku bersiap siap pukul 8 pagi, ia akan menjemputku. Ia juga menyuruhku memakai baju yang dibelikan olehnya, baju tersebut berupa gaun terusan yang backless (punggung terbuka), dengan potongan bawahan yang cukup rendah dan bila aku membungkuk sedikit saja pasti akan terlihat kemaluanku karena aku tidak diperkenankan memakai pakaian dalam, atasannya hanya berupa helaian kain yang menutupi kedua dadaku yang diikatkan pada leher belakangku. Baju halter backless berwarna perak seperti yang dipakai oleh artis artis Hollywood sewaktu ke ajang pemilihan Oscar.
Setelah aku bersiap siap, maka tepat pukul 8 mobil sudah sampai di depan rumahku, aku membukakan pintu untuknya, "pagi Vy, gimana, udah makan blum?"sapanya ramah, "hm udah kok"jawabku singkat, "oh kalo gitu uda siap donk? Nih makan dulu pil ini, biar ga mabok di jalan"ia memberikan sebuah pil berwarna pink, mungkin antimo atau sejenisnya. "Aku ga mabok mobil kok, simpen aja buat entar" aku memang tidak mabok mobil. "Perjalanan kita jauh, gua ga mau liat lu muntah pake baju bagus gini, apalagi lu keliatan cakep banget, cocok banget kan baju yang gua beliin?"sambil memuji ia kembali menyodorkan pil itu, akhirnya dengan terpaksa aku minum juga, aku pikir tidak ada salahnya aku meminumnya sekedar untuk berjaga – jaga.

Akhirnya setelah berbasa basi kami keluar menuju mobil, alangkah terkejutnya aku ternyata yang ia kendarai bukan mobil mewah, dan itu cukup membuatku keheranan, karena sangat kontras sekali dengan baju yang diberikan untukku, mobilnya berupa mobil van keluarga tak berhidung, mungkin merk zebra kali ya, bila tidak salah. Berwarna merah dan pada bagian bawah mobil sudah karatan dan bolong bolong, yang paling parah adalah mobil tersebut tidak ber-AC, di Jakarta yang sumpek gerah dan panas terik bila tidak ber-AC rasanya umurpun bisa berkurang, mobil ini seperti mobil angkot saja. "Wuihhh Pram, kok ga ada AC sih? Panassss banget nih"Kataku yang mulai ga tahan dengan situsi yang sangat panas ini, apalagi bajuku terbuat dari bahan yang menambah panas. "Mau dingin? Buka baju luh aja!!!"kata Prambo dengan santainya, aku kemudian diam seribu bahasa.

Keringat membasahi tubuhku, aku benar – benar merasa sangat tidak nyaman dengan keadaan ini, aku tidak lagi berkonsentrasi pada jalan yang kutempuh, sedangkan Prambo yang juga kepanasan menyetir sambil menyengir kepadaku, aku langsung membuang mukaku, mengacuhkannya. Walaupun kaca jendela dibuka tetap saja terasa panas, apalagi bila di pemberhentian lampu merah, banyak sekali pedangan asongan yang menawarkan permen, rokok dan lain sebagainya sambil menatapku lama lama, aku merasa sangat risih sekali dengan keadaan tersebut, "non, mau beli koran ga? Ada Nova, Cek dan ricek, ama asian plus nih yang baru"tawar pedangang asongan tersebut. "Hm nggak, makasih ya"tolakku dengan senyum yang dibuat buat, kepalaku terasa sakit, aku merasa sedikit ngantuk.
"Oi Mas!!! Nih cewe mah doyannya ditidurin!!! Ama yang gituan mah ga napsu hahaha"teriak Prambo tiba – tiba yang membuatku terkejut sekaligus ingin menampar mukanya. "Oh gitu toh, kalo di pegang gini mau ga?" sambil berkata seperti itu sang pedagang asongan langsung menyelipkan tangannya ke balik gaunku melalui belahan dadaku (baju halter backless ini bagian belahan dada sampai pusar (bagian tengahnya) tidak tertutup kain, jadi bagian tertutup adalah dari belakang leher turun melalui kedua payudaraku kemudian bersambung ke pinggangku membentuk rok mini) dan di sisihkan bajuku yang menutupi dada kananku ke samping kanan, sehingga buah dadaku menyembul keluar sambil diremas olehnya. "Bangsat, kurang ajar!!!!" teriakku aku sangat marah sambil kutepis tangannya, kudorong keluar jendela.

Pertengkaranku dengan pedangan asongan itu menjadi tontonan orang sekitar, tapi setelah kuperhatikan tidak ada mobil lain di daerah perkampungan tersebut, walaupun ada lampu merah, aku jadi bingung entah berada dimana aku saat ini, aku terbengong melihat sekumpulan pengemis, mereka terkekeh kekeh melihatku, (badanku saat ini sudah sebagian keluar dari jendela). "Non teteknya bagus, putih banget, cakep kaya orangnya." kata salah satu pedagang koran lainnya, aku tersadar rupanya aku belum membetulkan letak bajuku dengan benar, sehingga payudara kananku terlihat oleh mereka semua. Langsung saja aku buru buru membetulkan letak bajuku sambil masuk lagi kedalam mobil. "Ayo cepetan jalan deh, ga mau lama lama di... eh..." ajakku ke Prambo tapi ternyata Prambo yang harusnya menyetir di sampingku tidak ada batang hidungnya.

Tiba – tiba ia meraih tanganku dari belakang diangkat keatas kepalaku dan diikat erat, "Pram ... apa – apaan ini? Pram ..." kemudian tali tersebut disambung ke pengangan pintu paling belakang, badanku diikat oleh seseorang lagi sehingga menempel pada kursi mobil, sehingga aku tidak sempat memberontak, kemudian kedua kakiku di lipat keatas, diikat dan disambung pada pegangan pintu tengah untuk bagian kiri, sedang bagian kanan disambung pada pegangan stir mobil.
"Nah saudara saudara aku mau makan dulu, nih cewe biar jadi hak kalian itung itung kompensasi BBM lah hahahaha"kata Prambo yang membuka tali baju pada bagian belakang leherku sehingga penutup payudara tersebut jatuh ke arah kedua sisi kiri dan kananku, kemudian kain tersebut ditarik keatas sehingga bagian bawah yang berupa rok mini tersebut semakin tersingkap ke atas, memperlihatkan bulu - bulu kemaluanku. "Wouuuuuuu muantapppp!!!"sorak mereka kegirangan, "Nih cewe uda ga pake beha nggak pake cangcut juga ya hahahhaha"kata salah seorang dari mereka yang bertubuh tambun.

"Eh non, name luh siape? Abang pimpinan disini, name abang, Poniman, temen temen gue panggil gue Ronnie, ade juge nyang suka panggil abang, Pak Tambun, nah sekarang giliran loe sebutin nama loe deh, yang lengkap yee"kata pria bertubuh tambun tersebut, kuperkirakan mungkin berat tubuhnya ada 90 an kg lebih, selain perutnya yang buncit aneh, wajahnya juga seperti anjing bull dogg, kedua pipinya turun seolah olah hampir melebihi mulutnya, tubuhnya hitam kelam, tidak menggunakan baju atasan, sehingga bulu ketiaknya yang sangat panjang dan lebat, keluar dari sisi sisi lengannya yang sangat besar.

"Nama... saya vy.. Vyonne pak"kataku, kali ini rasa kantuk benar-benar menjalar pada tubuhku, padahal dalam keadaan begini tidak seharusnya aku mengantuk, lalu aku teringat pada pil pemberian Prambo, tampaknya pil tersebut adalah pil tidur, "Oh Fion cakep juga nama luh, hmm gini aja deh gua suruh anak anak lepasin tali lu ini, tapi tar lu puasin anak anak yah... nurut ama kita kita ya... oke?"tawar pak Tambun, aku berpikir mungkin lebih baik memang ia melepas taliku, agar aku juga dapat beristirahat, aku sangat lelah sekali, tubuhku terasa lemas sekali, mataku terasa berkunang kunang, maka kusetujui saja permintaannya tersebut.

Aku berusaha membelalakan mataku, tapi sangat sulit sekali, untunglah tanganku sudah tidak terikat pada tali tersebut, mereka menyeretku pada sebuah rumah kayu yang bobrok, tampaknya toilet dan segala macam ruangan menyatu disana, karena kulihat seseorang dari mereka sedang buang air kecil di salah satu lubang pembuangan air, mereka menancapkan sebuah pipa pada lubang kayu tersebut, kemudian mereka menempelkan suatu tadah di atasnya agar air seninya tidak berantakan ke sisi sisi lantai, tadah tersebut berbentuk sebuah corong besar, sebesar mangkuk soup yang besar, terbuat dari plastik bening transparan seperti botol air mineral.

Kemudian orang yang sehabis buang air kecil tersebut mendekatiku, ia mendekatkan penis tersebut ke wajahku. "Isep bersihin kulit kulit kepalanya" perintah dia lagi, aku sangat jijik sekali melihat penisnya tersebut, apalagi di ujung penisnya itu ada tetesan tetesan air seni yang belum dibersihkan, "AYOHHH CEPETANNN!!! Ntar Asinnya udah ilang!!!!" bentak dia yang membuat jantungku terasa akan copot, apalagi dengan keadaan ngantuk seperti ini.

Aku memajukan wajahku mendekati penisnya yang agak bau itu, kuperhatikan terdapat guratan guratan otot yang jelas sekali, penisnya hitam kelam sama seperti orangnya, aku menyentuh bagian pahanya, kokoh sekali, mungkin orang ini adalah seorang kuli bangunan. Perbedaan warna kulit yang sangat kontras sekali, antara hitam kelam dengan putih mulus tak ada cacat sangat terlihat jelas.

Aku mulai mengulum penisnya tersebut, terasa sekali air seni yang masih menempel pada ujung kulit penisnya tersebut, aku merasakan lidahku sedikit panas dan rasa sepat asin merambat pada syaraf syaraf lidahku, aku merasa aku akan muntah pada saat itu juga, perasaan yang kurang menyenangkan ini tampaknya dirasakan sang pemilik penis, ia melihat ke arahku tersenyum lebar "Gimana non? Gimana rasa kencing gue? Enak ga?" ejeknya dengan penuh suka cita. Aku hanya bisa memaksakan senyumku yang dibuat-buat.
Aku kembali melakukan aktifitasku, mengulum dengan membayangkan sesuatu yang nikmat bergairah, aku lancarkan beberapa gayaku, seperti memutar mutar penisnya dalam mulutku, memainkan liurku pada penisnya, dan memaju-mundurkan kepalaku hingga penis tersebut seluruhnya masuk ke dalam mulutku, dimana aku sangat kesulitan bernafas, tapi entah mengapa aku selalu menyukai sensasi tersebut.
"Ah, yak hebat banget non, wuohhh woh enak banget!!!" teriak orang tersebut.

"Sur, udahan belon? Gua jadi terangsang banget nih" kata temannya, yang bengong melihat adegan ini.Dan tak berapa lama kemudian, keluarlah sperma orang yang dipanggil Sur tersebut – mungkin namanya Surya, Surto atau apalah aku tidak begitu menghiraukannya – sambil perlahan mengeluarkan penisnya dari mulutku. "Jangan telan dulu non, tunjukin ke orang – orang disini sperma yang ada dimulut kamu, ke kamera juga"perintah si Sur ini.

Maka akupun menunjukan dengan membuka mulutku kearah teman-temannya. "Hmmm hehehe, doyan peju yah luh?" kata salah seorang dari mereka yang memiliki kulit paling hitam dengan wajah yang jauh dari tampan dan berperut besar wlaupun dia tidak gemuk, hanya berperut buncit. "Ayoh, non sekarang mainin peju itu, dikenyam kenyam dengan gigi kamu." timpal salah satunya lagi yang kelihatannya sudah berumur dan memakai kacamata tebal seperti orang tak waras, dan akupun memainkan sperma tersebut, dengan mengigit gigit seolah berusaha mengunyah sperma tersebut dan merapatkan gigiku kemudian mendorong sperma tersebut dari dalam mulutku ke arah keluar walau tidak sampai menetes pada bibirku, kemudian dihisap masuk lagi dan mengulanginya lagi seolah aku ingin memuaskan mata mereka melihatku memainkan sperma di mulutku ini.

"Oke, sekarang peju itu udah bole non telen, tapi ingat itu ga gratis, non harus bayar, soalnya peju gua asli mantap, dan gurih, jadi nanti bonnya bayar belakangan, sekarang non cicipin peju mereka satu persatu, nanti tinggal hitungan satu orang 500ribu. Tenang ini uda termasuk bonus masukin kontol kontol kita ke memek ama lobang pantat non kok hehehe ga terlalu mahal kan? Lagian non bisa puas deh,"kata Sur yang langsung membuatku bergidik mendengarnya, tapi toh kutelan juga spermanya, dan ini membuatku sadar ternyata Prambo sudah menaruh cek giroku pada tas pestaku, untuk alasan ini, walau dalam hatiku membatin, "haruskah aku membayar mereka untuk kepuasan yang diperoleh mereka? Haruskah aku membayar mereka untuk mengerjai aku? Haruskah aku membayar mereka agar aku dijadikan budak seks mereka? Haruskah aku membayar mereka dengan menelan sperma mereka? 500ribu setiap orang? Dan kuperkirakan ada sekitar 20 an orang dan itu berarti 10 juta?".

"Hehe ayoh ayoh jangan malu malu non" kata pak Tambun. "Nih pake ini di leher non, biar ga rugi"ia menambahkan sambil mengalungkan aku sebuah tempat tadah yang berasal dari tempat dimana aku melihat mereka gunakan untuk menampung air seni agar tidak berceceran dilantai dan agar pas masuk ke dalam lubang pembuangan air. Rupanya tadah tersebut dapat dibuka sehingga kepalaku dapat masuk kedalam, dan kelihatannya memang sebenarnya di desain sebagai salah satu mainan seks.

Jadi sekarang kepalaku seolah masuk kedalam sebuah mangkok besar dari bawah, sehingga bila diperhatikan dari atas, kepalaku seolah berada dalam mangkuk tersebut dan badanku berada dibawahnya, rambutku juga ikut masuk ke dalam mangkok tersebut, mangkok yang sangat besar, transparan dan berbau pesing, dan sekarang dengan kepalaku berada didalamnya dan leherku begitu pas dengan lubang yang ada pada dasar mangkok serta salah satu sisi mangkok yang berada dibelakang kepalaku sekarang dan tadinya dibuka untuk memasukan kepalaku sekarang sudah ditutup kembali. Jadilah aku seperti seorang astronot dengan helmnya yang bedanya bila seorang astronot helmnya bulat menutupi wajahnya, sedangkan aku hanya setengah lingkaran seperti mangkok dan tentu saja tidak tertutup.

Sekarang setelah perlengkapan di kepalaku selesai, maka pak Tambun selaku pimpinan mereka merebahkan dirinya pada kasur yang kelihatannya sudah berumur karena terdapat beberapa kerusakan di sana sini. Dan tentu saja itu bukan kasur yang ada kayunya hanya kasur yang ditergeletakan di lantai. Dan setelah aku sadar ternyata efek obat tidur yang diberikan Prambo sudah tidak berfungsi lagi, aku merasa sudah agak sadar, dan juga baru sadar ternyata yang merekam adalah Prambo.

Aku sendiri sekarang ini merasa lebih nyaman bila pakaianku dibuka semua, karena sudah tanggung bagian dada sudah terbuka dan terusannya ke bawah juga sudah tersingkap ke atas dan menggantung di pinggangku. Maka aku memberanikan diri berbicara "Pram, buka aja deh bajunya biar ga kotor". "Hahahaha, ga papa, tapi kalo bisa jangan kotor, pake aja, awas kalo kotor. Gua ga mau tanggung pas ntar ke tempat yang lain baju luh udah banyak pejunya hehehe"kata Prambo dengan pandangan mengejek dan merendahkan.

"Uda pake aja non, yuk kesini, ke atasnya papa Tambun sini, papa Tambun mau jilatin dulu biar enak"kata pak Tambun sok bijaksana sambil menunjuk vaginaku. Kemudian akupun berjalan kearahnya mengangkangi wajahnya dan menempelkan kemaluanku sendiri ke mulutnya sambil direkam oleh Prambo. Lidahnya menyapu bibir vaginaku, yang kemudian menyeruak masuk membuatku kegelian "Mmmpphhh... hmph..."desahku tak tertahankan, aku memang sudah ingin mengeluarkan sejak mengoral Sur dan memainkan spermanya di mulutku ini. Tiba-tiba pak Tambun menghentikan aktifitasnya, dan aku yang sudah tanggung terus menggesekan vaginaku di wajahnya. "Kenapa non? Enak? Kalo enak bilang donk, jerit aja, biar semua disini juga suka," kata pak Tambun, "dan kalo mau lanjut ayoh ngomong donk, gimana ngomongnya sama papa Tambun?"
"Papa Tambun.... Vy mau dijilatin, please...." kataku yang sudah kepalang tanggung sudah sejauh ini menjadi budak mereka, jadi tanggung saja terbuka sekalian. "Kurang... kurang, harus lebih memelas lagi Vy, dan coba kasi imbalan dana donk," kata Prambo menimpali. Aku melirik ke arah Prambo yang masi terus merekam sembari tangannya mengisyaratkan "uang" kepadaku.

Aku mengerti apa maunya, maka aku mencoba sekali lagi "Papa Tambun .... vy mau dijilatin vaginanya pleaseeee vy tambahin 100rb per orang deh..."kataku memelas, ia tidak bergeming, hanya menatapku sambil tersenyum, seyuman yang mengisyaratkan kira-kira "masa Cuma segitu penambahannya", "200ribu pak Tambun please...."kataku memelas. Ia kembali tersenyum, senyum yang kali ini cukup menjijikan dan diikuti tawa dari para anak buahnya, yang terdiri dari para pengemis jalanan yang suka membawa kain lap ato bulu pembersih mobil (kemocheng), pengamen, dan pengemis yang kekurangan salah satu anggota tubuhnya. "350 ribu tidak kurang dari itu, oke? Dan tentu saja nanti akan banyak bonus untuk kamu hehehe..."katanya yang kemudian langsung menjilati vaginaku setelah melihatku menganggukan kepala, pasrah.

"AAhh.... MMppphhh"erangku penuh nikmat, bukan pertama kalinya tentu saja aku dijadikan tontonan orang banyak, dan selalu aku diam diam menikmati perlakuan ini. Dan tidak berapa lama kemudian aku merasakan sensasi yang begitu kuat sekali terdorong dari dalam organ organ tubuhku, tulang tulangku terasa sangat lemas, rasanya seluruh organ dalam tubuhku ingin ikut keluar bersama cairan kewanitaanku."AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH............."teriakku, diikuti tubuhku yang terlonjak seperti kejang kejang, menandakan orgasmeku yang pertama.

Rasanya aku tidak ingin berpindah posisi lagi, aku sangat lemas, tapi tentu saja itu tidak mungkin, "hm Vy, sekarang Vy masukin pelan pelan burung bapak ke sarang yang banyak bulu itu ya"katanya.



"I...iya p-pak"

"Yak bagus bagus, ah enak banget bener disitu"

"Oh....hmm...mmmppphh"

Aku mulai mengoyangkan tubuhku naik turun, perlahan kulihat samping sampingku mulai mengocok barangnya masing masing tanpa berbusana, dan satu persatu mulai mendekatiku, "ah Vy tolong dikocok pake tangan kamu"kata pria bertubuh paling hitam dan berbuncit serta ceking itu.
"Parno, jangan serobot gitu donk!! Hehe non abang punya minta diisepin ya, name abang Sukro" katanya kepada pria bertubuh paling hitam yang ternyata bernama Parno dan kemudian kepadaku.

Aku mengikuti kemauan mereka, sambil terus mengoyangkan tubuhku di atas pak Tambun, aku merasakan aku akan orgasme sebentar lagi, tapi aku tidak merasakan pak Tambun mau orgasme.

"Ahhh pak Tambun.... ahh..." erangku dalam detik detik mencapai puncak, tiba – tiba aku mendapat semprotan sperma di wajahku milik Parno. "Wuiiihh enakkk ooohhh ..."teriak Parno, disusul oleh Sukro di wajahku juga, dan semprotan mereka berdua saja tidak kurang dari 7 semprotan kental, mengenai hidungku, bibirku mataku dan rambutku yang jatuh di dasar mangkok.

"MMMMppphhhh OOOhhhhhh ... " teriakku mencapai orgasme, tapi pak Tambun belum mencapai orgasme, tubuhnya mengkilap oleh keringatnya, begitu pula tubuhku, aku merasakan keringat di tubuhku menetes mengenai badan pak Tambun, sementara ia terus meremas remas kedua payudaraku.
"Uoooohhh ... "teriak salah satu pengemis sambil menyemprotkan spermanya di wajahku, disusul pengemis tak berlengan, dan kemudian pengamen. Wajahku penuh dengan sperma, aku dapat menghirup aroma sperma tersebut, sebagian banyak juga yang berceceran di mangkok, apalagi aku menggenjotkan tubuhku di atas pak Tambun seperti sedang menaiki kuda rodeo, sehingga sperma di wajahku juga jatuh di mangkok, dan memang dengan adanya mangkok ini sperma tidak berjatuhan di lantai.
Mukaku sudah mengkilap dengan sperma tersebut, mataku juga agak kesulitan melihat, aku cukup kelelahan, kali pak Tambun yang menggenjot dari bawah, serangan sperma di wajahku tidak berhenti, lalu kemudian kulihat Sur mendekatiku, ia memberikanku sebuah sedotan, "nih minum sperma yang ada di mangkok itu pake ini."

Aku yang sudah kepalang basah hanya menurutinya aku menempelkan bibirku pada ujung atas sedotan tersebut, sementara Sur mengarahkan ujung sedotan satunya lagi pada gumpalan sperma yang menyatu.
Aku mulai menghisap sperma tersebut, rasanya tidak dapat kugambarkan karena banyak sekali rasa, pahit asam asin dan bermacam macam rasa lainnya lagi, sementara sperma dari mereka tidak kunjung reda, ada yang tidak menyemprotkan ke wajahku, tapi langsung ke mangkok tersebut sehingga mangkok tersebut penuh dengan sperma.

"Hmmm huuooo huooo ahhhh"teriak pak Tambun sekarang dengan keras menhujam hujamkan penisnya ke vaginaku, dan aku yang sudah mau mencapai orgasmeku juga tidak kalah mengoyangkan tubuhku, menggesek tubuhku, mencari titik titik nikmat. "AAAAHHHHHh" teriakkan orgasme kami berbarengan.

Tubuhku sungguh sangat lemas sekali, pak Tambun juga kelihatannya begitu, tetapi ia tidak mengeluarkan penisnya, ia istirahat disana sambil melihatku disuguhi sperma oleh anak anak buahnya, sperma sperma tersebut seakan tidak ada habisnya.

Kemudian pak Tambun mengeluarkan penisnya juga, yang sekarang digantikan oleh Prambo, sambil terus menerima sperma sperma, aku melayani Prambo, "Vy hebat banget luh, asli, ini yang gua damba dambakan!!"kata Prambo.

Prambo masih terus menggenjot tubuhku sementara kamera berpindah ke tangan Sur, tampaknya sperma anak buah pak Tambun sudah habis, dan Prambo yang mungkin sudah tegang daritadi tidak lama menggenjot tubuhku, ia tidak seperti biasanya langsung mencabut penisnya, ke arah wajahku, "buka mulutnya yang lebar Vy" perintahnya.

Akupun menbuka mulutku selebar mungkin, sehingga sedotanku jatuh dari mulutku, aku keluarkan lidahku, sementara Prambo mengocok penisnya sendiri, sampai akhirnya spermanya muncrat memenuhi mulutku, banyak sekali, tapi tidak ada yang tumpah, aku membentuk lidahku menyerupai sendok, sehingga sperma tersebut tertampung semua di lidahku. "ohhh oohh "eranngnya sangat puas sambil terus mengurut sampai sperma sperma terakhir.

Kamera disyut mendekati mulutku, memperlihatkan sperma Prambo, lalu kemudian aku menelannya, "ok ok sekarang ayo abisin sperma yang di mangkok pake sedotan."perintah Prambo. Agak geli dan mulas juga perutku menelan segumpalan sperma sperma dari kumpulan para pengemis ini. Banyak sekali sperma yang tersisa pada mangkok toilet ini, aku menghisapnya dengan sedotan dan rasanya tidak pernah habis.

"Bagus... bagus... teruss iya hmmm gitu ..... eh non jangan langsung ditelen kali ini kumpulin dulu tuh peju di mulut loe ampe gue bilang stop yee"kata Sukro yang baru kuperhatikan ternyata kakinya terdapat semacam benjolan hitam keputihan bengkak yang terdapat pada mata kakinya, mungkin penyakit diabetes, langsung saja hatiku mecelos, ternyata sperma yang kuminum ini salah satunya adalah hasil produksinya, sperma orang yang punya penyakit diabetes.

Tapi apa dayaku, aku mengikuti kemauan orang ini, kukumpulkan sperma yang kuhisap dengan sedotan pada mangkok toilet yang bertenger di sekeliling kepalaku ini, aku bagaikan orang yang memakai kerah baju yang sangat besar, dan kerah tersebut adalah sebuah mangkok yang mengelilingi kepalaku dan aku dengan sedotan di mulut menghisap sperma dari mangkok ini.

"Teruss teruss terusss...."sorak mereka berbarengan, "ayo kamu bisa!!!!" teriak salah seorang dari mereka, yang tidak kuperhatikan siapa itu.
"MMMpppphhhhh"erangku tak tertahankan, menampung sperma yang ada dimulutku, sehingga mulutku sudah gembung di kedua pipi ini, kurasakan lendir lendir lengket memenuhi rongga mulutku, rasanya berbusa busa, aku hanya bisa memejamkan mataku, berusaha untuk tidak terlalu memikirkan rasanya dan berharap mereka belang stop.

"STOOPPPP"akhirnya kudengar kata itu dari mulut salah seorang dari mereka yang kuduga mungkin adalah Sukro, so kaki diabetes tapi aku tak peduli siapapun itu. "Coba perlihatkan ke kamera Vy"perintah Prambo lagi.
Kubuka mulutku, saking penuhnya sperma itu tumpah di sela sela mulutku, cukup banyak, jatuh pada mangkok yang dipasangkan di kepalaku ini, "hehehe, kebanyakan ya Vy? Sekarang kumur kumur, kunyah kunyah, kocok kocok dengan lidah kamu"kata Prambo, kuikuti kemauan anehnya itu, dengan kumur kumur kunyah kunyah dan memutar mutar sperma itu dengan lidahku seperti orang sedang mengocok telur untuk didadar.

Aku sendiri bingung kenapa aku bisa menuruti segala perintah mereka, mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan permainan prambo sehingga sekarang aku sepenuhnya percaya kepadanya, menjadi budak seksnya, mungkin juga memang aku nya sendiri yang menjadi gila akan permainan mereka.

"Yak uda bole telennn Vy... jangan keterusan loe, emang enak minum ama mainin sperma, tapi kita masi punya banyak permainan, toh lu uda bayar kita kita kan..?"Kata pak Tambun, "nah sekarang lu minum deh tuh semua sperma yang ada di mangkok, Sur lepasin tuh mangkok, jadi dia bisa minum langsung dari mangkok itu!".

Sur yang mendapat perintah dari pak Tambun langsung melepaskan mangkok jamban ini dari leherku, kemudian menyerahkannya padaku, "nih, minum ampe bersih, eh ... tunggu dulu, coba lu endus pelan pelan terusss baru endus yang dalam aroma sperma itu, baru setelah itu kamu minum"perintah si Sur.

"Hhhhh....mmpp....hhh...mmmpphh"suara nafas hidungku menghirup aroma sperma yang pada awalnya ada rasa busuk. asam. dan menggelikan itu, tapi kemudian aku mulai terbiasa oleh aromanya, dan aroma ini membuatku sangat terangsang. Aku meminum sperma itu dari mangkok jamban seperti sedang minum sop dari mangkok besar.

"Sekarang coba bikin balon dari sperma sperma kita, hehehe"kata Parno, si hitam ceking buncit. Dengan mengatupkan kedua bibir dan membuka perlahan sehingga sperma tersebut menempel pada kedua bibirku dan kemudian perlahan meniupnya seperti orang main ludah, tapi sperma ternyata dapat membuat gelembung di bibir yang agak besar, kemudian baru sperma tersebut kutelan kembali. Ternyata perlakuan mereka terhadapku, membuat sebagian dari mereka bangkit lagi gairahnya sehingga aku kembali digarap habis habisan, kali ini mereka tidak hanya mengocok penis mereka tapi benar benar bersetubuh denganku, aku ditarik oleh Sur, yang mengarahkan penisnya pada anusku, "ahhh jangan ...aku dah ga kuatt, tolong.... pleaseeee"ibaku, "ga ada cerita lu ga kuat, emang gue pikirin lu kuat apa nggak, yang penting kita kuat apa nggak, tuh yang lain aja banyak juga yang ga kuat, nih kita yang kuat malah ga lu hargai, bangsat lu orang kaya, mau bikin mubajir ya duit luh!!!"bentak Sur.

"Habislah aku"batinku meronta, aku diperkosa habis habisan, anusku, vaginaku rasanya bengkak bengkak dikerjai mereka, temasuk pak Tambun, Sur, Parno dan 5 orang lainnya yang tidak kuketahui namanya.

Kemudian setelah mereka menyemprotkan spermanya di vagina dan anusku, aku ditarik oleh pak Tambun, "adu duh sakit.... mau diapaiin lagi pakk?"aku rasanya ingin menangis, menahan perih di vaginaku, dan tanganku yang ditarik ke arah halaman belakang tempat tinggal mereka.





Di halaman belakang itu bajuku dilucuti semua, kemudian mereka mengarahkan penisnya ke arah wajahku semua, dan... "Seerrrrr....." mereka mengencingi diriku, "Auuucccppp ammpppmmphjj uunnn pakkk....blehhhh h,,,,mmmmmm"kataku sepatah patah karena air seni tersebut masuk kemulutku.

Mereka melakukan 3 per 3 orang, bergantian, lalu Prambo menanyaiku di sela sela mereka mengencingiku, "kamu suka Vy? Ini kan yang lu impi impikan dari dulu? JAWABBBBB"teriak Prambo, "a...aku... hmm..."aku tidak dapat meneruskan kata kataku, karena aku tidak pernah ingin dikencingi, tapi bila aku jawab tidak, pasti akan ada hukuman lain menantiku, maka "ii...iya...huffffbleppp"kataku.

Sebagian air seni mereka melewati kerongkonganku, rasanya sepat, asin dan sangat tidak enak, dan sekarang sperma di wajahku sedikit demi sedikit terkikis oleh air seni, walaupun tidak bersih sepenuhnya, sekarang ini malah wajahku jadi belepotan oleh air seni dan sperma dicampur jadi satu.

Akhirnya prosesi pengencingan diriku selesai setelah semua orang mendapat bagian, "oh iya lupa disini ga ada kamar mandi buat bersihiin badan loe nih, terpaksa lu musti melanjutkan perjalanan lu kaya gitu aja hehehe"kata Sur. "Hah? Ga ada wc? Jadi... gimana?"aku mulai kebingungan dan sedikit dongkol [ada perbuatan mereka ini.

"Ya uda tenang aja, sekarang lu tulis cek buat mereka deh, sebagai permohonan maaf mereka, mereka ntar nyusul kita ke puncak"kata Prambo, langsung kusadari rupanya ini daerah menuju puncak. Setelah kutulis cek untuk mereka Rp 25 jt, dan mereka kegirangan, aku pun kembali mengenakan bajuku dengan wajah penuh bau pesing dan sperma, dan menuju mobil butut Prambo dan melanjutkan perjalanan. Selama perjalan ini aku diam saja, tidak banyak bicara, aku merasa sangat terhina, tidak terasa aku meneteskan air mata, aku merasa sangat sangat kotor sekali, dan apalagi seharusnya masa suburku belum lewat, aku juga takut hamil, dan aku tidak tahu apalagi kejutan yang menunggu ku dipenantian terakhir, dengan selembar lagi cek kosong.

Sampailah aku pada sebuah gerbang villa yang besar, villa yang cukup mewah, dengan ukiran ukiran yang bagus dan tertata rapi, seorang satpam membukakan pintu, satpam bertubuh besar yang rasanya kukenal, tapi karena hari sudah malam tidak terlalu jelas, lalu aku menyadari bahwa dia adalah Prabawa, rupanya ia disini, ia cengegesan melihatku, aku acuhkan dia dengan menundukan kepalaku.
Mungkin ini villa milik Prambo, tapi aku tidak yakin benar dia mau mengunakan rumahnya untuk sesuatu perbuatan yang akan membuat dia bertanggung jawab.

Mobil telah masuk garasi, pintu gerbang telah ditutup dan saat kami turun dari mobil menuju pintu masuk villa, tiba tiba "BLAKKKK" ada yang membukakan pintu dari dalam keras sekali, sampai aku terkejut, tapi yang membuatku lebih terkejut lagi yang membuka pintu adalah seorang gadis yang sangat cantik sekali, wajahnya hampir mirip dengan Agnes Monica, bedanya Agnes lebih kurus dan kurang berisi, sedangkan gadis ini terlihat begitu ceria, dengan wajah berseri dan tubuh berisi, tetapi bukan kelebihan berat badan, ideal sekali, dengan kulit putih bersih, sexy sekali dengan pakaian tank top hijau mudanya, keturunan chinese dan umur sekitar 23 sepantaran denganku dan cantik kata yang tepat melukiskan gadis ini.

"Hiii... ohh ini Vy ini ya?"sapanya, "eh... i iya"jawabku kebingungan karena masih melamun melihat sosok gadis, karena sudah sekian lama aku tidak melihat sesuatu yang indah, selalu yang buruk, kasar, dan tidak sopan. Sekilas aku sempat berpikir lesbiankah aku? Tapi tentu saja aku bukan tipe seperti itu, aku hanya mengagumi wajah dan postur tubuhnya saja yang ideal, kuperkirakan 167 cm dan mungkin berat 52 kg, dengan wajah didandani soft sekali. Mungkin ukuran branya 34c lebih besar dari aku.

"Hmm kenalin nih, nama gue Idha"katanya sambil memberikan tangan, aku yang merasa diriku kotor agak risih juga, tapi aku mengulurkan juga tanganku "Vyonne, panggil Vy aja"kataku sambil senyum. "Jee gue ga disambuttt nih???? Mentang mentang nih cewe gue bawa buat dana lu, dia doank yang disambut!!!"kata Prambo cengegesan dan dibalas pelototan tajam Idha kepadanya, dalam hatiku bertanya "Mungkin ga sih yang dibilang Prambo barusan? Apa gua ga salah denger? Cewe sebaik ini? Kalaupun dia minta sih tetep akan kukasih, mengingat daripada harus kasi uang ke para begundal begundal bajingan tadi"

"Ayo silakan masuk, hm... oh ya Vy, mau mandi dulu? Abis kayaknya kamu kecapean banget ya? Abis ngapaiiinn sihhh...?"ajaknya seraya diakhiri kata kata manja, "oh ya makasih banget, iya pengenn mandi banget nih, tadi abis ... hmm...abis... kepanasan dd..di mobil"kataku untuk menghilangkan kesan telah bergumul dengan 20an pria tuna susila.

"Oh abis kepanasan di mobil butut itu? Iya nih sih Pram kok bawanya mobil butut gitu sih? Pantesan dia kepanasan, rese juga lu Pram..."
"Eh tuh mobil ada sejarahnya, semua orang pengen punya mobil kaya gitu kali, jangan ngeremehin donk!"potong Prambo.
"Hehe, sejarah nyulik gadis gadis? Eh ya tapi Vy, kalo lu cuma keringetan di mobil kok lu bau pesing ya? N rada bau sperma juga ya? Emang keringet lu baunya gini ya?"katanya entah memang sudah tau keadaanku atau belum, aku hanya bisa tersenyum kecil menjawabnya, "ya uda mandi dulu gih sono... tuh kamar mandi gue ada di lantai 2 yang bagian kiri sonoan". "Thanks..."kataku tanpa mau berlama lama dengan keadaanku yang sudah kotor ini.

Maka akupun pergi ke kamar mandi yang ditunjukannya, cukup besar juga kamar mandinya, kurang lebih hampir sama dengan yang dirumahku, kulihat ada handuk bekas pakainya, maka setelah aku berendam membersihkan tubuhku dari kotoran kotoran yang menempel pada badanku, kugunakan handuk tersebut untuk mengeringkan tubuhku, handuknya masih benar benar basah, mungkin ia habis mandi, dan harum.

Setelah selesai mandi aku kembali ke bawah, ternyata ia sudah menyiapkan kopi susu hangat dan nasi goreng, aku sangat merasa dihargai, aku serasa kembali ke rumahku, ia melihatku lalu "Oh hi Vy, uda siap mandinya? Yuk makan dulu nih, gua yang masak nih, cobain deh" aku melihat Prambo dan Prabawa juga berada di meja yang sama sedang mencicipi makanannya, maka aku pun turun kebawah "Wah... makasih bangett ya, hmmm wangiii bangett... makasih ya.. laper bangett nihh"kataku tanpa basa basi lagi.

"Hehe non Vy uda lame kite ga ketemu ya... makin montok aja tuh badan... nih lu musti banyak belajar ama Idha biar umurnya Cuma 20, tapi dia lebih berpengalamen dibanding loe"kata Prabawa yang sedari tadi diam saja, tapi yang membuatku terkejut adalah ternyata Idha baru berumur 20 tahun dan dia sudah sedewasa ini. "Hehe kaget ya? Gua baru umur 20? Umur mah ga masalah yang penting pengalaman Vy, ntar deh gua ajarin banyak, tapi lu musti nurut ama gua oke?" sambung Idha.

Aku yang sudah diperlakukan baik sejauh ini oleh Idha yang ternyata umur nya dibawahku hanya dapat mengangguk saja sambil melanjutkan makan, setelah selesai makan malam, Prabawa mendekatiku, dengan mulutnya yang masih berminyak, ia menciumku yang juga belum sempat cuci mulut, "Mmmpphhh....hmmm...."nafasku tertahan oleh ciumannya yang liar, ia mengaduk adukan lidahnya pada mulutku, liurku dan liurnya bercampur aduk menjadi satu menetes netes di sela sela bibirku, sampai di atas bibirku juga mengkilap oleh liur kami berdua, sementara kulihat Idha sedang memperhatikan kami, wajahnya yang semakin lama dilihat semakin mirip dengan Agnes Monica ini, dan semakin cantik, bahkan jauh lebih cantik dari Agnes ini, membuatku ingin menunjukan bahwa akulah yang lebih berpengalaman darinya.
Ciumanku yang saling berbalas pada Prabawa kubuat semakin hot saja, Prabawa mulai meremas remas dadaku dari balik baju gaun yang kukenakan dari pagi, aku yang memang tidak mengenakan pakaian dalam langsung merasakan tangannya yang besar tersebut, walaupun aku tau Prabawa adalah tipe pemilik penis yang tidak terlalu besar, tapi aku rasa itu justru membuatku lebih tenang karena mengingat pergumulanku yang melelahkan sekali tadi dari pagi sampai sore hari.

Lalu ia melepas bajuku, ia menjilati puting susuku, "heh, enak ga Vy?" kata Prabawa, "i..iya enak..."kataku, aku yang memang lebih suka bermain sex dengan 4 sekawan ini(Prambo, Prabawa, Kirno dan pak Suryo), berpikir untuk tidak terlalu munafik, memang enak sekali jilatannya, "waduhh... Vy... asal lu tahu gua ini paling ga suka bangsa lain, tapi semenjak gua ngentot ama luh, gua jadi sayang banget ama yang namanya orang cina hahahaha!!!!"kata Prabawa yang memang rasialis sekali.

Aku tidak perduli dengan ocehannya, aku berusaha menikmati saat saat ini saja, kulihat Prambo mulai menciumi Idha, mesra sekali, mereka bagaikan sepasang kekasih yang perbedaan kulitnya kontras sekali, Prambo yang kadang dapat berlaku gentleman dan kadang sangat bajingan ini, benar benar menikmati berciuman dengan Idha.

Sementara aku dan Prabawa sudah berlanjut dengan posisi 69, aku lancarkan oral seksku pada penisnya yang tidak terlalu besar ini, tapi tiba tiba aku teringat kekasihku, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya, walaupun dia belum mengetahui kenyataan bahwa aku sudah pernah dipakai puluhan orang, maka sebelum ia mengetahuinya aku menjaga jarak dengannya, aku katakan padanya bahwa untuk sementara waktu kita akan jalan di jalan masing masing dulu, dengan alasan karier, padahal aku masih sangat mencintainya.

"OIII JANGAN BENGONG!!! Gile luh?! Mikirin apaan luh? Tuh kontol di mulut luh, diemut!!!" teriak Prabawa sehingga membuyarkan lamunanku dan juga jantungku hampir copot, "Ah i...iya sorry sorry"sahutku, aku kembali mengoral penisnya, lalu kemudian kulihat Prambo sudah memasukan penisnya pada vagina Idha, terdengar suara desahan yang sangat merangsang, lalu kulihat Prambo merekam wajah Idha dengan handycam yang berbeda, pintar sekali Idha memainkan mimik mukanya, seolah ia adalah seorang profisionalisme artis porno Jepang, lalu aku kembali ke penis yang harus kuurus ini, setelah memberikan oral service, aku mulai menduduki penisnya, "eh eh seperti biasa, lu tau donk, gua sukanya pantat lu, bukan memek luh heheh, masukin ke pantat lu sono"kata Prabawa dengan muka menjijikan, seolah ia adalah pembeli pelacur terkenal.
Maka dengan rasa enggan aku memasukan penisnya yang mini ke anusku, walupun memiliki diameter yang besar, jadi agak sulit juga memasukan penisnya ke anusku, maka aku beri sedikit liurku sebagai pelumas, "A,..Ahh..hhh"erangku saat penisnya sedikit demi sedikit mulai memasuki lubang anusku sampai amblas.

Aku mulai menggerakan tubuhku naik turun naik turun, dan si empunya penis, nampak sangat keenakan, "oohhh ahh Vy gila... enak bangett ahhh hmmmm... pantat cina emang aduhai enaknya....errgghhh aaahh"erang Prabawa terus terusan. Aku juga mendengar Idha dan Prambo teriak bersamaan saat Prambo mengeluarkan penisnya dan mengeluarkannya di perut Idha, aku cukup kaget juga Prambo tidak berejakulasi di dalam rahim Idha, yang kudengar hanya nafas kedua insan yang puas mencapai puncak kenikmatan.

Sedangkan Prabawa tampaknya juga akan mulai berejakulasi di dalam anusku, dan tiba tiba ada suara bel, sehingga aku menghentikan aktifitasku walaupun aku masih menduduki penis Prabawa yang masih berada dalam anusku, Idha berdiri dengan agak malas, "aduhh... siapa sihhh??"katanya seraya mengambil baju tangtop hijau mudanya dan rok mini jeansnya yang dipakai tadi waktu membukakan pintu, bedanya sekarang ia tidak mengenakan bra dan celana dalamnya, langsung menuju pintu, melihat melalui jendela.

Aku yang was was menanti, apakah aku harus berpakaian atau melanjutkan percintaanku dengan Prabawa hanya dapat melihat dengan pandangan cemas ke arah pintu dan wajah Idha yang mulai menampakan wajah senyuman, dan ternyata Prabawa yang melihat Idha tersenyum tanda masalah beres pun langsung menggerakan pantatnya keatas sehingga penisnya kembali menghujam anusku, kemudian ia meremas remas dadaku, aku yang diremas lansung ikuti permainan Prabawa, sambil sesekali melihat Idha membukakan pintu, untuk menuju pintu pagar depan dan tak berapa lama kemudian setelah pintu masuk villa dibuka ternyata....

"Wah wah wah baru main tadi pagi sekarang uda main lagi gile bener ck ck ck, napsu banget seh lohhh"ujar pak Tambun di depan pintu yang dibelakangnya serombongan anak buahnya yang tadi pagi memperkosaku, hatiku langsung mencelos, habislah aku, tubuhku langsung lemas tak bertenaga, Prabawa tau hal itu, ia hanya cengegesan sambil terus mengenjot diriku, "Hoi pak Tambun tunggu bentar lagi nih ya, tanggung hehehe"ujar Prabawa.



"Ga pa pa ga papa anak buah gue juga uda pada ngocor 2 kali ama nih cewe, hehehe... pake dulu aja, hahaha kita itu cowo, kalo uda ketemu cewe mau marinir kek mau preman kek, bisa jadi berteman, apalagi kalo cewenya juga doyan di entot kaya gini"ujar pak Tambun, aku yang mendengar itu rsanya bergolak suhu tubuhnya, apa maksudnya sih dia ngomong gitu, itu sama sekali tidak etis dibicarakan, sambil menahan kesal di dadaku, aku kembali menggenjot Prabawa dengan bersemangat.

"Adu duh pelan pelan Vy... nyantai aja donk hehehe"kata Prabawa yang tampaknya menahan sakit dan nikmat, diikuti tawa anak buah pak Tambun. "Gimana pak Tambun, ga susah kan ke sini, hehehe"tanya Prambo, "oh nggak nggak yang namanya ada cewe cakep buat digarap lautan bergaram juga gua tebas sekali malam"uajr pak Tambun cengegesan. Aku sendiri tidak tau puisi atau sajak apaan yang dibilang pak Tambun, lautan bergaram ditebas sekali malam? Tampaknya bukan hanya aku yang kebingungan, Prambo sendiri pun mengerutkan dahinya, tapi toh dia tak mempermasalahkan ucapan temannya itu.

"AHHHHHHHHHHH....huoohhh"teriak Prabawa diikuti semprotannya di anusku, setelah ia menyelesaikan semprotan terakhirnya, ia menolehkan kepalanya pada pak Tambun, "udah nih...heh heh hoh"dengus capainya dia. Pak Tambun yang mendengar Prabawa langsung menyuruh anak buahnya menarikku, ke ruang tamu yang cukup lega, "eh eh semua main di kamar gua aja deh"kata Idha memberi saran, "setujuhhhhhhh ......."teriak mereka.
Tampaknya bukan hanya aku saja yang akan digarap malam ini, tampaknya Idha juga akan digumuli mereka, baguslah dalam hatiku, setidaknya ada partner, walaupun sebetulnya ga tega juga aku pada Idha yang baik terhadapku, kemudian kami beramai ramai ke kamar Idha.

"BRAKKKKK..."pintu kamar langsung dibuka dengan tidak sabarannya mereka, mereka langsung melucuti baju mereka masing masing, "TONO, lu main ama gua deh, Udin juga ama gua"tawar Idha, rupanya Idha sudah sering bermain bersama mereka, "Ok deh siip bosss"ujar Tono, dan diikuti celingak celinguknya Udin, lalu Sur yang memang tadi pagi sudah kukenal dengan penisnya yang berair seni mendekatiku, kira kira masing masing dari kami dikerubuti 10 begundal tuna susila, Prabawa yang memegang handycam sekarang, juga Prambo memegang handycam Idha, sedangkan pak Tambun hanya duduk mengamati.

"Auuchh gila..."teriakku saat salah satu dari mereka memeras payudaraku dengan agak keras, lalu Parno menjilati kemaluanku yang sudah basah, dan sekarang mulutku dijejali penis Brutus yang tidak memiliki lengan, dan Sukro si kaki diabetes tampaknya mengincar anusku, kakinya yang korengan dan bengkak itu digesek gesekan ke wajahku, aku jadi jijik juga, tapi aku hanya memejamkan mataku saja.

Samar samar kudengar desahan Idha yang sedang digarap habis habisan juga oleh mereka, mereka benar benar kasar dan brutal, tapi dapat kulihat mereka cukup lembut memperlakukan Idha, entah ada apa dengan Idha, mereka tampaknya tidak terlalu berani, dan agak segan terhadapnya, sehingga pelampiasan mereka menjadi terhadapku, tubuh putih mulusku diremas remas dengan tangan tangan hitam kotor mereka dengan gemas sekali, "Haahaahhaha kita pestaa... pestaaaaa"teriak salah seorang dari mereka, Sur memasukan penisnya ke kemaluanku dan Sukro ke anusku sementara Brutus ke mulutku, bergantian mereka memperkosaku, tidak jauh beda denganku Idha juga diperlakukan sama, digilir bergantian hanya saja jauh lebih lembut dan pengertian.

Aku kehabisan nafas, mereka ada yang tidak kuat lansung menyemprotkan spermanya ke wajahku dan wajah Idha, lalu tiba tiba Idha mendekati wajahku, ia membersihkan wajahku dari sperma dengan hisapan mulutnya, kemudian kulihat ia berkumur kumur dengan sperma tersebut, lalu tangannya menekan mulutku hingga terbuka, lalu ia membuang sperma itu beserta ludah ludahnya ke mulutku, seraya menciumku.

Beberapa dari mereka kembali menyemprotkan sperma ke arah wajahku, sehingga wajahku penuh dengan sperma, pak Tambun juga sudah tidak tahan ia memerkosa anusku, di ganti oleh Prabawa dan kemudian Prambo, lalu sperma yang meleleh dari anusku ditampung oleh mereka dan aku disuruh meminumnya. Kemudian Idha istirahat sebentar tapi tidak lama.

Ia lalu lanjut disetubuhi, sambil berkata "gitu Vy, lu harus telen semua sperma disini hahaha..ho.."kata Idha seraya ngos ngosan. Seseorang tampaknya berejakulasi di anusnya lalu diganti seseorang lagi, dan berejakulasi juga di anusnya, lalu ia mendekatiku lagi, ia mengangkangiku, "Buka mulut lu Vy"katanya yang dituruti olehku, kubuka mulutku selebar lebarnya menerima sperma hangat dari lubang anusnya, serasa tak ada habis habisnya, kami bercinta sampai pagi menjelang. Sehingga tulang tulang kami terasa mau patah, sperma sperma ditubuhku kembali dibersihkan dengan mulutnya dan kali ini kemaluanku dibuka lebar, ia meludahkan sperma yang banyak itu ke lubang vaginaku.

"Haha tenang aja Vy, kalo gua prinsipnya ga mau V gue dimasukin sperma, tapi punya lo harus hehehe, tenang aja kalo loh hamil, ntar lu tanggung pake duit bokap lo, dan enaknya lo ga bakalan tau siapa bokap nih anak, karna banyak banget sperma yang dimakan ama vagina lo ini hahaha..."kata Idha yang membuatku seperti tersetrum listrik, aku malah terangsang pada kata katanya itu, dan aku yang takut hamil dengan setiap kali minum pil anti hamil menjadi enggan untuk minum pil tersebut, aku jadi ingin dihamili oleh manusia manusia tuna susila ini.

Lalu setiap mereka selesai bersetubuh dengan Idha mereka menyemprotkan maninya ke wajahku sampai penuh sekali, "Vy... ayo ngomong terima ka...sih ke mereka, seti..ap.. me..reka se...lesai sem...pro..tiin wajah... luhh.."kata Idha, "terima kasih.."kataku setelah mereka selesai menyemprotkan maninya ke mulutku dan ke wajahku, beberapa mengalir masuk ke dalam hidungku, aku aku hanya mampu megap megap, dan selama mereka menyetubuhiku, sambil menunggu sperma yang jatuh ke wajahku aku harus mengucapkan "simbiosis mutualisme...simbiosis mutualisme...simbiosis mutualisme" yang artinya hubungan saling menguntungkan lalu saat penis orang yang bersenggama dengan Idha mengeluarkan di mulutku, "terima kasih..."kataku lagi dan itu terus berulang ulang sampai selesai.

Setelah selesai Idha menyuruh Sukro melap sperma di wajahku dengan kakinya dan aku harus membersihkan kakinya dari sperma dengan mulutku sampai bersih, seraya mengucapkan "maaf merepotkan, terima kasih ya..."kataku.

Lalu Idha juga menyuruhku memberikan cek kepada mereka sekali lagi sebesar 25 juta lagi, jadi total pengeluaranku 50 juta untuk para begundal itu, tapi untuk cek kedua ini aku sangat rela memberikannya karena dituntun oleh Idha.

Kami lalu tidur sampai siang, dan pada siang harinya saat aku bangun tampaknya para begundal itu sudah pulang, kulihat hanya ada Idha dan Prambo serta Prabawa, "Pagi Vy, makan indomie yuk"tawar Idha. Aku menganggukan kepala dengan agak lelah, lalu aku cuci muka membersihkan diri, mandi, dan berias menggunakan alat rias Idha, lalu turun kebawah, kulihat Idha baru saja memasak indomie untukku.

"Abis makan indomie ini kita shoping yang banyakkkk.... dan Vy yang bayarinnn aku... oke?"kata Idha,dan aku hanya menganggukan kepala, karena kemarin ia benar benar telah membantuku mencapai tidak kurang dari 10 kali orgasme, ia begitu liar nakal dan dirty sekali permainannya.

Lalu pada saat aku ingin memakan indomie ini, ia mengangkang pada indomieku, sambil tersenyum "Indomienya belum pake kuahkan? Ini ada air panas alami" seraya berkata begitu ia mengencingi indomieku, sehingga sekarang makananku adalah indomie air seni Idha. Tapi aku tidak merasa jijik sekalipun, aku merasa sangat terangsang dikerjai bidadari ini. Walaupun aku bukan seorang lesbian, aku benar benar menikmati perlakuannya padaku. Maka aku hanya tersenyum sambil melanjutkan makan indomie pemberiannya.

Dan setelah selesai makan, Prambo dan Prabawa pulang, lalu Idha yang mengantarku turun ke kota, sesampainya di kota, kami belanja habis habisan, ia sangat borosss sekali, ia benar benar seperti mau menguras hartaku saja. Lalu ia juga meminta nomor telepone ayahku dan kekasihku, aku tidak tahu apa rencana selanjutnya.

The end of pasar malam, and the new begining of slave...
 
Ini dilanjut aja hu, dah keren banget awalnya
 
Baru pertama kali baca cerita ini walau katanya uda lama. Hot bangeth
Makasih suhu udah share disini
:alamak::khappy:
 
Wajib lanjut Hu,,,, muantap ceritanya....
Buat cerita ditempat lain, kampung, konser dangdut, bengkel, atau tempat lain yg banyak laki² tuanya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd