Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Roda Kehidupan

Hingga part 21 ini, siapa tokoh yg paling agan suka? *kalo udh vote boleh lho posting alasannya juga

  • Bella

    Votes: 11 5,9%
  • Novi

    Votes: 96 51,3%
  • Siska

    Votes: 17 9,1%
  • Fara

    Votes: 12 6,4%
  • Laras

    Votes: 34 18,2%
  • Vita

    Votes: 4 2,1%
  • Fitria

    Votes: 3 1,6%
  • Gatot

    Votes: 3 1,6%
  • Prapto

    Votes: 3 1,6%
  • Gk ada alias bodo amat

    Votes: 4 2,1%

  • Total voters
    187
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
12. Pulau Dewata Kala Itu

Berat... Itulah kata yg bisa mewakili keadaanku pagi ini. Mata yg begitu berat kubuka, kepala yg berat kuangkat, dan tentu saja hatiku yg sangat berat kurasakan teringat apa yg terjadi antara aku dengan Bella.

"Nih diminum dulu teh panas nya..." Ucap seorang perempuan yg mengenakan daster biru dengan rambut yg ia biarkan mengurai.

"Iya Mbak..." Kataku masih sedikit pusing.

"Hmm... Awas kalo diulangin lagi!" Ancam nya serius.

Pagi ini saat kubuka mata aku telah berada di kamar yg tak asing buatku. Iya... Aku pernah bercumbu dikamar ini.

"Aku kok bisa disini Mbak?" Tanyaku penasaran.

"Kamu muntah dikamar mandi lalu tidur disana..."

"Terus?"

"Ya aku terpaksa mapah kamu kesini, berat kalo harus naik ke kamar Gatot lagi..."

"Lha terus Gatot dimana sekarang Mbak?"

"Dia masih tidur diatas..."

"Maaf Mbak jadi ngerpotin..."

"Makannya jangan minum lagi!"

"Iya Mbak..."

"Iya-iya aja!"

"...."

"Kenapa? Lagi ada masalah? Jangan bilang enggak!"

"Enggak Mbak, serius deh..."

"Hmm... Aku bilangin Budhe nanti!"

"Duh Mbak jangan..." Ucapku memelas.

"Makannya cerita!"

"Iya Mbak..."

Lalu kuceritakan semua kenapa aku mabok parah banget malam tadi. Mbak Laras hanya geleng-geleng kepala mendengar ceritaku.

"Dasar bodoh!"

"..."

"Ya jelas aja kalo tu cewek nangis, kamu ini jaim nya gk ketulungan emang!"

"..."


"Besok kalo keadaannya udah tenang, kamu samperin lagi tu cewek! Bilang kalo kamu sayang!" Kata Mbak Laras lalu noyor kepalaku yg masih terasa berat. Njiirr makin puyeng aku.

"Iya Mbak..."

"Bilang kalo kamu kemarin emosi karena dia mau pindah!"

"Heem Mbak..."

"Masalah Bapakmu gimana? Kata Bude, Bapakmu kena tipu?"

"Ya gitu Mbak... Kita juga lagi usaha buat nutup ganti rugi Bapak disana..."

"Kamu gk boleh drop lho ya, apapun yg terjadi kamu harus tetep semangat. Kasihan tu Budhe kalo ditambah mikir kamu!" Ucap Mbak Laras menasehatiku.

"Iya Mbak..."

Ya, begitulah Mbak Laras. Dia memang seorang cewek yg sangat aku idamkan. Sifatnya, baik hatinya, dan juga servisnya yg memang membuatku melayang jika didekatnya. Entah Mbak Laras menganggap aku gimana, tapi buatku Mbak Laras adalah sosok perempuan yg sangat spesial. Kalian tau kenapa? Salah satunya karena dia yg telah mewisuda Si Jono. :hammer:

"Yaudah aku pulang dulu Mbak..."

"Pulang? Jam segini?"

"Emang ini jam berapa?"

"Tuh!" Oceh Mba Laras seraya mengarahkan tangannya ke jam dinding.

Njiiiir... Masih jam 3 lebih dikit ternyata. Aku kira udah pagi jam 6 an gitu.

"..."

"Udah tidur sini aja dulu, kasihan Bude kamu bangunin jam segini..."

"Iya deh Mbak..." Kataku yg emang mengurungkan niat untuk pulang. Bisa ketahuan nanti kalo habis mabok.

"Dihabisin tuh teh nya..."

"Iya Mbak... Aku ngerokok disini gk papa Mbak?" Tanyaku seraya merogoh kantong celanaku mengeluarkan sisa rokok semalam.

"Gk papa..." Jawab Mbak Laras sedikit nungging ngambil asbak di bawah meja belajar.

Duuuh sial, pemandangan pantat Mbak Laras yg lagi nungging nyari asbak sukses bikin si jono berontak. "Mbak sentuh aku Mbak, sentuh aku" ucap Si Jono di dalam sangkarnya.

"...."

"Nih asbak nya... Kalo ngrokok dibawah aja jangan dikasur!" Ucapnya lalu turun duduk bersila di karpet dan senderan di ranjang.

"Kalian tadi minum ciu?" Tanya Mbak Laras lalu duduk disampingku slonjor.

"Iya Mbak..."

"Ckckck... Dasar bocah!" Kata Mbak Laras mau noyor kepalaku lagi. Namun kali ini aku berhasil menghindar, Mbak Laras keblabasan lalu dan terselungkup di kakiku yg lagi sila. "Yeee sialan kowe!" Oceh Mbak Laras kemudian malah nyenderin kepalanya di pangkuanku. Dan Si Jono tersenyum jahat.

"Yeee malah tiduran..."

"Bodo Dit... capek aku ngurusin kalian mabok tadi!"

"Hehehe... Yaudah Mbak aku balik ke kamar Gatot dulu ya kalo gitu..." Kataku spekulasi.

"Iya deh..." Kata Mbak Laras singkat.

"..." Kemudian aku mulai bergerak beranjak berdiri.

"Ntar dulu ah!" Cegah Mbak Laras sadar kalo aku mau berdiri.

Yes... Dalam hati aku berteriak kegirangan karena Mbak Laras melarangku pergi.

"Iya Mbak..."

Saat ini Mbak Laras sangat manja tiduran di pangkuanku. Kuusap rambut Mbak Laras dengan halus. Kita masih ngobrol-ngobrol ringan. Hingaa kami terdiam kehabisan bahan obrolan. Keren ya ada cewek mahasiswi tidur di pangkuan anak SMP. :)

Tanganku yg tadinya mengusap rambutnya kini turun ke lehernya. Dan entah bagaimana tanganku mulai masuk ke dalam daster Mbak Laras. Aku sentuh pelan buah dada milik Mbak Laras. Kumainkan puting susunya pelan dan kuplintir secara lembut. Mbak Laras menggelinjang lalu membalikkan kepalanya ke arah Si Jono.

Dengan pelan Mbak Laras menggigit Si Jono dari luar. Kemudian Mbak Laras bangun dan menyuruhku untuk tidur di ranjangnya.

Beberapa saat kemudian Mbak Laras naik ke tubuhku dan mulai membuka dasternya secara pelan, lalu ia meliuk-liukkan badannya yg aduhai itu diatas badanku. Dengan pelan Mbak Laras melepas kait bra hitam dari punggungnya.

Dan terlihatlah dua buah dada yg padat milik Mbak Laras. Lalu ia mulai menciumi leher dan kupingku dengan lembut. Deru nafasnya terdengar ditelingaku.

Aku hanya diam berbaring menikmati apa yg Mbak Laras lakukan padaku. Ciumannya turun ke perut dan dibukalah celanaku oleh Mbak Laras.

Dengan telaten ia menjilati si jono dengan penuh irama, sangat lembut. Lidahnya bermain di batang kekar si jono, lalu turun ke dua buah telur yg Jono punya. Kemudian dengan pelan namun pasti lidah Mbak Laras bermain hingga lubang belakang milikku.

"Ahh.... Ohh..." Desahku keenakan.

Beberapa saat kemudian jilatan dan ciuman Mbak Laras mulai naik hingga leher lalu mencium bibirku. Kubalas ciuman itu dengan lembut.
Kemudian tanganku pun mulai beraksi, dengan pasti kuraih buah dada yg kenyal itu dan mulai merengkuhnya. Puas menjelajah gunung, tanganku mulai menjelajahi lembah yg ternyata telah basah itu.

"Ahh... Ah..." Desah Mbak Laras.

Lalu Mbak Laras bangkit untuk duduk kembali diatas badanku dengan tangannya yg telah mengarahkan Si Jono ke lubang kenikmatan.

"Aah..."

Dengan pelan Mbak Laras menggoyangkan pinggulnya maju-pundur. Si Jono seperti dipijat di dalam lubang itu dengan jepitan hangatnya. Tak lama Mbak Laras pun merubah gerakannya menjadi naik turun.

"Ahhh.... Uhh..."

"Mbakkk Ahh..."

Perlahan Mbak Laras mempercepat gerakannya. "Ahhh... Ahhh... Ah..." Tubuhnya menggeliat dan menghentikan gerakannya, terasa ada cairan hangat yg membasahi Jono di dalam sana.

"Dit.. Ahh.."

Tak lama setelah itu kuangkat tubuh Mbak Laras agar ia terlentang. Dengan sepenuh tenaga kuarahkan Jono masuk ke lubang itu lagi."Ahhh" Desah Mbak Laras sambil memejamkan matanya yg sayu. Kugerakkan secara pelan pinggulku maju mundur. Terlihat Mbak Laras menikmati permainan ini. Kemudian semakin cepat kugerakkan pinggulku ini, Mbak Laras menggigit tipis bibir bawahnya seraya meremas buah dadanya sendiri. Beberapa saat kemudian ia menggeliat tak karuan. Kuberikan jeda sesaat lalu kembali kugerakkan pinggulku kali ini lebih cepat, hingga akhirnya terasa ngilu pertanda si jono hampir muntah. Dengan cepat kucabut si jono dan memuntahkan cairan kental jono ke perutnya. "Ahhh...."

Beberapa saat kami tiduran, kulihat Mbak Laras tertidur di sebalahku. Kubiarkan Mbak Laras tertidur pulas lalu kutinggalkan Mbak Laras sendirian dan kembali ke kamar Gatot sebelum Gatot bangun. Maaf ya Tot... :hammer: Sebelum kembali kuselimuti dahulu tubuh Mbak Laras sambil mengecup keningnya.


-----

Hari ini seperti biasa aku kembali ke sekolah dengan perasaan yg tak menentu gara-gara kejadian di rumah Bella.
Study tour pada umumnya dilaksanakan saat liburan sekolah. Tapi tidak dengan sekolahku. Sekolahku ini tergolong anti mainstream karena mengadakan study tour untuk siswa-siswi kelas tiga pada awal-awal tahun pelajaran. Alasannya sih biar bisa enjoy dulu sebelum ngadepin masa-masa sulit kelas tiga nanti.

And do you know? Tujuan study tour kali ini adalah BALI! Jarak Magelang-Bali itu sangat jauh 1000-an KM, maka dari itu untuk biaya pun juga mahal.

Untungnya pihak sekolah langsung memotong 20rb dari SPP untuk biaya tour ini. Jadi kalo dari kelas satu hingga kelas tiga awal seperti sekarang ini, uang tabungannya ngumpul sekitar 400-an ribu. Namun biaya untuk study tour ini sekitar 600 ribu dan karena itulah aku bingung bagaimana mencari tambahan uang segitu. Gk mungkin juga kalo minta ke Ibu saat ini.

"Dit study tour besok kamu ikut kan? Tanya Novi saat jam istirahat di kantin.

"..."

"Woe su ikut to? Mabuk arak kita disana!"

"Aku pikirin dulu ya..."

Jujur sebenarnya aku ingin sekali mengikuti study tour ini, namun tambahan biaya dua ratus ribu benar-benar membuatku pusing. "Apa aku nyopet aja ya..." Pikirku konyol waktu itu.

Masih ada waktu beberapa minggu lagi untuk mencari tambahan dana itu. Aku harus memutar otak gimana dapetin duit dua ratus ribu, syukur-syukur bisa lebih buat uang sakunya sekalian.

Sore ini setelah pulang sekolah aku berkunjung kerumah kipli kawan sekampungku. Kipli ini terkenal banyak chanel di pasar. Dia seumuran denganku tapi sayang dia gk melanjutkan sekolah, katanya sekolah itu gk penting. Parah tuh anak.

Dia kerja serabutan di pasar. Apapun ia kerjakan disana, kuli panggul, bersih-bersih, bahkan nusuk orang pun juga dia pernah lakuin. Asal ada uang nya apapun risikonya gk masalah, kata Kipli. Keren ya kipli? :hammer:

"Pli, aku butuh duit nih..."

"Kamu pikir aku Bapakmu, butuh duit lapor ke aku! Hahaha..." Kata Kipli diruang tamu rumahnya.

"Hmm... Aku butuh kerjaan Pli..."

"Nah kalo ngomong yg jelas..."

"Ah kowe Pli, ada kerjaan gk di pasar?"

"Ya banyak kalo kamu mau..." Ucap Kipli sambil menuangkan ciu di gelas. "Nih diminum dulu..." Imbuhnya.

"Kerjone ngopo Pli?" Tanyaku seraya mengambil gelas berisi minuman iblis yg diberikan Kipli. "Cleguukk..."

"Asu opo iki Pli kok mantap?" Imbuhku heran merasakan ciu tapi tapi rasanya enak, panas sih di tenggorokan tapi lebih enak aja di mulut.

"Hahaha ndeso kowe! Kui jenenge mensen! (Hahaha ndeso kowe! Itu mantion)" Ucap Kipli.

"Oh... yg botolnya gepeng itu?"

"Iyo... Enak to? Makannya jangan ciu sama topi miring aja kalo minum! Hahaha..." Ejek Kipli.

"Hahahaha asu gayamu Pli..." Timpalku, wah Gatot harus tau nih ada minuman enak gini.

"Gimana mau kerja mulai kapan?" Tanya Kipli.

"Besok juga gk papa Pli..." Kataku.

"Oke sip, besok tak tunggu di pasar aja kalo gitu..."

"Oke... Minta lagi dong Pli mensen nya..."

"Asu larang iki! Sitik wae nyoh... (Anjing mahal ni minuman, dikit aja nih...)"

Sehari berikutnya, usai pulang sekolah aku datangin Kipli ke pasar, tapi sebelumnya aku pulang dulu buat ganti baju dan makan terlebih dahulu.

Dan benar saja Kipli telah nungguin aku di pasar. Kulihat dia sedang ngerokok di warung rokok depan pasar. Tanpa pikir panjang aku langsung saja nyamperin tu anak.

"Pie Pli, Wis siap kerjo aku!" Sapaku mantap.

"...."

"Bajingan kenapa rapi gitu?" Tanya Kipli heran aku pake kemeja rapi.

"Aku bingung Pli mau pake baju apa..."

"Wis payah, yawis yok ikut aku..." Ajak Kipli dan aku pun mengikuti dibelakangnya.

Jujur aku gk tau aku dikasih kerja apa sama Kipli, tapi aku percaya aja sama dia. Kami jalan menyusuri pedagang-pedagang yg ada di pasar. Lima menit kemudian sampailah kami di salah toko beras pasar tersebut. Disana sudah ada 2 kawan Kipli yg aku taksir umurnya sekitar 20an tahun.

"Ini Pli yg kamu ceritakan itu?" Ucap mas-mas berbadan kekar.

"Koncomu to Pli?" Ucap salah seorang lagi berambut kribo.

"Iyo Bro... Iki Adit, Dit iki Mas Tono, yg kribo itu Mas Budi..." Kata Kipli memperkenalkan aku ke teman-temannya.

"Adit Mas.." Ucapku sopan menyalami kedua orang itu.

"Yowis... kerja sama nya yo Dit..." Ucap Mas Tono sambil membuang puntung rokoknya yg hampir habis.

"Ok Mas..."

Akhirnya usai kami ngobrol bentar, ada bapak-bapak yg nyuruh kita bawa beberapa karung beras ke parkiran depan. Dan hari ini aku resmi kerja di pasar sebagai kuli panggul. Iya bener, tepatnya kuli panggul beras. Itulah pekerjaan petamaku di dunia ini, hehehe.

Ada sekitar setengah jam kami bolak-balik parkiran-toko untuk membawa karung beras yg beratnya 25 hingga 50kg. Karena aku junior disini, aku disuruh bawa yg 25kg aja. Tapi sumpah itu berat banget! Gimana bisa kuat mereka manggul 50kg?

Usai menyelesaikan pekerjaan itu, kami diberi upah 20rb per orang. Wah lumayan nih. Kalo sehari aja dapat 2 kerjaan, bisa menghasilkan 40rb aku tiap harinya. Gk heran kalo Kipli milih berhenti sekolah, pikirku. Tapi bisa remuk juga badanku kalo kayak gini kerjanya.

"Gimana bro capek kan?" Tanya Mas Tono menepuk pundakku.

"Hehehe... Biasa mas..." Padahal loyo banget aku.

Setelah pergi dari toko beras itu, kami ngopi di warung masih sekitar pasar. Aku jadi banyak tau tentang seluk beluk pasar ini berkat mereka. Mas Tono dan Mas Budi banyak cerita suka duka kerja seperti ini dan aku pun hanya senyum mangguk-mangguk aja dengerin cerita mereka masing-masing termasuk Kipli.

Sebelum pulang kami dapat kerjaan lagi buat manggulin garam di kios gk jauh dari toko beras tadi. Untung saja gk sebanyak tadi, tapi tetep aja tulangku berasa mau copot.

Malam harinya aku sempetin lagi buat berhitung kekurangan dana study tour itu. Hari ini aku dapet upah 45 ribu. Tapi aku kurangin buat beli rokok dan ngopi tadi 10 ribu, masih sisa 35 ribu. Pasti cukup, toh juga masih ada waktu 2 minggu. Semoga saja kuat ngejalanin pekerjaan jadi kuli panggul ini.

----


Hari pun terus berganti dengan cepat, aku masih rutin kerja di pasar tiap pulang sekolah. Ibu heran kenapa aku selalu pergi dan pulang sangat lelah, tapi aku sengaja gk cerita ke Ibu soal pekerjaanku tersebut. Novi dan Prapto juga heran kenapa aku ngeluh capek aja, jujur aku malu kalo harus bilang kalo aku kerja kasar seperti ini.

Lalu Bella? Ah... Dia gk pernah membalas sms, atau mengangkat teleponku. Sekali aku datang kerumahnya seperti saran Mbak Laras, tapi kata Ibunya Bella lagi gk ada. Dan atas saran Mbak Laras juga aku berencana membelikan sesuatu saat study tour nanti. Meski kenyataan jauh dari impian, tapi aku gk mau kalo jadi kayak musuhan gini sama Bella. "Jadi cowok itu gentle! Suka ya suka, enggak ya enggak!" Itu nasehat Mbak Laras.

Tiga hari sebelum hari H, aku bilang ke Ibu kalo aku mau study tour. Ibu kaget karena mendadak dan bilang kalo Ibu gk punya duit untuk membayar.

"Semua udah ditanggung sekolah kok Bu..." Kataku bohong.

"Ditanggung gimana?"

"Biayanya udah langsung dipotong pas bayar SPP dari kelas satu, ada sisa malah..." Ucapku mencoba menjelaskan.

"Yaudah kalo gitu... Yg penting kamu jaga diri..."

"Iya Buk..."

__


Waktu berganti dengan cepat menjadi hari Jumat, berarti hari keberangkatan ke Bali telah tiba.

"Ini Dit Ibu cuma bisa ngasih uang saku segini..." Ucap Ibuku memberi dua lembar uang lima puluh ribuan.

"Adit udah ada kok Buk... Gk usah..." Kataku menolak halus. Aku sadar pasti Ibu lebih membutuhkannya.

"Ini udah dibawa aja buat pegangan..." Paksa Ibu.

"Nggeh Buk... Maturnuwun..."

Usai pamit ke Ibu, dengan semangat aku pergi ke sekolah buat study tour. Yaa... Akhirnya aku ikut study tour ini.
Semua murid disuruh kumpul jam 11.00 di sekolah. Rencananya sebelum berangkat, kami sholat Jumat dulu di sekolah sambil berdoa mohon keselamatan dan kelancaran selama perjalanan. Amin :)

Sesampainya di sekolah telah terlihat enam bus besar yg telah diparkir di lapangan sekolah. Satu bus isinya 50 orang. 35-40 murid dan sisanya guru maupun staf TU.

Usai sholat Jumat, semua murid kecuali aku, Novi dan Prapto langsung berlarian menuju Bus yg telah diparkirkan di lapangan tersebut.

Kami sengaja santai menuju bus agar bisa duduk di bangku belakang. Memang sih sebelum hari keberangkatan posisi tempat duduk telah ditentukan, namun kami yakin pasti bakal berebut lagi ketika telah sampai dalam bus. Dan benar saja, bangku belakang yg telah kami 'pesan' itu masih kosong, mungkin sengaja disisakan untuk penguasa, hehe.

Enak lho, bangku yg seharusnya untuk 5 orang itu hanya diisi oleh 3 orang.

"Woee... Minta rotinya!" Teriakku ke anak-anak di depan.

"Haha... Sini-sini..."

"Pak sopiiiirrr tarik pak yg kenceng!" Teriak temanku dari bangku depan.

Selama perjalanan, suasana sungguh sangat menyenangkan. Ada yg asyik ngobrol sama teman sebelahnya, mondar-mandir minta makanan, ada juga yg asik dengerin lagu dari walkman nya.

"Dingin banget sih ini..." Gumamku sendirian.

"Haha... Kamu gk pernah naik bus AC Dit?" Sahut Novi menertawaiku.

"Ndeso kowe su!" Seru Prapto kemudian.

"Nih... Aku bawa jaket tebel, pake aja..." Tawar Novi lembut.

"Bener nih? Terus kamu?"

"Halah sante aja, udah biasa kalo aku..." Kata Novi sambil mengambil jaket yg ada di sampingnya.

Akhirnya setelah lama menyusuri jalanan yg berliku, Sabtu dini hari sekitar jam tiga, bus yg membawa rombongan sekolah kami ini baru sampai di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Jika dilihat dari rundown acara, seharusnya jam segini kami sudah ada di Pulau Dewata. Namun di Pelabuhan Ketapang ini terjadi antrean yg sangat panjang, padahal bukan musim liburan tapi tetep aja padat.

"Gilak indah banget coy..." Ucap Dimas di atas kapal.

"Itu Bali ya? Aku pengen bulan madu kesitu..." Gumamku sendirian.

"Hahaha... Utekmu! Umur baru segini udah mikir bulan madu!" Sahut Prapto menertawaiku.

"KALIAN INI DICARIIN MALAH PADA NGEROKOK DISINI!" Teriak Novi dari kejauhan.

"Haha sini deh Nov... Tuh indah banget sunrise nya..."

"......" Novipun terdiam dan takjub melihat sunrise yg sangat indah itu. "Wah keren..." Kata Novi semangat.

"Su ada lumba-lumba su! Kita setrum aja yok, mahal tuh!" Oceh Prapto ketika melihat lumba-lumba di lautan lepas.

"Ndasmu!"

Kira-kira empat jam kemudian, sampailah kami di salah satu hotel atau lebih tepatnya penginapan untuk rombongan sekolah kami. Tempatnya sederhana, namun asik. Di halaman depan ada beberapa pohon kelapa. Di sebelahnya ada semacam taman. Disini satu kamar diisi 4 anak. Kamar cewek ada di atas dan kamar cowok ada di bawah. Aku sekamar sama Prapto, Yoga, dan teman kami yg lain Seno.

"Wah nanti malam kita mabok disitu asik nih su!" Ucap Prapto.

"Yoi... Aku bawa dua botol nih!" Kata Dimas semangat.

"Beli arak bali su ojo lali!" Kataku juga antusias.

Kemudian setelah masuk ke kamar, kami pun langsung mandi dan istirahat sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke beberapa pantai di sekitar penginapan tersebut.
Selama di pantai aku hanya bisa bengong melihat paha-dada-paha-dada yg berlalu-lalang seenaknya di hadapanku. Njiir udah kaya KFC aja disini.

Tak lama setelah itu kami belanja di Jogger. Disinilah aku mau beliin sesuatu buat Bella. Sekedar buat kenang-kenagan, mungkin.

Uang saku yg aku dapat dari kerja kuli panggul bisa dibilang sangat sedikit. Aku hanya membawa uang tiga ratus ribu. Dua ratus dari kerja di pasar dan seratus dari tambahan Ibu. Untuk persoalan makan tak perlu aku pikir karena sudah ditanggung sama pihak sekolah. Jadi uang segitu ya buat beli sesuatu untuk Bella dan arak bali tentunya buat si setan Gatot dkk. Eh Mbak Laras aku beliin apa ya? Bikini aja ah... hahaha. :bata:

Sesampainya di Jogger suasana ramai pake banget, banyak orang-orang yg tengah memilih kaos, sandal, dan pernak-pernik lain disana. Aku pun langsung ikut nimbrung juga di tengah keramaian itu.

Disini aku tidak mendapatkan kaos atau baju yg pas buat Bella. Semua kaos ukurannya besar dan kurang keren aja untuk cewek.

"Dit... Cari apaan kamu?" Tanya Novi.

"Emmm... Kaos nih, tp besar-besar semua ya, gk ada yg keren juga..." Jawabku polos.

"Lha emang buat siapa?"

"Ada deh..."

"Bella?" Tanya Novi paham.

"Iya... Hehe.."

"Hmm.. Tuh kalo yg cewek disana! Keren-keren kok! Ni aku baru aja beli juga!" Ucap Novi sambil memamerkan barang belanjaannya.

"Ohh... Disana ya... Hehe..."

"Hmmm...."

Tanpa pikir panjang, aku pun langsung menuju ke area baju cewek yg ditunjukkan Novi. Di dalam ruangan ini pakaian yg dipajang model cewek semua.

Ada banyak model juga disini, kaos oblong, model terusan, ada juga polo shirt sama kemeja. Kulihat Vita lagi milih-milih baju juga disitu.

"Viit... Vit... Pilihin dong baju buat cewek!" Sapaku ke Vita.

"Emm... Mana ya...." Kata Vita sembari memilih baju yg kira-kira cocok.

"Cewek nya kayak gimana dulu!" Tanya Vita kemudian.

"Ya gitu deh... seumuran kita juga, badannya ya sama kayak kamu..."

"Hmmm.... Nih coba yg pink ini aja, keren lho Dit!" Ucap Vita.

Lalu aku mengamati polo shirt bewarna pink dipadu putih rekomendasi si Vita, "emm... Bagus juga, ukurannya kayaknya sih pas," Batinku.

Kemudian aku cek harganya,

Rp 150.000, "WEITTSS..." Gumamku.

"Gimana? Bagus kan?"

"Bagus Vit, thanks ya..."

"Sama-sama Adit..." Ucap Vita tersenyum manis. Cakep juga tu anak.

Akhirnya setelah lama berpikir aku putuskan untuk membeli polo shirt itu. Wah bisa gawat nih duit tinggal dikit. Tapi moga aja deh Bella suka.

Tour hari pertama berjalan lancar, setelah dari Jogger kami ke Pantai Kuta. Sesampainya di Kuta, cuaca sangat mendung. Dan sunset pantai kuta yg legendaris itu gagal kami lihat. Tapi gk masalah sih buatku, sebagai gantinya banyak bule-bule yg cuma pakai bikini berlalu lalang. Njiiir Si Jono udah gerak-gerak aja.

Malamnya seperti rencana kami sebelumnya, kami mengadakan pesta di kamar Dimas. Kamar Dimas ada di paling pojok, jadi aman pasti.

Ketika aku sampai dikamar Dimas, ternyata di dalam telah ramai. Bahkan beberapa teman cewek juga ada disini. Njiiir mana mereka cuma pake celana pendek lagi. Wah bisa enak-enak nih...

"Waini premane teko!" Sapa Dimas.

"Preman-preman ndasmu!" Balasku noyor kepala Dimas.

"Hahaha..." Anak-anak ketawa melihat aksiku.

"Eh Vit disini juga?" Sapaku ke Vita.

"Hehe..." Senyum Vita manis. Semanis pahanya yg mulus itu.

"Yowis ayo dibuka minumannya, udah lengkap sekarang!" Ucap Rangga temenku yg lain.

"Waiki enak!" Oceh Dimas.

"Ngga... Titipanku ada kan?" Tanyaku ke Rangga.

"Ada, udah tak pisahin kok, santai..."

"Sip!"

"Nitip apaan Dit?" Tanya Vita disebelahku penasaran.

"Arak Bali, hahaha..."

"Hmmm..."

"Mau?"

"Gk deh... Eh Novi gk ikut?"

"Mana mau dia diajakin gini..."

"Oh..."

Lalu pesta pun dimulai, kami ngobrol-ngobrol gk jelas malam itu. Banyak yg kami obrolin, macam bule di pantai tadi, kenakalan di sekolah, hingga pengalaman pacaran masing-masing anak.

Dua jam berlalu begitu saja dan botol-botol pun telah kosong, kulihat Gita dan Sela yg sudah tepar di kasur. Itulah tujuan utama cowok-cowok mesum ngajakin cewek minum.

Tapi Vita masih seger aja kayaknya, ya walau mukanya merah dan omongannya udah ngelantur tapi ni anak kuat juga minumnya.

Dimas dan Rangga telah memulai aksinya. Tau-tau udah digrepe-grepe aja tuh Gita dan Sella sama mereka. Prapto dan Ucok jekpot di kamar mandi dan mereka akhirnya tepar disana. "Modar koe Hahaha."

Vita mulai lepas kendali, kayaknya dia horni gara-gara liat Gita sama Sella di grepe-grepe di kasur. Njirr udah lepas aja tuh baju si Sella.

"Dit..." Ucap Vita manja.

"Heem..."

Tiba-tiba tangan Si Vita udah masuk aja ke dalam celanaku. Njiir Joni dapet kenalan baru nih...
Tanpa diaba-aba langsung kuremas dada milik Vita. "Ahh..." Desahnya manja. Kepalaku makin pusing dibuat Vita. Kuraba tubuh Vita dari dalam bajunya, saat nyentuh dadanya Vita makin mempercepat kocokan tangannya yg menggenggam Si Jono.

Vita makin horni, dia langsung mencium bibirku dengan ganasnya. Kubalas ciuman itu. Sementara tanganku sudah masuk ke celana dalamnya yg telah basah.

"Diit..."

"Iya..."

"Terus..." Ucap Vita keenakan saat jariku memainkan kacang kecil miliknya, "ahh..." desah Vita pelan.

"Vit... Emut dong Vit..." Pintaku.

"Ahh... Ah... Keluar aja yuk jangan disini... Ohh... Uhh..." Ucap Vita dengan desahannya.

"Ketahuan guru nanti..."

"Ahh... yaudah...." Ucap Vita seraya membuka kancing celanaku. Tangan kananku masih bermain di area berbahaya milik Vita dan tangan kiriku menjelajahi gunung kembarnya.

Vita lalu dengan cepat melahap Si Jono dengan buas, karena takut kalo ada anak yg lihat, kuambil jaket yg ada di sebelahku untuk menutupi kepala Vita yg gerak-gerak di selangkanganku. Aku yakin Dimas atau Rangga ngelihat, mereka juga masih asik sama Gita dan Sella. Tanganku makin kuat meremas gunung yg empuk itu.

"Ahh... Ahh..." Desahku ketika Si Jono telah mengeluarkan cairan putihnya. Saat ini mulut Vita masih mengulum Jono. Aku yakin cairan kental itu tumpah ke mulutnya. Vita nampak kelelahan dan akhirnya tepar juga bareng Si Jono yg masih tepar dimulutnya.

Tak terasa aku tepar juga di dekat Vita barusan. Tapi untung tadi telah kurapikan semua pakaianku dan Vita sebelum aku tepar. Gawat kalo sadar dengan keadaan kayak tadi. Sebelum shubuh kami telah kembali ke kamar masing-masing dengan keadaan yg mengenaskan. Cewek-cewek keluar duluan dan aku sama Prapto menyusulnya.

"Hoeeekk..."

"Breegghhh..."

Sekitar jam tujuh kami sadar dibalik pintu gara-gara dibangunin Novi. Ternyata semalam pas buka pintu kami langsung jatuhin diri aja. Untung udah masuk kedalam kamar. Njiir ngomel-ngomel gk jelas Novi. Bodo amat. :bata:

Tour hari kedua juga menyenangkan. Iya... Maksudku menyenangkan untuk mereka yg mempunyai uang saku banyak. Di hari kedua ini kami berkunjung ke Tanjung Benoa. Disini anak-anak banyak yg bermain banana split, maupun jet ski. Aku dan Prapto hanya bisa melihat-lihat keadaan sekitar yg sangat indah ini.

"Cuk... Enak kali ya naik begituan?" Ucapku.

"Haha.. Besok deh kalo aku udah jadi bos, pasti aku ajak kamu kesini lagi Su..." Janji Prapto (sekedar janji haha).

"Hahaha... Si Novi kemana sih?" Tanyaku.

"Tuh di Bus, sakit perut dia! Kasian lagi liburan gini malah mens!"

"Hahaha... Bisa mens juga tuh anak? Yuk samperin, kasihan dia! Pantes daritadi diem aja..."

Akhirnya kamipun melihat keadaan Novi di dalam bus. Selama berjalan, tak henti-hentinya aku disuguhi pemandangan KFC lagi.

"Noviii.... Hahaha kasian amat!" Ejek Prapto.

"...."

"Eh gimana perutmu Nov?" Tanyaku.

"....." Novi masih terdiam sambil meringis kesakitan dan tiduran di bangku belakang, kedua tangannya memegang perutnya.

"Haha... Nyantai aja Nov, kita temenin deh..." Ucapku.

"Iya... Thanks ya..." Kata Novi lemas.

Sebenarnya kasihan juga lihat Novi seperti itu. Aku dan Prapto hanya bisa menjaga mahkluk bernama Novi ini di dalam bus sambil ngemil makanan yg Novi punya.

"Udah diobatin belum sih Nov?" Tanyaku.

"Udah kok... Gk tau nih gk biasanya sampe sakit banget gini..." Jawab Novi masih meringis kesakitan.

"Yaudah buat tidur aja, kalo gitu!" Sahut Prapto masih asyik ngemil.

"Ojo dihabisin su, buat surungan nanti!"

Akhirnya setelah beberapa lama kemudian kami melanjutkan perjalanan ke berbagai tempat wisata lagi. Namun keadaan Novi tak kunjung membaik juga, dan kamipun lagi-lagi menunggunya di dalam bus, ya walau sesekali keluar juga sih. Tapi sumpah kami bener-bener khawatir.

"Heh cuk... Emang cewek kalo lagi mens gitu ya?" Tanyaku.

"Tau deh, tapi kayaknya emang sakit perut gitu sih..." Jawab Prapto.

Setelah kembali lagi ke hotel, untunglah perut Novi mulai membaik. Kamipun bisa bergurau lagi seperti biasanya. Malam ini adalah malam terkahir kami berada di Bali, ada semacam pesta kecil-kecilan yg diadakan di aula gedung ini.

"Cuk... Males aku ikut acara begituan!" Ucapku.

"Keluar aja yuk..." Ajak Prapto.

"Kemana?" Tanyaku.

"Mabok lagi aja! Aku masih punya!" Ajak Prapto.

"Hayukkk..." Kataku seraya berjalan.

"Woeee mau kemana kalian??" Terdengar suara cewek memanggil kami ketika berjalan meninggalkan aula.

"Ke depan.. Ikut??" Ajakku.

"Ikut lah!"

Akhirnya kami bertiga, aku, Novi, dan Prapto meninggalkan acara itu dan memilih tongkrong di taman menikmati udara malam pulau Bali.

"Eh Nov..." Panggilku.

"Heem..."

"Kamu berapa kali kesini?"

"Emmm... Udah empat kali ini, dulu waktu SD aku sering kesini sama keluargaku dari Surabaya..." Jawab Novi.

"Oh..." Kataku singkat.

"Weiiits... Kalian mau minum?" Ucap Novi dengan nada agak tinggi melihat Prapto membuka botol aqua yg isinya arak bali.

"Dikiit..." Jawab Prapto.

"Kalian semalem ingat muntah-muntah gitu! Sekarang mau lagi?"

"Dikit aja kok Nov..."

"Aku laporin guru nanti!"

"Lhah..."

"Dikit aja ini..."

"ENGGAK!" Jawab Novi ketus.

"Yaaah... Gk asik kamu Nov!"

"BIARIN!"

Dan seketika itu, rencana buat minum malam itu gagal gara-gara Novi! Kamipun kembali melanjutkan obrolan ringan tentang tempat-tempat wisata di pulau ini. Novi tampak antusias menceritakan pengalam liburannya dulu, ia juga berjanji akan mengajak kami kembali kesini suatu hari nanti. Iya bener, suatu hari nanti.

Tak terasa waktu semakin malam, kamipun memutuskan kembali ke kamar kami masing-masing untuk beristirahat.

Pada hari terakhir kami di Pulau Bali, kami banyak mengunjungi tempat-tempat budaya. Disini kami bisa mempelajari budaya dan kesenian di yg ada di Bali. Bosan juga sih sebenernya karena jarang lihat KFC lagi, tapi tak apalah mumpung disini juga.

"Nov temenin beli gelang yok..." Ajakku.

"Ok yuk..."

"Prapto mana Nov?"

"Tau tu anak..."

Kemudian aku membeli beberapa aksesoris khas Pulau Dewata buat oleh-oleh orang rumah. Aku beli gelang, gantungan kunci, kalung, dan asbak. Khusus buat Mbak Mbak Laras aku belikan sarung pantai. Pasti seksi kalo dia pake ini. Duh Ibu dioleh-olehin apa ya?

"Nov... Oleh-oleh buat Ibuku apa ya bagusnya?"

"Emm... Tuh daster aja.."

"Okedeh.."

Akhirnya kubelikan daster Ibu yg harganya mahal banget. Percaya aku yg beli? Hahaha. Si Novi yg beliin, dia beli 4 daster sekaligus dan yg satu diberikan padaku buat oleh-oleh.

"Makasih ya Nov..."

"Sama-sama..."

Setelah seharian mengunjungi beberapa tempat wisata budaya, kamipun melanjutkan perjalanan pulang.

Selama perjalanan pulang, suasana berbanding terbalik dibandingkan perjalanan berangkat. Suasana bus saat ini sangat sepi. Anak-anak memilih tidur selama perjalanan pulang ini.

Sekitar jam setengah empat pagi kami telah memasuki Magelang. Karena memang tak ada yg menjemputku, aku pun memutuskan untuk turun di perempatan sekitar desaku. Kebetulan saat itu Bus rombangan kami melewati jalan arah rumah. Daripada bingung bagaimana pulangnya jika ikut sampai sekolah.

Aku pun turun di perampatan ini, jarak dari perempatan ke rumah lumayan deket juga, jadi no problem deh.

Kemudian aku berjalan menuju rumah, sesampainya dirumah Ibu seperti biasa telah bangun shubuh-shubuh gini. Setelah sholat shubuh, aku langsung menuju kamar untuk tidur. Sebelum masuk ke alam bawah sadar aku membayangkan kembali saat-saat berada di pulau bali kemarin.

Woe Sob gue lagi liat foto-foto kita dulu nih... Njiir gue kangen kalian semua!

Sedang asyik membayangkan saat-saat indah di pulau Bali, tiba-tiba terasa getaran di hand phoneku, "drrrtttt... drrtttt..."

From: Fara
Dit, udah sampe magelang?


Wuiiih tumben nih Fara sms.

To: Fara
Udah sampe rumah ini malah, hehe.

From: Fara
Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya.. Aku udah nungguin kamu di depan sekolah.


"Hah?"
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Berasa baca cerita detik dot com.....cowok disenengin banyak cewek sampe bingung milihnya
 
Woooohh kak fara perhatian banget sama akuuuu

Eh sama adit
 
Setting TKP memoriabel tenan dabb
tp sayange kyai langgeng ra ketok
Pdhl tmpat e apik n mendukung,,kae lho nduwur progo nyaman bgt :semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd