Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(REPOST) Perawan untuk Bapak

Wonxjelex

Suka Semprot
Daftar
30 Apr 2014
Post
16
Like diterima
22
Bimabet
Maaf ya suhu kalau penempatan kata"nya kurang tepat. Nubie mencoba mentranslate ke bahasa indonesia dari bahasa malaysia


“Saya pulang dulu ya bang, udah hampir jam 11 ni.” kata Kiah sewaktu melintas di belakang suaminya.

“Iya” jawab Pak Daud pendek.

Dia berhenti menuangkan getah karet ke dalam ember, karena tertegun memperhatikan bentuk tubuh istrinya yang gemuk menghilang dibalik semak kebun getah itu.

Istrinya pulang ke rumah untuk menyediakan makan tengah hari untuk 2 orang anaknya yang akan pulang sekolah.

Setelah istrinya menghilang dari pandangan, Pak Daud segera meletakkan tempat getah karet yang baru setengah isinya. Matanya liar memperhatikan Halimah, anak gadisnya yang berusia 18 tahun yang sedang mengambil getah karet kira-kira 100 meter dari tempat dia berdiri.

Semenjak tamat sekolahnya, setiap hari imah (panggilan anaknya) ke kebun getah untuk membantu ibu bapaknya menoreh getah menggantikan 2 orang abangnya yang sudah mendapat kerja di pabrik getah ditempatnya. Inilah kerja imah sementara menunggu keputusan kelulusannya.

Pak Daud melangkah ke arah
imah. Walaupun menyadari kehadiran bapaknya, imah seperti tidak ambil pusing, sebaliknya gadis remaja itu terus tekun menuangkan getah ke dalam ember.

“hmmm. Halimah… ba.. bapak ingin…” kata Pak Daud terbata-bata dengan nada perlahan.

Imah hanya diam sambil meneruskan kerjanya. Gadis
remaja itu tahu apa yang diminta oleh bapaknya.

“imah… tunggulah sebentar.” Pak Daud tak putus asa terus mengikuti dari belakang anak gadisnya.

Halimah berhenti.....“Kan kemarin imah sudah katakan, imah gak mau” suaranya agak meninggi.

“tolonglah imah, bapak sudah tak tahan” Pak
Daud terus membujuk.

Mata Pak Daud yang berusia 56 tahun itu menatap sayu wajah halimah.

“ibu kan ada, kenapa bapak minta kepada imah?” imah terus memprotes walaupun tidak berani memandang wajah bapaknya.

“Lubang ibumu sudah longgar, emutannya pun sudah tak kuat lagi, tidak seperti lubangmu…. Pasti masih ketat, padat dan mantap…” Pak Daud
berterus terang sambil menarik tangan anaknya.

Halimah serba salah, Hatinya terasa kasihan terhadap bapaknya yang banyak berkorban membesarkannya.
Namun apa yang diminta oleh bapaknya adalah salah di sisi manapun.

“imah gak mau, pak.. Dosa” bantah Zaidah sambil mematung.

“Jangan begitu, imah… kasihanilah bapakmu ini… sudah gak tahan lagi…” rayu Pak Daud lagi.

Halimah terdiam. Hatinya mula ragu, Dia tahu apa yang diminta bapanya amat berdosa, Hubungan sedarah.
Tetapi hatinya terasa kasihan terhadap bapaknya.

"Sekali ni saja bapak minta setelah ini bapak tidak
minta lagi…” pujuk Pak Daud.

“hmm.. bapak bohong… Nanti setelah dapat sekali, bapak pasti minta lagi....” jawab imah sambil memonyongkan bibirnya.

“hmmm gak lah, bapak mau sekali ini saja Sumpah..!” Pak Daud cuba memujuk kembali.

Kontol pak daud mulai berdenyut-denyut sewaktu memperhatikan tubuh anak gadisnya yang sedang ranum, namun nampaknya anaknya masih bersikeras.

“imah kata tak mau…tak mau lah… Bapak ini tuli apa! Apalagi imah ini masih perawan. Tak mungkinkan halimah mau memberikan perawan imah ni kepada bapak…” bantah Zaidah lagi.

“Hmm.. Yaudahlah, kalau imah tak mau….. Biarlah bapak mati dengan mata terbuka karena imah gak mau turutkan permintaan bapak ni.” kata Pak Daud sambil pergi.

“Eehh..bapak mau pergi kemana tu? Sekarang ini kawasan kampung kita ni ada harimau berkeliaran. Bahaya kalau bapak pergi sendirian.” tegur imah apabila melihat tubuh kurus bapaknya melangkah pergi untuk masuk lebih jauh ke dalam kebun getah mereka.

"Biarlah, kalau harimau tu mau menerkam bapak. Susah payah bapak membesarkan halimah, tapi ini balasan imah pada bapak. Harimau...ooo... Harimau,
terkamlah aku, telanlah aku. Aku ingin lubang perawan anak gadis aku....” rintih Pak Daud dengan nada sayu.

”Pak.... janganlah bicara seperti itu, imah sayang bapak tapi.....” balas imah dengan matanya yang mula berkaca-kaca lantaran terharu dan sedih mendengarkan rintihan bapaknya.

Pak Daud melontarkan pandangan ke arah anak gadisnya. Kelihatan air mata mula bergenangan di tepi mata anak gadisnya.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya???
 
Terakhir diubah:
kurang panjang coy...kyk cerpen aja! gk ada yg mau komen klo cuman sgini.
 
Kelihatan copas nya... namanya kadang Halimah (imah) kadang zubaidah
 
Maaf ya, nubi buatnya lewat hp, jadi terbatas tulisannya.

LANJUTAN DARI "Pak Daud melontarkan pandangan kearah anak gadisnya. Kelihatan air mata mulai bergenangan di tepi mata anak gadisnya.

Pak Daud merasakan peluangnya mulai terbuka

”Kalau imah tidak mau memberikan perawan imah kepada bapak, tidak apa-apa. Imah hanya perlu emut kontol bapak aja..… takut nanti bapak mati penasaran, mana tau bapak diterkam harimau tak lama lagi.....” Pak Daud terus merayu sambil membuat muka memelas.

“Hish, bapak… kesana terus omongannya.... Bapak janganlah berfikir tentang mati. Kami sekeluarga masih memerlukan bapak. Imah tidak mau bapak mati, imah sayang bapak...” suara halimah mulai perlahan.

Perasaan kasihan halimah mulai berbaur dengan kesedihan. Melihat halimah mulai lembut, Pak Daud menarik tangan halimah.

”Jadi imah setuju mau kulum dan emut kontol bapak ni..?” tanya Pak Daud untuk memastikan.

”hmmm...mmm.... kalau itu yang bapak mau... Tapi kulum saja ya. Lebih dari itu imah tidak mau ya..” balas halimah agak serba salah.

”Bapak janji. Imah cuma kulum aja... Asalkan bapak dapat keluar air mani bapak ini...” ujar Pak Daud gembira dengan persetujuan anak gadis perawannya itu.

Pak Daud menarik tangan dan sekaligus menuntun halimah kedalam semak. Dengan terpaksa halimah mengikuti bapaknya menuju kedalam semak. Pak Daud berdiri sambil bersandar pada sepohon batang getah yang besar.

Dia menarik resleting celananya yang sudah lusuh dan berbau getah itu kebawah dan mengeluarkan batang kontolnya yang sudah mengeras dan menegang.

”pak.... besarnya..... imah tak pernah melihat kontol orang dewasa. Inilah pertama kali....” ujar halimah terkejut melihat kontol Pak Daud yang berukuran kira-kira 18 cm itu.

”Inilah kontol yang membuat hamil emak kamu dan menghasilkan kamu.... Cobalah kulum....” balas Pak Daud sambil menggoyang-goyangkan kontolnya yang kelihatan coklat gelap serta berurat-urat.

Halimah melihat kesekelilingnya, walaupun dia tahu tidak akan ada siapapun kecuali mereka berdua di dalam kebun getah yang terpencil itu.

Halimah mulai meremas-remas kontol bapaknya sambil berlutut diantara selangkangan Pak Daud itu. Sesekali halimah menepis nyamuk yang berterbangan ditelinganya.

”Tunggu apa lagi imah???? Cepatlah Kulum batang kontol bapak cepat. Sudah keras banget.” pinta Pak Daud tidak sabar.

Tanpa membuang waktu, Halimah mengulum kontol bapaknya dengan rakus, dengan harapan air mani bapaknya akan segera keluar, dan tugasnya selesai dengan cepat.

”Aaarrhh....e..enakkk...aarrrhhh.....!” Pak Daud mengerang keenakan sambil tangannya menjambak rambut halimah yang berkepang dua itu.

Ternyata harapan halimah tidak semudah yang dibayangkan, karena setelah lima menit mengulum, kontol bapaknya yang masih gagah bertahan. Ternyata kontol Pak Daud mampu menahan emutan demi emutan anak gadisnya.

”Uurrkk....uurwekkkk....uuurrkkk...!”

Beberapa kali halimah hampir muntah dan terbatuk-batuk ketika bapaknya menekan kontolnya dalam-dalam hingga mencapai anak lidah halimah.

“terus… emut kuat-kuat imahh…mmm…enakkk...Aarrhhh...!” kata pak daud.

”Uuurrkk....aahhh... Kapan keluar air mani bapak aku ini.... tahan lama banget..” bisik hati halimah yang kecewa bercampur sakit hati mendengar kata-kata cabul Pak Daud yang belum menunjukkan reaksi akan keluar air mani.

”hmm.... Gimana kalau aku coba merangsang nafsu anak aku ini. Mana tau dia terangsang...” fikir Pak Daud yang masih ingin merasakan kehangatan luban vagina perawan anak gadisnya itu.

Pak Daud mencoba mengapai payudara halimah yang dibaluti baju untuk membangkitkan rangsangan nafsu pada anak gadisnya, tapi halimah berusaha mengelak.

”Eehh....kenapa ini bapak..? Janganlah raba tetek imah...” tegur halimah marah.

Pak Daud mengubah strategi. Pengalamannya dalam seni hubungan seks memang hebat. Tangannya mengelus lembut tengkuk halimah yang sedang berlutut di celah selangkangan, asyik mengulum kontolnya yang masih keras.

Sesekali jarinya bermain-main pada telinga anak gadisnya itu. Halimah mengeliat karena Geli.
Namun sekuat tenaga halimah mencoba menahan nafsunya.

“Pak...jangan pak....imah tak mau....” pinta halimah sambil menepis tangan Pak Daud.

Namun Pak Daud tak putus asa dan terus merangsang bagian sensitif halimah. Rangsangan terus-menerus membuatkan halimah cemas. Nafasnya mulai kencang dan tak terkawal.

”Aaarrhh....bapak tidak peduli..!” ucap Pak Daud tidak peduli dengan tepisan tangan anak gadisnya itu.

Tangan kasar Pak Daud dengan rakus menggapai kedua daging kenyal halimah yang masih berbalut bajunya. Tangan Pak Daud meremas-remas dengan kasar bukit kenyal itu.

”Aarrhh...uurhh...pak...jangan....imah tak mau....” rayu halimah dengan nafasnya yang mulai memburu.


Bersambung......
 
Lama kelamaan apa yang ditakuti halimah terjadi juga. Sedikit demi sedikit nafsu halimah kian bangkit.

Payudaranya mulai menegang dan vaginanya berdenyut-denyut dan basah. Pak Daud tersenyum puas memperhatikan wajah halimah yang kemerahan dibakar nafsu birahi.

Pak Daud menggerakkan kakinya ke selangkangan halimah. Halimah mengelak, Pak Daud mencoba lagi, kali ini halimah masih mengelak namun pergerakannya lambat. ketiga kalinya halimah tidak mampu menolak, namun sebaliknya dia menekan-nekan vaginanya ke kaki bapaknya.

Halimah tidak lagi mengapit pahanya seperti tadi, malah makin mengangkang .Dada halimah berdebar kencang. Pak Daud riang sambil memperhati wajah halimah yang manis dan bibirnya yang seksi itu mengulum kontolnya.

Halimah semakin bimbang. Namun halimah meneruskan hisapannya. Tapi tidak lagi serakus tadi. Sebaliknya semakin mesra dan menikmati kontol di dalam mulutnya itu.

Pak Daud sekali lagi coba menggapai payudara halimah. Halimah mengelak, tapi kali ini Pak Daud terus mendesak. Jari Pak Daud mula menjalar dari pangkal payudara menuju kearah puncaknya. Akhirnya halimah tidak lagi mengelak, sebaliknya memberikan ruang untuk tangan bapaknya menyelinap ke dalam baju dan BHnya.

Pak Daud meremas payudara ranum halimah sepuas hati. Halimah pasrah karena dia merasakan hampir kalah. Nafsunya sudah memuncak. Menyadari sudah ada unsur kerelaaan, Pak Daud menarik halimah supaya berdiri dan meyandarkan tubuh halimah pada pohon getah.

Tangannya menarik celana biru halimah ke bawah bersama celana dalamnya sekaligus. Ada bekas cairan
pada bagian tengah celana dalam itu pertanda halimah memang sudah terangsang.

Pak Daud memperhatikan vagina halimah yang tembam dengan hanya sedikit bulu-bulu halus. Bibir vagina halimah masih tembem, tidak seperti vagina Mak Kiah, istrinya yang sudah longgar. Maklumlah sudah melahirkan.

Pak Daud mengangkangkan paha halimah. Kemudian Pak Daud itu berlutut di selangkangan anak gadisnya dan merapatkan mukanya ke vagina halimah. Aroma vagina bercampur bau getah kering membuatkan Pak Daud makin nafsu.

“Banyaknya air… tadi katanya tak mau…” kata Pak Daud sambil menjilat lelehan air vagina halimah.

“Bapak jahat… imah benci bapak.. Imah tak suka…” sahut halimah.

halimah tersipu dan memalingkan mukanya kearah lain sambil mencubit lengan Pak Daud. Halimah mengapitkan pahanya untuk coba mempertahankan perawannya yang seharusnya diserahkan kepada Jono, buruh yang telah berjanji untuk menikah dengannya, tapi bakal diperawani bapaknya.

“memang sekarang tidak… setelah ini pasti suka…”balas Pak Daud sambil menusukkan jari tengahnya ke dalam vagina halimah sambil lidahnya menjilat itil halimah.

“Isskk...iisshkkk...pak.....iisshh...“ suara halimah sambil lututnya menggigil keenakan.

Pak Daud semakin rakus menjilat dan mengorek vagina halimah yang sudah banjir itu. Tubuh halimah melentik ke depan sambil kaki kanannya diletakkan keatas bahu Pak Daud.

Erangan nikmat halimah membuat Pak Daud makin bersemangat. Setelah vagina, paha, malah lubang dubur halimah pun dijilatnya.

“Oh..ahhh…ahhh…ahhh...” halimah mengerang kuat.

Bunyi nyamuk yang berterbangan di sekelilingnya tak di hiraukan lagi. Melihat halimah sudah bersedia, Pak Daud membalikkan tubuh anak gadisnya ke belakang. Kini tubuh halimah berada dalam keadaan menungging menghadap pohon getah sambil kedua tangan gadis remaja itu memeluk batang pohon getah yang baru dipanennya.

”Ohh...mulusnya pantat tembam anak gadis aku ini...sluurrpp...” bisik hati Pak Daud tatkala menikmati keindahan pemandangan pantat anak gadisnya itu,sambil menjilat lubang pantat halimah.

Hatinya beberapa detik memuji kesempurnaan dan keseksian pantat montok itu. Inilah jenis pantat yang mampu memuaskan kontol Pak Daud. Bulat, padat dan berisi. Dengan nafsu yang meluap-luap dia memeluk punggung halimah dan memasukkan kepala kontolnya yang besar itu kearah belahan vagina halimah yang tembam itu.

Kontol itu ditekan perlahan-lahan menguak ketembaman bibir vagina gadis remaja itu dan bersentuh dengan kulit bagian dalam vagina itu, dan akhirnya.

"Srraakk....." lapisan perawan halimah yang dijaga selama ini akhirnya sobek..

”Aarrhh....pakk....sakitttt....!” teriak halimah tatkala lubang perawannya ditembusi oleh kontol tua milik bapaknya sendiri.

”Aarrhh....eeeeennnnaaaakkknnnnyya....memek kau ini....imah...” kelezatan yang dirasai Pak Daud ketika itu tidak terkata.

BERSAMBUNG
 
Kontol Pak Daud akhirnya menerobos masuk ke memek anak gadisnya...
Berdiri bulu roma kedua pasangan itu tatkala kulit kontol tua itu bergesekan dengan memek perawan gadis remajanya itu.

Apalagi memek yang masih perawan itu mengeluarkan lendir pekat dan sangat banyak untuk memudahkan persetubuhan mereka. Pantat halimah yang montok dan padat itu ditunggingkan supaya kepala kontol Pak Daud itu menerobos jauh ke dalam memeknya yang amat subur itu.

”Aarrhh......aarrhhkkk...!” Pak Daud meraung-raung kenikmatan.

Pak Daud melihat dengan dekat bagaimana kontol yang besar dan keras itu membelah memek anak gadisnya yang lezat itu.

Dilihatnya bibir memek yang tembam itu tertarik bersamaan batang kontolnya setiap kali dia melakukan tusukan.

”Uuhh....pak... kontol bapak ini..besarr....imah sukaa.....!” rengek halimah sambil menunggingkan pantatnya dengan begitu lentik untuk memudahkan Pak Daud
memeluk pantat itu dengan erat.

Memek gadis remaja itu dirasakan begitu panas dan enak sekali. Kulit dalam rongga nikmat itu menghasilkan lendir yang membuatkan gesekan kulit kontol dan kulit memek bertambah enak.

Celah memek halimah yang tembem itu mengapit kontol bapaknya sehingga kontol Pak Daud berdenyut-denyut meminta untuk menyemprotkan benihnya.

”Arrghh.....aarrhh....aarrhhkk... sungguh enak memek kau, imah..!” kata Pak Daud sambil menatap pantat montok itu berayun-ayun setiap kali dia menyentakkan kontolnya.

”Aarrhh.....pakk....imah ingin air mani bapakkk..!” gadis remaja itu kini meraung-raung meminta benih air mani bapaknya sendiri.

Halimah sebenarnya amat dahagakan semprotan air mani seorang lelaki. Tetapi halimah malu memintanya dari Jono, kekasihnya.

Namun kini peluangnya untuk merasakan kehangatan air mani Pak Daud terbuka luas walaupun dari bapaknya sendiri.

Halimah membuat emutan di rongga memeknya supaya kontol bapaknya cepat menyemprotkan benihnya. Dia menahan tusukan demi tusukan kontol Pak Daud.

”Aaarrhh....aarrhhkkk....arrhhk... !” raung Pak Daud yang sedang menikmati kelezatan memek anak gadisnya yang memang menjadi idaman orang ramai.

Kenikmatan yang dirasakannya ketika itu bertambah ketika Pak Daud memeluk anak gadisnya itu dengan semakin erat akibat terlalu gemes dengan kemontokan pantat anaknya tersebut. Dengan penuh tenaga dia menyentak-nyentakkan belahan memek halimah.

Diremasnya pantat anaknya itu sehingga pantatnya menjadi kemerah-merahan. Emutan memek halimah yang tembam itu akhirnya berhasil membuat kontol Pak Daud itu tidak dapat menahan semprotan benihnya.

Kalau bisa dilihat dari dalam, tentu bisa menikmati pandangan yang amat mengasyikkan. Tentu bisa melihat bagaimana isi memek anak gadisnya ini menggenggam erat kontol Pak Daud yang sedang menusuknya itu.

Paha halimah terkangkang menerima desakkan demi desakkan kontol Pak Daud
itu. Dia ingin memberikan benih kepada anak gadisnya itu. Pasangan bapak dan anak yang sedang mendaki puncak kenikmatan itu menjerit-jerit kenikmatan di dalam kebun getah itu. Tiada lagi segan mereka pada binatang-binatang yang berada di sekitar mereka.

Tiba-tiba Pak Daud mencabut kontolnya dari dalam memek halimah.

“Kenapa pak..?” tanya halimah.

“balikkan badanmu imah… biar bapak entot saling bertatapan …” kata Pak Daud sambil memutarkan tubuh anak gadisnya yang sudah berkeringat itu.

Halimah membalikkan tubuhnya supaya menghadap tubuh kurus bapaknya. Pak Daud mengapit kedua betis anak gadisnya dengan tangannya yang kekar. Karena Perbuatan Pak Daud itu, menyebabkan
tubuh montok halimah terangkat tinggi. Kini tubuh halimah tersandar di batang getah dengan hanya dipegang oleh tangan bapaknya yang gagah memegang kedua betisnya. Kedua tangan halimah memegang pohon getah yang sedang disandarnya itu.

“Bapak sanggupkah mau menahan berat badan imah ini..?” tanya halimah sedikit risau jika tubuh kurus bapaknya tidak mampu
mengangkat tubuh montok anak gadisnya.

Sanggupkah bapak halimah mengangkat tubuh anaknya? Dan bagaimana kisah selanjutnya? Tetep tongkrongin yach.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd