Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Rumah Produksi

Episode 4

[HIDE]Harus like dulu baru bisa lihat ini





[/HIDE]

"gimana fer? Udah puas?"

"eh lu muncuk lagi thord, hahaha puas banget lah,, gila gak nyangka mereka sebinal itu ya"

"ya begitulah, kejutan awal gue kasih dua ratu ftv tuh ntar kalo lu nurut ma jalan ceritanya gue kasih kejutan lagi"

"woke gue nurut lah thord, btw disini banyak yang request tuh gimana thord?"

"yaudah lu siap2 aja ntar ngentotin mereka udah masuk list juga kok"

"wah mantep juga nih gue jadi peran ini, oke deh gua nurut ma lu thord"

"siiipp"

Tiga hari setelah kunikmati dua tubuh yang sangat menggoda nafsuku, kini aku mulai menjalankan aktivitasku seperti biasa sebagai pemilik rumah produksi. Banyak pekerjaan yang harus kukejar untuk mendapatkan pemasukan dari tiap film yang tayang di bioskop atau di televisi.

Masih ingat dalam memoriku bagaimana rasanya saat kusetubuhi jessica mila dan dinda kirana. Sampai kutumpahkan spermaku ke seluruh bagian tubuhnya. Bahkan juga ada spermaku yang sampai mereka telan.

Dan siang ini aku sudah berada di dalam kantorku untuk mengamati data grafis film yang masih diminati oleh penonton. Saat kuparkir mobilku di pelataran depan kantor kulihat selda asisten pribadiku berjalan menuju mobilku. Dari dalam kuperhatikan ekspresi mukanya bisa kutebak sepertinya ada informasi penting yang ingin ia sampaikan. Setelah dekat mobilku kubuka kaca.

"siang pak ferry, maaf sebelumnya pak, saya mau memberi tahukan didalam ada dila pak" kata selda

"dila? Dila siapa sel?" kataku

"orang yang jadi karyawan di restonya bu monic pak, kalau pak ferry ingat dila itu yang mengantar kita ke meja dengan pak tio, pak ferry masih ingat?" kata selda

"ooh iya saya ingat, dimana dia sekarang?" kataku setelah kuingat siapa dila ini

"ada di ruang interview pak" kata selda

"hmmm baiklah, saya kesana sekarang, kamu ikut saya juga" kataku

"baik pak ferry" kata selda

Aku dan selda berjalan masuk menuju lantai 2 dimana dila berada diruangan interview. Ruangan yang kami gunakan untuk merekrut keryawan yang akan bekerja di rumah produksiku. Bahkan bisa juga untuk menyambut tamu yang ingin bertemu denganku.

Saat aku masuk ke dalam ruang interview itu ku lihat dila duduk sambil menundukkan kepalanya. Ku lihat dia seakan menahan tangisannya. Ku dekati dila dan duduk disampingnya. Ada apa ini? Kenapa dia datang dengan menangis begini?

"ada apa datang kesini dila? Maaf nama kamu dila kan?" kataku lalu duduk di kursi di sebelah dila

"hiks iya pak ferry,, maaf sebelumnya saya tidak tahu harus kemana lagi" kata dila dengan tetap menunduk

"kenapa dila?" tanyaku

"begini pak ferry, tadi saya ketemu dia didepan mini market, dia sedang menangis disana,, ku tanya kenapanya katanya dia ini baru saja dipecat sama bosnya,, setelah itu saya bawa kesini agar dia tenang" ucap selda

"bener kamu dipecat?" tanyaku

"iya pak, saya tidak tau apa salah saya tiba-tiba bu monic dan mbak intan memecat saya" kata dila

"mungkin kamu melakukan kesalahan yang tidak kamu sadari?" kataku

"maaf pak ferry, saya berani bersumpah saya tidak pernah melakukan kesalahan apapun, saya juga tidak pernah datang terlambat, bahkan ijin tidak masuk saja saya tidak pernah" kata dila

"lalu kenapa mereka memecatmu? Tidak mungkin mereka memecat tanpa ada alasan yang jelas" kataku

"mereka hanya memberikan ini pak, dan amplop ini sebagai pesangon saya" kata dila sambil memberikan dua buah amplop kepadaku.

Aku membaca surat pemberhentian kerja itu dan saat kubaca memang benar tidak ada alasan yang jelas tertara diisi surat itu. Hanya untuk mengurangi jumlah karyawan saja tapi kenapa hanya dila saja yang diberhentikan, tidak masuk akal menurutku.

"saya gak tau pagi pak ferry, saya butuh pekerjaan untuk membiayai dua adik saya sekolah, kalo saya dipecat begini saya gak tau lagi pak harus bagaimana" kata dila

Aku yang mendengar cerita beban hidup dila pun sedikit terenyuh tapi aku sedang tidak membutuhkan karyawan dikantor ini. Kalo aku memperkerjakan dila disini job desk apa yang harus aku berikan padanya.

"maaf dila, sebenarnya saya ingin membantu tapi disini sedang tidak membutuhkan tenaga baru, kalopun ada pasti akan saya suruh kerja kamu mulai hari ini" kataku

"saya paham pak, saya juga tau disini belum membuka lowongan kerja, saya hanya bingung harus seperti apa saya mencari uang" kata dila disela tangisnya

"hmmm selda, coba kamu liat bagian keuangan kita masih bisa buat gaji 1 pegawai atau tidak" kataku

"maaf pak sebelumnya kemarin waktu saya ke bagian keuangan saya lihat pak ke mas rahman masih bisa pak" kata selda

"beruntung kamu dila, rejeki kamu masih ada,, kalo kamu berkenan besok bisa bekerja disini" kataku

"benarkah? Apa benar itu mbak selda?" Kata dila bertanya kepadaku dan selda

"iya mbak, kalau pak ferry bilang begitu berarti mbak dila besok kerja disini ya, tapi kamu jangan bilang kalo kamu bisa masuk disini tanpa interview, soalnya jadi karyawan disini susah, pak ferry pilih-pilih orang yang akan dijadiin karyawannya jadi kamu jangan cerita kesiapapun di kantor ini" kata selda

"ya sudah kamu latih si dila ini apa yang harus dia kerjakan disini, bimbing dia sebaik mungkin,, saya mau cek data digital para sutradara dulu" kataku

"kamu mulai besok sudah bisa bekerja disini, hari ini kamu siapkan berkas kamu untuk database kami dan ikuti arahan selda dan apa yang harus dikerjakan ya dila" lanjutku sambil berdiri hendak keluar dari ruangan interview

"iya mbak selda terimakasih, pak ferry terimakasih sudah diijinkan bekerja disini" kata dila

"terimakasih ke selda saja dia yang membawamu kesini, ya sudah kamu ikut selda hari ini apa yang harus kamu kerjakan dan besok bawa berkas kamu kesini" kataku sekali lagi mengingatkan dila.

"baik pak ferry terimakasih sekali lagi pak" kata dila

Aku berharap semoga dila masih perawan dan aku semakin tidak sabar untuk menikmati tubuh karyawan baruku itu. Tapi aku tidak ada ingin tergesa-gesa untuk melakukannya. Aku menikmati proses selda yang mendidik dila sebagai karyawan baruku.

Ya selama ini selda dan devieta lah yang melatih keryawan wanita disini untuk melayani hasrat seksual ku. Awalnya merekan jelas tidak mau, tapi kontrak sudah terjalin hingga mau tidak mau mereka melakukan persetubuhan denganku.

Hanya sebentar ku kontrol semua aktivitas di kantorku dan melihat semua data dan program yang sedang dijalankan dan memastikan semua masih berada di bawah kendaliku. Setelah kurasa aman, aku pun pergi keluar dari kantor menuju lokasi syuting yang sedang dikerjakan oleh tio.

Sudah lama aku tidak melakukan pengamatan lapangan, hampir dua tahun aku percaya penuh dengan pekerjaan para sutradara andalan ku ini. Dan kali ini sebagai hiburan ku akan ku lihat bagaimana proses pekerjaan tio.

Cukup jauh sebenarnya lokasi syuting mereka. Bayangkan saja rumahku ada di barat kota ini, kantor ada di pusat kota sedangkan lokasi syuting tio ada di selatan kota bahkan sudah masuk ke kota tetangga. Tapi memang lokasi syuting itu selalu menjadi spot terbaik setiap sutradara dan produser.

Tapi itu semua kunikmati demi melihat bakat artis-artis cantik dinegeri ini. Baik artis senior atau pendatang baru pasti akan ada disana beradu bakat akting mereka sampai beradu keindahan tubuh mereka.

Sampai disana kumasuki sebauah kompleks cluster yang memang digunakan sebagai proses syuting film atau sinetron. Kuparkir civicku agak jauh dari lokasi tio karena khawatir suara mobilku masuk dan mengganggu mereka.

"lho pak ferry, tumben pak kesini?" kata seseorang yang sedang duduk di sebuah pos jaga yang bernama ujang rohiman

"haha iya lagi liat si tio kerja itu, kalo gak dikontrol ntar jelek filmnya" kataku

"wah kalo pak tio gak mungkin jelek pak, udah jadi sutradara top dia pak" kata ujang

"tetep harus dikontrol pak, biar gak turun kualitasnya, sekalian pak mau minta tolong" kataku

"oooh gitu, minta tolong apa nih pak?" kata ujang

"pak ujang ke warteg yang ada di perempatan jalan sana tuh pak bungkusin nasi buat semua yang ada disini terus nanti biar penjualnya aja yang kesini sekalian saya bayar disini" kataku

"wah disini banyak orangnya pak" kata ujang

"emang ada berapa orang yang ada disini?" kataku

"bentar pak saya cek dulu" kata ujang

"pokoknya semua yang ada disini, sopir artisnya juga lho, inget semua orang yang ada disini pak ujang,, ini uangnya dan sisanya buat kamu" kataku sambil memberikan dia amplop berisi uang

"iya pak, ini kok banyak pak?" kata ujang

"sudah tidak usah banyak tanya, sana cepat beli makanan" kataku

"b.. b.. baik paaakk" kata ujang

Pak ujang ini adalah salah satu orang kepercayaanku yang kutugaskan untuk mengamankan jalannya proses syuting. Sampai akhirnya tio juga mempercayainya sabagai crewnya. Aku berjalan kaki menuju salah satu rumah yang dijadikan lokasi syuting tio.

Aku melewati satu rumah yang menyita perhatianku. Pintu depannya terbuka lebar dan dapat kulihat sedikit aktivitas didalamnya. Sekelebat kulihat wanita cantik keluar dari sebuah kamar dengan telanjang.

"hmmm cukup berani juga dilokasi orang sebanyak ini" batinku

Cukup tertarik dan ingin rasanya masuk kedalam rumah itu tapi kutahan dan kulanjutkan langkah kakiku menuju lokasi tio yang berada tidak jauh.

Dari belakang para crew syuting ini aku melihat para artis sedang beradu akting. Kulihat tio duduk di kursi sutradara dan ditemani seorang wanita yang juga duduk disampingnya. Rambutnya panjang namun aku hanya bisa melihat dari belakang saja, lekukan tubuhnya juga membuat kontolku sedikit berontak.

"ati-ati ntar dari depan ternyata cowok rambut gondrong fer"

"bangsat lu thord, gangguin imajinasi gua aja"

"hahahha sekarang banyak tau, rambut panjang, tubuh aduhai, pantat semok,, eh gak taunya berbatang,, mau?"

"bajingaaaann rusak gambar di otak gua, asu kau thord"

"makanya santai dong kalo nafsu hahahhaha"

"pergi kau thord bangsat"

"hahhahahahha"

Kunikmati adegan demi adegan dari para artis ini. Sampai akhirnya sang assisten sutradara yang mengetahui keberadaanku pun mendekati tio dan membisikkan sesuatu dan kemudian menoleh kebelakang kearahku.

"cut" teriak tio
"kita break dulu, lanjut nanti dua jam lagi ya gaes" lanjutnya

Aku dengar tio memotong adegan dan istirahat syuting sejenak. Dan benar saja kulihat seseorang yang duduk disamping tio adalah seorang wanita. Ya dia adalah ana riana yang pernah bertemu denganku di resto. Aku melihat tio berjalan menghampiriku yang sedang duduk di sebuah kursi taman di depan rumah. Sedangkan ana riana berjalan masuk ke rumah yang tadi sempat kulihat ada wanita telanjang didalamnya.

"udah lama disini bos?" ucap tio sambil menyalamiku

"barusan aja kok, kenapa berhenti syutingnya? Lanjutkan saja, aku ingin lihat cara mu membuat karya yang elegan itu" kataku

"ada bos besar disini ya harus dijamu dulu dong, lu kan jarang banget kesini, lagian ini hanya scene yang enteng kok, part yang sulit masih lusa kita syuting" kata tio

"hahahahhaha iya ya kerjakan yang bagus, gue percaya sama skillmu, gue kesini sebenernya cuma mau mastiin kata lu aja waktu diresto" kataku

"Hahahhaha jadi lu kesini mau ngambil bonusnya nih?" kata tio

"iyalah, daripada gue penasaran sama omongan lu, asal lu tau ya gue genjot jessica mila sama dinda kirana tuh udah gak konsen, bayangin aja ucapan terimakasih lu aja gitu gimana bonusnya coba" kataku

"hahahhaha bonus dari gue bukan hal yang menarik kok, tapi akan selalu lu inget gimana loyalitas gue ke lu bos" kata tio

"emang apaan bonusnya?" kataku

"gue kasih bonus kecil dulu kali ya, gimana?" kata tio

"emang ada bonus gedenya?" kataku

"ada, masih gue simpen dulu" kata tio

"okelah, apa bonus kecilnya?" kataku

"ikut gua" kata tio

Aku mengikuti tio yang berjalan menuju ke sebuah rumah yang berada di depan rumah yang dia gunakan proses syuting. Aku juga melihat pak ujang sudah membawa 5 kantong kresek besar berisikan nasi bungkus. Ku hampiri pak ujang dan memberikan ia beberapa lembar uang untuk menjaga rumah yang dituju tio

Aku kembali mengikuti tio masuk ke dalam rumah itu. Dan duduk di sebuah sofa besar yang ada di ruang tengah. Aku tidak melihat ada yang aneh dari rumah ini. Aku juga tak tau bonus apa yang diberikan tio kepadaku.

"sebelum gue tampilin bonusnya, gue mau kasih ini ke lu" kata tio sembari memberikan aku naskah dan beberapa foto

"apa ini?" tanyaku

"yang kemarin gua bilang di resto, ini naskah film yang isinya para selebgram dan yutuber itu" kata tio

"hmmm terus ini foto buat apa?" tanyaku

"itu foto selebgram dan yutuber yang kemungkinan akan main di film itu, dibelakangnya itu biodata mereka" kata tio

"hmmmm"

"mumpung lu ada disini gue kasih spesial ke lu mau ngerasain siapa dari foto itu?" kata tio dengan entengnya

"buseet kayak germo lagi nawarin perek lu hahahhahaha" kataku

"kan lu yang pake pereknya hahahha tenang aja lu tinggal pake aja ntar bos" kata tio

"gue liat dulu" kataku

Aku melihat para selebgram dan yutuber yang akan diajak casting main film ini. Banyak dari wanita disini memakai hijab. Jujur aku tidak tertarik dengan mereka. Tapi tio mengatakan padaku jika wanita disitu 80% bisa diajak naik ranjang. Dan gue tinggal pake dengan sedikit rayuan saja. Hmmm cukup menarik.

"berjilbab semua ya" kataku

"walaupun berjilbab mereka 80% bisa kau genjot bos, cuma perlu usaha dikit untuk meyakinkan mereka" kata tio

"hmmm tapi sebenarnya gua gak tertarik dengan yang berjilbab begini"

"coba dulu lah, kalo lu gak ketagihan jangan pake jasa gue lagi buat bikin film, lu gak tau sih dibalik pakaian mereka seperti apa, lagian bukannya devieta asisten lu itu juga berjilbab ya?" kata tio

"tapi dia jarang kupakai hahahha" kataku

"udah lu rasain aja dulu, belum lu rasain udah bilang gak tertarik aja" kata tio

"okelah gue mau coba, dan ini film akan jadi pertaruhan reputasi lu tio. Bisa jadi melejit ato tenggelam" kataku

"gue buktiin ke lu bos tenang aja, jadi mau pake yang mana nanti" kata tio

"gue mau ini si clairine clay" kataku

"cuma satu doang?" kata tio

"iya lah, emang berapa?" kataku

"buat lu tambah tiga lagi dah" kata tio

"hah? Banyak amat" kataku

"udah lah bos, pilih aja" kata tidak

"oke dah, tadi gue udah pilih clay ya, teruuuss hmmm" kataku sembari melihat foto-foto mereka

"ya,, terus siapa lagi?" kata tio

Gue masih melihat foto mereka yang setidaknya bikin gue penasaran. Dan akhirnya gue pilih tiga wanita yang terus tergambar diotakku.

"nih gue pilih ini, ini, sama ini" kataku menyodorkan tiga foto lainnya

"katanya gak suka yang berjilbab tapi yang dipilih jilbaban semua" kata tio

"gimana lagi, mereka yang muncul di otak gue" kataku

"hahahahha kalo gitu besok gue bawa nih calirine clay, dewita rizma amery, bella almira, sama adinda amira" kata tio

"jangan besok, besok gue meeting sama rans" kataku

"oke, mau kapan?" kata tio

"weekend di kantor" kataku

"bukannya libur kantor lu kalo weekend?" kata tio

"kan mau ngentotin mereka jadi gak masalah dong weekend" kataku

"hahahahha baiklah bosque. Weekend jam sepuluh mereka dateng ke kantor lu" kata tio

"jadi itu bonusnya?" kataku

"bukanlah, bentar gue panggil dulu" kata tio

[HIDE]Harus like dulu baru bisa lihat ini





[/HIDE]

Tio mengambil hapenya dan menghubungi seseorang.

"............"

"bawa mereka masuk ya"

".........."

"oke gue tunggu"


Selama setengah jam aku ngobrol dengan tio mengenai film yang akan dia buat dengan menggunakan para selebgram dan yutuber itu. Tio menceritakan benang merah film itu yang membuat aku sedikit tergambar imajinasi tio.

Kemudian datanglah dua wanita berjilbab masuk ke runah dan berdiri diruang tengah didepanku. Aku tidak mengenal mereka tapi satu wanita sepertinya tidak asing buatku.

"gimana tergoda gak lu?" tanya tio

"enggak sama sekali, mereka siapa?" kataku

"wah beneran gak kegoda sama yang jilbaban ya lu bos, nih gue kenalin" kata tio

"ini ayana moon dia keturunan korea, dia banyak muncul di iklan,, dan ini ria ricis, adik dari ustazah oki,, ricis ini yutuber dengan pengikut jutaan" kata tio

"hmmm aku sepertinya pernah lihat dia, tapi aku lupa dimana" kataku menunjuk ricis

"kalian duduk saja, jangan tegang begitu, pak ferry ini pemilik rumah produksi yang sudah memayungi film saya dan banyak masukan dari dia yang membuat karya para sutradara film seperti saya meledak di pasaran,, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya ke kalian berdua ini adalah salah satu yang tercantum di kontrak, jadi kalau kalian tidak melakukannya ya kita anggap kalian tidak profesional dan nama baik kalian akan hancur saat itu juga di dunia digital, dan sekarang lakukan tugas kalian berdua" kata tio

"ya begitulah, saya tidak tau apa yang dikatakan tio ini sebelumnya ke kalian. Di dunia industri perfilman ini semua harus ada imbal baliknya. Kalian mendapatkan prestasi dari akting kalian dan pundi uang yang banyak dan imbalannya mungkin kita bisa have fun sejenak" kataku

"jadi gimana?" lanjutku

"tapi saya tidak pernah melakukan ini om tio" kata ricis

"saya juga" kata ayana

"pak ferry akan mengajarkan kalian bagaimana cara melakukan itu, bukan begitu pak ferry" kata tio dan kubalas dengan anggukan kepala dan senyuman

Aku melihat dua wanita berjilbab ini terdiam mendengar perkataan aku dan tio yang terus membujuk mereka. Sekilas aku melihat ricis mulai menangis. Aku semakin tidak berselera melihat dia menangis. Selain wanita berhijab aku juga tidak ingin memaksa seorang wanita.

Berbeda dengan intan yang dari awal aku sudah berniat ingin membuat keluarga kecil monic menjadi pelacur. Dengan terpaksa aku harus melakukan hal yang aku tidak suka untuk membuat monic dan kedua anak gadisnya menjadi budakku.

Bertolak belakang memang dengan sifatku, namun harus kulakukan untuk membuat monic tetap tunduk kepadaku. Agar dia tau siapa yang menyelamatkan dia dari lembah prostitusi dan mensejahtehkan hidupnya sampai saat ini.

Aku pun berpindah duduk diantara mereka berdua. Dari sini aku bisa melihat dari dekat besar payudara ricis yang ada dibalik bajunya. Kulihat ke ayana ternyata cantik juga dengan hijabnya. Perlahan aku mulai menikmati pemandangan wajah mereka dari dekat.

"kalian mau melakukan apa yang saya minta?" kataku

Lama mereka masih terdiam, aku masih terus mencoba membujuk dan meyakinkan dua wanita ini untuk kunikmati. Sampai akhirnya aku mendengar

"kalo pak ferry mau, silahkan lakukan pak" kata ayana

"wanita pintar, kalo kamu ricis?" kataku

"i.. Iya pak, saya coba melakukan itu" kata ricis

"bagus,, begitu dong,, fer lu sikat sekarang disini gak akan ada yang gangguin kalian" kata tio

"oke, seperti biasanya ya" kataku

"beres, bisa diatur itu,, kalo gitu gue tinggal dulu ya, lu nikmatin aja deh fer ntar pasti demen yang berjilbab gini" kata tio

Setelah tio keluar dari rumah meninggalkan aku dengan ricis dan ayana membuatku kembali bernafsu. ayana memiliki tubuh yang indah dengan ukuran payudara yang cukup besar. Walaupun dengan memakai jilbab yang menutupi bagian dadanya tapi aku bisa melihat bagaimana bentuk payudara ayana didalamnya. Bisa kubayangkan bagaimana indahnya tubuh ayana ini saat dia kutelanjangi nantinya.

Sama dengan ayana, ricis pun juga demikian. ricis mempunyai bentuk payudara yang tak kalah dengan ayana. Dibalik hijabnya itu bisa kulihat tonjolan besar dibagian dada. Tubuh ricis tak kalah indahnya dengan ayana. Walaupun tak lebih tinggi dari ayana, Namun tubuhnya sangat menggiurkan bagiku.

Mereka berdua sama sekali belum pernah merasakan berhubungan badan, tak pernah kubayangkan hari ini harus menjebol keperawanan dua wanita berhijab disampingku ini.

Tanpa basa-basi lagi dengan cepat kuciumi bibir ricis dan ayana secara bergantian. Kali ini aku sangat bersemangat menikmati dua bibir tipis nan lembut yang begitu indah itu. Kupegang dagu ricis dan mengarahkan menghadap aku dan perlahan kudekati bibir ricis.

Aku tau ricis tegang saat kepalaku mulai mendekatinya, matanya terpejam dan mulutnya masih tertutup. Sampai akhirnya bibirku telah melumat bibirnya. Begitupun dengan ayana moon dengan penuh nafsu ku lumat dan menghisapnya bibir kedua artis berhijab cantik ini secara bergantian.

"mmmhhh mmmhh ssslllrp ssslllrp"

Terutama milik ricis, bibir perempuan cantik itu terasa hangat dan begitu lembut di dalam mulutku. Nampak ricis mulai berani memainkan lidahnya didalam mulutku. Sepertinya ricis sudah membiarkan aku menikmati tubuhnya.

ayana hanya tertunduk menyaksikan apa yang aku lakukan terhadap ricis. Kemudian aku menarik tangan kedua wanita berhijab itu masuk ke dalam sebuah kamar dan mengajaknya duduk di tengah ranjang. Sementara ayana dan ricis mengapitnya di kiri dan kanan.

Aku tanpa membuang waktu segera memeluk keduanya. Aku daratkan ciuman lembut ke bibir ayana dan ricis secara bergantian. Keduanya membalas dengan nikmat dan penuh nafsu hingga untuk beberapa lama aku terus saling melumat dan berciuman dengan mereka. ayana melepaskan ciumannya saat aku meremas payudaranya pelan,

"aaaah aauuh pak mmmh" erang ayana saat payudaranya kuremas pelan dari luar bajunya

"kamu keluarkan sperma saya dulu ya sayang, setelah itu giliran kamu ricis" kataku kepada mereka

"terserah pak ferry saja" kata ayana

Ini adalah pengalaman pertama bagi mereka harus memuaskan hasrat seksual pria hanya demi karir mereka yang sebenarnya sudah terbilang sukses dibidang mereka masing-masing. Aku sendiri walaupun tidak berselera dengan wanita berhijab tapi jika ada disebuah ruangan dengan wanita tetap saja aku tetap bernafsu.

Aku segera menghadap ke kiri ke arah ricis. ricis sama sekali tidak menolak ketika aku kembali melumat mulutnya dan memeluknya. Malah wanita itu membalas dengan melingkarkan lengannya ke leher aku. aku mengecup lembut pipinya yang putih, sambil semakin mempererat pelukannya. Bau parfum ricis yang harum dan lembut segera memenuhi rongga hidung aku.

“om ferry… saya belum pernah begini om, saya takut om, jangan ya om" kata ricis kalem.

“tenang saja, aku tidak akan menyakiti kalian, sekarang om mulai ya" kataku

Perlahan aku kembali merapatkan diri sambil sedikit menghisap bibir ricis. Kurasakan ricis juga membalas lumatan bibirku dengan lembut dan balik menghisap bibir tebalkuu. Lidah aku mulai bergerak menelusuri mulut ricis yang sedikit terbuka. ricis hanya menerimanya dengan pasrah, matanya terpejam dan ia biarkan lidah aku menggelitik giginya yang rapi dan putih dengan begitu leluasa.

Bahkan saat aku menghisap lidah dan sedikit melumat dengan mulutnya, ia juga tidak menolak. Begitu panas dan nikmatnya ciuman itu hingga untuk beberapa saat aku seperti melupakan kehadiran ayana yang masih setia menonton sambil berkeringat dingin menahan birahinya.

“Hah, hah,” perlahan ricis melepaskan bibirnya dari lumatan bibirku saat dia merasa sedikit kesulitan untuk bernafas.

Dilihatnya kepala aku yang terkulai manja di atas bulatan dadanya yang masih terbungkus pakaian. Aku tak tahan untuk tidak melakukan apa-apa dalam waktu lama, apalagi bisa kurasakan tubuh ricis yang sintal terasa begitu menggoda di dalam dekapanku.

Maka dengan cepat tanganku menyelip ke balik kaos lengan panjang perempuan cantik itu dan segera menyusup di antara BH dan payudara ricis yang bulat padat. aku mengelus - elus putingnya di balik bh nya secara perlahan. Tubuh mulus ricis sedikit bergetar mendapat rangsangan seperti itu.

“mmmmh, ooom ooohh jangaan oom” rintih ricis dengan tubuh menekuk ke depan.

Ayana yang dari tadi cuma jadi penonton, rupanya mulai tak tahan. Pelan ia tarik tangan kiri aku yang menganggur dan dijulurkannya sepanjang mungkin sehingga bisa menjangkau pangkal kemaluannya. Dari sini aku tau kalau seorang ayana mempunyai nafsu yang besar.

Dari luar celana kain yang ia pakai, ia meminta aku agar mengusap-usapnya. Sambil terus meraba payudara ricis, aku pun dengan senang hati melakukannya. Kedua tangan aku dengan cekatan langsung berkreasi dengan tugasnya, satu menggesek pelan celah selangkangan ayana, satunya lagi tetap asyik meremas dan memenceti payudara ricis yang bulat besar.

“Auh, paaak ferry aku udah gak tahan setubuhu aku paak” lenguh ayana saat aku dengan susah payah membuka celananya lalu dengan jari-jemarinya yang terampil, mulai memelorotkan celana dalamnya hingga terlepas.

Ia menarik nafas cepat saat benda mungil berwarna hijau lumut itu tergeletak di lantai dekat kaki aku. Sekarang dia sudah setengah telanjang dengan bagian bawah yang sudah terbuka, begitu juga dengan ricis yang sudah kusingkap keatas kaos lengan panjangnya hingga menampakkan gundukan payudaranya yang masih terbalut bh putih.

Nampak bh itu hampir tidak bisa memuat payudara ricis yang bulat besar. Dengan cekatan jari - jari aku membuka kaitan bh yang dikenakan ricis. Membebaskan payudara ricis hingga benda itu bisa menyembul dan bernafas lega.

“Wow, besar sekali, toket lu cis,, badanmu kecil tapi toketmu besar mmmh kenyel lagi padet” kagum aku

“sudah ya ooom, jangan diterusin lagi,, aku gak mau oom" sahut ricis,

Aku tidak mendengarkan permintaannya, aku menyingkap jilbabnya ke belakang agar aku bisa semakin leluasa memandangi tonjolan payudara nya. Dengan air liur yang hampir menetes, aku segera mendekatkan mulutnya ke puting kanan ricis dan mulai menjilatinya pelan.

“Ahh, mmmhh ooomm jangaaan oooouuuhh sssshh udaaah ooom” desah ricis

Sementara itu, dengan bibir menjejahi gundukan payudara ricis, jari tangan kiri aku masih lincah menusuk - nusuk kewanitaan ayana yang sudah mulai basah berlendir. Dengan ujung jari tengahku, kuusap klitoris perempuan cantik itu dan menggosoknya pelan ke atas dan ke bawah hingga membuat ayana semakin menggelinjang nikmat.

“Aaaaah paaaakk enaaak mmmmhh aaaaahh masukin jarinya pak ooooh ooohh ssshh” desahnya.

Sambil terus menggesek klitoris ayana yang sudah tegak berdiri, aku sedikit membungkukkan badan sehingga mulutku bisa mengulum puting ricis yang sebelah lagi. Aku sengaja menghisapnya lambat-lambat sambil menjilati ujungnya dengan lidah. Bisa dirasakannya badan ricis yang mulai kaku, seluruh ototnya menegang, sementara rintihan dan lenguhannya semakin terdengar kencang walaupun ia sudah menutup mulutnya dengan tangannya.

“Jangan keras - keras, sayang.. Nanti didengar orang. Kamu mau kalo crew tio yang lain minta jatah juga ya” kataku sedikit berbisik

ricis menjawabnya dengan cepat menggelengkan kepalanya, “I-iya, maaf ooomm mmmhh udaaah yaaa ooomm aku takuut ooom mmmhh jangan dijilat lagi om mmmmmh mmmhh geliii ooom ssshh aaaaah" racau ricis

Aku tersenyum mendengar ocehan ricis, aku memandangi ayana yang masih menikmati tusukan dua jariku di memeknya. Aki mengarahkan kepalanya agar bersandar di payudara ricis yang tampak mengkilat, basah oleh air liurku. Dia memandangiku sebentar dengan sayu, bibirnya sedikit terbuka.

"emut putingnya sayang" bisikku pada ayana.

Ayana tersenyum dan langsung melumat kedua puting ricis secara bergantian. Sementara aku melepaskan semua pakaian mereka berdua yang masih menempel termasuk jilbab mereka berdua. Setelah mereka telanjang dihadapanku aku pun tak berhenti mengagumi tubuh polos mereka yang nampak indah.

Ternyata di balik pakaian mereka berdua yang selalu tertutup itu terdapat tubuh yang sangat menggiurkan bagiku. mendekatkan kepala dan mencium bibir perempuan cantik itu. Ricis yang selama ini selalu berusaha menutupi lekuk tubuhnya kini mempertontonkan payudaranya yang lebih besar dari milik ayana, tapi terlihat sangat serasi dengan tubuh bugilnya yang mungil. Putingnya yang berwarna coklat gelap itu tampak mencuat di puncaknya yang mulus. Lingkaran gelap aerola-nya yang sebesar koin makin menambah indahnya payudara bulat itu.

Sementara ayana, kini aku bisa melihat tubuh rampingnya yang begitu putih dan mulus. Puting yang berwarna pink dengan aerola yang kecil semakin menambah gairahku. Tak henti - hentinya aku mengagumi tubuh kedua wanita cantik itu.

“Wow…” aku berseru dalam hati saat aku memposisikan ricis dan ayana membuka pahanya selebar mungkin.

Di hadapanku kini terpampang dua orang wanita cantik dan mulus dengan paha yang menganga lebar memperlihatkan vagina masing-masing yang selalu terawat rapi. ricis dengan belahan kemaluannya yang begitu kecil, juga klitoris yang berwarna pink, sedikit menyembul seakan mengundang aku untuk segera menikmatinya. Sedangkan milik ayana, tampak sedikit tebal bibir memeknya. Warnanya begitu terang, coklat sangat muda.

Tanpa basa-basi aku segera mencium seluruh selangkangan ayana. Bau wangi yang khas dari liang vaginanya segera menyambut lubang hidungku. Perlahan kujulurkan lidah dan mulai menjilatinya naik turun. Pantat ayana sedikit gemetar menahan gejolak kenikmatan akibat perbuatan itu.

“Ooh… ohh… shh… paaak enaaak oooouuh sssshh” desahan ayana seakan sorakan penyemangat di telinga aku.

Sekarang paha ayana ikut bergetar karena rangsangan nafsu yang aku berikan. Gairahnya semakin tinggi karena rangsanganku apalagi saat lidah aku mulai menyapu lorong vaginanya yang membuat pahanya terbuka semakin lebar dan pantatnya sedikit terangkat, membuat vaginanya yang menganga lebar semakin terjangkau oleh lidahku.

“Ooh… yah, begitu… pak ferry! Ooh… iyah! Enaaaak aaaah ssssshh mmmmhh jilat terus paaak oooh” desah ayana serak, terdengar semakin keras.

“Aah… ahh!” erangan ricis menimpali saat tiba-tiba jariku masuk ke memeknya.

Sambil mengoral vagina ayana, aku juga menusukkan tanganku untuk mengocok-ngocok kemaluan ricis yang memiliki lubang kecil menurutku. Jadilah kedua wanita yang di luar kelihatan alim itu, merintih bersahut-sahutan oleh rangsangan yang kubuat

“Ahh… s-sudah paaakk aaaahh, aku. Aku nggak tahan.” kata ayana dengan tubuh mulai bergetar pelan.

aku yang sudah hafal dengan reaksi wanita sepert itu, segera menggerakkan lidahku semakin cepat. Aku tusukkan lidahku dalam-dalam ke liang vagina ayana yang masih terasa sempit. Aku cucup klitorisnya yang sudah sangat keras hingga tubuh ayana menggelinjang liar. Tangannya mencengkeram kepalaku seakan memintanya agar menghisap memeknya lebih kuat lagi. Dan akhirnya…

“Aah… ahh… saya sampai, pak aku… ssh… ahh aaaah mmmhhhh mmmmhh!!” teriak ayana

Kurasakan paha mulus ayana mengatup erat, menjepit kepala aku yang masih berada disana. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi, sementara otot vaginanya menjadi sedikit kaku. Dari dalam liang kemaluannya, menyembur cairan bening yang banyak sekali, menyiram lidah dan mulut aku hingga jadi terasa lengket.

“Aaah… paaakk ooooohhh enaaak bangeeet sssshh!” desah ayana sudah mencapai puncak kenikmatannya.

Untuk beberapa saat tubuhnya kaku tak bergerak. Pahanya masih menjepit kuat kepala aku sehingga terperangkap di celah selangkangannya. saat otot-otot vaginanya mulai mengendur, barulah ia melepaskannya.

“Hah, hah, hh,” aku segera menarik nafas.

"kamu binal banget ya kalo klimaks ayana, saya gak percaya kalo kamu masih perawan" kataku

"aaah saaya masih virgin paak aaaah tapi saya sering masturbasi" kata ayana

Dengan tubuh ayana yang sudah mencapai puncak, aku segera mengalihkan perhatian pada ricis yang masih menunggu giliran untuk dipuaskan.

“Sekarang giliran kamu sayang, siap?” kata aku dengan mulut masih belepotan lendir kenikmatan ayana.

“terserah om saja, Lakukan saja sepuas om ferry.” sambut ricis dengan pasrah menerima keadaannya

Aku segera menusukkan lidah ke lubang vagina perempuan cantik itu. Tanganku yang tadi mengusap-usap klitoris ricis, aki sisipkan ke bawah. aku segera memijit dan meremas-remasnya penuh nafsu sambil mulut dan lidahnya terus bergerak liar.

“Ohh… ooomm udaaah aaaaah aaaah, aku… ooh… shh!” desah ricis penuh birahi.

Pantatnya yang bulat sudah mulai bergoyang menikmati permainan lidah aku di liang vaginanya. Semakin lama, semakin kuat goyangan pantat itu. Dengan susah payah aku harus mengikuti pantat ricis agar lidahku tidak terlepas dari selangkangan ricis.

“Ohh… ooom, aku nggak tahan… aah!!” Paha ricis sudah mengangkang maksimal.

Dia mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, bahkan sampai berjinjit dengan ujung jari saat aku mencucup klitorisnya kuat - kuat. Punggungnya sudah tidak menyentuh sofa, dengan dinding vagina bergerak berkedut-kedut naik turun tak terkendali.

“Ohhh… oooomm aku pipis oooohh awas ooom aaaaaahhh!” dengan jeritan terakhir, ricis menyemburkan cairan kenikmatannya. Tubuh montoknya sedikit bergetar saat cairan itu meleleh keluar dari liang vaginanya.

“Hamp!” aku segera menampung dan menyapunya dengan lidah.

Cukup banyak cairan yang keluar, tapi semuanya ku telan, sampai akhirnya ricis berhenti mengejang dan mulai menurunkan pantatnya. Namun nafas perempuan itu masih sedikit memburu.

“Ooh… aaaahhh aaaaahh udaaah ya ooom aaaahhh hhhaaahh mmmmhh" desah ricis

"gimana rasanya sayang? Enak?" tanyaku

"iya om tapi jangan diterusin lagi ya,, aku mohon ooom hiks hiks" kata ricis

Aku beringsut lalu berbaring telentang diantara kedua wanita cantik ini, ayana di sebelah kanan, sedangkan ricis di sebelah kiri. Mereka berdua kuminta memelukku dan tanpa henti menghujani wajahku dengan ciuman. Beberapa saat aku menikmati permainan ciuman mereka berdua. aku sendiri hanya telentang pasrah sambil menikmati rasanya jadi raja, dilayani oleh dua wanita yang begitu cantik dan seksi.

"kalian lepas celana saya" pintaku

tangan ayana yang memulai lebih dulu menggerayangi perut aku. Dengan sekali sentakan lembut, celana yang membelit tubuh bagian bawahku kini telah terbuka, melorot ke bawah. kontol aku yang sudah sedari tadi mengacung tegak, langsung menyembul berdiri dengan gagahnya.

Perhatian ayana dan ricis segera tersedot kesana. Tangan keduanya kutuntun untuk menggerayangi dan mengusap-usap kontol itu. Dan seperti yang sudah kuduga ricis hanya diam memegang batang kontolku sedangkan ayana mulai mengocok dan meremas kepala kontolku.

Namun ayana dengan inisiatifnya ia lekas beringsut dan berjongkok di dekat kaki aku. Bibirnya yang tebal sensual mulai menciumi batang kontol aku. Ku biarkan ayana melakukan apa yang dia mau dan aku kembali menciumi bibir ricis.

Saat aku asyik berciuman dengan ricis, ayana segera memasukkan kepala kontolku ke dalam mulutnya yang hangat dan mulai mengulumnya mesra. Lidahnya yang basah dengan pintar menggelitik batang kejantanan aku yang terasa semakin menegang di dalam mulutnya.

Ricis yang melirik ke bawah memperhatikan apa yang dilakukan oleh ayana, dari raut mukanya, terlihat kalau dia terkejut apa yang sedang dilakukan ayana dengan kontolku. Dan beberapa saat kemudian, kuposisikan ricis bersama dengan ayana. Ku pinta ricis untuk ikut mengulum kontolku. Kini bergantian mereka mencium dan mengulum kontol panjang aku.

"masukin mulut kamu sayang" kataku sambil mengarahkan kontolku ke mulutnya.

Dengan ragu ricis membuka mulutnya perlahan dan mendekati kontolku. Detik berikutnya kontolku sudah bersemayam di dalam mulutnya yang kecil dan hangat. Perlahan ricis mulai menggerakkan kepalanya hingga kontolku keluar masuk di mulutnya

"oooooh enak banget mulutmu ricis aaaah aaaauuhh jangan kena gigi ssssshhh ooooh" erangku

Ayana terlihat tidak mau kalah, kepalanya bergerak kebawah lalu kurasakan ada benda basah, hangat, dan lembut bergerak di zakarku dan lubang pantatku. Liar sekali wanita ini jika sudah bernafsu. Ia berani menjilat lubang pantatku yang belum pernah kurasakan.

“Ahhh,, aaaah aaah kalian liar sekalii mmmh mmmh” aku melenguh keenakan diperlakukan seperti itu.

Dengan mata tertutup aku mengelus lembut kepala kedua wanita yang cantik itu, yang kiri untuk ayana dan yang kanan jatah ricis.

“Ooooh gilaaa mulut kalian nikmat oooh” tubuh aku seakan terangkat ke kayangan, rasanya sungguh sangat nikmat.

Cara ricis mengoral sungguh halus walaupun sering terkena giginya, mungkin karena kontolku yang terlalu besar di dalam mulutnya. Tidak seperti ayana yang agak sedikit binal. ricis menggerakkan bibirnya dengan sangat lembut, kadang kontol aku disedotnya pelan, diselingi jilatan lidah di sekitar leher kontol. aku sangat suka dengan apa yang dilakukan oleh perempuan cantik itu.

“Ooh… terus, isep yah, nikmat sekali… ooh!” membuatku jadi mulai mengerang penuh kenikmatan.

ayana yang melihat tubuh aku mulai gemetar, cepat menghentikan aksi ricis.

“Stop dulu, ricis. Nanti pak ferry bisa keluar duluan.” peringatnya.

“Hah,” ricis segera menarik mulutnya.

Dengan terengah - engah ia memperhatikan aku yang wajahnya merah padam karena menahan ejakulasi. aku yang merasa gairahnya diputus di tengah jalan, perlahan membuka mataku dan melirik ke bawah. Kutarik tubuh mulus kedua wanita itu dan kupeluk dengan mesra.

Masing - masing ku berikan beberapa kecupan hangat di bibir. Dengan manja ayana dan ricis menyandarkan kepala ke dadaku, membiarkan payudara mereka yang besar menghimpit ketat ke lengan aku. Ricis sepertinya sudah merelakan tubuhnya untuk ku setubuhi.

“Sekarang kita lihat ya pak, kuat nggak sih pak ferry melayani kita berdua,, kan pak ferry udah sering berhubungan badan dengan banyak perempuan,, harusnya pak ferry kuat banget,, kalo pek ferry menang aku akan dengan suka hati melayani nafsu pak ferry" kata ayana sambil tangannya menggerayangi selangkangan aku.

"siapa takut, kita buktikan sekarang kalau begitu" kataku menerima tantangan ayana

"Beraninya kamu menantangku untuk menikmati tubuhmu, kamu akan kubuat menjadi budakku setelah ini" batinku.

Kontolku yang masih tegak mengacung dibelainya pelan. Jari-jarinya yang lentik dan mungil mempermainkan kontolku dengan begitu lembut. Dengan telaten dipijit - pijitnya kepala kontol aku, lalu dengan halus dibelitnya batang kejantanan aku dengan jari telunjuknya.

Kontolku langsung bereaksi, perlahan senjata panjang kebanggaanku itu mendongak dan mengangguk - angguk seakan meminta untuk dipuaskan. Ayana yang melihatnya tersenyum gembira. Lekas dia berbaring dan membimbing aku agar menaiki tubuh sintalnya.

ayana mengangguk memberi ijin. Maka, sambil membungkuk, aku pun mengarahkan kepala kontolnya yang masih tampak mengkilat ke lubang kenikmatan ayana yang terlihat sangat mengundang nafsuku.

“Aku genjot memek kamu sekarang” kataku.

Perlahan ia menusukkan batang kelelakiannya menembus gua vagina ayana. Kulihat raut mukanya seperti menahan sakit. Namun aku tidak peduli, dia sudah berani menantangku untuk menyetubuhinya.

“Ahh… pelan paaak ssssshhh besar banget penisnya uuuuhh mmmmhh sakiiiit” desah ayana

Tubuh ayana sedikit bergetar menyambut kontolku yang sedikit demi sedikit mulai memasuki tubuhnya. Perlahan seluruh batang kontolku terbenam ke dalam liang vaginanya. Selanjutnya dengan perlahan aku mulai memompa pantatnya maju mundur secara berirama. Sempat kulihat dari memeknya terdapat darah perawannya yang keluar perlahan.

Rupanya ayana juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya memutar tak beraturan. Gerakannya semakin lama semakin cepat dan kuat. Tangannya memegangi pinggulku sehingga aku semakin leluasa menyodokkan batang kontolku.

“Aaah aaah memekmu sempit banget oooh ooh” celotehku.

"mmmmh ituuh penis paaakh ferry yaaaaanghh besaar aaaah aaah" erang ayana

Aku merasakan vagina ayana mengetat kencang seakan mencekik batang kontolnya, lalu disusul oleh semburan cairan hangat yang banyak sekali. Rupanya perempuan cantik itu sudah mencapai orgasmenya. Bukannya berhenti, aku malah semakin dalam menghujamkan batang kontolku di dalam memeknya hingga semakin banyak cairan memek ayana yang meleleh keluar.

“Hah, hah, hah,”

"sudah kalah? Saya belum klimaks lho" kataku

Dengan tubuh lemas namun puas, ayana terdiam bagai patung. Hanya nafasnya yang terdengar tersengal-sengal. Senyum manis tersungging di bibirnya yang tipis.

“Ah, pak ferry memang hebat, saya puas pak” pujinya tulus.

"jadi gimana? Siap jadi pelacur saya?" kataku

"asal pak ferry puas dengan memek saya akan kulakukan pak" kata ayana

Perlahan aku mencabut kontolnya. Kini aku berganti ke ricis yang sudah menunggu giliran, lekas mempersiapkan diri.

“Sekarang giliranmu sayang, siap?” kataku sambil merangkak kearah ricis yang dibalas dengan anggukan kepalanya.

Kuposisikan ricis merangkak didepanku. Aku membelai sebentar pantat bulat ricis sebelum aku arahkan kontolku yang masih terisi penuh ke lubang kenikmatannya itu dari arah belakang. Inilah posisi favoritku, doggie style. Plus memek perawan. Dengan lembut aku menusukkan kepala kontolku sambil menekan perlahan sampai seluruh batang kontolku amblas ditelan liang surga ricis

"aaaaaauuuuhh mmmmhh sakiiit paaaak ooooohh lepas dulu oooouuh mmmmmhh" racau ricis

Aku sangat menikmatinya karena memek ricis jauh lebih sempit dari memek ayana. Sempat kulihat dari cermin raut wajah ricis yang memejamkan matanya erat dan menggigit bibirnya. Dengan sangat perlahan aku mulai memompa pantatnya maju mundur dengan teratur. Ricis sepertinya juga mulai menikmati gesekan kontolku didalam memeknya. Terbukti dari kepalanya yang terangguk-angguk sambil mulutnya mendesis mengeluarkan berbagai macam rintihan,

“Ahh… terus oooomm Tusuk yang dalam! Ahh… yah, begitu! Terus! Oughh…” racau ricis yang mulai menikmati.

aku semakin kuat menggoyangkan pantatku. Tanganku dengan terampil terulur ke depan untuk meremas-remas payudara ricis yang menggantung indah. Ia memilin dan memelintir-lintir putingnya yang mungil begitu gemas, membuat benda bulat kemerahan itu jadi makin menegak dan mengacung ke depan.

"aaaaauuh oooom enaaak oooomm terus ooomm mmmmhh ssssshh aaaahh" racau ricis

Sementara pantatnya semakin ia rapatkan, membuat batang kontolku jadi menusuk semakin dalam. Tubuh mulus ricis menjadi kaku tak bergerak, rupanya seranganku yang beruntun membuatnya menyerah begitu cepat. Terlebih ini pertama kalinya bagi ricis berhubungan badan

“Aah… oooomm aku gak kuat aaaaahh oooommm aaaahhh aaaahh aah aku keluar! arghh…” jeritnya dengan tubuh terkapar KO di atas sofa.

Dari dalam liang kemaluannya, merembes cairan kenikmatan yang sangat banyak, membasahi pahanya yang putih. Dinding vaginanya terasa berdenyut-denyut, memeras batang kontol aku yang masih tertancap erat di dalam sana.

“Ooh… ooh…” aku yang juga sudah tak tahan,

Aku pun ikut menyusul tak lama kemudian. Badanku bergetar hebat, sementara tanganku semakin kuat meremas bulatan payudara ricis saat spermaki menyembur keluar, bercampur dengan cairan hangat dari vagina ricis

“Sssshhhh… aaahh, hah,”

Seluruh tubuhku masih merinding ketika ricis setengah memaksa memajukan selangkangannya sehingga kontolku tercabut dari jepitan liang vaginanya. Kini kita bertiga berbaring kelelahan diatas sofa. aku menciumi keduanya secara bergantian, hangat dan mesra.

“kalian harus kusetubuhi lagi, nanti kalo ada waktu lagi akan ku ajari kalian menservis pasangan, minimal suami kalian puas dengan pelayananmu diranjang" kataku

Mereka masih saling berbincang dan sesekali saling berciuman. aku sungguh beruntung bisa mendapatkan dua bidadari jilbab ini yang menjadi idola para kaum adam saat ini. Sampai akhirnya sekali lagi kusetubuhi mereka berdua sekali lagi hingga aku mengeluarkan spermaku didalam tubuh mereka. dan mulai hari ini ricis dan ayana akan menjadi koleksiku.

Setelah itu kami bertiga mengenakan kembali pakaian kami dan bersama berjalan keluar dari rumah itu. Kulihat tio sedang duduk di teras rumah

"gimana? Puas? Atau mau lagi?" kata tio saat melihatku keluar dari dalam rumah

"bonus yang utama aja belum masa udah puas aja" kataku

"hahahahhaha tapi gimana mereka berdua? Enak kan?" kata tio

"gila lu yo, masih segelan lu kasih ke gua" kataku

"udah lu buka segelnya?" tanya tio

"ya udah lah, ternyata jilbaban gitu bodi mereka perfect yo gila" kataku

"halah makanya jangan sok gak doyan sama jilbaban, sekarang jadi ketagihan kan" kata tio yang terus meledekku

"hahahahahha gua bangga ama lu yo, sekarang mana bonus utamanya" kataku

"ikut gua bos" kata tio

"repot banget sih mau ngasih bonus doang" kataku

Apalagi yang akan dilakukan tio ini. Aku kembali mengikuti tio yang berjalan menuju ke sebuah rumah. Sampai akhirnya dia masuk ke dalam sebuah rumah yang aku tandai tadi. Yap, sebuah rumah yang sempat kulihat ada wanita telanjang di dalamnya.

Setelah aku masuk ada banyak artis wanita didalamnya termasuk ana riana, ricis, dan ayana. Tempat ini bukan seperti tempat syuting, tapi seperti tempat prostitusi, rumah akuarium yang memajang tubuh mulus wanita didalamnya.

Apa yang kau mau berikan sebenarnya?


BERSAMBUNG
 
Kalau jilboobs montok seksi coba magician terkenal.yang sekarang jilboobs.. Rizuki jilboobs..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd