Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT RT 06 (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
RT 06
CHAPTER 6



Note :

Dilarang meng copy cerita ini tanpa izin. Jikalau ingin me-repost ,mau copas, mohon nama penulis dicantumkan dan izin dulu melalui DM,. harap cantumkan watermark nama ane Ruang_imajinasi. Jikalau ketauan akan ane kejar akun nya.


Terimakasih ...




Suara sapu lidi mulai terdengar beradu dengan ruas jalan Gang RT 06, begitupun suara ayam yang merdu sekali seperti ikut kontes Ayam Idol, namun suara merdu itu masih kalah dengan suara merdu dari Arina yang semalam sudah menuntaskan hasrat kenikmatan yang dia tahan. Bayangan penis Robi masih terlihat jelas di otaknya, apalagi dia sudah tak sabar ingin mencoba batang penis yang sudah didahului oleh mamahnya, Bu Ratna.

Anisa masih terus menyapu halaman kontrakan nya itu dengan gamis kesukaan nya dipadukan dengan kerudung bergo dengan warna senada. Pagi itu waktu masih menunjukan pukul 6.30 pagi, semua aktivitas di pagi itu memang nampak sibuk. Yang pergi sekolah, bekerja, bercampur beriringan di gang tercinta itu.

Arina yang baru akan berangkat bekerja menyapa tetangga nya itu. Fyi, Arina dan Anisa hanya terpaut 2 tahun, jadi wajah mereka memang masih unyu-unyu walau usia nya sudah diatas 20 tahunan.

"Pagi Mbak..." ucap Arina sembari mendekati Anisa .

"Heeyyy....Arin..pagi...cantik banget sih..." puji Anisa.

"Hehe..mau kerja kan Mbak..." jawab Arina.

"Hmmmm...kirain kamu libur..." ucap Anisa yang nampak cemberut.

"Duhh...masih pagi udah cemberut, nanti cantiknya hilang loh..." ucap Arina sambil mengusap pelan pipi gemoy Anisa.

"Iyaa...kamu nya sih...kirain libur, semalam aku sendirian tauu. Mas Ahmad malah tidur diluar entah di rumah siapa lagi.." ucap Anisa lagi.

"Iyaa...mas ahmad kan ke rumah Pak RT ,sama kaya Mamah...emang nya Mbak gatau ya?" Tanya Arina.

"Ohhh...aku kirain dia lembur terus dugem lagi...dia seperti biasa deh suka gaak ngabarin dulu.." ucap Anisa.

"Ya sudah...mungkin dia lupa, kan udah lama tidak ke rumah Pak RT.." ucap Arina.

"Iyaa dehh...makasih yaa..." ucap Anisa.

Arina hanya mengangguk. Mereka berdua kemudian melihat orang yang sedang mereka bicarakan. Ahmad, dia tiba-tiba pulang dengan watados nya menyapa istri dan tetangga nya itu.

"Pagi sayangg...." ucap Ahmad sambil mencium bibir Anisa di depan Arina.

"Pagi..mas...semalam kemana sih...ngabarin dulu bisa kan..." ucap Arina menanyakan suaminya itu.

"Heheheehe...maaff...si okta tuhh...malah nyuruh Mas cepat-cepat jadi deh lupa ngabarin , maaf yaa sayang..." jawab Ahmad dengan wajah tanpa dosa.

"Iyaaa kalau mau itu, bilang dulu kan aku gak tidur sendirian..." ucap Anisa ketus.

"Emang nya Hadi tidak jadi menginap?" Tanya Ahmad.

"Engga...dia pulang, soalnya aku sudah nyerah Mas..hehe..." ucap Anisa.

"Ya sudah...mas mau masuk dulu yaa...ohh yaa jangan lupa masak ya sayang.. mas bentar lagi berangkat" ucap Ahmad berlalu meninggalkan istrinya dan Arina.

"Oohhh...pantes aja Kak Hadi main nya cepat semalam..." ucap Arina memotong percakapan kedua pasangan itu.

"Iyakah??" Tanya Anisa.

"Iya Mbak...untung saja Kak Hadi masih horny, kalau engga aku ga tau mau main sama siapa, Mbak tau kan Robi tetangga Mbak?" Ucap Arinaa berbisik.

"Iyaa tau.. kenapa emang?" Tanya Anisa penasaran.

"Dia kontolnya gede xixixix..." jawab Arina tertawa kecil

"Tau dari mana kamu?" Tanya anisa lagi.

"Mamah udah main sama dia, katanya gede juga..yaa ga tau juga segede gimana sih..aku juga semalam makan di kontrakan nya malah ngebayangin di entot dia..ahhh. seakan nyata , makanya dilampiasin ke kak Hadi." Ucap Arina menjelaskan semuanya.

"Hmmmm...jadi penasaran deh.. " ucap Anisa.

"Rin...belum berangkat...?" Tanya Bu Ratna yang baru pulang dari warung.

"Ehhh...belum Mah...ngobrol bentar dulu ini..." jawab Arina.

"Ya sudah..aku berangkat dulu ya Mbak...nanti kita cobain bareng-bareng barang baru ini..." ucap Arina yang begitu antusias kepada Anisa.

"Boleh Rin...Mbak juga kalau ada yang baru mah semangat apalagi gede..." jawab Anisa.

"Ya sudah...aku pergi ya..dah Mbak..mmuuaacchh..." ucap Arina sambil berciuman singkat dengan Anisa.

"Mmuuaacchhh...dahhh...sayang..." jawab Anisa.

Arina lalu pergi bekerja dengan berjalan kaki sebelum dijemput oleh seseorang. Sementara itu Bu Ratna menghampiri Anisa yang sudah mengobrol dengan anak nya.

"Gimana Nis semalam, dia nafsu gak?" Tanya Bu Ratna kepada Anisa.

"Entahlah Bu,, mungkin dia kurang bernafsu lihat aku. Kemarin sore udah ga pake bra, terus pake leging, dia cuma liatin aja lalu masuk. Terus semalam suruh ganti lampu, sengaja ga pake bra juga sama cd, diia hanya diam.. kurang apa ya Bu?" Tanya Anisa.

"Yaa sudah...kamu sabar saja..kamu pasti puas kalau main sama dia. Kontolnya gede hihihi" ucap Bu Ratna.

"Iyaa Bu.. Arina juga bilang begitu tadi, ibu enak sih udah main duluan.." ucap Anisa.

" yaa..yang berpengalaman dulu dong hehehe..." ucap Bu Ratna.

"Oh yaa suami mu sudah dirumah belum? Semalam dia menginap kecapaian main sama Bu RT sama Okta..kalau ibu sih kewalahan sama Pak RT..." tanya Bu Ratna kemudian.

"Sudah bu lagi mandi siap-siap kerja..ohh...pantes saja aku tidur sendiri bu..dasar kebiasaan kalau mau nginap suka ga bilang-bilang" jawab Anisa.

"Hahaha...ya sudah sana urusin dulu suamimu..ibu mau masak dulu..." ucap Bu Ratna.

"Iya Bu" jawab Anisa yang berlalu pergi menuju warung langganan nya.

Di sisi lain, Robi sedari tadi memperhatikan tetangga nya itu di balik jendela. Dia tidak menyangka akan mendapatkan adegan singkat namun hot antar sesama perempuan. Dia juga tidak menyangka kalau Anisa akan berciuman dengan Arina, begitupun Ahmad yang berani mencium Anisa tepat di depan Arina. Robi nampak berpikir sebenarnya yang semalam itu siapa di rumah Anisa???.

Robi tidak mendengar percakapan mereka karena pintunya ditutup dan jarak antara mereka dengan kontrakan Robi agak jauh sedikit. Mereka mengobrol di luar gerbang kontrakan nya. Penis Robi mulai mengeras di pagi hari itu, dia juga nampak gelisah karena sudah lama sekali dia tidak mengeluarkan sperma nya.

Robi lalu bersiap untuk berangkat kerja lagi setelah seminggu lebih dia pingsan. Setelah menyeruput Black Coffe kesukaaan nya serta rokok putih kesayangan nya, dia lalu berangkat. Tak lupa juga dia selalu berdoa untuk melancarkan segaka aktivitas di pagi hari itu.

Saat keluar gerbang kontrakan , dia berpapasan dengan Anisa yang sudah berbelanja kebutuhan memasak. Reflek saja Robi menyapa tetangga nya itu yang memakai gamis dan bergo berwarna hijau sange.

"Pagi Mbak..." sapa Robi.

"Ehh...iya Mas pagi juga mau berangkat kerja kah?" Tanya Anisa.

"Iya Mbak, malu sama si bos sudah lama tak kerja." Jawab Robi.

"Ya sudah semangat yaa..." ucap Anisa yang langsung memegang tangan Robi.

Robi terkejut dengan sikap antusias tetangga nya itu. Senyuman manis Anisa mampu melelehkan hati Robi dan mengeraskan penis nya secara bersamaan. Robi tersenyum dengan sikap Anisa itu.

"Ehhh. Maa..maaf Mas,, ya sudah aku mau ke rumah lagi ya...sekali lagi semangat.." ucap Anisa sambil berlalu pergi.

"Iya Mbak terimakasih" ucap Robi.

Robi lalu tersenyum sendiri sambil berjalan menelusuri gang RT 06 itu. Dia kemudian melihat ke arah rumah Bu Widya, nampak seorang gadis yang kemarin dia lihat berkaca di jendela rumah. Gadis itu memakai tanktop dan leging pendek yang memperlihatkan belahan dada yang begitu bulat. Gadis itu sedang menyapu halaman sambil menunduk, otomatis payudaranya terlihat membulat dengan jelas.


Ayu

Tenggorokan Robi nampak naik turun menelan air ludahnya. Gadis itu belum menyadari kalau seseorang sedang memperhatikan nya. Jarak rumah Bu Widya ke jalan gang memang agak lebih kedalam, jadi tidak terlalu pinggir jalan banget. Tak lama kemudian, muncul Bu Widya dengan memakai daster tipis menyembunyikan payudara nya yang tanpa bra. Payudara bulat kencang nampak berayun pelan saat pemilik kontrakan itu berjalan menuju gadis itu.

Robi memperhatikan dengan seksama saat mereka mengobrol, Bu Widya memeluk gadis itu yang memang nampak seperti anak yang masih sekolah, namun dia tidak tahu statusnya. Bu Widya kemudian berciuman mesra dengan gadis itu, sungguh diluar dugaan Robi. Mata Robi seakan melotot dengan adegan di pagi hari itu. Tangan Bu Widya juga meremas pelan payudara gadis itu. Saat sedang asyik mengintip, tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan Robi.

"Dorrr...." ucapp seseorang itu.

"Anj*.... " reflek saja Robi mengeluarkan kata kasar.

"Iihhh...ko kasar sih..." ucap seseorang itu.

"Habisnya kamu Rin ngagetin aja sih. Maaf deh..." ucap Robi.

"Iyaa gapapa buat mas ganteng hihihi...lagi liatin siapa sih serius amat..." tanya Arina.

"Emmm...itu...itu..." ucap Robi dengan grogi.

"Ohhh...liatin bu widya sama ayu ya.." ucap Arina.

"Emmm...Ayu...Ayu yang gadis itu?" Tanya Robi.

"Iyaa...anak angkat Bu Widya. Bu Widya tidak punya anak, rahim nya bermasalah jadi dia ambil anak angkat itu namanya Ayu. Dia sudah lulus sekolah, baru beberapa hari kemarin dinyatakan lulus. Jadinya dia hari ini ga sekolah " ucap Arina menjelaskan perihal gadis itu.

"Oohhh...begitu...tapi...mereka ko..." tanya Robi lagi.

"Ciuman? Sudah biasa kali..." jawab Arina enteng.

"Ohh..ya sudah..aku mau berangkat kerja Rin.." ucap Robi.

"Ehh..mas..malah buru-buru.." ucap Arina menahan langkah Robi.

"Lah..emang nya kenapa Rin?" Tanya Robi.

Tanpa Robi sadari Arina mendekat ke arahnya. Kedua tangan nya memegang pipi Robi, dia mencium bibir Robi singkat lalu melepasnya. Robi terkejut dengan perlakuan Arina kepadanya. Mata mereka bertemu, lalu Arina mencium bibir Robi lagi. Kali ini Arina mencoba memagut bibir Robi yang sangat pasif itu. Robi yang menikmati ciuman pagi dari Arina itu mulai membalas ciuman nya.

Arina kemudian merangkul leher Robi sambil terus berciuman. Lidah mereka saling menghisap satu sama lain. Robi yang menikmati sesaat tersadar kalau yang dia lakukan di tempat umum.

"Emm...Rin..emmm.." ucap Robi grogi.

"Iyaa Mas...itu buat Mas, biar kerjanya semangat yaa...ya sudah hati-hati dijalan..semangat ya.." ucap Arina kemudian.

"Makasih Rin.." ucap Robi.

Arina hanya tersenyum, dia berhasil mendapat ciuman pertama dari orang yang dia suka di gang RT 06. Untung saja dia kembali lagi ke rumah karena ada yang tertinggal, dan untung nya lagi bertemu Robi.

"Aaahhhh...senneng bangettt...untung ketemu dia...udah ciuman lagi..*** sabar nunggu dia pulang, aku ajak tidur aja gitu yaa..." batin Arina sambil berjalan menuju rumahnya.

Sementara itu, Bu Widya nampak melanjutkan sesi kebersamaan bersama anak angkatnya, yang dia beri nama Ayu Lestari itu. Bu Widya tinggal berdua dengan Ayu karena suaminya meninggal beberapa hari setelah meninggalnya suami Bu Ratna.

Kembali ke Robi. Langkah Robi sudah sampai menuju tempat kerjanya. Dia nampak merindukan tempat kerja itu walau baru 2 hari disana. Robi nampak malu saat kejadian yang menimpa dirinya minggu lalu. Dia kemudian masuk dan menyapa Pak Girwo di tempat pos security.

"Pagi Pak.." sapa Robi.

"Pagi Mas.." jawab Pak Girwo denga wajah keheranan.

Di dalam, Robi bertemu dengan dua kawan nya, Dendi dan Yanto. Mereka berpelukan bersama dan menanyakan kondisi Robi sebenarnya. Robi menjawab dengan detail sejak bertamu ke rumah Pak RT. Dendi dan Yanto hanya manggut saja. Lalu ada Fauzi yang keluar dari ruangan nya bersama Melinda. Sontak saja Robi terkejut saat mereka berdua keluar bersamaan dengan kondisi baju sedikit kusut.

"Wuihh Bro..sudah sembuh sekarang?" Tanya Fauzi kepada Robi.

"Mas Robi...." teriak Melinda.

"Iyaa Bu Melinda..Ehh..sudah bro..gimana kalian sehat?" Jawab Robi dan langsung menyapa Fauzi.

"Sehat...oh yaa...ayo duduk dulu sob.." ajak Fauzi kepada Robi.

"Lohh..lohh.*** langsung kerja kah? Kan lagi minus nih..." ucap Robi yang masih mengingat saat awal bekerja.

"Begini bro..kita sudah plus, bukan minus lagi. Dan lu tau ga, lu itu udah 1 bulan ga kerja disini, jadi kita khawatir sama kondisi lu.." ucap Fauzi menjelaskan.

"Apaaaa....satu bulan?" Tanya Robi tak percaya.

"Iyaa...lu lihat aja absen lu..coba Den liatin sini" suruh Fauzi kepada Dendi.

Dendi lalu mengambil print absen yang terakhir dilakukan Robi termasuk saat Fauzi dihajar oleh kedua preman itu. Robi tercengang dengan apa yang menimpa pada dirinya. Dia nampak bingung , di kontrakan kemarin ibu-ibu bilang kalau dia satu minggu. Di tempat kerja dia diberi tahu satu bulan, dan dia yakin kalau memang dia sudah satu bulan tidak bekerja.

"Tapi Zi, ehh..Pak..." ucap Robi tertahan.

"Nama saja sob..." ucap Fauzi memotong pembicaraan.

"Oke...aku di kontrakan diberitahu kalau aku cuman satu minggu pingsan, tapi disini malah satu bulan. Aku bingung Zi.." ucap Robi.

Semua orang disitu nampak terkejut dan saling menatap. Robi juga nampak pasrah dengan apa yang terjadi kepada dirinya. Fauzi yang sudah paham apa yang sudah terjadi mengalihkan pembicaraan kepada Robi, dia kemudian memberi kode kepada Dendi untuk merubah tanggal print absen. Dendi pun menurut saja dan seketika dia sudah membawa satu lembaran baru.

"Sob...lu lihat deh..si Dendi nih kebiasaan suka teledor, emang bener ko lu cuma satu minggu.." ucap Fauzi berbohong.

"Yang bener yang mana sih Zi..." tanya Robi bingung sambil memegang kedua print absen.

"Ini..yang terbaru...ya sudah jangan dipikirin deh...ohh ya..berhubung dealer kita plus, kita mau adain acara nih Sob..kita mau liburan ke Villa..kebetulan juga lu udah balik kerja, jadi sekalian merayakan kembali nya lu kesini, gimana? Lu bisa ikut ga?" Tanya Fauzi.

"Villa..? Villa dimana? Yang ikut siapa aja?" Tanya Robi.

"Villa punya gue Sob, nanti kita kesana pakai mobil. Satu mobil perusahaan dan satu mobil kita. Yang ikut gue, Dendi, Yanto, Melinda, Bu Delia dan terakhir elu." Ucap Fauzi.

"Ceweknya berdua? Istri lu sama Pak Girwo?" Tanya Robi.

"Kita adain acara kantor saja. Diluar itu tidak diajak. Pak Girwo dia jaga kantor, nanti ada preman itu lagi.." ucap Fauzi.

"Preman? Oohhh kedua kecoa itu kan Den, si Jhon dan Rick." Tanya Robi kepada Dendi.

"Hmm..yaa..." jawab Dendi singkat.

"Mereka masih menganggu?" Tanya Robi dengan sedikit amarah.

"Yaa begitulah..." jawab Fauzi.

"Jam berapa dia kesini?" Tanya Robi lagi.

"Udah lah Rob, jangan mau bikin masalah sama mereka. Kita sudah kasih jatah ko." Ucap Dendi.

"Ga bisa Den, gue harus hadapi kecoa itu, gue akan usir mereka supaya ga ganggu kerja kita." Ucap Robi dengan lantang.

Sontak saja semua orang disitu terkejut dengan keberanian Robi. Fauzi yang notabene Manager itu nampak berdiam, tak berani membalas ucapan Robi. Dia memang tau karakter Robi yang keras, sering di bully sampai teman sekelas nya koma akibat sering membully Robi, lalu dia latihan bela diri selama zaman sekolah dulu membuat dia sudah paham. Bullyan terhadap Robi dulu ,Robi balas dengan melawan nya, Fauzi yang selalu mendukung sahabat nya itu nampak percaya kepada Robi. Fauzi mendiamkan semua nya supaya Robi yang akan bertindak. Fauzi takut jika Robi sudah mengamuk seperti ini, pasti orang yang dituju akan bahaya.

"Oke Sob, lu tunggu saja di belakang resepsionis. Kita semua bekerja seperti biasa saja sampai preman itu datang. Walau kita tau bos preman itu bagaimana, tapi kita harus coba Robi dulu supaya dia benar-benar bisa dengan ambisinya untuk menghilangkan preman itu." Ucap Fauzi.

Robi yang penuh amarah di tenangkan oleh Melinda. Melinda sendiri yang menyaksikan ketangguhan Robi melawan kedua preman itu. Melinda mengusap bawahan nya itu dengan penuh sabar.

Robi mengikuti arahan dari Fauzi. Dia kemudian berdiam dibawah meja resepsionis yang terdapat seorang pegawai cantik khas chindo bernama Angelina itu.


Angelina


Robi terus memandang Angelina dari bawah sampai terdapat sebuah belahan kecil di bagian selangkangan Angel. Angel sendiri tidak menyadari kalau Robi mengintip isi rok yang dia kenakan karena dia fokus mendata beberapa hasil penjualan dan data customer.

Beberapa menit kemudian, dua orang yang Robi tunggu tiba. Robi yang menganggap mereka kecoa itu bersiap untuk memberi mereka pelajaran lagi. Sebuah kode dari Angelina kepada Robi agar Robi bersiap jikalau kedua preman itu mengamuk jika telat diberi jatah.

"Woyyy....jataahhh..jatahhh...jangan sampai telatt....awas kalau telat gue hancurin lagi ni mobil..." teriak satu preman yang suaranya sangat dikenal oleh Robi.

"Iyaaa...HEHH...mana bos lu...suruh cepetan sini..." ucap preman satunya lagi.



"Baa..baa..baikk..." jawab Dendi yang nampak ketakutan.

"Ini...ini..." ucap Fauzi yang muncul tergesa-gesa.

"Nahhhh...gitu dongg....kan enakk...kalau tepat waktu..." ucap Rick sambil menerima amplop dari Fauzi.

"Sutt....siapa tuh...cakep bener..." ucap Jhon kepada Fauzi saat melihat Angelina yang terdiam kaku dengan senyuman keterpaksaan.

"Ituu...ituu...karyawan baru kami..." jawab Fauzi.

"Bisa dipake gak?" Tanya Rick dengan suara pelan.

Fauzi hanya bergidik ketakutan. TeNggorokan nya menelan air liur kering dan hidung nya menahan nafas karena Rick datang setelah meminum minuman keras.

"Hehh...kalau ditanya jawab..." ucap Rick lagi sambil memegang kerah baju Fauzi.

"Gaa..***tauuu..." jawab Fauzi.

"Gue bosen main sama anak buah lu mulu,, ini baru seger...pokoknya gue mau jatah dari dia..." ucap John.

"Gue jugaa..." ucap Rick menimpali.

Angelina bergidik ngeri saat kedua preman itu membuka kaus nya dan menampilkan perut buncit dan tatto hello kity di dada kiri nya. Kedua preman itu nampak berjalan seperti kelaparan dan tanpa ada orang yang menahan langkah mereka, mereka terus melaju menuju Angelina. Angelina yang sadar akan bahaya memberi kode kepada Robi untuk segera muncul. Seketika Robi muncul dengan wajah penuh amarah dan dendam. Robi menatap kedua preman itu dengan tatapan tajam. Sontak saja Rick dan Jhon langsung terdiam saat mata mereka melihat Robi.

"Mau ngapain kalian?" Tanya Robi dengan sopan.

"Wuihhh...ada supir nya ternyata Rick.." ucap Jhon meledek.

"Iyaa John.. pahlawan kesubuhan...kemana aja diaa...kirain udah mati lu..hahahaha." ucap Rick yang langsung tertawa bersama John.

"Iyaaa gue supir nya dia..lu mau apain pacar gue ?" Tanya Robi kepada kedua preman itu.

"Lu pada mau minta jatah dari cewe gue?" Tanya Robi lagi.

Seluruh orang disitu nampak terkejut saat Robi mengaku-ngaku pacar Angelina. Namun tidak untuk kedua preman itu yang hanya bisa tertawa lebar.

"Emm..haahahahahaha...iyaaa kalau kita mau minta jatah emang kenapa? Gue ga takut meskipun lu baru pacarnya dia...kita berdua bosen main sama lonte itu.." ucap Rick sambil menunjuk Bu Melinda dan Bu Delia.

"Jaga mulut kalian ... dia tunangan gue..sekali lu sentuh tunangan gue.. kalian akan tetap jadi kecoa..kalau engga jadi amoeba sekalian.." ancam Robi.

"Hahaha... okee...kalau kita bisa kalahin lu...kita bakal pake dia sepuasnya..." ucap Rick.

"Dan kalau kalian kalah, jangan harap kalian bisa minta jatah lagi dan ini jatah terakhir kalian disini. Selanjutnya kalian minta jatah kepada sahabat kalian, Iblis jahanam..." ucap Robi dengan wajah penuh amarah.

"Baj*ngannn...." gerutu John.

"Apaa...mau mukul gue? Diluar sana, jangan disini. Gue ga mau mobil disini terkena sisa keringat kecoa..cape nanti bersihin nya harus pakai tanah 7x..." ucap Robi sambil berlalu pergi dan menyenggol bahu kedua preman itu.

"Wuihhh...MINIMAL MINIMAL BERANI BOSS...JANGAN BACOT DOANG...Robi nih Bos...SENGGOLLL..DONGG...." Batin beberapa orang dalam hati.

"Anjjjj**nnnggg...." ucap seketika John saat bahunya disenggol oleh Robi.

"AYO SINI....TUNJUKIN KEMAMPUAN KALIAN..JANGAN KABUR KAYA WAKTU ITU DI TEMPAT NASGOR...BADAN DOANG GEDE...DISENGGOL AJA BELUMMM UDAH KABUR..WELLL...." Teriak Robi yang langsung membuka kemeja kerjanya.

Sontak saja , Melinda , Delia dan tentu saja Angelina kagum dengan otot bidang milik Robi. Sangat sempurna sekali. Wajah tampan dan sangat gagah membuat siapapun wanita pasti akan tergila-gila kepada pemuda itu. Bagi Melinda mungkin ini kedua kalinya dia melihat tubuh Robi, tetapi bagi rekan kerjanya, ini merupakan sesuatu hal yang sangat langka, walau di dalam hati mereka bisa melihat lagi di dalam sebuah pertempuran syahwat.

(Untuk adegan baku hantam ini...hanya akan ada narasi saja, dan untuk kata "brakk..brukk..." akan lebih sedikit karena ane susah mengungkapkan dengan kata-kata..cmiiw.."

Semua orang melihat hal yang ditunggu oleh jagad maya.. Robi bersiap melawan secara fisik kedua preman ormas yang menurutnya hanya seekor semut kecil, eh kecoa.

Robi sudah memasang kuda-kuda, sementara Rick dan John hanya mengandalkan kalung khas preman. Rick mulai berlari dan berusaha menendang perut Robi, namun Robi sudah berhasil mengantisipasi serangan tahu bulat alias serangan mendadak. Serangan tangan Rick berhasil ditangkis Robi, Rick yang penuh semangat ala preman nampak terus melancarkan serangan. Disaat Robi melakukan bertahan tiba-tiba dari arah belakang John menendang punggung Robi dengan kaki. Sontak saja itu membuat Robi tersungkur ke depan.

"Aaahhh...." teriak semua wanita itu.

"Eunghhh...." ucap Robi menahan sakit punggung nya.

"HAHAHAHA..." kedua preman itu hanya bisa tertawa.

"Bangun lu.." ucap John sambil mengunci leher Robi dari belakang.

*BUGH...BUGHH...

Beberapa kali perut Robi di pukul oleh Rick dari depan dengan cepat dan keras. Semua lelaki disitu hanya bisa menonton melihat Robi tersiksa. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tubuh mereka memang cemen, tak seperti Robi yang mempunyai dada bidang. Mungkin jika ada kopi keliling mereka akan menonton sambil ngopi bersama Pak Girwo.

*bughh..bughh..

Lagi-lagi Rick memukul perut Robi lalu beralih ke wajah nya. Robi nampak meringis merasakan sakit di perutnya. Robi tersungkur dan bibirnya mengeluarkan darah. Rick dan John tertawa puas melihat Robi sudah tak berdaya.

"Halaaahhh...gue kira lu emang jagoan, kita waktu itu kabur karena males aja ngeladenin lu. Sekarang ternyata lu segini doang...SENGGOL DONGG..HAHAHAHAA..." ucap John menyombongkan diri sekaligus meledek Robi.

"Hahahaa...sudah lah , lu ga usah so' belain perusahaan lu. Cewe disini udah jadi lonte kita. Mangsa baru kita alias tunangan lu akan jadi member pemuas nafsu kita...ayo John" ucap Rick setelah memaki Robi dan berjalan menuju Angelina.

Angelina dengan wajah ketakutan nampak tak bisa berbuat apa-apaa.. dia hanya bisa pasrah saat kedua preman itu mulai melangkahkan kaki menuju ke arahnya. Beberapa rekan kerjanya hanya bisa menunduk, terutama ketiga lelaki atasan dan rekan nya hanya bisa diam dan menunduk.

"Halo manis...jagoan mu sudah sekarat tuh...sekarang jagoan sesungguhnya ada di depan mu..." ucap Rick sambil menggoda Angelina yang berdiri mematung.

"Iyaa maniss...chindo model kamu menggoda banget sih...walau toket lu kecil tapi keliatan nya besar ya Rick..buka dong manis..." ucap John yang akan meraba payudara Angelina.

Angelina hanya bisa menangis, menolak apa yang diminta oleh kedua preman itu. Tangan John nampak terus bergerak ingin memegang payudara Angelina. Untung saja tubuh mereka terhalang oleh meja resepsionis yang lumayan lebar. Angelina merasa terpojok dengan bersandar di dinging ruang kerjanya.

"Sini maniss...emmm...kayanya enak nih..." ucap Rick.

"Pasti dong Rick..ini kan daging segar..." ucap John sambil memeletkan lidah.

"Emmhh....sssttt...emmgghhh..." ucap Angelina menolak saat tangan nya berhasil dipegang oleh John yang naik keatas meja itu.

"Aahhh....emmm...jaa..jangannn...." ucap Angelina menolak.

"Heeehhh...kalau..disuruh nurut, kita udah baik-baik...ayo sini..." ucap John dengan tegas.

Angelina menolak apa yang diinginkan oleh John. Pipinya digenggam oleh kedua tangan John . Wajah mereka saling berhadapan, wajah Angelina sudah mengeluarkan air mata. Dia nampak pasrah jikalau ini memang sudah jalan nya.

"Cuppp...cupp..jangan nangis manis...mending nangis di ranjang saja yukkk...keluarin desahan nyaa..." ucap john kepada Angelina.

"Hmmpp..emmm..hmpp..." angelina hanya bisa ham hem ham hem karena pipinya dipegang dengan keras oleh John.

Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri, dia menolak apa yang dilakukan oleh John.

"Hehh dengerin. Lu harus layani kita berdua, kalau engga lu akan mati disini, paham.." ancam Rick kepada Angelina.

Angelina hanya menggelengkan kepala pertanda keukeuh kalau dia tak ingin melepas keperawanan nya begitu saja. Dia berusaha berontak melepas tangan John di pipinya yang saat ini cengkraman nya begitu kasar.

"Ayo bukaa cardigan nya...cepetan...." teriak John sambil melihat wajah Angelina.

Angelina hanya bisa pasrah. DIa berusaha sekuat mungkin melepaskan cengkraman nya itu. Dia juga harus melepas cardigan rajutnya yang menempel di badan nya. Setelah terlepas, terlihatlah bulatan payudara Angelina walau masih terlapisi kemeja kerjanya.

"Wuihh..bulet bro..." ucap Rick memuji payudara Angelina.

"Sekarang buka celana lu,, cepat...." teriak John yang lengan nya sudah terlepas dari cengkraman John.

"Ba..-baik..." ucap Angelina pasrah.

Angelina mulai mundur sesaat setelah memegang pipinya yang sakit. John dan Rick, tangan nya mulai menumpu di dagu nya melihat adegan Angelina akan membuka celana. Angelina benar-benar tak menyangka jika hidupnya akan seperti ini . Selama ini dia selalu menjaga tubuhnya dari lelaki lain. Dia memang kagum kepada tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat sedikitpun. Dia hanya bisa menangis sambil memegang resleting celana kerjanya. Tetapi saat akan dibuka ....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

."WOYY....." teriak Robi...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Benar ga sih ini ? Di telpon ko ga diangkat terus yaa..udah beberapa chat ga dibalas..Ya Tuhann..tolong hambamu ini..." batin seorang wanita.

"Halo cantik..." ucap seorang lelaki menyapa wanita itu dengan senyuman nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd