Halo suhu-suhu semua. Ane akan mencoba menulis cerita bersambung ini, mudah-mudahan bisa dinikmati.
Dislaimer
1. Cerita merupakan fiktif/karangan
2. Kesamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan
3. Tidak ada maksud SARA maupun maksud merendahkan profesi tertentu
Basri, itulah nama ane, saat ini ane berusia 31 tahun dan memiliki seorang istri bernama Salma yang berusia 29 tahun. Kami merupakan pasangan suami istri biasa, dari kalangan menengah yang sedang mencoba membangun kehidupan. Usia pernikahan kami sudah berjalan 6 bulan dan belum ada tanda kehamilan dari Salma.
Sejujurnya, Salma bukanlah tipe wanita idaman ane. Tipe idaman ane tentu adalah wanita dengan paras cantik dan imut, berkulit putih dan badan langsing. Sebelum bertemu Salma, Ane sudah mencoba beberapa kali menjalin hubungan dengan berbagai wanita yang menurut ane adalah tipe idaman ane namun semuanya gagal. Pernah 3 kali berpacaran, semuanya berakhir karena ane diselingkuhi. Setelah itu ane mencoba dekat beberapa kali dengan orang baru ternyata semua sudah ada pasangan nya. Entah itu sudah punya pacar atau bahkan sudah mau dilamar. Dari 3 mantan ane dan beberapa wanita yang ane coba dekati pada akhirnya pun saat ini sudah bersuami semua.
Nama Salma tak pernah terlintas sebelumnya dalam benak ane. Pertama karena memang Salma jauh dari tipe idaman ane tadi. Parasnya tidak membuat ane tertarik, kulitnya juga sawo matang kecoklatan, dan badannya bongsor serta gemuk. Menurut ane secara fisik auranya malah laki banget. Jadi ya ane gak tertarik sama sekali. Kedua, ane juga tidak begitu dekat dengan Salma. Memang kami pernah sekantor bareng, namun hanya 4 bulan saat Salma magang di kantor ane bekerja.
Kurang lebih seperti inilah ilustrasi paras Salma.
Ane terpikir sosok Salma saat ane benar2 sudah bingung untuk mencoba mendekati siapa lagi. Saat itu teringat sosok Salma yang memiliki sifat lembut dan penyayang. Setidaknya meski secara fisik ane kurang sreg tapi secara sifat bisa dibilang istriable lah. Lalu ane pun mencari file foto dan video kegiatan kantor saat Salma magang.
Sebenernya kalo lebih diperhatikan, bodynya Salma ini lumayan yahud. Meskipun Salma berhijab, otak mesum ane pun mulai aktif mencari bagian tubuh Salma yang menarik. Beberapa kali Salma menggunakan jas atau blazer dengan daleman kaos. Ane bisa melihat toketnya menyembul dan kelihatan cukup besar. Bokongnya pun boleh dibilang cukup besar, dibalik celana jeans yang sering dia kenakan.
Sejak saat ini ane jadi berpikir dan bertanya-tanya gimana kalo ternyata sebenernya jodoh ane adalah Salma.
Ane pun mencari info lebih detail melalui HR kantor ane yang bernama Putri. Putri ini juga merupakan teman kuliah Salma. Ane ngobrol dan curhat ke Putri soal ketertarikan ane terhadap Salma ini. Ternyata ane baru mengetahui kalau Salma tidak pernah berpacaran sama sekali. Bahkan sepengetahuan Putri, selama mengenal Salma dari kuliah, belum ada pria yang mendekati Salma. Putri juga tidak pernah mendengarkan Salma curhat ketika naksir dengan seorang pria. Mengetahui ketertarikanku dengan Salma, Putri sangat mendukung dan bahkan sangat antusias. Menurutnya kami berdua bisa saling melengkapi sebagai pasangan suami istri.
Karena Putri orang nya sangat blak-blakan ketika ngomong, dia nyeletuk kalimat yang bikin ane jadi makin semangat mendekati Salma.
Putri : “Eh kak, kalo lu jadi sama Salma lu beruntung tau, toketnya dia tuh gede banget loh.”
Basri : “Busettt, kenapa tiba2 jadi ngomong ke situ deh Put.”
Putri : “Hahaha, ya biasanya cowo mah sukanya ke situ kaaan”
“Asli deh, lu gak akan nyangka kalo toket nya gede banget, sehari2 gak keliatan kan”
Basri : “Emangnya, lu tau dari mana dah put?”
Putri : “Ye kan penasaran juga pasti lu kak. Ya gw kan pernah sekontrakan sama Salma, ya jadi ada lah beberapa kali saling liat pas ganti baju”
“Gw tuh mah insecure banget tau kak liat toket nya Salma tuh ideal banget, beruntung banget deh yang bisa jadi suami nya Salma.”
Basri : “Jadi menurut lu, gw deketin aja nih ya”
Putri : “Iya lah kak, kalo gak dicoba kan gak akan tau. Oh iya, tapi dia kayaknya gamau pacaran, kalo bisa sih kak, ya lu udah bilang kalo emanh niat lu itu mau serius nikahin dia.”
Ane dan Salma sama2 tinggal di Kota Tangsel, hal tersebut juga membuat proses perkenalan kami akan lebih mudah. Sebulan setelah itu ane langsung menemui Salma dan kedua orangtuanya dan menyatakan keseriusan ane untuk mengenal Salma lebih dekat untuk bertujuan menuju pernikahan. Hal tersebut disambut baik keluarga Salma. kurang lebih selama 4 bulan baik kami berdua maupun keluarga kami masing2 saling mengenal sifat masing2. Pertemuan kadang diadakan di rumah ane, kadang di rumah Salma, kadang juga makan bersama dengan keluarga bahkan sempat sekali pergi tamasya bersama ke Lembang. Saat itu kami sama2 bekerja di perusahaan startup. Karena kami sama2 dari keluarga sederhana, kami pun sepakat baik akad maupun resepsi diadakan hanya mengundang saudara dekat ditambah dengan beberapa temen kantor yang juga mengenal dekat kami. Acara akan dilaksanakan di masjid dekat rumah Salma. Selama proses tersebut suasana hati ane bener2 adem dan syahdu, semakin memantapkan hati ane untuk menikah dengan Salma
Bersama Salma ane perlahan melupakan standar tipe idaman ane yang harus cantik, imut serta kulit putih mulus. Lagipula ane juga gak good looking, sebetulnya ya juga sama seperti Salma. Kulit ane juga gak putih, tampang ane juga gak ganteng kayak para selebgram. Ane juga belum punya banyak aset. Bahkan nanti kami akan tinggal di rumah kontrakan dulu untuk beberapa tahun. Ane juga belum punya mobil. Jadi ane patutnya bersyukur ada Salma yang mau menerima ane yang juga banyak kurangnya dan ane akan berusaha mencintainya dan menyukai fisiknya apa adanya.
Akhirnya tiba hari pernikahan kami yang berlangsung dengan suasana yang sangat syahdu. Kami sudah sah menjadi sepasang suami istri. Sampai akhirnya malam pun tiba. Kami memang merencanakan malam pertama kami dengan cukup unik dan berkesan. Jika kebanyakan pasangan melakukan malam pertama di kamar hotel, kami justru akan melakukan nya di kamar milik Salma, yang ada di rumah orangtuanya. Kamar yang menyimpan banyak kenangan Salma sejak masa kecil. Sebaliknya yang kami berikan tiket menginap di hotel adalah kedua orangtua Salma beserta adik laki2 nya. sehingga kami bisa menikmati malam pertama berdua saja di rumah.
Kami pun mengobrol selepas shalat Isya berjamaah.
Basri : “Akhirnya ya Sal kita sudah sah, boleh meluk dan belai dong ya sekarang.” kata ane sambil memeluknya.
Salma : “Iya Mas Bas, boleh hehe.” Jawabnya tersipu.
Basri : “Ke kamar kamu yuk, boleh ya.”
Salma : “Ayuk mas.”
Salma : “Kamu ini laki2 pertama selain ayah dan adikku loh mas yang masuk ke kamar aku.”
Basri : “Wah, spesial dong ya aku.”
Salma : “Iya mas kamu orang yang berarti banget buat aku.”
Basri : “Kamu jg Sal, oh iya aku izin panggil sayang ya?.”
Salma : “Pake izin segala mas, jadi malu aku.”
Basri : “Boleh gaaa?? kan aku nanya hehe”
Salma : “Iya boleh mas sayang hehe”
Basri : “Makasih ya sayang” lalu kukecup dahinya.
Salma : “mas, aku tuh udah naksir mas sejak aku magang loh.”
Basri : “Hah, seriusan? kamu udah suka sejak saat itu?”
Salma : “Iya mas sayang” jawabnya mengangguk kecil sampil merapatkan kepalanya di dada ane.
Basri : “kenapa sayang gak bilang waktu itu atau pas kita lagi pendekatan kemarin.”
Salma : “Gapapa biar moment aku nyampein nya pas aja sayang.”
Basri : “Iya bener, kamu pandai simpen perasaan ya. Dan aku menghargai kamu sudah ungkapkan di momen seperti malam ini.”
Salma : “Dulu aku suka banget liat matanya sayang, neduhin banget liat kamu. Dan karena ada sayang di kantor aku jadi semangat buat magang.”
Basri : “Oh yaaaa? aku membantu banget sayang kah saat itu?”
Salma : “Sangat mas, sangat bantu aku mas sayang.”
Basri : “Sekarang kita udah bareng ya sayang”
Salma : “Iya mas sayang, aku bersyukur banget waktu kamu dateng ke rumah pertama kali rasanya seperti mimpiku akan jadi kenyataan dan hari ini mimpi itu terwujud.”
Basri : “Makasih sayang udah mendoakan aku ya.”
Kemudian kami melakukan ciuman pertama kami. Lagi2 rasa syahdu yang selalu ane rasakan bersama Salma. Rasanya benar2 menghapus duka dari berbagai kegagalan hubungan ane yang lalu. Intim dan mesra sekali ciuman kami malam itu. Kemudian ane minta izin untuk menyetubuhi Salma.
Basri : “Sayang, yuk kita itu yuk.”
Salma : “Itu, yang itu mas?”. tanyanya dengan senyum menggoda.
Basri : iya, aku bantu buka yaaa.”
Salma hanya mengangguk sambil tersenyum. Saat ane buka hijab nya, tergerai rambut lurusnya yg hitam. Lalu saat ane buka bajunya, terlihat terpampang nyata payudaranya yang begitu besar. Sungguh di luar dugaan ane. Kemudian ane membantu membuka BH nya dan… Waw, payudara indah nan besar itu seakan memberikan surprise kepada ane.
Ilustrasi
Basri : “Aku yang pertama kali buka juga kan ya?”
Salma hanya tersenyum dan menyodorkan payudaranya ke arah muka ane. Ane pun bersiap untuk menjilat gunung kembar tersebut.
Dislaimer
1. Cerita merupakan fiktif/karangan
2. Kesamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan
3. Tidak ada maksud SARA maupun maksud merendahkan profesi tertentu
Basri, itulah nama ane, saat ini ane berusia 31 tahun dan memiliki seorang istri bernama Salma yang berusia 29 tahun. Kami merupakan pasangan suami istri biasa, dari kalangan menengah yang sedang mencoba membangun kehidupan. Usia pernikahan kami sudah berjalan 6 bulan dan belum ada tanda kehamilan dari Salma.
Sejujurnya, Salma bukanlah tipe wanita idaman ane. Tipe idaman ane tentu adalah wanita dengan paras cantik dan imut, berkulit putih dan badan langsing. Sebelum bertemu Salma, Ane sudah mencoba beberapa kali menjalin hubungan dengan berbagai wanita yang menurut ane adalah tipe idaman ane namun semuanya gagal. Pernah 3 kali berpacaran, semuanya berakhir karena ane diselingkuhi. Setelah itu ane mencoba dekat beberapa kali dengan orang baru ternyata semua sudah ada pasangan nya. Entah itu sudah punya pacar atau bahkan sudah mau dilamar. Dari 3 mantan ane dan beberapa wanita yang ane coba dekati pada akhirnya pun saat ini sudah bersuami semua.
Nama Salma tak pernah terlintas sebelumnya dalam benak ane. Pertama karena memang Salma jauh dari tipe idaman ane tadi. Parasnya tidak membuat ane tertarik, kulitnya juga sawo matang kecoklatan, dan badannya bongsor serta gemuk. Menurut ane secara fisik auranya malah laki banget. Jadi ya ane gak tertarik sama sekali. Kedua, ane juga tidak begitu dekat dengan Salma. Memang kami pernah sekantor bareng, namun hanya 4 bulan saat Salma magang di kantor ane bekerja.
Kurang lebih seperti inilah ilustrasi paras Salma.
Ane terpikir sosok Salma saat ane benar2 sudah bingung untuk mencoba mendekati siapa lagi. Saat itu teringat sosok Salma yang memiliki sifat lembut dan penyayang. Setidaknya meski secara fisik ane kurang sreg tapi secara sifat bisa dibilang istriable lah. Lalu ane pun mencari file foto dan video kegiatan kantor saat Salma magang.
Sebenernya kalo lebih diperhatikan, bodynya Salma ini lumayan yahud. Meskipun Salma berhijab, otak mesum ane pun mulai aktif mencari bagian tubuh Salma yang menarik. Beberapa kali Salma menggunakan jas atau blazer dengan daleman kaos. Ane bisa melihat toketnya menyembul dan kelihatan cukup besar. Bokongnya pun boleh dibilang cukup besar, dibalik celana jeans yang sering dia kenakan.
Sejak saat ini ane jadi berpikir dan bertanya-tanya gimana kalo ternyata sebenernya jodoh ane adalah Salma.
Ane pun mencari info lebih detail melalui HR kantor ane yang bernama Putri. Putri ini juga merupakan teman kuliah Salma. Ane ngobrol dan curhat ke Putri soal ketertarikan ane terhadap Salma ini. Ternyata ane baru mengetahui kalau Salma tidak pernah berpacaran sama sekali. Bahkan sepengetahuan Putri, selama mengenal Salma dari kuliah, belum ada pria yang mendekati Salma. Putri juga tidak pernah mendengarkan Salma curhat ketika naksir dengan seorang pria. Mengetahui ketertarikanku dengan Salma, Putri sangat mendukung dan bahkan sangat antusias. Menurutnya kami berdua bisa saling melengkapi sebagai pasangan suami istri.
Karena Putri orang nya sangat blak-blakan ketika ngomong, dia nyeletuk kalimat yang bikin ane jadi makin semangat mendekati Salma.
Putri : “Eh kak, kalo lu jadi sama Salma lu beruntung tau, toketnya dia tuh gede banget loh.”
Basri : “Busettt, kenapa tiba2 jadi ngomong ke situ deh Put.”
Putri : “Hahaha, ya biasanya cowo mah sukanya ke situ kaaan”
“Asli deh, lu gak akan nyangka kalo toket nya gede banget, sehari2 gak keliatan kan”
Basri : “Emangnya, lu tau dari mana dah put?”
Putri : “Ye kan penasaran juga pasti lu kak. Ya gw kan pernah sekontrakan sama Salma, ya jadi ada lah beberapa kali saling liat pas ganti baju”
“Gw tuh mah insecure banget tau kak liat toket nya Salma tuh ideal banget, beruntung banget deh yang bisa jadi suami nya Salma.”
Basri : “Jadi menurut lu, gw deketin aja nih ya”
Putri : “Iya lah kak, kalo gak dicoba kan gak akan tau. Oh iya, tapi dia kayaknya gamau pacaran, kalo bisa sih kak, ya lu udah bilang kalo emanh niat lu itu mau serius nikahin dia.”
Ane dan Salma sama2 tinggal di Kota Tangsel, hal tersebut juga membuat proses perkenalan kami akan lebih mudah. Sebulan setelah itu ane langsung menemui Salma dan kedua orangtuanya dan menyatakan keseriusan ane untuk mengenal Salma lebih dekat untuk bertujuan menuju pernikahan. Hal tersebut disambut baik keluarga Salma. kurang lebih selama 4 bulan baik kami berdua maupun keluarga kami masing2 saling mengenal sifat masing2. Pertemuan kadang diadakan di rumah ane, kadang di rumah Salma, kadang juga makan bersama dengan keluarga bahkan sempat sekali pergi tamasya bersama ke Lembang. Saat itu kami sama2 bekerja di perusahaan startup. Karena kami sama2 dari keluarga sederhana, kami pun sepakat baik akad maupun resepsi diadakan hanya mengundang saudara dekat ditambah dengan beberapa temen kantor yang juga mengenal dekat kami. Acara akan dilaksanakan di masjid dekat rumah Salma. Selama proses tersebut suasana hati ane bener2 adem dan syahdu, semakin memantapkan hati ane untuk menikah dengan Salma
Bersama Salma ane perlahan melupakan standar tipe idaman ane yang harus cantik, imut serta kulit putih mulus. Lagipula ane juga gak good looking, sebetulnya ya juga sama seperti Salma. Kulit ane juga gak putih, tampang ane juga gak ganteng kayak para selebgram. Ane juga belum punya banyak aset. Bahkan nanti kami akan tinggal di rumah kontrakan dulu untuk beberapa tahun. Ane juga belum punya mobil. Jadi ane patutnya bersyukur ada Salma yang mau menerima ane yang juga banyak kurangnya dan ane akan berusaha mencintainya dan menyukai fisiknya apa adanya.
Akhirnya tiba hari pernikahan kami yang berlangsung dengan suasana yang sangat syahdu. Kami sudah sah menjadi sepasang suami istri. Sampai akhirnya malam pun tiba. Kami memang merencanakan malam pertama kami dengan cukup unik dan berkesan. Jika kebanyakan pasangan melakukan malam pertama di kamar hotel, kami justru akan melakukan nya di kamar milik Salma, yang ada di rumah orangtuanya. Kamar yang menyimpan banyak kenangan Salma sejak masa kecil. Sebaliknya yang kami berikan tiket menginap di hotel adalah kedua orangtua Salma beserta adik laki2 nya. sehingga kami bisa menikmati malam pertama berdua saja di rumah.
Kami pun mengobrol selepas shalat Isya berjamaah.
Basri : “Akhirnya ya Sal kita sudah sah, boleh meluk dan belai dong ya sekarang.” kata ane sambil memeluknya.
Salma : “Iya Mas Bas, boleh hehe.” Jawabnya tersipu.
Basri : “Ke kamar kamu yuk, boleh ya.”
Salma : “Ayuk mas.”
Salma : “Kamu ini laki2 pertama selain ayah dan adikku loh mas yang masuk ke kamar aku.”
Basri : “Wah, spesial dong ya aku.”
Salma : “Iya mas kamu orang yang berarti banget buat aku.”
Basri : “Kamu jg Sal, oh iya aku izin panggil sayang ya?.”
Salma : “Pake izin segala mas, jadi malu aku.”
Basri : “Boleh gaaa?? kan aku nanya hehe”
Salma : “Iya boleh mas sayang hehe”
Basri : “Makasih ya sayang” lalu kukecup dahinya.
Salma : “mas, aku tuh udah naksir mas sejak aku magang loh.”
Basri : “Hah, seriusan? kamu udah suka sejak saat itu?”
Salma : “Iya mas sayang” jawabnya mengangguk kecil sampil merapatkan kepalanya di dada ane.
Basri : “kenapa sayang gak bilang waktu itu atau pas kita lagi pendekatan kemarin.”
Salma : “Gapapa biar moment aku nyampein nya pas aja sayang.”
Basri : “Iya bener, kamu pandai simpen perasaan ya. Dan aku menghargai kamu sudah ungkapkan di momen seperti malam ini.”
Salma : “Dulu aku suka banget liat matanya sayang, neduhin banget liat kamu. Dan karena ada sayang di kantor aku jadi semangat buat magang.”
Basri : “Oh yaaaa? aku membantu banget sayang kah saat itu?”
Salma : “Sangat mas, sangat bantu aku mas sayang.”
Basri : “Sekarang kita udah bareng ya sayang”
Salma : “Iya mas sayang, aku bersyukur banget waktu kamu dateng ke rumah pertama kali rasanya seperti mimpiku akan jadi kenyataan dan hari ini mimpi itu terwujud.”
Basri : “Makasih sayang udah mendoakan aku ya.”
Kemudian kami melakukan ciuman pertama kami. Lagi2 rasa syahdu yang selalu ane rasakan bersama Salma. Rasanya benar2 menghapus duka dari berbagai kegagalan hubungan ane yang lalu. Intim dan mesra sekali ciuman kami malam itu. Kemudian ane minta izin untuk menyetubuhi Salma.
Basri : “Sayang, yuk kita itu yuk.”
Salma : “Itu, yang itu mas?”. tanyanya dengan senyum menggoda.
Basri : iya, aku bantu buka yaaa.”
Salma hanya mengangguk sambil tersenyum. Saat ane buka hijab nya, tergerai rambut lurusnya yg hitam. Lalu saat ane buka bajunya, terlihat terpampang nyata payudaranya yang begitu besar. Sungguh di luar dugaan ane. Kemudian ane membantu membuka BH nya dan… Waw, payudara indah nan besar itu seakan memberikan surprise kepada ane.
Ilustrasi
Basri : “Aku yang pertama kali buka juga kan ya?”
Salma hanya tersenyum dan menyodorkan payudaranya ke arah muka ane. Ane pun bersiap untuk menjilat gunung kembar tersebut.
