Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT RT 06 (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
RT 06
CHAPTER 5


Note :

Dilarang meng copy cerita ini tanpa izin. Jikalau ingin me-repost ,mau copas, mohon nama penulis dicantumkan dan izin dulu melalui DM,. harap cantumkan watermark nama ane Ruang_imajinasi. Jikalau ketauan akan ane kejar akun nya.


Terimakasih ...




Hati Robi masih berdebar dengan apa yang baru saja dia lihat. Ketidak percayaan pada apa yang dia lihat tadi membuat dia berpikir ada apa dengan otak dan matanya. Langkah kakinya terus berjalan melewati beberapa rumah setelah pergi dari rumah Bu Ratna. Bayangan kenikmatan masih teringat jelas di otaknya. Goyangan janda muda itu begitu mengaduk aduk penis nya. Apalagi sesaat sebelumnya dia melihat Arina yang begitu hot bercinta dengan kakaknya.

Apakah efek teh dan kue khas milan membuat otaknya berubah dengan menjadi pria yang memiliki imajinasi mesum???

Sore hari itu setelah persetubuhan nikmat sesaat, Robi kembali menuju kosan nya. Sesaat sampai di kosannnya, dia melihat tetangga nya Anisa yang memakai leging pendek dan kaos yang begitu ketat. Matanya mengucek kembali mengecek keindahan di depan matanya. Berulang kali Robi mengucek ngucek dan ternyata benar, itu Anisa. Wanita yang keseharian nya berjilbab itu nampak berani memakai pakaian seperti itu di luar kosan nya. Dia masih menunduk menyapu halaman kosan memamerkan kedua gunung mulus miliknya. Nampak tidak ada armor di dalam kedua gunung indah itu.

Robi berlalu meninggalkan mamah muda itu dan masuk ke dalam kosan nya, sebelum masuk dia sempat melihat sebentar bokong indah milik Anisa itu.

"Bulet banget anjirrr...bikin si joni mengeras aja,,pasti dia hyper, toh kemarin pernah ciuman sama cewek lagi" batin Robi.

Tak disangka, Anisa malah menungging semakin bawah memperlihatkan belahan pantat yang indah. Mungkin dia tak memakai CD menurut Robi, dia lalu semakin mempercepat masuk ke dalam kosan nya. Robi lalu mandi dan makan sore di hari itu.

Malam hari tiba. Robi mendapat pesan dari orang tuanya kalau adik nya Evi akan berlibur sekolah dan besok dia akan datang. Robi dengan senang hati menyambut kedatangan Adiknya itu. Adik satu-satunya yang harus dia jaga dan rawat karena pasti banyak laki-laki yang menyukai adiknya itu. Apalagi adiknya masih terjaga keperawanan nya.

Stok makanan di kulkas dan dapur sudah menipis, Robi lalu pergi untuk membeli nasi goreng di depan gang yang sudah lama tak ia beli. Robi lalu berangkat dengan berjalan kaki, dia mengunci pintu nya perlahan. Tak lupa dia memakai batu antik yang selalu dia pakai.

Sekali lagi dia melirik tetangga nya itu, namun nampaknya suasana di dalam kosan nampak sepi. Lampunya nampak padam. Sudahlah tak ada pemandangan siluet lagi hehehe...

Robi kemudian berjalan sampai ke depan menuju tempat nasgor yang menjadi langganan nya.

"Wuihh...Pak...udha mau habis nih..." ucap Robi saat sampai di tempat nasgor itu.

"Ehhh..Dek Robi...iya nih Dek alhamdulillah mau habis. Sisa 2 porsi lagi.." jawab tukang nasgor itu.

"Kalau gitu saya pesan 2 porsi saja ya.." ucap Robi.

"Banyak amaat..buat siapa Dek" tanya tukang nasgor itu.

"Belum makan dari siang Pak hehee..." jawab Robi.

"Siaappp...saya bikinin spesial deh...." ucap tukang nasgor itu sambil memasukan bahan-bahan masakan.

Telur, bumbu, nasi dan kecap sudah menyatu di dalam wajan. Robi dengan puas nya melihat pelayanan luar biasa dari tukang nasgor itu. Terpancar raut wajah bahagia dari penjual nasgor itu.

"Emmm...ngomong-ngomong, preman yang tempo hari masih suka datang kesini gak pak?" Tanya Robi.

"Alhamdulillah , sekarang sudah tidak ada Dek.mungkin berkat bantuan Dek Robi juga mereka tidak kesini lagi.." jawab Bapak nasgor itu sambil memasukan bahan masakan nya.

"Oohhh baguslah." Ucap Robi.

Robi menunggu dengan sangat tenang, tidak ada gangguan di tempat ini seperti saat waktu itu. Tak lama kemudian, 2 porsi spesial nasgor buat Robi sudah tiba. Dengan senyuman bahagia, tukang nasgor itu memberikan 1 keresek kepada Robi.

"Ini Dek nasi goreng nya, spesial hehe..." ucap tukang nasgor itu sambil memberikan kresek hitam kepada Robi.

"Mantaappp...terimakasih Pak..ini uang nya" ucap Robi sambil memberikan uang berwarna biru kepada tukang nasgor itu.

"Kembalian nya Dek..." ucap bapak itu.

"Loh Pak,ko lebih ? Ini kan kembalian buat 1 porsi ?" Tanya Robi dengan penuh keheranan.

"Tidak apa-apa Dek..kebetulan dagangan Bapak habis, nah ini bapak kasih diskon beli 1 gratis 1." Jawab Bapak itu sambil tersenyum.

"Pak...Bapak kan jualan masa saya dikasih gratis, sudah Pak ini sisanya" ucap Robi.

"Dekk.Robi.. adek sudah bantu bapak dari preman itu,tidak salah juga kan bapak beri bantuan ke Dek Robi ?" Tanya Bapak itu.

"Ya sudah kalau begitu, terimakasih sebelumnya..semoga jualan bapak lancar dan tidak gangguan, kalau ada yang ganggu hubungi saya aja Pak, ini nomor saya" ucap Robi sambil memberi kontak kepada bapak nasgor itu.

"Sama-sama Dek..semoga rezeki Dek Robi dilancarkan" ucap bapak nasgor itu.

"Aamiin..kalau begitu..saya permisi" ucap Robi.

"Iyaa.."

Saat Robi akan melangkahkan kaki, muncul seorang wanita yang sedang tergesa-gesa ingin membeli nasi goreng.

"Pak..nasi goreng nya masih ada?" Tanya wanita itu.

"Sudah habis Arin...ini Bapak nya mau pulang loh..." jawab Robi kemudian.

"Yaahhh..keduluan mas Robi..." keluh Arina, anak Bu Ratna.

"Sudahhh...ayo makan bareng saja..ini saya beli 2 porsi kebetulan" ucap Robi .

"Hmmm...malu lah, itu kan punya mas Robi.." ucap Arina.

"Gapapa yoo..kan kita tetanggaan, bisa makan bareng kan...yukkk..." ajak Robi lagi.

"Ya sudah deh kalau dipaksa, hihihi...yukkk." jawab Arina.

Tukang nasi goreng itu hanya bisa terdiam saat Robi mengobrol dengan seseorang yang nampak aneh baginya. Mulutnya terbuka dan wajahnya plonga-plongo melihat Robi yang mengobrol dengan seseorang menurutnya. Keringat dingin mulai bermunculan di malam hari yang terasa dingin itu. Dengan cepat-cepat, Bapak nasi goreng itu menutup lapak nya.

Kembali ke Robi dan Arina.

Mereka berdua berjalan menyusuri gang sambil mengobrol dengan asyiknya. Arina diketahui habis main dengan teman nya dan dia selalu membeli nasi goreng itu dengan datang tiap hari namun selalu habis. Kebetulan juga untuk malam ini yang habisin porsi terakhir adalah Robi, tetangga barunya yang ganteng itu.

Sesampainya dekat rumah, Arina nampak ragu untuk makan di kontrakan Robi. Robi sempat mengajaknya untuk makan di kontrakan saat perjalanan di gang itu. Arina kemudian menyetujui nya walau dia malu sebenarnya. Arina kemudian pulang untuk berganti pakaian terlebih dahulu.

Robi kemudian berbelok ke arah kontrakan nya, dia kemudian melihat siluet di kontrakan tetangga nya seperti waktu itu. Robi mematung di depan pintu kontrakan nya menyaksikan adegan live s3x di kontrakan nya. Tangan Anisa meremas payudaranya sendiri sambil terus bergoyang diatas tubuh seorang pria yang mungkin suaminya.

Robi hanya bisa menelan ludah , teringat jelas saat siang hari tadi bagaimana bentuk indah payudara Anisa dan bongkahan pantat yang begitu bulat itu. Robi meremas bagian selangkangan nya, tak terasa penis nya mulai mengeras. Lamunan Robi buyar saat dirinya mulai mendengar teriakan kenikmatan di kontrakan Anisa.

Robi lalu masuk ke dalam kontrakan nya, dia menyimpan 2 porsi nasgor ke atas piring sambil menunggu Arina datang. Tak lama kemudian, Arina datang mengetuk pintu kontrakan Robi. Lalu Robi membuka pintu dan terpana melihat kecantikan Arina yang memakai baju hitam seperti saat jalan pulang tadi. Payudaranya memang tidak besar, namun terlihat membulat saat memakai baju itu. Seketika Robi tersenyum kepada Arina, Arina membalas senyuman Robi itu sambil menunduk. Terlihat anggun sekali malam ini.

"Mass..Robi..." ucap Arina pelan.

"Masuk Arin..." jawab Robi.

Arina kemudian masuk, dia lalu duduk lesehan di kontrakan Robi.

"Maaf ya berantakan, maklum cowok" ucap Robi sesaat setelah Arina duduk.

"Ihhh...ini rapih tau.. aku aja kalah...pinter banget sih menata nya. Udah ganteng , rajin lagi.." puji Arina kepada Robi.

"Ahhh...bisa aja kamu Rin.." jawab Robi tersenyum.

Robi menyiapkan dua piring beserta gelas nya. Arina menerima satu piring nasgor yang sudah Robi letakan di piring itu.

"Makasih mas..." ucap Arina.

"Sama-sama Rin...ayo dimakan" ajak Robi.

"Iya mas..." jawab Arina.

Mereka berdua lalu makan bersama. Arina mencuri curi pandang kepada Robi yang nampak gagah dan ganteng menurutnya. Robi pun tak mau ketinggalan, dia juga melirik wajah cantik Arina itu.

"Ganteng banget sihh...bikin meki gue serr..serran aja mas Robi...ssttt..." batin Arina.

"Gilaaa...geulis pisan anjirrr...andai bisa dipake kaya mamahnya tadi..ahhh mantapp deh..." batin Robi.

Mereka terus berbicara dalam hati sambil menyuap nasi goreng ke dalam mulut mereka masing-masing. Mata mereka tak bisa bohong dengan terus saling menatap. Ada rasa bumbu cinta di dalam hati Robi, walau dia masih terngiang-ngiang adegan siang hari tadi yang nampak creepy sekali. Tak terasa makanan mereka habis, mereka lalu mengobrol basa basi busuk malam itu.


Arina

"Main sama pacar Rin ?" Tanya Robi.

"Ehh...enggakk..enggakk..sama temen habis nongki aja biasa..." jawab Arina.

"Sama pacar juga gapapa kali Rin...hehe.." ucap Robi.

"Ehh..emmm...iyaa..dia kerja siang jadi belum ketemu.." ucap Arina.

"Kerja apa emang nya?" Tanya Robi.

"Spg aja mas..mas sendiri kerja apa?" Tanya Arina berbalik.

"Kalau aku sih kerja di dealer depan, cuman kan sejak seminggu terakhir pingsan, nah entah gimana nasibnya.." jawab Robi dengan pasrah.

"Ohh..iyaa...denger dari mamah sih emang habis pingsan yaa, bisa lama gitu yaa...kesambet mungkin hehee..." ucap Arina bercanda.

"Ahhh...bisa aja kamu..." jawab Robi.

"Ngomong-ngomong waktu tadi siang ngapain ada sama mamah hayoh keluar kamar" tanya Arina menyelidiki kejadian di siang hari itu.

"Ehhh...maa..maaafff..." ucap Robi.

"Hahahaha..." Arina hanya tertawa melihat Robi yang langsung meminta maaf.

Seketika Robi mendapat momen awkward. Dia melihat wajah imut Arina dengan bibir yang tak kalah imutnya berwarna pink itu sedang menertawakan dirinya. Robi hanya clingak clinguk merasa berdosa dengan kejadian tadi siang, bercinta bebas dengan ibu nya. Namun sebelum itu dia juga mengingat lagi kalah Arina pun bersetubuh dengan kakak nya, Hadi. Affah iyah ? Atau cuma bayangan horny Robi saja ???

"Rin...mau tanya...kamu punya kakak ?" Tanya Robi.

"Punyaa...itu kak Hadi..mau kenalan?" Tanya Arina berbalik.

"Ohh..engga..tanya saja..soalnya Bu Ratna bilang kalau kamu punya kakak gitu" ucap Robi.

"Oohh..." jawab singkat Arina.

"Sini aku beresin dulu ya piring sama gelas nya biar enak ngobrolnya" ucap Robi.

"Sama Arina saja yaa..dibaantuin.." ucap Arina.

"Gapappa sudah sini kan memang aku mau beresin." Ucap Robi.

"Ihh..mass udah gapapa ko..."

Mereka berdua saling menarik piring. Dibalik drama alay itu, tangan Robi tidak sengajaa meremas punggung tangan Arina yang lembut itu. Reflek saja, Robi menatap mata Arina yang nampak sayu itu. Kedua tangan mereka lalu menurunkan piring yang mereka pegang. Tangan Robi lalu meremas pelan punggung tangan Arina itu.

"Rin...Arinaa..." ucap Robi.

"Iyaya..mas..." jawab Arina.

Mereka terus saling menatap, senyuman Robi membuat Arina tersipu malu. Wajah mereka nampak mendekat, mata Arina mulai terpejam. Bibir imut nya menyambut bibir Robi. Mereka berciuman mesra. Bibir mereka saling berpagutan dengan begitu mesra. Tangan Robi meremas pelan punggung tangan Arina.

Cuph...cuphh...

Bibir mereka terlepas. Ciuman singkat itu membuat Robi sadar akan kenikmatan sesaatt itu.

"Maa..maaf..Rin..." ucap Robi memohon.

"Gapapa mas...lagi yukk..." ajak Arina.

Robi hanya terdiam. Arina lalu bangkit dan mencium lebih buas bibir Robi. Mereka berciuman dengan sangat panas. Tubuh Robi terbaring diatas karpet berbulu yang dibawanya dari kampung. Tubuh Arina berada diatasnya dan mencium bibir Robi secara buas. Dengan posisi Robi dibawah dan Arina diatas, mereka terus saling berciuman mesra. Tangan Robi yang tadinya pasif, kini mulai aktif.

Kedua tangan nya mulai meremas punggung Arina yang terbalut tanktop dan sweater rajut hitam itu. Mata Arina terpejam menikmati ciuman nya itu. Robi yang tak ingin menyia-menyiakan kesempatan emas ini mulai memberi rangsangan kepada Arina. Tangan nya turun menuju pantat mungil milik Arina..

Plak...plakk..plakk...

"Isshhh..tangan nya nakal" ketus Arina yang seketika menghentikan ciuman nya.

"Heheh..maaf..gemes soalnya..." jawab Robi.

"Belum minta izin malah main tampar aja..mau ngentot kamu? Pernah ngentot belumm.." tanya Arina.

"Ehh..enghh...enghh...belumm...belum pernah.." sanggah Robi.

Plak...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Robi.

"Lohhh...kenapa ditampar sihh..sakit tau... aku aja pelan-pelan.." protes Robi sambil memegang pipi kirinya.

"Dasar pembohong...kata siapa belum pernah ng3ntod...? Mamah aku kan di 3entod sama kamu..." jawab Arina sambil kembali memukul pipi Robi.

"Yaa..yaa..maff.habis mamah kamu yang maksa..." ucap Robi membela diri.

"Alahhh...alibi aja terus...tapi..kata mamah, k0ntol kMau gede katanya,, bikin dia puas, bener gak?" Tanya Arina penasaran.

"Tidak..tauuuuu...cek aja sendiri.." jawab Robi bergetar ketakutan...

"Okee...sini..buka..." paksa Arina yang seketika turun dan memegang resleting celana Robi.

"Ehh..ehh..mau ngapain kamu..ehhh...' ucap Robi berusaha menolak .

"Lihat k0nt0l kamu lahhh...sini diemm...gue mau buktiin omongan mamah gue.." paksa Arina.

"Bentar bentar...kalau lu udah lihat punya aku, aku juga mau dong..lihat punya kamuu" ucap Robi pelan.

"Apaa? Lu mau lihat m3m3k gue? Nihh..gue duluan..." ucap Arina yang langsung berdiri dan membuka seluruh pakaian nya.

Mulai dari sweater rajut, tanktop dan bra lalu celana nya dan tersisa celana dalam berwarna hitam yang di turunkan secara slowmotion. Robi nampak terkejut dengan tubuh telanjang Arina, apalagi di bagian selangkangan nya yang nampak begitu indah tanpa bulu kemaluan nya.

"Biasa aja kalii lihatnya...belum pernah lihat meki sebagus ini kan..." ucap Arina.

"Perfect..." jawab singkat Robi

"Cepet bukaa...gue mau liat k0nt0l lu.." rengek Arina.

Robi dengan terburu-buru membuka celana dan cd nya. Kini terpampang jelas penis besar panjang milik Robi. Arina begitu terkejut,mulutnya terbuka lebar melihat penis yang baru saja dia lihat.

"Segini...kecil ya." Tanya Robi

"Perfect..." jawab Arina sambil mengigit bibir bawahnya.

"Akuu..akuu..boleh pegang gak..." pinta Arina dengan nada pelan.

"Emmm...mau ?" Tanya Robi.

Arina hanya mengangguk.

"Aku juga boleh pegang punyamu gak?" Tanya Robi ragu.

Arina hanya tersenyum. Dia lalu berjalan ke arah Robi yang sudah berbaring diatas karpet. Vagina nya dia arahkan menuju wajah Robi, sementara wajahnya berhadapan dengan penis besar itu.

"Mainin sesukamu...aku juga akan mainin punya kamu. Kita nikmatin bareng-bareng yaa..." pinta Arina kepada Robi.

"Okeee...wangi banget memek kamu..." puji Robi kepada Arina.

"Nikmatilah..." ucap Arina.

Wajah Arina mulai turun, dia menjilati penis besar Robi itu dengan penuh penghayatan. Nafas nya berderu seakan menikmati sajian malam di depan nya. Lidah nya terus menjelajahi batang besar yang dimiliki oleh Robi. Mulutnya mulai melahap besarnya penis itu. Mata Arina sampai meneteskan air mata , dia tak kuat untuk memasukan seluruh penis itu di mulutnya.

"Ahhh....slurrpp..emm.....slurrp.emmm..." desah Arina.

"Gilaa..gede banget kontol kamu mas.." ucap Arina lagi.

Robi nampak sibuk menjilati vagina wangi Arina yang berbau nampak seperti perawan. Tanpa ada bulu sedikitpun, Robi nampak kagum dengan vagina Arinna. Lidahnya menyapu vagina itu tanpa terlewatkan sedikkit pun.

"Ssttt....aku masukin ya mas..." pinta Arina.

"Iyaa..." jawab Robi.

Arina lalu melepaskan kuluman nya, dia bangkit dan memegang penis besar Robi , tangan nya menuntun penis itu untuk diarahkan ke lubang surgawi nya. Dengan sedikit gesekan di luar dinding vagina nya, Arina merem melek merasakan kenikmatan luar biasa.

"Emmmm....ssttt...."

"Masukin saja sayang..." ucap Robi.

Arina menurut, tangan nya lalu memasukan penis itu ke dalam vaginanya. Wajahnya meringis kesakitan saat penis itu baru masuk di awal lubang. Saat sampai tengah, mulutnya terbuka dan setengah berteriak. Dia nampak tak pecaya kalau penis itu akan masuk ke vagina nya.

"Ooouuuchhh... masss ini....besaaarr...penuh banget memek aku..." ucap Arina yang berdiam diri diatas tubuh Robi.

"Ayoo...nikmati saja sayang..."

Arina mulai bergoyang perlahan, tubuhnya memunggungi Robi yang berbaring nikmat. Tangan nya bertumpu di kaki Robi, sedangkan tubuhnya mulai naik turun. Robi mengelus punggung mulus Arina itu, gadis muda anak Bu Ratna yang tak kalah cantiknya dengan ibu nya itu.

Robi bisa melihat dengan jelas penis besar nya keluar masuk di vagina mulus milik Arina. Matanya seketika teringat adegan tetangga nya, Anisa yang melakukan threesome yang entah dengan siapa Andai ada satu wanita lagi disamping nya, tentu saja Robi akan memuaskan kedua wanita itu, apalagi jika di samping nya Anisa.

"Aohhh...aohhh....mass..mass...akuu...akuu..keluarr...aku..aaaakkhhhhhh..." tubuh Arina bergetar.

Arina mendapat orgasme pertama nya di malam itu. Tubuhnya ambruk ke depan, wajahnya berada di ujung kaki Robi dan langsung menjilati nya. Robi kemudian bangkit, dia menciumi punggung dan leher Arina. Keringatnya dia hisap, tak tercium bau keringat asam namun yang ada justru keringat wangi yang sangat membuat siapapun lelaki yang menciumnya akan mabuk kepayang.

Arina berbalik badan , dia menciumi bibir Robi dengan buas, menyedot lidah nya dan saling berpagutan. Mata sayu Arina begitu mengundang hawa nafsu. Mereka terus berciuman dan tak lupa Robi memainkan payudara Arina yang sekal itu. Ciuman nya lalu berpindah menuju leher Robi, lalu turun lagi ke puting payudaranya dan terakhir menuju penis besar Robi yang sudah berlumur cairan cinta nya. Arina begitu menikmati setiap inci penis Robi.

"Aku masukin lagi ya..." ucap Arina yang langsung menggoyangkan tubuhnya lagi.

Kini tubuh Arina berhadapan dengan Robi, tubuhnya tegak sambil pinggulnya terus bergoyang diatas penis Robi. Payudaranya yang bulat diremas pelan oleh Robi serta memainkan puting nya. Arina hanya bisa mendesah dengan sesekali berciuman mesra dengan Robi.

"Akhh..akhh..akhh...akuu..akuu...keluar...Maasss..." desah Arina panjang..

Tubuh Arina ambruk ke depan, bibirnya memagut bibir Robi dengan penuh mesra. Robi tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Dibaliklah tubuh Arina dengan gaya doggy style, nampkaa bulat pantat seksi Arina ini.

Plakk...plak...plak...

"Ouchhh..Mass..." desah Arina dengan mata yang sudah sayu itu.

Robi tak memberi nafas panjang kepada tetangga cantiknya itu. Penis nya terus menghujam lebih dalam menusuk vagina tembam milik Arina. Tangan nya pun tak tinggal diam dengan memainkan kedua bukit payudara Arina. Suara persetubuhan itu terdengar kencang. Teriakan Arina begitu bebas mendesah di kamar Robi. Robi pun tak mau ketinggalan dengan memuji liang kenikmatan milik Arina.

"Ahh...ahhh..ahhh..." desah Robi.

"Ohhh...Mass...enakkk...teruss...ahhh...." desah Arina kemudian.."

Robi dengan semangat 69 terus berpacu untuk segera mengumpulkan sperma terkuatnya. Tubuhnya sudah berkeringat hebat seakan tak kenal lelah memberi kenikmatan kepada Arina.

"Akhh...rin...a..akuu..mau keluar..." ucap Robi.

"Ahhh...Mass..iyaa...keluarinn..keluarinn..di memek...akuu...ahhh..." pinta Arina kemudian.

"Akkhhh...iyaa....ini...ini...iniiiii...rasakaannn

...ahhhhhh.." teriak Robi yang berbarengan dengan keluarnya sperma terkental miliknya di dalam vagina Arina.

Crott...Crottt..Crott....

Tuntas sudah kenikmatan sesaat lagi Robi lakukan. Senyuman kenikmatan terpancar si wajah Arina, wajahnya berbalik dan berciuman mesra dengan Robi. Robi mengelus punggung mulus Arina itu. Penis nya dia cabut dari liang vagina Arina. Arina dengan sigap mengulum membersihkan sisa sperma di penis Robi sampai bersih.

"emmm...emmm..slurrrppp..slurrppp...." desah Arina.

"Makasih ya Mass .. sudah bikin aku puas..." ucap Arina kemudian.

"Iyaahhh..Rinn...sama-sama" jawab Robi.

"Kontol Mas memang besar, tak salah Mamah sampe mau hihi..." ucap Arina.

"Iya..Rin..."

"sekali lagi makasih ya Mas.." ucap Arina lagi..

"Rinn...Arinaa...Arinaa...Arina..halooo....malah bengong..." ucap Robi yang sedari tadi melambaikan tangan di depan wajah Arina.

"Ehhh...ya Mas...aduhh...kenapa..iya..." tanya Arina yang bingung dengan yang diucapkan oleh Robi.

"Ini loh kamu, piring dari tadi tarik ulur terus, terus kamu bengong, senyum sendirian. Lagi mikirin apa sih..." tanya Robi.

"Ituu...itu...k0nnn...kontol Mas enakk..." jawab Arina spontan.

"Apaaaa???" Tanya Robi yang nampak tak percaya dengan apa yang diucapkan Arina.

"Iihhh...nasi goreng nya enak Mas.." jawab Arina yang menyadari kalau dia salah nyebut.

"Ohhh...nasi goreng...iyaa memang langganan aku itu..., ya sudah sini piring nya...aku mau bawa ke dapur" ucap Robi.

"Iyahhh...ini..." ucap Arina.

"Nah. Gitu dilepas kek dari tadi..." ucap Robi yang kesal karena sedari tadi Arina memegang piring bekaz makan tadi.

"Kok..bisa ya aku nyebut kata itu? Ahhh...dasar mimpi sialan, bikin memek gue basah lagi...mana malu deh gue nyebut kontol depan orang ganteng..tapi apa bener gede gak ya kontol Mas Robi?" Tanya Arina pada dirinya sendiri.

Tanpa Arina sadari , Robi sudah berada di depan nya lagi...

"Yaa...ampunn...ini anak ngelamun lagi..heyy...." ucap Robi yang menepuk pundak Arina.

"Ehh..yaa...ehh..Mas...sudah?" Tanya Arina.

"Sudah dari tadi..kamu mikirin apa sih malah bengong terus.***k usah dipikirin pacar kamu kan lagi sibuk kerja..." ucap Robi.

"Hehhe...iya Mas...ya sudah aku pulang dulu ya...makasih loh..Kon..eh nasi goreng nya.." ucap Arina sambil menunduk.

"Sama-sama...ya sudah aku antar sampai depan gerbang." Ucap Robi.

"Iyaa..." jawab singkat Arina.

Robi kemudian mengantar Arina sampai gerbang , lalu dia kembali lagi ke dalam. Beberapa saat kemudian, pintu nya kembali diketuk. Robi lalu membuka pintu kontrakan nya dan melihat tetangga nya Anisa yang mengetuk pintu berdiri di balik pintu itu.

"Mas..." tanya Anisa.

"Ehh..iya Mbak..kenapa ya?" Tanya Robi.

"Mau minta tolong bisa?" Tanya Anisa.

"Minta tolong apa?" Tanya Robi berbalik.

"Itu..emm...benerin lampu kamar mandi, barusan mati. Mas Ahmad belum pulang, dia kerja lembur " ucap Anisa.

Apaa....??? Suaminya lembur, terus tadi sebelum makan nasgor dia ngentod sama siapa ??. Batin Robi.

"Mas...bisa tidak?" Tanya Anisa membuyarkan lamunan Robi.

"Ohh..yaa..bisa..bisa..mana lampunya Mba" tanya Robi.

"Iya didalam Mas. Masuk saja" Ucap Anisa

Robi kemudian mengikuti tetangga nya itu, dia melihat tubuh Anisa dari aras sampai bawah. Dengan pakaian kaos dan celana panjang, dia bisa melihat kalau tetangga nya itu tidak memakai armor alias tidak memakai bra.

"Ini Mas..maaf yaa merepotkan" ucap Anisa sambil memberikan lampu kepada Robi.

Robi lalu masuk ke kamar mandi lalu naik keatas kursi, tangan nya mengarahkan lampu itu yang sedikit cahaya samar di kamar mandi itu. Setelah pas, Robi kemudian menyuruh Anisa untuk menyalakan saklar lampunya.

"Nyalain coba Mbak.." perintah Robi.

Ceklek...

"Udah nyala Mbak..." ucap Robi.

"Iya mas, terimakasih sekali lagi ya...maaf merepotkan..." ucap Anisa.

"Tidak apa-apa Mbak..kalau begitu saya permisi" ucap Robi.

"Iyaa Mas..." jawab singkat Anisa.

Robi kemudian keluar dari kamar mandi, lalu dia tidak sengaja melihat kearah kamar Anisa yang nampak berserakan CD dan Bra. Pikiran Robi kembali melayang, apakah Anisa benar-benar tidak memakai dalaman nya ???...

.



.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu di rumah Arina.

Setelah makan malam bersama Robi, Arina lalu tergesa-gesa masuk ke dalam rumahnya. Dia membuka pintu dan mendapat kakaknya Hadi sedang menonton TV di ruang tamu.

"Kak...." ucap Arina pelan.

"Hmmm..apa Dek..." jawab Hadi tanpa melihat keberadaan Arina.

"Kakak...ssstt....emmm..." ucap Arina dengan sedikit mendesah.

"Apaa..sih Dek..." jawab Hadi yang tetap acuh dengan kehadiran Arina.

"Akkhhh...lammaaa....entotin aku sekarang kak..pleaseee...aku sangeee bangett...." ucap Arina meminta jatah kepada kakaknya.

"Yeee...dasar....santai Dek..santai..." ucap Hadi yang terkejut saat Arina sudah membuka pakaian nya.

"Wuihh...Dek...sange bener yachh..." Tanya Hadi kemudian.

"Iyaa...ayoo..buka kontolnya cepat..." ucap Arina menyuruh kakaknya itu.

"Iyee..iyee...ngentot disini?" Tanya Hadi.

"Ahhh...banyak omong lu kak...udah duduk aja...aku yang gerak..." ucap Arina.

Arina yang sedari tadi merasakan lembab di vagina nya nampak sangat horny sekali setelah melihat kegantengan Robi. Mimpi bercinta dengan Robi nampak buyar walau bayangan mimpi itu masih ada dan nampak nyata baginya. Tubuhnya terus bergoyang mendapati beberapa orgasme di malam itu, entah berapa kali dia keluar membuat Hadi kali ini kewalahan karena sebelumnya dia sudah bercinta dengan wanita lain. Hadi yang melihat Arina sudah K.O, langsung menuntaskan sisa sperma yang masih tanggung untuk keluar.

Crott...crott..crott...

Sperma nya tumpah diatas payudara Arina. Nampak senyum puas terpancar di wajah Arina.

"Makasih ya Kak..." ucap Arina.

"Iyaa...lain kali tenangin diri dulu lah Dek..masa langsung coblos..." ucap Hadi.

"Hehe...sange banget gue lihat si Robi, udah ganteng kontolnya gede lagi" ucap Arina.

"Tau dari mana Lu.." tanya Hadi sambil mengelap sisa sperma dengan tisu.

"Mamah yang cerita, dia udah ngentot kak..kakak kenapa agak cepet tadi gaak biasanya deh.." ucap Arina.

"Hehe...tanggung tadi habis ngentot sama Anisa malah udahan, dia udah lemas, ya terpaksa deh ditahan. Untung lu minta dek..kalau engga gue bingung " ucap Hadi.

"Huuhhh dasar...mamah kemana kak?" Tanya Arina.

"Biasa, ke Pak RT.." jawab Hadi.

"oohhh...ya udah Arina mau bersih bersih dulu...thanx kakaku yang jelek..." ucap Arina meledek.

"Dasar lu udah dapet enak malah ledek..." jawab Hadi.

"Wleee...." jawab Arina sambil memeletkan lidahnya.

Kenikmatan akan terus ada, begitupun dengan Arina dan Hadi yang akhirnya bisa menuntaskan sisa kenikmatan yang sempat tergantung. Sementara itu, Robi pun semakin penasaran dengan tetangga barunya itu. Dia terus berpikir dengan siapakah Anisa bersetubuh tadi, padahal suaminya belum pulang. Apalagi dia melihat tetangga nya itu tanpa memakai pelindung gunung saat meminta pertolongan.

Apakah semudah itu Anisa menggoda lelaki ???

.

.



.

To be continued...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd