Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT RT 06 (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
RT 06
CHAPTER 08


Note :

Dilarang meng copy cerita ini tanpa izin. Jikalau ingin me-repost ,mau copas, mohon nama penulis dicantumkan dan izin dulu melalui DM,. harap cantumkan watermark nama ane Ruang_imajinasi. Jikalau ketauan akan ane kejar akun nya.

Terimakasih ...


Cerita sebelumnya
CHAPTER 7





Tok..tokk..tokk..

Evi mendengar dengan jelas suara ketukan pintu rumah Pak RT. Dia seketika menjadi sangat panik karena posisi nya yang sedang bermasturbasi itu membuatnya menjadi takut akan ketauan. Secepat kilat Evi membenarkan pakaian nya lagi sebelum ketauan oleh Pak RT.

"Ehh..maaf ya Dek lama.." ucap Pak RT.

"Iyaa..ehh.***gkk.***papa Pak.." jawab Evi sebisa mungkin agar semuanya seperti biasa saja.

"Ohh iyaa...sudah..makasih ya Dek sudah menunggu.." ucap Pak RT.

"Iya sama-sama Pak..oh yaa..emmm..saya ke rumah Teh Anisa saja deh Pak biar deket nanti." Tanya Evi kepada Pak RT.

"Oohh..ya sudah...mari bapak antar Dek.." jawab Pak RT.

Kemudian mereka berdua keluar rumah dan berjalan menuju rumah Anisa. Seperti sebelumnya, di perjalanan Evi selalu memperhatikan beberapa rumah. Matanya kembali menyorot rumah yang sebelumnya dia lihat sedang ada adegan bersetubuh namun nampaknya sudah selesai.

Sesampainya di rumah Anisa, Pak RT kemudian mengetuk pintu rumah Anisa.

"Assalamualaikum..Permisi..Nis..." ucap Pak RT.

"Waalaikumsalam, iya Pak RT.." jawab Anisa setengah berteriak dari dalam.

"Ini Nis, katanya Evi mau disini saja. Dirumah mungkin ga kerasan jadi saya titip ya.." ucap Pak RT.

"Oohh...yaa gapapa ko..sini saja Vi..sama Teteh saja temenin.." ucap Anisa.

"Iya teh terimakasih.." jawab Evi.

"Ya sudah, saya permisi ya..Assalamualaikum" ucap Pak RT.

"Waalaikumsalam.." jawab mereka berdua.

Sepeninggal Pak RT, Evi kemudian masuk ke dalam kontrakan Anisa. Dia begitu senang dibanding saat dirumah Pak RT yang cenderung sendirian. Anisa lalu menggenggam tangan Evi dan seketika pula Evi terkejut dengan tangan lembut Anisa. Untuk sebagian wanita normal itu hal biasa, namun bagi Evi entah kenapa dia menjadi ada hal aneh buat dirinya semenjak melihat adegan di rumah Pak RT.

"Kenapa jadi bergetar sihhh..." ucap Evi dalam hati.

"Pas banget nih kamu mau kesini Vi..semoga kamu mau yaa..xixixi.." ucap Anisa dalam hati.

Anisa tersenyum, begitupun Evi saat mereka bergandengan tangan masuk ke dalam. Evi berusaha rileks dengan apa yang sudah menimpa dirinya.

"Ya sudah kamu disini dulu ya Vi, temenin teteh." Ucap Anisa.

"Iya teh.." jawab Evi.

"Kakak kamu memang pulang sore kok, mungkin dia sedang sibuk-sibuknya.." ucap Anisa.

"Iya teh gapapa, Evi suruh-suruh aja ya, jangan disuruh diem. Evi suruh nyapu, ngepel sama masak juga bisa ko.." ucap Evi.

"Kamu bisa masak?" Tanya Anisa.

"Bisa ko,, teteh bisa?" Tanya Evi berbalik.

"Ehmmm..sedikit sih...ya sudah hari ini kita masak-masak ya..sekalian ajarin teteh.." ucap Anisa.

"Okeyy..." jawab Evi tersenyum.

Pagi menuju siang dilanjut menuju sore mereka berdua akhirnya mengobrol dan memasak bersama. Evi nampak senang dan bersemangat, disambut oleh Pak RT dan tetangga kakak nya yang sangat ramah. Tak lupa kejadian absurd di rumah Pak RT yang membuat dirinya menjadi nampak tak normal.

Hari ini mereka berdua masak sederhana saja, sayur sop dan juga tahu goreng. Evi dengan telaten memberi arahan kepada Anisa untuk memasukan racikan bahan dan bumbu ke dalam panci yang sudah terisi air itu.

"Kol nya potong sedikit, terus wortel nya juga Teh potong bulat , air nya udah mendidih Teh, masukin aja" ucap Evi yang sedang mempersiapkan tahu untuk digoreng.

"Oke Dek..gerah juga yaa..." keluh Anisa.

"Iya kan pake gamis Teh, sabar saja" jawab Evi sambil tersenyum.

"Teteh ganti baju dulu ya..sebentar.." ucap Anisa.

Anisa pergi ke kamar dan berganti baju,kemudian dia kembali ke dapur. Namun bukan nya baju santai, dia malah memakai tanktop dan juga leging pendek. Sontak saja hal itu membuat Evi heran dengan Anisa yang tadi berjilbab, sekarang malah terbuka. Tetapi Evi juga sangat kagum dengan tubuh seksi Anisa itu. Dia merasakan aura mencintai kepada perempuan semenjak adegan hot itu.

"Gapapa kan teteh pake kaya gini?" Tanya Anisa.

"Emm..iyaa..yaa gapapa teh.." jawab Evi menunduk.

"Yukkk..lanjutin.." ajak Anisa kepada Evi.

Evi mengangguk pelan lalu mereka melanjutkan acara memasak itu. Evi yang sebelumnya nampak semangat, kini terlihat banyak diam. Anisa yang menyadari itu langsung saja memberi semangat kepada Evi. Evi membalas dengan senyuman manisnya .

"Kenapa jadi murung Dek?" Tanya Anisa.

"Hmmm..." evi hanya bisa bergumam.

"Apa teteh salah ya pakai baju gini? Kalau begitu...emmm..." ucap Anisa tertahan sambil menggigit bibir bawah nya.

Dia membuka tanktop itu dan menampilkan payudara sekal miliknya. Evi menelan ludah saat Anisa setengah bugil di depan nya. Tanktop itu dilempar ke sembarang arah, lalu leging pendek nya dia turunkan sampai terlepas dari tubuhnya.

Anisa kini telanjang bulat, kontras dengan Evi yang masih berbalut gamis dan kerudung itu. Anisa mendekati Evi dan meraba lengan Evi dari luar gamis nya. Gerakan tangan nya keatas kebawah berulangkali, matanya terus melirik Evi yang sudah sangat terangsang itu.

"Apa perasaan kamu saat melihat dua orang wanita berciuman?" Tanya Anisa kepada Evi.

"Maa..maksudnya Teh?" Tanya Evi berbalik.

Anisa hanya tersenyum berbalik mengitari tubuh Evi. Anisa lalu bertepuk tangan membuat Evi nampak keheranan. Setelah suara tepuk tangan itu berhenti, muncul dua orang wanita dari kamar Teh Anisa yang membuat Evi sangat terkejut. Dua orang wanita itu ternyata Arina dan Oktavia yang saling bergandengan tangan sudah telanjang bulat berjalan ke arahnya

"Itu...itu kan wanita tadi, sejak kapan ada dirumah Teh Anisa ," tanya Evi dalam hati.

"Ko tegang Dek?" Tanya Anisa.

"Enggakk..emmm.. " gumam Evi.

"Coba jawab teteh tadi tanya apa?" Tanya Anisa genit.

"Emmm .... ga..***tau Teh..." jawab Evi menunduk.

"Jujur saja..seusia kamu rasa penasaran itu tinggi ko..kalau belum tau jawaban nya, kita lihat sama-sama ya.." ajak Anisa kepada Evi.

Evi hanya mengangguk tanda setuju. Anisa kembali bertepuk tangan dan otomatis Arina dan Oktavia mengerti apa yang disuruh oleh Anisa. Mereka kembali berciuman mesra, saling meremas dan memberi rangsangan. Evi menonton dengan nafas berderu kencang , Anisa hanya tersenyum sambil memainkan payudaranya yang bulat memancung itu. Sesekali pula dia melirik Evi yang sudah memejamkan matanya..Senyuman kenikmatan terpancar diwajah Evi.

Arina menghisap dengan manja payudara Oktavia secara bergantian. Tangan nya dengan mulus keluar masuk vagina Oktavia. Desahan demi desahan menyelimuti ruangan Anisa. Mulut Evi sedikit demi sedikit mengeluarkan desahan, Anisa nampak kegirangan. Tangan nya membelai pipi Evi yang masih memejamkan mata itu, gerakan paha nya nampak tak beraturan, siapa sangka vagina tembam Evi sudah lembab seakan mendapat rangsangan hebat oleh Lesbi show itu.

Mata Evi terbuka , matanya sayu saat menatap wajah Anisa, sesekali pula dia melirik kearah dua wanita itu yang sedang beradegan 69. Anisa mengangguk kepala nya meminta Evi untuk menerima ajakan nya. Evi hanya bisa terpejam kembali sebagai pertanda kalau dia menyetujui nya. Wajah Anisa mendekat ke arah wajah Evi, bibir nya mulai menghisap bibir Evi yang masih mungil itu. Mereka berciuman mesra diiringi desahan Arina dan Oktavia.

"Ehmmp...hmmppss..." desah Evi saat Anisa meremas lembut payudarnya.

"Buka ya.." ucap Anisa saat dia akan membuka baju Evi.

Evi mengangguk, dia kemudian melepas kerudung nya lalu bajunya. Seakan terhipnotis oleh ucapan Anisa, Evi membuka pakaian nya dengan terburu buru. Anisa kegirangan saat Evi membuka rok yang dia pakai beserta leging dan CD nya. Kini Evi telanjang bulat bersama Anisa Arina dan Oktavia. Anisa memberi tepuk tangan dan membuat aktivitas lesbi Arina dan Oktavia terhenti.

"Wuuuuuu....seksi banget Evi..." teriak Anisa memuji tubuh Evi yang benar benar sempurna.

"Bagus banget sih toketnya.." puji Arina.

"Meki nya juga masih tembam" kini Oktavia memuji.

"Buka saja sayang jangan ditutupi keindahan itu" ucap Anisa.

Tangan Anisa membantu paha Evi untuk membuka lebar-lebar keindahan itu. Wajah Evi nampak memerah , Anisa lalu mengecup pelan bibir Evi lagi , kemudian ciuman nya turun menuju payudara nya yang ranum itu. Erangan evi mulai terdengar , dia mulai terangsang oleh mamah muda cantik itu. Lidah Anisa menjilati seluruh tubuh mulus Evi tanpa terlewatkan sampai menuju lubang keindahan itu. Anisa nampak tersenyum, lidah nya kembali dijulurkan untuk menikmati vagina perawan milik Evi.

"Asshh....Tehh..." desah Evi.

"Nikmatilah sayang..." ucap Arina yang mendekati Evi lalu berciuman dengan nya.

Evi menyambut ciuman itu dengan mesra, Oktavia kemudian mendekati Evi dan menjilati leher putih Evi, ciuman Oktavia kemudian turun menujur payudara Evi yang berputing pink itu. Arina melepaskan ciuman nya dan meremas lembut payudara Evi lalu mencium nya. Oktavia berganti tempat dengan Arina dan sekarang mereka berciuman. Selesai berciuman singkat Oktavia kembali menjilati dan memainkan payudara Evi bersama Arina.

Kini pertama kali dalam hidupnya Evi merasakan rangsangan bersama 3 orang sekaligus dan itu semua wanita, dia seakan di gangbang . Awalnya dia menjijikan melihat adegan hot Arina dan Oktavia di tempat Pak RT, namun setelah merasakan langsung, dia menjadi menyukainya.

"Ahhhahh....ahhh...tehh...akuu...mauu..pipiss...ahhh..." teriak Evi.

Anisa yang sedari tadi berada di vagina Evi lalu melepaskan jilatan nya, begitupun dengan Arina dan Oktavia yang sedang memainkan payudara di puting Evi secara bersamaan. Sontak saja Evi seperti kentang saat akan mendapat orgasme pertama bersama ketiga wanita itu. Wajahnya nampak sayu dan berharap ketiga wanita itu meneruskan menikmati tubuhnya.

"Kenapa sayang? Enak?" Tanya Anisa tersenyum.

"Heeemm..."jawab Evi mendesah.

"Kalau mau kaya gini lagi, besok kesini lagi mau gaa? Teteh kasih lebih dari ini," ucap Anisa.

"Iya Teh...sstt..Evi mau..enakk..." jawab Evi malu.

"Oke..tak masalah. Tapi ada satu syarat, sini teteh bisikin" ucap Anisa yang langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Evi.

Evi dengan fokus mendengarkan ucapan demi ucapan oleh Anisa. Sorot matanya namoak terkejut dengan syarat itu. Dia nampak tak yakin akan bisa melakukan nya.

"Bagaimana? Deal?" Tanya Anisa.

"Tapi Teh...aku ga yakin" ucap Evi.

"Kamu pasti bisa. Itupun kalau kamu mau merasakan kenikmatan seperti tadi, kalau enggaa kamu ga akan bisa lepas dari teteh.." ancam Anisa kepada Evi.

"Iya Teh, Evi pasti bantu ko, tapi jangan bilang ke Pak RT ya.." pinta Evi.

"Tenang saja..ini kenikmatan kita, Oktavia aja suka ko. Ya sudah sekarang kita masak lagi. Arina, Okta makasih ya." Ucap Anisa.

"Samaa-sama Mbak. Besok kita main lagi ya Dek. Belum puas..muuachh..." ucap Arina sambi mencium bibir Evi.

"Aku jugaa Dek. Siapin tenaga besok yaa..mmuuachh..." ucap Oktavia kemudian.

Mereka bertiga nampak girang mendapat mainan baru. Sementara Evi merasakan kenikmatan luar biasa walau bermain dengan sesama perempuan. Anisa dan Evi kemudian berpakaian lagi mereka kembali melanjutkan acara memasak dengan pakaian Anisa yang lebih hot, sementara Evi memakai pakaian tertutup nya.

**** sementara itu ****

Robi beserta rekan kerjanya masih berada di dalam dealer. Hari itu mereka tutup dan bersantai sampai siang hari. Kedua preman itu sudah pergi dan diberi ancaman untuk tidak kembali lagi kesini oleh Robi. Robi kemudian mengecek ponsel nya dan mendapati beberapa missed call dari adiknya , Evi dan juga beberapa pesan singkat.

"Yaa ampun..mati gue..." ucap Robi.

"Kenapa sob.." tanya Fauzi.

"Adik gue Zi, dia sudah di depan gang, guee..bisa pulang ga sekarang?" Tanya Robi.

"Adik lu? Dia kesini sama siapa?" Tanya Fauzi.

"Dia sendirian, dia chat sudah depan gang tapi bentar-bentar, dia lagi masak-masakan sama tetangga gue, nih lihat" Ucap Robi sambil memberikan ponsel nya kepada Fauzi.

Fauzi nampak terkejut dengan foto itu. Menurut pandangan nya, Evi nampak cantik untuk seusianya, dan juga Anisa yang merupakan ukhty kebanggaan di RT 6 itu, selain Arina.

"Itu adik lu?" Tanya Fauzi lagi.

"Iyaa kenapa?" Tanya Robi.

"Hehe..cantik juga sob..." ucap Fauzi cengengesan.

"Heuhh...dasar lu ya.*** kapok-kapok..awas aja kalau adik gue lu sentuh Zi..gue laporin ke bini lu.." ancam Robi kepada Fauzi.

"Yaelah Sob..canda doang..." jawab Fauzi.

"Awas aja lu.." ancam Robi lagi.

"Udah udah jangan berantem..ayo makan siang dulu.." ucap Melinda beserta Delia yang membawa makanan cepat saji itu.

"Wuihhh.mantappp..." ucap Dendi dan Yanto.

"Ayo semuanya kita makan, sekalian kita pesta setelah Robi berhasil mengalahkan preman itu.." ucap Fauzi.

"Yeee..." jawab sorak sorai bergembira seluruh rekan kerja nya.

Mereka bertujuh , Fauzi, Robi , Dendi, Yanto, Melinda, Delia dan juga Angelina nampak lahap memakan makanan yang disediakan. Selesai makan, mereka semua bercanda dan mengobrol satu sama lain.

"Ehh..Sob..ngomong-ngomong nih,, mana cincin lu" tanya Fauzi.

"Cincin? Cincin apaan?" Tanya Robi keheranan.

"Yaelah...so pura-pura polos lu..lu kan tadi pagi bilang tunangan Angelina.." ejek Fauzi yang disertai tawa dari rekan kerjanya.

"Hahahahaa..."

"Sialan lu Zi..." jawab Robi sambil akan memukul Fauzi.

"Hahaha..santai lah Sob. Tuh muka Angelina merah lagi" ucap Fauzi.

"Ihhh..Bapak jangan gitu dong malu..." jawab Angelina.

"Hahaha..." tawa semua rekan kerja.

"Oh ya..rencana kita ke Villa gue udah rencanain hari sabtu malam. Nanti kita ketemu disini, bawa pakaian seperlunya saja. Dan jangan lupaa..jaga kesehatan.." ucap Fauzi.

"Baik Pak." Jawab semua bawahan nya.

"Ya sudah hari ini kalian boleh pulang. Jaga kesehatan semuanya. Bye.." ucap Fauzi lagi.

Semua orang mulai membubarkan diri. Tragedi hari ini akan menjadi sebuah sejarah bagi Fauzi yang akan bebas dari preman yang menganggu nya.

Singkat cerita Robi kemudian pulang setelah berpamitan kepada semua rekan kerjanya. Dia tak sabar bertemu dengan adiknya yang sangaat dia cintai itu. Sesampainya di Gang RT 06, Robi lalu berpapasan dengan Pak RT yang akan pergi keluar gang.

"eh Dek Robi, baru pulang?" Tanya Pak RT.

"Iya Pak, buru-buru mau bertemu sama adik saya katanya lagi dirumah Anisa." Jawab Robi.

"Ohh iya, tadi juga sempat mampir ke rumah Bapak, ya sudah bapak lanjut dulu ya.." ucap Pak RT.

"Oh gitu ya, ya sudah Pak, terimakasih" jawab singkat Robi.

Langkah Robi akhirnya sampai di gerbang kontrakan nya, dia lalu mengetuk pintu rumah Anisa untuk mengabari kalau dia baru saja sampai.

"Tok..tokk..tokk..assalamualaikum" ucap Robi memberi salam.

"Iyaa waalaikumsalam. Eh Mas Robi..ada apa mas?" Tanya Anisa .

"Emm..itu...adaa..adik.emmm..saya..?" Tanya Robi gugup.

Robi nampak terkejut saat Anisa hanya memakai lingerie berwarna peach menampilkan gundukan payudaranya. Sontak saja penis nya seketika menegang.

"Ohh..ada mas lagi tidur di kamar. Sebentar ya Nisa bangunin." Jawab Anisa sambil berlalu masuk ke dalam.

Anisa lalu berjalan menuju kamarnya sambil mengikat rambutnya. Namun dasar hoki Robi hari ini, ikatan rambut itu jatuh lalu Anisa seketika menunggging dan menampilkan gundukan vagina nya dibalik CD berwarna putih. Sontak saja Robi menelan ludah sangat dalam.

Robi masih mematung di ujung pintu , dirinya seakan terhipnotis oleh kemolekan dan kecantikan tetangga nya itu. Matanya masih tetap fokus ke dalam walau Anisa sudah masuk ke kamar, dan seketika pula Evi sudah mematung di depan kakaknya itu.

"Kakk...kakakak..." ucap Evi yang terus menyadarkan kakak nya itu.

"Ehh. Yaa..iyaa ...Dek...maaf..kamu sampai jam berapa?" Tanya Robi.

"Tadi jam 10 gitu, terus Adek ketemu Pak RT, trus ke rumah Teh Anisa. Adek seneng kak dari tadi keringetan sama Teh Anisa.." ucap Evi girang.

"Iyaa Mas Robi, jago banget deh Evi ini mas.." jawab Anisa yang berada di sebelah Evi yang masih memakai lingerie tadi.

Evi seketika tersenyum dan memeluk Anisa singkat. Robi nampak bingung dengan perkataan adiknya itu.

"Maksudnya gimana Dek?" Tanya Robi keheranan.

"Itu loh kak, kan Adek suka masak, nah Adek ajarin Teh Anisa, jadi deh kita keringetan. Teh Anisa aja sampe ganti baju hihihi..awas loh matanya.." ucap Evi mengancam.

Robi lalu tersadar. Dia kemudian mengajak adiknya itu untuk menuju kamarnya.

"Ohh gitu..ya sudah yuk ke kontrakan kakak saja. Teh Anisa makasih ya udah temenin Evi" ucap Robi.

"Iya Mas Robi, sama-sama" jawab Anisa dengan senyuman genit nya.

Ceklek...

Kedua pintu tetangga itu tertutup. Robi masuk ke dalam kontrakan nya ditemani sang adik tercinta. Ada perubahan kecil di bagian payudara adiknya walau dia baru beberapa minggu disini.

"Sudah makan belum Dek?" Tanya Robi.

"Sudah kak, tadi sama teh Anisa. Kakak sudah makan belum, kalau belum Adek siapin makanan" jawab Evi.

"Belum kalau sore Dek. Ya sudah terserah Adek saja, kakak mau mandi ya.." ucap Robi.

"Iya kak"

Selama Robi mandi, Evi memasak sederhana dan membereskan barang-barang bawaan nya. Disini dia akan tinggal selama liburan sekolah. Dia harus meninggalkan pacarnya yang juga masih sekolah itu. Tak ada jatah sementara membuat Evi harus bisa menahan rasa horny semenjak melihat dua adegan sex yang berbeda.

Setelah Robi selesai mandi, kini giliran Evi. Di kamar mandi dia seperti biasa mandi pada umum nya namun selalu di selingi permainan jari yang mulai lihai di area selangkangan nya. Mata Evi terpejam saat jari nya menggosok area klitoris nya yang sudah mencuat. Tangan kirinya meremas payudara nya yang mulai tumbuh sekal.

"Aaahh..." desah kecil Evi saat klitoris nya mulai terasa enak.

"Hhmmppzz....ahhh...ahhh..."

Desahan Evi sangat memburu, mata nya terbuka lalu melihat sebuah sikat gigi yang dia bawa dari rumah. Sikat gigi itu dia lumuri dengan ludah, dia hisap seperti memainkan penis pacarnya. Setelah puas dia memasukan sikat gigi itu ke dalam lubang anus nya.

"Aaahhh... oohh sayang... enakkk..." desah Evi lagi sambil membayangkan pacarnya itu.

Sikat gigi itu sudah masuk setengahnya. Jarinya begitu lihai memegang sikat gigi itu yang keluar masuk lubang anus nya. Evi memang masih perawan, dia selalu menjaga amanat dari orang tua dan kakaknya untuk selalu menjaga kesucian nya. Namun semenjak berpacaran, dia selalu diberi rangsangan oleh pacarnya itu. Dibalik kerudung yang selalu melekat di kepalanya, terdapat sebuah nafsu besar yang selalu dia pendam.

Tubuhnya selalu dinikmati oleh pacarnya walau pacarnya itu selalu ingin bersetubuh. Tapi Evi menolak, dia dengan terpaksa menawarkan lubang lain nya karena ingin menjaga keperawanan nya. Dia selalu mendapat cerita dari teman-teman nya kalau ngesex itu enak, tapi jika tak mau ada cara lain yaitu melalui lubang lain nya. Evi awalnya menolak namun setelah dia mencoba bersama teman wanita nya, akhirnya dia luluh dan menjadi ingin ditusuk oleh batang penis pacarnya.

"Aahhh .... aku keluar sayang... maafkan aku... hahh..hahhh...aku berlibur dulu.." ucap Evi sambil membayangkan pacarnya.

Sikat gigi itu dia keluarkan lalu mengulumnya, cairan yang keluar dari vagina nya juga dia jilat. Tubuhnya merasa enteng setelah menahan hawa nafsu semenjak menonton adegan sex dan lesbian di rumah Pak RT.

"Dekk..." ucap Robi yang mendengar kesunyian di kamar mandi.

"Yaa..ehh..ya Kak?" Tanya Evi setengah panik.

"Kamu gapapa kan Dek? Ko hening? Kamu sakit atau kecapean? Sudah beres mandi nya?" Tanya Robi.

"Engg...enggak kak.. ini sudah beres ko kak.." ucap Evi.

"Ya sudah jangan malam-malam, nanti kedinginan. Ayo makan bareng kakak lapar." Ucap Robi.

"Iya kak" ucap Evi.

"Huffttt... hampir saja... apa kak Robi mendengar desahanku gak ya?" Tanya Evi dalam hatinya.

Evi kemudian memakai pakaian tidur setelan dan kerudung bergo, pemberian Anisa tadi. Mereka berdua kemudian makan malam bersama. Robi sangat senang kali ini karena adik nya sudah datang dan bisa menemani nya untuk beberapa minggu ke depan. Robi terus memperhatikan adik satu-satunya itu. Matanya menatap kearah payudara adiknya yang sudah mulai tumbuh. Dia juga melirik paras cantik adiknya itu, dia tidak menyangka jika adik yang dia cintai itu sudah tumbuh besar.

"Kenapa liatin adek kak?" Tanya Evi yang langsung membuyarkan khayalan Robi.

"Gak Dek.." jawab Robi.

"Makan dulu habisin..jangan sampai tersisa .." ucap Evi.

Robi sangat rindu akan cerewet nya dari adiknya itu. Evi memang selalu menerapkan kedisiplinan yang diajarkan orang tua nya. Evi juga tak pernah bosan memberi tahu kepada kakaknya untuk menjadi pria yang baik dan bertanggung jawab.

"Sini Adek simpen piring nya" ucap Evi dengan setengah menunduk.

Robi nampak melongo ketika Evi menunduk itu. Gumpalan payudaranya begitu jelas terlihat dibalik setelan baju tidur yang Evi kenakan. Evi lalu berjalan membelakangi kakak nya itu, bongkahan pantatnya semakin seksi saja.

Saat Evi selesai mengambil piring, dia kembali menuju ruang tamu untuk sekedar mengobrol dengan kakak nya itu.

"Tadi ada yang gangguin kamu gak Dek pas jalan kesini?" Tanya Robi.

"Engga kak, malahan tadi diajak kerumah Pak RT. Ya sekedar mengobrol soalnya kan kunci kosan dibawa kakak. Terus adek sama Teh Anisa deh.." jawab Evi.

"Baguslah. Oh yaa..kakak pagi-pagi kerja pulang sore. Nah besok malam kakak ada acara di tempat kerja, kamu ditinggal dulu sebentar gapapa kan Dek? Kakak pulang minggu." Tanya Robi kepada Adiknya itu.

"Ohh..ya gapapa kak. Paling nanti Adek minta temenin teh Anisa saja deh. Biar ga sendirian." Imbuh nya.

"Oke deh. Besok kakak kerja setengah hari, sorenya persiapan buat berangkat. Ya sudah istirahat ya dek. Kamu tidur di dalam saja kakak diluar. " Ucap Robi.

"Iya kak, tapi kan kasur nya cuma satu kak, nanti kakak ga enak tidurnya" ucap Evi.

"Gapapa, kamu lebih penting. Ya sudah sana kamu pasti capek " ucap Robi.

"Iya kak. Oh ya kak, Adek boleh minta sesuatu ga?" Tanya Evi bergetar.

"Boleh dong, mau tanya apa?" Tanya Robi berbalik.

"Emm...adek pengen peluk kakak, hehe" pinta Evi.

"Hmmm...dasar..kirain minta apa, sini-sini.." ucap Robi sambil mengarahkan kedua lengan nya.

Mereka pun berpelukan, Evi merasa nyaman. Dia nampak menahan birahi yang sedari tadi dia tahan. Pelukan hangat dari kakak nya itu membuatnya menjadi sangat nyaman.

"Hehe..maaf ya kak, Adek kangen sama kakak. Udah lama ga ketemu" ucap Evi di sela-sela pelukan bersama Robu.

"Yaa gapapa dong Dek, kakak juga kangen ko. Ya sudah tidur ya sudah malam. Mmuuacchh.." ucap Robi sambil mencium kening Evi.

Evi nampak terkejut dengan sikap kakaknya itu. Sebelum nya dia tidak pernah mendapat kecupan seperti ini. Evi menjadi malu, mukanya memerah.

"Kenapa Dek?" Tanya Robi.

"Ga.***papa kak hehhe..ya sudah adek tidur dulu ya..mmuuacchh.." ucap Evi sambil berjinjit mencium pipi Robi.

Robi hanya tersenyum melihat itu. Robi tak menaruh perasaan lebih, dia hanya ingin menunjukan kasih sayang kakak kepada adiknya itu.

Lampu kamar sudah dimatikan oleh Robi, begitupun lampu depan yang akan dipakai olehnya untuk tidur, sebagai gantinya, lampu kamar dinyalakan membuat suasana menjadi aestetik.

Malam sudah menunjukan pukul 2 dinihari. Suasana di dalam kontrakan Robi yang semestinya sepi mendadak terdengar suara yang tentu kalian sudah mengetahui nya. Yaa suara desahan. Robi yang selalu mendengar suara itu tiap malam nampak santai saja karena itu pasti suara dari tetangga nya Anisa.

Dia memang penasaran dengan tubuh indah dari tetangga muda berjilbab itu, Robi selalu mendapat sebuah keindahan baik keindahan wajahnya, bongkahan pantatnya maupun payudaranya yang tadi sore sangat menggoda birahi nya. Suara itu semakin nyaring dan indah, suara itu berbeda seperti sebelumnya. Robi mengucek mata nya dan dia mendengar sangat jelas kalau suara itu bukan dari luar, melainkan dari dalam kontrakan nya.

"Apa itu suara Evi? Ah tidak mungkin, dia kan adek ku yang baik. Tapi masa suaranya di dalam rumah ini sih" ucap Robi dalam hati.

Robi berusaha memejamkan matanya lagi, tetapi usaha itu gagal, ia sangat penasaran dengan suara itu. Robi kemudian bangun dan berjalan menuju kamarnya. Dia melihat ke arah kamar dan dugaan nya benar-benar membuat dia terkejut. Suara itu memang berasal dari adiknya, Evi. Robi menelan ludahnya sendiri saat melihat Evi sedang bermasturbasi.

Tubuh adiknya itu masih berpakaian lengkap, namun celana tidurnya dia turunkan kebawah beserta CD nya, sementara piyama nya dia buka dan bra nya dinaikan menampilkan gundukan payudara yang sebelumnya dia lihat diluar piyama nya. Dibawah lampu kamar yang sedikit redup itu, Robi mampu melihat payudara sekal dan padat adiknya itu. Vagina nya begitu mulus dengan berbulu sedang.

Tangan Evi nampak lihat memainkan vagina nya sendiri, tangan kirinya nampak memainkan payudara kanan dan kiri secara bergantian, puting nya yang kecil nampak dipermainkan oleh Evi.

"Ahhh.. enakk... ssttt... eemmmpp..." desah Evi yang membuatnya dimabuk birahi.

Robi masih terdiam di depan kamar itu, tangan nya sudah memegang penis yang mulai membesar itu. Robi sendiri tidak percaya kalau adiknya berbuat seperti itu. Dia juga nampak tidak percaya dengan dirinya sendiri jika penisnya terangsang oleh kemolekan tubuh ranum adiknya itu.

"Teh Anisa...iyaa teh... nanti..ahhh..aku bantuin yaa... biar kak Robi mau...ahhh...iyaa...ini aku juga pengen sama kak Robi..ouuchh" racau Evi.

Robi terkejut dengan ucapan desahan adiknya itu. Dia nampak tak mengerti apa maksud Evi mengucapkan seperti itu. Robi berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Evi barusan.

Tangan Evi semakin lihai memasukan kedalam vagina tembam nya, namun tak dimasukan, justru Evi memasukan jarinya ke dalam lubang anus nya. Robi semakin terkejut dengan apa yang dilihatnya. Satu jari nya keluar masuk ke dalam lubang itu, tak lama kemudian dua sampai tiga jari keluar masuk di lubang itu.

"Sstt...emmm...ahhh..iyaa..iyaa...ini...keluarr...ahhhhh...." teriak Evi yang tak menyadari kalau kakaknya Robi masih berada diluar kamar.

Tubuh Evi bergelinjang menahan nikmat yang dia tahan. Jarinya mulai di lepas dari lubang itu, kemudian dia memainkan menuju vagina nya. Jarinya dia kulum seperti mengulum penis. Matanya masih terpejam dengan tubuh tengkurap. Robi hanya bisa menelan ludah, dia kemudian berbalik menuju ruang depan untuk mencoba tidur kembali.

Usaha Robi untuk tidur gagal, dia masih terus mengingat kejadian tadi , betapa binal nya adik yang sangat dia cintai itu. Dibalik kerudung nya terdapat sebuah nafsu besar yang tak masuk akal untuk seusianya. Dia mencoba untuk tidak terangsang, namun junior nya mencoba selalu berontak.



"Apa yang harus gue lakukan? Siapa yang membuat Adek gue kaya gini ya ?" Ucap Robi dalam hati.



To be continued....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd