Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Roes

Rosmini_Lemu

Semprot Kecil
Daftar
30 Oct 2017
Post
60
Like diterima
20
Lokasi
Bima
Bimabet
"Duaarrr..!!" - suara petir menggelegar keras memecah keheningan dinginnya malam ini. Aku, Mas Hari suamiku, beserta kedua anakku Wanda dan Rio sedang menemani adekku Rika yang baru saja ditinggal mati suaminya. Perasaan sedih bercampur emosi masih menyelimuti jiwa adekku. Ya, aku tahu perasaannya. Aku bisa membayangkan betapa sedihnya ditinggal orang yang sangat berharga untuk selama - lamanya.

"kak.. lebih baik aku mati saja. menyusul suamiku. tak ada gunanya aku terus hidup" - ucap adekku dengan nada sedih
"huz.. kamu tak boleh berkata begitu!" cetusku dengan nada agak tinggi,
pelukan Rika semakin erat ditubuhku. Beban berat sedang ia rasakan sekarang.
"kamu tak boleh begitu. kasian mendiang suamimu. pasti sekarang ia mengharapkan kamu tegar. Kamu kuat menghadapi semua ini Rika!" - ucap suamiku seraya menguatkan hati adekku.

"aku tak punya siapa - siapa sekarang kak Roes" - cetus Rika. airmata tak henti - hentinya mengalir dari matanya.
"Rika, kakak Roes selalu ada untukmu. Mas Hari disini, Wanda dan Rio, selalu ada untukmu Rika. Kamu tak boleh berpikiran macam-macam. Kami selalu ada untukmu. Anggap saja ini rumahmu. Rumah kita Rika." - bujuk rayuku. Badan Rika masih lemas.
"saatnya kalian tidur. sudah malam. besuk masih ada acara doa bersama lagi. Lekaslah kalian istirahat" - bujuk mas Hari.

Akhirnya kami mulai meninggalkan ruang tamu. Rika aku tuntun ke kamarnya. Aku tahu dia masih membutuhkan perhatian dari ku. Mas Hari menyuruhku untuk menemani dia selama dia masih dirumah kami. Sedangkan anak - anak tidur bersama ayahnya.

beberapa bulan kini telah berlalu. raut sedih tangis dan airmata, sudah berganti dengan senyuman dan semangat mengarungi hidup. itu yang terlihat dari wajah adekku. Dia masih betah tinggal dirumah kami. Tapi, tak selamanya dia kumanjakan. Kuberanikan diri untuk menanyakan suatu hal kepadanya.

"Rika, apa kamu gak bosan dirumah terus. Cari kerjaan atau aktifitas lain kek. Supaya gak bosan" - tanyaku pelan - pelan.
"sebenarnya sudah pengen kak. Tapi Rika mohon. Aku masih ingin tinggal disini bersama kalian. Tak mungkin kan aku pulang ke rumah suamiku. Dirumah romo juga tidak mungkin. Kak Roes tau kan kalau aku gak akrab dengan Kak Ros disana." - jawab Rika.

Memang dari ketiga kakak - kakanya, Rika cuma akrab denganku. Semenjak kecil aku yang selalu mengasuh dia. Mungkin selama beberapa hari aku biarkan saja dia. bergegas aku temui mas Hari, barangkali suamiku punya sedikit pemikiran untuk ini. Segera kutemui dia di Teras.

"Mas, bukannya kita tidak mau kalau Rika terus disini. Tapi demi masadepan dia, kita harus lakukan sesuatu untuknya" tanyaku ke Mas Hari.
"eeh? memang kenapa kalau dia disini. bukanya kamu yang minta dia untuk tinggal disini?" jawab mas Hari,
"iya sih mas.. tapi mas kan tau. Ini rumah kita. Rumah untuk keluarga kecil kita." jawabku sambil meyakinkah suamiku
"sudaahlah. kamu gak usah bingung. kalau sudah saatnya dia berkeluarga lagi. dia akan ikut suaminya" jawab mas Hari sambil membanting koran dan bangkit pergi meninggalkan ku dengan raut muka yang tampak serius.
"mas.. kenapa mas?" jawabku sambil sontak kaget. tidak seperti biasanya mas hari begini menanggapi sesuatu.

"kenapa mas Hari jadi begitu ya?" dalam hatiku sambil penasaran. Belum merasa puas, aku terus mencoba bicara dengan mas Hari. Aku cari - cari kesempatan untuk berbicara dengannya. Akhirnya kesempatan itu tiba ketika aku antarkan tas kerjanya ke mobil yang sudah disiapkan.

"Mas, kanapa sih mas, kok begitu?" tanyaku sambil membawakan tas nya disamping mobil
"Kenapa lagi sih ma, emang mama mau kita lepaskan Rika begitu saja tanpa ada kejelasan dia kemana?" jawab suamiku
"Ya gak bgitu sih Mas. tapi kita butuh lakukan sesuatu" jawabku terus mendesak mas Hari.
"ya sudah. nanti mas carikan kerjaan dikantor!" sambil mengambil tas ditanganku dan bergegas masuk mobil, dan tanpa basa basi lagi, mas Hari langsung tancap gas.

Aku jadi khawatir dengan keadaan keluargaku. Dia adalah adekku. Aku sudah berjanji dengan Romo, supaya menjaga dan merawat adekku. Entah apapun caranya.
Selang beberapa hari kemudian, Rika mendapat panggilan masuk kerja di kantor mas Hari bekerja. Aku sudah mulai lega, karena Rika sudah bisa beraktifitas lagi. Barangkali dengan pekerjaan baru yang digelutinya, dia bisa makin bangkit lagi. Toh siapa tau, rekan mas Hari ada yang tertarik dengannya. Itu harapan kecil namun berarti bagi keluarga kami.
Setiap hari, Rika selalu pergi dan pulang kerja bersama mas Hari. Tak jadi soal buatku. Rika adalah adekku, adek mas Hari juga. Biarlah aku dirumah. Mendidik anak - anak dan mempersiapkan keperluan rumah tangga sudah menjadi kwajibanku untuk keluargaku.
Tetapi, semenjak mereka bersama, sudah beberapa hari ini mereka pulang tak seperti biasanya. Kalau mas Hari biasa pulang jam 4 sore, kini kadang mereka pulang bisa sampai jam 7 baru sampai rumah. Interaksi ku dengan mas Hari dan apalagi anak - anak semakin berkurang. Makan malam yang aku siapkan untuk mereka juga kebanyakan utuh tak tersentuh. Aku harus tanya ke mas Hari.
Malam ini kucoba bicara kagi dengan mas Hari. Sekalian, aku sedang menginginkannya. Raga ini sudah agak lama tak tersentuh oleh kehangatan jari jemari mas Hari. Kurebahkan tubuhku disamping mas hari yang juga sudah mempersiapan untuk tidur. Mumpung anak - anak ada dikamar lain, kucoba mulai ajak bicara.

"Mas, kok akhir - akhir ini pulangnya malam terus?" - kubuka awal pembicaraanku.
"eem.. oh. lagi banyak kerjaan ma. nunggu Rika juga. dia lagi sibuk. jadi mas tunggu. kasihankan kalau dia pulang sendirian" - jawab mas Hari.
"oh gitu. lain kali diatur lah mas, supaya gak kesorean pulangnya. mama juga kangen mas Hari. anak - anak juga sering nanyakan" - pintaku ke mas Hari.
kupandangi wajah mas Hari yang matanya mulai terpejam sambil kuraba dan kupegang Penis mas hari. Ku urut dengan lembut dan hati - hati. kugerakaan sedikit mengocoknya supaya lekas tegang.
"eh.. mas capek ma. lagi gak bisa berdiri" - ucap mas Hari
"tapi mama butuh ini mas" - pintaku dengan lembut nan menggoda seraya terus mengocok penis mas Hari.
"ya mama coba aja"
Ku turunkan clana pendek mas Hari dan segera kuarahkan mulutku ke penisnya yang sudah dari tadi ditanganku. Kulahap segera dan kusedot sambil terus aku kocok penis mas Hari. Sudah beberapa menit berlalu. Penis mas Hari tak juga kunjung memenuhi mulutku. berbagai jurus kuluman sudah kukerahkan. Tapi penisnyai tetap lunglai.
"mas. kok gak naik?" - keluhku sambil menggerutu
"kan mas udah bilang ke mama. mas lagi capek. mau tidur" - jawab mas Hari.
Kuhentikan dan kutahan rasa ingin ini. Aku menghormati mas Hari. Aku tak ingin memaksa dia. Kami lekas tidur supaya esok tidak kesiangan.


-- BERSAMBUNG --
 
wah kasian nih istrinya ga dapet jatah..
ditunggu kelanjutannya..
kemanakah arah dari ceritanya.. jreng jreng
 
DUARRRRRRR...!
Suara petir menggelagar dengan kuat,
seketika aku nongol untuk membaca karya baru dari Bu Ros.

opsssssss.

:semangat:
 
"hu" itu dari kata suhu, biasanya buat ngehormatin sesama member lain, mirip2 ama "gan" gitulah..
okeee..***n..eh huu
ijin parkir dulu suhuu
parkir 2rebu om.. he
Izin gelar tikar mas bro
kok gk koran aja om ..
DUARRRRRRR...!
Suara petir menggelagar dengan kuat,
seketika aku nongol untuk membaca karya baru dari Bu Ros.

opsssssss.

:semangat:
haha.lebay kmu om
Ikut dirikan tenda di sini suhu
anak pramuka ya om.. hehe
 
Ini dia pagar makan tanaman. Nampaknya sudah berlangsung lama
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd