Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RIMBA ASMARA

Thema apakah yang paling anda gandrungi dalam Sub Forum Cerita Bersambung ini?

  • Hubungan sedarah atau incest, dengan mama atau saudara kandung

    Votes: 316 17,6%
  • Hubungan setengah baya atau MILF, antara yang muda dengan yang tua

    Votes: 239 13,3%
  • Hubungan sex Cukold, eksib, voyeur, mengintip dan di tempat umum

    Votes: 132 7,3%
  • Hubungan sex di kalangan remaja atau SMU/pesantren/sederajat

    Votes: 99 5,5%
  • Hubungan sex di kos-kosan mahasiswa/mahasiswi

    Votes: 85 4,7%
  • Hubungan sex Perkosaan

    Votes: 46 2,6%
  • Hubungan Sex affair di kalangan bisnis atau antar pegawai kantoran

    Votes: 99 5,5%
  • Hubungan sex dengan Bini Orang

    Votes: 159 8,9%
  • Hubungan sex dengan Laki Orang

    Votes: 16 0,9%
  • Hubungan sex di kalangan selebriti Indonesia

    Votes: 80 4,5%
  • Hubungan sex di pedesaan/ di perkampungan

    Votes: 88 4,9%
  • Hubungan sex dengan wanita berhijap/kerudung

    Votes: 332 18,5%
  • Hubungan sex romantis

    Votes: 62 3,5%
  • Scandal sex para politisi atau pejabat

    Votes: 19 1,1%
  • Hubungan sex lesbian/gay

    Votes: 16 0,9%
  • Hubungan sex lainnya

    Votes: 8 0,4%

  • Total voters
    1.796
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Ngopi siang
mas bro, mbak sis
akang teteh
uni uda
mbok bli
semua-muanya para suhu, subes, mimin momod
para reader dan silent reader
terutama para jomblo yang berbahagia
di seluruh republik semprot

aku enggak akan update siang ini
soalnya
leptop gacoanku akan diinstal ulang
padahal ya
di awal maret ini biasanya aku punya waktu luang yang banyak
sejam dua jam cukuplah untuk mengapdet 2 atau 3 ribu kata

gimana kalau malem, mau update enggak?
kayaknya enggak.

kata temenku, malem adalah waktu yang baik
bagi para jomblo
untuk diselingkuhin janda atau binor.

Mungkin segitu dulu pengumumannya
mudah-mudah besok laptopku bisa normal kembali.

Jangan lupa bahagia ya evribadih...

PEACE.
 
Aku menarik nafas panjang, sekali lagi.

Duduk di bangku kayu dengan lutut sedikit berdenyut. Si betok terasa sangat memble, dia bergelantungan saja leyeh-leyeh. Mulutnya yang agak dower karena terlalu banyak muntah, membuatku mentertawakan diri sendiri.

Aku menatap terus Sapta Gapura itu tanpa kedip.

Setelah menenggak minuman yang disajikan oleh Sinem Sundari dan merasakan suatu kesegaran semangat menjalari tubuhku, aku memutuskan untuk memasuki pintu gerbang itu walau tanpa sepatu.

Aku sebenarnya ingin menuliskan suatu pesan atau catatan atau apa pun itu untuk Ratu Wulandari, tapi tampaknya buku catatan kulit kudaku dan pena-nya kemungkinan tertinggal di lokasi kompleks pembangunan percandian.

Aku tak ingin bersikap kejam.

Aku mungkin menyukai Ratu Wulandari sebagai sebuah pribadi yang sedikit kekanakan dan juga kebeliaan memeknya yang nikmat; aku tak pernah ingin dia berpikir kalau aku meninggalkannya begitu saja dan bahwa aku tak memiliki perasaan apa pun kepadanya selain melaksanakan tugas. Seandainya dia bisa kubawa ke duniaku, aku mungkin akan menikahinya. Dan mengentotnya setiap saat jika ada kesempatan.

Hisapan-hisapan memeknya kepada si betok serta grinjal grinjul di dalam kedalaman liangnya yang hangat; tak memudahkan bagiku untuk dapat melupakannya lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

Setidaknya aku perlu mengecup keningnya dan mengucapkan kata-kata selamat tinggal.

Tapi kelihatannya itu tak bisa kulakukan. Aku sudah merasa terlalu lama tinggal di alam yang tak kukenali ini. Meskipun jauh di dalam hatiku aku ingin tetap tinggal namun otak warasku menyuruhku untuk segera berdiri, meraih ransel keranjang bambu dan melangkah menuju Sapta Gapura. Menebah pintunya agar berputar, lalu masuk ke dalamnya.

Aku diam. Aku merenung. Aku berhitung.

"Jangan sekali-sekali memikirkan apa yang kira-kira akan terjadi dan yang akan menimpamu di balik pintu itu. Jangan! Pergi saja. Langkahkan kakimu dengan bergegas. Ayo, Marsudi! Lakukanlah, cepat!"

***

Aku meraih Ransel Keranjang Bambu dan memasukkan ke dua tanganku ke dalam pegangan talinya yang terbuat dari kulit Domba Garut. Menggendongnya dengan nyaman dan merasakan bobotnya yang kini sedikit lebih berat.

Dengan tekad yang bulat aku melangkah menuju pintu Sapta Gapura.

Hanya dengan beberapa puluh langkah saja aku telah tiba di depan pintu berlapis emas itu. Angin kencang membuat pintu itu bergetar ke luar ke dalam. Aku menarik nafas dan tanganku telah menempel ke daun pintu untuk mendorongnya, ketika dari arah pintu Istanana kudengar sebuah teriakan.
"Baginda! Jangaann!" Ratu Wulandari berteriak. Dia berteriak dengan wajah ketakutan. Tubuhnya yang telanjang tampak menggigil.

Aku tersenyum kepadanya dan melambaikan tangan.
"Selamat tinggal sayang." Kataku.

Aku lalu menebah pintu itu dan masuk ke dalamnya.

***

Aku masih mendengar suara teriakan sekaligus tangisan Ratu Wulandari ketika masih berada di balik pintu. Aku bahkan sempat melihat dan mendengar ratu memukul Gong tanda darurat. Seketika sejumlah patih dan hulubalang kerajaan Lokajiwa berlarian menuju pelataran Istana Pirbadi Ratu Wulandari. Aku juga sempat melihat satu dua patih dan hulubalang Janggala ikut berlarian di sana. Di antaranya adalah Hulubalang Tohpati.

Mereka semua mendekati pintu dan memanggil-manggilku.

Aku bergerak mundur beberapa langkah di kegelapan dengan menyusuri dinding. Kulihat cahaya dari arah pintu Sapta Gapura itu sangat menyilaukan ketika Patih Pribadi Ratu Wulandari, Sinem Sundari, membuka pintu secara pelahan. Silhuet tubuhnya kukenali betul dan suaranya yang agak cempreng masih membekas di telingaku.

"Paduka yang Mulia, Bagindaaa..." Katanya dengan suara keras, memanggilku. Dia terlihat ragu-ragu melewati pintu. "Bagindaaa..." Kali ini dia berkata dengan nada yang lembut. "Izinkan dan restui hamba menemui paduka... hamba... hamba... masih penasaran..." Katanya dengan nada yang lebih lembut lagi.
"Patih Sinem jangan! Jangan masuk ke sana!" Kudengar Ratu Wulandari berteriak, samar kulihat di antara kerumunan para patih dan hulubalang, sang Ratu mengenakan pakaian seadanya, berlari dari pintu istana menuju pintu Sapta Gapura, ke arahku.

Tapi kelihatannya Sinem Sundari tidak mempedulikan perintah ratunya. Dia mendorong pintu dan masuk ke dalamnya. Aku berada dalam kegelapan dan hanya berjarak sekitar 5 meter dari Sinem.
"Baginda." Suara pelahannya menggaung lembut ke seluruh dinding ruangan yang aku tidak tahu terbuat dari apa dan berwarna apa karena gelap.

Aku diam tak bergerak.

Kulihat silhuet tubuh Sinem bergerak lalu secara tiba-tiba sebuah percikan api seperti percikan kembang api yang sering kumainkan ketika kecil, meledak di atas ubun-ubunnya. Aku tidak tahu dari dan bagaimana percikan api itu bisa tiba-tiba memercik. Selama 1/10 detik, ruangan ini menjadi terang dan aku melihat dinding-dinding ruangan ini terbuat dari batu. Ini adalah ruangan gua. Aku berada di dalam gua.

Selama 1/10 detik itu pula Sinem melihatku dan aku melihatnya dengan jelas. Sinem yang beberapa waktu lalu kegenjot memeknya dengan nikmat itu berubah drastis menjadi sangat jelek dan mengerikan. Telinganya tampak sangat panjang seperti telinga keledai, kepalanya memiliki tanduk.

Aku terpekik.

Namun pekikkanku tertutup oleh jeritan Sinem yang membahana dan sangat memilukan. Kepalanya terbakar dan dia merasakan suatu rasa sakit yang teramat sangat. Dia kemudian berlari ke arah pintu dan ke luar dari gua ini.

Aku terhenyak. Terkejut. Terkesima. Terpana nan amat sangat.

Didorong oleh rasa penasaran yang luar biasa, aku melangkah gagap mendekati pintu dan mengintip apa yang terjadi di pelataran Istana Pribadi Ratu Wulandari.

Kulihat Sinem Sundari berkelojotan seperti ayam yang baru saja disembelih. Kepalanya terkelupas dan mengeluarkan darah kental bercampur dengan sesuatu yang berwarna putih seperti usus... itu adalah isi kepalanya yang terburai, otaknya. Namun anehnya aku tidak melihat tanduknya yang panjang maupun telinganya yang mirip keledai.

Sebelum akhirnya Sinem menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia masih sempat memanggil namaku dan menyebutkan dirinya masih penasaran. Aku ternyata telah salah sangka, kukira dia sudah terpuaskan tapi nyatanya dia masih kentang.

Aku menarik nafas berat. Bagaimana pun juga, aku tak bisa kembali lagi ke sana. Aku harus terus melangkah maju. Aku harus melupakan semua keindahan yang pernah terjadi di Kerajaan Jenggala dan Lokajiwa.

Maafkan aku wahai saudara-saudaraku, aku harus pergi. Selamat tinggal semuanya.

***

Aku meneruskan langkahku dengan meraba-raba dinding gua. Kakiku yang tak bersepatu merasakan tanah yang kupijak terasa dingin, lembab dan berlumut. Mataku tak bisa melihat apa pun selain kegelapan yang sempurna. Aku bahkan tidak bisa melihat tanganku sendiri saat meraba hidungku.

Di dalam kegelapan yang sempurna, satu-satunya pedoman dan teman yang baik adalah dirimu sendiri. Otak warasmu. Kenangan dan seluruh abrakadabra masa lalu adalah ilusi. Kau lupakan semua kenangan, maafkan semua kesalahan. Majulah ke depan dengan gagah berani. Walau di depan, semua ketidakpastian menanti.

Yang perlu kau lakukan adalah terus melangkah dengan optimis. Tapi jangan pula kau lupakan akal sehatmu. Sebab itu milikmu satu-satunya saat ini.

***

Entah berapa lama aku berjalan sambil meraba-raba dinding. Aku tidak tahu. Aku hanya tahu langit-langit gua semakin lama semakin memendek dan kepalaku beberapa kali menabrak tonjolan batu. Cukup lumayan rasanya berbenturan dengan batu. Untung langkahku pelahan saja sehingga benturan itu tidak begitu keras. Namun bukan rasa sakit benturan itu yang membuatku semakin hati-hati melangkah. Tapi efek kejut benturan itulah yang membuat aku menjadi waspada.

Langit-langit goa semakin memendek dan aku terpaksa berjalan menunduk. Sekarang aku tahu, bukan saja langit-langit gua yang memendek tapi dinding-dindingnya pun mulai menyempit.

Kedua tanganku kini bisa merasakan dinding-dinding di sebelah kiri dan kanan. Tapi aku mulai merasa gembira karena dinding-dinding itu kini terasa lembab dan basah. Cepat atau lambat aku akan menemukan jalan ke luar.

Pada saat aku berpikir mengapa lantai gua semakin licin, sekonyong-konyong kurasakan sebuah kesiuran angin menampar wajahku dan kemudian kudengar suara gemericik air, entah di mana asalnya. Perasaanku benar-benar sumringah.

Lalu, beberapa langkah kemudian, sebuah kelokan gua yang kuterobos karena sangat pas dengan tubuhku, memberiku sebuah harapan yang sangat indah. Karena setelah melewati kelokan itu, kulihat sebuah cahaya lembut mengambang. Mataku mulai menemukan cahaya namun langit-langit gua semakin rendah dan aku terpaksa harus merangkak melewatinya.

Harapan atas keyakinan akan segera menemukan jalan ke luar, membuat semangatku bertambah puluhan kali lipat. Meski kini aku harus berjalan dengan lutut dan lenganku, namun cahaya terang itu semakin lama semakin jelas dan benderang. Ketika sampai di ujung yang paling terang, ternyata gua berbelok ke kiri dan aku terpaksa harus tiarap melewatinya.

Hidungku tiba-tiba mencium udara segar yang nikmat setelah melewati belokan itu dan mataku menjadi sangat silau oleh suatu cahaya putih yang sangat besar. Kupejamkan mata dan kudengar gemericik air yang semakin jelas.

Ha ha ha... aku telah menemukan ujung mulut gua.

Curug Yang ke 7, curug yang terakhir​


***
(Bersambung)
Makasih updatenya suhu.
 
Ngopi siang
mas bro, mbak sis
akang teteh
uni uda
mbok bli
semua-muanya para suhu, subes, mimin momod
para reader dan silent reader
terutama para jomblo yang berbahagia
di seluruh republik semprot

aku enggak akan update siang ini
soalnya
leptop gacoanku akan diinstal ulang
padahal ya
di awal maret ini biasanya aku punya waktu luang yang banyak
sejam dua jam cukuplah untuk mengapdet 2 atau 3 ribu kata

gimana kalau malem, mau update enggak?
kayaknya enggak.

kata temenku, malem adalah waktu yang baik
bagi para jomblo
untuk diselingkuhin janda atau binor.

Mungkin segitu dulu pengumumannya
mudah-mudah besok laptopku bisa normal kembali.

Jangan lupa bahagia ya evribadih...

PEACE.
Updatelah Suhu ntar malem...
Ya suhu ya... ya...

Pengen tau apa si betok bakal owih...owih... sama tu 2 perawat...
:mindik:
 
Bimabet
Ditunggu update nya suhu, pengin tau kehebatan betok setelah ritual...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd